ANALISIS KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS SERTIFIKASI DI BIDANG PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG) Oleh: Dio Baskoro Dwi Hutomo, Dyah Hariani
Departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman: http//www.fisip.undip.ac.id Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini disusun untuk menganalisis dan mendeskripsikan kinerja pegawai dalam studi kasus sertifikasi guru di Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang menggunakan indikator penilaian kinerja pegawai, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan.Informan yang diambil oleh peneliti adalah kepala bidang, kepala seksi bidang, dan pegawai di Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan indikator kinerja pegawai dari John Miner. Indikator kuantitas belum baik terkendala oleh kurangnya jumlah SDM dan kewajiban lain di luar kantor. Penggunaan waktu belum baik, pegawai belum dapat menggunakan waktu kerjanya dengan efektif. Peneliti juga menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai dari Sedarmayanti. Kemampuan pegawai belum optimal, pengetahuan dan keterampilan kerja pegawai masih kurang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, kinerja pegawai di Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang dalam mendorong terwujudnya pendidikan yang berkualitas dan berbudaya di Kota Semarang sudah optimal di dukung oleh program yang kegiatan-kegiatannya telah terjadwal, adanya diklat dan bintek untuk meningkatkan kualitas pegawai,
Kata kunci : Kinerja, Kuantitas, Kualitas, Ketepatan Waktu, Kerjasama Antar Pegawai
1.
PENDAHULUAN
calon guru yang memenuhi standar
1.1. Latar Belakang Masalah
untuk melakukan pekerjaan profesi
Pasca disahkannya UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, profesi guru dan dosen kembali menjadi bahan pertimbangan oleh banyak pihak khususnya bagi mereka yang
berkecimpung
dalam
dunia
pendidikan. Mengapa tidak kehadiran
guru
hak- hak dan kewajiban bagi guru dan dosen. Diantara hak yang paling ditunggu selama ini adalah adanya upaya perbaikan kesejahteraan bagi guru dan dosen, salah satu upaya yang sementara dilaksanakan saat ini dalam rangka implementasi UUGD adalah pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan
sebagaimana
telah
diatur
dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 18 Tahun 2007. Sertifikasi
guru
merupakan
proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi
sesuai
profesi
yang
dipilihnya. Representasi pemenuhan standar
kompetensi
ditetapkan
dalam
adalah
sertifikat
yang
sertifikasi
telah guru
jenis
dan
jenjang
pendidikan tertentu. Dengan kata lain sertifikasi
guru
pemenuhan
merupakan
kebutuhan
meningkatkan professional
untuk
kompetensi (dalam
E.
Mulyasa,
2007:8). Tunjangan profesi dimaksudkan
undang- undang tersebut manambah wacana baru akan dimantapkannya
pada
untuk peningkatan mutu guru sebagai penghargaan
atas
profesionalitas
untuk mewujudkan amanat UndangUndang Guru dan Dosen antara lain mengangkat
martabat
guru,
meningkatkan
kompetisi
guru,
memajukan
profesi
guru,
meningkatkan dan
mutu
pembelajaran,
meningkatkan
pelayanan
pendidikan yang bermutu. Bidang
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang yang mempunyai tugas merencanakan, membina,
mengkoordinasikan, mengawasi
mengendalikan
serta
dan
mengevaluasi
dibidang Tenaga Pendidik, bidang Tenaga
Kependidikan,
bidang
Pembinaan dan Peningkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
kompetensi
Berdasarkan Tugas Dan Fungsi
pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti
Dinas Pendidikan Kota Semarang Bab
pengakuan atas kompetensi guru atau
III Pasal 24 nomor 6 yang berbunyi:
“Pelaksanaan
terhadap
pelayanan sertifikasi terhadap tenaga
tenaga pendidik dan Kepala Sekolah”,
pendidik di Kota Semarang. Terlihat
Bidang
Tenaga
sertifikasi tenaga pendidik paling
Kependidikan Dinas Pendidikan Kota
banyak pada tahun 2012 sebanyak
Semarang
melaksanakan
1393 tenaga pendidik dari sekolah
pelayanan sertifikasi untuk tenaga
negeri maupun swasta, tetapi dapat
pendidik mulai dari sekolah dasar,
dilihat bahwa dari tahun ke tahun
sekolah menengah pertama, sekolah
proses
menengah
sekolah
meningkat. Terjadi penurunan jumlah
negeri
sertifikasi tenaga pendidik dari tahun
maupun swasta. Hal ini terbukti dari
2012 sebanyak 1393 tenaga pendidik
gambar 1.1 dibawah ini:
ke tahun 2013 sebanyak 475 tenaga
menengah
sertifikasi
Pendidik
dan
sudah
atas,
dan
kejuruan
baik
Gambar 1.1
sertifikasi
tersertifikasi dari tahun ke tahun
faktor
seperti
SMA
banyaknya
tenaga
pendidik yang telah sertifikasi di tahun-tahun
SMP
selalu
pendidik. Ini terjadi karena beberapa
Jumlah tenaga pendidik yang telah
SD
tidak
SMK
pendidik
sebelumnya, yang
tidak
tenaga mengikuti
sertifikasi, dan tenaga pendidik yang 700 600 500 400 300 200 100 0
tidak lolos uji sertifikasi tenaga pendidik serta kurangnya SDM di bagian
sertifikasi.
