SEMINAR NASIONAL L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012
EKSTRA AKSI SEN NYAWA F FENOLIK DARI LIM MBAH KULIT K KACA ANG TAN NAH SEBA AGAI ANT TIOKSID DAN ALAM MI MENG GGUNAKA AN METO ODE DOM MESTIC M MICROWA AVE MAC CERATION N Ton nny Mulyad di, Rendy Christian C Dih harja, Nanii Indraswatii, dan Aning g Ayucitra Juru usan Teknik Kimia, Fakuultas Teknikk, Universitass Katolik Widya Mandala Surabaya Jallan Kalijudaan 37, Surabaaya 60114 E E-mail: ren_zz23@rocketm mail.com
Abstrak L Limbah kulit kacang k tanah (Arachis hyppogea L) umum mnya dihasilkaan dari industri kacang yanng mengha asilkan berbag gai produk olahhan kacang yang sebagian besar limbahnya belum dimannfaatkan. Hal ini i sangat disayangkan karena k di dalam m kulit kacangg terkandung seenyawa fenolikk yang dapat berfungsi sebaggai antioksidan alami. Antioksidan ala ami dari senyaawa fenolik kaacang tanah daapat diperoleh h melalui prosses ekstraks ksi kulit kacanng menggunakkan metode D Domestic Miccrowave Maceeration (DMM M). Tujuan daari penelitiian ini adalah untuk menentu ukan pengaruhh jenis pelarut (air dan etanool 96%), perbaandingan jumlah solid daan pelarut (g/m ml) (1:5,1:10,1::15), dan wakttu ekstraksi (300, 90, dan 150 detik) d terhadapp yield dan Tottal Phenoliic Content (TP PC) ekstrak kullit kacang tanaah menggunakkan metode Doomestic Microw wave Maceration (DMM)). Selain itu, ju uga diuji aktiviitas antioksidann dengan meto ode DPPH padda ekstrak kulit kacang dengaan TPC teerbesar. Berdasarkan hasil penelitian p didaapatkan bahwa a pada pelaruut air, perband dingan solid ddan pelarut 1:10 (g/mL) dan d waktu ekstrraksi 150 detikk dihasilkan eksstrak kulit kacaang tanah deng gan yield ekstrrak terbesar yaitu 5,46% dan pada pelaarut etanol 966% berat, perbandingan solidd dan pelarut 1:10 (g/mL) dan da waktu ekstraksi e 150 detik, dihasilk lkan ekstrak kkulit kacang taanah dengan TPC terbesar yaitu 7,7901 g GAE/1000 g ekstrak (0 0,7478 mg GAE E/g kulit kacangg tanah) dan aktivitas a antiokksidan sebesar 93,89%. Kata ku unci: kulit kaccang tanah, senyawa s fenollik, antioksida an alami, dom mestic microwaave maceratioon, pelarut ettanol
1.PEND DAHULUAN D Indonesia teerdapat banyakk industri kacaang tanah (Aracchis hypogea L) Di L yang menghhasilkan berbaggai produk olahan berkuualitas. Limbahh yang umumnnya dihasilkann dari industrii kacang beruppa kulit kacanng. b dasaar kacang tanaah di Indonessia Suplai kacang tanahh pada industrri-industri makkanan yang berbahan mencappai 1,25 ton bijji kacang tanah h per hari (Deptan 2008), seehingga dihasillkan limbah kuulit kacang tannah dalam jumlah yang beesar. Kulit kacaang belum dim manfaatkan dan n pada umumnyya dibuang seb bagai limbah. Hal H ini sanggat disayangkaan karena di daalam kulit kaccang terkandunng senyawa fennolik yang dappat dimanfaatkkan sebagaii antioksidan alami (Wee, 2007). Antiokksidan alami dari senyawaa fenolik kacaang tanah dappat diperoleeh melalui proses ekstraksi kulit k kacang. M Metode ekstraaksi menentukaan kualitas anntioksidan yang g dihasilkan. Metode ekstraaksi yang palinng umum digunakan d adalah solvent exttraction (SE). N Namun saat inii mulai banyakk digunakan meetode microwaave assisted d extraction (M MAE). Perlakuuan dengan miicrowave mem mpengaruhi struuktur sel akibaat kenaikan suhhu yang tiiba-tiba dan meningkatkan m tekanan internnal. Selama proses p dindingg sel pecah, analit a yang akkan diekstraak keluar darii sel dan dapaat berdifusi ceepat ke dalam m pelarut. Eksttraksi dengan MAE ini