MAJAS DALAM NOVEL “DADAISME” KARYA DEWI SARTIKA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
JURNAL SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
OLEH KOHAR IBROR HAKKI E1C112060
PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln. Majapahit No. 62 Tlpn. (0370) 6283873 Fax 634918 Mataram 83125
HALAMAN PENGESAHANJURNAL SKRIPSI
Skripsi yang disusun oleh Kohar Ibror Hakki
MAJAS DALAM NOVEL DADAISME KARYA DEWI SARTIKA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal, September 2016
Dosen Pembimbing Skripsi I
DosenPembimbing Skripsi II
Dra. Siti Rohana Hariana Intiana, M.Pd. NIP. 19660331993032002
Drs. Mahmudi Effendi, M. Si. NIP. 196805011993031005
Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Drs. H. Khairul Paridi, M. Hum NIP.196012311987031018
MAJAS DALAM NOVEL DADAISME KARYA DEWI SARTIKA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Kohar Ibror Hakki, Siti Rohana Hariana Intiana, Mahmudi Effendi PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FKIP UNIVERSITAS MATARAM
[email protected] ABSTRAK Permasalahandalampenelitianiniyaitu 1)Bagaimanakah jenis majasyang terdapat pada novel Dadaisme karya Dewi Sartika. 2)Bagaimanakah makna gaya majas yang terdapat pada novel Dadaisme karya Dewi Sartika. 3) Bagaimana kaitan majas pada novel Dadaisme dengan pembelajaran sastra di SMA. Tujuandaripenelitianiniyaitu, 1) Mendeskripsikan jenis majas yang terdapat pada novel Dadaisme karya Dewi Sartika. 2) Mendeskripsikan makna majas yang terdapat pada novel Dadaisme karya Dewi Sartika. 3) Mendeskripsikan kaitan majas pada novel Dadaisme karya dewi Sartika dengan pembelajaran sastra di SMA. Metodepengumpulan data yang digunakanadalahmetodepustaka, dilanjutkan dengan metode observasi dan metode catat.Metodeanalisis data penelitianmenggunakanmetodekualitatifdengananalisisdeskriptif.Hasil akhir penelitian ini menunjukanbahwaadanyajenis majas yang terdapat dalam novel Dadaisme yaitu: (a) majas perbandingan meliputi perumpamaan, kiasan, penginsanan, sindiran, antitesis; (b) majas pertentangan meliputi hiperbola, litotes, ironi, oksimoron, paralipsis, zeugma; (c) majas perbandingan meliputi metonomia, eufemisme, elipsis, inversi, gradasi; (d) majas perulangan meliputi alitrasi dan repitisi. Selanjutnya terdapat makna majas yang dominan dipakai oleh pengarang yaitu makna dari majas hiperbola dan eufemisme. Serta keterkaitan novel Dadaismekarya Dewi Sartika dengan materi pembelajaran sastra di SMAyang tercantum pada sialabus dengan SK/KD mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI semester 1SK: 7. Membaca: memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan, dan KD 7.2 menganalisisunsur-unsur intrinsikdan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Indikator dalam pembelajaran ini adalah mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik(alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, majas, dan amanat) novel Indonesia/terjemahan (fokus pembahasannya adalah gaya bahasa).
KataKunci: NovelDadaisme, majas, makna majas, pembelajaran sastra.
MAJAS DALAM NOVEL DADAISME KARYA DEWI SARTIKA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Kohar Ibror Hakki, Siti Rohana Hariana Intiana, Mahmudi Effendi PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FKIP UNIVERSITAS MATARAM
[email protected] ABSTRACT The problem in this research: 1) What kind of figure of speech contained in the novel Dadaisme Dewi Sartika work. 2) What is the meaning of style novel figure of speech contained in the work of Dewi Sartika Dadaisme. 3) How is this related to the figure of speech Dadaisme novel with literary learning in high school. The purpose of this study, namely, 1) Describe the type of figure of speech contained in the novel Dadaisme Dewi Sartika work. 2) Describe the figure of speech meaning contained in works of Dewi Sartika Dadaisme novel. 3) Describe the relation figure of speech in the novel Sartika goddess Dadaisme works with literary learning in high school. Data collection method used is the method library, followed by observation method and the method of record. Methods of data analysis using qualitative method with descriptive analysis. The final result of this study showed that the type of figure of speech contained in Dadaisme novel, namely: (a) The comparison figure of speech includes the parable, allegory, mankind, satire, antithesis; (b) figure of speech contention include hyperbole, litotes, irony, oxymoron, paralipsis, zeugma; (c) comparison figure of speech includes metonomia, euphemism, ellipsis, inversion, gradation; (d) figure of speech iteration includes alitrasi and repitisi. Furthermore, there is a dominant figure of speech meaning used by the author is the meaning of a figure of speech hyperboles and euphemisms. Dadaisme and the linkages novel Dewi Sartika work with literature in high school learning materials listed in sialabus with SK / KD subjects Indonesian half of XI class 1 SK: 7. Reading: understand the various tales, novels Indonesia / novels in translation, and KD 7.2 analyze the elements unsur intrinsic and extrinsic novel Indonesia / translation. The indicators in this study is able to analyze the intrinsic elements (plot, theme, characterization, point of view, background, figure of speech, and trustees) novel Indonesia / translation (focus of the discussion is the style language). KeyWords: Novel Dadaisme, figure of speech, meaning figure of speech, learning literature.
dengandiksi dan majas pada siswa
A. PENDAHULUAN
SMA, Karya seni sastra berupa novel menampilkan adanya pelajaran bagi pembaca
serta
dapat
dinikmati
sebagai bahan instrospeksi diri. Selain dinikmati pula, novel dapat dijadikan
sebagai
mempelajari manusia
bahan
realitia
untuk
kehidupan
yangsesungguhnya.
