MAJRURAT AL-ASMA’ DALAM SURAH AL-KAHFI (Studi Analisis Sintaksis) Besse Wahida
Abstrak Tulisan ini menggunakan desain penelitian library research. Data dalam penelitian ini adalah majrurat al-asma dalam Al-Qur'an surat Al-Kahfi. Sumber data dalam penelitian ini adalah Al-Qur'an surat Al-Kahfi. Hasil penelitian ini adalah 1. Majrurat al-asma yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat Al-Kahfi berjumlah 492 data yang terdiri dari: Isim dibaca jar karena terinjuksi huruf jar 249 yaitu: 63 huruf jar min, 9 huruf jar ilaa, 12 huruf jar ‘an, 30 huruf jar ’alaa, 31 huruf jar fii, 40 huruf jar ba’, 6 huruf kaaf, dan 58 huruf jar laam. Isim dibaca jar karena berpola idhafah 220 data, dan tawabi 23 data. 2. Tanda-tanda i’rab jar dalam Al-Qur‟an surat Al-Kahfi meliputi: kasrah 179 data yang terdiri dari isim mufrad 157 data, regular plural (jama’ taksir) 13 data dan 9 feminin regular plural (jama’ muannas salim). Ya, berjumlah 19 data, dan fathah, berjumlah 6 data. Adapun bentuk mabni berupa isim dhamir sebanyak 258 data, isim isyarah 9 data, isim maushul sebanyak 15 data, bentuk masdar muawwal 2 data, dan dzarf mabni 4 data.
Kata Kunci : Terminologi, Bahasa, Al-Qur`an. Adapun bahasa Arab ( اللغة العربٌةal-
A. Latar Belakang Masalah Bahasa
adalah
alat
yang
sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tandatanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tandatanda yang disepakati yang mengandung makna yang dapat dipahami (Asrori, 2004:5). Menurut Chaer, Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”. (2007:32)
lughah al-‘Arabīyyah) merupakan salah satu bahasa yang masuk dalam rumpun bahasa Semit yang berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aram. Bahasa Arab tumbuh dan berkembang jauh
sebelum
agama
Islam
datang
dibawa oleh Nabi Muhammad saw. yang wilayah pemakaiannya meliputi daerah Hijaz
dan
Arabiyah
Najed yang
di
Semenanjung
sekarang
termasuk
wilayah Arab Saudi. Di wilayah inilah Nabi Muhammad
saw.
diutus
membawa
rahmat yang berlaku bukan hanya untuk
﴾ 93 ﴿
daerah
tersebut
tetapi
untuk
semua
Menurut Chaer, bidang sintaksis
wilayah di seantero alam ini (rahmatan li
membicarakan
al-alamin). (Karim Hafid 1997:1)
hubungannya dengan kata lain, atau
Saat
ini,
bahasa
tentang
kata
dalam
Arab
unsur-unsur lain sebagai suatu satuan
dipergunakan oleh berbagai negara dan
tujuan ujaran. Hal ini sesuai dengan asal
telah menjadi bahasa resmi di lebih dari
usul kata sintaksis itu sendiri yang berasal
25 negara yang dituturkan oleh lebih dari
dari bahasa Yunani, yaitu sun yang
280 juta penutur asli dan sekitar 250 juta
berarti “dengan” dan kata tattein yang
bukan penutur asli (Wikipedia). Bahasa
berarti
Arab juga telah menjadi bahasa resmi
sintaksis berarti menempatkan bersama-
dunia internasional yang digunakan di
sama kata-kata menjadi kelompok kata
berbagai forum resmi dunia seperti PBB,
atau kalimat. (2007:206)
OKI, dan Liga Arab.
“menempatkan”.
Dalam
Bahasa Arab merupakan bahasa
dapat
Jadi,
istilah
bahasa Arab, sintaksis
diartikan
sebagai
ilmu
nahu.
kitab suci al-Qur‟an dan al-Hadis yang
Kedudukan ilmu nahu dalam bahasa Arab
merupakan sumber hukum dalam agama
sangat penting, hingga banyak para
Islam. Al-Quran adalah firman Allah SWT
ulama yang menyebutnya dalam berbagai
yang
diturunkan
kitab, seperti Al-Imam As-Sakhawi dalam
kepada Nabi Muhammad SAW tertulis
kitab Fathul Mughits (3/160-164) yang
dalam mashaf, diriwayatkan dengan jalan
menukil ucapan Al-Imam Asy-Sya‟bi yang
mutawatir dan dipandang sebagai ibadah
menyatakan bahwa kedudukan ilmu Nahu
dengan membacanya (Syauki 2000:1).
pada ilmu ibarat garam pada makanan.
