MAKNA SIMBOL ADAT PERNIKAHAN SUMBAWA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DI SMA KELAS X
JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
OLEH YENNI NURRAMDANI E1C112133
UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PRODI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH 2016
MAKNA SIMBOL ADAT PERNIKAHAN SUMBAWA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DI SMA KELAS X. Yenni Nurramdani, Cedin Atmaja, Murahim. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Universitas Mataram
[email protected] ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimanakah makna simbol dalam adat pernikahan Sumbawa. (2) Bagaimana kaitan makna simbol adat pernikahan Sumbawa dengan pembelajaran teks prosedur kompleks di SMA kelas X. Tujuan dari penelitian ini yaitu, 1) Mendeskripsikan makna simbol adat pernikahan Sumbawa. 2) Mendeskripsikan kaitan makna simbol adat pernikahan Sumbawa dengan pembelajaran teks prosedur kompleks di SMA kelas X. Data dalam penelitian ini berupa prosesi, bendabenda atau alat-alat yang bersifat simbolis digunakan dalam adat pernikahan Sumbawa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan melalui teknik pengamatan (observation), teknik wawancara (interview), dan dokumentasi. Metode analisis data penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan, menguraikan, menganalisis, dan menginterpretasikan makna simbol adat pernikahan Sumbawa sehingga menimbulkan kejelasan untuk dipahami. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1) Kesepuluh symbol dalam adat pernikahan Sumbawa seperti sito, lawang rere, maning pangantan, barodak, odak, samparumpuk, loto kuning, dila malam, dan kemang nikah yang dianalisis menggunakan semiologi Roland Barthes memiliki makna bahwa pada hakikatnya sebuah pernikahan bukan hanya sekedar menyatukan kedua insane untuk membina rumahtangga, tetapi sebuah pernikahan adalah kehidupan baru yang akan dijalani untuk mendapatkan kebahgiaan dan diridhoi oleh Allah SWT. Sebuah pernikahan yang menjadikan kedua pengantin semakin lebih baik dari segi sikap, kelakuan, dan tutur kata dalam kehidupan bersosial. 2) Makna simbol adat pernikahan Sumbawa dapat dijadikan teks berbentuk teks prosedur kompleks dan dijadikan bahan ajar Bahasa Indonesia di kelas X semester satu dengan kompetensi dasar memahami struktur dan kaidah teks prosedur kompleks baik secara lisan maupun tulisan. Kata Kunci: Makna, simbol, adat pernikahan Sumbawa, teks prosedur kompleks.
x
SYIMBOLIC MEANING OF SUMBAWANESE CUSTOM WEDDING AN ITS RELATION TO THE LEARNING OF COMPLEX PROCEDURAL TEXT IN SMA GRADE X. Yenni Nurramdani, Cedin Atmaja, Murahim. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Universitas Mataram
[email protected]
ABSTRACT About problem in this research which is (1 ) How symbol meaning in Sumbawa's nuptials custom. (2 ) How symbol meaning bearings Sumbawa's nuptials custom with text learning procedures to complexes at SMA brazes X. Intent of observational it which is, 1 ) Describe custom symbol meanings Sumbawa's nuptialses. 2 ) Describe symbol meaning bearings Sumbawa's nuptials custom with text learning procedures to complexes at SMA brazes X. Data in observational it as procession, objects or tool that get symbolic character to be utilized deep Sumbawa's nuptials custom. Methodic data collecting that is utilized is studi bibliographical and studi is field via tech observing (observation), interview tech (interview), and documentation. analisis's method research data utilize kualitatif's descriptive method which is words, describe, menganalisis, and interprets custom symbol meaning Sumbawa's nuptials causing lucidity to be understood. Base analisis's result and study gets to be concluded that: 1 ) tenth symbols in Sumbawa's nuptials custom as sito, saputes leng, lawang rere, maning pangantan, barodak, samparumpuk, odak, yellow lotto, dila is night, and kemang gets married one that dianalisis utilizes semiologi Roland Barthes has that meaning on its reality one nuptials is not just a only band both of mankind to build rumahtangga, but one nuptials is new life that will be tripped to get kebahagian and diridhoi God SWT. One nuptials which make both of bride gets better of attitude facet, deportment, and word speech in life gets social. 2 ) custom symbol Meanings nuptials Sumbawa can make text gets text form procedure to complexes and made by material teaches Indonesians at brazes x semester one by basic interest understand structure and text method procedures to good complexes word-of-mouth and also writing. Key word:
Meaning, symbol, Sumbawa's nuptials custom, complex procedural text. x
A.
PENDAHULUAN
adalah
adat
pernikahan.