Berbagai
sifat
manusia
gambaran
hidup
tersirat
dan semua
dalam sebuah novel. Gambaran kehidupan yang tertuang dalam sebuah novel lazimnya digambarkan dalam bentuk konflik. Konflik yang dipaparkan penulis melalui gayanya sendiri yang dapat berupa konflik antartokoh. Penggambaran isi novel secara umum berupa problem yang diusung karena adanya konflik atau perbedaan
antara
keadaan
satu
dengan yang lain yang bermaksud mencapai suatu tujuan. Kemudian pesan atau hikmah dalam novel disajikan dengan gaya bahasa yang diambil dan dipilih dari realita kenyataan.
penelitian
dihubungkan
dengan minat belajar siswa akan novel, dan yang akan lebih baiknya lagi jika di tanamkan dari sejak dini, sehingga
pembelajaran
berjalan
dengan baik dan efektif. Sesuai dengan
hal
pembelajaran
yang
terkait
sastra
mengenai
novel, di dalam kurikulum KTSP pun terdapat aspek mengenai novel yang
di
dalamnya
terdapat
kompetensi dasar yang mengulas mengenai “menganalisisunsur-unsur intrinsik
danekstrinsik
Indonesia/terjemahan.”
novel Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa penelitian
ini
berlandaskan
kurikulum yang digunakan oleh sekolah KTSP
khususnya yang
kurikulum
terkait
dengan
pembelajaran sastra pada aspek novel
di
SMA.Maka
rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah jenis majas yang terdapat pada novel
Dadaisme
karya
Dewi
Sartika; (2) Bagaimanakah makna
Kaitannya dengan hal di atas pemilihan
sebaiknya
novel
sebagai
bermaksud
objek agar
pembelajaran sastra yang berkaitan
majas yang terdapat pada novel Dadaisme karya Dewi Sartika; (3) Bagaimana kaitan majas pada novel
Dadaisme
dengan
pembelajaran
sastra di SMA?
adalah pilihan kata tertentu sesuai dengan
maksud
pembicara
dalam
memperoleh
B. KAJIAN TEORI
penulis
aspek
atau rangka
keindahan.
Dilanjutkan juga oleh Ratna(2013: Gaya atau khususnya gaya bahasa
dikenal
dengan
istilah
dalam
retorika
style.Kata
style
berasal dari kata latin (Keraf, 2009: 112).
Gaya
bahasa
juga
dapat
mencerminkan kekhasan individual seseorang.
Juga
salah
satu
pembentukan karya
seni
adalah
pemakaian
yang
bahasa
khas
melalui gaya bahasa yang dimiliki seseorang
atau
pengarang.
Permasalahan gaya bahasa meliputi kebebasan
dalam
memilih
kata
secara personal. Menyebabkan gaya bahasa
tersebar
jangkuannya
luas
akan
luas
serta pula.
Berkenaan dengan hal ini (Keraf, 2009: 112) dari sudut pandang bahasa, gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa, gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang
yang
mempergunakan
bahasa itu. Sebagai
164) pada umunya majas dibedakan menjadi empat macam, yaitu: a) majas penegasan, b) perbandingan, c)
pertentangan,
d)
majas
sindiran.Lain halnya oleh Tarigan (1986: 179) Memaparkan bahwa majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara
dan
meyakinkan
atau
menullis
untuk
mempengaruhi
penyimak dan pembaca. Dalam hidup seseorang ujaran atau tuturan merupakan suatu hal yang sangat penting. Khususnya dalam hal bertutur atau berbicara. Begitu pula dengan tuturan, salah satu hal yang terdapat di dalamnya adalah makna. Makna yang kita pahami
bersama
adalah
suatu
bagian yang tidak terpisahkan dan selalu melekat dari apa saja yang kita tuturkan. Lyons (dalam Chaer, 2007: 116) memaparkan bahwa makna merupakan suatu konsep
pendukung
gaya
bahasa, dijabarkan Ratna (2013: 164) Majas (Figure of speech)
pengertian, ide, atau gagasan yang terdapat
dalam
sebuah
satuan
ujaran, baik berupa kata, gabungan
pembelajaran
kata, maupun satuan yang lebih
tentunya terlibat hal yang mengenai
besar lagi.
