1
Hubungan filosofi ..., Nurmalia Andini, FIB UI, 2013
2
Hubungan filosofi ..., Nurmalia Andini, FIB UI, 2013
1.
Pendahuluan
Cina merupakan salah satu negara besar yang terkenal akan filosofi-filosofinya seperti Konfusianisme, Daoisme, dan Buddhisme. Dalam Konfusianisme maupun Daoisme terdapat filosofi berupa perwujudan dualisme di alam semesta yang disebut yinyang. Yinyang digambarkan dalam dua warna, hitam dan putih. Secara harafiah yin berarti negatif dan yang berarti positif. Kedua unsur ini walaupun saling bertentangan, namun merupakan suatu keseimbangan yang saling melengkapi di dunia. Filosofi yinyang mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah masakan. Masakan Cina memiliki kekhasan tersendiri dan sangat terkenal di dunia, sebagai buktinya, terdapat banyak restoran Cina di berbagai tempat yang tersebar di penjuru dunia. Masakan Cina saat ini bisa ditemukan dimana saja, bahkan di negara besar dan maju seperti Amerika pun, masakan Cina adalah makanan terpopuler kedua (setelah makanan Itali) yang dicari oleh orang-orang apabila keluar rumah. Selain itu, sepertiga dari restoran etnis yang ada di Amerika adalah restoran yang menyajikan masakan Cina (Andrew F. Smith, 2007:140). Filosofi yinyang dalam hal ini berperan untuk menyeimbangkan segala sesuatu yang ada dalam masakan Cina. Orang Cina makan dengan menyeimbangkan menu makanan mereka, karbohidrat yang dikonsumsi diseimbangkan dengan sedikit daging dan sayuran. Karbohidrat yang dimakan selain nasi biasanya adalah mie atau bihun, khususnya di Guangzhou (Kanton) dan di beberapa daerah selain di utara dimana lebih banyak memproduksi gandum (Andrew F. Smith, 2007:140). Dalam penulisan ini, masalah yang akan dibahas ialah mengenai hubungan filosofi yinyang masakan Cina dengan kesehatan. Rumusan masalah ini dapat dijabarkan dalam sebuah pertanyaan yaitu “Apakah filosofi yinyang ada dalam semua masakan Cina?”, mengingat begitu banyaknya masakan Cina di dunia dan filosofi yinyang yang telah ada sejak lama. 1.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah tinjauan pustaka. Penulis melakukan observasi terhadap sumber-sumber tertulis, baik sumber buku maupun sumber internet, maupun melalui narasumber secara langsung atau wawancara. Sumbersumber tersebut kemudian dipilah lagi hingga mendapatkan sumber yang semakin dekat dengan penelitian yang akan di lakukan. Setelah itu, sumber-sumber tersebut di interpretasi untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh atas jawaban dari permasalahan yang di teliti. Tahap akhir, penulis menyusun hasil interpretasi menjadi sebuah tulisan yang padu. 2.
Hasil dan Pembahasan 3.1 Pengertian Yinyang Filosofi Konfusianisme, Daoisme, dan Budhisme merupakan filosofi-filosofi Cina yang dikenal oleh dunia. Dalam Konfusianisme maupun Daoisme terdapat suatu konsep yinyang yang berupa perwujudan dualisme di alam semesta dan dikaitkan dengan pembentukan dunia. Yin (阴) dan yang (阳) ini merupakan dua unsur yang saling melengkapi di dunia, jika tidak ada unsur yin maka tidak akan ada pula unsur yang. Secara harafiah yin (阴) dapat diartikan negatif, sedangkan yang (阳) dapat diartikan positif. Filosofi yinyang ini sangat kental dalam kebudayaan dan sejarah Cina. Unsur yin antara lain mewakili gambaran wanita, bulan, kegelapan, malam, kelemahan, dan dingin, sedangkan unsur yang antara lain dapat mewakili gambaran laki-laki, matahari, terang, siang, kekuatan, dan panas. Berbagai macam unsur di dunia ini memiliki unsur yinyang. Pada dasarnya yin dan yang merupakan dua unsur yang berlawanan, tetapi juga merupakan bagian dari alam yang memiliki ketergantungan satu sama lain atau tidak dapat dipisahkan.