Bapak
Eko
Haryono S.Ag selaku staff Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber: Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang
yang mengatakan: “Kami
selalu
membuka
pelayan
sertifikasi untuk tenaga pendidik pada
Gambar 1.1 menunjukan jumlah
hari Senin hingga Kamis pukul 12.00
tenaga pendidik (guru) yang telah
WIB hingga pukul 16.00 WIB dan
bersertifikasi dari tahun ke tahun.
hari Jumat Pukul 10.00 WIB hingga
Berdasarkan gambar
12.00 WIB. Pelayanan ini dilakukan
diatas dapat
diketahui bahwa Bidang Pendidik dan
untuk
Tenaga
pendidik yang kurang lengkap dan
Kependidikan
Dinas
merevisi
berkas
Pendidikan Kota Semarang sudah
pemenuhan
melaksanakan
Penurunan jumlah tenaga pendidik
tugasnya
yaitu
administrasi
tenaga
lainnya.
yang tersertifikasi karena adanya
KEPENDIDIKAN
DINAS
tenaga
tidak
PENDIDIKAN
KOTA
mendaftarkan sertifikasi dan tidak
SEMARANG)"
lolos
pendidik
syarat
pendidik.
yang
sertifikasi
tenaga
karena
jumlah
Juga
pegawai di bagian sertifikasi masih kurang,
sehingga
tidak
dapat
melayani sertifikasi dengan tepat waktu” (Wawancara pada tanggal 29 April 2016, pukul 10.00 WIB) Melalui
1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana
kinerja
Bidang Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
di
kepada
Dinas
Pendidikan Kota Semarang? 2. Apa
faktor
pendukung
penghambat
wawancara
pegawai
kinerja
pegawai
Bidang Pendidik Dan Tenaga
Bapak Eko Haryono S.Ag selaku staff
Kependidikan
Bidang
Tenaga
Pendidikan Kota Semarang?
Kependidikan dapat diketahui bahwa
1.3. Kerangka Pemikiran Teoritis
Pendidik
dan
walaupun tenaga sudah banyak tenaga pendidik yang sudah lolos sertifikasi dan adanya tenaga pendidik yang tidak mendaftarkan sertifikasi dan tidak lolos syarat sertifikasi tenaga pendidik, tetapi terjadi permasalahan dalam pelayanan sertifikasi
yaitu
kurangnya pemerataan pegawai dalam tugas
sertifikasi
guru
sehingga
pelayanan sertifikasi masih terganggu atau tidak tepat waktu. Melihat
dan
mencermati
beberapa permasalahan diatas, maka minat dan perhatian peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:
"ANALISIS
PEGAWAI
(STUDI
KINERJA KASUS
SERTIFIKASI GURU DI BIDANG PENDIDIK
DAN
TENAGA
dan
di
Dinas
Manajemen kinerja adalah suatu proses
yang
dirancang
meningkatkan
kinerja
untuk
organisasi,
kelompok,
dan
individu
digerakkan
oleh
para
Manajemen
kinerja
yang
manajer. mencakup
pengkajian ulang terhadap kinerja secara
berkesinambungan
dilakukan
secara
dan
bersama
berdasarkan kesepakatan mengenai sasaran,
keahlian,
kompetensi,
rencana kerja dan pengembangan, serta pengimplementasian rencana peningkatan lebih
dan
lanjut.
