EDISI 63 • TAHUN VI 31 JULI 2012
SUARA PEMEGANG SAHAM fokus
FOKUS UTAMA Magnet Ramadhan di KemenBUMN 1 Renstra Untuk Pembina BUMN Yang Profesional 2 Master Plan Dengan Spirit “Terobosan” 2 CATATAN PERJALANAN Menelusuri Sebuah Surat Dari Perbatasan 3 SOSOK TOKOH DR. AGUS SUHERMAN Bekerja Karena Suka 4 HASIL SURVEY Bagaimana Fungsi Bagian SDM KemenBUMN? 6 WAWASAN RAMADHAN Keutamaan Ramadhan 6 REKAM PERISTIWA DIKLAT SOFT COMPETENCIES 2012 Menjadi Manusia Di Atas Rata-rata 7 DWP PEDULI PENDIDIKAN Menginspirasi Anak-anak Binaan 7 PERTANDINGAN PERSAHABATAN Kembali Meraih ‘Kemenangan Yang Tertunda’ 8
utama
Magnet Ramadhan di KemenBUMN Tak salah lagi, satu tempat yang menjadi magnet Ramadhan di Kementerian BUMN (KemenBUMN) adalah Musholla Attaqwa, yang terletak di basement gedung pembina BUMN Indonesia itu. DI BULAN Ramadhan ini, terasa sekali peningkatan jamaah di Musholla itu. Di hari biasa, saat sholat Dzuhur berjamaah, selalu tersisa 3 hingga 4 shaf bagian belakang. Namun, di Ramadhan 1433 H ini, jumlah jamaah membludak, hingga ada jamaah yang tidak bisa masuk Musholla, yang sebenarnya bisa disebut “Masjid” karena sudah difungsikan untuk sholat Jumat itu. Madlani Usman, Imam tetap Musholla Attaqwa menyatakan tiap hari disediakan makanan berbuka puasa untuk sekitar 70 orang. “Jumlahnya sangat cukup,” katanya. PENCERAMAH TERPILIH Ketika Buletin menemui pengurus MAKIS (Majelis Kerohanian Islam) KemenBUMN, Suhendro (Ketua MAKIS) yang didampingi M. Umar Fauzi (Sekretaris) menyatakan, hal yang diperhatikan pengurus untuk menyemarakkan Ramadhan kali ini adalah dengan mengundang penceramah terpilih, untuk memberi taklim setelah sholat Dzuhur. “Tema-temanya juga pilihan, ditujukan untuk meningkatkan keimanan dan integritas pegawai KemenBUMN,” jelas Suhendro. Semoga semarak Ramadhan tahun ini membekas pada perilaku pegawai KemenBUMN. [Tbk]
Kontak Kementerian BUMN Telp. Sentral: 021-29935678 SMS Center: 08111 188 188
foto: seno & google
RAKOR FORUM TI BUMN TI Bukan Sekedar Tools 8
fokus
utama
2
BULETIN BUMN • EDISI 63 • TAHUN VI • 31 JULI 2012
Renstra Untuk Pembina BUMN Yang Profesional
seno
Dua dokumen penting Kementerian BUMN (KemenBUMN), pada bulan Juni 2012 lalu disampaikan ke parlemen. Satu dokumen tentang Rencana Strategis KemenBUMN dan satu lagi Master Plan BUMN 2012-2014. Dalam dua tulisan di halaman ini, dua dokumen penting itu akan kami ringkas untuk anda, pembaca.
RENCANA STRATEGIS (Renstra) yang ditetapkan Menteri Negara BUMN dalam SK-161/MBU/2012 tertanggal 9 April 2012 ini pada intinya merupakan perubahan atas Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-17/MBU/2010 tentang Rencana Strategis KemenBUMN periode 2010–2014. “Ini dalam rangka mempertajam dan meningkatkan akuntabilitas Renstra KemenBUMN,” begitu tercantum dalam konsideran Keputusan Menteri tersebut. Apa isi Renstra KemenBUMN tersebut? Pada Bab Pendahuluan, Renstra tersebut menjelaskan tentang kondisi umum dari keberadaan BUMN dan pembinaan BUMN, serta penyampaian data-data kinerja keuangan dari 36 Sektor BUMN. Kemudian dielaborasi potensi umum dan permasalahan BUMN. Dalam potensi BUMN disorot lima faktor, yakni keberadaan BUMN yang punya potensi besar
untuk berkembang; kepemilikan aset yang lebih dari Rp 2.500 triliun; brand image BUMN yang sangat kuat di dalam negeri; pengalaman usaha yang lebih unggul dibanding perusahaan swasta lainnya; dan profesionalisme dan kualitas SDM di BUMN. Namun, permasalahan yang dihadapi lumayan berat. Secara internal, permasalahan yang dihadapi KemenBUMN adalah: kapasitas dan kewenangan yang terbatas (tidak semua tugas, kedudukan dan kewenangan Menteri Keuangan dilimpahkan ke Menteri Negara BUMN); belum berjalannya reformasi birokrasi (walau sudah dimulai sejak 2007); tata laksana kerja KemenBUMN yang belum optimal; sarana dan prasarana terutama sistem informasi yang masih dalam tahap pengembangan; dan kurangnya fleksibilitas pengelolaan dana APBN. Sedangkan tantangan eksternal KemenBUMN juga lumayan berat, antara lain adanya ketidakharmonisan peraturan perundang-undangan terkait dengan beberapa isu BUMN; adanya tersisa euforia desentralisasi dan otonomi daerah yang berpengaruh pada kegiatan usaha BUMN di daerah; dan kenyataan bahwa KemenBUMN tidak lagi memonopoli pembinaan BUMN, terkait adanya BUMN baru yang dibentuk namun tidak dibina oleh KemenBUMN. Selain itu, tantangan eksternal BUMN juga tak lepas dari isu deregulasi sektoral, yakni kemungkinan dicabutnya fasilitas perlindungan usaha dari pemerintah untuk BUMN. Visi KemenBUMN dalam Renstra ini dirumuskan: “menjadi Pembina BUMN yang profesional untuk meningkatkan nilai BUMN”. Sasaran Strategis (SS) dibagi atas 4 perspektif (stakeholder, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, dan keuangan). Ke depan, arah kebijakan nasional KemenBUMN ditujukan untuk mendukung pencapaian program prioritas nasional, sedangkan arah kebijakan KemenBUMN ditujukan untuk KemenBUMN sendiri dan terhadap pembinaan BUMN. Arah kebijakan terhadap KemenBUMN sebagai institusi pemerintah adalah reformasi birokrasi, sedangkan terhadap pembinaan BUMN meliputi rightsizing, restrukturisasi, revitalisasi dan profitisasi BUMN secara bertahap dan berkesinambungan. [Tbk]
Master Plan Dengan Spirit “Terobosan”
seno
Sebenarnya Master Plan BUMN 2010–2014 sudah ditandatangani Menteri Mustafa Abubakar. Dalam perkembangannya, setelah berjalan sekitar 2 tahun, terdapat perkembangan dalam implementasinya, terutama tidak terealisasinya beberapa rencana program yang sepenuhnya tidak tergantung pada KemenBUMN, tapi juga melibatkan lembaga atau instansi lain, sesuai ketentuan yang berlaku.
