Manajemen Risiko Perusahaan Perasuransian
Cirebon Port, doc pribadi
A.Prasetyantoko
Fakultas Ekonomika dan Bisnis - FEB
Content • Global Risk Map 2015. • Recent Development of Global Economic Condition. • The Transmission into Domestic Economy. • Financial Sector Development. • Risk Assesment of Insurance Industry in Indonesia.
Global Risk 2015
Source: Global Risks Perception Survey 2014, World Economic Forum
Source: Global Risks Perception Survey 2014, World Economic Forum
Source: Global Risks Perception Survey 2014, World Economic Forum
Source: Global Risks Perception Survey 2014, World Economic Forum
Source: Global Risks Perception Survey 2014, World Economic Forum
Global Economic Updates
Fragile Five
Troubled 10
China’s Devaluation
Source: Financial Times
Oil Price (wars)
10/6/2015
Sumber: Bloomberg
The end of commodity booming followed by "oil price wars" • `Fragile Five' (RBC Capital Markets Ltd.): Algeria, Iraq, Libya, Nigeria and Venezuela
10/6/2015
The Transmission
Morgan Stanley: “2Q15 GDP Remains in Low Growth Channel; What Lies Ahead?” Pertumbuhan 2015 ditentukan 4 Faktor : 1. China’s macro adjustments and their impacts on commodity prices. 2. The pace of global economic recovery 3. The uncertainty caused by the US Federal Reserve’s expected interest rate hike, 4. The pace of government spending in Indonesia;
Transmission of Crisis Trade Channel
Export declining Low Consumtion
Domestic SLOW GROWTH
High BI Rate
Low Investment
China’s slow growth
BoP
Capital outflows
Global growth revision
FED fund rates
Financial Channel 10/6/2015
Peta Pertumbuhan Global
10/6/2015
Sumber: World Economic Forum
Indonesia: Potential and Risk
Services industries
Source: McKinsey Global Institue (MGI), 2012, "The archipelago economy: Unleashing Indonesia's potential" 10/6/2015
20
10/6/2015
r o d u k
v
a 10/6/2015
22
10/6/2015
Penduduk (% ASEAN)
PDB Nominal (%ASEAN)
Ranking Pendapatan Perkapita
Indonesia
39.68
39.51
5
Thailand
9.83
16.32
4
Malaysia
4.86
12.66
3
Phillipines
16.05
12.02
6
Singapore
0.89
9.13
1
Vietnam
14.48
6.40
7
Myanmar
10.70
2.33
10
Kamboja
2.41
0.68
9
Brunei
0.07
0.51
2
Laos
1.03
0.43
8
10/6/2015
Posisi Indonesia 2018 • Perekonomian (PDB) Indonesia terbesar di ASEAN = 40% PDB ASEAN, dan 1,5% PDB Global. Bandingkan PDB Singapura kurang dari 10% PDB ASEAN. • Meskipun size-nya besar, tetapi pendapatan perkapitanya rendah. Pada 2018 kita berada pada posisi ke-5 dalam rangking pendapatan perkapita di ASEAN. • Ada ketimpangan dalam kontek regional dan domestik. 10/6/2015
Political Cycle: is still convincing? Why Indonesia is Going Nowhere Fast Under Jokowi: Jakarta is losing the international perceptions game (By John McBeth, Sept, 2015 The Diplomat) 10/6/2015
Pertumbuhan selama ini ditopang oleh ekspor komoditas
Sumber: Bank Indonesia
Indikator ekonomi
1998
2008
2015
-13,10%
4,12%
4,67%
82,4%
12,14%
7,18%
US$17,4 miliar
US$80,20 miliar
US$107,6 miliar
Rp16.650/ US$
Rp12.650/ US$
Rp14.098/ US$
Rasio utang pemerintah terhadap produk domestic bruto (PDB)
100%
27,4%
24,7%
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross
30%
3,8%
3,6%
BI Rate
60%
9,5%
7,5%
Indeks harga saham gabungan (IHSG)
256
1.111
4.237
US$150,8 miliar
US$155,08 miliar
US$304,3 miliar
Rasio utang luar negeri terhadap cadangan devisa
8,6 kali
3,1 kali
2,8 kali
Depresiasi 10/6/2015 rupiah (posisi terendah)
197%
34,86%
14,03%
Pertumbuhan ekonomi
Inflasi Cadangan devisa Kurs rupiah
Total utang luar negeri (Pemerintah dan swasta)
Sumber: Kantor Staf Presiden
Financial Sector Assesment
Financial Sector
Exclusive and Shallow.... • Bank-based economy (78%): – Insurance sector is only 10%
• Exclusive financial sector – Less than 25% people have bank accounts – About 2% people have access to insurance
• Shallow financial sector – saving rate is low, ratio of credit to GDP (30%) • Lack of liquidity in domestic market – Current account deficit 3% to GDP. 32
Two Paradoxes • Big economy with, but small financial sector. • Need financing (long-term) to build the country, but lack of liquidity. Implications • Need financial deepening: the role of insurance should be increased. To support the long-term financing (mortgages, infrastructure etc). • Private sector participation is a MUST. • Foreign investors (especially FDI) are really needed in the financial sector, especially insurance. Domestic players are not sufficient to fulfill the financing gab. 36
