32 Pengetahuan tentang Lingkungan Hidup, Kepedulian Lingkungan dan Etos Kerja Dengan Partisipasi Karyawan dalam Mendukung Program Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3) di PT Enggal Sukses Perkasa Bekasi – Jawa Barat
M. KOSASIH Alumni Program Doktor PKLH Pascasarjana UNJ
[email protected], ABSTRACT The objective of this research is to study the relationship between the employee’s knowledge of environment, their careness for environment, and their work ethics in the process of supporting the Environment Health and Safety program at PT Enggal Sukses Perkasa. This company, which is located in Bekasi, West Java, is Astra Group’s industrial manufacture subcontractor which has participated in SmallMedium Entrepreneurs-Astra Green Company (SME’s-AGC) training conducted by Yayasan Dharma Bhakti Astra.This research applies survey method, by combining two forms of questionnaires: test and nontest. The result of this research shows that: The employee’s knowledge of environment has a positive and significant relation with the employee’s roles in supporting the Environment Health & Safety program, the employee’s careness for environment has a positive and significant relation with the employee’s roles in supporting the Environment Health & Safety program, the employee’s work ethics has also a positive and significant relation with employee’s roles in supporting Environment Health & Safety program. The employee’s knowledge of environment, their careness for environment, and their work ethics, all together have a positive and significant relationship with employee’s roles in supporting the Environment Health & Safety program. Therefore, it can be assumed that the more knowledge of environment, the more careness that employees has for environment, and their work ethics, the more participative they will be in supporting the Environment Health& Safety program in their company. Keywords: Knowledge, Awareness, Work Ethic, and Participation
Pengembangan industri manufaktur saat ini
PENDAHULUAN Partisipasi
karyawan
mendukung
dihadapkan pada tantangan arus globalisasi yang
program Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan
melanda berbagai belahan dunia. Ini merupakan
Kerja (LK3) strategis dilakukan oleh setiap
akibat dari pesatnya perkembangan teknologi
perusahaan industri pengolahan atau industri
komunikasi, informasi dan transformasi yang
manufaktur
perkembangan
menjadikan global village sehingga antar negara
industri manufaktur yang begitu pesat sepuluh
dapat saling memberi pengaruh baik positif
tahun terakhir ini, kurang diimbangi dengan
maupun negatif. Di sisi lain, Indonesia telah
peningkatan
keterampilan
memasuki gelombang peradaban ketiga yaitu
Sumber Daya Manusia (SDM).Akibatnya tingkat
peradaban pasca industri (abad XXI) yang dapat
kecelakaan di industri manufaktur meningkat.
memberi
saat
dalam
ini.Namun
pengetahuan
dan
pengaruh
positif
maupun
negatif
terhadap hasil pembelajaran yang dilakukan.
33 Bagi
perusahaan
industri
manufaktur,
perusahaan manufaktur. Acuan yang telah terbukti
kecelakaan kerja dapat menyebabkan kerugian
efektif di dunia untuk Sistem Manajemen K3
langsung maupun tidak langsung.
adalah OHSAS 18001 (
[email protected].).
Kerugian
langsung perusahaan berupa mengganti kerusakan
Standar
akibat
biaya
dokumentasi kesehatan dan keselamatan kerja ini
pengobatan pada karyawan yang mengalami
dikeluarkan pertama kali pada tahun 1999 dan
musibah kecelakaan.Kerugian tidak langsung
kemudian diperbarui pada tahun 2007, telah
misalnya perusahaan berhenti produksi, karena
banyak diterapkan perusahaan industri manufaktur
karyawan yang mengalami kecelakaan tidak dapat
kelas dunia. Masalahnya adalah, bagaimanakah
kembali bekerja atau terjadi kerusakan berat pada
penerapan
OHSAS
alat/mesin
manufaktur
di
kecelakaan
dan
memberikan
produksi.Pengembangan
manufaktur
18001
Indonesia.
sistem
pada
Hal
&
industri
ini
menjadi
tantangan bagi pemerintah, para pelaku industri,
kesehatan dan keselamatan kerja menjadi program
para akademisi serta masyarakat yang peduli
strategis jangka menengah dan panjang.Karena
lingkungan.
perbaikan
berwawasan
perbaikan
lingkungan
itu,
yang
industri
mengenai
serta
peningkatan
industri
Triple bottom line yang dipegang teguh PT
manufaktur tidak bisa dijalankan secara reaktif,
Astra
sambil lalu dan sekenanya, melainkan dengan cara
menciptakan
pro-aktif,
Untuk
lingkungan hidup dan masyarakat, sehinggasuatu
memperoleh hasil yang maksimal, sudah saatnya
usaha yang berkelanjutan dapat terwujud.Untuk
pemerintah Indonesia tidak memandang industri
merealisasikan visi: ”Menjadi perusahaan yang
manufaktur
bagi
mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah
kerusakan lingkungan hidup, melainkan juga
lingkungan”, Astra memiliki komitmen untuk
merupakan
masyarakat
melaksanakan lingkungan hidup, kesehatan dan
melalui penyerapan tenaga kerja dan usaha
keselamatan kerja (Environment, Health And
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai
Safity/EHS) dan tanggung jawab sosial (Social
jalan mengurangi tingkat pengangguran dan
Responsibility/SR) sebagai bagian yang tidak
kemiskinan.
terpisahkan dari usahanya (Expanding Horizons,
intensif
Dukungan manufaktur
hanya
dan
menjadi
penopang
masalah
ekonomi
pemerintah
terhadap
keseimbangan
bertujuan antara
untuk
ekonomi,
edisi 2007:138). Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti
kesehatan dan keselamatan kerja sebagai usaha
Astra (YDBA) juga mendorong terwujudnya
untuk menanggulangi risiko terjadinya kecelakaan
implementasi
perlu di tingkatkan. Penerapan Sistem Manajemen
perusahaan Grup Astra, ini diberikan sebagai
Kesehatan & Keselamatan Kerja (SMK3) adalah
perwujudan komitmen menuju cita-cita Astra
solusi
untuk “Sejahtera Bersama Bangsa” (Anual report
tidak
berwawasan
industri
Tbk
lingkungan
yang
yang
strategis.
International
bisa
ditawar
lagi
bagi
EHS
di
UKM
subkontraktor
34 PT Astra International 2006:3). Dimana titik berat
merupakan
anggota
kegiatannya pada pembinaan dan pengembangan
Environment,
untuk peningkatan produktivitas Usaha Kecil dan
Management System di mana seluruh karyawan
Menengah (UKM) di bidang industri manufaktur
Astra dari top manajemen sampai kebagian
dan perbengkelan.
produksi dilengkapi dengan pengetahuan dan
Health
yang And
menerapkan Safity/EHS
Untuk itulah PT Astra International Tbk
pelatihan yang cukup untuk memastikan perilaku
telah menyusun Astra Green Company atau AGC
dan pola pikir yang senan tiasa berpijak pada
(Astra Sustainable Report, 2006: 36-37), yang
norma-norma
berperan sebagai kerangka kerja kebijakan dan
keselamatan kerja.
operasional
bisnis.
diterapkan
dan
Astra
kesehatan
dan
Company
Bagi UKM industri manufaktur subkontraktor
seluruh
grup Astra yang telah mengikuti program Small
perusahaan Grup Astra, tidak semata-mata untuk
Medium Entreupreuner’s-Astra Green Company
memperbaiki
lingkungan
penerapan Sistem Manajemen Kesehatan &
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi secara
Keselamatan Kerja (SMK3) dilakukan sebagai
makro
solusi yang tidak bisa ditawar lagi dalam
dikembangkan
kinerja
ditujukan
Green
lingkungan
pengelolaan
pula
OperationalExcellence
di
untuk di
mewujudkan
segala
bidang.
menghadapi
era
globalisasi. Artinya,
UKM
Pemenuhan standard Astra Green Company
industri manufaktur binaan Yayasan Dharma
dirumuskan dalam empat pilar yaitu: Green
Bhakti Astra yang telah memiliki sistem dan
Strategy, Green Process, Green Product dan
menerapkan
Green Employee.Adapun yang dimaksud dengan
ketentuan-ketentuan sesuai persyaratan SME’s-
Green Strategy, secara konsisten memberikan
AGC. Acuan yang terbukti efektif ini sangat baik
perlindungan dan pembangunan untuk bidang
diterapkan di lingkungan UKM bidang industri
lingkungan kesehatan dan keselamatan kerja (LK3)
manufaktur di Indonesia.
