MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
AI NURILMI NIM. 1110046100076
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M
i
MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDOIYESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
0leh:
Ai Nurilmi NrM. 1110046100076 Dibawah Bimbingan:
Pembimbing
I
Pembimbing
II
fr. RR Tini Anssraeni. ST. M.Si
Dr. H. Abdul Malik MM NrP.150183066
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATUTLAH
JAKARTA 1435
Hl 2014 M
PENGESAIIAN PAMTIA UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul "Manajemen Risiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesia Pada Transaksi Letter Of Credif', telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Mei 2014.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu
(S-l)
pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta,
S
Mei 2014
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
rP. 196808 121999031074
PA}TITIA UJIAN MT]NAQASYAH 1.
Ketua
:
Dr. Euis Amalia, M.Ag NIP. I 97 I 07 0r 1998032002
2. Sekretaris : Mu'min Rauf MA NrP. I 9700 41 61997
03
1004
3. Pembimbing I : Dr. H. Abdul Malik, MM NIP. 150183066 4. Pembimbing
5. Penguji I
6. Penguji
II
II: h. RR Tini Anggraeni, ST, M.Si ME NrP. 19770530200701 1008
: Djaka Badranaya,
: Soffan Rizal, M.Si
NrP. 19760 430201101 I 002
ilt
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini sa1'a menl,atakan bahwa:
I.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata
I
di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang digunakan dalam penulisan
ini telah saya cantumkan
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
sesuai
(UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku
di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
tv
ABSTRAK MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT, adalah skripsi hasil karya Ai Nurilmi, NIM 1110046100076. Pada konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435H/2014 M. Skrispi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko kurs valuta asing yang digunakan Bank Muamalat Indonesia pada transaksi Letter of Credit (L/C). Manajemen risiko kurs valuta asing merupakan upaya perlindungan terhadap kenaikan atau penurunan nilai tukar, agar bank dapat terjaga dari sisi likuiditas dan tetap dapat mempertahankan eksistensinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan metode analisis deskriptif. Yaitu dengan menggambarkan mekanisme Letter of Credit dan aplikasi manajemen risiko terhadap kurs valuta asing yang diterapkan Bank Muamalat. Indonesia pada transaksi letter of credit. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Bank Muamalat Indonesia memiliki cara sendiri dalam mengatasi risiko kurs valuta asing yaitu dengan mengatur Net Open Position (NOP). Manajemen risiko kurs valuta asing yang dilakukan tetap mengedepankan prinsip syariah. Pada transaksi L/C akad yang digunakan adalah kafalah bil ujrah dan untuk L/C yang pembayarannya ditangguhkan untuk beberapa bulan kemudian, Bank Muamalat melibatkan financing bank. Penggunaan financing bank ini merupakan bagian dari risk transfer.
Kata Kunci: Manajemen Risiko, Valuta Asing, Letter of Credit Pembimbing: Dr. H. Abdul Malik, MM dan Ir. Tini Anggraeni, ST, M.Si
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi sang pemberi kehidupan, pencipta alam semesta yang telah memberikan nikmat dan kemudahan, sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT. Shalawat beriring salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya. Semoga beliau dapat menjadi suri tauldan bagi kita semua dan syafaatnya dapat tercurah kepada semua umatnya. Kemudian, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Dr. H. JM. Muslimin, MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum dan Bapak Mu’min Rauf, MA selaku sekretaris prodi Muamalat.
vi
3. Bapak Dr. H. Abdul Malik MM, dan ibu Ir. RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, fikiran serta tenaganya dalam membimbing penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh pihak bagian kemahasiswaan di Muamalat institute, Bapak Amiril Zulhaj dan Bapak Muhammad Yusuf yang telah bersedia membantu penulis untuk memperoleh dan bersedia menjadi narasumber. 5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga ilmunya bermanfaat dan bapak dan ibu selalu mendapatkan rahmat dari Allah SWT. 6. Ungkapan terimakasih, hormat, cinta dan kasih sayang penulis haturkan kepada Ayahanda Bapak Hoerudin dan Ibunda Alm.Dedeh (Allahummaghfir lahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fuanhaa). Kepada Papa terimakasih atas segala doa, pengorbanan dan motivasi selama ini. Untuk Mama, kesabaran yang mama contohkan menjadi pelajaran dalam kehidupan penulis khusunya dalam proses penyusunan skripsi ini. “Allahummagfirlii waliwalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani shagiraa”. Kakak-kakakku tercinta, Karna Wijaya dan Bayu Suprihartini, serta keponakanku M. Syafaat Yunadillah dan Afdhal Azka Yunadillah. 7. Pamanku Drs.H.Encep Hidayat, MA, teteh Hj.Umiyati dan adikku Ulfa Fauziah Hidayati,S.Sy terimakasih atas dukungan kepada penulis baik moril maupun materil.
vii
8. Sahabat-sahabat terbaikku: Anggun Pradini dan Aam Mahmudah terimakasih telah menjadi kawan dikala senang maupun susah dan telah banyak memotivasi atas segala kendala yang dihadapi sejak awal kuliah hingga penyusunan skripsi ini. Nurfie Ramadhani terimakasih atas doa dan motivasi yang diberikan. Rahma Putri Islami yang telah berjuang bersama-sama dan banyak membantu dalam penelitian penulis. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan kebaikan yang lebih banyak. 9. Teman-teman Perbankan Syariah B 2010, yang telah mmeberikan warna keceriaan selama kuliah. Canda tawa kalian akan selalu menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan.
Jakarta, April 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .........................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
2
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................
2
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................
5
C. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah .............................................
6
D. Tujuan Penelitian .......................................................................................
6
E. Manfaat Penelitian .....................................................................................
7
F. Review Studi Terdahulu .............................................................................
7
G. Sistematika Penulisan ................................................................................
10
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................
12
A. Manajemen Risiko .....................................................................................
12
1. Definisi Manajemen Risiko..................................................................
13
2. Risiko Pasar..........................................................................................
14
3. Manajemen Risiko Pasar ......................................................................
15
4. Pengendalian Risiko Nilai Tukar .........................................................
17
B. Valuta Asing ..............................................................................................
18
ix
1. Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing......................................................
18
2. Jual Beli Valuta Asing (Al-Sharf) dalam Islam ...................................
22
C. Letter of Credit (L/C) .................................................................................
26
1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C.....................................
27
2. Mekanisme L/C ....................................................................................
30
3. Letter of Credit Syariah ........................................................................
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
33
A. Pendekatan Penelitian ................................................................................
33
B. Jenis Penelitian ...........................................................................................
33
C. Sumber Data Penelitian ..............................................................................
35
D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................
35
E. Subjek-Objek Penelitian.............................................................................
37
F. Metode Analisis .........................................................................................
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS .......................................
40
A. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia dalam Mengatasi Kurs Valuta Asing ..............................................................................................
40
B. Valuta Asing ..............................................................................................
43
1. Jenis Transaksi Valuta Asing pada Bank Muamalat Indonesia ...........
44
2. Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing .....................................................
46
C. Letter of Credit ...........................................................................................
48
1. Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C di Bank Muamalat Indonesia
48
2. Mekanisme L/C di Bank Muamalat Indonesia.....................................
50
3. Sight dan Ussance pada L/C di Bank Muamalat Indonesia .................
56
4. Masalah pada L/C di Bank Muamalat Indonesia .................................
57
x
D. Analisis Manajemen Risiko pada Bank Muamalat Indonesia....................
59
E. Analisis Transaksi Valuta Asing yang Tersedia di Bank Muamalat Indonesia 62 F. Analisis Transaksi Letter of Credit pada Bank Muamalat Indonesia ........
64
BAB V PENUTUP ..........................................................................................
67
A. Kesimpulan ................................................................................................
67
B. Saran ...........................................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
69
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, interaksi antar negara di segala bidang, terutama di bidang ekonomi tidak dapat dihindari. Pemenuhan kebutuhan suatu negara tidak dapat dicover sepenuhnya dengan produksi negara itu sendiri. Oleh karena itu adanya perdagangan internasional sangat membantu terpenuhinya kebutuhan negara. Dengan melakukan perdagangan internasional, suatu negara dapat berinvestasi ke luar negeri. Pada perdagangan internasional, yang terjadi adalah transaksi antara penjual dari satu negara dengan pembeli dari negara lain. Karena perdagangan yang terjadi antar negara, maka tidak memungkinkan keduanya bertemu secara langsung untuk bertransaksi secara tunai sebagaimana perdagangan yang terjadi pada umumnya. Oleh karena itu ada beberapa masalah yang terjadi pada perdagangan internasional ini. Pertama, penjual tidak akan mengirim barang kepada pembeli, sebelum ada kepastian bahwa barang yang akan dikirim akan dibayar. Kedua, pembeli tidak akan membayar barang akan dibelinya sebelum ada kepastian bahwa barang tersebut akan benar-benar dikirim. Hal ini terjadi, karena kedua belah pihak tidak ingin mengalami kerugian. Dengan adanya permasalahan tersebut diatas pada transaksi internasional, maka Letter of credit merupakan sarana yang tepat untuk digunakan oleh para
1
eksportir dan importir. Dengan Letter of credit eksportir merasa terjamin karena barang yang dikirimnya akan dibayar. Selain pihak eksportir, pihak importir juga merasa terjamin bahwa barang yang dipesannya benar-benar dikirim dan pengirimannya sesuai dengan pesanan. Adanya fasilitas Letter of credit bukan berarti permasalahan kegiatan perdagangan internasional berhenti sampai disitu. Dengan adanya perdagangan internasional berarti jenis uang yang digunakan pun berbeda. Transaksi perdagangan internasional ini melibatkan valuta asing. Valuta asing antar negara memiliki nilai yang berbeda-beda. Mata uang negara maju nilainya lebih tinggi dan lebih kuat daripada mata uang di negara-negara berkembang. Namun bukan berarti mata uang negara berkembang tidak mungkin menguat, karena fluktuasi nilai tukar dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran mata uang tersebut. Ketika permintaan uang suatu negara mengalami peningkatan, maka nilai mata uang negara tersebut akan menguat. Letter of credit (L/C) merupakan salah satu jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekspor-impor) termasuk barang dalam negeri (antar pulau). Kegunaan letter of credit adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importir) maupun penjual (eksportir) dalam transaksi dagangannya.1 Oleh karena itu, masalah fluktuasi nilai tukar valuta asing tidak hanya menjadi perhatian eksportir
1
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada 2007) h.123
2
dan importir saja, akan tetapi termasuk di dalamnya bank devisa yang melakukan transaksi internasional. Kondisi ekonomi yang yang tidak menentu, menyebabkan fluktuasi nilai tukar yang tidak menentu pula, hal ini akan menetukan untung atau ruginya kegiatan ekspor-impor dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Seperti bank devisa yang menjadi Issuing Bank, advising bank ataupun nominated bank. Untung atau ruginya kegiatan tersebut tidak dapat diprediksi secara pasti. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kerugian yang mungkin akan terjadi maka dibutuhkan manajemen risiko. Manajemen risiko telah berevolusi dan mengalami penyempurnaan dalam periode yang panjang. Diawali dari konsep dasar asuransi untuk kemudian berkembang dan menjadi disiplin tersendiri terlepas dan mandiri dari konsep asalnya. Manajemen risiko telah dirasakan sebagai sebuah keharusan yang dapat mengintegrasikan disiplin akuntansi, manajemen serta portofolio investasi.2 Foreign Exchange Risk adalah risiko terjadinya potensi kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk dari Foreign exchange rates terhadap posisi FX bank.3 PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, merupakan Bank Syariah yang menjalankan kegiatan transaksi internasional. Bank Muamalat Indonesia 2 3
Fachmi Basyaib, Manajemen Risiko (Jakarta: PT. Grasindo 2007) h.8 Masyhud Ali, Manajemen Risiko; Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 2006) h.133
3
menyediakan layanan Muamalat internasional banking. Pada layanan ini salah satu produknya adalah Muamalat trade finance. Muamalat trade finance menyediakan layanan jasa dan pembiayaan syariah untuk mendukung kelancaran bisnis perdagangan nasabah, baik untuk transaksi perdagangan lokal maupun international dan untuk transaksi L/C maupun non L/C. Pada layanan ini Bank Muamalat Indonesia, pastinya menggunakan valuta asing sebagai alat transaksi. Fluktuasi nilai tukar valuta asing pastinya menjadi pertimbangan bank untuk menentukan biaya yang akan ditentukan agar tidak terjadi kerugian.
Untuk mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar valuta asing, ada beberapa teknik penanganan yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan teknik hedging. Teknik penanganan dengan hedging belum digunakan oleh Bank Muamalat sebagai bagian dari manajemen risiko kurs Valuta asing. Untuk mengatasi risiko terhadap kurs valuta asing Bank Muamalat Indonesia menggunakan cara lain selain dari teknik hedging. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, untuk mengetahui strategi manajemen risiko yang digunakan Bank Muamalat untuk mengatasi fluktuasi nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit. Maka penulis tertarik untuk meneliti dan megkaji dalam skripsi yang berjudul “MANAJEMEN RISIKO KURS
VALUTA
ASING
BANK
TRANSAKSI LETTER OF CREDIT”
4
MUAMALAT
INDONESIA
PADA
B. Identifikasi Masalah
Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah: 1. Karena pada jenis transaksi L/C ussance memerlukan jangka waktu, maka tidak menutup kemungkinan pada hari tersebut mata uang domestik akan mengalami penurunan ataupun kenaikan nilai. 2. Pada L/C karena transaksi yang digunakan meliputi mata uang yang berbeda, maka ancaman terhadap fluktuasi nilai tukar valuta asing tidak dapat dihindari. Oleh karena itu perlu ada manajemen risiko untuk mengatasi masalah fluktuasi valuta asing. 3. Meskipun Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang mengatur tentang transaksi L/C, namun belum ada manajemen risiko secara khusus untuk mengatasi fluktuasi valuta asing pada pembayaran Letter of credit. 4. Minimnya model dan instrumen pengendalian risiko pasar, dalam hal ini risiko kurs valuta asing yang sesuai dengan karakteristik bank Islam. Selain itu, berbagai literatur yang ada menggunakan pendekatan modifikasi dari berbagai model dan instrumen yang umum telah digunakan di bank konvensional. 5. Manajemen risiko yang biasa digunakan untuk mengatasi valuta asing adalah
teknik hedging. Akan tetapi Bank Muamalat belum menggunakan hedging sebagai manajemen risiko dalam mengatasi fluktuasi valuta asing.
5
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah mengenai Strategi Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi risiko kurs valuta asing pada transaksi letter of credit. Manajeman risiko yang diteliti terfokus pada pengendalian risiko dan menilai kesesuaiannya berdasarkan prinsip ekonomi Islam. Adapun permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi manajemen risiko kurs valuta asing pada Bank Muamalat Indonesia? 2. Bagaimana transaksi letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia? 3. Bagaimana strategi manajemen risiko kurs valuta asing Bank Muamalat Indonesia pada transaksi letter of credit? D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui manajemen risiko kurs valuta asing yang digunakan pada Bank Muamalat Indonesia 2. Mengetahui transaksi letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia 3. Mengetahui strategi manajemen risiko yang digunakan Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi risiko fluktuasi kurs valuta asing pada transaksi letter of credit
6
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis Menambah wawasan bagi penulis tentang mekanisme Letter of credit, pihakpihak yang menggunakannya dan manajemen risikonya. Selain itu, menumbuhkan keberanian penulis untuk menyampaikan gagasan dari masalah yang berkembang. 2. Bagi dunia akademis Menambah khazanah keilmuan tentang strategi manajemen risiko kurs valuta asing untuk transaksi Letter of credit pada bank, selain dengan praktek hedging sebagaimana yang biasa digunakan. 3. Bagi lembaga Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan saran untuk dapat memilih strategi menajemen risiko pada transaksi yang berhubungan dengan valuta asing. Dan bagi lembaga keuangan syariah, dapat menjadi sumber informasi teknik manajeman risiko yang dapat digunakan dan sesuai syariah. F. Review Studi Terdahulu 1. Identitas penelitian: Qurratul Ainy Skripsi sarjana UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta, 2012). Judul Penelitian: Strategi Bank Syariah Mandiri dalam Penyelesaian Masalah Discrepancies Document dan Fluktuasi Nilai Tukar pada Transaksi Pembayaran L/C Ekspor Impor.
7
Hasil Penelitian: Penelitian dilakukan untuk mengatahui strategi Bank Syariah Mandiri dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul pada L/C. Khususnya masalah discrepancies document dan masalah fluktuasi nilai tukar. Untuk masalah fluktuasi nilai tukar Bank Syariah Mandiri memberikan
fasilitas
forward
hedging
kepada
nasabahnya
dengan
menggunakan forward agreement. Perbedaan: Objek penelitian adalah Manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar pada transaksi Letter of credit, bukan dengan teknik hedging. 2. Identitas Penelitian: Siti Nurbaya, Skripsi sarjana UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta 2011) Judul Penelitian:
Implementasi Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)
No.34 dan 35 tentang Letter of credit (L/C) Ekspor-Impor di Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) Hasil Penelitian: Penelitian pada skripsi ini dilakukan hanya untuk mengetahui kesesuain penerapan Letter of Credt ekspor-impor berdasarkan fatwa DSN-MUI No. 34 dan 35 pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Penelitian pada skripsi ini dilakukan hanya untuk mengetahui kesesuain penerapan Letter of Credt ekspor-impor berdasarkan fatwa DSN-MUI No. 34 dan 35 pada PT. Bank Muamalat Indonesia.
8
Perbedaan: Penelitian pada manajemen risiko kurs valuta asing pada Letter of credit dan Tinjauan kesesuain manajemen risiko kurs valuta asing yang digunakan berdasarkan prinsip ekonomi Islam 3. Identitas Penelitian: Nanik Indrawati, Skripsi Sarjana UIN Malang (Malang 2009) Judul Penelitian: Aplikasi Manajemen Risiko pada Investasi Foreign Exchange (FOREX) (Studi Pada PT. Victory International Futures Kantor Cabang Malang) Hasil Penelitian: Penelitian dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan mekanisme transaksi forex dan aplikasi manajemen risiko yang diterapkan di PT. Victory International Futures kantor cabang Malang dalam bertransaksi Forex. Manajemen risiko yang ada dan diberikan kepada investor yaitu sebelum dan pada saat melakukan transaksi. Perbedaan: pertama, Penelitian dilakukan Manajemen risiko kurs valuta asing pada transaksi letter of credit, bukan pada investasi forex. Kedua, Penelitian dilakukan pada manajemen risiko yang digunakan untuk kepentingan bank. 4. Identitas Penelitian: Setiawan Budi Utomo, Agus Fajri Zam dan Iwan Kurniawan, Jurnal Media Riset dan Manajemen FE Trisakti (Jakarta 2008). Judul Penelitian: Analisis Kesesuaian instrumen hedge konvensional terhadap prinsip syariah.
9
Hasil Penelitian: Pada penelitian ini menawarkan mudharabah dan musyarkah sebagai pengembangan bentuk hedging untuk dapat digunakan sebagai lindung nilai islami yang dapat diterima. karena konsep hedging yang ada dan berkembang belum sesuai dengan syariah. Perbedaan: Pengaturan open position dengan menganalisa hal-hal yang akan terjadi yang berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan nilai valuta asing. Dan pada transaksi L/C dengan melibatkan financing bank pada L/C jenis ussance. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulisan dibagi menjadi lima bab. Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan. Bab II merupakan bab yang membahas landasan teori, teori yang dibahas merupakan teori-teori yang berkaitan dan mendukung penelitian. Yang meliputi teori manajemen risiko, valuta asing, dan letter of credit. Bab III merupakan bab yang membahas mengenai metodologi penelitian. Pada bab ini hal-hal yang dibahas adalah mengenai Pendekatan Penelitian, Jenis Penelitian, Sumber Data Penelitian, Teknik pengumpulan Data, Subjek-Objek Penelitian, dan Metode Afnalisis.
10
Bab IV hasil penelitian dan analisis. Pada bab ini membahas tentang gambaran hasil penelitian, penerapan manajemen risiko valuta asing yang digunakan, jenis transaksi valuta asing yang tersedia, masalah fluktuasi nilai tukar, pihak yang terkait pada transaksi L/C, mekanisme transaksi L/C di bank, Sight dan Ussance pada L/C di Bank Muamalat Indonesia dan masalah yang dihadapinya. Pada bab ini dijelaskan pula keseuaian antara teori dan praktek, dan keberhasilan manajemen risiko yang digunakan perusahaan. Bab V merupakan penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran yang relevan dari penelitian.
