TUGAS AKHIR – RC09-1380 MANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR PERSIMPANGAN JL. PASARMINGGU - JL. KALIBATA - JL. DUREN TIGA – JL. PANCORAN TIMUR DI JAKARTA
RAHMAWATI FITRIA NRP 3109 106 049
Dosen Pembimbing Wahju Herijanto, Ir. MT
JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
MANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR PERSIMPANGAN JL. PASARMINGGU - JL. KALIBATA - JL. DUREN TIGA – JL. PANCORAN TIMUR DI JAKARTA Nama Mahasiswa NRP Jurusan Dosen Pembimbing
: Rahmawati Fitria : 3109 106 049 : Teknik Sipil FTSP - ITS : Wahju Herijanto, Ir. MT
Abstrak Persimpangan adalah pertemuan 2 (dua) atau lebih jaringan jalan merupakan sumber konflik lalu lintas. Upaya untuk memperlancar arus lalu lintas tersebut dengan meniadakan titik konflik tersebut. Di persimpangan Jl. Pasar Minggu–Jl. Kalibata, Jl. Pasar Minggu – Jl. Duren Tiga, Jl. Pasar Minggu – Jl. Pancoran Timur merupakan persimpangan yang memiliki tingkat lalu lintas yang tinggi. Pengaturan waktu merahnya lebih lama dibandingkan waktu hijaunya yaitu waktu merah 130 detik dan waktu hijau 50 detik. Ini tentu menimbulkan tundaan yang lama, sehingga menimbulkan antrian kendaraan yang panjang/ kemacetan. Untuk itu direncanakan perubahan arus kendaraan / u turn di salah satu persimpangan, kemudian dilakukan koordinasi sinyal antar simpang agar mengurangi antrian kendaraan/ kemacetan yang ada dan tercapainya kelancaran lalu lintas. Berdasarkan data survey yang diperoleh akan mendapatkan kondisi eksisting terjenuh yang akan menjadi acuan dalam merencanakan koordinasi simpang. Kemudian merubah arus kendaraan di persimpangan Kalibata (u- turn), dilarang belok kiri langsung di beberapa arah, dan merubah geometrik di persimpangan yang memadai untuk dilakukan perubahan geometrik. Selanjutnya merencanakan waktu siklus yang baru dengan memperhatikan teori koordinasi. Kinerja terbaik pada setiap simpang dikoordinasikan menggunakan waktu offset antar simpang. Analisa dan Evaluasi kinerja persimpangan – persimpangan tersebut dilakukan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI ) 1997 dan program bantu KAJI. Dari hasil analisa didapatkan waktu siklus 190 detik merupakan waktu siklus yang terbaik dengan perubahan arus kendaraan/ u-turn dan diberlakukan dilarang belok kiri langsung, kemudian dilakukan perubahan geometric di persimpangan ke Ps. Minggu – Kalibata. Didapatkan hasil ratarata kinerja jalan di pagi hari yaitu derajat kejenuhannya 0,665 dengan tundaan rata-rata adalah 47,387 det/smp, sore hari derajat kejenuhannya 0,725 dengan tundaan rata-rata adalah 183,239 det/smp. dengan waktu bandwidth selatan-utara 120 detik, dan bandwidth utara-selatan 48,21 dengan offset simpang I (pertama) ke simpang II (kedua) adalah 39,6 detik dan dari simpang II (kedua) ke simpang III (ketiga) adalah 21,6 detik. Kata kunci : Persimpangan, waktu siklus dan u-turn, derajat kejenuhan dan tundaan rata-rata.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya persimpangan yang di atur oleh lampu lalu lintas bertujuan untuk : 1. Menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas sehingga terjamin suatu kapaasitas tertentu dapat dipertahankan, bahkan selama kondisi lalulintas pada jam puncak. 2. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas akibat tabrakan antara kendaraan kendaraan dari arah yang bertentangan. Namun pada kenyataannya karena volume lalu lintas semakin padat karena dibangunnya rusunawa dan apartemen di sekitar persimpangan, maka pengaturan waktu lampu merahnya lebih lama dibandingkan lampu hijaunya. Ini tentu menimbulkan tundaan yang lama. Sehingga menimbulkan antrian kendaraan yang sangat panjang/ kemacetan. Untuk mengurangi masalah ini, penulis akan mengkaji permasalah antrian yang panjang dari persimpangan yang diatur oleh traffic light dan mencari jalan keluarnya dengan mengubah traffic light tersebut menjadi sebuah putar haluan/ u turn agar mengurangi antrian kendaraan sebelumnya Disini hanya 1(satu) arah saja yang akan diubah arus pergerakan kendaraanya menjadi putar haluan/ u turn tersebut. Kemudian melakukan pengaturan koordinasi antar simpang dengan mengutamakan jalur yang lebih padat jumlah kendaraannya. Sehingga tercapai keadaan yang terkoordinir antar simpang dengan mengurangi tundaan dan panjang antrian di persimpangan tersebut. Pengertian dari putar haluan/ u turn adalah gerakan balik arah kendaraan. U turn biasanya dipergunakan untuk kendaraan yang ingin ke arah sebaliknya. Hasil penkajian tersebut kemudian akan dianalisa kembali apakah sudah dapat mengurangi tundaan dan panjang antrian yang ada sehingga tercapai keadaan yang terkoordinasi antar simpang. 1.2 Lokasi Studi Di sepanjang lokasi jalan raya pasar minggu terdapat 3 (tiga) simpang bersinyal yang jaraknya tidak terlalu jauh. Yaitu persimpangan bersinyal di Jalan Raya Pasar Minggu – Jalan Kalibata, simpangan bersinyal di Jalan Raya Pasar Minggu – Jalan Duren Tiga, simpangan bersinyal di Jalan Raya Pasar Minggu – Jalan Pancoran Timur. Persimpangan bersinyal tersebut memiliki waktu hijau ± 50 detik dan waktu henti (lampu merah) ± 130 detik. Dan pada jam pucak/jam kerja dengan siklus waktu hijau dan waktu merah tersebut menimbulkan antrian
kendaraan yang panjang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Peta Lokasi (Persimpangan Pasar Minggu –Kalibata -Duren Tiga -Pancoran Timur) sumber : www.googlemaps.com , mei 2011
1.3 Perumusan Masalah Hal – hal yang menjadi masalah adalah : 1. Bagaimana volume kendaraan di titik- titik persimpangan yang ditinjau? 2. Berapakah besar parameter-parameter simpangan (tundaan, panjang antrian, derajat kejenuhan) dari traffic light tersebut dan sesudah diadakan perubahan arus kendaraan? 3. Apakah dengan adanya larangan jalan lurus pada jalur Pancoran – Pasar Minggu dapat mengurangi antrian kendaraan/ mengurangi kemacetan yang ada. 4. Bagaimana pengaturan dan pengendalian lalu lintas pada Persimpangan Jl. Pasar Minggu – Jl. Kalibata - Jl. Duren Tiga – Pancoran Timur apabila diatur secara sistematis dan terpadu dengan mengkoordinasikan simpang satu dengan yang lain? 1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah ini adalah : 1. Data yang digunakan didasarkan hasil survey lapangan/ data primer dan data sekunder. 2. Analisa dilakukan hanya dari segi lalu lintas dan tundaannya saja, tampa meninjau dari segi ekonomi dan penghematan bahan bakar. 3. Daerah studi hanya di persimpangan Jalan Raya Pasar Minggu-Jalan Kalibata, Jalan Raya Pasar Minggu-Jalan Duren Tiga, Jalan Raya Pasar Minggu-Jalan Pancoran Timur . 4. Survei lalu lintas dilakukan satu hari pada jam sibuk pagi dan sore. 5. Analisa kinerja pada periode 5 (lima) tahun kedepan diasumsikan tidak ada bangkitan
lalu lintas akibat rencana pembangunan jalan baru. 6. Pola pengaturan waktu yang diterapkan hanya satu, tidak berubah-ubah (fixed time control).
A
Pengolahan data dengan Program KAJI
Evaluasi Kinerja Simpang Eksisting
1.5 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Besaran Volume kendaraan di titik- titik persimpangan yang di tinjau. 2. Menghitung parameter–parameter simpangan (tundaan, panjang antrian, derajat kejenuhan) dari traffic light dan setelah direncanakan perubahan arus kendaraan. 3. Mengetahui hasil dari pengkajian penggantian traffic light menjadi putar haluan/ u turn tidak/ dapat mengurangi antrian kendaraan/ kemacetan yang ada. 4. Mendapatkan koordinasikan yang tepat antara simpang satu dengan yang lain agar tercapai kelancaran lalu lintas dengan memperkecil tundaan. 1.6 Manfaat Dengan adanya penulisan ini di harapkan akan: 1. Mengetahui dapat/ tidaknya mengurangi antrian kendaraan/kemacetan yang ada sebelumnya. 2. Mengetahui nilai perbandingan kinerja simpang sebelum dan sesudah dikoordinasikan. 3. Sebagai dasar acuan untuk menyelesaikan masalah lalu lintas pada simpang-simpang kritis yang lain. 4. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Dinas Perhubungan Lalu Lintas DKI Jakarta sebagai langkah kebijakan mengrangi kemacetan yang ada. BAB III METODOLOGI
Apakah Sinyal antar simpang sudah terkoordinasi?
