MAKALAH Mengembangkan Media Bk Elektronik dalam Bidang Pendidikan Disusun guna memenuhi persyaratan mata kuliah Dosen Pengampu: Dr. Edi Purwanta, M.Pd & Dr. Ali Muhtadi, M.Pd
Oleh: Priyagung Kukuh 15713251031
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan media pembelajaran telah berdampak luas dalam berbagai bidang salah satunya dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan penggunaan media pembelajaran digunakan oleh para pendidik atau guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Penggunaan media dapat dilakukan oleh guru diseluruh bidang studi, salah satunya adalah guru Bimbingan dan Konseling. Hal yang ikut berperan dalam mengembangkan kegiatan Bimbingan dan Konseling adalah perkembangan media pembelajaran. Dalam hal ini penggunaan media pembelajaran dalam bimbingan dan konseling dibagi menjadi dua yaitu media non elektronik atau media elektronik. Penggunaan media non elektronik seperti media cetak seperti pamflet, poster, baner dan media elektronik seperti pemanfaatan teknologi internet.
Penggunaan media dalam bimbingan dan konseling
memberikan kemudahan dalam berbagai hal, misalnya dapat mempermudah proses komunikasi, serta menghemat biaya jika ingin melakukan hubungan dengan orang lain yang jaraknya jauh dengan kita. Karakteristik utama dari media elektronik itu sendiri adalah kemampuan untuk menangkap atau menerima, mengolah, dan mentransfer informasi yang berguna dari satu lokasi ke lokasi lainnya melalui jaringan komunikasi.Penggunaan media elektronik dalam bimbingan dan konseling harus relevan dengan tujuan layanan dan isi layanan. Hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media elektronik pada layanan bimbingan dan konseling harus melihat kepada tujuan penggunaannya dan memiliki nilai dalam mengoptimalkan layanan yang diberikan kepada siswa. Oleh karena itu dengan adanya penggunaan media elektronik dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan dan konseling.
BAB II PEMBAHASAN
B. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut AECT (1997) media adalah sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan. Miarso menyatakan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Gagne ( dalam Sadiman, dkk 2002 ) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis kompenen dalam lingkungan siswa dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (dalam Sadiman dkk, 2003: 6) berpendapat bahwa media adalah sebagai alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad, 2002: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah peralatan yang dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang perkembangan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, kreatifitas dan bahasa anak sehingga ia mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada diri anak. Arti media bagi konselor yang mempunyai tugas spesial yaitu memberikan layanan bimbingan dan konseling? Pengertian media dalam bimbingan konseling sebagai hal yang digunakan menjadi perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan program BK, misalnya konselor ketika melaksanakan konseling individu memerlukan ruang konseling, media konseling yang bisa berupa media elektronik maupun non elektronik. Bimbingan dan konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada.
C. Fungsi Media
Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2002: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan & minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar & bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran & penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik & terpercaya, memudahkan penafsiran data & memadatkan informasi. Media pengajaran, menurut Kemp dan Dayton (dalam Azhar Arsyad, 2002: 20) dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: 1. Memotivasi minat atau tindakan Untuk memotivasi minat atau tindakan siswa, media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak. 2. Menyajikan informasi Media pengajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapkan sekelompok siswa. Isi dan penyajian bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latar belakang. 3. Memberi instruksi Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan, media pengajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan & memahami kebutuhan perorangan siswa.