SMK3sudah
berjalan
dengan
pada setiap tingkatan organisasi perusahaan yang
PT Enggal Sukses Perkasa, yang berlokasi di
pelaksanaannya mengikuti standard nasional dan
wilayah Bekasi Jawa Barat adalah industri
internacional seperti ISO 14001, OHSAS 18001,
manufaktur yang hasil produksinya di kirim ke PT
NOSA, SMK3, Ekolebel dan lain-lain,sedangkan
United Trucktor Engineering, salah satu peru
Green Process memperhitungkan jasa dan proses
sahaan Group Astra yang memproduksi alat berat.
produksi yang aman dan ramah lingkungan yang
PT Enggal Sukses Perkasa yang memiliki 80
mengandung dampak negatif minimum terhadap
orang karyawan, adalah satu dari 4700 perusahaan
lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja
industri manufaktur yang berlokasi di wilayah
(LK3), Green Product memastikan baik produk
Bekasi dan sekitarnya, merupakan kawasan
maupun jasa yang diberikan kepada pelanggan
industri terbesar di Asia Tenggara, dan telah
aman dan ramah lingkungan, dan Green Employee,
mengikuti program SME’s-AGC di Yayasan
35 Dharma Bhakti Astra yang belum dapat mencapai
masyarakat (Lee J. Carry, 1995:144). Sedangkan
kriteria
perusahaan
(green
company).
Cohen, mendefinisikan partisipasi ke dalam empat
adalah
kurangnya
hal, yaitu “…participation in decision making,
partisipasi karyawan dalam pelaksanaan program
participation in implementation, participation in
lingkungan kesehatan dan keselamatan kerja di
benefits, and participation in evaluation” (Louis
perusahaan.
Cohen and Lawrence M, 1992:7).
Masalah
yang
hijau
dihadapi
Partisipasi karyawan yang kurang mendukung
Definisi lain dikemukakan Taliziduhu, bahwa
ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di
partisipasi adalah kesediaan untuk membantu
antarnya:
karyawan
berhasilnya setiap program dengan kemampuan
tentang lingkungan hidup sehingga tidak paham
setiap orang tanpa berarti mengorbankan diri
pentingnya lingkungan kesehatan dan keselamatan
sendiri (NdrahaTaliziduhu, 1990:102). Sedang-
kerja, kurangnya kepedulian lingkungan sehingga
kan Soetrisno, mendefinisikan partisipasi ke
karyawan berperilaku yang kurang mendukung
dalam dua pengertian, yaitu: (1) Partisipasi
progam lingkungan kesehatan dan keselamatan
merupakan dukungan rakyat terhadap rencana
kerja dan adanya sebagian karyawan memiliki
atau proyek pembangunan yang dirancang dan
etos kerja yang kurang baik.
tujuannya ditentukan perencana (pemerintah).
kurangnya
pengetahuan
Berdasarkan uraian di atas, maka sangat
Ukuran tinggi rendahnya partisipasi masyarakat
penting dilakukan penelitian tentang pengetahuan
dalam pembangunan ditentukan oleh kemauan
lingkungan hidup, kepedulian lingkungan dan etos
rakyat
kerja hubungannya dengan partipasi karyawan
pembangunan baik berupa uang maupun tenaga
dalam mendukung program lingkungan kesehatan
dalam
dan keselamatan kerja di PT Enggal Sukses
pemerintah. (2) Partisipasi merupakan kerja sama
Perkasa, perusahaan industri manufaktur yang
yang erat antara perencana dan masyarakat dalam
berlokasi di Wilayah Bekasi Jawa Barat.
merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan
untuk
ikut
melaksanakan
menanggung
program
biaya
pembangunan
mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran yang digunakan untuk mengukur
A. Partisipasi Karyawan Cary,
menyatakan
partisi-pasi
tinggi rendahnya partisipasi masyarakaat adalah:
masyarakat adalah adanya kebersamaan atau
(a) Kemauan masyarakat untuk menanggung
saling memberikan sumbangan untuk kepentingan
biaya pembangunan. (b) Adanya hak masyarakat
dan masalah-masalah bersama yang tumbuh dari
untuk menentukan arah serta tujuan proyek yang
kepentingan
akan dilaksanakan di wilayahnya. (c) Adanya
dan
bahwa
perhatian
individu
warga
masyarakat itu sendiri. Partisipasi dalam hal ini
kemauan
masyarakat
adalah hasil konsensus sosial warga masyarakat
melestarikan
akan arah perubahan sosial yang diharapkan
pembangunannya (Loekman Soetrisno, 1995:221-
serta
untuk
secara
mandiri
mengembangkan
program
36 222). Definisi itu memperlihatkan bahwa pada
memahami berbagai pandangan yang diperlukan
definisi pertama partisipasi merupakan mobilisasi
serta
dimana masyarakat lebih bersifat pasif karena
kegiatan-kegiatan
hanya sebagai objek pembangunan. Sedangkan
Adanya kemampuan untuk berbuat secara efektif.
dalam definisi kedua masyarakat lebih bersikap
Selanjutnya syarat-syarat yang diperlukan agar
sebagai subjek pembangunan yang terlibat aktif
masyarakat
dalam proses pembangunan.
pembangunan dapat dikelompokkan dalam tiga
Sejalan dengan pendapat tersebut, Oakley, membedakan
tentang
yang akan dilakukan. (3)
dapat
berpartisipasi
dalam
golongan, yaitu: (1) Adanya kesempatan untuk
partisipasi sebagai tujuan.Sebagai alat, partisipasi
pembangunan. (2) Mempunyai kemampuan untuk
digunakan untuk mencapai tujuan atau maksud
memanfaatkan
yang
dengan
kemauan untuk berpartisipasi (Ross dalam Lee J.
menggunakan sumber-sumber fisik, ekonomi dan
Carry, 146-147). Dengan demikian ada tidaknya
sosial yang ada pada masyarakat. Penekanannya
kemampuan
pada hasil yang akan diperoreh atau dicapai
berpartisipasi dipengaruhi beberapa faktor, antara
dengan adanya partisipasi tersebut. Sedangkan
lain latar belakang (karakteristik) individu atau
sebagai
kondisi sumber daya yang mendukung.
tujuan
alat
latihan
membangun atau kesempatan untuk ikut dalam
ditetapkan
sebagai
berbagai
dan
telah
partisipasi
mengadakan
sebelumnya
partisipasi
adalah
proses
mengembangkan dan memperkuat kemampuan
kesempatan
dan
Partisipasi
itu.
kemauan
karyawan
(3)
Adanya
karyawan
dapat
untuk
diwu-judkan
masyarakat untuk lebih terlibat dalam proses
dalam bermacam-macam model, sesuai dengan
pembangunan.
konteksnya masing-masing. Namun secara umum
Partisipasi
merupakan
bentuk
tindakan aktif dan dinamis dari masyarakat untuk
Carry,
memainkan
memiliki tiga model, yaitu: (1) The inclusive
peranannya
dalam
aktifitas
pembangunan (Peter Oakly, 1991:122).