dappat meninggkatkan kecepaatan transfer massa m zat terlarut dari matrriks sampel kee dalam pelarrut dibandingkkan metode SE (Mandal, 2007). MAE memiliki m kelebihan dalam meengekstrak sennyawa fenolik dari d kulit kacanng dibandiing SE yaitu MAE M hanya meembutuhkan w waktu ekstraksii yang singkat,, solvent (pelarrut) yang sedikkit dan eneergi listrik yang g kecil (Ballard d, 2008). D Dalam penelitiian ini senyaw wa fenolik akann diekstraksi daari limbah kuliit kacang denggan metode yanng baru daan berbeda diibanding metoode MAE sebeelumnya yaituu metode Dom mestic Microw wave Maceration Extracttion (DMME). Metode DMM ME merupakan metode ekstrak ksi dengan meenggabungkan ekstraksi denggan
B.5-1
SEMINAR NASIONAL L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012 domestiic microwave dan d perendamaan (macerationn) kulit kacang g dalam pelarutt. Metode ini dilakukan d kareena domestiic microwave yang ada di pasaran mem miliki kekuranggan yaitu tidakk dapat meng gontrol suhu dan d tekanann. Microwave yang y memilikii kontrol suhu dan tekanan harganya h jauh lebih mahal. Oleh karena ittu, dibutuh hkan pengaturaan batas maksim mum waktu esstraksi pada do omestic microw wave untuk meenjaga suhu tettap di bawaah titik didih pelarut p untuk alasan a keselamaatan kerja jikaa pelarut sepertti etanol menguuap dan terbakkar akibat radiasi r microwaave. P Pada penelitiaan sebelumnya yaitu ekstraksi senyawa fennolik dari kulit kacang tanaah menggunakkan metode MAE dengan pelarut etanol 30% dan wakttu radiasi 30 deetik menghasilkan yield fenollik sebesar 1433,6 AE/g kulit kacaang tanah (Balllard, 2008). Seelain itu, juga terdapat t peneliitian ekstraksi senyawa fenollik mg GA dari kullit kacang tanaah (Arachis hyppogeae L) mennggunakan mettode ekstraksi ppelarut dengann waktu ekstrakksi 105 meenit, pelarut etaanol 96% pada suhu 70°C yanng menghasilkkan TPC sebesaar 15,669 g GA AE/100 g ekstrrak dan yieeld senyawa fenolik terbesar 6,534 mgg GAE/g kulitt kacang tanahh (Andrianto, 2011). Adapuun penelitiian yang sama tetapi mengguunakan metodee perendaman (maceration) ddengan pelarutt metanol selam ma 24 jam pada suhu ruaang yang meng ghasilkan yieldd fenolik terbessar yaitu 158,6 mg GAE/g ku ulit kacang tannah (Nepotee, 2002). T Tujuan dari penelitian p ini adalah untukk menentukan yield dan kkadar senyawaa fenolik (TPC) mengguunakan air dann larutan etanol 96% sebaggai pelarut, padda berbagai perbandingan juumlah solid dan d pelarut,, dan waktu ek kstraksi serta menentukan m akktivitas antioksidan (DPPH) pada kondisi optimum (kaddar TPC teerbesar). Manffaat penelitian ini yaitu dappat diperoleh sumber s antiokksidan baru seebagai penggannti antioksiidan sintetis serta s dapat dik ketahui kondisi ekstraksi yang optimum untuk mendaapatkan senyaw wa fenolik dari kulit kacaang tanah sebaggai sumber anttioksidan alamii dengan metodde DMME. TODOLOGI PENELITIAN P N 2. MET B Bahan-bahan kimia k yang diipakai dalam ppenelitian ini adalah aquadees, larutan etaanol 96% teknnis, gallic acid a p.a, reageen Folin-Ciocaalteu p.a, DPP PH (1,1-diphen nyl-2-picryhydrrazyl radicals)) p.a dan TBH HQ (tert-Bu utylhydroquino one). Bahan-baahan tersebut ddiperoleh dari supplier s di Surrabaya dan lang gsung digunakkan tanpa pemrosesan p leb bih lanjut. Alatt ekstraksi yanng digunakan adalah a microwaave (Inextron WD9000SL233-2 2.450M MHz). Bahan baku b kulit kacaang tanah dipeeroleh dari lim mbah pertaniann di Jember. Dari D hasil analiisa bahan baku b kulit kacang tanah dikeetahui bahwa kkulit kacang