MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI ASRAMA YAKETUNIS YOGYAKARTA
Oleh: M. Zaenudin NIM: 1320410120
TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam
YOGYAKARTA 2015
MOTTO Do you best, and God will take care of the rest “Lakukan yang terbaik dan tuhan akan memberikan yang terbaik”
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua “Aristoteles”
vii
PERSEMBAHAN
Teriring do’a disetiap langkah penulis, dan dengan ridla Allah SWT serta dengan kerendahan hati, karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahanda Amin (Alm), Ibunda Yatmi tercinta yang telah mendidik, merawatku serta tak pernah letih memanjatkan do’a untuk anak-anak-Nya 2. Kakak ku Mas Syafi’i dan Mbak Nila yang tak pernah lelah memberi motivasi. 3. Teman-teman MKPI angkatan 2013 Reguler kelas A, yang selalu memberi keceriaan dalam h 4. Mas Hailan, Mas Arief, Zahid, Mas Gradus, dan Mas Faat yang telah memberikan inspirasi dalam penulisan tesis ini.
viii
ABSTRAK M. Zaenudin (1320410120). Manajemen Pendidikan Islam Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Asrama Yaketunis Yogyakarta. Tesis. Konsentrasi Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam, Program Studi Pendidikan Islam, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015. Pendidikan bagi anak berkelainan khusus tentu saja harus diformulasikan dengan perencanaan yang matang agar mereka tidak merasa kecil dalam mengikuti setiap jenjang pendidikan. Selama beberapa dekade ini, pendidikan bagi anak penyandang cacat sudah banyak mengalami perubahan. Perubahan-perubahan ini termasuk perubahan dalam kesadaran dan sikap, keadaan, metodologi, penggunaan konsep-konsep terkait dan sebagainya. Salah satu perubahan pendidikan dalam hal fasilitas yaitu didirikannya asrama. Adanya asrama, anak didik bisa belajar lebih maksimal, fokus, bisa berinteraksi langsung dengan guru, dan selalu terkontrol akativitas di asrama. Dengan demikian, pendidikan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dapat terlatih lebih baik dan optimal.Manajemen memiliki kedudukan strategis dalam memberikan dukungan penyelenggaraan pendidikan, terutama dalam program peningkatan mutu pendidikan. Berdasarkan kajiannya, penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif.Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik penganalisisan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif-kualitatif. Dalam keabsahan data ini peneliti menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, asrama Yaketunis dalam memanajemen/mengelola pendidikan Islam di asrama Yaketunis bekerjasama dengan organisasi asrama yaketunis (ORMAKE), dan Taman Pendidikan al-Qur’ān Luar Biasa Tunanetra (TPA LB-A). Asrama hanya berfungsi sebagai fasilitator, koordinator. TPA LB-A bertanggung jawab untuk khusus menangani kegiatan kegiatan belajar mengajar Al-Qur’ān. Sedangkan ORMAKE bertanggung jawab seluruh kegiatan yang ada di asrama. Pelaksanaan kegiatan-kegiata yang ada di asrama, yayasan mendapat dukungan dari masyarakat, seperti instansi pemerintah, instansi swasta serta para donatur dll. Kedua, teknis pelaksanaan manajemen pendidikan Islam bagi anak berkebutuhan khusus di asrama Yaketunis Yogyakarta, yaitu: 1) perencanaan cukup baik; hal ini dapat dilihat dari perencanaan peserta didik, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan dengan masyarakat dan layanan khsusus sudah berjalan dengan baik. Sedangkan perencanaan tenaga pendidik dan kependidikan belum terlaksana dengan baik, , perencanaan, Perencanaan kurikulum belum tersusun dengan baik. 2) pengorganisasian cukup baik; hal ini dpat dilihat dari pengorganisasian peserta didik, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan dengan masyarakat, danlayanan khusus sydah berjalan dengan baik. Sedangkan pengorganisasian tenaga pendidik dan kependidikan dan kurikulum belum terlaksana dengan baik. 3) pengarahan cukup baik; hal ini dapat dilihat dari pengarahan terhadap peserta didik, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan dengan masyarakat hubungan dengan masyarakat, dan layanan khusus. Sedangkan pengarahan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan serta kurikulum belum terlaksana dengan baik. 4) pengawasan cukup baik; ini dapat dilihat dari pengawasan terhadap peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan dengan masyarakat, layanan khusus, dan kurikulum sudah terlaksana dengan baik. Kata kunci: Manajemen, Pendidikan Islam dan Anak Berkebutuhan Khusus
v
TRANSLITERASI
1. Konsonan
Huruf
Nama
Huruf Latin
Nama
ا
Alif
-
-
ب
ba’
b
be
ت
ta’
t
te
ث
śaʼ
ś
es (dengan titik di atas)
ج
jim
j
je
ح
ha’
h
ha (dengan garis di bawah)
خ
kha
kh
ka dan ha
د
dal
d
de
ذ
dż
dż
de dan zet (dengan titik di
ر
ra’
r
atas)
ز
zai
z
er
س
sin
s
zet
ش
syin
sy
es
ص
shad
sh
es dan ye
ض
dhad
dh
es dan ha
ط
tha
th
de dan ha
ظ
zha
zh
te dan ha
ع
‘ain
‘
zet dan ha
غ
ghain
gh
koma terbalik (depan
ف
fa
f
huruf a,i,u)
ق
qaf
q
ge dan ha
ك
kaf
k
ef
ل
lam
l
qi
م
mim
m
ka
َن
nun
n
‘el
و
wau
w
em
Arab
vi
ه
ha’
h
‘en
ء
hamzah
ˈ
w
ي
ya
y
ha apostrof (setelah huruf a,i,u) ye
2. Vokal a. Tanda Tunggal Tanda Nama Vokal Fathah Kasrah Dammah
Huruf Latin
Nama
a i u
A I U
b. Vokal Rangkap Tanda Nama َي Fathah dan Ya َو Fathah dan Wau
Huruf Latin Ai Au
Nama a-i a-u
c. Vokal Panjang (Maddah) Tanda Nama َا Fathah dan Alif ي Kasrah dan Ya َو Dammah dan Ya
Huruf Latin -
Nama a dengan garis di atas i dengan garis di atas u dengan garis di atas
vii
H. Kata Sandang Alif + Lam a. Bila diikuti Huruf Qamariyah ٌانقرأ
ditulis
al-Qura’ ān
انقيب ش
ditulis
al-Qiy ās
b. Bila diikuti Huruf Syamsiyah ditulis denganmenggandakan huruf (el)nya انسًبء
ditulis
as-Sama’
انشًص
ditulis
asy-Syams
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat ذوي انفروض
ditulis
zawī al-furūd
اْم انسُت
ditulis
ahl as-sunnah
ix
KATA PENGANTAR
ِ بِس ِم الر ِح ْي ِم َّ الر ْح َم ِن َّ اهلل ْ
ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِالحم ُد َّ للهوأَ ْش َه ُد أ َن ِّ هلل َر َْ َ أَ ْش َه ُد أَ ْن آلالهَ االَّا.ب الْعاَلَم ْي َن َوبه نَ ْستَع ْي ُن َو َعلَى اُُم ْوِر ال ُدنْيَا َوالدِّيْ ِن ِِ ٍ ِ مح َّمداً َّرسو ُل اَ َّما بَ ْع ُد.ص ْحبِ ِهاَ ْج َم ِع ْي َن ُ َّ اَل.اهلل َ ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى ُم َح َّمد َو َعلَى آله َو َ له َّم َُ ُْ Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini, meskipun dalam prosesnya banyak sekali halangan dan hambatan. Namun demikian, penulis sadari dengan sepenuh hati bahwa ini adalah benar-benar pertolongan Allah SWT. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai figur teladan dalam dunia pendidikan. Akhirnya setelah melalui proses panjang dan tidak lepas dari bantuan, petunjuk, serta bimbingan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi besar membantu dalam penyusunan tesis ini. Ucapaan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1.
Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, MA., Ph.D. selaku Rektor Universitas IslamNegeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.
Prof. Dr. H. Musa Asy’arie selaku mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang baru saja menyelesaikan masa jabatannya.
3.
Prof. Dr. H. Khoiruddin, MA. selaku Direktur Program Pascasarjana UINSunan Kalijaga Yogyakarta.
x
4.
Prof. Dr. H. Maragustam, M.A selaku Ketua Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
5.
Dr. Sangkot Sirait, M.A selaku pembimbing yang telah banyak bersabar meluangkan waktu demi membimbing penulisan tesis ini hingga selesai.
6.
Seluruh Guru Besar, Dosen, dan Karyawan Program Pascasarjan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah banyak memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan tesis ini.
7.
Bpk. Rahmanto selaku administrasi program Pascasarjana Pendidikan Islam yang telah sepenuh hati dengan sabar melayani segala administrasi akademik selama ini.
8.
Kepala Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam Yogyakarta bapak Wiyoto, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Dan juga terima kasih kepada ketua asrama bapak Ruri Abdullah, yang telah membantu dalam menggali sumber data serta.
9.
Kepada semua siswa-siswa asrama yaketunis yang menjadi inspirasi serta motivasi saya dalam penulisan tesis ini.
10. Kedua orang tua saya ayahanda Amin (Alm) dan ibunda Yatmi, atas segala do’a nya
yang tak terputus selalu dipanjatkan, dukungan motivasi dan
semua pengorbanan yang tak terhingga, serta perhatian dan kasih sayang yang tak pernah berakhir dalam setiap langkah penulis. 11. Kepada kakakku Syafi’i dan Nila, yang selalu menjadi curhatan penulis serta tak henti-hentinya selalu memotivasi penulis.
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .......................................................... PENGESAHAN ............................................................................................. PERSETUJUAN TIM PENGUJI ................................................................ NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................... MOTTO ......................................................................................................... PERSEMBAHAN .......................................................................................... ABSTRAK ..................................................................................................... PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................
i ii iii iv v vi vii viii v vi x xiii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................ A. Latar Belakang Masalah ......................................................... B. Rumusan Masalah .................................................................. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. D. Kajian Pustaka ........................................................................ E. Metode Penelitian ................................................................... F. Sistematika Pebahasan ...........................................................
1 1 8 8 9 16 21
BAB II
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS .................................................. A. Manajemen Pendidikan Islam ............................................ 1. Manajemen ........................................................................ 2. Manajemen Pendidikan Islam ........................................... 3. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan .................... 4. Fungsi-fungsi Manajemen ................................................. a. Perencanaan ................................................................. b. Pengorganisasian ......................................................... c. Pengarahan ................................................................... d. Pengawasan .................................................................. 5. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan ........................... a. Manajemen Kurikulum ................................................ b. Manajemen Ketenga pendidikan ................................. c. Manajemen Peserta Didik ............................................ d. Manajemen Sarana dan Prasarana ............................... e. Manajemen Keuangan ................................................. f. Manajemen Layanan Khusus ....................................... g. Manajemen Hubungan dengan Masyarakat ................. B. Anak Berkebutuhan Khusus ............................................... 1. Anak Berkebutuhan Khusus ............................................. 2. Tunanetra ..........................................................................
23 23 15 26 30 31 31 37 40 45 47 47 49 53 54 56 57 58 60 60 62
xiii
BAB III
BAB IV
BAB V
3. Ciri-ciri Tunanetra ............................................................ 4. Klasifikasi Anak Tunanetra ..............................................
63 64
POFIL ASRAMA YAKETUNIS YOGYAKARTA ................ A. Gambaran Umum Yaketunis Yogyakarta .......................... 1. Sejarah Berdiri Yaketunis ................................................... 2. Latar Geografis ................................................................... 3. Visi dan Misi, Tujuan ......................................................... 4. Tata Tertib .......................................................................... 5. Struktur Organisasi ............................................................. 6. Program Kerja ...................................................................... 7. Anak Asrama ...................................................................... 8. Sarana dan Prasarana .......................................................... 9. Sumber Dana ...................................................................... B. Manajemen Pendidikan Islam di Asrama Yaketunis Yogyakarta .............................................................................
65 65 65 66 67 67 68 74 79 86 90
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DI ASRAMA YAKETUNIS YOGYAKARTA ................................................ A. Manajemen Pendidikan Islam di Asrama Yaketunis Yogyakarta .............................................................................. B. Teknis Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Islam di Asrama Yaketunis Yogyakarta ............................................ 1. Perencanaan ....................................................................... 2. Pengorganisasian ............................................................... 3. Pengarahan ........................................................................ 4. Pengawasan .......................................................................
91
106 106 107 117 123 131 140
PENUTUP .................................................................................... A. Kesimpulan ........................................................................... B. Saran ......................................................................................
149 149 153
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
155
LAMPIRAN
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia menuntut kemajuan dan kehidupan, maka sejak itu timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan melalui pendidikan.1 Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan sumber daya manusia, khususnya untuk membangun generasi muda yang tangguh dan dapat dihandalkan. Pendidikan mempunyai peranan sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Banyak kajian menyatakan tentang besarnya suatu bangsa dikarenakan pendidikan. Terdapat kuatnya hubungan antara pendidikan sebagai sarana pengembang sumber daya manusia dengan kualitas dan kemajuan suatu bangsa yang adil dan makmur.2 Menurut Ardani yang di kutip oleh Gunarhadi dan Esti Wardani pendidikan adalah kebutuhan manusia, tidak hanya mereka saja yang normal, tetapi juga mereka penyandang ketunaan/anak berkebutuhan khusus. Hak-hak untuk mendapatkan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) tercantum dalam kerangka kerja Education for All, antara lain meliputi: setiap anak punya hak yang fundamental untuk mendapat pendidikan; setiap anak punya karakteristik, minat, kemampuan, dan kebutuhan belajar yang unik;
1 2
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), hlm. 9. eprints.uny.ac.id/9416/1/bab%201%20-NIM%2007110241016.pdf, hlm. 1.
