MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam
Disusun oleh :
M. SYAIFUDDIN JAZULI NIM : 3 1 0 4 2 7 5
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
DEPATEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI “WALISONGO”
FAKULTAS TARBIYAH SEMARANG Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
PENGESAHAN Skripsi Saudara/i : M. Syaifuddin Jazuli N I M
: 3104275
Jurusan
: Kependidikan Islam (KI)
Dengan Judul
: Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)
telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang pada tanggal : 2 Januari 2009 dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata (S.1) guna memperoleh gelar Sarjana dalam ilmu Tarbiyah Semarang, 25 Maret 2009 Penguji, Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Drs. H. Mustaqim
Drs. Widodo Supriyono, M.A.
NIP 150215811
NIP 150231367
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Syamsuddin Yahya,
Drs. Abdul Wahid, M.Ag.
NIP 150170121
NIP 150268214
Pembimbing
ii
NOTA PEMBIMBING Lamp.
: 7 (tujuh) Eksemplar
Kepada :
H a l.
: Naskah Skripsi
Yth.Dekan Fakultas
a.n. Sdr/I : M. Syaifuddin Jazuli
Tarbiyah IAIN “Walisongo” Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan Naskah Skripsi Sdr/i : Nama
: M. Syaifuddin Jazuli
NIM
: 3104275
Jurusan
: Kependidikan Islam (KI)
Judul Skripsi : Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)
Dengan ini saya mohon agar Skripsi Saudara/i. tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I,
Pembimbing II
Fahrurrozi, M.Ag NIP. 150
Isama’il SM. M.Ag NIP. 150
iii
MOTTO
َ ﻥﻤ ﹶﺘِﺭﻴ ﻤ ﻥ ﺍﹾﻟ ﻥ ِﻤ ﻭ ﹶﻨ ﻼ ﹶﺘ ﹸﻜ ﻙ ﹶﻓ ﹶ ﺒ ﻥ َ ِﺭ ﻕ ِﻤ ﺤ ﱡ َﺍ ﻟ ﴾١۴٧:﴿ﺍﻟﺒﻘﺭﺍﺓ
Artinya: “Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu”. (Q.S. Al-Baqarah : 147).∗
∗
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989. hlm. 37.
iv
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, karya ini kupersembahkan kepada: ª Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa dengan tulus memberikan do’a restu, mencurahkan segala kasih sayang, bimbingan, perhatian, dan dukungan untukku. ª Kakak-kakakku, kalianlah yang menjadi semangat hidupku tuk mewujudkan sebuah harapan. ª Sahabat-sahabat seperjuangan yang segalanya begitu indah dengan kasih sayang serta persahabatan kalian. Serta teman-teman mahasiswa IAIN Walisongo Semarang yang selalu memberikan motivasi kepadaku tuk segera menyelesaikan skripsi ini. ª Seseorang yang selama ini telah mengisi kehidupanku.Terima kasih atas do’a dan dukungannya, tetaplah menjadi bagian dalam hidupku.
v
DEKLARASI Dengan
penuh
kejujuran
dan
tanggungjawab,
penulis
menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan oleh orang lain. Demikian pula skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.
Semarang, 15 Januari 2009 Deklarator,
M. Syaifuddin Jazuli NIM. 3104275
vi
ABSTRAK M. Syaifuddin Jazuli (NIM. 3104275). Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang). Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam IAIN Walisongo Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. (2) Pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-angka. Sedangkan metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu metode observasi (pengamatan), interview (wawancara) dan dokumentasi. Sehingga data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan secara induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan Humas, SMP Islam Hidayatullah Semarang dalam menjalin hubungan masyarakat, baik masyarakat sekolah maupun masyarakat umum menggunakan beberapa strategi diantaranya yaitu dengan koordinasi, mempresentasikan materi kegiatan, melalui surat tugas dan fasilitas atau sarana prasarana. Kemudian dalam menjalankan kegiatan humas terdapat dua bentuk kegiatan untuk menjalin keharmonisan antara warga SMP Islam Hidayatullah sendiri (internal public) yaitu dengan mengadakan beberapa kegiatan diantaranya; Home visit, gerakan Infaq dan Shodaqoh (Jum’at beramal), kunjungan sosial dan baksos, kunjungan (silaturrahmi) ke rumah guru, Subuh call dan lain-lain. Selain itu, dalam maenjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat umum (external public) adalah dengan PGOTW, brosur, pekan olah raga dan seni, seminar lokakarya dan training, layanan internet, komite sekolah, lembaga bimbingan belajar dan lainlain. Sedangkan dalam pengelolaan humas di SMP Islam Hidayatullah, yaitu dengan menggunakan beberapa instrumen manajemen, yaitu mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Yang secara langsung melibatkan semua komponen-komponen di sekolah (guru, siswa, Kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan Nasional. SMP Islam Hidayatullah merupakan lembaga pendidikan Islam yang bernuansa Islami, maka segala bentuk strategi dan pengelolaan yang dikembangkan selalu diwarnai dengan nilai-nilai Islam, sebagaimana simbol yang melekat pada sekolah ini adalah “Membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. yang disertai dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang tinggi dan kukuh berikhtiar”. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi, bagi komponen sekolah terutama bagi Humas di lingkungan sekolah, sehingga dapat dijadikan bahan informasi dan masukan untuk meningkatkan program dan pengelolaan Humas dalam pendidikan islam.
vii
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah (Rab al-Alamin), yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)”. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. pembawa risalah kenabian yang telah menuntun ummat manusia menuju jalan yang diridhai Allah SWT. Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini bukanlah hasil jerih payah penulis sendiri, melainkan atas pertolongan Allah yang dijelmakan melalui makhluk-Nya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Ibnu Hadjar, M. Ed., selaku Dekan fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang beserta segenap stafnya. 2. Ismail SM, M. Ag., selaku ketua Jurusan Kependidikan Islam (KI) dan Mustofa Rahman, M. Ag., selaku Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam (KI). 3. Fatah Syukur NC, M. Ag., selaku dosen wali studi yang selalu membimbing dan mengarahkan selama kuliah. 4. Fahrurrozi, M. Ag., selaku dosen pembimbing I dan Ismail SM, M.Ag. selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini di tengah kesibukannya. 5. Para dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Adi Suipto, S. Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang yang telah memberikan waktu, izin, dan data guna penyusunan skripsi ini.
viii
7. Drs. Darso, Sutasmin S. Pd, Sigit K, A. Md, Andrei Hartoyo dan segenap dewan guru SMP Islam Hidayatullah, yang telah membantu memberikan waktu guna menyelesaikan penelitian ini. 8. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moral maupun material kepada penulis, kakak-kakakku tersayang serta segenap keluarga yang dengan tulus mendoakan dan memberikan bantuan secara moril maupun materiil kepada penulis. 9. Sahabat-sahabat seperjuangan di Jurusan KI 2004 Fakultas Tarbiyah yang memberikan motivasi kepada penulis agar menyelesaikan studi ini segera, dengan slogan “seng penting lulus”. Tetap semangat dan semoga cepat lulus. 10. Tim PPL SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang, kawan-kawan KKN Desa Kediten Plantungan Kendal dan kawan-kawan Bim-Bim Kos, yang selalu berbagi pengalaman baik suka maupun duka. Kalian adalah teman yang hebat dan pasti akan menjadi orang hebat. 11. Semua pihak yang tidak bisa saya sebut satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal kebaikan dan budi mereka selalu mendapat ridho dan rahmat dari Allah SWT. Seiring do’a dan ucapan terima kasih penulis mengharapkan tegur sapa, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca yang budiman. Penulis hanya bertawakkal kepada Allah, karena penulis sadar bahwa hanya kepada Allah-lah semuanya akan kembali. Wallahu A’lam bis Showab. Semarang, 15 Januari 2009 Penulis,
M. Syaifuddin Jazuli NIM : 3 1 0 4 2 7 5
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vi HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6 D. Penegasan Istilah ....................................................................... 6 E. Telaah Pustaka............................................................................ 7 F. Metode Penelitian ...................................................................... 9 BAB II : MANAJEMEN
HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN
ISLAM A. Pengertian, Fungsi, Prinsip, Tujuan dan Strategi Manajemen Humas ........................................................................................ 13 a. Pengertian Manajemen Humas ............................................. 13 b. Fungsi Manajemen Humas.................................................... 18 1. Perencanaan (Planning) ................................................. 18 2. Pengorganisasian (Organizing)....................................... 20 3. Penggerakan (Actuating) ................................................ 22 4. Evaluasi (Evaluating) ..................................................... 23 c. Prinsip Manajemen Humas ................................................... 24 d. Tujuan Humas pada Lembaga Pendidikan Islam.................. 25
x
e.
Strategi Humas Pada Lembaga Pendidika Islam ................. 27
B. Lembaga Pendidikan Islam ....................................................... 34 1. Pesantren atau Pondok Pesantren......................................... 35 2. Madrasah atau Sekolah Islam .............................................. 36 3. Pendidikan Nonformal/Informal .......................................... 36 BAB III: MANAJEMEN HUMAS DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG. A. Kondisi Umum SMP islam Hidayatullah Banyumanik Semarang .............................................................................. 39 1. Sejarah
Berdiri
dan
Perkembangan
SMP
Islam
Hidayatullah ................................................................... 2. Letak Geografis SMP Islam Hidayatullah ...................... 41 3. Sarana dan Prasarana SMP Islam Hidayatullah .............. 41 4. Struktur Organisasi SMP Islam Hidayatullah ................ 42 5. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan SMP Islam Hidayatulllah .................................................................. 43 6. Visi, Misi, Tujuan dan Indikator Keberhasilan SMP Islam Hidayatullah ......................................................... 45 B.
Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah ........................ 48
C.
Pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah .................. 49 1. Perencanaan (Planning) Program Humas ...................... 49 a. Program Kompetensi (Ekstrakurikuler) ................... 51 b. Program Insidental ................................................... 51 c. Program Ibadah Praktis ............................................ 51 d. Program Khusus Kelas 3 .......................................... 51 2. Pengorganisasian (Organizing)....................................... 53 3. Penggerakan (Actuating) ................................................ 54 4. Evaluasi (Evaluating)...................................................... 55
xi
BAB IV : ANALISIS TENTANG MANAJEMEN HUMAS DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANI SEMARANG. A. Analisis tentang Strategi SMP Islam Hidayatullah dalam Mengembangkan Humas.......................................................... 61 B. Analisis tentang Manajemen Humas di SMP Islam Hidayatullah ............................................................................. 62 1. Perencanaan (Planning) .................................................... 62 2. Pengorganisasian (Organizing).......................................... 63 3. Penggerakan (Actuating) ................................................... 64 4. Evaluasi (Evaluating) ........................................................ 65 C. Analisis tentang Keberhasilan Humas dan Kritik di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang ) ......................... 66 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 69 B. Saran-saran ................................................................................ 70 C. Penutup ...................................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Riwayat Pendidikan Penuliss
Lampiran II
: Penunjukan Pembimbing Skripsi
Lampiran III : Daftar Interview Lampiran IV : Mohon Izin Riset Lampiran V
: Surat Keterangan Penelitian
Lampiran VI : Struktur Organisasi SMP Islam Hidayatullah Lampiran VII : Dokumen SOP (Standard Operation Procedur) Bidang Humas Tahun 2007/2008 SMP Islam Hidayatullah semarang. Lampiran VIII : Piagam PASSKA Institut Lampiran IX : Piagam PASSKA Fakultas Lampiran X
: Piagam KKN
Lampiran XI : Surat Keterangan Ko Kurikuler Lampiran XI : Transkip Ko Kurikuler
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Lembaga pendidikan utamanya sekolah, tidak bisa terlepas dari manajemen, karena manajemen marupakan komponen integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tanpa adanya manajemen, tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien.1 Pada kerangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah. Hal ini diharapkan agar tercapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu meningkatnya kinerja sekolah dan terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif dan efisien, sehingga menghasilkan lulusan yang produktif dan berkualitas.2 Hubungan Sekolah dengan Masyarakat pada hakikatnya merupakan sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Selain itu, sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, maka diperlukan manajemen humas, yang akan dikelola secara serius dan professional oleh setiap lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan Islam. Sehingga dapat berjalan lebih efektif dan efisien serta membuahkan hasil yang maksimal.
1
E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 20. 2 E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.3, hlm. 166.
1
2
Dengan adanya Humas dalam pendidikan, maka akan terjalin kerjasama antar semua pihak, baik warga sendiri (internal public) dan masyarakat umum (eksternal public). Sehingga hubungan yang harmonis ini akan membentuk, (1) saling pengertian antar sekolah, orang tua, masyarakat dan lembagalembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja, (2) saling membantu antar sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentignya peran masing-masing, (3) kerjasama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa bangga dan ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan disekolah.3 Oleh karena itu, sekolah berkewajiban memberi penerangan tentang tujuan- tujuan, program-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Dan disamping itu, sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap sekolah. Dengan kata lain, antara sekolah dan masyarakat harus dibina dan dikembangkan suatu hubungan yang harmonis.4 Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Hubungan serasi, terpadu, serta timbal balik yang diciptakan dan dilaksanakan agar peningkatan mutu pendidikan dan pembangunan dapat saling menunjang.5 Pentingnya Humas pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut; (1) Humas merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam semua pelaksanaan pekerjaan agar sekolah atau lembaga pendidikan tersebut mempunyai wahana yang resmi untuk dapat berhubungan dengan masyarakat luas serta menunjukkan kepada masyarakat tersebut mengenai kegiatan yang sudah, sedang, dan apa yang akan dikerjakan, (2) Dengan Humas, sebuah orgaisasi mempunyai berbagai alat untuk menyebarkan ide atau gagasannya kepada organisasi atau badan lain, (3) Dengan kegiatan Humas, sebuah organisasi dapat minta bantuan yang diperlukan dari organisasi atau badan lain, (4) Humas mendorong usaha seseorang atau suatu organisasi pendidikan 3
Ibid. hlm, hlm.166. Ibid. hlm. 165. 5 Ary H.Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm. 187. 4
3
untuk memperkenalkan dan membiarkan diri berhubungan dengan orang atau organisasi lain, (5) Humas memberi kemungkinan bagi seseorang untuk memenuhi kebutuhan di dalam mengembangkan diri.6 Selain itu juga, pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat dapat pula dikaitkan dengan semakin banyaknya isu yang berupa kritik-kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produk sekolah dengan kebutuhan pembangunan, bahwa lulusan sekolah merupakan produk yang tidak siap pakai, semakin membengkaknya jumlah anak putus sekolah (drop outs), makin banyaknya pengangguran, dan sebagainya. Meskipun hal-hal tersebut merupakan masalah yang kompleks, dan untuk memecahkan masalah-masalah itu bukan semata-mata merupakan tanggung jawab sekolah, dengan meningkatkan keefektifan hubungan sekolah dan masyarakat beberapa masalah tersebut dapat dikurangi.7 Dari sini dapat diukur bahwa kemajuan suatu lembaga pendidikan terutamanya lembaga pendidikan Islam tidak akan pernah terlepas dari dukungan masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Hanya lembaga pendidikan Islam yang didukung masyarakat pada akhirnya dapat bersaing secara kompetitif dengan lembaga lainnya. Karena itu, Humas dalam suatu lembaga pendidikan Islam diharapkan menjadi ujung tombak keberhasilan lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan dunia pendidikan Islam. Dengan demikian untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses pendidikan maka perlu adanya manajemen Humas, karena manajemen memiliki arti yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan pendidikan Islam, yaitu untuk melahirkan manusia muslim yang shalih sekaligus sebagai kader pembangunan yang taat dan bertakwa kepada Allah SWT. serta memiliki kepribadian yang luhur berakhlakul karimah dan bertanggung jawab. Maka, untuk mencapai tujuan itu diperlukan sistem manajemen atau pengelolaan lembaga pendidikan yang baik. 6
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), hlm.100. 7 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1995), Cet.7, hlm.189
4
Salah satu bentuk lembaga pendidikan Islam formal tingkat menengah pertama adalah sekolah yang terletak di Jalan Cemara Raya No. 290 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Yang tetap berkembang ditengah persaingan zaman di era Global ini. SMP Islam Hidayatullah dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan Islam tingkat pertama yang cukup ideal, hal ini terbukti bahwa SMP Islam Hidayatullah tetap mengusung cita dan citra yang selama ini masyarakat masih mempercayai dan membutuhkannya. Hal ini dibuktikan dengan tidak sedikit orang tua di sekitar lingkungan SMP Islam Hidayatullah yang mendaftarkan anak-anaknya kelembaga tersebut. Kemudian dalam pelaksanaannya, kegiatan Humas di SMP Islam Hidayatullah ini dapat dikatakan cukup baik, karena mereka menyadari pentingnya dukungan masyarakat dalam mengembagkan pendidikan Islam di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan persaingan yang semakin meningkat. Tidak hanya itu, yang lebih penting sebagai sikap yang harus yang dikembangkan adalah membangun persepsi dan citra positif (positive image) terlebih dahulu, mempunyai tujuan yang baik, saling mempercayai satu sama lain (mutual confidence), saling menghargai (mutual appreaciation), saling pengertian antar kedua belah pihak (mutual understanding), dan memiliki rasa toleransi (tolerance).8 SMP Islam Hidayatullah memiliki perencanaan program kerja semesteran (promes) dan program kerja tahunan (prota) yang jelas tentang pengelolaan hubungan masyarakat, dalam program kerja semesteran dan tahunan tersebut dijelaskan
tentang
jadwal pelaksanaan
dan
juga
orang-orang
yang
melaksanakannya serta sumber dana yang digunakan untuk kegiatan humas tersebut. Sebagai contoh, kegiatan humas antar warga sendiri (Internal Public) di SMP Islam Hidayatullah adalah adanya kegiatan halaqah dzikir pagi dan Shalat dhuha, PGOTW (Pertemuan Guru Orang tua Wali murid), temu pakar,
8
Rosady Ruslan, Aspek-Aspek Hukum dan Etika Dalam Aktifitas Public Relations Kehumasan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995), hlm. 33.