D. Manfaat Media Sudjana dan Rival (dalam Azhar Arsyad, 2002: 25) mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. 4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar uraian
guru,
tetapi
juga
aktivitas
lain
seperti
mengamati,
melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Encyclopedia of Education Research (dalam Azhar Arsyad, 2002: 25) merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut: 1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme. 2. Memperbesar perhatian siswa. 3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap. 4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. 5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama melalui gambar hidup. 6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa. 7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
E. Peran Media Elektronik Dalam Bimbingan dan Konseling Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong konselor perlu mengembangkan pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan yang serupa. Layanan bimbingan dan konseling menjadi sangat penting karena langsung berhubungan langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin berkembang pada hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang tua/keluarga, dan teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana pengaruhnya dengan pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman, saudara baik di sekolah dan di rumah. Dan tentu saja dengan prestasinya di bidang akademik dan non akademik. Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari tersedianya data yang akurat yang sepertinya untuk saat ini sangat tepat apabila data tersebut didapatkan dari sistem komputasi. Agar bisa bertahan dan diterima oleh masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT (Information and Communications Technology) atau dengan kata lain harus melibatkan teknologi informasi, khususnya teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling. Penggunaan ICT dalam konseling mengarah pada pengembangan media konseling. Selain dapat dilakukan melalui tatap muka, konseling dapat dilakukan secara jarak jauh. Beberapa diantaranya sebagai berikut; 1. Konseling melalui telepon 2. Konseling berbantuan komputer 3. Konseling melalui internet Pada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru BK di sekolah memberikan pelayanan berkaitan pengembangan diri, sesuai minat dan bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangan peserta didik dalam lingkup sekolah, mengingat adanya keberagaman individu (individual deferencies). Melihat kebutuhan diatas maka bimbingan dan konseling dalam melakukan proses pelayanannya menggunakan berbagai pelayanan dengan berbagai pertimbangan melihat dari sudut kebutuhan konseli. Mengikuti perkembangan zaman maka dalam melakukan pelayanan atau proses konseling bimbingan dan konseling pun menggunakan sistem teknologi informasi dalam melakukan proses konseling, agar mempermudah komunikasi.
Tujuan bimbingan dan konseling menggunakan teknologi informasi kedalam melakukan pelayanannya, yaitu; 1. Easy to use (mudah digunakan) 2. Easy to manage (mudah di atur) 3. Simple (tidak rumit) 4. Dynamic (dinamis)
F. Media Elektronik Dalam Bimbingan dan Konseling Adapun bentuk-bentuk media elektronik yang dapat di jadikan media dalam bimbingan dan konseling, yaitu;
1. Surat magnetik (disket ke disket) Meskipun pelayanan konseling dengan menggunakan fasilitas ini sudah dianggap sebagai fasilitas komunikasi “ tradisional”, tetapi fasilitas ini adalah awal mula terciptanya gagasan penggunaan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling. Dalam penggunaan fasilitas ini, konseli dan konselor saling berkomunikasi dengan berkirim surat atau berkomunikasi melalui buku catatan yang bertujuan untuk membantu anak agar lebih dapat mengekspresikan diri melalui tulisan (bagian dari konseling biblio), meskipun fasilitas ini pada zamannya tidak begitu populer, namun sering dilakukan oleh beberapa guru pembimbing atau konselor.
2. Telepon Kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan para konseli yang menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat, luas, dan mudah diakses oleh konseli. Konseling melalui telepon biasanya disebut konseling telepon. Di bawah ini dikemukakan etika dalam penggunaan teknologi telepon dalam layanan konseling. Adapun etika pelayanan konseling menggunakan telepon; a. Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien b. Gunakan suara yang lembut, volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat c. Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan. d. Mengembangkan perasaan senang dan berfikir positif tentang siapapun yang menelepon
e. Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian f. Memfokuskan pembicaraan guna menefektifkan penggunaan media komunikasi g. Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan hubungan komunikasi selanjutnya
3. Komputer Proses konseling menggunakan bantuan komputer atau Computer Assisted Counseling (CAC) merupakan konseling mandiri, juga disebut konseling komputer pasif atau biasa juga disebut dengan standalone. Konseli mencari pemecahan masalah atau kebutuhannya melalui program interaktif konseling (software) dalam bentuk CD yang dirancang khusus agar konseli tersebut dapat mengeksplorasi permasalahannya, mencari informasi yang dibutuhkan dari sejumlah informasi yang disediakan, dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan. Dalam penggunaan fasilitas ini, konseli dimungkin untuk tidak perlu bertemu dengan konselor. CAC ini juga dapat dilakukan secara blended, memperdalam materi-materi yang terdapat dalam program konseling, dan memilih tindakan selanjutnya. Kelebihannya: o Sebagai peranan supervisi dan meringankan beban pendidik terhadap berbagai tanggug jawab managerial yang memakan waktu. o Memungkinkan siswa untuk belajar lebih lama dan dapat mengungkapkan berbagai kebutuhan khusus siswa o Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran karena ia dapat memberikan iklim yang lebih efektif dengan cara yang lebih individual tidak pernah lupa, tidak pernah bosan sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan. o Komuter dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi. hal ini karena tersedianya animasi grafik warna dan musik dalam komputer sehingga dapat menambah realisme. o Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan belajara siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. o Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disc video tape dan lain-lain
Kekurangannya: o Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah) namun pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal o Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer. o Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang lainnya.