Selain itu, bahasa Arab juga merupakan
(Al Atsary, 2007:1)
salah satu simbol peradaban sepanjang
Ilmu
berfungsi
mu`jizat,
nahu
adalah
ilmu
yang
sejarah manusia yang disebut dengan
mempelajari tentang jabatan kata dalam
peradaban teks (Nasr Hamid Abu Zaid
kalimat dan harakat akhirnya, baik secara
2002: 2). Oleh karena itu, untuk dapat
I’rab (berubah) atau bina’ (tetap) (Al-
mendalami dan mengkaji isi kandungan
Atsary, 2007: 2). Dalam bahasa Arab,
al-Qur‟an,
al-Hadis,
dan
ilmu-ilmu
kalimat mempunyai perbedaan dengan
keislaman klasik dibutuhkan penguasaan
kalimat dalam bahasa lain, yaitu unsur-
terhadap bahasa Arab. Pada khususnya
unsur kalimat dalam bahasa Arab akan
penguasaan terhadap sintaksis atau ilmu
mempunyai makna, jabatan dan harakat
nahu.
akhir yang berbeda-beda sesuai konteks kalimat.
﴾ 94 ﴿
Huruf
jar
adalah
salah
satu
B. Landasan
kelompok huruf yang tidak bisa berdiri
1. Defenisi dan Pembagian Kata
sendiri meskipun memiliki arti dan akan memiliki makna lengkap jika diletakkan atau dirangkaikan dengan kata benda atau isim. Pembahasan tentang huruf jar masuk
dalam
lingkup
pembahasan
Di dalam Al-Qur‟an terdapat 114 surah, surah ke 18 adalah surat Al-Kahfi. Surat al-Kahfi termasuk surah makkiyah yang terdiri dari 110 ayat. Surat Al-Kahfi adalah salah satu surah yang sering dibaca oleh para umat muslim sebagai wirid pada waktu-waktu tertentu ataupun ketika ada keinginan yang membuat umat muslim memperbanyak doa dan ibadah
Surah al-Kahfi merupakan salah satu surah dalam al-Qur‟an yang kalimatkalimatnya mengandung banyak huruf jar. Untuk memperdalam isim yang dibaca jar (Majrurat Al-Asma) dilakukan penelitian bertujuan
untuk
dapat
mendeskripsikan dan menjelaskan isim yang dibaca jar yang ada pada surat alKahfi, sehingga masyarakat khususnya pelajar
yang
berfaedah dari huruf-huruf hijaiyyah adalah kalimah, dan terbagi menjadi tiga, yaitu: isim, fi`il dan huruf (Goni
Arab dikenal atau disebut dengan istilah kata dalam bahasa Indonesia. Secara gramatikal, kata mempunyai dua status. Sebagai satuan terbesar dalam tataran morfologi, dan sebagai satuan terkecil dalam tataran sintaksis (Chaer 2009: 37). Kalimah terbagi menjadi tiga yaitu: isim, fi`il dan huruf yang memiliki makna (Anwar 2012:4-5).
kepada Allah.
para
kata-kata
2010:5). Istilah kalimah dalam bahasa
sintaksis atau ilmu nahu
yang
Susunan
bahasa
Arab
dapat
mengetahui isim yang dibaca jar (Majrurat Al-Asma) secara menyeluruh dalam surat al-Kahfi dan membantu memudahkan di
a. Isim adalah kata yang menunjukkan makna mandiri dan tidak disertai dengan zaman (dengan kata lain isim adalah kata benda). Contoh: محمد, قلم, أنا, نحن. b. Fi`il adalah kata yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan zaman (dengan kata lain fi`il adalah menulis(, ٌكتب
)sedang menulis(,
اكتب: tulislah, dan sebagainya. c. Huruf
adalah
menunnjukkan digabungkan
dalam pembelajaran bahasa Arab.
) كتبsudah
kata kerja). Contoh:
kata makna
dengan
yang apabila kalimah
lainnya. Contoh: = منdari, = إىىke, ً = فdi, dan sebagainya.
