TUGAS MATA KULIAH K SISTE EM INFO ORMASI MANAJEM M MEN Triwullan I Kelas E52
Dosen : Dr. Ir. Arif Im mam Suro oso, Msc (C CS)
KONVE K ERSI SIISTEM M INFOR RMAS SI M MANAJ JEMEN N DI PE ERUSA AHAAN N Dissusun Oleh h: Heru u Dwinantto (P.056.133.502.552E)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan KaruniaNya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen pada triwulan 1 di kelas E-52 MB-IPB. Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami seyogyanya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr.Ir. Arif Imam Suroso MSc(CS), yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami selama perkuliahan Sistem Informasi Manajemen di kelas E-52 MB IPB. 2. Rekan-rekan angakatan E-52 MB IPB yang telah membantu dalam diskusi dan pembahasan selama penyelesaian tugas kuliah ini. Sebagai seorang mahasiswa/i pasca sarjana yang masih dalam proses pembelajaran, saya menyadari sepenuhnya masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya masukan dan saran yang positif, guna makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Jakarta, Desember 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2. Tujuan ..................................................................................................... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3 2.1 Sistem Informasi ..................................................................................... 3 III. PEMBAHASAN ....................................................................................... 6 3.1 Metode Konversi ...................................................................................... 6 3.1.1 Konversi Bertahap ( Phase in conversion ). ................................. 6 3.1.2 Konversi Paralel ( Parallel conversion )...................................... 7 3.1.3 Konversi.Langsung ( Direct conversion ) .................................... 8 3.1.4 Konversi Pilot ( Pilot conversion ). ............................................. 9 IV. PENUTUP............................................................................................... 15 4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sistem Konversi Bertahap ..................................................................... 7 Gambar 2. Sistem Konversi Paralel ........................................................................ 8 Gambar 3. Sistem Konversi Langsung ................................................................... 9 Gambar 4. Sistem Konversi Pilot.......................................................................... 11
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Di dunia usaha saat ini terjadi persaingan yang begitu ketat. Jaman sudah berubah menjadi era informasi. Siapa yang menguasai informasi maka dialah yang akan menguasai dunia usaha. Untuk mengelola informasi perlu bantuan teknologi informasi yang juga berkembang dengan sedemikian pesatnya. Siapa yang tidak mengaplikasikan teknologi informasi terbaru akan tertinggal. Begitu pula yang terjadi disetiap perusahaan. Jika teknologi informasi lebih kepada kemampuan hardwarenya maka untuk penunjangnya dibutuhkan sistem informasi yang benarbenar sesuai dengan kebutuhan suatu perusahaan. Penerapan sistem informasi pada perusahaan yang banyak dilatarbelakangi oleh berbagai kebutuhan untuk efisiensi dan efektivitas kerja pada suatu organisasi. Implementasi sistem informasi dari manual ke otomatis banyak menemui kendala di berbagai perusahaan. Salah satunya adalah karena karyawan sebagai penggunanya kurang mampu beradaptasi dalam menjalankan fungsi sistem informasi tersebut dikarenakan mereka sudah lama menggunakan sistem informasi lama yang manual. Sistem lama sudah tidak layak dan harus diganti dengan yang baru sehingga dapat menopang kinerja operasional organisasi atau perusahaan yang makin kompleks dan butuh kecepatan yang tinggi. Hal ini dibutuhkan perusahaan untuk mendorong terciptanya pertumbuhan yang berkelanjutan atau istilahnya sustainable growth.
Biasanya cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengatasi hal ini adalah melakukan training rutin secara bertahap kepada para karyawannya dengan cara menggunakan jasa pihak kedua yaitu vendor di bidang teknologi informasi yang dianggap lebih berpengalaman di bidang teknologi informasi. Konversi sistem informasi telah menjadi hal yang biasa dan wajib terjadi bagi organisasi atau perusahaan yang ingin terus berkembang mengikuti perkembangan jaman. Sistem informasi lama sudah kalah cepat dibandingkan dengan tuntutan lingkungan usaha yang terjadi, maka alasan menunda perubahan sistem ini menjadi tidak relevan.
