Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR Wiwi Nesla Sari1 Indria Ukrita2
Abstrak Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik. Di dalam penyimpanan barang, juga diperlukan adanya manajemen yang baik. Dalam pelaksanaannya manajemen ini merupakan proses dalam pengaturan dan pengawasan barang yang masuk di gudang dan barang yang keluar dari gudang. PT. Boncah Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan kambing perah dan menghasilkan produk utama yaitu susu kambing murni. Di dalam penyimpanan, perlu dilakukan manajemen yang baik agar selama penyimpanan tidak ada susu kambing yang mengalami kerusakan, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen penyimpanan dan masalah yang ada dalam menerapkan manajemen penyimpanan susu kambing murni di PT. Boncah Utama. Ruang lingkup yang akan dibahas mengenai manajemen penyimpanan dengan metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Di PT. Boncah Utama manajemen penyimpanan yang diterapkan yaitu dengan melakukan fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) yang terlihat dari struktur organisasi, pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Permasalahan yang ada di PT. Boncah Utama dalam menerapkan manajemen penyimpanan adalah tidak memakai sitem pengkodean pada barang atau susu kambing murni yang disimpan, tidak ada pembatas dalam penyimpanan, dan tidak ada pengawasan yang dilakukan sekali seminggu. Kata kunci : Manajemen, Penyimpanan, Susu Kambing Murni
1 2
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Pertanian BP 1301361028 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
1
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
kambing murni dan produk sampingan berupa berupa es susu kambing variasi rasa, pupuk hasil olahan feses kambing, serta juga menyediakan bibit bakalan unggul. Dalam sehari rata-rata PT. Boncah Utama menghasilkan susu kambing sebanyak 40 liter. PT. Boncah Utama melakukan penyimpanan susu kambing dalam bentuk beku yang telah siap untuk dijual dan dsimpan dalam beberapa buah freezer. Namun, susu kambing mempunyai kelemahan yaitu bersifat tidak tahan lama. Jika disimpan dalam bentuk beku (freezer) rata-rata bisa mencapai 3 bulan, sedangkan dalam keadaan cair dingin yang disimpan dalam pintu lemari es hanya bertahan 3-5 hari (Syambyah dan Hardoyo, S. Rinto, 2012). Sehingga sangat diperlukan manajemen dalam penyimpanan yang dilakukan. Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik untuk memastikan proses produksi, distribusi, dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas (Ayopreneur.com, 2016). Di dalam penyimpanan barang, juga diperlukan adanya manajemen yang baik. Dalam pelaksanaannya manajemen ini merupakan proses dalam pengaturan dan pengawasan barang yang masuk di gudang dan barang yang keluar dari gudang. Tentu saja hal ini harus dilakukan secara teliti dan tepat. Kegiatan manajemen ini tidak lepas dari berbagai kegiatan yang ada di dalam gudang seperti penyimpanan barang, pengeluaran barang, pengepakan barang, dan pengembalian barang (retur barang). Saat perusahaan membeli bahan baku, proses penyimpanan barang dilakukan di gudang dengan pencatatan administrasi tertentu.Di dalam penyimpanan susu kambing, perlu dilakukan manajemen penyimpanan yang baik agar selama
PENDAHULUAN a. Latar belakang Sub sektor peternakan memiliki peranan yang strategis dalam kehidupan perekonomian dan pembangunan sumberdaya manusia Indonesia. Peranan ini dapat dilihat dari fungsi produk peternakan seperti susu sebagai penyedia protein hewani yang penting bagi tubuh dan perkembangan tubuh manusia. Menurut Daryanto, A (2009), bisnis peternakan ke depan berprospek yang sangat baik. Sumber pertumbuhan di bidang bisnis peternakan salah satunya yaitu revolusi peternakan yang ditandai dengan peningkatan konsumsi daging, telur, dan susu per kapita seiring dengan kenaikan pendapatan. Berdasarkan data konsumsi pangan per kapita dalam lingkup nasional yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, konsumsi susu segar per kapita tahun 2014 sebesar 0,156 liter, atau mengalami peningkatan sebesar 50% dari konsumsi tahun 2013 sebesar 0,104 liter. Dengan adanya peningkatan konsumsi susu tersebut memicu para peternak untuk menghasilkan sebuah produk berupa susu yang dapat dihasilkan melalui usaha peternakan. Salah satu usaha dalam bidang peternakan adalah budidaya kambing perah yang menghasilkan susu kambing yang berkualitas baik dan mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan susu sapi. Dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing mempunyai perbedaan karakteristik, yaitu : 1) warnanya lebih putih, 2) lemak susu kambing lebih mudah dicerna, 3) susu kambing mengandung mineral, kalium, fosfor, vitamin A, E, dan B kompleks yang lebih tinggi, dan 4) susu kambing baik untuk orang-orang yang mengalami berbagai gangguan pencernaan. PT. Boncah Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan kambing perah dan menghasilkan produk utama yaitu susu 2