﴾ 95 ﴿
akan
Mudzakkar: سٌف, أسد, أب
ditekankan kepada isim, mulai dari
Muannats: صورة, أفعى, أم
Pembahasan
pengertiannya
dan
ini
pembagiannya.
d. Isim dilihat dari segi bilangannya,
Isim adalah kata yang mengandung
yaitu:
arti
mutsanna, dan jamak.
mandiri
pemakaianya
tidak
dibagi
menjadi
tergantung pada waktu atau zaman
Contoh:
(Djuha 2007:4). Sedangkan menurut
فتاة – فتٌان – فتٌة
Fuad Ni‟mah, isim adalah semua kata
مسجد – مسجدان – مساجد
yang menunjukkan kepada manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan,
benda
padat, tempat, waktu, sifat atau makna
رسائل- رسالة – رسالتان e. Isim dilihat dari segi susunannya dibagi menjadi jamid dan musytaq.
mujarad dari waktu. (Fuad Ni‟mah
Contoh:
t.th:17)
Jamid: أسد – نهر – غصن Adapun
pembagian
isim
mufrad,
Musytaq: حاضر – مبصر – ماهر
menurut Fuad Ni‟mah (t.th: 201) dapat 2. Isim-Isim yang Dibaca Jar
dilihat dari beberapa bentuk yaitu: a. Isim dilihat dari segi bangunannya, yaitu dibagi menjadi shahih akhir dan ghairu shahih akhir (mu’tal akhir).
isim
mempunyai
ketentuan baca tersendiri, yaitu isim yang dirafa‟kan, isim yang dinasabkan dan isim yang dijarkan. Isim yang
Contoh:
dibaca jar ada tiga macam yaitu
Ghairu shahih akhir: , ً فت, ًمحام
dijarkan dengan huruf jar, dijarkan
ذكري
sebab idhafah, dan tawabi’ (Ismail
Shahih akhir : شجرة, حجرة, رجل
2000:162).
b. Isim dilihat dari segi ketentuannya, yaitu dibagi menjadi nakirah dan ma’rifah.
Suatu isim dijarkan jika terdapat
Adapun huruf-huruf jar asli, yaitu
Nakirah: مكتب, انسان,أسد
– علً– فً– رب– الباء– الكاف- الى– عن-من
Ma’rifah: المكتب, االنسان,األسد
واوالقسم – تاء القسم – باء القسم- ًالالم – حت
c. Isim dilihat dari segi jenisnya, yaitu menjadi
a. Dijarkan dengan huruf jar
atau terletak setelah huruf-huruf jar.
Contoh:
dibagi
Setiap
mudzakkar
dan
muannats. Contoh:
﴾ 96 ﴿
Contoh: ُ رأٌت رجال فى الب ِت يى
تم هللا عليىقلولهم و عليى
2003: 101). Na`at dibagi menjadi
ألصارهم غشوة
dua yaitu: a) Na’at haqiqi
b. Dijarkan dengan sebab idhafah Idhofah yaitu penyandaran suatu
Na’at haqiqi adalah sesuatu yang
kalimah
menunjukkan sifat atas benda
(kata)
kepada
kalimah
Na’at
(kata) lain sehingga menimbulkan
yang
pengertian
yang
lebih
spesifik
harus
mengikuti
(Munawari
2008:17.B).
Adapun
dalam
empat
sebab dijarkannya isim idhafah ada tiga
macam,
yaitu:
yang
mentakdirkan makna lam huruf jar, mentakdirkan makna min huruf jar dan mentakdirkan makna fii huruf jar.
diikutinya.
haqiqi
man’utnya
dari
sepuluh
perkara, yaitu: 1. Salah satu dari I’rob rafa’, nashab atau jar. 2. Salah
satu
dari
mufrad,
tasniyah atau jama’. 3. Salah satu dari mudzakkar
Contoh: غالٌة
(ىحقبلةىأحمدىMobil
Ahmad mahal)
atau mu`annas. 4. Salah satu dari ma‟rifat atau
( ىلابى افصل جدٌدPintu kelas itu baru)
nakirah. Contoh: القاهرة مدٌنة عظٌمة
c. Dijarkan sebab ikut pada isim yang
يىقربةىلعبدة عن
dibaca jar
المدٌنة
Adapun isim yang dijarkan sebab ikut pada isim yang dibaca jar
قضٌنا الصٌف
b) Na’at sababi
disebut tawabi’. Tawabi’ tidak hanya
Na’at
ikut pada isim yang dijarkan tetapi
yang menunjukkan sifat dari isim
bisa juga ia mengikut pada isim
dhahir
yang
yang dirafa’kan atau dinashabkan.
kepada
isim
Tawabi’
kembali kepada man’utnya.
terbagi
menjadi
empat
sababi adalah
diidhafah-kan dhamir
yaitu:
Contoh:
1) Na`at (sifat)
جاء الرجل الفاضل أخوه
Na`at adalah kata sifat,, kata ini
sesuatu
yang
قام األستاذ العاقل أبوه
selalu mengikuti kepada lafadz
Syarat-syarat na’at sababi:
yang diikutinya, baik dalam hal
1. Harus
rafa`, nashab, jar, serta ma`rifat maupun
nakirahnya.
