Penyimpangan Kejiawaan Tokoh Nedena
PENYIMPANGAN KEJIWAAN TOKOH NEDENA DALAM NOVEL DADAISME KARYA DEWI SARTIKA Jesicha Laura Tampang This papaer is intended to describe the structure of a story that includes the plots, characters and characterizations, and background, as well as describe and interpret psychological aberrations Nedena character in the novel Dadaisme. The method used in this research is descriptive qualitative method. Object of research is psychiatric aberration Nedena character in the novel Dadaisme. The theory used in this study is novel structural theory and psychology literature. The results of the structural analysis of novel Dadaisme character / characterization, plot, and background can be found that the strong aspects of the characterizations in figure Nedena experienced mental lapses Nedena figures. The existence of these mental lapses that required psychological theories of personality, Freud's personality structure which divides into three elements, namely the id, ego, and superego. The results showed an imbalance in the structure of personality (Id, Ego, and Superego) in figure Nedena causing abnormalities in kehidupannnya. Abnormalities in figure Nedena: depression, trauma, neorosis, schizophrenia and hallucinations. Nedena experienced abnormal behavior results in hallucinations friend who thinks there is an imaginary angel winged black one named Michail. Keywords: structure, mental aberrations, abnormalities Pendahuluan Karya sastra yang berjenis novel senantiasa dibentuk sebagai sebuah unsur. Semua unsur yang terdapat pada novel tentunya membentuk kebulatan cerita. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra yang dihasilkan sastrawan selalu menampilkan tokoh yang memiliki karakter sehingga karya sastra juga menggambarkan kejiwaan manusia, walaupun pengarang hanya menampilkan tokoh itu secara fiksi. Kejadian yang terdapat dalam karya sastra akan lebih hidup dengan adanya tokoh-tokoh sebagai peran watak. Melalui tingkah laku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah, seorang pengarang dapat menggambarkan kehidupan manusia mengenai persoalan-persoalan yang terjadi dalam diri sendiri ataupun orang lain. Seorang pengarang memegang peranan penting dalam penciptaan tingkah laku tokoh yang digambarkan dalam karya sastra. Dengan kenyataan tersebut, karya sastra selalu terlibat dalam segala aspek hidup dan kehidupan, tidak terkecuali ilmu jiwa atau psikologi. Maka penelitian yang meggunakan pendekatan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya sastra dari sisi psikologi. Analisis struktur pembangun digunakan untuk memaparkan keterjalinan berbagai unsur yang membentuk makna dalam sebuah karya sastra seperti novel. Analisis struktural sangat penting dilakukan dalam sebuah karya sastra untuk mengetahui unsur-unsur yang membentuknya. Unsur-unsur itu saling membangun dan membentuk kesatuan yang indah sehingga dapat menyampaikan makna terhadap pembaca. Analisis struktural sastra merupakan analisis yang digunakan pada unsur pembangun karya sastra itu sendiri. Aspek pembangun sastra itu meliputi alur, tokoh/penokohan, dan latar. Kesemua unsur tadi memiliki keterkaitan yang saling membangun dalam sebuah
Skriptorium, Vol. 1, No. 3
67
Penyimpangan Kejiawaan Tokoh Nedena