taanah memiliki kadar abu seb besar 4,13% dan d kadar air a sebesar 8,933%, serta yieldd phenolic sebeesar 2,7780 mgg GAE/g serbukk kulit kacang. Pada penelitiian ini disiaapkan limbah kulit kacang taanah untuk dieekstraksi dengan pelarut air dan etanol 96% % menggunakkan metode domestic micrrowave maceraation extractioon (DMME). Penelitian ini diibagi menjadi tiga t tahap, yaittu: 1) tahap p persiapan ku ulit kacang tannah, 2) proses ekstraksi senyyawa fenolik kkulit kacang taanah, 3) analiisa ekstrak kulit kacang tanah yang meliputi m yield, total phenolicc compound (T TPC) dan anttioxidant activity (metodee DPPH). P Pada tahap pertama p merup pakan tahap persiapan bah han baku, kulit kacang tannah dicuci laalu dikeringgkan dengan siinar matahari, kemudian dihaancurkan menjadi serbuk dann diayak hinggaa ukuran partikkel -20/+80 0 mesh. Tahap kedua adalah proses ekstrakksi serbuk kulitt kacang mengggunakan pelaruut air dan laruttan etanol 96%. 9 Proses ek kstraksi dilaku ukan pada berbbagai perbandinngan jumlah soolid dan pelaruut yaitu 1:5, 1:10 dan 1:115 serta waktuu ekstraksi yaaitu 30, 90, dan 150 detik dalam microw wave. Setiap 30 3 detik radiaasi, microw wave dimatikann dan dilakukann maserasi selaama 2 menit daan pengadukan dengan shakerr selama 1 mennit saat miicrowave dimaatikan. Selanju utnya padatan disaring dan pelarut p diuapkkan hingga did dapatkan ekstrrak kulit kaacang. Hasil ek kstrak serbuk kulit k kacang diisimpan dalam desikator padaa suhu kamar untuk u digunakkan percobaaan selanjutnyaa. Pada tahap ketiga, k ekstrak serbuk kulit kaacang dianalisaa yield dan diujji Total Phenolic Content (TPC) dengaan metode Follin-Ciocalteu. Ekstrak kulit kacang dengaan TPC terbesaar diuji aktivittas antioksiidan dengan menggunakan m m metode DPPH ddan dibandingkkan dengan akttivitas antioksidan sintetis yanng umum digunakan d yaittu TBHQ. A Analisa Total Phenolic P Conttent (TPC) ini dilakukan berddasarkan metoode Folin-Cioca alteu Micro Teest Method d menggunakann reagen Folinn-Ciocalteu yanng absorbansin nya diukur padda panjang gelombang 765 nnm (Waterh house, 1999). Metode yang digunakan unntuk pengujian n aktivitas anttioksidan dalam m penelitian ini i adalah metode serapaan radikal DPP PH karena meruupakan metodee yang sederhaana, mudah, daan menggunakkan sampel dalam jumlahh yang sedikit dengan waktuu yang singkatt (Hanani dkk., 2005). Penggukuran aktivittas antioksiidan sampel dilakukan d pada panjang gellombang 519,8 8 nm yang merupakan m panj njang gelombanng maksim mum DPPH, dengan konseentrasi DPPH 50 µM. Addanya aktiviitas antioksidaan dari samppel mengak kibatkan perubbahan warna pada p larutan DPPH D dalam metanol m yang semula berwaarna violet pekkat menjad di kuning pucat (Permana dkk., 2003). Aktivitas antiioksidan samppel ditentukann oleh besarnnya hambattan radikal DPP PH melalui perrhitungan scaveenging activityy dengan mengggunakan persaamaan (1). Abs.kkontrol − Abs.saampel ( (1) Scavenging activity a = × 100% Abs.kontrol
B.5-2
SEMINAR NASIONAL L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012 dimanaa Abs.kontrol adalah a serapann radikal DPPH H 50 µM pad da panjang gelombang 519,88 nm, sedangkkan Abs.sam mpel adalah serrapan sampel dalam d radikal D DPPH 50 µM pada p panjang ggelombang 519 9,8 nm. TIAN DAN PE EMBAHASAN N 3. HASIL PENELIT G Gambar 1 dann 2 menunjukk kan yield dan TPC ekstrak kulit kacang yang diperoleeh menggunakkan pelarut air dan etanol 96% pada berb bagai waktu ekkstraksi dan perrbandingan jum mlah solid dan pelarut.