1
Bagaimana pun konversi tersebut tidak dapat dijalankan dengan sembarangan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan, demi menjaga keberlangsungan operasional usaha. Bentuk-bentuk konversi sistem informasi ini sebaiknya disesuaikan dengan karakter bisnis dan harapan bisnis perusahaan di masa depan. Dengan begitu, diharapkan perubahan atau transisi konversi sistem informasi dari lama ke baru tidak menimbulkan down system atau stagnasi kinerja operasional yang justru akan merugikan perusahaan, dan harapan akan adanya perbaikan dan peningkatan kemampuan kinerja organisasi di suatu perusahaan dapat tercapai lebih optimal. 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, sehingga diharapkan dapat memperoleh pemahaman baru untuk beberapa hal terkait dengan pembahasan yaitu: 1)
Memahami tentang sistem informasi manajemen
2)
Mengetahui bentuk-bentuk konversi yang sering digunakan dalam sisten informasi manajemen saat ini.
2
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Definisi dari Sistem informasi adalah suatu aplikasi komputer ( software ) untuk mendukung kegiatan operasional dari suatu organisasi atau perusahaan : operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sedangkan Sistem Informasi Manajemen adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal manajemen. Sistem Informasi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan. Secara teknis sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling
berhubungan,
mengumpulkan,
memproses,
menyimpan
dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu , sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer atau istilahnya Computer Based Information System. CBIS atau selanjutnya disebut sistem informasi (SI) secara umum adalah jenis sistem informasi yang menggunakan perangkat computer. Pengertian system informasi menurut para ahli : “Definisi Sistem Informasi - Menurut Mc leod Sistem Informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi” “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan. (Tata Sutabri, S.Kom., MM, 2005:36)”
3
“Sistem informasi adalah sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, membantu dan mendukung kegiatan operasi, bersifat manajerial dari suatu organisasi dan membantu mempermudah penyediaan laporan yang diperlukan. (Erwan Arbie, 2000, 35)” “Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang menerimanya. (Tafri D. Muhyuzir, 2001, 8)”
“Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah suatu kombinasi terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 tentang komponen sistem informasi”
“Leitch Rosses (dalam Jugiyanto, 2005 : 11) mengemukakan sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”
“Menurut Lani Sidharta (1995: 11), “Sebuah sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen – komponen manual dan komponen – komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data, memproses data, dan menghasilkan informasi untuk pemakai”
“Sistem informasi didefinisikan Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam buku Jogiyanto HM., (1999: 11), “Sistem informasi adalah suatu sistem di
4
dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”
“Menurut Gordon B. Davis (1991: 91), “Sistem informasi adalah suatu sistem yang menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai dengan instruksi dan mengeluarkan hasilnya.” Konversi
system
merupakan
tahapan
yang
digunakan
untuk
mengoperasikan IT dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses pengubahan dari system lama ke sistem baru. Derajad kesulitan dan kompleksitas dalam pengkonversian dari system lama ke sistem baru tergantung pada sejumlah faktor. Jika sistem baru merupakan paket perangkat lunak terbungkus (canned) yang akan berjalan pada komputernya yang baru, maka konversi akan relatif lebih mudah. Jika Konversi memanfaatkan perangkat lunak terkustomisasi baru, database baru, perangkat komputer dan perangkat lunak kendali baru, jaringan baru dan perubahan drastis dalam prosedumya, maka konversi menjadi agak sulit dan menantang Menurut Riyanti dalam riyanti.staff.gunadarma.ac.id menyebutkan bahwa, konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan IT dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses pengubahan dari sistem lama ke sistem baru.
