1
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
2
MAKNA PANTAI DALAM FILM ‘LES PLAGES D’AGNÈS’ KARYA AGNÈS VARDA Raisha Shadrina dan Renny S. W. Azwar Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
ABSTRAK Skripsi ini membahas rincian makna pantai yang terdapat dalam film ‘Les Plages d'Agnes’ karya Agnes Varda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang ditunjang dengan teori-teori pengkajian sinema. Hasil penelitian menyatakan bahwa melalui analisis aspek naratif dan sinematografis ditemukan beberapa rincian makna pantai dalam film ‘Les Plages d’Agnès’. Berdasarkan rincian makna tersebut dapat dilihat bahwa Varda secara konsisten menggunakan pantai sebagai penyambung narasi sepanjang alur dalam film ini. Keseluruhan makna pantai dalam film ini berdasarkan analisis terhadap alur dan latar ruang membuktikan bahwa film sepenuhnya memperlihatkan diri Varda melalui latar pantai. Pantai menjadi dominan dalam film ini dan hadir dalam hampir setiap sekuen serta identik dengan laut, ombak, pasir, ikan, suara burung camar, perahu layar dan segala hal yang terdapat di pantai dan laut. Kata kunci : Film Autobiografi; Agnès Varda
ABSTRACT
The focus of this study is to find the details meaning of the beach in the film ‘Les Plages d’Agnès’. This study uses some theories on the cinema studies. The final results of this study show that the details meaning of beach are found in the film ‘Les Plages d’Agnès’ through an analysis from the narrative and cinematographic aspect. Based on the details of the meaning of the beach, Varda consistently uses the beach as a link along in the film narrative. On the whole meaning of the beach in the film based on the analysis of the narrative structure and the setting proves that the existence of Varda in the film appear through the beach. The beach has become dominant in this film and has existed in almost every sequence, it is considered as the sea, the waves, the sand, the fish, the voice of the seagulls, the yachts and everything that lies on the beach and the sea. Keywords : Autobiographical Film; Agnès Varda
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
3 Pendahuluan ‘Les Plages d’Agnès’ merupakan sebuah film yang menceritakan perjalanan hidup Agnès Varda. Autobiografi yang dikemas dalam bentuk film tersebut ditampilkan pertama kali pada acara 65th Venice International Film Festival pada tahun 2008, dan diduga merupakan film terakhir Varda sebelum menutup karir di dunia perfilman. Selanjutnya film ini terus diputar pada 33rd Toronto International Film Festival dan muncul dalam beberapa festival film lainnya. Film ‘Les Plages d’Agnes’ meraih penghargaan Best Documentary Film pada César Award pada tahun 2009. Film autobiografi tersebut merupakan potongan-potongan kisah perjalanan hidup Varda sejak masa kecil hingga dewasa, termasuk keterlibatannya dalam dunia film serta kelahiran Nouvelle Vague. ‘Les Plages d’Agnès’ menampilkan berbagai latar dengan alur yang disusun secara linier atau kronologis dan setiap peristiwanya dikomentari langsung oleh Varda. Ia membuka narasi dalam film ini dengan mengatakan “Moi, si on m’ouvrait, on trouverait des plages” (Jika orang melihat ke dalam diriku, mereka akan menemukan pantaipantai). Ungkapan mengenai pantai di awal film ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan lain mengenai makna pantai bagi Varda. Selain itu, judul film yang menggunakan kata “pantai” ini juga memperkuat pentingnya makna pantai dalam film ‘Les Plages d’Agnès’. Mengenai signifikansi sebuah judul film, Joseph M. Boggs dalam buku The Art of Watching Film mengemukakan bahwa judul sebuah film mungkin memberikan kesan tertentu pada seseorang saat pertama kali melihatnya dan memiliki arti lain yang lebih dalam setelah menonton keseluruhan film. Judul bisa menjadi petunjuk kunci dalam menentukan tema keseluruhan dari sebuah film (Boggs, 2008: 53-54). Pada film ‘Les Plages d’Agnès’, pantai tampak memiliki makna tersendiri bagi Varda, makna yang berkaitan erat dengan berbagai hal. Selain berfungsi sebagai latar dan mengandung makna universal, pantai dalam film ini tentunya memiliki makna lain yang baru akan kita ketahui setelah melakukan analisis lebih jauh.
Rumusan Masalah Berdasarkan pernyataan Agnès Varda dalam film ‘Les Plages d’Agnès’ yaitu “Moi, si on m’ouvrait, on trouvera des plages” serta judul film yang juga menggunakan kata “pantai”, muncul pertanyaan: “Apa rincian makna pantai bagi Agnès Varda dalam film autobiografinya yang berjudul ‘Les Plages d’Agnès’?”.
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
4 Tujuan Peelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan rincian makna pantai bagi Agnès Varda dalam film ‘Les Plages d’Agnès’.
Tinjauan Teoritis Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori film oleh Joseph M. Boggs. Joseph M. Boggs dan Dennis W Petrie dalam buku The Art of Watching Films (2008) mengemukakan bahwa semua elemen yang tersusun dalam sebuah film, baik aspek naratif maupun sinematografis, terangkai menjadi alur utama cerita dan tema yang dibawakannya (Boggs, 2008: 42). Semua elemen yang terdapat dalam film saling bergantung satu sama lain, namun untuk menganalisis film kita dapat menggunakan fragmenting technique untuk membagi elemen-elemen tersebut untuk memudahkan menganalisis film (Boggs, 2008: 41). Maka Boggs menguraikan elemen-elemen film ke dalam dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan unsur sinematografis. Unsur naratif adalah materi cerita, sedangkan unsur sinematografis adalah materi film. Kedua unsur tersebut akan dipaparkan pada paragraf selanjutnya.