pengembangan Secara
khusus
manajemen kinerja ditujukan untuk meningkatkan aspek-aspek kinerja yang meliputi: (1) Sasaran yang dicapai,
(2)
Kompetensi
yang
meliputi pengetahuan, keterampilan,
Robbins (dalam Sinambela,2012 :
sikap dan (3) Efektivitas kerja
5)
(Surya Dharma 11:2005).
individu
Terkait dengan konsep kinerja, Rummler
dan
Brache
(dalam
berpendapat
bahwa
kinerja
didefiniskan
sebagai
individu
dalam
kemampuan
melakukan sesuatu dengan keahlian
Sudarmanto,2009:7)
tertentu. Senada dengan pendapat
mengemukakan ada 3(tiga) level
tersebut,
kinerja yaitu : (1) Kinerja organisasi
mengemukakan
merupakan
hasil
diartikan sebagai evaluasi terhadap
(outcome) pada level atau unit
pekerjaan yang dilakukan individu
analisis organisasi. Kinerja pada
dibandingkan dengan kriteria yang
level organisasi ini terkait dengan
telah ditetapkan bersama. Kedua
tujuan
organisasi,rancangan
konsep di atas menunjukkan bahwa
manajemen
kinerja sesorang sangat perlu ,sebab
pencapaian
organisasi,dan organisasi,
(2)
Kinerja
merupakan
kinerja
pada
Stephen
Robbins
bahwa
kinerja
proses
dengan kinerja ini akan diketahui
proses
seberapa jauh kemampuan sesorang
tahapan dalam menghasilkan produk atau pelayanan. Kinerja pada level
dalam melaksanakan tugasnya. diperlukan
adanya
pembinaan,
proses ini dipengaruhi oleh tujuan
penyadaran, dan kemauan kerja yang
proses,rancangan
tinggi untuk mencapai kinerja yang
manajemen
proses,dan
proses,
(3)
Kinerja
diharapkan. Apabila pegawai penuh
merupakan
kesadaran bekerja optimal maka
pencapaian atau efektivitas pada
tujuan organisasi akan lebih mudah
tingkat
tercapai.
individu/pekerjaan
pegawai
atau
pekerjaan.
Peningkatan
sikap,
pengabdian
,disiplin
Kinerja pada level ini dipengaruhi
perjuangan,
oleh tujuan pekerjaan ,rancangan
kerja, dan kemampuan professional
pekerjaan,dan manajemen pekerjaan
dapat dilakukan melalui serangkaian
serta karakteristik individu
pembinaan dan tindakan nyata agar
Berdasarkan 3 level kinerja yang
upaya peningkatan prestasi kerja dan
telah dikemukakan oleh Rummler
loyalitas pegawai dapat menjadi
dan Brache, ditetapkannya kinerja
kenyataan.
individu/pegawai sebagai tolak ukur dari kinerja.
1.4. Operasionalisasi Konsep
Dalam
oprasionalisasi
konsep
dijelaskan pengertian dan karakteristik dari konsep utama (pokok) yang digunakan
berserta
kemungkinan-
kemungkinan oprasionalisasinya, Syarat kinerja
Tenaga
Kependidikan
Dinas
Pendidikan Kota 3. Cooperation
(kerjasama) antar
pegawai, kerjasama pegawai yaitu membangun hubungan kerja yang
guru yang baik
baik
dalam
menyelesaikan
–
dalam pendidikan dengan baik
hambatan
adalah sebagai berikut:
pekerjaan di Bidang Pendidik dan
A. Kinerja Pegawai
Tenaga
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dinas
Pendidikan
hambatan
dalam
Kependidikan
Dinas
Pendidikan Kota Semarang. 4. Ketepatan
waktu,
berkaitan
Kota Semarang yang akan di lihat
dengan ketepatan waktu yaitu
menggunakan
kuantitas,
ketepatan dalam menyelesaikan
kualitas, cooperation (kerjasama),
pekerjaan sesuai dengan deadline
ketepatan
waktu
kriteria
waktu.