1
2
sistem dan program pendidikan harus dirancang dengan mempertimbangkan perbedaan yang besar dalam karakteristik dan kebutuhan anak; ABK harus mempunyai akses ke sekolah biasa yang seyogyanya menerima mereka dalam suasana pendidikan yang berfokus pada anak sehingga mampu memenuhi kebutuhan mereka.3 Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus memang sangat penting untuk menjunjang kepercayaan mereka dalam mengikuti jenjang pendidikan sesuai dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki. Instrumen tentang jaminan pendidikan bagi semua kalangan tanpa terkecuali, sesungguhnya sudah menjadi komitmen bersama seluruh bangsa-bangsa untuk memperjuangkan hak dasar anak dalam memperoleh pendidikan. Hal ini karena, pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dilindungi dan dijamin oleh berbagai instrumen hukum.4 Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 BAB IV pasal 5 ayat 1 bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.5 Dalam UU Sisdiknas tersebut dapat disimpulkan bahwa Negara memberikan jaminan sepenuhnya kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu.
3
Gunarhadi dan Esti Wardani, Upaya Peningkatan Akses Pendidikan Melalui Identifikasi Anak Berkebutuhan khusus di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen, dalam Publikasi_Jurnal30.pdf, hlm. 2. 4 Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi (Yogyakarta: Arruz Media, 2013), hlm. 16. 5 Kemendikbud, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sintem Pendidikan Nasional, dalam bentuk Pdf, hlm 4.
3
Sebagaimana diamanatkan juga dalam Undang-Undang Dasar RI tahun 1945 pasal UUD 1945 BAB XIII pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.6 Hal ini menunjukkan bahwa anak berkebutuhan khusus (ABK) berhak pula memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya dalam pendidikan. Islam
memandang
tentang
difabilitas
bukan
sebagai
celaan,
sebagaimana anggapan masyarakat bahwasanya anak cacat merupakan aib keluarga, tentunya asumsi tersebut betentangan dengan konsep Islam. Salah satu ayat tentang difabilitas terdapat dalam firman-Nya:
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena Telah datang seorang buta kepadanya, tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?, adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya, padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman), dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), Sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya, sekali-
6
Undang-undang Republik Indonesia Tahun 1945, dalam bentuk Pdf, hlm. 15.
4
kali jangan (demikian)! sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan.” (Q.S Abassa (80): 1-11).7 Menurut riwayat, surat Makiyyah ini diturunkan sebagai peringatan kepada Nabi Muhammad s.a.w atas sikap yang Rasullah tunjukkan kepada seorang sahabat yang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada rasulullah s.a.w. meminta fatwa tentang Islam, lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena Rasulullah sedang mengahadapi pembesar Quraisy dengan pengaharapan agar pembesarpembesar tersebut bersedia masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagai teguran kepada Rasulullah s.a.w.8 Melihat peristiwa tersebut, sudah selayaknya kita sebagai orang yang muslim jangan sekali-kali mengabaikan anak berkebutuhan khusus, khususnya dalam hal pendidikan. Pendidikan
bagi
anak
berkelainan
khusus
tentu
saja
harus
diformulasikan dengan perencanaan yang matang agar mereka tidak merasa kecil dalam mengikuti setiap jenjang pendidikan.9 Selama beberapa dekade ini, pendidikan bagi anak penyandang cacat sudah banyak mengalami perubahan. Perubahan-perubahan ini termasuk perubahan dalam kesadaran dan sikap, keadaan, metodologi, penggunaan konsep-konsep terkait dan sebagainya.10 Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang
7
Al Qur’an dan Terjemahan (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007), hlm. 585. Ro’fah dkk, Inklusi Pada Pendidikan Tinggi: Best Practicies Pembelajaran dan Pelayanan Adaptif Bagi Mahasiswa Difabel Netra (Yogyakarta: PSLD UIN Sunan Kalijaga, 2010), hlm. 19-20. 9 Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan…, hlm. 17. 10 Miriam Donath Skjørten, Menuju Inklusi dan Pengayaan. dalam 6Menuju_Inklusi_dan_Pengayaan.pdf 8
5
memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Berbagai layanan pendidikan dan metode pendekatan yang efektif, secara terencana dan terus-menerus diusahakan oleh para guru, pembina dan seluruh elemen yang terlibat dalam peroses pendidikan dan pengajaran, agar menghasilkan output siswa yang berprestasi sesuai dengan visi lembaga yang dicanangkan. Salah satu perubahan pendidikan dalam hal fasilitas yaitu didirikannya asrama.11 Asrama sebagai salah satu lembaga pendidikan telah memberikan alternatif pendidikan bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. Seiring dengan pesatnya modernitas, dimana orang tua tidak hanya suami yang bekerja tapi juga istri bekerja sehingga anak tidak lagi terkontrol dengan baik maka asrama adalah tempat terbaik untuk menitipkan anak-anak mereka agar kebutuhan makanan, kesehatan, keamanan, sosial dan tentunya pendidikan dapat tetap terpenuhi. Permasalahan- permasalahan sosial yang sekarang ini terjadi di kehidupan masyarakat seperti pergaulan bebas, narkoba, tawuran pelajar, pengaruh media, dan lain-lain ikut mendorong banyak orang tua untuk menyekolahkan anaknya di asrama.12 Adanya asrama, anak didik bisa belajar lebih maksimal, fokus, bisa berinteraksi langsung dengan guru, dan selalu terkontrol akativitas di asrama. Dengan demikian,
11
Hidayat Syarifuddin dalam http://edukasi.kompasiana.com/2014/02/27/peranan-sekolahberasrama-boarding-school-dalam-membentuk-pemimpin-masa-depan-636013.html tgl 23 september 2014 jam 12:23 12 Ibid.