Unsur Naratif Unsur naratif pada sebuah media merupakan pokok dari sebuah cerita. Beberapa unsur naratif sangat singkat dan lugas sehingga tidak melewati sekuen dari sebuah kejadian (DeNitto, 1985: 3). Keberadaan unsur naratif dalam sebuah film memiliki kesamaan dengan unsur naratif yang terdapat dalam sebuah teks tertulis yang kemudian menentukan alur dan pengaluran pada keduanya (Boggs, 2008: 41). Unsur-unsur naratif pada sebuah film, seperti pada media lainnya, memiliki keterkaitan dan saling bergantung satu sama lain. Yang membedakan film dengan media lain adalah bahwa pada film unsur naratif tersebut bertransformasi menjadi aksi nyata di layar kaca. Boggs dalam The Art of Watching Film membagi unsur naratif dalam film ke dalam alur dan pengaluran, setting, tokoh dan penokohan serta simbol. (Bogss, 2008: 20-79).
Alur dan Pengaluran Agar dapat mengantarkan sebuah cerita, film mengandalkan alur yang merupakan
rangkaian bagian-bagian estetis dan logis untuk menunjukkan emosi, intelektualitas atau pengaruh dramatis yang ingin diberikan kepada penonton (Boggs, 2008: 45). Alur cerita dalam sebuah film dapat dianalisis dengan menggunakan fragmenting technique, yaitu dengan cara membaginya ke dalam potongan-potongan cerita. Pembentukan tema dalam sebuah
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
5 filmbergantung pada hubungan dari potongan-potongan alur yang ada sepanjang cerita. Alur dapat disusun secara kronologis atau linear dan non-linear.
Setting Semua elemen yang berada di depan kamera haruslah sudah diatur dan dipilih dengan
baik oleh pembuat film. Mengenai latar ruang dan waktu, Joseph M. Boggs membahasnya dalam buku The Art of Watching Film dengan memberi definisi bahwa setting adalah waktu dan tempat adegan dalam film berlangsung. Pada sebuah film, latar serta propertinya dalam sebuah adegan akan sangat berpengaruh terhadap unsur naratif film. Setting yang sempurna adalah setting yang otentik, yaitu menyerupai keadaan yang nyata dan sesuai dengan konteks cerita dalam sebuah adegan yang akan diambil. Namun tidak pernah ada setting yang memiliki aturan baku, sebab setting dibentuk berdasarkan konsep yang dimiliki oleh setiap sutradara. Oleh karena itu setting dapat membentuk makna tersendiri pada ruang dan waktu dalam film (Nelmes, 1996: 94). Fungsi setting adalah sebagai penunjuk waktu, ruang, kondisi geografis, kondisi sosial masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat serta pendukung suasana yang dibutuhkan untuk menghidupkan akting dalam sebuah adegan (Boggs, 2008: 101-104)
Tokoh dan Penokohan Tokoh dalam sebuah film berfungsi menarik perhatian penonton untuk ikut “masuk”
ke dalam cerita. Kehadiran tokoh dalam sebuah cerita dapat memberikan makna pada cerita melalui ide dan perasaan yang disampaikannya di depan kamera. Agar dapat menarik perhatian, tokoh harus terlihat nyata, mudah dipahami dan sesuai konteks. Untuk itu terdapat beberapa cara membentuk tokoh yang disebut penokohan. Penokohan dapat ditunjukkan melalui penampilan fisik tokoh, dialog, tindakan eksternal, tindakan internal, reaksi tokoh lainnya, pengontrasan dan stereotip. (Boggs, 2008: 53-62)
Simbol Benda yang sangat penting dalam sebuah narasi dan memberikan makna tertentu dapat
dikategorikan sebagai simbol (Jill Nelmes, 1996: 97). Secara sederhana, Joseph M. Boggs dalam buku The Art of Watching Film mengutarakan bahwa simbol merupakan sesuatu yang mewakili hal yang lainnya. Setiap simbol memiliki acuan terhadap suatu benda dan dapat diidentifikasi setelah mendapatkan pemahaman konteks yang sama dengan ide utama cerita. Terdapat dua makna pada simbol yang dimunculkan dalam sebuah film, yaitu makna
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
6 universal yang dipahami orang pada umumnya dan makna yang dibangun oleh sutradara melalui alur dalam film. Untuk membangun makna, sebuah simbol diperlihatkan melalui pengulangan, tingkah laku tokoh yang mengistimewakan suatu hal, konteks cerita dan special effect, baik visual maupun suara. Pemahaman mengenai simbol-simbol yang dimunculkan dalam film akan mengantarkan kita pada pesan atau gagasan yang ingin disampaikan pembuat film kepada penonton (Boggs, 2008: 71-77)
Unsur Sinematografis Unsur sinematografis dalam film terbagi dalam dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek sonor. Aspek visual meliputi pencahayaan, sudut pandang, gerak kamera, kedudukan kamera, kostum dan tata rias. Sementara aspek sonor mencakup dialog, efek suara, musik, suasana dan kebisuan (Bogss, 2008: 124-280). Berikut akan dijelaskan mengenai tiap unsur sinematografis.