Kriteria-kriteria
yang telah
ditetapkan.
yang akan di gunakan tersebut di
Diukur dengan melihat ketepatan
sesuaikan dengan fokus dan subyek
waktu
penelitian.
pekerjaan serta kesesuaian waktu
1. Quantity ( Kuantitas ), berkaitan dengan Kuantitas Pegawai yaitu jumlah pekerjaan yang berhasil dikerjakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Diukur dengan melihat jumlah pekerjaan dan jumlah waktu yang diberikan kepada pegawai Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas
2. Quality ( Kualitas ), terkait dengan proses atau hasil yang sempurna/ideal dalam memenuhi tujuan
Bidang
Pendidik
dan
penyelesaian
dalam bekerja. B. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kinerja menurut Sedarmayanti (2001 : 65) antara lain: a. Sikap
mental
(motivasi
kerja,
disiplin kerja, etika kerja). Sikap mental
yang
pegawai pengaruh Sikap
Pendidikan Kota Semarang.
dalam
dimiliki
akan
memberikan
terhadap mental
mempengaruhi
seorang
kinerjanya.
yang kinerja
dapat pegawai
adalah motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja yang dimiliki seorang pegawai. b. Kemampuan.
Berkaitan
dengan
pendidikan yang dimiliki seorang
pegawai
mempengaruhi
kinerja
pegawai tersebut.
dikumpulkan
berkemungkinan
menjadi
kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
c. Kedisiplinan. Kedisiplinan yang
Subyek
penelitian
mengambil
kondusif dan nyaman akan dapat
informasi dari Kepala Bidang, Kepala
meningkatkan kinerja pegawai.
Seksi Tenaga Pendidik, dan Pegawai di
d. Komunikasi. Para pegawai dan atasannya
harus
menciptakan
senantiasa
komunikasi
yang
Bidang
Pendidik
Dan
Tenaga
Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang.
harmonis dan baik. Dengan adanya
Pada teknik pengambilan data ini
komunikasi yang baik maka akan
diambil sumber data, yaitu data primer dan
mempermudah dalam menjalankan
data sekunder. Data primer adalah data
tugas perusahaan.
yang diperoleh dari lapangan (praktis),
Dari mengambil
uraian 4
di
faktor
atas,
peneliti
pendukung dan
penghambat dari kinerja pegawai Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang. Beberapa faktor diatas juga menggambarkan bahwa penyempurnaan
di
bidang
personalia
hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju pegawai yang professional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan.
Peneliti termasuk dalam penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dab bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Penelitian diskriptif bertujuan untuk memperoleh gamnbaran secara rinci mengenai keadaan objek atau subjek Selain
itu,
diperoleh
semua
yang
dari
studi
kepustakaan.
Mendapatkan data primer studi lapangan langsung dengan melakukan observasi dan wawancara.
Untuk
mendapatkan
data
sekunder dapat dengan menelaah bukubuku
kepustakaan,
makalah,
karya
refrensi
ilmiah,
seperti
atau
hasil
penelitian yang kaitannya dengan objek yang diteliti. 2.
1.5. Metode Penelitian
amatan.
sedangkan data sekunder adalah data yang
PEMBAHASAN
2.1. Analisis Kinerja Pegawai Bidang Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan Dinas Pendiidkan Kota Semarang a. Kualitas Pegawai Dalam mencapai tujuan organisasi, pegawai
harus
memahami
tupoksi
masing-masing agar pekerjaan menjadi lebih mudah dan akan mempermudah dalam
meningkatkan pencapaian visi
dan misi dari organisasi. Pegawai di
harus melihat prosedur kerja agar lebih
Bidang
memahami
Pendidik
dan
Tenaga
tupoksi
yang
diberikan
Kependidikan di Dinas Kota Semarang
sehingga tidak akan menyalahi aturan
telah memahami tupoksi masing masing
yang telah ditetapkan
dan sudah sesuai dengan prosedur kerja
b. Kuantitas Pegawai
masing-masing yang telah ditetapkan.