(Anwar
﴾ 97 ﴿
meskipun
berbentuk
mufrad man`utnya
berbentuk
tasniyah
atau
jama’.
3) Taukid Taukid yaitu tabi' (lafadz yang
2. Harus mengikuti man`utnya
mengikuti) yang berfungsi untuk
dalam dua dari lima perkara,
melenyapkan
yaitu:
yang berkaitan dengan lafadz
i)
ii)
yang ditaukidkan (Anwar 2003:
rafa`, nashab atau jar.
116). Fungsinya adalah untuk
Salah satu dari ma’rifat
memastikan tujuan perkataan,
atau nakirah.
sehingga
mengikuti
isim
tidak
kemungkinan yang lain. Taukid ada dua, yaitu:
atau mu’annatsnya.
a) Taukid Lafdzi Taukid
Athaf adalah kalimat atau jumlah
mengikuti)
lafdzi
mengulang
adalah
lafadz
(yang
pertama dengan lafadz itu
dengan
yang
sendiri atau dengan lafadz
diikutinya (matbu’) dihubungkan harf
athaf
(kata
yang memiliki arti yang sama. Contoh:
penghubung. Tabi’ yang terletak
جاء الوزٌر الوزٌر
setelah harf athaf disebut ma’tuf
الحرٌة الحرٌة أغلً مطلب
atau athaf dan matbu’nya disebut ma’thuf
yang
tabi’
antara
oleh
menimbulkan
dhohir dalam mudzakkar 2) ‘Athaf
yang
lain
Salah satu dari I`rob
Harus
iii)
anggapan
„alaih.
Ma’thuf
b) Taukid Ma'nawi
mesti
Taukid ma’nawi adalah kata
mengikuti ma’thuf „alaih dalam
yang mengikuti mu’akkadnya
hal I’rab yaitu rafa’ nashab, jar
yang
dan jazm. Huruf-huruf ‘athaf ada
mu’akkadnya
sepuluh, yaitu و, ف, ثم, أو, أم, ال,
kepada
لكن, بل, اماdan حتى. (Anwar 2003:
dzahirnya.
112).
di-maksudkan
kalau
menunjukkan
makna
menurut
Contoh: تكلمت مم القاعد نفس ِس
Contoh: هذا شجر الخوخ و العنب
خضر القاعد نفسس
دخل المهتم فالمحامى
4) Badal
أعجبت بالصحافة المدرسٌة و مجالتها
Badal adalah ganti (Ismail 2000:183). kalimat
﴾ 98 ﴿
Badal yang
adalah mengikuti
kalimat
sebelumnya,
Contoh: طبم الكتاب جزءه األول
baik
َ ُ أك ْل الخبز نصْ َفس ت
secara utuh atau bagian dari padanya.
Kalimat
yang
c) Badal Isytimal, merupakan
mengikuti disebut badal dan
kata yang mengandung arti
kalimat
diikutinya
bagian dari mubdal minhu,
disebut mubdal minhu. Badal
tetapi menyangkut masalah
mesti mengikuti mubdal minhu
maknawi.
yang
I’rabnya.
dalam
Contoh: سرنً الشارع نظافتس
Pada
نفعنً زٌ ٌد علمس
hakikatnya badal itu berfungsi untuk menjelaskan maksud dari kalimat
d) Badal Ghalath
yang menjadi
mub’dal
minhu,
karenanya
badal
Badal gholath yaitu badal
oleh
yang
disebut
maksud
„athaf bayan. Badal
yang
sama
(lafazh
yang dimaksud hanyalah
mengikuti)
yang
badal. Hal ini dikatakan
dengan
hukum
hanya karena kekeliruan
dimaksud tanpa
mempunyai
dengan matbu’nya, tetapi
adalah
yang
tidak
tabi'
memakai
perantara
atau
antara ia dengan matbu'nya.
yang
Badal Terbagi menjadi empat
pembicara, setelah itu lalu
macam (Anwar 2003: 119),
disebutkan
yaitu:
minhunya.
a) Badal Kull min Kulli (Badal
Contoh: جاء أحمد زٌ ٌد
Muthabiq),
yaitu
kesalahan
semata
dilakukan
oleh
mubdal
رأٌت زٌدا الفرس
badal
yang menunjukkan diri dari mubdal
minhu
secara
keseluruhan.