Mise-en-scène Mise-en-scène merupakan sebuah istilah yang berasal dari Prancis yang memiliki arti
“meletakkan ke dalam adegan”. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan aspek visual yang muncul dalam sebuah shot. Namun terdapat beberapa penggunaan yang berbeda pada istilah ini. Beberapa ahli teori membatasinya pada unsur yang dibutuhkan oleh kamera meliputi objek, gerakan, pencahayaan, bayangan, warna dan lain-lain. Sementara yang lain memasukkan seni merekam itu sendiri, fokus shot dan gerakan kamera. Konsep mise-en-scène dikembangkan oleh para ahli teori yang berpendapat bahwa sutradara memiliki kuasa penuh dalam membangun sebuah makna film. Seorang sutradara memiliki kuasa untuk mengatur setting dan proses serta cara perekaman film. (Jill Nelmes, 1996: 325)
Aspek Visual Film dapat berbicara pada penonton dengan menggunakan bahasa film, oleh karena
itu unsur sinematografis sangat mendukung tersampaikannya unsur naratif dengan baik dalam sebuah film. Joseph M. Boggs menjabarkan aspek visual dalam film sebagai berikut.
Pencahayaan Cahaya merupakan unsur sinematografis yang berperan penting dalam proses
perekaman gambar. Bahkan pada ruangan terbuka, pencahayaan harus diatur untuk memastikan tingkat cahaya yang seimbang agar diperoleh gambar yang baik atau untuk menyorot aspek tertentu dari obyek yang akan direkam. Pencahayaan dalam sebuah film berfungsi untuk membentuk sebuah benda serta dimensi ruang dengan menciptakan sisi
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
7 terang dan sisi bayangan dari objek. Cahaya dan bayangan yang dihasilkan dari teknik pencahayaan dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian penonton pada bagian tertentu dari frame, biasanya mengikuti gerak tokoh. Pencahayaan juga dapat digunakan untuk menunjukkan watak seorang tokoh dalam sebuah film secara keseluruhan atau beberapa adegan (Jill Nelmes, 1996: 102). Hal ini berperan penting pada pencitraan tokoh pada sebuah adegan dalam film. Joseph M. Boggs membagi pencahayaan ke dalam dua istilah, yakni low key-lighting untuk set yang menggunakan pencahayaan hanya pada beberapa objek dan menciptakan bayangan pada keseluruhan set dan high-key lighting yang memberikan pencahayaan terang pada keseluruhan set. Empat unsur yang sangat mempengaruhi tata cahaya dalam film adalah kualitas, arah, sumber dan warna cahaya. Kualitas pencahayaan mempengaruhi citra pada obyek yang dihasilkan dari intensitas cahaya yang diberikan pada objek. Pencahayaan mampu menciptakan kesan kedalaman ruang, melukiskan dan membentuk kontur latar, membangun suasana adegan dan menciptakan special effect (Boggs, 2008: 114-118).
Jenis-jenis shot Berdasarkan besar atau kecilnya subjek terdapat jenis shot, yaitu extreme long shot,
long shot, medium shot, close shot, close up dan extreme close up. Extreme long shot merupakan shot yang diambil dari jarak ±200 meter di ruang terbuka, sehingga objek terlihat kecil. Long shot merupakan shot jarak jauh yang bertujuan untuk memperlihatkan hubungan objek dengan latar belakang. Medium shot merupakan shot yang menampilkan tokoh atau objek dari bagian pinggang ke bagian atas dan berfungsi untuk pengenalan tokoh atau objek cerita. Close shot menampilkan tokoh atau objek dari bagian dada ke atas. Close up merupakan shot yang berjarak sangat dekat dengan tokoh atau objek. Extreme close up menyorot bagian kecil dari tokoh atau objek untuk memperlihatkan detail reaksi tokoh atau keberadaan benda-benda kecil yang penting bagi alur cerita (Boggs, 2008: 126-130).
Gerak Kamera Gerak kamera memiliki fungsi untuk mengikuti gerak objek utama dalam suatu
adegan, menciptakan gerakan atau menunjukkan suatu posisi yang statis dari sebuah objek, menyambungkan dua sekuen dan memperlihatkan ekspresi subjektif tokoh. Sorotan dan gerakan kamera berperan penting dalam membangun perasaan penonton terhadap suatu identitas atau tempat. (Jill Nelmes, 1996: 105) Berdasarkan sudut pandang kamera, maka gerak kamera meliputi panoramic shot yang memberikan sudut pandang secara keseluruhan
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
8 pada suatu ruang dengan menggerakkan kamera secara horizontal maupun vertikal, tilt shot yang memberi sudut pandang subjektif pada penonton dengan gerak kamera yang mengikuti gerak dan emosi yang ditunjukkan objek dan tracking shot yang mengikuti gerak objek, namun tidak mengikat emosi penonton. (Boggs, 2008: 138-140)
Kedudukan Kamera Kedudukan kamera dalam film mampu memberikan dampak dramatis dan kedalaman
makna pada objek yang disorot dalam sebuah adegan. Terdapat tiga sudut pandang dalam kedudukan kamera, yaitu eye level view yang memberikan kesan netral pada objek dengan meletakkan posisi kamera sejajar dengan subjek pada bingkai, low angle view yang memberikan kesan superior pada objek dengan meletakkan posisi kamera lebih rendah untuk menyorot objek dan high level view yang memberikan kesan kecil pada objek dengan meletakkan posisi kamera lebih tinggi untuk menyorot objek (Boggs, 2008: 152-153).