5
home visit, penerbitan bulletin jum’at, bulletin bulanan, subuh call, dan lainlain.9 Adanya semangat untuk lebih akomodatif dan responsif membuat SMP Islam Hidayatullah mampu bersaing dengan lembaga-lembaga lain, hal ini ditindak lanjuti dengan menambah beberapa muatan lokal, seperti PAI (Pendidikan Agama Islam), Bahasa Arab, tahfidz juz ‘Amma dan hafalan hadist-hadist serta berbagai macam kegiatan ekstra kurikuler. Harus diakui bahwa sistem pendidikan yang diterapkan oleh SMP Islam Hidayatullah tidak dapat dipisahkan dari dukungan dan pertisipasi masyarakat dan dukungan pemerintah. Untuk mewujudkan lembaga yang sesuai dengan harapan, maka praktisi pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan profesional dalam melaksanakan tugasnya. Berangkat
dari
fenomena
yang
ada,
maka
penulis
mencoba
mengetengahkan bagaimana konsep dan strategi humas yang dilakukan SMP Islam Hidayatullah, dan seberapa jauh pengelolaan humas di SMP Islam Hidayatullah. Atas dasar inilah, penulis mengangkat judul proposal dalam peneletian ini, dengan mengambil judul: MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang).
B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah, antara lain: 1. Bagaimana Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang? 2. Bagaimana Pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang?
9
Dokumen SMP Islam Hidayatullah, Waka Humas tahun 2007/2008.
6
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Dari latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Ingin mengetahui Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. 2. Ingin mengetahui Pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk pengembangan bagi lembaga atau institutisi terkait, dalam hal ini sekolah untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat, serta dapat menambah khasanah dan cakrawala Manajemen Operasional dalam pendidikan, khususnya pendidikan Islam. 2. Sebagai pengembangan ilmu manajemen dalam pendidikan Islam sehingga dapat diapresiasi dan dijadikan masukan bagi umat Islam dalam menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan pengelolaan Humas, khususnya pengelolan humas dalam pendidikan Islam.
D. PENEGASAN ISTILAH Untuk memberi gambaran yang jelas agar tidak terjadi salah tafsir, maka penulis menjelaskan beberapa istilah atau kata-kata yang terdapat dalam judul “Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)” sebagai berikut: 1. Manajemen Manajemen adalah proses penyelengaraan berbagai kegiatan dalam rangka penerapan tujuan.10 Adapun yang dimaksud manajemen di sini adalah proses atau cara mengelola suatu kearah yang lebih baik untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. 2. Humas Humas (Hubungan Masyarakat) adalah suatu rangkaian kegiatan yang di organisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau 10
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 5.
7
program terpadu dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.11 Sedangkan Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu
proses
komunikasi
untuk
meningkatkan
pengertian
warga
masyarakat tentang kebutuhan dan praktek, serta ,mendorong minat, dan kerjasama dalam usaha memperbaiki sekolah, karena komunikasi itu merupakan lintasan dua arah, yaitu dari arah sekolah ke masyarakat dan sebaliknya.12 3. Lembaga Pendidikan Islam Lembaga pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan yang dikelola, dilaksanakan, dan diperuntukkan bagi umat Islam. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan Islam menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lembaga pendidikan Islam di luar sekolah dan lembaga pendidikan Islam di dalam sekolah.13 4. SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. SMP Islam Hidayatullah adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan Islam formal tingkat menengah pertama, yang terletak di Jalan Cemara Raya No. 290 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.14 Jadi, yang dimaksud dengan judul “Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)” adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengelolaan humas dan problematika yang dihadapi oleh sekolah tersebut.
E. TELAAH PUSTAKA Untuk
memahami
masalah-masalah
yang
berkaitan
dengan
tema“Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)”ini, maka penulis melakukan 11
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), cet.3,
hlm. 2. 12
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Prfesional. Op.Cit, hlm. 173. Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 154. 14 http://lpi-hidayatullah.com/ selasa 09 Juni 2008. 13
8
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah, karena terbukti dari beragai penelitian mengatakan bahwa suatu sekolah yang mampu mengelola Humas secara fungsional, maka secara periodik maupun insidental, sekolah tersebut mampu meraih kamajuan yang signifikan. Adapun referensi yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Khasan, (2006)15 dalam skripsinya Pelaksanaan Humas dilembaga Pendidikan Islam MTs Tanwirudl Dholam Desa Kali Kondang Demak. Dari hasil temuannya dipaparkan tentang bagaimana prinsip dan strategi dalam mengembangkan Humas. Selain mengembangkan prinsip dan strategi Humas, di MTs Tanwirudl Dholam juga mengembangkan karakter pribadi sebagai salah satu lembaga pendidikan unggulan diantara lembaga pendidikan Islam lain. 2. Edi Hartono, (2006)16 Dalam skripsinya yang berjudul “Studi tentang Pelaksanaan Manajemen Operatif Pendidikan di Madrasah Aliyah Mualimin
Mualimat
Rembang”
dipaparkan
tentang
bagaimana
peelaksanaan Manajemen Operatif Pendidikan yang meliputi Manajemen Tata Usaha, Perbekalan, Kepegawaian, Keuangan dan Hubungan Masyarakat (Humas) yang mana dalam Manajemen Hubungan Masyarakat dipaparkan tentang prinsip dan tekhnik hubungan antara sekolah dengan masyarakat. Meskipun ada kemiripan hasil penelitian di atas, namun penelitian dan skripsi ini berbeda dengan yang sudah ada dan dari tulisan-tulisan tersebut penulis belum menemukan suatu pembahasan khusus tentang Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Islam. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk membahas permasalahan ini dengan mengambil studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang.
15
Khasan, Pelaksanaan Humas dilembaga Pendidikan Islam MTs Tanwirudl Dholam Desa Kali Kondang Demak,Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Semarang: IAIN Walisongo, 2006). 16 Edi Hartono, Studi tentang Pelaksanaan Manajemen Operatif Pendidikan di Madrasah Aliyah Mualimin Mualimat Rembang, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Semarang: IAIN Walisongo, 2006)
9
F. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.17 Menurut Bagda dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, Penelitian kualitatf adalah prosedur peelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.18 2. Metode Pengumpuan Data Untuk mempermudah dalam melaksanakan studi lapangan, penulis menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Adapun metode yang digunakan yaitu: a. Metode Observasi (Pengamatan) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.19 Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. b. Metode Interview (Wawancara) Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih bertatap muka dengan mendengarkan langsung dari informasiinformasi dari yang diwawancarai.20 Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan keadaan umum di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. Selain itu, metode wawancara ini
17
Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, presentasi, dan publikasi hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), Cet.I, hlm.51. 18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002). Cet.XVII, hlm.3. 19 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet.4, hlm.158. 20 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999), Cet.2, hlm.83.
10
digunakan untuk memperoleh data mengenai tangapan-tangapan yang berhubungan dengan Humas yang ada di sekolah tersebut. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.21Metode ini digunakan untuk mengungkap masalah atau hasil dari aktifitas kehumasan yang ada di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang, serta data-data lain yang bersifat dokumen. 3. Metode Analisis Data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna (meaning).22 Untuk menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, penulis menggunakan analisa deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang mewujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk lapangan dan uraian deskriptif. Adapun cara pembahasan yang digunakan untuk menganalisa data dalam hal ini, yaitu dengan mengunakan pola pikir induktif. Yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang bersifat empiris kemudian temuan tersebut dipelajari dan dianalisis sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dan generalisasi yang bersifat umum.23 Kemudian dianalisis dengan data yang ada, selanjutnya dengan analisis seperti ini akan diketahui apakah manajemen yang diterapkan di lembaga tersebut sesuai dengan konsep manajemen Humas ataukah belum, 21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.231. 22 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), hlm.104. 23 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid 1 (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), Cet. XXXII, hlm.42.
11
kemudian strategi apa yang ditempuh SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang, kaitannya dengan pengelolaan humas untuk mencapai tujuan pendidikan dan kualitas atau mutu dari pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan juga sejalan dengan perkembengan zaman.
BAB II MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM A. PENGERTIAN, FUNGSI, PRINSIP, TUJUAN DAN STRATEGI MANAJEMEN HUMAS 1. Pengertian Manajemen Humas Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda managemen dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, managemen diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.1 Namun untuk menjelaskan arti manajemen, tidak dapat terlepas dari pengertian ilmu administrasi pendidikan, yaitu penggunaan atau aplikasi ilmu administrasi ke dalam pendidikan. Oleh karena itu ada baiknya terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan “administrasi”. Menurut
Sondang
P.
Siagian
dalam
bukunya
Filsafat
Administrasi mendifinsikan administrasi yaitu merupakan keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.2 Sedangkan administrasi dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.3 1
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 3. 2 Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 2. 3 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 1.
12
13
Sebagaimana
yang
dikemukakan
oleh
Prof.
Dr.
Arifin
Abdurrahman dalam Ngalim Purwanto bahwa manajemen merupakan salah satu aspek dari administrasi. Namun ia juga menjelaskan bahwa di dalam kegiatan administrasi pada umumnya kegiatan manajemen menentukan. Sehingga, dikatakan juga bahwa manajemen adalah inti dari administrasi. Ini berarti bahwa setiap kegiatan manajemen adalah kegiatan administrasi meskipun tidak semua kegiatan administrasi adalah manajemen.4 Adapun pengertian manajemen menurut Miller, sebagaimana yang dikutip oleh Sufyarma. M, mengemukakan tentang manajemen sebagai berikut: “Management is the prosess of directing and facilitating the work of people organized in formal group to achieve a desired goal”. Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat dirumuskan bahwa manajemen pendidikan sebagai seluruh proses kegiatan bersama dan dalam bidang pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada, baik personal, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan.5 Sedangkan pengertian manajemen menurut Henry L. Sisk mengemukakan definisi manajemen sebagai berikut: “Management is the coordination of all resources through the processes of planning, organizing, directing, and controlling in order to attain stated objectives.6 Artinya, manajemen adalah mengkoordinasikan semua sumber
daya
melalui
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakan, dan kontrol guna mencapai tujuan secara obyektif. Adapun rumusan manajemen menurut Houghton sebagaimana dikutip oleh Mutthawi’ (1996) yaitu sebagai berikut:
4
Ib. Id. hlm. 7 H. Sufyarma. M, Kapita Selekta ManajemenPendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 189. 6 Henry L. Sisk, Principles of Management (South-Western Publishing Company, 1969), hlm. 10. 5
14
ﻱ ﻮ ﺍﹾﻟ ﹶﻘﺩ ﹾﻓﻊ ﻭ ﺮﻗﹶﺎِﺑ ِﻪ ﺍﻟﻴ ِﻪ ﻭ ﻮ ِﺟ ﺘﻠﻰ ﺍﻟ ﻋﻳ ﱠﻄ ِﻠﻖ ﺡ ﺍﱠﻟﺬِﻯ ﺻﻄِﻼ ﻲ ﹾﺍ ِﻻ ﺭ ﹶﺓ ِﻫ ﺍِﺍ ﱠﻥ ﹾﺍ ِﻹﺩ 7
.ِ ـﺄﹶﺓﻨﺸ ﻤ ﻤ ِﻞ ﻓِﻰ ﺍﹾﻟ ﻌ ﺎ ِﻣ ﹶﻠ ﹶﺔﺇِﱃ ﺍﹾﻟﺍﹾﻟﻌ
Artinya: “Manajemen menurut istilah adalah suatu aktivitas yang melibatkan proses pengarahan, pengawasan dan pengarahan segenap kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam suatu organisasi. Pandangan agama Islam mengutarakan bahwa, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik, sesuatu tidak boleh dilakukan secara asalasalan. Hal ini merupakan prinsip utama pada ajaran Islam yang sesuai dengan unsur-unsur manajemen. Berikut ini dapat kita lihat mengenai manajemen dan kewajiban untuk bertanggung jawab. Firman Allah SWT dalam surat Al-Mudatsir ayat 38 yang berbunyi:
∩⊂∇∪ îπoΨ‹Ïδu‘ ôMt6|¡x. $yϑÎ/ ¤§øtΡ ‘≅ä. Artinya : Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (Qs. Al-Mudasir: 38).8 Sedangkan Rosulullah memberikan arahan terhadap suatu kegiatan yang memiliki bagian unsur manajemen adalah menempatkan orang pada posisinya yang tepat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
: ﻢ ﺳ ﱠﻠ ﻭ ﻴ ِﻪ ﻋ ﹶﻠ ُ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﷲ ﷲ ِ ﻮﻝﹸ ﺍ ﺭﺳ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ: ﻗﹶﺎ ﹶﻝﻨﻪ ﻋ ُ ﻲ ﺍﷲ ﺿ ِ ﺭ ﺮ ﹶﺓ ﻳﺮ ﻦ ﹶﺍﺑِﻰ ﻫ ﻋ 9
7
(ﻋ ﹶﺔ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ـﺎﺘ ِﻈ ِﺮ ﺍﻟﺴﻧﻫ ِﻠ ِﻪ ﻓﹶﺎ ﻴ ِﺮ ﹶﺍ ﱃ ﹶﻏ ﺮ ِﺇ ﹶ ﻣ ﺪﹾﺍ َﻷ ﺳ ﻭ ِﺇﺫﹶﺍ
Ibrahim Ishmat Muthowi’, Al-Ushul Al-Idariyah Al-Tarbiyah, (Riad: Daral-Syuruq, 1996), hlm. 13. 8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989. hlm. 995.
15
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Apabila suatu urusan diserahkan pada seseorang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancuran.” (H.R. Bukhori). Hal ini misalnya dapat dilihat bagaimana Abu Hurairah ditempatkan oleh Rasulullah saw sebagai penulis hadits atau dapat dilihat bagaimana Rasulullah menempatkan orang-orang yang kuat setiap pekerjaan dan tugas sehingga posisinya benar-benar sesuai dengan keahliannya. Sedangkan definisi humas (hubungan masyarakat) adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksi setiap kemungkinan konskuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan publik.10 Menurut Hadari Nawawi, mengartikan humas sebagai rangkaian kegiatan organisasi/instansi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi tersebut, agar
mendapatkan
dukungan
terhadap
efisiensi
dan
efektivitas
pelaksanaan kerja secara sadar dan sukarela. Hubungan yang harmonis sebagai hasil kerja humas tampak sebagai berikut: a. Adanya saling pengertian antara organisasi/instansi dengan pihak luar. b. Adanya kegiatan saling membantu karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing. c. Adanya kerjasama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggung jawab atas susesnya usaha pihak yang lain.11
9
Imam Bukhori, Shohih Bukhori, Juz I, (Beirut: Daar Al Kutub, 1992), hlm. 26. Frida Kusumastuti, Dasar Dasar Humas, (Jakarta: Ghalia, 2002), hlm. 15. 11 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1996) Cet. Ke-13. hlm. 73. 10
16
2. Fungsi Manajemen Humas Fungsi atau aktifitas atau suatu kegiatan dari organisasi adalah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, menentukan struktur kerjanya atas dasar kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan.12 Pada dasarnya fungsi manajemen humas, tidak jauh berbeda dengan fungsi-fungsi manajemen secara umum. Fungsi-fungsi ini sangat mengait dengan tujuan manajemen humas, dimana tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai. Oleh karena itu, perlu adanya langkah-langkah yang harus ditempuh melalui manajemen humas, yaitu melalui fungsi manajemen humas yang secara garis besar meliputi: perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating) dan evaluasi (Evaluating). Beberapa fungsi manajemen humas ini akan sangat membantu sekali dalam upaya pencapaian tujuan. Adapun fungsi manajemen humas tersebut meliputi: a. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.13 Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan manajemen atau administrasi. Tanpa adanya perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.14 Oleh karena itu, perencanaan dalam sebuah pendidikan menempati posisi yang strategis dalam keseluruhan proses pendidikan. Perencanaan pendidikan itu memberikan kejelasan arah dalam usaha proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga perencanaan dalam sebuah pendidikan akan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan demikian seorang perencana pendidikan dituntut 12
H. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000),
hlm. 46 13 14
Husaini Usman, Op. Cit. hlm. 48. M. Ngalim Purwanto, Op. Cit. hlm. 15.