Tidak
•
• •
Perencanaan CT baru dengan memperhatikan teori koordinasi dan rumusan MKJI Perencanaan Perubahan Arus Kendaraan Perubahan Geometrik
Ya
Pengaturan Fase Simpang Koordinasi
Kesimpulan
Selesai
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Umum Dalam evaluasi kinerja koordinasi simpang bersinyal, ada tiga hal penting yang harus dilakukan pertama kali yaitu : Survey pendahuluan Pengumpulan data primer yang berupa survey dilapangan Pengumpulan data sekunder
Mulai
4.2 Survey Pendahuluan 4.2.1 Lokasi Persimpangan Simpang bersinyal pada persimpangan Jl. Raya Pasar Minggu – Jl. Kalibata, Jl. Raya Pasar Minggu – Jl. Duren Tiga dan Jl. Raya Pasar Minggu – Jl. Pancoran Timur di Jakarta Selatan.
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Geometrik • jumlah & lebar lajur • Lebar bahu • Lebar pendekat • Hamnatan Samping
Data Sekunder
4.2.2 Data Sinyal : • Waktu C • Waktu H • Jumlah Fase
Data Lalu lintas : • Volume lalu lintas
A
• • •
Peta Lokasi Data pertumbuhan volume lalu lintas
Kondisi Lingkungan Jalan Pada persimpangan persimpangan Jl. Raya Pasar Minggu – Jl. Kalibata disamping kiri jalan raya pasar minggu terdapat Dealer Suzuki, perkantoran lainnya dan SMP Muhammdiyah. Di Jl. Raya Pasar Minggu –Jl. Duren Tiga terdapat SD 03 Duren tiga Di samping kiri jalan Raya Pasar minggu tersebut. Sedangkan Jl. Raya Pasar Minggu
– Jl. Pancoran Timur merupakan kawasan perkantoran, tempat bimbingan belajar, mesjid. Mempertimbangkan hal tersebut maka kondisi lingkungan jalan pada persimpangan Jl. Raya Pasar Minggu – Jl. Kalibata, Jl. Raya Pasar Minggu – Jl. Duren Tiga dan Jl. Raya Pasar Minggu – Jl. Pancoran Timur merupakan tipe (COM). 4.3 Pengumpulan Data Primer 4. 3.1. Data Geometrik Tabel 4.1 Kondisi Geometrik Persimpangan Wc (m)
Wa (m)
Ltor (m)
Wkeluar (m)
U S-ST T U S-RT B U-ST
7 7 8 7 7 8 7
3.5 7 4 7 3.5 3.5 3.5
3.5 2 2 2 3.5
3.5 7 7 7 7 7 3.5
Simpang Pendekat
I
II
III
S
3.5
3.5
-
7
S-RT
3.5
3.5
-
4.5
B
11
7.5
3.5
7
Sumber : Survey, Juni 2011 Ket : I II III
: Pertigaan Jl. Raya Ps. Minggu - Jl Pancoran Timur : Pertigaan Jl Raya Ps. Minggu - Jl Duren Tiga : Pertigaan Jl Raya Ps. Minggu - Jl Kalibata
Sumber : Survey, Juni 2011 4. 3.2. Arus Pergerakan Kendaraan a. Simpang I Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Pancoran Timur. 1) Pendekat utara : Terdapat 2 (dua) pergerakan kendaraan, yaitu belok kiri langsung, dan lurus; 2) Pendekat timur : Terdapat 2 (dua) pergerakan kendaraan, yaitu pergerakan belok kiri langsung dan belok kanan; dan 3) Pendekat selatan : Terdapat 1 (satu) pergerakan kendaraan, yaitu pergerakan lurus. Untuk lebih jelasnya mengenai pergerakan arus kendaraan pada saat ini dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Arah Pergerakan Pada Simpang I (Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Pancoran Timur) Sumber : Survey, Juni 2011 b. Simpang II Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Duren Tiga. 1) Pendekat utara : Terdapat 1 (satu) pergerakan kendaraan, yaitu lurus; 2) Pendekat barat : Terdapat 2 (dua) pergerakan kendaraan, yaitu pergerakan belok kiri langsung dan belok kanan; dan 3) Pendekat selatan : Terdapat 2 (dua) pergerakan kendaraan, yaitu pergerakan lurus dan belok kiri langsung. Untuk lebih jelasnya mengenai pergerakan arus kendaraan pada saat ini dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut
Gambar 4.3 Arah Pergerakan Pada Simpang II (Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Duren Tiga) Sumber : Survey, Juni 2011 c. Simpang III Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Kalibata. 1) Pendekat utara : Terdapat 2 (dua) pergerakan kendaraan, yaitu
lurus dan belok kiri langsung; 2) Pendekat timur : Terdapat 2 (dua) pergerakan kendaraan, yaitu pergerakan belok kiri langsung dan belok kanan; dan 3) Pendekat selatan : Terdapat 2 (dua) pergerakan kendaraan, yaitu pergerakan lurus dan belok kanan. Untuk lebih jelasnya mengenai pergerakan arus kendaraan pada saat ini dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut
Tabel 4.3 Fase pergerakan dan waktu sinyal simpang I Pancoran Timur - Pasar Minggu Fase
Pergerakan
I
Waktu Hijau (dtk)
Waktu Merah
40
110
100
II
Antar Hijau (dtk)
Siklus Time
10
160
50
Sumber : Hasil Survey
Tabel 4.4 Fase pergerakan dan waktu sinyal Simpang II Duren Tiga- Pasar minggu Fase
Pergerakan
Waktu Hijau (dtk)
Waktu Merah
25
95
I
90
II
Antar Hijau (dtk)
Siklus Time
5
125
30
Sumber : Hasil Survey
Gambar 4.4 Arah Pergerakan Pada Simpang III (Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Kalibata) Sumber : Survey, Juni 2011
Tabel 4.5 Fase pergerakan dan waktu sinyal Simpang Kalibata- Pasar minggu Waktu Hijau (dtk)
Waktu Merah
I
60
120
II
60
120
III
40
140
Fase
4.4 Data Lalu Lintas 4.4.1. Survey Volume Lalu Lintas Tabel 4.2. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak Hari Rabu (Smp / Jam) / Arah
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Total 16 (Smp / Jam)
1341 1562 1722 1850 1897 1873 1770 1690 1506 1311 1271 1192 1158
2607 2595 2554 2391 2078 1871 1701 1616 1560 1579 1511 1469 1380
634 709 787 888 1197 1181 1178 1032 751 646 539 512 504
1026 1012 1028 1073 1091 1031 918 821 745 764 798 810 776
1711 2098 1985 1905 1938 1915 1994 2100 1905 1621 1532 1374 1274
780 696 648 646 573 604 603 559 571 522 561 613 618
1598 1449 1404 1431 1205 1242 1171 1025 1093 1003 1031 1101 1173
19309 20137 20205 20052 19798 19053 18596 18290 17430 16568 15628 14659 13720
2688 2933 2915 2563 2087 1711 1452 1293 1268
2030 2098 2334 2474 2410 2135 1884 1601 1419
563 655 673 698 730 611 532 467 395
819 871 866 797 718 641 596 563 550
2393 2606 2629 2391 2093 1816 1608 1444 1245
502 470 555 611 613 630 577 536 507
977 1152 1169 1225 1180 979 864 772 678
21340 22405 23201 22622 20806 18420 16475 14667 13732
Puncak Pagi (06:00 s/d 10:00) 06 06 06 06 07 07 07 07 08 08 08 08 09
: : : : : : : : : : : : :
00 15 30 45 00 15 30 45 00 15 30 45 00
s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
07 07 07 07 08 08 08 08 09 09 09 09 10
: : : : : : : : : : : : :
00 15 30 45 00 15 30 45 00 15 30 45 00
725 760 718 626 598 520 519 591 607 600 557 447 411
138 208 305 459 563 645 706 685 748 683 585 485 359
1315 1536 1695 1826 1875 1854 1755 1675 1492 1298 1249 1161 1116
305 396 457 544 618 632 642 594 593 543 472 435 337
2474 2472 2431 2268 2090 1873 1703 1611 1505 1524 1456 1421 1372
16 16 16 16 17 17 17 17 18
: : : : : : : : :
00 15 30 45 00 15 30 45 00
s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
17 17 17 17 18 18 18 18 19
: : : : : : : : :
00 1076 15 998 30 864 45 707 00 541 15 446 30 458 45 527 00 611
256 222 185 165 116 127 131 142 145
2654 2906 2889 2542 2082 1730 1529 1360 1315
527 543 547 646 635 591 539 399 384
2062 2103 2212 2226 2196 2048 1826 1592 1469
1439 1375 1274 1169 1035 1034 1064 1071 1062 930 761 655 590
834 800 766 766 757 763 874 975 969 969 833 718 718
1610 1549 1509 1479 1471 1446 1529 1716 1919 2058 2051 1958 1789
2371 2369 2328 2165 2018 1811 1641 1556 1500 1519 1451 1409 1320
Pergerakan
Antar Hijau (dtk)
Siklus Time
15
205
Sumber : Hasil Survey
Puncak Sore (16:00 s/d 19:00) 997 1015 1053 1233 1170 1009 915 704 678
865 894 935 971 964 929 857 796 757
1881 2006 2219 2195 2100 1919 1735 1604 1497
2024 2084 2327 2403 2352 2078 1839 1639 1493
Sumber : Hasil Survey
4.4.2.
Waktu Sinyal dan Fase Pergerakan
Gambar 4.8.