5
III. PEMBAHASAN 3.1 Metode Konversi Menurut James A. O’Brien (2006) mengatakan bahwa perubahan operasi
awal dari sistem bisnis yang baru, dapat menjadi tugas yang sulit. Hal ini biasanya memerlukan proses konversi (convertion) dari penggunaan sistem yang ada saat ini ke operasi sistem aplikasi yang baru atau sistem yang lebih baik. Metode konversi diharapkan dapat mempermudah pengenalan teknologi informasi yang baru ke dalam organisas di suatu perusahaan. Ada empat metode konversi sistem informasi, yaitu : ■ Konversi Bertahap (Phase-In Conversion) ■ Konversi Paralel (Parallel Conversion) ■ Konversi Langsung (Direct Conversion) ■ Konversi Pilot (Pilot Conversion)
3.1.1 Konversi Bertahap ( Phase in conversion ). Konversi dilakukan dengan menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan sistem baru. Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut akan diganti kembali dengan yang lama. Jika tak terjadi masalah, modul-modul baru akan dipasangkan lagi untuk mengganti modul-modul lama yang lain. Dengan pendekatan seperti ini, akhirnya semua sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru. Cara seperti ini lebih aman daripada konversi langsung. Dengan metode Konversi Phase-in, sistem baru diimplementasikan beberapa kali, yang secara sedikit demi sedikit mengganti yang lama. la menghindarkan dari risiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang banyak kepada pemakai untuk mengasimilasi perubahan. Untuk menggunakan metode phase-in, sistem harus disegmentasi.
6
Kelebihan : Kecepatan perubahan dalam organisasi tertentu bisa diminimalisir, dan sumbersumber pemrosesan data dapat diperoleh sedikit demi sedikit selama periode waktu yang luas. Kelemahan : Keperluan biaya yang harus diadakan untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem lama, daya terapnya terbatas, dan terjadi kemunduran semangat di organisasi, sebab orang-orang tidak pernah merasa menyelesaikan sistem. •
Sistem baru diimplementasi beberapa kali, sedikit demi sedikit untuk menggantikan sistem yang lama.
•
Sistem harus disegmentasi.
•
Perlu biaya tambahan untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem lama.
•
Daya terapnya terbatas, proses implementasi membutuhkan waktu yang panjang.
Gambar 1. Sistem Konversi Bertahap
3.1.2 Konversi Paralel ( Parallel conversion ). Pada konversi ini, sistem baru dan sistem lama sama-sama beroperasi hingga tim pengembangan proyek dan manajemen pemakai akhir (end-user) setuju untuk mengubah secara keseluruhan ke sistem baru. Selama waktu tersebut, operasional dan hasil dari kedua sistem dibandingkan dan dievaluasi.
7
Kesalahan dapat diidentifikasi dan dikoreksi, dan masalah operasional dapat diselesaikan sebelum sistem lama ditinggalkan. Cara seperti ini merupakan pendekatan yang paling aman, tetapi merupakan cara yang paling mahal, karena pemakai harus menjalankan dua sistem sekaligus.
Kelebihan : Memberikan derajat proteksi yang tinggi kepada organisasi dari kegagalan sistem baru. Kelemahan : •
Besarnya biaya untuk penduplikasian fasilitas-fasilitas dan biaya personel yang memelihara sistem rangkap tersebut.
•
Ketika proses konversi suatu sistem baru melibatkan operasi paralel, maka orang-orang pengembangan sistem harus merencanakan untuk melakukan peninjauan berkala dengan personel operasi dan pemakai.
Gambar 2. Sistem Konversi Paralel
3.1.3 Konversi Langsung ( Direct conversion ). Konversi ini dilakukan dengan cara menghentikan sistem lama dan menggantikannya dengan sistem baru. Cara ini merupakan yang paling berisiko, tetapi murah. Konversi langsung adalah pengimplementasian sistem baru dan pemutusan jembatan sistem lama, yang kadang-kadang disebut pendekatan cold
8
turkey. Apabila konversi telah dilakukan, maka tak ada cara untuk balik ke sistem lama. Pendekatan atau cara konversi ini akan bermanfaat apabila : 1. Sistem tersebut tidak mengganti sistem lain. 2. Sistem yang lama sepenuhnya tidak bernilai. 3. Sistem yang baru bersifat kecil atau sederhana atau keduanya. 4. Rancangan sistem baru sangat berbeda dari sistem lama, dan perbandingan antara sistem-sistem tersebut tidak berarti.
Kelebihan: Relatif tidak mahal. Kelemahan: •
Memunyai risiko kegagalan yang tinggi.
•
Apabila konversi langsung akan digunakan, aktivitas-aktivitas pengujian dan pelatihan yang dibahas sebelumnya akan mengambil peran yang sangat penting.