17
untuik memiliki kemampuan dan wawasan yang luas agar dapat menyusun sebuah rancagan yang dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan proses pendidikan selanjutnya.15 Ada empat langkah atau tahapan dasar perencanaan, yaitu: 1. Tahap menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan. Tanpa rumusan tujan yang jelas, sebuah lembaga akan menggunakan sumber daya-sumber daya yang secara tidak efektif. 2. Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan kondisi sekarang dari tujuan yang hendak dicapai sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. 3. Mengidentifikasikan segala kemudahan, kekuatan, kelemahan serta
hambatan
perlu
diidentifikasikan
untuk
mengukur
kemampuan dalam mencapai tujuan, oleh karena itu perlu dipahami faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang dapat membantu mencapai tujuan, atau mungkin menimbulkan masalah. 4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tahap akhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan. Perencanaan program humas harus memperhatikan dana yang tersedia, ciri masyarakat, daerah jangkauan sarana atau media, dan teknik yang akan digunakan dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat. Kalau perencanaan tidak memperhatikan hal-hal di atas, dikhawatirkan kegiatan tersebut tidak akan mencapai sasaran yang diinginkan.16
15
Udin Syaefudin Sa’ud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 46. 16 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hlm. 195.
18
b. Pengorganisasian (Organizing) Organzing dimaksudkan mengelompokkan kegiatan yang diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut. Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokan
orang-orang
serta
penetapan
tugas,
fungsi,
wewenang, serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktifitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.17 Menurut Syaiful Sagala, pengorganisasian dapat diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan. Karena tugas-tugas ini demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, maka tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh masing-masing organisasi. Kegiatan pengorganisasian adalah untuk menentukan siapa
yang
akan
pengorganisasian.
18
melaksanakan Adapun
tugas
prinsip-prinsip
sesuai
prinsip
pengorganisasian
meliputi: 1. Memiliki tujuan yang jelas. 2. Adanya kesatuan arah sehingga dapat terwujud kesatuan tindakan dan pikiran. 3. Adanya keseimbangan antara wewenang dengan tanggungjawab. 4. Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian dan bakat masing-masing, sehingga dapat menimbulkan kerjasama yang harmonis dan kooperatif. 5. Bersifat relatif permanen, dan terstruktur sesederhana mungkin, sesuai kebutuhan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian. 17 18
http://darwito.diinoweb.com/ Jum’at 05 September 2008.. H. Syaiful Sagala, Op. Cit. hlm. 49.
19
6. Adanya jaminan keamanan pada anggota. 7. Adanya tanggung jawab serta tata kerja yang jelas dalam struktur organisasi.19 Disamping itu, perlu adanya struktur organisasi yang merupakan cerminan semua pekerjaan yang dapat terbagi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan dapat dikerjakan sesuai dengan keahlian masing-masing. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al An’am ayat 132,
(١٣٢ :ﻮ ﹶﻥ )ﺍﻻﻧﻌﺎﻡ ﻤ ﹸﻠ ﻌ ﻳﻤﺎ ﻋ ﻐﺎ ِﻓ ٍﻞ ﻚ ِﺑ ﺑﺭ ﻣﺎ ﻭ ﻮﺍ ﻋ ِﻤ ﹸﻠ ﻤﺎَ ﺖ ِﻣ ٍ ﺟ ﺭ ﺩ ﻭ ِﻟ ﹸﻜ ِﱢﻞ Artinya: Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. ( QS. Al An’am: 132).20 Pengorganisasian pada dasarnya semua komponen sekolah adalah pelaksana hubungan sekolah dengan masyarakat. Oleh karena itu, tugas-tugas mereka perlu dipahami dan ditata, sehingga penyelenggaraan hubungan sekolah dengan masyarakat dapat berjalan efektif dan efisien.21 c.
Penggerakan (Actuating) Penggerakan
(Actuating)
dapat
didefinisikan
sebagai
keseluruahan proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Sedangkan menurut Terry sebagaimana yang dikutip Syaiful sagala, menefinisikan penggerakan (actuating) berarti merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Tugas mengerakan dilakukan oleh pemimpin, 19
oleh
karena
itu
kepemimpinan
Ngalim Purwanto, Op. Cit. hlm. 17. Departemen Agama RI, Op. Cit. hlm. 210. 21 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Op. Cit. hlm.195. 20
kepala
sekolah
20
mempunyai peran yang sangat penting menggerakan personelnya melaksanakan program kerja sekolah. Menggerakan adalah tugas pemimpin, dan kepemimpinan. Kemudian menurut Keith Davis menggerakan adalah kemampuan pemimpin membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. Jadi, pemimpin menggerakan dengan penuh semangat, dan pengikut juga bekerja dengan penuh semangat.22 Adapun dalam pelaksanaan/penggerakan hubungan sekolah dengan masyarakat perlu diperhatikan koordinasi antara berbagai bagian dan kegiatan, dan di dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi.23 d.
Evaluasi (Evaluating) Humas
dapat
dievaluasi
atas
dua
criteria:
pertama
efektivitasnya, yaitu sampai seberapa jauh tujuan telah tercapai, misalnya apakah memang masyarakat sudah merasa terlibat dalam masalah yang dihadapi sekolah, apakah ada perhatian terhadap kemajuan anaknya di sekolah, apakah mereka sudah menunjukkan perhatian terhadap keberhasilan sekolah, apakah mereka telah mau memberikan masukan untuk perbaikan sekolah, dan sebagainya. Kedua efisiensinya, yaitu sampai seberapa jauh sumber yang ada atau yang potensial yang telah digunakan secara baik untuk kepentingan kegiatan hubungan masyarakat. Evaluasi ini dapat dilakukan pada waktu proses kegiatan sedang berlangsung atau pada akhir suatu program itu untuk melihat sampai seberapa jauh keberhasilannya.24 Sedangkan fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat sendiri tidak jauh berbeda dengan fungsi hubungan masyarakat secara umum. Menurut Cultip & Center dalam Frida Kusumastuti mengatakan bahwa fungsi humas meliputi hal-hal berikut: 22
H. Syaiful Sagala, Op. Cit. hlm. 52. Soetjipto dan Raflis Kosasi, Op. Cit. hlm.195 24 Ib id. hlm. 196. 23
21
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi. 2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari lembaga pendidikan atau perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada lembaga pendidikan atau perusahaan. 3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum. 4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal. Sedangkan menurut The British Institut of Public Relations, mendifinisikan fungsi Public relations sebagai berikut, “The deliberate, planned and sustained effort establish maintain mutual understanding between an organization ant its publics” 25 3. Prinsip Manajemen Humas Pentingnya prinsip-prinsip dasar pada praktik manajemen antara lain menentukan metode kerja, pemilihan pekerjaan dan pengembangan keahlian, pemilihan prosedur kerja, menentukan batas-batas tugas, mempersiapkan dan membuat spesifikasi tugas, melakukan pendidikan, latihan. Melakukan sistem dan besarnya imbalan itu dimaksudkan untuk meningkat efektivitas, efisiensi, dan produktivitas kerja.26 Kaitannya dengan prinsip dasar manajemen Humas, Fayol mengemukakan sejumlah prinsip manajemen, yaitu:27 a. Pembagian kerja Semakin seseorang menjadi spesialis, maka pekerjaannya juga semakain efisien. b. Otoritas
25
Ibid. hlm. 23-24. 26 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 12. 27 Kadarmansi dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 32.
22
Manajer harus memberi perintah/tugas supaya orang lain dapat bekerja. c. Disiplin Setiap anggota organisasi harus menghormati peraturan-peraturan dalam organisasi. d. Kesatuan perintah Setiap anggota harus menerima perintah dari satu orang saja, agar tidak terjadi konflik perintah dan kekaburan otoritas. e. Kesatuan arah Pengarahan pencapaian organisasi harus diberikan oleh satu orang berdasarkan satu rencana. f. Pengutamaan kepentingan umum/organisasi dari pada kepentingan pribadi. g. Pemberian kontra prestasi h. Sentralisasi/pemusatan Manajer adalah penanggung jawab terakhir dari keputusan yang diambil. i. Hierarki Otoritas wewenang dalam organisasi bergerak dari atas ke bawah. j. Teratur Material dan manusia harus diletakkan pada waktu dan tempat yang serasi. k. Keadilan Manajer harus adil dan akrab dengan bawahannya. l. Kestabilan staf Perputaran karyawan yang terlalu tinggi menunjukkan tidak efisiennya fungsi organisasi. m. Inisiatif Anggota harus diberi kebebasan untuk membuat dan menjalankan rencana. n. Semangat kelompok
23
Peningkatan semangat kelompok akan menimbulkan rasa kesatuan. 4. Tujuan Humas pada Lembaga Pendidikan Islam Menurut Frida Kusumastuti bahwa tujuan humas adalah terpelihara dan terbentuknya saling pengertian (aspek kognisi), menjaga dan membentuk saling percaya (aspek afeksi), memelihara dan menciptakan kerjasama (aspek psikomotoris).28 Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaran hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk: a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah. b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan. c. Memperlancar proses belajar mengajar. d. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah. Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk: a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-spiritual. b. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat. c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat. d. Memperoleh kembali anggota-anggota msyarakat yang makin meningkat kemampuannya.29 Dengan adanya hubungan masyarakat diharapkan terjadi saling pengertian, akibatnya memunculkan sikap kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pihak sekolah untuk menanggulangi masalahmasalah pendidikan yang dihadapi oleh kedua belah pihak. Sehingga lebih kongkrit lagi, tujuan diselengarakannya hubunga sekolah dengan masyarakat adalah: (1) mencegah kesalahpahaman (to
28 29
Frida Kusumastuti, Op. Cit. hlm. 20-22. Ngalim Purwanto, Op. Cit. hlm.189-190.
24
prevent misunderstanding); (2) mendapatkan hubungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah (to secure financial support); (3) menjalin kerjasama dalam pembuatanpembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan baru (to secure copparation in policy making) 30 5. Strategi Humas pada Lembaga Pendidikan Islam Strategi dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti ilmu siasat perang, akal (tipu muslihat) untuk mencapai tujuan.31 Strategi biasa diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai target meskipun tidak ada jaminan akan keberhasilannya. Strategi banyak dikaitkan dengan istilah taktik, teknik, dan metode, ketiga istilah ini sebenarnya hanya masih dalam lingkungan strategi, hanya mempunyai garapan yang lebih praktis, sempit dan rinci. Misalnya komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu oral dan visual, maka komunikasi oral menjadi permasalahan teknik dan taktik. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan, dan untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.32 Sedangkan menurut Anita E. Woolfalk mendefinisikan strategi yaitu, strategies are ideas for accomplishing a goals or general plans for approaching problems.33 Artinya strategi adalah ide untuk mendapatkan sebuah tujuan atau perencanaan secara umum dalam pendekatan sebuah masalah. Menurut Ahmad S. Adnan Putra dalam Rosady Ruslan, batasan pengertian tentang strategi humas (public relation) adalah alternatif 30
M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2001), cet.2, hlm. 75. Trisno Yuono, Kamus lengkap Bahasa Indonesia,( Surabaya: Arloka, 19994), hlm.395. 32 Pawit M. Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 73. 33 Anita E. Woolfalk, Educational Psycology, (United State of America: A Simon and Schuster Company,1995), hlm. 271. 31
25
optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam kerangka suatu rencana humas.34 Adapun bentuk strategi hubungan masyarakat sendiri diantaranya berupa laporan orang tua murid, bulletin bulanan, surat kabar, pameran sekolah, kunjungan kerumah wali murid, penjelasan oleh staf sekolah, radio serta laporan tahunan.35Adapun strategi dalam menjalin hubungan dengan masyarakat, meliputi: 1. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan antar warga sendiri (internal public). a. Kegiatan ekstra kurikuler Kegiatan
ekstra
kurikuler
ini
bertujuan
untuk
mendapatkan opini masyarakat (public opini) dengan melihat beberapa program sekolah yang mendukung kegiatan siswa, baik program yang menunjang pelajaran sekolah, juga program yang berkonsentrasi untuk ketrampilan siswa. Misalnya pramuka, PMR dan sebagainya.36 b. Karya wisata Karya wisata atau field trip dalam pengertian pendidikan adalah kunjungan siswa keluar sekolah untuk mempelajar obyek tertenu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikulum di sekolah.37 Atau dengan kata lain karya wista adalah suatu kunjungan kesuatu tempat di luar kelas yang dilaksanakan sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Karya wisata merupakan kegiatan pendidikan yang realistis dan bermanfaat untuk memperoleh pengalaman langsung. Sedangkan manfaat yang dapat dipetik adalah mendorong belajar dengan 34
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 110. 35 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Op. Cit. hlm. 51. 36 Fatah Syukur, Op. Cit. hlm. 119. 37 Nana sudjana dan Ahmad Rifdi, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1990), hlm. 210.
26
pengamatan sendiri terhadap benda, memberikan pemahaman (insight) terhadap lingkungan terdekat, mengadakan integrasi pelajaran di kelas dengan realitas di masyarakat, memotifasi untuk melakukan penyelidikan dan penemuan baru, mengajarkan kebersamaan, memupuk dan menanamkan cinta pada alam sekitarnya.38 c. Berkemah Berkemah adalah termasuk kegiatan sekolah. Program ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam mengikuti perkembangan masyarakat yang berubah secara cepat. Berkemah akan mengembangkan pemahaman atas bendabenda, peristiwa-peristiwa, lingkungan sosial dan lingkungan alam yang realistis dan konkrit. Dalam perkemahan ini siswa dilatih kemandirian, kreatif, kedisiplinan, kekuatan fisik, keberanian dan lain-lain.39 d. Kerja atau praktik lapangan Kerja atau Praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di ‘lapangan’, yang bisa berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat. Keunggulan dari strategi ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta didik, sehingga dapat memicu kemampuan peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya.40 e. Musyawarah dengan para guru dan karyawan Face to face communication adalah komunikasi untuk membina hubungan yang harmonis, memelihara pengertian bersama dan meningkatkan kepercayaan. Ini bisa dilakukan dengan obrolan
38
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2005), hlm. 114-115. Ibid. hlm. 118. 40 http://apadefinisinya.blogspot.com/ 05/ 09/ 2008/ 10. 47 WIB. 39
27
biasa melainkan bisa seluruh guru dan karyawan untuk membahas satu permaslahan yang berhubungan dengan pendidikan.41
f. Proyek pelayanan terhadap masyarakat Service project berarti memberikan pelayanan atau pengabdian kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan sekolah.masyarakat dapat merasakan manfaat, keuntungan tertentu, masyarakat bukan hanya memperbaiki dan membantu program sekolah tetapi diperbaiki dan dibantu oleh sekolah. Sebagai contoh adanya pelayanan kesehatan (puskesmas sekolah untuk umum), mengadakan kerja bakti lingkungan sekitar, dan lain-lain.42 2. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan masyarakat luar (external public). a. Hubungan masyarakat sekolah dengan orang tua 1) Laporan kepada orang tua siswa Laporan tentang kemajuan anak yang merupakan hubungan antara sekolah dengan orang tua murid (masyarakat) secara tertulis, laporan tersebut diberikan kepada orang tua dalam setiap ahir semester. Laporan itu hendaknya menjelaskan tentang hasil pekerjaan anak dengan jelas kepada orang tuanya. Tidak hanya sekedar angka-angka, tetapi laporan itu harus berfungsi sebagai diagnosa, memperlihatkan kekuatan-kekuatan anak, memberi saran-saran tentang prosedur memperbaiki kelemahan-kelemahan anak dan mungkin termasuk kesan umum tentang anak tersebut.
2) Majalah sekolah Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-guru di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali, seharusnya tidak hanya mengenai petunjuk-petunjuk pemeliharaan anak dan pendidikan, tetapi juga didalamnya tercantum penjelasan41
Bambang Siswanto, Humas, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet.1. hlm.19.
42
Fatah Syukur, Op. Cit. hlm. 117.
28
penjelasan tentang segala kegiatan dan keadaan sekolah, kebijakan-kebijakan baru bahkan informasi yang berupa iklan komersil demi penambahan biaya operasional majalah tersebut.
3) Pameran sekolah Pameran sekolah dapat dilakukan pada akhir tahun ajaran, sekolah dapat memprogramkanya secara kontinyu untuk memamerkan hasil-hasil karya peserta didik termasuk pementasan karya tulis, seni, ketrampilan dan sebagainya. Pameran
ini
dapat
digunakan
sebagai
arena
untuk
menciptakan hubungan sekolah dengan masyarakat sekitar, sekaligus mencari dana untuk kepentingan perkembangan dan kelancaran pendidikan di sekolah.43 4) Open house Dengan open house ini diharapkan dapat memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengetahui program dan kegiatan sekolah. Tentu saja dalam kesempatan semacam itu sekolah perlu menonjolkan program-program yang menarik masyarakat.44 5) Kunjungan sekolah (School visitation) Kunjungan ke sekolah oleh orang tua murid yang dilakukan pada waktu pelajaran diberikan. Kepada orang itu diberikan kesempatan kepada anaknya untuk melihat anak mereka pada waktu belajar di kelas, juga melihat laboratorium dan beberapa perlengkapan
yang
ada
di
sekolah.
