Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 01-10 ARTIKEL PENELITIAN GAMBARAN STATUS GIZI SISWA PUTRI KELAS II SMP PATRA DARMA BALIKPAPAN Nina Mardiana1), Wiryanto1) Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kaltim, Jl. Sorong RT 08 No.9, Balikpapan Email :
[email protected] Abstract East Kalimantan province, including 19 provinces with a prevalence of underweight children of school age (women) above the national prevalence, the national prevalence of underweight children of school age (women) was 10.9%. Nutritional problems in adolescents arise because of the wrong nutritional behaviour, namely the imbalance between nutritional intake with the recommended dietary allowance. A group of teens need to consume a lot of food if the food is not balanced with the need calories for growth and development, there will be a deficiency that could eventually hamper its growth. This study aims to give a picture of the Nutritional Status of Young Women Class II SMP Patra Dharma I Balikpapan. The results of this study were 9 people (19.1%) of young women students of class II SMP Patra Dharma I Balikpapan are in the category of thin, 13 people (27.7%) arm circumference of less than 23.5 cm, the average height between 145.46 to 147.31 cm, and the mean hemoglobin levels between 8.61 to 11.80 g%. The conclusion of this study the nutritional status of adolescent girls class II SPM Patra Darma I Balikpapan still low so it needs strict supervision of parents in terms of healthy eating and giving young women iron tablets. Keywords: Nutritional status of young women, SMP Patra Dharma. Abstrak Provinsi Kalimantan Timur termasuk 19 Provinsi dengan prevalensi anak usia sekolah kurus (perempuan) diatas prevalensi nasional, prevalensi nasional anak usia sekolah kurus (perempuan) adalah 10,9%. Masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Kelompok remaja perlu mengkonsumsi makanan yang banyak jika makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan Gambaran Status Gizi Remaja Putri Kelas II SMP Patra Darma I Balikpapan. Hasil dari penelitian ini sebanyak 9 orang (19,1%) remaja putri siswa kelas II SMP Patra Darma I Balikpapan berada dalam katagori kurus, 13 orang (27,7%) lingkar lengan kurang dari 23,5 cm, rata-rata tinggi badan antara 145.46 sampai 147.31 cm, dan rata-rata kadar hemoglobin antara 8.61 sampai 11,80 gr%. Kesimpulan dari penelitian ini status gizi remaja putri kelas II SPM Patra Darma I Balikpapan masih rendah sehingga perlu pengawasan ketat dari orang tua dalam hal pola makan sehat remaja putri dan pemberian tablet besi. Keywords: Status Gizi remaja putri, SMP Patra Darma.
1
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 01-10
konsumsi gizi dengan kecukupan gizi
PENDAHULUAN
telah
Remaja adalah individu yang
yang dianjurkan. Status gizi merupakan
mencapai
tahun
gambaran apa yang dikonsumsi dalam
Sutjiningsih
jangka waktu cukup lama. Keadaan gizi
menurut
usia
WHO
10-18
dalam
United
dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau
Nations Fund For Population Activities
normal, maupun gizi lebih (Sjarif,
(UNFPA)remaja
2004).
(1999)
sedangkan
menurut
adalah
individu
kelompok umur 10-19 tahun. Masa
Status gizi adalah keadaan tubuh
remaja adalah masa mencari identitas
seseorang yang dipengaruhi oleh asupan
diri, adanya keinginan untuk dapat
makanan dan penggunaan zat-zat gizi
diterima oleh teman sebaya dan mulai
(Hardinsyah & Martianto, 1989). Status
tertarik
jenis
gizi anak sekolah merupakan hal yang
menyebabkan remaja sangat menjaga
penting untuk diperhatikan karena pola
penampilannya
dan
hal
konsumsi
mempengaruhi
pola
makan
dengan
lawan
ini
akan
anak
di
sekolah
tidak
terpantau oleh orang tua (Proverawati,
remaja
2010).