mengemu-kakan
bahwa
partisipasi
organization with direct participation. Dalam hal
Partisipasi karyawan dapat berjalan dengan
ini, partisi-pasi yang biasanya berlangsung pada
efektif apabila terdukung berbagai persyaratan.
masyarakat desa di mana jumlah pendu-duknya
Menurut Ross, beberapa persyaratan untuk dapat
relatif kecil, sifat organisasinya inklusif serta
berpartisipasi adalah sebagai berikut: (1) Adanya
dasar pelaksanaannya adalah lokalitas. (2) The
pengetahuan yang luas serta latar belakang
representative
kehidupan yang memungkinkan seseorang untuk
participation. Partisipasi tidak langsung yaitu
mengenali prioritas serta memiliki cara pandang
partisipasi yang biasanya terjadi pada masyarakat
terhadap konteks permasalahan. (2) Adanya
dengan jumlah penduduk yang besar dan luas di
kemampuan untuk mempelajari dengan cepat akan
mana
masalah-masalah serta meneliti suatu keputusan.
langsung
Dalam hal ini termasuk kemampuan untuk
tunggal.Partisipasi
tidak
organization
melibatkan dalam
with
masyarakat suatu
ini
indirect
dilakukan
secara
organisasi melalui
37 perwakilan yang mencakup sub-sub kelompok
setiap bentuk merupakan suatu garis proses
baik dari organisasi formal maupun informal yang
pembangunan yang dimulai dari ide atau gagasan
ada
sampai pada wujudnya atau bentuknya yaitu hasil
dalam
masyarakat
masyarakat.Keterlibatan diwakilkan
kepada
warga
pemimpin-
pembangunan
itu
sendiri.
Partisipasi
yang
pemimpin dari sub-sub kelompoknya. (3) The
dilakukan sepanjang proses tersebut dinamakan
non-representative
partisipasi
organization
with
open
profesional
dan
bila
hanya
participation.Partisipasi terbuka yaitu partisipasi
dilaksanakan pada salah satu fase saja dinamakan
yang
partisipasi parsial (NdrahaTaliziduhu,:103-104).
dilakukan
secara
terbuka
di
dalam
masyarakat. Masing-masing pemimpin kelompok atau
warga
melaksanakan
masyarakat diskusi
yang
menyuarakan
berminat
Bamberger dan Shams, mengemu kakan bahwa
untuk
melihat
taraf
atau
intensitas
gagasan
pelaksanaan partisipasi dalam suatu masyarakat
pembangunan atas nama mereka sendiri, tetapi
dapat dilihat dari tahap-tahapannya yang dapat
menyangkut aspirasi dan kepentingan masyarakat
dikelompokkan ke dalam empat tahap, yaitu : (1)
luas.
Tahap penyebarluasan informas (infor-mation
Sejalan dengan pendapat tersebut, Taliziduhu,
sharing).Pada tahap ini, peran-cang dan pengelola
mengemukakan bentuk atau jenis partisipasi yang
kegiatan memberikan informasi kepada kelompok
ada dalam kegiatan pembangunan masyarakat
yang diuntungkan untuk memfasilitasi tindakan
antara lain: (1) Partisipasi dalam arti adanya
kolektif maupun individual. Tahap ini memiliki
kontak dengan pihak lain dan merupakan titik
taraf yang rendah intensitasnya, akan tetapi
awal perubahan sosial. (2) Partisipasi di dalam
mempunyai dampak positif terhadap kegiatan
menyerap atau memberikan tanggapan terhadap
yang
informasi, baik dalam arti menerima, menerima
tersebut untuk memahami serta melaksanakan
dengan syarat atau menolaknya. (3) Partisipasi
tugas dengan lebih baik. (2) Tahap konsultasi.
dalam
Kegiatan
perencanaan
pembangunan
serta
memungkinkan
ini
kelompok-kelompok
merupakan
kesempatan
bagi
pengambilan keputusan. (4) Partisipasi dalam
kelompok untuk berinteraksi dan memberikan
operasional pembangunan. (5) Partisipasi dalam
masukan
bentuk
selanjutnya
menerima,
memelihara
dan
kepada dapat
pengelola
kegiatan,
dimasukkan
ke
yang dalam
mengembangkan pembanguna. (6) Partisipasi di
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. (3) Tahap
dalam menilai pembangunan, yaitu keterlibatan
pengambilan
warga masyarakat dalam menilai pelaksanaan
mampu melaksanakan pengambilan keputusan
pembangunan sesuai dengan rencana dan sejauh
dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan,
mana hasilnya memenuhi kebutuhan masyarakat.
maka hal ini merupakan bentuk yang mendalam
Bertolak dari bentuk-bentuk dan jenis partisipasi
dari partis-ipasi. (4) Tahap inisiatif. Apabila
tersebut, maka apabila dikonstruksikan ternyata
kelompok mampu berinisiatif melaksanakan atau
keputusan.
Apabila
kelompok
38 memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan
Selanjutnya pendapat Patrick dalam Shawer
kegiatan, maka intensitas partisipasinya telah
yang mengatakan bahwa untuk bisa mengukur
mencapai
inisiatif
atau melihat seseorang itu berpartisipasi atau
menunjukkan kapasitas proaktif dan kepercayaan
tidak, bukan hanya dilihat dari sikap atau
yang dimiliki kelompok (Bamberger dan Shams,
perasaan orang itu saja, akan tetapi lebih menilai
1991:20).
pada aksi tindakan-tindakan orang tersebut
puncak.Dalam
hal
ini,
Menurut Canter dalam Arimbi, partisipasi masyarakat
dapat
diartikan
sebagai
proses
(James P. shawer, 1985:185). Demikian pula halnya dengan karyawan di PT Enggal Sukses
komunikasi dua arah yang terus menerus untuk
Perkasa, mereka
meningkatkan pengertian masyarakat atas suatu
kegiatan-kegiatan
proses di mana masalah-masalah dan kebutuhan
keterlibatan para karyawan dalam kegiatan-
lingkungan sedang dianalisa oleh badan yang
kegiatan tersebut diharapkan kegiatan mereka
bertanggung jawab (Arimbi Heruputri, 1993:1).
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
Jadi secara sederhana bisa juga didefinisikan
lingkungan di sekitar mereka terutama PT Enggal
sebagai feed-forward information (komunikasi
Sukses Perkasa dan lingkungan sekitarnya yang
dari pemerintah kepada masyarakat tentang suatu
menjadi sumber mata
pencaharian mereka.
kebijakan)
Karyawan dapat
berpartisipasi
dan
feedback
information
terlibat
dalam
melakukan
ling-kungan.Dengan
turut
dalam
(komunikasi dari masyarakat ke pemerintah atas
mengelola lingkungan melalui organisasi yang
kebijakan itu).
ada dengan turut memberikan pendapat atau
Pengertian lain mengenai peran serta atau
pikiran, saran serta ikut bertanggung jawab
partisipasi dikemukakan oleh Terry, bahwa
dalam merumuskan kebijakan dalam pengelolaan
partisipasi itu adalah suatu keterlibatan mental
lingkungan di PT Enggal Sukses Perkasa,
dan emosional seseorang dalam memberikan
diharapkan kelestarian lingkungan akan lebih
kontribusi untuk proses pengambilan keputusan,
terjaga dan dapat dijadikan sumber kehidupan
khususnya mengenai hal-hal yang pelibatan
bagi karyawan dan perusahaan serta seluruh
personalnya ada dan dia menerima tanggung
penduduk di sekitarnya.
jawab untuk itu (George Terry R., 1977:251).
