MANAJEMEN FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT MIZAN AMANAH BINTARO Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Azhar Lujjatul Widad NIM: 1110053000011
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014 M.
I}IANAJEMEN FI'NDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKXT MIZAN AMANAH BINTAR.O
Skripsi Diajukanke,pada Fakultas Dakrilah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Merrperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oieh:
Azhar LuiiatulWidad
NIM:
1110053000011
Pembimbiug
NIP: 196606051994031005
::,
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAII DAN ILMU KOMUNIKASI I}NIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435HJ2014 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
SKRIPSI MANAJEMEN FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT MIZAN AMANAH BINTARO Oleh:
Azhar Lujjatul Widad 11
1005300001
I
Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Mei 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai saiah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.) pada Program Studi Manajemen Dakwah Jakarta, 8 Mei 2014
Sidang Munaqasyah Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Cecep Castrawiiava. MA. NIP. 19630701 199803 I 003
Mulkannasir. BA..S.Pd..MM. NIP. 19711003 199903 2 00r Anggota,
Penguji I
NIP.l
Penguji II
A
Dr. Sihabudin Noor. MA.NIP. 19690721 199703 I 001
001
Pembimbing
NrP. 19966060s 19940 3 005
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketetuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 8 April 2014
Azhar Lujjatul Widad
ABSTRAK Azhar Lujjatul Widad, NIM 1110053000011, Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Bintaro, Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dibawah bimbingan Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA. Mizan Amanah adalah lembaga amil zakat yang menghimpun, mengelola dan mendistribusikan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf. Secara khusus Mizan Amanah memiliki konsen dalam membina dan memberdayakan generasi bangsa melalalui program-program pendidikan bagi anak yatim dan duafa. Oleh karena itu tugas Mizan Amanah untuk menghimpun dana dalam jumlah besar adalah suatu keharusan agar setiap program yang telah dibuat dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Penulis memperhatikan pentingnya manajemen fundraising pada LAZ Mizan Amanah, berdasar latar belakang diatas maka rumusan masalah masalahnya adalah: Bagaimana fungsi-fungsi manajemen fundraising yang diterapkan pada LAZ Mizan Amanah dan bagaimana langkah-langkah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan fundraising pada LAZ Mizan Amanah. Adapun teori yang digunakan adalah teori George R.Terry mengenai fungsi-fungsi manajemen yang mencakup Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Kemudian teori fundraising yang dikemukakan Hasanudin bahwa fundraising diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya untuk mencapai misi dan tujuan dari lembaga tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk ditarik kesimpulan. Dengan tipe pendekatan studi kasus, penulis mengadakan penelitian dengan melihat, menggambarkan tentang manajemen fundraising LAZ Mizan Amanah Bintaro. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dengan manager fundraising Mizan Amanah serta dokumentasi Mizan Amanah. Hasil dari penelitian manajemen fundraising LAZ Mizan Amanah yaitu Mizan Amanah telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik dan juga telah menjalankan langkah-langkah manajemen fundraising sesuai dengan teoriteori manajemen yang terdapat dalam literatur pustaka. Meskipun masih ada yang perlu diperbaiki dan dimaksimalkan kinerjanya seperti memperluas jaringan donatur ke luar negeri, sosialiasi yang lebih masif agar khalayak lebih mengenal dan mengetahui Mizan Amanah sebagai lembaga pengelola ZIS dan wakaf. Kata Kunci: Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat v
KATA PEGANTAR
Puji syukur saya ucapkan hanya kepada Allah SWT. yang telah memberi taufik, hidayah dan berbagai pertolongan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk skripsi dengan judul “ MANAJEMEN FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT MIZAN AMANAH BINTARO” dapat terselesaikan berkat bimbingan dari berbagai pihak. Selawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. semoga kita semua mendapat syafaatnya kelak di
hari kiamat nanti. Dengan selesainya skripsi ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak sebagai berikut: 1. Bapak Dr. Arif Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Wakil Dekan I, Bapak Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan II, Bapak Dr. Sunandar, MA. selaku Wakil Dekan III. 2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA. selaku ketua jurusan Manajemen Dakwah dan Bapak Mulkanasir, BA, S.Pd, MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah yang selalu menyumbangkan pemikiran dalam penulisan skripsi dan juga semenjak penulis masuk pada bangku kuliah. 3. Bapak Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, MA. selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdialog dengan penulis serta memotivasi penulis dalam mencari esensi dari tema yang penulis telaah pada skripsi ini dan secara tuntas dapat mengoreksi skripsi ini. vi
4. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mentransformasikan ilmunya pada penulis dalam batasan-batasan tertentu yang dapat penulis terima, sehingga penulis sedikit banyak telah mengetahui informasi tentang dinamika pengetahuan yang ada. 5. Bapak Dede Sutisna, selaku Manager Fundraising Mizan Amanah yang rela meluangkan waktunya untuk membantu proses penelitian skripsi, sehingga penulis dapat menyelesaikannya. 6. Kepada kedua orangtua tercinta, Ibunda Siti Rosyidah dan Ayahanda Arif Budiman yang senantiasa mendo’akan dan memotivasi penulis untuk terus berkreasi dan berpacu dalam mencari ilmu. Kepada adik-adik saya Zahid Shibghotulloh, Wafiq Syahrul Mubarok, Hilma Hilyatul Aulia, Nayla Musysrifatul Urfa yang menjadi sumber kekuatan agar penulis terus mencari ilmu dan mencapai cita-cita. 7. Kepada Bapak Budi Rahman Hakim dan Ibu Nia Rahman Hakim yang selalu menjadi kakak terbaik, yang selalu membimbing dan mengayomi penulis pada saat berjuang menuntut ilmu. 8. Teman-teman Manajemen Dakwah 2010, yang mengajarkan arti kebersamaan dan kekompakan. Teman-teman seperjuangan Omen, Muchtar dan Fahmonk yang selalu menginspirasi akan pentingnya kehidupan dunia dan akhirat semoga Allah membalas kebaikan kalian. Teman-teman seperjuangan HIMA PERSIS (Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam) DKI Jakarta dan temanteman HIMALAYA (Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya) Jakarta.
vii
Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ini merupakan sebuah refleksi studi S1 dan dapat memberikan sumbangan keilmuan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang berminat dengan tulisan ini. Dan dengan harapan karya tulis ini dapat dijadikan amal bagi penulis, Amin ya robbal ‘alamin.
Jakarta, 8 April 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI ABSTRAK ……………………………………………………………………...
v
KATA PENGANTAR …….…………………………………………………...
vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
ix
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….....
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………………….
4
C. Tinjauan Pustaka ……………………………………...…………….
5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...…………………………………...
6
E. Metodologi Penelitian ……….…………………………………...…
7
F. Sistematika Penulisan ……………………………………………....
12
BAB II: TINJAUAN TEORI TENTANG MANAJEMEN FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT A. Manajemen Fundraising…………………………………………….
14
1. Pengertian Manajemen Fundraising……………………………..
14
2. Fungsi-fungsi Manajemen Fundraising………………………….
17
3. Langkah-langkah Manajemen Fundraising……………………...
20
B. Lembaga Amil Zakat……………………………………………….
25
1. Pengertian Lembaga Amil Zakat………………………………...
25
2. Dasar Hukum Lembaga Amil Zakat…………………………….
26
3. Fungsi Lembaga Amil Zakat……………………………………
27
BAB III: GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT MIZAN AMANAH A. Latar belakang dan sejarah berdirinya LAZ Mizan Amanah………
29
B. Visi, Misi, dan Tujuan LAZ Mizan Amanah………………………
31
C. Struktur Kepengurusan LAZ Mizan Amanah……………………...
32
D. Program Kerja LAZ Mizan Amanah………………………………
33
ix
BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN MANAJEMEN FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT MIZAN AMANAH A. Fungsi-fungsi manajemen fundraising LAZ Mizan Amanah……...
42
B. Langkah-langkah manajemen fundraising LAZ Mizan Amanah….
49
C. Analisis…………………………………………………………….
63
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………..
67
B. Saran-saran……………………………………………….…….….
68
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
69
LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan mayoritas muslim terbanyak di dunia, hal ini menjadi faktor utama besarnya potensi zakat di Indonesia, karena dalam tingkat perekonomian dan taraf hidup rakyatnya, Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah seorang pengurus Forum Zakat Indonesia, Sri Adi Bramasetia sebagaimana dikutip di situs www.voaindonesia.com, beliau mengatakan, “meski jumlah zakat yang dihimpun di Indonesia naik tiap tahun, namun tidak pernah mencapai potensi yang sesungguhnya.” Ia menyatakan bahwa jika dikelola serius, potensi zakat di Indonesia, dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, bisa mencapai Rp 300 triliun per tahun. Namun dari potensi besar itu, dana yamg terkumpul baru sekitar Rp 1,8 triliun. Sri Adi memperkirakan, angka tersebut disebabkan karena perusahaan-perusahaan besar dan masyarakat masih memiliki kesadaran yang rendah dalam menunaikan zakat.1 Fenemona di atas menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Lembaga Amil Zakat yang ada di Indonesia. Lembaga Amil Zakat harus menjadi fasilitator antara duafa dan para aghniya, sehingga potensi zakat di Indonesia bisa dimaksimalkan sebaik mungkin.
1
Budi Nahaba, “Potensi Zakat Bisa Capai Rp 300 T Per Tahun,” artikel diakses pada 9 Februari 2014 dari m.voaindonesia.com/a/1455819.html
1
2
Karena berdasarkan data yang didapat pada tahun 2011, Lembaga Amil Zakat sekelas Dompet Dhuafa saja baru mampu mengumpulkan dana zakat sekitar 75 milyar pertahun, pada tahun yang sama BAZNAS baru mampu mengumpulkan dana zakat sekitar 30 milyar. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian dari para praktisi zakat dan juga BAZ maupun LAZ agar bisa memaksimalkan aktifitas fundraising. Karena ketika kita membahas potensi zakat kemudian dikaitkan dengan Lembaga Amil Zakat, maka fokus perhatian kita akan tertuju pada aktifitas fundraising (penggalangan dana) di lembaga itu sendiri. Untuk meraih hasil yang maksimal dalam pengumpulan dana zakat yang tentunya untuk disalurkan kembali kepada yang berhak menerimanya, maka menjadi suatu keniscayaan bagi setiap Lembaga Zakat agar aktifitas fundraising dikelola dengan manajerial yang baik dan profesional. Mengelola aktifitas
fundraising
yang
baik,
maka dibutuhkan
manajemen yang baik, karena menggalang dan menghimpun dana bukanlah hal yang mudah, banyak proses dan dinamika yang harus dilalui, harus ada proses manajemen dalam menjalankan fundraising, dari mulai proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Dari aspek perencanaan saja Adrean Sargeant dan Eliane Jay mengemukakan setidaknya ada tiga aspek yang harus diperhatikan yaitu “Where are we now, where do we want to be and how are we going to get there.”2 Mereka menyebutkan bahwa dalam merencanakan fundraising poinpoin yang harus diperhatikan adalah organisasi harus mengetahui keadaan 2
Adrean Sargeant dan Eliane Jay, Management Fundraising (New York: Taylor & Francis e-library, 2004), h. 19.
3
lingkungan dimana organisasi itu berada, kemudian objek fundraising kita segmentasinya siapa, apakah individu, perusahaan atau yayasan, setelah semuanya dilakukan maka lembaga atau organisasi membuat strategi dan taktik yang akan digunakan dalam fundraising untuk mencapai target yang telah ditentukan. Sudah cukup banyak Lembaga Amil Zakat yang berdiri di Indonesia, diantaranya Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Al-Azhar Peduli Umat dan Mizan Amanah. Mizan Amanah merupakan salah satu lembaga zakat yang telah berkiprah kurang lebih 18 tahun dalam pengelolaan zakat. Mizan Amanah merupakan lembaga amil zakat yang konsen terhadap pemberdayaan generasi penerus bangsa, melalui jargon gerakan cinta yatim Indonesia yang kemudian diejawantahkan dalam berbagai program yang mengutamakan pendidikan dan pembinaan anak duafa dan yatim. Namun apabila kita melihat laporan keuangan Mizan Amanah pada tahun 2012,3 Mizan Amanah baru bisa mengumpulkan dana zakat kurang lebih 6,5 milyar, jelas ini masih jauh dari harapan, apabila melihat potensi zakat yang ada di Indonesia. Dengan tanggung jawab yang besar dalam membina generasi bangsa dan menjamin kehidupan yang layak untuk mereka, dan telah berdirinya asrama-asrama yatim yang tersebar di setiap kota yang ada Indonesia serta didirikannya lembaga-lembaga pendidikan dan sanggar-sangar belajar hal ini jelas membutuhkan kecakapan dalam mencari dan mengelola dana zakat, agar
3
http://mizanamanah.org/ diakses pada tanggal 4 Maret 2014
4
sarana tersebut bisa benar-benar bermanfaat untuk membantu proses pendidikan dan pembinaan anak-anak yang berada dibawah naungan Mizan Amanah. Manajemen yang baik dalam proses penggalangan dana adalah suatu keniscayaan yang harus dilaksanakan oleh Mizan Amanah supaya segala sesuatu yang telah diprogramkan bisa terlaksana secara efektif dan efisien. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai manajemen fundraising di Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah yang kemudian penulis masukan dalam sebuah judul skripsi yaitu “Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Bintaro.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pembahasan mengenai manajemen fundraising memiliki cakupan yang sangat luas, agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah hanya pada Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Bintaro. 2. Perumusan Masalah Agar perumusan masalah ini lebih terarah dan terfokus dalam penulisan skripsi ini maka dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana fungsi-fungsi Manajemen Fundraising yang diterapkan pada Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah?
5
b. Bagaimana
langkah-langkah
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan fundraising pada Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah?
C. Tujuan Dan Manfaat Penilitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang diinginkan penulis dalam penelitian ini adalah : a. Mengetahui fungsi-fungsi Manajemen Fundraising yang diterapkan pada Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah b. Mengetahui
langkah-langkah
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah. 2. Manfaat Penelitian a. Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang Manajemen Zakat secara umumnya dan dalam manajemen fundraising zakat pada khususnya. b. Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang menarik dan dapat menambah wawasan khazanah keilmuan bagi para pembaca khususnya mahasiswa Manajemen Dakwah, serta dapat berguna bagi banyak pihak terutama sebagai tambahan referensi atau perbandingan bagi studi-studi yang akan datang.