mbar 1. Yield Ekstrak E dari Ekkstraksi Kulit K Kacang Tanah dengan Pelaruut Air dan Etanol 96% pada Gam Berbagai Wakktu Ekstraksi daan Perbandingaan Jumlah Soliid/Pelarut P Pada Gambar 1 terlihat bahw wa yield ekstraak kulit kacang tanah yang terbesar t diperooleh pada prosses ekstraksi dengan pelaarut air. Kulit kacang k selain m mengandung senyawa s fenoliik, juga mengaandung senyaw wawa lain yaitu 8,2% protein, 1,,1% lemak, 288,8% lignin, 455,2% selulosa and a 10,6% karrbohidrat, 0,277% senyaw kalsium m dan 0,09% fosfor dan 4,66% abu (Kerrr, 2006). Dikeetahui bahwa senyawa proteein, karbohidrrat, kalsium m dan fosfor memiliki m kelaruutan lebih tingggi dalam air daripada etanool (Macedo, 2005), sedangkkan lignin dan d selulosa tiddak dapat larut baik dalam airr maupun etano ol. Dengan adaanya komponenn-komponen laain selain senyawa s fenolikk yang lebih laarut dalam air, maka pelarut air a menghasilkan yield ekstraak paling besar..
Gambaar 2. Kadar Sen nyawa Fenolik k (TPC) dari Ekkstraksi Kulit Kacang K Tanah dengan Pelarutt Air dan Etanool 96% pada Berbagaii Waktu Ekstraaksi dan Perbanndingan Jumlahh Solid/Pelarutt G Gambar 2 memperlihatkan fenomena Totaal Phenolic Content C diperolleh dari proses ekstraksi yanng berbedaa dibandingkan n yield ekstrak dimana terlihaat bahwa TPC yang y lebih besar menggunakkan pelarut etannol
B.5-3
SEMINAR NASIONAL L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012 96%. Kulit K kacang mengandung m seenyawa-senyaw wa fenolik yaang sebagian bbesar adalah p-hydroxybenzo p oic acid, chhlorogenic acidd, p-coumaric acid, ferulic acid, a resveratro ol, epicatechin dan quercetin (Win, 2011). PP hydroxyybenzoic acid,, chlorogenic acid, p-coum maric acid, ferrulic acid, reesveratrol, queercetin memiliiki kelarutaan yang lebih besar dalam ettanol, sedangkkan epicatechinn memiliki kellarutan yang leebih besar dalaam air (Hoouston, 2012). Oleh karena itu, i ekstrak deengan pelarut etanol e 96% m memiliki TPC yang y lebih bessar dibandiingkan pelarut air. P Pada Gambar 1 dan Gambar 2 juga terlihatt bahwa untuk jenis pelarut ddan waktu ekstrraksi yang sam ma, pada perbandingan p jumlah j solid dan pelarut 1:5, 1 yield dan TPC ekstrakk yang dihasillkan lebih kecil dibandiingkan perband dingan jumlah solid dan pelaarut 1:10. Padaa perbandingann jumlah solid dan pelarut 1:5, dengan jumlah pelaru ut yang sama, jumlah j solid yyang digunakann lebih banyakk dibanding perrbandingan yanng n besarnya jum mlah solid yanng ada menyebbabkan energi microwave yaang tersebar dan d lain. Deengan semakin diserap oleh per satuaan massa solidd semakin berkkurang sehinggga pemecahan dinding sel seerbuk solid tiddak berjalann sempurna ak kibat penyerappan energi miicrowave yangg lebih kecil (Yu, 2009). Oleh O karena ittu, senyaw wa fenolik tidaak semuanya keluar dari seel akibat pemecahan dindinng sel yang kurang k sempurrna sehinggga kecepatan diifusi senyawa fenolik dari serbuk kulit kacaang