Dari hasil di atas yang dimaksud dengan
Partisipasi itu bisa terjadi di dalam bidang –
partisipasi
karyawan
dalam
bidang fisik, mental, sosial ataupun bidang yang
lingkungan
di
perusahaan
memerlukan
dalam
keterlibatan karyawan secara fisik, mental dan
penentuan kebijaksanaan, sehingga diperoleh
tanggung jawab dalam mengelola lingkungan di
hasil yang memuaskan semua pihak dari hasil
sekitar perusahaan, yang dapat dilihat dari
musyawarah bersama.
keterlibatan dalam menata, memelihara dan
keputusan
-keputusan
sekitar
mengelola
mengawasi lingkungan sekitar perusahaan.
adalah
39 dalam memorinya. Pengetahuan seseorang pada
B. Pengetahuan tentang lingkungan. Manusia dalam memahami dan mengerti akan
umumnya tergantung pada kemampuan orang itu
alam sekitarnya dikarenakan atas informasi yang
untuk mengingatnya kembali setelah pengetahuan
didapatkannya
yang
itu tersimpan dalam memorinya, hanya saja
memperoleh
Romizowski tidak membagi ingatan itu menjadi
dimilikinya. pengetahauan
berdasarkan Setiap dari
akal
manusia hasil
budi
berpikir
karena
keingintahuannya, sehingga membuat manusia mencari
jawaban-jawaban
yang dikemukakan oleh Bloom.
kejadian-
Selanjutnya menurut Lipson dan Wilson
kejadian yang didapatnya, dimana dari jawaban-
dalam Woolfolk pengetahuan dibagi menjadi tiga
jawaban
menjadi
kategori: (1) pengetahuan deklaratif, tahu bahwa
pengetahuan.Sejalan dengan pernyataan Dillon
sesuatulah yang dimaksud, meliputi kata-kata,
yakni
kegiatan
fakta, informasi, atau kadang-kadang disebut
perhatian
informasi verbal: (2) pengetahuan procedural,
terhadap sesuatu secara detail (Ann G. Dillon,
tahu bagaimana mengerjakan sesuatu: dan (3)
2003:169).
pengetahuan
itu
berkembang
pengetahuan
mempelajari
tentang
ingatan khusus ataupun ingatan umum seperti
mencakup
fakta-fakta,
memberi
kondisional,
tahu
kapan
dan
Bloom menjelaskan bahwa pengetahuan itu
mengapa menerapkan pengetahuan deklaratif dan
adalah sesuatu hal yang menyangkut ingatan
procedural (Anita Woolfolk, diterjemahkan Helly
khusus (specifies) dan ingatan umum (universal)
Prajitno S. dan Sri Mulyanti S, 2009:19-20).
mengenai metode dan proses atau pola, struktur
Sementara Conant menempatkan pengetahuan
atau keadaan (Benyamin S. Bloom, 1986:201).
sebagai rangkaian prinsip, dalil, dan teori yang
Selanjutnya menurut Bloom pengetahuan itu
saling berkaitan dengan banyak sekali informasi
merupakan
untuk
yang teratur.Pengetahuan merupakan bagian rasa
mengingat berbagai macam informasi, ide-ide,
percaya pada suatu objek, dapat juga dikatakan
bahan atau fenomena yang pernah dipelajari dan
bahwa kepercayaan pada suatu objek merupakan
disimpan dalam ingatannya, baik secara khusus
bagian
maupun umum mengenai metode, proses, pola,
berikan jaminan, kepastian, dan membenarkan
struktur atau keadaan.
sesuatu dari rasa percaya pada objek tersebut
kemampuan
seseorang
Pengertian pengetahuan yang hampir sama dikemukakan
pula
menyatakan
bahwa
Romizowski
pengetahuan.Pengetahuan
mem-
(John W. Santrock, terjemahan: Tri Wibowo BS,
yang
2008:323). Dalam perkembangan pengetahuan
pada
manusia, sesuai dengan tingkatan perkembangan
umumnya didasarkan pada kemampuan ingatan
menurut postulat Piaget, diuraikan dalam tiga
(A.J
model keterwakilan ilmu pengetahuan, yakni: (1)
Romizowski,
oleh
dari
pengetahuan
1988:80-81).
itu
Menurut
Romizowski kesemua hal, fakta-fakta dan data
model
enaktif
yang diperoleh seseorang kemudian disimpan
pengetahuan
(enactive
masa
model),
anak-anak
yang
adalah terus
40 berkembang sepanjang hidup, pengetahuan ini
sederhana, informasi adalah sebagai “apa“ dari
mengenai bagaimana memanipulasi lingkungan
pengetahuan dan berbagai prosedur terkait adalah
melalui perilaku yang jelas: (2) model ikonik
bangaimana caranya.Sedangkan informasi terdiri
(iconic model), adalah suatu model untuk
dari pengorganisasian beragam gagasan, seperti
memahami pengetahuan melalui gambar, citra
prinsip-prinsip, penyederhanaan, dan rincian,
atau memori dari peristiwa yang dialami, dan
seperti kamus istilah dan fakta-fakta (Robert J.
(3)model simbolik (symbolic model), adalah
Marzano and John S. Kendall, 2007:35-63).
model
memahami
melalui
pengertian
atau
Upaya
pengumpulan
sebanyak
mungkin
memanipulasi abstrak (Thomas L. Good dan Jere
informasi mengenai masalah lingkungan, yaitu
E. Brophy, 1990:191).
masalah lingkungan berkaitan secara umum
Sedangkan
Anderson
Krathwohl
dengan apa pun di sekeliling atau sekitar manusia,
merevesi taksonomi Bloom dengan membagi
antara lain: udara, air, dan tanah, termasuk di
emapt
dalamnya tanaman, hewan dan mikroorganism
dimensi
dan
pengetahuan
yaitu:
(1)
pengetahuan factual: (2) pengetahuan konseptual:
yang
berada
dalam
kandungannya.
Jadi,
(3) pengetahuan procedural: (4) pengetahuan
lingkungan termasuk segala komponen yang
metakognitif. Oleh karena itu, secara hirarki
hidup dan tidak hidup, interaksi antara sesame
proses setiap dimensi pengetahuan mulai dari
komponen (Daniel D. Chiras, 1991:p.3).
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi,
Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka
hingga kreasi (Lorin W. Anderson and David R.
sintesis pengetahuan tentang lingkungan hidup
Krathwohl, 2001:29).
adalah seluruh informasi yang diperoleh seorang
Marzono dan Kendall dalam taksonomi yang
karyawan, baik itu mencakup istilah, fakta,
dikembangkannya menjadi tiga system berfikir
klasifikasi,
dan domain pengetahuan. Yakni, sistem-diri (self-
interaksi antara komponen abiotik dan biotik
system) dimana memutuskan apakah melanjutkan
(organisme
kebiasaan yang dijalankan saat ini atau masuk
organisme perombak).
dalam
aktivitas
baru,
sistem
kecenderungan
produsen,
pada
organisme
hubungan
konsumen,
metakognitif
menjelaskan bagaimana mengatur berbagai tujuan
C. Kepedulian Lingkungan Karyawan
dan menjaga pencapaian tujuan-tujuan tersebut, dan system kognitif mengarah pada memproses
Banyak sekali arti kepedulian salah satunya
seluruh informasi yang dibutuhkan menyediakan
adalah pengertian kepedulian menurut teori Duval
isinya dan domain pengetahuan menyediakan
dalam Darley yakni kepedulian adalah timbul
isinya.