Indonesia merupakan negara
pernikahan ini merupakan suatu tata
yang terdiri dari berbagai pulau, dan
cara
pulau-pulau tersebut didiami oleh
menyatukan dua insan yang ingin
berbagai jenis suku yang memiliki
membina
kebudayaan serta ciri khas tersendiri
daerah pasti memiliki adat tradisi
. Walaupun di Indonesia ini terdiri
tersendiri
dari
pernikahan tersebut, seperti halnya
berbagai
tetapi
jenis
seperti
kebudayaan,
yang
diketahui
yang
digunakan
Adat
rumah
tangga.
untuk
masyarakat
untuk
Setiap
melaksanakan
Sumbawa. Masyarakat
semboyan Indonesia yaitu “Bhineka
Sumbawa masih mengikuti tradisi
Tunggal Ika” yang berarti walaupun
yang dipakai oleh para leluhurnya
berbeda-beda tetapi tetap satu jua,
untuk melaksanakan pernikahan.
yang
menandakan
Indonesia
bahwa
keanekaragaman
di
Dalam
yang
pernikahan
tradisi
upacara
Sumbawa,
sebelum
dimiliki tersebut tidak membuat
dilaksanakannya
Indonesia
Sebaliknya,
ada beberapa tingkatan adat yang
kebudayaan inilah yang menjadi
harus dilaksanakan seperti, bajajak
daya tarik utama bagi negara lain
(perkenalan).bakatoan
terhadap Indonesia sebagai negara
saputis leng (mengambil keputusan),
pariwisata.
nyorong
terpecah.
Kebudayaan merupakan suatu tindakan atau kebiasaan yang telah disepakati bersama untuk dilakukan dalam
kurun waktu yang lama.
Kebudayaan leluhur
merupakan
yang
masih
warisan
memegang
(bertanya),
mahar),
arodak (pupur pengantin), nikah, dan basai (resepsi) Keenam
tahapan
tersebut
merupakan serangkaian proses dan biasanya
dalam
tersebut benda
masyarakat
simbolis.
yang di
pernikahan,
(menyerahkan
peranan penting dalam kehidupan itu sendiri
adat
tahapan
proses
terdapat prosesi,
benda-
atau
alat
yang
Simbol-simbol
bersifat yang
dalamnya mengandung norma-norma
mendukungnya mempunyai makna-
atau
makna tersendiri.
aturan-aturan
bermasyarakat.
dalam Salah-
hidup satu
kebudayaan yang sering dilakukan
Untuk
menjaga
kelestarian
kebudayaan lokal Sumbawa tersebut
adalah dengan mengkaji tentang
pemakai
makna simbol prosesi, benda atau
saling dimengerti. Makna menurut
alat yang terdapat pada tahap-tahap
Chaer (dalam Ishak, 2009 :15)
pernikahan
merupakan
Sumbawa
dan
kepada
peserta
memperkenalkan
dalam
bahasa
dapat
unsur yang terdapat
bahasa
didik melalui pendidikan formal di
mengacu
SMA pada pembelajaran Bahasa dan
merupakan
Sastra Indonesia. Bahan ajar Bahasa
(ekstralingual).
dan Sastra Indonesia yang diterapkan
2.
di SMA dapat berupa teks. Bahan
sehingga
(integral)
pada
yang
refren
unsur
luar
yang bahasa
Pengertian Simbol Menurut
Hartoko
dan
ajar ini sesuai dengan kurikulum
Rahmanto (dalam Sobur, 2004:155)
2013
dengan
bahwa secara etimologis, simbol
kompetensi dasar memahami struktur
(symbol) berasal dari kata Yunani
dan kaidah teks prosedur kompleks,
“sym-ballein”
baik secara lisan maupun tulisan.
melemparkan bersama suatu (benda,
tingkat
SMA
Berdasarkan latar belakang di
yang
berarti
perbuatan) dikaitkan dengan suatu
atas terdapat dua rumusan masalah
ide.
yaitu bagaimanakah makna symbol
menyatakan bahwa “Simbolos” yang
adat
berarti
pernikahan
Sumbawa
dan
Herusasoto
tanda
atau
(2010:10)
ciri
yang
bagaimanakah kaitan makna symbol
memberitahukan sesuatu hal kepada
adat pernikahan Sumbawa dengan
seseorang.
pembelajaran
menjelaskan simbol atau lambang
teks
prosedur
Sobur
(2004:157)
kompleks di SMA kelas X di SMA.
adalah sesuatu yang digunakan untuk
1.
Pengertian Makna
menunjukkan sesuatu yang lainnya,
Dalam Kamus Besar Bahasa
berdasarkan kesepakatan kelompok
Indonesia (2008:619), makna adalah
orang. . Dalam Kamus Besar Bahasa
pengertian yang diberikan kepada
Indonesia (2008:557), simbol atau
suatu bentuk kebahasaan. Sedangkan
lambang adalah semacam tanda,
menurut CF, Brice (dalam Septriana,
lukisan,
2004:11) makna adalah hubungan
sebagainya,
yang
menyatakan
antara bahasa dengan dunia luar yang
sesuatu
atau
mengandung
telah disepakati bersama oleh para
maksud tertentu.
perkataan,
hal,
lencana,
dan
3.
d. Nyorong
Adat Pernikahan Sumbawa
a.