6
c. Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan baru dan memberikan motivasi bagi para praktisi yang kongkrit terhadap perkembangan Ilmu Manajemen. d. Lembaga terkait Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Mizan Amanah secara umum, dan menjadi bahan kajian Divisi Fundraising yang menangani masalah ini secara khusus, agar mampu mempertahankan kinerja yang sudah baik dan memaksimalkan kinerja yang belum tercapai secara optimal.
D. Tinjauan Pustaka Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah penulis melakukan kajian kepustakaan, penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas skripsi tentang zakat, judul-judul skripsi tersebut adalah : 1. Skripsi ditulis oleh Ikhwanul Hakim Mahasiswa Manajemen Dakwah 2011, “Strategi Penggalangan Dana Zakat Profesi Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Serang Banten”. Pada penulisan skripsi tersebut sang peneliti mendapatkan hasil bahwa potensi zakat di Kabupaten Serang sangat besar sekali, dengan kata lain ketika potensi zakat tersebut digali dengan optimal, maka sumber dana untuk pengentasan kemiskinan semakin besar.
7
2. Skripsi ditulis oleh Asep Muhdiyar Mahasiswa Manajemen Dakwah 2013. “Manajemen Fundraising Masjid Jami Al-Hidayah Tangerang.” Pada skripsi tersebut sang peneliti mendapatkan hasil bahwa Masjid Al-Hidayah Tangerang telah melaksanakan konsep manajemen fundraising, dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan langkah-langkah manajemen walaupun masih terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. 3. Skripsi ditulis oleh Anis Priyani Mahasiswa Manajemen Dakwah 2012. “Strategi Penggalangan Dana Zakat Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa Untuk Program Layanan Kesehatan.” Skripsi
ini
lebih
memfokuskan strategi penggalangan dana dalam program layanan kesehatan di Dompet Dhuafa. Dilihat dari beberapa judul diatas, penelitian penulis berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian kali ini tidak menjadikan Masjid sebagai objek penelitian dan juga tidak membahas aspek strategi, kali ini penulis menggambarkan bagaimana Manajemen Fundraising pada Lembaga Amil Zakat di Mizan Amanah. Oleh karena itu materi pembahasannya pun berbeda, materi yang penulis bahas tentang “Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Bintaro”.
E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Pada penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
8
yang diamati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya dikemukakan teori menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy, dia mendifinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari perilaku orang-orang yang dapat diamati.4 Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis berharap dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau produksi. 5 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Bapak Dede Sutisna selaku Manager Fundraising Mizan Amanah, orang yang dapat memberikan informasi tentang Mizan Amanah mengenai permasalahan yang diteliti penulis.. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah manajemen fundraising pada Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Bintaro. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di kantor pusat Mizan Amanah di Jl.Kesehatan Raya No. 16 Bintaro Jakarta Selatan. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan januari sampai maret tahun 2014.
4
Lexy J. Mleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3. 5 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik ( Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), h. 24.
9
4. Sumber Data Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan : a. Data Primer Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer, peneliti atau observer melakukan sendiri observasi di lapangan. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, brosur, makalah dan sumber informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai bahan penunjang penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan: a. Observasi atau pengamatan Observasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan mencatat fenomena yang muncul
10
dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.6 Hingga saat ini ada dua model observasi yang sudah biasa dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pertama, Observasi secara langsung dan ikut terlibat dalam
peristiwa yang sedang
dijadikan obyek observasi. Dan kedua, observasi non partisipan, yakni observer berada di luar obyek atau peran yang sedang diidentifikasi, bisa dari jarak dekat atau jarak jauh. Artinya, pihak observer hanya mengamati dan mencatat fakta atau kejadian-kejadian yang tampak sebagaimana layaknya orang yang sedang mengamati sesuatu. Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian langsung kepada proses manajemen fundraising di Mizan Amanah. Dalam observasi peneliti melakukan pencatatan apa yang bisa dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan data yang dibutuhkan. b. Wawancara Wawancara adalah satu cara atau teknik yang digunakan untuk mengungkapkan
dan
mengetahui
mengenai
fakta-fakta
mental/kejiwaan (psikis) yang ada pada diri terbimbing atau klien. Wawancara juga merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Dalam penelitian kualitatif yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam, dimana seorang responden atau kelompok responden 6
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi ( Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983), h. 62.
11
mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. 7 Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan manajer fundraising yang bertugas mengelola dan mengatur penghimpunan dan penggalangan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf. c.
Dokumentasi Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.8 Dalam hal ini peneliti mengumpulkan, membaca, memperoleh, dan mempelajari berbagai macam bentuk data melalui pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di Kantor Pusat Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam buku dan majalah sesuia dengan masalah yang diteliti.
6. Teknik Analisis Data Teknik Analisis Data adalah suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar kemudian dianalisa agar mendapatkan hasil berdasarkan yang ada. Hal ini disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. 9
7
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relation ( Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), cet ke-1, h. 61. 8 Husaini Husman, Metodologi Penelitian Sosial ( Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 73. 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Bulan Bintang, 2003), cet ke-9, h. 11.
12
Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Redaksi data yang merupakan bentuk analisis yang relevan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulannya dapat ditarik dan diverifikasi. b. Penyajian data, setelah data mengenai manajemen di peroleh, maka data tersebut disajikan dalam bentuk narasi, visual, gambar, matriks, bagan, tabel, dan lain sebagainya sehingga tujuan dari penelitian dapat terjawab. c. Penyimpulan, data yang tersaji pada analisa antar kasus khususnya yang berisi jawaban atas tujuan penelitian kualitatif diuraikan secara singkat,
sehinnga
dapat
pengambilan
kesimpulan
mengenai
Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah. 7. Teknik Penulisan Dalam penulisan ini penulis berpedoman dan mengacu kepada buku “ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.” Yang diterbitkan oleh CEQDA, April 2007, Cet. Ke-2. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun rincian pembahasannya adalah sebagai berikut: Bab I, berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah yang menjadi landasan awal yang melatarbelakangi permasalahan dalam skripsi ini, pembatasan dan perumusan masalah yang merupakan
13
batasan dan titik permasalahan yang akan diteliti, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab II, berisi tentang tinjauan teori yang terdiri dari, teori manajemen dan fundraising yang menguraikan tentang pengertian, fungsi-fungsi dan langkah-langkah manajemen fundraising. Kemudian teori Lembaga Amil Zakat, yang menguraikan pengertian, dasar hukum dan fungsi lembaga amil zakat. Bab III, berisi tentang gambaran umum Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah, yang meliputi latar belakang dan sejarah berdiri M, visi misi dan tujuan, struktur kepengurusan dan program kerja. Bab IV, membahas mengenai hasil analisis penulis yang diteliti dalam skripsi ini, yang meliputi analisis penerapan fungsi-fungsi manajemen fundraising dan langkah-langkah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Bab V, berisi kesimpulan yang berupa jawaban-jawaban dari permasalahan penelitian yang dikemukakan sebelumnya. Bab ini juga berisi saran yang sifatnya membangun sebagai solusi dari permasalahan yang telah dikemukakan.
BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG MANAJEMEN FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT
A. Manajemen Fundraising 1. Pengertian Manajemen Fundraising Secara etimologi manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi
kata
kerja
manager
yang
artinya
menangani.
Managere
diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. 1 Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian manajemen, penulis
mengemukakan
pendapat
para
pakar
mengenai
pengertian
manajemen, diantaranya sebagai berikut: a. Menurut George Terry yang dikutip dalam buku Tommy Suprapto mendefiniskan manajemen sebagai berikut, “manajemen merupakan sebuah proses yang khas,,
yang terdiri dari tindakan-tindakan:
perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
1
Husaini Usman, MANAJEMEN Teori, Praktek dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara 2009), cet ke -1, h. 5.
14
15
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.”2 b. Erni Trisnawati Sule mengemukakan bahwa “manajemen pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu terkait dengan pencapaian tujuan.”3 c. Haimann dan Scott mengatakan “management is a social and technical process which utilizies resources, influence human action, and facilitates changes in order to accomplish or organization goals.”4 d. Ulber Silalahi dalam bukunya mengemukakan bahwa “manajemen didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, pemimpinan dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumbersumber
dan
pelaksanaan
tugas-tugas
dalam
mencapai
tujuan
organisasional secara efektif dan efisien.”5 e. Scanlan dan keys mengemukakan “Management may be defined as the coordination and integrating of all resources (both human and technical) to accomplish various specific results.”6 Manajemen diartikan sebagai proses pengkoordinasian dan pengintegrasian semua sumber daya (baik manusia ataupun tindakan) untuk mencapai hasil tertentu. 2
Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi (Jakarta:MedPress, 2009), cet ke-1, h.122. 3 Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2005), cet ke-1, h. 6. 4 Haimann and Scott, Management in the Modern Organization (Boston: Houghton Mifflin Company, 1970) h.7. 5 Ulber Silalahi, Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen (Bandung: Mandar Maju, 2002), cet ke-2, h. 4. 6 Burt Scanlan and Bernard Keys, Management And Organizational Behaviour (Wiley&Sons, 1983), cet ke-2, h. 6.
16
f. Andrew D Szilagy mengemukakan bahwa “Management as a process of interacting resources and task toward the achievement of stated organizational goals.”7 Manajemen merupakan proses interaksi antara sumber daya dan tugas terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu yang dimaksud fundraising menurut Kamus InggrisIndonesia adalah pengumpulan dana. 8 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan pengumpulan adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan; penghimpunan; pengerahan. Sedangkan yang dimaksud dengan dana ialah uang yang disediakan untuk keperluan (kesejahteraan, pemberian, hadiah, derma).9 Jadi fundraising dapat diartikan sebagai suatu cara penghimpunan uang dengan tujuan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan umum. Hasanudin dalam jurnal Manajemen Dakwah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “fundraising adalah kegiatan menghimpun dana dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya untuk mencapai misi dan tujuan dari lembaga tersebut”.10
7
Andrew D. Szilagy, Jr., Management and Performance (Scott, Foresman and Company, 1981), h. 6. 8 Peter Salim, Advanced English-Indonesian Dictionary (Jakarta: Modern English Press, 1991), h. 341. 9 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 183. 10 Hasanudin, “Strategi Fundraising Zakat dan Waqaf,” Jurnal Manajemen Dakwah, no.1 (Juni 2013): h. 11.
17
Jadi yang dimaksud dengan Manajemen Fundraising adalah ilmu dan seni dalam mengelola kegiatan fundraising dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan agar tujuan dari fundraising dapat tercapai secara efektif dan efisien. 2. Fungsi-fungsi Manajemen Fundraising George R Terry dalam bukunya Principles of Management sebagaimana dikutip oleh Winardi, mengemukakan bahwa fungsi-fungsi manajemen terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, Controlling. 11 Uraiannya sebagai berikut: a. Planning (Perencanaan) Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang terhadap sesuatu yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. 12 T. Hani Handoko mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.”13
11
Winardi, Asas-Asas Manajemen (Bandung: Bandar Maju, 2010), h.113. Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 38. 13 T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2003), cet. ke-18, h. 77. 12
18
Salah satu cara yang paling lumrah dalam penyusunan suatu rencana adalah dengan mengatakan bahwa perencanaan berarti mencari dan menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan yaitu apa, dimana, bilamana, bagaimana, siapa, dan mengapa. 14 Dalam aspek perencanaan terdapat dua tipe utama rencana, yaitu:15 1) Rencana-rencana Strategik (Strategic plans), rencana ini dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas dan mengimplementasikan misi yang memberikan alasann khas keberadaan organisasi. 2) Rencana-rencana operasional (Operational plans), dalam aspek ini diuraikan secara terperinci bagaimana rencana-rencana strategic akan dicapai. Dalam tipe operational plans, terdapat dua sub-tipe dalam pelaksanaannya. Pertama, Rencana sekali pakai (single use plans), bagian ini dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila telah tercapai. Kedua, rencana tetap (standing plans), merupakan pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan situasi-situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi berulangulang.
h.37.
14
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet ke-1,
15
T. Hani Handoko, Manajemen, cet. Ke-18. (Yogyakarta: BPFE, 2003), h. 85.
19
b. Organizing (Peorganisasian) Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan simbolnya. 16 Pengorganisasian sebagai fungsi manajemen memiliki arti baik secara statis ataupun dinamis. Secara statis, organisasi adalah skema, bentuk, bagan yang menunjukkan hubungan antara fungsi serta otoritas dan tanggung jawab yang berhubungan satu sama lain. Sedangkan organisasi dalam arti dinamis adalah proses pendistribusian pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh individu atau kelompok dengan otoritas yang diperlukan untuk pengoperasiannya. Jadi, pengorganisasian berarti menetapkan sistem organisasi yang dianut dan mengadakan distribusi kerja agar mempermudah perealisasian tujuan. 17 c. Actuating (Penggerakan) Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan “Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas
16
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet ke-1, h. 60. 17 H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet ke-1, h. 24.
20
bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis”. 18 d. Controlling (Pengawasan) Menurut Mc. Farland yang dikutip dalam buku Maringan Masry Simbolon mendefinisikan pengawasan sebagai barikut, “Pengawasan ialah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijkan yang telah ditentukan”. 19 3. Langkah-langkah Manajemen Fundraising Langkah-langkah
dalam
manajemen
fundraising
merupakan
penjabaran dari fungsi manajemen itu sendiri, maka langkah-langkah tersebut merupakan pengejawantahan dari proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Dalam proses perencanaan maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: 20 a. Perkiraan dan perhitungan masa depan Dalam aspek ini suatu organisasi bisa membuat perkiraan mengenai kemungkinan terlaksananya kegiatan fundraising, baik dari segi waktu, tempat ataupun kondisi organisasi. b. Penentuan dan perumusan sasaran 18
h.95.
19
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet ke-1,
Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 61. 20 Hasanudin, Manajemen Dakwah (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 28.