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
penyimpanan tidak ada susu kambing yang mengalami kerusakan, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. b. Tujuan 1. Mengetahui penerapan manajemen penyimpanan susu kambing murni di PT. Boncah Utama. 2. Mengetahui permasalahan dalam penerapan manajemen penyimpanan susu kambing murni di PT. Boncah Utama.
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil PT. Boncah Utama merupakan usaha peternakan kambing yang berlokasi di Jorong Koto Nan Tuo Nagari Barulak Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar. PT. Boncah Utama berdiri pada tahun 2007 yang dipimpin oleh Bapak H. M. Djamil Bari Djambek. Saat ini, usaha peternakan PT.Boncah Utama merupakan usaha peternakan terbaik di Sumatera Barat dengan jumlah kambing secara keseluruhan 152 ekor. Yang mana jumlah kambing betina dewasa sebanyak 99 ekor,kambing betina yang diperah 45 ekor, kambing jantan dewasa 10 ekor, kambing anakan betina 32 ekor dan anakan jantan 20 ekor. PT. Boncah Utama merupakan usaha yang bergerak dibidang peternakan kambing perah yang menghasilkan produk khususnya susu kambing murni. Jumlah keseluruhan kambing di PT. Boncah Utama menghasilkan susu kambing dalam sehari rata-rata 40 Liter. Kegiatan produksi yang dilakukan yaitu : a. Pemerahan susu kambing Sebelum melakukan kegiatan pemerahan susu kambing, dilakukan persiapan alat dan bahan terlebih dahulu. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses pemerahan adalah sebagai berikut : Milk can Teko literan kapasitas 2 Liter Kain penyaring (kain kasa) Karet Kambing perah Prosedur pemerahan yang dilakukan di PT. Boncah Utama adalah : 1. Hal yang harus dilakukan sebelum melakukan pemerahan : a. Persiapan alat yaitu milk can, teko literan, kain penyaring dan karet. Milk can adalah alat untuk menampung dan menyimpan sementara susu hasil pemerahan. Alat ini berbahan stainless steel/aluminium (milk can ditutup dengan kain penyaring
METODOLOGI PELAKSANAAN a. Waktu dan tempat Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan selama 2,5 bulan (10 minggu) dimulai dari tanggal 14 Maret– 21 Mei 2016 yang bertempat di peternakan PT. Boncah Utama Jorong Koto Nan Tuo, Nagari Barulak, Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. b. Ruang lingkup Ruang lingkup yang akan dibahas dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah mengenai manajemen penyimpanan susu murni yang diterapkan oleh PT. Boncah Utama dan permasalahan yang dihadapi dalam penerapan manajemen penyimpanan susu murni di PT. Boncah Utama. c. Teknik pengumpulan data Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada responden seperti pimpinan perusahaan, pembimbing lapangan, serta karyawan di PT. Boncah Utama. Dokumentasi adalah penyediaan keterangan yang dikutip, disadur, diterjemahkan, disaring, difotokopi, atau direkam segala bentuk dokumen pustaka (Nurjanah,Y., 2013). Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung di lapangan selama kegiatan PKPM berlangsung yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam Laporan Tugas Akhir. 3
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
dan diikat menggunakan karet). Alat-alat yang digunakan dalam kondisi bersih. b. Tangan pemerah dicuci dengan air bersih sebelum melakukan pemerahan 2. Posisikan kambing ke posisi yang aman dan kambing tidak merasa gelisah 3. Susu pancaran pertama dan kedua dibuang 4. Lakukan pemerahan hingga susu yang keluar sedikit dan gunakan teko literan sebagai wadah untuk menampung susu 5. Lakukan perhitungan hasil susu yang didapat dan susu dipindahkan ke dalam milk can. 6. Setelah semua kambing perah selesai diperah, susu di angkut ke rumah produksi susu kambing PT. Boncah Utama.