11
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Risiko Hubungan antara risiko dan hasil secara alami berkolerasi secara linear negative. Semakin tinggi hasil yang diharapkan, dibutuhkan risiko yang semakin besar untuk dihadapi. Untuk itu, diperlukan upaya yang serius agar hubungan tersebut menjadi kebalikannya, yaitu aktivitas yang meningkatkan hasil pada saat risiko menurun.4 Maka dari itu manajemen risiko perlu diterapkan sebagai cara untuk mengelola risiko. Dalam ajaran Islam, konsep manajemen risiko pada hakikatnya sudah banyak tertera dalam ayat-ayat al-Quran. Salah satunya adalah, Allah memerintahkan agar manusia bertakwa kepada Allah dan memperhatikan apa yang akan dikerjakannya, agar dirinya terpelihara dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Anfal ayat 25:
Artinya: “dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.” 4
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h.5
12
1. Definisi Manajemen Risiko Menurut Ferry N. Idroes “Manajemen Risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.”5 Menurut Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Manajemen Risiko diartikan sebagai berikut “Manajemen Risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank”.6 Menurut COSO, risk management (manajemen risiko) dapat diartikan sebagai: “a process, effected by an entity’s board of directors, management and other personnel, applied in strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity, manage risk to be within its risk appetite, and provide reasonable assurance regarding the achievement of entity objectives”.7 Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen risiko merupakan metodologi yang digunakan perusahaan untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengendalikan sesuatu yang kejadiannya 5
Ibid, h.5 Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management for Islamic Bank (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), h.63 7 Ibid, h.66 6
13
tidak diharapkan, atau sesuatu yang diharapkan namun tidak terjadi. Maka dari itu, kejadian yang tidak diharapkan tersebut dapat diantisipasi atau bahkan dikendalikan dengan manajemen risiko. 2. Risiko Pasar Yang dimaksud dengan risiko pasar (market risk) adalah risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh bank akibat adanya pergerakan variable pasar (adverse movement) berupa suku bunga dan nilai tukar. Risiko pasar ini mencakup empat hal, yaitu risiko tingkat suku bunga (interest rate risk), risiko pertukaran mata uang (foreign exchange risk), risiko harga (price risk), dan risiko likuiditas (liquidity risk)8. Pengertian lain dari Market Risk adalah risiko kerugian yang diderita bank, sebagaimana antara lain dicerminkan dari posisi on dan off balance sheet bank, akibat terjadinya perubahan market price atas assets bank, interest rate dan foreign exchange rate, market volatility dan market liquidity.9 Risiko nilai tukar valuta asing (foreign exchange rate risk) timbul apabila bank mengambil posisi terbuka (open position). Di saat bank berada pada posisi beli (overbought position/long position), kerugian akan terjadi bila nilai tukar mata uang local (currency base) cenderung naik (menguat), dan sebaliknya pada saat bank berada pada posisi jual (oversold position/short 8
9
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010) Masyhud Ali, Manajemen Risiko; Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, h.130
14
position), kerugian akan terjadi apabila mata uang local cenderung turun (melemah). Risiko nilai tukar valuta asing ini dapat ditekan dengan cara membatasi atau memperkecil posisi, atau bahkan dapat dihindari sama sekali bila bank selalu mengambil posisi squaire.10 Perubahan-perubahan yang setiap saat terjadi atas kurs valas dan tingkat suku bunga bank inilah yang dapat menyebabkan bank menderita kerugian yang tidak lain merupakan “penampakan” market risk tersebut.11 3. Manajemen Risiko Pasar Aktivitas manajemen risiko yang telah ditetapkan oleh bank untuk mengantisipasi risiko pasar adalah12: a. Melaksanakan fungsi ALCO (Asset & Liability Committee) untuk membahas kondisi pasar dan menetapkan tindakan yang akan diambil b. Membentuk satuan kerja manajemen risiko pasar untuk memantau besarnya risiko pasar c. Melakukan monitoring tingkat bunga dan nilai tukar yang berlaku di pasar secara harian d. Melakukan pengawasan terhadap pos-pos aktiva dan pasiva sesuai dengan jatuh temponya (repricing date-nya)
10
Zainul Arifin, Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Azkia Publisher, 2009) h.264 Masyhud Ali, Manajemen Risiko; Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, h.144 12 Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management for Islamic Bank , h.259-260 11
15
e. Melakukan analisis sensitivitas pendapatan bunga bersih terhadap kemungkinan terjadinya perubahan tingkat bungan pasar f. Melakukan analisis sensitivitas pendapatan bunga bersih terhadap kemungkinan terjadinya perubahan nilai tukar pasar g. Melakukan penyesuaian tingkat bunga kredit dan dana terhadap perubahan tingkat bunga pasar sesegera mungkin setelah terjadi perubahan tingkat bunga pasar h. Melakukan squaring position sehingga posisi devisa netto berada pada tingkat yang sekecil-kecilnya, hal ini dilakukan dengan monitoring posisi devisa netto setiap saat (PDN intra day) Berbeda dengan bank konvensional, bank Islam tidak diperbolehkan terlibat dalam transaksi spekulatif yang mengandung gharar dan maysir (judi). Selain itu, bank Islam juga tidak diperbolehkan bertransaksi pada produk yang mengandung riba, seperti instrumen berpendapatan tetap (obligasi, SBI, SUN, deposito, dan sejenisnya). Artinya, jika bank Islam benar-benar mematuhi prinsip syariah, sadar atau tidak sadar, mereka telah melakukan mitigasi risiko pasar13.
13
Imam Wahyudi dkk, Manajemen Risiko Bank Islam (Jakarta: Salemba Empat, 2013) h.191
16
4. Pengendalian Risiko Nilai Tukar14 a. Bank harus melaksanakan pengendalian risiko nilai tukar yang bertujuan untuk: 1) Melindungi nilai keuntungan dalam denominasi FX dan atau biaya dan kerugian dalam denominasi FX terhadap pergerakan yang berlawanan dari FX currency rates. 2) Mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan pemilihan straregi lindung nilai yang tepat terhadap penyediaan dana dan transaksi yang mencakup eksposur risiko kredit dalam FX currencies. 3) Memprioritaskan pembentukan provisi dalam FX currencies yang ekuivalen dalam jumlah mata uang domestic. b. Aktivitas fungsional atau satuan kerja bank yang tidak memiliki limit posisi FX currency tidak diperkenankan untuk melakukan transaksi dengan risiko FX currency, sehingga posisi yang tidak memiliki otorisasi dapat segera diidentifikasi dan diatasi permasalahannya. c. Pengendalian risiko nilai tukar yang tepat harus ditetapkan dan diterapkan secara efektif dalam rangka memenuhi batasan dan persyaratan yang diatur dalam ketentuan yang berlaku.
14
Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management for Islamic Bank , h.491-492
17
B. Valuta Asing Valuta asing atau yang disingkat dengan kata “valas” secara bebas dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di Negara lain. Dari pengertian tentang valas di atas terdapat suatu hal yang relative yaitu kata “di Negara lain”. Jadi suatu mata uang dikatakan sebagai valuta asing tergantung dari siapa yang melihat. Untuk penduduk di Negara yang bukan Negara asal mata uang akan menyebut sebagai valuta asing atau valas dan sebaliknya penduduk di Negara asal mata uang tidak akan menyebutnya demikian15. Untuk dapat digunakan dalam kegiatan ekonomi, maka mata uang yang dipergunakan mempunyai harga tertentu dalam mata uang Negara lain. Harga tersebut menggambarkan berapa banyak suatu mata uang harus dipertukarkan untuk memperoleh satu unit mata uang lain. Istilah lain dari rasio pertukaran tersebut adalah nilai tukar (exchange rate)16. 1. Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing Jenis transaksi valuta asing pada umumnya dibedakan berdasarkan jangka waktu antara tanggal transaksi (Deal Date) dengan tanggal valuta (Value Date).
15
16
Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005) h.1 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008) h.91
18
a. Transaksi Today (TOD) Transaksi valuta asingdi mana tanggal penyerahan (Value Date) sama dengan tanggal transaksi (Deal Date). b. Transaksi Tomorrow (TOM) Transaksi valuta asing di mana penyerahan (value date) satu hari kerja setelah tanggal transaksi (deal date)17 c. Transaksi Spot Transaksi valuta asing di mana tanggal penyerahan (Value Date) dua hari kerja setelah tanggal transaksi (Deal Date).18 Menurut Hanafi:2004 Transaksi spot merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan dan pembayaran saat itu juga, meskipun dalam praktek transaksi spot akan diselesaikan pada dua hari kerja berikutnya. Misalnya kontrak jual beli suatu mata uang spot dilakukan atau ditutup pada tanggal 10 agustus 2007, penyerahan dan penyelesaian kontrak tersebut dilakukan pada tanggal 12 agustus 2007, apabila tanggal 12 agustus 2007 tersebut kebetulan hari libur atau hari Sabtu maka penyelesaiannya adalah pada hari kerja berikutnya dan penyelesaian transaksi seperti ini disebut value date.19
17
Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, h.39 Ibid, h.39 19 Juni Triyana,“Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing”, artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari http://juni-triyana.blogspot.com/2012/05/jenis-jenis-transaksi-valas.html 18
19
d. Transaksi Forward Transaksi Forward adalah suatu transaksi/kontrak pembelian atau penjualan suatu valuta asing lawan valuta (asing) lainnya pada tanggal valuta asing di masa yang akan datang dengan rate / harga yang ditentukan sekarang (pada tanggal kontrak).20 Menurut Madura (2000:63) contoh transaksi forward yaitu apabila suatu perusahaan akan membutuhkan 1 juta Mark Jerman, 90 hari dari sekarang untuk mengimpor barang dari Jerman. Asumsikan bahwa perusahaan tersebut dapat langsung membeli Mark Jerman untuk pengiriman langsung (yaitu, dari pasar spot) dengan kurs spot $0,50 per Mark. Berdasarkan kurs spot ini maka perusahaan membutuhkan $500.000 ($0,50 per Mark x 1.000.000). namun perusahaan belum memiliki dana saat ini juga untuk membeli Mark. Perusahaan dapat menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US Dolar dengan Mark menurut kurs yang berlaku saat itu. Tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa kurs spot 90 hari dari sekarang. Jika naik menjadi $0,60 per Mark, perusahaan akan membutuhkan $600.000 ($0,60 per Mark x 1.000.000 Mark). Dengan danya ini maka perusahaan akan merugi sebesar $100.000. akan lebih baik perusahaan mengunci kurs untuk 90 hari dari sekarang. Dimana kurs forward 90 hari sekarang adalah $0,51 per mark, maka
20
Bank Mandiri, ”Produk Trasury”, artikel diakses pada 22 Maret http://www.bankmandiri.co.id/article/312261278522.asp?article_id=312261278522
20
2014
dari
perusahaan dapat melakukan perjanjian kontrak forward dengan menggunakan kurs forward 90 hari dari sekarang. Sehingga dana yang dibutuhkan perusahaan sebesar $510.000 ($0,51 per Mark x 1.000.000 Mark). Maka dengan mengunci kurs, perusahaan tidak perlu khawatir dengan adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.21 e. Transaksi Swap Transaksi swap diartikan sebagai pertukaran dua valuta dalam satu periode tertentu melalui mekanisme pembelian dengan tanggal valuta spot sekaligus penjualan kembali valuta tersebut di waktu yang akan datang (tanggal valuta forward) atau penjualan valuta di tanggal valuta spot sekaligus pembelian kembali valuta tersebut di waktu yang akan datang (tanggal valuta forward).22 Salah satu contoh transaksi swaps adalah bila bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar deposito rupiah terhadap dolar pada kurs Rp.7.500 per dolar pada 1 Januari 1999. B menempatkan US$1 Juta, A menempatkan Rp.7,5 miliar. Pada 30 Juni 1999 A membayar kembali US$1 Juta, B membayar kembali Rp.7,5 miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu.23 f. Transaksi Options
21
Pasar Valuta Asing (Valas/Forex), artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/04/pasar-valuta-asing-valas.html 22 Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, h.140-141 23 Adiwarman Aswar Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) h.133
21
Kontrak options (opsi) member opsi/hak kepada pemegang options untuk mengeksekusi atau tidak mengeksekusi kontrak options selama periode waktu tertentu atau pada waktu jatuh tempo. Investor akan menggunakan
(mengeksekusi)
haknya
apabila
menguntungkan.
Sebaliknya, penjual options tidak punya pilihan tetapi harus menjual atau membeli instrumen keuangan sesuasi pilihan pemegang options. Oleh karena itu, hak untuk membeli atau menjual instrumen keuangan pada suatu harga tertentu memiliki nilai. Pemilik options harus membayar sejumlah dana tertentu yang disebut premi (premium).24 Misalnya A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 1999. A memberikan hak kepada B untuk membeli dolar AS dengan kurs Rp.7.500 per dolar pada tanggal atau sebelum 30 Juni 1999, tanpa B berkewajiban membelinya. A mendapat kompensasi sejumlah uang untuk hak yang diberikannya kepada B tanpa ada kewajiban pada pihak B. Transaksi ini disebut call option. Sebaliknya, bila A memberikan hak kepada B untuk menjual tanpa B berkewajiban menjual disebut put option.25 2. Jual Beli Valuta Asing (Al-Sharf) dalam Islam Dilihat dari segi jenisnya, barang-barang yang termasuk kelompok ribawi, sebagimana disebutkan dala hadi ada dua macam26: a. Kelompok mata uang (nuqud), yaitu emas dan perak. 24
Ktut Silvanita Mangani, Bank dan Lembaga Keuangn Lain, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009) h.26 Adiwarman Aswar Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, h.133 26 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013) h.266 25
22
b. Kelompok makanan, yaitu gandum, jagung, kurma dan garam. Dari sini dapat dipahami bahwa illat diharamkannya riba dalam emas dan perak adalah karena keduanya merupakan harga atau alat pembayaran. Sedangkan untuk kelompok kedua, illat larangannya adalah karena barangbarang tersebut merupakan makan pokok yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan demikian, apabila illat tersebut terdapat pada mata uang yang lain, selain emas dan perak maka hukumnya sama dengan emas dan perak27. Oleh karena itu, jika ingin melakukan transaksi pertukaran mata uang maka harus diperhatikan beberapa persyaratannya agar terhindar dari unsur riba fadhl. Jika seseorang menjual benda yang mungkin mendatangkan riba menurut jenisnya seperti seorang menjual salah satu dari dua macam mata uang, yaitu mas dan perak dengan yang sejenis atau bahan maknan seperti beras dengan beras, gabah dengan gabah dan yang lainnya, maka disyaratkan28: a. Sama nilainya (tamasul) b. Sama ukurannya menurut syara’, baik timbangannya, takarannya maupun ukurannya c. Sama-sama tunai (taqabudh) di majelis akad
27 28
Ibid, h.267 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat,(Jakarta: Rajawali Pers, 2010) h.63
23
Penukaran valas merupakan jasa yang diberikan bank syariah untuk membeli atau menjual valuta asing yang sama (single currency) maupun berbeda (multy currency), yang hendak ditukarkan atau dikehendaki oleh nasabah. Akad yang digunakan adalah sharf, yaitu transaksi pertukaran antara mata uang berlainan jenis. Landasan syariahnya adalah Fatwa DSN-MUI No.28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli mata uang (al-sharf)29. Mengacu pada fatwa Dewan Syariah Nasional No. 28/DSNMUI/III/2002 beberapa ketentuan yang harus dipenuhi untuk dibolehkannya melakukan transaksi jual-beli mata uang adalah sebagai berikut: a. Transaksi dilakukan bukan untuk kepentingan spekulasi. b. Ada kebutuhan transaksi dan sebagai simpanan berjaga-jaga. c. Untuk transaksi mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan penyerahannya harus secara tunai (taqabudh).
d. Untuk transaksi mata uang berlainan jenis, maka harus dilakukan sesuai dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan harus dilakukan secara tunai.
Masih mengacu pada fatwa DSN-MUI No.28/DSN-MUI/III/2002, jenis-jenis transaksi yang dibolehkan dan dilarang adalah: a. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya 29
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010) h.90
24
adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari ) (مما ال بد منهdan merupakan transaksi internasional. b. Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah). c. Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi). d. Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi)30.
30
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 28/DSN-MUI/III/2002 Tentang Jual Beli Mata Uang (AlSharf)
25
C. Letter of credit (L/C) Pengertian secara umum L/C merupakan salah satu pernyataan dari bank atas permintaan nasabah (biasanya importer) untuk menyediakan dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga (penerima L/C atau eksportir). L/C sering disebut dengan kredit berdokumen atau documentary credit.31 Letter of credit dapat didefinisakan sebagai jaminan bersyarat yang diberikan oleh bank yang menerbitkan L/C (issuing bank/opening bank) untuk membayar wesel yang ditarik oleh beneficiary sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam L/C dan mengacu pada UCP 500.32 Landasan dibolehkannya transkasi letter of credit dalam Islam, salah satunya tertera pada surat al-Kahfi ayat 19:
Artinya: “dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang 31 32
Kasmir, Manajemen Perbankan, h.123 Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2010), h.166
26
di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.” 1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C Dalam Transaksi letter of credit minimal terdapat 4 pihak yang terkait pada transaksi L/C, empat pihak tersebut adalah: a. Importir (pembeli), dalam transaksi L/C importer disebut sebagai applicant, yaitu pihak pemohon penerbitan L/C b. Issuing bank/opening bank, yaitu bank yang menerbitkan L/C c. Paying/Negotiating bank, yaitu pihak yang meneruskan L/C kepada penjual d. Eksportir (penjual), dalam transaksi L/C importer disebut beneficier, yaitu pihak penerima L/C Menurut Hamdani (dalam Qurratul Ainy, 2012), pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi L/C baik langsung ataupun tidak langsug adalah sebagai berikut: Pihak – pihak yang terlibat secara langsung: a. Pembeli/importir disebut juga applicant merupakan pihak yang memohon pembukaan L/C dari bank.
27
b. Penjual/eksportir disebut juga beneficiary merupakan pihak penerima L/C dan penerima pembayaran. c. Bank pembuka / penerbit L/C disebut juga opening bank/issuing bank. Merupakan bank yang membuka/menerbitkan L/C kepada beneficiary melalui advising bank. d. Bank penerus L/C, disebut juga advising bank. adalah bank yang meneruskan L/C dan menegaskan kebenaran L/C tersebut kepada eksportir. e. Bank yang menjamin pembayaran atas L/C, disebut juga confirming bank adalah bank kedua, biasanya advising bank yang bertindak sebagai confirming bank, yakni yang menegaskan kepada beneficiary bahwa L/C tersebut benar dan apabila importer atau opening bank tidak melakukan pembayaran maka bank kedua ini akan membayarnya. f. Bank pembayar atau disebut juga paying bank, adalah bank yang melakukan pembayaran kepada beneficiary/eksportir. g. Bank menegoisasi atau disebut juga negotiating bank adalah bank yang menyetujui untuk membeli wesel dari beneficiary/eksportir. h. Bank yang diminta mengganti pembayaran (me-reimburse) atau disebut juga reimbursing bank. Penggunaan bank ketiga ini apabila antara bank eksportir dan bank importir tidak ada hubungan rekening.
28
Pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung a. Perusahaan pelayaran/pengapalan. Perusahaan ini menerima barangbarang dagang dari eksportir dan mengatur pengangkutan barang-barang tersebut dan juga menerbitkan Bill of lading (B/L) sebagai bukti bahwa barang sudah dimuat di kapal. b. Bea dan Cukai / Pabean. Bagi importir, instansi ini bertindak sebagai agen dan akan memberikan izin untuk pelepasan barang-barang bilamana dokumen B/L menunjukkan telah dilakukan pembayaran. Bagi eksportir, instansi ini akan meneliti dokumen serta pembayaran pajak dan memberikan izin barang untuk dimuat di kapal. c. Perusahaan Asuransi, adalah pihak yang mengasuransikan barang-barang yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan. d. Badan-badan Pemeriksa, adalah badan yang ditunjuk pemerintah dalam pemeriksaan mutu, jenis, jumlah barang dan sebagainya. e. Badan-badan Penelitian lainnya yang ditunjukan pemerintah untuk mengeluarkan surat-surat keterangan / sertifikat lainnya bagi barangbarang yang diperdagangkan.
29
2. Mekanisme L/C Prosedur Ekspor-Impor dengan menggunakan L/C33 Prosedur ekspor-impor, dengn menggunakan L/C dimulai dengan penandatanganan kontrak penjualan antara penjual dan pembeli. Berdasarkan kontrak penjualan tersebut pembeli memohon kepada bank penerbit untuk menerbitkan L/C kepada penjual (penerima) sebagai alat pembayaran untuk membayar barang yang akan diekspor oleh penjual kepada pembeli. Bank penerbit menerbitkan L/C kepada penjual langsung atau melalui bank penerus. Dalam hal diterbitkan melalui bank penerus bank ini meneruskan L/C kepada penjual. Penjual mempersiapkan barang dan pengapalannya serta dokumendokumen pengapalan. Setelah barang dikapalkan melalui perusahaan pelayaran atau perusahaan penerbangan, penjual mengajukan dokumen-dokumen pengapalan kepada bank penegosiasi atau bank pembayar untuk mendapatkan pembayaran hasil ekspornya. Bank penegosiasi atau bank pembayar atas dasar dokumen-dokumen pengapalan melakukan pembayaran hasil ekspor kepada penjual. Bank penegosiasi atau bank pembayar mengirim dokumen-dokumen pengapalan dan meminta pembayaran kembali kepada bank penerbit selaku pemberi kuasa. Bank penerbit atas dasar penerimaan dokumen-dokumen pengapalan melakukan pembayaran kembali kepada bank penegosiasi atau
33
Ramlan Ginting, Letter of credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, ) h.30
30
bank pembayar secara langsung atau melalui bank pereimburs. Bank penerbit menyampaikan dokumen-dokumen kepada pembeli dan meminta pembayaran kembali kepadanya. Pembeli atas dasar dokumen-dokumen pengapalan melakukan pembayaran kembali kepada bank penerbit. Pembeli dengan dasar dokumen-dokumen pengapalan menyelesaikan administrasi kepabeanan dengan kantor bea cukai dan melakukan pembayaran pungutan impor untuk untung Negara melalui bank. Seterusnya pembeli menghubungi agen perusahaan pelayaran atau perusahaan penerbangan melakukan penyerahan barang kepada pembeli. 3. Letter of credit Syariah Pembiayaan L/C syariah pada umumnya dapat menggunakan beberapa akad yaitu: a. Pembiayaan L/C Impor34 Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 34/DSNMUI/IX/2002, akad yang dapat digunakan untuk pembiayaan L/C Impor adalah: 1) Wakalah bil ujrah 2) Wakalah bil ujrah dengan qardh 3) Murabahah 4) Salam atau Istishna dan Murabahah 34
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h.252
31
5) Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah 6) Musyarakah 7) Wakalah bil Ujrah dan Hawalah b. Pembiayaan L/C Ekspor35 Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 35/DSNMUI/IX/2002, akad yang dapat digunakan untuk pembiayaan L/C Ekspor adalah: 1) Wakalah bil ujrah 2) Wakalah bil Ujrah dan Qardh 3) Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah 4) Musyarakah 5) Ba’I dan Wakalah Untuk L/C syariah, selain menggunakan akad-akad tersebut diatas, dapat juga menggunakan akad kafalah bil ujrah. L/C yang menggunakan akad kafalah bil ujrah ketentuannya telah diatur dalam fatwa DSN-MUI nomor 57 tahun 2007, tentang L/C dengan akad kafalah bil ujrah.
35
Ibid, h.253
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Indriarto (1999:26) dalam Indrawati (2009:53), studi kasus merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari objek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Objek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu. Lingkup penelitian kemungkinan terkait dengan suatu siklus kehidupan atau hanya mencakup bagian tertentu yang memfokuskan pada factor-faktor tetentu atau unsur-unsur dan kejadian secara keseluruhan.32 Maka pada penelitian ini studi kasus dilakukan pada pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, untuk mengetahui manajemen risiko kurs valuta asing pada transaksi Letter of credit. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigm, strategi, dan implementasi model secara kualitatif. Perspektif, strategi dan model yang 32
Nani Indrawati, Aplikasi Manajemen Risiko pada Investasi Foreign Exchange (Studi Kasus pada PT. Victory International Futures Kantor Cabang Malang), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Malang, 2009) h.53
33
dikembangkan sangat beragam. Sebab itu, tidak mengherankan jika terdapat anggapan bahwa, Qualitative research is many thing to many people (Denzin dan Lincoln, 1994:4).33 Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lain. Contohnya, dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, peranan organisasi, gerakan social, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.34 Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.35 Deskriptif artinya adalah metode pencarian fakta yang bertujuan untuk menggambarkan atau menganalisa hasil penelitian, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.36 Maka dari itu, pembahasan pada penelitian ini disajikan dalam bentuk data deskriptif yang membahas tentang mekanisme mekanisme L/C dan
strategi manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit.