selanjutnya
perhatian baik secara subyektif ataupun obyektif
kategori
(John M. Darley, 1986: 662-663).Jadi menurut
pengetahuan: informasi, procedural fisik. Secara
Duval dalam diri seseorang itu ada kepedulian
Marzano
dan
mengindentifikasikan
Kendall ketiga
41 terhadap diri seseorang yang diwujudkan dengan
disebut dengan kepedulian terhadap lingkungan
adanya perhatian terhadap diri orang itu baik
diartikan sebagai lingkungan hidup mengandung
secara subyektif maupun obyektif. Sedangkan
arti tempat, wadah atau ruang yang ditempati
menurut
McGaugh perhatian adalah salah satu
mahlik hidup dan tak hidup yang berhubungan
kebiasaan hidup yang kita lakukan sehari-hari,
dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama
seperti layaknya tidur dan bangun (James L.
lain, baik antara mahluk itu sendiri atau mahluk
McGaugh, 1977:143-144). Untuk dapat melihat
dengan alam sekitarnya.
bagaimana
seseorang
itu
kelihatan
penuh
Berdasarkan kajian teori
di
atas yang
perhatian atau tidak, baik pada saat diajak bicara
dimaksud dengan kepedulian lingkungan adalah
atau sedang mendengarkan, menurut James pada
perhatian
umumnya bisa dilihat dari bagaimana orang itu
pelestarian lingkungan sekitar perusahaan PT
dalam
Enggal
mengambil
sikapnya,
dan
menge-
dan
perasaan
Sukses
kspresikan wajahnya, dan kemana arah matanya
lingkungan
fisik,
dan kepalanya ditujukan.
lingkungan sosial.
Perkasa
seseorang
yang
lingkungan
terhadap
terdiri
dari
buatan,
dan
Pendapat lain dikemukakan oleh Chiras, tentang ilmu lingkungan. Dikatakan bahwa ilmu lingkungan memusatkan studinya pada masalahmasalah
lingkungan
kepentingan mempengaruhi
manusia,
dari
bagaimana
sudut
etos berasal dari kata ethos yang berarti karakter,
manu-sia
cara hidup, kebiasaan seseorang, motivasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia
Chiras,
mereka, yakni gambaran cara bertindak ataupun
1985:4).Jadi masalah-masalah yang dipelajari
gagasan yang paling komprehensif mengenai
dalam ilmu lingkungan adalah berupa masalah
tatanan dengan kata lain, atos dapat diartikan
yang kompleks, tetapi juga saling terkait dengan
sebgai aspek evaliatf atas sikap mendasar terhadap
kepadatan penduduk, eksploitasi sumber-sumber
diri dan dunia mereka yang direfleksikan dalam
daya, polusi dan keresahan sosial.
kehidupan. Hariman mende-finisikan etos sebagai
manusia
dan
Etos kerja terdiri dari 2 kata ethos dan kerja,
alam
dipengaruhi
alam
ditinjau
D. Etos kerja
bagaimana
(Daniel
D.
Kecenderungan seseorang untuk peduli pada
pandangan khas suatu kelompok sosial, sistem
orang-orang di sekitarnya dapat terlihat dari
nilai yang melatar belakangi adat istiadat dan
adanya perhatian terhadap kondisi lingkungan di
tatacara suatu komunitas. Dengan kalimat yang
sekitarnya, misalnya mengunjungai panti asuhan,
lebih lengkap, Arifudin mendefinisikan etos
anak-anak jalanan dan lain-lain. Hal tersebut akan
sebagai karakter dan sikap, kebiasaan serta
menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap manusia.
kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus
Dari pendapat di internet yang dikemukakan oleh
tentang ses
Dharmavipala dapat disimpulkan bahwa yang
42 Dalam kajian mengenai etos (ethics) yang
membangun karakter karyawan sebagai manusia
bersifat normative di kenal adanya 3 teori dasar
produktif, sedangkan keluar ia tampil dalam
mengenai
teori
bentuk konerja professional yang dapat di ukur
utilitarianism.Utilitarianism sering disebut juga
dalam besaran-besaran kulitas, efektifitas atau
sebagai
ini
efisien maupun profitabilitas. Secara lebih rinci
memfokuskan pada hasil dari perilaku yang
sinamo menjelaskan etos kerja yang baik akan
berdasarkan pada nilai-nilai benar dan salah atau
terlihat dari: 1) paradigma yang holistik tentang
etis dan tidak etis.Menurut teori ini seseorang
hidup dan pekerjaan: 2) sikap-sikap positif
harus bertindak dalam rangka meningkatkan
terhadap hidup dan pekerjaan: 3) motivasi
kebahagian masyarakat.
superior untuk berprestasi: 4) antusiasme: 5)
etos,
pertama,
consequentialist
adalah
ethics.Konsep
Secara umum, kedua adalah teori deo-
kepuasan kerja: 6) karakter: 7) kompetensi, dan 8)
ontologi. Teori ini memfokuskan pada tugas dan
kepribasisna positif (Siahan H.Sinamo, http.
tidak menerima konsekuensi ketika memutus kan
///www.institute mahardhika. Com. 2005).
status etis dari perilaku. Teori ini fakus pada dua
Jadi berdasarkan konsep-konsep dan teori
hal, tugas (duty) dan niat baik (good will), ketiga
diatas maka dapat di simpulkan bahwa etos kerja
teori hukum alam teori merupakan pendekatan
adalah merupakan perilaku dan tindakan yang
religious (agama) pada etos yang menekakan
mempunyai motivasi, tanggung jawab terhadap
bahwa
dirinya
Tuhan
mempunyai
rencana
ketika
sendiri
dan
lingkungannya.Berkaitan
menciptakan dunia sekaligus memberika jawaban
dengan itu dalam konteks LK3 maka diperlukan
atas pertanyaa etis yang ada. Dalam hal ini agama
etos kerja yang baik oleh pada karyawan.
di anggap cukup untuk menjadi dasar atas etos seseorang (William T.O’Donohue and leyle E. Ferguson, 2003:28-30). Kadang-kadang
1. Hubungan Pengetahuan tentang lingkungan dengan partisipasi karyawan dalam rangka
etika
juga
didefinisikan
mendukung program LK3.
sebagai studi sistematis penalaran atas bagaimana
Setiap orang (karyawan) akan bertindak atau
kita seharusnya bertindak. Etika sebagai fenomena
beraktivitas
dengan
alam
mempunyai
pengetahuan
yang muncul
dalam
evaluasi
social,
lingkungannya akan
apa
karena yang
intelegen, dan mausia yang mempunyai kapasitas
dikerjakannya dan mampu mengetahui lingkungan
untuk saling mengenal dan mengingat perilaku
sekitarnya. Karena pada prinsipnya pengetahuan
yang sudah terjadi dimasa lalu (Peten Siger (ed),
merupakan suatu kemampuan untuk mengingat
1994:3-5). Sedangkan Menurut Anoraga Etos
(remembering), mengingat kembali (recall) atau
Kerja merupakan suatu pandangan dan sikap suatu
mengenal kembali (recognize) tentang ide-ide dan
bangsa atau umat terhadap kerja. Etos kerja yang
fakta-fakta, dalam situasi dimana isyarat, tanda-
baik akan berdampak ganda, ke dalam ia
tanda
dan
petunjuk
yang
efektif
telah
43 memungkinkan untuk dapat ditimbulkan kembali
tingkat kepedulian mereka dalam menerapkan
setelah tersimpan lama, untuk implentasikan
atau menjalankan progam LK3 dengan baik.
dalam kehidupannya. Seperti itu juga karyawan
Karena tanpa kepedulian atau ikut serta dalam
PT Enggal Sukses Perkasa akan beraktifitas
menjalankan
berdasarkan pengetahuan dimilikinya. Sehingga
berkaitan dengan program LK3 maka akan
dengan pengetahuan yang dimiliki karyawan PT
berdampak negative bagi diri sendiri. Sebab tanpa
Enggal
memperhatikan
Sukses Perkasa
akan terlihat
pada
program
perusahaan
prinsip-prinsip
terutama
LK3
akan
partisipasi mereka dalam mendukung program
berdampak pada keselamatan dan kesehatan
LK3. Jika pengetahuan mereka tentang LK3 baik
karyawan PT Enggal Sukses Perkasa sendiri,
maka akan memberikan dampak positif terhadap
belum lagi pengaruhnya pada lingkungan fisik
diri mereka sendiri, lingkungan sekitarnya dan
maupun sosial di perusahaan.
terutama lingkungan perusahaan.