6
pendidikan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dapat terlatih lebih baik dan optimal.13 Kehadiran anak berkebutuhan khusus bukanlah suatu musibah, melainkan amanah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Orangtua, keluarga, dan masyarakat harus bertanggungjawab untuk memenuhi hak-haknya. Atas pertimbangan tersebut, maka perlu dilakukan upaya penanganan anak berkebutuhan khusus, sebagai salah satu langkah pemenuhan hak dasar anak yang meliputi hak untuk hidup, hak tumbuh dan berkembang secara optimal, hak berpartisipasi sesuai dengan minat dan potensi yang dimiliknya, dan hak terlindungi dari segala tindak kekerasan, diskriminasi, penelantaran dan perlakuan salah.14 Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (YAKETUNIS) berdiri tidak lain untuk memenuhi hak-hak anak berkebutuhan khusus (tunanetra). Adapun yang melatarbelakangi berdirinya asrama YAKETNIS diantaranya, pertama memberikan fasilitas bagi siswa yang rumahnya jauh. Kedua memberikan pembelajaran secara intensif, tapi yang paling utama supaya cepat menguasai huruf braille.15 Ketiga bahwasannya anak tunanetra memiliki potensi untuk
13
http://mujabgs58.blogspot.com/2012/07/boarding-school.html di akses pada tanggal 17 september 2014 jam 16.38 14 kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Republik Indonesia, Panduan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus Bagi Pendamping (Orang Tua, Keluarga, dan Masyarakat), (Jakarta:, 2013), hlm. 3. 15 Wawancara dengan Ruri Abdullah selaku ketua asrama YAKETUNIS pada tanggal 29 Oktober 2014.
7
diberikan pendidikan dan pengajaran dibidang mental, spiritual, agama dan ketrampilan, kecerdasan serta ilmu pengetahuan.16 Hasil wawancara bahwasannya sumber daya manusia (tenaga kepegawaian) yang ada di asrama yaketunis sangat minim, belum sesuai dengan kriteria dalam ilmu manajemen pendidikan islam. Terlepas dari itu semua, anak-anak yang di asrama mempunyai nilai lebih, terutama dalam hal baca tulis al-Qur’ān (braille), akhlaknya lebih baik, serta prestasinya unggul. Diantara prestasi anak yang tinggal di asrama YAKETUNIS yaitu: rata-rata mereka di kelas mendapat rangking di MAN 5 Maguwo dan ada juga mendapatkan juara umum. Sedangkan yang di SMA Muhammadiyah
4
Yogyakarta mereka juga mendapatkan rengking di kelas serta mendapatkan juara umum dan mendapatkan nilai tertinggi sewaktu UAN. 17 Selain kejuaraan akademik, ada juga yang juara dalam hal olahraga yaitu juara 2 tenis meja Se- Provinsi DIY.18 Sebuah kebanggan tersendiri, anak berkebutuhan khusus bisa menjadi juara, dan bisa mengalahkan anak yang normal.19 Sedangkan untuk siswa yang boleh tinggal di asrama YAKETUNIS yaitu siswa tunanetra yang baru proses belajar yakni dari tingkat SDLB, SMP/MTsLB, SMA/MA dan Perguruan Tinggi.20
16
Dokumen Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam Yogyakarta dalam bentuk brosur. Ibid. 18 Wawancara dengan “H” anak asrama pada tanggal 29 Oktober 2014. 19 Wawancara dengan Ruri Abdullah selaku ketua asrama YAKETUNIS pada tanggal 29 Oktober 2014. 20 Wawancara dengan Ruri Abdullah selaku ketua asrama YAKETUNIS pada tanggal 29 Oktober 2014. 17
8
Keberhasilan tersebut tidak bisa terlepas dari pengelolaan yang profesional di asrama. Pegelolaan di asrama yaketunis itu seperti pondok pesantren, maksudnya dari bangun tidur sampai tidur lagi ada jadwalnya, untuk itu kegiatan yang ada di asrama terkontrol dengan baik. Manajemen memiliki kedudukan strategis dalam memberikan dukungan penyelenggaraan pendidikan, terutama dalam program peningkatan mutu pendidikan. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Manajemen Pendidikan Islam Bagi Anak Berkebutuhan Khusu di Asrama YAKETUNIS Yogyakarta”. B. Rumusan masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana manajemen pendidikan Islam bagi anak berkebutuhan khusus di asrama YAKETUNIS Yogyakarta? 2. Bagaimana teknis pelaksanaan manajemen pedidikan Islam bagi anak berkebutuhan khusus di asrama YAKETUNIS Yogyakarta? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian
yang
akan
dilakukan
peneliti
tentang
manajemen
pendidikan Islam bagi anak berkebutuhan khusus di asrama YAKETUNIS Yogyakarta memiliki tujuan untuk:
9
a. Mengetahui manajemen pendidikan Islam bagi anak berkebutuhan khusus di asrama YAKETUNIS Yogyakarta. b. Mengetahui teknis pelaksanaan manajemen pedidikan Islam bagi anak berkebutuhan khusus di asrama YAKETUNIS Yogyakarta. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menambah khazanah keilmuan terutama dalam bidang ilmu manajemen pendidikan Islam, dan khususnya tentang manajemen lembaga pendidikan non formal bagi anak berkebutuhan khusus. b. Manfaat Praktis Adapun secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan khususnya bagi mereka yang mengelola lembaga pendidikan non formal bagi anak berkebutuhan khusus. D. Kajian Pustaka Fungsi kajian pustaka adalah mengemukakan secara sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang diperoleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Peneliti telah mencatat beberapa penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian ini, antara lain: 1. Tesis karya Wiwik Kusitasari yang berjudul “Implementasi Manajemen Pendidikan Inklusi di SD Tumbuh 2 Yogyakarta”. Hasil penelitian
10
menunjukkan bahwa implementasi manajemen pendidikan inklusi SD Tumbuh 2 telah memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas. Dimana penyusunan visi, misi dan tujuan tersebut telah melibatkan segenap komponen yang terkait dengan manajemen pendidikan yang ada. Selain itu juga telah memperhatikan aspek-aspek konsep manajerial yang berkaitan dengan (a) perencanaan (b) penggerakan/kepemimpinan (c) pengorganisasian
(d)
pengawsaan,
yang diimplementasikan
pada
komponen kesiswaan, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana prasarana, sumber dana atau keuangan, hubungan masyarakat dan kegiatan belajara mengajar. Implementasi manajemen pendidikan Inklusi di SD Tumbuh 2 Yogyakarta secara umum telah berjalan dengan baik. Hanya saja masih ada beberapa kelemahan, misalnya belum adanya pejabat wakil kepala sekolah, menyebabkan sistem pengorganisasian kurang berjalan dengan baik. Selain itu masih ada kendala yang mendasar dimana tenaga kependidikan yang ada masih kurang memahami konsep, pengertian dan teknis implementasi sistem pendidikan inklusi secara lengkap, utuh dan signifikan. Akibatnya implementasi manajemen pedidikan inklusi di SD Tumbuh 2 mengalami beberapa kendala dan atau hambatan harus segera dicari solusi pemecahannya.21
21
Wiwik Kuspitasari, “Implementasi Manajemen Pendidikan Inklusi di SD Tumbuh 2 Yogyakarta”, Tesis, (Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga, 2012).