3
Hubungan filosofi ..., Nurmalia Andini, FIB UI, 2013
Unsur yin dan yang tidak dapat berdiri sendiri. Kedua unsur kekuatan tersebut dilambangkan dengan suatu lingkaran yang sebagian berwarna hitam dan sebagian berwarna putih, melambangkan alam semesta (Olga Lang, 1946:43). Lambang yin dan yang ini tidaklah statis, dalam lingkaran yang berwarna hitam dan putih ini tidak selalu hitam di sebelah kanan dan putih sebelah kiri, tetapi dapat saling berpindah tempat, bertukar komponen atau bersikulasi. Kedua unsur ini tidak hanya sekedar saling bertukar tempat, namun juga bersatu padu satu sama lain yang terlihat pada lambangnya (sebagian warna hitam terdapat titik kecil putih dan sebagian warna putih terdapat titik kecil warna hitam). Selain itu, letak yinyang juga bergantian seiring dengan aliran alam semesta, layaknya siang dan malam yang selalu bergantian. Filosofi yinyang merupakan unsur yang saling melengkapi dan tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan satu sama lainnya. Kedua unsur ini dapat menimbulkan keselarasan dan keseimbangan segala sesuatu di dunia, sehingga tidak dapat dipisahkan. Unsur yin dan yang haruslah seimbang, karena jika mengalami ketidakseimbangan satu dan lainnya maka akan berdampak buruk terhadap kehidupan manusia. Jika lebih kuat unsur yang maka akan melemahkan unsur yin, begitu pula jika lebih kuat unsur yin maka akan melemahkan unsur yang. Walaupun yin dan yang ini juga dapat digambarkan sebagai perwujudan kelemahan dan kekuatan, namun tetap saja hal yang berlebihan atau timpang sebelah itu bukanlah suatu hal yang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa yinyang merupakan salah satu filosofi Cina berupa perwujudan dualisme di alam semesta. Walaupun kedua unsur ini saling berlawanan namun tetap tidak dapat berdiri sendiri karena saling bergantung dan membutuhkan satu sama lainnya, sehingga menimbulkan keharmonisan dan keselarasan di alam. Selain itu, yinyang pun harus dapat diseimbangkan agar tidak terjadi ketimpangan dan berdampak buruk bagi kehidupan. 3.2 Masakan Cina Makanan (dalam hal ini lebih kepada makanan yang dimasak) merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia di belahan dunia manapun. Setiap negara di dunia memiliki karateristik masakannya tersendiri yang menjadi ciri khas negara tersebut. Oleh karena itu, ada yang disebut masakan Italia, masakan India, masakan Indonesia, masakan Jepang, masakan Cina dan masih banyak lagi. Masakan Italia identik dengan pasta, Indonesia identik dengan masakannya yang berbumbu rempah begitupun dengan India, masakan Jepang identik dengan sushi, dan Cina identik dengan babi, minyak dan bawang putihnya. Sejak zaman dahulu hingga sekarang, masyarakat Cina percaya bahwa makanan bukan hanya sekedar sebagai pengisi perut, namun juga sebagai sebuah rezeki dan juga sangat penting bagi kesehatan (Junru Liu, 2011:1). Masyarakat Cina percaya bahwa setiap makanan yang ada merupakan pemberian dewa bumi. Seni memasak di Cina sudah berkembang sejak ribuan tahun lalu, sejarah mengenai koki-koki hebat pun banyak bermunculan. Terdapat beberapa nama yang dikenal sebagai koki, yaitu Peng Zu, Huang Di, Sui Ren dan Yi Yin (Fu Chunjiang, 2003:6-8). Koki yang paling terkenal adalah Yi Yin, bahkan sampai dikenal sebagai God of Cookery – dewa yang pandai memasak. Ia hidup pada masa Dinasti Shang kepeminpinan Raja Cheng Tang. Yi Yin menggunakan metode memasaknya sebagai perumpamaan dalam mengatur negara, seperti halnya dalam memasak harus diperhatikan pemakaian bumbu agar tidak berlebihan, begitupun dengan seorang pemimpin yang