4. Presentasi Multimedia Mayer (2009:3) mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar yang dimaksud dengan kata disini adalah materinya disajikan dengan verbal form atau bentuk verbal. Pada awalnya istilah multimedia itu bukan dari komputer melainkan dari teater. Pertunjukan yang menampilkan lebih dari satu medium disebut dengan pertunjukan multimedia. Namun dengan seiring berjalannya waktu, multimedia pun menggunakan komputer untuk mendapatkan output yang jauh lebih kaya. Manfaat multimedia pun beragam karena memang multimedia ini sangat bermanfaat. Multimedia merupakan kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer. Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio, animasi dan video Adapun kelebihan dan kekurangan pada presentasi multimedia ini, sebagai berikut : Kelebihan: Cukup menyampaikan materi satu kali saja. Hal ini karena dalam satu kali presentasi, peserta didik secara menyeluruh akan mudah memperhatikan. Bahan materi yang disampaikan bisa digunakan lain waktu. Misal guru yang mempresentasikan materi bisa mengguakannya untuk di kelas lain. Lebih menarik. Hal ini karena teknologi dan media yang digunakan dalam presentasi dapat menyajikan materi secara beragam. Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Selain yang presentasi si peserta didik kepada teman-temannya sehinngga siswa aktif, juga dapat merangsang diskusi secara aktif antara penyaji dengan audience.
Kelemahan: Sulit diterapkan untuk beberapa siswa. Tidak semua peserta didik mampu dan berani mempresentasikan di depan dengan baik. Selain itu, tidak semua peserta didik mampu berdiskusi setelah presentasi disampaikan. Berpotensi membosankan bagi beberapa siswa. Bagi siswa yang kurang mampu berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran ini, akan terasa sangat membosankan. Membutuhkan persiapan lebih. Penyaji harus mempersiapkan secara lebih untuk menampilkan materi yang baik untuk di sampaikan.
5. Rekaman video Azhar Arsyad (2011:49) menyatakan bahwa rekaman video merupakan gambargambar dalam frame, di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup. Video merupakan salah satu jenis media audio-visual yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Dalam layanan bimbingan dan konseling, media rekaman video biasa digunakan untuk kegiatan psikodrama, sosiodrama, simulasi bimbingan pribadi-sosial, belajar dan karir.
6. Film Menurut Marcel Danesi (2010:134) film adalah teks yang memuat serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan nyata. Sedangkan menurut Himawan Pratista (2008:1) sebuah film terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif dan setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnyalainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruhan. Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu merupakan elemen-elemen pokok pembentuk suatu narasi. Setiap film bersifat menarik dan menghibur, serta membuat para audiens berpikir. Setiap hasil karya yang ada bersifat unik dan menarik sehingga ada banyak cara
yang dapat digunakan dalam suatu film dokumenter untuk menyampaikan ide-ide tentang dunia nyata. Manfaat atau kelebihan lain dari media video atau film dalam media proses pembelajaran, di antaranya adalah 1. Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan 2. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat 3. Mengembangkan imajinasi 4. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik 5.