Sehingga
mereka
memperoleh gambaran yang jelas tentang segala kehidupan dan aktifitas anak mereka di sekolah tersebut45
43
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004). Cet. Ke-4. hlm. 176. 44 IbId. hlm.175. 45 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang Op. Cit. hlm. 237-240
29
6) Radio dan Televisi Pada umumnya masyarakat sekarang sudah sangat terbiasa dengan radio dan televisi. Kebiasaan ini dapat digunakan untuk menjalin kerja sama antara masyarakat dan sekolah, artinya sekolah dapat menyampaikan masalahmasalah yang dihadapi di sekolah melalui program radio dan televisi masyarakat dapat memberi tanggapan atau bantuan langsung ke sekolah yang bersangkutan atau melalu lembaga lain yang ditunjuk. 7) Melalui surat dan telepon Dengan melalui surat dan telepon ini, pihak sekolah dapat menayakan cara penaganan peserta didik yang nakal atau sering melakukan pelanggaran disiplin di sekolah kepada ahli ilmu jiwa atau konsultan pendidikan yang ada di masyarakat (seperti di media massa). Hasil konsultasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam membina peserta didik di sekolah.46 b. Hubungan masyarakat sekolah dengan pihak luar 1) Case Conference Case Conference adalah rapat tentang suatu kasus, biasanya digunakan dalam bimbingan dan penyuluhan orang tua, BP dan guru.
2) Badan pembantu sekolah Badan pembantu ini berfungsi untuk membantu dan memelihara sekolah supaya sekolah itu hidup subur dan lebih sanggup memenuhi tugasnya sebagai tempat membentuk manusia yang bersusila, yang cakap. Misalnya POMG (Perkumpulan Orang Tua Murid dan Guru).47
46 47
101.
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Op. Cit. hlm. 176. Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan I, (Padang: Angkasa Raya, 1992), hlm 99-
30
3) Laporan tahunan Laporan tahunan ini disusun oleh kepala sekolah, dan laporan ini diberikan kepada aparat yang lebih atas; misalnya sub rayon ma’rif, pemerintah. Laporan ini berisi masalah-masalah kegiatan yang dilakukan sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran biaya dan sebaginya. Ini sebagai pembinaan hubungan yang harmonis serta sebagai usaha menanamkan kepercayaan mayarakat luar terhadap lembaga pendidikan.48 Untuk mendapatkan kesan yang baik dalam masyarakat hendaknya syarat pesan yang diemban sebagai berikut : 1. Pesan yang di sebarkan haruslah disusun secara jelas, mantap dan singkat agar mudah di tangkap. Perlu dipahami bahwa setiap orang mempunyai daya tangkap yang berbeda, sehingga pesan yang disampaikan hendaknya bisa ditangkap oleh sebanyak orang atau sebagaian terbesar orang yang berkepentingan. 2. Ketika harus menggunakan lambang hendaknya yang mudah dipahami, dapat dimengerti oleh mereka yang menjadi sasaran, artinya kalau anda menggunakan bahasa gunakanlah bahasa yang mudah dipahami; 3. Pesan-pesan yang disebarkan hendaknya dapat menimbulkan minat, perhatian, dan keinginan pada masyarakat untuk melakukan sesuatu kepada lembaga; 4. Pesan-pesan
yang
disebarkan
hendaknya
dapat
menimbulkan
rangsangan untuk menerima pengaruh yang positif.49
Anggapan bahwa sekolah sudah tidak dapat lagi menyesuaikan diri pada perubahan-perubahan sosial masyarakat, juga sekolah telalu progresif atau terlalu maju sehingga tidak dapat di mengerti masyarakat, menjadi anggapan yang kabur. Dengan adanya hubungan masayarakat segala aktifitas dan kebijakan sekolah masyarakat ikut andil bagian,
48
Bambang, Op.cit, hlm.20. Santoso Sastro Poetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, (Bandung : Alumni, 1998) hlm.214 49
31
produk dan hasil dari sekolah tidak ada yang tak berguna. Semua pasti bisa diterima oleh masyarakat. Kegiatan humas bisa dilihat jika antara masyarakat dan sekolah menjadi kesatuan yang saling memberi masukan dan saling mempengaruhi, diantaranya selalu berkoordinasi dalam setiap permasalahan, segala kebijakan yang diambil sekolah bermuara pada kepentingan sekolah dan masyarakat.50 Dari beberapa penjelasan tersebut mengindikasikan bahwa segala program dan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberi kesan kepada masyarakat dengan menampilkan beberapa kegiatan yang disekolah. Banyak jalan yang di tempuh untuk memperkenalkan keberadaan sekolah kepada masyarakat. Semua ini bertujuan untuk membuat kerjasama yang baik dan harmonis antara sekolah dengan masyarakat demi mencapai suatu tujuan. Tidak mungkin sekolah akan berdiri tanpa ada dukungan sedikitpun dari masyarakat, karena sekolah adalah lembaga struktural di masyarakat sebagai
sistem
alternatif
yang
selalu
terbuka
kapanpun
dalam
mengembangkan kreatifitas manusia.
B. LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Lembaga pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan yang dikelola, dilaksanakan, dan diperuntukkan bagi umat Islam. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan Islam menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lembaga pendidikan Islam di luar sekolah dan lembaga pendidikan Islam di dalam sekolah. Pendidikan Islam memandang keluarga, masyarakat, dan tempattempat peribadahan ataupun lembaga-lembaga pendidikan di luar sekolah (informal dan non formal), seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) sebagai bentuk pendidikan, dan ini dalam sistem pendidikan nasional disebut pendidikan diluar sekolah (informal). Sedangkan bentuk-bentuk lembaga pendidikan Islam di dalam sekolah kita kenal dengan sekolah Islam, 50
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm.134.
32
Madrasah, Lembaga Pendidikan Kejuruan (LPK) Islam, Balai Latihan Kerja (BLK) Islam, Perguruan Tinggi Islam dan seterusnya. Keberadaan lembaga/institusi pendidikan Islam di Indonesia dapat dibedakan dalam tiga kelompok besar: (a) pesantren, (b) sekolah Islam atau madrasah, dan (c) pendidikan Nonformal/Informal, seperti pendidikan dalam keluarga, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), ataupun Majlis Taklim.51 1. Pesantren atau pondok pesantren Sebagai suatu lembaga pendidikan jelas sekali bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang berada di luar sistem persekolahan (pendidikan di luar sekolah). Pesantren tidak terikat oleh kurikulum, perjenjangan, kelas-kelas atau jadwal pembelajaran terencana secara ketat. Pesantren merupakan suatu sistem pendidikan di luar sekolah yang berkembang di dalam masyarakat. Oleh sebab itu, dalam banyak hal lembaga pendidikan ini bersifat merakyat.52 Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan mempunyai ciri-ciri umum dan khusus.53 Adapun ciri-ciri umumnya ditandai dengan adanya: a. Kyai (abunya, encik, tuan guru) sebagai sentral figur, yang biasanya juga disebut pemilik. b. Asrama (kampus atau pondok) sebagai tempat tinggal para santri, di mana masjid sebagai pusarnya. c. Adanya pendidikan dan pengajaran agama melalui sistem pengajian (weton, sorogan, dan bandongan), yang sekarang sebagian sudah berkembang dengan sistem klasikal atau madrasah. Pada umumnya kegiatan tersebut sepenuhnya di bawah kedaulatan dan leadership seorang atau beberapa orang kyai. Sedangkan ciri khususnya ditandai dengan sifat karismatik dan suasana kehidupan keagamaan yang mendalam. Ciri-ciri tersebut itulah
51
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 154. 52 IbId. hlm. 156. 53 M. Ridwan Nasir, Op. Cit, hlm. 82.
33
yang membedakan antara pendidikan pondok pesantren dengan pendidikan lainnya. 2. Madrasah atau sekolah Islam Madrasah adalah tempat pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran yang berbeda di bawah naungan Departemen Agama (Depag). Yang dalam ketegori Madrasah ini adalah lembaga pendidikan Ibtida’iyah, Tsanawiyah, Aliyah, Mualimin, Mualimat serta Diniyah. Lahirnya lembaga ini merupakan kelanjutan sistem di dunia pendidikan pesantren yang di dalamnya terdapat unsur-unsur pokok dari suatu pesantren. Unsur-unsur tersebut adalah kyai, santri, pondok, masjid dan pengajaran mata pelajaran agama Islam. Sedangkan pada sistem madrasah, tidak harus ada pondok, masjid dan pengajian kitab-kitab klasik. Atau dengan kata lain lahirnya lembaga ini merupakan kelanjutan sistem pendidikan pesantren gaya lama, yang dimodifikasikan menurut model penyelenggaraan sekolah-sekolah umum dengan sistem klasikal. Di samping memberikan pengetahuan agama, diberikan pengetahuan umum sebagai pelengkap. Inilah ciri madrasah pada mula berdirinya di Indonesia
sekitar abad ke-19 atau awal abad ke-20. sesuai dengan
falsafah negara Indonesia, maka dasar pendidikan madrasah adalah ajaran agama Islam falsafah negara Pancasila dan UUD 45.54 Bertitik tolak dari prinsip madrasah ini, maka pendidikan dan pengajarannya diarahkan untuk membentuk manusia pembangunan yang pancasilais yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
dapat
menyuburkan
sikap
demokrasi,
dapat
mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945. 3. Pendidikan Nonformal/Informal Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, seperti 54
IbId. hlm. 90.
34
pendidikan:
kecakapan
hidup,
anak
usia
dini,
kepemudaan,
pemberdayaan perempuan, keaksaraan, ketrampilan dan pelatihan kerja, kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Sedangkan pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.55 Pendidikan Nonformal/Informal yang dimaksud adalah seperti pendidikan dalam keluarga, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), ataupun majlis taklim.56 -
Keluarga Keluarga secara normatif termasuk ke dalam kelompok lembaga pendidikan di luar sekolah. Islam memandang keluarga sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan karena di dalam keluarga berlangsung pula proses kependidikan. Anak berperan sebagai peserta didik, orangtua sebagai pendidik. Hubungan interaksi anak dan orang tua inilah proses kependidikan Islam yang berlangsung. Perlakuan orang tua terhadap anak-anaknya ikut mempengaruhi pembentukan kepribadian maupun kecerdasan anak.
-
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) TPQ adalah lembaga pendidikan di luar sekolah yang berfungsi sebagai pengajaran dasar-dasar pelaksanaan ibadah dalam agama Islam, oleh sebab itu bersifat alamiah.
-
Majlis taklim. Majlis taklim adalah salah satu sarana pendidikan dalam Islam. Majlis taklim lebih kita kenal dengan istilah pengajian-pengajian atau sering pula berbentuk halaqah. Umumnya berisi ceramah atau khutbah-khutbah keagamaan Islam. Tetapi dalam perkembangannya, majlis taklim sering juga digunakan sebagai wahana diskusi ilmiah, sosiologis, politik, hukum dan seterusnya. Ini sangat terlihat pada masjid-masjid di lingkungan perguruan tinggi.
55 Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003), hlm.5. 56 Jasa Ungguh Muliawan. Op. Cit, hlm.
35
Dengan corak dan isi pendidikan dan pengajaran sebagaimana tersebut di atas, dapatlah diharapkan bahwa keberadaan lembaga/institusi pendidikan itu terhimpun suatu seni, ilmu dan agama, yang merupakan tiga komponen pendidikan yang harus terkumpul dalam diri seseorang, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat. C. MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Dalam Islam, istilah humas belum ada pengertian secara spesifik. Hubungan masyarakat masih merupakan bangunan yang belum mendapat proporsi kajian yang menggembirakan, sehingga definisi humas dalam Islam secara spesifik belum ditemukan. Namun demikian bukan berarti Islam tidak menyadari pentingnya humas, Islam menyadari bahwa usaha untuk mencapai kebahagiaan (al sa’adah) tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus bersama dengan yang lain atas dasar salin menolong (al ta’awun) dan saling melengkapi. Kondisi demikian menurut Masykawih akan tercipta apabila sesama manusia saling mencintai. Setiap pribadi merasa bahwa kesempurnaan dirinya akan terwujud karena kesempurnaan yang lain. Agama Islam mengatur bukan saja amalan-amalan peribadatan apalagi sekedar orang dengan Tuhan-nya, melainkan juga perilaku orang dalam berhubungan dengan sesama dan dunianya.57 Dalam al-Qur’an alKarim, istilah tersebut ditegaskan dengan hablun min Allah dan hablun min al-nas, yang tercantum pada surat Ali Imron ayat 112, yang berbunyi:
ﺎ ُﺀﺱ َﻭﺑ ِ ﺎﻦ ﺍﻟﻨ ﺒ ٍﻞ ِﻣ ﺣ ﷲ َﻭ ِ ﻦ ﺍ ﺒ ٍﻞ ِﻣ ﺤ ﺍِﺍ ﱠﻻ ِﺑﺎ ُﺛـ ِﻘ ﹸﻔﻮﻦ ﻣ ﻳ ﺍﻟ ﹼﺬﱠﻟ ﹶﺔ ﹶﺍﻴ ِﻬﻢ ﻋ ﹶﻠ ﺖ ﺑﺿِﺮ (١١٢ : )ﺍﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ.......ﺔﺴ ﹶﻜﻨ ﹾﺍ ﹶﳌﻴ ِﻬﻢ ﻋ ﹶﻠ ﺖ ﺑﺿِﺮ ﻭ ﷲ ِ ﻦ ﺍ ﺐ ِﻣ ٍ ﻀ ﻐ ِﺑ Artinya: ”Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan sesama manusia.. (Qs. Ali Imron ayat 112).58 57 M. Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 82. 58 Departemen Agama RI, Op. Cit. hlm. 94.
36
Sedangkan
dalam
sebuah
Hadits
Rosulullah
saw.
menggambarkan bahwa hubungan antar sesama muslim adalah bagaikan suatu bangunan yang satu komponen dengan yang lainnya saling memperkokoh, dalam sabdanya yang berbunyi:
ﻢ ﺳ ﱠﻠ ﻭ ﻴ ِﻪ ﻋ ﹶﻠ ُ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﷲ ﷲ ِ ﻮﻝﹸ ﺍ ﺭﺳ ﻗﹶﺎ ﹶﻝ: ﻗﹶﺎ ﹶﻝﻨﻪ ﻋ ُ ﻲ ﺍﷲ ﺿ ِ ﺭ ﻰ ﺳﻣﻮ ﻦ ﹶﺍﺑِﻰ ﻋ 59
. ﻤﺘﻔﻕﻋﻠﻴﻪ.ﺎﻌﻀ ﺑ ﻪﻌﻀ ﺑ ﺪ ﺸ ﻳ ﺎ ِﻥﻨﻴ ﺒﻤ ِﺆ ِﻣ ِﻦ ﻛﹶﺎﹾﻟ ِﻟ ﹾﻠﺆ ِﻣﻦ ﹶﺍﹾﻟﻤ:
Artinya: ”Dari Abi Musa r.a., Rosulluah saw. Bersabda: Hubungan orang mu’min dengan mu’min yang lain bagaikan bangunan yang saling memperkokoh/menguatkan satu sama lain.” (Muttafaq ‘alaih). Orang Islam adalah seperti sebuah bangunan yang saling melengkapi/menguatkan. Atas dasar itu maka setiap individu menjadi salah satu bagian dari yang lainnya. Manusia menjadi kuat karena kesempurnaan anggota-anggota badanya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kondisi yang baik dari luar dirinya. Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang berbuat baik kepada keluarga dan orangorang yang masih ada kaitan dengannya, mulai dari saudara, anak yatim atau orang lain yang ada hubungannya. Jadi, manajemen humas pada lembaga pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan tentang komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan menambah pengertian kepada masyarakat tentang proses, kebutuhan pendidikan, mendorong minat warga dan kerjasama untuk meningkatkan mutu sekolah dengan berlandaskan nilainilai Islam.
59
Abi Abbas Zainuddin, Tajridus Shorih Li Ahadits al Jami’ al Shohih, (Semarang: Maktabah Al Alawiyah), Juz 1. hlm. 46.