tersebut. Kelompok
remaja
Hasil
perlu
untuk
kecenderungan
mengkonsumsi makanan yang banyak,
status gizi (IMT/U) remaja umur 5-12
jika makanan tidak seimbang dengan
tahun pada tahun 2010 didapatkan
kebutuhan kalori untuk pertumbuhan
prevalensi remaja sangat kurus relatif
dan perkembangan maka akan terjadi
sama yaitu sebesar 1,8 % dan pada
defisiensi
dapat
tahun 2013 sebesar 1,9 %. Sedangkan
pertumbuhannya
untuk prevalensi remaja dengan status
yang
menghambat
akhirnya
gizi kurus yaitu sebesar 7,1% dan pada
(Sulistyoningsih, 2011).
tahun 2013 sebesar 7,5 %. Prevalensi
Masa remaja sangat penting diperhatikan karena merupakan masa
remaja
transisi antara anak-anak dan dewasa.
mengalami pertambahan dari 1,4 %
Gizi seimbang pada masa ini akan
pada tahun 2010 menjadi sebanyak 7,3
sangat menentukan kematangan mereka
% pada tahun 2013.
dimasa depan. Masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah, yaitu
ketidakseimbangan
antara
2
dengan
status
gizi
gemuk
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 01-10
orang berat badannya kurang dari
Menurut Riset Kesehatan Dasar provinsi
standar atau kurus sehingga perlu untuk
Kalimantan Timur termasuk 19 Provinsi
melakukan penelitian dengan judul
dengan prevalensi anak usia sekolah
“Gambaran Status Gizi Remaja Putri
kurus (perempuan) diatas prevalensi
SMP
nasional, prevalensi nasional anak usia
penelitian
sekolah
adalah
memberikan Gambaran Status Gizi
10,9% sedangkan prevalensi nasional
Remaja Putri SMP Patra Darma I
anak usia sekolah gemuk (perempuan)
Balikpapan
adalah 6,4% (Kementerian Kesehatan
diharapkan
RI., 2013).
mengggambarkan Status Gizi Remaja
tahun
2013
menyatakan
kurus
Faktor
(perempuan)
yang
Patra
Darma ini
I
Balikpapan,
bertujuan
dan
untuk
penelitian
mampu
ini untuk
Putri SMP Patra Darma I Balikpapan.
mempengaruhi
status gizi menurut UNICEF (1998) dalam (Tinneke, 2008) yaitu terdiri dari
METODE PENELITIAN Penelitian
faktor langsung, faktor tidak langsung,
ini
merupakan
pokok masalah dan akar masalah.
penelitian survey dengan rancangan
Faktor langsung yang mempengaruhi
cross sectional dan metode deskriptif.
status gizi adalah asupan makanan dan
Sumber informasi adalah remaja putri
penyakit infeksi, sedangkan faktor tidak
kelas II SMP Patra Darma I Balikpapan.
langsung yang mempengaruhi status
Teknik
gizi adalah ketersediaan pangan, pola
menggunakan
asuh, fasilitas pelayanan kesehatan dan
sampling didapat SMP Patra Darma I
kesehatan lingkungan. Pokok masalah
Balikpapan dilanjutkan dengan simpel
yang mempengaruhi status gizi adalah
random sampling pada kerangka sampel
kemiskinan, kurang pendidikan dan
untuk setiap kelas maka didapat kelas II
kurang. Sedangkan akar masalah yang
dengan jumlah sampel 46 orang. Data
mempengaruhi status gizi adalah krisis
diperoleh
ekonomi langsung.
pemeriksaan kadar hemoglobin, lingkar
pengambilan multi
dengan
sampel
stage
random
melakukan
sepintas
lengan, ukur berat badan dan tinggi
penelitian
badan. Data yang telah terkumpul
mendapatkan dari 15 orang remaja SMP
kemudian dianalisis melalui analisis
Patra Darma Balikpapan terdapat 9
distribusi frekuensi.
