Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0156 pp. 99- 108
10 Pages
MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN PADASMK NEGERI 1 SABANG Hanifah Djafar1, Murniati2, Sakdiah Ibrahim3 1) Magister
Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Prodi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstract: This study will talk about how the curriculum management based School Based Curriculum (SBC) may be walking in vocational schools have a curriculum that is more complex than the other high school. The method used in this study is a qualitative method. This study took place in Public Vocational High School I Sabang which is the only vocational school in Sabang. Although it can be run, after evaluation of the implementation of curriculum management SBC apparently having some problems in the absence of which Congress Subject Teacher (CST) forum to expand the horizons of teachers, lack of media practices and tools, and limited the location of industry practices and qualifications of teachers are not qualified. Keywords: Curriculum, Management and Learning. Abstrak: Studi ini akan berbicara mengenai bagaimana manajemen kurikulum yang berbasis KTSP dapat berjalan di sekolah kejuruan yang memiliki kurikulum lebih kompleks dibandingkan sekolah menengah atas lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini mengambil lokasi di SMKN I Sabang yang merupakan satu-satunya sekolah kejuruan di Sabang. Meskipun dapat berjalan, setelah melalui evaluasi ternyata pelaksanaan manajemen kurikulum KTSP mengalami beberapa kendala di antaranya ketiadaan forum MGMP untuk memperluas wawasan guru, kekurangan media dan alat praktik, serta terbatasnya lokasi prakerin dan kualifikasi guru yang belum mumpuni. Kata Kunci : Manajemen, Kurikulum, dan pembelajaran
penyiapan peserta didik untuk memasuki
PENDAHULUAN Sekolah Menengah kejuruan (SMK) adalah suatu
wadah
sedang
profesional agar dapat bekerja secara efektif
mencetak
dan efisien serta mampu mengembangkan
tenaga kerja yang sesuai bakat dan keterampilan.
keahlian dan keterampilan sesuai dengan
Sesuai
Republik
tuntutan dunia kerja, lulusan SMK harus
Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang
menguasai bidang keahliannya yang dilandasi
Sistem
dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi,
diprioritaskan
pendidikan pemerintah
dengan
untuk
Undang-Undang
Pendidikan
Menengah
yang
lapangan kerja serta mengembangkan sikap
Nasional,
Kejuruan
(SMK)
Sekolah merupakan
etos
kerja
yang
pendidikan menengah yang mengutamakan
berkomunikasi
kemampuan peserta didik untuk melaksanakan
pekerjaan,
jenis pekerjaan tertentu.
mengembangkan
Tujuan 99 -
SMK
adalah
mengutamakan
Volume 4, No. 2, November 2014
tinggi,
sesuai
serta
dengan
memiliki diri.
dan
mampu tuntutan
kemampuan
Pemahaman
tentang
dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sangat
diperlukan
sebagai
bekal
untuk
pendidikan tertentu.
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
Kurikulum SMK berisi mata pelajaran
teknologi yang berlaku di dunia kerja dan
wajib (normatif dan adaptif) dan mata pelajaran
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan
Kejuruan (produktif). SMK Negeri I Sabang
Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan
adalah satu-satunya sekolah kejuruan yang ada
landasan berpijak dalam menyusun Visi, Misi
di kota Sabang. Sekolah ini mengelola langsung
dan Tujuan Sekolah, adapun isi Tujuan
enam kompetensi keahlian yaitu Akuntansi,
Pendidikan menengah Kejuruan seperti yang
Administrasi
ditegaskan dalam Pasal 3 Ayat 2 PP Nomor 29
Perhotelan, Nautika Kapal Niaga, Multimedia,
Tahun 1990, yaitu:
dan Teknik Kendaraan Ringan. Menyimak dari
1.
Menyiapkan lapangan
2.