11
2. Tesis karya Usfuriyah yang berjudul “Manajemen Pendidikan Inklusi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”. Adapun temuan penelitian ini menunkjukkan bahwa: 1) pendidikan inklusi di UIN secara keseluruhan telah berlangsung cukup baik, karena melihat berbagai komponen pendidikan yang telah dimodifikasi dan diadaptasi, maka komponen UIN menjadi kampus inklusif terwujud. Aksesibilitas yang telah diupayakan bukan hanya aksesibilitas dalam bentuk fisik saja, melainkan juga aksesibilitas dalam bentuk pelayanan, seperti tumbuhnya sensitifitas terhadap difabel di lingkungan masyarakat kampus, baik itu pimpinan, dosen, pegawai, maupun mahasiswa. Meskipun tidak dapat dipungkiri, dalam pelaksanaannya masih dijumpai permasalahan dan kendala. Namun, ikhtiar lembaga patut ditiru, dengan didirikannya PSLD sebagai unit pelaksanaan manajemen pendidikan inklusi. 2) Adapun manajemen yang dilakukan oleh PSLD ini dapat diidentifikasikan bahwa upaya manajemen UIN Sunan Kalijaga untuk menciptakan kampus inklusif yaitu dengan cara melaksanakan semua kegiatan organisasi sesuai dengan dokumen (perencanaan) dan selalu berupaya untuk mengembangkan, dan memastikan bahwa pelasanaannya tetap sesuai dengan visi, misi dan tujuan institusi. Selain itu, PSLD juga aktif dalam menjalin komunikasi dan
koordinasi
dengan
stakeholder
internal
maupun
eksternal.
Selanjutnya, monitoring dilakukan melalui need assessment, sedangkan evaluasi dilaksanakan dalam bentuk koordinasi internal, dan evaluasi
12
formal, yaitu pelaporan tertulis kepada manajemen UIN Suanan Kalijaga dan institusi terkait.22 3. Tesis karya Siti Mufadilah yang berjudul “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak-anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus di SLB Negeri 1 Yogyakarta)”. Hasil penelitiannya yaitu 1) samapai saat ini konsep materi pendidikan agama Islam bagi anak-anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Yogyakarta yang nitabenya adalah anak-anak penyandang tuna grahita masih sama dengan konsep materi pendidikan agam islam bagi anak-anak berkebutuhan khusus lainnya, sehingga dilakukan modifikasi kandungan isi materi dalam bentuk penyederhanaan materi dengan tujuan untuk menyesuaikan materi dengan kondisi anak-anak tuna grahita serta memudahkan mereka dalam memahami materi pendidikan agama Islam tersebut. 2) imlementasi manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB Negeri 1 Yogyakarta memiliki beberapa perbedaan dengan sekolah
pada
umumnya. Pada segi perencanaan, sekolah ini mempergunakan rencana pembelajaran
individual
sebagai
sebuah
pedoman
perencanaan
pembelajaran. Pada segi pengorganisasian, setiap guru mengorganisasian pembelajaran berdasarkan pada kebutuhan setiap individu yang belajar di kelas dengan terlebih dahulu melakukan pengamatan akan kondisi setiap
22
Usfuriyah, “Manajemen Pendidikan Inklusi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”, Tesis, (Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga, 2013).
13
siswa yang dididiknya. Pada segi pelaksanaan, setiap guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun dan diorganisasikan dengan baik, proses penyampaian materi dalam kegiatan belajar mengajar dikelas didukung dengan penggunaan metode dan metode yang telah disesuaikan dengan materi yang hendak diberikan dengan tujuan untuk mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pada egi evaluasi, setiap guru mengadakan evaluasi pembelajaran berdasarkan criteria ketuntasan kelulusan yang telah ditetapkan oleh siswa. 3) faktor pendukungnya yang pertama, sekolah ini memiliki sense agama yang cukup tinggi, kedua, sekolah ini memiliki tenaga pendidik yang professional dan memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak-anak berkebutuhan khusus. Ketiga, sekolah ini mempunyai letak geografis yang cukup strategis. Sedangkan faktor penghambatnya yang pertama, belum adanya mushola sebagai sarana penyelenggaraan praktek-praktek keagamaan, kedua, belum terciptanya kerja sama yang baik antara guru-guru SLB. Ketiga, masih minimnya pengetahuan guru tentang hakekat anak berkebutuhan khusus (tuna grahita) dan tentang psikologi perkembangan anak. Keempat, kurikulumnnya masih terlalu luas untuk karakteristik anak tuna grahita. Kelima, minimnya kegiatan pengambangan kompetensi bagi guru-guru agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus (tuna grahita).Keenam,
14
belum adanya buku pendukung yang memudahkan guru pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan agama Islam.23 4. Tesis karya Abdul Hadi yang berjudul “Implemetasi Pendidikan Inklusi di MAN Maguwo Depok Sleman Yogyakarta 2011/2012”. Hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa proses penyelenggaran pendidikan inklusi dengan manajerial pengelolaan mandiri, dilaksanakan secara terpisah dengan manajerial pengelolaan madrasah secara umum. Kepala madrasah membuat surat keputusan mengangkat seorang pengelola pendidikan inklusi dengan nama “manajer inklusi” dengan tugas utama mencari dukungan dana dari berbagai sumber yang syah dan tidak mengikat dan bertanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan terkait dengan anak berkebutuhan khusus. Kegiatan proses pembelajaran didukung kondisi dan budaya yang ramah pada difabel, sarana-prasrana dan perangkat pembelajaran yang lebih memadai, bangunan-bangunan yang sudah aksesibel bagi anak berkebutuhan khusus untuk melakukan mobilitas di lingkungan madrasah. Sedangkan hambatan yang ditemui antara lain: kurangnya guru pendamping khusus yang menguasai huruf Braille, kesulitan pengadan kertas print Braille, sedikit mendapatkan relawan yang membantu belajar siswa, belum mempunyai buku mata pelajaran Braille dalam jumlah cukup dan kurang pedulinya kementrian
23
Siti Munfadilah, “Manajemen Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus di SLB Negeri 1 Yogyakarta)”, Tesis, (Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga, 2008).
15
agama terhadap layanan pendidikan inklusi. Kesempatan dan keadilan masih diperlukan perjuangan untuk memenuhi hak pendidikan dan layanan pendidikan yang adil dan aspiratif terhadap anak berkebutuhan khusus sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing dalam kontek difabel.24 5. Tesis karya Sunarno yang berjudul “Pengelolaan Pembelajaran Inklusi di Sekolah Dasar (Studi Situs di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali)”. Hasil penelitian adalah (1) Perencanaan pembelajaran inklusi disusun guru kelas tanpa membedakan siswa. Pelaksanaan pembelajaran inklusi dilakukan secara bersamaan dalam satu kelas, namun bagi siswa yang berkebutuhan khusus diberikan kegiatan tambahan dan pemberian tugas agar siswa dapat memahami dengan baik materi yang disampaikan. Adanya pelaksanaan model pull out dapat menciptakan suasana lingkungan sekolah yang kondusif dan meningkatkan rasa toleransi antara siswa. (2) Evaluasi dilakukan dengan memantau kegiatan belajar siswa dengan mempertimbangkan aspek penilaian tingkah laku dan prestasi akademik siswa. Bagi anak berkebutuhan khusus, evaluasi dilakukan sebelum pembelajaran dimulai untuk mendapatkan data baseline dari setiap anak. Evaluasi dilakukan dalam 2 (dua) jenis yaitu dilakukan dalam bentuk tes dan non-tes, dilaksanakan pada tengah tahun dan akhir tahun di
24
Abdul Hadi, “Implementasi Pendidikan Inklusi di MAN Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta 2011/2012”, Tesis, (Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga, 2012).