Hasil sebelum
pengamatan dilakukan
3
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 01-10
Kriteria
HASIL DAN PEMBAHASAN
Frekuensi
%
34
72,3
23,5 Tabel 1 Distribusi Berat Badan, Tinggi
≥ 23,5
Badan, lingkar Lengan Atas, dan Kadar Hemoglobin Siswa Remaja Putri kelas
Hasil analisis didapatkan rata-rata
II SMP Patra Darma I Balikpapan
berat badan dari 47 siswa adalah 42.98 kg (95% CI : 41.88 - 44.00), dengan
Variabel
Mean
SD
Min-
CI
Maks
95%
standar
n
42,98
badan
Lingkar
3,74
24,54
lengan
2,39
32-49
20 – 30
–
hasil
47
-
47
4–
badan
5
8
154
148,5
Tabel
2
Distribusi
berdasarkan
Indeks
adalah diantara 41.88 sampai dengan 44.00 kg. berdasarkan Indeks Massa 47
Tubuh berat badan siswa tersebut
6
terlihat sebanyak 9 orang (19,1%)
10,0
8,60
berada dalam katagori kurus, dapat
–
–
15,0
11,82
Berat Masa
47
dilihat pada tabel 3.1 di atas. Lingkar lengan remaja putri siswa SMP
Badan
%
Berat badan kurus
9
19,1
38
80,9
13
27,7
Balikpapan
2,39. Lingkar lengan terendah 20 cm dan tertinggi 30 cm. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata lingkar lengan
= < 18,5
siswa adalah diantara 23,80 cm sampai dengan
25,0 Lingkar lengan <
I
23.80 – 25.20), dengan standar deviasi
Balikpapan. Frekuensi
Darma
47 siswa adalah 24.54 cm (95% CI :
Putri Kelas II SMP Patra Darma I
Kriteria
Patra
didapatkan rata-rata lingkar lengan dari
Tubuh,
Lingkar lengan Atas Siswa Remaja
Normal = 18,5 –
dapat
kelas II SMP Patra Darma I Balikpapan
25,20
148 –
bin
interval
rata berat badan remaja putri siswa
14,8
6,48
estimasi
23,80
144,2
10,27
badan
disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-
Tinggi
hemoglo
berat
44,00
139,9
Kadar
3.74.
terendah 32 kg dantertinggi 49 kg. Dari
41,88
Berat
deviasi
25,20
cm.
Berdasarkan
distribusi frekuensi didapatkan 13 orang (27,7%) siswa putri kelas II SMP Patra
4
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 01-10
Darma I Balikpapan lingkar lengan
karena remaja siswi tersebut merupakan
kurang dari 23,5 cm dapat dilihat pada
remaja
tabel 3.1 di atas.
pubertas yang membuat sikap mereka
yang
sedang
dalam
masa
Rata-rata tinggi badan dari 47
kadang tidak menentu. Hal ini juga
siswa adalah 146.38 cm (95% CI :
dapat berakibat mereka jadi lebih suka
145.46
standar
memilih-milih makanan atau makan
deviasi 3,15. Tinggi badan terendah 137
tidak teraturselain itu selama mereka
cm dan tertinggi 154 cm. Dari hasil
disekolah lebih sering jajan dan ngemil.
estimasi interval dapat disimpulkan
Sebagian besar banyak yang berstatus
bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata
gizi normal sesuai indeks masa tubuh
tinggi badan siswa adalah diantara
ini disebabkan pola makan mereka
145.46 sampai dengan 147.31 cm.
masih teratur dan diawasi orang tua.
-
147.31),
dengan
Rata-rata kadar haemoglobindari
Berat badan merupakan salah satu
47 siswa adalah 10,22 gr% (95% CI :
ukuran yang memberikan gambaran
8.61 – 11.80), dengan standar deviasi
massa jaringan termasuk cairan tubuh.