3. Tanda-tanda I’rab Jar Tanda-tanda i`rab jar ada tiga,
Contoh: كرم الخلٌفة هارون الرشٌد
yaitu: kasrah, ya dan fathah (Anwar
العلماء
2012:33-38). حضر أخوك حسن
a. Kasrah, yaitu yang menjadi tanda
b) Badal Ba’dhu min kulli,
pokok i`rob jar. Contoh:
yaitu badal yang mewakili
Adapun lafadz-lafadz yang dijarkan
sebagian
dengan memakai harakat kasrah
dari
mubdal
minhu.
yaitu:
﴾ 99 ﴿
1) Isim mufrad adalah isim yang
c. Fathah,
menunjukkan arti tunggal (satu),
contoh:
yang menerima tanwin. contoh:
Fathah menjadi alamat i`rab jar
ُ َك َت ٌت ب َق ٍلم 2) Jama’ taksir adalah isim yang
pada isim yang tidak menerima
menunjukkan
laki-laki
perempuan
jamak,
sebagai
ganti
kasroh,
tanwin (ghair munsharif). Isim yang
atau
tidak
menerima
perubahan
itu
yang
banyak, di antaranya ialah sebagai
menerima tanwin, contoh: أخذت
berikut:
,العلوم من كتب
1) Isim alam yang berwazan fi’il, contoh: ٌزٌد, أكر َم,أحم َد
3) Jama` muannas salim, ialah isim yang
menunjukkan
arti
2) ‘Alam ajam yang hurufnya lebih
perempuan jamak, seperti: ًأن ف
dari tiga, contoh
... خلق السماوات
:ادرٌس
b. Ya,
sebagai
penganti
kasroh,
3) Bentuk (shighat) muntahal jumu`, contoh: مفاتٌح, رسائل,مساج َد
contoh: Lafadz-lafadz yang dijarkan dengan
4) ‘Alam muannas yang memakai ta marbuthah, contoh خدٌجة, مكة,فاطمة
memakai ya ada tiga tempat yaitu pada
, ٌعقوب,ابراهٌم
asmaul
tatsniyah
dan
khamsah, jama`
isim
mudzakkar
5) ‘Alam tarkib mazji, contoh: ,بعلبك نٌوٌورك,خضرموت
salim. 1) Asmaul khamsah:
, أخوك,أبوك
6) ‘Alam dan ‘adal,
ذومال, فوك,حموك.
(wazan
,(فُ َع َل
contoh: قزح, زحَ َل,عمر
ُ Contoh: مررت بأبٌك و أخٌك
7) Isim maqshur muannats, contoh: حٌلى, نجوى,سلوى
2) Isim tatsniyah adalah isim yang menunjukkan arti ganda atau
8) Isim yang memiliki tambahan
dua.
akhir
ُ Contoh: جلست علً كرسٌٌن
alamiah, contoh:
3) Jama’ mudzakkar salim adalah
nun
secara
, عثمان,مروان
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
ُ Contoh: مررت بالمسلمٌن
dan
سلٌمان
isim yang menunjukkan arti laklaki jamak.
alif
disimpulkan
bahwa,
Tanda-
tanda i`rab jar ada tiga, yaitu: kasroh, ya dan fathah.
﴾ 100 ﴿
C. Metode Tulisan
1. Pengumpulan dan pengecekan data
Pendekatan
penelitian
yang
(pemerikasaan kembali).
digunakan dalam penelitian ini adalah
2. Reduksi data, dalam hal ini peneliti
pendekatan kualitatif. Moleong (2010:4)
harus memilih dan memilah data yang
menyebutkan bahwa metode kualitatif
relevan dan kurang relevan dengan
didefinisikan sebagai prosedur penelitian
tujuan penelitian. Data yang relevan
yang menghasilkan data deskriptif berupa
akan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
sedangkan yang kurang relevan tidak
orang dan perilaku yang dapat diamati.
dianalisis.
Pada
penelitian
oleh
peneliti,
teknik
3. Penyajian data, meliputi: identifikasi,
digunakan
klasifikasi, penyusunan dan penjelasan
adalah teknik dokumentasi, yaitu dengan
data secara sistematis, objektif dan
cara mencari data mengenai hal-hal atau
menyeluruh serta pemaknaan.
pengumpulan
data
ini
dianalisis
yang
variable yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat
kabar,
majalah,
4. Penyimpulan, peneliti menyimpulkan
dan
hasil penelitian berdasarkan kategori
sebagainya (Arikunto, 2006:231).
dan makna temuan.