3.
siswa
kerja
untuk
serta
Perkantoran,
Akomodasi
memasuki
kondisi jurusan yang bervariatif, sudah pasti
mengembangkan
setiap jurusan memiliki muatan kurikulum,
sikap professional.
teknik pembelajaran, dan media pembelajaran
Menyiapkan siswa agarmampu memilih
yang berbeda. Namun, secara keseluruhan
karir, mampu berkompetisi dan mampu
dikendalikan oleh satu manajemen kurikulum,
mengembangkan diri.
yang sama yaitu KTSP SMK Negeri I Sabang.
Menyiapkan siswa menjaditenaga kerja tingkat
menengah,
untuk
mengisi
kebutuhan dunia usaha danindustri pada
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah Bagaimana
Manajemen
kurikulum
yang
diterapkan di SMK Negeri I Sabang?
saat ini, maupun masa yang akan datang. 4.
Menyiapkan siswa agar menjadi warga
KAJIAN KEPUSTAKAAN
negara yang produktif, adaptif dan kreatif,
Manajemen Kurikulum
serta
mampumenguasai
danmengikuti
Manajemen menurut Ricky W. Griffin
perkembangan IPTEK.
(Dhiauddin. 2011: 01) adalah sebuah proses
Pendidikan Kejuruan menurut PP Nomor
perencanaan,
pengorganisasian,
29 Tahun 1990 adalah sekolah jenis vokasi atau
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
lapangan
pada
daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
pendidikan keterampilan dan penyiapan kerja
efektif dan efisien. Lebih lanjut, Rohiat (2009:
bagi lulusannya. Hal ini berimplikasi pada
31) mengatakan manajemen sekolah adalah
kurikulum yang akan digunakannya. Kurikulum
penerapan ilmu administrasi dalam kegiatan
sendiri
operasional
kerja
adalah
yang
berorientasi
seperangkat
rencana
dan
sekolah.Sedangkan
kurikulum
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
menurut Tim Pengembang MKDP UPI (2011:
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
2) menyebutkan bahwa kurikulum adalah
pedoman
kegiatan
sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus
tujuan
ditempuh oleh siswa dari awal sampai akhir
pembelajaran
penyelenggaraan untuk
mencapai
Volume 4, No. 2, November 2014 - 100
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala program
pelajaran
untuk
memperoleh
penghargaan dalam bentuk ijazah. Dengan
demikian,
sebagai pedoman tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian,
lingkup
tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya,
manajemen kurikulum meliputi perencanaan,
tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol,
pelaksanaan,
kegiatan
dan
kegiatan
organisasi.Kegiatan
dan
kurikulum.pada kurikulum
ruang
penilaian
tingkat
lebih
sekolah
evaluasi
untuk
mencapai
inti
pada
tujuan
perencanaan
mengutamakan
untuk
adalah merumuskan isi kurikulum yang memuat
merelevansikan
antara
seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang
kurikulum nasional (standar kompetensi atau
pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah,
kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah
dan proyek-proyek yang perlu dikerjakan.
merealisasikan
dan
kondisi
sehingga
dan
sekolah
kurikulum
yang
bersangkutan,
tersebut
merupakan
kurikulum yang integritas dengan peserta didik
Pelaksanaan Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua, yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah,
maupun lingkungan.
yang dalam hal ini langsung ditangani oleh Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum Prinsip manajemen kurikulum menurut Rusman (2012:4) ada lima yaitu produktivitas, demokratisasi,
kooperatif,
efektivitas,
kepala sekolah dan pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru.
dan
mampu mengarahkan visi, misi, dan tujuan
Evaluasi
yang ditetapkan dalam kurikulum. Selain itu
Evaluasi kurikulum dilakukan melalui
manajemen kurikulum juga berfungsi untuk
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) bidang kurikulum
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber
dan Supervisi kelas yang dilakukan Kepala
daya
Sekolah setiap awal dan akhir semester.
kurikulum,
meningkatkan
keadilan
(equity), meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan efisiensi
proses
meningkatkan
belajar
partisipasi
mengajar,,
masyarakat.