2,39. Kadar haemoglobin terendah 0
Berat badan sangat peka terhadap
gr% dan tertinggi 15 gr%. Dari hasil
perubahan yang mendadak baik karena
estimasi interval dapat disimpulkan
penyakit
bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata
makanan yang menurun. Berat badan ini
kadar
dinyatakan
haemoglobin
siswa
adalah
infeksi
maupun
dalam
konsumsi
kilogram
dan
melakukan penilaian dengan melihat
diantara 8.61 sampai dengan 11,80 gr%.
perubahan
berat
pengukuran
PEMBAHASAN
badan
dilakukan
pada yang
saat dapat
memberikan gambaran keadaan kini.
Berat badan remaja putri siswa
Masalah
SMP Patra Darma I Balikpapan dapat
kelebihan
kelas II SMP PatraDarma I kota
merupakan masalah penting karena
Balikpapan Berdasarkan indeks masa
selain
tubuh
tertentu
badan
siswa
tersebut
pada
mempunyai juga
anak
dan
dijelaskan bahwa dari 47 orang siswa
berat
gizi
kekurangan
resiko
dapat
remaja
penyakit
mempengaruhi
sebanyak 9 orang (19,1%) berada dalam
produktifitas kerja. Oleh karena itu
katagori kurus dengan kriteria dibawah
pemantauan keadaan tersebut perlu
indek masa tubuh. Hal ini disebabkan
dilakukan
5
secara
berkesinambungan
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 01-10
dengan mempertahankan berat badan
tinggal dengan orang tua lebih banyak
yang
remaja
yang terpenuhi perilaku pemenuhan
kebanyakan remaja sangat menjaga pola
gizinya dibandingkan yang tinggal di
makannya karena pada masa ini para
kos. Hal ini disebabkan karena orang
remaja sudah mulai memiliki pola
tua
pandang kemasa yang akan dating atau
pemenuhan
pandangan kedepan tentang hidupnya.
tinggal bersama orang tua pemenuhan
ideal.
Pada
Remaja
masa
sudah
mampu
menjadi gizinya.
kontrol Remaja
bagi yang
gizinya karena kebutuhan makanannya
mulai
sudah disediakan oleh keluarga.
memikirkan dirinya tentang gambaran diri atau body image seperti tidak mau
Nilai rata-rata lingkar lengan
makan terlalu banyak untuk menjaga
atas adalah 24,54 cm namun dari hasil
bentuk badan. Mereka merasa malu jika
olah statistik didapat nilai terendah dari
berat
berlebihan
lingkar lengan atas adalah 20 cm, hal ini
akibatnya mereka tidak mengindahkan
dapat dijelaskan bahwa masih ada siswa
pola makan yang benar. Selain itu
remaja yang yang memiliki status gizi
mereka juga terpapar oleh makanan
kurang dilihat dari ukuran lingkar
yang serba instan atau siap saji yang
lengan.
menurut
makanan
mengungkapkan bahwa antropometri
modern, sebenarnya makanan tersebut
yang paling sering digunakan untuk
tidak banyak mengandung zat gizi
menilai
untuk
mengukur lingkar lengan atas (Lila).
badannya
terlalu
mereka
adalah
pertumbuhan
bahkan
hanya
mengandung karbohidrat saja seperti
Satriono
status
gizi
(2002)
yaitu
dengan
Pengukuran Lila adalah salah
junk food.
satu cara untuk mengetahui risiko
Pada masa pubertas perempuan
kekurangan energi protein (KEP) atau
menyimpan lemak sebesar 14% dan
kekurangan energi kronis (KEK) baik
bertambah menjadi 27% pada saat
bagi remaja maupun bagi wanita usia
dewasa. Berbeda dengan laki-laki yang
subur
pada
kekurangan
masa
remaja
justru
hanya
dengan
ambang energi
nilai
kronis
ukur atau
menyimpan lemak sebesar 11% saja dan
kekurangan energi protein sebesar <
akan terus seperti itu hingga dewasa.