Aspek Sonor Suara dalam film berfungsi untuk membangun suasana dalam sebuah adegan. Melalui
suara pembuat film dapat membangun emosi penonton sehingga menciptakan suatu kedalaman dan intensitas pengalaman pada suatu adegan yang tidak dapat dicapai melalui tampilan visual. Selain itu suara dalam film berperan dalam menciptakan kesan riil pada sebuah narasi. Suara pada sebuah adegan bisa berasal dari objek yang berada dalam frame atau objek yang berada di luar frame. Pada film dokumenter suara direkam pada saat yang bersamaan dengan pengambilan gambar. (Jill Nelmes, 1996: 109). Suara dapat digunakan untuk memperkuat kontinuitas sebuah adegan. Pada saat gambar dipotong-potong oleh cut dari sebuah shot ke shot selanjutnya, suara terus berjalan dan menandakan kelanjutan dan berjalannya waktu dalam adegan. Oleh karena itu suara memiliki peran berkelanjutan dalam menciptakan hubungan antar scène atau antar sekuen. (Jill Nelmes, 1996: 110) Suara dalam film meliputi efek-efek suara, dialog dan musik. Efek suara dalam film berfungsi untuk menyampaikan suatu ide cerita secara konotasi yang terdapat pada suatu ruang atau batin tokoh. Pada sebuah narasi, efek suara dapat membangun realitas yang ingin dimunculkan pada sebuah adegan, membangun suasana hati penonton, memberikan gambaran otentik pada sebuah adegan serta memberi kekuatan pada narasi. (Jill Nelmes, 1996: 111) Dialog merupakan ucapan tokoh yang berisi informasi mengenai suatu ide cerita dalam film. Suara yang menceritakan sebuah narasi namun tidak terlihat karakter yang mengucapkannya disebut voice over. Pada penceritaan, voice over berperan penting
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
9 untukmengomentari suatu aksi atau menjelaskan secara jelas dan terbuka ide yang ingin disampaikan seperti di dalam buku. Voice over dalam sebuah film juga bisa berfungsi sebagai penunjuk masa lalu. (Jill Nelmes, 1996: 110) Musik berfungsi menghidupkan suasana agar terlihat nyata dalam sebuah film. Selain itu musik juga berfungsi membangun suasana yang dibutuhkan dalam sebuah sekuen dan menggambarkan perasaan tokoh dalam film sebelum aspek visual dimunculkan dalam sebuah adegan. Adanya musik pada sebuah adegan juga berfungsi untuk mengidentifikasi karakter yang ditampilkan, sebab musik memberikan akses langsung terhadap emosi karakter. (Jill Nelmes, 1996: 111)
Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data digunakan teori film Joseph M. Boggs1 untuk mengkaji semua elemen yang terdapat dalam tampilan film, meliputi unsur naratif dan sinematografis. Hasil dari pengolahan data tersebut kemudian digunakan untuk memaparkan makna pantai bagi Varda yang ditampilkan dalam film ‘Les Plages d’Agnès’.
Pembahasan Alur pada film ‘Les Plages d’Agnès’ disusun secara kronologis meskipun terlihat beberapa bagian yang terasa meloncat dalam urutan sekuen yang terdapat pada sepanjang film. Misalnya, bagian prolog yang berada pada sekuen 1 hingga 4 sebenarnya masuk dalam tahap masa tua Varda, namun bagian ini terletak pada bagian depan sebelum sekuen 5 hingga 9 yang masuk dalam tahap masa kecil Varda dalam film. Kemudian sekuen 8 yang menceritakan pemutaran film pertama Varda sebenarnya masuk pada tahap masa dewasa, namun bagian ini terletak setelah sekuen 7 yang membahas tahap masa kecil Varda dalam film. Meski demikian dapat dilihat di sini perjalanan hidup Varda dari kecil hingga tua yang layaknya ada dalam sebuah film autobiografi diceritakan melalui satu pantai ke pantai lain. Tahap-tahap kehidupan Varda dalam film ‘Les Plages d’Agnès’ dikemukakan sebagai berikut:
Masa kecil dalam film ini memiliki durasi 14 menit 18 detik yang berlangsung dari menit 00:04:27 – 00:18:45 dalam sekuen 5 sampai 9. Bagian ini mengambil latar pantai La Mer du Nord di Belgia dan La Corniche di Prancis dengan kisah yang
1
Boggs, Joseph M. dan Petrie, Dennis W. 2008. The Art of Watching Films. New York: McGraw Hill Companies Inc.
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
10 dikemukakan Varda tentang keluarganya, kesehariannya sewaktu kecil dan keadaan perang saat itu.
Masa remaja dalam film ini memiliki durasi 16 menit 24 detik yang berlangsung dari menit 00:18:46 – 00:35:10 dalam sekuen 10 sampai 13. Bagian ini menggunakan latar pantai La Pointe Courte dan sungai Seine Paris.
Masa dewasa dalam film ini memiliki durasi 14 menit 4 detik yang berlangsung dari menit 00:35:11 – 00:49:15 dalam sekuen 14 sampai 18. Bagian ini mengambil banyak tempat di kota Paris, akan tetapi beberapa pantai juga ditampilkan di sini yaitu pantai Ajaccio dan pantai La Pointe Courte.
Masa paruh baya dalam film ini memiliki durasi 39 menit 45 detik yang berlangsung dari menit 00:49:16 – 01:28:21 dalam sekuen 19 sampai 33. Bagian ini memiliki porsi paling besar bila dibandingkan dengan durasi film keseluruhan yang berlangsung selama 1 jam 47 menit. Terdapat banyak latar yang digunakan di sini terletak di tengah kota karena kepentingan pekerjaan Varda. Namun pada masa ini Varda juga menemukan pantainya. Latar pantai tersebut antara lain pantai Noirmoutier, pantai buatan Varda di Paris dan pantai Venice di Los Angeles, Amerika.
Masa tua I dalam film ini merupakan bagian prolog yang memperlihatkan Varda mempersiapkan mise-en-scène sebelum proses shooting ‘Les Plages d’Agnès’ dimulai. Prolog dalam film memiliki durasi 4 menit 49 detik yang berlangsung dari menit 00:00:7 – 00:04:27 dalam sekuen 1 sampai 4. Bagian ini mengambil latar pantai La Panne di Belgia dengan setting pantai penuh cermin yang diatur oleh Varda dan merupakan penjelasan di awal film mengenai tema film yang berkaitan dengan Varda dan pantai.