ITULAH YANG menyebabkan munculnya ide-ide baru dalam penanganan BUMN ke depan. Keberadaan BUMN yang berjumlah 140 di tahun 2012 dan bergerak di hampir seluruh sektor, mengharuskan jajaran KemenBUMN untuk melakukan terobosan baru guna meningkatkan kinerja dan nilai BUMN agar memiliki daya saing dalam menghadapi kompetisi global yang semakin ketat.
RESTRUKTURISASI DAN PRIVATISASI Setelah dilakukan telaah terhadap kinerja dan kontribusi BUMN sampai tahun 2011, maka ke depan akan dilakukan dua program utama, yakni restrukturisasi dan privatisasi. Restrukturisasi sektoral dilakukan dengan program rightsizing BUMN dengan skenario, tahun 2012 jumlah BUMN 114, tahun 2013 menjadi 104 dan tahun 2014 menjadi 91. Sekedar contoh, pada tahun 2012, antara lain akan dibentuk holding Perkebunan dengan PTPN III sebagai induk, lalu akan dibentuk holding Kehutanan dengan mengimbrengkan saham PT Inhutani I-V ke Perum Perhutani. Holding Farmasi akan dilakukan dengan mengimbrengkan saham PT Indofarma sebagai PMN ke PT Kimia Farma. Sedangkan beberapa BUMN dalam Master Plan ini diprogramkan akan menjalani program privatisasi untuk tahun 2012–2014. Misalnya tahun 2012, terdapat 6 BUMN yang akan diprivatiasi, antara lain PT Semen Baturaja (melalui IPO), PT INTI, PT Industri Sandang dan PT Industri Gelas melalui strategic sales/akuisisi BUMN lain. Tentu saja langkah-langkah penataan itu harus dilakukan bertahap dan disosialisasikan ke pihak-pihak terkait untuk menyamakan persepsi dan memuluskan koordinasi lintas sektoral.[Tbk]
Umi Gita & Agus DP (Anggota Tim Buletin K-BUMN)
Yang telah menikah pada tanggal 24 Juni 2012 di Serpong.
dok. pribadi
Selamat Menempuh Hidup Baru dan semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah kepada:
BULETIN BUMN • EDISI 63 • TAHUN VI • 31 JULI 2012
catatan
3
perjalanan
Menelusuri Sebuah Surat Dari Perbatasan Berikut catatan perjalanan Asdep PKBL KemenBUMN ke Sentimok Kalbar tanggal 22 Juni 2012 lalu, yang dimulai dari sebuah surat yang mampir ke mejanya.
HARI ITU, 22 Juni 2012, hari Jumat, hari yang berkah bagi umat Islam. Kebetulan sekali, hari itu saya dan tim PKBL mengunjungi salah satu calon daerah binaan di perbatasan Kalimantan Barat, dusun Sentimok. Perjalanan ke Sentimok memiliki cerita tersendiri. Konvoi 6 mobil yang membawa barang-barang berupa buku, alat olah raga, dan sepeda melalui liku-liku kebun sawit, bagai berada di tengah hutan belantara sawit. Ada kalanya anggota tim tersesat dan tidak tahu harus ke kanan atau kiri. Belum lagi ada cerita mobil yang pecah ban, kehabisan BBM, sampai keperluan hajat kecil. Jalanan seolah disirami oleh debu mengepul yang membuat warna mobil berubah total jadi putih, sehingga seringkali mobil yang di belakang harus berhenti sejenak menunggu debu hilang tersapu angin. Jangan berharap makan teratur selama perjalanan. Berangkat jam 05.30 tentu belum ada sarapan, transit di Sungai Pinyuh (setelah berkendaraan 2 jam) untuk minum kopi sambil menunggu 2 mobil yang tertinggal di belakang. Kemudian sampai di Mess Pemda jam 10.00 di Bengkayang untuk beristirahat sejenak sambil sarapan pagi. Jam 10.30 berangkat lagi. Kali ini tidak ada rencana berhenti di satu tempat, karena perjalanan akan langsung menuju ke desa tujuan, yakni Desa Sinar Baru, Dusun Sentimok, Kecamatan Jagoi Babang yang diperkirakan memakan waktu 3,5 jam lagi. Kendaraan yang membawa barang-barang yang akan disumbangkan termasuk sepeda anak-anak tertinggal jauh di belakang. Rupanya ban mobil itu pecah. Kami terpaksa harus menunggu, karena tanpa barang-barang itu, pertemuan akan ‘hambar’ rasanya. TIBA DI SENTIMOK Tiba di Sentimok jam 14.30, siang menjelang sore. Anak-anak SD sudah rapi berbaris menyambut kedatangan rombongan dengan seragam pramuka, disertai orang tua dan anak-anak muda dusun Sentimok. Kami turun dari mobil. Dan seperti serempak, yang kami cari pertama adalah Sulfira, gadis kecil yang menulis surat berupa puisi yang ditujukan ke Pak Dahlan. Surat itu diposkan gurunya, Pak Carsan, di bulan Febuari 2012. Surat itu sampai di meja saya tanggal 19 Maret 2012 dan sejak saat itu kami (tim PKBL) merencanakan dan bertekad untuk mencari serta mengunjunginya. Pada saat pertemuan itu, sebagai kepala rombongan, saya diminta memberikan sambutan. Namun, saya justru minta Sulfira membacakan puisinya di depan Bapak Camat, guru, orang tua dan teman-temannya. Dengan suara sendu namun tegas, anak itu membacakan puisi yang ditulisnya sendiri. Semua mendengarkan dan menyimak penuh perhatian. Bahkan teman-teman tim PKBL dari BUMN yang hadir, merasa terharu. Saya lihat Pak Agus, Kabid PKBL KemenBUMN yang terkenal tegas dan dijuluki “galak” oleh teman-teman PKBL sempat tercenung dengan mata merah, menahan haru mendalam. Ada yang pura-pura menyeka keringat, padahal udara di desa itu sejuk, karena barusan hujan. Lebih banyak yang menunduk, menahan haru. Dengarlah Sulfira membaca puisinya: ............... Wahai kawanku yang di kota/lihat kami/palingkan wajah sejenak kepada kami di sini// Setiap kali musim penghujan datang/banjirpun menghampiri kami/Habis sudah buku, meja, kursi, lemari kami/dihanyutkan banjir yang menggila ini// Tiada lagi yang kami miliki sekarang ini/Kadang dengan sangat terpaksa/kami libur berhari-hari/ Menunggu banjir surut semata kaki/baru kami sekolah lagi/Tapi kami tidak mengeluh/Cuma saja merasa agak sedih saja/Tiada lagi yang peduli dengan kami.// Wahai kawanku yang di kota/Tolong jadikanlah kami sahabatmu/Walau cuma jadi sahabat dalam angan/ dan mimpi-mimpimu/Semoga kalian mau menerimaku/Salam hangat dari semua teman-temanku di perbatasan/ ......... Itulah penggalan puisi Sulfira berjudul “Rintihan dari Anak Perbatasan”. Pada saat ditanya apa citacitanya, Sulfira dengan lembut dan dengan suara hampir tak terdengar mengatakan, ia kuatir menyebut cita-citanya. “Kenapa?” tanya saya secara otomatis. “Karena cita-cita saya sangat tinggi,” jawabnya. Hah..? Saya semakin penasaran. Setengah mendesak, saya minta Sulfira menyebut cita-citanya. Ia bilang: “Saya mau jadi presiden”. Kami semua terpana. Jadi presiden? Saya bilang ke Sulfira, apakah tidak terlalu tinggi cita-citanya itu? Dan lagi pula kalau mau menjadi presiden harus jadi anggota partai. Sulfira mengatakan, tidak apa-apa jadi anggota partai, asal cita-citanya jadi presiden dapat tercapai.