karya sastra sehingga perlu dianalisis. Selain analisis struktur pembangun, dalam penelitian ini juga dilakukan analisis penyimpangan kejiwaan tokoh Nedena dalam novel Dadaisme karya Dewi Sartika yang diterbitkan di Indonesia pada tahun 2004. Novel ini berisi dua puluh satu judul cerita, ada beberapa judul cerita yang yang sangat menarik perhatian pembaca. Ceritanya hidup dan tidak membosankan karena tokoh yang terdapat dalam novel ini mengalami perilaku yang menyimpang atau tidak normal layaknya manusia pada umumnya. Alur ditampilkan dengan terpatah-patah, setiap bagian cenderung mirip dengan fragmen. Seakan-akan setiap bagian memiliki cerita tersendiri. Meskipun mempunyai cerita sendiri-sendiri, namun novel ini dapat menciptakan kekuatan aspek penokohannya. Diceritakan dalam novel Dadaisme, Nedena adalah seorang anak berusia sepuluh tahun yang mengalami penyimpangan kejiwaan sejak mamanya meninggal. Mama Nedena meninggal karena musibah kebakaran di rumahnya. Pada saat itu usia Nedena baru menginjak enam tahun. Kebakaran tersebut bersumber dari api yang disulut Nedena. Peristiwa kebakaran itu menyebabkan perkembangan kejiwaan Nedena tidak normal atau abnormal. Prilaku abnormal yang dialami Nedena ialah saat pascaperistiwa kebakaran tersebut misalnya, Nedena membenci warna biru, dia tidak pernah menggambar langit dengan warna biru, karena trauma dengan warna api yang terkadang berwarna biru. Nedena yang sudah tidak mempunyai orangtua akhirnya menutup diri dari lingkungan sekitarnya. Nedena juga mengalami halusinasi yang berupa kontak batin dengan Michail, malaikat imajinernya. Nedena hanya bisa bergaul akrab dengan Michail, karena menurutnya Michail adalah sahabatnya yang paling setia dan selalu mengerti perasaannya Pada akhirnya Nedena nekat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di usianya yang masih sepuluh tahun, hanya karena takut bertemu dengan mamanya yang diyakininya telah berada di surga. Nedena takut jika mamanya yang bernama Yusna itu memarahinya karena telah bermain korek api hingga membuat mamanya terbakar. Dengan bunuh diri, Nedena yakin akan masuk ke neraka dan dapat bertemu kembali dengan sahabatnya, Michail. Karena Michail, sosok malaikat imajinernya itu, diyakininya berada di neraka. Beberapa tokoh dalam novel ini mengalami penyimpangan kejiwaan dalam kepribadian dan kehidupan mereka. Seperti kehidupan seorang homoseksual yang putus asa dalam menjalani hidupnya, hubungan percintaan dengan saudara kandung, anak-anak yang mengalami depresi dan cacat mental lalu bunuh diri atau membantai keluarganya, serta kehidupan orang-orang yang mencintai kematian. Pada dasarnya Dadaisme menggambarkan orang-orang yang kelas ekonominya menengah ke atas. Tokoh-tokohnya adalah mereka yang telah “melek” teknologi dan menggunakan kamar hotel sebagai tempat selingkuh. Aleda mengobati Nedena dan kemudian mau mengangkatnya menjadi anak. Aleda sendiri adalah istri Asril, mantan pacar Isabela yang kemudian berhubungan lagi setelah keduanya berkeluarga. Nedena adalah anak Yusna yang berarti keponakan Isabela sebab Yusna kakak Isabela. Mereka tidak pernah mengetahui hubungan semacam itu sebab mereka memang ada dalam “ruang gelap perselingkuhan”. Psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh yang fiksional yang terkandung dalam sastra. Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra sebab semata-mata dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan. Hal ini tidak terlepas dari pandangan dualisme yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri atas jiwa dan raga. Maka dari itu teori psikologi sastra merupakan pendekatan yang tepat untuk mengungkap kepribadian tokoh-tokoh dalam novel Dadaisme, khususnya penyimpangan kejiwaan yang dialami oleh tokoh Nedena.