harus dapat menyeimbangkan rasa dalam memimpin pasukan. Hal ini membuat raja sangat terkesan dan menyadari bakat Yi Yin, sehingga akhirnya ia diangkat menjadi seorang Perdana Menteri (Fu Chunjiang, 2003:8). Pada masa Dinasti Zhou pun terdapat catatan sejarah mengenai cara bersantap kaisar yang sangat beraneka ragam. Setiap orang dengan jabatan berbeda menyantap jenis-jenis makanan yang berbeda pula dan jumlahnya pun berbeda, hidangan bagi raja tentu lebih banyak dan beranekaragam dibandingkan untuk para bangsawan, sarjana maupun pejabat lainnya. Pada masa ini juga terdapat departemen masak yang terdiri dari 208 pegawai resmi dan 2124 pegawai biasa untuk mengurus hidangan raja. Selain itu, terdapat klinik makanan yang khusus untuk nutrisi dan bahan pengobatan (Fu Chunjiang, 2003:10). Hal tersebut menunjukkan bahwa kedudukan juru masak di Cina pada zaman dahulu sangatlah penting, bahkan sangat dihormati oleh keluarga kerajaan. Selain itu, hal ini juga menunjukkan betapa kedudukan seseorang dapat mempengaruhi masakan yang akan disantap, semakin tinggi tingkat jabatan seseorang maka
4
Hubungan filosofi ..., Nurmalia Andini, FIB UI, 2013
semakin mewah lah sajian masakannya. Hal ini memperlihatkan bahwa masakan merupakan hal yang sangat penting, tidak hanya sebagai pengganjal perut namun juga sebagai sebuah penghormatan, layaknya di negara Cina pada zaman dahulu. Seni memasak di Cina hingga saat ini terus berkembang, bahkan sangat terkenal di berbagai tempat dan digemari oleh sebagian orang. Banyaknya restoran Cina merupakan salah satu bukti telah tersebarnya masakan Cina di dunia. 3.3 Jenis dan Cara Memasak Masakan Cina Makan merupakan salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup, termasuk manusia. Makanan yang masuk ke dalam tubuh sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup seseorang. Hal ini disebabkan oleh zatzat yang dibawa makanan yang akan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi organ-organ dalam tubuh dan metabolism tubuh serta berdampak pada kesehatan. Kesehatan merupakan penunjang kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia tidak dapat menghiraukan segala sesuatu yang masuk ke dalam tubuh mereka terutama makanan agar kesehatan tetap terjaga. Makanan memiliki berbagai jenis, rasa bahkan bentuk. Seperti halnya makanan utama, makanan penutup, atau penganan (makanan kecil) yang terdiri dari beraneka ragam rasa tergantung negaranya. Makanan yang beraneka ragam ini dipengaruhi oleh keberadaan bahan baku di tiap negara dan kebudayaan masing-masing. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, masyarakat Cina sangat menikmati makanan, bukan hanya sebagai pengganjal perut namun juga merupakan sebuah rezeki, terlebih lagi dianggap sebagai seni. Makan merupakan saat menikmati setiap makanan yang terhidang, tidak hanya soal rasa tetapi juga harus memperhatikan kesehatan yang tidak kalah pentingnya. Masakan Cina sangat beranekaragam, begitupun dengan cara makan dan cara memasaknya. Hidanganhidangan yang sering disajikan di restoran Cina pada umumnya tidaklah hanya satu jenis, bahkan dapat mencapai 10 hingga 12 jenis hidangan. Ritual makan orang-orang Cina biasanya dimulai dari makanan pembuka yang ringan seperti sup hingga makanan berat dari jenis daging dengan banyak campuran bahan makanan seperti sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Dalam memasak masakan Cina dikenal dengan berbagai cara, seperti dikukus, ditumis, digoreng, dipanggang, dibakar, direbus atau disajikan dengan saus. Cara memasak masakan Cina yang bervariasi ini tidaklah jauh