Lalu saya bertanya lagi, memangnya mau apa sih Sulfira kalau jadi presiden? Jawabnya: “Saya akan membereskan dan mengatur negara ini agar jadi lebih baik”. Bayangkan, seorang anak perempuan yang baru lulus kelas VI SD di Sentimok, sebuah dusun di ujung perbatasan Kalbar dan baru saja masuk diterima di sebuah SLTP di kabupaten Sambas, sangat yakin, jika ia diberi kesempatan, akan mampu membereskan Indonesia. Sayang sekali, waktu membatasi bincangbincang kami. Padahal banyak sekali yang ingin saya gali dari gadis kecil ini; tentang pandangannya, pendapatnya, pikirannya, termasuk harapannya untuk membawa Indonesia lebih baik. Saya juga belum sempat bertanya, bagaimana perasaannya dengan kedatangan rombongan BUMN ke dusun Sentimok sebagai respon atas puisi dan surat yang dikirimkannya ke Pak Dahlan Iskan tertanggal 21 Febuari 2012 itu. Saya yakin, meski ditujukan ke Pak Dahlan, pasti Pak Dahlan belum sempat membaca surat itu. Saya kira, banyak surat-surat lainnya demikian, namun nasibnya tak sama dengan puisi dan surat Sulfira. Sebuah puisi dan surat yang telah jadi magnet bagi tim PKBL rela 18 jam ke sana, hanya untuk sebuah kunjungan 2 jam saja di desa Sentimok. Saat berpisah, saya sampaikan kepada anakanak sekolah Sentimok, bahwa “tidak ada hal yang tidak mungkin bagi Allah untuk mewujudkan sesuatu yang dikehendakiNYA”. Bisa melalui siapa saja, melalui Pak Dahlan, melalui tim PKBL BUMN, melalui PTPN 13, melalui Pertamina, melalui Garuda, PGN dan PLN. Harapan selalu ada. Tanpa harapan, tidak akan Sulfira menulis puisi dan berkirim surat ke Pak Dahlan. Tanpa harapan, tidak mungkin tim PKBL BUMN datang ke Sentimok, dusun perbatasan yang sungguh memerlukan niat, tekad dan kesabaran untuk sampai di sana.[URW]
dok.pkbl
dok.pkbl
Oleh: Upik Rosalina Wasrin
sosok
4
tokoh
DR. AGUS SUHERMAN
BULETIN BUMN • EDISI 63 • TAHUN VI • 31 JULI 2012
Bekerja Karena Suka
Dari segi umur, ia bisa dikatakan begitu muda untuk jabatan Eselon III di KemenBUMN. Namun ternyata, dalam banyak hal, bahkan ketika menyelesaikan pendidikan doktoralnya, predikat “termuda” kerap ia sandang. Di ruang kerjanya, lantai 11 gedung KemenBUMN, dan di tengah kesibukannya, Kepala Bidang PKBL II ini pun bercerita tentang riwayat hidupnya.
AGUS SUHERMAN, begitu lengkapnya. Sudah bisa dikira, ia lahir di bulan Agustus. Tepatnya tanggal 3 Agustus 1976, di sebuah daerah transmigrasi lokal. Artinya, Agustus nanti ia menapak 36 tahun. Desa kelahirannya bernama Penawar dan berada dalam Kecamatan Menggala, dulunya masuk Kabupaten Lampung Utara. “Sekarang sudah berubah jadi Kabupaten Tulang Bawang,” jelasnya. MASA KECIL YANG INDAH Agus bungsu dari tujuh bersaudara. Ayahnya, Usman PPS, seorang petani dan ibunya Marfuah, juga petani. Karena berbagai keterbatasan, ia tidak menikmati masa TK, dan langsung duduk di Sekolah Dasar. Di SD, Agus tiga kali pindah sekolah. Waktu kelas 1, ia masih ikut orang tua. Di kelas 1 itu juga, ia kemudian pindah ke SD lainnya mengikuti Ayahnya. “SD kedua saya ini jaraknya sekitar 7 km dari rumah,” katanya. Ayahnya punya kebun cengkeh, rambutan dan beberapa kebun buahbuah lainnya, seluas 3 ha. Selain kebun, Bapaknya kala itu punya 10 ha sawah. Ia biasa jalan kaki ke sekolah bersama teman-temannya, 14 km pulang pergi. “Kami bisa tempuh 7 km itu setengah jam,” kenangnya. Biasanya mereka membawa sepatu, tapi ke sekolah dengan ‘telanjang kaki’. “Setibanya di sekolah, baru sepatu itu dipakai,” ujarnya. Alasannya, agar sepatu itu tidak cepat rusak. Agus masih ingat, harga sepatu bermerek ‘Pramuka’ yang ia pakai itu Rp 2.500. Kelas 4 SD, ia pindah sekolah karena ikut kakaknya, di sebuah daerah transmigrasi juga. Kakaknya itu adalah Kepala Sekolah SD. “Di sana saya sampai kelas 6,” katanya. Ketika SMP jarak sekolah dengan rumahnya lebih jauh lagi, yakni 20 km yang ditempuhnya dengan sepeda onthel. “Sepedanya besar, sedang badan saya kecil,” katanya. Kalau berangkat dari kebun, ia sering berangkat jam 2 pagi. “Saya biasa dibangunin orang tua yang jam 2 itu mau sholat tahajud,” terangnya. Sepanjang perjalanan ke sekolahnya itu, tidak ada rumah, namun masih hutan belantara. Tentu saja suasananya masih gelap dan sepi. Ia berangkat jam 2 pagi kalau hujan sorenya, namun kalau tidak hujan, ia berangkat jam
Selain bersekolah, di masa kecilnya itu Agus juga beternak sapi, ayam dan kambing. “Bahkan waktu sunatan, saya biayai sendiri dengan menjual ayam saya,” katanya. Yang ia kenang, seringkali kalau liburan sekolah, ia pasti ke sawah. “Kalau sudah ke sawah, kaki saya pasti kena lintah, lalu diobat dengan tembakau,” ceritanya lagi. Baginya, masa kecilnya itu terasa indah sekali. Prestasi belajarnya semasa sekolah lumayan baik. “Tidak selalu juara, tapi rangking satu dua tiga lah,” katanya. Dalam belajar, ia biasa mendengarkan serius apa yang diterangkan guru. “Lalu itu saya ingat-ingat. Kalau ada peluang lupa, biasanya saya catat dan saya kantongi,” ujarnya. Ketika ia sedang mengembalakan kambing, catatan di kantongnya itu ia baca kembali. Tapi biasanya, ia seringkali ingat hingga gerakan dan ucapan guru di depan kelas. BERSERAH DIRI KE ALLAH Ketika SMA, Agus remaja harus kos karena letak sekolahnya itu di Kecamatan Manggala. Sambil sekolah, ia bekerja mengambil sisa-sisa potongan kayu di sebuah pabrik kayu dan menjualnya sebagai kayu bakar. “Kurang lebih harganya Rp 2.500 per mobil pick up,” katanya. Kala itu ia juga aktif di Pramuka dan selalu juara di kelasnya. “Waktu itu kalau tidak rangking satu, saya rangking dua,” ujarnya. Ia mengambil jurusan Fisika. Ketika di kelas tiga, ada penerimaan mahasiswa tanpa tes