Diagram Fase Pergerakan Kondisi Eksisting Sumber : Hasil Survey
Tabel 5.2. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak di Simpang II Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Duren Tiga.
4.5 Ukuran Kota Tabel 4.6. Data Jumlah Penduduk Kota Surabaya Pada Tahun 2008 Nama Kabupaten/Kota 01 71 72 73 74 75
Volume (kend/jam)
Klasifikasi Perkotaan/Perdesaan Perkotaan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan 10,711 10,371 21,082 1,043,675 1,018,557 2,062,232 1,372,300 1,321,596 2,693,896 455,326 447,647 902,973 1,164,446 1,117,499 2,281,945 824,480 821,179 1,645,659 4,870,938 4,736,849 9,607,787
Kepulauan Seribu Kodya Jakarta Selatan Kodya Jakarta Timur Kodya Jakarta Pusat Kodya Jakarta Barat Kodya Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta
Sumber : BPS Kota Jakarta,2010
No
Tahun (x)
Jumlah MC
Jumlah LV
Jumlah HV
1
2001
-
-
-
2 3 4 5 6 7 8 9 10
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
2,816,442 3,310,318 3,940,700 4,602,852 5,309,261 5,974,173 6,582,439 7,223,806 7,865,173
2,191,022 2,310,806 2,450,219 2,575,373 2,657,430 2,753,792 2,887,658 3,001,341 3,115,023
747,616 822,924 884,775 1,134,586 1,392,582 2,036,730 2,192,708 2,247,254 2,466,368
BAB V ANALISA KONDISI EKSISTING DAN PERENCANAAN 5.1. Analisa Simpang Eksisting 5.1.1. Volume Simpang Volume lalu lintas hari rabu pada puncak pagi terjadi pada pukul 06:30 s/d 07:30 dan untuk puncak sore terjadi pada pukul 16:30 s/d 17:30. Berikut adalah Tabel 5.1 hingga Tabel 5.3 adalah jumlah volume lalu lintas pada jam puncak. Tabel 5.1. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak di Simpang I Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Pancoran Timur. Volume (kend/jam)
Puncak Pagi
Pendekat Pergerakan
Selatan Timur
Utara Puncak Sore
Selatan Timur
Volume (smp/jam)
LV
HV
MC
UM
LT (belok kiri)
127
1
822
5
457
ST (lurus)
849
93
1813
8
1695
ST (lurus)
1208
98
2739
4
2431
LT (belok kiri)
93
0
529
11
305
RT (belok kanan
342
3
929
34
718
LT (belok kiri)
287
2
644
2
547
ST (lurus)
975
85
4509
3
2889
ST (lurus)
1137
66
2473
12
2212
LT (belok kiri)
113
1
176
3
185
RT (belok kanan
440
1
1057
1
864
Sumber : Hasil Survey
HV
MC
UM
Volume (smp/jam)
Utara Selatan
ST (lurus)
865
98
1825
8
1722
LT (belok kir
387
76
2558
5
Puncak Pagi
1509
ST (lurus)
1073
98
2819
14
2328
LT (belok kir
787
47
1064
2
1274
Barat Utara
RT (belok kan
351
20
972
1
766
ST (lurus)
983
99
4509
8
2915
Selatan Puncak Sore
LT (belok kir
869
180
2789
15
2219
ST (lurus)
1115
116
2653
25
2327
LT (belok kir
625
75
825
14
1053
Barat
RT (belok kan
398
33
1235
5
935
Total Volume (smp/jam)
7599
9448
Sumber : Hasil Survey
Volume (kend/jam) Periode
Utara
Puncak Pagi
Selatan
Timur
Utara
Puncak Sore
LV
HV
MC
UM
Volume (smp/jam)
LT (belok kir
266
26
1821
13
1028
ST (lurus)
1357
84
1296
2
1985
ST (lurus)
1299
98
2819
14
2554
RT (belok ka
301
22
1143
1
787
LT (belok kir
108
19
1287
7
648
RT (belok ka
909
19
1176
5
1404
LT (belok kir
464
33
898
8
866
ST (lurus)
1005
81
3796
1
2629
Pendekat Pergerakan
Selatan
Timur
ST (lurus)
1131
89
2717
37
2334
RT (belok ka
192
13
1160
4
673
LT (belok kir
140
21
968
3
555
RT (belok ka
556
45
1385
10
1169
Total Volume (smp/jam)
8405
8224
Sumber : Hasil Survey
Sumber :Dinas Perhubungan Jakarta,2010
Utara
LV
Pendekat Pergerakan
Tabel 5.3. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak di Simpang III Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Kalibata.
4.6 Data Kendaraan Tahun 2010 Tabel 4.7. Data Jumlah Kendaraan Per Tahun.
Periode
Periode
Total Volume (smp/jam)
5605
6697
5.2 5.2.1
Analisa Perencanaan Perbaikan Perhitungan Kebutuhan Cycle Persimpangan
Time
Dimana : L = Waktu Hilang Total = 10 detik Y = q/s terjenuh = 0.603/0.749 = 0.805 detik Jadi kebutuhan cycle time untuk simpang dengan 2 fase tersebut adalah :
Dari dua data kinerja pagi dan sore di simpang tersebut, akan dipilih kinerja yang paling jenuh. Adapun hasil dari kinerja terjenuh terjadi pada arah Utara menuju Selatan atau Dari arah Pancoran menuju arah Ps. Minggu, namun dikarenakan arah ini akan direncanakan perubahan arus menjadi uturn (karena alasan geometrik yang memadai) maka perencanaan arah yang akan di koordinasikan untuk ketiga simpang tersebut adalah arah berlawanannya yaitu arah dari selatan menuju utara atau dari Ps. Minggu menuju Pancoran yang merupakan sefase dari arah terjenuh tersebut.
5.2.2
Perencanaan I Perencanaan pertama yaitu menggunakan waktu siklus simpang berdasarkan MKJI untuk dua fase, yaitu 40-80 detik. Untuk itulah direncanakan cycle time 80 detik. Kemudian direncanakan perubahan pergerakan kendaraan yaitu pada simpang I,II dibuat tidak LTOR, tetapi mengikuti lampu, dan pada simpang II, dan III terjadi perubahan geometric. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.1, Gambar 5.2, Gambar 5.3. Dan pada simpang III direncanakan perubahan arus tidak boleh lurus, tetapi harus memutar balik di sepanjang Jl. Kalibata. Gambaran perencanaan dapat dilihat pada Gambar 5.3
Tabel 5.7.
Hasil Analisa Single Weaving Arah Timur
Kondisi Pagi Sore
Q 3451 3964
DS 0.51 0.60
Sumber : Hasil Analisa KAJI
Gambar 5.5. Arah Analisa Single Weaving Arah Barat. Tabel 5.8.
Hasil Analisa Single Weaving Arah Barat
Kondisi Pagi Sore Sebelumnya Rencana Gambar 5.1. Rencana Perubahan di Simpang I
C 6799 6600
Q 4413 4966
C 6499 6435
DS 0.68 0.77
Sumber : Hasil Analisa KAJI
Selanjutnya, perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau dapat dilihat pada Tabel 5.9 dan Tabel 5.10 di bawah ini. Tabel 5.9. Hasil Analisa Perencanaan I Jam Puncak Pagi Simpang Pendekat
I
Sebelumnya Rencana Gambar 5.2. Rencana Perubahan di Simpang II
II
U S-ST T U S B
CT GT (dtk) (dtk)
55 15 55 80
U-LTOR S S-RT B Rata-Rata
III
15 80 80 55 15
Q
1626 1883 713 1357 2761 571 3451 4413 1990 615 1169 20549
Kapasitas
2734 2818 985 2815 2653 419 6799 6499 2614 1409 768
Derajat Panjang Average Delay Kejenuhan Antrian (Sec/pcu)
0.595 77 0.668 97 0.724 55 0.482 57 1.041 526 1.363 731 0.508 0 0.679 0 0.761 129 0.436 46 1.522 859 0.798 234.273
9.4 10 37.71 7.53 105.9 712.2 0 0 12.15 10.78 989.8 172.315
DxQ
15284.4 18830 26887.23 10218.21 292389.9 406666.2 0 0 24178.5 6629.7 1157076.2 95.292
DI
14.4485
151.263
102.069
89.260
Sumber : Hasil Analisa KAJI Sebelumnya Rencana Gambar 5.3. Rencana Perubahan di Simpang III
Untuk analisa u-turn, digunakan single weaving pada kaji, hasilnya seperti Tabel 5.7 dan Tabel 5.8. Untuk gambaran pada kaji dapat dilihat pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5.