Dalam hal ini peneliti mengamati
Berdasarkan uraian di atas, maka
atau mencari langsung majrurat al-asma’
peneliti akan menganalisis data dengan
yang terdapat dalam Al-Qur‟an surat Al-
langkah-langkah sebagai berikut:
Kahfi,
1. Peneliti
melalui
kartu
data.
Karena
mengumpulkan
beberapa
banyaknya majrurat al-asma’ dalam kartu
kalimat yang mengandung majrurat al-
data, maka peneliti menggunakan alat
asma
bantu berupa lembar rekapitulasi jenis kata
majrurat
al-asma’
2. Peneliti memilih dan memilah data
untuk
mempermudah dalam penelitian.
yang akan dianalisis 3. Peneliti
Secara garis besar, analisis data
mengidentifikasi
dan
menganalisis sebab-sebab dan tanda-
meliputi tiga langkah yaitu persiapan,
tanda isim dibaca jar
tabulasi dan penerapan data sesuai
4. Peneliti
dengan pendekatan penelitian (Arikunto
tentang
2010:278).
terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-
Menurut
Ainin
(2010:134)
langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
﴾ 101 ﴿
Kahfi.
menyimpulkan majrurat
penelitian
al-asma
yang
dibaca jar karena diawali huruf من, 9
D. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini membahas tentang
kata yang dibaca jar karena diawali الى, 12 kata yang dibaca jar
majrurat al-asma dalam Al-Qur'an surat
huruf
al-Kahfi. Surat al-Kahfi merupakan surat
karena diawali huruf عن, 30 kata yang
ke 18 dan terdiri dari 110 ayat, dan
dibaca jar karena diawali huruf على, 31
termasuk golongan surat-surat Makkiyah.
kata yang dibaca jar karena diawali
Majrurat al-asma atau isim-isim
huruf فى, 40 kata yang dibaca jar
yang dibaca jar ada tiga macam, yaitu:
karena diawali huruf الباء, 6 kata yang
dijarkan dengan huruf jar, dijarkan sebab
dibaca jar karena diawali huruf الكاف,
idhafah dan dijarkan sebab tawabi’. Di
dan 58 kata yang dibaca jar karena
dalam penelitian ini peneliti menemukan
diawali huruf االم.
isim-isim yang dibaca jar berjumlah 492,
Salah satu dari sejumlah kasus
dengan rincian; 249 dijarkan dengan
majrurat al-asma yang disebabkan
huruf jar, 220 dijarkan sebab idhafah dan
oleh infleksi huruf jar adalah kata من
23 dijarkan sebab tawabi’.
ب ٍ تراpada konstruksi
1. Klasifikasi Majrurat al-Asma’ dalam Surah al-Kahfi
Kata ب ٍ تراmerupakan isim yang dibaca
Huruf jar adalah huruf yang mengakibatkan
kalimah
jar karena diawali huruf jar yaitu huruf من,
a. Isim yang dijarkan sebab huruf jar
setelahnya
الذى خلقك من تراب.
dan
tanda
menggunakan
i‟rob
kasrah,
jarnya karena
merupakan isim mufrad.
dibaca jar. Adapun huruf jar asli, yaitu علً– فً– رب– الباء– الكاف– الالم- الى– عن-من
b. Isim yang dijarkan sebab idhafah.
واوالقسم – تاء القسم – باء القسم- ً– حت. Hasil
Idhafah yaitu pertalian antara
peneliti tentang isim yang dijarkan
dua
dengan huruf jar berjumlah 249, yang
menyebabkan isim keduanya dibaca
–ً علً– ف- الى– عن-من
jar. Isim-isim yang dibaca jar sebab
berupa huruf jar
الباء– الكاف– الالم. Dan tidak ditemukan huruf jar berupa ً رب – حتdan huruf qasam واوالقسم – تاء القسمdan باء القسم.
perkara
idhafah
di
dalam
salah
idhafah yaitu kata
disebabkan oleh huruf jar
konstruksi
berjumlah 249 kata yaitu: 63 kata yang
﴾ 102 ﴿
surat
yang
al-Kahfi
satu
kasus
majrurat al-asma yang dijarkan sebab
asma atau isim-isim yang dibaca jar yang
isim)
berjumlah 220 kata. Adapun
Adapun rincian Majrurat al-
(dua
مجمم البحرٌنpada
حتى أبلغ مجمم البحرٌن. Kata
البحرٌنmerupakan isim yang dibaca jar
karena merupakan mudhaf ilah yang
yang dibaca jar sebab merupakan
dirangkaikan dengan kata مجمم, dan
isim tawabi’ berupa „athaf
tanda i’rab jarnya menggunakan ya
ma’thuf kepada isim yang dijarkan
karena merupakan isim tastniyah
sebab idhafah yaitu kata
أصحاب
الكهف,
jarnya
c. Isim yang dijarkan sebab tawabi’.
tanda
menggunakan
i’rab
kasrah
karena
merupakan isim mufrad.