16
mana kegiatan evaluasi tersebut berupa tes semester gasal. (3) Pengaturan tata ruang kelas inklusi diatur sedemikian rupa, bertujuan untuk menciptakan suasana lingkungan fisik yang menyenangkan. Setiap guru kelas inklusi memperhatikan kebersihan ruang kelas, kerapihan dan penempatan hiasan dinding yang ada di ruang kelas. Pengaturan tata ruang diupayakan agar dapat membantu siswa dalam belajar sehingga memberikan kemudahan baik sarana belajar dalam kelas maupun sarana untuk bermain di lingkungan sekolah sehingga siswa tidak merasa bosan.25 Berdasarkan pemaparan kajian pustaka di atas, secara umum berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu dari aspek objek penelitian yakni peneliti melakukan penelitian di asrama anak berkebutuhan khusus (tunanetra). Dan fokus pembahasan dalam penelitian ini yaitu manajemen pendidikan pada pendidikan non formal, sedangkan dalam kajian pustaka yang ada fokus pembahasannya yaitu manajemen pendidikan pada pendidikan formal. Jadi penelitian ini keotentikannya bisa dipertanggungjawabkan. E. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
25
Sunarno, Pengelolaan Pembelajaran Inklusi di Sekolah Dasar (Studi Situs di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali), Tesis, (Surakarta: PPS Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012).
17
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan mengahasilkan data deskritif dalam bentuk kata-kata dan bahasa.26 Melalui penelitian kualitatif ini akan memperoleh pamahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna dari fakta yang relevan. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dalam arti dalam arti penelitian difokuskan satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan fenomenafenomena lainnya.27 2. Sumber Data Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan sepertidokumen dan lain-lain.28 Adapun sumner data dalam penelitian ini adalah: a. Manusia, yang meliputi ketua yayasan, ketua asrama, ketua organisasi anak Yaketunis dan siswa asrama. b. Non manusia, yang meliputi dokumen dan semua buku-buku yang relevan.
26
Laxy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2009), hlm. 6. 27 Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian Penelitian (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2009), hlm. 99. 28 Laxy J. Moleong, Metodologi…,hlm. 157.
18
3. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun non partisipatif. Sedangkan dalam penelitian observasi ini, dilakukan secara partisipatif yakni pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan.29 Observasi ini digunakan untuk melihat secara langsung proses manajemen yang dilaksanakan di asrama YAKETUNIS Yogyakarta. b. Wawancara Menurut Esterberg yang dikutip oleh Sugiono bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan
ide
melalui
Tanya
jawab,
sehingga
dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topic tertentu.30 Sedangkan untuk mendapatkan informasi yang mendalam peneliti menggunakan wawancara terstruktur, yaitu peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
29 30
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian.., hlm. 220. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 317.
19
tertulis.31 Dalam wawancara ini digunakan untuk mencari data yang lebih detail mengenai manajemen asrama YAKETUNIS Yogyakarta. c. Dokumentasi Dokumen merupakan pelengkap dari pengguanaan metode observasi dan wawancara. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.32 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tertulis, baik berupa laporan ataupun gambargambar/foto yang berhubungan dengan manajemen asrama di YAKETUNIS Yogyakarta. 4. Analisis data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.33 Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut: a. Reduksi data (data reduction), yaitu data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci dan segera di lakukan analisis data melalui reduksi data. 31 32
Ibid., hlm. 319. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.
326. 33
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 334.
20
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.34 b. Penyajian data (data display), yaitu setelah data direduksi, maka selanjutnya mendisplay data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hugungan antara kategori dan sejenisnya. Dengan mendisplay data, maka akanmemudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.35 c. Verifikasi (verification), yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kemabi ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.36 5. Keabsahan data Pemeriksaan
terhadap
keabsahan
data
digunakan
untuk
menyanggah balik apa-apa yang dituduhkan atau disangkakan tidak 34
Ibid., hlm.338. Ibid., hlm. 341. 36 Ibid., hlm. 345. 35
21
ilmiah dan juga keabsahan ini merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari penelitian kualitatif.37 Adapun keabsahan data ini peneliti menggunaka teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.38 Adapun caranya dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.39 F. Sistematika Pembahasan Tesis ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk memudahkan pengajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan tesis ini sebagai berikut:
37
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Arruzmedia, 2012), hlm. 313. 38 Ibid., hlm. 322. 39 Laxy J. Moleong, Metodologi…, hlm. 331.
22
BAB I : Pendahuluan, yang berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II: Landasan teori tentang manajemen pendidikan islam, yang berisikan tentang, pengertian manajemen, manajemen pendidikan islam, tujuan dan manfaat manajemen pendidikan, fungsi manajemen pendidikan, ruang lingkup manajemen pendidikan, pengertian anak berkebutuhan khusus, dan tunanetra. BAB III: Gambaran umum asrama Yaketunis Yogyakarta. Meliputi profil asrama Yaketunis, dari sejarah berdiri, letak geografis, struktur organisasi, personalia pimpinan anggota dan program kerja, sarana-prasarana dan sumber dana. BAB IV: Analisis data, meliputi manajemen pendidikan islam di Asrama Yaketunis Yogyakarta, serta faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pendidikan islam di Asrama Yaketunis yogyakarta. BAB V: Penutup, mencakup kesimpulan dan saran.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Manajemen Pendidikan Islam bagi di Asrama Yaketunis Yogyakarta, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Manajemen pendidikan Islam bagi anak berkebutuhan khusus di asrama Yaketunis
Yogyakarta
memanajemen/mengelola
yaitu pendidikan
Asrama Islam
yaketunis di
asrama
dalam Yaketunis,
bekerjasama dengan organisasi asrama yaketunis (ORMAKE), dan Taman Pendidikan Al-Qur’ān Luar Biasa Tunanetra (TPA LB-A). Asrama hanya berfungsi sebagai fasilitator, koordinator. Organisasi yang ada di asrama merupakan wadah anak asrama untuk melakukan kegiatan, mencarai pengalaman serta mengembangkan bakat atau potensi yang mereka miliki. TPA LB-A bertanggung jawab untuk khusus menangani kegiatan kegiatan belajar mengajar Al-Qur’ān . Ormake bertanggung jawab seluruh kegiatan yang ada di asrama. Kegiatan-kegiatan yang ada di asrama ini hanya sebuah pengembangan dari pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi. Pelaksanaan kegiatan-kegiata yang ada di asrama, yayasan mendapat dukungan dari masyarakat, seperti instansi pemerintah, instansi swasta serta para donatur dll. Pengawasan asrama terhadap tenaga pendidik atau kependidikan (pegawai) yaitu melalui teguran apabila melalukan kesalahan. 147
148
Pegawai yang melakukan kesalahan setelah ditegur, nantinya akan diajak komunikasi supaya permasalahan tersebut dapat dipecahkan. 2. Teknis pelaksanaan manajemen pedidikan Islam bagi anak berkebutuhan khusus di asrama YAKETUNIS Yogyakarta a. Perencanaan 1) Perencanaan peserta didik sudah berjalan dengan baik. 2) Perencanaan tenaga pendidik dan kependidikan belum terlaksana dengan baik. 3) Perencanaan keuangan sudah berjalan dengan baik. 4) Perencanaan sarana dan prasarana sudah terlaksana sesuai dengan kaidah ilmu manajemen pendidikan islam. 5) Perencanaan hubungan dengan masyarakat (humas) di Asrama Yaketunis Yogyakarta sudah terlaksana dengan baik. 6) Perencanaan layanan khsusus di asrama yaketunis sudah memberikan akses yang luas bagi siswa-siswa. 7) Perencanaan kurikulum di asrama belum tersusun dengan baik. b. Pengorganisasian 1) Pengorganisasian peserta didik sudah berjalan dengan baik. 2) Pengorganisasian tenaga pendidik dan kependidikan belum terlaksana dengan baik. 3) Pengorganisasian keuangan, di asrama yaketunis sudah terlaksana dengan baik.