Bila
kurikulum dikelola dan berfungsi dengan baik , maka setiap sasaran (goals) dari sekolah, pendidikan daerah, dan pendidikan nasional akan tercapai dengan baik pula.
Guru sebagai Pelaksana Kurikulum Guru
merupakan
indikator
utama
keberhasilan penerapan kurikulum di sekolah dalam
pelaksanaan
tugas,
menjabarkan,
memperluas, menciptakan relevansi kurikulum dengan
kebutuhan
perkembangan
peserta
serta
didik
kemajuan
dan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Proses dan Pelaksanaan Kurikulum Perencanaan Perencanaan kurikulum dapat dijadikan 101 -
Volume 4, No. 2, November 2014
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Kurikulum SMK mengacu pada tujuan
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala aplikasi di lapangan kerja atau dunia nyata dan menuntut
skill
pada
dipilih.Sekolah
bidang
Menengah
kerja.
yang Kejuruan
METODE PENELITIAN
mempunyai kekhususan yaitu terletak pada
Penelitian
ini
menggunakan
metode
pendekatan
studi
mata pelajaran produktif. Seperti halnya mata
kualitatif
pelajaran lain, standar isi (SI) dan standar
kasus.Metode kualitatif ini bertujuan untuk
kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran
menggali lebih dalam sebuah peristiwa yang
produktif juga perlu dikaji dengan melibatkan
ada.Sumber data penelitian ini terdiri dari data
para guru dan dosen berpengalaman di bidang
primer dan data sekunder.Data primer diperoleh
industri,
dari hasil wawancara.Sedangkan data sekunder
para
bidangnya
profesional
serta
asosiasi
DU/DI profesi
dalam terkait.
dari
dengan
dokumentasi
dan
observasi.Lokasi
(Permendiknas Nomor. 24 tentang Pelaksanaan
penelitian dilakukan di SMK Negeri I Sabang
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Provinsi Aceh.Di mana sekolah ini merupakan
Lulusan (SKL).
satu-satunya sekolah kejuruan di Sabang.
Salah satu perbedaan SMK dengan SMU
Proses analisis data terdiri atas beberapa
adalah kelompok program pembelajaran.Dalam
tahap
Permen 22 tahun 2006 terdapat tiga kelompok
pengumpulan data, (3) tahap pemisahan data,
mata pelajaran spesifik SMK, yaitu kelompok
(4)
normatif, kelompok adaptif, dan kelompok
dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian,
produktif.
dan (5) tahap penyelesaian dapat dilakukan
1. Kelompok Normatif, mata Diklat yang
dengan baik. Sedangkan proses analisis data
berfungsi membentuk peserta didik sebagai
meliputi (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3)
pribadi
verifikasi, (4) menarik kesimpulan.
yang
utuh,
memiliki
norma
(1)
tahap
Data
yang
perencanaan,
telah
(2)
dipisahkan
tahap
akan
makhluk individu dan makhluk sosial. 2. Kelompok Adaptif, mata Diklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar yang kuat untuk
berkembang
dan
mampu
HASIL PEMBAHASAN Profil SMK Negeri I Sabang Sekolah
Menengah
Kejuruan
(SMK)
Negeri I Sabang berdiri Tahun 1998 dan berlokasi di jalan Bay Pass Sabang-Balohan
menyesuaikan diri dengan perubahan. 3. Kelompok Produktif, mata Diklat yang
Gampong Cot Ba’U kecamatan Sukajaya Kota
berfungsi membekali peserta didik agar
Sabang Aceh dengan luas tanah 20370 M2.
memiliki
standar
atau
Pada tahun 2002 SMK Negeri 1 Sabang
pada
suatu
memperoleh Akreditasi B dari Badan Akreditasi
pekerjaan/keahlian tertentu yang relevan
Sekolah (BAS) Provinsi NAD dan telah
dengan tuntutan dan permintaan pasar
memiliki
kemampuan
kompetensi produktif
6
Kompetensi
Keahlian
yaitu
Volume 4, No. 2, November 2014 - 102
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Akuntansi,
Administrasi
Perkantoran,
struktur spektrum keahlian menengah kejuruan,
Akomodasi Perhotelan, Nautika Kapal Niaga,
hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh
Multimedia dan Teknik Kendaraan Ringan.