BAB III DATA PENELITIAN TENTANG MANAJEMEN HUMAS DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG A. Kondisi umum SMP Islam Hidayatullah 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam Hidayatullah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Hidayatullah Semarang merupakan sekolah yang berstatus swasta dengan bernuansakan Islami di bawah naungan Lembaga Pendidikan Islam Hidayatulah, yaitu yayasan Abul Yatama yang diprakarsai oleh Hasan Toha Putra yang sekaligus menjadi ketua yayasan tersebut hingga sampai sekarang. Yayasan ini di dirikan di Semarang pada tanggal 27 Juli 1984 yang di awali dengan memberikan santunan kepada anak-anak yatim muslim. Dalam perkembagannya, pada tanggal 15 mei 1988, yayasan Abul Yatama secara musyawarah mufakat serta adanya dukungan dan kepercayaan umat Islam, Yayasan Abul Yatama ini mendirikan Lembaga Pendidikan Islam yang berkedudukan di Jl. Durian Selatan 1/6 Srondol Semarang, hingga saat ini lembaga pendidikan Islam Hidayatullah telah memiliki satuan pendidikan/institusi pendidikan yang cukup lengkap, yaitu mulai dari KB (Kelompok Bermain), TK (Taman Kanak-Kanak), SD, SMP dan SMA, yang kesemuanya berbasis Islami. Secara umum Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah didirikan dengan dorongan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, sehingga SMP Islam Hidayatullah Semarang secara legal formal berdiri sejak di keluarkannya SK (Surat Keputusan) Kakanwil Depdiknas Provinsi Jawa Tengah No. 903/I.03/I/1996 tertanggal 2 Juli 1996. SMP Islam Hidayatullah ini mulai menerima siswa baru pada awal tahun pelajaran 1996/1997. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Sekolah ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dimulai pada saat penerimaan siswa tahun I (pertama) diterima 20 siswa kelas 1. Mereka
37
38
dibimbing oleh 5 orang guru dibantu 3 orang karyawan (terdiri dari 1 TU dan 2 tenaga kebersihan). Hingga saat ini SMP Islam Hidayatullah sudah memiliki 340 siswa yang terbagi atas 11 kelas dan dibimbing oleh 48 orang guru, dibantu 13 karyawan yang terdiri atas: 4 karyawan TU, 4 karyawan kebersihan, 1 pustakawan, 1 laboran dan 3 personil keamanan.1 SMP Islam Hidayatullah ini bertujuan merletakkan dasar-dasar pendidiakan secara menyeluruh dan seimbang antara aspek ruhiyyah, aqliyyah dan jasadiyyah yang meliputi dzikir, fikir dan ikhtiyar; kognitif, afektif, dan psikomotorik; individu, keluarga, dan masyarakat; imtak dan iptek; ayat qauliyah dan kauniyah; kepentingan dunia dan akhirat; serta berusaha mendidik tunas-tunas agama, bangsa dan Negara untuk menjadi kader yang memiliki kriteria: lurus akidahnya, benar ibadahnya, baik akhlaknya, sehat badannya, optimal daya pikirnya, mandiri dalam hidupnya, terstruktur aktivitasnya, serius dalam beramal,
menghargai
waktu, dan bermanfaat bagi sesama.2 Sebagai sekolah yang berciri khas Islam terpadu, SMP Islam Hidayatullah menawarkan program pendidikan yang pada umumnya sangat diperlukan dalam membentuk peserta didik berakhlak mulia sesuai dengan ajaran agama Islam. Dalam proses belajar mengajar, SMP Islam Hidayatullah Semarang di dukung dengan fasilitas ruang kelas yang representatif, aula, laboratorium matematika, komputer, sains, ruang media, perpustakaan, kantin, masjid dan lapangan olah raga yang semuanya berfungsi untuk memperlancar pembelajaran di sekolah. Untuk
pengembangan
pendidikan
dan
berjalannya
proses
pembelajaran, SMP Islam Hidayatullah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Departemen Pendidikan Nasional (Diknas) dan kurikulum PAI, yang materinya menggunakan kurikulum dari Diknas dan proses pengamalannya mengacu pada kurikulum 1
http://lpi-hidayatullah.com, Rabu/17/12/2008. Dokumen tentang profil SMP Islam Hidayatullah Semarang yang berisi identitas Sekolah dalam lampiran 1, hlm. 1. 2
38
39
Departemen Agama, artinya sekolah bermaksud menyedikitkan materi dan memperbanyak pengamalan. SMP Islam hidayatullah mulai awal berdiri sampai sekarang telah dipimpin oleh tiga orang kepala sekolah yaitu; Drs. Kastori, Suprapto Haris Setiawan, S.Ag dan Adi Suipto, S.Pd (Kepala Sekolah sekarang). Di bawah kepemimpinan Adi Suipto S.Pd, SMP Islam Hidayatullah Semarang mengalami peerkembangan yang cukup pesat, hal ini terbukti bahwa SMP tersebut merupakan salah satu sekolah swasta unggulan yang bernuansa Islami di kota Semarang.
2. Letak Geografis SMP Islam Hidayatullah SMP Islam Hidayatullah menempati gedung mandiri yang secara geografis terletak di Jalan Cemara Raya No. 290 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik Kota Semarang (50267) Telp. (024) 7470194; Fak. (027) 7475606.
3. Sarana dan Prasarana SMP Islam Hidayatullah Disamping
sarana
pendidikan
yang
rutin,
seperti
keperluan
administrasi kantor dan alat-alat pengajaran yang harus dipenuhi. Juga pengadaan dan penyempurnaan sarana fisik sekolah mendapat perhatian serius seperti ruang belajar, ruang kantor dan lain sebagainya. Dengan luas tanah : 2,982 m2. No. No. 903/I.03/I/1996. Adapun fasilitas yang ada di SMP Islam Hidayatullah, antara lain sebagai berikut: a. Ruang Kelas yang representatif b. Ruang Serbaguna c. Laboratorium Fisika dan Matematika d. Laboratorium Biologi dan Kimia e. Laboratorium Akhlak (Kantin & Catering) f. Laboratorium Komputer dan Teknologi Informasi (IT) g. Perpustakaan, ruang baca dan buku-buku yang lengkap dan aktual guna menunjang kegiatan belajar mengajar
39
40
h. Ruang Ketrampilan i. Ruang Media j. Lapangan Volley, lompat jauh dan futsal k. Lapangan Tenis Meja l. Mushola m. Wartel n. Toko buku, ATK dan foto copy o. Ruang UKS p. Ruang OSIS q. Ruang BP/BK Semua biaya pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tersebut berasal dari uang pangkal dan infaq dari wali murid, dan sebagian dari SPP dan dari Yayasan.
4. Struktur organisasi SMP Islam Hidayatullah Adapun struktur organisasi SMP Islam Hidayatullah Semarang, sebagai berikut: STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG TAHUN 2007/2008 a. Kepala Sekolah
: Adi Suipto, S.Pd.
b. Waka Bidang Kurikulum
: Drs. Purnadi.
c. PP. Kurikulum PAI
: Hamzah Muzakar, S.T
d. Waka. Bidang Kesiswaan
: Sutasmin, S.Pd.
e. Waka. Humas dan Sarpras
: Drs. Darso
f. Kepala Tata Usaha
: M. Sigit K, A.Md
g. Administrasi dan persuratan
: Andrei Hartoyo,A.Md.
h. BP
: Anis Andani:, S.Psi.
i. Administrasi Keuangan
: Siwi Lestari
j. Administrasi Sarpra dan BRT : Haryanto k. Kepustakaan
: Nur Laili Hidayati, A.Md.
40
41
l. Bag. Perawatan dan Kebersihan : Arifin Hasyim dan Masduki m. Satpam
: Taufiq Teguh P dan Yuwandra F.
n. Wali Kelas, antara lain
:
1. Kelas VII Hasan
: Yahya Imron, S.Ag.
2. Kelas VII Husein
: Rita Yuli Lestari, S.Pd.
3. Kelas VII Ummi Kultsum
: Lucky Wirasati, S.Pd.
4. Kelas VII Zaenab
: Any Setyawati, P, S.Pd
5. Kelas VIII Muslim
: Arif Qomaruddin, A.Md.
6. Kelas VIII Abu Dawud
: Ahmad faris Maulana, S.Kom.
7. Kelas VIII Hafshah
: Rias Nur diana, S.Si.
8. Kelas VIII Asma’
: Linarti, S.Pd.
9. Kelas IX Bukhori
: Muhammad Fatoni, S.Pd.
10. Kelas IX Tirmidzi
: Rusmi, S.Pd.
11. Kelas IX Atikah
: Maghfiroh, S.Pd.
12. Kelas IX Nasa’i
: Nunung Kusumawati, S.S.
Adapun bagan struktur organisasi sekolah sebagaimana terlampir.*
5. Keadaan Guru, siswa, dan karyawan SMP Islam Hidayatullah a. Keadaan Guru dan karyawan Guru selain sebagai pengajar dan pendidik, juga menjadi wali kelas yang
melaksanakan
pengelolaan
kelas
dan
penyelenggaraan
administrasi di kelas. Adapun jumlah tenaga pendidik di SMP Islam Hidayatullah Semarang hingga saat ini berjumlah 43 orang guru dan karyawan, yang terbagi dalam tiga golongan yaitu : Guru tetap yayasan (GT) berjumlah 21 orang, Guru kontrak/Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak 11 orang, dan calon guru tetap. Sedangkan jumlah karyawan sebanyak 11 karyawan yang terdiri atas: 3 karyawan TU, 4 karyawan kebersihan, 1 pustakawan, 1 laboran dan 2 personil keamanan. b. Keadaan Siswa Siswa yang diterima di SMP Islam Hidayatullah adalah siswa yang memiliki Ijazah/STTB SD Negeri atau yang sederajat yang
41
42
dipersamakan oleh Kanwil P dan K. Sampai saat ini jumlah siswa dan siswi SMP Islam Hidayatullah tahun 2008/2009 adalah sebanyak 267 siswa, adapun pembagiannya dalam kelas sebagai berikut;
Jumlah Siswa
KELAS
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
22
-
22
VII Husein
23
-
23
VII Umi Kultsum
9
13
22
VII Zaenab
9
14
23
26
-
26
24
-
24
VIII Hafshah
-
20
20
VIII Asma’
-
20
20
Kelas IX Bukhori
22
-
22
IX Tirmidzi
21
-
21
IX Atikah
-
22
22
IX Nasa’i
9
13
22
Kelas VII Hasan
Kelas VIII Muslim VIII Abu Dawud
Jumlah
267 siswa
Sedangkan prestasi yang diraih dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, antara lain;3
Tahun 2003 juara II Festival Anak Islam Tingkat Kota Semarang
Tahun 2003 juara II MTQ Tingkat Kota Semarang
Tahun 2003 juara I dan II Pemilihan Generasi Imtaq-Iptek tingkat Kota Semarang
Tahun 2004 juara III Bola Volley Smart Education Tingkat Kota Semarang
3
Tahun 2004 juara III Festival Anak Islam Tingkat Kota Semarang
Tahun 2004 juara terbaik III Tartil AL-Qur’an se-Kota Semarang
http://lpi-hidayatullah.com, Rabu/17/12/2008.
42
43
Tahun 2004 juara I, II, dan III Smart Education se-Kota Semarang
Tahun 2004 juara I, II dan III Try Out SMP Smart Education seKota Semarang
Tahun 2005 juara terbaik III Tartil AL-Qur’an se-Kota Semarang
Tahun 2005 juara I Pidato Bahasa Jawa Tingkat Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2005 juara I Guritan Jawa Tingat Provinsi
Tahun 2005 juara I dan II Matematika Tingkat se-Kota Semarang
Tahun 2005 juara I dan II Speech Contest se-Kota Semarang
Tahun 2006 juara I dan III Murotal Al-Qur’an MGMP PAI
Tahun 2006 juara I Tartil Pelajar tingkat kota Semarang
Tahun 2007 juara I, II dan III Nasyid se-Kota Semarang
6. Visi, misi dan tujuan serta Indikator Keberhasilan SMP Islam Hidayatullah a. Visi SMP Islam Hidayatullah “Membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. yang disertai dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang tinggi dan kukuh berikhtiar” b. Misi SMP Islam Hidayatullah 1. Memberikan fasilitas yg memadahi bagi usaha pengembangan SDM (guru, siswa, karyawan dan pengurus yayasan) sebagai pengamalan ajaran agama Islam, khususnya dalam hal keimanan , ketakwaan dan ikhtiar yang mendasari penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 2. Meningkatkan pengetahuan dan kreativitas sehingga mencapai derajat pengetahuan yang tinggi dan dapat membentuk SDM yang unggul, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, yang selalu berorientasi kepadaNya dalam setiap aktivitasnya.
43
44
3. Mendorong kebersamaan antara masyarakat, orangtua murid, siswa, guru, karyawan dan pengurus yayasan. 4. Mendorong perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) sebagai manifestasi dari pengamalan iman dan takwa, penguasaan iptek dan ikhtiar sehingga menjadi pelopor dalam berbagai bidang.4 c. Tujuan SMP Islam Hidayatullah 1. Meletakkan dasar-dasar pendidikan secara proporsional, utuh, menyeluruh, dan seimbang antara aspek: ruhiyah, akliyah, dan jasadiyah; dzikir, fakir dan ikhtiar; kognitif, afektif dan psikomotorik; individu, keluarga, dan masyarakat; imtaq dan iptek; ayat qauliyah dan khauniyah; kepentingan dunia dan akhirat. 2. Berusaha mendidik tunas-tunas agama, bangsa dan Negara untuk menjadi kader yang memiliki kriteria: (1) lurus akidahnya, (2) benar ibadahnya, (3) baik akhlaknya, (4) sehat badannya, (5) optimal daya pikirnya, (6) mandiri dalam hidupnya, (7) terstruktur aktivitasnya, (8) serius dalam beramal, (9) menghargai waktu, dan (10) bermanfaat bagi sesama. d. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan harus ditetapkan agar tahapan menuju pencapaian visi, misi dan tujuan dapat dikontrol dan dimonitor keberhasilannya. Indikator terwujudnya visi, misi dan tujuan sekolah diantaranya adalah: 1. Iman dan taqwa a. Berasas/berakidah Ahli Sunnah Wal jama’ah b. Mengerjakan ibadah-ibadah wajib dengan ikhlas dan sesuai dengan syari’at yang telah ditentukan serta dapat menjadi teladan bagi orang-orang di lingkungannya. 4
Dokumen SMP Islam Hidayatullah Semarang tentang Visi dan Misi.
44
45
c. Menjalankan ibadah sunnah yang mudah dilaksanakan dengan ikhlas dan sesuai dengan syari’at. d. Dapat membaca Al-Qura’an dengan tartil. e. Dapat menghafal dan menterjemahkan beberapa ayat AlQur’an dan Hadis. f. Patuh terhadap orang tua dan guru. g. Hormat terhadap yang lebih besar (tua) dan sayang terhadap yang lebih kecil. h. Tidak menimbulkan keresahan sosial di manapun ia berada. i. Lain-lain dirumuskan kemudian. 2. Ilmu yang tinggi a. Dengan menapaktilasi pendidikan Islam murni yang telah dimulai sejak risalah pertama (Nabi Adam) hingga risalah terakhir (Nabi Muhammad SAW), siswa, guru, karyawan dan pengurus yayasan yang memiliki pemahanman agama Islam dengan baik (Tafaquh Fiddin) b. Proses belajar mengajar (PBM) berjalan sesuai standar atau bahkan di atas standar. c. Sering menjadi juara dalam hal penunjukan pengetahuan dan ketrampilan. d. Siswa lulus 100% dengan nilai rata-rata 7,5 ke atas. e. Memiliki sarana belajar yang memadahi. f. Alumni melanjutkan ke SMA favorit atau yang sederajat atau melanjutkan ke SMA Hidayatullah. g. Lain-lain ditentukan kemudian. 3. Kukuh Berikhtiar/Etos Kerja a. Istiqomah dalam beriman, bertaqwa dan bertawakal kepada Allah SWT. dan selalu berorientasi kepadanya. b. Sekolah
sebagai
lembaga
pendidikan
mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.
45
fitrah
yang
46
c. Memberikan pelayanan kepada pihak lain dengan sebaikbaiknya dan adil, seperti informasi, konsultasi dan lain-lain. d. Tingkat absensi siswa, guru dan karyawan rendah. e. Tugas/PR dikerjakan dengan lebih baik. f. Senang melakukan kegiatan dan bekerja. g. Menghargai budaya/tradisi kerja dengan tidak membedakan macam pekerjaan tetapi lebih menekankan pada kemauan bekerja dan penghargaan terhadap waktunya. h. Menjadi partner bahkan parameter bagi sekolah-sekolah Islam di kota Semarang, Jawa Tengah bahkan di Indonesia. i. Menjadi sekolah alternative masa kini dan dambaan umat untuk membangun kembali kebesaran peradaban Islam di masa silam.
B. Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah dalam melakasanakan sebuah kegiatan memperhatikan unsur-unsur yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi ketetapan sebuah instansi harus terpenuhi. Unsur-unsur tersebut meliputi 2 hal, yaitu: 1. Secara makro dipengaruhi oleh unsur kebijakan umum (public policy), budaya (culture) yang dianut. 2. Secara mikro tergantung dari misi sebuah lembaga tertentu dengan sumber-sumber yang dimiliki (SDM atau SDA), rencana atau program yang ada, serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Strategi SMP Islam dalam dalam menjalin hubungan masyarakat, baik masyarakat sekolah (internal public) maupun masyarakat umum (eksternal public) diantaranya yaitu dengan menggunakan:5
5
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Darso (Waka Humas & Sarpras SMP Islam Hidayatullah) pada tanggal 13 Januari 2009
46
47
1. Koordinasi. Koordinasi merupakan rapat insidental yang diadakan ketika akan melakukan sebuah kegiatan yang terkait dengan kehumasan. 2. Mempresentasikan Materi Kegiatan Mempresentasikan materi yaitu dengan menyampaikan urgensi materi yang akan menjadi pembahasan dalam sebuah kegiatan. Presentasi materi kegiatan ini diadakan sebagai visualisasi atau gambaran umum tentang kegaiatan yang akan diadakan, sehingga akan jelas jalannya kegiatan itu. 3. Sarana atau fasilitas yang dibutuhkan harus terpenuhi. Diantaranya yaitu: biaya, perlengkapa, personil/petugas yang terlibat dalam kegiatan di luar kepanitiaan. 4. Surat tugas Diberikan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan humas. C. Pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah 1. Perencanaan (Planning) Dalam sebuah organisasi atau lembaga apapun bentuk dan namanya, sebelum melangkah untuk mencapai tujuan, maka terlebih dahulu adanya perencanaan. Perencanaan dalam sebuah lembaga adalah sangat esensial, karena dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan yang lebih penting dibandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya. Tanpa adanya perencanaan, maka akan sulit mencapai tujuan. Adapun secara garis besar, perencanaan program Humas yang ada di SMP Islam Hidayatullah Semarang, meliputi:6 RENCANA PROGRAM HUMAS Tahun Pelajaran 2007/2008 N PROGR o AM A PROGRAM INTERN 1
PGOTW 6
TUJUAN
1. Mempererat
TARGET
Terlaksana
WAKTU
Awal
BIAYA
SDM
Rp.3.130.000;
Humas,
Dokumen Waka Humas SMP Islam Hidayatullah, Tahun 2007/2008
47
KET.