Gambar 3. Sistem Konversi Langsung
3.1.4 Konversi Pilot ( Pilot conversion ). Pendekatan ini dilakukan dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu yang diperlakukan sebagai pelopor. Jika konversi ini dianggap berhasil, maka akan diperluas ke tempat-tempat yang lain. Ini merupakan pendekatan dengan biaya dan risiko yang rendah.
9
Dengan metode Konversi Pilot, hanya sebagian dari organisasilah yang mencoba mengembangkan sistem baru. Kalau metode phase-in mensegmentasi sistem, sedangkan metode pilot mensegmentasi organisasi. Contoh : Salah satu kantor cabang atau pabrik, misalnya bisa berfungsi sebagai kelinci percobaan atau tempat pengujian alfa atau beta berfungsi untuk tempat versi sistem baru yang bekerja. Sebelum sistem baru diimplementasikan ke seluruh organisasi, sistem pilot harus membuktikan diri di tempat pengujian tersebut. Metode konversi ini lebih sedikit berisiko dibandingkan dengan metode langsung, dan lebih murah dibandingkan dengan metode paralel. Segala kesalahan dapat dilokalisir dan dikoreksi sebelum implementasi lebih jauh dilakukan. Apabila sistem baru melibatkan prosedur baru dan perubahan yang drastis dalam hal perangkat lunaknya, metode pilot ini akan lebih cocok digunakan. Selain berfungsi sebagai tempat pengujian (test sité), sistem pilot juga digunakan untuk melatih pemakai seluruh organisasi dalam menghadapi lingkungan “live”
(hidup
atau
sebenarnya)
sebelum
system
tersebut
diimplementasikan di lokasi mereka sendiri. Kelebihan :
•
Perlunya segmentasi organisasi.
•
Resiko lebih rendah dibandingkan metode konversi langsung.
•
Biaya lebih rendah dibandingkan metode parallel.
•
Cocok digunakan apabila adanya perubahan prosedur, H/W dan S/W.
10
Gambar 4.Sistem Konversi Pilot
Ada dua metode dasar yang bisa digunakan untuk menjalankan konversi file : A.
Konversi File Total dapat digunakan bersama dengan semua metode konversi file sistem di atas. Konversi File Total Jika file sistem baru dan file sistem lama berada pada media yang bisa
dibaca komputer, maka bisa dituliskan program sederhana untuk mengkonversi file dari format lama ke format baru. Umumnya pengkonversian dari satu sistem komputer ke sistem yang lain akan melibatkan tugas-tugas yang tidak bisa dikerjakan secara otomatis. Rancangan file baru hampir selalu mempunyai fieldfield record tambahan, struktur pengkodean baru, dan cara baru perelasian itemitem data (misalnya, file-file relasional). Seringkali, selama konversi file, kita perlu mengkonstruksi prosedur kendali yang rinci untuk memastikan integritas data yang bisa digunakan setelah konversi itu. Dengan menggunakan klasifikasi file berikut, perlu diperhatikan jenis prosedur kendali yang digunakan selama konversi: ■ File Master Ini adalah file utama dalam database. Biasanya paling sedikit satu file master diciptakan atau dikonversi dalam setiap konversi sistem.
11
■ File Transaksi File ini selalu diciptakan dengan memproses suatu sub- system individual di dalam sistem informasi. Akibatnya, ia harus dicek secara seksama selama pengujian sistem informasi. ■ File Indeks File ini berisi kunci atau aiamat yang menghubungkan berbagai file master. File indeks baru hams diciptakan kapan saja file master yang berhubungan dengannya mengalami konversi. ■ File Tabel File ini dapat juga diciptakan dan dikonversi seiama konversi sistem. File tabel bisa juga diciptakan untuk mendukung pengujian perangkat lunak. ■ File Backup Kegunaan file backup adalah untuk memberikan keamanan bagi database apabila terjadi kesalahan pemrosesan atau kerusakan dalam pusat data. Oleh karenanya, ketika suatu file dikonversi atau diciptakan, file backup harus diciptakan. B.
Konversi File Gradual (sedikit demi sedikit) terutama digunakan dengan metode paralel dan phase-in. Dalam beberapa contoh, ia akan bekerja untuk metode pilot. Umumnya konversi file gradual tidak bisa diterapkan untuk konversi sistem langsung.