Video
memungkinkan
siswa
untuk
mengamati
peristiwa
yang
mungkin
membahayakan ketika dilihat secara lamgsung. Misalnya gerhana matahari, letusan gunung merapii atau peperangan Kelemahan dari media video atau film dalam media proses pembelajaran diantaranya adalah 1.
Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya untuk menampilkan gambar dari sebuah video di butuhkan alat pendukung lainnya
2. Memerlukan tenaga listrik 3. Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya 4.
Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui telepon/sms)
7. Media berbasis IT Moh.
Surya
(2006)
mengemukakan
bahwa
sejalan
dengan perkembangan
teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan konseli tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam bentuk “cybercounseling”. Layanan bimbingan dan konseling ini merupakan salah satu model pelayanan konseling yang inovatif dalam upaya menunjukkan pelayanan yang praktis dan bisa dilakukan dimana saja asalkan ada koneksi atau terhubung dengan internet. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Cybercounseling bimbingan dan konseling yang bersifat
virtual
atau
adalah salah satu strategi konseling
yang
berlangsung
melalui bantuan koneksi internet. Adapun beberapa model strategi layanan bimbingan dan konseling dalam bentuk cybercounseling yaitu:
1. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Website Website
adalah sebuah cara untuk menampilkan diri di Internet. Dapat
diibaratkan Website adalah sebuah tempat di Internet, siapa saja di dunia ini dapat mengunjunginya, kapan saja mereka dapat mengetahui tentang sesuatu. Dengan Website atau weblog, konselor memungkinkan untuk dapat melakukan layanan informasi yang terkait dengan bimbingan dan konseling. Dalam melakukan layanan ini, sudah tentu harus memiliki website atau weblog tersendiri yang sudah online di internet. Adapun jenis layanan yang bisa diupayakan lewat website adalah lebih cendrung pada layanan informasi.
2. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis E-mail E-mail
merupakan cara baru untuk berkomunikasi secara cepat dan efektif
melalui surat elektronik di internet. Sudah tentunya untuk dapat menjalankan hal ini maka konsleor dan siswa harus mempunyai alamat email masing-masing. Dalam upaya membuat e-mail ini bisa dibuat pada alamat yahoo dengan alamat www.yahoo.com atau di google dengan alamat www.gmail.com. Adapun jenis layanan yang bisa diupayakan lewat email yaitu layanan konsultasi. Layanan konseling berbasis email ini akan sangat berguna
dalam
upaya
menumbuhkan
hubungan kehangatan antara konselor dengan siswa terutama bagi siswa atau konseli yang malu untuk bertatap muka langsung. Melalui layanan ini setidaknya sejak awal sudah tercipta suatu keakraban yang selanjutnya dapat dilanjutkan dalam proses konseling di sekolah sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat.
3. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Videoconference Videoconference atau konferensi video merupakan bagian dari dunia teleconference. Videoconference dapat diartikan sesuai dengan suku katanya, yaitu video
=
video,
conference
=
konferensi,
maka videoconference
adalah
konferensi video dimana data yang ditransmisikan adalah dalam bentuk video atau audio-visual. Videoconference merupakan komunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan ditempat yang berbeda-beda. Bentuk layanan bimbingan dan konseling yang bisa diupayakan yaitu layanan konsultasi, layanan informasi, layanan konseling individual, layanan
konseling
kelompok,
beserta layanan lain yang bisa dikembangkan oleh masing-masing konselor dan sesuai dengan kebutuhan konseli.
4. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Facebook Saat ini Facebook telah menjadi trend yang banyak diminati oleh semua kalangan sebagai media pertemanan secara online. Menurut Adjat Sudrajat, yang dimaksud dengan konseling facebook adalah bantuan psikologis kepada siswa atau konseli secara online melalui facebook agar siswa dapat memahami, menerima,
mengarahkan, mengaktualisasikan dan mengembangkan dirinya secara
optimal.
