lingkup yang dimuat penulis dalam penelitian yang dilakukan hingga penggolongan yang jelas. 4. Mengkaji : mengkaji semua masalah yang ditemukan dengan jelas. 5. menginterpretasikan data.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AISATSU KOTOBA DAN SOSIOLINGUISTIK
2.1 Pengertian dan Teori Sosiolinguistik Bahasa dapat dikaji secara internal maupun secara eksternal. Kajian internal hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur yang ada dalam disiplin saja. Kajian secara eksternal berarti kajian tersebut terhadap hal-hal atau faktor yang berada diluar bahasa yang bsrkaitan dengan penggunaan bahasa didalam kelompok-kelompok sosisal masyarakat. Penelitian atau kajian bahasa secara eksternal melibatkan dua disiplin ilmu atau lebih, sehingga wujudnya berupa ilmu antar disiplin yang namanya merupakan gabungan dari disiplin ilmu-ilmu yang bergabung itu. Sosiolinguistik merupakan gabungan antara disiplin sosiologi dan disiplin linguistik (Abdul Chaer, 2004:2). Menurut Dittmar dalam Abdul Chaer (2004:2) istilah sosiolinguistik itu sendiri baru muncul pada tahun1952 dalam karya Haver C. Currie yang menyarankan perlu adanya penelitian mengenai hubungan antara prilaku ujaran dengan status sosial.
Universitas Sumatera Utara
Dalam mengkaji sosiolinguistik ini J. A. Fishman dalam Abdul Chaer (2004 : 3) menggunakan judul sosiolinguistik, kemudian menggantinya dengan sosiologi bahasa, sociologi of language. Ia mengatakan kajian sosiolinguistik lebih bersifat kualitatif. Sosiolingustik lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya. Selanjutnya, Ia juga menyatakan bahwa sosiolinguistik ialah bidang yang mengkaji ciri-ciri variasi bahasa, ciri-ciri fungsi variasi ini dan ciri-ciri penutur yang menggunakannya apabila ketiga unsur ini berinteraksi, berubah dan mengubah satu sama lain dalam suatu masyarakat bahasa, dengan perkataan lain sosiolingustik merupkan kajian yang menumpukkan perhatian kepada bahasa dalam konteks sosial dan kebudayaan. Seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa tertentu yang dilakukan penutur, topik, dan latar pembicaraan. Sedangkan sosiologi bahasa lebih berhubungan dengan faktor-faktor sosial, yang saling timbal balik dengan bahasa (Abdul Chaer, 2004:7). Menurut Nababan dalam Abdul Chaer (2004:6) banyak orang menganggap kedua istilah itu sama, tetapi banyak juga yang menganggapnya berbeda. Ada yang mengatakan digunakannya istilah sosiolingustik karena penelitianya dimasuki bidang linguistik, dan istilah sosiologi bahasa digunakan kalau penelitian itu dimasuki dari bidang sosiologi. Tentang Sosiologi telah banyak batasan yang telah dibuat oleh para sosiolog, intinya kira-kira adalah bahwa sosiologi itu adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat. Sedangkan Linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin
Universitas Sumatera Utara
yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu didalam masyarakat (Abdul Chaer,2004:4). Beberapa rumusan mengenai sosiolinguistik dari beberapa pakar yang tertulis dalam Abdul Chaer (2004:3-4) adalah sebagai berikut: 1. Sosiolinguistik lazim didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa,serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu didalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana). 2. Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan...disebut sosiolinguistik (Nababan). 3. Sosiolinguistics is the study of the characteristics of language varieties, the characteristics of their functions,and the characteristics of their speakers as these three constantly interact, change and change one another within a speech community (= sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsure ini selalu berinteraksi,berubah, dan saling mengubah satu sama lainnya dalam satu masyarakat tutur) (J.A.Fishman). 4. Sosiolinguistyiek is de studie van taal en taalgebruik in de context van maatschapij en kultuur (= sosiolinguistik adalah kajian mengenai bahasa dan pemakaiannya dalam konteks social dan kebudayaan) (Rene Appel, Gerad Hubert, Greus Meijer ). 5. Sociolinguistiek is subdisiplin van de taalkunde, die bestudert welke social factoren enn rol spleen in het taalgebruik er welke taal spelt in het social verkeer (=sosiolinguistik adalah sub disiplin ilmu bahasa yang mempelajari
Universitas Sumatera Utara
faktor-faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan social) (G.E.Booji,J.G.Kersten,dan H.J.Verkuyl).