21
Di bagian ini ditentukan sasaran yang akan dijadikan objek fundraising, segmentasi mana yang akan dijadikan sasaran penggalangan dana, kemudian ditentukan juga tujuan dari penggalangan dana itu sendiri. c. Penetapan Metode Di bagian ini ditentukan metode apa yang akan dipakai untuk penggalangan dana, metode fundraising sangat banyak sekali macamnya, hal ini bisa ditentukan dengan berdasar kepada kondisi lembaga ataupun objek fundraising. d. Penetapan Waktu dan Lokasi Dalam poin ini ditentukan waktu pelaksanaan dan juga tempat yang akan dijadikan sasaran fundraising. e. Penetapan Program Dalam poin ini ditentukan gambaran atau rentetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan fundraising. f. Penetapan biaya Dalam tahap ini organisasi harus memperkirakan biaya yang diperlukan untuk proses fundraising, dan juga menentukan target dana yang akan didapat. Dalam proses pengorganisasian langkah-langkah dilakukan adalah:21 a. Pembagian dan penggolongan tindakan fundraising
21
Hasanudin, Manajemen Dakwah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 29.
yang harus
22
Dalam tahap ini suatu lembaga membagi fundraising sesuai dengan strategi dan metode yang dijalankannya, pembagian ini sangat penting karena pelaksanaanya pun akan berbeda dan dilakukan dengan cara yang berbeda. b. Perumusan dan pembagian tugas kerja Dibagian ini ditentukan pembagian tugas kerja dalam pelaksanaan fundraising, pembagian tugas ini dimaksudkan agar tidak adanya tumpah tindih tugas, semua tugas terbagi habis dan tidak ada yang terbengkalai sehingga target fundraising yang telah ditetapkan dalam perencanaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. c. Pemberian wewenang Pada bagian ini para karyawan ataupun pekerja diberikan kejelasan wewenang,
agar
tidak
terjadi
miss
communication
dan
miss
understanding. Dalam proses penggerakan langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: a. Pembimbingan Pembimbingan
adalah
aktivitas
manajemen
yang
berupa
memerintah, menugaskan, memberi arah, memberi petunjuk kepada bawahan dalam menjalankan tugas sehingga dapat tercapai dengan efisien. b. Pengkoordinasian Ibnu Syamsi sebagaimana dikutip Hasanudin, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “pengkoordinasian adalah aktivitas dan fungsi
23
manajemen yang dilakukan dengan jalan menghubungkan-hubungkan, memanunggalkan dan menyeleraskan orang-orang dan pekerjaanpekerjaanya sehingga semuanya berlangsung tertib dan seirama menuju ke arah tercapainya tujuan bersama”.22 c. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan pada hakikatnya merupakan kegiatan manajemen yang terwujud dalam tindakan pemilihan diantara pelbagai kemungkinan untuk menyelesaikan persoalan dan pertentangan yang timbul dalam proses pengelolaan organisasi. 23 Kemudian dalam proses pengawasan langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: a. Menetapkan standar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan standar adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. 24 Adapun syarat-syarat standar yang baik adalah: 25 1) Validitas; kesahihan 2) Reliabilitas; handal, terpercaya 3) Sensitivitas; kepekaan, kemampuan untuk membedakan 4) Akseptabilitas; dapat diterima untuk digunakan
22
Hasanudin, Manajemen Dakwah (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 30. Hasanudin, Manajemen Dakwah, h. 31. 24 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 858. 25 E.K. Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam ( Jakarta: PT. Bhratara Karya Aksara, 1986), h. 154. 23
24
5) Practicable; dapat dipraktikan. b. Pemeriksaan dan penelitian Dalam pemeriksaan dan penelitian terhadap pelaksanaan kegiatan fundraising. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan,yaitu: 26 1) Peninjauan pribadi manajer 2) Laporan secara lisan 3) Laporan tertulis 4) Laporan dengan penelitian terhadap hal-hal yang bersifat istimewa. c. Membandingkan antara pelaksanaan tugas dengan standar. Dalam proses ini dapat diadakan penilaian apakah proses fundraising
berjalan dengan
penyimpangan-penyimpangan.
baik
atau
Apabila
sebaliknya
ternyata
proses
telah terjadi fundraising
berjalan dengan baik, artinya pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana dan hasilnya dapat mendekati atau bahkan mencapai target yang telah ditentukan. Hal itu bisa dijadikan contoh untuk pelaksanaan fundraising berikutnya. Tetapi apabila dalam prosesnya terdapat penyimpanganpenyimpangan dan hasilnya tidak dapat mencapai target yang telah ditentukan, maka manajer harus memfokuskan perhatiannya ke arah penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi.27
146.
26
Abd.Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1977), h. 144-
27
Abd.Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1977), h. 147.
25
d. Mengadakan tindakan perbaikan dan pembetulan terhadap penyimpanganpenyimpangan yang telah terjadi. Diantara
penyebab
terjadinya
penyimpangan-penyimpangan
yaitu:28 1) Kekurangmampuan pihak pelaksana. Solusi dari permasalahan ini dilakukan dengan training, penambahan atau penggantian tenaga pelaksana. 2) Waktu dan biaya tidak cukup tersedia. Solusinya dengan tindakan perbaikan berupa penyesuaian waktu dan biaya dengan kepadatan volume pekerjaan. 3) Ketidakmampuan manajer/pemimpin dalam mengelola setiap elemen yang dibutuhkan. Solusinya dengan peningkatan kualitas manajemen melalui pelatihan, Training Development, dan Organization Development.
B. Lembaga Amil Zakat 1. Pengertian Lembaga Amil Zakat Lembaga Amil Zakat merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat dan mendapatkan pengakuan dari pemerintah. 29 Lembaga Amil Zakat dibentuk oleh masyarakat sehingga tidak memiliki afiliasi dengan BAZ
28 29
h. 95.
T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1999), h. 365. Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas (Malang: UIN-Malang Press, 2007),
26
(Badan Amil Zakat). BAZ dan LAZ masing-masing berdiri sendiri dalam pengelolaan zakat. 2. Dasar Hukum Lembaga Amil Zakat Dasar hukum berdirinya lembaga pengelola zakat di Indonesia adalah Undang-undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, Keputusan Menteri Agama No. 581 tahun keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Sedangkan dasar hukum lain yang memiliki kaitan erat dengan zakat adalah Undang-undang No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Undang-undang ini menjelaskan bahwa zakat merupakan pengurang Penghasilan Kena Pajak (PKP). 30 Untuk dapat dikukuhkan oleh pemerintah, sebuah LAZ harus memenuhi dan melampirkan persyaratan sebagai berikut: a. Akta pendirian (berbadan hukum) b. Data Muzaki dan Mustahik c. Daftar susunan pengurus d. Rencana program kerja jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang e. Neraca atau laporan posisi keuangan f. Surat Pernyataan bersedia untuk di audit.
30
h. 94.
Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas (Malang: UIN-Malang Press, 2007),
27
Hanya LAZ yang telah dikukuhkan oleh pemerintah saja yang diakui bukti setoran zakatnya sebagai pengurang penghasilan kena pajak dari muzaki yang membayarkan dananya. Bentuk badan hukum untuk LAZ adalah yayasan, karena LAZ termasuk organisasi nirlaba, dan badan hukum yayasan dalam melakukan kegiatannya tidak berorientasi untuk memupuk laba. 31
3. Fungsi Lembaga Amil Zakat Lembaga Amil Zakat memiliki peran penting dalam proses penghimpunan, pengelolaan, dan pendistribusian dana zakat. Penghimpunan merupakan awal dari kesuksesan suatu lembaga zakat, karena proses pengelolaan dan pendistribusian bisa terlaksana ketika lembaga tersebut bisa menghimpun dana zakat dari para aghniya. Pengelolaan zakat dalam artian mengusahakan agar dana zakat yang berhasil dihimpunnya bisa disalurkan kepada pos-pos (ashnaf) yang sesuai dengan yang dianjurkan dan ditetapkan oleh syari’at Islam. Dalam Lembaga Amil Zakat, usaha pendistribusian zakat ini terdapat dalam program pendayagunaan zakat. Pendayagunaan sendiri secara konseptual terdiri dari dua kata yaitu “daya” dan guna. Kata “daya” berarti power, energy dan capacity. Kata “daya” mengisyaratkan kekuatan atau tenaga untuk menggerakan. Sementara daya guna berarti daya kerja yang mendatangkan hasil sebanyak-banyaknya dengan penuh manfaat (using,
31
h.101.
Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas (Malang: UIN-Malang Press, 2007),
28
efficiency, usefulness). Dengan demikian program pendayagunaan berarti program pendayagunaan berarti program yang didalam pendistribusiannya itu tidak hanya memastikan dana zakat sampai kepada mustahik, melainkan juga bernilai produktif dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.32 Abdurahman
Qadir
sebagaimana
dikutip
Didin
Hafidhuddin
mengemukakan bahwa fungsi dari lembaga amil zakat adalah : 33 a. Menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat b. Menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari muzaki c. Mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat. d. Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan pemerintahan yang Islami.
32
Purnawarman el-Atimi, “Fungsi dan kedudukan Lembaga Amil Zakat dalam Syari’at Islam, “ artikel diakses pada 13 Maret 2014 dari http://mediapurnawarman.blogspot.com/2011/08/fungsi-dankedudukan-lembaga-amil-zakat.html 33 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Jakarta: Gema Insani, 2002), cet ke-1, h. 126.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG LEMBAGA AMIL ZAKAT MIZAN AMANAH
A. Sejarah Berdirinya Mizan Amanah Mizan Amanah1 merupakan lembaga pengelola amanah umat yang berfungsi menyambungkan antara donatur dengan kaum duafa melalui mekanisme prinsip accountable dan credible. Didirikan pada tanggal 19 Juli 1995 oleh mahasiswa yang peduli dan orang-orang yang mau membaktikan dirinya dibidang kemanusiaan. Sejak saat itu dari tahun ke tahun, Mizan Amanah terus berkembang sebagai organisasi pengelola amanah umat yang bertujuan untuk membina dan mengelola anak yatim piatu dan kaum duafa yang ada di Indonesia, tercatat sampai periode Mei tahun 2012 telah tersantuni lebih dari 11.864 anak yatim dan duafa. Secara struktural, lingkup kegiatan Mizan Amanah terbagi menjadi dua yaitu Yayasan dan Panti. Yayasan berfungsi untuk mengelola amanah titipan donatur dan membina sumber daya insani yang dinamis, agamis, credible, accountable dan profesional. Sedangkan Panti berfungsi khusus mendidik dan mengelola anak-anak yatim piatu dan duafa supaya menjadi muslim hakiki 1
Mizan Amanah terdiri dari dua suku kata yang berasal dari bahasa Arab yaitu “Mizan” dan “Amanah”, Mizan berarti neraca/timbangan sedangkan amanah berarti sesuatu yang dipercayakan kepada orang lain. Berdasarkan makna kedua kata tersebut maka lembaga zakat ini diberikan Nama Mizan Amanah. Nama ini mencerminkan bahwa lembaga ini harus dapat dipercaya oleh donatur dan bisa mendistribusikan dana zakat, infak dan sedekah secara adil, merata, dan tepat sasaran yang tentunya sesuai dengan syariat Islam. Nama Mizan Amanah menjadi spirit bagi lembaga untuk senantiasa mendedikasikan tenaga, pikiran dan harta untuk kesejahteraan umat, terutama pengelola zakat yang harus menjaga amanah donatur karena akan diminta pertanggungjawaban di hari akhir. Wawancara pribadi dengan Rini, Jakarta 10 April 2014.
29
30
dan menjadi pribadi mandiri di masyarakat nantinya. Dalam perjalanan keorganisasiannya, selain membina dan mengelola anak yatim piatu dan duafa, Mizan Amanah telah banyak melakukan kegiatan kemanusiaan baik dalam bentuk kegiatan rutin seperti bakti sosial, pengayoman asuransi kesejahteraan sosial kemudian bantuan korban bencana alam, beasiswa prestasi serta bentuk pengabdian masyarakat lainnya. Tujuh belas tahun berlalu, Mizan Amanah telah mencetak manusiamanusia tangguh dan berkualitas ke dalam masyarakat yang insya berusaha seoptimal mungkin dalam pengabdian dan pelayanan masyarakat Indonesia. Kemudian pada tahun 2008, Mizan Amanah mendapat penghargaan berturutturut dari walikota Cimahi, gubernur Jawa Barat dan puncaknya penghargaan organisasi terbaik tingkat nasional dari mentri sosial RI yang di saksikan oleh presiden SBY, selain itu selama empat tahun secara berturut-turut Mizan Amanah telah lulus audit akuntan publik dengan predikat terbaik wajar tanpa pengecualian. Legalitas Mizan Amanah yaitu :SK Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : AHU-AH.01.08-498, akta notaris Yudha Iswardani.SH No.4 tanggal 16 juni 2008, surat izin Dinas Sosial Kota Cimahi Nomor : 920/1000/kesbang, Surat izin Dinas Sosial propinsi Jawa Barat Nomor : 062/2031/PRKS/98/2008, dan NPWP Nomor : 02.266.660.6-421-000.
31
B. Visi dan Misi Mizan Amanah 1. Visi2 Mizan Amanah : “Menjadi lembaga pengelola amanah umat terdepan di tingkat nasional dan membentuk generasi yang bermanfaat. 2. Misi3 Mizan Amanah : a. Memperluas jaringan dan memberikan pelayanan prima bagi pemangku kepentingan. b. Mengelola amanah umat secara professional dan sesuai syariah sehingga lebih berdaya guna c. Mendidik dan mengembangkan potensi anak yatim dan kaum duafa untuk menjadi muslim yang hakiki 3. Tata Nilai Mizan Amanah : a. Islamic Mizan Amanah adalah lembaga pengelola amanah umat yang berlandaskan
Islam
dan
mengedepankan
nilai
syar'i
dalam
menjalankan aktivitasnya. b. Responsive Mizan Amanah adalah lembaga pengelola amanah umat yang senantiasa merespon dengan cepat dan tepat demi menjawab tantangan kedepan dan peningkatan pelayanan kepada pemangku kepentingan.
2
Visi adalah suatu impian/keadaan dimasa akan datang yang dicita-citakan oleh seluruh personil organisasi untuk dicapai. Lihat: Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik (Binarupa Aksara, 1996), cet ke-1, h. 38. 3 Misi adalah rangkaian kegiatan utama yang harus dilakukan organisasi untuk mencapai visinya. Menurut Peter Drucker untuk merumuskan misi, organisasi harus mengajukan pertanyaan: “in what business are we in or should be in” (dalam bisnis apa kita berada, atau seharusnya ada). Lihat: Hendrawan Supratikno, dkk, Advanced Strategic Management (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 13.
32
c. Integrity Mizan Amanah adalah lembaga pengelola amanah umat yang memiliki integritas dan komitmen tinggi dalam menjaga amanah yang diberikan kepada kami. d. Loyality Mizan Amanah adalah lembaga pengelola amanah umat yang memiliki loyalitas tinggi dalam segala aktivitasnya sehingga memiliki nilai lebih dan menumbuhkan kesetiaan untuk mencapai tujuan bersama. e. inovative Mizan Amanah adalah lembaga pengelola amanah umat yang proaktif menemukan ide baru dalam pengembangan program dan kelembagaan kearah yang lebih baik.
