Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA PLTGU TAMBAK LOROK UNIT 2 PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG Yunius Fadli Firdaus.1, Ir. Agung Warsito, DHET.2 Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
1
2
Abstrak Transformator memegang peranan penting dalam proses penyaluran energi listrik di PT. Indonesia Power Tambak Lorok Semarang. Transformator berfungsi untuk mengubah nilai suatu tegangan tertentu menjadi nilai tegangan yang lain. Transformator Daya merupakan salah satu jenis transformator berdasarkan pembagian kebutuhan di PT Indonesia Power UBP Semarang Tranformator ini berfungsi untuk menaikkan tegangan pembangkitan 17,5 kV menjadi 150 kV yang disalurkan pada Bus A dan Bus B 150 kV, dan berhubungan langsung pada saluran transmisi pada sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Peralatan tegangan tinggi ini pun perlu dilakukan adanya pemeliharaan agar tetap terjaga keandalannya. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Dalam kerja praktek ini, penulis ingin belajar tentang hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan transformator daya. Dengan laporan ini,para mahasiswa dapat belajar tata cara yang dilakukan ketika pemeliharaan itu dilakukan. Kata kunci: peralatan tegangan tinggi, transformator daya , pemeiliharaan
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia adalah kebutuhan energi listrik. Seiring dengan perubahan zaman, teknologi kelistrikan sudah sangat berkembang untuk menunjang kebutuhan energi listrik. Khususnya di Indonesia, teknologi kelistrikan juga sudah mengalami revolusi dimana adanya perubahan dari system yang konvensional menjadi lebih modern. PT. Indonesia Power Unit Bisnis dan Pembangkitan (UBP) PLTU Semarang adalah salah satu perusahaan pembangkitan yang merupakan anak cabang di bawah naungan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan telah menerapkan teknologi pembangkitan yang cukup canggih. Ini dibuktikan dengan adanya diversifikasi pembangkitan yang ada di Indonesia antara lain, Pusat Listrik Tenaga Air
(PLTA), Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) dan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Salah satu peralatan listrik yang ada pada PT. Indonesia Power adalah transformator daya. Agar penyaluran listrik tetap kontinyu maka harus dilakukan pemeliharaan dan pola operasi yang benar sehingga gangguan yang timbul dapat dicegah. 1.2 Batasan Masalah Pada laporan kerja praktek ini permasalahan hanya dibatasi pada gambaran umum tentang pemeliharaan transformator generator yang ada pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Unit II PT. Indonesia Power UBP Semarang.
1.3 Tujuan 1. Untuk menerapkan teori yang selama ini telah didapatkan di bangku kuliah.
2. Mengetahui prinsip kerja dari sistem pembangkitan yang terdapat di UBP PLTGU Semarang. 3. Mengetahui bagian-bagian suatu transformator beserta fungsinya. 4. Mengetahui jenis-jenis pemeliharaan transformator generator yang terdapat di UBP PLTGU Semarang. II. LANDASAN TEORI 2.1. Teori Transformator Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk mengubah nilai suatu tegangan tertentu menjadi suatu nilai tegangan yang lain. Transformator yang akan di bahas kali ini merupakan salah satu jenis transformator daya. Transformator daya adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Dalam operasi penyaluran tenaga listrik, transformator dapat dikatakan sebagai jantung transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini, transformator diharapkan dapat bekerja secara maksimal. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiaptiap keperluan, misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh. Dasar teori dari transformator adalah apabila ada arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnet, sehingga akan timbul Gaya Gerak Listrik (GGL). Berdasarkan tegangan operasinya, dapat dibedakan menjadi transformator 500/150 kV dan 150/70 kV atau biasa disebut Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20 kV juga disebut transformator distribusi. Titik netral transformator ditanahkan
sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya. Transformator dapat dibagi menurut fungsi atau pemakaian, yaitu : 1. Trafo mesin (pembangkit), merupakan trafo yang berada di pembangkit dan digunakan untuk menaikkan nilai tegangan yang didapat dari generator. 2. Trafo gardu induk, merupakan trafo yang berada di gardu induk dan digunakan untuk menurunkan tegangan dari pasokan listrik pembangkit. 3. Trafo distribusi, merupakan trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan agar pasokan listrik dapat digunakan oleh pelanggan. 2.2. Jenis-jenis Transformator dan Penggunaannya Ada beberapa jenis trafo yang dikenal dan digunakan secara luas di masyarakat, diantaranya adalah : 1. Transformator Daya Adalah trafo yang biasa digunakan di GI baik itu GI Pembangkit dan GI Distribusi dimana trafo tersebut memiliki kapasitas daya yang besar. Di GI Pembangkit, trafo digunakan untuk menaikkan tegangan ke tegangan transmisi/tinggi (150/500kV). Sedangkan di GI Distribusi, trafo digunakan untuk menurunkan tegangan transmisi ke tegangan primer/menengah (11,6/20kV).