Bajajak
Nyorong artinya keluarga dan
Bila dua orang remaja pria
dengan ratusan orang bahkan lebih
dan remaja putri telah sama-sama
yang terdiri dari kelurga calon
saling jatuh cinta yang biasa disebut
menten pria, tetangga, sahabat, dan
dengan ramanjeng (pacaran) dan
tamu undangan pria dan wanita
keluarga masing-masing terutama
dewasa berkumpul di rumah calon
kedua orang tuanya beranggapan
pengantin laki-laki membawa uang
sudah pantas dijodohkan karena
dan semua kelengkapan pernikahan
dilihat dari faktor biologis dan
untuk diserahkan kepada orang tua
fisiologis
dan
terutama
kematangan
pendidikan formal dan nonformal,
berhasrat
untuk
menjodohkan putranya.
pengantin
e. Barodak Barodak artinya
berpupur seluruh
badan. Upacara Barodak tersebut
b. Bakatoan Bakatoan
calon
perempuan.
maka pihak orang tua remaja pria tersebut
kelurga
dimeriahkan
bermakna
melamar
dengan
tradisional
musik
Gong-Genang,
yaitu orang tua remaja pria memilih
biasanya
dan mengirim utusan mereka sebagai
penabuhan raba hadra serta sakeco
wakil , datang membawa pesan dan
(bersyair) (Hamim, 2009:21).
amanat
f.
kepada
keluarga
si
orang
remaja
tua
putri
atau untuk
meminangnya.
dilanjutkan
dan dengan
Nikah Penikahan
di
Sumbawa
dilaksanakan menurut syariat islam
c. Saputes Leng
yaitu, ada calon pengantin, ada wali,
Hamim (2009:10) menyatakan
ada mahar, ada dua orang saksi, dan
bahwa
saputes
menetapkan
Leng
artinya
ada pengucapan ijab-kabul antara
kesepakatan
seluruh
wali
acara pernikahan
dan
pengantin
laki-laki.
seperti biaya
Pelaksanaan upacara nikah harus
waktu
khidmat dihadiri oleh penghulu,
nyorong,
petugas KUA kecamatan, keluarga,
pernikahan
dan
dilaksanakannya
acara
barodak, nikah, dan basai.
tetangga, undangan dan orang orangorang terpandang.
g.
Basai’
sisi lain dari penandaan “mitos” yaitu
Pengantan Basai’ artinya pasangan
menandai suatu masyarakat. “Mitos”
pengantin
terletak
disandingkan
ditempat
pada
tingkat
kedua
yang telah ditetapkan oleh keluarga
penandaan. Jadi setelah terbentuk
atas
sistem sign-signifier-signified, tanda
kesepakatan
sesuai
dengan
keadaan (Hamim, 2009:29).
tersebut akan menjadi penanda baru
4.
yang kemudian memiliki petanda
Semiologi Roland Barthes Barthes
gagasan
memfokuskan
tentang
signifikasi
pada
kedua dan membentuk tanda baru.
dua
Jadi ketika suatu tanda memiliki
tahap, yaitu denotasi dan konotasi.
makna
Denotasi adalah definisi objektif kata
berkembang menjadi makna denotasi
tersebut, sedangkan konotasi adalah
maka makna denotasi tersebut akan
makna subjektif atau emosionalnya.
menjadi mitos.
Selain menggunakan denotasi
5.
konotasi
kemudian
Mitos
dan konotasi untuk menganalisis
Mitos
(Rafiek,2012:
sesuatu, Barthes juga memiliki lima
dapat
kode yang sering digunakan untuk
melalui konotasi yang dimainkan
menganalisis
oleh narasi. Apapun dapat menjadi
karya
fiksi
di
dimaknai
mitos,
yang
(dalam
ditekstualisasikan. Pembaca yang jeli
kode
dapat menemukan adanaya asosiasi-
hermeniotik (kode teka-teki), kode
asosiasi terhadap ‘apa’ dan ‘siapa’
semik
yang sedang dibicarakan sehingga
Yuliani,2015:33)
(makna
yaitu
konotatif),
kode
dari
pembaca
zamannya. Adapun kelima kode dimaksud
tergantung
oleh
105),
simbolik, kode proaretik (logika atau
terjadi
tindakan), dan kode genomik (kode
Penanda bahasa konotatif membantu
kultural).
untuk menyodorkan makna baru
Menurut Yuliani,2015:32),
barthes penanda
(dalam dapat
dilihat dalam mitos, dari dua sudut
pelipatgandaan
caranya
makna.
yang melampui makna asalnya atau dari makna denotasinya. 6.