Jumlah pekerjaan telah ditentukan
Pernyataan ini sesuai dengan informasi
sesuai dengan jabatan masing-masing
yang
ketika
pegawai. Pekerjaan yang diberikan
melakukan wawancara pada Bapak Hari
jumlahnya tidak sama pada setiap
Waluyo selaku Kepala Bidang Pendidik
pegawai. Pegawai telah melakukan
dan Tenaga Kependidikan Dinas Kota
pekerjaan yang telah diberikan dan
Semarang berkaitan dengan program
dalam
deadline
dan target Bidang Pendidik dan Tenaga
jumlah
pekerjaaan
Kependidikan di Dinas Kota Semarang,
komplit dan diusahakan tidak ada
berikut pengungkapan beliau :
yang tertinggal.
“Semua pekerjaan telah diselesaikan berdasarkan jobdesk masing-masing dan sesuai dengan tata waktu yang dientukan. Pada prinsipnya pegawai di bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) melakukan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.” (Wawancara tanggal 2 Agustus 2016) Berdasarkan hasil wawancara, para
Bapak Eko menambahkan bahwa :
peneliti
dapatkan
informan sudah bekerja sesuai dengan tupoksinya maka dalam penyelesaian tugas.
Pegawai
pekerjaan
telah
dengan
melakukan
tupoksi
yang
yang
ditentukan
tersebut
harus
“Banyaknya pekerjaan yang diberikan sesuai dengan tupoksi masing-masing. Walaupun masih ada beberapa karyawan yang harus lembur untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan deadline yang sudah diberikan. Bukan karena kami lalai atau malas-malasan tetapi karena masih banyak data yang kami butuhkan dari pihak sekolah, tidak selaras dengan data yang seharusnya diminta. Padahal kami juga sudah menginfokannya.” (Wawancara tanggal 4 Agustus 2016) Berdasarkan hasil wawancara, jumlah
pekerjaan
yang
diberikan
diberikan pada masing-masing pegawai.
sudah sesuai dengan tupoksi masing-
Tupoksi yang diberikan berbeda-beda
masing. Pegawai harus menyelesaikan
berdasarkan
pekerjaan yang diberikan tepat waktu
pegawai
jabatan
sehingga
masing-masing pegawai
harus
sesuai dengan jumlah pekerjaan yang
bertanggung jawab dan berkewajiban
telah diberikan walaupun beberapa
dalam melaksanakan tupoksi yang telah
pegawai masih harus lembur karena
diberikan dan dibebankan. Pegawai
tidak selarasnya data yang diharapkan
bertukar pikiran satu dengan yang
pegawai dengan pihak sekolah.
lainnya. Namun dalam berdiskusi
c. Kerjasama Antar Pegawai
seharusnya tidak hanya ketika ada
Hubungan kerja antara pegawai di Bidang
Pendidik
dan
Tenaga
masalah
saja
dilakukan
seharusnya
secara
diskusi
rutin
agar
Kependidikan Dinas Pendidikan Kota
mengetahui pendapat-pendapat dari
Semarang terjalin teamwork antara
berbagai pihak dalam membangun
atasan dengan bawahan. Apabila ada
organisasi yang semakin kedepan.
permasalahan akan didiskusikan untuk dicarikan jalan keluar yang terbaik
d. Ketepatan Waktu Pegawai Ketepatan
waktu
di
Bidang
dalam permasalahan tersebut sehingga
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
adanya pertukaran pendapat antar
Dinas Pendidikan Kota Semarang
pegawai. Keterbukaan pegawai dalam
masih ada yang terlambat dalam
menyampaikan
penyelesaian
pendapat
akan
tugas
dikarenakan
diapresiasi oleh pegawai lain sehingga
pekerjaan yang banyak dan terhambat
apabila terdapat permasalahan akan
oleh data riil guru dari sekolah Negeri
segera ditangani.
maupun Swasta di Kota Semarang
Bapak
Lingga
selaku
staff
yang tidak relevan dan belum bisa
menambahkan bahwa :
digunakan untuk kegiatan bidang.
“Saling terbuka pekerjaan apa yang belum diselesaikan maka dikerjakan bersama. Saya membuat suasana bekerja dengan nyaman karena saya menganggap atasan dan bawahan adalah teman kerja. Apabila ada yang tidak pas maka saya juga memberikan saran kepada atasan.” (Wawancara tanggal 8 Agustus 2016) Berdasarkan wawancara yang telah
Juga Surat Keputusan Menteri yang
dilakukan, apabila ada pekerjaan yang overload dan tidak bisa dikerjakan sendiri maka akan dikerjakan secara bersama-sama.