2.2 Pengertian dan Fungsi Aisatsu Dalam melakukan interaksi mengucapkan salam atau aisatsu dengan orang yang lebih tua ataupun dengan teman dekat harus diperhatikan agar lebih dapat menghormati dan membedakan dengan siapa kita mengucapkan salam. Tetapi dengan telah mengetahui jenis-jenis aisatsu, dapat membantu kita dalam menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Aisatsu berfungsi sebagai pemecah kekakuan yang memungkinkan perusahaan anda dikenal, walaupun cara ini tidak diperlukan untuk kegiatan-kegiatan seperti eksport dalam jumlah kecil dari sebuah perusahaan dagang (www.jakartacommerce.com, 24 Januari 2008). Dalam tradisi dan budaya Jepang mengucapkan salam itu sangat penting dan sangat berguna dalam menjalin hubungan antar manusia. Kita tahu dalam kehidupan sehari-hari, entah di Jepang maupun Indonesia atau dimanapun kita berada, persalaman merupakan kunci atau pintu hati keterbukaan seseorang terhadap ada atau tidak adanya keinginan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Persalaman merupakan kunci awal membuka diri kita dengan dunia luar. Mizutani Osamu, (1995:16) mengemukakan bahwa; Aisatsu wa, ningen kankei wo yookoo ni tamotsu tame, aruiwa yoi ningen kankei wo tsukuru tame ni mochiirareru gengo hyoogen, mata wa gengo koodoono koto wo iu no de ate, joohoo ya kanjoo wo tsutaeru no jishitsutekina gengo koodoo dewani
Universitas Sumatera Utara
Artinya, bahwa aisatsu (persalaman) itu merupakan sarana komunikasi verbal dalam rangka menjalin hubungan manusia yang satu dengan manusia lainnya dan merupakan cerminan kegiatan berbahasa. Namun, persalaman ini bukan menunjukan kegiatan berbahasa yang mengarah pada substansi bahasa itu sendiri. Artinya, dalam persalaman terkandung makna yang lebih dalam bagi orang yang mendengarkannya.
2.3 Jenis-Jenis Aisatsu Ketika berinteraksi dan melakukan komunikasi sehari-hari dalam masyarakat Jepang terutama pada salam terdapat berbagai jenis salam sesuai dimana, kapan, dan dengan siapa kita berinteraksi. Semua ini harus diperhatikan dengan baik. Adapun jenis aisatsu menurut Osamu Mizutani dan Nobuko Mizutani dalam buku Nihonggo Notes 1 Speaking and Living in Japan (1977) yaitu: 1.
Pertemuan/Perkenalan untuk yang pertama kali. •
Hajimemashite Kata hajimemashite ini dipakai pada saat perkenalan. Penggunaan kata
hajimemashite adalah dipakai pada awal kalimat dan diikuti dengan nama orang yang memberi salam tersebut atau bisa juga diikuti dengan nama orang yang disapa. Kata hajimemashite memiliki fungsi sebagai salam pembuka dalam sebuah perkenalan. Dengan kata lain dapat disebut juga sebagai kata awal dalam perkenalan. Hal ini karena apabila dilihat dari kanjinya, hajime yang berasal dari kata hajimeru yang berarti memulai.
Universitas Sumatera Utara
•
Doozo yoroshiku Doozo yoroshiku juga digunakan pada saat perkenalan. Doozo yoroshiku
dapat diartikan senang sekali diperkenalkan dengan anda; mohon jangan lupakan saya; girang sekali menjadi teman anda.cara penggunaannya adalah dipakai
pada
akhir
kalimat
memperkenalkan diri
setelah
kalimat
hajomemashite. Kata doozo yoroshiku ini juga berfungsi sebagai kalimat jawaban pada seseorang yang telah memperkenalkan dirinya kepada kita. Dengan demikian kata doozo yoroshiku ini dapat digunakan oleh kedua belah pihak, yaitu orang yang memperkenalkan diri dan orang yang diperkenalkan. 2.