Prosedur pasteurisasi susu kambing adalah sebagai berikut : 1. Sebelum susu diterima, ruangan dibersihkan terlebih dahulu 2. Persiapan alat dan bahan 3. Susu kambing disaring untuk di pindahkan ke dalam panci stainless 4. Kemudian susu kambing dimasukkan ke dalam panci stainless berisi air mendidih yang telah disiapkan di atas kompor 5. Kemudian susu dipanaskan hingga mencapai suhu 600C dan sesekali susu diaduk 6. Setelah mencapai suhu 600C, susu diangkat dan didinginkan di dalam baskom yang berisi air 7. Setelah susu pasteurisasi dingin, maka susu siap untuk dikemas.
Gambar 2. Pasteurisasi susu kambing c. Pengemasan susu kambing Setelah susu pasteurisasi dingin, dilakukan pengemasan susu kambing. Pengemasan susu kambing dibedakan atas 3 jenis, yaitu : 1) Pengemasan dengan plastik 125 ml 2) Pengemasan dengan plastik 250 ml 3) Pengemasan botol 330 ml (tidak pasteurisasi)
Gambar 1. Pemerahan susu kambing b. Pasteurisasi susu kambing Kegiatan pasteurisasi dilakukan dengan suhu 60-650C selama ± 15 menit untuk kemasan plastik ukuran 125 ml dan 250 ml. Kemudian susu kambing yang telah dipasteurisasi didinginkan di dalam baskom berisi air.
Prosedur pengemasan susu kambing pasteurisasi untuk kemasan plastik 125 ml ataupun 250 ml adalah dimulai dari persiapan alat dan bahan. Kemudian susu 4
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
kambing pasteurisasi yang telah dingin dimasukkan ke dalam teko literan (5 L) dan gunakan gelas ukur untuk menentukan banyaknya susu kambing yang mau dikemas. Kemudian di masukkan ke dalam plastik kemasan bagian dalam dan kunci menggunakan sealer sebanyak 2 kali. Pastikan kemasan yang telah dikunci tidak bocor ataupun susunya merembes. Selanjutnya di masukkan lagi ke dalam plastik kemasan bagian luar yang telah berlabel dan di kunci juga menggunakan sealer sebanyak 2 kali. Ujung sisa kemasan di gunting. Susu kambing yang siap dikemas di susun dalam nampan dan dimasukkan dan di tata rapi ke dalam kulkas, serta lakukan perhitungan dan pencatatan hasil produksi susu.
Gambar 4. Pengemasan botol 330 ml Produk yang diproduksi yaitu : 1) Susu kambing murni
Susu kambing murni yang dihasilkan PT. Boncah Utama merupakan susu kambing yang telah dipasteurisasi dan tidak dipasteurisasi. Susu kambing yang dipasteurisasi akan dikemas dalam dua bentuk kemasan plastik ukuran 9×14 cm isi 125 ml dengan harga Rp. 5.000/bungkus dan kemasan plastik ukuran 10×17 cm isi 250 ml dengan harga Rp. 10.000,-/bungkus. Susu kambing yang dikemas dengan kemasan plastik akan dikemas lagi ke dalam kemasan luar yang telah berlabel . Kemudian, susu kambing yang tidak dipasteurisasi akan dikemas dalam kemasan botol isi 330 ml tanpa label dengan harga Rp. 15.000,-/botol dan Rp 42.000,-/liter (1 liter = 3 botol).