33
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) h.20 Ibid, h.21 35 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004) h.3 36 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2002) h.45 34
34
C. Sumber Data Penelitian Data kalau digolongkan menurut asal sumbernya dapat dibagi menjadi dua: (1) data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti (responden); (2) data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu, seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian, dan lain-lain.37 Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak yang terkait pada transaksi letter of credit dan menangani dan memantau kurs valuta asing, yaitu pada divisi L/C dan bagian treasury. Kemudian data sekunder diperoleh dari arsip dokumen perusahaan berupa transaksi letter of credit, fluktuasi kurs valas dan literatur kepustakaan dan sumber informasi lainnya terkait dengan tema penelitian. D. Teknik pengumpulan Data Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam penelitain kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling pokok adalah pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam atau in-depth interview.38 Pengumpulan data dapat ditempuh dengan berbagai metode diataranya
37 38
yaitu,
Penggunaan
bahan
dokumen,
Observasi/Pengamatan,
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana, 2011) h.56 Ibid, h.172
35
Wawancara, Penggunaan Pengalama Individu, Quetioner (angket), Penggunaan Projektif test.39 1. Dokumentasi Metode
ini
merupakan
suatu
cara
pengumpulan
data
yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan perkiraan.40 Pada studi dokumentasi, selain meliputi dokumen-dokumen yang diperoleh dari Bank Muamalat Indonesia, studi dokumentasi ini meliputi juga studi kepustakaan untuk memperoleh pengetahuan dan memahami teori tentang manajemen risiko, valuta asing dan letter of credit. Selain itu mengetahui peraturan fatwa DSN-MUI terkait transaksi L/C dan transaksi valuta asing. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.41 Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang
39
Afifi Fauzi Abbas, Metodologi penelitian, (Jakarta: Adelina Bersaudara, 2010) h.82 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, h.158 41 Ibid, h.127 40
36
terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.42 Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada narasumber dari Bank Muamalat Indonesia yang kompeten dan berwenang dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (penulis). Kemudian jawaban dari narasumber atas pertanyaan seputar L/C dan transaksi valuta asing yang diajukan oleh pewawancra dicatat atau direkam agar jawaban yang dibutuhkan lengkap, tanpa ada kekurangan ataupun kekeliruan. E. Subjek-Objek Penelitian Subjek penelitian adalah narasumber yang diberikan kewenangan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (penulis). Objek pada penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan penelitian ini difouskan pada Strategi Manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia untuk menghindari fluktuasi nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit. F.
Metode Analisis Adapun yang dimaksud dengan analisa data adalah serangkaian kegaiatan mengolah seperangkat hasil, baik dalam bentuk penemuan-penemuan baru maupun dalam bentuk pembuktian kebenaran hipotesa. Dan cara mengemukakan dan mengurai dalam proses analisa data dapat dilakukan secara kualitatif
42
S.Nasution, Merode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2002) h.73
37
maupun kuantitatif. Terhadap ini amat penting dan menentukan, kreatifitas peneliti merupakan pangkal keberhasilan dalam menangkap berbagai aspek yang merupakan objek studinya.43 Analisis data menurut patton (1980:268) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Bogolan dan Taylor (1975:79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada utama dan hipotesis itu. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data.44 Pada penelitian ini untuk mengolah dan menganalisa data, digunakan metode analisis deskriptif. Yaitu dengan menggambarkan mekanisme Letter of credit, dan aplikasi manajemen risiko terhadap kurs valuta asing yang diterapkan Bank Muamalat Indonesia pada transaksi letter of credit. Mengelompokan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk
43 44
Afifi Fauzi Abbas, Metodologi penelitian, h.83 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, h.91
38
menjadikan data mudah dikelola. Pengaturan, pengurutan, atau manipulasi data bisa memberikan informasi deskriptif yang akan menjawab pertanyaanpertanyaan dalam definisi masalah. Semua bentuk analisis tersebut mencoba untuk menggambarkan pola-pola yang konsisten dalam data, sehingga hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh makna.45
45
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk bisnis dan ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2009) h.158
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia dalam Mengatasi Kurs Valuta Asing Pada term valuta asing terdapat open position yang mempengaruhi kurs naik dan kurs turun. Bank Muamalat memiliki analis untuk open position khususnya dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, untuk memantau pergerakan kurs tersebut. Apabila untuk jangka pendek hal yang terjadi seperti tahun lalu, yaitu ketika diperkirakan trend nya naik, maka open position Bank Muamalat besar. Open untuk posisi devisa netto nya dibuat plus besar, sehingga selain ada keuntungan transaksi ada juga keuntungan dari reval. Laba/Rugi reval adalah laba/rugi dari selisih kurs yang diakibatkan dari perbedaan kurs valuta tertentu pada periode tertentu sebesar Net Open Position (NOP) yang dikelola. Contoh : NOP 3 April 2014 adalah USD 10 milyar, harga USD 1 = Rp.11,300, bank pada posisi long. Pada 4 April 2014, closing pada Rp.11,320 untuk setiap USD 1 dengan asumsi NOP tetap, maka ada potensi laba revaluasi sebesar (11,320-11,300) x USD 10 milyar = Rp.200 juta. Laba reval hanyalah potensi laba. Hal ini baru dapat dikatakan laba/rugi ketika ada eksekusi (jual/beli) pada kurs tertentu. Disebut laba yaitu ketika jual lebih besar daripada beli dan sebaliknya.
40
Mengenai penggunaan hedging untuk manajemen risiko kurs, bank syariah masih terbatas dalam penggunaannya. Karena di Indonesia tidak seperti di Malaysia. Jika ada transaksi, secara normal bank segera melakukan squaring. Misalnya bank memiliki posisi beli 1.000.000, maka dijual lagi 1.000.000, hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko kenaikan atau penurunan kurs. Hedging belum digunakan di Bank Muamalat Indonesia, namun masih diolah dan diusahakan di BI. Karena jika tidak ada hedging risikonya besar, namun konsep hedging jika dinilai dari sisi syariahnya masih harus dikaji ulang. Karena di Indonesia ruang lingkupnya kecil jika dilihat dari bank itu sendiri. Tidak seperti di Malaysia dilihatnya
industri secara keseluruhan. Untuk
mengatasi risiko kurs nialai tukar, karena bank tidak menggunakan hedging, maka bank mempunyai analis sendiri yang memantau bagaimana pergerakan kurs dan bagaimana open position yang harus dilakukan. Misalnya seperti saat ini, kecendrungan kursnya naik ekstrem dan turun ekstrem, maka bank cenderung square dan PDN nya nol, karena hal tersebut dinilai lebih aman. Penyediaan valuta asing pada Bank Muamalat digunakan untuk likuiditas. Likuiditas yang dimaksud adalah untuk keperluan tertentu, misalnya penarikan atau transfer nasabah, realisasi pembiayaan, dan lain lain. Transaksi valuta asing jual/beli, diselesaikan pada hari itu juga untuk meminimalisir adanya revaluasi tambahan dari NOP (Net Open Posisition) hari tersebut yang akan tercatat pada esok harinya.
41
Untuk nasabah yang meminta pembayaran L/C untuk 3 bulan yang akan datang, Bank Muamalat menggunakan financing bank. Sehingga ada yang langsung membayar L/C tersebut, namun dengan harga tertentu. Karena bank tidak menggunakan forward atau swap, maka L/C tersebut dijual lagi ke financing bank. Financing bank adalah bank yang telah menjalin kerjasama trade finance dengan Bank Muamalat, yang terikat dalam perjanjian dengan persyaratan tertentu. Financing bank yang digunakan bisa financing bank syariah ataupun konvensional, karena transaksi yang digunakan adalah jual-beli, sehingga tidak ada kaitannya dengan bunga. Keberhasilan Bank Muamalat Dari manajemen kurs, Bank Muamalat Indonesia untuk tahun lalu dapat memperoleh laba reval di atas 60 Milyar. Karena dari posisi itu analis ada view kedepannya akan terjadi seperti ini. Seperti misalnya kemarin ketika Amerika ekonominya akan recover, ada isu dari tapering, maka ada kemungkinan orang dananya kembali ke sana, maka bank segera pegang posisi long. Ketika posisi long rupiah terus melemah. Misalnya awal beli Rp.9.500, maka dijual Rp.10.400. Hal tersebut dilakukan bukan hanya untuk mencari keuntungan, tetapi juga untuk menjaga dari sisi likuiditas. Meskipun posisi bank pegang long, namun untuk transaksi tetap squaring, yaitu beli satu jual satu. Walaupun Bank Muamalat Indonesia menggunakan jenis manajemen risiko kurs yang lain selain daripada hedging, namun Bank Muamalat tidak
42
khawatir akan kehilangan loyalitas nasabah. Karena nasabah emosional Bank Muamalat Indonesia banyak, jadi nasabah melihatnya dari sisi kesyariahannya. Selain itu mereka juga melihat dari sisi pricing yang diberikan. Pricing yang diberikan kepada nasabah cukup menguntungkan dibandingkan dengan bank lain. Misalnya dari segi investasi, Bank Muamalat memberikan pembiayaan kepada mereka, lalu bagi hasil yang diberikan jika diekuivalenkan rate nya, jika untuk deposito bagi hasilnya lebih tinggi. Atau jika untuk pembiayaan, bagi hasil di Bank Muamalat lebih rendah dari bank lain. Oleh karena itu nasabah tetap mau ke Bank Muamalat. Jadi, nasabah yang memilih Bank Muamalat Indonesia ada yang memilih secara rasional atau emosional. B. Valuta Asing Jenis mata uang yang diperjualbelikan di Bank Muamalat Indonesia ada tujuh macam. Jenis mata uang yang bisa untuk transfer dan dilengkapi bank note ada tiga jenis, yaitu: USD (United State Dollar), SAR (Saudi Arabia Riyal) MYR (Malaysia Ringgit) dan SGD (Singapore Dollar), namun SGD (Singapore Dollar) hanya ada di Batam saja. Hanya itu saja jenis mata uang yang dilengkapi dengan bank note, karena Pengadaan bank note biayanya banyak, jadi jika transaksinya belum banyak bank belum menyediakan. Namun, jika ada permintaan jenis mata uang tertentu bank bisa menyediakannya. Untuk Jenis mata uang yang tidak disertai bank note yaitu SGD (Singapore Dollar), EUR (Euro), JPY (Japannese Yen) dan AUD (Australian
43
Dollar). Untuk mata uang EURO atau AUD biasanya untuk transfer. Itu yang umum, namun jika nasabah ingin mentransfer ke mata uang lain misalnya mata uang asing yang jarang seperti NOK (Norwey Krone) atau misalnya Peso, bank bisa melakukannya. Namun kursnya tidak ada di counter, maka pihak counter harus menelepon ke bagian treasury untuk mengetahui kurs mata uang tersebut. Untuk 7 jenis mata uang tersebut di atas, transaksi dapat dilakukan di mana saja, asalkan cabang devisa. Bank Muamalat memiliki 36 cabang devisa, jadi transaksi dapat dilakukan di sana. 1. Jenis Transaksi Valuta Asing pada Bank Muamalat Indonesia Jenis transaksi untuk nasabah yang tersedia di Bank Muamalat Indonesia adalah transaksi Today (TOD), jual-beli sekarang. Bank Muamalat sedang mencoba untuk jual-beli tunda, namun harus ada dasarnya (underlying). Sebenarnya jual beli tunda belum ada, jadi masih dalam tahap rencana saja. Jual beli tunda yang dimaksud adalah Tommorrow (TOM) atau Spot. Karena TOM dan Spot termasuk pada jenis jual-beli tunda juga, tidak hanya swap ataupun forward. Oleh karena jenis transaksi yang disediakan Bank Muamalat Indonesia adalah transaksi Today (TOD) maka transaksi hari ini selesai hari ini juga, maksimal selesai jam 14.30. Lain halnya dengan Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur. Pada Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur karena kebijakan yang diterapkan berbeda, maka transaksi bisa sampai swap atau Forward. Untuk jenis
44
transaksi TOM atau SPOT itu adalah biasa. Karena kebijakan di sana cenderung lebih bebas dan terbuka. Meskipun menurut fatwa DSN-MUI tentang sharf jenis transaksi spot ditolerir dan boleh untuk digunakan, namun Bank Muamalat Indonesia tidak menggunakannya. Karena kurs dalam dua hari pasti sudah berubah, jangankan untuk dua hari, untuk satu hari saja kurs dapat berubah berkali-kali. Selain itu DPS Bank Muamalat Indonesia sangat ketat dalam menerapkan peraturan Bank Syariah. Untuk transaksi valuta asing, Bank Muamalat menyediakan fasilitas deposito dalam bentuk valuta asing. Bank Muamalat tidak khawatir nasabah yang membuka deposito dalam bentuk valuta asing akan menggunakannya untuk spekulasi. Karena deposito itu intinya untuk investasi, nasabah menyertakan dananya ke bank untuk dapat digulirkan ke luar untuk pembiayaan. Bank menganggapnya cenderung lebih ke investasi, bukan untuk spekulasi. Jika untuk spekulasi biasanya orang yang melakukan jual kemudian beli, lalu jual kemudian beli lagi. Misalnya rekeningnya kecil, beli sekarang banyak, lalu ketika harga naik dijual. Jika transaksinya sering, misalnya tidak sampai USD100.000, maka harus ada keterangan underlying nya. Jika hal tersebut terjadi, maka nasabah tersebut akan ditegur, atau diberikan kurs counter karena ia tidak memiliki underlying.
45
2. Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing Sebenarnya, terdapat banyak faktor yang menyebabkan masalah fluktuasi nilai tukar. Namun secara garis besar, faktor-faktor yang menjadi perhatian adalah: Faktor Eksternal: pertama yang paling berpengaruh adalah Amerika, Amerika yang paling berpengaruh karena USD merupakan mata uang yang paling sering diperdagangkan di Indonesia. Oleh karena itu yang dipantau adalah berita-berita terkait ekonomi politiknya US. Misalnya seperti pada saat ada pengumuman aka nada kenaikan suku bunga setelah masa tapering di musim gugur, maka langsung ada respon. Dana langsung kembali semua ke luar. Dollar menguat, emas turun dan minyak turun. Karena Nilai tukar satu negara itu tidak bisa mempengaruhi negara lain, jadi bukan karena Amerika menaikkan suku bunga lalu rupiah melemah, bukan karena itu. Karena Amerika menaikkan suku bunga, maka dollar menguat. Selain itu, yang dilihat adalah data ekonominya US, enployment nya, GDP nya, Trade Balance nya, kebijakan suku bunga, dan dari kebijakan lain, yaitu kebijakankebijakan politiknya. Di sisi lain, ekonomi yang besar itu ada di Amerika, Jepang, Cina, Eropa, maka hal itu juga diperhatikan. Demand terhadap USD lebih dipengaruhi oleh dana asing yang keluar atau masuk. Ketika ada kabar bunga Amerika akan dinaikkan, karena berita
46
ini credible maka mereka kembali ke luar. Oleh karena itu, yang paling berpengaruh adalah dana asing yang masuk dan keluar. Faktor Internal (dari dalam Indonesia): maka yang dilihat adalah berita politik indonesia, kemudian ekonomi Indoenesia, GDP, dan trade balance Indonesia. Selain itu kebijakan suku bunga atau jika ada lelang surat berharga maka hal itu juga berpengaruh. Misalnya BI melelang surat berharga yaitu SBI Syariah atau misalnya pemerintah melelang sukuk, maka hal itu bisa berpengaruh. Tapi tergantung nominalnya, kalau nominalnya besar biasanya dana asing masuk. Sehingga Rupiah akan menguat, karena permintaan terhadap Rupiah banyak. Berikut ini adalah rata-rata kurs Valuta asing per-bulan pada Bank Muamalat Indonesia, Periode Januari 2013-Februari 2014
January 2013 February 2013 March 2013 April 2013 May 2013 June 2013 July 2013 August 2013 September 2013 October 2013 November 2013 December 2013 January 2014
USD 9,654.00 9,680.38 9,708.68 9,722.75 9,757.70 9,875.24 10,071.22 10,571.58 11,327.26 11,342.83 11,623.63 12,074.88 12,159.95
SAR 2,574.24 2,581.24 2,588.83 2,592.60 2,601.88 2,633.19 2,685.44 2,818.81 3,020.27 3,024.50 3,099.31 3,219.62 3,242.28
MYR 3,176.10 3,125.35 3,122.40 3,189.06 3,228.52 3,137.76 3,155.14 3,218.58 3,483.07 3,571.23 3,631.61 3,718.15 3,679.47
SGD 7,857.47 7,816.75 7,787.74 7,855.13 7,811.41 7,834.57 7,941.84 8,290.57 8,966.60 9,117.37 9,316.99 9,595.36 9,550.05
February 2014
11,919.35
3,178.20
3,601.95
9,411.17
47
January 2013 February 2013 March 2013 April 2013 May 2013 June 2013 July 2013 August 2013 September 2013 October 2013 November 2013 December 2013 January 2014 February 2014
EUR 12,829.20 12,939.90 12,588.26 12,648.16 12,670.39 13,033.27 13,178.02 14,065.27 15,123.35 15,483.30 15,691.15 16,546.14
AUD 10,139.32 9,985.26 10,039.61 10,099.71 9,654.15 9,307.37 9,233.76 9,537.41 10,515.05 10,793.63 10,833.91 10,848.34
JPY 108.54 103.97 102.50 99.51 96.76 101.48 101.11 107.69 114.18 116.09 116.15 116.74
2,626.39 1,859.39
10,758.47 10,691.93
116.84 116.82
C. Letter of credit 1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C di Bank Muamalat Indonesia Umumnya terdapat empat pihak yang terkait dalam transaksi L/C, yaitu ada buyer, seller, issuing bank sebagai bank penerbit dan advising bank atau nominated bank yang ditunjuk oleh ekportir. Di samping partisi yang umum tersebut, terkadang ada tambahan, yaitu pihak confirming bank. Terkadang ada nominated bank yang bertindak sebagai confirming bank juga. Confirming yang selain dari nominated bank ada, apabila L/C yang dikeluarkan oleh issuing bank tidak membuat beneficiary nyaman, karena beneficiary tidak begitu kenal dengan issuing bank, maka ia perlu meminta kepada applicant supaya L/C nya ditambahkan konfirmasi dari bank yang
48
status kredibilitas atau rattingnya lebih tinggi dari issuing bank. Proses pengalihan kredibilitas pada transaksi L/C ini terjadi apabila, seller kurang percaya dengan buyer maka dia minta L/C, jadi buyer kredibilitasnya dicover bank. Ketika issuing bank kredibilitasnya masih kurang dipercaya, maka ia minta ditambahkan confirming bank. Sehingga ada peningkatan kredibilitas. Jika sudah ada konfirmasi dari confirming bank, setelah itu barulah L/C dapat diterima oleh beneficiary. Untuk confirming bank sendiri, biasanya menerapkan fee. Biasanya besaran fee berkisar antara 1-2% dari nilai L/C. Untuk biaya tambahan ini, ada negosiasi lagi antara applicant dan beneficiary. Fungsi dari confirming bank adalah, jika issuing bank memang sudah diragukan kredibilitasnya, dan sudah dibaca berdasarkan pengalamanpengalaman, bahwa bank tersebut tidak sanggup membayar, maka confirming bank yang bertanggung jawab melakukan pembayarannya. Jadi confirming bank berperan sebagai back up dari issuing bank. Jika issuing bank mampu membayar, maka confirming bank dalam posisi yang aman bahkan untung, karena confirming bank tersebut tetap mendapatkan fee. Namun jika issuing bank tidak mampu membayar, barulah confirming bank yang menangani pembayaran tersebut. Untuk
mendapatkan
confirming
bank,
biasanya
bank
mau
mengkonfirmasi L/C dari issuing bank, jika issuing bank sudah menjadi “nasabah” confirming bank tersebut. Nasabah di sini adalah, pihak yang sudah diberikan line facility atau credit line, walaupun sifatnya non tunai. Ketika 49
diminta confirm, maka credit line dari issuing bank inilah yang akan digunakan. Line Facility antar bank ini banyak kegunaannya, selain untuk konfirmasi L/C bisa juga untuk kegiatan money market. 2. Mekanisme L/C di Bank Muamalat Indonesia Mekasnisme transaksi L/C secara umum sama seperti bank lain. Karena untuk transaksi internasional mengacu pada aturan main dari produk ICC (International Chamber of Commerce). Untuk transaksi L/C digunakan UCPDC (Uniform Customs and Practice for Documentary) atau biasa dikenal dengan UCP 600. Jadi, untuk mekanisme, pihak siapa saja yang terlibat, tanggung jawab, hak, kewajiban dan sebagainya semua mengacu pada aturan internasional tersebut. Namun, ketika terkait dengan fasilitas di perbankan, maka nasabah/applicant yang akan diberikan L/C dia mesnggunakan jaminan tunai 100 persen dari uang yang disiapkan untuk pembelanjaan impor, atau nasabah sebenarnya memiliki dana untuk pembayaran tersebut namun dalam cash flow yang belum selesai, sehingga ketika nasabah harus segera membuka L/C maka nasabah membutuhkan fasilitas bank. Untuk mendapatkan fasilitas bank ini, nasabah dapat menyediakan jaminan berupa assetnya (fixed asset), bukan berupa uang. Jika nasabah menggunakan fixed asset sebagai jaminan, pada diperkirakan L/C akan jatuh tempo pembayarannya dan nasabah telah memperhitungkan cash inflow nya akan masuk, baru nasabah bisa membayar
50
L/C tersebut. Untuk sementara agar nasabah mendapatkan L/C dari bank, maka nasabah terlebih dahulu menaruh fixed assetnya. Mekanisme pembukaan L/C adalah, yang pertama nasabah datang kepada AM (Accounting Manager) atau RM (Relationship Manager), setelah itu dianalisa kebutuhannya, jika disetujui maka nasabah akan mendapatkan fasilitas L/C. kemudian nasabah diminta untuk mengisi aplikasi permohonan penerbitan L/C dan melampirkan kontrak kerjasama. Setelah itu semua diajukan oleh AM plus memo persetujuan dari komite, diantar ke bagian operational, kemudian nanti bagian operational yang akan melakukan penerbitan L/C nya. L/C sekarang, dikirim melalui swift, bukan dengan surat menyurat seperti zaman dulu. L/C yang dulu menggunakan surat fisik, ditandatangani pejabat bank, dimasukan ke amplop, kemudian dikirim kepada advising bank. Kemudian seiring berjalannya waktu, L/C surat fisik dirubah dalam bentuk teleks. Namun sekarang kedua jenis itu tidak digunakan lagi, karena sekarang telah menggunakan swift. Swift adalah media komunikasi yang digunakan di seluruh dunia oleh bank untuk kebutuhan financial. Pengiriman dari bank satu Negara ke Negara lain, sudah dapat terkirim dalam hitungan detik. Untuk tingkat keamanannya, sudah diatur dari lembaga swiftnya. Bahwa setiap member swift akan diberikan swift code. Setiap swift code merupakan identitas dari institusi atau bank tersebut.