rr
seno
5 pagi. “Kalau hujan sebelumnya, jalan ke sekolah jadi sulit ditempuh,” jelasnya lagi.
di beberapa Universitas Negeri. “Dari data yang saya kompilasi, biaya pendaftaran paling murah itu di Undip, Rp 15 ribu,” katanya. Dengan alasan biaya lebih murah itu, ia pun mendaftar ke Universitas Diponegoro (Undip). “Tapi saya masih belum memberitahu ke orang tua,” katanya. Bahkan untuk biaya pendaftaran, ia dibantu temannya. Alhasil, Agus diterima di Fakultas Perikanan dan Kelautan Undip. “Waktu itu surat penerimaan itu ditandatangani Rektor Undip, Pak Muladi,” katanya. Ia memilih kuliah di perikanan karena ia senang dengan sungai. Ketika hal itu ia sampaikan ke orang tuanya, ayahnya terus-terang bilang, sulit membiayai kuliahnya, sebagai petani tentu penghasilan tidak menentu. Namun, alhamdulillah, ia mendapat dukungan dana dari kakak-kakaknya dan keluarga lainnya. “Kala itu terkumpul kurang lebih 600 ribu,” katanya. Itulah bekalnya ke Semarang, tahun 1994. Yang ia ingat, orangtuanya berpesan, karena tidak punya keluarga di Jawa, maka berserah diri saja ke Allah. Ketika sampai di Semarang, biaya kos di Semarang yang paling murah 20 ribu sebulan. “Walau biaya makan terbilang murah,” katanya. Masalahnya, uang yang tersisa setelah membayar SPP hanya 200 ribu. Ketika berpikir-pikir tentang hal itu, ia pun memutuskan sholat di masjid yang terletak di samping kampus Undip. Ketika selesai sholat, pengurus masjid mengumumkan ke jamaah, Masjid itu membutuhkan petugas pengelola masjid (baca: marbot) dan bisa menempati kamar di masjid itu.
BULETIN BUMN • EDISI 63 • TAHUN VI • 31 JULI 2012
5
SELESAI TERCEPAT, DOKTOR TERMUDA Agus pun dapat menyelesaikan kuliah S1-nya dalam 7 semester. Selain kuliah, Agus pun juga menjadi asisten dosen untuk puluhan mata kuliah. “biasanya saya selalu jadi koordinatornya,” katanya bangga. Disamping itu, ia aktif di dunia kemahasiswaan. Ia pernah jadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas, Sekretaris Umum Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), Ketua Dewan Pramuka di Undip, Ketua UKM Atletik dan Tenis Meja. “Saya juga Koordinator Dewan Perwakilan Himpunan Mahasiswa Perikanan Seluruh Indonesia,” tambahnya. Menurutnya, tak sulit mengatur waktu. “Yang penting selalu berinteraksi dan berkomunikasi, nggak ada niat lain yang macam-macam,” katanya. Ia juga sempat jadi demonstran di ujung-ujung masa kuliahnya, sekitar semester 6. “Saya mengorganisir temanteman berdemo, termasuk ketika ada kenaikan uang sumbangan orang tua untuk kuliah di Undip,” katanya. Lulus tercepat di angkatannya, Agus pun ditawarin jadi dosen di Fakultasnya. Meski demikian, tentu ia harus mengikuti tes. Dengan hanya 4 posisi dosen, ia bersaing dengan ratusan pelamar. Ia dianggap teman-temannya punya banyak koneksi untuk jadi dosen. “Saya bilang, yang paling penting itu adalah koneksi dengan Allah,” tegasnya. Ia meyakini, kalau Allah berkehendak, pasti tidak ada yang bisa menghalangi. Ia pun diterima jadi dosen 1998, dan jadi PNS per Maret 1999. Tahun 2000 ia melanjutkan sekolah S2 di IPB, yang diselesaikannya dalam dua tahun. Di tahun 2000 itu juga ia menikahi teman satu angkatannya di S1, Tristiana Yuniarti. Istrinya juga dosen di Undip, dan sebelumnya jadi pegawai di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Ia dikaruniai 3 anak, Aisyah Putri Suherman (kelas 6 SD), Mustafa Usman Ananda Suherman (kelas 2 SD) dan Nayla Putri Suherman (3 tahun). Di IPB itu juga ia melanjutkan kuliah S3 dan tamat dalam tiga tahun. “Ketika kuliah S2 dan S3, saya berkesempatan bertemu dengan banyak teman, antara lain Pak Mustafa Abubakar dan Pak Adyaksa Dault,” katanya. “Di antara teman-teman S3, Pak Mustafa tamat paling cepat, sekitar 2 tahun,” tambahnya. Ia mengakui, Pak Mus punya pengalaman yang banyak. “Di kuliah, beliau menonjol, selalu berfikir sistematis,” kenangnya. Dalam karir, Agus meyakini, kalau mau besar, maganglah dengan orang besar. “Banyak peraih nobel yang magang dengan peraih nobel juga,” katanya memisalkan.
seno
“Belum selesai pengurus masjid itu mengumumkan hal itu, saya langsung mengajukan diri,” katanya tertawa. Alhamdulillah, masalah kos yang tadinya membelitnya terselesaikan. Ia pun tinggal di Masjid Attaqwa Kusumawardani itu. “Terbukti, kalau ada niat baik, selalu ada jalan,” katanya. Selama satu tahun ia jalani kuliah sambil bekerja jadi marbot. Kemudian Agus kos di rumah seorang Ketua RT dengan biaya sangat murah, 10 ribu sebulan.