ke dalam ppelarut lebih laambat. Selain ittu, yield ek kstrak dan TP PC yang dihassilkan lebih keecil juga disebbabkan pengocokan yang kurang k sempurrna dengan water bath sh haker karena jumlah solid yang y terlalu baanyak sehinggaa kemungkinann ada solid yanng ndap dan luas kontak k ekstraksi semakin keccil (Geankopliss, 2003). Pada perbandingan jumlah j solid dan d mengen pelarut 1:15, yield eksstrak dan TPC yang dihasilkaan lebih kecil daripada d perbaandingan solid dan pelarut yanng u ekstraksi yaang sama. Hal ini disebabkkan karena jum mlah solid yanng lain unntuk jenis pelaarut dan waktu digunakkan lebih sediikit dibanding perbandingann yang lain deengan volumee pelarut yangg sama sehinggga dengan perbandingan n jumlah pelaruut yang jauh leebih besar dibaandingkan jum mlah solid yangg sedikit, pelarrut akan leebih dominan dan banyak menyerap ennergi microwave yang besaar untuk menaaikkan suhunyya, sedangk kan solid hany ya menyerap sisa energi miccrowave yang ada (Yu, 20099). Hal ini mennyebabkan tiddak semua senyawa fenollik dapat keluaar dari sel kuliit kacang sehin ngga senyawa fenolik tidak dapat terekstrrak dengan sempurna. S Semakin lama waktu ekstrakksi yang ditunjuukkan pada Gaambar 1 dan Gaambar 2, maka semakin banyyak terjadi perpindahan p massa m senyawaa fenolik dari kulit k kacang taanah ke pelarutt sehingga men ningkatkan yieeld dan TP PC ekstrak kuliit kacang. Denngan waktu raadiasi dalam microwave m yangg semakin lam ma menyebabkkan pelarut akan menyerrap energi miicrowave yangg lebih banyaak. Energi miicrowave yangg terserap akkan a akan menguuap dan menghhasilkan tekannan memannaskan air di dalam sel kulit kacang tersebbut, sehingga air yang beesar pada dinding sel yang membuat m sel kuulit kacang benngkak. Karena adanya tekanaan dari dalam sel s yang mendorong m din nding sel kulit kacang dan aakhirnya mem mecahkan dindiing sel itu, seehingga senyaw wa fenolik yang akan diiekstrak keluarr dari sel dann lebih cepat berdifusi b ke ddalam pelarut (Mandal, 20077). s 7,7901 g Kondisii TPC terbesarr yang terdapaat dalam ekstrrak kulit kacanng dari hasil ppenelitian ini sebesar GAE/1000 g ekstrak kulit k kacang tanah t (0,7478 mg GAE/g kulit k kacang taanah). Kondisii optimum yanng menghaasilkan TPC ekkstrak terbesar adalah kondissi ekstraksi denngan pelarut etanol 96%, wakktu ekstraksi 150 detik daan perbandingaan jumlah solid d dan pelarut 1:10 (g/mL). A Aktivitas antiooksidan dari sampel s ekstrakk kulit kacang dinyatakan dalam persenntase scavenginng activityy terhadap radiikal DPPH. Peersentase scaveenging activityy (aktivitas pennghambatan) in ni diperoleh daari perbedaaan serapan anntara absorbann DPPH dengaan absorban saampel yang diiukur dengan spektrofotomet s ter UV-VIS S. Berikut hasil h penelitiaan aktivitas antioksidan antara a antiokksidan sintetiss TBHQ (terrtButylhyydroquinone) dan d antioksidann alami (ekstrakk kulit kacang)) yang ditunjukkkan pada Gam mbar 3.