Pembelajaran Teks Prosedur
pandang yaitu, sebagai istilah akhir
Kompleks Kelas X
sistem linguistik atau istilah pertama
Teks prosedur kompleks adalah
dari sistem mistis. Barthes melihat
teks atau bacaan yang menunjukkan
tahap-tahap yang
atau
harus
langkah-langkah
dilakukan
seseorang
dengan acara saputes leng. Saputes leng yang merupakan penetapan
untuk mencapai tujuan tertentu.
kesepakatan
B. METODE PENELITIAN
pernikahan
Jenis
penelitian
ini
adalah
berfokus
seluruh dengan
pada
acara
pembicaraan
biaya
pernikahan
deskriftif kualitatif. Sumber data
berupa uang mahar dan waktu
dalam penelitian ini adalah prosesi
dilaksanakannya
adat pernikahan Sumbawa. Metode
barodak, nikah, dan basai. Nyorong
pengumpulan data yang digunakan
atau seserahan merupakan acara
dalam
dilakukan
ketika pihak keluarga calon laki-laki
dengan studi pustaka, observasi,
datang ke rumah keluarga calon
wawancara, dan dokumentasi. Hasil
pengantin
perempuan
analisis
membawa
uang
penelitian
data
ini
ditempuh
dengan
acara
nyorong,
dengan
dan
semua
menggunakan metode.
kelengkapan pernikahan yang telah
C. PEMBAHASAN
diputuskan pada acara saputes leng.
1.
Analisis menggunakan Kode
Penyambutan yang telah disipakan
Barthes.
oleh
Kode hermeneutik (kode teka-
perempuan
teki).
sebuah
Sito menjadi simbol pertama
dengan pita dinamakan lawang rere.
sebab simbol ini menjadi awal dari
Lawang rere menjadi simbol yang
jalannya rangkaian adat pernikahan
ketiga
Sumbawa. Apabila lamaran diterima
Sumbawa. Simbol keempat adalah
maka calon pengantin perempuan
maning
akan menerima sito sebagai bentuk
pengantin. Kemudian pada malam
jadi. Sito memiliki makna sebagai
harinya, kedua calon pengantin akan
bentuk rasa terimahkasih keluarga
didandan dan dikenakan pakaian adat
calon pengantin laki-laki kepada
Sumbawa untuk menjalani prosesi
keluarga calon pengantin perempuan
ritual barodak. Barodak menjadi
karena lamaran diterima. Setelah
simbol yang kelima dalam adat
acara
pernikahan
a.
bakatoan
dan
lamaran
diterima, maka akan dilanjutkan
keluarga
calon
pengantin
juga
telah
membuat
gerbang
yang
ditandai
dalam
adat
pangantan
pernikahan
atau
Sumbawa.
mandi
Barodak
adalah prosesi berpupurnya seluruh
badan kedua calon pengantin. Kedua
b.
Kode Proaretik (kode tindakan)
calon pengantin akan duduk di atas
Kesepuluh simbol yang dipilih
tikar yang dilapisi kain berwarna-
memiliki hubungan yang berkaitan
warni
satu dengan yang lainnya, yaitu
dengan
motif
dinamakan
bunga
samparumpuk.
Samparumpuk
rangkaian
adat
simbol
pernikahan Sumbawa secara utuh.
pernikahan
Simbol yang pertama yaitu sito.
Sumbawa. Barodak memiliki makna
Simbol ini menjadi awal dari adat
menjauhkan kedua calon pengantin
pernikahan Sumbawa. Proses bajajak
dari penyakit dan segala marabahaya.
atau
Sedangkan odak memiliki makna
pengantin dilakukan oleh keluarga
rasa kasih sayang dan keikhlasan
masing-masing
keluarga
untuk
Setelah dianggap sudah pas, maka
menikahkan anaknya. Prosesi ritual
dilanjutkan dengan acara bakatoan
barodak dimulai dengan ina odak
atau melamar, pada acara bakatoan
menyalakan dila malam. Dila malam
atau melamar ini, pihak keluarga
merupakan
calon
keenam
menjadi
memperlihatkan
dalam
calon
adat
pengantin
sebuah
lilin
yang
perkenalan
kedua
calon
pengantin
calon
pengantin.
laki-laki
akan
ditancapkan di atas buah kelapa. Dila
membawa sito, dan apabila lamaran
malam menjadi simbol kedelapan
diterima maka sito diberikan kepada
dalam adat pernikahan Sumbawa.
keluarga calon pengantin perempuan.
Dila malam memiliki makna harapan
Setelah
cahaya terang yang akan selalu
dilanjutkan dengan acara saputes
menyinari
leng. Pada acara saputes leng ini,
kehidupan
acara
bakatoan,
berumahtangga. Simbol kesembilan
keluarga
yaitu loto kuning Loto kuning ini
membicarakan tentang uang mahar
memiliki
dan
makna
menghindarkan
calon
segala
pengantin
maka
kelengkapan
akan
yang
kedua pengantin dari roh-roh yang
dibutuhkan dalam acara pernikahan.
jahat. Simbol yang kesepuluh adalah
Pada acara saputes leng ini juga akan
kemang nikah. Kemang nikah ini
dibicarakan waktu dilaksanakannya
memili
kedua
acara nyorong, barodak, nikah, dan
pengantin akan disukai dan dikasihi
basai. Setelah sepakat maka acara
banyak orang orang.