‐ Beli
48
2
Home Visit
silaturrahmi sekolah dengan orang Tua wali murid 2. Tersosialisasikan informasi sekolah dengan siswa (Tatib, HUH, HUS)
6x dalam 1 tahun
1. Menyambung silaturrohmi sekolah dengan orang Tua wali
2X1 smt
Semester 1 Mid smt Hasil smesteran
Wali kelas
Rp.1.565.000 Per semester
Pekan II
Rp. 810.000
‐ Pembicar 2X@ Rp.350000
Humas,
4
Guru Ibadah
Pembuata 1. Menumbuhkembang n Buletin kan kreativitas siswa 2. Menyalurkan bakat bagi siswa
2X1 smt
Buletin Jum’at
12X/smt
Mewujudkan sarana Dakwah bagi siswa
‐ Wali kelas
Walikelas/ mengidentif
2. Menyampaikan informasi permasalahan dan reward bagi siswa
3
Aqua @Rp.1500 X 270 siswa
Pekan I
Rp. 400.000 Humas, Kesiswaan
Pekan II dan IV
Rp. 600.000
ikasi siswa yang akan dikunjungi ‐ Wali kelas meloporkan data yang akan dikunjungi ke humas
‐ Diterbitkan oleh anakanak ekstra Jurnalistik
Humas, ‐ Diterbitkan untuk Rohis kalangan intern dan lingkungan sekitar (Alamin dan Munir) Pembinaan
baik dari intern maupun ekstern 5
Pengajian 1. Menambah dan wawasan Dien bagi siswa Pembinaan 2. Sarana komunikasi sekolah dengan lembaga.
6X/smt
Pekan I
6
Pertemuan 1. Sarana komunikasi Wali kelas dengan Wali kelas
6X/smt
Pekan III
48
Rp.900.000
Humas, Guru
Humas dan
49
Sekolah 2. Terselesaikam masalah anak di kelas
7
Jum’at Beramal
Wali kelas
1. Sarana latihan berinfaq bagi civitas sekolah
Jumat tiap pekan
Humas dan Rohis
Pekan I
Humas
2. Melatih kepedulian terhadap sesama
Arisan Guru/kary
Sarana menabung bagi Guru/karayawan
12x/tahun
9 Silaturohim
Mempererat persaudaraan antar civitas sekolah
1X/tahun
10 Paguyuban
Mempererat persaudaraan antar keluarga besar
Pasca Ramadhan
Rp. 750.000
Humas
Menjalin kerjasama ‐ 1X dengan media media elektronik dan media elektronik masa ‐ 3X dimuat di media massa
Akhir Rp.2.500.000 semester 1
Humas
8
‐ Hasil infaq beramal di laporkan tiap pekan ‐ Hasil infaq digunakan seperlunya untuk civitas skl
Kesepakatan diserahkan keforum Guru
awan
Insidental
Humas
B PROGRAM EKSTERN 1
Liputan Kegiatan
2 Penyuluhan ‐ Menjalin kerjasama dengan badan Hukum, LSM ‐ Adanya pembinaan atau penyuluhan yang menyangkuit bidang
3X/tahun
49
Rp. 150.000
Humas
‐ Menjalin kerjasama dengan TV BOROBUDUR
Akhir semester I dan II
Rp.1000.000
untuk meliput kegiatan sekolah ‐ Liputan kegiataqn ‐ temu pakar oleh Suara Merdeka
50
3
Menjalin dengan sponsor tetap dan tidak tetap untuk kegiatan sekolah
Menjalin Sponsor
Insidental
Awal semester II
Rp. 500.000
RENCANA PROGRAM DAN ALOKASI DANA HUMAS TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SMP ISLAM HIDAYATULLAH No 1.
2.
Kegiatan Dokumentasi Sekolah a. Liputan Kegiatan
Tujuan dan Target Memiliki dokumentasi setiap kegiatan sekolah.
Waktu
Uraian Kegitan
Jumlah
Insidental 3 X 100.000
Rp.300.000
b. Beli film & cuci
3 X 75.000
Rp.225.000
c. VCD
5 X 5.000
Rp.25.000
d. Kaset Handycam
5 X 25.000
Rp.125.000
Awal, tengah dan Akhir semester
Beli aqua 1500 X 270 X 6
Rp.2.430.000
Persiapan U K 1X
2 X 400.000
Rp.800.000
Marat
2 X 500.000
Rp.1.000.000
Insidental
10X100.000
Rp.1.000.000
Pekan II
3 X 12 X 50.000 125 siswaX 3.500
Rp.1.800.000
1500 x 4 x 10 Bln 12 x 15.000
Rp.600.000 Rp.180.000
12 x 50.000
Rp.600.000
100 x 25.000
Rp.2.500.000
Komunikasi dan Pertisipasi Lingkungan. a. PGOTW
Menjalin komunikasi sekolah dengan OTWM
b. Temu Pakar Motivasi kepada sel civitas sekolah 3.
Sosial Work a. Penyuluhan
Menumbuhkan kesadaran terhadap kesehatan, ketertiban, dan kesadaran hukum.
b. Silaturahmi
c. Home Visit
Mempererat silaturahmi guru/karyawan ‐ Silaturahmi ke siswa
4.
Penyambutan tamu
5
Gerakan Infaq Shodaqoh
6.
Penerbitan buletin bulanan Kerjasama dengan
7
Temu terlayani dengan baik Membiasakan civitas akademik untuk berinfaq dan bershodaqoh Terbitnya bulletin pada setiap bulan Terjalinnya
50
Insidental Rutin pekanan
Rutin bulanan Insidental
Rp.500.000
51
8
9
sponsor untuk membackup kegiatan Baksos & Kunjungan sosial
Pertemuan wali kelas
kerjasama dengan sponsor Terlaksananya kegiatan bakti sosial dan kunjunagan sosial Terlaksananya pertemuan wali kelas tiap bulan
Insidental
2 x 500.000
Rp.1.000.000
Rutin
-
-
Selain itu adanya program internal yang bersifat insidental yang diadakan sekolah, yang terdiri dari:7 a. Program Kompetensi (Ekstrakurikuler), meliputi : 1. Komputer 2. Jurnalistik 3. Olahraga Prestasi 4. Karya Ilmiah Remaja (KIR) 5. Prakarya b. Program Insidental, meliputi : 1. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) 2. Pengajaran Luar Kelas (PLK) 3. Ishlahul Qulub 4. Kegiatan Romadhan 5. Class Meeting c. Program Ibadah Praktis, meliputi: 1. Sholat Jama'ah 2. Tilawah Al Qur'an 3. Sholat Dhuha 4. Qiyamullail d. Program Khusus Kelas 3, meliputi : 1. Study Tour 2. Bimbingan Unas 3. Tes Kendali Mutu 4. Try Out Unas Selain program-program perencanaan dan kerjasama di atas, SMP Islam Hidayatullah dalam mempromosikan sekolah dan dalam menjalin kerja sama dengan lembaga lain, terdapat program eksternal yang bersifat permanen, diantaranya taitu: 7
http://lpi-hidayatullah.com..
51
52
a. Internet Dalam era informasi dewasa ini, yang kian deras tuntutannya kita dituntut untuk menguasai teknologi. Salah satunya internet, yang merupakan jaringan komputer yang saling terhubung keseluruh dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya. Secara fisik dianalogikan sebagai jaring laba-laba (The Web) yang menyelimuti bola dunia dan terdiri dari titik-titik (Node) yang saling berhubungan. Sebagaimana dalam mempromosikan sekolah, SMP Islam Hidayatullah juga menggunakan teknologi ini yaitu mulai pada tahun 2007 an. Promosi sekolah di internet ini sebagai media pendidikan yang tergolong modern, yang hadir karena adanya perkembangan zaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu juga untuk memerkenalkan lebih jauh keberadaan SMP Islam Hidayatullah kepada masyarakat luas. b. Komite Sekolah Komite ini bernama Komite SMP Islam Hidayatullah. Komite SMP Islam Hidayatullah adalah sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di SMP Islam Hidayatullah. Komite ini bersifat mandiri, tidak memiliki hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan. Adapun tujuan dari Komite SMP Islam Hidayatullah ini tidak lain adalah untuk : 1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di SMP Islam hidayatullah. 2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SMP Islam Hidayatullah. 3. Menciptakan suasana dan kondisi transparansi , akuntabel, dan profesional dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di SMP Islam Hidayatullah.
52
53
4. Membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan di SMP Islam hidayatullah dalam rangka ikut memelihara, menumbuhkan , meningkatkan, dan mengembangkan kualitas pendidikan dengan mendayagunakan kemampuan yang ada pada sebagian orang tua dan masyarakat sekitar. Selain itu juga dalam bidang Humas, Komite SMP Islam Hidayatullah memiliki peran sebagai berikut: 1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan. 2. Pendukung (supporting agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan. 3. Pengontrol (Controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelengaraan pendidikan. 4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di SMP Islam Hidayatullah. Komite SMP Islam Hidayatullah mempunyai tugas dan tanggung
jawab
membantu
meningkatkan
kualitas
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah serta ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan sekolah sebagai wawasan wiyata mandala.8 c. Lembaga Pendidikan (Bimbingan belajar) Dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, SMP Islam Hidayatullah juga menjalin hubungan dengan instansi lain, seperti Lembaga Pendidikan (Primagama, Ipiems, Neutron dan lainlain) kerjasama ini biasanya dilakukan ketika siswa akan menghadapi ujian akhir Nasional, disamping itu juga bidang kerjasama ini dapat meliputi pembinaan moral, bakat, pengajaran, dan budaya. 2. Pengorganisasian (Organizing) SMP Islam Hidayatullah Semarang senantiasa mengorganisir seluruh kegiatan yang telah direncanakan. Pelaksanaan pengorganisasian secara 8
Dokumen Komite SMP Islam Hidayatullah. Tahun 2007/2008.
53
54
lengkap termuat dalam program kerja semester (promes) dan program kerja tahunan (prota). Menurut kepala sekolah SMP Islam Hidayatullah, dari beberapa program yang telah direncanakan dilengkapi dengan kordinator pelaksana, sehingga kegiatan pengorganisasian telah tercantum dalam program kerja semester (promes) dan program kerja tahunan (prota). Lebih lanjut lagi, kepala sekolah mengatakan bahwa demi lancarnya seluruh pelaksanaan program yang di laksanakan oleh SMP Islam Hidayatullah tersebut, maka selain pembagian tugas sebagai koordinator program, masing-masing guru dan karyawan mempunyai kewajiban untuk mensukseskan
program-program
humas
yang
telah
direncanakan.
Kordinator program yang telah ditentukan harus bertanggung jawab dengan tugas yang di embannya. Hal ini dilakukan dengan mengadakan rapat atau pertemuan tiap pekan dan tiap bulanan untuk mengadakan struktur kepanitiaan atau seperti tim sukses yang dilakukan oleh masingmasing kordinator program.9 3. Penggerakan (Actuating) Dalam penggerakan hubungan sekolah dengan masyarakat perlu diperhatikan adanya koordinasi antara berbagai bagian dan jenis kegiatan, serta di dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi antara berbagai bagian tersebut. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak
Drs. Darso selaku
Waka Humas SMP Islam Hidayatullah Semarang, mengatakan bahwa penggerakan (actuating) yang dilakukan Humas SMP Islam Hidayatullah, tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai koordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu dengan membentuk sebuah Tim/kepanitiaan yang disesuaikan dengan jenis kegiatannya.
9
Hasil wawancara dengan Bapak Adi Suipto, S.Pd. (Kepala Sekolah SMP Islam Hidayatullah) pada tanggal 17 Desember 2008.
54
55
Misalnya jika sekolah akan melaksanakan sebuah kegiatan yang jenisnya dan sifatnya besar, yaitu kegiatan Bazar sekolah atau kegaiatankegiatan yang menyangkut masyarakat luas, maka pembentukan kepanitian jauh-jauh hari dilakukan dan koordinasi sebelum pelaksanaan kegiatan sering dilakukan. Sedangkan sebaliknya jika jenis kegiatannya relatif kecil dan sederhana, misalnya Pertemuan Guru dan Orang Tua Wali Murid (PGOTW) maka pembentukan kepanitiaannya bersifat insidental dan koordinasi jarang dilakukan.10 4. Evaluasi (Evaluating) Evaluasi merupakan suatu aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan kegiatan, untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Adapun evaluasi kegiatan/program Humas di SMP Islam Hidayatullah, dilakukan tiap akhir pekan, akhir bulan, akhir semester dan akhir tahun. Sebagai contoh, evaluasi program kerja Humas pada bulan November 2007 dan evaluasi pelaksanaan program Humas tahun 2007, yaitu sebagai berikut:11 EVALUASI DAN PROGRAM KERJA HUMAS SMP ISLAM HIDAYATULLAH TAHUN 2007/2008 NO 1.
2.
AGENDA KEGIATAN Jumat Beramal
Home Visit
TARGET
PELAKSANA
Terkumpulnya dana infaq siswa , guru , dan karyawan.
Humas
-Terjalinnya komunikasi sekolah, dengan orang tua -Tersosialisinya prestasi dan
Humas
EVALUASI - Terlaksana pada tiap pekan
- Pendapatan hingga Bulan November Rp. - Tidak terjadinya
10 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Darso (Waka Humas & Sarpras SMP Islam Hidayatullah) pada tanggal 13 Januari 2009 11 Dokumen Waka Humas SMP Islam Hidayatullah, Tahun 2007/2008
55
56
3.
masalah beberapa siswa - Terjaganya Olahraga kondisi fisik Guru/karyawan yang sehat bagi guru karyawan
kebijakan nyang tumpang tindih Humas
- Tidak terlaksana optimal karena adanya kebijakan /kegiatan yang sifatnya mendadak
4.
5.
6.
Temu guru team teaching
Kajian dan Evaluasi program sekalah
Silaturahmi
Terjalinnya komunikasi guru mapel Mengetahui kendala guru dalam pengajaran -Bertambahnya pemahaman Dien bagi guru dan karyawan -Mengetahui program sekolah yang sudah dan belum berjalan -Terjalinnya silaturahmi antar keluarga besar SMP
Kurikulum dan
- Belum konsisten
humas
terhadapa kebijakan yang telah disepakati
Humas
- Belum terlaksana karena ada kegiatan PLK I -
Humas
- Terlaksana oleh Bapak Sutasmin dan Ibu siwi
7.
8.
9.
Temu guru team -Terjalinnya komunikasi teaching guru mapel - Mengetahui kendala guru dalam pengajaran Pembuatan Buletin
Silaturahmi
- Terbitnya Buletin tiap 2 pekan sekali - Mengetahui program sekolah yang sudah dan belum berjalan - Terjalinnya silaturahmi antar keluarga besar SMP
56
Kurikulum dan humas
- Belum terlaksana -
Humas
- Terlaksana sesuai rencana - Penerbitan yang kedua menemui kendala
Humas
- Terlaksana silaturahmi ke
57
tempat ibu Luky. 10.
Kegitan Sosial Humas Sekolah
-Terlaksana dengan tujuan pemberian bantuan ke lokasi bencana karanganyar 4 kds Mie & P Pantas
11.
Temu Wali kelas
pakai
- Adanya komunikasi efektif antara walikelas dengan sekolah
- Terlaksana
Sedangkan evaluasi pelaksanaan program Humas tahun 2007, yaitu sebagai berikut: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM HUMAS TAHUN 2007 NO 1.
Y/B Y
PROGRAM
KEGIATAN
Mengkordinasikan
1. Bedah Buku Bersama
kegiatan . Sekolah
WAKTU September ‘07
Afifah
dengan pihak luar
2. Penyuluhan Narkoba
November ‘07
3. Pengajian
Tiap bulan, 2 minggu sekali
2.
Y
Mengatur dan
1. PGOTW I : Sosialisasi P
menyelenggarakan
Kesiswaan & Kurikulum
hubungan sekolah
awal Pelajaran Baru !X
Sabtu, 15 Sep 2007
2. PGOTW II : Halal Bi Halal 27 Oktober ‘07
dengan orang tua
& Laporan Mid Semester I 3. PGOTW III : Pembagian
26 Januari ‘07
Hasil SMT I 4. Home Visit
November ‘07
3.
YB
Membina
1. Lem. pemerintah : Belum
November ‘07
pengembangan
2. Lem. Sosial : Rumah
Oktober 2007
hubungan antar sekolah dengan lemembaga
Zakat, Penyaluran bantuan 3. Pendidikan : LBB belum
57
58
Pemerinah, sosial,
optimal
dunia usaha, pendidikan 4. Jumat Beramal :Terlaksana Tiap Jumat 5. Penggalangan Infaq/
Oktober 2007
Shodaqoh : Terlaksana 6. Pemanfaatan buku
Oktober 2007
Perpustakaan yang tidak terpakai 4.