Waka Kurikulum yaitu “Kurikulum SMK
SMKN I Sabang memiliki tiga gedung
sesuai dengan spektrum, dari spektrum tersebut
utama yaitu, gedung sekolah, Hotel Seulanga,
ada per program keahlian lalu di dalamnya ada
dan rumah penjaga sekolah, Selain itu juga
pembagian pelajaran (normatif, adaptif, dan
memiliki 14 ruang belajar, dan ruangan lain
produktif) serta muatan lokal dan ekstra
yang masing-masing berjumlah satu ruang
kurikuler”.
yaitu:
Perpustakaan
Perpustakaan
Konvensional,
Multimedia,
KTSP
yang
sudah
dihasilkan
akan
Lab
diimplementasikan oleh guru baik di kelas
ruang
maupun di luar kelas, baik secara langsung
praktik komputer, ruang praktik Gambar Teknik,
maupun tidak langsung. Segenap kemampuan
ruang
praktik
mandiri dan keprofesionalan guru dituntut
Akuntansi, ruang praktik Perkantoran, ruang
untuk menghasilkan perencanaan yang matang
praktik Mengetik, ruang praktik Menjangka
berupa seperangkat rancangan pembelajaran
Peta, ruang praktik BST, dan Bengkel Otomotif.
yang
Fisika/Kimia/Biologi,
praktik
Lab
Multimedia,
Bahasa,
ruang
lebih
dikenal
dengan
Rencana
Pada tahun ajaran 2012/2013 SMK
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Kemampuan
Negeri I Sabang memiliki total 190 orang siswa
guru dalam merancang RPP bermodal dari
dengan rincian 120 siswa laki-laki dan 70 siswa
kesarjanaannya dan pelatihan-pelatihan yang
perempuan. Sedang guru PNS 47 orang dan
pernah diperoleh selama menjadi guru.
guru non PNS 4 orang, pegawai PNS 7 orang, non PNS 1 orang, penjaga sekolah non PNS/kategori pegawai tidak tetap ada 6 orang.
Pelaksanaan Pelaksanaan proses belajar mengajar ujung tombaknya berada di tangan guru. selaku
Perencanaan Manajemen Kurikulum
pengemban amanah untuk menjalankan seluruh
SMKN I Sabang mulai berdiri sejak tahun
program kurikulum sekolah, maka guru harus
1998 pada saat itu kurikulum yang berlaku
sangat hati-hati dan memiliki suatu pedoman
adalah kurikulum 1994.Seiring berjalannya
yang
waktu maka SMKN I Sabang sudah mengalami
menjalankan tugas melalui wadah MGMP
beberapa tahap perubahan kurikulum sampai
dengan
yang terakhir kurikulum 2006 yang dikenal
guru kelompok mata pelajaran normatif dan
dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
adaptif telah bekerja di forum MGMP dan
Pendidikan). Pada sekolah menengah kejuruan
menyampaikan
seperti SMKN I Sabang KTSP dihasilkan sesuai
kurikulum
dengan jurusan masing-masing berdasarkan
sementara guru produktif melakukan verifikasi
103 -
Volume 4, No. 2, November 2014
jelas.
Di
SMKN
rambu-rambu
guna
I
Sabang
guru
KTSP.Masing-masing
masukan
melalui
penyempurnaan
waka KTSP,
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bersama dengan kaproah masing-masing.
hanya kelompok kecil warga sekolah sendiri
Seperti yang disampaikan oleh kaproah
untuk per mapel pelajaran.