Skriptorium, Vol. 1, No. 3
68
Penyimpangan Kejiawaan Tokoh Nedena
Beberapa permasalahan kejiwaan yang dialami Nedena sangat menarik jika dikaji dengan menggunakan teori tersebut. Mulai dari perubahan Nedena sebagai seorang anak yang normal, kemudian menutup diri dari orang-orang di sekitarnya, lalu menghilangkan kecemasannya dengan melakukan hal-hal yang tidak wajar, mengalami halusinasi hingga melakukan bunuh diri di usianya yang masih sepuluh tahun. Dalam penelitian ini diharapkan aspek kepribadian dan penyimpangan kejiwaan yang dialami tokoh Nedena dalam novel Dadaisme dapat diungkapkan melalui psikologi sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur novel Dadaisme dan mengungkap penyimpangan kejiwaan dalam kepribadian tokoh Nedena dalam novel Dadaisme karya Dewi Sartika ditinjau dari segi psikologi sastra. Adapun manfaat dari penelitian ini ialah memperkaya khasanah penerapan teori psikologi dalam kajian sastra. Penyimpangan Kejiawaan Tokoh Nedena Pada penelitian ini telah diungkapkan bahwa dari segi tokoh/penokohan, alur dan latar bahwa dari segi alurnya novel Dadaisme mempunyai alur acak yang mempunyai lebih dari satu rangkaian peristiwa, tetapi alurnya tetap berjalan pada proses kehidupan Nedena. Alur yang maju mundur justru dapat membantu membangun karakter satu per satu penokohan yang ada dalam novel Dadaisme. Meskipun telihat ceritanya secara acak dapat dilihat peristiwa-peristiwa yang dialami para tokoh secara jelas. Dari alur dapat dilihat cerita para tokoh yang mengalami penyimpangan kejiwaan. Alur pada tokoh Nedena dibuat terpatah-patah, bisa dibilang terdapat jeda yang kemudian jeda itu dipergunakan untuk mengetahui cerita dari tokoh lain yang sebenarnya mempunyai hubungan darah dengan Nedena dan juga terdapat cerita yaitu dimana tokoh lain juga mengalami peristiwa yang sama dengan Nedena yaitu bertemu dengan Michail. Setelah mengetahui alurnya kemudian untuk memperjelas pelakunya akhirnya dipaparkan tokoh/penokohannya. Adanya 19 tokoh yang dipaparkan tetapi selalu ada keterkaitan antar tokoh tersebut dengan tokoh Nedena dan Michail. Dari tokoh/penokohan dapat diketahui juga bahwa tokoh-tokoh dalam novel Dadaisme bermuatan psikologis, seperti Nedena yang mempunyai sifat yang kontradiktif (yang awalnya periang menjadi pendiam dan kemudian kembali berbicara kembali). Alur dan tokoh/penokohan sudah jelas kemudian dipaparkan latar untuk memperjelas tempat, waktu dan aspek sosial yang terkandung dalam novel dadaisme. Adanya latar dapat memperlengkap jalannya peristiwa itu terjadi, dari latar juga dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan yang berkaitan dengan Nedena dan latar belakang dari tokoh Nedena. Dari ketiga unsur pembangun tersebut dapat disimpulkan Tokoh utama dari novel Dadaisme itu adalah Michail karena Michail mempunyai peran, dimana para tokoh akan mengalami kematian setelah bertemu dengannya. Michail ialah sosok imajiner yang tidak nyata tetapi ia mempunyai peran penting dalam segi penceritaan. Michail mempunyai peran disetiap penceritaan, terutama pada tokoh-tokoh yang akan meninggal. Tokoh yang berperan langsung pada Michail dan benar-benar menganggap keberadaannya ada ialah Nedena. Tokoh Nedena diceritakan telah mengalami penyimpangan kejiwaan selama empat tahun. Tokoh Nedena juga mempunyai peran khusus dalam novel Dadaisme karena diceritakan dari keluarganya, asal-usulnya, kejadian yang membuat dia trauma dan akhirnya mengalami penyimpangan kejiwaan. Selain itu juga dipaparkan proses penyembuhannya, yaitu pada seorang psikiater yang bernama Dokter Aleda. Dari tempat praktik Dokter Aleda tokoh Nedena berangsurangsur mengalami penyembuhan, Nedena sudah mulai mau bicara lagi setelah empat tahun lamanya dia lupa cara mengeluarkan suaranya lagi karena kejadian trauma
Skriptorium, Vol. 1, No. 3