Selesai wisuda S3 tahun 2007, Agus diangkat jadi Staf Ahli Pembantu Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama Undip dan Kepala Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai Undip. “Saya jadi Kepala Laboratorium paling muda,” katanya. Ia juga termasuk doktor termuda di Undip waktu itu. Dalam menjalankan tugasnya, Agus memprioritaskan hal-hal utama. “Saya juga berusaha tidak kaku merespon setiap perkembangan kondisi yang ada,” tambahnya. TAK ASING DENGAN PKBL Tahun 2010, Agus ditarik untuk ikut membantu di Kementerian BUMN. Waktu itu, Kabiro SDM KemenBUMN menelpon dan minta curriculum vitaenya. Ia dipercaya menjabat Kepala Bidang PKBL II, hingga sekarang. Cara kerja PKBL ini tidak asing baginya. Di Jawa Tengah ia pernah menjadi tim ahli untuk Sarjana Pengerak Pembangunan Pedesaan yang merupakan program Kementerian Pemuda dan Olahraga. “Saya sering ke lapangan dan berinteraksi dengan masyarakat,” katanya. Itu sama dengan cara kerja di PKBL ini. Yang menarik di PKBL adalah, salah satunya, ia berkesempatan terlibat dalam program pengentasan kemiskinan. “Itu program kita di tahun 2012 ini,” katanya. Inilah upaya BUMN terlibat dalam program yang kongkret. “Kita melakukan mapping tentang kondisi orang per orang, dimana, mengapa, sebelum ini seperti apa, dan setelah itu bagaimana. Itu selalu dipantau,” katanya mengambarkan program itu. Di DKI, program itu ditujukan untuk RT (Rukun Tetangga). “Beberapa kantong kemiskinan itu ada di Jakarta Utara, sekitar Pluit,” katanya. Sedang di seluruh Indonesia, pengentasan kemiskinan itu dilakukan per desa. Di program itu, dilakukan kerjasama dengan kalangan profesional dan kampus dalam pemetaan kemiskinan. “Setelah itu kita tawarkan BUMN tertentu untuk membantu melalui instrumen PKBL, lalu kita dampingi dan monitoring dan evaluasi” katanya.
NIKMATI PEKERJAAN Agus selalu menikmati setiap pekerjaannya. “Saya tidak pernah berpikir pekerjaan ini beban, saya nikmati aja,” katanya santai. “Saya bekerja itu karena suka,” katanya. Itulah yang ia lakukan, sejak masa aktif di kemahasiswaan dulu. Yang menarik, selama bekerja di KemenBUMN, Agus kos di Jakarta dan keluarganya masih di Semarang. Alhamdulillah, anak-anaknya tidak menuntut macam-macam. “Kebetulan sekolah anak-anak dekat rumah saya kurang lebih 100 meter,” katanya. Setiap ada kesempatan luang, pasti ia ke Semarang. “Yang penting itu kualitas komunikasi dengan anak-anak,” ujarnya. Istrinya saat ini juga sedang mengambil S3 di IPB. Agus telah menerbitkan 3 buku pegangan untuk mahasiswa. Buku terakhir yang sedang ia tuntaskan adalah Manajemen Pelabuhan. “Saya juga mengajar matakuliah itu,” katanya. Disertasi doktoralnya juga terkait tentang decision support system pengembangan pelabuhan. Saat ini ia juga sedang menyusun buku tentang PKBL. “Sudah mencapai 80 persen,” terangnya. Menurutnya, hal yang sedang digiatkan di PKBL adalah mengembangkan sistem cluster, membangun desa, serta sinergi antar BUMN. “Rata-rata penyaluran sudah sangat efektif, di atas 90%,” katanya. Mengenai ide, penyaluran PKBL melalui tenaga ahli, menurutnya tak masalah. “Itu sudah dilakukan oleh BUMN, dan akhirnya yang menentukan juga BUMN itu sendiri,” kata penyuka makanan enak ini. Motto hidup seorang Agus berubah-ubah. Itu karena ia suka segala yang positif. Kadang ia selalu berprinsip bahwa ‘masa muda untuk masa tua’. Di lain waktu ia menyemangati dirinya dengan motto: ‘Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah hari esok’. “Yang penting kita cari yang positif untuk jadi motto hidup,” kata penyuka buku Bibliografi (buku tentang tokoh) tersebut, mengakhiri perbincangan kami siang itu. [Rudi Rusli/Faisal Halimi]
hasil
6
survei
dok pribadi
Oleh: Marnarita Yarsi
SURVEI INI menggunakan instrumen Human Resource Role-Assesment Survey yang diinisasi Dave Ulrich, Profesor Universitas Michigan, salah seorang dari world’s top ten educators di bidang SDM versi Business Week. Berdasarkan teori Ulrich, dapat dilihat pada Gambar (Scoring for HR Role Survey), rentang nilai untuk fungsi SDM secara keseluruhan untuk keempat kuadran adalah 50–200. Bila total skor di bawah nilai 90, mengindikasikan persepsi pegawai terhadap pelayanan fungsi SDM memiliki kualitas yang rendah. Bila total skor di atas 160, mengindikasikan persepsi pegawai terhadap pelayanan fungsi SDM memiliki kulitas yang tinggi. Berdasarkan hasil tabulasi data, maka peta persepsi pegawai terhadap Bagian SDM di Kementerian BUMN dengan skor 121,23, mengindikasikan pelayanan fungsi SDM memiliki kualitas rata-rata (average). Sebagaimana terlihat di Gambar, alokasi skor di keempat kuadran mengindikasikan persepsi pegawai saat ini terhadap kualitas layanan fungsi SDM yang ada. Skor tertinggi mencerminkan fungsi SDM yang paling kuat. Berdasarkan persepsi 30 orang pegawai di KemenBUMN, Administrative Expert adalah fungsi SDM yang paling kuat. Menurut Ulrich, Expert in Administrative is the metaphor for the role of human resource practice for designing and delivering efficient human resource processes”. Artinya, fungsi SDM di kuadran ini mencerminkan layanan SDM yang efisien, sistematis dan fokus
wawasan
BULETIN BUMN • EDISI 63 • TAHUN VI • 31 JULI 2012
Bagaimana Fungsi Bagian SDM KemenBUMN? Hasil survei tentang persepsi pegawai terhadap fungsi Bagian SDM KemenBUMN mengindikasikan pelayanan fungsi SDM memiliki kualitas rata-rata. Itulah hasil survei penulis terhadap 30 responden yang merupakan pegawai KemenBUMN yang dipilih secara acak. Scoring for HR Role Survey
Strategic Focus Strategic Partners 30.53 II
Change Agent 30.33 III
Administrative Expert 31.53 I
Employee Champion 28.83 IV
Process-System
People
Operational Focus
Total Score: 121.23