interaksi
Hidayani
(2009:
19)
yang
serta
dilaksanakan
proses
belajar
mengajar. Demikian halnya dengan
menyatakan bahwa novel adalah
pembelajaran
cerita yang melukiskan kehidupan
Tentunya akan hal itu keberhasilan
sehari-hari
dan
suatu pengajaran ditentukan oleh
yang
kebaikan serta proses kemantapan
sang
menimbulkan
tokoh, konflik
sastra
menjurus pada perubahan nasib
dari
sang tokoh. Dunia dalam sastra juga
(Tarigan,
2009:
menjadi bagian dari dunia yang
dengan
pembelajaran,
digambarkaan
aspek-aspek
mencapai hasil yang memuaskan
keindahamnya melalui dunia nyata.
tentunya dibutuhkan strategi yang
Pendapat lainnya oleh Husnul dan
lihai terutama dalam pemilihan
Nugraha (2011: 3) novel adalah
strategi tersebut. Namun sebelum
bentuk
yang
beranjak pada hal tersebut, yang
panjang
harus diperhatikan adalah metode
Menurut
atau cara yang kita akan gunakan
Kamus Besar Bahasa Iindonesia
nantinya dalam strategi tersebut.
(2014: 555) novel adalah karangan
Oleh Subyakto dan Nababan (1993)
prosa yang panjang mengandung
memaparkan hal serupa, bahwa
rangkaian
cerita
kehidupan
untuk
seseorang
dengan
orang-orang
memperhitungkan serta mengukur
sekelilingnya dengan menonjolkan
tingkat kemampuan siswa harus
watak dan sifat setiap pelaku.
diukur dimulai dari kemampuan
akan
karangan
pengungkapannya lebar
seperti
prosa tidak
roman.
Menjadi
seorang
tenaga
pengajar atau guru membutuhkan disipilin Sehingga
ilmu
yang
yang
proses
Indonesia.
belajar 1).
mengajar Berkaitan
menjadi
rendah,
sedang,
untuk
alasan
sampai
ketingkat kemampuan yang tinggi.
memadai.
pemebelajaran
dapat
C. METODE PENELITIAN
terealisasikan dengan efektif dan akurat.
Tentunya
setiap
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang bersifat
kualitatif. Sebagaimana pemaparan
dari penelitian ini. Data dalam
menurut Williams (dalam Moleong,
penelitian
2014: 5) penelitian kualitatif adalah
kalimat
pengumplan data pada suatu latar
dijadikan sebagai informasi dalam
alamiah, dengan metode alamiah,
penelitian ini. Lebih jelasnya lagi
dan dilakukan oleh orang atau
data
peneliti
secara
perilaku yang tergambar melalui
ilmiah.Memahami hal tersebut akan
dialog-dialog, sifat, sikap, serta
penelitian kualitatif yang berwujud
perbuatan dari tokoh-tokoh yang
pendeskripsian
ada dalam novel Dadaisme karya
yang
tertarik
hipotesis
ilmiah
yang selebihnya dapat berorientasi dalam
bidang
ilmiah.
penelitian
Karena
penelitian
berupa
dan
yang
kalimat-
kata-kata
digunakan
yang
berupa
Dewi Sartika.
karya
Sumberdata yang diperoleh
dasarnya
dalam novel Dadaisme karya Dewi
merincikan
Sartika menjadi sumber keperluan
pada
kualitatif
ini
suatu objek atau situasi tertentu.
dalam penelitiain ini. Sumber data
Data
tersebut
yang
penelitian
dideskripsikan ini
adalah
pada
dapat
menjadi
suatu
novel
pendukung serta pelengkap daripada
Dadaisme karya Dewi Sartika. Data
sebuah penelitian. Sumber data
yang terdapat dalam novel tersebut
tersebut sebagai berikut.
akan diolah sedemikian rupa dalam
- Judul
: Dadaisme
bentuk kalimat dan kata-kata untuk
- Pengarang
: Dewi Sartika
menemukan
- Penerbit
: Matahari
- Kota terbit
:
rincian dari bentuk
diksi, makna majas serta kaitannya dengan
pembelajaran
sastra
di
SMA. Data dalam penelitian ini diperoleh
berdasarkan
rincian
mengenai diksi, makna majas dan kaitannya
dengan
Depok,
Sleman, Yogyakarta - Tahun terbit
: 2004
- Cetakan
: Pertama
- Jenis buku
: Novel
- Tebal Halaman : 234 halaman
pemebelajaran
sastra di SMA yang merupakan suatu objek yang menjadi bahan
Jenis
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu studi pustaka, dengan demikian
metode
yang
dapat
diterapkan
dalam penelitian ini adalah metode
menjadi
data
yang
akan
dianalisis.
observasi dan metode catat.Berikut akan
dijabaran
pengumpulan data sebagai berikut. 1. Metode
observasi
diterapkan
dengan cermat dalam mengamati objek yang di teliti. Dalam proses
observasi
penelitiannya
ini
adalah
objek novel
Dadaisme karya Dewi Sartika. Selain menjadi sumber data yang tertulis, data yang telah diperoleh dalam bentuk tulisan seyogyanya dikumpulkan, dibaca, dipelajari serta
dipahami.