Bertemu kembali. •
Senjitsu wa shitsuree shimashita
•
Sinjitsu wa doomo
•
Sinjitsu wa gochisoosama deshita Ketiga aisatsu tersebut diatas selain diucapkan pada saat bertemu
kembali, juga dapat disebut sebagai aisatsu untuk mengungkapkan permohonan maaf apabila pada pertemuan sebelumnya ada melakukan kesalahan (senjitsu-wa-shitsuree-shimashita), dan sebagai aisatsu untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada lawan bicara atas kebaikannya pada pertemuan sebelumnya (senjtsu-wa doomo, senjitsu-wa gochisoosamadeshita). •
Okaeri nasai Okaeri nasai merupakan salam yang diucapkan kepada anggota keluarga
atau kepada orang yang masih berada dalam satu kelompok ketika tiba
Universitas Sumatera Utara
dirumah. Dengan kata lain, diucapkan oleh orang yang ditinggal. Okaeri nasai berarti ”Selamat datang”. •
Tadaima Tadaima adalah aisatsu yang diucapkan oleh seseorang kepada anggota
kelurga atau kepada orang yang masih berada dalam satu kelompok ketika kembali ke rumah kepada orang yang ditinggal. Tadaima dapat diartikan ”Saya pulang”. Fungsinya untuk menjalin keakraban diantara anggota keluarga atau anggota kelompok. 3.
Bertemu pada kesempatan khusus. •
Akemashite omedetoo gozimasu (Selamat tahun baru)
•
Sakunen chuu wa iroiro osewasama ni narimashita (Terima kasih untuk segala hal yang telah kamu lakukan tahun lalu)
•
Honen (Kotoshi) mo yoroshiku onegai itashimasu (Saya mohon tahun ini anda berbuat baik pada saya)
•
Doozo yoi otoshi o (Selamat tahun baru) Keempat aisatsu diatas umumnya diucapkan pada saat tahun baru yang
dalam bahasa inggris sama dengan ucapan ”Happy new year”. Ungkapan tersebut sebagai bentuk kegembiraan menyambut tahun yang baru (akemashite omedetoo gozaimasu, doozo yoi otoshi o) dan juga sebagai ungkapan terima kasih atas segala perlakuan baik yang telah diterima pada tahun yang lalu dan agar pada tahun yang baru ini juga mendapat perlakuan
Universitas Sumatera Utara
yang baik (sakunen chuu wa iroiro osewasama-ni narimashita, honen (kotoshi) mo yoroshiku onegai itashimasu). Keempat aisatsu diatas berfungsi untuk menjalin keakraban. 4.
Pada orang yang akan pergi. •
Itte irasshai Aisatsu itte irasshai ini diucapkan pada anggota keluarga atau anggota
kelompok ketika akan pergi. Artinya ”Cepat kembali”. Sebagai aisatsu balasan orang yang akan pergi tersebut mengatakan ”itte mairimasu”. Aisatsu ini berfungsi untuk menjalin keakraban. •
(Dozoo) oki o tsukete Aisatsu ini diucapkan kepada orang yang akan pergi. Artinya ”Hati-
hati!”. Aisatsu ini dapat dikatakan berfungsi sebagai aisatsu nasihat. 5.
Pada saat berpisah. •
Dewa, shitsuree itashimasu (Selamat tinggal)
•
Sayonara (Selamat tinggal)
•
Dewa (Ja), mata (Sampai jumpa lagi)
•
Ja. Kore de (Sampai disini dulu)
•
Itte mairimasu
Universitas Sumatera Utara
Aisatsu diatas dipakai ketika berpisah. Namun ada sedikit perbedaan untuk penggunaan aistasu sayonara. Sayonara biasanya diucapkan ketika perpisahan tersebut untuk selamnya dan kemungkinan tidak akan bertemu lagi, apabila seorang istri mengucapkan kata sayonara pada suaminya ini berarti sang istri tidak akan tinggal bersama suaminya lagi. Umumnya orang jepang mengucapkan selamat tinggal dengan aisatsu ja kore de, ja mata, dewa shitsuree itashimasu. 6.