Tabel 5.10. Hasil Analisa Perencanaan I Jam Puncak Sore Simpang Pendekat
I
II
JALAN KALIBATA A
11.00
B C
D
Gambar 5.4. Arah Analisa Single Weaving Arah Timur
U S-ST T U S B U-LTOR
S S-RT B Rata-Rata
III
CT GT (dtk) (dtk)
55 15 55 80
15 80 80 55 15
Q
2405 1717 803 2014 3457 688 3964 4966 1790 441 892 23137
Kapasitas
2740 2815 1032 2817 2596 427 6600 6435 2606 1408 768
Derajat Panjang Average Delay Kejenuhan Antrian (Sec/pcu)
0.878 180 0.610 83 0.778 63 0.715 111 1.332 2849 1.611 1194 0.601 0 0.772 0 0.687 105 0.313 29 1.161 320 0.860 448.545
17.13 9.05 39.46 10.92 650.6 1157 0 0 10.41 10.26 346.4 204.657
DxQ
41197.65 15538.85 31686.38 21992.88 2249124.2 796016 0 0 18633.9 4524.66 308988.8 150.741
DI
17.9539
497.992
27.5572
181.168
Tabel 5.13. Hasil Analisa Perencanaan III Jam Puncak Pagi
5.2.3
Perencanaan II Perencanaan kedua yaitu menggunakan waktu siklus berdasarkan kebutuhan cycle time yaitu 102 detik. Seperti yang di jelaskan pada perencanaan pertama, direncanakan perubahan pergerakan kendaraan dan geometric. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.1, Gambar 5.2, dan Gambar 5.3. Perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau dapat dilihat pada Tabel 5.11 dan Tabel 5.12 di bawah ini. Tabel 5.11. Simpang Pendekat
U S-ST T U S B
CT GT (dtk) (dtk)
Q
72
Kapasitas
2807 2893 1030 2891 2724 438 6799 6499 2684 1446 803
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
0.579 0.651 0.692 0.469 1.014 1.304 0.508 0.679 0.741 0.425 1.456 0.774
91 117 68 69 469 686 0 0 154 57 824 230.455
Average Delay (Sec/pcu)
10.1 10.69 44.58 8.18 68.76 615.8 0 0 12.79 11.59 879.8 151.117
DxQ
16422.6 20129.27 31785.54 11100.26 189846.36 351621.8 0 0 25452.1 7127.85 1028486.2 81.852
U S-ST T U S B
I
II
CT GT (dtk) (dtk)
85 20 85 115
U-LTOR S S-RT B Rata-Rata
III
Hasil Analisa Perencanaan II Jam Puncak Pagi
1626 1883 20 713 1357 72 II 2761 102 102 571 102 3451 U-LTOR 80 4413 S 1990 III 72 S-RT 615 B 20 1169 20549 Rata-Rata I
Simpang Pendekat
20 115 115 85 20
Q
1626 1883 713 1357 2761 571 3451 4413 1990 615 1169 20549
Kapasitas
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
2939 3030 914 3027 2852 389 6799 6499 2810 1514 713
0.553 91 0.621 117 0.780 86 0.448 69 0.968 369 1.468 897 0.508 0 0.679 0 0.708 151 0.406 57 1.640 101 0.798 176.182
Average Delay (Sec/pcu)
9.01 10 37.71 7.26 32.39 917.5 0 0 11.13 10.92 1219 204.993
DxQ
14650.26 18830 26887.23 9851.82 89428.79 523892.5 0 0 22148.7 6715.8 1425011 104.016
DI
14.298
132.9
124.92
90.708
Sumber : Hasil Analisa KAJI Tabel 5.14. Hasil Analisa Perencanaan III Jam Puncak Sore
DI
10.154
91.288
Simpang Pendekat
U S-ST T U S B
I
II
58.201
CT GT (dtk) (dtk)
85 20 85 115
U-LTOR S S-RT B Rata-Rata
III
53.215
Sumber : Hasil Analisa KAJI
20 115 115 85 20
Q
2405 1717 803 2014 3457 688 3964 4966 1790 441 892 23137
Kapasitas
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
2946 3027 957 3029 2791 396 6600 6435 2801 1514 713
0.816 209 0.567 97 0.839 93 0.665 134 1.239 2689 1.737 1377 0.601 0 0.772 0 0.639 123 0.291 46 1.251 453 0.856 474.636
Average Delay (Sec/pcu)
14.81 8.55 57.78 10.15 483.7 140.2 0 0 9.71 10.39 520.6 114.172
DxQ
35618.05 14680.35 46397.34 20442.1 1672150.9 96457.6 0 0 17380.9 4581.99 464375.2 102.523
DI
19.634
290.48
40.35
116.820
Sumber : Hasil Analisa KAJI Tabel 5.12. Hasil Analisa Perencanaan II Jam Puncak Sore. Simpang Pendekat
I
II
U S-ST T U S B U-LTOR
S S-RT B Rata-Rata
III
CT GT (dtk) (dtk)
72 20 72 102 102 102 80 72 20
Q
2405 1717 803 2014 3457 688 3964 4966 1790 441 892 23137
Kapasitas
2814 2891 1079 2893 2665 446 6600 6435 2675 1446 804
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
0.855 211 0.594 100 0.744 78 0.696 134 1.297 2940 1.543 1154 0.601 0 0.772 0 0.669 123 0.305 40 1.109 277 0.835 459.727
Average Delay (Sec/pcu)
DxQ
5.2.5
DI
17.32 41654.6 9.72 16689.24 14.044 45.99 36929.97 11.6 23362.4 594.8 2056223.6 465.88 1043 717584 0 0 0 0 11.09 19851.1 14.56 10.95 4828.95 265.5 236826 182.725 136.316 164.830
Perencanaan IV Perencanaan keempat yaitu menggunakan waktu siklus simpang II (Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Duren Tiga) yaitu 130 detik. Seperti yang di jelaskan pada perencanaan pertama, direncanakan perubahan pergerakan kendaraan dan geometric. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.1, Gambar 5.2, dan Gambar 5.3. Selanjutnya, perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau dapat dilihat pada Tabel 5.15 dan Tabel 5.16.
Sumber : Hasil Analisa KAJI
Perencanaan III Perencanaan ketiga yaitu menggunakan waktu siklus 115 detik. Seperti yang di jelaskan pada perencanaan pertama, direncanakan perubahan pergerakan kendaraan dan geometric. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.1, Gambar 5.2, dan Gambar 5.3. Perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau dapat dilihat pada Tabel 5.13 dan Tabel 5.14.
Tabel 5.15. Hasil Analisa Perencanaan IV Jam Puncak Pagi
5.2.4
Simpang Pendekat
I
II
U S-ST T U S B U-LTOR
S S-RT B Rata-Rata
III
CT GT (dtk) (dtk)
90 30 95 130
25 130 130 70 60
Q
Kapasitas
1626 1883 713 1357 2761 571 3451 4413 1990 615 1169 20549
2753 2838 1212 2993 2820 430 6799 6499 2632 1419 945
Sumber : Hasil Analisa KAJI
Derajat Panjang Average Kejenuhan Antrian Delay (Sec/pcu)
0.591 0.663 0.588 0.453 0.979 1.328 0.508 0.679 0.756 0.433 1.237 0.747
123 154 80 77 434 754 0 0 203 86 595 227.818
16.77 14.07 49.52 8.5 39.86 671.6 0 0 16.72 14 49.6 80.058
DxQ
27268.02 26493.81 35307.76 11534.5 110053.46 383483.6 0 0 33272.8 8610 57982.4 33.773
DI
21.0965
107.714
8.58096
45.797
Tabel 5.16. Hasil Analisa Perencanaan IV Jam Puncak Sore Simpang Pendekat
I
II
U S-ST T U S B
CT GT (dtk) (dtk)
90 30 95 130
U-LTOR S S-RT B Rata-Rata
III
25 130 130 70 60
Q
Kapasitas
2405 1717 803 2014 3457 688 3964 4966 1790 441 892 23137
2760 2835 1270 2995 2759 438 6600 6435 1895 1024 1756
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
Average Delay (Sec/pcu)
DxQ
0.871 280 22.41 0.606 131 12.86 0.632 93 50.41 0.672 154 11.83 1.253 2980 519 1.571 1234 1107 0.601 0 0 0.772 0 0 0.945 314 50.37 0.431 86 27.16 0.508 93 33.94 0.806 487.727 166.816
DI
53896.05 22080.62 40479.23 23825.62 1794183 761616 0 0 90162.3 11977.56 30274.48 122.250
23.6459
jelasnya lihat Gambar 5.1, Gambar 5.2, dan Gambar 5.3. Selanjutnya, perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau dapat dilihat pada Tabel 5.19 dan Tabel 5.20. Tabel 5.19. Hasil Analisa Perencanaan VI Jam Puncak Pagi
418.838
Simpang Pendekat
U
10.986
S-ST T U S B
151.157 II
Perencanaan V Perencanaan kelima yaitu menggunakan waktu siklus simpang I (Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Pancoran Timur) yaitu 160 detik. Seperti yang di jelaskan pada perencanaan pertama, direncanakan perubahan pergerakan kendaraan dan geometric. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.1, Gambar 5.2, dan Gambar 5.3. Selanjutnya, perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau dapat dilihat pada Tabel 5.17 dan Tabel 5.18.