Kemudian
peneliti menentukan rincian yang akan diteliti berupa diksi dan makna majas serta kaitannya dengan pembelajaran sastra di
2. Metode catat diterapkan setelah menempuh
observasi
pengamatan.
Catatan
berupa
coretan
atau tersebut
seperlunya
sebagai tanda daripada kalimat dan kata-kata yang telah diamati
rupa
analisis
dalam
dilakukan
secara
peneletian
ini
deskriptif
dengan
menjelaskan
rincian data yang dianalisis yang berupakalimat dan kata-kata dari perilaku yang tergambar melalui dialog-dialog, monolog, sifat, sikap, serta perbuatan dari tokoh-tokoh yang ada dalam novel Dadaisme karya Dewi Sartika.
Data yang
diperoleh serta diklasifikasi bagian demi
bagian
dianalisis
guna
menjawab rumusan masalah pada BAB I. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan hasil analisis yang mendalam.Langkah-langkah
yang
akan ditempuh dalam penelitian ini, sebagai berikut.
SMA.
dan
Metode
metode
dikumpulkan
sedemikian
berdasarkan
instrumen
penelitian yang nantinya akan
1. Membaca novel Dadaisme karya Dewi Sartika, secara berulangulang
dan
cermat
untuk
memahami isinya. 2. Mengidentifikasi perilaku yang tergambar melalui dialog-dialog, monolog,
sifat,
sikap,
serta
perbuatan dari tokoh-tokoh yang berkaitan dengan pilihan kata dan majas yang ada dalam novel Dadaisme karya Dewi Sartika.
3. Mengklasifikasikan data sesuai
monolog,
sifat,
sikap,
serta
dengan konteks yang berkaitan
perbuatan dari tokoh-tokoh yang
dengan pilihan kata dan majas
berkaitan dengan pilihan kata
yang ada dalam novel Dadaisme
dan majas yang ada dalam novel
karya Dewi Sartikamenggunakan
Dadaisme karya Dewi Sartika.
instrumen
penelitian
yang
5. Memamparkan
digunakan. 4. Menganalisis
dan
menyimpulkan hasil data yang perilaku
yang
dianalisis secara keseluruhan.
tergambar melalui dialog-dialog, Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang tertuang dalam bentuk table sebagai berikut. Tabel 3.1 Instrumen MaknaMajas Perbandingan Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika No Jenis Gaya Bahasa Klasifikasi Majas Kutipan Novel (hlm) 1.
Majas Perbandingan
a. Perumpamaan (simile) b. Kiasan (metafora) c. Penginsanan (personifikasi) d. Sindiran (alegori) e. Antitesis
Tabel 3.2 Instrumen MaknaMajas Pertentangan Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika No Jenis Gaya Bahasa Klasifikasi Majas Kutipan Novel (hlm) 1.
Majas Pertentangan
a. Hiperbola b. Litotes c. Ironi d. Oksimoron e. Paronomasia
f. Paralipsis g. Zeugma
Tabel 3.3 Instrumen MaknaMajas Pertautan Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika No Jenis Gaya Bahasa Klasifikasi Majas Kutipan Novel (hlm) 1.
Majas Pertautan
a. Metonomia b. Sinekdoke c. Kilatan (alusi) d. Eufemisme e. Ellipsis f. Inversi g. Gradasi
Tabel 3.4 Instrumen MaknaMajas Perulangan Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika No Jenis Gaya Bahasa Klasifikasi Majas Kutipan Novel (hlm) 1.
Majas Perulangan
a. Alitrasi b. Antana Klasis c. Kiasmus d. Repitisi
Penyajian data dalam analisis
Dadaisme
dengan
pembelajaran
ini adalah menggunakan metode
sastra di SMA. Selain itu juga
informal
2012:123).
dengan menggunakan metode di
Metode informal sendiri merupakan
atas, peneliti berupaya menentukan
suatu
dengan
aspek yang meliputi, diksi dan
biasa,
majas yang terdapat dalam novel
termasuk penggunaan terminilogi
Dadaisme karya Dewi Sartika, serta
yang bersifat teknis.
kaitannya
(Mahsun,
perumusan
menggunakan
Penelitian menentukan
kata-kata
ini keterkaitan
dengan
pembelajaran
bertujuan
sastra yang merupakan bagian dari
novel
tujuan penelitian. Dengan demikian
penelitian ini akan mendeskripsikan
b. Majas Kiasan (Metafora),adapun
hasil analisis diksi dan majas dan
data tersebut antara lain sebagai
kaitannya
berikut.
dengan
pembelajaran
sastra di SMA. “saya menerima telepon dari madu saya” (Sartika, 2004: 22).
D. PEMBAHASAN 1. Majas Perbandingan a. Majas (Simile),adapun
Perumpamaan data
tersebut
antara lain sebagai berikut.
pembanding.
madu. Madu yang dibicrakan dalam hal
kata seperti untuk mengumpamakan dua hal, yakni wajah dan lukisan dalam mimpi. Wajah dan lukisan dalam mimpi merupakan dua hal yang berbeda namun disamakan. yang
terdapat pada tubuh manusia dan umumnya dapat dilihat. Sedangkan lukisan dalam mimpi merupakan hal sifatnya
khayalan
atau
imajinasi. Namun disamakan karena wajah tersebut terlihat sama dengan apa yang ada dalam imajisanya.