nyorong akan dilaksanakannya pada
makna
bahwa
hari yang telah ditentukan. Uniknya
kembang
pada acara nyorong ini akan dibuat
malam
sebuah
pengantin. Baru setelah itu dila
gerbang
yang
ditandai
dan
melingkari
dengan pita dinamakan lawang rere.
malam
Untuk
ditempelkan
bisa
menggunting
pita
memutarkan
ditiup
kepala
dan
di
dila calon
asapnya
kepala
calon
tersebut, seorang wakil keluarga
pengantin. Setelah acara barodak,
calon
pengantin
berbalas
lawas
laki-laki
harus
esok harinya dilaksanakan acara
dengan
wakil
nikah atau prosesi ijab-kabul. Seperti
keluarga calon pengantin perempuan.
halnya
Setelah dua atau tiga hari acara
calon pengantin akan dimandikan
nyorong, maka dilaksanaknnya acara
dengan
barodak. Sebelum acara barodak,
pangantan. Setelah acara nikah maka
kedua
dilanjutkan
calon
pengantin
akan
sebelum
air
barodak,
bunga
dengan
oleh
kedua
sandro
acara
basai.
menjalani prosesi maning pangantan
Acara basai yang dimulai dengan
atau
Setelah
pembacaan ayat suci Al-Quram akan
akan
dipandu oleh pembawa acara dan
didandan dan dipakaikan pakaian
dikahiri dengan pemberian selamat
adat
oleh
mandi
itu,kedua
pengantin.
calon
Sumbawa
pengantin
untuk
menjalani
tamu
undangan
posesi ritual barodak. Kedua calon
pasangan
pengantin akan duduk di atas tikar
keluarganya.
yang
dinamakan
Inilah rangkaian aksi yang dibentuk
Untuk
memulai
samparumpuk.
beserta
ritual
oleh kesepuluh simbol tersebut yang
barodak, ina odak akan menyalakan
akan mewujudkan rangkaian prosesi
dila malam, lalu secara bergantian
adat pernikahan adat Sumbawa.
ibu-ibu yang suda ditentukan oleh
c.
keluarga
calon
prosesi
pengantin
kepada
pengantin
akan
Kode Simbolik Kode
simbolik
ini
memakaikan odak kepada kedua
memperlihatkan simbol-simbol apa
calon pengantin. Selama prosesi
saja yang memiliki mitos yang unik
barodak
dalam adat pernikahan Sumbawa.
calon
ini
berlangsung,
pengantin
akan
kedua
dilempar
Kesepuluh simbol
tersebut yaitu
dengan loto kuning. Acara barodak
sito, saputes leng, lawang rere,
ini diakhiri dengan memercikkan
maning pangantan, barodak, odak,
samparumpuk malam,
loto
dan
kuning,
kemang
dila
b.
Saputes Leng
nikah.
Saputes leng berasal dari dua
tersebut
kata yaitu saputes yang artinya
rangkaian
putuskan dan leng yang artinya kata.
adat pernikahan Sumbawa karena
Saputes leng sendiri memiliki arti
kesepuluh simbol tersebut tidak bisa
penetapan kesepakatan seluruh acara
terpisahkan dan memiliki hubungan
pernikahan dengan berfokus pada
yang erat antara satu dengan yang
biaya pernikahan berupa uang mahar
lainnya.
dan waktu dilaksanakannya acara
2.
Makna Simbol adat Pernikahan
nyorong, barodak, nikah, dan basai.
Sumbawa.
c.
Kesepuluh
simbol
menunjukkan
jalannya
a.
Sito
Lawang Rere Lawang
Sito
adalah
bingkisan
atau
gerbang
rere
yang
merupakan
ditandai
dengan
cendramata yang di dalamnya berisi
sebuah pita sebagai batas antara
bakal kebaya. Sito memiliki makna
rombongan keluarga calon pengantin
sebagai bentuk rasa terimahkasih
laki-laki
keluarga calon pengantin laki-laki
pengantin perempuan pada acara
kepada keluarga calon pengantin
nyoron.. Setelah berbalasan lawas
perempuan karena lamaran diterima.
antara wakil keluarga calon laki=laki
Bakal baju menjadi tanda belum
dan perempuan,
adanya ikatan resmi antara pengantin
dipotong dan proses serah terima
perempuan dan laki-laki walaupun
segala kelengkapan pernikahan dapat
lamaran sudah diterima. Akan ada
dilakukan.
banyak
d.
prosesi
dilaksanakan
yang
sampai
harus
pada
hari
dengan
keluarga
baru
calon
pita bisa
Maning pangantan Maning
pangantan
adalah
resminya pernikahan. Seperti halnya
prosesi ketika dua pasangan calon
bakal kebaya yang dibuat melalui
pengantin dimandikan dengan air
proses
sehingga
menjadikannya
bunga. Maning pangantan dilakukan
sebuah
kebaya
yang
untuk menyucikan jiwa dan raga
diharapkan
indah,
prosesi-prosesi
yang
sebelum
memasuki
tahapan
dijalani tersebut akan selalu indah
kehidupan baru. Maning pangantan
dan membawa kabar yang baik.
memiliki
makna
menghindarkan
kedua calon pengantin dari sifat iri
nikah. Loto kuning ini diyakini
dan dengki.
masyarakat
e.
mengusir roh-roh jahat.