5.2.6
Tabel 5.17. Hasil Analisa Perencanaan V Jam Puncak Pagi Simpang Pendekat
CT (dtk)
GT (dtk)
U I
II
Average Delay (Sec/pcu)
DxQ
151
16
26016
194 94 111 794 326
17.2 56.76 15.66 119.7 986.9
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
Q
Kapasitas
1626
2734
0.595
1883 713 1357 2761 571
2818 1313 2816 2653 559
0.668 0.543 0.482 1.041 1.021
3451 4413 1990 615 1169 20549
6799 6499 2139 1153 1536
0.508 0 0.679 0 0.930 372 0.533 137 0.761 173 0.706 213.818
110 S-ST T U S B
40 110 160
40 160 160
U-LTOR III
S S-RT B Rata-Rata
90 60
DI
23.4186 32387.6 40469.88 21250.62 330491.7 195.193 563519.9
0 0 0 0 45.31 90166.9 14.2615 26.97 16586.55 50.66 59221.54 121.378 57.429 77.625
Sumber : Hasil Analisa KAJI Tabel 5.18. Hasil Analisa Perencanaan V Jam Puncak Sore Simpang Pendekat
I
II
U S-ST T U S B U-LTOR
III
S S-RT B Rata-Rata
CT GT (dtk) (dtk)
2405 1717 40 803 2014 110 3457 40 688 160 3964 160 4966 1790 90 441 60 892 23137 110
160
Q
Kapasitas
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
2740 2815 1376 2817 2596 569 6600 6435 2132 1152 1537
0.878 0.610 0.584 0.715 1.332 1.209 0.601 0.772 0.840 0.383 0.580 0.773
Average Delay (Sec/pcu)
346 26.396 163 15.77 11 57.62 223 18.57 3977 696.9 760 465.3 0 0 0 0 297 35.63 86 24.51 117 44.94 543.636 125.967
DxQ
63482.38 27077.09 46268.86 37399.98 2409183.3 320126.4 0 0 63777.7 10808.91 40086.48 130.450
DI
27.7824
449.214
170
III
S S-RT B Rata-Rata
151
15.08
24520.08
194 105 134 1189 223
16.12 62.44 17.77 239.4 75.34
23.542 30353.96 44519.72 24113.89 660983.4 155.28 43019.14
1626
2807
0.579
1883 713 1357 2761 571
2893 1236 2650 2497 658
0.651 0.577 0.512 1.106 0.868
3451 4413 1990 615 1169 20549
6799 6499 2236 1205 1446
0.508 0 0.679 0 0.890 363 0.510 137 0.808 192 0.699 244.364
100 60
DI
0 0 0 0 39.04 77689.6 13.862 25.6 15744 58.08 67895.52 49.897 48.121 64.229
Tabel 5.20. Hasil Analisa Perencanaan VI Jam Puncak Sore Simpang Pendekat
CT GT (dtk) (dtk)
U S-ST T U S B
I
II
120 40 110
170 50 160 U-LTOR 160 III S 100 S-RT B 60 Rata-Rata
Q
Kapasitas
2405 1717 803 2014 3457 688 3964 4966 1790 441 892 23137
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
2814 2891 1295 2652 2443 670 6600 6435 2229 1205 1446
Average Delay (Sec/pcu)
0.855 343 0.594 163 0.620 120 0.759 266 1.415 -462 1.027 40 0.601 0 0.772 0 0.803 289 0.366 86 0.617 131 0.766 88.727
24.69 14.78 63.45 24.82 879.8 164.2 0 0 32.66 23.42 50.73 116.232
DxQ
DI
59379.45 25377.26 27.555 50950.35 49987.48 3041468.6 520.28 112969.6 0 0 58461.4 9.4616 10328.22 45251.16 149.292 185.767
Sumber : Hasil Analisa KAJI
5.2.8
Perencanaan VII Perencanaan ketujuh yaitu menggunakan waktu siklus 180 detik. Seperti yang di jelaskan pada perencanaan pertama, direncanakan perubahan pergerakan kendaraan dan geometric. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.1, Gambar 5.2, dan Gambar 5.3. Selanjutnya, perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau dapat dilihat pada Tabel 5.21 dan Tabel 5.22 di bawah ini. Tabel 5.21. Hasil Analisa Perencanaan VII Jam Puncak Pagi
I
Perencanaan VI Perencanaan keenam yaitu menggunakan waktu siklus 170 detik. Seperti yang di jelaskan pada perencanaan pertama, direncanakan perubahan pergerakan kendaraan dan geometric. Untuk lebih
DxQ
Kapasitas
Sumber : Hasil Analisa KAJI
9.51407
162.170
50 160 160
U-LTOR
II
U S-ST T U S B U-LTOR
5.2.7
40 110
Simpang Pendekat
Sumber : Hasil Analisa KAJI
Average Delay (Sec/pcu)
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
Q
120
I
Sumber : Hasil Analisa KAJI
CT GT (dtk) (dtk)
S S-RT B Rata-Rata
III
CT GT (dtk) (dtk)
120 60 120 180
50 180 180 120 50
Q
1626 1883 713 1357 2761 571 3451 4413 1990 615 1169 20549
Kapasitas
2541 2589 1659 2730 2573 621 6799 6499 2535 1366 1138
Sumber : Hasil Analisa KAJI
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
0.640 214 0.727 271 0.430 103 0.497 134 1.073 1046 0.919 257 0.508 0 0.679 0 0.785 114 0.450 317 1.027 211 0.703 242.455
Average Delay (Sec/pcu)
25.15 27.49 56.03 16.75 180.8 92.71 0 0 2.57 5.14 4 37.331
DxQ
40893.9 51763.67 39949.39 22729.75 499188.8 52937.41 0 0 5114.3 3161.1 4676 35.058
DI
19.5326
97.0385
0.7063
39.092
Tabel 5.22. Hasil Analisa Perencanaan VII Jam Puncak Sore Simpang Pendekat
I
II
CT GT (dtk) (dtk)
U S-ST T U S B
50 120
U-LTOR S S-RT B Rata-Rata
III
Kapasitas
2405 1717 803 2014 3457 688 3964 4966 1790 441 892 23137
120
180
Q
50 180 180 120 50
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
2657 2730 1528 2732 2517 633 6600 6435 2527 1365 1138
Average Delay (Sec/pcu)
0.905 417 0.629 197 0.526 118 0.737 266 1.373 4589 1.087 543 0.601 0 0.772 0 0.708 286 0.323 86 0.784 141 0.768 603.909
34.19 19.76 59.57 23.24 798.1 259.5 0 0 246 74 157 151.942
DxQ
82226.95 33927.92 47834.71 46805.36 2759031.7 178536 0 0 440340 32634 140044 162.570
Sumber : Hasil Analisa KAJI
5.2.9
Perencanaan VIII Perencanaan kedelapan yaitu menggunakan waktu siklus 190 detik. Seperti yang di jelaskan pada perencanaan pertama, direncanakan perubahan pergerakan kendaraan dan geometric. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.1, Gambar 5.2, dan Gambar 5.3. Selanjutnya, perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau dapat dilihat pada Tabel 5.23 dan Tabel 5.24 di bawah ini.
I
II
U S-ST T U S B
125 55 120 190
U-LTOR S S-RT B Rata-Rata
III
60 190 190 120 60
Q
1626 1883 713 1357 2761 571 3451 4413 1990 615 1169 20549
Derajat Kapasitas Kejenuhan
2616 2697 1521 2586 2437 703 6799 6499 2401 1294 1294
Panjang Antrian
0.622 197 0.698 251 0.469 108 0.525 157 1.133 1411 0.812 234 0.508 0 0.679 0 0.829 357 0.475 137 0.903 235 0.696 280.636
Average Delay (Sec/pcu)
21.86 23.74 60.01 21.35 295.4 72.03 0 0 32.76 23.8 77.32 57.115
I
II
U S-ST T U S B U-LTOR
S S-RT B Rata-Rata
III
125 55 120 190
60 190 190 120 60
Q
2405 1717 803 2014 3457 688 3964 4966 1790 441 892 23137
Kapasitas
2622 2694 1593 2588 2385 719 6600 6435 2394 1293 1294
Derajat Kejenuhan
Panjang Antrian
0.917 454 0.637 214 0.504 123 0.778 311 1.449 406 0.957 343 0.601 0 0.772 0 0.748 286 0.341 86 0.689 155 0.763 216.182
Average Delay (Sec/pcu)
38.1 21.79 60.68 29.75 968.7 103.9 0 0 28.45 21.59 62.94 121.445
130 60 130
200 60 190 U-LTOR 190 S III 125 S-RT B 65 Rata-Rata
I
DI
29.1411
188.889
Q
Kapasitas
1626 1883 713 1357 1764 571 3451 4413 2490 711 1483 20462
2584 2664 1576 2662 2508 671 6799 6499 2376 1281 1332
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
0.629 214 0.707 271 0.452 113 0.510 157 0.703 1274 0.851 257 0.508 0 0.679 0 1.048 382 0.555 143 1.113 237 0.705 277.091
Average Delay (Sec/pcu)
23.86 25.97 61.24 20.23 236.8 82.07 0 0 35.52 2.13 76.61 51.312
DI
DxQ
38796.36 48901.51 31.1137 43664.12 27452.11 417715.2 133.269 46861.97 0 0 88444.8 16.2235 1514.43 113612.63 40.415 60.202
CT GT (dtk) (dtk)
U S-ST T U S B U-LTOR
S S-RT B Rata-Rata
III
130 60 130 200 50 190 190 125 65
Q
Kapasitas
2405 1717 803 2014 3457 688 3964 4966 1790 441 892 23137
2591 2662 1651 2664 2454 683 6600 6435 2369 1286 1332
Derajat Panjang age Delay (Sec Kejenuhan Antrian
0.928 491 0.645 229 0.486 128 0.756 309 1.409 5165 1.007 417 0.601 0 0.772 0 0.756 308 0.343 91 0.670 160 0.761 663.455
42.2 23.83 61.9 28.01 888.2 150.5 0 0 30.83 23.06 64.05 119.325
DxQ
DI
101491 40916.11 39.0077 49705.7 56412.14 3070507.4 524.511 103544 0 0 55185.7 10.1624 10169.46 57132.6 153.221 191.227
Sumber : Hasil Analisa KAJI 14.6259
77.552
DxQ
91630.5 37413.43 48726.04 59916.5 3348796 71483.2 0 0 50925.5 9521.19 56142.48 163.139
II
U S-ST T U S B
Simpang Pendekat
Tabel 5.24. Hasil Analisa Perencanaan VIII Jam Puncak Sore CT GT (dtk) (dtk)
I
CT GT (dtk) (dtk)
Tabel 5.26. Hasil Analisa Perencanaan IX Jam Puncak Sore
Sumber : Hasil Analisa KAJI
Simpang Pendekat
Simpang Pendekat
II
DxQ
35544.36 44702.42 42787.13 28971.95 815599.4 41129.13 0 0 65192.4 14637 90387.08 57.373
Tabel 5.25. Hasil Analisa Perencanaan IX Jam Puncak Pagi
Sumber : Hasil Analisa KAJI
Tabel 5.23. Hasil Analisa Perencanaan VIII Jam Puncak Pagi CT GT Simpang Pendekat (dtk) (dtk)
geometric. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.1, Gambar 5.2, dan Gambar 5.3. Selanjutnya, perhitungan penentuan waktu siklus dan waktu hijau dapat dilihat pada Tabel 5.25 dan Tabel 5.26 di bawah ini.