Pengarang
membandingkan tokoh saya dengan
Data tersebut menggunakan
yang
dua hal secara langsung tanpa kata penghubung atau menggunakan kata
“matanya yang bulat dan wajahnya yang polos seperti lukisan dalam mimpi” (Sartika, 2004: 11).
Wajah merupakan sesuatu
Data di atas membandingkan
ini
madu
bukanlah
yang
berwujud benda cair yang rasanya manis yang disukai orang. Namun kata madu dalam hal ini adalah sebutan bagi istri kedua suami oleh istri pertamanya. Banyak menduga bahwa kata madu berasal dari kata padu. Kata padu sendiri memiliki arti
padat,
bersatu,
gabungan,
kesatuan dan lain-lain. Jadi, “madu saya” dapat berarti perpaduan atau kesatuannya (istri pertama) dengan istri kedua. c. Majas
Penginsanan
(Personifikasi),adapun tersebut berikut.
antara
lain
data sebagai
“tentu sangat cantik bila rerumputan berwarna biru” (Sartika, 2004: 2).
malaikat dilambangkan sebagai hal yang baik dan bagus. Sehingga dapat
Data tersebut terlihat kata cantik berarti indah. Katacantik biasa ditujukan kepada manusia yaitu kaum perempuan atau wanita. Namun, kata cantik pada kutipan di atas dimiliki oleh sebuah rumput yang merupakan benda mati. Hal ini mengisyaratkan
rumput
tersebut
diartikan
keburukannya
bahwa
niat
ditutupi
dengan
kebaikan yang dilakukannya agar orang lain tidak mengetahui niat buruknya yang sebenarnya oleh orang lain. e. Majas tersebut
Antitesis,adapun antara
lain
data
sebagai
berikut.
seolah-olah mahluk yang hidup yang dapat terlihat indah bila berwarnakan biru.
d. Majas Sindiran (Alegori),adapun data tersebut antara lain sebagai
“malaikat-malaikat bersayap dua dan berwarna putih berseri, sedang sayapku hitam” (Sartika, 2004: 5). Data tersebut ditandai oleh kata putih dan kata hitam. Dua kata
berikut.
tersebut “dia bagaikan iblis yang mengenakan mantel malaikat” (Sartika, 2004: 92).
menjadi
hal
yang
dikomparasikan atau dibandingkan karena memiliki makna antonim. Warna putih memiliki makna warna
Data tersebut terdapat adanya
yang cerah. Sedangkan warna hitam
majas sindiran atau alegori yang
memiliki makna warna yang gelap.
ditandai
oleh
malaikat. kalimat
Hal
kata ini
sindiran
iblis
dan
Dengan adanya kata putih dan kata
merupakan
hitam pada petikan kalimat di atas,
yang
sifatnya
maka
dapat
dikatakan
bahwa
lambang. Seperti yang diketahui
kalimat tersebut memiliki makna
iblis selalu dilambangkan dengan
yang bertentangan.
suatu hal yang jelek, jahat, kejam dan
sebagainya.
Sedangkan
2. Majas Pertentangan
Penunjuknya adalah kalimat dia
a. Majas Hiperbola, adapun data
tidak bisu. Kalimat dia tidak bisu
tersebut
antara
lain
sebagai
berikut.
dapat menjadi sebuah penunjuk untuk
menyatakan
serta
menekankan bahwa dia bukan orang “jalan-jalan yang membelah langit” (Sartika, 2004: 1).
yang bisu. c. Majas Ironi, adapun data tersebut
Data di atas menunjukkan majas
hiperbola
pernyataannya
antara lain sebagai berikut.
karena
yang
“sungguh, Asril, kalau saja api pensucian bisa membakarku pada dosaku terhadapmu dan padanya., maka aku rela untuk dibakar, tapi aku masih ingin hidup, Asril” (Sartika, 2004: 71).
melebih-
lebihkan. Terdapat frasa membelah langit. Pada kenyataannya tidak mungkin jalanan dapat membelah langit.
Membelah
biasanya
dilakukan oleh benda-benda yang tergolong tajam. Penggunaan majas
Data tersebut adanya kalimat
ini dimaksudkan untuk memberikan kesan
berlebihan
kepada
para
pembaca. Sehingga seolah jalanan
aku rela untuk dibakardan kalimat aku masih ingin hidup. Kalimat tersebut dikatakan tergolong ke
mampu memebelah langit.
dalam b. Majas tersebut
Litotes,
adapun
antara
lain
data
sebagai
berikut.
majas
ironi
karna
mengandung sindiran. Kalimat aku rela
untuk
dibakarmengandung
sindiran kepada kehidupannya yang penuh dengan dosa. Seandainya hal
“tentu saja tidak! Dia tidak bisu, dia hanya mulai berhenti bicara sejak empat tahun yang lalu” (Sartika, 2004: 16).