Barodak Barodak
adalah
prosesi
i.
Sumbawa
untuk
Dila malam
berpupurnya seluruh badan kedua
Dila malam merupakan sebuah
calon pengantin. Ritual barodak
lilin yang ditancapkan di atas buah
yang diyakini dapat memutihkan dan
kelapa
menghaluskan kulit kedua calon
perlengkapan pada ritual barodak
pengantin
makna
dan maning pangantan. Layaknya
menjauhkan kedua calon pengantin
lilin yang bersinar, dila malam
dari segala penyakit dan marabahaya.
memiliki makna harapan cahaya
f.
terang yang akan selalu menyinari
ini
memiliki
Odak Odak
adalah
bahan
yang
kehidupan
digunakan untuk berpupurnya kedua
pengantin.
calon pengantin pada ritual barodak.
j.
Odak ini memiliki makna rasa kasih sayang
dan
keikhlasan
sebagai
salah
satu
berumahtangga
calon
Kemang nikah Kemang nikah ini terdiri dari
keluarga
beberapa bunga yang ditancapkan
calon pengantin untuk menikahkan
pada sebuah batang pisang dan
anaknya.
ditanam di dalam bokor kuningan
g.
Samparumpuk
berisi beras.
Samparumpuk adalah tikar yang
memiliki makna bahwa kedua calon
terbuat dari daun lontar dan dilapisi
pengantin akan disukai dan kasihi
dengan kain berwarna-warni dengan
oleh banyak orang seperti halnya
motif
bunga yang disukai banyak orang
bunga.
Samparumpuk
digunakan sebagai alas tempat duduk
karena
calon pengantin pada ritual barodak.
keindahannya.
h.
3.
Loto Kuning Loto kuning adalah beras yang
diberi pewarna kuning. Loto kuning ini digunakan untuk melempar kedua
a.
Prosesi Maning Pangantan Penanda
pangantan,
pangantan.
dan
dan
Bagan Roland Barthes
denotative
barodak,
keharumannya
Analisis Simbol Menggunakan
calon pengantin pada prosesi maning ritual
Kemang nikah ini
(1)
pada
adalah Penanda
ranah maning (1)
membuahkan petanda (2) pada ranah
membuahkan petanda (2) pada ranah
denotative
denotatif. Petanda ini merupakan
yaitu
pengantin
dimandikan dengan air bunga. Tanda
sesuatu
(3)
yang
penanda (1) yang berada dalam
sekaligus menjadi penanda (I) pada
wilayah denotasi. Petanda (2) ini
ranah konotatif. Tanda (3.I) yang
adalah
dimaksud adalah menyucikan jiwa
Tanda (3) pada ranah denotatif ini
dan raga. Tanda ini menjelaskan
menjadi penanda (1) pada ranah
bahwa campuran air dan beberapa
konotatif. Tanda (3.I) yang dimaksud
bunga yang digunakan untuk mandi
adalah
oleh
menghaluskan kulit. Tanda ini
pada
ranah
kedua
denotatif
calon
pengantin
yang
ditandakan
berpupur
seluruh
memutihkan
badan.
dan
diharapkan dapat menyucikan jiwa
menjelaskan
dan raga kedua calon pengantin.
dibuat oleh ina odak dengan bahan
Tanda (3.I) memunculkan petanda
tradisional
khas
(II) pada ranah konotatif
dapat
memutihkan
yaitu
bahwa
oleh
pupur
Sumbawa
yang
akan dan
pembersihan. . Petanda (II) pada
menghaluskan kulit kedua calon
ranah konotatif ini melahirkan tanda
pengantin.
(III) pada ranah konotatif yaitu
memunculkan
membersihkan hati dari sifat iri
ranah konotatif yaitu pembersihan
dan
ini
diri. Kemudian dari penanda (II)
merupakan kesimpulan dari penanda
pada ranah konotatif ini melahirkan
(I) dan petanda (II) pada ranah
tanda (III) pada ranah konotatif yaitu
konotatif yang menghasilkan sebuah
menghindarkan
mitos.
marabahaya.Tanda
dengki.Tanda
Maning
(III)
pangantan
ini
Tanda
(3.I)
petanda
(II)
dari (III)
segala ini
memiliki makna seperti halnya air
merupakan
yang
pertemuan antara penanda (I) dan
sifatnya
membersihkan,
kesimpulan
pada
dari
dapat
petanda (II) pada ranah konotatif
membersihkan hati kedua calon
yang menghasilkan sebuah mitos.
pengantin dari sifat iri dan dengki.
Ritual barodak yang menjadi ciri
b.