C. Struktur Organisasi Mizan Amanah Menurut Didiet Hardjito struktur organisasi adalah susunan formal dan mekanisme-mekanisme dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan sebagai perwujudan hubungan-hubungan antar komponen-komponen, bagian-bagian, fungsifungsi, kegiatan-kegiatan dan posisi-posisi juga menunjukkan hierarki, tugas dan wewenang serta memperlihatkan hubungan pelopornya. 4 Berikut daftar nama-nama pengurus yang berada dalam struktur kepengurusan Mizan Amanah:
4
Dydiet Hardjto, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), cet ke-3, h. 26.
33
1. Dewan Pembina
: Aos Firdausil Malisi , STP
Aos Saefudin
Dedi Efendi
2. Direktur
: Andri Yanto, SHI
3. General Manager
: Jemu Riyanto
4. Manager Keuangan
: Deni Wastiadi, SE
5. Manager HRD
: Budi Suhendar
6. Manager Soskem
: Dindin Suryanto
7. Manager Pendidikan
: RendiYulianto, S.Hum
8. Manager Pemberdayaan
: Unang Hendrayana
9. Manager Fundraising
: DedeSutisna
10. Manager Wakaf Bandung : Fuad Hasyim 11. Manager Wakaf Jakarta : Nurcholis Sayidi
Selain itu Mizan Amanah dibantu juga oleh relawan-relawan di daerah
yang
siap
bertugas
kapan
saja
untuk
kegiatan sosial
kemasyarakatan.5
D. Program Kerja Mizan Amanah Mengenai program kerja, Mizan Amanah membaginya kedalam empat program kerja besar yang nantinya direalisasikan dalam sub-sub program yang ada didalamnya. Empat program kerja tersebut adalah Program Generasi 5
Dokumentasi Mizan Amanah
34
Hebat, Generasi Sehat, Generasi Berdaya dan Generasi Peradaban. Berikut uraian sub-sub program yang telah dibentuk oleh Mizan Amanah untuk merealisasikan penyaluran dana zakat, infak dan sedekah. 6 1. SAPA (Santunan Peduli Yatim dan Duafa) SAPA merupakan salah satu rangkaian program “Gerakan Cinta Anak Yatim dan Dhuafa” yang didedikasikan oleh Mizan Amanah dengan menunjukkan kepedulian terhadap generasi masa depan bangsa. SAPA didesain sebagai sarana kepedulian terhadap pendidikan dan kesejahteraan anak yatim7 dan duafa. Dengan menghadirkan 12.000 anak yatim dan duafa penerima manfaat, progran SAPA dapat dirasakan keberadaannya serta dapat memotivasi mereka untuk menjadi generasi yang berprestasi dan memiliki daya saing. 2. SAHABAT YATIM (Santunan Harian bagi Anak Yatim) Program Sahabat Yatim ini merupakan bentuk kepedulian para dermawan kepada anak yatim dengan cara memberikan donasi untuk kebutuhan harian mereka. Bentuk donasi yang diberikan dapat berupa kebutuhan makan, sekolah, kesehatan dan kebutuhan penting lainnya. Kategori pada program ini adalah membantu atau menyantuni anak-anak yatim dan duafa yang berada di luar asrama. Program ini telah berjalan di seluruh asrama Mizan Amanah, sampai saat ini anak-anak yang telah terbantu secara rutin melalui program ini sebanyak ratusan anak untuk daerah Jakarta, sampai bulan Mei 2012
6
http://mizanamanah.org/ diakses pada tanggal 4 Maret 2014 Yatim adalah seseorang yang tidak lagi memiliki ayah dan ibu, sedangkan yatim dari bahasa Arab artinya seseorang yang tidak memiliki ayah, dan Piatu adalah seseorang yang tidak memiliki ibu. Lihat : id.m.wikipedia.org/wiki/Yatim_piatu, diakses pada 10 April 2014. 7
35
tercatat sebanyak 407 anak dibina oleh Mizan Amanah. Konsep dari program ini adalah membantu anak-anak yatim atau duafa yang berada di sekitar jangkauan asrama Mizan Amanah. 3. Ibunda Yatim (Santunan Ibunda Yatim ) Ibunda Yatim adalah program santunan bagi ibu yang memiliki anak yang masih duduk di sekolah dasar dan suaminya telah meninggal dunia. Program ini digulirkan untuk membantu para ibu yang secara fitrah mendidik dan membimbing anak-anaknya. Namun karena tulang punggung keluarga telah tiada, yaitu suami tercinta, sang ibu harus menanggung semua biaya untuk menghidupi anak-anaknya. 4. KKB (Komunitas Kampung Barokah) Komunitas
Kampung
Barokah
(KKB)
adalah
program
pemberdayaan masyarakat dengan sasaran masyarakat dari desa yang tertinggal, terisolasi dan memiliki problem sosial. program KKB berusaha untuk mencari solusi yang tepat sehingga diharapkan masyarakat desa dapat keluar dari ketertinggalannya, dengan KKB juga diharapkan masyarakat dapat menggali potensi alam yang dimiliki secaramandiri. Program KKB meliputi peningkatan pendidikan, pelayanan dan peningkatan pola hidup sehat, peningkatan potensi sumber daya alam dan skill usaha masyarakat, serta peningkatan nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal lainnya. Data pelaksanaan program KKB JENIS KEGIATAN
Survey I : lokasi Desa Cintanegara Kec. Cigedug
JUMLAH 1 kali (tanggal 10-13 Maret 2012)
KETERANGAN Jumlah penduduk sampai akhir tahun 2011 tercatat
36
Kel. Garut-Jawa Barat
Survey II : Lokasi Desa Sukatani Kec. Surade, Kel. Sukabumi-Jawa Barat
1 kali (tanggal 21-25 Maret 2012)
Survey pertama lokasi Desa Campakasari Kec. Bojong Gambir, Kel. TasikmalayaJawa Barat
1 kali (tanggal 4-8 April 2012)
8.643 jiwa. Potensi sumber daya ada di bidang pertanian, peternakan, pakan ternak dan perikanan Jumlah penduduk sampai akhir tahun 2011 tercatat 3.411 jiwa. Potensi sumber daya ada di bidang pertanian, perkebunan, hasil laut, hasil hutan dan tambang (pasir hitam) Jumlah penduduk sampai akhir tahun 2011 tercatat 4662 jiwa. Potensi sumber daya ada di bidang pertanian, peternakan, dan hasil hutan.
5. THE BEST (Dana Santunan Beasiswa Berprestasi) The Best adalah program pemberian bantuan pendidikan prestasi yang dikhususkan untuk anak-anak yatim dan duafa yang memiliki prestasi dan motivasi untuk maju dan menjadi muslim berprestasi yang tangguh dan berpandangan maju terhadap masa depan. Mizan Amanah berupaya menjadi mediator bagi para sahabat dermawan yang peduli terhadap masa depan anak-anak berprestasi Indonesia namun terhalang oleh kekurangan biaya pendidikan. 6. Dhuafa Bangkit Dhuafa Bangkit adalah program pemberdayaan zakat produktif8 bagi kaum duafa yang bertujuan untuk memberikan peluang kepada kaum
8
Zakat produktif adalah zakat dimana harta atau dana zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus menerus.
37
duafa yang
mempunyai motivasi untuk berubah dengan memberikan
bantuan stimulan baik
berupa motivasi, pengarahan manajemen,
pemberian bantuan permodalan bergulir, pembimbingan berkala sehingga menghasilkan entrepreneur yang mandiri serta dapat menjadi motor pergerakan ekonomi baik bagi dirinya, keluarga dan masyarakat lainya. 7. SIGAP (Siaga Tanggap Bencana) SIGAP merupakan program sosial penanggulangan korban bencana alam. Indonesia merupakan negara dengan potensi ancaman bencana alam yang tinggi. banjir tahunan, gunung meletus, gempa bumi, tsunami dan tanah longsor adalah beberapa bencana yang kerap melanda Indonesia.
SIGAP
hadir
dan
berperan
serta
dalam
kegiatan
penanggulangan korban bencana alam dengan disertai komitmen tinggi dalam menolong sesama dan memulihkan korban pasca bencana. 8. ARTIS SIAGA (Ambulans Gratis Siaga) Ambulans Gratis Siaga merupakan program layanan kepedulian terhadap duafa yang hadir saat mereka membutuhkan sarana pengantaran atau penjemputan pada kondisi sakit, kecelakaan, dan meninggal dunia. Program ini dirancang untuk menolong para duafa yang membutuhkan sarana transportasi yang dirasa cukup berat dan berbiaya mahal. Program Artis Mizan Amanah hadir untuk memberikan fasilitas cuma-cuma khusus untuk para duafa.
Lihat: Mohammad Yusuf, “Zakat Produktif,” artikel diakses pada 11 April 2014 dari mohyusf.blogspot.com/2012/11/zakat-produktif.html/m=1
38
9. QMB (Qurban9 Menembus Batas) QMB merupakan program tahunan yang digulirkan oleh Mizan Amanah. QMB merupakan fasilitas ibadah berqurban yang disunahkan bagi umat islam yang mampu. Mizan Amanah akan mendistribusikan hewan qurban ke berbagai pelosok di Indonesia termasuk keluar pulau Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB dan pulau-pulau lain. Bahkan hewan qurban pun didistribusikan juga ke luar negeri. Seperti Somalia di benua Afrika yang saat ini sedang membutuhkan bantuan. 10. SEHATI (Sehat dan Bergizi) SEHATI adalah program layanan kesehatan bagi anak yatim dan kaum dhuafa dengan memberikan layanan kesehatan cuma-cuma dengan merujuk ke rumah sakit yang layak, serta penanganan masalah gizi buruk bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. 11. Pendidikan Peradaban Pendidikan adalah hak bagi setiap anak tanpa terkecuali. Termasuk anak–anak yatim dan duafa berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Sekolah peradaban mengutamakan anak–anak yatim dan dhuafa binaan Mizan Amanah untuk dapat mengenyam pendidikan full di asrama. Selain itu diberikan wadah community learning untuk anak–anak lainnya yang ingin belajar di sekolah peradaban.
9
Qurban berasal dari bahasa arab yang diambil dari kata qaruba-yaqrabu-qurbaanan artinya mendekati atau menghampiri. Qurban juga sering disebut udhhiyah atau dhahiyyah yang berarti hewan sembelihan. Dalam fikih Islam, qurban adalah hewan yang dipotong dalam rangka taqarrub kepada Allah, berkenaan dengan tibanya Idhul Adha atau yaumun nahr pada tanggal 10 Dzulhijjah. Lihat: www.rumahyatim.org/indonesia/index.php/Panduan-Qurban/Pengertian-danhikmah-Qurban.html diakses pada 11 April 2014.
39
12. AKU (Anak Unggul) Anak unggul. Itulah suatu harapan dari pendidikan yang ada di asrama Mizan Amanah. AKU (Anak Unggul) adalah program pembinaan dan pendidikan anak asuh yatim dan duafa yang meliputi pembinaan dalam bidang jasmani, rohani, dan intelektual. Yang pada akhirnya kecerdasan intelektual (IQ)10, kecerdasan emosional (EQ)11, dan kecerdasan spiritual (SQ) 12 mereka seimbang. Program AKU ini bertujuan untuk mewujudkan anak binaan yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional yang tinggi, tetapi juga kecerdasan spiritualnya yang luar biasa, yang wujud nyatanya tercermin dalam prestasi, perilaku, dan akhlak yang paripurna dalam kesehariannnya. 13. Basmalah Basmalah ini adalah program bantuan beasiswa pendidikan bagi anak-anak yatim dan dhuafa, agar bisa bebas dari putus sekolah. Agar mereka tetap berhak mendapatkan pendidikan. Melalui program ini Mizan Amanah memberikan layanan jaminan pembiayaan sekolah bagi anakanak yang rentan putus sekolah terutama di daerah pinggiran kota di Indonesia.
10
Kecerdasan intelektual (Intelectual Quotiet) adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Lihat: Silviastrilyani, “Pengertian IQ, EQ, dan SQ,” artikel diakses pada 8 April 2014 dari silvistrilyani.wordpress.com/2013/02/11/pengertian-iq-eq-dan-sq/ 11 Danil Goleman mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan emosi (Emotional Quotient) adalah “kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.” Lihat: Muhammad Muhyidin, Manajemen ESQ Power (Yogyakarta: Diva Press, 2007), h. 83. 12 Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient) adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan serta mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif. Lihat: Ary Ginanjar Agustian, ESQ Emotional Spiritual Quotient (Jakarta: Arga, 2005), h. 47.
40
Sebelumnya nama program ini adalah BPS (Beasiswa Bebas Putus Sekolah), kemudian diubah dengan Basmalah. Program bantuan ini hampir sama bentuknya dengan program beasiswa The BEST, namun bantuan beasiswa ini diberikan untuk anak-anak yatim dan dhuafa secara umum tanpa penilaian prestasi yang didapat. Cakupan bantuan ini nantinya adalah untuk usia Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Tingkat Atas (SMU). Program bantuan ini di koordinasi oleh divisi pendayagunaan Mizan Amanah. 14. KAMI KAMI adalah Program pendidikan kemandirian bagi anak yatim yang sudah dewasa dengan memberikan bekal life skill dan kemampuan kemandirian lainnya. 15. Pahlawan Yatim Pahlawan Yatim adalah program kepedulian dengan membentuk koordinator (dari kalangan da'i, guru ngaji, pekerja sosial). Pahlawan Yatim ada di setiap daerah yang terdapat anak-anak yatim yang rentan baik bidang pendidikan kesehatan, dan kesejahteraan hidup mereka. 16. Promosi Program penanganan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi bagi anak yatim dan kaum dhuafa. Data Layanan Program Promosi KEGIATAN
JUMLAH
Layanan pengantaran sakit
40 orang
Layanan pengantaran kecelakaan
2 orang
KETERANGAN
41
Layanan pengantaran meninggal
22 orang
Layanan pengantaran melahirkan
4 orang
TOTAL
68 orang
Sampai dengan bulan mei 2012
17. Orphan Smart Building Bersekolah di sekolah yang baik dan layak adalah dambaan setiap anak, tak terkecuali anak-anak yatim dan anak dhuafa yang ada di sekeliling kita. Mizan Amanah berencana untuk membangun sebuah sekolah khusus yang dinamakan Orphan Smart Building yaitu Pusat Pendidikan dan Kemandirian Anak Yatim. Lokasi pembangunan tepatnya di kawasan Bintaro, yang saat ini menjadi asrama anak yatim dan duafa Mizan Amanah. Gedung ini akan didukung oleh berbagai fasilitas layak yang menunjang pendidikan dan keterampilan anak.