Gambar 2.1 Trafo Daya
2. Transformator Distribusi Adalah trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan menengah (11,6/20kV) menjadi tegangan rendah (220/380V). Trafo ini merupakan yang terdekat dengan pelanggan karena tegangan yang dipakai sudah sesuai dengan rating peralatan listrik pelanggan.
arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban arus yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran arusnya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.
Gambar 2.4 Trafo arus Gambar 2.2 Trafo Distribusi 3. Transformator Tegangan (Potensial Transformer) Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran tegangan dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran tegangannya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.
Gambar 2.3 Trafo Tegangan 4. Transformator Arus (Current Trafo) Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran
2.4 Bagian-Bagian Transformator Bagian utama : 1. inti besi 2. kumparan transformator 3. minyak transformator 4. bushing 5. tangki konservator Peralatan Bantu : 1. pendingin 2. tap changer 3. alat pernapasan (dehydrating breather) 4. indicator-indikator : thermometer, permukaan minyak Rele Proteksi 1. rele Bucholz 2. pengaman tekanan lebih (explosive membrane)/bursting plate 3. rele tekanan lebih (sudden pressure relay) 4. rele pengaman tangki Peralatan tambahan untuk pengaman transformator : 1. pemadam kebakaran (trafo-trafo besar) 2. rele differensial (differential Relay) 3. rele arus lebih (Over Current Relay) 4. rele hubung tanah (Groound Fault Relay) 5. rele thermis (Thermal Relay) 6. arrester
2.4.1. Inti Besi Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempenganlempengan besi tipis yang berisolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Curent.
minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. 2.4.4 Bushing Hubungan antara trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh suatu isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
Gambar 2.5 Inti besi dan laminasi yang diikat fiber glass 2.4.2 Kumparan Transformator Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak, dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
Gambar 2.7 Konstruksi bushing transformator 2.4.5 Tangki Konservator Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
Gambar 2.6 Kumparan fasa RST 2.4.3 Minyak transformator Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam minyak trafo terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga
Gambar 2.8 Tangki konservator
2.4.6 Pendingin Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugirugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam transformator). Untuk mengurangi kenaikan suhu transformator yang berlebihan, maka perlu dilengkapi dengan alat/system pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media yang dipakai dalam system pendingin dapat berupa : 1. udara/gas 2. minyak 3. air Sedangkan pengaliranya (sirkulasi) dapat dengan : 1. alamiah (natural) 2. tekanan/paksaan Pada cara alamiah/natural, pengaliran media sebagai akibat adanya perbedan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media (minyak, udara/gas), dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (radiator). Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara natural/alamiah tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendingin paksa (forced). 2.4.7 Tap Changer (Pengubah Tap) Tap changer adalah alat pengubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut Off Load Tap Changer dan hanya dapat dioperasikan manual. Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator berbeban disebut On Load Tap Changer dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan tap changer
yang dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer. Sedangkan transformator penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya menggunakan tap changer yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa beban. 2.4.8 Alat Pernapasan (Silikagel) Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari tangki, sebaliknya bila suhu minyak rendah, minyak menyusut dan udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses diatas disebut pernapasan transformator. Akibat pernapasan transformator tersebut, maka permukaan minyak akan selalu bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak transformator. Untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernapasan berupa tabung berisi kristal zat hygroskopis.