Masa tua II dalam film ini meliputi sekuen 34 sampai 37 yang memiliki durasi 14 menit 26 detik yang berlangsung dari menit 01:28:22 – 01:42:08. Bagian ini, selain menjadi renungan Varda mengenai hari tuanya, juga merupakan penunjuk bahwa film akan segera berakhir. Terdapat pantai yang digunakan Varda sebagai latar pada sekuen ini, namun tidak disebutkan nama pantai tersebut. Selain itu, bagian epilog juga menjadi bagian dari masa tua II Varda yang memperlihatkan proses penutupan miseen-scène film ‘Les Plages d’Agnès’. Epilog dalam film memiliki durasi 3 menit 23 detik yang berlangsung dari menit 01:42:08 – 01:45:31 dalam sekuen 38 sampai 40. Bagian ini merupakan penutup dari keseluruhan alur dalam film ini. Adegan terakhir
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
11 berlatarkan pekarangan rumah Varda. Meski demikian pada bagian credit title Varda kembali menampakan pantai sebagai background penutup film.
Melalui urutan kronologis yang telah dijabarkan di atas dapat dilihat bahwa cerita mengenai masa kecil, remaja, dewasa dan paruh baya yang merupakan bagian dari masa lalu Varda, mengambil porsi terbesar dalam film ini yang keseluruhannya diperlihatkan berkaitan dengan pantai atau laut. Bagian tersebut diceritakan Varda dengan menggunakan 9 sekuen untuk mengisahkan masa kecil dan remajanya, 5 sekuen untuk masa dewasa ketika awal Varda terjun ke dunia film dan 15 sekuen untuk menceritakan masa paruh baya yang penuh dengan cerita karirnya di dunia film. Sementara itu, kisah masa tua Varda memiliki porsi 11 sekuen yang meliputi masa tua, prolog dan epilog. Bila digambarkan berdasarkan jumlah sekuen dalam setiap bagian struktur naratif, maka akan terlihat skema alur yang semuanya memiliki latar belakang pantai sebagai berikut:
Tabel 2.41 Skema Alur 1 Urutan Waktu
Masa Kecil
Sekuen
5
Latar
6
7
8
Masa Remaja 9
10
11
12
Masa Dewasa 13
14
15
16
17
La Mer du Nord
La Pointe Courte
La Pointe Courte
La Corniche
La Seine
Ajaccio
Masa Paruh Baya 18
19
20
21
22
23
24
Noirmoutier&Venice
Tabel 2.42 Skema Alur 2 Masa Paruh Baya
Urutan Waktu Sekuen Latar
25
26
27
28
29
30
Masa Tua I 31
Noirmoutier&Venice
32
33
1
2
3
Masa Tua II 4
34
La Mer du Nord
35
36
37
38
39
40
Pantai
Sementara itu berdasarkan deskripsi sonor yang dilakukan pada tiap sekuen terlihat bahwa Varda lebih banyak menggunakan voice over dalam menceritakan masa lalunya. Sebanyak 24 sekuen yang terdapat dalam film ini menggunakan voice over Varda untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi pada suatu tempat. Voice over mengisi hampir seluruh sekuen yang masuk ke dalam tahapan masa lalu Varda, yaitu masa kecil, masa remaja, masa dewasa dan masa paruh baya. Beberapa kali Varda muncul di depan kamera dan bercerita secara langsung, kemudian kamera kembali menyorot hal lain dan yang terdengar adalah voice over Varda. Bila diperhatikan lebih jauh, sebagian besar voice over yang
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
12 digunakandalam cerita Varda berisi tentang deskripsi peristiwa yang dialaminya pada masa tersebut dan voice over mewakili pendapatnya di masa lalu. Munculnya Varda ke depan kamera di sela-sela sekuen yang termasuk masa lalu tersebut ialah untuk mengungkapkan pendapatnya sebagai Varda tua yang melihat peristiwa-peristiwa di masa lalunya. Sementara itu, voice in terutama digunakan pada bagian prolog dan epilog yang mengantarkan cerita mengenai kehidupan Varda pada film ini. Voice in juga digunakan ketika Varda ingin menyampaikan pendapatnya mengenai sesuatu hal secara langsung kepada penonton. Selain itu, suara alam yang berasal dari laut seperti, deburan ombak dan suara burung camar selalu hadir pada tiap tampilan visual pantai yang mendominasi film ini. Berdasarkan analisis alur dapat disimpulkan bahwa terdapat urutan waktu secara kronologis dalam kehidupan Varda sejak masa kecil, remaja, dewasa, hingga masa tua yang hampir semuanya berkaitan dengan pantai. Hal ini mempertegas pernyataan Varda mengenai pentingnya pantai yang sebelumnya sudah dikatakan di bagian prolog bahwa pantai adalah bagian dari dirinya melalui kalimat “Moi, si on m’ouvrait, on trouverait des plages”. Latar pantai menjadi tempat penting bagi Varda untuk menceritakan pengalaman hidupnya. Oleh sebab itu makna setiap tempat memiliki perbedaan berdasarkan cerita Varda. Beberapa pantai memiliki makna yang jelas dikatakan oleh Varda, yaitu pantai La Panne yang memiliki makna sebagai titik awal Varda memulai film ‘Les Plages