B
Mengadakan Kerja
1. Kegiatan pembuatan
sama dengan pihak luar
Desember2007
Buletin : Toko SS 2. Sponsorship PSB Smtr II
atau sponshorship
3. Menjalin Indonesia Touris untuk kegiatan Study Banding 5.
Y
Menyipakan Kegiatan
1. Silaturahmi ke keluarga
Kehumasan seperti
Insidental 2007
besar SMP IH
silaturahmi, study
2. Silaturahmi ke siswa
Insidental 2007
1.
Tiap Pekan
banding 6.
Y
Menyiapkan laporan Kegiatan Humas secara berkala
Menyusun agenda mingguan
2.
Melakukan Evaluasi
Tiap Bulan
Bulanan 7.
Y
Dalam menjalankan
1. Setiap mengadakan
tugas, PP Humas
silaturahmi atau kunjungan,
bertanggung jawab
memberitahu terlebih dahulu
kepada Wakil Kepala
kepada wakil kep. Bid.
Sekoalah Bidang
Humas
Insidental
2. Masukan dan pertimbangan Insidental
Humas
dalam menalankan tugas 3.
kehumasan
Beberapa bentuk strategi dan pengelolaan Humas di atas, semuanya mengarah kepada opini dan kesan dari masyarakat, baik masyarakat dalam sekolah (internal public) maupun masyarakat luar sekolah/umum (eksternal public) dengan berbagai aktivitas dan keunggulan yang dimiliki SMP Islam Hidayatullah.
58
BAB IV ANALISIS TENTANG MANAJEMEN HUMAS DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
Manajemen Humas pada lembaga pendidikan sebagai manajemen peningkatan mutu, konsep pengelolaan ini menekankan kepada kemandiriaan dan kreatifitas sekolah didalam pengelolaan potensi sumber daya pendidikan melalui kerja sama dengan masyarakat (internal dan eksternal) di dalam pengambilan keputusan untuk memenuhi tujuan terciptanya hubungan yang harmonis dalam sebuah pendidikan. Konsep manajemen ini didesain untuk meningkatkan kemampuan sekolah dan masyarakat dalam mengelola perubahan pendidikan kaitannya dengan tujuan keseluruhan, kebijakan, strategi perencanaan yang telah ditentukan oleh pemerintah dan otoritas pendidikan. Pendekatan ini menurut adanya perubahan sikap dan tingkah laku seluruh komponen, yang meliputi; kepala sekolah, guru dan tenaga atau staf administrasi termasuk orang tua dan masyarakat dalam memandang,
memahami,
membantu
sekaligus
sebagai
pemantau
yang
melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan sekolah yang bersangkutan dengan didukung oleh pengelolaan sistem informasi yang presentatif dan aktif. Manajemen humas pada lembaga pendidikan Islam merupakan suatu proses pengelolaan tentang komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan menambah pengertian kepada masyarakat tentang proses, kebutuhan pendidikan, mendorong minat warga dan kerjasama untuk meningkatkan mutu sekolah dengan berlandaskan nilai-nilai Islam. Pengelolaan tersebut dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen manajemen, yakni perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan evaluasi (evaluating).
59
60
Dalam rangka mengimplementasikan manajemen Humas pada lembaga pendidikan Islam, perlu dilakukan pengelompokan berdasarkan kemampuan, dengan mempertimbangkan kondisi, lokasi dan kualitas sekolah. Dalam hal ini sedikitnya akan ditemui tiga kategori sekolah yaitu baik, sedang dan kurang yang terbesar di lokasi-lokasi maju, sedang dan ketinggalan. Tiga katagori tersebut antara lain: a. Sekolah dengan kemampuan manajemen tinggi, dengan ciri-ciri: -
Kepala sekolah dan guru berkompetensi tinggi (termasuk kepemimpinan)
-
Partisipasi masyarakat tinggi (termasuk dukungan dana)
-
Pendapatan daerah dan orang tua tinggi.
-
Anggaran sekolah diluar anggaran pemerintah besar
b. Sekolah dengan kemampuan manajemen sedang -
Kepala sekolah dan guru berkompetensi sedang (termasuk kepemimpinan)
-
Partisipasi masyarakat sedang (termasuk dukungan dana).
-
Pendapatan daerah dan orang tua sedang.
-
Anggaran sekolah (di luar anggaran pemerintah) sedang.
c. Sekolah dengan kemampuan manajemen rendah yang indikator: -
Kepala sekolah dan guru berkompetensi rendah (termasuk kepemimpinan).
-
Partisipasi masyarakat rendah (termasuk dukungan dana)
-
Pendapatan daerah dan orang tua rendah
-
Anggaran sekolah diluar anggaran pemerintah kecil. Dari penjelasan dan gambaran diatas, maka nantinya akan dapat
disimpulkan sebagaimana pengelolaan Humas pada lembaga pendidikan Islam di SMP Islam Hidayatullah dapat diketahui secara lebih mendalam tentang konsep manajemen Humas dengan apa yang ada dilapangan, dan termasuk pada katagori mana yang termasuk dalam kegiatan Humas tersebut. Adapun bentuk-bentuk peran serta atau kepedulian masyarakat terhadap SMP Islam Hidayatullah, yaitu berupa peran serta atau partisipasi dalam bentuk pikiran, tenaga, materi, dan sarana atau prasarana. Partisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran tersebut dapat diwujudkan dengan ikut merasa bertanggung jawab dan merasa memiliki terhadap SMP Islam Hidayatullah, dengan cara memberikan
61
masukan yang kondusif, ikut menjadi pengurus atau komite sekolah, dan memasukan anak ke sekolah tersebut agar sekolah dapat bertahan dan dapat lebih maju dimasa yang akan datang. Partisipasi dalam bentuk materi dan sarana dan prasarana dapat diwujudkan dengan memberikan barang atau uang untuk kepentingan sekolah. Partisipasi dalam bentuk uang dengan memberikan bantuan pembayaran uang SPP dan lain-lain. Dengan berbagai bentuk partisipasi di atas diharapkan dapat meningkatkan mutu sekolah. Dan setidaknya sudah mengarah atau sesuai dengan keinginan dengan pola manajemen Humas pada lembaga pendidikan Islam.
A. Analisis
tentang
Strategi
SMP
Islam
Hidayatullah
dalam
Mengembangkan Humas Dalam menempuh sebuah strategi, terdapat landasan yang digunakan sebagai pedoman dalam proses penyusunan strategi humas. Adapun landasan umum dalam proses penyusunan strategi humas antara lain; 1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul. 2. Identifikasi unit-unit sasaranya. 3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak sebagai sasaranya. 4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan unit pada sasaran. 5. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi humas. 6. Mengidentifikasi dan mengevaluasi terhadap seluruh perubahan kebijakan atau peraturan yang ada. 7. Langkah terahir adalah menerapkan langkah-langkah program yang telah direncanakan, mengkomunikasikan dan penilaian hasil kerja. Setelah mengetahui beberapa landasan umum maka dalam strategi juga dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi ketetapan sebuah instansi 1. Secara makro di pengaruhi oleh unsur kebijakan umum (public policy), budaya (culture) yang dianut.
62
2. Secara mikro tergantung dari misi sebuah lembaga tertentu dengan sumber-sumber yang dimiliki (SDM atau SDA), rencana atau program yang ada, serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Secara tidak langsung strategi humas di SMP Islam Hidayatullah mempunyai kemampuan untuk memahamkan baik secara persepsi, opini dan sikap tindak dari kedua belah pihak yakni lembaga pendidikan, para guru, siswa dan karyawan serta masyarakat, untuk mengadakan perundingan secara persuasif, akomodatif dan normatif dengan menghindarkan hal-hal yang bersifat kotroversial dan emosional.
B. Analisis tentang Manajemen Humas di SMP Islam Hidayatullah Pelaksanaan kegiatan humas ditilik dari jenis sasarannya terdiri atas dua bagian, yakni humas dengan masyarakat internal dan dengan masyarakat eksternal lembaga pendidikan. Masyarakat internal terdiri atas guru, pegawai keseluruhan, dan peserta didik. Adapun masyarakat eksternal yakni orangtua, Komite Sekolah, masyarakat sekitar, sekolah lain, dunia kerja, dan instansi lainnya. Humas yang ditujukan kepada masyarakat internal bertujuan menjelaskan kebijakan sekolah, menampung saran, dan memelihara hubungan harmonis atau kerjasama antar warga. Humas yang ditujukan masyarakat eksternal bertujuan untuk memperoleh pengertian atau simpati masyarakat, memperoleh bantuan dalam penyelenggaraan program pendidikan, bantuan material, atau fasilitas pendidikan, serta dukungan moral dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Jenis kerjasama dalam humas pada lembaga pendidikan terdiri atas 2, yaitu : a. Jenis kerjasama formal. Diwujudkan dengan pertemuan formal seperti rapat, upacara sekolah, penerbitan brosur atau pamflet, surat dinas, dan lain-lain.
63
b. Jenis kerjasama informal. Diwujudkan dengan pertemuan informal seperti pembicaraan biasa, pertemuan yang sifatnya kekeluargaan, informasi lisan, dan lain-lain. Dalam penyelenggaraannya, kegiatan humas memerlukan media pendukung, baik visual, audio, maupun audio visual. Berbagai bentuk humas dalam lingkup lembaga pendidikan dapat dikelompokkan lagi menjadi bentuk langsung dan tidak langsung. Bentuk langsung anatara lain pertemuan formal (rapat) antara guru, pertemuan dengan orangtua/wali murid, pertemuan sekolah dengan masyarakat atau instansi terkait lainnya. Bentuk tidak langsung misalnya melalui media cetak (majalah dinding, majalah pendidikan, pamflet), media elektronik (iklan pada televisi dan radio), dan media pameran sekolah. Beberapa bentuk kerjasama hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat sebagaimana telah disebutkan di atas adalah majalah dinding dan media pendidikan. Dalam membuat media publisitas tersebut, ada beberapa asas publisitas yang seharusnya diperhatikan, yaitu : a. Materi obyektif dan resmi b. Penyelenggara mading terorganisir c. Mendorong partisipasi warga sekolah d. Mempertahankan kontinyuitas e. Memperhatikan respons / tanggapan Dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat hendaknya dilandasi dengan kesamaan tanggungjawab dan tujuan di antara lembaga pendidikan dan pihak masyarakat bersangkutan. Bagaimanapun sekolah adalah milik masyarakat, karena raw input sekolah itu sendiri berasal dari masyarakat, dan output sekolah nantinya akan kembali kepada masyarakat. Jadi, masyarakat ikut menaruh kepentingan dan bertanggungjawab terhadap kelangsungan penyelenggaraan pendidikan di satuan-satuan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
64
Beberapa bentuk hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat antara lain yaitu : a. Mengikutsertakan warga sekolah dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti kesenian, perayaan hari nasional dan keagamaan, pelestarian lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Dengan melakukan kegiatan ini, ada banyak manfaat yang dapat dipetik, selain mengembangkan semangat pembinaan bagi peserta didik, aktivititas sekolah dan masyarakat juga mampu menyatu. Jadi masyarakat sekitar sekolah merasa ikut memiliki sekolah, sehingga sewaktu-waktu sekolah membutuhkan bantuan, masyarakat sekitar pun tidak segan-segan menolong. Contohnya peran keamanan sekolah yang turut dibantu masyarakat sekitar. b. Penyediaan fasilitas sekolah untuk keperluan masyarakat, contohnya penggunaan aula, lapangan olahraga, dan lain-lain. Dengan mempersilakan masyarakat sekolah menggunakan fasilitas sekolah (dengan tetap memperhatikan pertimbangan-pertimbangan tertentu), nantinya selain menumbuhkan kerukunan antara sekolah dengan masyarakt sekitar juga dapat diambil manfaat lainnya. Misalnya, pembinaan olahraga, dapat dibantu oleh masyarakat sekitar (tidak hanya oleh guru olahraga). c. Mendayagunakan
tokoh-tokoh
potensial
dalam
masyarakat
guna
menunjang pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung d. Mengikutsertakan POMG / komite sekolah dalam menunjang pelaksanaan pendidikan tanpa menambah beban yang memberatkan. Contohnya jika ada seorang wali murid yang memiliki kemampuan lebih di bidang kesenian, ia dapat membantu guru kesenian mengajar di kelas maupun di luar kelas (ekstrakurikuler). e. Menjalin hubungan dengan instansi lain, seperti Lembaga Pendidikan (Primagama, Ipiems, Neutron dan lain-lain), instansi pemerintah terkait (dinas pendidikan, dinas kesehatan dan lain-lain), instansi swasta ; perusahaan komersil. Ada banyak manfaat yang dapat diambil sekolah dengan menjalin hubungan dengan instansi pemerintah terkait, seperti dinas kesehatan. Misalnya dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan,
65
pemberian obat-obatan, dan lain sebagainya. Adapun jika dengan instansi swasta, misalnya memberikan informasi lowongan kerja bagi sekolah, dan lain sebagainya. Mengacu pada berbagai bentuk hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitar, dapat ditarik garis besar bahwa bidang kerjasama dapat meliputi pembinaan moral, bakat, pengajaran, dan budaya. Diantara kesemua bentuk hubungan kerjasama di atas, menurut hemat penulis akan lebih baik jika sekolah sangat memperhatikan pada hubungan kerjasama sekolah dengan orangtua/wali peserta didik. Hal ini dikarenakan wali peserta didik yang paling memiliki kesamaan tanggungjawab dan tujuan dengan sekolah. Contoh pelaksanaan misalnya komunikasi mendalam ketika pembagian raport. Sedangkan
analisis
tentang
langkah-langkah
manajemen
yang
meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan evaluasi, yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan (planning) selalu terkait dengan masa depan, dan masa depan selalu tidak pasti.1 Banyak faktor yang berubah dengan cepat. Tanpa adanya perencanaan, lembaga pendidikan Islam akan kehilangan kesempatan dan tidak dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang ingin dicapai, dan bagaimana mencapainya. Karena seringkali dilakukan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan tanpa adanya suatu perencanaan. Kesulitan tersebut dapat berupa penyimpangan arah dari tujuan, pemborosan dana yang mengakibatkan gagalnya semua kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Perencanaan program Humas di SMP Islam Hidayatullah pada umumnya meliputi kegiatan perumusan tujuan, pemilihan program untuk mencapai tujuan, dan identifikasi serta pengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas. 1
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 49.
66
Dengan adanya perencanaan yang baik, diharapkan pelaksanaan manajemen Humas pada lembaga pendidikan Islam yang diterapkan di SMP Islam Hidayatullah dapat berjalan sesuai tujuan dan programprogram yang direncanakan sesuai dengan harapan serta membuahkan hasil yang positif demi perkembangan SMP Islam Hidayatullah. Berdasarkan urain di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Bahwa keberhasilan pelaksanaan suatu kegitan sangat ditentukan oleh baik buruknya perencanaan. b. Perencanaan harus memandang atau meramalkan kejadian dimasa yang akan mendatang, berdasarkan kenyatan objektif yang ada pada masa sekarang dan masa lalu; c. Perencanaan harus diarahkan pada tercapaianya suatu tujuan sehingga bila terjadi kegagalan dalam pelaksanaan, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah kurang sempurnanya perencanaan; d. Perencanaan juga harus memikirkan anggaran, kebijakan, prosedur, metode, dan kreteria-kreteria untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pengorganisasian (Organizing) Penempatan fungsi pengorganisasian setelah fungsi perencanaan merupakan
hal
yang
harus
dilakukan,
karena
pengorganisasian
menjembatani kegiatan perencanaan dengan pelaksanaannya. Suatu perencanaan yang telah tersusun secara matang dan ditetapkan berdasarkan perhitungan tertentu, tentunya tidak dengan sendirinya mendekatkan pada tujuan yang hendak dicapai. Untuk merealisasikan suatu rencana ke arah tujuan, memerlukan pengaturan-pengaturan yang tidak saja menyangkut wadah dimana kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan namun juga aturan main yang harus ditaati oleh setiap orang dalam organisasi dalam kerjasama mencapai tujuan. Di SMP Islam Hidayatullah, pengorganisasian sementara ini cenderung terpusat pada beberapa personal, yang biasanya dilakukan oleh
67
Kepala Sekolah dan Waka Humas saja. Akan tetapi, demi lancarnya seluruh pelaksanaan program-program humas yang telah direnanakan tersebut, maka selain pembagian tugas sebagai koordinator program, masing-masing guru dan karyawan secara tidak langsung mempunyai kewajiban untuk mensukseskan program-program humas yang telah direncanakan. Kordinator program harus bertanggung jawab dengan tugas yang di embannya. Hal ini dilakukan dengan mengadakan rapat atau pertemuan untuk mengadakan kepanitiaan atau seperti tim sukses yang dilakukan oleh masing-masing kordinator program. 3. Penggerakan (Actuating) Penggerakan Humas pada lembaga pendidikan Islam terkait langsung dengan perilaku manusia, motivasi, kepemimpinan, dan komunikasi. Dalam membina kerjasama, mengarahkan dan mendorong kegairahan kerja, pemimpin perlu memahami perilaku personal yang diberi tugas. Oleh karena itu, dalam pengerakan ini perlu diperhatikan adanya koordinasi antara berbagai bagian dan jenis kegiatan.2 Koordinasi ini harus menghasilkan penyatuan dari tiap-tiap bagian maupun personel dalam keseluruhan agar ada sinkronisasi yang baik. Segala sesuatu berjalan menurut rencana pada waktu yang tepat. 4. Evaluasi (Evaluating) Untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu program, maka diperlukan adanya evaluasi. Setiap evaluasi berpegang pada renta tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana pelaksanaan rencana kerja yang telah dirumuskan sebelumnya. Jika ditemukan kekurangan atau hambatan dapat dilakukan perbaikanperbaikan. Oleh karena itu, evaluasi yang dilakukan oleh pengelola humas di SMP Islam hidayatullah tidak hanya diakhir periode saja, melainkan juga 2
55.