pada hal-hal yang bersifat administratif. Data ini sekaligus menunjukkan, bahwa fungsi SDM masih cenderung berada pada Traditional Human Resources Roles, yang menunjukkan fokus operasional lebih besar dibanding fokus strategis. Skor terendah adalah Employee Champion. Artinya, 30 orang pegawai Kementerian BUMN memiliki persepsi bahwa fungsi bagian SDM untuk mendorong Employee Champion di lembaga ini masih rendah. Ulrich (1997:29) memberikan pengertian bahwa Human Champion is the metaphor for the role of human resource practice for encompassing their involvement in the day to day, concerns, and needs of employees. Artinya, bagaimana fungsi SDM dapat memberikan perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan pegawai sehingga semua pihak termotivasi untuk dapat menjadi pegawai yang unggul. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi bagian SDM di kuadran Employee Champion menurut Prince, 2002, Management 633: Advanced Topics in Human Resource Management (p.82) adalah dengan membangun Human Capital, mengelola komitmen (Managing Commitment) dan menjalankan proses yang adil (fair processes). Menurut A Strategic Human Resource Management System for the 21st century (baca di: http:// www.navy.mil/), kuadran Employee Champion dapat ditingkatkan dengan meningkatkan peran pegawai sebagai sumber daya yang bernilai (promote people as a valued resource). Penulis adalah pengurus DWP KemenBUMN. Juga mahasiswa MM Universitas Negeri Jakarta, Semester III.
ramadhan
dok. istimewa
Keutamaan Ramadhan
INILAH BULAN ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu dihitung sebagai tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Tuhanmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan puasa dan membaca kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan miskin. Muliakan orang yang lebih tua darimu, sayangi yang lebih muda, sambunglah tali persaudaraan, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari yang tidak halal dipandang dan pendengaran dari yang tidak halal didengar. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.
“Wahai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya harihari yang utama, malam-malamnya malam-malam yang paling utama, dan saat-saatnya saat-saat yang paling utama. Wahai manusia! Sesungguhnya dirimu tergadai oleh perbuatanmu, bebaskan dirimu dengan istighfarmu. Punggungmu berat oleh beban-bebanmu, ringankan dengan lamanya sujudmu. Wahai manusia! Siapa yang memperindah akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati shirathal mustaqim pada hari ketika kakikaki tergelincir. Siapa yang meringankan beban pekerjaan pembantu dan pegawainya di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari Kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan kasih sayang-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa yang memutuskan silaturrahim di bulan ini, Allah akan memutuskan ia dengan kasih sayang-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunnat di bulan ini, Allah akan mencatat baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardhu, baginya ganjaran 70 kali shalat fardhu di bulan yang lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa membaca satu ayat al-Quran di bulan ini, ganjarannya seperti mengkhatam al-Quran pada bulan lainnya. Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mohonlah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Tuhanmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu …”. Shinta Rahmasari, Staf Biro Hukum (disadur dari kitab Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah, hlm 79)
BULETIN BUMN • EDISI 63 • TAHUN VI • 31 JULI 2012
7
rekam
peristiwa
DIKLAT SOFT COMPETENCIES 2012
Sebanyak 30 pegawai KemenBUMN dari berbagai unit eselon I, menjadi peserta diklat soft competencies 2012 yang diadakan di Sukabumi selama empat hari, 5–8 Juli 2012 lalu. Dalam diklat ini, pegawai diajak melatih motivasi dan kesadaran diri bersama Trainer Nanang Qosim Yusuf (Naqoy) dari 7 awareness selama satu hari penuh.
dok.panitia
Menjadi Manusia Di Atas Rata-rata
DENGAN TOPIK ‘Menjadi Manusia di atas Rata-Rata’, pegawai KemenBUMN diajak untuk mengetahui kunci dalam diri agar menjadi manusia di atas rata-rata. Pada dasarnya, setiap manusia itu tercipta sempurna. Namun, bagaimana caranya agar menjadi lebih baik dan di atas rata-rata? Itulah yang perlu diupayakan oleh dirinya sendiri. TUJUH RAHASIA Ada tujuh rahasia dalam membangun kesadaran menjadi manusia di atas rata-rata. Pertama, the art of thinking, di mana pikiran tertuju, di sana energi menuju. Kedua, the art of silence. Manusia membutuhkan keheningan untuk mengambil keputusan, karena setiap aksi ada reaksi. Rahasia ketiga, yaitu the art of entrepreneur. Orang gagal punya ribuan alasan, tapi orang sukses hanya punya satu alasan, yaitu tidak ada alasan. Keempat adalah the art of soul, jernihkan jiwa dengan memberikan kata-kata yang positif pada diri sendiri dan orang lain. Selanjutnya yang kelima the art of wisdom. Kearifan hidup dibangun pada dua hal, pengalaman hidup dan ilmu. Pada saat kita bodoh, kita ingin menguasai orang lain, dan pada saat kita bijak, kita ingin menguasai diri sendiri. Yang keenam adalah awareness of vision. Apa yang kita dapatkan adalah apa yang kita yakini. Rahasia terakhir adalah ikhlas, titik di mana kita bebas dan menerima apa yang diberikan pada diri kita masing-masing. ONE MINUTE AWARENESS Dalam hidup, kita memiliki banyak momen yang membuat diri kita berubah. Itulah yang dinamakan One Minute
Awareness (OMA). Ada peserta yang menceritakan tentang OMA-nya tentang bagaimana ia dapat berhenti merokok hanya karena anaknya pernah berkata, “Papa, kenapa merokok terus? Bukankah uangnya bisa untuk menambah uang transportku untuk ke sekolah?” Dan jadikan momen itu sebagai cara untuk bangkit dan menjadi pribadi yang lebih baik. Setelah mendapatkan semangat dari trainer Naqoy, hari berikutnya, peserta diajak berlatih ketahanan fisik dan mental dalam acara outbound dan arung jeram. Peserta melakukan paint ball dan flying fox yang kemudian dilanjutkan dengan arung jeram menyusuri sungai Citarik. Secara keseluruhan peserta merasa diklat ini menumbuhkan motivasi dan merasa tertantang. Semoga hal tersebut dapat diaplikasikan ke dalam pekerjaan sehari-hari di kantor. [Tbk]
DWP PEDULI PENDIDIKAN
Menginspirasi Anak-anak Binaan
dok.dwp
DWP KemenBUMN bikin kegiatan menarik di Gunung Mas, Puncak. Kegiatan itu melibatkan sekitar 80-an anak-anak binaan DWP KemenBUMN setingkat SMP dan SMU, yang terdiri dari anak-anak karyawan KemenBUMN golongan I dan II, anak-anak Satpam, Cleaning Service dan Outsourcing, serta anak-anak kebun PTPN VIII.