23,5 cm. Status gizi sangat penting
Dalam penelitian Hartati tahun 2008
diketahui pada remaja karena akan
menunjukkan bahwa mahasiswa yang
berpengaruh pada masa reproduksi yang
6
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 01-10
akhirnya akan berpengaruh mengancam
untuk mengganti zat besi yang hilang
keselamatan, menimbulkan komplikasi
pada saat menstruasi. Anemia
pada saat kehamilan dan persalinan.
pada
remaja
atau
Rata-rata tinggi badandari 47
anemia gizi besi dapat menyebabkan
siswa SMP Patra Darma I Balikpapan
lekas lelah, konsentrasi belajar menurun
adalah berkisar antara 145.46 cm -
sehingga prestasi belajar rendah dan
147.31 cm, ini masih termasuk pendek
dapat menurunkan produktifitas kerja,
jika diukur berdasarkan acuan dari
disamping itu dapat juga menurunkan
WHO dan hal ini terjadi pada remaja
daya tahan tubuh sehingga mudah
putri yang masih duduk di sekolah
terkena infeksi. Dari hasil analisis
SMP. Pada usia remaja putri SMP
ditemukan nilai rata-rata haemoglobin
mereka masih dalam masa pertumbuhan
berada dibawah kadar haemoglobin
masih ada kesempatan untuk bertambah
standar,
tinggi hingga mencapai puncaknya pada
perhatian yang lebih untuk mencegah
usia 20 tahun kelak dengan ditunjang
dampak lebihlanjut anemia gizi besi.
hal
ini
perlu
mendapat
Anemia artinya anemia yang di
asupan gizi yang seimbang untuk masa
sebabkan oleh gizi kurangnya zat besi
pertumbuhan. Rata-rata kadar hemoglobin siswa
dalam tubuhsehingga kebutuhan besi
adalah diantara 8.61 gr% sampai dengan
untuk eritropoesis tidak cukup yang
11,80 gr%. Berdasarkan standar yang
ditandai dengan gambaran seldarah
dikeluarkan
merah yang hipokrom mikrositik, kadar
batasan
Kementerian
anemia
adalah
Kesehatan jika
besi
kadar
serum
dan
saturasi
(jenuh)
hemoglobin berada dibawah 11 gr%.
transferin menurun, mampu ikat besi
Anemia
total iron binding capacyti (TIBC)
pada
remajamerupakan masyarakat
meninggi dan cadangan besi dalam
karenaprevalensinyacukup tinggi yaitu
sumsum tulang dan tempat lain sangat
20%
kurang atau tidak ada sama sekali
masalah
kesehatan
dimana
ada
beberapa
faktor
(Gultom,2003).
penyebab remaja mengalami anemia yaitu antara lain gaya hidup, kebiasaan sarapan pagi, pendidikan. Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki karena dibutuhkan
7
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 01-10
Salah satu perhatian khusus
dengan kebutuhan seperti karbohidrat,
diantara responden ini adalah asupan
lemak, protein, vitamin, mineral, serat
vitamin dan mineral yang tidak adekuat.
dan air (Krisnaluli Diah, 2000).
Remaja
perempuan
Menurut
mengkonsumsi
Agus,
Mohammad
sejumlah zat besi, kalsium,magnesium,
(2004) gizi baik akan dapat dicapai
fosfor dan zink yang tidak adekuat,
dengan
Selain
ketidak
asupan
seimbang
vitamin
dan
remaja
kebutuhan
adekuatan
mineral,
diet
memberimakanan bagi
yang
tubuh
menurut
gizi
kurang
dan
jugadikarakteristikkan oleh konsumsi
menggambarkanketidak
lemak total, asupan tinggi lemak jenuh,
makanan
natrium, kolesterol, dan gula halus serta
kebutuhan tubuh manusia. Ekonomi
rendahnya
asupan
serat
dan
rendah
cenderung
sayuran.
Makna
yang
terutama
kurang.