berbeda dengan cara memasak masakan Indonesia, namun tetap saja bumbu dan bahan dasarnya memiliki perbedaan. Dalam menumis terlebih dahulu dimasukkan bumbu-bumbu dasar seperti bawang putih, bawang bombay dan jahe. Pada umumnya masakan Cina suka memakai kecap asin, kecap ikan maupun angciu. Angciu adalah sejenis arak yang terbuat dari tape ketan merah dan biasanya digunakan dalam masakan untuk mempertajam rasa serta menimbulkan aroma yang harum. Penggunaan angciu pun tidak terlalu banyak, hanya satu setengah sendok makan. Jika tidak menggunakan angciu pun tidak akan mengurangi kelezatan masakannya. Setelah itu, masukkan bahan-bahan yang lebih lama tingkat kematangannya seperti ayam, cumi, udang. Sayur-sayuran dan bahan yang lebih cepat matang seperti tahu, dimasukkan berikutnya. Hampir seluruh masakan Cina dimasak secara cepat sebelum disajikan sehingga masih segar, seperti halnya pengolahan sayuran yang cukup ditumis dengan saus tiram atau dibuat sup dalam waktu singkat. Hal ini dilakukan untuk tetap mempertahankan warna, kesegaran dan bentuk bahan makanan. Cara memasak dengan merebus biasanya menggunakan air kaldu sebagai kuah agar lebih terasa lezat, seperti pada mie ayam, bakso dan berbagai macam sup. Bumbu-bumbu dasarnya pun biasanya ditumis terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam air yang mendidih. Setelah itu, masukkan sayur-sayuran, dengan waktu yang tidak lama agar tetap terjaga kandungan gizinya.
5
Hubungan filosofi ..., Nurmalia Andini, FIB UI, 2013
Mengukus suatu masakan pun harus diperhatikan jumlah air dan lama waktu memasak agar hasilnya sempurna, tidak bantet atau melempem. Pada masa sekarang bahkan terdapat alat kukus listrik yang memudahkan dalam mengukus masakan seperti halnya masakan seperti bakpao, mantou, siomay dan hakaw. Masakan Cina yang dipanggang maupun dibakar juga menggunakan bahan dasar seperti bawang putih yang merupakan salah satu ciri khas masakan Cina agar lebih harum. Bahan baku masakan Cina sangat bervariasi, antara lain ikan/hasil laut lainnya (udang, rajungan, kerang), daging sapi, ayam dan babi; berbagai macam sayuran (bayam, sawi, jamur, kacang-kacangan); makanan dengan bahan dasar kacang kedelai seperti tahu pun sering ditemui. Selain itu, bahan makanan yang berasal dari gandum seperti mie juga tidak sedikit jumlahnya. Makanan berbahan dasar mie yang dikenal seperti i fu mie, kwetiau sapi siram, bakso, mie ayam atau mie pangsit juga merupakan masakan Cina. Jenis masakan ini sering ditemui di berbagai tempat dan bukan lagi hal yang asing, bahkan sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari oleh sebagian orang bahwa asal-usul masakan-masakan tersebut telah terlupakan. Jenis-jenis masakan Cina sangat beragam, seperti halnya Bebek Peking, Fuyung Hai, Capcay, Siomay, Sup Kimlo, Sapo Tahu, Nasi Hainan, Bakpao, Pangsit. Berbagai macam jenis masakan Cina tersebut dimasak dengan cara yang bervariasi pula. Selain itu, dalam hal pengolahannya pun harus diperhatikan lama waktu memasak agar nutrisinya tetap terjaga, sehingga tetap bergizi dan sehat. 