Dimana Kecenderungan karyawan PT Enggal
Sebab peran serta karyawan merupakan
Sukses Perkasa untuk peduli pada orang-orang di
indikator bagi keberhasilan program LK3. Setiap
sekitarnya dapat terlihat dari adanya perhatian
kegiatan pasti ada yang menimbulkan dampak
terhadap
baik positif maupun negatif. Bila dari kegiatan
misalnya menggunakan pakai pengaman, menegur
para karyawan tersebut menimbulkan dampak
teman yang tidak menjalankan atau berpedoman
yang
sekitar
prinsip-prinsip LK3 dan lain-lain. Hal tersebut
perusahaan, maka akan berdampak pula pada
akan menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap
kondisi perusahaan dan sekitarnya. Oleh karena
manusia dan lingkungan sekitarnya. Sehingga
itu bila para karyawan diikutsertakan dalam
akan berpengaruh secara otomatis pada tingkat
program LK3, mereka akan bertanggung jawab
partisipasi karyawan PT Enggal Sukses Perkasa
atas segala kerusakan akibat dari kegiatan mereka
dalam mendukung program LK3 karena dengan
sendiri.
tingkat kepedulian mereka yang baik. Karena
negatif
terhadap
lingkungan
kondisi
lingkungan
di
sekitarnya,
Dari uraian di atas diduga terdapat hubungan
peran serta karyawan dapat merupakan indikator
positif antara pengetahuan tentang lingkungan
bagi keberhasilan program LK3. Setiap kegiatan
hidup
pasti ada yang menimbulkan dampak baik positif
dengan
partisipasi
karyawan
dalam
mendukung program LK3.
maupun negatif. Dari uraian di atas diduga terdapat hubungan
2. Hubungan Kepedulian dengan partisipasi karyawan
dalam
rangka
mendukung
program LK3 Karyawan PT Enggal Sukses Perkasa akan kelihatan pengaruhnya terhadap lingkunganya dari
positif
antara
kepedulian
karyawan
dengan
partisipasi karyawan dalam mendukung program LK3.
44 3. Hubungan etos kerja dengan partisipasi karyawan
dalam
rangka
mendukung
mereka akan bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat dari kegiatan mereka sendiri. Dari uraian di atas diduga terdapat hubungan
program LK3 Setiap orang mempunyai etos kerja baik itu baik maupun buruk dalam beraktivitas dengan
positif antara etos kerja dengan partisipasi karyawan dalam mendukung program LK3.
lingkungannya.Dalam hal ini setiap karyawan PT Enggal Sukses Perkasa mempunyai etos kerja yang
baik
maupun
buruk.
Karena
4. Hubungan pengetahuan tentang lingkungan,
akan
kepedulian
dan
dipengaruhi oleh rasa menghargai, bertanggung
partisipasi
karyawan
jawab terhadap segala aktivitasnya. Karena jika
mendukung program LK3
etos kerja karyawan PT Enggal Sukses Perkasa
Pengetahuan
etos
merupakan
kerja
dengan
dalam
rangka
informasi
atau
akan memberikan kontribusi banyak terhadap
proses belajar yang didapat baik secara formal
keberhasilan dalam menerapkan program LK3
(pendidikan)
perusahaan.
belajar sendir i/otodidak, dll). Seperti juga
maupun
nonformal
(pelatihan,
Karena etos kerja yang baik akan berdampak
pengetahuan yang dimiliki karyawan PT Enggal
ganda pada karyawan PT Enggal Sukses Perkasa,
Sukses Perkasa, sehingga tingkat pengatahuan
baik itu ke dalam dirinya dalam membangun
mereka tentang lingkungan hidup berbeda pula.
karakter karyawan sebagai manusia produktif,
Yang kemudian ini akan memberikan kontribusi
sedangkan keluar dirinya tampil dalam bentuk
banyak
kinerja professional yang dapat di ukur dalam
keberhasilan program LK3 yang diterapkan oleh
besaran-besaran kualitas, efektifitas atau efisien
pihak perusahaan.
maupun profitabilitas karyawan PT Enggal Sukses
dalam
menentukan
kualitas
dan
Karyawan PT Enggal Sukses Perkasa yang
Perkasa itu sendiri. Jika etos kerja yang baik akan
mempunyai
terlihat pada tingkat partisipasi karyawan PT
mempengaruhi
Enggal Sukses Perkasa dalam mendukung progam
mendukung progam LK3, karena karyawan PT
LK3. Dimana setiap kegiatan karyawan pasti akan
Enggal Sukses Perkasa mempunyai keahlian
menimbulkan
maupun
sesuai dengan bidangnya, walaupun juga masih
negatif. Bila dari etos kerja para karyawan
kurangnya tingkat pengetahuan mereka tentang
tersebut menimbulkan dampak yang negatif
LK3.
terhadap lingkungan sekitar perusahaan, maka
partisipasi karyawan dalam mendukung program
akan berdampak pula pada kondisi perusahaan
LK3 juga dipengaruhi oleh tingkat kepedulian
dan sekitarnya. Oleh karena itu bila para
karyawan
karyawan diikutsertakan dalam program LK3,
kepedulian merupakan ukuran seseorang dalam
dampak
baik
positif
pengetahuan
Namun
yang
partisipasi
dalam
terhadap
baik
karyawan
menentukan
akan dalam
tingkat
lingkungannya.Karena
45 berpartipasi atau ikut serta menentukkan kualitas
sampelnya diambil dari karyawan yang berada di
ling kungannya.
PT Enggal Sukses Perkasa di wilayah Bekasi Jawa
Selain itu juga etos kerja merupakan salah
Barat, dengan sampel berjumlah 60 orang.
factor yang mempengaruhi apakah karyawan
Pemilihan sampel menggunakan teknik simple
mempunyai
random sampling.
partisipasi
yang
baik
dalam
mendukung program LK3. Karena tanpa etos kerja yang baik akan memberikan dampak negatif
Model konstelasi permasalahan penelitian sebagai berikut:
baik itu untuk kesehatan, keselamtan kerja karyawan sendiri juga akan berdampak pada lingkungan fisik maupun sosial di sekitarnya. Dari uraian di atas diduga terdapat hubungan positif antara pengetahuan tentang lingkungan
X1 X2
Y
X3
hidup, kepedulian, etos kerja karyawan dengan partisipasi karyawan dalam mendukung program LK3.
Gambar 1. Model Konstelasi Hubungan Antara Variabel
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
difokuskan
kepada
Keterangan:
karyawan
terutama di PT Enggal Sukses Perkasa yang
Y =Partisipasi
karyawan
dalam
mendukung
keberhasilan program LK3
berada di wilayah Bekasi Jawa Barat.Pemilihan
X1 =Pengetahuan tentang lingkungan hidup
lokasi penelitian yang hanya dilakukan di Bekasi
X2 =Kepedulian lingkungan karyawan
dan di PT Enggal Sukses Perkasa.
