TU02-2013
KEPING EDISI III / 2013 • LITERASI •
Inspirasi Lewat Bacaan
Menghidupkan
Inspirasi dan keinginan kuat untuk melakukan sesuatu, terjadi saat kita bertemu dengan ide yang mengesankan dan menggetarkan. Kita sulit menerka kapan hal seperti ini terjadi. Asupan ide harus terus kita berikan kepada anak sesuai dengan tahapannya. Karena akan terkait dengan halhal besar yang kelak dilakukan dalam hidupnya, maka proses menginspirasi memang harus terus diupayakan dengan berbagai cara.
D
ari manakah anak-anak mendapatkan suplai ide inspiratif yang kaya dan beragam itu? Upaya kita-orangtua untuk terus berbenah agar bisa menjadiinspiratorhidupbagianakanak adalah satu hal yang sangat penting. Hal lain yang juga penting adalah menyediakan buku-buku bermutuuntukmereka.Seorangguru ataupunorangtuasehebatapapun, mustahil untuk menguasai seluruh ilmupengetahuan.Karenanya,kita
TU02-2013
mesti mencari sumber yang tak pernahkeringmenyajikanide,yaitu buku-buku. Mengapa buku? Di tengah gempuran dan keterpapaparan anak terhadap berbagai media informasi (elektronik), buku menjadi satu-satunya pilihan yang sebaiknya harus diperkenalkan jauh lebih awal kepada anak. Karena memperoleh informasi dari
buku ataupun mencerna pemikiran penulis bukanlah merupakan kegiatan yang instan, maka membaca buku bermutu memerlukan kesadaran penuh untuk bisa mencerna ide yang tertulis. Anakpun harus memfokuskan pikiran, berlatih bersabar sembari membangun rentang konsentrasi sedari dini. Buku menjadi pintu masuk utama agar anak bisa secara mandiri menggumulkan ide dan membangun imajinasi bermakna dari rangkaian teks yang ia baca. Lebih lanjut, proses mendapatkan referensi atau mencari jawaban melalui buku, menjadi bagian pembelajaran yang melatih berbagai kemampuan sekaligus (logika, kreativitas, keuletan, dll.).
kualitasbaik,makaide-ideyangada di dalamnya dapat menggerakkan anak untuk merenungkan, kemudianmenggugahdanakhirnya membangun kepribadian secara positif. Ide yang ia dapatkan akan terusmengendapdalambenak,lama setelah ia selesai membaca buku tersebut. Jika sedari dini anak-anak terbiasa memikirkanperkara-perkarabesar yangbisamenginspirasi,makasecara perlahan tapi pasti, mereka akan haus terhadap ide-ide besar yang memupukbenihkecintaannyapada pengetahuandalamkehidupannya.
Asupanidedaribukuyanganakbaca janganlahhanyasekadarmembuat Buku yang Menginspirasi pundipemikirannyapenuh.Sangat Apapunjenisdaribukuyangdibaca lah penting untuk memastikan oleh anak, baik fiksi maupun buku tersebut sarat akan nutrisi nonfiksi, jika termasuk dalam yangmembawapadapertumbuhan
TU02-2013
pemikiran yang sehat. Ibarat tidak semua makanan memiliki nilai gizi yang baik bagi tubuh, demikian pula tidak semua buku memiliki nilai nutrisi yang sehat bagi pikiran anak.Informasiyanghanyasekadar fakta belaka dan bukan ide yang menginspirasi, sangatlah tidak cukup untuk menggugah ketertarikan anak maupun menggerakkan nurani dan kreativitasnya.
membuatanakmenjaditerinspirasi untuk menjadi seorang ilmuwan kelak? Kemampuan imajinasi dan kreativitas anak akan terbangun ketika sajian bacaannya juga dipenuhi oleh nutrisi dari bukubuku fiksi. Berangsur waktu, buku fiksi sering dinomor-duakan karenakontennyabanyakdipahami hanya menghadirkan cerita yang tidak masuk akal, (terkadang) sulit dibayangkandanberlawanandengan kenyataan,sertaseolahlebihkental sajian hiburannya. Padahal tidak demikian, selain kaya akan unsur imajinasi, buku fiksi yang bermutu juga banyak menghantarkan nilai seni dan moral, bahkan keluasan wawasan dan ilmu pengetahuan.
Bandingkan dua orang anak yang sedang mempelajari hukum kesetaraan energi dan massa: Satu anakmembacarumustersebutdari bukusains,sementarasatuanakyang lainmembacabiografiAlbertEinstein yangmemaparkanpengalamannyata eksperimennya sampai ia berhasil merumuskantemuannyatersebut. Kira-kira, bacaan manakah yang Di Semi Palar, membaca buku cerita telah menjadi agenda rutin yang disajikan lewat kegiatan Jabawaskita setiap pekan. Bukan hanyadirancanguntukmembangun
TU02-2013
kebiasaan membaca, lebih jauh agar anak bersahabat erat dengan berbagai imajinasi manusia. Buku fiksibukanlagisekadar‘menghibur’ di kala waktu senggang, melainkan bagiandarimenuutamayangdapat menjadisalahsatusumberidekreatif mereka.
Kebiasaan Membaca Sedari Dini
Jika seorang anak tidak dididik dan diajarkanuntukmemilikikebiasaan membaca secara rutin, maka bisa dipastikan ia belum memiliki kekuatanyangcukupuntukmenggali pengetahuanyangbisaiadapatkan darimembacabuku.Semakinsedikit pilihanbukuyangkitasediakanbagi anak-anak,semakinsedikitpulaide yang kita berikan kepada mereka.
maka kebiasaan membaca buku perlu diupayakan sedari dini. Anak akan meniru, terbiasa, dan menjadi orang yang senang membaca, jika ia menghirup atmosfer positif dan kesenangandarikegiatanmembaca yang dilihatnya pada orangtua. Membaca buku pun bisa menjadi keasyikan sendiri di samping Kembali ke inspirasi hidup melalui memiliki kebermanfaatan yang banyak. keteladanan sebagai orangtua,
WASPADA •
PILIHLAH buku secara TELITI. Selalu ingat “mutu lebih utama
•
Dahulukan BUKU-BUKU KLASIK (bacaan sepanjang zaman)
•
Sebaiknya, SEMPATKAN MEMBACA sebelum dibaca anak, untuk memastikan kualitas dan kesesuaian konten.
dibanding jumlah koleksi”.
yang sarat akan keluhuran nilai-nilai dan estetika. Seiring maraknya industri buku, kita mesti lebih cermat menyeleksi terbitan-terbitan baru.
TU02-2013
KO LO M B E R B AG I KEPING EDISI III / 2013:
• LITERASI •
Tulisan ini merupakan tips untuk mengajak anak senang membaca. Tanpa maksud menggurui, kami mencoba melihat pada proses yang terjadi pada kami dan mencoba menggabungkan pengalaman kami dengan wawancara kecil dengan Sistha.
— d a r i Pak Pasco & Bu Katrin — (orangtua Sistha, Kelompok Orca)
Membaca
Menguak Jendela Dunia Frase di atas bukanlah sebuah jargon, namun merupakan kesimpulan kami atas apa yang Sistha alami karena kesukaannya akan membaca.
K
ami berdua memiliki kegemaran membaca, dan kami tak segan menularkan hal tersebut kepada Sistha. Banyak buku yang memberikan tips agar anak dapat belajar membaca dalam usia dini, namun kami lebih percaya pada proses yang alami, yang sesuai dengan karakteristik kami dan tingkat perkembangan unik anak. Kami suka buku, dan kami suka membaca, kami juga suka membacakan buku pada anak kami sejak usia 7 bulan. Buku pertama yang kami bacakan untuknya adalah Knisperboekje: Nijntje Speelt Buiten karangan Dick Bruna (di Indonesia, Nijntje dikenal dengan nama Miffy). Ini adalah buku untuk dibawa saat
TU02-2013
mandi, terbuat dari kain dan plastik yang memiliki beragam tekstur dan jika diremas atau dipegang akan memberikan bunyi-bunyi yang menarik untuk anak seusianya. Kadang, kami putarkan lagu Nijntje untuk memberikan musik latar yang sesuai dengan isi buku. Kebiasaan membacakan buku kami bawa terus sampai Sistha berusia 7 tahun (meski yang rutin setiap hari hanya sampai usia 5 tahun, karena setelahnya Sistha lebih sering membaca sendiri). Setelah itu, Sistha memiliki kebiasaan membaca sendiri. Tantangan terbesar membacakan buku adalah saat dia lebih senang meremas buku, melipat halamanhalaman buku, berkesan dia tidak
mendengarkan cerita yang dibacakan (mungkin dia mendengarkan, tapi dia juga asyik bereksperimen dengan buku).
“Kesabaran mengikuti gaya eksplorasi anak terhadap buku, membiarkan dia menggunakan caranya untuk mengenal buku adalah hal yang menurut kami penting dimiliki.” Kami membawa Sistha ke perpustakaan sejak usia sangat dini secara rutin. Kami telah membawa Sistha ke perpustakan sejak ia berusia 8 atau 9 bulan, di perpustakaan kota di Belanda, tempat kami tinggal. Namun Sistha baru senang ke perpustakaan, atau sadar tentang perpustakaan itu sendiri setelah lebih dari 4 tahun kami rutin membawanya ke perpustakaan. Saat kembali di Indonesia (saat Sistha berusia 1 tahun sampai dengan 2,5 tahun) kami rutin membawanya ke toko buku, berbagai jenis toko buku, karena keterbatasan akses kami ke perpustakaan (di tahun 2003 s.d. 2004 akhir, toko buku favorit kami adalah QB –saat ini sudah tutup– dan Gramedia).
Saat Sistha sekolah di Australia (usia 4,5 – 6,5 tahun), Sistha kami motivasi untuk mengikuti “Premier Reading Challenge” (PRC) di mana anak sekolah diminta untuk membaca buku dan membuat resensi. PRC memberikan daftar buku untuk dibaca. Saat masih TK, dalam mengikuti PRC ini, orangtualah yang membacakan buku dan dia diminta menceritakan ulang isinya. Saat kelas 1, Sistha membaca (dan kadang dibacakan) minimum 2 buku (picture book) per hari. Satu buku dibacanya berulang kali, sehingga tantangan untuk membaca 30 buku yang masuk dalam list buku PRC biasanya baru bisa diselesaikan selama 3 bulan. Saat kelas 2 (usia 6,5 tahun), Sistha sudah membaca buku yang ditujukan untuk anak usia 9-10 tahun, atau buku novel anak, bukan lagi picture books (dalam PRC ini, anak kelas 2 sudah boleh mengambil tantangan yang lebih tinggi, yaitu buku untuk kategori usia di atasnya). Sistha bangga mendapatkan piagam dari premier atau gubernur, atas kemampuannya untuk menyelesaikan sejumlah buku dalam reading challenge. Kami tidak pernah memaksa Sistha untuk membaca buku yang dikategorikan untuk tingkat usia di atasnya. Namun kami amati, sejak akhir kelas 1, Sistha memang sudah mencari buku-buku novel sederhana, bukan lagi picture books.
“Dari komentar Sistha, konsistensi dan minat dari kami orangtuanya untuk mencintai perpustakaan adalah salah satu kunci untuk membangun Dalam percakapan panjang kami minatnya terhadap buku dan mengenai kelebihan buku, Sistha merasa dengan membaca dia bisa perpustakaan.” ‘mencicipi’ dunia. Di usia 6 tahun,
TU02-2013
Sistha sudah tahu bedanya grizzley bear dan sun bear. Sistha sudah tahu bahwa grizzley bear hanya dapat ditemui di Alaska dan Canada, meski ia tinggal jauh dari Amerika Utara. Dengan membaca, Sistha dapat menguak dunia. Ia dapat memahami karakteristik hutan tundra dan bedanya dengan hutan hujan tropis, dia bisa tahu bedanya ukuran bendera Monaco dan bendera Indonesia. Dari pengalaman dan wawancara dengan Sistha, kami menyimpulkan bahwa:
“Kegemaran membaca adalah hal yang harus dibangun dari kebiasaan dan keseharian, sesuatu yang terjadi dengan alami, namun tetap memerlukan usaha untuk tetap memupuk kegemaran ini.” Lingkungan, dukungan dan fasilitas yang kondusif akan membangun kebiasaan. Dalam membangun kebiasaan membaca, tempat yang nyaman, buku yang beragam, dan contoh dari orang-orang terdekat merupakan faktor lingkungan. Aktivitas dari perpustakaan, baiknya pustakawan, dukungan orangtua, guru, pemerintah (contoh: program Premier Reading Challenge) adalah faktor dukungan. Perpustakaan yang tersedia dan toko buku yang baik sebagai alternatif fasilitas merupakan fasilitas yang tak kalah pentingnya. []
jika ada hal inspiratif yang baik untuk dibagikan, rekan orangtua sekalian boleh berbagi seperti tulisan ini. silakan hubungi kak meita untuk kontribusi di media keping ini. salam dan selamat berbagi...!
TU02-2013
Mengenalkan
Dunia Buku
P
di jenjang PG & TK
engenalan dunia buku pada tahap ini tentu saja bukan berarti mengajak anak untuk belajar baca lebih awal. Orangtua dan guru lah yang membacakan cerita untuk anak. Bacaan yang paling sesuai untuk dipaparkan pada tahap jenjang ini adalah jenis bacaan dongeng/fairytales (sebaliknya, buku nonfiksi (pengetahuan) belum saatnya untuk jenjang ini). Caranya, bisa membacakan dengan menggunakan buku. Atau jika kita sempat membaca dan menghafal ceritanya terlebih dulu, alangkah lebih baik lagi jika dongeng dituturkan langsung tanpa menggunakan buku. Dengan cara
yang kedua ini kita (pendongeng) secara pribadi seolah akan ikut hadir dalam kisah yang dibawakan dan lebih menghidupkan cerita. Tutur kita saat mendongeng cukup dengan intonasi yang tenang dan tidak perlu dengan ekspresi berlebihan. Pastikan juga suasana mendongeng tenang dan nyaman, sehingga anak bisa menikmati alam imajinasinya. Pada jenjang ini pada dasarnya kita tidak mesti menyediakan buku dengan ilustrasi gambar—yang biasanya berharga mahal. Cerita tanpa gambar malah bisa lebih mengembangkan imajinasi anak. Secara alami, gambaran tentang tokoh, latar tempat, serta segala
02-2013 02-2013 PG-TK TU
detail dalam dongeng akan hidup dalam imajinasi di benak anak. Dengan demikian, imajinasi cerita jauh lebih kaya dan tidak terbatas oleh sekadar ilustrasi gambar.
momen dan situasi yang tepat/ sesuai.
Intensitas juga menjadi kunci penting. Jenjang ini adalah saat yang baik untuk mulai mengisikan Segala kebaikan dalam kisahnilai dan inspirasi sebanyakkisah ini bukan untuk langsung banyaknya dalam diri anak— diakses saat ini juga. Kita tidak sembari menumbuhkan kecintaan perlu membahasnya. Biarkan mereka terhadap dunia buku. nilai-nilai dan segala inspirasi Dongengi anak-anak secara rutin, yang kita dongengkan mengendap seperti misalnya pada momen dalam benak anak. Semua ini sebelum tidur. Tidak mesti selalu akan bermanfaat dalam jangka dongeng yang baru, adakalanya panjang, menginspirasi bagaimana kita mengulang dongeng yang mereka bersikap hingga bagaimana sama (anak biasanya meminta menentukan pilihan hidupnya dongeng tertentu untuk diceritakan kelak. Mereka akan mengaksesnya kembali). Selamat mendongeng! [] pada saat mereka butuhkan, dalam
Bacaan untuk Mendamping Jenjang PG & TK SD Jenis dongeng dan cerita rakyat adalah jenis yang baik untuk disampaikan di tahap awal ini. Selain kumpulan cerita rakyat Nusantara, pilihan yang yang cocok digunakan sebagai bahan mendongeng rutin adalah kumpulan fairytales yang dikompilasikan Jacob Grimm dan Wilhelm Grimm. Terdapat ratusan cerita yang telah terkompilasi oleh Grim Bersaudara, dan tersedia banyak versi terbitan dan mudah didapatkan (termasuk dalam terjemahan bahasa Indonesia), dengan jumlah kompilasi cerita yang beragam.
Serial “Read a Story” terbitan Erlangga For Kids adalah salah satu jenis buku cerita bergambar menjadi pilihan menarik dan mudah didapatkan di toko buku. Selain bentuk kegiatan mendongeng, buku bergambar (tanpa teks) seperti The Very Hungry Caterpillar serta banyak buku karangan Eric Carle lainnya juga bisa menjadi pilihan untuk aktivitas ‘membaca gambar’, di mana anak bisa menggunakan buku tersebut secara mandiri. Buku lain yang juga cocok untuk kebutuhan jenjang ini: Waktunya Tidur Harimau Cilik karya Julie Sykes; Seri “Pierre” karya Sandrine Deredel Rogeon (Gramedia); Petualangan Wiwi di Laut karya Ariani Darmawan (Kineruku); Seri “Berbagi Cerita Berbagi Cinta” karya Clara Ng (Gramedia).
02-2013 TU02-2013 PG-TK
Menghidupkan Kecintaan pada Buku di jenjang SD Kecil
S
embari mulai membangun kemampuan membaca, tahap jenjang ini merupakan momen yang sangat ideal untuk menumbuhkan kecintaan pada dunia buku dalam diri anak. Anak mulai belajar membaca kata per kata, hingga kalimat-kalimat utuh yang membangun cerita. Awalnya dengan dampingan, hingga kemudian dibiasakan untuk membaca secara mandiri. Buku-buku bergambar degan teks yang relatif sedikit bisa digunakan sebagai awal dari membangun kemampuannya dalam ‘membaca’ buku secara mandiri. Di samping proses kemandirian baca yang mulai dibangun, di momen lain baik pula jika kita juga terus melanjutkan rutin membacakan dongeng untuknya. Buku cerita masih menjadi porsi utama di tahap jenjang ini. Jenis cerita fabel dan novel anak adalah jenis bacaan yang tepat. Sembari mendapatkan pesan-pesan moral, buku-buku cerita juga akan terus menghidupkan ruang imajinasi anak. Melalui buku cerita, anak juga belajar untuk terbiasa membaca dalam alur yang runut hingga tuntas; di sini anak belajar tentang ketelatenan, kesabaran, serta ketuntasan lewat aktivitas membaca (hal ini tidak didapatkan dalam jenis buku pengetahuan yang berupa kumpulan fakta dan cenderung bersifat praktis, seperti misalnya ensiklopedia).
( kelas 1, 2, 3 )
Namun demikian, di jenjang ini anak juga sudah mulai bisa diperkenalkan dengan bacaan nonfiksi, seperti cerita singkat tentang tokoh-tokoh besar, serta buku mengenai ilmu pengetahuan yang dikemas dalam bentuk cerita. Lewat bacaan nonfiksi diharapkan anak mulai bisa memiliki pengalaman dan pemahaman dari cerita maupun kehidupan nyata seseorang (makhluk hidup) dihubungkan dengan fakta-fakta yang ia temui sehari-hari. Dengan variasi bacaan nonfiksi, anak pun akan mendapatkan pengetahuan yang semakin kaya. Ketika anak mulai membaca sendiri, awali dengan memberikan porsi bacaan berupa cerita pendek agar ia tidak kewalahan untuk memahami isi buku dan menumbuhkan minatnya terhadap buku. Pemahaman terhadap isi buku di saat anak mulai bisa membaca, adalah hal yang jauh lebih penting ketimbang sekadar ketebalan atau jumlah buku yang dibaca. Berangsur setelah kemampuan membacanyanya semakin cepat dan pemahaman membacanya semakin baik, anak-anak bisa diberikan jenis bacaan novel pendek. Untuk memastikan pemahaman bacaannya, kita bisa mengajak anak untuk menceritakan atau menuliskan kembali buku-buku yang sudah ia baca dengan bahasanya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan ‘pancingan’ 02-2013 SD-K TU01-2013
namun jauh dari kesan ‘menguji’, dapat kita berikan untuk membantu anak memahami dan mengingat isi buku yang sudah ia baca. Frekuensi membaca tetap menjadi hal yang penting. Adanya jadwal rutin
membaca bersama keluarga akan sangat membantu anak untuk semakin membangun kesenangan membaca sekaligus melatih kebiasaan membaca secara mandiri. Karenanya, ayo kita ajak anak kita membaca (bersama)! []
Bacaan Menarik untuk Jenjang SD Kecil Serial Franklin adalah salah satu pilihan untuk mengiringi proses belajar
membaca secara mandiri. Cerita-cerita dalam serial ini relatif pendek dan masih disertai ilustrasi gambar pada tiap halamannya.
Kisah Peter Rabit dan sekitar 20-an judul karya Beatrix Potter lainnya
adalah salah satu serial fabel klasik yang terkenal dan relatif mudah didapatkan. Versi terjemahan Bahasa Indonesia diterbitkan Gramedia. Selain cocok dibaca secara mandiri oleh anak, juga cocok dituturkan dalam kegiatan mendongeng.
Kisah Nabi & Rasul serta kisah-kisah teladan dalam kitab-kitab suci yang dikemas sebagai dongeng anak adalah bacaan baik disampaikan di jenjang ini.
Suling Aing Tulang Maung jeung Dongeng-Dongeng Lianna adalah
salah satu kumpulan fabel berbahasa Sunda. Dikompilasikan oleh Elin Sjamsuri dan diterbitkan penerbit Kiblat—tersedia di kios-kios buku Sunda di lantai dasar Baltos (Balubur Townsquare). Jika anak belum terbiasa membaca sendiri teks berbahasa Sunda, sampaikanlah sebagai dongeng yang dituturkan orangtua. Charlie dan Pabrik Coklat Ajaib serta belasan judul karangan Roald Dahl lainnya merupakan novel anak yang sangat populer. Versi terjemahan bahasa Indonesia, diterbitkan Gramedia dalam box set ataupun terpisah per buku. Apresiasi novel pendek bisa berlanjut pada karya-karya Astrid Lindgren (yang relatif lebih tebal), seperti Pippi si Kaus Panjang dan banyak judul lainnya. Buku Rumah Kecil di Rimba Besar karya Laura Ingalls Wilder adalah salah satu pilihan baik untuk mulai mengenalkan bacaan dengan jumlah halaman yang cukup banyak. Buku ini merupakan jilid pertama dari Serial Little House yang diangkat dari kisah nyata penulisnya. Seiring pemahaman baca anak, apresiasi bisa diteruskan pada belasan judul selanjutnya. Dari Serial Laura bersambung ke Serial Rose hingga jenjang SD Besar. Versi terjemahan Bahasa Indonesia serial ini diterbitkan oleh penerbit Libri dan mudah didapatkan di toko buku. Pilihan buku lain yang juga dianjurkan di jenjang ini: Wayang Sebelum Tidur karya Clara Ng (Gramedia); Serial Winnie the Pooh karya AA Milne & Ernest H. Shepard (kami rekomendasikan untuk memilih verrsi asli, BUKAN versi Disney); The Wind and The Willows karya Kenneth Grahame; Serial Joody Moody karya Meegan McDonald; Serial “Pierre” karya Sandrine Deredel Rogeon dan Gustavo Mazali; Serial “Tini” karya Gilbert Delahaye & Marcel Marlier; Siapa Punya Kuali Panjang dan 1000 Kucing untuk Kakek, serta bukubuku dongeng karya Pak Suyadi (Pak Raden) lainnya.
01-2013 SD-K TU02-2013
Ragam Inspirasi dalam Ragam Bacaan di jenjang SD Besar & SMP
J
( kelas 4, 5, 6, 7, 8 )
ika pada jenjang SD kecil anak telah terbiasa membaca dengan pemahaman dan pemaknaan baca, maka kini saatnya menyajikan bacaan-bacaan yang cenderung lebih kompleks dan beragam, serta semakin banyak dalam hal kuantitas. Novel anak dengan jumlah halaman yang lebih tebal serta buku yang punya alur bersambung dalam beberapa edisi adalah jenis yang sedikit demi sedikit bisa mulai diperkenalkan di jenjang ini.
Seiring semakin luasnya pengetahuan, imajinasi akan semakin terkait dengan situasi nyata: pengalaman serta impian dalam benak mereka. Kisahkisah inspiratif yang diangkat dari kejadian nyata juga bisa semakin mendekatkan alam imajinasi dengan konteks kehidupan yang sebenarnya. Buku nonfiksi berupa biografi tokoh inspiratif serta kisah sejarah juga bisa menjadi jenis bacaan ideal untuk jenjang ini.
Bacaan sastra anak yang tergolong klasik (bacaan sepanjang masa) adalah pilihan yang baik sebelum kita memaparkan bacaan-bacaan terbitan baru. Ada banyak nilai luhur yang tersirat dalam jenis bacaan ini. Nuansa petualangan yang banyak dihadirkan akan terus menghidupkan imajinasi anak. (Catatan: sejauh ini kami belum menemukan referensi buku sastra klasik dari sastrawan Indonesia yang cocok untuk tahap jenjang ini). Cerita rakyat dari Nusantara serta lokal Sunda juga penting untuk diapresiasi pada jenjang ini. Kisah legenda atau cerita wayang bisa menjadi pilihan yang makin memperkaya.
Setelah membiasakan ketrampilan membaca secara mengalur dan runut melalui jenis buku cerita, maka di jenjang SD besar dan kemudian SMP ini kita bisa lebih leluasa memberikan berbagai ragam bacaan nonfiksi, termasuk bentuk sajian buku ilmu pengetahuan yang formal dan bernuansa ilmiah. Jika mereka telah terbiasa dan mampu mengolah sumber kepustakaan secara baik, barulah kemudian mereka ‘boleh’ memanfaatkan media yang sifatnya cenderung praktis, seperti referensi sejenis ensiklopedia serta sumber internet—dengan pendampingan yang terarah tentunya. []
01-2013 02-2013 SD-B/SMPTU
Bacaan Menarik untuk Jenjang SD Besar & SMP Buku serial bertema petualangan seperti Sapta Siaga dan Lima Sekawan serta banyak karya Enid Blyton lainnya merupakan salah satu jenis yang paling umum yang mudah didapatkan untuk jenjang SD Besar. Tom Sawyer karya Mark Twain; Wizard of Oz karya Frank Baum; Laba-laba dan Jaring Kesayangannya karya E.B. White; Anne of Green Gables dan Story Girl karya Lucy Montgomery; To Kill a Mockingbird karya Harper Lee; Heidi karya Johanna Spyri; Pollyanna karya Eleanor H. Porter; The Railway Children karya Edith Nesbit; Little Men karya Louisa May Alcott; Serial Little House karya Laura Ingalls adalah beberapa contoh sastra klasik dengan lakon utama anak-anak. Bukubuku ini sesuai untuk usia praremaja dan relatif mudah didapatkan di toko buku. Seiring tumbuh kembang, bacaan sastra klasik yang lebih umum seperti Robinson Crusoe karya Daniel Defoe juga bisa mulai dikenalkan. Kumpulan dongeng Sunda, cerita legenda, serta cerita wayang, seperti yang ditulis/dikompilasikan oleh Ki Umbara, Ajip Rosidi, Ahmad Bakri, Hidayat Soesanto, Dadan Sutisna, dll. juga bisa mulai diperkenalkan seiring pembiasaan dan pembelajaran atas bahasa Sunda. Buku-buku jenis ini banyak diterbitkan oleh penerbit Kiblat (misalnya bisa mudah didapatkan di kios-kios buku di Balubur Townsquare lantai dasar).
The Lord of The Ring karya J.R.R. Tolkien dan The Chronicles of Narnia karya
C.S. Lewis adalah serial novel klasik dengan cerita petualangan yang sangat imajinatif. Terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia yang dijual dalam box set maupun terpisah per buku. Beberapa buku sejenis ini yang tergolong terbitan baru misalnya Ulysses Moore karya Baccalario, Harry Potter karya J.K. Rowling,serta Eragon karya Christopher Paolini. Khayalan hebat dalam buku Keliling Dunia dalam 80 Hari atau 20.000 Mill di Bawah Laut serta banyak karangan Jules Verne lainnya, yang terbukti telah banyak menginspirasi penemuan teknologi di kemudian hari, juga bisa menjadi jenis bacaan yang sangat inspiratif. Terjemahan bahasa Indonesia-nya belakangan diterbitkan oleh Serambi dan Elex Media. Buku cerita yang secara lugas terkait langsung dengan dunia ilmu pengetahuan misalnya adalah George’s Secret Key to the Universe yang ditulis oleh fisikawan Stephen Hawking bersama putrinya. A Wrinkle in the Time karya Madeleine L’Engle juga merupakan pilihan yang menarik untuk mengarungi dunia fisika quantum.
Saga no Gabai Bachan karya Yoshichi Shimada, Totto-chan karya Tetsuko Kuronayagi, serta Laskar Pelangi karya Andrea Hirata adalah beberapa contoh judul yang diangkat dari kisah nyata dan sangat inspiratif.
Buku lain yang juga menarik untuk jenjang ini: The Invention of Hugo Cabret karya Brian Selznick yang bercerita tentang tokoh besar dunia sinema yang sangat inspiratif; The Sisterhood of the Travelling Pants karya Ann Brashares; Garuda Riders karya A.R. Wirawan; Pintu Harmonika karya Clara Ng; komik-komik petualangan seperti Tintin, Asterik, dsj.
SD-B/SMP TU02-2013 01-2013