CHARACTER BUILDING Edutainment, itulah tajuk acara DWP itu, yang merupakan program pembinaan terhadap anak-anak binaan Dharma Wanita Persatuan Kementerian BUMN (DWP KemenBUMN) bersama organisasi Istri-istri Pimpinan BUMN (IIP BUMN). Acara yang diselenggarakan pada tanggal 3–4 Juli 2012 itu, disponsori oleh PKBL Pertamina bekerjasama dengan PTPN VIII. Acara ini ditujukan agar generasi muda di lingkungan KemenBUMN menjadi generasi yang cerdas intelektul, cerdas emosional dan cerdas spiritual, sehat jasmani dan rohani dengan fokus pada aktivitas positif dan “haram Narkoba”. Acara ini dihadiri Wakil Penasehat DWP KemenBUMN, Ibu Yetti Yasin dan Ketua DWP KemenBUMN, Ibu Pia Megananda beserta segenap pengurus DWP lainnya yang terlibat sebagai panitia.
Selamat Ulang Tahun
Mamat Rohimat Sutikno Hadi Purnomo Triza Noviasari Nani Sukamto Parikesit Suprapto Anjang Kusumah Anang Sundana Kemas Hasani Wiranto Syarkawi
GENERASI ANTI GALAU Dalam acara itu, Ibu Amelia Naim dari Aliansi Selamatkan Anak Indonesia (ASA Indonesia) yang juga seorang motivator dan konsultan dari PT Rentang Gunaputra menyampaikan materi tentang “Say No to Narkoba”. Dengan presentasi multimedianya yang interaktif, Ibu Amelia berhasil membuat semua peserta antusias dan terlibat mengikuti sesi ini. Ustad Nunu Zainul Fuad yang biasa dipanggil Kang Zain, memaparkan materinya berjudul “Generasi Anti Galau”, yang juga berhasil membius dan menginspirasi anak-anak binaan DWP dengan presentasi multimedianya yang segar, menghibur dan mengena. Lima belas menit di akhir presentasinya, kang Zain membawa peserta merenung dan menghitung diri. Hampir semua peserta meneteskan air mata, terharu dan menyesali berbagai sikap yang tidak pantas di hadapan Tuhan dan orang tua.
01Agustus 1985 02 Agustus 1977 05 Agustus 1986 06 Agustus 1985 08 Agustus 1951 08 Agustus 1953 08 Agustus 1958 09 Agustus 1956 10 Agustus 1958 10 Agustus 1969
Supriyanto Sulistik Widayati Agus Suharyono Untung Sudarsono Chairiah Yusanti D. K. Varid Alridha RM. Wiratmoko P. August Haris Woro Mulyaningsih
11 Agustus 1958 15 Agustus 1959 15 Agustus 1965 17 Agustus 1956 17 Agustus 1965 19 Agustus 1961 20 Agustus 1974 20 Agustus 1982 21 Agustus 1957 24 Agustus 1958
Malam yang penuh keharuan itu ditutup dengan api unggun dan diiringi lagu-lagu nasional yang membakar semangat patriotisme para peserta. SENAM DAN SIMULASI Hari kedua, setelah Subuh, peserta diajak melakukan senam bersama, dan selanjutnya mengitari kebun teh dengan suasana khas pegunungan yang segar. Kemudian peserta melakukan simulasi Team Building yang menggambarkan betapa pentingnya kerjasama tim dan memupuk kerjasama tersebut dalam menyelesaikan masalah kelompok. Semua peserta terlihat puas, dan terkesan. Para panitia juga pulang dengan merasa puas dan penuh rasa syukur. Terimakasih atas dukungan berbagai pihak yang telah berpartisipasi mensukseskan acara ini. [TataDWP]
Liliek Mayasari Bimo Satrio Nugroho Warno Zainudin Wita Puspitarini M. Husein Gatot Trihargo Khoirul Mampe
24 Agustus 1969 24 Agustus 1986 27 Agustus 1962 28 Agustus 1960 28 Agustus 1984 29 Agustus 1959 29 Agustus 1960 31 Agustus 1986
rekam
peristiwa
8
BULETIN BUMN • EDISI 63 • TAHUN VI • 31 JULI 2012
dok.humas pegadaian
PERTANDINGAN PERSAHABATAN
SEBETULNYA, PANDU Djajanto, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis yang akan memimpin Tim Tenis KemenBUMN. Namun pagi itu, sang Ketua BAPORSI KemenBUMN tersebut berhalangan hadir, karena harus mewakili Wamen BUMN di sebuah acara di Bogor. Akhirnya, Achmad Budiono, Asdep Riset dan Informasi yang tampil mewakili Ketua Baporsi tersebut dalam seremonial pembukaan pertandingan persahabatan itu. Budiono menyatakan bahwa kegiatan ini lebih tepat dikatakan sebagai ‘latihan bersama’, dibanding ‘pertandingan’. “Apalagi ini ditujukan untuk meningkatkan silaturahim antara Kementerian BUMN dengan PT Pegadaian,” tandasnya. Budiono mengucapkan terima kasih atas kesediaan PT Pegadaian untuk menjadi tuan rumah kegiatan ini. “Kegiatan olahraga bersama, apalagi yang dilaksanakan di luar ruangan, biasanya lebih efektif hasilnya dibanding kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan, karena lebih santai, akrab dan tidak
Kembali Meraih ‘Kemenangan Yang Tertunda’
Pagi itu, Sabtu, 7 Juli 2012, terjadi sedikit kemeriahan di lapangan tenis PT Pegadaian. Rupanya, ada pertandingan persahabatan antara Tim Kementerian BUMN dan Tim PT Pegadaian (Persero) pagi itu. kaku,” jelas Budiono. Ia mengharapkan kegiatan seperti ini dapat terlaksana kembali pada kesempatan yang akan datang. Sumanto Hadi, Direktur Bisnis III PT Pegadaian (Persero) mewakili Dirut, dalam kesempatan tersebut menyambut baik latihan tenis bersama dengan KemenBUMN ini. “Kami juga berharap, di samping berolahraga, kita akan lebih meningkatkan tali silaturahim di antara kita,” katanya. Hadir juga Budiyanto, Direktur Keuangan PT Pegadaian dan Direktur Umum dan SDM PT Pegadaian, Sri Mulyanto, yang juga ‘orang KemenBUMN’. UNTUNG ADA PAK BUD Dan ‘latihan bersama’ itu pun dilakukan. Turun di partai pertama, pasangan Achmad Budiono dan Abubakar (Inspektorat) melawan Sumanto Hadi dan Hari Yuwono dari Pegadaian. Pertandingan di