1) Na’at Menurut kaidah nahwu Naat ialah lafadz
dan
karena
yang
mengikuti
3) Badal
kepada Isim dijarkan sebab badal dalam
makna lafadz yang diikutinya, baik
surat al-Kahfi berjumlah 6 kata.
dalam hal rafa', nashab,dan jar,
Salah satu kasus majrurat al-asma
ma'rifat, maupun nakirahnya. Hasil
yang dijarkan sebab tawabi’ berupa
penelitian isim yang dijarkan sebab
badal
na’at berjumlah 9 kata. Adapun salah satu kasus majrurat al-asma yang dijarkan sebab isim
yaitu
kata
القرأن
pada
konstruksi
...ولقد صرفنا فى هذا القرأن.
Kata القرأن
merupakan isim yang
dibaca jar karena merupakan isim
tawabi’ berupa na’at yaitu kata بٌن ٍ pada konstruksi بسلطان لوال ٌأتون علٌهم ٍ
tawabi’ berupa badal dari isim isyarah yang menjadi mubdal minhu
بٌن. Kata بٌن merupakan isim yang ٍ ٍ dibaca jar karena tawabi’ berupa
yang dijarkan sebab diawali huruf jar فى,
na’at yang man’utnya سلطانdijarkan
dan tanda
menggunakan
dengan huruf ba’, dan tanda i’rab
i’rab
kasrah
jarnya karena
merupakan isim mufrad.
jarnya menggunakan kasrah karena merupakan isim mufrad.
2. Tanda-tanda majrurat dalam Surah Al-Kahfi
al-asma
2) ‘Athaf Tanda-tanda i`rab jar ada tiga, Isim dijarkan sebab athaf dalam surat al-Kahfi berjumlah 8 kata. Salah satu kasus majrurat al-asma yang dijarkan sebab tawabi’ berupa „athaf
yaitu
kata
الرقٌم
pada
yaitu: kasrah, ya dan fathah. Dari hasil analisis data, maka didapatkan tandatanda i’rab yang berupa kasrah berjumlah 179 data dengan rincian: isim mufrad sebanyak 157 data, jama’ taksir sebanyak
konstruksi أن أصحاب الكهف و الرقٌم كانو من أٌتنا عجبا. Kata الرقٌمmerupakan isim
﴾ 103 ﴿
13 data, dan jama’ muannast salim
huruf jar min, 9 huruf jar ilaa, 12 huruf
sebanyak 9 data.
jar ‘an, 30 huruf jar ‘alaa, 31 huruf jar
Adapun tanda i’rab ya berjumlah
fii, 40 huruf jar ba’, 6 huruf kaaf, dan
19 data dengan rincian: isim tastniyah
58 huruf jar laam. Isim dibaca jar
sebanyak 10 data, jama’ muzakkar saalim
karena idhafah 220 data. Isim dibaca
sebanyak 8 data, dan asmaa’ al-khamsah
jar karena tawabi’ 23 data.
sebanyak 1 data. Sedangkan tanda i’rab
2. Tanda-tanda I‟rob jar dalam Al-Qur‟an
fathah berjumlah 6 data yaitu: isim
surat al-Kahfi meliputi: kasrah 179, ya,
dengan wazan muntha al-jumu’sebanyak
berjumlah
2 dan Isim maqshur muannats sebanyak
berjumlah 6 data. Berupa isim mabni
4.
seperti isim dhamir sebanyak 258 Selain
dari
isim-isim
yang
19
data,
dan
fathah,
data, isim isyarah sebanyak 9 data,
disebutkan di atas, dari hasil penelitian
isim
maushul
sebanyak
didapatkan pula jenis isim yang dijarkan
Didapatkan
yang tidak mengikuti tanda-tanda ‘irab jar
muawwal yang terletak setelah huruf
karena isim tersebut termasuk dalam isim
jar sebanyak 2 data dan dzarf mabni
mabni yaitu isim yang tetap dan tidak
sebanyak 2 data.
juga
bentuk
15
data.
mashdar
berubah dalam kondisi struktur apapun, seperti isim dhamir sebanyak 258 data, isim isyarah sebanyak 9 data, isim
F. Daftar Pustaka Al-Qur‟an
maushul sebanyak 15 data. Didapatkan
terjemahannya,
Departemen Agama RI, Toha Putra,
juga bentuk mashdar muawwal yang terletak setelah huruf jar sebanyak 2 data
dan
1995. Ainin,
dan dzarf mabni sebanyak 2 data.