Gambar 3. Pengemasan plastik label Sedangkan prosedur kerja untuk kemasan botol 330 ml adalah susu yang dikemas adalah susu kambing non pasteurisasi. Susu yang di dalam milk can di saring dan pindahkan ke dalam teko literan (5 Liter) dan untuk menentukan banyaknya susu yang akan dikemas gunakan gelas ukur. Kemudian susu dimasukkan ke dalam botol kemasan dan ditutup dengan tutup botolnya. Setelah selesai dikemas, lalu disusun rapi di dalam kulkas dan dilakukan perhitungan hasil susu.
Gambar 5. Kemasan 125 ml dan 250 ml 5
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Pekanbaru (Bapak Dwi Patriadi dan Bapak Syafri Jalinus). Tanah Datar : Afrizal Dt. Bijayo dan Bu Yus Bapak Afrizal Dt. Bijayo merupakan salah satu agen di PT. Boncah Utama yang melakukan pemesanan untuk susu kambing kemasan plastik label 125 ml dengan jumlah pemesanan rata-rata 60 liter setiap minggu. Sedangkan Bu Yus merupakan salah satu agen di PT. Boncah Utama yang melakukan pemesanan susu kambing murni kemasan botol 330 ml dengan jumlah pemesanan rata-rata 10 liter setiap minggu. Padang : Handri Bapak Handri merupakan salah satu agen di PT. Boncah Utama yang melakukan pemesanan untuk susu kambing kemasan plastik label 250 ml dengan jumlah pemesanan 30 liter setiap kali pemesanan, namun tidak setiap minggu. Pekanbaru : Dwi Patriadi, dan Syafri Jalinus. SH, Bapak Dwi Patriadi merupakan salah satu agen di PT. Boncah Utama yang melakukan pemesanan untuk susu kambing kemasan botol 330 ml dengan jumlah pemesanan rata-rata 32 liter setiap minggu. Dan Bapak Syafri Jalinus melakukan pemesanan untuk kemasan plastik label 250 ml dengan jumlah pemesanan rata-rata 30 liter setiap minggu. 2) Pelanggan tidak tetap. Pelanggan tidak tetap yaitu masyarakat yang datang membeli susu kambing di PT. Boncah Utama. Pemasok bahan baku merupakan PT. Boncah Utama yang membudidayakan kambing perah. Pemasaran yang dilakukan yaitu pemasaran langsung yang dilakukan di Rumah Produksi Susu Kambing PT. Boncah Utama dan kepada agen di Tanah Datar, serta melakukan pemasaran langsung ke sekolah-sekolah dan tempat wisata seperti Ngalau, dan pemasaran tidak langsung dilakukan melalui agen-agen yang tersebar didaerah Padang dan Pekanbaru. b. Pembahasan
Gambar 6. Kemasan botol 330 ml 2) Es susu kambing variasi rasa
Es susu kambing variasi rasa merupakan es yang dibuat dari susu kambing ditambah dengan air dan juga perisa berbagai rasa. Es susu kambing variasi rasa dikemas dalam kemasan plastik dan dijual dengan harga Rp. 1.500,-/bungkus.