Gambar 2.9 Silikagel 2.4.9 Indikator Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator pada transformator sebagai berikut : 1. indikator suhu minyak 2. indikator permukaan minyak 3. indikator system pendingin
4. indikator kedudukan tap 2.4.10 Rele Bucholz Rele Bucholz adalah rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas. Gas yang ditimbulkan diakibatkan karena : 1. hubung singkat antar lilitan/dalam phasa 2. hubung singkat antar phasa 3. hubung singkat antar phasa ke tanah 4. busur api listrik antar laminasi 5. busur api listrik karena kontak yang kurang baik 2.4.11 Pengaman Tekanan Lebih (Explosive Membrane/Pressure Relief-Vent) Alat ini berupa membrane yang terbuat dari plastik, kaca, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki transformator terhadap tekanan kenaikan gas yang timbul di dalam tangki (yang akan pecah pada tekanan tertentu) dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator. Rele Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay) Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni pengaman terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan PMT. 2.4.12 Rele Differensial Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan. 2.4.13 Rele Arus Lebih Berfungsi mengamankan trafo dari arus yang melebihi arus yang diperkenankan lewat dari trafo tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat. 2.4.14 Rele Tangki Tanah Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
2.4.15 Rele Hubung Tanah Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah. 2.4.16 Rele Termis Berfungsi untuk mencegah / mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur. 2.4. Transformator pada PLTGU Unit II PT. Indonesia Power Transformator pada unit ini merupakan transformator tenaga, adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi menaikkan atau menurunkan tegangan. Biasanya transformator tenaga ini diperlengkapi dengan sistem pengetanahan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan pengamannya. Untuk mentransformasikan tegangan pembangkitan tersebut dipakai transformator tenaga antara lain : 1. Transformator Generator (Generator Transformer) 2. Main Auxiliary Transformer (MAT) 3. Reserve Auxiliary Trasformer (RAT) 2.4.1 Transformator Generator (Generator Transformer) Tranformator ini berfungsi untuk menaikkan tegangan pembangkitan 17,5 kV menjadi 150 kV yang disalurkan pada Bus A dan Bus B 150 kV, dan berhubungan langsung pada saluran transmisi pada sistem interkoneksi jawa madura bali. 2.4.2 Main Auxiliary Transformer (MAT) Main Auxiliary Transformer adalah transformator yang digunakan untuk pemakaian sendiri, dipasang paralel dengan transformator generator (GT). MAT berfungsi untuk menurunkan tegangan pembangkitan 17,5 kV menjadi 4160 V. Pada saat sistem dalam keadaan normal, maka seluruh kebutuhan tenaga listrik, baik untuk peralatan listrik maupun untuk penerangan yang di suplai MAT. 2.4.3 Reserve Auxiliary Trasformer (RAT)
Reserve Auxiliary Transformator adalah transformator yang digunakan apabila generator mengalami gangguan atau perbaikan sehingga MAT tidak berfungsi, maka kebutuhan listrik untuk start – up pembangkit. Jadi transformator untuk menurunkan tegangan dari 150 kV menjadi tegangan 4160 V. 2.5 Penyebab Gangguan Transformator 2.5.1 Tegangan Lebih Akibat Petir Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa, sehingga menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena arrester yang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan peralatan/pentanahan yang tidak ada. Pada kondisi normal, arrester akan mengalirkan arus bertegangan lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah. Tetapi apabila terjadi kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak akan dialirkan ke tanah oleh arrester sehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan lebih tersebut lebih besar dari kemampuan isolasi trafo, maka tegangan lebih tersebut akan merusak lilitan trafo dan mengakibatkan hubungan singkat antar lilitan. 2.5.2 Overload dan Beban Tidak Seimbang Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi kapasitas maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus beban penuh (full load) dari trafo. Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi menahan beban, sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo. 2.5.3 Loss Contact Pada Terminal Bushing Gangguan ini terjadi pada bushing trafo yang disebabkan terdapat kelonggaran pada hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal bushing. Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima oleh trafo distribusi dan dapat juga menimbulkan panas yang dapat menyebabkan kerusakan belitan trafo.