Mohammad
2007.
Metodologi
Penelitian Bahasa Arab. Malang: Hilal Pustaka.
E. Kesimpulan
Anwar, Mochammad. 2003. Ilmu Nahu
Dari hasil analisis majrurat al-
Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah
asma dalam Al-Qur‟an surat al-Kahfi
dan Imrithy. Bandung: Sinar Baru
dapat disimpulkan bahwa:
Algensindo.
1. Majrurat al-asma yang terdapat dalam
Anwar, Moch., Kiai Haji. 2012. Ilmu Nahu
Al-Qur‟an surat al-Kahfi berjumlah 492
Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah
data yang terdiri dari: Isim dibaca jar
dan Imrithy. Bandung: Sinar Baru
karena diawali huruf jar 249 yaitu 63
Algensindo.
﴾ 104 ﴿
Arikunto,
Suharsimi.
Penelitian
2010.
Suatu
Prosedur
Moleong,
Pendekatan
Lexy.
Penelitian
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
2009.
Metodologi
Kualitatif.
Bandung:
Rosdakarya.
Asrori, Imam. 2004. Sintaksis Bahasa
Mujianto. 2012. Analisis Sintaksis Frasa
Arab. Malang: misykat.
Non Verba Dalam Buku Al-Arabiyah
Baehaqie, Imam. 2008. Sintaksis Teori
Lin Nasyi’in Jilid 3. Universitas
Dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Negeri Semarang. Tidak Diterbitkan
Belajar Bungin,
Munawari, Ahmad. 2008. Belajar Cepat
Burhan.
2007.
Penelitian
Tata Bahasa Arab Program 30 Jam.
Kualitatif. Jakarta: Putra Grafika.
Yogyakarta: Nurma Media Idea.
Chaer, Abdul. 2004. Linguistik Umum.
Munawwir,
Jakarta: Rineka Cipta.
Sintaksis
Bahasa
Soenjono.
Psikolinguistik.
Jakarta:
_________,
2005. Yayasan
Pustaka
2007.
Kamus
Al-
Arab-Indonesia Surabaya:
Pustaka
Progresif Sari, Dyah Sari. 2012. Huruf Jar Dalam
Ajrumiyah.
Diterbitkan Sugiyono.
Iskandariyah: Dar Ibnu Kholdun
2010.
Kuantitatif
Ismail, Muhammad Bakar. 2000. Qowaid Al Nahwi Bi Uslub Al Asri. Kairo:
Muhammad.
Universitas Negeri Semarang. Tidak
Goni, Aiman Aimin Abdul. 2010. Al Kaafi Al
Surat
Al-Qur’an
Al Jurumiyah. Bandung: Algensido.
Metode Kualitatif
Penelitian dan
R&D.
Bandung: Alfabeta Syauki. 2000. Al-Qur’an Dan Al-Hadist.
Dar Al Manar.
Semarang: Toha Putra.
Jawat, Abdul. 1981. Do’a Mustajab Dari Al-Qur’an
A.W.
Terlengkap.
Djuha, Djawahir. 2007. Terjemah Matan
Syarhi
Surabaya:
Munawwir
Obor Indonesia.
Fi
Al-
Progresif.
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Dardjowidjojo,
Kamus
Indonesia-Arab
Terlengkap.
Jakarta: Rineka Cipta. 2009.
1997.
Munawwir
. 2007. Linguistik Umum.
.
A.W.
Dan
Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian
Al-Hadist.
Kepustakaan.
Semarang: Toha Putra.
Jakarta:
Yayasan
Obor Indonesia.
Kurniawan, Rodzi. 2012. Naskah Qiro'ah
Al-Atsary, Abu Hamzah Yusuf, 2007.
pada Buku Al Arobiyyah Li Al
Pengantar Mudah Belajar Bahasa
Nasyi'in Jilid 3. Universitas Negeri
Arab. Bandung: Pustaka Adhwa
Semarang. Tidak Diterbitkan
﴾ 105 ﴿
Zaid, Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas Al-Qur’an. Cet. II; Yogyakarta: Lkis,
﴾ 106 ﴿
2002.