BAB IV ANALISIS PENELITIAN MANAJEMEN FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT MIZAN AMANAH
A. Fungsi-fungsi Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Berikut penulis uraikan hasil penelitian di Mizan Amanah tentang penerapan fungsi-fungsi manajemen. 1. Perencanaan ( Planning) Perencanaan adalah fungsi paling mendasar dalam manajemen, karena proses pemikiran dan penentuan secara matang terhadap sesuatu yang akan dikerjakan di masa yang akan datang ditentukan dalam tahap ini.1 Perencanaan menjawab pertanyaan tentang bagaimana sebuah lembaga akan bergerak kedepan. Karena perencanaan memiliki hubungan erat dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Berikut uraiannya: 2 a. Hubungan perencanaan dengan pengorganisasian. Dibagian ini perencanaan
menunjukkan
cara
dan
perkiraan
bagaimana
menggunakan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektifitas paling tinggi. b. Hubungan perencanaan dengan penggerakan. Penggerakan yang didalamnya terdapat aspek pengarahan dan pemberian motivasi memiliki kaitan erat dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, 1
Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 38. 2 T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2003), cet ke-18, h. 82-83.
42
43
sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan. c. Hubungan perencanaan dengan pengawasan.
Pengawasan sangat
penting bagi produk perencanaan aktif. Hal ini menunjukkan apakah rencana yang telah disusun realistik atau tidak., apabila rencana tidak realistik atau praktik manajemen buruk akan menyebabkan rencana tidak dikerjakan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu proses perencanaan yang dilakukan Mizan Amanah berangkat dari visi dan misi divisi fundraising Mizan Amanah itu sendiri. Dalam perencanaan diputuskan program apa saja yang dilaksanakan, prosedur seperti apa yang dilakukan untuk melaksanakan program tersebut, dan juga menetapkan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan serta menetapkan pembiayaan yang harus dikeluarkan di setiap kegiatan. Tentunya semua program tersebut harus sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan. Adapun visi misi divisi fundraising Mizan Amanah adalah sebagai berikut:3 a. Visi “Menjadi tulang punggung Lembaga dengan melakukan penggalangan Dana dan mengangkat serta menjaga Brand Organisasi.” b. Misi
1) Melakukan penggalangan Dana dari semua potensi Donor dalam dan luar negeri
3
Dokumentasi Mizan Amanah
44
2) Membangun Networking dan Relationship dengan semua Stakeholder 3) Melakukan sosialisasi organisasi secara efektif dan efisien. Selanjutnya dalam tahap perencanaan fundraising, Mizan Amanah memiliki konsep sebagai berikut:4
a. Maping Potensi Dana b. Probing Donor c. Miroring d. Menetukan Cara / Konsep Fundraising e. Prospecting f. Dealing / Closing g. Maintenance 2. Pengorganisasian ( Organizing) Setelah perencanaan tersusun rapi, selanjutnya dilakukan proses pendelegasian atau pembagian tugas dan tanggung jawab, inilah yang dimaksud dengan pengorganisasian. Pembagian tugas kerja tercermin dalam pembentukan unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi. Divisi fundraising Mizan Amanah dalam hal ini telah membagi beberapa unit kerja dalam sub-sub divisi yang bisa mendukung kelancaran aktivitas fundraising. Divisi tersebut terdiri dari : 5 a. Divisi Fundraising Public b. Divisi Fundraising Corporate c. Divisi Media Relation 4 5
Dokumentasi Mizan Amanah Wawancara pribadi dengan Dede Sutisna, Jakarta, 13 Maret 2014
45
d. Divisi Customer Relation Management Adapun wewenang dari divisi ini adalah:6 a. Membuat dan mensosialisasikan kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur serta program-program bidang fundraising serta menjawab semua pertanyaan-pertanyaan para Muzaki dan atau para Donatur mengenai hal-hal tersebut. b. Mengajukan
Rencana
Kerja
Anggaran
(RKA)
serta
rincian
aktifitasnya. c. Berwenang melakukan identifikasi terhadap posisi-posisi jabatan yang masih kosong (vacant) di Dept. Fundraising untuk mengisikannya, serta
berwenang
untuk
melakukan
wawancara
kepada
para
calon/kandidat. d. Mendefinisikan dan menjabarkan serta mengusulkan rincian indikator keberhasilan untuk tiap-tiap personil dan pemegang jabatan di dalam dept. fundraising. e. Melakukan tinjauan dan evaluasi secara keseluruhan (Overall Review) atas aktifitas dan program-program yang telah dijalankan oleh Dept. fundraising, serta berwenang untuk merekomendasikan kepada Direktur suatu keputusan yang harus diambil berkaitan dengan bidang fundraising di dalam Organisasi Mizan Amanah. 3. Penggerakan (Actuating) Setelah rencana dibuat, dan pembagian tugas kerja telah dilaksanakan, tahap selanjutnya adalah penggerakan, yaitu merupakan
6
Dokumentasi Mizan Amanah
46
suatu kegiatan untuk menggabungkan usaha-usaha anggota dari suatu kelompok, yang dalam hal ini menggabungkan unit-unit kerja pada divisi fundraising dan disinilah peran koordinasi dan konsolidasi sehingga tugas-tugas yang diberikan bisa dilaksanakan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu dalam proses penggerakan, Mizan Amanah sebagai lembaga yang menjaga amanah umat sangat menjunjung tinggi akhlak islami, sehingga SDM yang bergerak di Mizan Amanah khususnya divisi fundraising disyaratkan memiliki attitude islami yang kuat, sehingga bisa menjadi teladan dan mendapat kepercayaan yang tinggi dari para donatur.7 Adapun dalam pelaksanaannya, Mizan Amanah melaksanakan act fundraising sebagai berikut: a. Fundraising Corporate TAHAPAN KERJA
7
INDIKATOR
•
Mapping corporate
•
30 corporate / team
•
Targeting fund
•
Dana csr, zakat, kemitraan
•
10 corporate / org
•
Prospecting
•
10 perusahaan / bln
•
Clossing
•
Disesuaikan
•
Maintenance relation
Wawancara pribadi dengan Dede Sutisna.
47
b. Fundraising Retail TAHAPAN KERJA
INDIKATOR
•
mapping corporate
•
30 corporate
•
targeting fund
•
Uang kembalian, kpy, kemitraan
•
prospecting
•
10 corporate
•
clossing
•
Follow up
•
maintenance relation
•
Follow up
c. Legalized KPY ACT
INDIKATOR
•
ALPA MART
•
NEGO
•
ALPA MIDI
•
MoU8
•
LAWSEN
•
NEGO
•
INDO MART
•
MoU
d. Tebar KPY Direct ACT
8
INDIKATOR
•
Target
•
1200 Kpy
•
Penenetuan Konsep
•
Rp.30.000 / Kpy
•
Pencarian Mitra
•
2 Mitra
•
Pencarian freelancer
•
10 Org
MoU (Memorandum of Understanding) adalah sebuah dokumen legal yang menjelaskan persetujuan antara dua belah pihak. Munir Fuady mengungkapkan yang dimaksud dengan MoU adalah perjanjian pendahuluan, dalam arti nantinya akan diikuti dan dijabarkan dalam perjanjian lain yang mengaturnya secara detail, karena itu MoU memuat hal yang pokok saja. Lihat: id.m.wikipedeia.org/wiki/Nota-kesepahaman diakses pada 11 April 2014.
48
e. KPY Drive Thru ACT
INDIKATOR
•
Penentuan Tema
•
Drive Thru
•
Produksi
•
12 Kpy
•
Pemasangan
•
12 Tempat
f. OT RAMADHAN ACT
INDIKATOR
•
Target Lokasi
•
70 Mall / Kantor
•
Target Lokasi
•
Jkt 40, Bdg 15, Blppn 5
•
Sistem SDM
•
Kontrak & Relawan
4. Pengawasan (Controlling) Fungsi pengawasan ini dijadikan sebagai sarana kontrol berlangsungya sebuah kegiatan. Pengawasan sangat diperlukan untuk menjaga
keseimbangan
kinerja
yang
dilaksanakan.
Dalam
melaksanakan pengawasan Mizan Amanah melakukannya secara rutin perbulan dan evaluasi berkala dalam jangka waktu satu tahun. Dalam divisi fundraising, manajer diwajibkan mengawasi sub-sub divisi yang ada dibawahnya, sehingga ketika terjadi kekeliruan bisa segera diluruskan dan dicari solusinya. Henry Fayol sebagaimana dikutip A.M Kadarman mengatakan bahwa “dalam suatu usaha, pengawasan yang dilaksanakan adalah
49
untuk memastikan bahwa segala sesuatunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, instruksi yang diberikan dan prinsip yang telah ditentukan.”9
B. Langkah-langkah Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Dalam
pelaksanaannya tahapan perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan dalam manajemen fundraising memilikki langkah-langkah tertentu untuk mendorong kesuksesan aktifitas fundraising. berikut uraiannya: 1. Perencanaan a. Forecasting (perhitungan dan perkiraan masa depan) Dalam tahap ini Mizan Amanah memakai pola yang disebut RKM
(Rencana Kerja Manajemen), Mizan Amanah melakukan
positioning dengan menganalisa peluang dan tantangan yang ada di lapangan. RKM merupakan kegiatan yang dilaksanakan tiga tahun sesuai dengan pergantian periode kepengurusan Mizan Amanah. Dalam RKM ini Mizan Amanah memetakan kekuatan dan kelemahan lembaganya, kemudian membuat strategi-strategi turunan untuk menjalankan setiap program yang telah direncanakan dan untuk mengatasi permasalahan yang diperkirakan akan muncul dalam aktifitas fundraising.
9
h. 159.
A.M. Kadarman,dkk, Pengantar Ilmu Manajemen (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001),
50
Salah satu strategi yang dilakukan oleh Mizan Amanah adalah membaca segmentasi donatur yang menjadi sasaran Mizan Amanah, dimana posisi donatur Mizan Amanah, apakah ada dikalangan menengah atas atau menengah bawah. Hal tersebut tentu dilaksanakan dengan melaksanakan penelitian lapangan. Dengan mengetahui segmentasi donatur, Mizan Amanah bisa menentukan metode yang tepat untuk melakukan aktifitas fundraising agar bisa berjalan dengan efektif dan efisien. b. Penentuan dan perumusan sasaran Setelah melakukan forecasting, selanjutnya Mizan Amanah menentukan sasaran donatur yang akan dijadikan objek untuk aktifitas fundraising guna menggalang dana zakat, infak, sedekah dan wakaf. Mizan Amanah membagi sasaran fundraising menjadi dua bagian. Pertama, fundraising public dengan sasaran masyarakat perkotaan dengan segmentasi menengah atas. Kedua, fundraising corporate dengan sasaran perusahaan-perusahaan nasional yang berada di kotakota besar. Adapun kegiatan fundraising untuk cakupan internasional masih dalam tahap perumusan dan pertimbangan, sehingga untuk saat ini Mizan Amanah belum melaksanakan fundraising dengan cakupan internasional. 10
10
Wawancara Pribadi dengan Dede Sutisna
51
Dalam dokumen Mizan Amanah, penulis mendapatkan data mengenai sasaran yang dijadikan objek fundraising. rinciannya sebagai berikut:11
1) Perusahaan, dengan diversifikasi pada dana CSR, dana kemanusiaan, ZIS Perusahaan, ZIS karyawan 2) Instansi Pemerintah 3) Publik , dengan diversifikasi pada dana ziswaf, dana hibbah dan dana kemanusiaan. 4) Lembaga Donor non Pemerintah c. Penetapan Metode Dalam melaksanakan aktifitas fundraising metode yang dilakukan Mizan Amanah, lebih menekankan kepada fundraising public. Metode dilakukan secara direct ataupun indirect. Metode direct dilaksanakan dengan cara memanfaatkan link-link donatur Mizan Amanah, baik yang sudah menjadi donatur tetap ataupun temporer. Kemudian metode indirect dilaksanakan dengan membuat program yang bisa menarik minat donatur dan juga memberikan kesadaran kepada donatur akan pentingnya kepedulian terhadap sesama. d. Penetapan Waktu dan Lokasi Kegiatan fundraising dilaksanakan ditempat-tempat yang telah ditentukan. Metode opentable biasanya dilaksanakan di tempat-tempat ramai, seperti mall, festival, dan lain-lain. Adapun pelaksanaan fundraising secara langsung waktunya fleksibel, begitupun dengan 11
Dokumentasi Mizan Amanah
52
metode DBD (Donatur Bawa Donatur), metode ini waktunya tidak pasti namun telah terbukti efektif dan efisien. 12 e. Penetapan Program Dalam menjalankan kinerjanya, divisi fundraising Mizan Amanah memiliki beberapa program, diantaranya DBD (Donatur Bawa Donatur) dan Opentable, Kotak Peduli Yatim. DBD ini dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan para donatur Mizan Amanah untuk mengajak rekan, keluarga ataupun orang yang mereka kenal untuk menjadi donatur di Mizan Amanah, dengan begitu secara tidak langsung para donatur telah membantu aktifitas fundraising Mizan Amanah. Kemudian ada juga program yang dinamakan opentable. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara membuka stand Mizan Amanah. Opentable ini biasanya dilaksanakan di tempat-tempat ramai, di mall, atau di even-even tertentu yang didalamnya berkumpul banyak orang. Kegiatan ini memiliki dua tujuan penting. Pertama, sosialisasi zakat, infak dan sedekah dengan membangun brain awareness kepada para pengunjung akan pentingnya berbagi dan memberi. Kedua, penggalangan dana dari para pengunjung, dengan membuka layanan penyaluran dana zakat, infak, sedekah dan wakaf. Mizan Amanah menilai kedua program ini dirasa paling efektif untuk proses sosialisasi dan penggalangan dana, daripada memasang
12
Wawancara pribadi dengan Dede Sutisna pada 1 April 2014.