149
4) Pengorganisasian sarana dan prasarana di asrama yaketunis sudah berjalan dengan baik. 5) Pengorganisasian hubungan dengan masyarakat (humas) di Asrama Yaketunis Yogyakarta sudah terlaksana dengan baik. 6) Pengorganisasian layanan khusus di asrama yaketunis suadah terlaksana dengan baik. 7) Pengorganisasian kurikulum di asrama yaketunis belum terlaksana dengan baik. c. Pengarahan 1) Pengarahan terhadap peserta didik di asrama yaketunis sudah terlaksana dengan baik. 2) Pengarahan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan di asrama yaketunis belum terlaksana dengan baik. 3) Pengarahan terhadap keuangan di asrama yaketunis sudah berjalan dengan baik. 4) Pengarahan terhadap sarana dan prasarana di asrama yaketunis sudah berjalan dengan baik. 5) Pengarahan terhadap hubungan dengan masyarakat di asrama sudah terlaksana dengan baik. 6) Pengarahan terhadap layanan khusus di asrama yaketunis sudah berjalan dengan baik.
150
7) Pengarahan terhadap kurikulum di asrama yaketunis belum terlaksana dengan baik. d. Pengawasan 1) Pengawasan terhadap peserta didik di asrama yaketunis sudah terlaksana tetapi belum maksimal. 2) Pengawasan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan di asrama yaketunis sudah terlaksana dengan baik. 3) Pengawasan keuangan di asrama yaketunis sudah berjalan dengan baik. 4) Pengawasan terhadap sarana dan prasarana di asrama yaketunis sudah terlaksana dengan baik. 5) Pengawasan terhadap hubungan dengan masyarakat di asrama yaketunis sudah berjalan dengan baik. 6) Pengawasan terhadap layanan khusus di asrama yaketunis sudah berjalan dengan baik. 7) Pengawasan terhadap kurikulum di asrama yaketunis sudah terlaksana dengan baik. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Manajemen Pendidikan Islam bagi anak berkebutuhan khusus di asrama yaketunis Yogyakarta, maka dapat disarankan sebagai berikut:
151
1.
Bagi Yayasan Penelitian ini dapat menjadi referensi tentang perlunya penataan ulang dalam manajemen pendidikan islam di asrama Yaketunis. Utamanya menyangkut peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan penataan kurikulum pembelajaran. SDM dan kurikulum merupakan ruh dasar dari manajemen pendidikan islam. Maka dari itu, pihak yayasan seyogyanya melakukan peningkatan SDM dan pembenahan kurikulumnya. Serta pihak yayasan selalu mejaga kerjasama antara ormake dan TPALB, supaya kegiatan-kegiatan yang ada di asrama yaketunis berjalan sesuai dengan visi dan misi yayasan tersebut.
2.
Bagi Organisasi Asrama Yaketunis (ORMAKE) dan TPA LB-A Yaketunis Kegiatan-kegiatan yang ada di asrama yaketunis secara langsung di pertanggungjawabkan oleh Ormake dan TPA-LB. Apabila pimpinan ormake dan TPA-LB dalam mengadakan kegiatan sebaiknya mempertimbangkan waktunya. Supaya kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan tepat sasaran, dan tidak hanya sekedar kegiatan rutin. Dikarenakan siswa/santri yang menghuni di asrama tersebut bermacam tingkatan dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Lebih penting lagi, pimpinan ormake dan TPA-LB selalu meningkatkan kerjasama antar anggota pimpinannya.
3.
Bagi TPA LB-A Yaketunis Yogyakarta TPA-LB
hendaknya
mengadakan
pelatihan
khusus
tentang
perencanaan pembelajaran (RPP, silabus, Program semester dan program
152
tahunan dll), kepada para ustadz-ustadz yang mengajar. Hal ini dilakukan supaya proses pembelajaran di TPA-LB termanajemen dengan baik. Pelatihan ini hendaknya bekerjasama dengan pemerintah, Badan Koordinasi TPA Se Yogyakarta (BADKO) atau bekerjasama dengan lembaga lain yang paham tentang perangkat pembelajaran. 4.
Siswa/Santri Asrama Yaketunis Bersemangat terus dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di asrama.Serta selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan oleh Ormake dan TPA-LB. Seyogyanya dikomunikasikan dengan pimpinan ormake atau TPA-LB apabila ada hal-hal yang kurang tepat, misalnya dari waktu pelaksanaan, pemateri dll. Adanya semangat dan komunikasi yang baik antara santri dengan pimpinan ormake dan TPA-LB, maka kegiatankegiatan yang ada di asrama akan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan visi-misi dari asrama tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Umi, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling Bagi Siswa Tunanetra MTs Yaketunis Yogyakarta, Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga, 2014. Al Qur’an dan Terjemahan, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007. Anggraini, Rima Rizki, persepsi orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus (deskriptif kuantitatif di SDLB N.20 nan balimo kota solok), dalam Jurnal E-JUPENKHU (Jurnal Pendidikan Khusus) Volume 1 januari 2013. Anonim, dalam %2008103241013.pdf.