Atasan
juga
turut
membantu
dan
pegawainya.
Kerjasama yang baik
akan
membangun
mengarahkan
suasana
yang
nyaman bagi pegawainya dan dapat
‘belum turun’ sehingga mundur untuk tunjangan profesi dari sertifikasi guru. Ibu Kepala
Retno Seksi
Puji
Astuti
Tenaga
selaku Pendidik
berpendapat bahwa : “Kami sudah melakukan tugas dalam penyelesaian sertifikasi guru guna proses tunjangan profesi pada bulan April lalu, tetapi hal ini terlambat sampai bulan Mei dikarenakan Surat Keputusan Menteri yang malah turun pada Bulan Mei.” (Wawancara tanggal 9 Agustus 2016) Berdasarkan
hasil
wawancara,
kesesuaian waktu dalam bekerja masih dirasa kurang dikarenakan
masih
banyak pekerjaan yang menumpuk
mempunyai jabatan – jabatan yang
dan harus diselesaikan di kantor
tinggi saja sedangkan diklat adalah
hingga malam hari, bahkan sampai
fasilitas yang wajib diberikan kepada
menginap di kantor Dinas. Pegawai
setiap pegawai.
sering pulang lebih lambat dari jam yang ditentukan karena apabila tidak dikerjakan
maka
menumpuk
akan
semakin
sedangkan
uang
lemburpun tidak diberikan. Sehingga dibutuhkan teamwork yang bagus dalam menyelesaikan tugas dengan
b. Sikap Mental Pegawai Pegawai masih kurang sadar akan pentingnya kesopanan dalam bekerja. Pegawai terkadang lupa akan hierarki yang ada di dalam kantor dikarenakan terlalu akrab satu dengan yang lain. Namun ada pegawai yang tidak suka
tepat waktu.
akan mengganggu pegawai yang lain. 2.2. Faktor-Faktor yang Mendukung dan
Menghambat
Kinerja
Pegawai harus memperhatikan norma –
norma
yang
berlaku
dalam
Pegawai Bidang Pendidik dan
perusahaan. Pegawai harus sopan
Tenaga
dengan pegawai lain terutama dengan
Kependidikan
Dinas
atasan tidak boleh bercanda secara
Pendidikan Kota Semarang a. Kemampuan Pegawai Pegawai
berlebihan. Berpakaian juga harus rapi semakin
karena mencerminkan pribadi yang
yaitu
baik dan peduli terhadap penampilan.
dengan sekolah lagi S1 yang masih
Pegawai juga harus memiliki attitude
tamat SMA karena akan semakin
yang baik sehingga tidak terkena
menunjang jabatannya agar dapat
hukuman disiplin dikarenakan masih
menjabat lebih tinggi tidak hanya
ada
menjadi staff. Seluruh pegawai juga
terlambat, pemalsuan sertifikat bahkan
harus mengikuti diklat yang selalu ada
ada
agar menambah pengetahuan dan
penyalahgunaan wewenang.
menambah
harus kemampuannya
kemampuan
dalam
memberi
kemudahan
menyelesaikan
bekerja
pekerjaan.
dalam Apabila
maka yang mempunyai kemampuan hanya
pegawai
yang
sering
tidak
sampai
masuk,
melakukan
serta
tidak semua pegawai mengikuti diklat
tambahan
yang
yang
c. Komunikasi Pegawai Komunikasi yang terjalin dalam Bidang
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Semarang sudah baik karena dalam
bekerja mereka selalu berkomunikasid
guru dan pelayanan proses sertifikasi
alam
serta
menyampaikan
aspirasinya.
proses
pemeriksaan
berkas
Apabila komunikasinya buruk maka
sertifikasi guru, hanya saja masih
akan menghambat kerja teamwork
terdapat kendala terkait kualitas dan
dalam
pekerjaan.
kuantitas pegawai di Bidang Pendidik
merupakan alat vital
dan Tenaga Pendidik Dinas Pendidikan
organisasi karena dengan komunikasi
Kota Semarang karena pihak sekolah
pegawai satu dengan yang lain dapat
yang tidak memberikan data relevan
bertukar
saling
sesuai yang dibutuhkan Bidang dan
dalam
keterbatasan pegawai dalam proses
menunjukkan arah yang benar yang
pemeriksaan berkas sertifikasi serta
menyelesaikan
Komunikasi
pikiran
memberikan
dapat
dan
arahan
memajukan
cita
–
cita
organisasi.