3.4 Pembagian Masakan Cina menurut Yinyang Dua filosofi besar di Cina, yaitu Konfusianisme dan Daoisme memiliki perbedaan pandangan mengenai filosofi yinyang dalam sebuah masakan. Dalam Konfusianisme, harmoni atau keseimbangan merupakan sebuah hal yang paling penting, seperti halnya pemotongan daging dan sayuran yang harus sama serta pemakaian bumbu yang seimbang. Selain itu, Konfusianis juga menekankan memasak sebagai sebuah seni dan menyebarkan filosofi "hidup untuk makan" bukannya "makan untuk hidup". Di sisi lain, Daoisme lebih memandang kepada asal-usul makanan itu didapat (dari alam) dan harus mengolahnya sesuai dengan kebutuhan sehingga alam akan terus seimbang. Walaupun berbeda pandangan, namun pada intinya tetaplah menjaga keseimbangan di alam semesta termasuk makanan. Filosofi yinyang dalam hal ini berperan sebagai penyeimbang segala sesuatu yang ada dalam masakan Cina, sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuh juga dapat memberikan dampak yang positif. Makanan yang mengandung unsur yin dapat mendinginkan tubuh, sedangkan yang mengandung unsur yang sifatnya dapat memanasakan tubuh. Pembagian panas dan dingin juga memiliki korelasi dengan elemen-elemen yang ada di bumi. Udara, air, api dan lainnya memegang peranan dalam hal ini. Masing-masing dari elemen di bumi tersebut memiliki hubungan dengan sensasi rasa manis, asam, asin, pedas, ataupun rasa yang tajam. Musim panen, tingkat kematangan suatu buah, sayuran dan lainnya, kandungan air maupun persiapan panen juga memiliki hubungan erat dengan efek dingin maupun panas yang merupakan bagian dari filosofi yin dan yang. Makanan juga dikatakan dapat menimbulkan efek suasana hati dan tingkah laku yang berubah-ubah (Kylie Float, 2012:82). Tidak hanya makanan yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu makanan yang mengandung unsur yin dan makanan yang mengandung unsur yang, namun dalam hal cara memasak pun juga dapat dipisahkan antara unsur yin dan unsur yang. Cara memasak masakan Cina seperti merebus dan mengukus dapat dikategorikan ke dalam unsur yin, sedangkan cara memasak lainnya seperti menumis, menggoreng dan memanggang dikategorikan ke dalam unsur yang. Jika dilihat, pembagian cara memasak menurut filosofi yinyang ini berdasarkan pembagian antara air dan minyak. Air yang merupakan unsur yin bertentangan dengan minyak yang mengandung unsur yang. Masakan yang mengandung unsur yin terdapat pada sayur-sayuran, kacang-kacangan, tahu, jamur, buah-buahan, yang semuanya masih dalam kondisi segar, dikukus, atau direbus. Masakan yang mengandung unsur yang terdapat pada daging, ayam, bumbu-bumbuan seperti cabai, jahe, dan lain-lain. Pembagian bahan-
6
Hubungan filosofi ..., Nurmalia Andini, FIB UI, 2013
bahan masakan tersebut ke dalam unsur yin maupun unsur yang didasarkan pada akibat yang muncul di dalam tubuh manusia. Masakan seperti bebek peking, fried egg rolls termasuk masakan berunsur yang, karena menggunakan minyak yang memiliki unsur panas. Dalam pemakaian bumbu dan bahan-bahan pun lebih condong kepada bumbu dan bahan masakan yang mengandung unsur yang seperti bebek dan telur, sedangkan masakan seperti bakpao, pangsit rebus termasuk masakan berunsur yin. Bakpao merupakan makanan yang dikukus dengan waktu yang tepat agar mengembang dan pangsit direbus agar mendapatkan rasa yang lebih kuat dengan kuah air kaldu. Cara memasak dan pemakaian bahan baku masakan dominan menentukan pembagian masakan menurut yin dan yang. 3.5 Peranan Yinyang Masakan Cina dalam bidang Kesehatan Filosofi yinyang yang merupakan wujud keseimbangan alam semesta ini mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia termasuk kesehatan. Makanan yang masuk ke dalam tubuh seseorang merupakan salah satu sumber utama yang sangat mempengaruhi kesehatan. Keseimbangan kedua unsur yin dan yang dalam tubuh manusia dapat membuat segala sesuatunya seimbang dan tidak berlebihan, sehingga kita akan terhindar dari penyakit. Dengan kata lain, saat tubuh manusia terkena penyakit, maka unsur yin dan yang di dalam tubuh mengalami ketidakseimbangan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memperhatikan