tersebut dapat terjadi namun dalam keinginannya ia ingin hidup setelah kerelaannya untuk dibakar. d. Majas Oksimoron, adapun data
Kutipan
data
di
atas
menunjukkan adanya majas litotes.
tersebut berikut.
antara
lain
sebagai
Data di atas menerangkan ”bukan bersinarseperti bintang, tapi bintanglah yang bersinar karena sayap para malaikat” (Sartika, 2004: 120).
adanya
ke
dalam
yang
majas
bersinarseperti bintang dan kalimat bintanglah yang bersinar. Dengan memperhatikan data tersebut dapat kita melihat suatu pertentangan. Bintang yang disebutkan dalam data di atas menunjukkan bahwa bintang yang tidak memiliki daya untuk mengeluarkan cahaya, seolah-olah cahaya
dan
mengeluarkannya
yang
mengandung
kesenangan
oksimoron. Terdapat kalimat bukan
mempunyai
paralipsis
terdapat di dalamnya. Kata becanda
Pada petikan data di atas tergolong
majas
dapat sendiri.
dengan
unsur
tersebut
kata
becanda
dikaitkan
menangis.
tersebut
ketidaksengajaan
Kata
merupakan
yang
sengaja
dikeluarkan. Artinya bahwa jika bercanda saja dapat membuatnya menagis,
apalagi
dengan
tidak
bercanda sudah pasti dia merasakan kesedihan juga. Kata becanda juga sebagai
usaha
untuk
menutupi
kesedihannya agar tidak terlalu terlihat. f. Majas Zeugma, adapun kutipan data tersebut sebagai berikut.
Sedangkan seperti yang kita ketahui bersama
bahwa
bintang
dapat
bersinar akibat dari pantulan sinar
”kamu tertawa dan menangis bersamaan” (Sartika, 2004: 147).
matahari yang menjadi orbit dari tata surya.
Kutipan
data
di
atas
menunjukkan bahwa di dalamnya e. Majas Paralipsis, adapun data tersebut sebagai berikut.
terdapat
majas zeugma.Terdapat
ciri yang bertentangan antara kata tertawayang
”saya kan hanya becanda saat itu, tapi...tapi saya pasti menangis kalau kehilangan dia” (Sartika, 2004: 113).
terdapat
unsur
kesenangan atau kebahagiaan, dan kata menangis memiliki makna kesedihan.
3. Majas Pertautan
mengajak pembaca atau pendengar
a. Majas Metonomia, adapun data-
mereka-reka apa yang dimaksud
data tersebut sebagai berikut.
dari kalimat tersebut. Akan mudah
“seakan menutupi pandangannya dari sorot mata tajam sang cermin, dan sekali lagi sosok meniru gerakannya” (Sartika, 2004: 175).
cermin
pendengar
lebih
tersebut
ditautkan kepada sebuah sosok yang dalam
pembaca
atau
memahami
isi
c. Majas Eufemisme, adapun data
sorot mata tajam. Sorot mata tajam
di
jika
cerita dari pada isi novel Dadaisme.
Data tersebut terdapat kalimat
berada
dimengerti
yang
seakan-akan memiliki tatapan yang detail.
antara
sebagai
berikut. ”para bujang berkumpul, lalu beramai-ramai mereka mendobrak pintu kamar Yusna” (Sartika, 2004: 44). Kutipan
b. Majas Kilatan (Alusi), adapun
lain
data-data
diatas
termasuk ke dalam golongan majas
data tersebut antara lain sebagai
eufemisme.
berikut.
bujangyang
sengaja
digunakan
pengarang
karena
memiliki
”kau ingat, malam tanggal 31 Desember?” (Sartika, 2004: 102).
malam
tanggal
bujang memiliki makna bahwa
31
Desember. Kalimat ini berperan sebagai malam
pengacu,
karena
tanggal
kata
ungkapan yang halus. Karena kata
Pada data tersebut terdapat kalimat
Terdapat
pada 31
seseorang yang belum menikah yang ungkapannya dirasakan kasar. d. Majas tersebut
Elipsis, antara
adapun lain
data
sebagai
berikut.
Desembertersebut terdapat peristiwa yang sengaja
mengerikan. menggunakan
Pengarang kalimat
tersebut, karena pengarang ingin
“aku akan pergi” (Sartika, 2004: 5).
mamanya yang satu lagi” (Sartika, 2004: 8).
Data di atas termasuk ke dalam majas elipsis,karenaterdapat penghilangan keterangan waktu dan tempat.