51
Format dari pesan teks pada swift, sudah ada standar formatnya. Sehingga L/C dari Negara manapun memiliki format yang sama. Pada L/C yang digunakan adalah MT 700, MT 700 adalah Message Type 700 atau pesan tipe 700 ini seluruh dunia sudah kenal bahwa tipe ini untuk L/C. MT 700 ini akan dikirim dari issuing bank kepada advising bank. Namun itupun baru bisa terkirim jika antar bank sudah memiliki RMA (Relationship Management Application). RMA adalah satu aplikasi dalam swift yang bisa mempertemukan dua institusi ini. Jika belum ada RMA antar dua bank yang hendak berhubungan, maka MT700 akan tertolak, meskipun kedua bank tersebut sama-sama anggota swift. Oleh karena itu, untuk mengatasinya dapat membuka RMA antar issuing bank dan advising bank. Atau selain membuka RMA dapat juga menumpang kepada koresponden bank lain yang sudah mempunyai RMA dengan issuing bank. Karena tidak semua RMA dapat diterima. Ketika bank menggunakan bank koresponden lain dalam penerbitan L/C, maka bank koresponden tersebut dapat meneruskan L/C tersebut kepada bank tujuan dari issuing bank. Penerusannya bisa menggunakan swift lagi, atau dapat juga menggunakan mail. Jika menggunakan swift lagi MT 700 akan berubah menjadi MT 710, yang berarti penerusan L/C. Untuk bank Muamalat sendiri, sejak tahun 2006 bank Muamalat sudah menjadi member swift. Jadi untuk mekanismenya, Bank Muamalat menggunakan swift untuk pengiriman L/C nya.
52
Ketika Bank Muamalat berperan sebagai advising bank, saat bank menerima L/C dari luar, bank menyerahkan L/C tersebut kepada eksportir agar eksportir segera menyiapkan barang-barang permintaan importir untuk diekspor. Setelah barang dikirim, kemudian dokumen-dokumennya dikirim ke Bank Muamalat untuk ditagihkan. Dalam perbankan syariah, untuk L/C yang dibuka pada umumnya menggunakan akad kafalah. Namun Sebenarnya secara idealnya L/C menggunakan akad wakalah, karena bank hanya mewakilkan nasabah saja. Uang sudah dipegang oleh bank, cash collateral 100 persen sudah dipegang dananya, bank tinggal mengeluarkan L/C sebagai wakil dari nasabah tersebut, jadi menggunakan wakalah. Tapi, karena nasabah adalah businessman, mereka membutuhkan perputaran dana, maka nasabah sering tidak memberikan uang cash kepada bank, jadi mereka hanya memberikan fixed asset saja, sehingga cashnya masih bisa mereka putar untuk bisnisnya. Karena seringnya nasabah menggunakan fixed asset sebagai jaminan, maka akad yang digunakan tidak lagi dengan wakalah namun menjadi kafalah. Setelah nasabah memberikan jaminan berupa fixed asset, lalu diproses seperti biasa, seperti pembiayaan pada umumnya yaitu ada analisa, komite, sampai nanti keluar fasilitasnya. Setelah fasilitas keluar, barulah Relationship Manager (RM) atau Accounting Manager (AM) yang membantu nasabah mengurus transaksi ini. Setelah mendapat persetujuan dari komite, kemudian nasabah mengisi aplikasi untuk pengajuan L/C. Jika nasabah membutuhkan dana dari 53
bank untuk kebutuhan pembiayaan bisnisnya, maka AM akan memeriksa jenis pembiayaan yang cocok untuk nasabah tersebut. Misalnya murabahah, musyarakah, mudharabah atau yang lainnya. Namun pembiayaan yang dikeluarkan tidak berbarengan dengan pengeluaran L/C, karena nanti akibatnya dapat melampaui nilai plafond yang disediakan oleh bank. Maka setelah
L/C
direalisasikan,
fasilitas
kafalahnya
harus
ditutup,
lalu
memunculkan fasilitas baru yaitu murabahah atau mudharabah. Setelah dana cair, barulah dibuat settlement untuk L/C nya. Jadi jenis akad yang tersedia, ada yang berupa kafalah saja, yaitu jika nasabah sudah mandiri dan siap dari segi keuangannya. Atau jika nasabah menggunakan uang dari bank juga, maka dari kafalah berubah menjadi murabahah, mudharabah ataupun musyarakah. Akad-akad tersebut digunakan tergantung dari analisa marketing dan kebutuhan dari nasabah. Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini merupakan gambaran mekanisme transaksi L/C:
54
Keterangan Gambar: 1. Importir/Applicant dan Eksportir/Beneficiary melakukan kesepakatan jual beli dan pembayarannya dijamin dengan L/C. 2. Applicant datang kepada issuing bank untuk membuka L/C. permohonan pembukaan L/C yang diajukan applicant kemudian dianalisa oleh RM atau AM. 3. Antara issuing bank dan advising bank, keduanya merupakan anggota swift dan sudah memiliki RMA (Relationship Management Application). 4. Setelah Issuing bank menyetujui pembukaan L/C kemudian issuing bank mengirim L/C kepada advising bank melalui swift, dengan MT700. 5. Ketika advising bank sudah menerima L/C dari issuing bank, kemudian advising bank menyerahkan L/C tersebut kepada eksportir. 6. Setelah menerima dan mempelajari isi L/C, kemudian beneficiary menyiapkan kemudian mengirim barang kepada importer/applicant. 7. Setelah beneficiary mengirim barang dan memeperoleh bill of lading (B/L) dari perusahaan pengiriman barang. Kemudian B/L tersebut diserahkan kepada advising bank disertai dokumen-dokumen yang dipersyaratkan pada L/C. 8. Setelah advising bank menerima B/L dari beneficiary kemudian mencocokan dokumen-dokumen tersebut dengan L/C, setelah cocok advising melakukan pembayaran kepada beneficiary.
55
9. Advising bank mengirim dokumen-dokumen tersebut kepada issuing bank dan meminta penggantian pembayaran. 10. Issuing bank mengkafil kewajiban pembayaran applicant kepada beneficiary, sebelum tanggal jatuh tempo. 11. Issuing bank menyerahkan dokumen-dokumen kepada applicant agar applicant dapat mengambil barang dari perusahaan pengiriman barang, dan meminta kepada applicant untuk membayar kewajibannya. 12. Applicant memenuhi membayar kewajibannya kepada issuing bank. 3. Sight dan Ussance pada Transaksi Letter of credit Sight dan Ussance adalah jenis L/C. Nasabah memilih sight atau ussance karena memiliki alasan tertentu. Sight adalah L/C yang diterbitkan dan pada saat pengajuan dokumen untuk pembayaran, dari sejak bank menerima dokumen sampai 5 hari kerja sesuai aturan UCP memeriksa dokumen tersebut, pada hari kelima bank harus sudah memutuskan untuk membayar atau menolak. Jika ada discreapancies atau penyimpangan tidak sesuai antara dokumen dengan syarat dan kindisi L/C maka bank boleh menolak. Akan tetapi apabila sesuai, bank wajib membayar. Untuk L/C ussance, pada saat dokumen dipresentasikan, lima hari sejak diterimanya dokumen itu bank memeriksa, maka pada maksimum hari kelimanya bank sudah harus memutuskan mengaksep atau menolak. Jadi bukan membayar atau menolak, seperti pada sight. Mengaksep artinya, bank
56
akan mengeluarkan pernyataan bahwa dokumen-dokumen tersebut telah dicek dan sudah diaksep. Untuk masalah pembayarannya kapan, sesuai dengan term dari L/C ketika pertama kali dibuka. Misalnya L/C dibuka dengan term ussance 30 hari, ussance 60 hari atau ussance 90 hari. Meskipun begitu, akseptasi tetap 5 hari, akan tetapi jatuh tempo bayarnya sesuai dengan pilihan buyer dan seller pada saat kontrak. Adanya perbedaan sight dan ussance, biasanya sight harganya lebih murah sedangkan ussance lebih mahal, karena barang sudah diterima sedangkan pembayarannya ditangguhkan. Oleh karena itu, baru-baru ini ada yang dikenal dengan L/C UPAS. UPAS adalah Ussance Payable At Sight, yaitu L/C dibuka secara ussance 6 bulan, tapi dapat dibayarkan dengan sight. Maka ketika eksportir menerima L/C UPAS eksportir akan menerima uangnya
segera,
karena
payable
at
sight.
Namun
bagi
importir,
pembayarannya adalah ussance. Untuk menjembataninya ini maka bank yang akan menalangi, namun ada harga untuk applicant. Harganya dapat dihitung dengan system murabahah, musyarakah ataupun mudharabah. 4. Masalah pada Transaksi L/C di Bank Muamalat Indonesia Masalah yang sering terjadi relative tidak ada, karena transaksi L/C sudah dipagari dengan UCP. Jadi semua pihak sudah tunduk kepada UCP. Terdapat 39 pasal dalam UCP yang mengatur transaksi L/C. Sehingga transaksi L/C relative aman. Paling tidak masalah akan terjadi apabila sejak
57
awalnya memang sudah ada unsur tidak baik, yaitu terdapat unsure fraud. Yaitu hanya ingin mencairkan kertas jaminan menjadi uang fisik, maka itu bisa saja terjadi. Misalnya dengan membuat transaksi palsu atau bisnis palsu, sehingga hanya sekedar dokumen, sedangkan barang tidak pernah ada akan tetapi uang tetap keluar. Namun jika pada awalanya satu pihak ingin membeli dan pihak lain ingin menjual, semuanya berjalan secara normal, maka transaksi L/C akan berjalan mulus. Oleh karena itu standard dokumen pun diatur dalam UCP. Pada Bank Muamalat sendiri sejauh ini baik-baik saja, tidak ada kendala. Hanya saja jika ada sengketa antara buyer dan seller, biasanya itu semua terjadi di luar mekanisme L/C. Seperti misalnya nasabah merasa belum menerima barang, maka itu bukan lagi kewajiban bank. Kewajiban bank adalah pada dokumen, karena pada L/C sudah ada term and condition nya dan sudah diatur lengkap. Jika term and condition dalam L/C sudah sesuai, maka kewajiban bank adalah membayar. Jika ada masalah, maka masalah tidak lagi menjadi urusan bank, dan nasabah memperdebatkannya di luar bank. Bank tidak ada kewajiban untuk melakukan pengecekan langsung pada barang yang dikirim, pengecekan yang dilakukan pada bank hanya dilakukan pada dokumen saja, karena itu semua sudah diatur dalam UCP. Dalam mengatasi keterlambatan pembayaran dari nasabah, karena yang digunakan adalah valuta asing, jika kurs nya berubah maka bank akan menggunakan kurs pada saat transaksi. Misalnya bank jatuh tempo bayar pada 58
tanggal satu sebesar USD 10.000, kemudian bank membayar USD 10.000 dengan kurs pada saat itu. Bank membayarnya dari rekening beban bank Muamalat, atau dari tagihan, rupa-rupa dan lain sebagainya dan sudah dikurskan. Namun utang nasabah terhadap bank tetap dalam bentuk dollar, jadi nasabah masih berutang USD 10.000. Pada saat nasabah memiliki uang rupiah, pada tanggal 10, maka uang rupiah tersebut harus dikonversi terlebih dahulu dalam bentuk dollar sebanyak USD10.000. D. Analisis Manajemen Risiko pada Bank Muamalat Indonesia Manajemen risiko pasar pada khusunya risiko kurs valuta asing untuk bank syariah sangat terbatas.
Instrumen manajemen risiko yang ada dan
berkembang masih menggunakan instrumen konvensional yang di dalamnya masih mengandung unsur-unsur yang tidak dibolehkan ada pada bank syariah. Metode penanganan risiko kurs yang biasa digunakan adalah dengan hedging. Meskipun hedging merupakan konsep yang biasa digunakan pada lembaga keuangan konvensional, namun bukan berarti tidak ada sama sekali bank syariah yang menggunakan hedging sebagai instrumen lindung nilai agar risiko pasar yang dihadapi bank dapat teratasi, dan bank bisa mempertahankan eksistensinya. Pada
manajemen risiko kurs valuta asing, Bank Muamalat Indonesia
memiliki cara tersendiri untuk mengendalikan kurs nilai tukar. Metode hedging memang belum digunakan pada Bank Muamalat Indonesia, karena konsep hedging masih diolah dan sedang dipersiapkan di BI untuk dapat digunakan di 59
Bank Muamlat Indonesia. Meskipun Bank Muamalat Indonesia belum menggunakan hedging, bukan berarti bank tidak memiliki manajemen risiko kurs. Pada hal ini Bank Muamalat memang telah menyiapkan metode manajemen risiko tersendiri dengan cara memiliki analis khusus untuk menentukan open position valuta asing. Jadi, meskipun tanpa menggunakan hedging bank tetap bisa mengendalikan risiko yang akan terjadi. Sehingga bank tetap bisa mendapatkan keuntungan dari transaksi valuta asing. Strategi yang dibuat oleh analis dalam pengendalian posisi nilai tukar memang tidak selamanya tepat. Salah prediksi pastinya pernah terjadi dalam manajemen risiko kurs valuta asing ini. Akan tetapi, bukan berarti yang telah menggunakan hedging dalam transaksi valuta asingnya lalu assetnya akan benarbenar terlindungi. Institusi yang menggunakan hedging dalam kegiatan manajemen risikonya, awalnya juga telah memprediksikan bahwa kejadian yang akan terjadi seperti ini. Namun ketika ternyata kenyataan berbanding terbalik dengan prediksi awal, berarti ia juga akan kehilangan apa yang diharapkannya. Misalnya seorang importir memiliki kewajiban berupa utang luar negeri dalam bentuk USD untuk waktu tiga bulan yang akan datang, dan diprediksikan sampai dengan tiga bulan ke depan rupiah akan melemah dan USD menguat. Kemudian importir melakukan hedging secara forward untuk tiga bulan ke depan. Setelah deal dengan harga yang ditentukan, ternyata pada saat jatuh tempo pembayaran
60
yaitu tiga bulan kemudian ternyata rupiah mengalami apresiasi, maka pada saat itu sebenarnya importir mengalami kerugian. Mengenai risiko, sesungguhnya dalam kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari risiko. Untuk mengatasi risiko nilai tukar memang dinilai lebih sulit bagi lembaga keuangan Islam, karena cara perlindungan risiko yang ada dan biasa digunakan adalah cara yang biasa digunakan pada lembaga keuangan konvensional.
Kontrak mata uang berjangka dilarang karena di dalamya
mengandung unsur gharar, maysir dan riba. Oleh karena itu, diperlukan adanya instrumen lindung nilai Islami terlepas dari maysir, gharar dan riba. Manajemen risiko kurs yang digunakan oleh Bank Muamalat Indonesia meskipun bukan manajemen risiko yang biasa digunakan dan secara teori belum ada pengembangannya, namun penggunaannya cocok digunakan pada bank syariah. Pada transaksi letter of credit, untuk melindungi diri dari risiko kurs, Bank Muamalat melibatkan pihak ketiga. Seperti menjual L/C impor yang pembayarannya ditangguhkan untuk beberapa hari kemudian kepada financing bank. Konsep manajemen risiko secara syariah lebih menekankan kepada risk sharing. Konsep risk sharing dalam perbankan syariah dapat diartikan dengan risiko yang dihadapi bank syariah dapat disharing dengan bank lainnya. Namun penjualan L/C impor pada financing bank yang digunakan Bank Muamalat sebagai bagian dari manajemen risiko kurs valuta asing. merupakan bentuk dari risk transfer bukan risk sharing, hal ini dilakukan karena Bank Mumalat belum
61
terlibat dengan hedging secara langsung, maka Bank Muamalat mentranfernya pada financing bank. Keberhasilan Bank Muamalat dalam mengatasi risiko kurs dinilai berhasil. Dengan menerapkan strategi yang dibuat oleh analis pada pengaturan open position. Hal ini terbuti pada, tahun lalu Bank Muamalat memperoleh laba reval diatas Rp.60.000.000.000. Oleh karena itu para nasabah tetap percaya dan loyal kepada Bank Muamalat. Selain itu, jika bank syariah benar-benar patuh terhadap prinsip syariah, maka sebenarnya bank syariah telah melakukan mitigasi risiko pasar, dan ini yang telah diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia. E. Analisis Transaksi Valuta Asing yang Tersedia di Bank Muamalat Indonesia Pengadaan transaksi jual-beli valuta asing pada bank syariah boleh dilakukan asalkan memenuhi syarat jual-beli valuta asing sebagimana telah diatur pada fatwa DSN-MUI Nomor 28 tentang jual-beli al-sharf. Pada transaksi jualbeli valuta asing harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam fatwa DSN-MUI karena, uang adalah benda ribawi, jika ada ketentuan yang dipenuhi maka tidak menutup kemungkinan di dalam transaksi tersebut akan mengandung unsur maysir, gharar maupun riba. Dengan adanya transaksi valuta asing maka kegiatan bisnis antar negara akan menjadi terbantu dan lebih lancar. Untuk jenis transaksi pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Muamamalat menerapkan prinsip kehati-hatian agar tidak bertentangan dengan prinsip syariah
62
dan peraturan yang berlaku. Hal ini terbukti, bahwa jenis transaksi valuta asing yang tersedia di Bank Muamalat hanya transaksi today (TOD). Karena Bank Muamalat sangat hati-hati dalam menerapkan jenis transaksi valuta asing, bahkan transaksi spot saja yang menurut fatwa DSN-MUI dibolehkan, tidak diterapkan pada Bank Muamalat Indonesia. Menurut fatwa dua hari pada transaksi spot adalah waktu yang wajar untuk penyelesaian proses transaksi. Akan tetapi bagi Bank Muamalat spot tergolong transaksi tunda, sedangkan transaksi tunda tidak boleh dilakukan pada transaksi valuta asing. Jenis mata uang yang disediakan pada Bank Muamalat hanya ada 7 jenis, yaitu USD, SAR, MYR, SGD, AUD, EUR dan JPY. Bank Muamalat hanya menyediakan jenis mata uang yang sering digunakan dan diminta oleh nasabah. Meskipun hanya 7 mata uang yang biasa digunakan untuk transaksi, namun bukan berarti bank tidak melayani transaksi valuta asing selain dengan tujuh mata uang tersebut diatas. Bank tetap melayani apabila ada nasabah yang membutuhkan jenis valuta asing lain, akan tetapi kurs nya tidak tersedia di counter, namun cabang devisa harus bertanya langsung ke bagian treasury. Jika diperhatikan, Bank Muamalat Indonesia lebih kepada bermain aman pada transaksi valuta asing ini. Hal ini dilakukan agar bank tetap bisa melayani kebutuhan nasabah tanpa risiko yang tinggi dan pastinya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
63
F. Analisis Transaksi Letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia Sebagai bank devisa, Bank Muamalat Indonesia menyediakan fasilitas L/C bagi nasabah untuk kemudahan dan jaminan transaksi ekspor-impor yang akan dilakukan. Mekanisme transaksi yang digunakan Bank Muamalat sama seperti bank lain pada umunya, yaitu sepenuhnya mengacu pada ketentuan UCPDC (Uniform Customs and Practice for Documentary) atau yang biasa dikenal dengan UCP 600. Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi L/C pada Bank Muamalat sama seperti bank lainnya, pada umumnya ada empat pihak yaitu, applicant, issuing bank, beneficiary, dan advising bank. Namun terkadang bank Muamalat juga melibatkan confirming bank, apabila ada permintaan dari beneficiary. Untuk akadnya, Bank Muamalat menggunakan akad kafalah bil ujrah. L/C dengan akad kafalah bil ujrah memiliki fatwa tersendiri, terpisah dari fatwa L/C ekspor maupun impor. L/C dengan akad kafalah bil ujrah diatur dalam fatwa DSN-MUI nomor 57 tahun 2007. Meskipun terspisah secara fatwa, namun penerapan dengan akad kafalah ini tetap merujuk pada fatwa L/C ekspor maupun impor. Syarat dan rukun pada penerapan akad kafalah bil ujrah ini merujuk pada fatwa DSN-MUI nomor 11 tahun 2000 tentang kafalah. Bank Muamalat menggunakan akad kafalah karena kebanyakan dari nasabah menyediakan dana dalam bentuk jaminan fixed asset, bukan uang cash.
64
Hal ini dilakukan oleh nasabah karena kebutuhannya untuk memutarkan dana cash yang dimilikinya. Sebenarnya dengan penggunaan akad kafalah ini nasabah memiliki keuntungan karena ia diberikan kesempatan untuk memuatarkan dana cash yang dimiliki. Dari segi masalah, sejauh ini Bank Muamalat tidak ada masalah pada transaksi L/C. Masalah yang terjadi biasanya masalah ketidaksesuaian barang yang diinginkan
importir dan barang yang dikirim oleh eksportir. Namun,
masalah ini bukanlah masalah bank, karena bank tidak ada urusan dengan barang. Tugas bank hanyalah dari segi pembayaran dan pengecekan dokumen saja. Ketika dokumen sudah cocok namun ternyata barang yang dikirim berbeda maka itu diluar tanggung jawab bank. Selain itu, masalah yang terjadi biasanya adalah masalah kurs, karena kurs itu selalu berubah-ubah setiap waktu. Untuk hal ini bank sudah memiliki cara tersendiri yaitu dengan cara melibatkan financing bank. Atau selain itu, jika ada keterlambatan bayar dari nasabah maka bank mewajibkan kepada nasabah untuk memenuhi pembayaran kewajibannya tersebut dengan mengkonversi terlebih dahulu rupiah yang ia miliki, menjadi valuta asing yang digunakan dalam pembayaran L/C dengan jumlah yang sama banyak pada saat transaksi. Perkembangan transaksi L/C yang tersedia di Bank Muamalat sudah sama seperti bank lain pada umumnya. Hal ini terbukti dengan bergabungnya Bank Muamalat sebagai anggota swift. Dengan menjadi anggota swift, setidaknya bank
65
dapat melakukan penerbitan atau penerimaan L/C dengan lebih banyak bank. Karena bank besar sudah menggunakan swift sebgai sarana pengiriman L/C. Dari jenis L/C, Bank Muamalat juga telah mengembangkan jenisnya dengan menyediakan L/C UPAS yang baru-baru ini disediakan sebagai jenis transaksi L/C selain dari sight dan ussance.
66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dan merujuk pada hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal berkut: 1. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia untuk mengatasi kurs valuta asing pada posisi yaitu dengan mengatur NOP (Net Open Position) sebagaimana yang telah ditentukan oleh analis berdasarkan kemungkinankemungkinan yang akan terjadi. Pada transaksinya Bank Muamalat menggunakan squaring untuk menimilasir kenaikan atau penurunan kurs. Jenis transaksi yang digunakan adalah Today (TOD) 2. Transaksi L/C pada Bank Muamalat Indonesia mengacu pada peraturan UCPDC (Uniform Customs and Practice Documentary) atau yang biasa dikenal dengan UCP 600. Untuk akadnya yang digunakan adalah akad kafalah bil ujrah yang diatur pada fatwa DSN-MUI nomor 57 tahun 2007 tentang L/C dengan akad kafalah bil ujrah. 3. Manajemen risiko kurs valuta asing pada transaksi L/C yang digunakan adalah risk transfer yaitu dengan melibatkan financing bank.