G. Media Elektronik dalam pendidikan terkait dalam memberikan layanan BK Cybercounseling adalah salah satu strategi bimbingan dan konseling yang bersifat virtual atau konseling yang berlangsung melalui bantuan koneksi internet. Adapun beberapa model strategi layanan bimbingan dan konseling dalam bentuk cybercounseling salah satunya menggunakan facebook. Facebook sebagai salah satu sarana yang ada di internet mempunya berbagai macam aplikasi yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bimbingan dan konseling. Konseling facebook dapat diartikan sebagai bantuan psikologis kepada konseli secara online melalui facebook agar siswa dapat memahami, menerima, mengarahkan, mengaktualisasikan dan mengembangkan dirinya secara optimal. Layanan yang diberikan melalui konseling facebook ini bisa mencakup semua fungsi layanan bimbingan dan konseling, baik pencegahan, pemahaman, pengembangan, penempatan atau pengentasan. Ada beberapa fitur dari facebook yang dapat digunakan dalam pembelajaran dalam bk seperti Message Chating
Dalam melakukan proses konseling di facebook guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan dua fitur diatas. Pemanfaatan dua fitur diatas dapat digunakan sebagai ajang tanya jawab atau proses konseling walaupun berada di tempat yang berbeda. Adapun beberapa fitur lain dari facebook yang dapat digunakan dalam layanan bk selain dalam membantu proses konseling diantaranya sebagai berikut Facebook Share Facebook Apps Up date Status Forum Up load Foto
Dalam pemanfaatannya beberapa fitur di facebook ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari facebook itu sendiri diantaranya sebagai berikut Kelebihan facebook dalam bk Dengan adanya media pembelajaran seperti facebook dapat melatih siswa untuk belajar mandiri, tanggung jawab, aktif serta kerjasama menyelesaikan
permasalahan
dan
juga dapat
melatih
dalam
siswa dalam
pengguasaan TIK Kelemahan facebook dalam bk Kelemahan yang mungkin timbul dalam facebook diantaranya kemungkinan gangguan belajar sebab sistem tersebut mengkondisikan siswa untuk belajar mandiri, sehingga faktor motivasi belajar menjadi lebih signifikan terhadap keberhasilan belajar siswa. Selain itu juga agar siswa tidak mengakses hal hal yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan pelajaran atau hal hal yang berbau negatif seperti membuka situs situs porno.
H. Pengembangan Media BK 1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa. Perencana media berdasarkan kebutuhan siswa. Makna dari kebutuhan adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya atau yang diharapkan dengan apa yang terjadi. 2. Perumusan tujuan bimbingan konseling. Dalam bimbingan dan konseling tujuan akan menjadi arah siswa untuk melakukan perilaku yang diharapkan dengan tujuan tersebut. 3. Perumusan butir-butir materi yang terperinci. Ada kriteria yang harus dipenuhi ketika menyusun media BK yaitu; shahih atau valid, tingkat signifikan, kebermanfaatan, dapat dipelajari dan menarik minat. 4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan. Untuk mengukur tujuan apakah sudah tercapai atau belum maka dibutuhkan alat pengukur hasil layanan bimbingan dan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Agus Triyanto & Aryadi Warsito. (2010). Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: BK UNY. Badru Zaman, dkk. 2005. Media dan Sumber Belajar TK. Buku Materi Pokok PGTK 2004. Modul 1-9. Jakarta: Universiats Terbuka Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra Hari Binuko. 2010. Pengembangan CD Interaktif Bimbingan Belajar Pada Siswa Kelas VII di SMP N 5 Sleman. Skripsi tidak diterbitkan. FIP UNY Mayer, R. E, 2009. Multimedia Learning: Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka. Pelajar http://ikipwates-andi.blogspot.com/2014/06/media-web-dan-sosial-media-dalambk.html?m=1