DI
36.0954
565.059
9.67304
203.609
Sumber : Hasil Analisa KAJI
5.2.10 Perencanaan IX Perencanaan kesembilan yaitu menggunakan waktu siklus simpang III (Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Kalibata) yaitu 200 detik. Seperti yang di jelaskan pada perencanaan pertama, direncanakan perubahan pergerakan kendaraan dan
5.3
Penilaian Kinerja Terbaik Setelah didapatkan rata-rata semua simpang pada setiap perencanaan, maka pemilihan kinerja terbaik dilakukan dengan penilaian khusus, yaitu dengan memberi bobot dari nilai yang terkecil, kemudian dipilihlah jumlah terkecil dari bobot tersebut. Penentuan kinerja terbaik seperti di Table 5.27 dan Tabel 5.28 : Tabel 5.27. Hasil Penilaian Kinerja Pada Jam Puncak Pagi
Rencana
Nilai Rata-Rata dr ketiga simpang
DS
DI
Tingkat Pemilihan (TP)
DS
(det/smp)
Tampa Perubahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.210 1375.290 0.798 89.260 0.774 81.852 0.798 90.708 0.747 45.797 0.706 77.625 0.699 64.229 0.703 39.092 0.696 57.373 0.705 60.202
Sumber : Hasil Analisa
DI
Jml Penilaian
10 8 7 9 2 6 5 1 3 4
20 16 14 18 8 11 7 4 4 8
(det/smp)
10 8 7 9 6 5 2 3 1 4
Tabel 5.28. Hasil Penilaian Kinerja Pada Jam Puncak Sore Nilai Rata-Rata dr ketiga simpang
Rencana
DI
DS
Tingkat Pemilihan (TP)
(det/smp)
Tampa Perubahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
DI
DS
1.769 1013.351 0.860 181.168 0.835 164.830 0.856 116.820 0.806 151.157 0.773 162.170 0.766 185.767 0.768 188.341 0.763 163.139 0.761 191.227
Jml Penilaian
Tabel 5.30. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak di Simpang II Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Duren Tiga (setelah dikoordinasikan) Volume (kend/jam) Periode
Pendekat
(det/smp)
10 9 7 8 6 5 3 4 2 1
10 6 5 1 2 3 7 8 4 9
Utara
20 15 12 9 8 8 10 12 6 10
Selatan Puncak Pagi Barat Utara Selatan Puncak Sore Barat
LV
HV
MC
UM
Volume (smp/jam)
93
0
529
8
305
Pergerakan ST (lurus) LT (belok kiri)
Total Volume (smp/jam)
5
ST (lurus)
909
19
1176
14
1404
LT (belok kiri)
787
47
1064
2
1274
RT (belok kanan)
351
20
972
1
766
ST (lurus)
287
2
644
8
547
LT (belok kiri)
3748
15
ST (lurus)
556
45
1385
25
1169
LT (belok kiri)
625
75
825
14
1053
RT (belok kanan)
398
33
1235
5
935
3703
Sumber : Hasil Survey
Sumber : Hasil Analisa
Dari hasil analisa ternyata dari hasil perubahan siklus dan geometric yang terbaik adalah perencanaan VIII (delapan), yaitu dengan waktu siklus 190 detik di pagi hari dan sore hari,dengan perubahan pada simpang I,II dibuat tidak LTOR, tetapi mengikuti lampu, dan pada simpang II, dan III terjadi perubahan geometric. (lihat gambar 5.1, gambar 5.2, gambar 5.3).
Tabel 5.31. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak di Simpang III Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Kalibata (setelah dikoordinasikan) Volume (kend/jam) Periode
Utara
Puncak Pagi
Selatan
T imur
Analisa Kinerja Persimpangan Setelah Dikoordinasikan Setelah dilakukan pengaturan koordinasi antar simpang dalam analisa jumlah kendaraan berubah menjadi seperti pada Tabel 5.29, Tabel 5.30, dan Tabel 5.31. Hal ini di karenakan hanya menganalisa kendaraan yang tidak di koordinasikan, karena kendaraan yang dikoordinasikan (dari Utara menuju Selatan) tidak terkena hambatan lampu merah.
5.4
Tabel 5.29. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak di Simpang I Jl. Raya Ps. Minggu–Jl. Pancoran Timur (setelah dikoordinasikan) Volume (kend/jam) Periode
Pendekat
Utara Puncak Pagi
Selatan Timur
Utara Puncak Sore
Selatan Timur
LV
HV
MC
UM
Volume (smp/jam)
LT (belok kiri)
127
1
822
5
457
ST (lurus)
849
93
1813
8
1695
ST (lurus)
787
47
1064
4
1274
LT (belok kiri)
93
0
529
11
305
RT (belok kanan
342
3
929
34
718
LT (belok kiri)
287
2
644
2
547
ST (lurus)
721
85
4509
3
2635
ST (lurus)
625
75
825
12
1053
Pergerakan
LT (belok kiri)
113
1
176
3
185
RT (belok kanan
440
1
1057
1
864
Sumber : Hasil Survey
Total Volume (smp/jam)
Utara
Puncak Sore
Selatan
T imur
HV
MC
UM
Volume (smp/jam)
LT (belok kir
266
26
1821
13
1028
ST (lurus)
1357
84
1296
2
1985
ST (lurus)
1299
98
2819
14
2554
RT (belok ka
301
22
1143
1
787
LT (belok kir
108
19
1287
7
648
RT (belok ka
909
19
1176
5
1404
LT (belok kir
464
33
898
8
866
ST (lurus)
1005
81
3796
1
2629
ST (lurus)
1131
89
2717
37
2334
RT (belok ka
192
13
1160
4
673
LT (belok kir
140
21
968
3
555
RT (belok ka
556
45
1385
10
1169
Total Volume (smp/jam)
8405
8224
Sumber : Hasil Survey
Maka hasil kinerja setelah dilakukan koordinasi simpang yaitu pada Tabel 5.32 dan Tabel 5.33 berikut. Tabel 5.32. Hasil Penilaian Kinerja Pada Jam Puncak Pagi Setelah dilakukan Koordinasi Simpang Pendekat
I
II 4448
U S-ST T U S B U-LTOR
S S-RT B Rata-Rata
III
5284
LV
Pendekat Pergerakan
CT GT (dtk) (dtk)
125 55 120 190
60 190 190 120 60
Q
Kapasitas
1626 101 713 199 1169 571 3451 4413 1990 615 1169 16017
2616 2695 1521 2574 2579 706 6799 6499 2401 1294 1294
Derajat Panjang Kejenuhan Antrian
Sumber : Hasil Analisa KAJI
0.622 197 0.037 103 0.469 108 0.077 17 0.453 126 0.809 234 0.508 0 0.679 0 0.829 357 0.475 137 0.903 235 0.533 137.636
Average Delay
21.86 16.67 60.01 14.95 19.93 72.03 0 0 32.76 23.8 77.32 30.848
DxQ
35544.36 1683.67 42787.13 2975.05 23298.17 41129.13 0 0 65192.4 14637 90387.08 19.831
DI
32.7931
34.7614
14.6259
27.393
Tabel 5.33. Hasil Penilaian Kinerja Pada Jam Puncak Sore Setelah dilakukan Koordinasi Simpang Pendekat
I
II
U S-ST T U S B U-LTOR
III
S S-RT B Rata-Rata
CT GT (dtk) (dtk)
125 55 120 190
60 190 190 120 60
Q
2405 888 803 150 872 688 3964 4966 1790 441 892 17859
Kapasitas
2622 2689 1593 2556 2564 719 6600 6435 2394 1293 1294
Derajat Kejenuhan
Panjang Antrian
0.917 454 0.330 60 0.504 123 0.059 11 0.340 86 0.957 343 0.601 0 0.772 0 0.748 286 0.341 86 0.689 155 0.569 145.818
Average Delay (Sec/pcu)
38.1 14.85 60.68 14.7 18.11 103.9 0 0 28.45 21.59 62.94 33.029
Sumber : Hasil Survey