67
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pemaparan diatas maka saran yang dapat diberikan adalah: 1. DSN-MUI segera mengeluarkan fatwa mengenai manajemen risiko kurs yang tepat untuk digunakan oleh bank syariah, agar dapat melindungi bank syariah namun tetap terjaga dari sisi kesyar’iannya. Karena risiko kurs tidak dapat dihindari oleh bank syariah. 2. Bank Muamalat Indonesia agar tetap menjaga jenis transaksi valuta asing yang disediakan, karena transaksi yang disediakan sekarang sesuai dengan prinsip syariah. 3. Bank Muamalat dapat menyediakan jenis mata uang valuta asing yang lebih beragam. Sehingga ketika nasabah membutuhkan valuta asing selain dari tujuh jenis valuta asing yang disediakan pada Bank Muamalat sekarang, nasabah dapat membelinya dengan harga kurs counter. 4. Keberanian Bank Muamalat sebagai anggota swift untuk memfasilitasi transaksi internasional seharusnya dapat diikuti oleh bank lain yang belum menjadi anggota swift. Karena dengan menjadi anggota swift membuka peluang pada bank untuk dapat saling terhubung dengan bank lainnya, dan pastinya akan lebih banyak bank yang dapat saling berinteraksi. Selain itu, dengan bergabung menjadi anggota swift, bank memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan usahanya.
68
DAFTAR PUSTAKA Abbas, Afifi Fauzi. Metodologi penelitian. Jakarta: Adelina Bersaudara, 2010. Ali, Masyhud. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 2006. Arifin, Zainul. Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia Publisher, 2009. Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Basyaib, Fachmi. Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Grasindo 2007. Berlianta, Heli Charisma. Mengenal Valuta Asing. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005. Ginting, Ramlan. Letter of Credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Idroes, Ferry N. Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2008. Ismail. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana, 2010. Karim, Adiwarman Aswar. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010. __________. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada 2007. Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk bisnis dan ekonomi. Jakarta: Erlangga, 2009. Mangani, Ktut Silvanita. Bank dan Lembaga Keuangn Lain. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009.
69
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004. Muslich, Ahmad Wardi. Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah, 2013. Nasution, S. Merode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2002. Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008. Rivai, Veithzal dan Rifki Ismail. Islamic Risk Management for Islamic Bank. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013. Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, 2002. Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2010. Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalat. Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Suyanto, Bagong. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana, 2011. Wahyudi, Imam dkk. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta: Salemba Empat, 2013. Wawancara Hasil wawancara pribadi dengan Amiril Zulhaj, Treasury Officer PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Jumat, 28 Maret 2014 Hasil Wawancara Pribadi dengan Muhammad Yusuf, Treasury & Internasional Operation Department Head PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Senin, 21 April 2014 Jurnal Utomo, Setiawan Budi dkk. ”Analisis Kesesuaian Instrumen Hedge Konvensional Terhadap Prinsip Syariah.” Jurnal Media Riset dan Manajemen Fakultas Ekonomi Trisakti Vol.2 Jakarta, 2008.
70
Skripsi Ainy, Qurratul. “Strategi Bank Syariah Mandiri dalam Penyelesaian Masalah Discrepancies Document dan Fluktuasi Nilai Tukar pada Transaksi Pembayaran L/C Ekspor Impor.” Skripsi sarjana Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. Indrawati, Nani. “Aplikasi Manajemen Risiko pada Investasi Foreign Exchange (Studi Kasus pada PT. Victory International Futures Kantor Cabang Malang).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Malang, 2009. Nurbaya, Siti. Implementasi Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.34 dan 35 tentang Letter of Credit (L/C) Ekspor-Impor di Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk).” Skripsi sarjana Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Website Triyana, Juni,“Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing”, artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari http://juni-triyana.blogspot.com/2012/05/jenis-jenis-transaksivalas.html Bank Mandiri, ”Produk Trasury”, artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari http://www.bankmandiri.co.id/article/312261278522.asp?article_id=3122612 78522 Pasar Valuta Asing (Valas/Forex), artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/pasar-valuta-asing-valas.html
71
I(EMENTERIAN AGAMA
uNrvERsrTAs rsLAM NEGERI (UIN) SYARIF IIIDAYATULLAI{ JAKARTA FAKULTAS SYARIAE DAN IIUI(UM
Jrn. rr. r-{ ruanda No. ss
cip.br
Jakarta 15{12
rndo*esia
Ir?Jff;i,ll,Ii;1"iLl3liJf*11i vr€usw : ffiv.ulnrl(Lac.lo E-tnall : !'rl;1fl?;.'r1l6r'"1,t#"". Syaf_nU(
[email protected]
Nornor : Un.O7 /F4/ PP.A1..7/ VgA / 2014 L"*p :1(satu) Berkas Proposal Hal : Mohon Kesediaan rnenjadi Pembiurbing Skripsi
Iakarta,3 Maret 2014 M
1IqmadilAwal1435 H
Yang Terhormat, Dr. H. Abdul Malik, MM Ir. RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN jakarta A s sabmuabiku m w ar ahnw
tullah
w ab ar ale
tuh
Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah ]akarba rnengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasiswa: Ai Nurilmi Nama 11100461W076 NIM Prodi/Konsentrasi Muamalat/ Perbankan Syariah Manajemcn Risiko Kurs Valuta Asitrg Bank Muamalat Indonesin ]udul Skripsi pada Transaksi lztter of Credit Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut: 1. Topik bahasan dan out line dimana perlu dapat diadakan perubahan dan penyemPurnaan 2. Teknik penulisan supaya merujuk kepada buku "Pecloman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah ]akarta" Demikianlah atas kesediaan saudara karni ucapkan terima kasih. ut arahmatull
ahi w ab aralcatuh
tudi Muamalat (Ekonomi Islam)
Tembusan Disampaikan dengan horrnat kepada: l. Kasubag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum 2. Sekretaris Program Str.rdi Muamalat Fakultas Svariah dan Hukum 3. Arsip
I(EMENTERIAN AGAI\IA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI CUIN) SYARTF IITDAYATULLAI{ JAKARTA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
Tetp. (62-21) 747 11537 ,7401925 Fax. (62-21 Website : www.uin.ikt.ac.id E-rnail : syar_huke
iuanda No.95 CiputatJakarta 15412, lndonesia
Nomor Lampiran Hai
: Un.01/F4l KM.00.02/
:
Jakarta, 12Maret2074
loVo / ZMa
Permohonan Data/ Wawancara Kepada Yth, PT. Bank Muamalat Indonesia
di TemPat As s alamu'
qlaikum Wr'Wb'
Dekan Fakultas SYariah dan Hukum UIN SYarif HidaYatullah Jakarta meneraugkan bahwa: Ai Nurilmi Nama 1110046100076 Nornor Pokok Tempat/Tanggal Lahir Sernester Jurusan/ Konsentrasi
Jakarta, 11 SePtember 1990 Viii (cieiapan) : Muamal at / Perbankan SYariah
Alamat
Rt.04 Rw.03 Jl.Delima, Kec.Bojon gsari, DePok. 76517
Telp
0872a2522325
Kel.Curug
adalalrberrarnralrasiswaFakultasSyariahdulHukumUlNSyarif
judul: UlJuyut"Uah Jakarta yang seclang menyusun skripsi clengan
-MANAIEMENRISIKoKURSVALUTAASINGBANKMUAMALAT INDONESIAPADATRANSAKSILETTERoFCREDIT,, Bapak/Ibu Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, climohon kiranyamemperoleh
a.n. DEI(AN,
Akademik
NIP. 19570312198s031003
Dl
Tembusan : 1. Dekan Fakultas Syariah clan Hukum UIN iakarta 2. Ka/Sekprodi Muamalat / Perbankan Syariah'
Muamalat Institute Your Sharia Business Partner
ta. :.. aryj r':ii*i:".
No. 347lMI A{G-02
/II
ABrv*
OL
Jakarta,24 Maret 2014 M 22 Jurnadal Uia i435I-I
I(epada Yth. Bapak Yudistia Brilliano Treasury Division Head Bank Mua malat Indonesia
Perihal Lampiran
: Permohonan I(onsultasi : 1 lembar
llahi wabsrakatu
As salamtt' alaikum wara hnutu
Semoga
h.
Allah SWT senantiasa melimpahkan nikmat kesehatan, kesabaran dan kemudahan
kepada kita semua dalam menjalankan amanah dan aktivitas sehari-hari. Amiin.
Dengan ini kami memberitahukan bahwa mahasiswa dengan data sebagai berikut : Nama : Ai Nurilmi Asal Kampus : IJIN Jakarta Program/Jurusan : Sl / Perbankan Syariah Judul Skripsi : Manajemen fusiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesia pada Transaksi ktter of Credit.
Bermaksud melakukan wawancara untuk memenuhi kebutuhan data penelitian. Kebijakan mengenai kerahasiaan data dan informasi kami serahkan kepada pihak Treasury Division Head. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas, dapat menghubungi Sdr. Hayun di nomor 082817060822.
Demikian hal ini kami sampaikan untuk diketahui bersama. Atas kesediaan dan waktu luang yang telah diberikan kami ucapkan terima kasih. Wa
Billahi Taufiq Wal lfidayah.
Was s a I a a mu' al a i ku
m
w arah
matu
IIa a
hi
w a b a r o ka atu h.
QV
r-L "<^
MUAMALAT INSTITUTE
lsnaini Mufti Aziz Executive Director JAWABAN NARASUMBER (Bank Mua:nalat) B
ahwa perm oho. an kon sultasi Saudara./Saudari tersebut
Alasan I Isulan
(
DAPAT
/ TIDAK * )
diterima.
:
waktu
:
Supervisor Narasumber
Mohon Jawaban ini di fax. ke Muarnalat Institute O2l. 5326735 Gd. Dana Pensiun Telkom Lt.2 Jl. Letjend. S. Parman Kav.56 Slipi Jakarta Barat Telp (62-2 1) 532 67 11, Fax. (62-zL) S3Z 6735
www.m uam alat-institute.com
Narasumber
-l'r
-Li'; Muamalat Institute d ?Wi;# Your Sharia Eusiness Padner No. 348/N{I /MG-02 /IlU20l4
J
lui 22 lumadal Ula 1435 H
aka rta,24_A&.rel2Q_14
Kepada Yth. Bapak M. Harris National Operation Division Head Bank Muamalat Indonesia
Perihal Lampiran A s s alomu'
: Permohonan l(onsultasi
:
I lembar
alai kum
w araltmatullalti w ab
arakatu h.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan nikmat kesehatan, kesabaran dan kemudahan altivitas sehari-hari. Amiin.
kepada kita semua dalam menjalankan amanah dan
Dengan ini kami memberitahukan bahwa mahasiswa dengan data sebagai berikut:
Nama Asal Kpmpus Prograin/Jurusan Judul Skripsi
: Ai Nurilmi : UlNJakarta
/
Perbankan Syariah Risiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesia pada Transaksi Leuer of Credit.
: 51
: Manajemen
Bermaksud melakukan wa\{rancara untuk rnernenuhi kebutuhan data penelitian. Kebijakan mengenai kerahasiaan data dan infonnasi kami serahkan kepada pihak National Operation I)ivision Head. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas, dapat menghubungi Sdr. Hayuu di nornor 482817060822.
Demikian hal ini kami sampaikan untuk diketahui bersama. Atas kesediaan dan wallu luang yangtelah diberikan kami ucapkan terima kasih. Wa
Bittahi TauJiq
Wat Hidayatt
Was s a I a a mu' al a i kum w ar a h matul I aa
h
i w ab a ro kaatu
h.
# /<,,t-
MUAMALAT INSTITUTE
Executive Director JAV/ABAN NARASUMBER (Bank Muamalat) B ahrva permohonan konsultasi S audaray'Saudari tersebut Alasan : Usulan
wakru
( DAPAT / TIDAK * )
:
Supervisor Narasumber
Mohon Jawaban ini di fax. ke Muamalat Institute OZl. 5326735 Gd. Dana pensiun Telkom Lt.2 Jl. Letjend. S. parman Kav.56 Slipi Jakarta Barat Telp (62-21) S3Z 6741, Fax. (62-21) S3Z 6735 www.m uam alat-ln stitute. com
H
diterima.
Narasumber
-','"-..i
'e*rr.'
*',,"t
. Muamalat Institute Your Sharia Euslness Partner
w
""
I-,ampin:n Surat llomor : 317ilt4l
/MG-02 /I1I/20I4
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
MANAJEMEN RISIKO I(URS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDTT. Peneliti: Ai Nuriimi (Program Sarjana IJIN Jakarta) . flruirit Zut[.^:i Nama lwaisurno office' Jabatan Unit l{erja No. T'elp/HP
0867 - tlog- o97g
1. Bagaimana Bank Muamalat Indonesia melakukan risk manajemen Kurs Valuta Asing? 2. Apakah hedging pernah dilakuhan? Jika iya, bagaimana prosesnya? Jika tidak, mengapa
, 3.
dan bagaimana Bank mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar ini?
Bagimana keberhasilan Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi risikp fukfuasi kurs valuta asing?
4. 5.
Apa saja hai yang menyebabkan masalah fluktuasi nilai tukar? Jenis mata uzrng apa saja yang diperjual-belikan pada trasaksi
Al-Sharfdi Bank Muamalat
Indonesia?
6.
.Ienis transaksi apa saja yang disediakan Bank Muamalat Indonesia pada transaksi jual-beli
valuta asing?
7.
Rata-rata kurs valuta asing perbulan, periode September 2Q73
-
Februari 2014.
Gd. Dana Pensiun Telkom Lt.2 Jl. Letjend. S. Parman Kav.56 Slipi Jakarta Barat Telp (62-21) s32 6711, Fax. (62-21) s32 673s
www.m uam alat-institute.com
HASIL WAWANCARA PAD A NATIONAL OPERATIONAL DIVISION BANK MUAMALAT INIDONESIA Nama
: Bapak Muhammad Yusuf
Jabatan
: Treasury & Internutional Operution Depurlment Heud
Waktu
: Senin,2l April2014
1. Akad apa yang digunakan BMI
pada produk L/C ekspor impor? mengapa
menggunakan akad tersebut? Mekasnisme transaksi L/C secara umum sama seperti bank lain. Karena untuk transaksi internasional mengacu pada aturan main dari produk ICC (International Cambers
of Comers). Untuk transaksi L/C digunakan UCP 600. Jadi, untuk
mekanisme, pihak siapa saja yang terlibat, tanggung jawab, hak, kewajiban dan sebagainya semua mengacu pada aturan internasional tersebut. Namun, ketika terkait dengan fasilitas di perbankan, maka nasabah/applicant yang akan diberikan
LIC
dia mesnggunakan jaminan tunai 100 persen dari uang yang disiapkan untuk
pembelanjaan impor, atau nasabah sebenarnya memiliki dana untuk pembayaran
tersebut namun dalam cash Jlow yang belum selesai, sehingga ketika nasabah harus segera membuka LIC maka nasabah membutuhkan fasilitas bank. Untuk mendapatkan fasilitas bank
ini,
nasabah dapat menyediakan jaminan berupa
assetnya (fixed asset), bukan berupa uang. Jika nasabah menggunakanfixed asset sebagai jaminan, pada diperkirakan
Llc
akan jatuh tempo pembayarannya dan
nasabah telah mernperhitungkan cash
inflov' nya akan masuk, baru nasabah bisa
membal'ar L/C tersebut. Untuk sementara agar nasabah mendapatkan L/C dari bank, maka nasabah terlebih dahLrlu rnenaruh.y'-r-ed osselnya.
Dalam perbankan svariah. untuk LiC i,ang dibuka pada umumnya menggunakan
akad kafalah. Namun Sebenarnl,a secara idealnya
L/C menggunakan akad
v,akalah, karena bank hanya mewakilkan nasabah saja. Uang sudah dipegang oleh
bank, cash collateral 100 persen sudah dipegang dananya, bank tinggal mengeluarkan
Llc
sebagai
wakil dari nasabah tersebut, jadi
menggunakan
wakalah. Tapi, karena nasabah adalah businessman, mereka membutuhkan perputaran dana, maka nasabah sering tidak memberikan uang cash kepada bank,
jadi mereka hanya memberikan fixed asset
saja, sehingga cashnya masih bisa
mereka putar untuk bisnisnya. Karena seringnya nasabah menggunakan fixed
asset sebagai jaminan, maka akad yang digunakan tidak lagi dengan wakalah namun menjadi kafalah. Setelah nasabah memberikan jaminan berupa fixed asset,
lalu diproses seperti biasa, seperti pembiayaan pada umumnya yaitu ada analisa,
komite, sampai nanti keluar fasilitasnya. Setelah fasilitas keluar,
barulah
Relationship Manager (RM) atau Accounting Manager (AM) yang membantu nasabah mengurus transaksi
ini. Setelah mendapat
persetujuan dari komite,
kemudian nasabah mengisi aplikasi untuk pengajuan
Llc. Jika nasabah
membutuhkan dana dari bank untuk kebutuhan pembiayaan bisnisnya, maka AM akan memeriksa jenis pembiayaan yang cocok untuk nasabah tersebut. Misalnya
murabahah, musyarakah, mudharabah atau yang lainnya. Namun pembiayaan
yang dikeluarkan tidak berbarengan dengan pengeluaran LlC, karena nanti akibatnl,'a dapat melampaui nilai plafond yang disediakan oleh bank. Maka setelalr
L/C direalisasikan, fasilitas kafalahnya harus ditutup, lalu memunculkan
fasilitas baru yaitu murabahah atau mudharabah. Setelah dana cair, barulah dibuat settlement untuk LIC nya. Jadi jenis akad yang tersedia, ada yang berupa
kafaloh saja, yaitu jika nasabah sudah mandiri dan siap dari segi keuangannya. Atau
jika
nasabah menggunakan uang dari bank juga, maka dari kafalah berubah
menjadi mr.rabahah, mudharabah ataupun musyarakah. Akad-akad tersebut digunakan tergantung dari analisa rnarketing dan kebutuhan dari nasabah.
2. Siapa saja pihak yang terkait dalam transaksi
L/C?
Umumnya terdapat empat pihak yang terkait dalam transaksi
LlC, yaitu ada
buyer, seller, issung bank sebagai bank penerbit dan advising bank atau nominated bank yang ditunjuk oleh ekportir.
Di
samping parlisi yang umum
tersebut, terkadang ada tambahan, yaitu pihak confirming bank. Terkadang ada nominated bank yang bertindak sebagai confirming bank juga. confirming yang selain dari nominated bank ada, apabila LIC yang dikeluarkan oleh issuing bank
tidak membuat beneficiary nyaman, karena beneficiary tidak begitu kenal dengan
issuing bank, maka
ia perlu
meminta kepada applicant supaya
Llc
nya
ditambahkan konfirmasi dari bank yang status kredibilitas atau rattingnya lebih
tinggi dari isstting bank.
Proses pengalihan kredibitas pada transaksi
terjadi apabila, seller kurang percaya dengan buyer maka dia minta
LIC ini
Llc,
jadi
buyer kredibilitasnya dicover bank. Ketika issuing bank kredibilitasrrya rnasih kurang dipercaya, maka ia minta ditambahkan confirnting bank. Sehingga ada peningkatan kredibilitas. Jika sudah ada konfirmasi dari confirnting bank, setelalt
itu barulah LIC dapat diterirna oleb beneficiary. Untuk confirming bank sendiri. biasanya menerapkan fee. Biasanya besaran fee berkisar antara l-2o/o dari nilai
LlC. Untuk biaya
tambahan
ini, ada negosiasi lagi antara applicant
dan
beneficiary.
Fungsi dari confirming bank adalah, jika issuing bank memang sudah diragukan kredibilitasnya, dan sudah dibaca berdasarkan pengalaman-pengalaman, bahwa bank tersebut tidak sanggup membayar, maka confirming bank yang bertanggung
jawab melakukan pembayarannya. Jadi confirming bankberperan sebagai back up dari issuing bank. Jlka issuing bank mampu membayar, maka confirming bank dalam posisi yang aman bahkan untung, karena confirming bank tersebut tetap mendapatkan co
fee. Namun jika issuing bank tidak mampu membayar, barulah
nfir mi ng b ank y ang menangani pembayaran tersebut.
Untuk mendapatkan confirming bank, biasanya bank mau mengkonflrmasi L/C dari issuing bank, jika issuing bank sudah menjadi "nasabah" confirming bank tersebut. Nasabah
di sini adalah, pihak yang sudah diberikan line facility
atau
credit line, walatpun sifatnya non tunai. Ketika diminta confirm, maka credit line dari issuing bankinilah yang akan digunakan. Line kegunaannya, selain untuk konfirmasi
L/C
Facility
antar bank
ini banyak
bisa juga untuk money market.
3. Bagaimana Mekanism
e
LIC pada Bank Muamalat Indonesia?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. mekanisme pembukaan LIC adalah.
yang pertama nasabah datang kepada kebutuhannya,
AM atau RM, setelah itu
dianalisa
jika disetujui maka nasabah akan mendapatkan fasilitas
LiC.
kemudian nasabah diminta untuk mengisi aplikasi permohonan penerbitan LIC dan melampirkan kontrak kerjasama. Setelah itu semua diajukan oleh AM plus
memo persetujuan dari komite, diantar ke bagian operational, kemudian nanti bagian operational yang akan melakukan penerbitan LIC nya.
L/C sekarang, dikirim melalui swift, bukan dengan surat menyurat seperti zaman dulu. L/C yang dulu menggunakan surat fisik, ditandatangani pejabat bank, dimasukan ke amplop, kemudian dikirim kepada advising bank. Kemudian seiring berjalannya waktu, L/C surat fisik dirubah dalam bentuk teleks. Namun
sekarang kedua
jenis itu tidak digunakan lagi, karena
sekarang telah
menggunakan swift. Swift adalah media komunikasi yang digunakan dunia
di
seluruh
oleh bank untuk kebutuhany'nancial. Pengiriman dari bank satu Negara
ke
Negara lain, sudah dapat terkirim dalam hitungan detik. Untuk tingkat keamanannya, sudah diatur dari lembaga swiftnya. Bahwa setiap member swift akan diberikan swift code. Setiap sv,iJt code merupakan identitas dari institusi atau bank tersebut.
Format dari pesan teks pada .rrr'/r. sudah ada standar fbrmatnva. Sehingga L/C
dari Negara manapun merniliki format adalah
MT 700, l\4T 700 adalali
van_q sarxa. Pada
N4essage
L/C yang
digunakan
Tipe 700 atau pesan tipe 700 ini
seluruh dunia sudah kenal bahwa tipe ini untuk LiC. lvlT 700 ini akan dikirim dari
issuing bank kepada advising bank. Namun itupun baru bisa terkirim
jika
antar
bank sudah memiliki RMA (Relationship l,[unogentent Application). RMA adalah satu aplikasi dalam swift yang bisa mempertemukan dua institusi ini. Jika belum ada
RMA antar dua bank yang hendak berhubungan, maka MT700 akan tertolak,
meskipun kedua bank tersebut sama-sama anggota swift. Oleh karena itu, untuk mengatasinya dapat membuka
RMA
antar issuing bank dan advising bank. Atau
selain membuka RMA dapat juga menumpang kepada koresponden bank lain yang sudah mempunyai RMA dengan issuing bank. Karena tidak semua RMA
dapat diterima. Ketika bank menggunakan bank koresponden lain dalam penerbitan LlC, maka bank koresponden tersebut dapat meneruskan LiC tersebut kepada bank tujuan dari issuing bank. Penerusannya bisa menggunakan swift lagi,
atau dapat juga menggunakan mail. Jika menggunakan swift lagi MT 700 akan berubah menjadi
MT 710, yang berarti
penerusan
L/c. untuk bank Muamalat
sendiri, sejak tahun 2006 bank Muamalat sudah menjadi member swift. tadi untuk mekanismenya, Bank Muamalat menggunakan swift untuk pengiriman
Llc
nya.