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000), hlm.
68
dalam prosesnya, yaitu pada tiap mingguan, bulanan, tengah semester, akhir semester dan akhir tahun. Namun sangat disayangkan sekali evaluasi kegiatan-kegiatan humas tidak melibatkan siswa dan juga tidak tersedianya kotak saran sebagai sarana penyampaian aspirasi masyarakat sekolah dan pengunjung secara langsung. Dalam pengevaluasian masih banyak terdapat kendala-kendala yang dihadapi pengelola Humas di SMP Islam Hidayatullah, diantaranya yaitu dikarenakan: a. Adanya pergantian Waka Humas yang baru sehingga programprogram yang dijalankan masih mengacu pada program Humas yang terdahulu. b. Waka Humas dipilih berdasarkan umur (yang lebih tua diutamakan) dan tidak melihat kompetensi yang dimiliki. c. Masih terbatasnya tenaga pengelola yang mempunyai keahlian dibidang ilmu kehumasan. d. Minimnya dana operasional untuk menunjang program-program Humas. e. Kurangnya koordinasi dalam setiap diadakannya kegiatan, sehingga alokasi untuk waktu kegiatan sering tidak sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sebelumnya. C. Analisis Tentang Keberhasilan Humas dan Kritik di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang Bukan hal yang asing, bila kita seringkali mendengar semboyan ini: “Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat” dan begitu juga adanya sebuah slogan “tak kenal maka tak sayang”, itulah pepatah yang harus dijadikan dorongan bagi SMP Islam Hidayatullah untuk memperkenalkan program dan kegiatan sekolah kepada masyarakat. SMP Islam Hidayatullah dalam mempromosikan sekolah tidak terlepas dari peran Humas, yaitu sejak mulai berdirinya sekolah sampai sekarangpun sangat menentukan perkembangan yang signifikan bagi sekolah, ini terlihat sejak berdirinya
69
SMP Islam Hidayatullah secara legal dan dikeluarkannya SK dari Kakanwil Depdiknas Provinsi Jawa Tengah No. 903/I.03/I/1996 yaitu tertanggal 2 Juli 1996, SMP ini mulai mendapat perhatian dari masyarakat sekitar sekolah, itu dapat terlihat ketika dibukanya sekolah tersebut mendapat/memperoleh siswa sebanyak 20 orang. Diantara kegiatan-kegiatan Humas yang terlaksana dengan baik meliputi: Home Visit, olah raga guru/karyawan, temu guru team teaching, kajian dan evaluasi program sekalah, silaturahmi, pembuatan buletin, silaturahmi, kegitan sosial dan lain-lain. Menurut hemat penulis, dari serangkaian kegiatan yang telah terlaksana dengan baik itu, tentunya masih ada kekurangan-kekurangan yang mungkin saja tidak diketahui oleh internal atau kepanitiaan, sehingga dalam evaluasi kegiatan perlu diadakan kordinasi untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya. Dari hasil penelitian dapat diketahui juga pihak humas telah melakukan aktifitas internal dengan baik melalui pelaksanaan komunikasi secara lisan atau langsung baik formal maupun informal. Adapun secara formal dilakukan dengan menerbitkan buletin internal, kunjungan kerumah wali murid, training, work shop, diskusi, rapat/pertemuan dan briefing. Sedangkan
secara
informal
dilakukan
dengan
menghadiri
atau
beranjangsana dengan guru dan karyawan, dan juga berpartisipasi pada acara yang diadakan siswa di sekolah. Bagi humas, aktifitas internal yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keadaan atau kondisi para petugas humas, sehingga nantinya akan diperoleh informasi tentang keadaan para guru, siswa dan karyawan, informasi ini berguna bagi bagi humas untuk dapat memecahkan kendala atau problem yang berpeluang muncul dikemudian hari, juga bermanfaat dalam menciptakn kebersaman, silahturahmi, dan pembinaan kerjasama bagi guru, siswa dan karyawan. Hal ini juga secara tidak langsung tentu akan menimbulkan rasa memiliki/loyalitas pada sekolah. Selain itu juga, dapat diketahui pula bahwa hasil dari aktifitas internal humas ini
70
digunakan sebagai input dalam menentukan program kebijakan yang akan dijalankan dikemudian hari. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala yang ada, sehingga dari hasil aktifitas internal yang dilakukan maka humas dapat menentukan fokus (step by step) sebagai sasaran utama pembangun citra sekolah, dapat menyusun strategi dan kebijakan pada setiap pernyataan sekolah, dapat mengetahui setiap informasi internal yang sekiranya berpeluang menjadi problem dikemudian hari, dan dapat menentukan bentuk activity and action dalam program pembangun citra sekolah. Penulis memberikan kritik atau saran agar strategi dan pengelolaan hubungan mayarakat di SMP Islam hidayatullah mudah dikontrol dan dievaluasi, maka diperlukan adanya: 1. Pembentukan struktur humas yang bersifat permanen, sehingga memudahkan pengkoordinasian diantara atasan dan bawahan, sehingga tidak terjadi adanya kesenjangan diantara pelaku humas. 2. Adanya pemikiran atau ide-ide kreatif dalam rangka memunculkan program-program baru yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena dunia humas saat ini sudah memasuki era yang disebut era kompetisi, di mana pembentukan, pemeliharan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat penting (krusial). 3. Praktisi humas secara mikro, hendaknya ditentukan oleh kualifikasi kemampuan “generalist” dan lebih ideal lagi jika memiliki kemampuan ahli komunikasi plus. 4. Para alumni diharapkan membentuk wadah mantan-mantan peserta didik SMP Islam Hidayatullah yang ada nama keluarga alumni, termasuk keikutsertaannya, sehingga diharapkan alumni bisa aktif dalam memberikan bantuan kepada adik-adiknya yang masih aktif bersekolah di SMP Islam Hidayatullah. Bantuan materiil yang diwujudkan dalam bentuk perangkat apa saja, serta bisa memberikan pengarahan adik-adiknya di dalam memilih jurusan di perguruan tinggi
71
Negeri dengan melalui kegiatan Open House jurusan setiap tahun atau dua tahun sekali.
69
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, yang berjudul "Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)" dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, yang berjudul "Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)" dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Manajemen
Humas
pada
Lembaga
Pendidikan
Islam
yang
dimaksudkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah merupakan suatu proses pengelolaan tentang komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan menambah pengertian kepada masyarakat tentang proses, kebutuhan pendidikan, mendorong minat warga dan kerjasama untuk meningkatkan mutu sekolah dengan berlandaskan nilai-nilai Islam. 1. Strategi SMP Islam Hidayatullah dalam dalam menjalin hubungan masyarakat, baik masyarakat sekolah (internal public) maupun masyarakat umum (eksternal public) diantaranya yaitu dengan menggunakan: koordinasi, mempresentasikan materi kegiatan, sarana atau fasilitas yang dibutuhkan yang terpenuhi dan surat tugas. Kemudian dalam menjalankan kegiatan humas terdapat dua bentuk kegiatan untuk menjalin keharmonisan antara warga SMP Islam Hidayatullah sendiri (internal public) yaitu dengan mengadakan beberapa kegiatan ekstrakurikuler diantaranya; Home visit, gerakan Infaq dan Shodaqoh (Jum’at beramal), kunjungan sosial dan baksos, kunjungan (silaturrahmi) ke rumah guru, Subuh call dan lain-lain. Selain itu, dalam
70
maenjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat umum (external public) adalah dengan pertemuan guru orang tua atau wali murid, brosur, pekan olah raga dan seni, seminar lokakarya dan training dan lain-lain. 2. Pengelolaan humas yang dilakukan SMP Islam Hidayatullah, yaitu dengan menggunakan
beberapa
instrumen
manajemen,
yaitu
mulai
dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan evaluasi (evaluating). Yang secara langsung melibatkan semua komponen-komponen di sekolah (Guru, Siswa, Kepala Sekolah, Karyawan, Orang tua siswa dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan Nasional. Sekolah memiliki kewenangan lebih besar dalam mengelola sekolah, sehingga sekolah lebih mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih dapat mengembangkan program-program tertentu yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimilikinya.
B. SARAN-SARAN Dari rangkaian tema serta kesimpulan dari peneliti dan dengan segala kerendahan hati, penulis akan mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan. Adapaun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan segenap masyarakat, utamanya masyarakat sekitar sekolah lebih meningkatkan dan memberikan peran serta aktif terhadap SMP Islam Hidayatullah dan lebih optimal atau maksimal terhadap perkembangan serta kemajuan sekolah. Agar sekolah tetap eksis, sumber daya sekolah yang ada dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan harus lebih berkembang di era modern seperti sekarang ini. Oleh karena itu, demi keberhasilan sekolah semua pihak ikut berperan demi kesuksesan nantinya, bukan hanya oleh pihak sekolah yang akan dipetik, melainkan juga masyarakat disekitarnya. 2. Hendaknya SMP Islam Hidayatullah lebih meningkatkan segala kinerja sekolah dan memberdayakan seluruh komponen sekolah dengan tanggung
71
jawab masing-masing, serta meningkatkan hubungan yang harmonis dengan masyarakat, lembaga lain yang terkait dan lebih transparan atas segala sesuatu demi kesuksesan dan kejayaan sekolah.
C. PENUTUP
Alhamdulillah, berkat karunia dan pertolongan Allah SWT yang didasari dengan niat dan kesungguhan hati akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul "Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)" dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih terlampau jauh dari kesempurnaan tiada gading yang tak retak. Untuk itu demi kesempurnaan dan perbaikan dalam penelitian ini kritik dan saran yang bersifat konstruktif, sangatlah penulis harapkan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang berganda laksa kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan serta materi dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, semoga senantiasa mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin Ya Robbal 'alamin, Jazakumullah ahsanal jaza'.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991). Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), cet.3. Arikunto, Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990). _______, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006). Bukhori, Imam, Shohih Bukhori, Juz I, (Beirut: Daar Al Kutub, 1992). Daryanto, M., Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2001), cet.2. Denim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, presentasi, dan publikasi hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), Cet.I. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989. Dokumen SMP Islam Hidayatullah Semarang tentang Visi dan Misi. Dokumen tentang profil SMP Islam Hidayatullah Semarang yang berisi identitas Sekolah dalam lampiran 1. Dokumen Waka Humas SMP Islam Hidayatullah, Tahun 2007/2008 Fattah,
Nanang, Landasan Rosdakarya, 2001).
Manajemen
Pendidikan,
(Bandung:
Remaja
Gunawan, Ary H., Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996). Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, jilid 1 (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), Cet. XXXII. http://apadefinisinya.blogspot.com/ 05/ 09/ 2008/ 10. 47 WIB. http://darwito.diinoweb.com/ Jum’at 05 September 2008.
http://lpi-hidayatullah.com, Rabu/17/12/2008. Idris, Zahara, Dasar-dasar Kependidikan I, (Padang: Angkasa Raya, 1992). Kadarmansi dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992). Kusumastuti, Frida, Dasar Dasar Humas, (Jakarta: Ghalia, 2002). Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet.4. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002). Cet.XVII. Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996). Muliawan, Jasa Ungguh, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005). Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003). _______, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Rosdakarya, 2004), Cet.3.
(Bandung: PT. Remaja
Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004). Cet. Ke-4. Muthowi’, Ibrahim Ishmat, Al-Ushul Al-Idariyah Al-Tarbiyah, (Riad: DaralSyuruq, 1996). Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999), Cet.2. Nasir, M. Ridwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005). Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1996) Cet. Ke-13. Poetro, Santoso Sastro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, (Bandung : Alumni, 1998). Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1995), Cet.7.
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). ______, Rosady, Aspek-Aspek Hukum dan Etika Dalam Aktifitas Public Relations Kehumasan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995). Sa’ud, Udin Syaefudin, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). Sagala, H. Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000). Siagian, Sondang P., Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003). Sisk, Henry L., Principles of Management (South-Western Publishing Company, 1969). Siswanto, Bambang, Humas, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet.1. Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004). Sudjana, Nana dan Ahmad Rifdi, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1990). Sufyarma, H., Kapita Selekta ManajemenPendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003). Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2005). Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003). Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Woolfalk, Anita E., Educational Psycology, (United State of America: A Simon and Schuster Company,1995). Yuono, Trisno, Kamus lengkap Bahasa Indonesia,( Surabaya: Arloka, 19994). Yusup, Pawit M., Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990). Zainuddin, Abi Abbas, Tajridus Shorih Li Ahadits al Jami’ al Shohih, (Semarang: Maktabah Al Alawiyah), Juz 1.
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
BIODATA DIRI
:
Nama Lengkap
:
M. SYAIFUDDIN JAZULI
Tempat/Tgl Lahir
:
Pati, 27 September 1985
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Agama
:
Islam
Suku/ Bangsa
:
Jawa/ Indonesia
Alamat
:
Jl. Raya Pati - Purwodadi Km. 20, Dk. Dermoyo Ds. Cengkal Sewu Rt.01/Rw.01 Kec. Sukolilo Kab. Pati (59172) Jawa Tengah.
JENJANG PENDIDIKAN : 1. MI. Ianatul Athfal Cengkalsewu Sukolilo Pati, Lulus Tahun 1998 2. MTs. Miftahut Thullab Cengkalsewu Sukolilo Pati, Lulus Tahun 2001 3. MA. Raudlatul Ulum Guyangan Trangkil Pati, Lulus Tahun 2004 4. Institut Agama Islam Negeri Walisongo (IAIN) Semarang, Angkatan 2004
Demikian daftar riwayat pendidikan penulis yang dibuat dengan data yang sebenarnya dan semoga menjadi keterangan yang lebih jelas.
Semarang, 15 Januari 2009 Penulis,
M. Syaifuddin Jazuli NIM : 3 1 0 4 2 7 5
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH ATAU WAKIL KEPALA SEKOLAH
I. Yang berkenaan dengan sejarah berdirinya SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang: a. Bagaimanakah sejarah pertumbuhan dan perkembangan SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang ini, mulai sejak berdirinya sampai dengan tahun ajaran 2007/2008 ? b. Prakarsa dari siapakah SMP Islam Hidayatullah ini berdiri ? c. Bagaimanakah status SMP Islam Hidayatullah ini berdiri ? II. Apa Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Hidayatullah? III. Yang berkenaan dengan guru: a. Berapakah guru SMP Islam Hidayatullah yang tetap dan yang tidak tetap ? b. Bagaimana kepangkatan guru SMP Islam Hidayatullah dan mata pelajaran apa yang diajarkan ? c. Bagaimana usaha yang ditempuh SMP Islam Hidayatullah untuk meningkatkan segi kuantitas dan kualitas guru-gurunya ? IV. Yang berkenaan dengan siswa: a. Bagaimanakah usaha yang ditempuh SMP Islam Hidayatullah untuk meningkatkan mutu siswa-siswinya ? b. Siapakah siswa yang berhak mendapat beasiswa dari SMP Islam Hidayatullah? V. Yang berkenaan dengan staf tata usaha: a. Berapakah jumlah tata usaha SMP Islam Hidayatullah ? b. Bagaimanakah pembagian tugas tata usaha SMP Islam Hidayatullah ? c. Bagaimanakah usaha yang ditempuh SMP Islam Hidayatullah untuk meningkatkan segi kuantitas dan kualitas staf tata usahanya ? VI. Yang berkenaan dengan sarana-prasarana: a. Berapakah ruangan kelas yang dipunyai SMP Islam Hidayatullah ? b. Bagaimanakah pembagian ruang kantor SMP Islam Hidayatullah?
c. Untuk menunjang kegiatan siswa, sarana apakah yang dimiliki SMP Islam Hidayatullah ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WAKA HUMAS
1. Apa prinsip-prinsip SMP Islam Hidayatullah dalam mengembangkan Humas? 2. Apa bentuk strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang? a. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan antar warga sendiri (internal public). b. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan masyarakat luar (external public). 1) Hubungan masyarakat sekolah dengan orang tua 2) Hubungan masyarakat sekolah dengan pihak luar 3. Bagaimana pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang? Mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan evaluasi?
PEDOMAN OBSERVASI I. Tentang letak geografis a. Mengenai lokasi SMP Islam Hidayatullah. b. Mengenai luasnya. II. Yang berkenaan dengan struktur organisasi a. Mencatat bagan struktur organisasi SMP Islam Hidayatullah b. Mengamati dan mencatat keterangan bagan yaitu tentang personalia yang menduduki jabatan dalam struktur tersebut.