NKN: “dalam penyusunan kurikulum saya
Hal lain yang paling mendasar adalah
berfungsi sebagai tim verifikasi kompetensi
Kurangnya guru produktif, walaupun bukan
NKN kemudian didukung oleh beberapa teman
untuk
produktif”.
produktif ditemukan di Kompetensi keahlian
semua
jurusan.
Kekurangan
guru
Hal yang senada juga disampaikan oleh
Nautika Kapal Niaga (NKN) dan kompetensi
Kaproah Akomodasi Perhotelan:“saya di sini
keahlian Multimedia.Sementara di NKN selain
dilibatkan dalam hal penyusunan (membagi
ketidaksesuaian kualifikasi juga bermasalah
kompetensi)
dengan jenjang pendidikan guru, rata-rata guru
guru-guru
produktif
pada
akomodasi perhotelan”.
produktif NKN masih diploma tiga.Kaproah NKN memaparkan “Jurusan Kapal Niaga ini
Evaluasi
adalah satu-satunya di Aceh, jadi selama ini
Berdasarkan paparan kepala sekolah dan dokumentasi SMKN I Sabang sangat terkendala dengan alat-alat praktik termasuk dunia usaha dan dunia industri yang terbatas di kota Sabang. Menyangkut praktik kerja industri Waka Humas juga menyampaikan “lokasi yang ada di Sabang paling hanya cocok untuk kompetensi keahlian Akuntansi Administrasi
dan
kompetensi Perkantoran.
Sementara
Banda Aceh.
NKN diharuskan mengikuti pendidikan profesi di
maritim
untuk
memperoleh
sertifikat
AMT3”.Di SMKN Sabang ditemukan hanya ada 1 orang guru yang sudah memiliki AMT3, selebihnya terpaksa minta bantuan tenaga luar.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Perencanaan Manajemen Kurikulum Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Selain di dunia industri di sekolah juga banyak kekurangan alat praktik dan kekurangan pada sumber pembelajaran ataupun bukukurikulum
sekolah
yang
mengharapkan guru mengaplikasikan materi sesuai dengan situasi lokal, maka karena keterbatasan alat mengharuskan guru untuk lebih kreatif dalam bekerja.Bagian lain yang ditemukan adalah guru minus wawasan dalam merencanakan
jenjang diploma tiga.Untuk bisa mengajar di
keahlian
kompetensi keahlian lain harus prakerin di
buku.Tuntutan
kebanyakan guru dari Perikanan Laut dengan
dan
menerapkan
kurikulum
karena tidak ada forum MGMP yang luas,
dipaparkan
sebelumnya
perencanaan
manajemen kurikulum yang dilakukan di SMK Negeri I Sabang dimulai dari pengembangan KTSP yang diawali dengan rapat koordinasi seluruh Kepala Kompetensi dan sharing Kepala Sekolah atau Waka Kurikulum dengan seluruh guru.
Dilanjutkan
rapat
terbuka
yang
melibatkan DUDI dan Komite Sekolah. Pada penelitian ditemukan bahwa seluruh program keahlian menyusun KTSP berdasarkan spektrumnya
masing-masing
berdasarkan
Volume 4, No. 2, November 2014 - 104
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kerangka yang disampaikan oleh pihak Dinas
muatan lokal), kokurikuler (praktik produktif)
Pendidikan Kota Sabang. yaitu diawali dengan
dan ekstrakurikuler (Pramuka, boga, olahraga
cover, lembar penetapan, kata pengantar, daftar
dan seni). Pengesahan KTSP adalah bagian dari
isi, tujuan pendidikan menengah kejuruan, visi
wujud yang sudah resmi untuk dijalankan guru.
dan misi SMK, tujuan SMK Sabang, tujuan
KTSP yang sudah dirancang sebaik mungkin
kompetensi lulusan,
keahlian,
diagram
standar
kompetensi
bila salah disampaikan guru maka tidak ada
pencapaian
kompetensi
artinya sama sekali, maka guru adalah pelaku
kejuruan, struktur dan muatan KTSP, KKM,
utama untuk merealisasikan KTSP.
kalender pendidikan, dan yang terakhir silabus. (Rusman:474)
“KTSP
kurikulum
memerlukan setting waktu yang sangat akurat
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
dan sesuai dengan tuntutan beban kerja guru
di masing-masing satuan pendidikan.KTSP
Indonesia
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
tanggungjawab daerah. Sebelum beraktivitas di
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
kelas, guru harus mempersiapkan rancangan
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan
pelaksanaan pembelajaran dan menetapkan
dan silabus”.