53
billbot ataupun spanduk-spanduk dengan cost yang sangat tidak efisien dan belum tentu efektif. f. Penetapan Biaya Pada
tahun
2013
Mizan
Amanah
menetapkan
target
penggalangan dana sebesar Rp 35 M. dan target itu telah tercapai. Kemudian
pada
tahun
2014
Mizan
Amanah
menargetkan
penggalangan dana sebesar Rp 50 M, dengan target biaya untuk aktifitas fundraising sebanyak 2,9 M. dana untuk kebutuhan tersebut diambil dari dana amil, yaitu 2,5% dari keseluruhan target dana zakat.13 2. Pengorganisasian a. Perumusan dan pembagian tugas kerja Dalam
perumusan dan pembagian tugas
kerja,
divisi
fundraising membagi sub-sub divisi untuk membantu aktifitas fundraising. 1) Divisi Fundraising Public. Divisi ini bertanggung jawab untuk
mengelola
setiap
aktifitas
fundraising
yang
sasarannya adalah masyarakat umum di perkotaan, divisi ini bertanggung jawab atas kelancaran aktifitas fundraising publik. Rincian kerjanya meliputi penanambahan lokasi fundraising, penambahan kotak peduli, menyebarkan KPY, membuat perizinan KPY dan maintenance relasi.
13
Wawancara Pribadi dengan Dede Sutisna.
54
2) Divisi Fundraising Corporate. Divisi ini bertanggung jawab untuk melaksanakan fundraising ke perusahaanperusahaan, divisi bertanggung jawab untuk mendapatkan dana CSR (Corporate Social Responsibility), dana zakat entity, dana mutual benefit dari setiap perusahaan yang telah ditentukan untuk aktifitas fundraising, agar dana tersebut bisa digunakan untuk kemanfaatan umat. 3) Divisi
Media
Relation,
divisi
ini
berfungsi
untuk
mensosialisasikan pentingnya zakat, infak, sedekah dengan mengajak
para
donatur
untuk
berbagi
dan
juga
menyadarkan donatur akan pentingnya berbagi. Aktifitas ini gencar dilakukan di media-media sosial online dan juga sarana-sarana lainnya. Diantara tugas pokoknya yaitu mensukseskan promosi asrama-asrama yatim dan menjaga brand image semua asrama yatim Mizan Amanah. 4) Divisi CRM (Customer Relation Management), divisi ini bertugas untuk melakukan penindaklanjutan (follow up) kepada para donatur, baik dengan memberitahukan laporan keuangan ataupun laporan kegiatan kepada para donatur agar kepercayaan donatur tetap terjaga dan terus menitipkan amanah hartanya ke Mizan Amanah. b. Pemberian Wewenang Pola perintah dan wewenang di Mizan Amanah dilaksanakan dengan pola strukturisasi top down, sehingga dalam ruang lingkup
55
fundraising pemberian wewenang dan pengambilan keputusan dilaksanakan oleh setiap manager dalam divisi tersebut. Pola pemberian wewenang dapat tercermin dalam struktur organisasi. Sebagaimana dikatakan H.B. Siswanto bahwa “struktur organisasi menspesifikasi pembagian aktifitas kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktifitas yang beraneka macam dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktifitas kerja.” 14 Berikut struktur organisasi divisi fundraising Mizan Amanah: 15 IDENTITAS JABATAN Nama Jabatan Pemegang Jabatan Departemen Kedudukan dalam organisasi a. Atasan Langsung b. Bawahan Langsung
: Manager Fund Raising : Dede Sutisna : Fund Raising : Direktur : 1. Spv CRM di K.Pusat 2. Spv Media Relations di K.Pusat 3. Staf F.R. Publik di K.Pusat 4. Staf F.R. Corporate di K.Pusat 5. Spv Fundraisier di Setiap Cabang 6. Spv F.O. di Setiap Cabang
85
14
H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen, cet ke-1. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h.
15
Dokumentasi Mizan Amanah.
56
STRUKTUR ORGANISASI16 :
Manager Fundraising Communication Adum FC
FP
CRM
PR
CSR
Carity Box
Call Center
Publikasi On Line
Zakat Entitas
Wakaf
Front Office
Publikasi Off Line
Mutual Benevit
Zis Mobile Comunity Fund
3. Penggerakan a. Pembimbingan Setiap karyawan di Mizan Amanah, diberikan arahan dan bimbingan oleh pemimpinnya agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Selain itu, Mizan Amanah sangat memperhatikan attitude yang Islami, sehingga para karyawan selalu diarahkan untuk salat lima waktu berjama’ah dan menunjukkan perilaku-perilaku mulia untuk memberikan teladan dan mendapat kepercayaan tinggi dari para donatur.
16
Dokumentasi Mizan Amanah
57
Karena tujuan pengarahan itu sendiri tiada lain adalah untuk membina kedisiplinan kerja, membudayakan prosedur standar dan menjamin kontinuitas perencanaan.17 b. Pengkoordinasian Pola koordinasi yang dilakukan oleh divisi fundraising Mizan Amanah berupa meeting, dan juga koordinasi via media sosial ataupun telepon. Koordinasi dilaksanakan di kantor dan juga ketika di lapangan. Koordinasi selalu dijaga agar tidak terjadi tumpah tindih tugas dan misunderstanding antara karyawan di Mizan Amanah. c. Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan dalam proses kerja fundraising dilakukan secara musyawarah mufakat, semua karyawan berhak berbicara dan memberikan saran terhadap permasalahan yang dihadapi. Bahkan karena aktifitas fundraising lebih banyak melibatkan orang yang terjun ke lapangan, dan langsung bersentuhan dengan problem-problem yang mungkin dihadapi, oleh karena itu Mizan Amanah
pun
memberikan
kewenangan
untuk
sewaktu-waktu
mengambil keputusan langsung ketika kondisi terdesak, karena pihak atas mempercayakan kepada mereka, bahwa mereka lebih mengetahui keadaan yang terjadi di lapangan. 4. Pengawasan a. Menetapkan standar
17
112-113.
H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen, cet ke-1. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h.
58
Standar yang ditetapkan oleh Mizan Amanah untuk aktifitas karyawan adalah sikap Islami, berakhlakul karimah dan bisa dipercayai oleh Muzaki. Kemudian standar laporan keuangan harus sesuai dengan PSAK 109 yang akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu laporan keuangan Mizan Amanah tahun 2012 yang telah diperiksa oleh audit independen mendapat predikat wajar tanpa pengecualian. Selain itu Mizan Amanah memiliki indikator terhadap keberhasilan divisi fundraising. berikut uraiannya:18 No
1
TANGGUNG JAWAB
Kebijakan & Prosedur (Policies & Procedures)
Kebijakan & Prosedur (Policies & Procedures)
1. Merekomendasikan kebijakankebijakan di bidang Fundraising kepada Management.
1. Kebijakan di bidang Fundraising kondusif dan up to date dengan kondisi yang ada/terjadi pada Muzaki dan Donatur.
2. Membuat Prosedur Fundraising atas Kebijakan yang telah ditetapkan.
2. Prosedur dapat diimplementasikan dengan baik, efektif dan efisien.
3. Sosialisasi Prosedur (SOP) yang telah dibuat secara internal perusahaan.
4. Melakukan pembinaan dan konseling kepada Spv/Staf yang kurang memahami kebijakan dan SOP Fund Raising. 18
INDIKATOR KEBERHASILAN
Dokumentasi Mizan Amanah
3. Departemen terkait mengetahui dan memahami Prosedur (SOP) Fundraising dengan baik dan benar. 4. Tidak terjadi kesalahpahaman dari Spv/Staf tentang kebijakan dan SOP Fundraising yang berlaku.
59
2
3
5. Melakukan tinjauan ulang (review) atas kebijakan, program dan Prosedur (SOP) yang telah dijalankan.
5. Terjadinya perbaikan berkesinambungan (continuual improvement) atas kebijakan, program dan prosedur (SOP) yang ada.
Desain Pekerjaan (Job Design)
Desain Pekerjaan (Job Design)
1. Membantu Dept. HRGA menyusun Struktur Organisasi yang sesuai di dalam Dept. Fundraising dengan kebutuhan dan kondisi Yayasan saat ini (terbaru).
1. TersusunnyaStruktur Organisasi yang efisien, efektif serta mencapai sasaran dan tujuan organisasi Yayasan.
2. Memastikan bahwa posisi-posisi jabatan yang ada pada struktur organisasi Dept. Fundraisingterisi/terpenuhi oleh personil-personil yang tepat.
2. Informasi tentang posisiposisi jabatan yang vacant dan kebutuhan personil yang akan mengisi posisi-posisi jabatan yang kosong (vacant) tsb teridentifikasi dengan baik.
Pengelolaan Kinerja (Performance Mgt)
Pengelolaan Kinerja (Performance Mgt)
1. Melakukan proses Penilaian Kinerja (PK) di Dept. Fund Raising
2. Menindak-lanjuti Hasil Penilaian Kinerja dalam hal : pembinaan, bimbingan & penyuluhan (coaching & counselling), identifikasi kebutuhan
1. Proses Penilaian Kinerja (PK) dapat dimengerti dan dapat dilaksanakan dengan baik pada masing-masing personil departemen sesuai dengan yang diharapkan. 2. Kinerja Para Personil yang bermasalah (Nilai PK yang tidak memuaskan dan buruk) dapat ditingkatkan, baik dari aspek kinerja teknis maupun
60
pelatihan, dsb.
4
kinerja non-teknisnya.
3. Menindak-lanjuti proses Penilaian Kinerja (PK) dalam hal penyesuaianpenyesuaian atas kompensasi (reward) dan hukuman (penalty) atas hasil Penilaian Kinerja (PK) yang terjadi.
3. Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja dari masingmasing personil di dalam Dept. Fund Raising.
Jalur Karir Personil
Jalur Karir Personil
1. Menerapkan jalur karir untuk seluruh personil di dalam Dept. Fund Raising.
1. Adanya Perencanaan Suksesi (Succession Planning) yang jelas dari seluruh jabatan untuk memenuhi kebutuhan akan jabatan-jabatan tertentu di dalam Departemen. 2. Tiap karyawan memiliki jalur karir yang jelas.
5
Pengembangan Personil
Pengembangan Personil
1. Menjalankan aktifitas pelatihan On The Job Training (OJT) yang sesuai bagi para personil di dalam Dept. Fund Raising.
1. Aktifitas Pelatihan OJT berjalan dengan baik sesuai dengan rencana dan kebutuhan.
2. Melakukan evaluasi atas pelaksanaan 2. Hasil pelatihan dapat terus OJT maupun atas hasil-hasil OJT yang diikuti dan di-monitor telah dilaksanakan. perkembangannya.
3. Bersama-sama dengan Manajer HRGA membantu monitoring, pembinaan dan konseling personil Dept. Fundraisingagar hasil-hasil atas pelaksanaan pelatihan dan
3. Setiap peserta pelatihan mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan dari OJT dan mewujudkannya ke dalam
61
pengembangan dapat diterapkan secara optimal di dalam departemen.
6
aktifitas kerja berupa kinerja yang optimal.
Laporan atas Aktifitas Kerja
Laporan atas Aktifitas Kerja
1. Memberikan laporan atas aktifitas kerja yang telah dilaksanakan kepada Direktur tentang kegiatan Fund Raising.
1. Laporan mencakup seluruh kegiatan/aktifitas yang telah dijalankan sesuai dengan rencana kerja (work plan) yang telah dibuat.
2. Membuat rencana kerja (work plan) bulanan, semesteran dan tahunan atas kegiatan Fundraising untuk diajukan kepada Direktur.
2. Minimal 2 kali dalam setahun (yaitu Bulan Juni & Desember) pada minggu ke4 rencana kerja (work plan) kegiatan Pendayagunaan disampaikan/diajukan kepada Direktur.
Dalam poin ini Mizan Amanah telah memiliki indikator untuk mengukur keberhasilan aktifitas fundraising namun berdasarkan analisis penulis ada beberapa poin dalam pada kolom diatas yang perlu ditinjau kembali dan evaluasi. Pertama, pada poin jalur karir personil, penulis masih belum memahami apa yang dikehandaki dari poin tersebut,pernyataannya masih bersifat umum dan belum dapat dimengerti karena pada indikator keberhasilannya pun belum begitu jelas. Selanjutnya pada poin pengelolaan kinerja sebaiknya lebih terperinci indikator keberhasilan untuk setiap sub divisi di dept. fundraising yang terdiri dari Fundraising Public, Fundraising
62
Corporate, Media Relation dan Customer Relation Management, agar ukuran keberhasilan kinerja setiap subdivisi lebih terukur dengan baik. Kemudian penulis memberi masukan kepada lembaga supaya meninjau kembali item nomor tiga pada poin kebijakan dan prosedur. Disana disebutkan SOP yang telah dibuat internal perusahaan. Kalimat “perusahaan” penulis nilai kurang tepat untuk dijadikan kata dalam indikator keberhasilan lembaga pengelola zakat, kalimatnya bisa diganti dengan kata “lembaga” saja. b. Pemeriksaan dan penelitian Dalam rangka memeriksa tugas kerja fundraising, Mizan Amanah melakukan pengontrolan melalui laporan pertanggung jawaban yang dilaksanakan dalam laporan harian, bulanan, kuartal dan tahunan, sehingga bisa dilihat hasil capaian ataupun kendala yang dihadapi. c. Evaluasi Dalam proses evaluasi, Mizan Amanah melaksanakan kegiatan pelaporan LPJ bulanan dan tahunan. 19 Sehingga kinerja karyawan bisa dievaluasi secara rutin dalam jangka waktu satu bulan. Kemudian dibahas bersama mengenai kendala-kendala yang dihadapi untuk dicarikan solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Selanjutnya evaluasi tahunan dilaksanakan untuk mengukur pencapaian-pencapain dari target yang telah ditetapkan, apakah mencapai target atau tidak, apa kendala terbesar yang dihadapi, dan apa yang bisa diambil dari
19
Wawancara Pribadi dengan Dede Sutisna.