Ketika Bank Muamalat berperan sebagai advising bank, saat bank menerima LIC dari luar, bank menyerahkan L/C tersebut kepada eksporlir agar eksportir segera menyiapkan barang-barang permintaan importer untuk diekspor. Setelah barang
dikirim. kemudian dokumen-dokumennya dikirim ke Bank Mr-ramalat untuk ditagihkan.
4.
Masalah apa saja yang kerap terjadi pada transaksi L/C? Masalah yang sering terjadi relative tidak ada, karena transaksi
L/C
sudah
dipagari dengan UCP. Jadi semua pihak sudah tunduk kepada UCP. Terdapat3g pasal dalam UCP yang mengatlrr transaksi
L/C. Sehingga transaksi L/C relative
aman. Paling tidak masalah akan terjadi apabila sejak awalnya memang sudah ada
unsur tidak baik, yaitu terdapat unsure fraud. Yaitu hanya ingin mencairkan kertas jaminan menjadi uang
fisik, maka itu bisa saja terjadi. Misalnya
dengan
membuat transaksi palsu atau bisnis palsu, sehingga hanya sekedar dokumen, sedangkan barang tidak pernah ada akan tetapi uang tetap keluar. Namun
jika
pada awalanya satu pihak ingin membeli dan pihak lain ingin menjual, semuanya
berjalan secara normal. maka transaksi L/C akan berialan mulus. Oleh karena itu standard dokumen pun diatur dalam UCP. Pada Bank Muamalat sendiri sejauh saja
jika ada sengketa
ini baik-baik saja, tidak ada kendala. Hanya
antara buyer dan seller, biasanya
itu semua terjadi di luar
mekanisme L/C. Seperti misalnya nasabah merasa belum menerima barang, maka
itu bukan lagi kewajiban bank. Kewajiban bank adalah pada dokumen, pada
karena
LIC sudah ada term and condition nya dan sudah diatur lengkap. Jika term
and condition dalam L/C sudah sesuai, maka kewajiban bank adalah membayar.
Jika ada masalah, maka masalah tidak lagi meniadi urusan bank, dan nasabah
memperdebatkannya
di luar bank. Bank tidak ada kewajiban untuk
melakukan
pengecekan langsung pada barang yang dikirinr. pengecekan yang dilakukan pada
bank hanya dilakukan pada dokumen saja, karena itu semua sudah diatr"rr dalarn UCP.
Dalarn mengatasi keterlambatan pembayaran dari nasabah, karena
yang
jika kurs nya berubah maka bank
akan
digunakan adalah valuta asing,
menggunakan kurs pada saat transaksi. Misalnya bank jatuh tempo bayar pada tanggal satu sebesar USD 10.000, kemudian bank membayar USD 10.000 dengan kurs pada saat itu. Bank membayarnya dari rekening beban bank Muamalat, atau
dari tagihan, rupa-rupa dan lain sebagainya dan sudah dikurskan. Namun utang nasabah terhadap bank tetap dalam bentuk dollar,
usD 10.000. Pada saat nasabah memiliki uang
jadi
nasabah masih berutang
rupiah, pada tanggal 10, maka
uang rupiah tersebut harus dikonversi terlebih dahulu dalam bentuk dollar sebanyak USD10.000.
5. Apa perbedaan
sight dan ussance?
Sight dan Ussance adalah jenis L/C. Nasabah memilih sight atau ussance karena
memiliki alasan tertentu. Sight adalah LIC yang diterbitkan dan pada
saat
pengajuan dokumen untuk pembayaran, dari sejak bank menerima dokumen sampai 5 hari kerja sesuai aturan UCP memeriksa dokumen tersebut, pada hari
kelima bank harus sudah memutuskan untuk membayar atau menolak. Jika ada discreapancies atau penyimpangan tidak sesuai antara dokumen dengan syarat
dan kindisi L/C maka bank boleh menolak. Akan tetapi apabila sesuai. bank r,vajib membayar.
Untuk
L/c
Ltssance, pada saat dokurnen
dipresentasikan, lirna hari
sejak
diterirnanya dokumen itu bank merneriksa. rnaka pada nraksimum hari kelimani,a bank sudah harus memutuskan mengaksep atau menolak. Jadi bukan membal,ar atau menolak, seperti pada sight. Mengaksep artinya, bank akan mengeluarkan pernyataan bahwa dokumen-dokumen tersebut telah dicek dan sudah diaksep.
Untuk masalah pembayarannya kapan, sesuai dengan term dari L/C ketika peftama kali dibuka. Misalnya L/C dibuka dengan term ussance 30 hari, ussance 60 hari atau ussance 90 hari. Meskipun begitu, akseptasi tetap 5 hari, akan tetapi
jatuh tempo bayarnya sesuai dengan pilihan buyer dan seller pada saat kontrak.
Adanya perbedaan sight dan ussance, biasanya sight harganya lebih murah sedangkan ussance
lebih mahal, karena barang sudah diterima
pembayarannya ditangguhkan. oleh karena itu, baru-baru dengan
L/c UPAS. UPAS
sedangkan
ini ada yang dikenal
adalah (Jssance Payable At sight,
yaitl Llc dibuka
secara ussance 6 bulan, tapi dapat dibayarkan dengan sight.Maka ketika eksportir
menerima L/C UPAS eksportir akan menerima uangnya segera, karena payable at
sight. Namun bagi importer, pembayarannya adalah ussance.
Untuk
menjembataninya ini maka bank yang akan menalangi, namun ada harga untuk
applicant. Harganya dapat dihitung dengan system murabahah, musyarakah ataupun mudharabah.
6.
Bagaimanakanah format formulir pembukaan LIC?
Untuk lormat formulir, semua bank memiliki format yang sama karena diatur
oleh Bank Indonesia. Tujuan bank Indonesia mengatur adalah agar Bank Indonesia mengetahui factor-faktor yang harus dipagari untuk kebutuhan Bank Indonesia dalam memantau transaksi di setiap bank.
10
HASIL WAWANCARA PAD A TREASARY DIVISION BANK MUAMALAT INDONESIA
Amiril Zilhaj
Nama
: Bapak
Jabatan
: Treusury Officer
Waktu
:
1.
Jumat,28Maret2014
Bagaimana Bank Muamalat Indonesia melakukan risk management kurs valuta asing? Pada term valuta asing terdapat open position yang mempengaruhi kurs naik dan
kurs turun. Bank Muamalat memiliki analis untuk open position khususnya dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, bagaimana pergerakannya.
Apabila untuk jangka pendek hal yang terjadi seperti tahun lalu, yaitu ketika diperkirakan trendnya naik, maka Bank Muamalat open position nyabesar. Open
untuk posisi devisa netto n.va dibuat plus besar, sehingga selain ada keuntungan transaksi adajuga keuntungan dari reval.
Untuk transaksinya, ini nyambung masalah hedging, bank syariah masih terbatas
dalam penggunaan hedging, karena kita tidak seperti
di Malaysi a. Jika
ada
transaksi, secara normal bank segera melakukan squaring. Misalnya bank
memiliki posisi beli 1.000.000, maka dijual lagi 1.000.000, hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko kenaikan atau penurunan kurs.
2.
Apakah hedging pernah dilakukan? Jika ya bagaimana prosesnva? Jika
tidak, mengapa dan bagaimana bank mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar ini? Hedging belum digunakan di Bank Ivluanralat Indonesia. rlamun rnasih diolah dan diusahakan di BL Karena
jika tidak
ada hedging
risikonl,a besar, nalnun dari sisi
syariahnya masih harus dikaji ulang. Karena di Indonesia dilihatnya scoop kecil
jika dari bank itu sendiri, tidak seperti di Malaysia dilihatnya industry keseluruhan. Untuk mengatasi
secara
risiko kurs niali tukar, karena bank tidak
menggunakan hedging, maka bank mempunyai analis sendiri yang memantau bagaimana pergerakannya dan bagaimana open
position yang harus dilakukan.
Misalnya seperti saat ini, kecendrungan kursnya naik ekstrem dan turun ekstrem, maka bank cenderung square dan PDN nya nol, karena hal tersebut lebih aman.
3. Bagaimana
bank mengatasi risiko nilai tukar, jika ada nasabah yang yang
meminta pemhayaran LIC untuk waktu 3 bulan yang akan datang? Untuk nasabah yang meminta pembayaranLlC untuk 3 bulan yang akan datang,
kita gunakan financing bank. sehingga ada yang langsung membayar namun at a discount. Karena
di kita tidak
makaLlC tersebut kita jual lagi
ke
menggunakan
forward
Llc
itu,
atau swap,
financing bank. Financing bank adalah Bank
yang telah menjalin kerjasama trade finance dengan Muamalat, yang terikat dalam perjanjian dengan persyaratan teftentu.
Finctncing bank yang digunakan bisa .financing bank syariah ataupun konvensional. karena kita transaksinl'a jual-beli. jadi tidak ada kaitannya dengan bunga.
4. Bagaimana
keberhasilan Bank Nluamalat Indonesia dalam mengatasi risiko
kurs valuta asing? Dari manajemen kurs itu sendiri Bank Muarnalat Indonesia untuk tahun lalu dapat memperoleh laba reval
di
atas
kedepannya akan terjadi seperti
60M.
Karena dari posisi itu analis ada view
ini. Seperti misalnya kemarin ketika Amerika
ekonominya akan recover, ada isu dari tappering, rnaka ada kemungkinan orang dananya kerlbali ke sana, maka kita segera pegang posisi long.Ketikaposisi long
rupiah terus melemah. Misalnya awal beli Rp.9.500, maka dijual Rp.i0.400, namun tujuannya bukan hanya untuk gen itu, tetapijuga untuk menjaga dari sisi
likuiditas. Ketika posisi bank pegan g long, namun untuk transaksi tetap squaring, yaitu beli satu jual satu.
5.
Apa saja yang menyebabkan masalah fluktuasi nilai tukar? Faktor Eksternal: pertama yang paling berpengaruh adalah Amerika, Amerika yang paling berpengaruh karena
usD merupakan mata uang yang paling
sering
diperdagangkan di Indonesia. Oleh karena itu yang dipantau adalah berita-berita
terkait ekonomi politiknya US. Misalnya seperti pada saat ada pengumuman dari Hellen, dia akan menaikan suku bunga setelah masa tappering di musim gugur
ini, maka langsung respon. Dana langsung kembali semua. Dollar menguat, emas
turun dan minyak turun. Karena Nilai tukar satu Negara
itu tidak
bisa
mempengaruhi Negara lain. jadi bukan karena Arnerika menaikkan suku bunga
lalu rupiah melemah. bukan karena itu. Karena Amerika menaikkan suku bunga, maka dollar rnenguat. Selain itu, yang dilihat adalah data ekonominya US, enployntent ni,a. GDP nya, Trade Balance nya, kebijakan suku bunga, dan dari kebijakan lain, 1'aitu kebijakan-kebijakan politiknya.
Di sisi lain, ekonomi yang
besar itu ada di Amerika, Jepang, Cina, Eropa, maka hal itu juga diperhatikan.
Demand terhadap USD lebih dipengaruhi oleh dana asing yang keluar atau masuk. Contoh ekstremnya seperti kemarin, ketika PDIP mengumumkan Jokowi rnenjadi presiden, dalam jangka waktu tidak sampai satu jam Rupiah turun lebih
dari 100 point dan IHSG langsung naik
3Yo.
Hal ini terjadi karena
ekspektasi
orang, ketika Jokowi jadi presiden, ketika hal itu diumumkan orang senang, mereka senang karena kepercayaan pada Jokowi.
Sehingga, orang pegang dolar
Di luar pencitraannya dia bagus.
jual dollarnya beli rupiah, maka saat itu
rupiah
langsung turun 100 point. Seiring berjalannya waktu selama satu rninggu kemudian, ada kabar bunga Amerika akan dinaikkan, karena berita
ini
lebih
credible maka mereka kembali ke luar. oleh karena itu, yang paling berpengaruh adalah dana asing yang masuk dan keluar.
Faktor Internal (dari dalam Indonesia): maka yang dilihat adalah berita politik indonesia, kemudian ekonomi Indoenesia, GDP, dan trade balance Indonesia. Selain itu kebijakan suku bunga atau jika ada lelang surat berharga maka hal itu
juga berpengaruh. Misalnya BI melelang surat berharga yaitu SBI Syariah atau misalnya pemerintah melelang sukuk, maka
hal itu bisa berpengaruh.
Tapi
tergantung nominalnya, kalau nominalnya besar biasanya dana asing masuk. Sehingga Rupiah akan menguat, karena permintaan terhadap Rupiah banyak. 6.
Jenis mata uang apa saja yang diperjual-belikan pada transaksi at-shurf di Bank Muamalat Indonesia? Jenis mata uang yang diperjual belikan di Bank Muamalat Indonesia ada tujuh macam. Jenis mata uang yang bisa untuk transfer dan dilengkapi bank note ada
tiga jenis, yaitu: USD (United State Dollar), SAR (Saudi Arabia Riyal) MyR (Malaysia Ringgit) dan SGD (Singapore Dollar), namun SGD (Singapore Dollar) hanya ada di Batam saja. Hanya itu saja jenis mata uang yang dilengkapi dengan
bank note, karena Pengadaan bank note biayanya banyak, jadi jika transaksinya belum banyak bank belum menyediakan. Namun, jika ada request tertentu bank bisa mediakannya.
Untuk Jenis mata uang yang tidak disertai bank note yaitu SGD (Singapore Dollar), EUR (Euro), JPY (Japan Yen) dan AUD (Australia Dollar). untuk mata uang EURO atau AUD biasanya untuk transfer. Itu yang umum, namun jika nasabah
ingin mentransfer ke mata uang lain misalnya mata uang asing yang
jarang seperti
NoK (Norwey
Krone) atau misalnya Peso, bank
bisa
melakukannya. Namun kursnya tidak ada di counter, maka pihak counter harus menelepon ke bagian treasury untuk mengetahui kurs mata uang tersebut. Untuk 7
jenis mata uang tersebut di atas, transaksi dapat dilakukan di mana saja, asalkan
cabang devisa. Bank Muamalat memiliki 36 cabang devisa,
dilakukan di sana.
jadi transaksi
dapat
7.
Jenis Transaksi apa saja yang disediakan Bank N{uamalat Indonesia pada transaksi jual-beli valuta asing? Jenis transaksi untuk nasabah yang tersedia
di Bank Iviuamalat Indonesia adalah
transaksi Today (TOD), jual-beli sekarang. Bank Muamalat sedang mencoba untuk jual-beli tunda, namun harus ada dasarnya (underlying). Walau sebenarnya
jual beli tunda belum ada, jadi masih dalam tahap rencana
saja. Jual beli tunda
yang dimaksud adalah Tommorrow (TOM) atau SPOT. Karena TOM dan Spot termasuk pada jenis jual-beli tunda juga, tidak hanya swap atauptnforward. Oleh karena jenis transaksi yang disediakan Bank Muamalat Indoiiesia adalah transaksi
Today (TOD) maka transaksi hari selesai hari juga, maksimaljam 14.30.
Lain halnya dengan Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur. Pada Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur karena kebijakan yang diterapkan
di
sana berbeda, maka
transaksi bisa sampai Swap alau Forward.IJntukjenis transaksi TOM atau spot
itu adalah biasa. Karena kebijakan di sana cenderung lebih bebas dan terbuka. 8.
Apakah ada nasabah yang mengajukan pembiayaan dalam bentuk valuta asing? Jika ada lalu bagaimana pembayaran cicilannya? Ada juga Nasabah yang mengajukan pembiayaan dalam bentuk valas, biasanya
USD. Nasabah yang mengajukan pinjaman menggunakan valas,
maka
pembayarannya pun harus menggunakan valas. Tapi tergantung juga, misalnya
pembiayaannya valas, sedangkan dia operasionalnya rupiah, berarti ketika dia dropping berarti dia konversi ke rupiah dulu, nanti ketika dia mau bayar, dia beli
dolar lagi untuk ba1,ar angsuran. Beli dollarnva bisa di Bank Mualnalat atau di bank lain. Atau misalnl'a jika operasionalny'a dollar. darr bialarrl'a dollar rnaka
tidak ada masalah, karena di sana tidak ada risiko kLrrs. \,laka tergantung dari perusahaannya. Namun untuk pembavaran maka tetap harus menggunkan rnata
uang yang sarna (ketika diberikan pembial'aan). Narnun jika dia rnau ditransfer dari rupiah ke dollar itu bisa, namun Kursnya beda dengan kurs colmter.
9. Bagaimana bank menentukan harga jual dan harga beli? Harga
jual atau beli ditentukan oleh mayoritas harga market. Karena yang paling
pengaruh berita, ekspektasi orang seperti apa, maka nanti market akan bentuk harga itu sendiri. Maka kita mengacu pada market. Kita ambil spread dari harga
market, misalnya kurs 1 1.400 beli, maka 1 1.410 jual. Misalnya kita ambil di 390-
420. Jadi kita beli di 390, maka kita jual lagi ke market 420. Trus kita dapet spread 10 point. Itu juga misalnya ada nasabah ada yang mau beli dari kita, kita
beli di market 410, kita jual lagi di nasabah 420. Harya yang teretera di counter itu counter rate, itu untuk transaksi rata-rata dibawah 10.000. dibawah ekuivalen US$ 10.000. diatas US$.10.000 mereka bisa meminta special rate. 10. Dengan menyediakan deposito valas, apakah
BMI tidak khawatir terhadap
nasabah yang akan menggunakannya untuk spekulasi? Deposito itu intinya untuk investasi, dia menyertakan dananaya ke kita untuk kita bisa drive ke luar, untuk pembiayaan. Kita menganggapnya cenderung lebih ke investasi, bukan untuk spekulasi. Kalo untuk spekulasi biasanya orang yang jualbeli jual-beli. Misalnya rekeningnya kecil, beli sekarang banyak, lalu ketika harga
naik diiual. Beberapa hal seperti itu pernah terjadi. namun kita tegur, karena dia underlying n1'a tidak ada. Jika dia tlnasaksinya sering, misalnya tidak sampai 100.000, maka liarus ada keteran gan unclerll,ing n5,a itu apa. Jadi misalnya hari ini
50- 30. 50-30. dan untlerlying nva tidak ada. Yang seperti itu akan kita tegur, atau
kita berikan kurs counter. 11. Dengan
belum menggunakan hedging, apakah bank tidak kahwatir akan
kehilangan nasabah? Walaupun belum menggunakan hedging, namun nasabah masih banyak yang melakukan pembiayaan ke BMI. Karena nasabah emosional
memang mereka melihatnya dari sisi kesyariahannya,
BMI banyak, jadi
itu yang mereka
lihat.
Selain itu sama pricing kita juga. Pricing yang kita berikan ke mereka juga
lumayan dibandingkan dengan bank lain. Misalnya investasi, misalnya kita berikan pembiayaan kepada mereka lalu bagi hasil yang diberikan ke kita itu kalo diekuivalenkan ratenya itu kalo untuk deposito bagi hasilnya lebih tinggi. Atau
kalau untuk pembiayaan bagi hasil kita lebih rendah dari bank lain. Makanya mereka mau ke sini. Jadi nasabah yang memilih rasional dan emosional.
BMI
ada yang memilih secara
[2.
Rata-rata kurs valuta asing perbulan, periode January 20l3-February 2014 USD
SGD
MYR
JPY
EUR
SAR
AUD
Jan-13
9,654.00
7,857 .47
3,176.10
108.s4
12,829.20
2,574.24
10.139.32
Feb-13
9,680.3 g
7
,816.7 5
3,125.35
103.97
12,939.90
2,581.24
9.985.26
Mar-13
9,708.69
7,787 .74
3,122.40
102.s0
12,588.26
2,588.83
10,039.61
Apr-13
9,722.75
7,855.1 3
3.1 89.06
99.51
12,648.16
2,592.60
t0,099.71
May-l3
9,757.70
7
,81t.41
3,228.52
96.76
12,670.39
2,601 .88
9,654.15
Jun-13
9,875.24
7,834.57
3,137.76
1
0l .48
13,033.27
2,633.19
9,307.37
Jul-13
t0,071.22
7,941.84
3,155.14
101.1
r
13,178.02
2,685.44
9,233.76
Aug-13
10,571.58
8,290.57
3,2
t07.69
14,065.27
2,81 8.91
9,537.41
Sep-13
11,327.26
8,966.60
3,483.07
I
l4.l
8
15,123.35
3,020.27
1
Oct-13
11,342.83
9,117.37
3,571.23
116.09
15,483.30
3,024.50
10,793.63
Nov-13
11.623.63
9.316.99
3.631.61
1l6.rs
15.69r.rs
3.099.31
10,833.91
Dec-13
12,074.88
9,595.36
3,718.15
116.74
r6,546.14
3,219.62
10,949.34
Jan-l4
12,l59.g5
9,550.05
3,679.47
I 16.84
2,626.39
3,242.28
10,758.47
Feb-l4
I1,919.35
9,411.17
3,601.95
116.82
1,859.39
3,178.20
l0,69l.g3
1
8.5 8
0,5 15.05
, ::--:
,., ,,
l,
.',
"-,..;;,,*',_"r.,*..
.,
.
'.-il'ffivlf
.;r,," i:Z *:f A:**-tr:;t; ffi *,rrli{:..i;1.,f ,&..?, i$li.i.g Nation;ll Sharia Br;ard - trrdunerian Cr-rrrrrcil of Ulanla Sckt',:1nti*(- : hlas-iiJ !stiqial Karcar i11 I'aman ''Vija'tr Kuriurri;r. Jtlkariri l,u;ai Tc)p.(03 i J i45rl! 12 Fax i{)1t ) .1 +JiliJSe
l0l i0
rc
FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL Nomor: 5 7/DSN-MUllV 12007 Tentang
LETTER OF CREDIT (L/C) DENGAN AKAD KAFALAH BIL U.IRAH a
^>
6,
jl
Dewan Syari'ah Nasional, setelah:
Menirnbang :
a. bahwa salah satu bentuk jasa Lembaga Keuangan Syari'ah (LKS) adalah penyediaan fasilitas penjaminan transaksi perdagangan luar negeri yang dilakukan oleh nasabah, yang dikenal dengan istilah Letter of Credit (LlC);
b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan transaksi L/C tersebut, LKS berkewajiban untuk menyediakan skema penjaminan yang berdasarkan prinsip-prinsip syar' iah;
c. bahwa di antara prinsip syari'ah dalam menjalankan transaksi tersebut adalah penggunaan akad kafal ah ;
d. bahwa agar kegiatan L/C tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip
syar'iah, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang Letter Of Credit (L/C) dengan Akad Kafalah bil (Ijrah untul< dijadikan pedoman oleh LKS. Mengingat
:
1. Firman Allah SWT; antara lain:
a. QS.al-Kahfi [18]:
;";i,i)"rt !ilt
6ea 1
\
1
19:
:
-,-s-<Jr
) tL(
fs-, r
ri
Jf :l
&:r.gA
t*G
;;".ili:, L r'r r.-tUu
"Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini. Dan hendaklah ia lihet manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membav,a makqnqn yang lebih baik bagimu, dan hendqklah ia
berlakr lentah lembut, dan janganlah
mencerilakan holntu kepada seseorongpLul
sekali-kali
".
b QS al-Qashash l28l:26:
'; ll ,s,*;)t -,,-l'u-*r :; )
. o
I
a
a
i,-*::-r .:"i
.,..