segala makanan yang masuk ke dalam tubuh dan keseimbangan antara unsur yin dan yang dalam suatu masakan. Sejak zaman dahulu, Cina juga terkenal akan teknik pengobatannya. Obat-obatan Cina juga melibatkan filosofi yin dan yang. Dua kekuatan ini dipercaya oleh pengobatan tradisional Cina dapat mengontrol dan mengendalikan alam semesta (John Shi, Chi-Tang Ho, Fereidoon Shahidi, 2011:106). Yin adalah wanita dan melambangkan dingin, gelap dan basah. Yang adalah laki-laki yang menggambarkan terang, kering dan panas. Obat-obatan tradisional Cina lebih kepada rangkaian kesatuan, dibandingkan dengan makanan yang terbagi atas panas dan dingin, obat-obatan menggambarkan lemahnya dan kuatnya panas atau dingin, dengan kata lain obat-obatan Cina bersifat netral / seimbang (Kylie Floate, 2012:82). Pengobatan Cina berusaha untuk mencapai keseimbangan antara yin dan yang dalam tubuh seorang pasien (John Shi, Chi-Tang Ho, Fereidoon Shahidi, 2011:106). Dalam hal pengobatan ini sering dijumpai obat-obatan yang juga dikenal sebagai bahan baku suatu masakan, seperti halnya berbagai macam jamur, akar-akaran dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, masakan bisa menjadi seimbang dan berdampak baik untuk kesehatan tubuh. Restoran Cina terdapat di berbagai tempat dan sangat terkenal, tidak sedikit pula orang-orang yang menggemari masakan Cina. Akan tetapi, baik sebagai penikmat maupun penyaji suatu masakan harus memperhatikan kandungan gizi yang terdapat dalam masakan tersebut agar tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, filosofi yinyang yang melekat erat dalam kebudayaan masyarakat Cina berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan. Filosofi yinyang jika diterapkan secara tepat maka dapat menghasilkan hal yang seimbang dan harmoni. Filosofi yinyang ini pun sangat erat kaitannya dengan bidang kesehatan, seperti halnya dalam pengobatan dan penyajian makanan. Dalam memasak suatu masakan harus diperhatikan keseimbangan gizinya, mulai dari bahan baku, cara memasak, dan cara penyajiannya. Masakan Cina yang mengandung yinyang dapat dikategorikan sebagai makanan sehat, seperti halnya capcay, fuyung hai, siomay, sapo tahu, dan nasi Hainan. Jenis-jenis makanan tersebut merupakan makanan sehat karena terdapat keseimbangan yin dan yang di dalamnya, misalnya capcay yang di dalamnya terdapat berbagai macam sayuran dapat ditambah dengan udang dan baso ikan yang dapat menyeimbangkan unsur yin dalam sayur-sayuran. Dalam masakan nasi Hainan pun juga dapat dikatakan seimbang, antara nasi yang merupakan unsur yin dicampur dengan daging yang berunsur yang, sehingga antara unsur dingin dan panas dapat diseimbangkan.
7
Hubungan filosofi ..., Nurmalia Andini, FIB UI, 2013
Menurut pengalaman penulis dan beberapa responden yang diwawancarai, makanan di restoran Cina dapat tergolong sebagai makanan sehat, di luar makanan yang diharamkan bagi agama tertentu. Hal ini disebabkan cara memasak masakan Cina yang tidak terlalu lama sehingga kandungan gizinya tetap terjaga. Selain itu, meskipun banyak jenis masakan Cina yang digoreng, tetapi minyaknya tidak dipakai berulang kali. Pemakaian lemak hewan pun hanya sedikit karena porsi daging yang tidak terlalu besar. Kesehatan dan masakan memiliki hubungan yang sangat erat. Masakan yang dapat menyeimbangkan unsur yin dan yang sangat baik bagi kesehatan. Oleh karena itu, sebagai penikmat maupun penyaji makanan harus lebih memperhatikan komposisi bahan baku yang digunakan dan digabungkan dengan cara memasak agar menjadi masakan yang seimbang. 3.