Hal
buah
yang
di
adalahkenyataan bahwa banyak remaja
berpengaruhpada
perempuan berhenti minum susu pada
konsumsi
saat
sehingga
kebutuhan
kalsium
mencapai
seimbangan
makan
dengan
mengalami
gizi
tersebut
akan
kemampuan
untuk
makanan
dan
keadaan
zat
gizi
tersebut
memungkinkan untuk terjadinya anemia
puncaknya. Menurut Linda V (2007) anemia
pada remaja. Pada keadaan sakit asupan
bukan suatu diagnosa spesifik tetapi
energi tidak boleh dilupakan, remaja di
lebihmerupakan
anjurkan
indikasi
gangguan
mengkonsumsi
tablet
dasar seperti nutrisi yang buruk, riwayat
mengandung zat besi ataumakanan yang
perdarahan
mentruasi
mengandung zat besi seperti hati bayam
pendapatan
yang
hebat
rendah.
dan
dan sebagainya.
Wanita
memerlukan zat besi lebih tinggi dari
Demi kesuksesan keadaan gizi
laki – laki karena terjadi mentruasi
remaja harus mendapatkan tambahan
dengan perdarahan sebanyak 50 – 80 cc
protein, mineral, vitamin dan energi.
setiap bulan dan kehilangan zat besi
Setiap aktivitas memerlukan energi
sebanyak 30–40 mg. kehilangan darah
maka banyak aktivitas yang dilakukan
inilah
maka banyak energi yang diperlukan
yang
menyebabkan
kejadian
anemia (Manuaba, 2010).Makanan yang
(Path
di konsumsi oleh remaja harus memiliki
dikonsumsi oleh remaja harus memiliki
jumlah kalori dan zat gizi yang sesuai
jumlah kalori dan zat gizi yang sesuai
8
EF,
2004).
Makanan
yang
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 01-10
dengan kebutuhan seperti karbohidrat,
UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti
lemak, protein, vitamin, mineral, serat
mengucapkan
terima
dan air sehingga satus gizinya dapat
kasih kepada seluruh civitas akademik
tercukupi dan tidakmengalami anemia.
SMP Patra Darma I Balikpapan yang memberikan sumbangan berarti pada penelitian ini.
SIMPULAN Remaja siswi dalam penelitian ini masih dalam masa pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA
yang belum bisa memilah makanan
Hardinsyah, & Martianto, D. (1989).
sehat dan tidak sehat. Pola pikir mereka
Menaksir Kecukupan Energi dan
masih dipengaruhi oleh trend yang
Protein
membuat sikap mereka kadang tidak
Konsumsi. Jakarta: Wira.
memilih-milih
makanan
Penilaian
Mutu
Kementerian Kesehatan RI. (2013).
menentu berakibat mereka jadi lebih suka
serta
Riset
atau
Kesehatan
Dasar;
makan tidak teratur. selain itu selama
RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
mereka disekolah lebih sering jajan dan
Kemenkes RI. Manuaba,
ngemil. Peneliti melakukan
menyarankan
pemeriksaan
I.
B.
G.
(2010).
Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan,
agar
dan KB. Jakarta: E G C.
kesehatan
terutama tentang keadaan status gizi
Proverawati, A. (2010). Obesitas dan
dilakukan 2 kali dalam setahun. Perlu
Gangguan Perilaku Makan pada
pengawasan
Remaja.
dari
orang
tua
untuk
Yogyakarta:
Penerbit
Muha Medika.
mendukung pola makan sehat dan pemberian vitamin penambah darah
Sjarif, D. (2004). Anak gemuk, apakah
sesuai yang dianjurkan Kementerian
sehat?. Divisi Anak Dan Penyakit
Kesehatan yaitu vitamin zat besi untuk
Metabolic FKUI. Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi Untuk
menggantikan sel darah merah yang hilang
akibat
menstruasi
Kesehatan
untuk
Ibu
dan
Yogyakarta: Graha Ilmu.
menghindari anemia gizi besi.
9
Anak.
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 01-10
Tinneke, P. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak sekolah di daerah Jakarta. indonesia.
10