U L*.1-t=1
'-' "cJU
57 L/C Kclalah bil U1roh
2
"Solalt .\eot'cttlg ditt'i kecltro tt'crrtilu ilu bet"kata ; Hai al,ahliu amhillqh io .rebogoi ot'ong rang beker.ict (poda kita), karenct ,se.sttttegttlttt.t;u ot'ung .t,ung puling ltuik kamu ambil unluk beket'io Qtaclo kitct) qtloloh oronq rong ktrot lagi dipercat'a."
c.
QS. Yusuf
[2]:
";
(i;
72:
,r...
-L- ,! -*J; :U-*.lr
.
.r
;
.t
t
I .-^-2
.
t-
-.
-gsrli \J-\$
\-J
"Penrenr-penyenr ittr bersertr: 'Konti kehilqngon piala Roja; dan barang siap(t yang dapat ntengentbalikannya, akan memperoleh bahqn makanan (seberat) beban unta, dan aktt menj amin terh adapnya. "
d. QS al-Ma'idah [5]: 2: ..
j.
.
i,.
,
.
.// t;.Lil \'J c1i -t)\ ' )\, )o t,ia t/)6_i .Jl J.JrJl J. \-*;Yt V \:>-L; r J -
o
"Dan tolong-ntenolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalant (ntengerj akan) dosa dan pelan ggeran. 2. Hadis
"
Nabi s.a.w.; antara lain:
a. Hadis Nabi riwayat Bukhari dari Salamah bin Akwa': -' \ * / ' '. .-, ,*i; . '":. . ?. ,, 6'lLa.., -,..' '-)tt.o. . Jr-. ,l.-4J-c it )2.-riJ, :i -)-', '' u H \:' I' ''r' / ' j-"u a . ) _t '_;i (! :l.JU tJj, tE :JW ,^". , , , a-:. ' / , .r. '," :Jtt ,eL ,6';(
;)J-
;L f;
;
;t; (e:r!u r;i a
:"
$
$ ,j*
z i. j..-:, i',.: " > ), -1o, ,..,ul i. : co.ul .*"i. ;r-.: J_*;! q, _r1" :!:L! .l JU r.*(-:L-, "rart dihadapkan kepada arrrt)Uot SAW jenaza, ,"oronr
laki-lqki untuk disalatkan. Rasulullah saw bertanya, 'Apakah mempunyai utang?' Sahabat menjawab, 'Tidctk'. Maka, beliau men-salatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain, Rasulullah pun bertanya, 'Apakah ia mempunyai utang?' Sahqbat menjawab,'Ya'. Rasulullah berkata,'sqlatkanlah temanmu itu' (beliau sendiri tidak mau mensalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, 'Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah'. Maka Rasulullah pun mensalqtkan jenazah tersebut. " (HR. Bukhari dari Salamah bin Akwa').
ia
b. Hadis Nabi riwayat Imam Muslim, Abu Dar,vud, al-Tirmidzi, dan Ibn Majah dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda:
.4"t1 JJe
"Allah menolong hamba selama hamba saudaranya."
Dcv'an Syat'iah Nasional M{JI
a.\J
I
+
menolong
-i7 L/C Kolalah bil
tljrah
c. Hadis Nabi riri'avat h.narn al-Tirrnidzi dan Ibn \{ajah 'Amr bin 'Auf al-Muzani. Nabi s.a.u'. bcrsabda:
3
dari
,,. i. , ,, (,, ;',1 ' i.i.,.. ,- r;, . i.r '.| orr ;-\ )')')-, _-'_-i \: _:_*;-;r _; ;1.- --^_-r -" ' ' r j' l' -' t ': ) '; ,L' .G(:- 'Gi'.f- (,.', 'J;- (,, ))--'t '-''t ). '-;:_. ?i ; -tt -,f "''
"Pcrduntuiutt duput Ll;/ctkuktut cli uttlttt'ct kutntt muslimitr ke.uuli pei'rlatttuictn .t Lrng tnengJtur'rtntkutt _\'ttug ltulul ttlau tnettghalalkan )'ctng Jtat'attt; clclt kctunt nttrslintitt tet'ikal ilengan
syqrat-svarot mereka kecuali syorot yang mengharamkan yang halal atatr menghalalkan ),ong horam. " 3. Kaidah fiqh: o o : .k--:r,
i.
*-
"Pada aorr*yo,
'
'
_D;
Ji
,n*u,
' / '
.-,i
j
t
)l Lu:'r ;>uuJi' -t' _i-.\,
bentuk'muamaleh
kecuali ctda dalil yang mengharamkannya. "
totet )ihk,t{rn jt"t
'
s'i' Jrs:Al
"Bahaya (beban berat) harus dihilangkan."
Memperhatikan
: l.
lain Mushthafa 'Abdullah alHamsyari sebagaimana dikutip oleh Syaikh 'Athiyah Shaqr, dalam kitab Ahsan al-Kalam fi al-Fatawa wa al-Ahkam, jilid 5, hal.542-543: Pendapat para ulama, arfiara
.t* :)fi
"|"LJl
l-tt
\^s
'*-.a.J LJI 'a)'
J
'-ilr (-i,rJl
g
--,t; Jb
)e
.t :l;1"i ;;;t1 Liil' Ju. ,cur,.-tY _F*lr IJ :;i , ,1,. ,,. ...' ,. ,'-' :;,:.'L*s, .ilUs- el 9 ""; \ c4r 4J...-J1- cJL:;jt.>
,6\
n...
4i
'
Detratt Syoriah Iasionql
l{UI
4-JL5 r
57 L/C Kafalalt bil .,
-.5 .Sot ;;:L"i)'t ,:L-lr. -t.Jt ,i
,
a,it
Ulralt
4
i u*(,, "e ;i(,
r-;l t',j;r €9t
"Letter of Crcdit (L/C) yang berisi ketetapan bahr,va bank berjanji kr'pacla cksl.r611l1 ttntttk lneqtbayar hak-haknya (eksportir) atas
importir adalah bolch. Upah yang diterinta oleh bank sebagai inrbalan atas pcncrbitan Lr'C adalah boleh. Hukum "boleh" ini olch \lLrhsthafa a1-Harnsyari didasarkan pada karakteristik muamalah LIC tersebut yang berkisar pada akad wakalah, hawalah dan dhaman (kafalah). Wakalah dengan imbalan (fee) tidak hararn: demikian juga (tidak hararn) har,valah dengan inrhalan.
Adapun dhaman (kafalah) dengan imbalan oleh Musthafa alHamsyari disandarkan pada irnbalan atas jasa jah (dignity, keu,ibawaan) yang menurut mazhab Syaf i, hukumnya boleh Qav,az) walaupun menurut beberapa pendapat yang lain hukumnya haram atau makruh. Musthafa al-Hamsyari juga menyandarkan dhaman (kafalah) dcngan imbalan pada ju'alah yang dibolehkan oleh madzhab Syaf i. Mushthafa 'Abdullah al-Hamsyari juga beryendapat tentang bank garansi dan berbagai jenisnya. Bank garansi adalah dokumen yang diberikan oleh bank --atas permohonan nasabahnya-- yang berisi jaminan bank bahr,va bank akan memenuhi kewajibankewajiban nasabahnya terhadap rekanan nasabah. Musthafa menyatakan bahwa bank garansi hukumnya boleh. Bank garansi tersebut oleh Musthafa disejajarkan dengan wakalah atau kafalah; dan kedua akad ini hukumnya boleh. Dernikian juga penearnbilan imbalan (fee) atas kedua akad itu tidak diharamkan.
2.
Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional MUI l3 Jumadil Awal 1428 H. I 29 Mei 2007.
pada hari Rabu,
MEMUTUSKAN Menetapkan Pertama
FATWA TENTANG LETTER OF CREDIT (L/C) DENGAN AKAD KAFALAH BIL UJRAH Ketentuan Umum Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan
a. Kafalah adalah akad penjaminan yang diberikan
oleh
penanggung (k"fiD kepada pihak ketiga unruk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanegune Qnakftnrl 'anhu, ashil);
b. L/C Akad Kafalah Bil Ujrah adalah transaksi
perdagangan
ekspor impor yang menggunakan jasa LKS berdasadran akad Kafalah, dan atas jasa tersebut LKS rnempcroleir fec Qjrah). Kedua
Ketentuan Hukum
Dewan Syariah Nasional MUI
57 L/C Kafalah bil
Ujrah
5
Transaksi L/C ekspor impor boleh mcnggunakan akad Kafalah bil Ujrah. Ketigu
Ketentuan Akad
1
Seluruh rukun dan syarat akad Kafalah Bil Ujrah dalam fatu,a ini rnerujuk pada fatwa No. i l/DSN-MUVIV/2000 tentang Kafalah.
2. Penerapan akad Kafalah dalam transaksi L/C ekspor maupun impor merujuk kepada fatwa No.34IDSN-MUVLX12002 tentang Letter of Credit (L/C) Impor Syariah dan fatwa No.35/DSNMUI1IX12002 tentang Letter of Credit (L/C) Ekspor Syariah.
3. Fee atas transaksi akad Kafalah harus disepakati dan dituangkan di dalarn akad. Keempat
Ketentuan Penutup 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari'ah atau Pengadilan Agama setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempumakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan
di
Pada Tanggal
: :
Jakarta 13 Jumadil
30
Awal 1428 H 2001M
Mei
DEWAN SYARI'AH NASIONAL MAJELIS ULA.MA INDONESIA Ketua,
DRS.fH.}I.ICHWAN SANI
Dewan Syariah J',lasional MUI
.:
." .:'.,,:-'
' a
-
i"."
f,1.!'.
ri'./
.l;'..'
i.'
,:r
lrffiE"L?"4"I : i : i' 4 YAL:: ;€ ffi ,qf, :il :i-t-L ;" g Lii National Shlria []o;r
FATWA DE\\/AN SYARIAH NASIONAL Nomor: 34iDSN-MUIllXl21}2 fentang
LETTER OF CREDIT (L/C) IMPOR SYARI'AH ,
i,
. i,
)
" f"=-Jl ,^>rJl dll p*-J
Dewan Syariah Nasional setelah.
bahlva salah satu bentuk jasa perbankan adalah memberikan fasilitas transaksi impor yang dilakukan oleh nasabah, yang dikenal dengan istilah Letter of
Menimbang
Credir (L/C) Impor; b.
bahwa transaksi L/C
Impor
yang berlaku selama ini
belum sesuai dengan ketentuan syariah; c.
bahwa agar mekanisme transaksi L/C lmpor tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syari'ah, Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa mengenai hal tersebut untuk dijadikan pedoman.
Mengingat
1.
Firman Allah, QS. An-Nisa 14) :29 j
:
ji Yi''7' r;s-"U y rpT 3tiJq'\& 6$i rJr ki ' "' \$;ri.o7'r*";' .-
o . t
a
t /
z
)l
.
o
/ e
..
L;
"Hai orang yang berinlan, jangonlalt kanru menrukan harta saudararnu dengan cerq yang bathil, kecuali dengan cara perniagaan yang saling rele di antora kalian ... ". 2.
Firman Allah, QS. Al-Maidah [5]: I
i*t\,
;;"ri
rlt
rnt
Q*)t:"
"Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu..." 3.
Firman Allah, QS Al Kahfi
;",i 6t "W "ly'
[8]: l9
:f \tr. €'Li r$u \Li "€",'t';i \')"-ra1') Y l'.rl,9,,* e* A.
(
\ 1:-"-6-(t;
" Mako suruhlah salah seorang di antora kamu pergi ke Dan hendqklah ia lihot manakqh tnakanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa ntakanan yang lebih baik bagimu, dan hendaklah ia berlaku lemah lentbut, dan
kota dengan membatva Ltang perakmu ini.
-ll
Letter o/ Crcdit (L/C) lmpctr S.torioh
.jangonlctlt sekoli-kali tnenceritokort ltalmtr kepodo seseot'angpttn ". 4.
Fiman Allah. QS . Yusuf
.e +
|
21: ,r-; .!
:
"sl ,,-;)r ;.i- .E3;r;r -u
" Jttclikottlctlt t*tr ltcttrLitttt'tnrun t?cgot'o ("\lr,sir). Sesuttggttltrn'tt aku odilalt ot'clng l'otlg puttlui tttenjaga 5.
lagi bcrpcng-ilcu)tatt ". Finnan Allah, QS . Al Baqarah l2l:283
i,, -i'i"::,'( '.+ijl -"., ^lt -;^JJ 4:;1.1
' ii. "". ' 2, ' +Jt :;J ''t",,'' fs;"i .{'' ,P lYAr:6J\l ...it o
" ... Maka jika sebagian kamu mempercq))ai sebagian yang lain, hendqklah yang dipercayai itu menunaikqn amanatnya dan hendaklqh ia bertqqv,,a kepada Allalt Tuhannya... ". 6.
Firman Allah, QS. Al Qashash [2Bl:26
'cr"vt
-t ""
';
,:! i";=:*t U.i U fir-r-r Uu
(\t :,ra-eAt1 :;li L;lt
" Salah seorang riari kedua wanita itu turt ot, ; Uri ayahku ambillah ia sebagai orang yqng bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dipercaya ". Firman Allah SWT, QS. Yusuf
"; ,t^: L(s .,i,
+o
,
t,o
*. c\>
ll2):72 j /
,Jl :JiJr ? (; r;; f)t, o
*u: " Penyeru-penyeru itu berseru : Kami kehilangan piala raja, dan barangsiapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya ". Firman Allah SWT, QS.AI-Baqarah l2l:
27 5
(yvo :;,rr) ...r1r ??i;;t?ut'S-i "...Allqh menghalalkan jual-beli dan riba... " 9.
Firman Allah SWT, QS. Shad [38]: 24 te
"r+;';
,
menghar.amkqn
(,5 'ji:
,4, ,ul.At t -rj, vt .4 e)" \ "7 L; f;;, S;l ( Y t :u",) i-1' J+, -a Ut .
"
Dewan Syariah lVosiotnl II-L-l
...Dan sesurtggtthrryo t nboryoirn
iori uro,rg-orrlrg
34
Letter o/ Credir (L/C) lntpor Srariah
r'ctng bet'.t)'oriliat ittr sebagian clari met'eko bet.bttcrt :ctlint
kepada yong lain, kecuali orong yang berimon clctn , omal saleh, dan amat sedikitlalt nrcreka itti .rl..n,l.S",:lokn,t
10.
Hadis Nabi SAW riu,ayat al-Thabranidari Ibn Abbas:
L;-i* lK .sP -a.al 'r(
:'r' J
\t' \
...
a-b i )i
^)-t
t I a -.
(Je--JYr
a
,
J +rru'
Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai Mudharabah ia mensyaratkan kepada mudharib nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggLtng risikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membolehkannya.
11.
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib !
e
' '
'' j*+ -X :Ju gL.r clr ;ut } i 3. ,t : a{')\ =J' y .-jJ Au, j, w, ,)->rrr-sr, ,,ti A.'&i
(a-*t.
;1
,lJJ)
a
C+
l{abi bersabda: Ada tiga hal yang mengandung Uurlrotr jual beli tidqk secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum halus dengan jewawut (gandum kasar) untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. 12.
Hadis Nabi riwayat'Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
';;i';^iL r;i're-r Barang siapa mempekerjakan
pnirrir,
,
beritahukqniah
upahn1,a. 13.
Hadis Nabi riwayat Abu Dawud dan Al-Tinnidzi:
J l',Uj, nt J*r .; ;-'J,* \' '- cb "ijr5-?'\,';<; i'.'.''_a ,
(q*,lts.:11: yi ,t,,7"-^;ri :.il
14. Dewctn St,cu"iah No.sional MUI
)r',ii
eF,ft'f
I'labi s.a.w. menyerahkan satu dincu.kepcrcla Hakint bin Hizqrn mtuk ntentbeli hew,an qurban. Hadits riwayat Tirmizi dari 'Arnr bin 'Auf al-Muzani,
34
Letter of Credit (L/C) Impor Svariah
Nabi s.a.rv. bersabda:
iq *^il.i' J ";.r- 'ai^i -r:i ,i \)G t'r '-i'-,. U',\'>t)l .-3.t:l- ;; :-"l^ri(, v(.;i ?;
.\1(r';;i "Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali petjanjian vang mengl'taramkan yang halal atatt menghalalkan )tang haram; dan kaum muslimin terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang ntengharantkan yang halal atau ruenghalalkan yang ltqt'ant. "
15.
Kaidah Fiqih: .
i
, ,t /
o.
.J
)e LJ).1-r 'll \1
a-L\1
)^
.,xtl1ir i
i
L-\1
'4^-;,
"Pacla clasarnyq, segola bentttk mLt'amalat 'boleh dilakukctn kecuali ada dalil yang mengharamkannya. "
"Di
.(l J;;iai\ ','r*)ci.i I mana terdapat di sana kemaslahatqn,
terdapat
hukum Allah."
-_^1r
_gt'-*;;
"Kesulitan dapat menarik kemuclahan. " ,. -.c t!. t.lir, .. ', "..::. !+Hr :;;r')t i ii.^.;
1:
"Keperluan dapat menduduki posisi dartn'qL "
t"h\..r6K JFt, Luli "Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara' (selama tidak bertentangan dengan syari'at). " Memperhatikan
l.
Pendapat ulama tentang Wakalah bil-Ujrah r
n ,
4
t/.
o
,
J- o!' i) ,F[ y-t) r\ dt{'}r --., d _W.i c,U-r2t _+JJ Jf, i--+ Jt.f l-: 0.], "!r t(
r 1 , | ^t.4*\>-: (_i--4)
,i
+l r\
i
!.r,- ,, al5lt 55.t/
, i, t., 1!i;...0)_"".c
.orrG)l 6-Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni (V/85), Asy-syarkhasi dalamTakmilah Fathul Qadir (Yl/2), Wahbah Al-Zuhaili dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillotuhr,r (V/4058) Dewan Syariah lr{asional M(JI
34
2.
Letter o/ Credit (L/C) Impor Syariah
Pendapat ulama bahr.va biaya dan ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh barang diperhitLrngkan sebagai harga perolehan barang (dintasukkan dalam komponen rnodal). Wahbah Al-Zuhaili dalan al-Fiqh al-Islami wo Adillatiltu (Y 3771) bcrkata:
. ' , --..'a , r, i, i '- r r r-i a,lJI JI'.- anl "t'J d.A; _5 ;+;LJt _*ti _H- t \,rj
9, , )i ;.e\ c,t:- * ,;^i ,;,u-;",-."*1i1 .1,
trWt...rullt '"r,.
! ,-. -ryl.Jt it,
3.
-r:r, JU.r
L"
.r'-
,i,
:lYl _-
^sV1 ri6.1 :U; o|Jr; . ui t ) ..ri, ,.,J [ "^-,-- -:lt) J'A
:..
)." .,::,.' :' :;-': L':*
Fatwa-fatwa DSN-MUI mengenai Ijarah, Qardh,
Murabahah, Salam/Istishna', Mudharabah, Musyarakah, dan Hawalah
4. 5.
Surat Direksi BMI Nomor 150/BMI/FSG1YII12}A2 rcrtanggal 11 Juii 2002 peihal pennohonan fatwa tentang Skema Transaksi LC Impor dan LC Ekspor. Pendapat peserta Rapat Pleno DSN-MUI tanggal 14 September 20021 7 Rajab 1423 H.
MEMUTUSKAN Menetapkan
FATWA TENTANG L/C IMPOR SYARIAH
Pertama
Ketentuan Umum
1.
2.
Letter of Credir (LiC) Impor Syariah adalah surat pemyataan akan rnerlbayar kepada Eksportir yang diterbitkan oleh Bank untuk kepentingan Importir dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip syariah L/C Impor Syariah dalam pelaksanaannya menggunakan akad-akad: Wakalah bil Ujrah, Qardh, Murabahah, Salam/Istishna', Mudharabah, Musyarakah,
dan
Hawalah. Keduct
Ketentuan Akad Akad untuk L/C Impor yang sesuai dengan syariah dapat digunakan beberapa bentuk:
l
Akad Wakalah bil Ujrah dengan ketenruan: a. Importir harus rneniliki dana pada bank
sebesar
harga pernbayaran barang yang diirnpor;
b.
Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah untuk pengurusan dokumen-dokumen transaksi impor;
c. Besar ujrah harus disepal
di awal dan dinyatakan
dalarn bentuk nominal, bukan dalam Dewco't Syarioh lVasional
MUI
bcntul<
34
Letter of Credit (L/C) Intltor St'orioh
proscntasc.
Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh dcngan kctcntuan: a. In-rportir tidak n-rentiliki dana cukup pacla bank untuk perlbayaran lrarga barang r,ang diinrpor.
b. Importir dan Bank ntclakukarl akad \\'akalah bil Ujrah untuk pcllgurusan dokun.rcn-dokumcn transaksi irnpor;
c.
al'al dan dinl'atakan dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk
Besar ujrah harus disepakati dr prosentase;
d. Bank memberikan
J.
dana talangan (qardh) kepada importir untuk pelunasan pembayaran barang irlpor. Akad Murabahah dengan ketentuan:
a. Bank bertindak selaku
pernbeii yang mewakilkan kepada importir untuk melakukan transaksi dengan ekspor-tir;
b. c.
Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukan oleh bank saat dokumen diterima (at sight) dan/atau tangguh sampai dengan jatuh tempo (usance); Bank menjual barang secara murabahah kepada importir, baik dengan pembayaran tunai maupun cicilan.
d. 4.
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank akan
diperhitungkan sebagai harga perolehan barang. Akad Salam/Istishna'dan Murabahah, dengan ketentuan:
a.
Bank melakukan akad Salam atau Istishna' dengan mewakilkan kepada importir untuk melakukan transaksi tersebut.
b.
Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukan oleh bank;
c. Bank menjual barang
secara murabahah kepada
importir, baik dengan pembayaran tunai maupun cicilan.
d. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank
akan
diperhitungkan sebagai harga perolehan barang. 5.
Akad Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah,
dengan
ketentuan:
a.