63
peristiwa selama satu tahun itu, untuk dijadikan bekal dan pengalaman dalam menyusun dan merencanakan program di tahun selanjutnya. C. Analisis Secara garis besar divisi fundraising Mizan Amanah telah menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik. Meskipun ada beberapa kekurangan di beberapa aspek yang perlu dibenahi dan diperbaiki. Berikut uraiannya: 1. Perencanaan (Planning) Dalam tahap ini Mizan Amanah telah menentukan visi misi yang mencerminkan lembaga telah menjalankan teori perencanaan dengan baik sebagaimana tercantum dalam literatur-literatur manajemen strategi. Namun ada yang perlu dievaluasi mengenai pencapaian dan pelaksanaan dari visi misi itu sendiri. Dalam visi fundraising Mizan Amanah disebutkan bahwa divisi ini bertanggung jawab untuk menjadi tulang punggung organisasi yang berarti menjadi penyokong materil dari semua aktifitas pengelolaan dana zakat. Namun hal ini masih belum terlaksana secara maksimal karena berdasarkan keterangan wawancara dengan manajer fundraising, SDM untuk mengelola dana zis di lembaga ini masih kurang, salah satu faktor nya adalah belum mampunya lembaga untuk memenuhi dana amil apabila karyawan bertambah. Hal ini jelas membutuhkan evaluasi dan pemikiran ulang bagaimana visi dan misi divisi fundraising ini bisa terlaksana. Apabila melihat misi Mizan Amanah yang akan menggalang dana didalam dan luar negeri, hal itu bisa dimaksimalkan, karena menurut keterangan hasil wawancara fundraising ke luar negeri belum bisa terlaksana, penulis berpendapat dengan kembali
64
fokus untuk membangun link dan jaringan baik didalam negeri, terutama diluar negeri yang belum terlaksana, hal ini bisa menjadi pemecah kebuntuan divisi fundraising agar bisa menjadi tulang pungung organisasi yang berimbas kepada maksimalisasi pengelolaan dan pemberdayaan dana zakat. Bahkan apabila kita melihat potensi zakat di Indonesia, Mizan Amanah harus berani meningkatkan target penghimpunan dana. Karena apabila lembaga kekurangan SDM dan membutuhkan itu untuk kelancaran pengelolaan amanah umat, tidak ada cara lain kecuali meningkatkan target penggalangan dana yang diperuntukkan untuk aktifitas fundraising, hal ini tentu saja bukan untuk hal negatif, namun semata-mata dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik untuk umat. 2. Pengorganisasian (Organizing) Dari segi pengorganisasian lembaga, divisi fundraising Mizan Amanah masih membutuhkan SDM yang banyak, namun dengan banyaknya SDM, maka semakin tinggi pula anggaran Amil. Oleh karena itu Mizan Amanah mensiasati hal tersebut dengan memakai jasa freelance untuk meminimalisasi anggaran Amil. Namun hal tersebut memilikki dampak negatif, karena pihak manajemen tidak bisa mengontrol perilaku mereka sebagaimana yang diberlakukan kepada para karyawan, dampak paling buruknya bisa membuat citra Mizan Amanah kurang baik di masyarakat ketika ada para freelancer tidak menunjukkan perilaku Islami. Oleh karena itu penulis, memberikan solusi agar perekrutan pekerja lepas pun ada standarisasinya. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.
65
Disisi lain divisi fundraising Mizan Amanah telah melaksanakan pembagian tugas dan wewenang yang terejawantah dalam struktur organisasi garis20. Hal ini membantu pembagian tugas kerja berjalan secara efektif dan efisien. 3. Penggerakan (Actuating) Mizan Amanah yang fokus terhadap pembinaan generasi bangsa memiliki keunikan tersendiri sehingga hal tersebut bisa menarik minat para donatur untuk mengamanatkan hartanya ke Mizan Amanah. Dengan metode opentable yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, Mizan Amanah bisa menggalang dana secara efektif dan efisien. Namun apabila melihat dari variasi metode fundraising, Mizan Amanah masih perlu membuat varian baru agar pelaksanaan fundraising bisa lebih maksimal. Kemudian pengenalan Mizan Amanah sebagai lembaga amil zakat terlihat masih kurang, hal ini terbukti dengan masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui apa itu Mizan Amanah. Sehingga sosialisasi dan promosi lembaga ini masih harus ditingkatkan. Selanjutnya dengan ciri khas Mizan Amanah yang semua karyawannya diwajibkan untuk berperilaku islami, berpakaian santun dan harus menutup aurat bagi kaum perempuan, hal ini menjadi daya tarik tersendiri, karena Mizan Amanah bisa menunjukkan bahwa sikap mereka adalah sikap penjaga amanah umat sehingga bisa mendapat kepercayaan tinggi dari para donatur.
20
Organisasi garis adalah struktur organisasi yang paling sederhana. Ia bercirikan mata rantai vertikal antara berbagai tingkat organisasi. Semua anggota organisasi itu menerima perintah melalui suatu rantai komando. Lihat: George R. Terry dan Leslie W.Rue, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), cet ke-9, h. 120.
66
Namun ada
yang
menjadi
catatan penting
dalam
aspek
penggerakan, yaitu masih perlu ditingkatkannya sosialisasi Mizan Amanah, baik mengenai program ataupun Mizan Amanah itu sendiri masih banyak khalayak yang belum mengetahui Mizan Amanah, meskipun sosialisasi telah dilaksanakan dengan menggunakan berbagai sarana namun masih belum maksimal sehingga sosialisasi harus dilaksanakan secara masif dan kontinu. 4. Pengawasan (Controlling) Dalam tahap ini Mizan Amanah telah memiliki indikator dan standar untuk mengukur keberhasilan setiap aktifitas fundraising. Evaluasi dilakukan secara berkala, dari tahunan bahkan sampai laporan harian. Oleh karena itu pengawasan bisa terlaksana secara efektif dan efisien. Penulis memberikan apresiasi atas matangnya konsep evaluasi, hal ini patut dipertahankan bahkan terus ditingkatkan demi kemamapanan organisasi sehingga bisa memberikan pelayanan yang prima bagi umat.
Kemudian
dalam tahap ini, evaluasi terhadap publikasi Mizan Amanah harus mendapat perhatian lebih, agar lembaga ini bisa lebih dikenal khalayak, menambah segmentasi donatur sehingga bisa terus meningkatkan pengumpulan dana zakat, yang kemudian dikelola secara baik dan didistribusikan secara tepat demi terciptanya generasi penerus bangsa yang andal dan salih serta masyarakat yang makmur dan sejahtera.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan penerapan fungsi manajemen beserta langkahlangkahnya maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Penerapan fungsi-fungsi manajemen pada divisi fundraising Mizan Amanah yang dimulai dari aspek perencanaan terwujud dengan adanya visi misi fundraising Mizan Amanah, sehingga semua program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mengacu kepada visi misi yang telah dibuat dan fokus terhadap tujuan yang ingin dicapai. Kemudian dalam tahap pengorganisasian, untuk mempermudah proses kerja maka divisi fundraising Mizan Amanah membuat sub divisi yang terdiri dari divisi fundraising corporate, divisi fundraising public, divisi media relation, dan divisi customer relation
management.
Selanjutnya,
dalam tahap
penggerakan keempat subdivisi ini yang memiliki peran penting untuk selalu melakukan koordinasi dan melaksanakan setiap program, serta mengambil keputusan sesuai dengan garis birokrasi structural yang telah dibuat. Terakhir adalah tahap pengawasan, Mizan Amanah melakukan evaluasi fundraising secara berkala dari mulai evaluasi perhari, perbulan sampai pertahun. 2. Dalam penerapan langkah-langkah manajemen fundraising, Mizan Amanah telah melaksanakannya sesuai dengan teori-teori yang ada dalam langkah-langkah manajemen fundraising, meskipun masih terdapat 67
68
beberapa kekurangan, seperti masih minimnya metode fundraising yang dilaksanakan Mizan Amanah, sehingga membuat daya jangkau Mizan Amanah belum maksimal dalam melaksanakan aktifitas fundraising. Kemudian Mizan Amanah masih memiliki kendala dalam menangani kekurangan SDM terkhusus di divisi fundraising.
B. Saran-saran 1. Sebagai lembaga amil zakat professional, Mizan Amanah harus lebih percaya diri untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan lembaganya, agar lebih dikenal dan diperhitungkan oleh khalayak. 2. Memberi perhatian lebih kepada divisi fundraising corporate, untuk memaksimalkan kinerjanya, dan melakukan studi banding dan penelitian untuk menemukan metode fundraising corporate yang efektif dan efisien. 3. Divisi fundraising Mizan Amanah, harus yakin untuk bisa meningkatkan target pengumpulan dana, karena melihat potensi zakat di Indonesia yang sangat besar. 4. Mizan Amanah harus memiliki kepercayaan diri tinggi untuk bersaing dengan lembaga lain 5. Mizan Amanah terus memperbaiki manajemen lembaga agar menjadi lembaga yang capable dan profesional serta berdedikasi tinggi untuk umat.
DAFTAR PUSTAKA Agustian, Ary Ginanjar, ESQ Emotional Spiritual Quotient, Jakarta: Arga, 2005. Ardianto, Elvinaro, Metodologi Penelitian untuk Public Relation, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010, cet ke-1. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bulan Bintang, 2003, cet ke-9. D. Szilagy, Jr., Andrew, Management and Performance, Scott, Foresman and Company, 1981. Effendi, E.K. Mochtar, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Jakarta: PT. Bhratara Karya Aksara, 1986. Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002. Haimann and Scott, Management in the Modern Organization, Boston: Houghton Mifflin Company, 1970. Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 2003, cet. ke-18. Hardjto, Dydiet, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, Jakarta: Rajawali Pers, 2001, cet ke-3. Hasanudin, “Strategi Fundraising Zakat dan Waqaf.” Jurnal Manajemen Dakwah, no.1 (Juni 2013): h. 11. Hasanudin, Manajemen Dakwah, Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005. Husman, Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000. Muhyidin, Muhammad, Manajemen ESQ Power, Yogyakarta: Diva Press, 2007. Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, Jakarta: LPSP3 UI, 1983.
Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik, Bandung: PT. Rosdakarya, 2002. Salim, Peter, Advanced English-Indonesian Dictionary, Jakarta: Modern English Press, 1991. Sargeant, Adrean dan Jay, Eliane, Management Fundraising, New York: Taylor & Francis e-library, 2004. Scanlan, Burt and Keys, Bernard, Management And Organizational Behaviour, Wiley&Sons, 1983, cet ke-2. Shaleh, Abd.Rosyad, Manajemen Da’wah Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1977. Siagian, Sondang P., Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, cet ke-1. Silalahi, Ulber, Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen, Bandung: Mandar Maju, 2002, cet ke-2. Simbolon, Maringan Masry, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004. Siswanto, H.B., Pengantar Manajemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, cet ke-1. Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, Malang: UIN-Malang Press, 2007. Sule, Erni Tisnawati dan Saefullah, Kurniawan, Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005, cet ke-1. Suprapto, Tommy, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, Jakarta: MedPress, 2009, cet ke-1. Supratikno, Hendrawan, dkk., Advanced Strategic Management, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. Terry, George R. dan Rue, Leslie W., Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), cet ke-9.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Usman, Husaini, MANAJEMEN Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara 2009. Wahyudi, Agustinus Sri, Manajemen Strategik, Binarupa Aksara, 1996, cet ke-1. Winardi, Asas-Asas Manajemen, Bandung: Bandar Maju, 2010.
KEMENTERTAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERT GI[9 SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA F'AKULTAS ILMU DAKWAH DAi\ ILMU TOETUMTAST Telepon/Fax : (021) 7432728
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Nomor Lampiran Hal
:
Un.0tlI5 lpp.00.e/
wetsite:
gy
SfHPkuilE++riacrid,
/2014
/ 747O3SBO E-mail :
[email protected]
Jakarta,4 Januai 2014
: Izin Penelitian (Skripsi) Kepada Yth, Pimpirran Lemt aga Amil Zakat MizanAmanah Bintaro di Tempat As s al amu' al aikum Wr.
lt'b.
Dekan Fakultas IImu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa:
Nama
Azhar Lujjatul Widad 1005300001 I Bandung, 19 Juni 1992 VIII @elapan) Manajemen Dakwah
Nomor Pokok Tempatfanggai Lahir
11
Semestcr Jurusan/tr(onsentrasi
Alamat
Kp.. Cidoyang RT 03/02 indihiang Kota Tasikm alay a 0896010787s2
TeIp.
Kel.
Sirnagalih Kec.
adalah benar
rnahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah clan Ilmu Komunikasi UIN syarif Hidayatullah-Jakarta yang akan rnelaksanak* pr*titian/mencari data daiam rangka penulisan skripsi berju-ur pora Manoir*rr'Fondraising .Lembaga Amir Zakat Mizan Amanah
B
intaro.
sehubungan dengan
itu,
menerima./mengizinkan mahasiswa dimaksud.
Demikiarl
dimohon kiranya Bapak/Ibu/sdr. dapat kami tersebut dalam pelirksanaan kegiatan
atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.
Ws s al amu' al ai kum ltrtr. Wb
.
f Subhan, MA.a Tembusan : Wakil Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusan/prodi. Manajemen Dakwah
L
601
t0
19s303 11004
/trhrZcA 'g'amanah Nornor
: o02lMNlVl2O14
Lamp
: 1 Lembar
Hal
:
Jakarta, 1O April2014
Jawaban Atas Surat permohonan penelitian \
Yth,
DEKAN FAKULTAS DAKTA'AH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jl. lr.H.Juancta No.95 Ciputat lS4l2tndonesra di
Jakarta
Assa iai-rru'aia ikum'vVi.'fvb.
Berdasarkan pada surat yang kami terima dari Universitas lslam Negeri syarif Hidayatullah Jakar-ta Nomor:Un.o1/F5/PP.OO.g554l2O14 tanggal 29 Januari 2gl4berkenaan dengan permohonan untuk melakukan ri'set/penelitian di Kantor Pusat Mizan Amanah. tvlaka dengan ini kami dari pihak Mizan Amanah tidak berkeberatan dan mengijinkan untuk melakukan riseupenelitian untuk mahasiswa yang identitasnya tertera dibawah ini Nama
'. Aahar
LuijatulWidad
Tempat Tanggal Lahir
Bandung, 19 Juni 1g92
NIM
11100530000"t1
Prodi
Manajemen Dalftvah (MD) /Z|SWAF
Alamat
Kp.cidoyang RT 03/RW 02 Ker-simagarih Kec.rndihiang Tasikmaraya Dengan ketentuan mahasiswa tersebut diatas mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di MIZAN ttaarrrr.
nlYtAtl/{ri.
Demikian surat ini kamisampaikan dan atas perhatiannya karni ucapkan terima kasihWassalamu'a laikum Wr. Wb.
rd
Office:
:tehatan Raya No.l6 Bintaro nggrahan - Jakarta Selatan
lo2t) /3EE64U/ l: info€Dmizanamanah.org
mizanamanah.org
DAFTAR PERTAI{YAAIY WA}YANCARA
DtYIff FUNDRAISING MIZAN AMANAE Nama
Responden
: Dede Sutisna !
Jabatan ' Hari/tanggal l.
: Manager Fundralsing : Kamis, 13 Maret 2014
Apa cara yang dilakukan Mizan Amanah dalam membaca situasi dan kondisi dilapangan ketika akan melaksanakan aktivitas fundraising?