jumlah guru di Kota Semarang yang amat banyak. Pada fenomena Kuantitas, pegawai
d. Kepemimpinan
menerima
Pemimpin di Bidang Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Dinas
Pendidkan Kota Semarang sudah baik karena pemimpin/atasan mengambil keputusan dengan cara musyawarah sehingga pegawai dapat mengetahui bagaimana keputusannya dan pegawai dapat memberikan saran yang terbaik untuk dapat membantu dalam hal pengambilan keputusan
jumlah
pekerjaan
sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Pegawai
pun
juga
sudah mengerjakan sesuai deadline yang sudah ditentukan. Akan tetapi adanya kendala dari pihak sekolah tentang data riil guru yang dimana berguna
untuk
mengerjakan
tugas
pokok dan fungsi pegawai sehingga beberapa pegawai harus lembur hingga larut malam bahkan sampai menginap di kantor bidang dan tidak ada uang
3.
PENUTUP
lembur. Dalam fenomena kerjasama antar
3.1. Kesimpulan
pegawai, Kerjasama yang terjalin antara
a. Kinerja Pegawai Pada fenomena kualitas, kedisiplinan pegawai
dalam
menjalankan
tugas
pokok dan fungsi masing-masing dalam melakukan proses pendataan data riil
pegawai sudah baik sehingga dapat bertukar pikiran dengan baik. Pegawai juga telah melaksanakan tugas secara teamwork
karena
yang
menjadi
prioritas yaitu selesai tepat waktu
walaupun
harus
membantu
tugas
pegawai lain yang sebenarnya bukan
jumlah guru di Kota Semarang yang amat banyak.
tugasnya. Kerjasama yang sulit adalah
Pada fenomena Kuantitas, pegawai
ketika harus bekerjasama dengan pihak
menerima jumlah pekerjaan sesuai
sekolah dalam pengumpulan data riil
dengan tugas pokok dan fungsinya
guru yang tidak relevan sesuai dengan
masing-masing. Pegawai pun juga
seharusnya.
sudah mengerjakan sesuai deadline
Dalam fenomena ketepatan waktu, ketepatan
waktu
dalam
adanya kendala dari pihak sekolah
dan
tentang data riil guru yang dimana
fungsinya masing-masing masih kurang
berguna untuk mengerjakan tugas
maksimal
pokok dan fungsi pegawai sehingga
menyelesaikan
pegawai
yang sudah ditentukan. Akan tetapi
tugas
dikarenakan
pokok
masih
ada
pekerjaan yang tidak mengenal waktu
beberapa
yaitu yang berhubungan dengan data
hingga larut malam bahkan sampai
dari
menginap di kantor bidang dan tidak
phak
sekolah
dan
proses
pemeriksaan berkas sertifikasi guru.
pegawai
harus
lembur
ada uang lembur. Dalam fenomena kerjasama antar
b. Faktor Pendukung Kinerja Pegawai Pada
fenomena
kedisiplinan
kualitas,
pegawai
dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing
dalam
melakukan
proses pendataan data riil guru dan pelayanan
proses
sertifikasi
serta
proses pemeriksaan berkas sertifikasi guru, hanya saja masih terdapat kendala terkait kualitas dan kuantitas pegawai di Bidang Pendidik dan Tenaga Pendidik Dinas Pendidikan Kota Semarang karena pihak sekolah yang tidak memberikan data relevan sesuai yang dibutuhkan Bidang dan keterbatasan pegawai dalam proses pemeriksaan berkas sertifikasi serta
pegawai, Kerjasama yang terjalin antara pegawai sudah baik sehingga dapat bertukar pikiran dengan baik. Pegawai juga telah melaksanakan tugas secara teamwork karena yang menjadi prioritas yaitu selesai tepat waktu walaupun harus membantu tugas pegawai lain yang sebenarnya bukan tugasnya. Kerjasama yang sulit adalah
ketika
dengan
harus
pihak
bekerjasama
sekolah
dalam
pengumpulan data riil guru yang tidak relevan sesuai dengan seharusnya. Dalam fenomena ketepatan waktu, ketepatan
waktu
menyelesaikan fungsinya
pegawai
tugas
pokok
masing-masing
dalam dan masih
kurang maksimal dikarenakan masih
◦
Meningkatkan kesadaran diri akan
ada pekerjaan yang tidak mengenal
kesopanan antara pegawai satu dengan
waktu yaitu yang berhubungan dengan
yang lain.
data dari phak sekolah dan proses pemeriksaan berkas sertifikasi guru.