B.5-4
SEMINAR NASIONAL L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012 G Gambar 3. Akttivitas Antioksidan TBHQ daan Ekstrak Kulit Kacang G Gambar 3 terliihat bahwa eksstrak kulit kacaang tanah padaa kondisi pelaruut etanol 96%,, waktu ekstrakksi 150 deetik dan perbbandingan sollid/pelarut 1:110 (g/mL), memiliki m scaveenging activitty paling bessar dibandiingkan TBHQ dan ekstrak deengan pelarut aair. Semakin besar b scavenginng activity, sem makin besar puula kemam mpuan menangkkap radikal beb bas. Hal ini meenunjukkan bah hwa antioksidaan alami memiiliki kemampuuan menang gkap radikal bebas b lebih baik b dibandinggkan antioksiddan sintetis TBHQ. T Hal in ni kemungkinnan disebab bkan antioksiddan alami memiliki m senyyawa fenolik yang lebih bermacam-m macam yaitu phydroxyybenzoic acid, chlorogenic acid, p-coumariic acid, ferulicc acid, resverattrol, epicatechiin dan quercetiin, dibandiingkan antioksidan sintetis yaang memiliki hhanya satu maacam jenis senyyawa fenolik. Senyawa fenollik merupaakan senyawa antioksidan a yan ng berfungsi unntuk menguranngi radikal bebas (Hismath, 2011). 4.KESIIMPULAN D penelitian Dari n ekstraksi sen nyawa fenolik ddari limbah ku ulit kacang tanah sebagai sum mber antioksiddan alami menggunakan m m metode ekstrakksi Domestic M Microwave Macceration pada perbandingan p jumlah j solid dan d pelarut 1:5, 1:10, 1:15 (g/mL), jeniis pelarut air ddan etanol 96% % (% berat) daan waktu ekstrraksi 30, 90, 150 d perbanndingan solid dan d pelarut 1:10 detik diperoleh yield ekstrak terbessar pada konddisi ekstraksi dengan a dan waktu ekstraksi e 150 ddetik yang mennghasilkan yielld ekstrak terbeesar yaitu 5,466% (g/ml), jenis pelarut air, PC terbesar pad da kondisi eksstraksi dengan perbandingan solid dan pelaarut 1:10 (g/m mL), jenis pelarrut dan TP etanol 96%, 9 dan wak ktu ekstraksi 15 50 detik yang menghasilkan TPC terbesar (7,7901 g GA AE/100 g ekstrrak atau 0,77478 mg GAE E/g kulit kacang g tanah). Antiooksidan alami dari ekstrak kulit k kacang paada TPC terbessar memilikki aktivitas anntioksidan yang g dinyatakan ddalam %scaven nging activity terhadap radik kal bebas DPP PH sebesarr 93,89%. n Terima Kasiih Ucapan U Ucapan terimaa kasih disampaikan kepada Direktur D Penellitian dan Penggabdian Masyaarakat, Direktorrat Jenderaal Pendidikan Tinggi, Kemeenterian Pendiddikan dan Kebbudayaan Nasional RI atas pemberian daana untuk penelitian p ini dalam d pelaksan naan kegiatan Program Kreaativitas Mahasiiswa (PKM) bidang b penelitiian tahun 2011 2 dengan pendanaan p tah hun anggaran 2012 pada suurat kontrak kkerja No.1493aa/WM01/N/2012 tanggal 2 April 2012. AR PUSTAKA A DAFTA Andrian nto, S. dan Suulistyani, Y. 2011. Pemanffaatan Limbahh Kulit Kacanng sebagai An ntioksidan Alam mi P Pengganti Anttioksidan Sinteetis dalam Minnyak Kacang Tanah. T Surabayya: Universitass Katolik Widdya M Mandala. Ballard d, T.S. 2008. Optimizing thee Extraction off Phenolic Antioxidant Comp mpounds from Peanut P Skins in B Biological Systtems Engineering Virginia: Polytechnic P Insstitute and Statee University. Deptan. 