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
Perencanaan
adalah
Untuk melancarkan tugas tersebut, Guru
kurikulum
disusun
dan
yang
sudah
diembankan
ke
berfungsi sebagai kontrak pedagogik antara
dikembangkan sesuai dengan standar lulusan,
pendidik,
tuntutan tamatan, pemetaan lapangan kerja
(khususnya orang tua/wali).”satuan pendidikan
daerah dan dunia industri secara global.
harus menentukan kriteria ketuntasan minimal
Sehingga di SMKN Sabang pada tahun 2003
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan
terjadi pergantian kompetensi keahlian, dengan
rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber
menutup Kompetensi Penjualan dan membuka
daya
kompetensi Perhotelan, mengingat pemerintah
pembelajaran” (Kunandar, 2007: 149).
kota sedang mengembangkan Kota Sabang
Pelaksanaan Manajemen Kurikulum
sebagai Kota Pariwisata, sehingga jurusan
peserta
pendukung
didik,
dan
dalam
masyarakat
penyelenggaraan
Sebelum masuk tahun ajaran baru pihak
perhotelan sangat sesuai dengan kebutuhan
sekolah
menetapkan
SK(Surat
Keputusan)
tenaga kerja Kota Sabang di masa yang akan
pembagian tugas guru melalui pemetaan oleh
datang.
Kaproah sesuai kebutuhan setiap kompetensi
Di samping terjadi pergantian Kompetensi
keahlian. Kemudian guru menyusun RPP
juga terjadi penambahan Kompetensi, seperti
berdasarkan kompetensi dasar yang dituntut
Kompetensi
masing-masing kompetensi keahlian yang akan
Multimedia
dan
Kompetensi
Teknik Kendaraan Ringan.Secara umum bagian
diaplikasikan
pada
isi dari KTSP SMK Sabang memuat kurikuler
berlangsung.
Kunandar
(mata pelajaran normatif, adaptif, produktif dan
mengungkapkan unsur yang perlu diperhatikan
105 -
Volume 4, No. 2, November 2014
setiap
pembelajaran (2007:
264)
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalam
penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran adalah: 1.
2.
3.
4.
Mengacu
kesulitan dan karakteristik kemampuan yang dimiliki siswa, maka dapat diukur melalui
pada
kompetensi
dan
evaluasi.Evaluasi
bisa
dilakukan
dengan
kemampuan dasar yang harus dikuasai
beberapa tahap dengan bentuk yang bervariasi.
siswa,
Diawali dengan tes setiap akhir pertemuan
serta
materi
dan
sub-materi
pembelajaran.
pembelajaran,
tes
per
Standar
Menggunakan berbagai pendekatan yang
Kompetensi(formatif), tes sumatif hingga Ujian
sesuai dengan materi yang memberikan
Akhir Sekolah. Menurut Tim Pengembang
kecakapan hidup (life skills) sesuai dengan
MKDP (2007: 167):
permasalahan dan lingkungan sehari-hari.
”Secara fungsi, evaluasi dibedakan ke
Menggunakan metode dan media yang
dalam
sesuai, yang mendekatkan siswa dengan
(perbaikan
pengalaman langsung.