2.5.4 Isolator Bocor/Bushing Pecah Gangguan akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh : Flash Over Flash Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan distribusi seperti pada saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bila besar surja tegangan yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan impuls isolator, maka kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada system 20 KV, ketahanan impuls isolator adalah 160 kV. Flash over menyebabkan loncatan busur api antara konduktor dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan hubungan singkat phasa ke tanah. Bushing Kotor Kotoran pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan penghantar di permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya arus melalui permukaan bushing sehingga mencapai body trafo. Umumnya kotoran ini tidak menjadi penghantar sampai endapan kotoran tersebut basah karena hujan/embun. 2.5.5 Kegagalan Isolasi Minyak Trafo / Packing Bocor Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas minyak trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh packing bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang serta karena umur minyak trafo sudah tua. III. PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA UNIT II Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin kelangsungan penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain : 1. Untuk meningkatkan reliability, availability dan efficiency 2. Untuk memperpanjang umur peralatan
3. Mengurangi risiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan 4. Meningkatkan safety peralatan 5. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah pada system isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat) dan isolasi minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus, dari isolasi inilah dapat ditentukan sebagai dasar pengoperasian peralatan. Dengan demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan sangat menentukan umur peralatan. Dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi kita membedakan antara pemeriksaan/monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaan beroperasi dan memelihara (kalibrasi/pengujian, koreksi/resetting, memperbaiki/membersihkan) dalam keadaan padam. Pemeliharaan pada transformator adalah sebagai berikut : 1. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memprediksi ketahanan suatu trafo sebelum terjadi kerusakan. Cara memprediksi ketahanan trafo ini dengan melakukan oil analysis. Dari oil analysis ini bisa diketahui kandungan gas ataupun air yang terkandung dalam minyak trafo. 2. Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada trafo secara tiba-tiba dan untuk untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. 3. Curative Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan pada trafo. Pemeliharaan ini termasuk dalam reparasi atau perbaikan IV. PENUTUP 4.1 KESIMPULAN 1. Transformator mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses produksi tenaga listrik. Agar proses tersebut berjalan dengan baik maka perlu dilakukan pemeliharaan.
2.
3.
4.
5.
Dalam proses produksi tenaga listrik, transformator berfungsi untuk menyalurkan tegangan dari tegangan rendah ke tegangan tinggi atau sebaliknya. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin kelangsungan penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain : Untuk meningkatkan reliability, availability dan efficiency Untuk memperpanjang umur peralatan Mengurangi risiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan Meningkatkan safety peralatan Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan Gangguan pada Transformator disebabkan oleh : Tegangan lebih akibat petir Overload dan beban tidak seimbang Loss Contact Pada Terminal Bushing Isolator Bocor/Bushing Pecah Kegagalan isolasi minyak trafo Pemeliharaan transformator daya sering antara lain : Predictive Maintenance Preventive Maintenance Curative Maintenance
4.2 SARAN 1. Perlunya dilakukan pemeliharaan terhadap transformator daya secara berkala sesuai buku pedoman pabrik agar transformator dapat bekerja secara terus menerus dan mencegah terjadinya gangguan. 2. Pemakaian helm di dalam unit pembangkit lebih diperhatikan karena keselamatan kerja sangat penting. DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
Groupe Schneider Electric, “Design, Operation and Maintenace Electrical Substation”, Jakarta : Groupe Schneider Electric, 1999. Tobing, Bonggas L,”Peralatan Tegangan Tinggi”, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.
[3] [4]
http://bops.pln-jawa-bali.co.id/artikel/ pemeliharaantrafo www.indonesia power.co.id
BIOGRAFI Yunius Fadli Firdaus (L2F607058) dilahirkan di Bontang 07 Juni 1989, menempuh seluruh pendidikan dari SD hingga SMA di Bontang dan saat ini sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Konsentrasi Ketenagaan.
Semarang
Semarang, 16 Mei 2012 Mengetahui dan Mengesahkan, Dosen Pembimbing
Ir. Agung Warsito, DHET NIP 195806171987031002
dengan