Dalam analisa ini serta dalam perencanaan nantinya akan digunakan kecepatan maksimum dalam kota sesuai dengan regulasi sebesar 40 km/jam. Kecepatan rencana ini dipilih karena pertimbangan bahwa dengan kecepatan lambat maka akan didapat waktu offset yang cukup panjang, sehingga kendaraan terakhir dalam platoon masih memiliki kesempatan untuk mendapat sinyal hijau, jadi tidak perlu menunggu dalam sinyal merah selama satu siklus lagi. Sedangkan kendaraan yang terlalu cepat hanya cukup menunggu waktu hijau dalam beberapa detik saja. Dengan kecepatan tersebut, maka waktu tempuh dari simpang II ke simpang I adalah :
Sedangkan waktu tempuh dari simpang III ke simpang II adalah
Waktu tempuh di atas digunakan sebagai waktu offset untuk menggambarkan lintasan pergerakan platoon pada diagram koordinasi. Setelah lintasan didapat, maka waktu hijau tiap simpangnya menyesuaikan dengan lintasan dengan menggeser secara horizontal. Untuk hasil dari pengaturan offset dan bandwidth dapat dilihat pada Gambar 5.6
CT = 190 60.00
D
91 13 487 2 157 71
125.00
detik 60.00
3.00
Offset =39.60
Bandwidth U-S = 40.83
440
Offset =39.60
Bandwidth S-U = 120.00 dtk 65.00
120.00
3.00
V = 40 km/jam 240
Dilarang Lurus, U-Turn
Offset =21.60
50 95 561
65.00
120.00
3.00
Gambar 5.6. Diagram Aliran Plato Waktu Pagi dan Sore Hari Sumber : Hasil Analisa
5.5 Analisa Pertumbuhan Kendaraan. 5.5.2. Analisa Pertumbuhan Kendaraan LV Dalam analisa regressi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis yang menyatakan hubungan fungsional antara variablevariabelnya. Untuk hasil pertumbuhan kendaraan ringan dapat dilihat pada Table 5.34. Tabel 5.34. Jumlah Pertumbuhan Ringan (LV) Kota Jakarta N o
Tahun (x)
1
2 3 4 5 6 7
Kendaraan
Jumlah (y)
Pertumbuhan (%)
2001
-
-
2002 2003 2004 2005 2006 2007
2,191,022 2,310,806 2,450,219 2,575,373 2,657,430 2,753,792
5.47 6.03 5.11 3.19 3.63
Sumber :Dinas Perhubungan Jakarta,2010
Dari data jumlah kendaraan ringan seperti pada table 5.31 diatas selanjutnya dilakukan analisa dengan menggunakan model regressi maka didapatkan persamaan sebagai ditunjukkan pada Gambar 5.7 berikut
Gambar 5.7. Grafik Hubungan Antara Volume Kendaraan Ringan (LV) Dengan Waktu Sumber : Hasil Analisa
Dengan menggunakan analisa regressi maka didapatkan besarnya nilai Y dan R², yaitu : Y = 113682.17x – 225386138.96 R2 = 0,99
Dari persamaan tersebut selanjutnya dapat diketahui prediksi jumlah volume kendaraan ringan hingga 5 (lima) tahun mendatang atau pada tahun 2016 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.35 berikut. Tabel 5.35. Prediksi Jumlah Pertumbuhan Kendaraan Ringan (LV) Kota Surabaya N o
Tahun (x)
Jumlah (y)
Pertumbuhan (%)
1
2001
-
-
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2,191,022 2,310,806 2,450,219 2,575,373 2,657,430 2,753,792 2,887,658 3,001,341 3,115,023 3,228,705 3,342,387 3,456,069 3,569,751 3,683,434 3,797,116
5.47 6.03 5.11 3.19 3.63 4.86 3.94 3.79 3.65 3.52 3.40 3.29 3.18 3.09
Sumber : Hasil Analisa
Maka faktor pertumbuhan kendaraan ringan untuk 5 tahun kedepan adalah :
5.5 2
Pertumbuhan Kendaraan Berat (HV)
Tabel 5.36. Jumlah Pertumbuhan Kendaraan Berat (HV) Kota Jakarta N o
Tahun (x)
Jumlah (y)
Pertumbuhan (%)
728,292 2 2002 747,616 3 2003 822,924 4 2004 884,775 5 2005 1,134,586 6 2006 1,392,582 7 2007 2,036,730 Sumber :Dinas Perhubungan Jakarta,2010 1
2001
-
2.65 10.07 7.52 28.23 22.74 46.26
Dari data jumlah kendaraan ringan seperti pada table 5.36 diatas selanjutnya dilakukan analisa dengan menggunakan model regressi maka didapatkan persamaan sebagai ditunjukkan pada Gambar 5.8 berikut
Gambar 5.8. Grafik Hubungan Antara Volume Kendaraan Berat (HV) Dengan Waktu Sumber : Hasil Analisa
Dengan menggunakan analisa regressi maka didapatkan besarnya nilai Y dan R², yaitu : Y = 222442.38x – 444642815.58 R2 = 0,91 Dari persamaan tersebut selanjutnya dapat diketahui prediksi jumlah volume kendaraan ringan hingga 5 (lima) tahun mendatang atau pada tahun 2016 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.37 berikut. Tabel 5.37 Prediksi Jumlah Pertumbuhan Kendaraan Berat (HV) Kota Surabaya N o
Tahun (x)
1
2001
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah (y)
728,292 747,616 822,924 884,775 1,134,586 1,392,582 2,036,730 2,192,708 2,247,254 2,466,368 2,688,811 2,911,253 3,133,695 3,356,138 3,578,580 3,801,023
Pertumbuhan (%) -
2.65 10.07 7.52 28.23 22.74 46.26 7.66 2.49 9.75 9.02 8.27 7.64 7.10 6.63 6.22
Sumber : Hasil Analisa
Maka faktor pertumbuhan kendaraan ringan untuk 5 tahun kedepan adalah :
5.4 3
Pertumbuhan Kendaraan Motor (MC)
Tabel 5.38. Jumlah Pertumbuhan Kendaraan Motor (MV) Kota Jakarta N o
Tahun (x)
Jumlah (y)
Pertumbuhan (%)
1
2001
-
-
2 3 4 5 6 7
2002 2003 2004 2005 2006 2007
2,816,442 3,310,318 3,940,700 4,602,852 5,309,261 5,974,173
17.54 19.04 16.80 15.35 12.52
10 11 12 13 14 15 16
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
7,865,173 8,506,540 9,147,907 9,789,274 10,430,641 11,072,008 11,713,375
8.88 8.15 7.54 7.01 6.55 6.15 5.79
Sumber : Hasil Analisa
Maka faktor pertumbuhan ringan untuk 5 tahun kedepan adalah :
kendaraan
Sumber :Dinas Perhubungan Jakarta,2010
Dari data jumlah kendaraan ringan seperti pada table 5.38 diatas selanjutnya dilakukan analisa dengan menggunakan model regressi maka didapatkan persamaan sebagai ditunjukkan pada Gambar 5.9 berikut.
5.6 5.6.1
Volume Kendaraan Tahun 2016 Volume Simpang Tabel 5.40. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak di Simpang I Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Pancoran Timur. Volume (kend/jam)
Periode
Pendekat
Pergerakan LV
Utara Puncak Pagi
Selatan Timur
Gambar 5.9. Grafik Hubungan Antara Volume Kendaraan Motor (MC) Dengan Waktu Sumber : Hasil Analisa
Utara Puncak Sore
Selatan Timur
Dengan menggunakan analisa regressi maka didapatkan besarnya nilai Y dan R², yaitu : Y = 641361.03x– 1281282557.44 R2 = 0,997195 Dari persamaan tersebut selanjutnya dapat diketahui prediksi jumlah volume kendaraan ringan hingga 5 (lima) tahun mendatang atau pada tahun 2016 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.39 berikut.