d’Agnès’, pantai La Mer du Nord yang menyimpan kenangan masa kecil Varda, La Pointe Courte sebagai tempat awal Varda memutuskan membuat film, pantai Ajaccio sebagai tempat Varda menemukan kebebasan dan mendapat pekerjaan untuk pertama kalinya dan pantai Noirmoutier sebagai tempat Varda menyimpan kenangan mengenai keluarganya. Dari segi analisis sonor dapat terlihat masuknya voice in dengan kehadiran Varda di depan kamera pada beberapa tempat tertentu yang menjadi pilihan Varda. Meski tidak tampil secara visual di seluruh tempat yang diceritakannya, namun voice over Varda membantu menjelaskan mengenai keberadaannya di suatu masa di tempat yang dikunjunginya tersebut, yang sebagian besar adalah pantai atau berasosiasi dengan pantai. Suara alam yang berasal dari pantai juga mengisi sebagian besar aspek sonor dalam film ini yang meliputi suara deburan ombak dan suara burung laut. Sekuen-sekuen yang terdapat pada tiap tahapan dalam kehidupan Varda menunjukkan ruang-ruang dan waktu tertentu yang dipilih Varda dari sekian banyak tempat yang disinggahinya selama ini. Pantai merupakan latar yang paling menonjol dalam film ‘Les Plages d’Agnès’. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah pantai yang muncul sepanjang film dan menjadi latar bagi sebagian besar sekuen dalam film ini. Latar pantai yang muncul dalam
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
13 film ini merupakan tempat-tempat pilihan Varda yang memiliki makna penting baginya dan merupakan sisi kehidupannya yang ingin diperlihatkannya kepada orang-orang. Melalui pantai, Varda ingin agar orang dapat melihat kehidupannya yang bahagia bersama keluarga dan kerabatnya serta perjalanan karirnya di dunia film. Varda menunjukkan sisi lain dari dirinya yang humoris, kreatif, optimis dan setia melalui narasi yang dihubungkan oleh latar pantai dalam film ini. Oleh karena itu, pantai tidak hanya menjadi latar dalam cerita tentang kehidupan Varda, tetapi juga menjadi simbol yang kuat dari dunia yang ada di sekelilingnya. Tempat-tempat tersebut kemudian disebut oleh Varda sebagai “Les Plages d’Agnès”. Kecintaan Varda pada pantai membuatnya mampu mengaitkan semua hal dengan pantai meski ia tidak berada dekat dengan laut. Varda menggunakan bagian-bagian dari pantai yang dihadirkan sepanjang cerita untuk mewakili kehadiran pantai. Ia juga mengaitkan semua hal yang menjadi bagian dari laut seperti pasir, ombak, laut, perahu dan ikan sebagai perumpamaan dalam kehidupannya. Varda menyadari bahwa pantai telah banyak memberikan inspirasi dalam kehidupannya dan pantai serta semua yang berkaitan dengannya merupakan benang merah untuk menghubungkan deskripsinya mengenai hal-hal penting yang menjadi bagian dari dirinya seperti keluarga, sahabat dan dunia film. Pantai sebagai simbol dari kehidupan Varda digambarkan melalui kaitan antara bagian dari pantai dengan kehidupannya. Di pantai, air pasang datang dan surut, gelombang saling bertabrakan dan pasir terbawa ombak ke laut dan kembali lagi ke pantai. Pasir merupakan campuran dari elemen yang berbeda dari hari ke hari, menit ke menit akan tetapi membekas selalu sebagai pantai. Selama 80 tahun berkarya, Varda telah dihempaskan ombak dari berbagai arah, dan seperti butir-butir pasir, ia telah dipindah-pindahkan, berpindah ke bentuk fisik dan emosi yang baru, akan tetapi ia tetap bertahan sebagai orang yang sama, Varda. Selain menjadi bagian dari kehidupan Varda, pantai juga menjadi simbol kebebasan, kebahagiaan dan tempat berekspresi bagi Varda. Ia mengungkapkan makna kebebasan ketika Varda melarikan diri ke Ajaccio. Kebebasan juga diungkapkannya melalui setting permainan sirkus di pantai, menurutnya pantai merupakan tempat di mana orang dapat bebas berekspresi. Sementara itu pantai Noirmoutier menjadi tempat ia mendapat kebahagiaan menghabiskan waktu bersama keluarganya. Bagi Varda pantai adalah segalanya, oleh karena itu ia selalu mencari pantai di setiap tempat yang dikunjunginya. Bila ia tidak menemukan pantai, maka ia akan mencari penggantinya, sehingga kemana pun ia pergi yang dilihatnya adalah pantai. Laut, ombak, pasir, ikan paus, rumah kapal dan sungai La Seine yang dilalui dengan perahu layar keseluruhannya berasosiasi dengan pantai dan dapat mewakili kehadiran pantai disekitar
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
14 Varda. Pada akhirnya, meski tidak seluruhnya latar ruang adalah pantai, tetapi pantai menjadi latar yang dominan sepanjang film ‘Les Plages d’Agnès.