Prosesi Ritual Barodak
khas masyarakat Sumbawa untuk
Penanda (1) pada ranah denotatif
mengadakan pernikahan dipercaya
maka
yaitu
diharapkan
“barodak”.
Penanda
(1)
dapat menghindarkan kedua calon
pengantin
dari
penyakit
dan
di kepala kedua calon pengantin
segala marabahaya.
sebanyak tiga kali, setelah putaran
c.
ketiga akan ditiup dan asapnya akan
Dila malam Penanda
(1)
dila
malam
ditempelkan
pada
kening
kedua
menempati penanda (1) pada ranah
calon pengantin. Layaknya lilin
denotatif. Penanda (1) membuahkan
yang
petanda (2) pada ranah denotatif.
diharapkan kedua calon pengantin
Petanda ini merupakan sesuatu yang
yang
ditandakan oleh penanda (1) yang
berumahtangga
berada
terang.
dalam
wilayah
denotasi.
Petanda (2) ini adalah
lilin pada
prosesi
(3)
barodak.Tanda
pada
d.
sifatnya
nantinya
menyinari,
akan
hidup
akan
selalu
Loto Kuning Penanda (1) pada ranah denotatif
ranah denotatif ini sekaligus menjadi
yaitu
penanda (1) pada ranah konotatif.
membuahkan petanda (2) pada ranah
Tanda
denotatif. Petanda (2) ini merupakan
(3.I)
kelengkapan
tersebut
ritual
penanda (1) yang berada dalam
dan
akan
wilayah denotasi. Petanda (2) ini
dikelilingi sebanyak tiga kali di
adalah beras berwarna kuning. Tanda
kepala calon pengantin lalu ditiup
(3) pada ranah denotatif ini menjadi
tepat di depan wajah lalu asapnya
penanda (1) pada ranah konotatif.
ditempelkan
Tanda (3.I) yang dimaksud adalah
dimulai,
ditandakan
(1)
ketika
barodak
yang
Penanda
Dila
dinyalakan
sesuatu
kunig.
baroda.
malam
ritual
adalah
loto
oleh
pada
kening
kedua
pengantin.
Tanda
(3.I)
dilemparkan
pada
Tanda ini menjelaskan bahwa loto
ranah konotatif yaitu cahaya terang.
kuning yang disediakan oleh ina
Kemudian dari petanda (II) pada
odak ini digunakan untuk melempar
ranah konotatif ini melahirkan tanda
kedua calon pengantin pada maning
tanda (III) pada ranah konotatif yaitu
pangantan,
harapan cahaya terang yang akan
nikah. Tanda (3.I) memunculkan
selalu
kehidupan
petanda (II) pada ranah konotatif
berumahtangga. Dila malam pada
yaitu keselamatan. Kemudian dari
ritual barodak ini akan dikelilingkan
petanda (II) pada ranah konotatif ini
calon
memunculkan
petanda
menyinari
(II)
kepada
ritual
pengantin.
barodak,
dan
melahirkan tanda (III) pada ranah
ranah konotatif yaitu keharuman
konotatif yaitu mengusir roh-roh
dan keindahan. Kemudian dari
yang jahat.Tanda (III) ini merupakan
petanda (II) pada ranah konotatif ini
kesimpulan dari pertemuan antara
melahirkan tanda (III) pada ranah
penanda (I) dan petanda (II) pada
konotatif
ranah konotatif yang menghasilkan
disukai dan dikasihi banyak orang.
sebuah mitos. Loto kuning yang
Kedua
disediakan
ini
diumpamakan seperti bunga yang
dipercaya dapat mengusir roh-roh
ditancapkan pada batang pisang dan
yang jahat.
di tanam dalam bokor kuning berisi
e.
beras serta memiliki keharuman dan
oleh
ina
odak
Kemang Nikah Penanda
(1)
kemang
nikah
yaitu
calon
keindahan
harapan
agar
pengantin
yang
diharapkan
dapat
menempati penanda (1) pada ranah
bertingkah
denotatif. Penanda (1) membuahkan
dengan baik, sehingga disukai dan
petanda (2) pada ranah denotatif
dikasihi oleh banyak orang.
yaitu
4.
bunga nikah.Tanda (3) pada
dan
berperilaku
Kaitan Makna Simbol Adat
ranah denotatif sekaligus menjadi
Penikahan
penanda (1) pada ranah konotatif.