69
Penyimpangan Kejiawaan Tokoh Nedena
tersebut. Tetapi akhirnya Nedena memilih untuk bunuh diri dengan cara menggantungkan dirinya di ruang praktik dr. Aleda. Dari pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa Tokoh Nedena lebih menarik untuk diteliti karena dari hasil ketiga unsur tersebut itulah juga dapat diketahui bahwa novel Dadaisme mempunyai tokoh yang mengalami penyimpangan kejiwaan sehingga diperlukan teori psikologi sastra untuk membantu penelitian ini. Jadi pemakanaan dari novel Dadaisme, dimana adanya latar perpindahan dari desa ke kota telah diketahui di kota para tokoh mengalami keadaan yang kacau karena mengalami persoalan kehidupan yang mengakibatkan timbulnya penyimpangan kejiwaan. Persoalan yang dialami para tokoh seperti perselingkuhan, depresi, pembunuhan hingga adanya anak dibawah umur melakukan bunuh diri. Tokoh-tokoh tersebut ditampilkan satu per satu dengan segi penceritaannya masing-masing. Oleh karena itu pada novel Dadaisme diperlukan alur yang acak untuk memperkuat penokohan yang ada pada tokoh-tokoh tersebut. Karena adanya segi penokohan yang diceritakan dengan alur yang acak maka dapat diketahui bahwa ada satu tokoh yang memiliki bagian yang penting dan menarik yaitu Nedena. Dimana diawal cerita diketahui bahwa Nedena telah dibawah bibinya ke kota untuk melakukan terapi karena Nedena mengalami penyimpangan kejiwaan. Dari kota tersebutlah kemudian ditemui para tokoh-tokoh pendukung lain yang mengalami penyimpangan kejiwaan dengan persoalan-persoalan yang ada. Jadi, pada struktur novel Dadaisme ini ialah alur yang acak justru membangun karekteristik pada tokoh-tokoh dalam novel Dadaisme. Adanya 19 tokoh yang mempunyai hubungan antartokoh yang saling mendukung. Latar yang digunakan merupakan adanya seperti kehidupan nyata dalam masyarakat kota. Dari hal tersebut maka dapat ditemukan adanya penyimpangan kejiwaan, perselingkuhan, dan perilaku abnormal yang dialami oleh para tokoh novel Dadaisme. Adanya perselingkuhan oleh orang-orang sudah menikah yaitu dikamar hotel. Selain itu terdapat kematian yang terjadi dalam novel Dadaisme yaitu pembunuhan, kecelakaan, kebakaran rumah dan bunuh diri. Terdapat perjodohan dan bahasa Minang. Dalam alur, tokoh/penokohan, dan latar dalam novel Dadaisme seperti halnya yang terjadi pada kehidupan nyata. Dimana ada perjodohan seperti pada zaman siti nurbaya dan juga adanya permasalahan seperti yang dialami masyarakat kota. Setelah dianalisis dari struktur kemudian adapun pemaknaan dari penyimpangan kejiwaan tokoh Nedena dalam novel Dadaisme. Pemaknaannya adalah Nedena merupakan gambaran anak yang berumur sepuluh tahun yang melakukan tindakan bunuh diri. Seperti apa yang ada dalam masalah masyarakat kota adalah sejuta konflik yang bisa menimbulkan orang-orang mengalami setress dan akhirnya melakukan bunuh diri. Di kota sering kali terdapat masalah-masalah yang bisa mengakibatkan orang bunuh diri dan melakukan pembunuhan. Beberapa acara berita di tv juga sering menyebutkan bahwa anak dibawah umur tega membunuh dan memperkosa temannya sendiri. Jadi, pada penelitian ini telah didapatkan bahwa terjadinya begitu banyak permasalahan yang dialami tokoh Nedena hingga dia mengalami penyimpangan kejiwaan dan adanya perilaku abnormal yang dialaminya. Dari identifikasi kejiwaan tokoh Nedena telah menunjukkan bahwa Nedena mengalami perilaku yang buruk sewaktu di asuh bibinya. Pada usia sepuluh tahun seharusnya anak-anak mendapat perhatian yang lebih pada orangtuanya ataupun orang yang mengasuhnya. Nedena juga mengalami halusinasi yaitu malaikat imajiner yang bernama Michail. Nedena menggangap bahwa Michail adalah sosok yang nyata sehingga Nedena menggapa Michail sebagai sahabat sejatinya selama empat tahun (semasa Nedena mengalami penyimpangan kejiwaan hingga dia meninggal).