Jumlah (y)
Pertumbuhan (%)
1
2001
-
-
2 3 4 5 6 7 8 9
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
2,816,442 3,310,318 3,940,700 4,602,852 5,309,261 5,974,173 6,582,439 7,223,806
17.54 19.04 16.80 15.35 12.52 10.18 9.74
UM
Volume (smp/jam)
LT (belok kiri)
150
1
1134
6
605
ST (lurus)
1002
131
2502
10
2173
ST (lurus)
929
66
1468
2
1285
LT (belok kiri)
110
0
730
13
402
RT (belok kanan
404
4
1282
41
922
LT (belok kiri)
339
3
889
2
698
ST (lurus)
1151
120
6222
4
3795
ST (lurus)
738
106
1139
14
1330
LT (belok kiri)
136
1
246
4
236
RT (belok kanan
519
1
1459
1
1104
Total Volume (smp/jam)
5387
7164
Tabel 5.41. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak di Simpang I Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Duren Tiga. Volume (kend/jam) Periode
Pendekat Utara Selatan
Puncak Pagi Barat
Tahun (x)
MC
Sumber : Hasil Analisa
Tabel 5.39. Prediksi Jumlah Pertumbuhan Kendaraan Motor (MC) Kota Surabaya N o
HV
Utara Selatan Puncak Sore Barat
LV
HV
MC
UM
Volume (smp/jam)
93
0
529
8
305
Pergerakan ST (lurus) LT (belok kiri)
Total Volume (smp/jam)
5
ST (lurus)
909
19
1176
14
1404
LT (belok kiri)
787
47
1064
2
1274
RT (belok kanan)
351
20
972
1
766
ST (lurus)
287
2
644
8
547
LT (belok kiri)
3748
15
ST (lurus)
556
45
1385
25
1169
LT (belok kiri)
625
75
825
14
1053
RT (belok kanan)
398
33
1235
5
935
Sumber : Hasil Analisa
3703
Tabel 5.42. Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak di Simpang I Jl. Raya Ps. Minggu – Jl. Kalibata. Volume (kend/jam) Periode
HV
MC
UM
Volume (smp/jam)
Pendekat Pergerakan LV Utara
Puncak Pagi
Selatan
T imur
Utara
Puncak Sore
Selatan
T imur
LT (belok kir
314
37
2513
16
1367
ST (lurus)
1601
118
1788
2
2471
ST (lurus)
1533
138
3890
17
3269
RT (belok kan
355
31
1577
1
1026
LT (belok kir
127
27
1776
8
873
RT (belok kan
1073
27
1623
6
1757
LT (belok kir
548
47
1239
10
1104
ST (lurus)
1186
114
5238
1
3430
ST (lurus)
1335
125
3749
44
2998
RT (belok kan
227
18
1601
5
891
LT (belok kir
165
30
1336
4
738
RT (belok kan
656
63
1967
12
1525
Total Volume (smp/jam)
10762
10685
Sumber : Hasil Analisa
5.6.2
Analisa Perencanaan di Tahun 2016
Tabel 5.43. Hasil Analisa Kinerja di Tahun 2016 Pada Jam Puncak Pagi Simpang Pendekat CT (dtk) GT (dtk) I
II
U S-ST T U S B
125 55 120 190
U-LTOR S S-RT B Rata-Rata
III
60 190 190 120 60
Q
Kapasitas
2051 2614 1308 2695 922 1524 256 2575 1463 2580 719 707 4267 9912 5618 9510 2490 2,402 711 1295 1433 1290 21238
Derajat Panjang Average Kejenuha Antrian Delay 0.785 309 0.485 137 0.605 148 0.099 20 0.567 177 1.017 440 0.430 0 0.591 0 1.037 837 0.549 171 1.111 579 0.661 256.182
27.77 18.14 63.21 15.17 22.38 155.3 0 0 124.6 25.02 286.3 67.08
DxQ
DI
56956.27 23727.12 32.46041 58279.62 3883.52 32741.94 60.82287 111660.7 0 0 310254 50.85138 17789.22 410267.9 48.289 48.045
Sumber : Hasil Analisa Tabel 5.44. Hasil Analisa Kinerja di Tahun 2016 Pada Jam Puncak Sore Simpang Pendekat CT (dtk) GT (dtk) I
II
U S-ST T U S B U-LTOR
S S-RT B Rata-Rata
III
125 55 120 190
60 190 190 120 60
Q
Kapasitas
3072 2624 1104 2689 997 1592 429 2799 1131 2583 872 600 5182 9625 6547 9397 2247 2,395 571 1293 1131 1294 23283
Derajat Panjang Average Kejenuha Antrian Delay 1.171 1863 0.411 109 0.626 160 0.153 151 0.438 1794 1.453 1531 0.54 0 0.70 0 0.938 508 0.442 126 0.874 229 0.704 588.273
365 16.92 63.77 16.6 1204 915 0 0 44.9 22.96 73.62 247.525
DxQ
1121280 18679.68 63578.69 7121.4 1361724 797880 0 0 100890.3 13110.16 83264.22 153.225
DI
232.6577
890.9233
12.58226
378.721
Sumber : Hasil Analisa
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.
Kesimpulan Analisa Terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan dari analisa dan perencanaan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya yaitu 1. Kondisi Existing • Simpang I periode puncak pagi masuk LOS F dengan tundaan rata – rata 71 det/smp dan periode puncak sore LOS F dengan tundaan rata – rata 736 det/smp. • Simpang II periode puncak pagi masuk LOS F dengan tundaan rata – rata 206 det/smp dan periode puncak sore LOS F dengan tundaan rata – rata 215 det/smp. • Simpang III periode puncak pagi masuk LOS F dengan tundaan rata – rata 3721
det/smp dan periode puncak sore LOS F dengan tundaan rata – rata 3721 det/smp. • Dari hasil siklus time, ketika simpang tersebut belum terkoordinasi. 2. Dengan melakukan beberapa perbaikan, perencanaan alternatif ke VIII pada pagi hari dan sore hari, kinerja simpang akan bertahan sampai 5 tahun mendatang, adapun perbaikan yang dilakukan sebagai berikut : • Pada pagi hari siklus yang terbaik yaitu siklus dengan waktu 190 detik, dengan waktu bandwidth selatan-utara 120 detik, dan bandwidth utara-selatan 40,83 dengan offset simpang I (pertama) ke simpang II (kedua) adalah 39,6 detik dan dari simpang II (kedua) ke simpang III (ketiga) adalah 21,6 detik. • Simpang I, tidak di perbolehkan belok kiri langsung baik pada arah utara dan arah timur. • Simpang II, pada arah selatan tidak diperbolehkan belok kiri langsung. • Simpang III, direncanakan arah pendekat utara yang tidak boleh lurus, tetapi harus memutar balik di putaran balik terdekat di sepanjang Jl. Kalibata jika ingin ke arah Ps. Minggu. • Di simpang III juga terjadi perubahan geometrik di arah pendekat selatan semula berukuran 7 (tujuh) meter, menjadi 10 meter, sehingga arah pendekat dari utara yang semula lebar jalannya 7 (tujuh) meter menjadi 4 meter. 3. Dari hasil perencanaan ke VIII (delapan) tersebut didapat kinerja jalan tersebut • Simpang I, kinerja di pagi hari yaitu derajat kejenuhan = 0,376 dengan tundaan rata-rata = 32,79 det/smp dan masuk dalam LOS D, dan kinerja di sore hari yaitu derajat kejenuhan = 0,584 dengan tundaan rata-rata = 37,49 det/smp dan masuk dalam LOS D • Simpang II, kinerja di pagi hari yaitu derajat kejenuhan = 0,446 dengan tundaan rata-rata = 34,76 det/smp dan masuk dalam LOS D, dan kinerja di sore hari yaitu derajat kejenuhan = 0,452 dengan tundaan rata-rata = 52,33 det/smp dan masuk dalam LOS E • Simpang III, kinerja di pagi hari yaitu derajat kejenuhan = 0,679 dengan tundaan rata-rata = 14,63 det/smp dan masuk dalam LOS B, dan kinerja di sore hari yaitu derajat kejenuhan = 0,63 dengan tundaan rata-rata = 9,673 det/smp dan masuk dalam LOS B
4. Untuk hasil kenerja 5 tahun mendatang dengan perencanaan ke VIII (kedelapan) tersebut didapatkan kinerja jalan : • Simpang I, pada pagi hari yaitu derajat kejenuhan = 0,625 dengan tundaan rata-rata = 32,46 det/smp dan masuk dalam LOS D, dan sore hari yaitu derajat kejenuhan = 0,736 dengan tundaan rata-rata = 232,66 det/smp dan masuk dalam LOS F • Simpang II, pada pagi hari yaitu derajat kejenuhan = 0,561 dengan tundaan rata-rata = 60,83 det/smp dan masuk dalam LOS F, dan sore hari yaitu derajat kejenuhan = 0.681 dengan tundaan rata-rata = 890,92 det/smp dan masuk dalam LOS F • Simpang III, pada pagi hari yaitu derajat kejenuhan = 0,744 dengan tundaan rata-rata = 50,85 det/smp dan masuk dalam LOS E, dan sore hari yaitu derajat kejenuhan = 0,698 dengan tundaan rata-rata = 12,58 det/smp dan masuk dalam LOS B 5. Ternyata hasil dari perubahan fase pergerakan menjadi putar haluan/ u turn dan pengkoordinasian simpang tersebut dapat mengurangi antrian kendaraan/ kemacetan yang ada hingga 6.2.
Saran Dari hasil pembahasan dan evaluasi simpang tersebut dapat disampaikan saran sebagai berikut : • Disarankan untuk segera memperbaiki persimpangan agar tidak terjadi kemacetan dengan jalan memperbaiki manajemen waktu sinyal dan geometrik jalan. • Disarankan untuk mengkaji simpang lain yang berdekatan dan dikoordinasikan dengan simpang yang ada sehingga dapat memperlancar lalu lintas dan memperkecil tundaan. • Disarankan untuk malam hari pengaturan waktu sinyal dan koordinasi mempertimbangkan sisi keamanan pemakai jalan • Dikarenakan masih ada derajat kejenuhan yang lebih besar dari 1 (satu) maka kemungkinan perencanaan ini tidak bisa lebih dari 5 tahun, untuk itu segeralah memperbaiki sarana angkutan transportasi umum, agar para masyarakat lebih memilih menggunakan angkutan umum dibandingkan pribadi ataupun alternativ lainnya seperti pembangunan fly over, atau subway.
DAFTAR PUSTAKA _______.1988.Guide to Traffic Engineering Practice. Sydney:Monash University Press _______. 1996. Pedoman Teknis Pengaturan Lampu Lintas Dipersimpangan Berdiri Sendiri Dengan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas.Direktur Jendral Perhubungan Darat-Departemen Perhubungan _______. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Direktorat Jenderal Bina MargaDepartemen Pekerjaan Umum Hobbs, F.D.1995.Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press Muzambeh, E.2010. Analisa Dan Koordinasi Sinyal Antar Simpang Ruas Jalan Dipenogoro Surabaya. Surabaya:Tidak Dipublikasikan www.googlemaps.co.id