(penetapan tingkat keberhasilan belajar
Penilaian
dengan
sistem
pengujian
empat
jenis,
proses
yaitu:
formatif
belajar),
sumatif
yang dijadikan dasar penentuan nilai/
menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan
kenaikan/kelulusan),
pada sistem pengujian yang dikembangkan
memahami kesulitan dalam belajar), dan
selaras dengan pengembangan silabus.
penempatan
Guru melaksanakan PBM di kelas sesuai
program dan proses dengan karakteristik
dengan waktu yang sudah ditetapkan. Setiap pertemuan
guru
mengisi
form
(menyelaraskan
(upaya
antara
kemampuan siswa).”
batas
pembelajaran yang sudah disediakan pihak kurikulum guna
diagnostik
untuk mengontrol setiap
standar kompetensi yang sudah disajikan. Bagian lain yang harus diperhatikan guru adalah sarana dan media pembelajaran. Siswa akan lebih mudah menyerap pembelajaran yang disampaikan guru bila ditunjang oleh beberapa dukungan sumber belajar dan media lainnya. Guru juga lebih praktis untuk menyampaikan pembelajaran melalui sarana yang memadai. (Rusman: 130). “sumber belajar merupakan salah satu komponen yang membantu dalam proses belajar-mengajar”. Berikutnya untuk mengetahui daya serap dan tingkat keberhasilan siswa serta tingkat
Evaluasi Ketidaksesuaian
tuntutan
kompetensi
keahlian dengan Dunia Usaha (DU) dan Dunia Industri (DI) tempat siswa praktik adalah kekurangan yang paling mendasar bagi sekolah kejuruan, karena separuh dari pembelajaran seharusnya diperoleh siswa di tempat PSG (Pembelajaran Sistem Ganda) dan tempat PRAKERIN (Praktik Kerja Industri). Begitu juga dengan SMKN Sabang yang terkendala dengan tidak ada Dunia Usaha dan Dunia Industri daerah yang bisa dijadikan mitra kerja. Sehingga untuk menyikapi hal ini pihak sekolah harus
menempuh
dengan
berbagai
cara
alternatif lainnya. Volume 4, No. 2, November 2014 - 106
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Selain itu Setiap guru mata pelajaran produktif mengakui ada kekurangan pada media
Menengah Kejuruan. Mata pelajaran utama di SMK adalah mata
dan alat praktik dalam mengeksplor kompetensi
pelajaran
masing-masing
akan
dengan kompetensi keahlian masing-masing.
berpengaruh terhadap daya serap siswa saat
Mata pelajaran ini berbeda dengan mata
berlangsung proses belajar mengajar. “media
pelajaran lain yang praktiknya hanya sebagai
pendidikan sebagai salah satu sumber belajar
penunjang pembelajaran, namun pada mata
yang
sehingga
pelajaran ini praktik merupakan bagian inti dari
membantu mengatasi proses komunikasi belajar
serangkaian pembelajaran. Begitu juga dengan
mengajar yang berlangsung secara tidak efektif
guru, harus guru produktif yang background
dan efisien (Sadiman dkk: 14).”
pendidikannya sesuai bidang keahlian masing-
dapat
sehingga
menyalurkan
merasa
pesan
produktif,
kompetensinya
sesuai
Pengembangan diri guru dengan skala
masing.Sementara di SMKN Sabang masih ada
rutin bisa dikembangkan melalui pertemuan di
beberapa Kompetensi yang belum memiliki
forum MGMP.Saling berbagi pengalaman dan
guru yang sesuai dengan kualifikasi kompetensi
bertukar informasi, yang mampu menggiring
yang diasuh.