lapangan keras milik Pegadaian itu berlangsung alot. Kelihaian Budiono (yang saat ini sudah ditugaskan jadi Direksi PT SIER) dan Abubakar dalam mengolah ‘bola tenis’ berbuah manis. Partai itu dimenangkan Tim KemenBUMN dengan skor 8-6. Namun, kemenangan pertama tersebut tidak diikuti oleh pasangan KemenBUMN lainnya. Tercatat, ada dua kali Tim KemenBUMN diberi angka nol. Selebihnya, Tim Pegadaian memenangkan pertandingan dengan susah payah. Untunglah, pada pertandingan terakhir, Tim KemenBUMN bisa memenangkan pertarungan. Di pertandingan terakhir itu, Tim KemenBUMN yang kembali menampilkan Achmad Budiono berpasangan dengan Usmansyah (Inspektorat), dapat berjaya mengandaskan perlawanan Toza Anindya dan Didik Susilo dari Pegadaian dengan skor 8-4. Alhasil, skor besar latihan bersama itu adalah 7-2 untuk kemenangan Tim tuan rumah. “Untung ada Pak Bud,” ujar Mahmud Husen, salah satu petenis KemenBUMN kepada redaksi Buletin ini. Sepertinya Tim KemenBUMN harus rajin berlatih supaya dalam kegiatan serupa tidak lagi mengalami ‘kemenangan yang tertunda’. [Tbk]
RAKOR FORUM TI BUMN
13 Juli 2012 lalu, seluruh praktisi teknologi informasi BUMN yang tergabung dalam Forum Teknologi Informasi (FORTI) BUMN melaksanakan workshop di Ruang Poncowati Hotel Patra Semarang dengan tema “Collaboration with IT Principal and IT Implementor”. DI WORKSHOP itu, selain ada sharing experience oleh Susilo (Senior VP Corporate Shared Service PT Pertamina) dan Admiral Dasrin (SM Divisi Enterprise Service PT Telkom Indonesia), ada pula pemaparan oleh penyedia ERP (Enterprise Resource Planning) yang juga anak perusahaan BUMN yaitu Metrasys (anak PT Telkom Indonesia), Asyst (anak PT Garuda Indonesia), dan Kitech (anak PT Krakatau Steel). Ketua FORTI BUMN, Imam Bustomi, dalam pembukaan menyampaikan agar setiap anggota FORTI dapat bahu-membahu dalam memajukan teknologi informasi di BUMN, sehingga seluruh BUMN memiliki teknologi informasi yang tangguh. “Bagi BUMN yang punya TI yang baik, agar dapat membantu “BUMN Dhuafa”. Itu kewajiban yang sudah kita sepakati,” ujar Imam Bustomi. Ia juga berharap agar praktisi TI dapat menyampaikan rencana pengembangan teknologi informasi kepada Direksi BUMN dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga rencana tersebut dapat dimengerti dan didukung Direksi. “Untuk bisa berbicara dengan top management, bahasa yang digunakan jangan bahasa programmer,” sarannya. HARUSNYA YANG HADIR DIREKSI Dalam sambutan pembukaan acara tersebut, Irnanda Laksanawan, Staf Ahli Bidang SDM dan Teknologi Informasi, merasa prihatin karena acara sepenting FORTI tidak dihadiri oleh direksi.
Ini berarti, TI hanya dianggap sebagai tools atau jadi ‘pemanis’ agar BUMN yang memiliki TI terlihat keren. Menurutnya, paradigma tersebut perlu dirubah. “Paradigma TI sebagai tools harus diubah sehingga TI jadi value invention, value creator atau value supporter,” tegasnya. “Harusnya yang hadir adalah Direksi BUMN, karena ini adalah strategis. TI itu harus diputuskan oleh top management, tidak bisa di level bawah,” lanjut Irnanda. Menurutnya, setiap BUMN harus membuat ERP (Enterprise Resource Planning), namun masih terjadi kasalahan pola pikir di manajemen. “Pokoknya sudah beli oracle atau SAP, berarti sudah ERP. Ini salah, ERP itu dibikin bukan dibeli,” katanya. Irnanda mencontohkan transformasi yang terjadi di PT Pertamina, di mana dalam proses pembuatan ERP, PT Pertamina mengumpulkan pegawai terbaik dari setiap unit kerja agar bekerja sama membuat ERP. Irnanda juga berharap agar BUMN dapat terus bertransformasi, terutama bagi BUMN yang memiliki product life cycle yang pendek. Sebelum umur produk habis, BUMN harus memiliki new life cycle. Ia mencontohkan PT Telkom yang terus bertransformasi, ketika bisnis fixed line masih cukup bagus, mereka masuk ke seluler sehingga ketika ketika fixed line menurun mereka sudah menanjak melalui seluler. Begitu juga ketika seluler masih cukup bagus, maka mereka mulai beralih ke broadband.
seno
TI Bukan Sekedar Tools
Semoga FORTI bisa lebih berperan dan didukung Direksi BUMN, sehingga mampu merubah budaya di BUMN untuk lebih memaksimalkan TI. [Tbk]
SUSUNAN PENGURUS BULETIN BUMN Pelindung: Menteri Negara BUMN Pembina: Sekretaris Kementerian BUMN, Kepala Biro Umum dan Humas Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Faisal Halimi Pemimpin Redaksi/Ketua Tim: Rudi Rusli Tim Editor: Mahmud Husen, Teddy Poernama, Ferry Andrianto Dewan Redaksi Dan Desain Grafis: Riyanto Prabowo, Sandra Firmania, Erwin Fajrin, Sentot Moelyono Sekretariat: Sahala Silalahi (Koordinator), Umi Gita Nugraheni, Hendra Gunawan, Nur Wahid, Sutarman. Alamat Redaksi: Lantai M Gedung Kementerian BUMN (Biro Umum dan Humas), Jl. Medan Merdeka Selatan No.13, Jakarta Pusat 10110. Telp: 021-2312373, Fax: 021-2311224 E-mail:
[email protected], Website: www.bumn.go.id Redaksi menerima kontribusi tulisan dari pegawai Kementerian BUMN, karyawan BUMN atau pihak lain yang relevan dengan semangat Buletin Kementerian BUMN, dengan syarat diketik rapi dengan spasi ganda, maksimal 2.000 karakter (setengah halaman), dengan disertai identitas diri penulis. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis.