JOURNALOF PEOPLEAND ENVIRONMENI' NOVEMBER2OI3 Artikel-artikel:
Volume20,Nomer3
Alat TangkapBurungyan-qDigunakanPendutlukRiiwa KccamatanDanauPanggang. KabupatcnHulu SungaiUtrra Noraini, Soendjoto,M.A., dan Naparin, A. PirtensiPensenrbangan TcknologiRool (iartlendi KawasanMampangPrapatrndan Sekitarnya. JakarlaSclatan Kinasih, S.S.K.,dan Muta'ali, 1,. Pencemaran RcsicluPestisidadi SungaiUmbullejo KecarnatrnDlmpit KabupatenMalang Kadim, M.K., Sudaryanti,S., dan Endang Yuli H.
2.11,25 I
252-261
262 268
KafakteristikOperasiSprinklcl Pulsating6(1505padaPerbedaan KecepatanAngin Faridah, S.N.,Achmad, M., dan Aryuni
169-175
KlasiflkasiKelimpahanTumhuhandi Kecanatrn KintamanjBali: Studi KasusUsaha Konservasi Sujarwo, W.
276-283
Aplikasi Model Qual2Kw untuk MenentukanStrategiPenrnggulangan Pencemaran At SungaiGajahwongyang Disebabkanoleh BahanOrganik Lestari, A.D.N., Sugiharto,E., dan Siswanta,D.
284-293
Sitat-sitarTanahDclapln TegakanHutanHasil RehabilitasiLahanTeldegradasi pada DacrahTropikaSelalnaHantpirSetcngahAbat Supriyo, H., Prehaten,D., dan Figyantika, A.
294-302
.\plikrsi SIMOBA Untuk PrediksiCenrnganBanjirdalarnPenilaianRencana Tat Ruang Wih!ah: Studi KasusDAS Tempurandi KabpatenPonorogo l-usiana,N., Ha.ii,T.S., dan Rahadi, B. Vurir\i GenetikSililt Kayu Uji Keturunan.,1r'rrr lrr ,1,/riii.qirrn Umur 5 Tahundi Wonogiri. Jaua Tengah Susanto,M., Naiem, Nl., Hardilanto, E.8., dan Prayitno, T.A.
303-31I
StudiKonektivitasAkuiftr AntaraSumurBor deoganSumberDayaair di Bawahnya Wiiatna, A.8., Sudarmadii, Sunarno,dan Hendrayana,H.
324-338
Penggunaan TeknologiRerrolr,,Sclsiagdarr5/G untuk Pcngcndalian DinamikaPopulasi Soil Transrnitted Helninth.sdi SatuanLahanEndcntisPulauAmhon Salakory,M., Soeloko, Mardihusodo.S.J.,dan Sutanto
339-352
AnalisisKebi.jakan Publik Pcngcrnbangan MoclelKelenrba-stan Kontpensasi DAS Ciliwung Wibowo, L.R.
353-366
StatusMutu Air Laut di Pantli BulumanisKidul KabupatcnPati Damayanti,H.O.
36',7 -3'76
312-323
Diterbitkan oleh: PusatStudiLingkungan HidupUniversitas GadjahMada (P S L HUGM)
lssN 0854-5510 Terakreditasi Berdasarkan SK DirjenDiktiNo. 66b/DlKTl/Kep/2O11 TanggalI September2011
JURNAL MANUSIA DAN LINGKUNGAN JOURNAL OF PEOPLE AND ENVIRONMENT PelindungI Advisor Rektor UniversitasGadjahMada I RectoroJ'GadjahMada University PemimpinUmum dan Penanggung JawablPublisher KepalaPusatStudi LingkunganHidupI Director o/ the Centerof EnvironmentStudies UniversitasGadjahMada I GadjahMada Universit"v Hari Kusnanto PemimpinRedaksiI Editor-in-Chie.l' UtoroYahla StafAhli I Editorial ,ldt isott' Boarcl Hari Kusnanto Eko Sugiarto Harnanto RedaksiPelaksan a I Editors Utoro Yahya Suharko Ana NadhyaAbrar BambangAgus Suripto SekreariatI AdministrativeStaff Tuti Widhastuti Sugiman Lily Esti Seriosa AlamatredaksiI ldress PusatStudi LingkunganHidup UniversitasGadjahMada Jl. LingkunganBudaya.SekipUtara.Yogyakarta,55281,Indonesia Telp.62 271 565722,Fax.51'7863
[email protected] [email protected] Web-site:hnp://pslh.ugm.ac.id
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN,Vol. 20,No. 3, November2013,241-251
ALAT TANGKAP BURUNG YANG DIGUNAKAN PENDUDUK DI RAWA KECAMATAN DANAU PANGGANG. KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA (Bird CaptureDevicesAsedby Community at Swampof Danau PanggangDisrrict, Hulu Sungai Utara Regency) .-, .-*, Noraini MochamadArief Soendjoto AkhmadNaparin 'SMAN 1 DanauPanggang, KabupatenHulu SungaiUtara;ProgramStudiPendidikan Biologi, ProgramPascasarjana UniversitasLambungMangkurat "Prodi MagisterPendidikanBiologi,ProgramPascasarjana UniversitasLambung Mangkurat,JalanHasanBasryBanjarmasin70123;FakultasKehutanan, Universitas Ahmad Yani Km 36 Banlarbaru 70714; LambungMangkurat,Jalan masoendj oto@gmail. com "'Fakultas KeguruandanIlmu Pendidikan,UniversitasLambungMangkurat,Jalan HasanBasry,Kayutangi,Banjarmasin70123
Abstrrk Beragam alat digunakan untuk menangkapburung air yang berpotensi ekonomi bagi sebagian penduduk KecamatanDanau Panggang,KabupatenHulu Sungai Utara. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikanalat tangkap burung, mengidentifikasi spesiesbunmg tertangkap,dan menentukan keramahlingkungananalat tangkap. Data dikumpulkan dari survei lapangandan wawancarakepada informan. Enam puluh lima orang penangkapburung dari empat desa terpilih dijadikan informan. Sernbilanalat tangkapdigunakanuntuk menangkapburung. Dua puluh dua spesiesburung target dan nontargettertangkapdalam kondisi fisik yang tidak selalu normal dan tidak terseleksimemuut kelas umur danjenis kelamin. Semuaalat tangkaptidak ramahlingkungan Kata Kunci: tangkap,burung,fisik, umur, kelamin Abstrrct Various devicesare usedto capture water birds which are economicallypotential for somepeople of Danau Panggang Dktric4 Hulu Sungai Utarq Regency.The objectivesof the research were to describelhe capturedevices,to identify the capturedbird species,and to delerminethe environmenlally friendliness of thosedevices.Data were collectedfrom theJield survey and through interviewing the informants.Sixtyfive bird capturersoffour selectedvillages were informants.Therewere nine caplure devices.Twentytvlo target and no target bird specieswere captured in physical condition which was nol always normal and were not selectedbasedon lo age classesand sexes.The deviceswere nol environmentaIly fr iendIy. Keyu'ords:capture,bird, physical, age,sex
PENGANTAR Kecamatan Danau Panggangadalah satu dari l0 kecamatandi Kabupaten besarlahan Hulu SungaiUtara.Sebagian kecamatanini adalahlahanbasahyang beruparawa.BPS HSU (2011)mencatat
penggunaan lahan pada wilayah kecamatanseluas 13.350 ha: 14,43%o (1.926 ha) adalahhutan rawa, 42,29Yo (5.646ha) renrmputanrawa,3,93yo(525 ha) danau, 28,17% (3.761 ha) sawah, 4,85%(648 ha) kebun campwan,2,99yo (399 ha) permukimanpenduduk atau
J. MANUSIA DAN LINCKUNGAN
kampung,dan3,33Yo(445 ha) lain-lain. Permukimanini padaumumnyaberupa rumahpanggung,rumahdenganfondasi batanggalam(Melaleucaleucadendron) dan atau batang ulin (Eusideroxylon zwageri) yang didirikan di atas permukaan rawa. Rawa tidak hanya ditinggali oleh penduduk,tetapi juga menjadi habitat berbagaispesiesburung,terutamayang dikelompokkan dalam burung air. Burung air adalah burung yang bergantungsecaraekologispada lahan basah(Noor et al., 1999)sebagaitempat untuk beraktivitasmulai dari mencari pakan, bersembunyi dari predator, menemukan pasangan, membangun sarang,hinggaberkembang biak. Burung air berpotensiekonomibagi sebagianpenduduk. Beberapaspesies ditangkapdan selanjutnyadijual untuk meningkatkanpendapatan keluargaatau dikonsumsi sendiri untuk memenuhi kebutuhanakan protein hewani. Wajar apabilakemudianpenangkapan burung pun menjadi mata pencaharianutama penduduktersebut. Beragamalat tangkapdan spesifikasi digunakanuntuk menangkapburung di rawa ini. Namun, ketika ekonomi diutamakan dan keberlanjutannya menjadi prinsip yang harus selalu dipertimbangkan,permasalahanyang muncul kemudian adalah apakahala! alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan. Pertanyaan ini muncul karenadari surveiawal, hanyaspesies burung tertentusaja yang diambil dari alat tangkap dan dimanfaatkantanpa selektivitas menurut kelas umur dan jenis kelamin. Spesiesburung lainnya dibuang, karena merupakan spesies nontarget atau ketika diambil dalam kondisisudahmati. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikanalat tangkap burung,
Vol.20,No. 3
mengidentifikasispesies dan kondisi burung tertangkap, dan menentukan selektivitasalat tangkap.Hasil penelitian dapatdimanfaatkanolehpihak berwenang unhrk melestarikan burung dan oleh penduduk,terutamapenangkapburungitu untuk
mempertahankan
keberlanjutanekonomi. METODOLOGI Data dikumpulkan dari empat desa wilayahKecamatanDanauPanggangpada Nopember201I - Desember2011.Desa Pararain,Pandamaan,Danau Panggang, danSungaiNamangdipilih,karenasurvei pendahuluanmenunjukkanbahwajumlah penduduk berprofesi sebagaipenangkap burungtergolongempatbesar.Desalain yangpenduduknya berprofesisamaadalah Desa SarangBurung, Sungai Panangah, Manarap, Manarap Hulu, dan Teluk Mesjid. Metodepengambilan dataadalahsurvei dan wawancarakepadainforman. Enam puluh lima penangkapburung dari empat desa telpilih dijadikan informan. Data pokokyangdiperolehadalah(l) namadan spesifikasialat tangkapyang selanjutnya dideskripsikansecarakualitatif serta (2) spesies burung tertangkap yang pengidentifikasiannyaberdasarkanpada MacKirinonet a/. (2010). Data dianalisis, sehinggadiperoleh keramahlingkunganan alat tangkap.Tiga kriteria untuk menganalisisadalah (1) kondisi fisik burung, (2) status kelindungannyaberdasarkanpada PP 7/1999 dan status kelangkaannya berdasarkan padaIUCN (2011), serta(3) selektivitasalat tangkapterhadapkelas umur danjenis kelamin.Selektivitasalat tangkap burung dimodifikasi dari selektivitasalat tangkap ikan, karena tidak diperoleh rujukan khusus berkenaan denganalattangkapburung.
November2013
NORAINI. DKK.: ALAT TANGKAPBURUNG
Data lain yangjuga dianalisisadalah perilaku para penangkap dalam memerlakukan burung. Analisisnya kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAII Alat Tangkap Burung Alat tangkapyangdigunakanpenduduk untuk menangkapburung adalahjaring belibis, jaring sapmg,jaring pipit, rawai gantmg, tilampung, halawet (ala, tatukup), jeba( jerat, dan pulut. Alat tangkap tersebut tergolong sederhana. Bahannyamudah didapat di toko atau pasaryang terletak di dalam atau sekitar permukiman.Pembuatannya tidak rumit, walaupun memerlukanketekunan.Jenis, bentuk, dan ukuran biasanyadisesuaikan denganhabitatdanspesiesburungtarget. Jaring balibis adalahjaring persegi panjangdenganpanjang40 m, lebar 2,5 m, dansisimatajaring 4-5 cm yangdirakit dari rmtaianbenangnilon berdiameter1 mm (Gambar 1). Setiap tepi jaring (memanjang)ditautkan pada tali nilon (diameter 3 mm) sepanjang50-60 m. jaring dibentang Untuk menggunakannya, vertikal. Keempat ujung tali nilon diikatkan pada2 batangbambu(tinggi 8l0 m masing-masing)yang didirikan vertikal di ataspermukaantanah dengan jprak antarakeduabatangbambukurang jaring. Agar bambuberdiri lbbih sepanjang tegak dan jaring tidak rubuh ketika ditabrak bunmg, pangkal bambu diikat kuat dengan tali pada 2 batang galam (setinggi 2 m) yang sudah ditancapkan sedalam I m dari permukaan tanah. Burung pemikat (yang pandai bersiuVbersuara)diletakkan di sekitar jaring untuk menarik burung lain (tenrtamayang satuspesies)untuk datang mendekat. Burung yang terpikat akan datang mendekat dan tertabrak jaring. Ketika meronta untuk melepaskandiri,
bagianh:buhburung(sayap,kepala,kaki) akan terlilit jaring. Apabila sempatlepas dan jahrh, btrung ini tidak jaflrh ke atas permukaantanah,tetapi justru jatuh dan terlilit jaring bagianbawahyang didesain membentukkantuns.
Gambarl. Jaringbalibis A: lebarjaring = 2,5 m; B: panjangjaring : 40 rn; C: tinggi bambu= 8-10m Jaring sapung adalah jaring persegi panjang dengan panjang 20 m, lebar 4 m, dan sisi matajaring 2-3,5 cm yang dirakit dari benang nilon berdiameter l-2 mm (Gambar 2). Untuk menggunakannya, jaring sapung dibentang vertikal di antara 2 batang bambu (tinggi 8-10 m masingmasing). Setiap pangkal bambu dilekatkan pada penopang yang terbuat dari batang galam sepanjang 2 m yulg separuh di antaranya ditancapkan ke dalam tanah. Tepi jaring bagian atas ditautkan pada tali nilon 3 mm sepanjang50 m. Kurang lebih meter ke-15 dan meterke-35 dari tali tepi jaring ini diikatkan pada ujung-ujung dua batang bambu yang didirikan vertikal di permukaantanah. Ikatan ini dibuat longgar atau dikaitkan sedemikian rupa agar tali yang uj ung-ujungnya ditambatkan pada tonggak dapat ditarik ulur dengan mudah. Tonggak (galam) ditancapkan ke dalam tanah. Tepi jaring bawah ditautkan pada tali nilon 3 mm yang panjangnya sekitar panjang jaring (dalam hal ini 20 m) dan
J. MANUSIA DAN LINCKUNCAN
ujung-ujungnya diikatkan pada tali tepi kanan dan tali tepi kiri yang setiap tali ini digantungi pemberat. Pemberat yang terbuat dari potongan kayu atau besi ini berfungsi untuk menegangkan tali nilon tepi bawah agar tidak terbentuk kantung pada jaring bagian bawah selama pembentangan jaring atau unhrk mengendurkan tali saat ada burung terjaring. Unflrk mengundang burung, penangkap meniup peluit sapung (tutuak) terus menerus.Peluit terbuat dari potongan bambu kecil yang dilengkapi membran. Bentuk dan ukuran peluit bervariasi dan sesuai dengan selera pembuat atau penangkap burung. Bunyi peluit disesuaikan dengan suara burung target. Ketika burung datang dan menabrak atau terkait jaring, tali nilon dilepas dari tonggak penambatnya, sehingga jaring bagian atas tergulung ke permukaantanah menyulitkan untuk dan burung melepaskandiri. Untuk mendirikanjaring sapung, tali nilon dapat ditarik dan ditambatkankembali ke batanggalam. Jaring pipit adalah jaring persegi panjangdenganpanjang 15 m, lebar 4 m, dan sisi mata jaring 1,5 cm yang dirakit dari untaian benang nilon berdiameter 1 mm (Gambar 3). Mata jaring alat ini paling kecil dibandingkan dengan mata jaring pada jaring belibis dan jaring sapung,karenatargetnyamemang burungkecil. burung berukuran Untuk dibentang menggunakannya, jaring vertikal di antara2 batangbambu (panjang 8-10 m masing-masing).Setiaptepi jaring atas dan bawah ditautkan pada tali nilon berdiameter 3 mm yang panjangnya disesuaikan agar ikatan kuat dan bentangannya rapi. Selama didirikan, setiap bambu dipegang oleh seorang anggota tim penangkap. Salah satu ujung bambu diikat dengantali nilon dan ujung lain tali ini ditambatkan pada tonggak galam sepanjang2 m ymg ditancapkan
Vol.20,No. 3
secaralonggar ke dalam tanah. Fungsi tali tambat ini hanya sebagai penahan sementaraagar bambu berdiri stabil. Pada saatjaring tertabrak atau dipenuhi burung tangkapan, para penangkap merubuhkan seluruh jaring ke atas permukaan tanah. Dengan demikian, burung terperangkap eratolehjaring.
Gambar2. Jaring sapung A: B: C: D:
tinggibambu= 8-10m; jaring: 20 m; panjang lebarjaring= 4 m; pemberat
Rawai gantung adalah alat tangkap serupa sisir yang terdiri atas seutastali nilon (panjang 130 m) dan beberapa untai benang nilon (panjang 1m) (Gambar 4). Di setiap titik (arak antartitik 0,5 m) pada pertengahantali (sepanjang 100 m) diikatkan atau digantungkan benang nilon yang ujungnya dilengkapi mata kail (kawat pancing). Dengan demikian, jumlah nilon berkawat pancing yang terdapat dalam satu set rawai gantung 200 buah. Untuk menggunakannya, tali nilon direntangkan di antara 2 batang bambu (tinggi 8-10 m masing-masing)dan ujung tali diikatkan pada bambu tercebut.Agar bambu tetap berdiri tegak di atas tanah,pangkalnyadiikatkan pada 2 batang galam (panjang 3 m masingmasing) yang sebagian ditancapkan ke
Novemb€r2013
NORAINI. DKK.: ALAT TANGKAP BURLNG
dalam tanah. Posisi alat tangkap demikian memungkinkanbagian tubuh (sayap, kepala, ekor) dari burung yang terbang melewati rawai gantung tersangkutkawatpancing.
berair,bambu apabilatempatpenangkapan pada dililitkan semakatautanamanperdu. Kawat pancing diberi umpan berupa udang kecil, ikan puyau, atau belalang. Burung tertangkapatau terkait mata kail, apabilamemakanurnpan.
Gambar3. Jaringpipit
Gambar5. Tilampung
A: tinggibambu: 8-l0m; B: panjangjaring = l5 m; C: lebarjaring= 4 m
Gambar4. Rawaigantung A: tinggi bambu= 8-10m; B: panjangtali 130 m dan 100 m di pertengahannya dipasangirawai; C: matakail Tilampung terbuat dari sebilah bambu kecil (panjang 60 - 65 cm) serta benang nilon (panjang 100 - 120 cm). Satu ujung benang nilon diikatkan pada ujung bambu dan ujung lainnya dipasangi mata kail atau kawat pancing (Gambar 5). Unnrk pangkal menggunakannya, bambu ditancaokan kuat ke dalam tanah atau
A: matakail: B: talinilon: 100-120 cm; C: panjang tongkat= 60-65cm Halawet (ala, tatukup) adalah alat tangkapyang terbuatdari sebilahbambu, lingkaranbesi,danbenangnilon (Gambar 6). Pangkal bambu disiapkan untuk pegangan, sedangkan ujung bambu ditempelilingkaranbesi berdiameter35 40 cm. Pada lingkaran besi diikatkan jaring berbentukkerucut (tinggi 60 - 75 cm, sisi mata jaringnya 1,5 cm) yang dirakit dari benang nilon. Halawet digunakanuntuk menangkapburungpada malam hari. Pada saat digunakan, penangkap membrmyikan kentongan (taritikan)terusmenerusuntuk mengecoh burung dan menyamarkanbuyi kaki penangkap. Pada saat bersamaan, penangkapjuga menyalakanlampu sorot (saplai) ke arah burung target atau ke tapak yang diperkirakandidiami burung target.Ketika burung terlihat penangkap, lingkaran besi alat ini diarahkan secepatnyake burung, sehinggaburung terkurungdantidakbisakeluardarijaring.
J. MANUSIA DAN LINGKUNCAN
Jebak adalah alat tangkap berupa kurunganyang bahanutamanyabambu, kayu, dan kawat ayam (Gambar 7). Panjangkurungan80 cm, lebar 40 cm, dantinggi 40 cm. Kurunganterdiri atas2 kamar yang disekat dengankawat ayam yang sisi mata jaringnya 2 cm. Sekat memungkinkan burung di kamar bisa saling melihat.Setiapkamardilengkapi jebak pintu. Untuk menggunakannya, diletakkandi semak-belukar. Di kamar pertama dimasukkan burung pemikat yang suaranyabisa mengundangburung dari spesiessama untuk datang.Pintu kamarini ditutup agarburungtidak lepas dari kurungan.Kamar kedua disiapkan untuk burungtargetdan pintu dibiarkan terbuka.Pintu ini didesainsedemikian rupa, sehinggaakan tertutup otomatis, apabila burung lain datang dan memasukiiebak.
Gambar6. Halawet A: diameter= 35-40cm; B: panjangbambu: 1,5m; C: panjangjala = 60-75cm; D: lingkaranbesi; E: jarring
Gambar7. Jebak
Vol.20,No. 3
tinggijebak= 40 cm; B : lebarjebak= 40 cm; panjangjebak= 80 cm; D: pintuftecil) kamarkeduauntuk mengambilburungtertangkap; E: kamarpertamatempatmeletakkan burungpemikat;
Gambar8. Jerat
Jerat terbuat dari belahan bambu (tinggi 60 - 70 cm, lebar 5 - 10 mm, tebal4 - 6 mm) yangdilengkapidengan benangnilon sepanjang80 - 90 cm (Gambar8). Salah satu ujung benang nilon diikat kuat pada ujung bambu, sedangkanujung lainnya dibuat simpul longgar yang melingkari benang dan memungkinkan simpul ini bergeser mendekatiatau menjauhiujung benang yang diikatkan ke bambu. Untuk mengoperasikannya,pangkal bambu ditancapkan sekitar30 - 35 cm ke dalam yang tanah ditumbuhi semak belukar. Sepertigapanjangbenangdibentangdan diikatkan pada semak belukar, sedangkan 2/3 lainnya dibiarkan menjuntai hingga membentuk bidang setengah lingkaran. Ketika bidang dilewati burung sertajuntaian benang terkaitatautertarikbagiantubuhburung, jerat punbekerjamengikatburung. Pulut terbuatdari bilah bambudengan panjang50 cm danlebar2 cm (Gambar9). Ujung bambu diberi getah atau karet nangka. Sewaktu digunakan pangkal bambu ditancapkanke dalam tanahkirakira sepertigaatau setengahdari panjang bambu, bergantungpada tekstur tanah.
November2013
NORAINI, DKK.: ALAT TANGKAP BURUNG
Burungpemikat(dalamkondisidiikat atau di dalam kandane kecil) diletakkan di antara pulut untuk mengundang kedatanganburung lain. Apabila burwrg lain datang dan kebetulanhinggap atau salahsatu bagiantubuhnyamenempeldi pulut, burung ini terlekat dan sulit melepaskan diri.
Spesiesdan Kondisi Burung Tertangkap Burung tertangkap mencapai 22 spesies(Tabel 1). Sebagianbesar (18 spesies) adalah burung target yang memangdimanfaatkanuntuk dijual atau dikonsumsi,sedangkan 4 spesiessisanya nontarget. Empat spesies dilindungi peraturan perundang-undangan Indonesiadan 1 spesiesberstatus rawan. Tiga spesiesburungnontargetdibuang, karenaalasan-alasan tertentu.Halangkait dan katutupi dilarang dikonsumsi oleh aturan Islam, agama yang dianut oleh hampir semuapenduduksetempat.Kedua burung ini termasuk pemangsa yang menggunakancakar dan paruh unruk menangkap,membunuh, dan memakan mangsanya.Bubut tidak disukai, karena disebulsebutmenyebabkangatal-gataldi h:buhpemegangnya. Satu spesiesnontargetlainnya,jalak suren tidak dibuang, tetapi dipelihara ataudikonsumsi.Ketertangkapanburung ini di Danau Panggang memang mengejutkan. MenurutMacKinnoner al (2010),burungini tersebardi Sumatera, Jawa,dan Bali; burungyang ditemukan di Kalimantan diduga merupakan peliharaanyangterlepas.
o\nll'h/o\i Gambar 9. Pulut Dari sembilanalat tangkap itu, tidak diketahui dengan pasti sejarah penemuannya dan pemodifikasian selanjutrya. Alat biasanya ditemukan sebagai benruk kearifan masyarakat menghadapikondisi lingkungan.Alat prur dimodifikasi dengan tujuan untuk meningkatkan hasil, mangurangi kecacatanatau kematiantangkapan,atau mengefisienkandan mengefektifl
KeramahlingkungananAlat Tangkap ' Kriteria untuk menentukankeramahlingkunganan alat tangkap burung memang tidak selengkapkriteria untuk alat tangkap ikan yang diterbitkan oleh Food Agriculture Organization (FAO), lembagadi bawah PerserikatanBangsaBangsa.SRPTR et al. (2006) menyebut sembilankriteria dari FAO tentangalattangkap ikan ramahJingkrmgan,yaitu memiliki selektivitastinggi, tidak merusak habitat ikan dan organisme lain, tidak membahayakan penangkap ikan, menghasilkan ikan bermutu baik, menghasilkan produk yang tidak
J. MANUSIA DAN LINGKI.NCAN
248
Vol.20,No.3
Tabel l. Ketertangkapanmenurutalat tangkap,kemanfaatan,dan statusburung
I
Blekok sawah B€libiskembang
2
Balakok Balibis
3
Balibisputih Balibisbatu
4
Bsnliung
. K - KKK K --K K K --K .
Ardeolaspeclosa Dendrocygnaarcuata
Potphytlo porphrtlo
KK
-
5 Baronak
Kowak malam kelsbu
Nycticorut nyatioorux
K,
".
6
Kareopadi
Amaurornk phoehlcunts
-
7
Bubut
Bubutbess!
8 Burungbaru Bangautongtong 9
Burungputih Kuntul kerbau
l0 Hshaysman Mandarbontod
B
Centrcpusslnensb
-
LepIopl IIosI q\ranlcus
B
12 Jalak
Jglaksurrn
Slvnut contru
-P /K .
13 Jujuk kspur
Bambsngsnkuning
Itubrychus sln nslt
KK.
-. B B.
-
-.K -.-
-
-
LC
.
BB-
-
LC
L
t/
K
LC
-K L
LC
K
LC
.
KK.
colllt
15 Ketutupi
Bclukk€tupa
Kelupa kelupu
15 Kinci.8n
Gagang-bgycmtintur
H Ina ntoput Ieucocephalur
..
17 Palung
Mandsr batu
Odllhrlia chlotoput
It
Pipithabuk
B8ndolpeking
Lonahurapunclulala
19 Pipithrbuk
Bondolcoklat
20 Pl.nduksn
K
.
-K . K K K
Lonchuramahceq
.
. .
K.
Ceksk me.ah
Ardeapurpurea
K -..
Bambang8nmerah
Irobrychuscinnamomeus
K ..
Tikusanslis-putih
KK-
-.8...8-
-.K --B .-B .B ---L
22 Titikuson
LC
LC
Dupetorla
Tat paisr
-
LC
14 Jujuk hirang Bambangsnhitan
2l
-
K K K K .K
.
.
Colllcret cinerea Hallsttur indus
Halangkait
-
K .-K .----L
Etbulcus lbls
El6ng bondol
ll
-
.
K.
LC
KK
DendrccrBnoJawrica
Mandarbesar
Bubursk
-K -
'
K.
-
-
-.. -.
.
LC
-K
-
LC
-K
-
LC
.
LC
KK
-
K
-K --. - K .K -
.
KK
-
-
- -
.
Catatan: JB = jaring belibis; 13 = jaring sapungi JP = jaring pipit; RG = rawai gantung; Ti = tilampung;Ha=halawet;Jb=jebak;Jr=jerat;Pl=pulut;K=dikonsumsi;B=dibuang;P= dipelihara; t = dilindungi; LC : least concern (sed*it diprihatinkan); V = wlnerable (rawan);lfl = not yet beenassessed (belumdinilai)
konsumen,menghasilkan membahayakan tangkapan yang terbuang minimum, berdanpak minimum pada keragaman sumber daya hayati, tidak menangkap spesieslindungan atau terancampunah, danditerimasecarasosial. Berdasarkanpada tiga kriteria, semua alattangkapbunmgtergolongtidak ramah lingkugan (Tabel 3). Jaring belibis dan jaring sapmg menyebabkancacat pada kepala, sayap,dan kaki; rawai gantung padakepal4 sayap,atauparuh;tilampung
pada paruh; jerat pada kaki; serta pulut padakaki danbulu burung.Walaupundata menunjukkan bahwa l00o/o burung tertangkapdalam kondisi normal, jaring pipit dan halawet sebetulnyadapatjuga menyebabkan cacat. Namun, kesegeraan pengambilan burung dari alat tangkap -karena penangkapberadadekat atau memegang langsungalat tangkap- menghindarkan burung dari kecacatan atau kematian. Jebakumumnyatidak menyebabkan cacat,
November 2013
NORAINI. DKK.: ALAT TANGKAP BURUNG
249
Tabel3. Kondisifisik burungtertangkapsertaselektivitasdankeramahlingkunganan alat tangkap No I
2 3 4 5
Kondisi fisik bruung Selektivitas Keramahling(% dari jumlah individu) alat tangkap kungananalat tangkap N L M/B U K
Alat tangkap (umlah sampel) Jaringbelibis(n = 9) Jaringsapung(n : 5) Jaringpipit (n = 1) Rawai gantr.ng(n = 6) Tilampung(n = 13) Halawet(n = 22) Jebak(n : 6) Ierat(n = 2) Pulut(n = l)
lzi 296
98,99 100
/i )J
2;2.050 I l;274
100
',:'
TS
TS TS TS TS TS TS TS TS TS
TR TR TR TR TR
84,31 15,69 TS 7; 67 98,51 t L q TS b I l; 130 100 TS TR 7 4;69 9t,70 s,3o TS TR 8 7; 139 89,21 t0,79 TR 9 4: 106 100 TR Keterangan;N = normal,C = cacat,M = mati,B = dibuang,U = umur,K : jenis kelamin,TS = tidak selektif.TR = tidakramah
karena burung masih bisa bergerak leluasa selama berada di dalam kurungan yang ukurannya lebih besar dari tubuh burung. Namun, ketidaksegeraan penangkap menangani bunurg tangkapan atau kelemahan kondisi burung saat tertangkap dapat menyebabkan burung mati dalam jebak. Lebih dari itu, semua alat tangkap tidak bisa menyeleksi burung berdasarkan pada kelas umur, jenis kelamin, dan statusnya. Perilaku PenangkapBurung Berdasarkan pada spesifrkasi alat tangkap dan kondisi burung, kelestarian burung tentu tidak ditentukan oleh alat tangkap saja. Perilaku penangkapmenjadi kunci kelestarianbunmg. Secaraumum, penangkaptidak peduli dengan kelas umur dan jenis kelamin burung. Penangkap yang peduli tentu segera melepaskan kembali ke alam burung non-target atau burung target denganjenis kelamin tertentu dan masih anakan. Penangkap bahkan segera mengobatiburung tertangkapyang cacat, sebelummelepaskannyake alam.
Ketidakpedulian penangkapdisebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama adalah ketidakpahaman penangkap akan konsep kelindunganan, kelangkaan, dan kelestarianatau keberlanjutanhasil. Faktor kedua berkaitan dengan sosial ekonomi penangkap. Faktor pertama dapat dibuktikan dari pengonsumsian burung dilindungi dan berstatus rawan, seperti bangau tongtong. Walaupun tidak dapat langsung disimpulkan bahwa ketidakpahaman dipicu oleh tingkat pendidikan yang rendah, data menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sebagian besar penangkap bunurg memang tergolong rendah (75o/o SD, 22% SMP, 3% SMA). Menurut Iskandar dan Karlina (2004), masyarakat desa pesisir yang umumnya memiliki tingkat pendidikan rendah sulit memahami bahwa ketidakterkendalian pemanfaatan sumber daya hayati akan mengakibatkan kepunahanj enis-jenisburung air. Faktor kedua terbukti dari penangkapan burung yang sudah menjadi mata pencaharian serta penjualan burung oleh penangkap yang temyata tidak
J. MANUSIA DAN LINGKLNGAN
membedakan kelas umur dan jenis kelamin.Di KecamatanDanauPanggang, saat ini penangkapanburung menjadi pekerjaanpokok,walaupundari pekerjaan ini tidak selaludihasilkanuang,terutama ketika cuaca buruk yang mengganggu posisi alat tangkapdan bulanterangyang burungmenghindardari alat memudahkan tangkap. Sebelumnya,yaitu ketika ikan tangkapandan potensi kayu melimpah, penangkapanburung adalah pekerjaan selingan di antara pekerjaan pokok menangkapikan dan menebangkayu di hutanrawa. penangkap Dalam sekalipenangkapan, Rp50.000 memperoleh hasil Rp1.000.000.Spesiesburung tangkapan dijual denganharga bervariasi menurut besarkecilnya ukuran dan lezat tidaknya rasaburung.Belibisdijual Rp35.000per bantiungRp8.000, ekor,palungRp20.000, Rp3.000,dan buburakRp4.000,tatapaian pipit Rp500. KESIMPULAN Sembilan alar tangkap burung digunakan oleh penduduk, terutama penangkapburung di rawa Kecamatan Danau Panggang.Alat itu adalahjaring balibis,jaring sapung,jaring pipit, rawai gantung,tilampung,halawet,jebak,jerat, danpulut. Dari 22 spesiesburungtertangkap,18 spesies adalah burung target dan 4 spesies nontarget. Empat spesies peraturan perundangdilindungi undangan Indonesia dan I spesies rawan. berstafus Semua alat tidak ramah lingkungan. Burung target dan nontargettertangkap dalam kondisi fisik yang tidak selalu normal.Alat tidak dapatmenyeleksijenis kelamindankelasumur. utan ekonomi, Dalam rangka keberlanj penangkap burung sudah seharusnya
Vol.20,No. 3
mulai memilih dan membudidayakan spesiesbunmg (terutamaburung target, berfisik normal,danberkondisisehat)atau melepas burung kelas umur atau jenis kelamintertentu. DAFTARPUSTAKA BPS HSU. 2011.Kabupaten Hulu Sungai Utara dalam Angka Tahutt 2011. Badan Pusat Statistik KabupatenHulu Sungai Utara.Amuntai. Dian, A., Pramonowibowo,F. Kurohman, danB. Budi. 2011,Modifikasidredgednet untuk peningkatanefektivitasdan efisiensi penangkapanudan di Tambak Lorok, Semarang. BuletinOseanografMarina, 1: 95-105. Iskandar,S. dan E. Karlina. 2004. Kajian jenis burung air di Pantai pemanfaatan Utara Indramayu, Jawa Barat, Buletin PlasmaNutfah,10(l): 43-48. IUCN. 2011. TheIUCN Red List of Threatened Species. Version 2011.2. . Diakses 05 April 2012. MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen.2010.Burung-burungdi Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan Burung Indonesia, Bogor. Noor, Y.R., M. Khazali, dan I.N.N. 1999. Suryadiputra. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. BPKA dan Wetlands Intemational IndonesiaProgramme,Bogor. PP 7/1999. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Syoffan, I., Syaifuddin, dan F. Cendana. 2010. Studi komparatif alat tangkap jaring insang hanytt (drift gillnet) bawal tahun 1999 dengan tahun 2007 di DesaMeskom KecamatanBenskalis
November20I 3
NORAINI. DKK.I ALAT TANGKAP BURUNC
Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Jurnal Perikanandan Kelautan, l5(l): 62-70. SRPTR,DJKPPK, dan PT BMN. 2006. Panduan Jenis-jenis Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan, Volume I.
Satker Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP II), Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Departemen Kelautan dan Perikanan),dan PT Bina Marina Nusantara,Jakarta.
PIOPIT AND IN\IIRONMTM JOURNAT OF NOVEMBER2OI3
Volume20,Number3
Articles: Bird CaptureDevices Used by Community at Swamp ofDanau PanggangDistrict, Hulu Sungai Utara Regency Noraini, Soendjoto, M.A,, dan Naparin, A.
241-251
DevefopmentPotentialofRoofGarden Technology in Mampang PrapatanArea and Surroundings.
252-261
SouthJakarta Kinasih,S.S.K.and Muta'ali, L. Pollution of Pe\ricide Residue\ in TheUmbulrejo RiverDistrictDampit.MalanS Kadim, M.K., Sudaryanti,S,,and EndangYuli H,
262-268
OperationCharacteristics ofPulsatingSprinkler60-505at DifferentWind Speed Faridah,S.N.,Achmad,M., and Aryuni
269-275
Abundalce Classificationof Plants in Kintamani Bali: CaseStudy for ConservationEfforts Sujarwo. W.
2'76-283
Aplication of Qual2Kw Model to Determine the Strategyin Solving Gajahwong River Water Pollution Causedby Organic Matter Lestari, A.D.N., Sugiharto, E., and Siswanta, D.
284-293
Soil Propeniesof Eight Forcst StandsResultedFrom Rehabilitationof DegradedLand on The Tropical Area for Almost A Half Century Supriyo, H., Prehaten, D., and Figyantika, A.
294-3Oz
Application SIMOBA to Ploodplain Prediction to Assessmentof Spatial Plan: CaseStudy in Tempuran Watershedat Ponorogo Lusiana, N., Haji, T.S., and Rahadi, B.
303-31 I
Genetic variation of wood propertiesin progeny tfial of Acacia mangium on 5 yearsold in wonogiri, Central Java Susanto, M., Naiem, M., Hardiyanto, E.8., and Prayitno, T.A.
312-323
Study on Aquifer Connectivity, betweenBoreholeswith water resourcesundemeath
324-338
Wijatna, A.B., Sudarmadji,Sunarno,and Hendrayana,H. UseofTechnologyRemoteSensingandGIS to ControlPopulationDynamicsof Soil Transmitted
339-352
Helminths in Units Land Endemic.Ambon Islan Salakory, M., Soeyoko, Mardihusodo, S.J., and Sutanto Public policy analysison the developmentof a compensationinstitution model at Ciliwung Watershed Wibowo. L.R:
353-366
SeaWater Quality Statusof South Bulumanis Coast Pati Regency Damayanti, H.O.
367-3't6
Published by: Centerof Environment StudiesGadjahMadaUniversity ( c E S G M U)
tssN0854-5510 for HighEducation Accredited by TheGeneralDirector Education Deoartment of National 1, September No.66b/DlKTl lKepl2O1 9, 2011
o. tDicetakdiataskertasdaurulang
f