2. 3.
Bagaimana kondisi objektif yang ditemukan di lapangan terkait perencanaan fundraisirrg?
Kebijakan seperti apa yanr diambil oleh Mizan Amanah, lhususnya divisi fundraising dalam
4. Program apa saja yang akan direalisasikan untuk membantu aktivitas fundraisino? 5. Bagaimana tata carapelaksanaan fundraising diMizanAmanah ? 6- Pola schedule seperti apayangdibuat cleh Mizan Amanah dalam menjalankan fundraising? - Berapa budgeting yang diperlukan dan berapa target pengumpulan dana dalam setahun? 8. Apa saja inang harus dilakukan unhrk memenuhi target ]ang telah ditetapkan dalam pioses 7
perencanaan fundraising?
9.
Instrumen apa saja yang dibutuhkan dalam pengelolaan fundraising?
10. Bagaimana pola pemhagian tugas yang dilakukan dalarn pengelolaan fundraising? 11. Berapa jumlah SDM yang dibutuhkan dalam menjalankan aktivitas fundraising? Apakah sudah memenuhi target? 12. Metode apayaflgdigunakan dalam aktifitas fundraising? 13. Apa kendala yang dihadapi Calam pelaksanaan fundraising? 14. Adakah keunggulan dari prbgram yring dijadika
n dayatarik untuk menarik minat aghniya?
15. Pola kordinasi seperti apayangdipakai dalam pelaksanaan fundraising? 16. Bagaimana cara monitoring yang dilalaanakan dalam pengelolaan fi.rndraising? 17. Bentuk evaluasi seperti apayangdilaksanakan dalam mengontrol kegiatan fundraising? 18. Kapan evaluasi dilaksanakan? Harian,mingguan atau bulanan?
-
19- Bagaimana cara memecahkan permasalahan yang ditemukan dalam proses fundraising?
DAFTAR PERTAITYAAN 1VA1VANCARA DIVTSI TUNI}RAISING MIZAN AMANAH Nama Responden
: Dede Sutisna
Jabatan
: ManagerFundraising
HarVtanggal
: Selasa,
l' 2' 3' 4' 5' 6' 7'
8'
I April2014
Bolehkah saya mengetahui nama-nama pengurus divisi firndraising MizanAmanah? Apakah MizanAmanatr memiliki juklak juknis untuk melaksanakan aktifi tas fundraising? Bagaimana cara menenfukan waktu dan lokasi frrndraising?
Apa kegiatan yang dilak*kan MizanAmanah calam melaksanakan aklifitas fundraising? Apakah MizanAmanah merniliki standarisasi dalam meraksanakan evaluasi fundraising? Bolehkah saya mengetahui program kerja setiap divisi fundraising? Bagaimana konsep timeline e.rent divisi Fundraising MizanAmanah?
Bagaimana penerapan konsep perencanaim jangka pendek, menengah dan panjang di
MizarnAmanatr?
SOP (Standard Oprasional prosedur)
FUNDRAISING l.
Syarat dan Ketentuan Umum petugas Fundraisin!
a.
b'
c.
Pctugas / Stap MarketingFundraising terdi dari Satu Orang per penugasan Petugas / Stap Marketing Fundraisrng Wajib Membawa / Memakai dan Memperlihatkan kepada setiap Klien / Relasi :
a. Surat Tugas yang masih berlaku b. ID Card yang masih berlaku c. Baju Kemeja dan Jas Hitam d. Celana Katun dan Spatu Kantor Berkaoskaki Hitam e. Rambut Rapih tidak pakai cat rambut
Petugas
/ stap Marketing Fundraising harus membawa peralatan Kerja Ballpoint
a. b. Proposal
;
c. Kartu Narna d. e.
f.
AlbumBukuKarfuNama Media Publikasi ( I\{ajalah, Buletin MA, Laptop ) Brosur
g. Cornpeny profile h. Motorber STNK dan Sim C
i. j.
Hetm SM Jas Hujan
d. Petugas / Stap Marketing Fundraising
a.
b.
c. 2. 3.
4.
Harus Berprilaku Sopan Mer{aga Etika (bicara,prilaku)
Komunikatif
d.
Mempunyai Jiwa Sosial MelakukanKoordinasi Harian a. Rencana Job Keraja Harian b. Melihat Target Harian Melakukan Tahapan proses pelobian
a. Searching (pencarian, Riset ) b. Probbing ( Mencari tau keinginan Stakeholder) c. Prospecting/ Excekusi ( Meyampaikan Tujuan ) d. Maintenance ( perawatan Realssi ) Proses Laporan Harian
a' b.
c. d.
Petugas Fundraising rnelakukan Laporan harian kepada Super Visor Fudising
MendatabeskanRelasi Mendokumentasikan Mengisi Absensi
3.
Media Sosial Face Book
li glenaile:
fu
il,Ss*..!.t]tr{llf
,
,1:r5jtrctcory-r:i:*rarn:i:a*:ra
irDtrkii;jkn,*-i laiitir:t':::-$istB|N: ,'.,,,.,:
,:,
iiiiiiii;, +r4a;*1-;asbrrt;:dbiri;i;.AqFrd :,:,*#rr *$-. dfi i" .rs., ?+ii .: l;;ii,j .. . :::, r: ::::-l+: idrF! - ssl?s*1tss: ;iii'i jl::1.
,,::i: , .. *rr*;Gild kitvi;d;tdi"
r:.}l
gs
l
Tliiit:::ir',:rirti:::r:,1:.!i:rt:fl:i,:iir.irit-:r,::::rti:iriiir:r:
r'::.:i:(:al.rr:rl j
:
" lel*i"
4.
Google Target
'an Vo
;%l*h^,/r*W*r"*
mnallokw onjkWAm
4e*
mandrn ctllUr\
tr*;
.n'\!.'R..].]ji:;l*l:.q']lE hdM;h r,
l* [,aiB
?
dt
Roliodhon,lkoh a*oa
nadto*amyo (l
HOTTINE
I32 000 '653:.:t r 40 (02i } 73SS 6407 Rekening tnfaq * Shidaqah
1':
;'
rn
r{
o (\ o
tn o r{ (o
F{
|n ln
$
F{
o
|/)
cn
P
f'o
(n
c (gc (E
c (E
(t,
(E
(! fl, ta tl 5 L L
(! ta
o cb! o-
r! (u ttl
o c o (o q (u o o -c {o g
i*t!
c
:rirlLl
!r*
l!
(g oo
(o c b( t4 5 t/) (u c o o 3 c{ o o L ro CL o. o o- CL o ci o L o tn In ro tnl o a- E) lnl o 3rl rl r{ FII F{ tn F{i tn a
=
lr}
(o
L
o o o FI FI f<
t/) ln tJl rn l/) o r{ FI FI F{
,,;jE
Iti?.6
,=.' ,Ifi-
-sJ.
tJ.t
,
F (J
tlJ
a-
tn
o
0c 'tu
G,
:z
o_
(9
z
t4 o -i U
lsl
c.
L)
z z trl F z
a
:::,;il
l
,,,$',I .,',.15
*#',
*:ift,
:::::
f!
(l1
I
s
rJ')
r{
c c{ o
tn o r{ (o
F
V lo FI
o
|J)
cn
t'
o (n c (gc
(U
(,
(! l!
fl,
IA J L
L=
o
(U
a. tn tn rl rl CL
o o c q ll' (! o (g ta (u o -c g bo co! o tl (o LN c b( (o (! o- 5 c L o o ) c{ (o L o 6- o- o-o ci o (o oL lJ') tnl o .nl o tFI FII tn e.) F{l tn
o o o FI FI r<
r.r}
c
c
(E
(u
(g (u
o
F{
t/t lr)
r{
F{
tJl
FI
LO
t/) o FI
:t:3
t=,f--_ras?..:a::
,.E
,1:<.,. ,.':
F*.:,,
f
ritjlrifrt.
I
tJ.t
F (J l,.r-t
o-
tn
0c 'ur
z I
o
ta
o_
-i U
d.
Y
(9
o
lsl
c,
'.,f
::.tI rffi;;;
L)
z z lr, F z
a
*ri&
::
t:l
I 1
:a::
r<
N
(l1
1
L)
-,
o t- $
t-t .-
-L -
I IIE
t, o L (U 0)
t-
o
o T' o}
EL
c
CI
.v, r-,
o o E
o)
a
ry:
io s\ IC lo
s
E
o N
.S
f:.f, t5''
-ts
q)
-c rI,
c sfo (rJF o*{
trc
E=E Ngr
<-,!o)
cc cFPcc
q
co rn ro =@co_c.L
!E
Dt]DtrD
_5
l-
oc,rd
EgZ ooE
z
:5.U(g
F .E
$
o.
(g
.! N
Ol
c
o JP
oE trE E(!
ldi 6 rl
ia t6 lo. l3
At
c
o
l.a l6 IYE l\c
l*
o
olu
a-
T
A
g
P= AE
ol 5
gE (!c
ro
\o gi
r lL,
o
ut
th
z I
4
U
N'F
3eg arj6E t e-9
EdEP'6 (,f,f,:la
E,
Llj
ryrizah
Apa yang bisa Anda banEu?
amanah
Sesuai dengan
kemampuan dan keinginan ?11r"n: Anda datam bentuk donasi, ,J;8;i ]elawan, menyebarkan informasi tentang prog";,'aou
*.[*
oun bany.-'i lagi. Segala dukungan Anda sangat berharga.
I32 002 00a o05o
r32 0.00 55t I tao
Deti Ando U.btut 5,ti C6ta
u
Asrama yatim: R.yall,o. 16 .
Jalertl
8.
L
73M407
Cabang:
JL Bintaro Urama fi glo* Ap No. fl)I, Binraro rava -
Iaogerang S€lai.n-
9.
Iels O2l) R56058
thtNl -
Ho t9,
73917&
m No.3,
-AuaSaar
18mo i(as: fmnHadrmud -rafla &ral 6tr.28a16
SERVICE
73A8 6407
:
999 334 5F
.fl. Feta Ua.ra
RI00lm6
Jt
t
pen No. I
ttarcn limur
TclB 0857r5665.l{}1
,ilrl.rrt
2. jL Raya pcrumnas glct to l'lo 3. &ren Sawlt-
10.
,akarranmur. IUB (02!) 8623J23
3.
5t5t
Yryr*n illzrn lmamft
Prsar Rebo - Jai:ana
J:krrtt
Jatarta Sclatan.
m0 62!
Pggadungarr fefideres Jata(. B.rai. Telp 085322t r{065
B!atGn
Selatan.
128
!. &,ot t rer. I ilq Cnphi-,..tagara.
.t5.
.{.Salihar.rio't3,h.r ll.t$*esarllih29.
nesclar;n 8"g".-rr-g;;. --' 78s+u32 IetE 085llCS66 1. ,. Daoar roba eot G2 tz I nry lsrbam ilo fto,l{3.8endrngonHilr- tmaf,g..drd'-;^ Jak ru It rat aeat fetp. OeSZi:190a;O IelE (02t),kelo6d6 13. I Gede g.ge Na I' 19 '. t
rdp- (02t)
6. L (ararE TerBeh R.y. No 14 tebak Bulus - hkarra
5elatan.Ie,p. (02 I ) 7654869 7. .{. Jagakarsa Raya No. Jakana Selatan. Telp. (0211
7i207733
j
$.s
.
n r;_
Telp (02a6dj}0r06
11.
Jt S Ptrnrrr N,o 5{ Gn Sill tlta B.titpapan Kalimaman limurIeh (054) 2566t720
Anda Semuo,
Ierima Kasih..
tunun t tiz;n Arnanah semakin banyak mernbantu .1,7 yatim dan dhuafa atas dukungan il.-r-e.rir;.' Tahun 2013 inl kamiberubah.lnibagian vv'. tranformasi ' dari panjang bahkan sejak ' (, ( lembagu inif.iir.'
ff# [;r,
dukungan Anda menjadi bagian perubahan
6ni),,
G
DAlf Dtu/tr^ -ItIt.tfir'tqt-
E
R
A
K A
N
Form PartiqipagllLqsgSi '/,alilfid}/,.anerail*n
;Langfap
trl l@:
3
:
hru: [.*
f"
INDONESIA
:
:.
FP.O.P"g hsoo"t"t
:.
:t
Untur
I
fJRunN/bln Eloax
ied.keh
penerirna rnanfaat
Pen)'..ahan O{6rfp.d
p.tug{ iitsen A,o.rral,
Tranrlcr 8ar{<
OeE f. !€t *rrlat
12.0+5
t
P$tst Rry!ilo.
.f. Kslng T..rech Rayr No. 9. J. L.p{.l l,b.l p*rrqt la Lrbsk &frc Clandat PasrReto-.&lh
16
.*a'bSrhtan
Sclaian -
73rt 610,
Cabmg: No. SBandrr.tg-
-rc,9'.($2,)1?3
T!b. (Al)s7t z.t
T.h. @trZril€Og
5..LS.ft-!No.tspasa.
T+ry
-Jay. Barel6{t28&t{t
-
U.m.3 ElokAp Toh. (02i) 705
7.
{.
Rar Pe!.
Utaf?,
Peendonga& Katkiifu-
739 6605
t\h. ,l5
B.odunE A..LCcdoBagoNo.
r99.
.
Bae' ' Banfuu' JarE B.rar
l(dimantanThrr T€h. (03t2)s6o r72o
ffi}ffffy* Cmr!oqrzar0OSa SMS
Ctpere
Kebap.an BaruSelatsn -T€lp.
Ub.l I
x.npr*rrreamo*.
roh.(ozr)s{orsr, irdld No.8
pClot
No. ,4il86ndrEmHfl[, K.rmmtan Jakartr Pusat 9. Jt. g.parmen No.S,l Gtl.Sarl TelP. (021r.9e{ 0666 UU: aanpapan fengarr -
Yatlm:
-
i.
ffiktrH.]f
6. J. Oaneu Tob. Brok G2
Aht{r&ye-
(@r)
GftnrH 9-
r.h..,ar)ss2am
l&E0u-Jaf.rbsehta
rlmrr
.r.
E1nxzt
{J.PrrumarRanNo.B lo,:t Olr..n Sff,f - Je*sta fmt,
ttAa*trlac*mud
anaK
.l"dgEl(e,!e - Jakarta
Teh.(021)
S8latan
712gTn1
O Gt
ntsr.mndr2
er*rilor*rz
e ,r,eaer!$t2.
www.m izanamanah.org
LettA AoreaaA...
Dokumentasi Penelitian