Kesimpulan ‘Les Plages d’Agnès’ merupakan sebuah film autobiografi yang menceritakan perjalanan hidup Agnès Varda. Pada film ini latar digunakan oleh Varda untuk menghubungkan kisah demi kisah dalam hidupnya. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada alur dan latar dalam film ‘Les Plages d’Agnès’ ditemukan beberapa makna pantai bagi Varda. Berikut akan dijelaskan mengenai rincian makna tersebut. Pertama, pantai merupakan tempat Varda tinggal hampir seumur hidupnya. Pada pembahasan mengenai alur telah disimpulkan bahwa latar pantai digunakan dalam hampir seluruh tahapan kehidupan Varda dari masa kecil, masa remaja, masa dewasa hingga masa tua. Varda hampir selalu tinggal di dekat pantai, maka ketika berada jauh dari pantai pun ia selaku mendekatkan dirinya dengan pantai. Usaha mendekatkan diri dengan pantai tersebut terkadang diwujudkan oleh Varda dengan cara yang berlebihan seperti membuat pantai imajinasinya di tengah kota Paris, tepatnya di La Rue Daguerre. Ia membuat setting pantai di tengah jalan dan meletakkan perabot kantornya di setting tersebut. Sisi lain kota Paris yang dilihat sebagai pantai oleh Varda adalah sungai Seine, ia menunjukkannya dengan berlayar menggunakan perahu layar yang lazimnya merupakan sarana transportasi di laut. Kedua, pantai memiliki makna kebebasan bagi Varda. Bagi Varda kecil, pantai yang memiliki makna kebebasan itu adalah La Corniche. Varda menghabiskan masa kecilnya di pinggir pantai tersebut saat Perang Dunia II sedang berlangsung. Di pantai tersebut Varda kecil terbebas dari tekanan perang, ia bersama saudaranya bermain di pantai layaknya sedang berlibur tanpa menyadari keadaan perang yang berbahaya pada masa itu. Selain itu, pantai juga menjadi tempat Varda merasa bebas dari pengawasan orang tua. Di pantai Ajaccio Varda remaja membuktikan pada dirinya dan orang tuanya bahwa ia mampu hidup mandiri. Varda yang pada saat itu berumur 18 tahun pergi ke pantai Ajaccio untuk menemukan kebebasan dan pengakuan bahwa ia sudah dewasa. Pantai itu menjadi tempat pertama kalinya Varda mendapatkan pekerjaan dan hidup dengan upah hasil kerjanya. Ketiga, pantai merupakan sumber inspirasi Varda. Di pantai, Varda menemukan inspirasi dan merasa bebas menunjukkan hasil kreasinya. Semua bagian dari laut meliputi pasir, ombak, pantai, suara burung camar memberinya inspirasi untuk menciptakan mise-enscène pada bagian prolog. Varda menunjukkan keindahan pinggir pantai di La Mer du Nord melalui pengaturan deretan cermin menghadap ke laut yang memantulkan gambaran deburan
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
15 ombak. Cermin sebagai alat yang digunakan untuk memantulkan potret diri oleh Varda pada bagian prolog digunakan untuk memantulkan potret lansekap pantai. Dengan kata lain Varda ingin menunjukkan bahwa pantai adalah bagian dari dirinya melalui gambar yang terpantul di cermin tersebut. Meski cermin tidak dapat memantulkan suatu benda sepenuhnya sama, tetapi apa yang terpantul di cermin, yaitu latar pantai, merupakan bagian dari dunia Varda. Pantai lain yang digunakan untuk menunjukkan kreasinya adalah La Corniche, tempat ia mengatur setting permainan sirkus yang merupakan impian masa kecilnya. Sirkus merupakan permainan yang selain merupakan hiburan juga penuh dengan tantangan dan membutuhkan ketrampilan, terbang melayang bermain sirkus dapat membuat kita merasa bebas sekaligus tertantang seperti rasa kebebasan itu sendiri. Varda juga menunjukkan kreasinya melalui ciptaan bangunan berbentuk ikan paus di pantai yang memiliki balai-balai di rongga perutnya. Varda mengatakan bahwa ia merasa nyaman berada di dalam perut paus tersebut dan dapat ikut merasakan petualangan ikan paus mengelilingi dunia. Keempat, pantai merupakan hal yang tidak pernah berubah bagi Varda. Pantai-pantai yang hadir dalam film ini merupakan pantai yang memiliki kesan tersendiri dan sangat berpengaruh bagi kehidupan Varda. Pantai dalam pikiran Varda tidak akan pernah berubah dari waktu ke waktu dan selalu menjadi tempatnya berlabuh yang terlihat pada pernyataannya pada sekuen 11 melalui kalimat “Le temps a passé et passe sauf sur les plages qui n’ont pas d’âge”. Kelima, pantai merupakan cara berpikir Varda. Kecintaan Varda pada pantai membuatnya mengasosiasikan hampir segala hal di sekelilingnya dengan pantai. Ia menggambarkan kelahiran Nouvelle Vague dengan mengasosiasikannya dengan ombak yang menyapu pantai dan membawa aliran baru yang terus memperbaharui dunia perfilman. Film ini pada akhirnya merupakan bentuk ucapan terima kasih Varda kepada “ombak” yang telah membawa dirinya sampai pada titik tempat ia berada sekarang. Ombak yang dimaksud oleh Varda adalah teman-teman yang memperkenalkannya pada dunia film, keluarga yang selalu mendukungnya dalam berkarir dan semua pelajaran hidup yang didapatkannya dari tiap peristiwa dan tempat-tempat yang pernah dikunjunginya. Oleh karena itu pada rincian keenam, pantai juga menjadi gambaran dari perjalanan hidup Varda. Ia mengumpamakan segala sesuatu yang terjadi sepanjang perjalanan hidupnya dengan pantai. Pantai menjadi simbol yang kuat dari dunia dan diri Varda, sehingga ia menyebut pantai-pantai yang dilaluinya sebagai “Les Plages d’Agnès”. Hal ini juga mempertegas penyataannya pada awal film yang mengatakan bahwa pantai adalah dirinya melalui kalimat “Moi, si on m’ouvrait, on trouverait des plages”. Ketujuh, pantai juga