guru menjadi tanggap dengan perkembangan, sehingga setiap saat mudah dalam menjalankan pekerjaannya. Menurut Usman (2012: 118):
KESIMPULAN DAN SARAN Melalui penelitian yang telah dilakukan
“Peningkatan pengetahuan guru dapat
dapat disimpulkan bahwa SMK Negeri I
dilakukan dengan berbagai cara, seperti
Sabang menyusun KTSP sesuai dengan standar
mengikuti program pendidikan lanjutan
KTSP Dinas Pendidikan Kota Sabang yang
(S2
berbagai
dapat dilihat dari penyusunan kerangka KTSP
penelitian (seperti penelitian eksperimen
berpedoman dan disesuaikan dengan kerangka
atau penelitian tindakan kelas), mengikuti
dasar pada Dinas Pendidikan, yaitu diawali
pendidikan dan pelatihan on the job dan in-
dengan cover, lembar penetapan, kata pengantar,
service
berbagai
daftar isi, tujuan pendidikan menengah kejuruan,
kegiatan ilmiah (seperti seminar, workshop,
visi dan misi SMK, tujuan SMK Sabang, tujuan
konferensi, simposium, atau panel diskusi),
kompetensi
mengikuti
lulusan,
dan
S3),
training,
melakukan
mengikuti
Musyawarah
Guru
Mata
keahlian,
diagram
standar
kompetensi
pencapaian
kompetensi
Pelajaran, dan belajar secara autodidak
kejuruan, struktur dan muatan KTSP, KKM,
melalui aktivitas membaca dan menulis”
kalender pendidikan, dan yang terakhir silabus.
Dari paparan di atas menunjukkan guru
Selain itu pelaksanaan KTSP dijalankan
SMKN Sabang tidak memiliki kesempatan
oleh guru SMKN Sabang dengan berpedoman
mengembangkan diri melalui wadah MGMP
pada administrasi yang sudah disiapkan dalam
karena di Sabang hanya ada satu Sekolah
bentuk dokumen guru yang meliputi program
107 -
Volume 4, No. 2, November 2014
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tahunan, program semester, silabus, batas
MGMP. Ketiga, kepada peneliti yang berminat
pembelajaran, RPP, kartu soal, daftar penilaian,
untuk
absensi, daftar hadir remedial, daftar nilai
berkaitan dengan manajemen kurikulum di
remedial, dan buku catatan kelas. Namun
sekolah.
demikian,
berdasarkan
evaluasi
ditemukan beberapa kendala. Yaitu, pertama tidak ada forum MGMP untuk memperluas guru
karena
SMKN
Sabang
merupakan satu-satunya SMK yang ada di kota Sabang. Kedua, kekurangan media dan alat praktik. Ketiga, terbatasnya lokasi prakerin terutama
untuk
kompetensi
Perhotelan,
Multimedia, dan Teknik Kendaraan Ringan. Keempat, masih ada Guru Produktif yang belum sesuai tingkat kualifikasinya dan hal ini terjadi pada kompetensi Nautika Kapal Niaga dan Multimedia. Kelima, tidak semua guru tercover
untuk
memperoleh
24
jam
pembelajaran dalam seminggu. SARAN Penelitian ini pada akhirnya mendorong peneliti untuk memberikan beberapa saran. Pertama,
kepada
pihak
penelitian
yang
terhadap
pengimplementasian KTSP SMKN I Sabang
wawasan
mengembangkan
Sekolah
agar
DAFTAR KEPUSTAKAAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta. Dhiauddin, 2011. http://muhammaaddhiauddin.blogspot.com/2011/01/pengertian manajemen-fungsinya-html. Kunandar, 2007. Guru Profesional; Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Kelompok Mata Pelajaran SMK. Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 pasal 3 ayat 2 Tentang Tujuan Pendidikan SMK. Rohiat, 2009. Manajemen Sekolah. Jakarta: Refika Aditama. Rusman, 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sadiman, Arief S dkk, 2011. Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Usman, N., 2012. Manajemen Peningkatan Mutu Kinerja Guru; Konsep, Teori dan Model. Medan: CV Perdana Mulya Sarana.
memperhatikan sarana dan prasarana penunjang kurikulum sekolah demi kelancaran proses belajar mengajar. Kedua, kepada guru agar dapat
meningkatkan
kompetensi
memperkaya
pengetahuan
perencanaan
manajemen
dan
terhadap kurikulum
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang serta berperan aktif untuk meningkatkan kemampuan dalam hal pengembangan
kurikulum
melalui
wadah Volume 4, No. 2, November 2014 - 108