Kaitannya
Tanda (3.I) yang dimaksud adalah
Pembelajaran Teks Prosedur
kelengkapan
Kompleks di SMA Kelas X.
dalam
acara
pernikahan. Tanda ini menjelaskan
Sumbawa
dan
dengan
Analisis
menggunakan
bahwa kemang nikah dibuat untuk
semiologi
menjadi
perlengkapan
menjelaskan bahwa prosesi adat
pada acara nikah atau ijab-kabul.
pernikahan Sumbawa yang dimulai
Tanda ini terbentuk karena adanya
dengan bajajak, bakatoan, saputes
penanda dan petanda pada ranah
leng, nyorong, barodak, nikah dan
denotatif yang tidak bisa terpisahkan,
basai
yang saling melengkapi, sehingga
simbol yang unik dan menjadi ciri
menghasilkan
ranah
khas masyarakat Sumbawa yaitu,
denotatif yang sekaligus menjadi
sito, saputes leng, lawang rere,
penanda pada ranah konotatif. Tanda
maning
(3.I) memunculkan petanda (II) pada
sapurumpuk, dila malam,
salah-satu
tanda
pada
Roland
tersebut
Barthes
terdapat simbol-
pangantan,
barodak, dan
kemang nikah dan memiliki makna
Barthes memiliki makna bahwa
berupa mitos. Simbol yang satu dan
pada
yang lainnya memiliki
keterkaitan
pernikahan bukan hanya sekedar
yang menjelaskan adat pernikahan
menyatukan kedua insan untuk
Sumbawa dilaksanakan dengan cara
membina rumahtangga, tetapi
kompleks dan urut. Dari makna
sebuah
simbol-simbol ini bisa dijadikan
kehidupan
sebuah
dijalani
teks
berbentuk
prosedur
hakikatnya
sebuah
pernikahan baru untuk
adalah
yang
akan
mendapatkan
kompleks dan dijadikan bahan ajar
kebahagian dan diridhoi Allah
dalam pembelajaran teks prosedur
SWT. Sebuah pernikahan yang
kompleks di SMA khususnya bagi
menjadikan
kelas
X (sepuluh) semester satu.
semakin lebih baik dari segi
Siswa tidak hanya terpaku pada
sikap, kelakuan, dan tutur kata
materi
dalam kehidupan bersosial.
teks
prosedur
yang
kedua
pengantin
disuguhkan pada buku teks saja,
b.
akan
tetapi mereka juga dapat
Sumbawa tersebut dikaitkan dengan
mempelajari lebih dalam lagi tentang
pembelajaran maka dapat dijadikan
kebudayaan melalui makna simbol
sebuah teks berbentuk teks prosedur
adat pernikahan Sumbawa.
kompleks dan dijadikan bahan ajar
D. PENUTUP
Bahasa
1.
semester satu dengan kompetensi
Simpulan Berdasarkan
dibahas
pada
analisis bab
IV,
Jika prosesi adat pernikahan
Indonesia
X
dasar memahami struktur dan kaidah
dapat
teks prosedur kompleks, baik secara lisan maupun tulisan.
a.
2.
Kesepuluh simbol dalam adat Sumbawa
kelas
yang
disimpulkan sebagai berikut :
pernikahan
di
seperti
Saran Berdasarkan simpulan di atas,
sito, saputes leng, lawang rere,
dapat disarankan sebagai berikut :
maning
a.
pangantan,
samparumpuk,
barodak,
masyarakat,
hasil
loto
penelitian ini diharapkan dapat
kuning, dila malam, dan kemang
menumbuhkan kesadaran dan
nikah
kebanggaan serta melestarikan
yang
odak,
Bagi
dianalisis
menggunakan semiologi Roland
adat-istiadat dan kearifan lokal Sumbawa. b.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar yang dapat menunjang pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Endraswara, Suwardi. 2009. Metodologi Penelitian Folklor. Yogyakarta : Media Presindo. Hamim, H. Muchsin. 2009. Prosesi Perkawinan Adat Sumbawa. Mataram Herusasoto, Budiono. 2000. Simbolisme dalam Budaya Jawa.Yogyakarta: Hanindita Graha Widia. http:// carapedia.com//makna_simbol_adat_pernikahan.html. (diakses tanggal 15 mei 2016, pukul 09.50 WITA). Ishak, Usman. 2009. Bentuk, Struktur, Fungsi, dan Makna Ungkapan Tradisional Sasak Desa Sembung Kecamatan Narmada sebagai Materi Pembelajaran Muatan Lokal di SMP. Skripsi Mataram. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Mataram. Mutmainnah. 2016. Nilai Sosial dalam Novel “Wo Ai Ni Allah” Karya Vanny Chrisma W dan Kaitannnya dengan Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi Mataram. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Mataram. Rafiek. 2012.Teori Sastra.Bandung:Refika Aditama. Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Barthes, Roland. 2004. Mitologi Roland Barthes.Yogyakarta: Kreasi Wacana. Septriana, Lelya. 2004. Istilah Budaya Siklus Hidup pada Masyarakat Sasak Desa Batu Tulis Kecamatan Jonggat Lombok Tengah dan Implikasinya terhadap Pengajaran Muatan Lokal. Skripsi Mataram. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Mataram. Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta :Muhammadiyah University Press. Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Bandung. Wati, Dewi Kartika. 2011. Analisis Struktural Naskah Drama “Kenari Oh Kenari” karya Bering Damhuji Melalui Pendekatan Semiotik dan Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi Mataram. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Mataram. Yuliani. 2015. Analisis Semiotik Novel Sanggarguri Karya Agus Fathurrahman:Perspektif Roland Barthes. Skripsi Mataram. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Mataram.