http://eprints.uny.ac.id/7691/3/bab%202%20
Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2009. Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
dan
Kepemimpinan
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011. eprints.uny.ac.id/9416/1/bab%201%20-NIM%2007110241016.pdf Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Arruzmedia, 2012. Gunarhadi dan Esti Wardani, Upaya Peningkatan Akses Pendidikan Melalui Identifikasi Anak Berkebutuhan khusus di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen, dalam Publikasi_Jurnal30.pdf. Hadi, Abdul, “Implementasi Pendidikan Inklusi di MAN Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta 2011/2012”, Tesis, Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga, 2012. Handoko, Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1995. Hasibun, Malayu S.P, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
153
154
Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, Yogyakarta: Kaukaba, 2012. https://iftitaarika.wordpress.com/2010/04/01/manajemen-layanan-khususdalammanajemen-pendidikan/ tanggal 19 Februari 2014. http://manajemenlayanankhusus.wordpress.com/2012/06/04/pengelolaan-dan penyelenggaraan-asrama-sekolah/ diakses pada tgl 17 september 2014. http://mujabgs58.blogspot.com/2012/07/boarding-school.html di akses pada tanggal 17 september 2014. Ilahi, Mohammad Takdir, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Arruz Media, 2013. Janan Asifudin, Ahmad, Integrasi-Interkoneksi Ilmu dalam Manajemen Pendidikan Islam, Makalah disampaikan pada acara seminar Nasional “Implementasi Pendekatan Integrasi-Interkoneksi dalama Kajian Pendidikan Islam” tanggal 15-16 Oktober 2014 yang diselenggarakan oleh Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kemendikbud, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sintem Pendidikan Nasional, dalam bentuk Pdf. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, nonformal dan informal (BP PAUDNI) regional IV Tahun 2014 (petunjuk Teknis Penyaluran dana bantuan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK), dalam bentuk pdf. Kurniadi, Dedy, Konsep Dasar Pengelolaan Pendidika ABK dalam, http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195603 221982031Dedy_Kurniadi/Makalah/Pengelolaan_Pendidikan_ABK/B AB_II.pdf.Konsep Dasar Pengelolaan Pendidikan ABK. Kurniadin, Didin dan Imam Machali, Manajmen Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2013. Kuspitasari, Wiwik, “Implementasi Manajemen Pendidikan Inklusi di SD Tumbuh 2 Yogyakarta”, Tesis, Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga, 2012.
155
Machali, Imam, Implementasi Pendekatan Integrasi-interkoneksi dalam Kajian Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam, Makalah Disampaikan Pada Acara Seminar Nasional “Implementasi Pendekatan Integrasi-Interkoneksi dalama Kajian Pendidikan Islam” tanggal 15-16 Oktober 2014 yang diselenggarakan oleh Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Malang: PT Refika Aditama, 2008. M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012. Moleong, Laxy J, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2009. Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta: Arruz Media, 2010. Muhamimin dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Munfadilah, Siti, “Manajemen Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus di SLB Negeri 1 Yogyakarta)”, Tesis, (Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga, 2008. Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Malang: Erlangga, 2002. Rizki, Rima Anggraini, Persepsi Orang tua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (deskriptif kuantitatif di SDLB N.20 nan balimo kota solok), dalam Jurnal E-JUPENKHU (Jurnal Pendidikan Khusus) Volume 1 januari 2013. Ro’fah dkk, Inklusi Pada Pendidikan Tinggi: Best Practicies Pembelajaran dan Pelayanan Adaptif Bagi Mahasiswa Difabel Netra, Yogyakarta: PSLD UIN Sunan Kalijaga, 2010. Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2013. Somantri, Sutjihati, Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung: PT. Refika Aditama, 2006.
156
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung: Alfabeta, 2013. Sukarna, Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Mandar Maju, 1992. Sunarno, Pengelolaan Pembelajaran Inklusi di Sekolah Dasar (Studi Situs di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali), Tesis, Surakarta: PPS Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. , Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. , Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013. Syamsi, Ibnu, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1988. Syaodah Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Penelitian (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2009. Syarifuddin,Hidayatdalamhttp://edukasi.kompasiana.com/2014/02/27/peranan -sekolah-berasrama-boarding-school-dalam-membentuk-pemimpinmasa-depan-636013.html tgl 23 september 2014 jam 12:23. Tarsidi, Didi, Definisi Tunanetra, dalam http://d-tarsidi.blogspot.com, diakses pada tanggal 05 Desember 2014. Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia, 1999. Ula, S. Shoimatul, Buku Pintar Teori-teori Manajemen Pendidikan Efektif, Yogyakarta: Berlian, 2013. Undang-undang Republik Indonesia Tahun 1945, dalam bentuk Pdf. Usfuriyah, “Manajemen Pendidikan Inklusi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”, Tesis, Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga, 2013. Usman, Husaini, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bima Aksara, 2013.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Proses Musyawarah Tahunan
Proses Pemilihan Ketua Organisasi Asrama Yaketunis Yogyakarta
Proses pelantikan Pimpinan Organisasi Asrama Yaketunis Yogyakarta
Liga Catur Anak Yaketunnis Yogyakarta
Liga Tenis Meja
Pembagian hadiah Juara Liga Tenis Meja Putra
Pembagian Hadiah Liga Tenis Meja Putri
Foto Peneliti dengan Ketua TPA-LB Yaketunis (Tris Munandar) dalam proses wawancara
Foto Peneliti dengan Mantan Ketua Organisasi Asrama Yaketunis Yogyakarta Periode 2013/2014, dalam proses wawancara
Foto Peneliti sedang melihat-lihat buku-buku di perpustakaan Yaketunis Yogyakarta
Daftar Riwayat Hidup Identitas Diri Nama Alamat No HP Email Tempat &Tanggal Lahir Agama Tinggi/Berat Badan Status
: M. Zaenudin : Dusun Ngamban Rt. 03 Rw. 04 Tunggulrejo Gabus Grobogan : 081 229 865 415 :
[email protected] : Grobogan, 14 Februari 1991 : Islam : 165 cm/56 kg : Belum menikah
Riwayat Pendidikan Formal 1. 1998-2003 SD N 4 Tunggulrejo Gabus 2. 2003-2006 SMP Muhammadiyah Purwodadi Grobogan 3. 2006-2009 SMA Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen 4. 2009-2013 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Agama Islam Progdi Tarbiyah 5. 2013-2015 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi Pendidikan Islam, Konsentrasi Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam Riwayat Pendidikan Non Formal 1. 2006-2009 Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen 2. 2009-2013 Pondok Kader Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran Surakarta Pengalaman Organisasi 1. Tapak Suci Putera Muhammadiyah 2008 2. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah 2011 (IMM) 3. Badan Eksekutif Mahasiswa 2011 Fakultas Agama Islam 4. Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Agama Islam 2011
Sebagai Pelatih Sebagai Ketua Bidang Sosial Masyarakat (SOSMA) Ketua Bidang Sumber Daya Mahasiswa (SDM) Sebagai Bendahara