Kesimpulan
Filosofi yinyang yang telah ada sejak dulu di Cina telah menjadi sebuah filosofi yang diterapkan di dalam segala aspek kehidupan manusia, salah satunya kesehatan yang bersumber dari makanan. Filosofi yang dilambangkan dengan lingkaran sebagian berwarna hitam dan sebagian berwarna putih ini sangat penting untuk keseimbangan atau harmonisasi alam semesta. Selain itu, harus diperhatikan keseimbangannya agar tidak berat sebelah dan berdampak buruk terhadap kehidupan. Kesehatan merupakan penunjang kehidupan manusia, karena dengan tubuh yang sehat maka kita dapat melakukan segala aktivitas yang diinginkan. Kesehatan ini pun tidak didapatkan secara cuma-cuma, tetapi harus terus dijaga. Dalam menjaga kesehatan juga harus diperhatikan makanan yang masuk ke dalam tubuh, karena sumber zat-zat yang baik dan buruk dapat terkandung dalam sebuah masakan. Oleh karena itu, filosofi yinyang dalam hal ini berperan sebagai penyeimbang dalam masakan Cina, agar masakan dalam porsi gizi yang seimbang dan sehat. Obat tradisional Cina yang sangat terkenal pun didasari oleh filosofi yin dan yang. Keseimbangan yang terkandung di dalam obat-obatan tersebut sangat baik hasilnya bagi tubuh. Dalam hal pengobatan tradisional ini juga sering dijumpai obat-obatan yang juga dikenal sebagai bahan baku suatu masakan, seperti halnya berbagai macam jamur, akar-akaran dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, masakan bisa menjadi seimbang dan berdampak baik untuk kesehatan tubuh. Makanan berunsur yin seperti sayur-sayuran dan buah memiliki sifat lembut, dingin dan menyegarkan. Di sisi lain, makanan berunsur yang memiliki sifat panas seperti halnya daging, goreng-gorengan dan cabai. Masakan tidak hanya menyeimbangkan rasa, namun juga harus diperhatikan keseimbangan antara tekstur, warna, dingin, panas dan juga cara memasak serta penyajiannya. Berbagai macam masakan Cina yang ada dan cara memasak yang bervariasi haruslah memiliki keseimbangan layaknya filosofi yinyang untuk menjamin kesehatan. Masakan Cina yang mengandung unsur yin dan yang dapat dikategorikan ke dalam makanan sehat dan bergizi. Hal yang terpenting adalah cara kita memilih bahan baku masakan dan cara memasak agar sesuai dengan filosofi yinyang serta menjadi masakan yang seimbang dan sehat. Filosofi yinyang harus dapat dipraktekkan secara maksimal dalam berbagai bidang, khususnya dalam masakan. Masakan sebagai sumber energi bagi kesehatan manusia tidaklah dapat diremehkan. Oleh karena itu, filosofi yinyang masakan Cina sangat berpengaruh besar bagi kesehatan.
8
Hubungan filosofi ..., Nurmalia Andini, FIB UI, 2013
Daftar Acuan Buku Chunjiang, Fu. (2003). Terjemahan oleh Qiu Yao Hong. Origins of Chinese Food Culture. Singapore: Asiapac Culture. Floate, Kylie. (2012). The Undeniable Truth About Food. Houston: Strategic Book Publishing and Rights Co. Lang, Olga. (1946). Chinese Family and Society. Yale University Press. Shi, John; Ho, Chi-Tang; Shahidi, Fereidoon. (2011). Functional Food of The East. United State of America: CRC Press, Taylor & Francis Group. Smith, Andrew F. (2007). The Oxford Companion to American Food and Drink. New York: Oxford University Press.
Media Elektronik Liu, Junru. “Chinese Food”. Terj. William W. Wang. New York: Cambridge University Press. 2011, hal 1 diakses dari http://www.amazon.com/Chinese-Food-Introductions-Culture/dp/0521186749#reader_0521186749 pada 07 November 2011 pukul 20.59 WIB http://www.andaluarbiasa.com/rahasia-3-sifat-makanan-dan-kuadran-energi-yin-dan-yang
diakses
pada
07
November 2011 pukul 20.06 WIB http://kamissore.blogspot.com/2010/10/cerita-sejarah-masakan-chinese.html diakses pada 29 November 2011 pukul 20.58 WIB. http://kukaii.blogspot.com/2008/01/philosophy-in-chinese-food.html diakses pada 18 Oktober 2011 pukul 22.51 WIB.
9
Hubungan filosofi ..., Nurmalia Andini, FIB UI, 2013