Skriptorium, Vol. 1, No. 3
70
Penyimpangan Kejiawaan Tokoh Nedena
Masa pertumbuhan yang dialami Nedena mengalami kemunduran semenjak Nedena mengalami trauma. Dari situlah psikis kejiwaan Nedena akhirnya menimbulkan perilaku abnormal pada dirinya. Dari perilaku abnormal tersebut mengakibatkan adanya penyimpangan kejiwaan pada diri Nedena. Umumnya anak seusia Nedena mengalami masa-masa yang ceria. Dimana seorang anak seharusnya senang bermain dengan sekitarnya dan belajar untuk mempelajari hal-hal menarik untuk diketahuinya. Temuan dari penelitian ini ialah adanya perilaku abnormal yang menyebabkan penyimpangan kejiwaan pada anak yang berumur sepuluh tahun yang bernama Nedena. Perilaku abnormal yang dialami ialah trauma, depresi, skizofrenia, halusinasi dan bunuh diri. Dari situlah kemudian timbul penyimpangan kejiwaan yaitu tidak adanya keseimbangan. Freud membagi struktur kepribadian menjadi tiga unsur, yaitu id, ego, dan superego. Apabila terdapat keseimbangan yang wajar dan stabil dari ketiga unsur (id, ego, dan superego), maka akan diperoleh struktur kepribadian yang wajar dan biasa. Namun, apabila terjadi ketidakseimbangan antara ketiga unsur tersebut, maka akan diperoleh kepribadian yang tidak wajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada keseimbangan antara id, ego dan superego yang dialami Nedena. Pendorong id bertentangan dengan kekuatan pengekang superego. Nedena cenderung mementingkan prinsip kenikmatan daripada aspek sosiologis yang berkembang di masyarakat, sehingga terjadi ketegangan di dalam diri atau pribadi Nedena. Penyimpangan kejiwaan yang di alami Nedena adalah depresi dan skizofrenia, kemudian Nedena mengalami halusinasi yang memicu Nedena melakukan bunuh diri. Penyimpangan pada perilaku Nedena disebabkan tidak adanya sosok ayah yang mampu menggantikan objek cintanya (kompleks Oedipus), ditambah trauma atas kebakaran di rumahnya hingga menewaskan Ibu kandungya. Dari peneltian ini diharapkan adanya pengawasan yang khusus pada masa-masa perkembangan anak. Adanya perhatian dan kasih sayang yang tulus pada orang-orang disekitarnya dapat membantu membentuk kepribadian anak menjadi lebih baik. Pada dasarnya anak-anak mempunyai daya ingin tahu yang cukup tinggi untuk mereka pelajari dan lakukan. Maka dari itu hal-hal sekecil apapun dan tindakan yang mereka lakukan harus mendapat arahan yang baik pada orang yang lebih tua. Anak-anak juga tidak boleh mendapat perlakuan yang keras seperti pemukulan dan kata-kata yang kasar. Lingkungan dalam keluarga sendiri didalam rumah mempunyai peran yang cukup besar dalam mendidik anak. Jadi, anak-anak seharusnya mendapatkan perhatian, apalagi bila anak itu telah mengalami peristiwa besar yag mebuatnya trauma. Perhatian yang khusus dan kasih sayang disekelilingnya dpat membantu anak itu akan keluar dari permasalahannya sedikit demi sedikit. Simpulan Berdasarkan analisis strukturalnya, tokoh utama dalam novel Dadaisme adalah Michail, sedangkan tokoh bawahannya yaitu Nedena, Aleda, Isabella, Yossy, dan Ken. Keterkaitan antartokohnya diceritakan secara sepotong-sepotong seperti puzzle, sehingga pembaca dipaksa untuk meraba teka-teki keterkaitan tersebut. Meskipun tokoh utama dalam novel Dadaisme adalah Michail namun penyimpangan kejiwaan tokoh Nedena tidak kalah menarik untuk diteliti. Alur dalam novel Dadaisme tergolong longgar karena peristiwa-peristiwa yang ditampilkan terkesan berdiri sendiri-sendiri sebagai satuan episode cerita. Hubungan antarbagian tidak menunjukkan hubungan kausal yang sederajat tinggi, misalkan salah satu bagian cerita dihilangkan tidak akan mengubah jalannya cerita. Dari segi urutan waktunya, Dadaisme memiliki pengaluran balik campuran, di mana ceritanya bisa secara tiba-tiba
Skriptorium, Vol. 1, No. 3
71
Penyimpangan Kejiawaan Tokoh Nedena