Konversi File Gradual Beberapa perusahaan mengkonversi file-file data mereka secara gradual (sedikit demi sedikit). Record-record akan dikonversi hanya ketika mereka menunjukkan beberapa aktivitas transaksi. Record-record lama yang tidak menunjukkan aktivitas tidak pernah dikonversi. Metode ini bekerja dengan cara berikut :
12
1. Suatu transaksi diterima dan dimasukkan ke dalam sistem. 2. Program mencari file master baru (misalnya file inventarisasi atau file account receivable) untuk record yang tepat yang akan di update oleh transaksi itu. Jika record tersebut telah siap dikonversi, berarti peng-update-an record telah selesai. 3. Jika record tersebut tidak ditemukan dalam file master baru, file master lama diakses untuk record yang tepat, dan ditambahkan ke file master baru dan di update. 4. Jika transaksi tersebut adalah record baru, yakni record yang tidak dijumpai pada file lama maupun file baru (misalnya, pelanggan baru), maka record baru disiapkan dan ditambahkan ke file master baru. •
Mengkonversi File Data “Keberhasilan konversi sistem sangat tergantung pada seberapa jauh
profesional sistem menyiapkan pengkonversian file data yang diperlukan untuk sistem baru” Konversi/Modifikasi meliputi : •
Format File.
•
Isi File.
•
Media Penyimpanan.
Metode Dasar Konversi File : •
Konversi File Total àdalah dapat digunakan pada ke 4 metode konversi system.
•
Konversi File Gradual àdalah terutama digunakan pada metode paralel dan phase-in.
Konfersi file Gradual :
13
•
Selama konversi file perlu diperhatikan prosedur kendali untuk memastikan integrasi data.
•
Prosedur kendali untuk masing-masing klasifikasi file berbeda.
Klasifikasi File : 1. File Master 2. File Transaksi 3. File Index 4. File tabel 5. File backup •
Suatu Transaksi diterima dan dimasukan ke dalam sistem
•
Program mencari file master baru untuk record yang akan diupdate oleh transaksi tersebut, jika record tersebut ada maka pen-update-an record selesai.
•
Jika record tidak ditemukan dalam file master baru, file master lama diakses untuk record yang tepat dan ditambahkan pada file master baru dan diupdate.
•
Jika Transaksi untuk record baru, record baru disiapkan dan ditambahkan ke file master baru.
14
IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Perkembangan dunia usaha menuntut perkembangan teknologi informasi yang handal. Hal ini mengharuskan organisasi atau perusahaan melakukan konversi sistem informasi yang efisien dan efektif dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Bentuk konversi sistem informasi di perusahaan dapat dilakukan dengan empat bentuk utama, yaitu : ■ Konversi Bertahap (Phase-In Conversion) ■ Konversi Paralel (Parallel Conversion) ■ Konversi Langsung (Direct Conversion) ■ Konversi Pilot (Pilot Conversion) Masing-masing bentuk konversi memilki kelemahan dan kelebihan dibandingkan satu sama lainnya. Management perusahaan dalam hal ini diwakili oleh bagian IT perlu menganalisa penerapan konversi yang sesuai dengan karakteristik sistem informasi yang ada dan kebutuhan perusahaan di masa depan. Penting untuk memilih konversi sistem informasi yang sesuai demi kesuksesan dan keberlangsungan operasional di organisasi atau perusahaan dengan harapan pelaksanaan proses transisi berjalan sehalus mungkin tanpa terjadinya down system atau kekacauan sistem yang berdampak pada kerugian perusahaan.
15
DAFTAR PUSTAKA O’Brien, James A. (2006). Pengantar Sistem Informasi Lucas, Henry C, Jr. 2000. Information Technology for Management. Seventh Edition. New York: McGraw Hill. Alter, Steven, (2000). Information System: a Management Perspective, The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., California Laudon, Kenneth & Jane. (2012). Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Husein, Muhammad Fakhri dan Amin Wibowo. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Jogiyanto, HM Prof. DR. (2007). Sistem Teknologi Informasi. Edisi II. Jogjakarta: Penerbit Andi. Sutarna. 2010. Cara dalam pengkonversian system informasi dari system lama menjadi baru. http://sutarna.blogstudent.mb.ipb.ac.id/Accesed at 29 December 2014.
16