Nasabah melakukan akad wakalah
bil
ujrah kepada
bank untuk rnelakukan pengurusan dokumen dan pembayaran.
b. Bank
dan importir melakukan akad Mudharabah, dimana bank bertindak seiaku shahibul mal
menyerahkan modal kepada importir sebesar harga barang yang diimpor 6.
Dewan Svariah Nasional MUI
Akad Musyarakah dengan ketentuan: Bank dan importir melakukan akad Musyarakah, dimana keduanya rnenyertakan modal untuk melakukan kegiatan
34
Letter of Credit (L/C) Impor S)'crrinh
impor barang.
1.
Dalarn ha1 pcngirinran barang tclair terjadi. sedangkan pcnrbll amn bclurn dilakukan, akad yang digunakan aclalah: t lt ,,-,,..,:a ,1ttct ttLttll
l
r
Wakalah bil Uirah dan Qardh dengan ketentuan: a. Importir tidak niemiliki dana cukup pada bank untuk pembavaran harea barang yang diirnpor;
b. hrportir dan Bank melakukan
akad Wakalah bil
Ujrah untuk pengurusan dokumen-dokumen transaksi impor; Besar ujrah liarus disepakati di awal dan dinyatakan dalarn bentuk nominal, bukan dalam bentuk
c.
proscntase;
d. Bank memberikan
dana talangan (qardh) kepada
nasabah untuk pelunasan pembayaran barang impor
Alternatif 2: Wakalah bil Ujrah dan Hawalah dengan ketentuan: a. Importir tidak rnemiliki dana cukup pada bank untuk pembayaran harga barang yang diimpor; b. Importir dan Bank melakukan akad Wakalah untuk pengurusan dokumen-dokumen transaksi impor; c. Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk prosentase;
d.
Hutang kepada eksportir dialihkan oleh importir menjadi hutang kepada Bank dengan meminta bank mernbayar kepada eksportir senilai baran-g y,ang diimpor.
Ketiga
Ketentuan Penutup Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
jika di kemudian hari temyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
Tanggal
Jakarta
: :
07 Rajab 1423 H. 14 September
2002M.
DEWAN SYARI'AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua,
w\_
'1<.H.M.A.
Dewan Syariah Nasional
Sekretaris.
$P, =;.1'
Mahfudh '{*"*t': !i$ai
INI
Prof. Dr. H.N{. Din Syamsuddin
'.":
' "',;
' 't "". -!_jr.*. e'," -. : "r. r4.l
.,' ; **"" *'_., i - .,'. _- ;.,,, ;jx National Sharia l]rrard - irrrionrsian C,-:urrcil r_:f Ulama Stkretnriirl : lvlas-iic isti:lla! F.arrial il Tan:.r;: 11,'i.j:r',.a Kir:unla. Jai.arta ?ui;et ii.)ll{t I cip (0? I ) :i45iir31 l:er (ij: I I i4{Ct39
,L:!X*1V,&,-?€ fui,":tr&.Xqg.le.,'
FATWA DE WAr.\
Nomor:
S
YARI AH NASlOl.\ A L
3 5/
DSN-tr1Ul IX, 2002 Tentang
LETTER OF CREDIT (L/C) EKSPOR SYARI'AH .
ir,
.-"> Jl .,e t,'.' Y
r !1.
).
o
Jl alJl *r \. .
Dewan Syariah Nasional setelah,
Menimbang
:
a.
bahwa salah satu bentuk jasa perbankan
adalah
memberikan fasilitas transaksi ekspor yang dilakukan oleh nasabah, yang dikenal dengan istllah Letter ofCredit (L/C) Ekspor; b.
bahwa transaksi L/C Ekspor yang berlaku selama ini tidak sesuai dengan ketentuan syariah; bahwa agar mekanisme transaksi L/C Ekspor tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syari'ah, Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa mengenai hal tersebut untuk dijadikan pedoman.
Mengingat
:
t.
Firman Allah, QS. An-Nisa
;i
gl:29
!
vr'.Y, .pd!'.\5+*'l -
lFT
-i.rl
k:l
ti
o;b.j iJaj
Cl I '9
lera ^i:/
t
"Hai orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta saudaramu dengan cqro yang bathil, kecuali O:.:fm cara perniagaan yqng saling rela di antara kalian 2.
Firman Allah, QS. Al-Maidah [5]:
.. 1-
1
t-tl. ." !, i t,- . o.i ., il-, " " ri""t kr't, )Pu,\91\
Jl,
"Hai orang yang beriman, penuhilah akad-qkad itu... " Al-Kahfi[8] : 19
Firman Allah, QS. tr
J
,
,
,
'-a . 5';i 6:"W L4il, Jf :f .1ir_^s_rri r,.iitr o"
o' ,,-i ".ii,, ..ii..;:'"'-'o' ti;i I.> ".. d:-, J ',, ^K;'A; iGL 'J -<, .l'r, Yi' .-rs*.-rq .;r:'.\', 1
\
1
:;4-(t;
"Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmtt ini. Dan hendaklah ia lihat manakqh makanan yang lebih baik, makq hendaklcth ie ntembawa makanan yang lebih baik bagimtr, dqn hendaklah ia berlaku lemah lerubtrt, dan janganlah
35 Letter ofCredit (L/C) Ekspor Srot'iah
4.
sekoli-kali ntenceritakan halmtt kepada seseorangputl " Firman Allah, QS. Yusuf [12] : 55
)s- i1:1 (oc
\r;
:.jr*:X)
"Jadikanlah aku hendaharav,an negat'a (Mesir). Sesungguhnya aku ctdalah orang vang pandai menjaga
gi berpengctlantan ". Firman Allah, QS . A1 Baqarah l2l:283 Ia
^-
i,l orr,
,i.?. I
,+; --
i Ll (;t..,)z :
t...{. x o'.1 cjiL., ..d., J-Ul I
-.,1
t.to'
- il
" ... Maka jika
sebagiqn komu menlpercayai sebagian vang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya... ". 6.
Firman Allah, QS. aa
r"t"e,-\
1.
Al
Qasshash 128) :26
-" ,? Jl ;,.*-::-l c-i U ui'-r!r i:-Ju (\ I :rc-c;J\ ';\i L i\
"Salah seorang dari kedua wanita ftu burkoto , Uoi ayahku ctmbillah ia sebagai orang yqng bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik kamu embil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat !agi dipercaya". Firman Allah SWT, QS. Yusuf ll2l:12
+ llj
;
t
"U,-
/
q Et* ll
t.
-U;t LG- rii flt, '
uo .
y+: " Penyeru-penyeru itu berseru : Kami kehilangan piala raja, dan barangsiapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahqn makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya ".
8.
Firman Allah SWT, QS.AI-Baqarah[2]:275 ..
.(',)t
i'r': l)t
"...Allah menghalalkan jual-beli dan
iut
"-F?s.
.
.
mengharantkan
riba... "
9.
Firman Ailah SWT, QS. Shad [38] : 24
:jrlr Vt :"X i' 'tt'" . Dev;an Syariah Nasional M[J]
.
,.-,s
'"'; 'it'"'
zc"
'
J
l-
-!"Ii; -'t-ll)t
-'
f
Li',
dl l-l l+Jl
q
35 Letter o/ Credit (L/C) Ekspor
"
Syat"iah
...Dan sesungguhnlta kebanvakan dat'i ot'qng-orang
1,ang bersyarikat ittt sebagian dori nrereka berbuat zalint
kepada 1,cutg lain, kecuali orong yang berintan clan nt.engerjakan ontol sctleh, don omttt .sedikitloh met'eko ini
10.
Hadis Nabi SAW drvayat al-Thabrani dari Ibn Abbas:
rlir
:; ,tit u!*'is ', ., a., ' , . .a . t|,(s y J i \': \'-H y J-Ii:-, Y ti o*b )L L *, .,,:
i.';^i
Jr*rr os! r:r ,-
-G
i
, , '::2 U.; .:,t: .iri ,. $ F- \ s ,*', ,P _w f '.i.: t...i'. ti,, ). ),'1or ory;) ojBli *: * nr ri- ".ur Ji-, ^b; d+ 1-t*;!r
Q
$,Mt
Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai Mudharabah ia mensyaratkan kepada mudharib nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, sertct tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung risikonya. Ketika persyctratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membolehkannya. 11.
Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:
Nabi bersabda: Ada tiga hal yctng mengandung berkah:
jual beli tidak secara tunai,
muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum halus denganjewawut (gandum kasar) untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk
dijual. 12.
Hadis Nabi riwayat 'Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
';;i';rfi (ni'oVr , -Barang siapa metnpeketjakan
p"in,io,
beritahukqntah
upahnlta.
I3.
Hadis Nabi liwayat Abu Dawud dan Al-Tinnidzi:
:, --G -il 'r{, et l*:
o.1o ;ur ,j
')
.!- -
)r 3i
(5r" .it : : .l> yi ,t 1r1 -"*-J>\ *. '4 .5 ;tl ?(7 Dewon Syoriah iVasionql
MUI
35 Letter of Credit (L/C) Ekspor
Stariah
4
I{obi s.a.tt. nten)teraltkan satu dinar kepada Hakim bin Hizont unhtk merubeli hewan qurban.
t1
Hadis rirvayat Tirrnizi dari 'Amr bin 'Auf al-Muzani, Nabi s.a.r.l'. bcrsabda: '' -r:i ,i !1a- i.-- uj: lf *^^[*r,'. :+ 1;; -, ;-Lri
.1. .i ". :,. , -','. 1' tt." i. ll "rLiii vx; ;'; u"; rr' ;_;ij:l(, u("i :,:
,o
.t3t-
S-.i
"Petjanjian boleh dilaktrkan di antara kaum muslimin kecuali pejanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kauru muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang ruengharantkan yang halal atau ruenghalalkan yang haram." 15.
Kaidah Fiqih: ,
4
o
); dji li
9J'
oz
..ri
j
a
o
)-! LU)l g>\,u.!r
)
z
&!' €'vts
"Padq dasarnya, segala bentuk mu'amalat
boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang nnengharamkannya. " t /t .j,. f-
t .. t / ,a /
/
f3;-i*-a^Jt
t
:fl
-,oi
f,
"Di mqna terdapat kemaslahatan, di sqnq terdapat hukum Allah."
'-itt
l=^;; i:^ri
"Kesulitan dapat menarik kemudahan. " ,
;r'irrt il i J;
,
1;
,
o-
i;tlJr
"Keperluan dapat menduduki posisi darurat. "
t"i:t,..-r6K JFt, i-6i "Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sqma dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syqra' (selama tidak bertentangan dengan syari' at). "
l.
Memperhatikan
Pendapat ulama tentang Wakalah bil-Ujrah
."I"
d
tY ,,*i t-n j rL ,Jk';\ U jlt l*: ;C.. i'€--1 c,g-rli Jur
p
--,Jr
"4
g5l
Dewan Svariah Nasional
M[]I
r\
ailsrl
".-
CJt)
t)))...a)
,
rs
35 Letter o/ Creclit (LiC) Ekspor
2.
Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh
a. Bank melakukan
Svrriolt
6
dcn_qan kctentuan:
pengurusall dokurrcn-dokurncn
ekspor;
b. c. d.
Bank melakukan penagihan Q,ollt,t.tiori) kcpada bank penerbit LIC (i.ssuing bunk): Bank mer.nberikan dana talanqan (Qardh) kepada nasabah eksportir sebesar harga barans ck-spor: Besar ujrah harr.rs disepakati di au,al dan dinvatakan dalam bentuk nominal. bukan dalam bentuk prosentase.
e.
Pembayaran ujrah dapat diarnbil dari dana talangan
f.
Antara akad Wakalah bil Ujrah dan akad Qarclh, tidak dibolehkan adanya keterkaitan (t a' a llu q).
sesuai kesepakatan dalam akad.
3. Akad
Wakalah
Bil Ujrah dan Mudharabah dengan
ketentuan:
a. b.
Bank memberikan kepada eksporlir seluruh dana yang dibutuhkan dalam proses produksi barang ekspor yang dipesan oleh importir; Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumen ekspor;
c.
Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank penerbit L/C (issuing bank). d. Pembayaran oleh bank penerbrt LIC dapat dilakukan pada saat dokumen diterima (at sight) atau pada saat jatuh tempo (usance); e. Pembayaran dari bank penerbit LIC (issuing bctnk) dapat digunakan untuk:
f.
-
Pembayaran ujrah; Pengembalian dana mudharabah; Pembayaran bagi hasil.
di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk
Besar ujrah harus disepakati prosentase.
4.
Akad Musyarakah dengan ketentuan: a. Bank memberikan kepada eksportir sebagian dana
b.
yang dibutuhkan dalam proses produksi barang ekspor yang dipesan oleh importir; Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumen ekspor;
c.
Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank penerbit L/C (issuing bank); d. Pernbayaran oleh bank penerbit LIC dapat dilakr.rkan pada saat dokumen diterima (at sight) atau pada saat jatuh ternpo (usance): e. Pembayaran dari bank penerbit LIC (isstting bank) dapat digunakan untuk: - Pengembalian dana musvarakah; - Pembayaran bagi hasil. Dert'an Svcu'iah lVasional
l4[]I
35 Larter of O'cdir tL/C1 Ekspor Syorioh
5.
Akad Al-Bai' (Jual-beli) dan Wakalalr dengan kctcntuan:
a. b. c.
Bank membeli barang dari eksportir: Bank menjual barans kepada importir 1,ang dirvakili cksportir; Bank membavar kepada eksportir setelah peneiriman barans kepada importir:
d. Ketiga
Perrbarraran oleh bank pener-bit LtC (is.suing honk) dapat dilakukan pada saat dokumen diterirna (ot .sight) atau pada saat jatuh tempo (u:rcrnce).
Ketentuan Penutup Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kernudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempumakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
Tanggal
: :
Jakarta
07 Rajab 14 September
1423 H. 2002M.
DEWAN SYARI'AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA
A. Sahal Mahfudh
DeY'an S),ariah \tctsional 11U:I
Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin
':. J"''.
.'t_
,.
:-
rl
i
i,
,"', J* i..l . $, -
..
.
i
1.'_.,_t
j.:
#WI.J.! liii:f *'y.F.P.?,,L. il""i'i:{;q;.I:l i i: if ,{','.jl- llt { j il National Sharia l]oard - lrrrloncsian C'-runcil r:f Ulan-ra s*:kr-etirri:rt: i\Iasjiurna. Ja]..arta I cip (t)? I ) 14iD!31 l:a.i ii-rl ll -1-r{CI39
DE
\\/AN
Nomor:
SY
1^uri,3t
10ll{J
i-ATWA ARI'AH l.\ A S lOr.\.A.L
28, DSN-trlLl L lIL 2002
Tentang
JUAL BELI NIA'IA UANG (AL-SHARI)
,:'St y-')t
".ur
,--*
Dewan Syari'ah Nasionai setelah,
Menimbang
i
a.
bahwa dalam sejumlah kegiatan untuk memenuhi berbagai keperluan, seringkali diperiukan transaksi jual-beli mata uang (al-sharfl, baik antar mata uang sejenis maupun antar mata uang berlainan jenis;
b.
bahwa dalam 'urf tijari (tradisi perdagangan) transaksi jual-beli mata uang dikenal beberapa bentuk
transaksi yang status hukumnya dalam pandang qaran Islam berbeda antara satu bentuk dengan bentuk lain;
c.
bahwa agar kegiatan transaksi tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang al-sharf untuk dijadikan pedoman.
Mengingat
:
l.
Finnan Allah, QS. al-Baqarahl2l:275: ..
.tllr
rr: {t
"...Den Allah telah menghalalkan
?nt'1-7,
jual beli
.
dan
mengharamkan riba.... "
2.
Hadits Nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah dari Abu Sa'id al-Khudri: t.,t
-,
'.'
.'-
lJ' t^Jt :Jv &': j\
tr',
,)i ,iur * l
n'
j";; ti
a-.--cj 1>A j'l) .,r-6Jl ol;j) ,&l;
* (oq--
jual beli dilokukan atas dasar kerelaan (antara kedua belah pihak)" (HR. al-Baihacli dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh lbnu Hibban). Rasulullah SAW bersabda, "sesungguhnya
itu hanya boleh
3.
Hadits Nabi riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasa'i, dan ibn Majah, dengan teks Muslirn dari 'Ubadah bin Shamit, Nabi s.a.w. bersabda:
28 Jual Beli l,lotct Uottg
'r-A,, lq t)t, a^;i! 'tit: iJL, -1 t,)a
I qr--,
( t-! a ..
'
)v
JL;\I
:
t'
?.
r i.
._--sJl
,: ..
. ^-|L _jil 3-G :- jL-t l)lr c,L t_U, --L&\L
-_L&ll
o
, -1
"(Juallah) emas dengan en1as, perak clengan peruk, gandum dengan gandunt, q,a'ir dengon sycttil', ktn'ntcr dengan kurma, dan garam dengan garatn (dengan syarat hartrs) sama dan sejenis serta secan'a llrnai. Jika .jenisnya berbeda, juallah selcehenclakntu jikct dilakukan secara tunai. " 4.
Hadits Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Abu Daud, lbnu Majah, dan Ahmad, dari Urnar bin Khatthab, Nabi s.a.w. bersabda:
.,Lij.L"
to3.
Y!
"(Jual beli) emas dengan perak (dilakukan) seczra tunai. " 5.
(; .:;!! i5rt'
,Or'rrriito
tun"uoti
Hadits Nabi riwayat Muslim dari Abu Sa'id alKhudri, Nabi s.a.w. bersabda: !.dtu
r.rai )1 Jr^i
)i,
t
;rlr, .j-rJr '-"=; ! ,l 9/r, orTt tfi \') ,f Je eb-,
UG
'_.4r.
l.o* Y. ,_;
Yt
l,"i:i Yj _l:-
JG \ );
"Janganlah kamu menjual emas dengan
kecuali sama (nilainya) dan
;; emas
jangonlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama
(nilainya) dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; dan janganlah menjual emas dan perak tersebut yang tidak tunai dengan yang tunai." 6.
Hadits Nabi riwayat Muslim dari Bara' bin 'Azib dan Zaidbin Arqam: ttt
alJl '
J-*J e;# ,r-
.
,o,.
Li> ,---",sJL
"Rasulullah saw melarang ntettjuol per.ok'aurgon emas secara piutang (tidak nmai).
D(\ron S.rarioh )losiotrol l\4UI
"
2
)8 1.
Jutrl Beli .\[ota
L'ottg
Hadits Nabi riu'avat Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf alMuzani. Nabi s.a.w. bersabda:
"Perjonjian boleh dilahrkan di ontoro
kormt
muslimin kecuali pet'janjian yang ntenghat'amkon yang halal atau menghalalkan yang harant; dan kaum muslintin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali s))arat ,,,ang mengharamkan rong helctl crtuu ntenghalalkon vang haram. " 8.
Ijma. Ulama sepakat (rjrna') bahwa akad al-sharfdisyari'atkan dengan syarat-syarat tefientu.
Memperhatikan
l.
Surat dari pimpinan Unit Usaha Syariah Bank BNI Nomor: UUSl2l878.
2.
Pendapat peserta Rapat Pleno DSN pada hari Kamis, tanggal 14 Muharram 1423 Hl28 Maret 2002lr/,..
MEMUTUSKAN Menetapkan
FATWA TENTANG JUAL BELI MATA UANG
,Periamcl
Ketentuan Umum Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut:
a. b.
Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)
Ada kebutuhan transaksi atau untuk
berjaga-jaga
(simpanan)
c.
Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan ,i.u.u tunai (at-
d.
Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi
taqabudh).
dilakukan dan secara tunai. Kedua
Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing a. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (va1as) untuk penyerahan pada saat itu (over the coutter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya
adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang ticlak bisa dihindari (L J-l u-1; aan merupakan
Detvon Syariah Nasiotrtrl ].[L-]
3
28 Juol Beli .\,Io/ct L'curg 4 transaksi intcmasional.
b.
Transaksi Fonvard, yaitu transaksi pcmbcliau dan penjualan valas yang nilainla clitu-tapkan puda -saat sckarang dan dibcrlakukan untuk n akrr-r 1'ang akatr datang. antara 2 x 24 jam santpai dcnsatr satu tahun. Hukumnya adalah haranr, karr-na harga laug ciigunakan adalah harga yang dipcrjanjikan Qttutttt'udttlr) dan pcnyeraharuya dilakukan di licniudian hari, padahal harga pada r,vaktu penyerahan tcrscbut belurl tcntu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward ogreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).
c.
Transaksi Srvap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasikan dcngan pernbelian antara penjualan valas yang
sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung vnsur maisir (spekulasi).
d.
Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga danjangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung unsur mai
s
ir
(spekulasi).
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari temyata terdapat kekeliruan,
Ketiga
akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan
di
Tanggal
: Jakarta
: 14 Muhanam 1423 H.
DEWAN SYARI'AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Sekretaris,
Mahfudh
Dev,an S),cn'iah Nasionctl MLJI
28 Maret
2002 M.
Credit (L/C) Ekspor St,arialt
.;tJL_\,1 ;
2.
Pendapat para ulama renrang Al-Bai' (Jual-beli) dan mer,vakilkan dalam iual-beli. Wahbah Al-Zuhaili dalam al-Fiqh al-Islanti wa Adillatuhu (Y 4078) bcrkara:
j)- x ]r..J ,.t;,: g*i! 35lr Ui. &-;l\ J-lt+ ,a*L c+;w Jf,l.r eur- r.i t*() .r-P u ,ce.ilr ,o
3.
Fatwa-fatwa DSN-MUI mengenai ljarah,
Qardh,
Mudharabah, dan Musyarakah
4. 5.
Surat Direksi BMI Nomor 150/BMVFSGlYIIl2002 tanggal 11 Juli 2002 perihal permohonan fatwa tentang Skema Transaksi LC Impor dan LC Ekspor. Pendapat pesefta Rapat Pleno DSN-MUI tanggal 14 September 200217 Rajab 1423 H.
MEMUTUSKAN Menetapkan
FATWA TENTANG L/C EKSPOR SYARIAH
Pertama
Ketentuan Umum
1.
2. Kedua
:
Letter of Credit (I/C) Ekspor Syariah adalah surat pernyataan akan merlbayar kepada Eksportir yang diterbitkan oleh Bank untuk memfasilitasi perdagangan ekspor dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip syariah LIC Ekspor Syariah dalam pelaksanaannya menggunakan akad-akad: Wakalah bil Ujrah, eardh, Mudharabah, Musyarakah dan Al-Bai'.
Ketentuan Akad : Akad untuk L/C Ekspor yang sesuai dengan syariah dapat berupa:
1.
Akad Wakalah bil Ujrah dengan ketentuan:
a. Bank
melakukan pengurusan dokumen-dokumen
ekspor;
b.
c.
Dewan Syariah lVosi.onal MLII
Bank melakukan penagiltan (collectior) kepada bank penerbit LIC (issuing bank), selanjutnya dibayarkan kepada eksporlir setelah dikurangi ujrah;
Besar ujrah harus disepakati di ar,val dan dinyatakan dalarn bentuk norninal, bukan dalam prosentase.