berbalik ke masa lalu. Sedangkan Dadaisme mempunyai alur ganda, karena memiliki lebih dari satu rangkaian peristiwa. Latar dalam novel Dadaisme terbagi menjadi latar material dan latar social. Latar material dibagi berdasarkan tempat dan waktunya. Latar tempat dalam novel Dadaisme berlokasi di ruang kelas, ruang praktik dr.Aleda, rumah sakit, kamar hotel, kuburan, desa Cimpago Pariama, pusat perbelanjaan, restoran, hutan, dan planetarium. Latar waktu dalam penceritaan dalam novel Dadaisme pun beragam, karena memiliki banyak tokoh dan alur balik campuran. Waktu penceritaannya adalah siang hari, menjelang sore, dan malam hari. Ada pula yang digambarkan dengan angka jam dan genap setahun, dan sebelas tahun yang lalu. waktu ungkapan seperti “10.40”, hampir Latar sosial yang dapat diungkap dalam novel Dadisme adalah pengakuan Aleda yang harus bersikap santun kepada orang lain, karena dia seorang wanita berpendidikan. Bibi yang mengasuh Nedena tidak mampu membiayai pengobatan Nedena karena dia mengaku orang miskin. Ken membunuh Jing karena dia malu jika orang-orang tahu bahwa dirinya seorang gay. Datuk Malinda malu dengan aib keluarganya, karena dia adalah seseorang yang berpengaruh di desanya. Sutan Bahari dapat melakukan apa saja karena dia seorang pengusaha yang memiliki banyak uang dan ingin memiliki menantu beradarah Minang. Berdasarkan struktur kepribadian Nedena, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada keseimbangan antara id, ego dan superego yang dialami Nedena. Pendorong id bertentangan dengan kekuatan pengekang superego. Nedena cenderung mementingkan prinsip kenikmatan daripada aspek sosiologis yang berkembang di masyarakat, sehingga terjadi ketegangan di dalam diri atau pribadi Nedena. Penyimpangan kejiwaan yang di alami Nedena adalah depresi dan skizofrenia, kemudian Nedena mengalami halusinasi yang memicu Nedena melakukan bunuh diri. Penyimpangan pada perilaku Nedena disebabkan dia pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan dalam kehidupannya. Faktor utama yang melatarbelakangi penyimpangan kejiwaan yang dialami Nedena adalah tidak adanya sosok ayah yang mampu menggantikan objek cintanya (kompleks Oedipus), ditambah trauma atas kebakaran di rumahnya hingga menewaskan Ibu kandungya. Jika teringat kejadian tersebut Nedena merasa tertekan karena kesepian dan merasa bersalah, karena kebakaran tersebut dipicu oleh api yang dia sulut. Untuk menghindari perasaan cemas dan melindungi dirinya dari dunia luar, Nedena kemudian membentengi diri dengan menarik diri dari lingkungan sosial atau kehidupan realitasnya. Tokoh Nedena mempunyai peran yang menarik dalam novel Dadaisme karena dilihat dari alur, tokoh/penokohan dan latar pada bab II Nedena mempunyai peran yang cukup banyak dimana telah diceritakan banyak tentang kehidupannya yaitu asal usul keluarganya dan perilaku abnormal yang dialaminya. Tokoh Nedena memiliki perilaku abnormal yaitu trauma pada masa kanak-kanak. Nedena mengalami trauma setelah peristiwa kebakaran yang menghanguskan rumah dan menewaskan ibu kandungnya enam tahun lalu. Depresi, perasaan sedih yang berkepanjangan yang dialami Nedena ialah mengisolasi diri dari lingkungan. Skizofrenia, perilaku diam dalam posisi tertentu yang dialami Nedena diakibatkan traumanya sejak kecil. Depresi dan skizofrenia yang dialami Nedena mengakibatkan halusinasi melihat malaikat bersayap satu yang bernama Michail bahkan hingga ia bunuh diri.
Skriptorium, Vol. 1, No. 3
72
Penyimpangan Kejiawaan Tokoh Nedena
Referensi Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Atkinson, Rita L. dkk. 1996. Pengantar Psikologi. Terjemahan Nurjannah Taufiq. Batam: Interaksara. Chaer, Abdul. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra : Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa Departemen P dan K Freud, Sigmund. 2006. Psikoanalisis Sigmund Freud. Terjemahan K. Bertens. Surabaya: Ikon Teralitera Milner, Max. 1992. Freud dan Interpretasi Sastra. Terjemahan Apsanti dkk. Jakarta: Intermasa Sartika, Dewi. 2006. Dadaisme. Jakarta: Grasindo Supratiknya, A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius Teeuw, A. 2003. Sastera dan Ilmu Sastera. Jakarta: Pustaka Jaya Wellek, Rene dan Austin Warren. 1983. Teori Kesusatraan. Terjemahan Melani Budianta. Jakarta: Gramedia
Skriptorium, Vol. 1, No. 3
73