Gambar 7. Es susu kambing variasi rasa 3) pupuk dari kotoran kambing
Pupuk dari kotoran kambing yang dihasilkan PT. Boncah Utama dijual dalam bentuk padat kering yang dimasukkan ke dalam karung dengan berat 15 kg dan harga Rp. 8.000,-/karung, dan juga dalam bentuk kompos yang dimasukkan ke dalam karung dengan berat 5 kg dan harga Rp. 10.000,-/karung. Pelanggan PT. Boncah Utama yaitu : 1) Pelanggan tetap Pelanggan tetap merupakan beberapa agen yaitu di daerah Padang ( Bapak Handri), Tanah Datar (Bapak Afrizal Dt. Bijayo dan Bu Yus), daerah 6
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Dalam melakukan penyimpanan susu kambing murni, PT. Boncah Utama menerapkan prinsip POAC, yaitu : a) Perencanaan (planning) Perencanaan penyimpanan susu kambing murni yang dilakukan PT. Boncah Utama yaitu : 1) Menentukan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu melakukan penyimpanan susu kambing murni, menentukan letak susu kambing murni yang akan disimpan di dalam penyimpanan, menentukan batas maksimal jumlah penyimpanan 2) Menentukan penyebab dalam menentukan kegiatan, karena alasan daya tahan susu kambing yang hanya bertahan dalam waktu 3 jam jika berada di suhu ruang, dan untuk memenuhi permintaan konsumen apabila sewaktu-waktu terjadi lonjakan permintaan. 3) Menentukan tempat atau lokasi kegiatan penyimpanan susu kambing murni dilakukan, yaitu dilakukan di dalam beberapa buah freezer yang terdapat di Rumah Produksi Susu Kambing PT. Boncah Utama. 4) Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan, yaitu setelah dilakukan pengemasan susu kambing murni yang berkisar pukul 12.15 WIB dan pukul 17.00 WIB. 5) Menentukan pelaku yang akan melakukan kegiatan, yaitu dilakukan oleh tenaga kerja bagian produksi. 6) Menentukan teknis atau metode pelaksanaan kegiatan, yaitu dengan menerapkan metode FIFO (First In First Out). b) Pengorganisasian (organizing) Pada PT. Boncah Utama, terdapat pembagian pekerjaan antara masingmasing tenaga kerja yang terdapat dalam sebuah struktur organisasi. Untuk kegiatan penyimpanan, dilakukan oleh satu orang tenaga kerja bagian produksi. Rincian pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja bagian produksi adalah sebagai berikut : - melakukan penerimaan susu kambing yang diangkut dari kandang pemerahan
- melakukan kegiatan penanganan susu kambing hasil perahan, seperti kegiatan penyaringan, kegiatan pasteurisasi, kegiatan pengolahan, dan kegiatan penyimpanan susu kambing yang selesai dikemas - melakukan pengepakan susu kambing yang dipesan konsumen ke dalam styrofoam box. - melakukan pencatatan hasil susu kambing yang diperoleh setiap pagi dan sore hari. - melakukan pencatatan susu kambing yang keluar dan terjual setiap ada penjualan dan pengeluaran susu kambing yang akan diserahkan kepada bagian administrasi dan keuangan. c) Pelaksanaan atau penerapan (actuating) PT. Boncah utama pelaksanaan penyimpanan sebagai berikut : 1. Melakukan penerimaan susu kambing Rumah Produksi Susu Kambing PT. Boncah Utama. 2. Melakukan kegiatan pengolahan susu kambing murni seperti kegiatan pasteurisasi, pengemasan, dan penyimpanan. Penyimpanan dilakukan dalam bentuk beku. 3. Melakukan perhitungan dan pencatatan hasil susu yang telah siap dikemas, dan jumlah susu yang terjual dan membuat laporan atas persediaan yang ada dalam penyimpanan. Prosedur penyimpanan yang dilakukan di PT. Boncah Utama adalah sebagai berikut : 1. Susu kambing yang telah siap dikemas dimasukkan ke dalam kulkas untuk dibekukan 2. Setelah beku, pada hari selanjutnya dipindahkan ke dalam freezer yang khusus untuk menyimpan dan ditata dengan rapi 3. Penataannya adalah dengan meletakkan susu yang baru masuk di samping susu yang disimpan hari kemarin. 4. Susu di masukkan ke dalam freezer sesuai kemasannya. 5. Suhu freezer adalah -170C 7
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