X3 =Etos kerja
Dalam penelitian ini digunakan metode survey, sedangkan bentuk penelitiannya adalah korelasional. Metode survey menurut penulis dipandang cocok, sesuai dengan data yang akan diperoleh,
tujuan
dan
masalah
yang
akan
dipecahkan. Teknik korelasional digunakan untuk mengukur
kadar
hubungan antara
beberapa
variabel bebas (X1, X2, X3) dengan variabel terikat (Y), baik secara sendidiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Enggal Sukses Perkasa Sedangkan
Deskripsi
data
merupakan
langkah
pendeskripsian data sampel dari setiap variabel dengan menggunakan bantuan computer program excel dan SPSS. Dari hasil printout computer dapat diketahui distribusi frekuensi dari setiap variabel.Dalam penyajian tidak semua table distribusi
frekuensi
dimuat
dalam
laporan
penelitian.Dalam pembahasan kategori-kategori yang frekuensinya cukup kecil dapat digabungkan kedalam kelompok yang lebih besar sehingga mudah dimengerti dan analisis. Untuk lebih
46 menarik perhatian dan memperjelas deskripsi
H1 : ρу2 > 0 3) H0 : ρу3 ≤ 0
sampel akan dibuat grafik/histogram. Pengujian persayaratan analisis dimaksudkan
H1 : ρу3 > 0
untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
4) H0 : ρу123 ≤ 0
memenuhi persyaratan untuk dianalisis dengan
H1 : ρу123 > 0
menggunakan teknik yang direncanakan. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini
peneliti
Lilifors.Yakni
menggunakan
teknik
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji
dilakukan perbandingan harag
Pada bagian ini akan disajikan deskripsi data
antara lilifors dengan table.Bila harga lilifors
yang berhubungan dengan variabel-variabel yang
dihitung lebih kecil daripada harga table, maka
diteliti yaitu: variabel terikat partisipasi karyawan
disribusi data dinyatakan normal dan sebaliknya.
dalam mendukung program LK3 (Y), variabel bebas
Sedangkan untuk pengujian linieritas ada dua
yang terdiri dari Pengetahuan tentang Lingkungan
cara, yaitu dengan menggunakan analisis ragam
hidup (X1), Kepedulian lingkungan (X2), dan etos
atau ANOVA dan rumus F. dalam penelitian ini
kerja (X3). Deskripsi data penelitian ketiga variabel
peneliti menggunakan uji F. dimana, bila nilai
tersebut akan dinyatakan dalam skor rata-rata (M),
Fhitung lebih kecil daripada Ftabel bearti linier.
simpangan baku (SD), modus (Mo), dan median
Sedangkan pengujian homogenitas data, dalam
(Me) sebagaimana dalam tabel berikut ini:
penelitian ini peneliti akan menggunakan taknik Uji Barlett. Nilai F dari hasil perhitungan Uji
Rangkuman Deskripsi Data Penelitian Pengetahuan Kepedulian Etos kerja Partisipasi
barlett kemudian dibandingkan dengan Nilai Ftabel.Bila nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel berarti homogen.
Hipotesis statistik Dalam pengujian hipotesis ini, untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antara variabel.
Hipotesis statistiknya dirumuskan sebagai berikut: 1) H0 : ρу1 ≤ 0 H1 : ρу1 > 0 2) H0 : ρу2 ≤ 0
Mean
21,90
96,35
94,85
93,55
Median
23
97
95
96,50
Modus
23
87
94
100
Std.
4,649
12,15
13,473
14,628
Variance
21,617
147,62
181,519
213,981
Range
21
62
55
76
Minimum
9
68
65
56
Maximum
30
130
120
132
Jumlah
1314
5781
5691
5613
Deviation
47 1. Pengujian Normalitas Galat Taksiran
bahwa data variabel Y dilihat dari variabel X1
a. Uji Normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas
mempunyai varian yang homogen.
X1 Hasil perhitungan pengujian normalitas galat
Pengujian Homogenitas Varians Y atas X2
taksiran Y atas X1 didapat Lhitung = 0,083, dengan n =
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas
60dan taraf signifikansi α = 0,01 diperoleh Ltabel =
varians diperoleh χ²hitung = 32,65. Jika α = 0,05 dari
0,114. Oleh karena Lhitung = 0,083 < Ltabel = 0,114,
daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 28 didapat
maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari
= χ²tabel = 41,34. Ini berarti χ²hitung (32,65) <χ²tabel
populasi berdistribusi normal.
(41,34), sehingga hipotesis nol diterima pada taraf signifikansi α = 0,05. Dengan demikian disimpulkan
b. Uji Normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas
bahwa data variabel Y dilihat dari variabel X2 mempunyai varian yang homogen.
X2 untuk hasil perhitungan pengujian normalitas galat taksiran Y atas X2 didapat Lhitung = 0,082, dengan n = 60dan taraf signifikansi α
c. Pengujian Homogenitas Varians Y atas X3
= 0,01
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas
diperoleh Ltabel = 0,114. Oleh karena Lhitung = 0,082 <
varians diperoleh χ²hitung = 32,37. Jika α = 0,05 dari
Ltabel = 0,114, maka dapat disimpulkan bahwa
daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 26 didapat
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
= χ²tabel = 38,89. Ini berarti χ²hitung (32,37) < χ²tabel
c. Uji Normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas
(38,89), sehingga hipotesis nol diterima pada taraf signifikansi α = 0,05. Dengan demikian disimpulkan
X3 Sedangkan
hasil
perhitungan
pengujian
normalitas galat taksiran Y atas X3 didapat Lhitung =
bahwa data variabel Y dilihat dari variabel X3 mempunyai varian yang homogen.
0,079, dengan n = 60dan taraf signifikansi α = 0,01 diperoleh Ltabel = 0,114. Oleh karena Lhitung = 0,079 < Ltabel = 0,114, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis
2. Uji Homogenitas Variansi
penelitian sebagaimana yang dikemukakan pada
a. Pengujian Homogenitas Varians Y atas X1
bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas
sebagai berikut:
varians diperoleh χ²hitung = 10,87. Jika α = 0,05 dari
Pertama, pengetahuan tentang lingkungan
daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 42 didapat
hidup mempunyai hubungan positif dan signifikan
= χ²tabel = 58,12. Ini berarti χ²hitung (10,87) < χ²tabel
dengan partisipasi karyawan dalam mendukung
(58,12), sehingga hipotesis nol diterima pada taraf
program LK3. Hal in berarti bahwa sumbangan
signifikansi α = 0,05. Dengan demikian disimpulkan
pengetahuan tentang lingkungan hidup terhadap
48 partisipasi karyawan dalam mendukung program
Keempat, pengetahuan tentang lingkungan
LK3 dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya
hidup, kepedulian lingkungan dan etos kerja
partisipasi karyawan dalam mendukung program
secara
LK3, salah satunya ditimbulkan oleh pengetahuan
positif dan signifikan dengan partisipasi karyawan
tentang lingkungan hidup.Oleh karena itu, dapat
dalam mendukung program LK3. Hal in berarti
disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan
bahwa
tentang lingkungan hidup maka akan semakin
lingkungan hidup, kepedulian lingkungan dan etos
tinggi
kerja secara bersama-sama terhadap partisipasi
pula
partisipasi
karyawan
dalam
mendukung program LK3.