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
16 merupakan tempat Varda menemukan kebahagiaannya. Ia mengutarakan kebahagiaannya hidup bersama keluarganya di pantai Noirmoutier. Varda juga membuat film yang berjudul ‘Le Bonheur’ di Noirmoutier. Kebahagiaan lain juga diperlihatkan Varda pada pantai La Corniche di mana ia dan saudara-saudaranya menghabiskan masa kecil bermain dengan riang gembira di pantai meski dalam keadaan perang. Hal ini menunjukkan bahwa dalam keadaan segenting apapun, Varda akan tetap dapat menemukan kebahagiaannya bila bertemu pantai. Kemudian Varda juga menemukan kebahagiaan di La Pointe Courte yang dituangkannya ke dalam film ‘La Pointe Courte’ yang bercerita tentang kisah pasangan suami istri yang saling mencintai tinggal di desa nelayan tersebut. Begitu juga dengan pantai Venice tempat ia dan teman-teman imigran lainnya biasa menghabiskan waktu bersantai di tempat tersebut. Narasi Varda di pantai-pantai tersebut menceritakan kebahagiaan yang dirasakannya berada dekat dengan pantai. Keseluruhan rincian makna pantai di atas berkaitan erat dengan watak Varda yang periang, kreatif selalu berpikiran positif, optimis, profesional, menghargai orang lain serta selalu setia. Film tersebut sepenuhnya memperlihatkan diri Varda melalui pantai. Kehidupan Varda yang bahagia bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya diceritakan dalam film ini menggunakan latar pantai. Varda menunjukkan dirinya yang selalu setia pada pantai karena kemana pun ia pergi ia pasti mencari pantai, begitu juga dengan kesetiannya pada profesinya sebagai sineas dan kesetiaannya terhadap keluarganya. Melalui cara Varda bercerita mengenai kehidupannya dengan candaan, kita juga dapat melihat bahwa ia adalah orang yang kreatif dan humoris. Di sisi lain, hal itu juga menunjukkan sikap optimistis Varda yang selalu memandang kesulitan yang dihadapinya secara positif. Kehidupan Varda yang diceritakan melalui pemikiran dan ungkapan perasaannya dalam film ini menjadi tema utama yang menggunakan pantai sebagai pengantar ceritanya. Meski latar tidak seluruhnya pantai, tetapi penonton akan mendapat kesan bahwa keseluruhan isi film adalah pantai. Latar pantai menjadi dominan dalam film ini dan hadir dalam hampir setiap sekuen serta identik dengan laut, ombak, pasir, ikan, suara burung camar, perahu layar dan segala hal yang berada di pantai dan laut. Secara konsisten Varda menggunakan latar pantai sebagai penyambung narasi dari satu sekuen ke sekuen lain dalam film ‘Les Plages d’Agnès’. Pantai merupakan bagian penting dari kehidupan Varda, karena terdapat sepanjang alur dalam film secara kronologis dan muncul dalam setiap tahapan kehidupan Varda. Pentingnya latar pantai pada film ‘Les Plages d’Agnès’ juga ditekankan oleh Varda pada bagian prolog dengan memulai shot pertama dalam film ini di pantai di mana Varda memperlihatkan kepada penonton proses mise-en-scène. Sementara bagian epilog juga
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
17 menunjukkan latar pantai pada pigura yang terdapat di ruang kerja Varda saat ia menutup buku menandakan film akan berakhir. Kemudian bagian credit title yang muncul paling terakhir juga menggunakan latar pantai. Dengan demikian, film diawali dan diakhiri dengan latar pantai. Akhir kata, pengkajian mengenai rincian makna pantai dalam film ‘Les Plages d’Agnès’ pada skripsi ini hanya menyoroti masalah ruang. Terdapat banyak aspek lain yang bisa dikaji, misalnya aspek estetika sinematografi dalam film ini. Selain itu film ‘Les Plages d’Agnès’ dapat pula dikaji berdasarkan genre film autobiografi. Kehidupan Agnès Varda sebagai seorang sineas Nouvelle Vague juga dapat dikaji lebih dalam melalui film ‘Les Plages d’Agnès’.
Daftar Referensi Buku Boggs, Joseph M. dan Dennis W. Petrie. The Art of Watching Films. New York: McGraw Hill Companies Inc, 2008. DeNitto, Dennis. Film: Form & Feeling. New York: Harper & Row Publisher Inc., 1985. Hayward, Susan. Cinema Studies. The Key Concepts (Third Edition). Oxon: Routledge, 2006. Nelmes, Jill. An Introduction to Film Studies. London: Routledge, 1996. Phillip, W. H. Film: An Introduction. Boston-New York: Bedfort/St. Martin’s, 1999. Renov, Michael. Theorizing Documentary. Los Angeles: The American Film Institute, 1993. Vanoye, Francis; Francis Frey dan Anne Goliot Lété. Le Cinéma. Saint-Amand-Montrond: Nathan, 1998.
Sumber Elektronik Delorme, Stéphane.Critique. Les Plages d’Agnès d’Agnès Varda. Cahiers du Cinema. Diunduh pada tanggal 14 September 2012 pada pukul 21.49 WIB
Gorbman, Claudia. Places an Play in Agnès Varda’s Cinécriture. POV, 2010. Diunduh pada tanggal 15 September 2011 pukul 20.17 WIB Neupert, Richard. A History of the French New Wave Cinema. The University of Wisconsin Press. 2009. Diunduh pada tanggal 15 September 2011 pukul 03.18WIB
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
18 Reunaud, Bérénice. Agnès Varda, cine-writer. Walker Art Center, 2005. Diunduh
pada
tanggal
15
September
2011
pukul
Karya Non-Cetak Varda, Agnès (Sutradara). Les Plages d’Agnès. [DVD]. Ciné-Tamaris, 2008.
Makna pantai…, Raisha Shadrina, FIB UI, 2013
17.51
WIB