Data di atas tergolong ke dalam majas gradasi. Hal tersebut dikarenakan pada kalimat tersebut
e. Majas
Inversi,
tersebut
antara
adapun lain
data
sebagai
berikut.
mengandung rangkain kata yang berurutan dalam satu ciri. Satu ciri yang dimaksud pada kalimat di atas adalah kata orang tua. Dimana pada
”lalu dia melihat gambar milik Yossy” (Sartika, 2004: 9).
kalimat tersebut menyebutkan kata papa, mama, dan mama yang
Kutipan data di atas terdapat penggunaan Ditunjukkan
majas oleh
Yossy.Majas
inversi. milik
frase inversi
di
satunya
lagi
sebagai
bentuk
rangkaian kata yang berurutan yang memiliki
kesatuan
ciri
yakni
adapun
data
sebagai orang tua.
atasdigunakan pengarang dengan tujuan
menyeseuaikan
kondisi
kalimat yang dituturkan oleh para tokoh yang ada di dalam novel. Tujuan lainnya agar pembaca atau
4. Majas Perulangan a. Majas tersebut
tidak pula memberikan kesan dan efek yang kaku atau monoton dalam majas
tersebut
antara
adapun lain
data
sebagai
berikut. “Yossy sayang pada papanya, pada mamanya, pada
sebagai
Pada data di atas terlihat alitrasi. Ditandai
kombinasi Gradasi,
lain
“wajahnya seperti hendak tersenyum” (Sartika, 2004: 5).
membaca atau mendengar. Agar
f. Majas
antara
berikut.
pendengar dengan rileks dan santai
segi penggunaan bahasa.
Alitrasi,
bunyi
vokal
dengan yang
terdapat dalam tiap-tiap kata pada kalimat di atas. Bunyi vokal yang digunakan adalah vokal eyang dapat menyebabkan unsur estetis atau nilai keindahan di dalamnya.
ini dapat diperoleh siswa melalui b. Majas
Repitisi,
tersebut
antara
adapun lain
data
sebagai
berikut.
membaca,
mengapresiasi,
serta
meulis suatu karya sastra, baik melalui
novel,
cerpen,
puisi,
danlain-lain.
“dia dianggap ganjil, dia dianggap tidak biasa, bahkan yang lebih tragis , dia disebut gila” (Sartika, 2004: 3).
Hasil
analisis
majas
pada
novel Dadaisme karya Dewi Sartika yang berkaitan dengan pembelajaran sastra di SMA tertuang dalam
Pada kutipan kalimat di atas
silabus dengan SK: 7. Membaca:
tergolong ke dalam majas repitisi.
memahami berbagai hikayat, novel
kata dia yang diulang
Indonesia/novel terjemahan, dan KD
Terdapat
sebanyak tiga kali dalam kalimat di
7.2
atas.
intrinsik
Tujuannya
adalah
menganalisisunsur-unsur danekstrinsik
novel
mendeskripsikan seseorang secara
Indonesia/terjemahan.
lebih rinci tentang kondisi batin atau
dalam
kejiwaannya.
mampu menganalisis unsur-unsur
pembelajaran
Indikator ini
adalah
ekstrinsik dan intrinsik (alur, tema, 5. Kaitannya dengan
penokohan, sudut pandang, latar,
Pembelajaran Sastra di SMA Pembelajaran sastra di SMA merupakan suatu hal yang penting untuk
dilaksanakan.
pembelajaran berperan
sastra aktif
Karena turut
serta
dalam
hal
keberhasilanpengembangan
siswa
dalam taraf manusia seutuhnya.
menyiratkan
dan
amanat)
Indonesia/terjemahan pembahasannya
novel (fokus
adalah
majas).
Sehingga dalam penelitian ini hanya menghubungan majas yang dibahas dengan unsur intrinsik yang ada di dalam novel Dadaisme karya Dewi
menentukan
Pengajaran
majas
sastraseyogyanya apresiasi
Sartika dan bertujuan agar siswa mampu menganalisis unusur-unsur intrinsik yang ada di dalamnya. Terdapat media pembelajaran
sastra.
Dimana pengetahuan dalam bentuk
di
dalam
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran komponen
yang
sumber
merupakan meliputi belajar
perumpamaan,
kiasan,
atau penginsanan, sindiran, antitesis; (b)
peralatan fisik yang mengandung majas pertentangan meliputi hiperbola, materi pembelajaran yang dapat litotes, ironi, oksimoron, paralipsis, merangsang siswa untuk belajar, zeugma;
(c)
sedangkan sumber belajar adalah meliputi rujukan objek atau digunakan
majas
perbandingan
metonomia,
eufemisme,
bahan yang elipsis, inversi, gradasi; (d) majas
untuk
kegiatan perulangan
meliputi
alitrasi
dan
pembelajaran,
Musaddat
(Nurhikmatullah
dalam
Hidayah, yang dominan dipakai oleh pengarang
Dalam
Rencana yaitu makna dari majas hiperbola dan
2013:
139).
Pelaksanaan
dkk repitisi. (2) Terdapat makna dari majas
Pembelajaran media makna dari majas eufemisme yang
yang digunakan adalah LCD dan hampir papan
tulis.
Sedangkan
pada
setiap
bagian
alur
sumber ceritanya menggunakan majas tersebut
belajar yang digunakan adalah buku untuk mendorong alur cerita agar lebih bahasa dan sastra Indonesia XI SMA hidup, menarik dan memberikan kesan dan novel Dadaisme karya Dewi estetis. (3) Kaitan majas yang terdapat dalam novel Dadaismekarya Dewi
Sartika.