◦
Pemimpin lebih memotivasi pegawai dengan
adanya
penghargaan.
Pemimpin juga lebih mengutamakan c. Faktor Penghambat Kinerja Pegawai
musyawarah
Mengenai kesopanan masih ada pegawai yang berbicara kurang sopan terhadap
atasan
dan
saat
kebijakan
dalam atau
memutuskan menyelesaikan
masalah, bukan dengan sepihak. Guna meningkatkan kepemimpinan
memindahkan tugas. Hal ini dapat menyebabkan konfllik dan terjadi ketidakharmonisan dalam kerjasama antar pegawai.
apabila ada pekerjaan yang belum selesai namun pimpinan langsung
Dharma,
turun
tangan
Pimpinan keputusan
untuk
membantu.
terkadang sendiri
mengambil
tanpa
meminta
pendapat dari pegawainya sehingga pegawai
harus
mematuhi
menerima
apabila
sudah
dan sesuai
3.2. Saran Dilakukan mutasi pegawai dari bidang bidang untuk pemerataan SDM dan meringankan
beban
dilaksanakan
pegawai
kerja
yang
agar
tidak
overload. Pegawai
diberi
pelatihan
tentang
manajemen waktu agar meningkatkan ketepatan waktu pegawai.
Surya. 2005. Manajemen Kinerja, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dwiyanto, Agus, 1995: Penilaian Kinerja Organisasi Publik, Yogyakarta, Fisipol Universitas Gajah Mada. E. Mulyasa, 2007, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya. Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen, Yogyakarta: BPFE.
dengan peraturan yang berlaku.
◦
Buku: Afifudin dan Beni Ahmad Saebeni. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Pustaka
Pegawai menjadi kurang mandiri
◦
DAFTAR PUSTAKA
Hutapea, Parulian dan Nurianna Thoha. 2008. Kompetensi Plus, Teori, Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Dinamis. PT. Gramedia. Jakarta. Keban, Yeremist, 1995, lndikator kinerja Pemerintah Daerah : Pendekatan Manajemen dan Kebijakan. Yogjakarta : UGM. Iskandar, (2010), Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial
(Kuantitatif dan Kualitatif), Jakarta, Gaung Persada Pers LAN (Lembaga Administrasi Negara) RI. 1992. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja. Jakarta: Pustaka Harapan Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Utomo,
Sedarmayanti, 2001. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran. Mandar Maju, Bandung Sinambela, M.Pd, Lijan Poltak. 2012. Kinerja Pegawai: Teori, Pengukuran, dan Implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM Teori, Dimensi Pengukuran, dan Implementasi dalam Organisasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Syafie,
Inu
Kencana.
Administrasi
2003.
Negara
Sistem Republik
Indonesia, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Administrasi
Publik
Baru
Indonesia.
Tangkilisan, Hessel. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Teguh,
Ambar
dan
Manajemen Manusia
Rosidah.
2009.
Sumber
Daya
Konsep,
Teori
dan
Pengembangan dalam Konteks
Pasolong, Harbani, 2007, Teori Administrasi Publik, Bandung, Alfabeta.
Poltak, Lijan Sunambela. 2012. Kinerja Pegawai : Teori, Pengukuran, dan Implikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu
2006.
Yogyakarta.
Moleong. Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pasolong Harbani, 2011, Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung, Alfabeta.
Warsito.
Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Dokumen Data riil guru 2015 (Kota Semarang dalam Angka) Website: http://disdik.semarangkota.go.id
(Online),
akses Senin, 7 Maret 2016 http://muhtarahmad.org/2014/12/sertifikasiguru-dalam-jabatan-dan-dampaknya-bagipendidikan/ (Online), akses Senin, 7 Maret
2016 http://sawali.info/2011/12/30/pascasertifikasi-gaya-hidup-guru-berubah.html.
(Online), akses Senin, 7 Maret 2016