2008. http:///agribisnis.depptan.go.id/pustaaka/teknopro/P Proses%20Penggolahan%20Koomoditi. diaksses p pada 17 Oktobber 2011. Geankooplis, C.J. 2003 3. Transport Prrocess and Sepparations Proceess Principles.. ed. 4: Prenticee Hall. Hanani, E., Mun'im, A., A Sekarini, R. R 2005. Identifikasi Senyaw wa Antioksidann dalam Sponss Callyspngia SP S D Kepulaua Dari an Seribu, in Majalah M Ilmu K Kefarmasian.. p. p 127-133. Hismathh, I., Wan Aiida, W.M., daan Ho, C.W. 22011. Optimizzation of extraaction conditioons for phenolic c compounds fro om neem (Azaadirachta indicca) leaves. International Foood Research Jo ournal. 18(3): p. 9 931-939 Kerr, T.J., T Windham m, W.R., Wood dward, J.H., dan d Benner, R. 2006. Chemical Composittion and in-vittro d digestiblity of thermochemiccal treated peaanut hulls. Jourrnal of the Sciience of Food and Agriculturre. 3 p. 632-6366. 37: Macedoo, E.A. 2005. Solubility S of am mino acids, suggars, and proteins. Pure Appll. Chem. 77: p. 559-568. Mandall, V., Mohan, Y., dan Hem malatha, S. 20007. Microwave Assisted Extraction – An Innovative annd P Promising Extrraction Tool foor Medicinal Plant P Research. Pharmacognoosy Reviews. 1(1). Nepote, V., Grosso, N.R., dan Guuzman, C.A. 22002. Extractio on of Antioxiddant Componennts from Peannut S Skins. Grasas y Aceites. 53: p. p 391-395. Perman na, D., Lajis, NH., N Abas, F., Othman, AG., Ahmad, R., Kitajama, M.,, Takayama, H., H Aimi, N., CI. C 2 2003. Antioxiddative Constitueents of Hedotiss Diffusa Wild Natural Produuct Sciences. 9((1): p. 7-9. Scienceelab. 2012. Maaterial Safety Data D Sheet of pp-hydroxybenzzoic acid, chlorrogenic acid, p-coumaric p aciid, f ferulic acid, reesveratrol, epiccatechin, and quercetin q Scienncelab. Editor. Houston. Waterh house, A. 1999.. Folin-Ciocaltteau Micro Meethod for Total Phenol in Winne.
B.5-5
L TEKNIK KIIMIA SOEBA ARDJO BROTOHARDJO ONO IX SEMINAR NASIONAL Program Stu udi Teknik Kimia UPN “V Veteran” Jawaa Timur Surabayya, 21 Juni 20012 Wee, J..H., Moon, J.H H., Eun, J.B., Chung, C J.H., Kiim, Y.G., dan Park, P K.H. 20007. Isolation and Identification o Antioxidantss from Peanut Shells and thee Relationship between Struccture and Antiooxidants Activiity. of F Food Sci. Biotechnol. 16: p. 116-122. Win, M.M., M Abdul-H Hamid, A., Bah harin, B.S., Annwar, F., Sabuu, M.C., dan Pak-Dek, P M.S.. 2011. Phenolic C Compounds Annd Antioxidantt Activity Of P Peanut’s Skin, Hull, H Raw Kerrnel and Roasteed Kernel Flouur. P J. Bot. 43(3): p. 1635-16 Pak. 642. Yu, Y.J., Chen, B., Chen, Y., Xie, X M., Duann, H., Li, Y., dan Duan, G.L. G 2009. Nitrogen-protectted m microwave-ass sisted extractioon of ascorbic acid from fru uit and vegetabbles. Journal off Science. 32: p. 4 4227-4233.
B.5-6