Sartika dengan materi pembelajaran E. SIMPULAN DAN SARAN
sastra di SMA yang tercantum dalam sialabus dengan SK/KD mata pelajaran
Berdasarkan penelitian yang
Bahasa Indonesia kelas XI semester 1
telah dilakukan, melalui kajian teori,
SK: 7. Membaca: memahami berbagai
hasil analisis dan pembahasan tentang
hikayat,
analisis gaya bahasa novel Dadaisme
terjemahan,
karya Dewi Sartika dan kaitannya
menganalisisunsur-unsur
dengan pembelajaran sastra di SMA,
ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan.
dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
Indikator
(1) Pada novelDadaisme karya Dewi
adalah mampu menganalisis unsur-
Sartikaterdapat beberapa majas yang di
unsur ekstrinsik dan intrinsik
gunakan
tema,
oleh
pengarangnya.Majas
tersebutyaitu: (a) majas perbandingan
novel
Indonesia/novel
dan
dalam
KD
7.2
intrinsikdan
pembelajaran
ini
(alur,
penokohan, sudut pandang,
latar, gaya bahasa, dan amanat) novel Indonesia/terjemahan
(fokus
pembahasannya adalah gaya bahasa). Membaca
novel
hendaknya
harus memperhatikan nilai-nilai positif yang
terkandung
di
dalamnya.
Hendaknya pula dapat memaksimalkan penggunaan bahan pembelajaran pada bidang
sastra,
khususnya
dalam
lingkup novel yang sekiranya terdapat beberapa
cakupan
yang
dapat
memberikan manfaat positif bagi para pembaca. Hasil penelitian ini pula diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi
yang
berguna
dalam
penelitian selanjutnya, guna untuk terus meningkatkan penelitian dalam bidang
sastra
khususnya
novel
Dadaisme karya Dewi Sartika secara lebih mendalam dengan bentuk analisis yang berbeda karena novel tersebut termasuk novel yang unik dan bagus.
DAFTAR PUSTAKA Aminudin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Bayu, Rahmat. 2014. “Gaya Bahasa Erotis dalam Novel ”Dangerous Temptation” Karya Kathleen Korbeel dan Dampaknya terhadap Pembaca Remaja”. Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram. Chaer, Abdul. 2007. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Rineka Cipta:Jakarta. Hermawan, MH. 2014 “Makna dan Gaya Bahasa Pinje-Panje Desa Mekar Sari Kecamatan Narmada dan Kaitannya dengan Apresiasi Sastra Anak”. Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram. Hidayah, Nurul. 2013. “Gaya Bahasa dan Aspek Pendidikan Novel Kitab Cinta Yusuf Zulaikha Karya Taufiqurrahman Al Azizy dan Kaitannya Terhadap Pembelajaran Sastra SMA”. Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram. Hidayani, Fika. 2009. Mengenal Sastra Indonesia. Banten: Telenta Pustaka Indonesia. Husnul, Ade dan Nugraha, Muhammad Ihsan. 2011. Mengenal Novel. Jakarta Timur: Wadah Ilmu. http://journal.unnes.ac.id diakses pada tanggal 1 Januari 2016 pukul 14:45 WITA. http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/Said-Marwandi080320717186.pdf diakses pada tanggal 1 Januari 2016 pukul 14:44 WITA. https://muntijo.wordpress.com/2011/07/21/sinopsis-nove-dadaisme-karya-dewisartika/ diakses pada tanggal 19 April 2016 pukul 20:07 WITA. http://nenggelisfransori.wordpress.com/2012/01/25/analisis-stilistika-pada-puisikepada-peminta-minta-karya-chairil-anwar/ diakses pada tanggal 1 Maret 2015 pukul 16:45 WITA. http://sastra33.blogspot.com/2011/06/stilistika-teori-metode-danaplikasi_2609.html diakses pada tanggal 1 Maret 2015 pukul 16:45 WITA. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2014. Gita Media Press Keraf, Gorys. 2006. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.
Moleong, Lexy J. 2014. “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung: Remaja Posdakarya Offset. Murti, Satya. 2013.“Kajian Stilistika Cerpen Rumah Bambu Karya Y.B. Mangun Wijaya dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA”.Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram. Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Stilistika Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sam’un, Ahmad. 2015. “Gaya Bahasa dalam Novel Maryamah Karpov Karya Andrea Hirata: Kajian Stilistika”. Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram. Sartika, Dewi. 2004 Dadaisme. Yogyakarta: Matahari. Subyakto, Sri uteri dan Nababan. 1993. “Metodologi Pengajaran Bahasa”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suharsaputra, Uhar. 2012. “Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan”. Bandung: Refika Adtama. Tarigan. Henry Guntur. 1986. Pengajaran Kosa Kata. Bandung: Angkasa. ----------2009. Pengajaran bahasa 1. Bandung: Angkasa. Zainuddin, 1992. Materi Pokok Bahasa Dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Zahrah, Siti. 2015. “Stilistik dan Paradigma Pendidikan dalam Novel Matahari di Atas Gilli Karya Lintang Sugianto dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA”. Skripsi. Mataram: FKIP Universitas Mataram.