Big Opportunities • Opportunity – – – –
Economic growth is quite strong (5% 2015). Young population Urbanization is intensive Financial development or deepening, also inclusion (the role of BI) – Education is better (government budget is huge) – Changing life style
• Strong points – Increasing middle class (increase their net worth), but penetration of insurance is still LOW
37
Risk Assesment
• Risks – Market risk: very fragmented, difficult to mitigate • Multi channel distribution • Mutli segment
– Investment risk: volatility (unitlink) – HR risk: Inadequate competent people (MEA 2015) – Regulation risk: changing regulation (political risks) 39
Regulation Risk UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Pasal 7: 1. Perusahaan Perasuransian hanya dapat dimiliki oleh: a. Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia yang secara langsung atau tidak langsung sepenuhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia; atau b. Warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia sebagaimana dimaksud dalam huruf a, bersama-sama dengan warga negara asing atau badan hukum asing yang harus merupakan Perusahaan Perasuransian yang memiliki usaha sejenis atau perusahaan induk yang salah satu anak perusahaannya bergerak di bidang Usaha Perasuransian yang sejenis. 2. Warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat menjadi pemilik Perusahaan Perasuransian hanya melalui transaksi di bursa efek. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria badan hukum asing dan kepemilikan badan hukum asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan kepemilikan warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam Perusahaan Perasuransian diatur dalam Peraturan Pemerintah. 40
Fase Krusial : menurunkan dalam PP Pembatasan kepemilikan asing: • Berapa persen maksimum kepemilikan asing (80%, 60% atau 49%)? • Apakah berlaku surut atau tidak? • Bagaimana strategi pengalihan sahamnya? • Berapa tahun masa transisinya? (5, 10 atau 15 tahun) • Adakah insentif bagi perusahaan yang melakukan ketentuan tersebut?
Benchmark • Pengalaman di negara lain: – India maksimum kepemilikan saham 24 – Eropa 100%
• Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2008: – Kepemilikan asing di perusahaan asuransi Indonesia dibolehkan hingga mencapai 80%.
Peran OJK • Meningkatkan Tata Kelola – Benchmark pada sektor perbankan (governance, corporate plan and business plan) – Risk-based supervision framework (diadopsi dari Australian Prudential Regulation Authority – APRA)
• Pungutan: 0,045% dari total asset
43
Tantangan Pokok Asuransi •
• •
•
•
Masalah permodalan. Pada 2014, syarat modal perusahaan asuransi Rp 100 miliar. Belum semua perusahaan memenuhinya. Dengan kata lain, ada persoalan permodalan pada industri asuransi domestik. Bagaimana kalau saham perusahaan asuransi (jiwa) asing dijual, apakah ada yang bisa membeli. Penetrasi sektor asuransi di Indonesia masih sangat rendah (<2% dari total penduduk). Jika kepemilikan asing dibatasi, laju pertumbuhan sektor asuransi akan melambat. Penetrasi sektor asuransi tidak bisa diakselerasi. Industri asuransi menopang pendanaan jangka panjang, yang sangat diperlukan oleh perekonomian Indonesia saat ini, di mana pembiayaan didominasi oleh pendanaan jangk pendek. Akibatnya, pasar keuangan di Indonesia terlalu volatile. Asuransi (asing) diperlukan untuk memperkuat pendanaan jangka panjang, guna membiayai proyek-proyek jangka panjang pemerintah (infrastruktur). PT.Prudential Life Assurance Indonesia menanamkan modalnya di pasar keuangan di Indonesia (pasar saham dan khususnya pasar obligasi pemerintah). Dengan kata lain, membantu pemerintah membiayai program pembangunan (khususnya infrastruktur). Micro-insurance masih belum berkembang. Bisa saja, perusahaan besar asuransi (asing) diberi tugas untuk meningkatan literacy and access terhadap micro-insurance. Sehingga, peranannya di pasar domestik signifikan dan positif. Pembatasan menjadi isu yang relatif tak urgent. Knowledge dan SDM sektor asuransi domestik masih perlu peningkatan. Jika kepemilikan asing dibatas, maka lack akan semakin besar.
TERIMA KASIH