6. Batas maksimal penyimpanan adalah sebanyak 200 liter masing-masing freezer. Sistem pengelolaan yang diterapkan di PT. Boncah Utama di dalam penyimpanan susu kambing murni menggunakan sistem FIFO (First In, First Out). Langkah penyimpanan FIFO yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) sisa susu kambing murni yang hari kemarin akan dipindahkan ke bagian sudut kiri, seperti gambar berikut :
d) Pengawasan (controlling) Pada PT. Boncah Utama fungsi pengawasan pada penyimpanan dilakukan oleh Manajer Kawasan. Manajer Kawasan melakukan pengawasan setiap hari terhadap susu kambing yang masuk dan keluar, serta dilakukan pengecekan susu yang tersedia setiap sebulan sekali. Apabila terjadi kesalahan atau ketidaksesuain, maka Manajer Kawasan akan mengambil tindakan perbaikan atau koreksi apabila diperlukan. Contohnya apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan, maka tindakan perbaikan yang dilakukan adalah melakukan peninjauan ulang kepada bagian produksi dan dilakukan perhitungan ulang jika diperlukan. Dengan adanya manajemen penyimpanan susu kambing murni yang dilakukan di PT. Boncah Utama, maka dapat menjamin ketersediaan susu kambing murni untuk memenuhi permintaan konsumen yang berfluaktuasi. Dan juga dapat menjamin kualitas dari susu kambing tersebut karena mengingat bahwa daya tahan susu kambing jika disimpan dalam keadaan beku hanya berkisar 3-4 bulan dan hanya bertahan selama 3 jam jika berada dalam suhu ruang. Permasalahan PT. Boncah Utama dalam penerapan manajemen penyimpanan susu murni, yaitu : 1. Tidak ada pengkodean (tanggal produksi) PT. Boncah Utama tidak memakai sistem pengkodean sebagai penanda yang lebih jelas untuk tanggal atau waktu kapan susu murni tersebut disimpan. Sehingga terjadi sedikit keraguan terhadap pencatatan jumlah susu yang ada. 2. Tidak ada pembatas dalam penyimpanan Didalam penyimpanan susu kambing murni di PT. Boncah Utama juga tidak ada pembatas yang berfungsi sebagai penanda dalam penyimpanan.
Gambar 8. Pemindahan susu kambing yang hari kemarin 2) kemudian susu kambing yang disimpan hari ini disimpan dibagian samping kanan dan disusun rapi.
Gambar 9. Penyimpanan susu kambing yang diperoleh hari ini disebelah kanan susu kambing yang kemarin . Untuk mempermudah perhitungan berapa sisa susu yang kemarin, dapat dilihat pada buku pencatatan susu kambing murni. 8
Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017
3. Tidak ada pengawasan yang dilakukan sekali seminggu Pengawasan yang dilakukan berupa pengecekan susu susu kambing murni yang tersedia di PT. Boncah Utama hanya dilakukan sekali sebulan. Sehingga pengawasan dinilai kurang efektif karena rentang waktu untuk pengawasan susu kambing murni tersebut terlalu lama.
Syambyah dan Hardoyo, S. Rinto. 2012. Kiat sukses beternak kambing peranakan etawa. Lily publisher. Jakarta. Nurjanah, Y. 2013. Dasar-dasar dokumentasi. https://mashumdot net.files.wordpress.com/2013/10/ presentasidokumentasi.pdf. Diakses pada 28 Maret 2016
KESIMPULAN 1. Manajemen penyimpanan yang diterapkan di peternakan kambing PT. Boncah Utama sudah cukup baik karena telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen berdasarkan standar yang telah ditetapkan dimulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling). 2. Permasalahan yang ada di PT. Boncah Utama dalam menerapkan manajemen penyimpanan susu kambing murni adalah tidak memakai sistem pengkodean dalam penyimpanan, tidak ada pembatas dalam penyimpanan, dan tidak ada pengawasan yang dilakukan sekali seminggu. DAFTAR PUSTAKA Daryanto, A. 2009. Dinamika daya saing industri peternakan. PT Gramedia. Bogor. Ayopreneur.com. 2016. Pentingnya manajemen dalam berbisnis. http://www.ayopreneur.com/mana jemen/pentingnya-manajemendalam-berbisnis. Di akses pada 26 April 2016 Statistik peternakan dan kesehatan hewan. 2015. Direktorat jenderal peternakan dan kesehatan hewan kementerian pertanian.
9