bersama-sama
sumbangan
mempunyai
hubungan
pengetahuan
tentang
karyawan dalam mendukung program LK3 dapat
Kedua, kepedulian lingkungan mempunyai
dikatakan bahwa tinggi rendahnya pengetahuan
hubungan positif dan signifikan dengan partisipasi
tentang lingkungan hidup, kepedulian lingkungan
karyawan dalam mendukung program LK3. Hal in
dan etos kerja, salah satunya ditentukan oleh
berarti bahwa sumbangan kepedulian lingkungan
partisipasi karyawan dalam mendukung program
terhadap partisipasi karyawan dalam mendukung
LK3 Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
program LK3 dapat dikatakan bahwa tinggi
semakin tinggi pengetahuan tentang lingkungan
rendahnya
partisipasi
dalam
hidup, kepedulian lingkungan dan etos kerja maka
mendukung
program
satunya
akan semakin tinggi pula partisipasi karyawan
karyawan LK3,
salah
ditentukan oleh kepedulian lingkungan. Oleh
dalam mendukung program LK3.
karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tinggi kepedulian lingkungan maka akan semakin
apabila pengetahuan tentang lingkuingan hidup,
tinggi
kepedulian lingkungan dan etos kerja
pula
partisipasi
karyawan
dalam
mendukung program LK3 Ketiga, etos kerja mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan partisipasi karyawan
bersama-sama
ditingkatkan,
maka
secara
partisipasi
karyawan dalam mendukung program LK3 akan meningkat pula.
dalam mendukung program LK3. Hal in berarti bahwa sumbangan etos kerja terhadap partisipasi karyawan dalam mendukung program LK3 dapat
DAFTAR PUSTAKA
dikatakan bahwa tinggi rendahnya partisipasi
Anderson, Lorin W. dan David R. Krathwohl, A
karyawan dalam mendukung program LK3, salah
Taksonomy for Learning, Teaching and
satunya ditentukan oleh etos kerja.Oleh karena itu,
Assessing
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi etos
Objectives, New York: Eddison Wesley
kerja maka akan semakin tinggi pula partisipasi
Longman, inc, 2001.
karyawan dalam mendukung program LK3.
A
revision
of
Educational
49 Anoraga, Pandji,.Psikologi Kerja Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992.
York: LongmanInc, 1986.
Anwar, Saifudin.,Sikap Manusia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995. Arifudin,
Ahmad
Sana,,Etos
Goals, Handbook 1, Cognitive Domain, New
Cage, N.L dan David C Berliner, Educational Psychology, Third Edition., Boston: Houghton
Kerja
Islam
(Surakarta: muhammadiyah university press, 2004.
Mifflin Company, 1984. Carry, Lee J., Community Development as a Process., Columbia: University of Missouri
PT Astra International Tbk, Anual report 2007,
Press, 1995.
Expending Horizon Lingkungan, Kesehatan
Chiras, Daniel D., Environmental Science, A.
dan Keselamatan Kerja (Environ-ment, Health
Framework for Decision Making., Canada:The
and Safety).
Benjamin/Cumming Publishing Company, Inc.
PT Astra International, Tbk, Anual report PT Astra
, 1985.
International Tbk 2006 pada laporan Yayasan
Chiras, Daniel D., environmental Science, action
Dharma Bhakti Astra dalam pengembangan
for a sustainable future, California: Cumming
UKM.
Publishing Company Inc, 1991.
Astra Sustainable Report 2006, Being responsible for a better futute, PT Astra International Tbk, 2006.
in Education., London: Routledge, 1992. Corporate Policy, Environment, Healt & Safety,
PT Astra International Tbk, Growing Responsibly, Laporan Berkelanjutan Astra 2008 Astra Sustainabilyty Report,
tahun 2000, PT Astra International Tbk. Darley, John M., et. al., Psychology. New Jersey: Prentice-Hall. Inc,1986.
Astra Sustainable Report 2006, Being responsible for a better futute, PT Astra International Tbk, 2006
Darsono, Valentinus.Pengantar Ilmu Lingkungan, Yogyakarta: Univer-sitas Atmajaya, 1992. Dharmavipala,
Bamberger dan Shams, Community Participation in
Cohen, Louis dan Lawrence M. Research Method
Project
Manage-ment:
The
Asia
Experience., Malaysia: Asian and Pacifik Development Center, 1991. Buchori, Muchtar, penelitian pendidikan dan pendidikan islam Inodnesia, Jakarta: IKIP Muhammadiah Press, 1994. Bloom, Benyamin S., Taxonomy of Educational Objectives, The Classification of Educational
Y.A.,
Kepedulian
Lingkungan
Terhadap
(http://www14brink
ster.com/puud/artikels/ res-dhamma 12.html) Djaali, Pudji Mujiono, dan Ramly., Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: Program Pascasarjana UNJ, 2000. Dillon, Ann G., Making study Skills, Riding and writing,
United
Kingdom:
Thomson
Wadsmorth, 2003. George Terry R., Principles of Management, Linois: Richard D. Irwin, Inc, 1977.
50 Good, Thomas L. dan Jere E. Brophy, Educational Psychology: a Realistik Approach., New York: Longman, 1990.
geocities.com/hmtlitb/karya
tulis/partisip.htm) Romizowski, A.J, Designing Instructional Systems,
Hasanah, Uswatun., etos Kerja: sarana manajemen prestasi, Jogya-karta: Hanun grup. 2004.
London: Kogen Page Ltd. 1988. Santrock,
Heruputri, Arimbi.,Peranserta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkung-an., Jakarta:Wahana Lingku-ngan Hidup, 1993.
John
terjemahan:
W., Tri
Psikologi Wibowo
pendidikan, BS,
Jakarta:
Kencana, 2008. Sinamo, Siahan H., ethos 21, delapan etos kerja
Indra Djakti Sidi, Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, (Jakarta: Paramadina, 2001.
Dan Disiplin
professional
(http.///www.institute
mahardhika. Com.2005). Siger, Peten (ed)., Ethics, New York: Oxford
Kusnan, Ahmad., Analisis Sikap Iklim Organisasi, Etos Kerja
(http://www.
Dalam
Shawer, James P., Handbook of Research on Social
Menentukan Efektifitas Kinerja Organisasi di
Studies Teaching and Learning, New York:
Garnizun
Mac Millan Publishing Company, 1985.
Tetap
III
Kerja
University Pers, 1994.
Surabaya:
Laporan
Penelitian: http://www.damandiri. or.id/index
Soerjani, Moh., Rofiq Ahmad, dan Rozy Munir.,
.php [online : Monday, October 16, 2006,
Lingkungan
6:03:24 PM], 2004.
Kependudukan
Mathers, Dale., An Introduction to Meaning and Purpose in Analytical Psychology , Canda: Brunner Routledge, 2001.
:
Sumber-daya dalam
Alam
dan
Pembangunan.,
Jakarta:UI: Press, 1987. Soetrisno,
Loekman.,Menuju
Masyarakat
Partisipatif, Jakarta: Kanisius,1995.
Marzano, Robert J. dan John S. Kendall,
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu, Sebuah
Taxonomy Educational Objectives, USA:
Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar
Corwin Press, 2007.
Harapan, 1995.
McGaugh,
James
L.,
et.al,
Psychology
I,
California: Albion Publishing Company, 1977. Oakly, Peter.,Project with People, Geneva: ILO, 1991.
of
Profesional
ethics
for
Psychologist, USA: Sague Publicational Inc, 2003.
Walgito, Bimo.,Pengantar Psikologi Umum ,
Winkel, W.S., Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Grasindo, 1991. Woolfolk, Anita, educational psychology active learning edition, diterjemahkan Helly Prajitno
Purnama, O., Penerapan Mekanisme Keterlibatan Masyarakat
Jakarta: Rineke Cipta, 1990.
Yogyakarta:Andi Offset, 1988.
O’Donohue, William T. dan leyle E. Ferguson, Handbook
Taliziduhu, Ndraha.,Pembangunan Masyarakat,
dalam
Proses
AMDAL
S. dan Sri Mulyanti S, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
51