Ketika selesai bertamu/pamitan. •
Sorosoro shitsuree itashimasu
•
Osaki-ni shitsuree itashimasu
•
Shituree shimasu Aisatsu ini digunakan ketika akan berpamitan kepada tuan rumah.
Artinya ”Saya permisi dulu”. Fungsi aisatsu ini adalah sebagai salam perpisahan. 7.
Permintaan maaf. •
Sumimasen
•
Doomo sumimasen
•
Shitsuree shimasu
•
Gomen Aisatsu diatas adalah aisatsu yang digunakan untuk menyatakan
permintaan maaf. Artinya ”Maaf”. 8.
Tidak menyurati/menemui seseorang dalam waktu yang lama. •
Gobusata itashimashita
Universitas Sumatera Utara
Aisatsu ini adalah suatu ungkapan permohonan maaf untuk tidak menulis surat atau menemui seseorang. Kalimat lengkapnya adalah ”gobusata-itashimashite, mooshiwake arimasen” yang artinya ”Maaf, sudah lama tidak menyurati/menemui anda” atau kepada teman biasa diucapkan ”gobusata shite,doomo” untuk mengatakan hal yang sama. 9.
Ketika terlambat •
Osoku natte sumimasen
•
Omataseshite mooshiwake arimasen Aisatsu ini digunakan sebagai ungkapan maaf karena telah membuat
seseorang menunggu. Artinya adalah ”Maaf, telah membuat anda menunggu”. 10. Menerima pertolongan. •
Sumimasen (onegai shimasu) Aisatsu ini diucapkan ketika menerima pertolongan dari orang lain.
Aisatsu ini dapat diartikan ”Maaf menyusahkan!”. Aisatsu ini sebagai ungkapan atas pertolongan yang telah diterima. 11. Pada saat bertemu. •
Gomen kudasai Aisatsu ini digunakan oleh tamu kepada tuan rumah ketika memasuki
ruangan. Artinya ”Permisi!”. Aisatsu ini berfungsi sebagai salam penghormatan kepada tuan rumah. •
Yoku irasshaimashita
Universitas Sumatera Utara
Aisatsu ini diucapkan oleh tuan rumah kepada tamunya ketika tamu tersebut hendak berpamitan. Artinya ”Sering berkunjung, ya!”. aisatsu ini berfungsi untuk keakraban. •
Doozo ohairi kudasai Aisatsu ini diucapkan oleh tuan rumah kepada tamunya. Biasanya aisatsu
ini adalah sebagai aisatsu jawaban untuk aisatsu gomen kudasai. Aisatsu ini berarti ”Silahkan masuk!”. 12. Balasan/jawaban untuk ungkapan terima kasih dan permintaan maaf. •
Iie (Tidak)
•
Doo itashimashite (Sama-sama, tidak apa-apa)
•
Tondemonai (Tidak masalah)
•
Kochira-koso (Saya yang seharusnya mengucapkan itu)
•
Kamaimasen yo (Tidak masalah) Aisatsu diatas merupakan aisatsu yang dipakai untuk menjawab aisatsu
terima kasih atau aisatsu permintaan maaf yang diucapkan oleh orang lain. 13. Aisatsu berdasarkan waktu. •
Ohayoo gozaimasu
Universitas Sumatera Utara
Ohayoo gozaimasu pada saat bertemu seseorang pada pagi hari. Artinya ”Selamat pagi”. Dalam keluarga Jepang, aisatsu ohayoo-gozaimasu ini juga diucapakan seorang anak kepada orang tua ketika pertama kali bertemu dipagi hari. •
Konnichiwa Aisatsu konnichiwa yang berarti selamat siang ini dipakai pada saat
bertemu dengan seseorang pada siang hari. •
Konbanwa Aisatsu konbanwa dipakai saat bertemu seseorang pada malam hari,
tetapi masih ada kegiatan yang akan dilakukan (tidak dapat digunakan sebagai ucapan selamat tidur). •
Oyasuminasai Aisatsu oyasuminasai adalah aisatsu yang diucapkan kepada anggota
keluarga pada malam hari sebagai ucapan selamat tidur, dengan kata lain tidak ada lagi kegiatan yang akan dilakukan. Dengan demikian dapat dapat kita lihat perbedaanya, apabila konbanwa ucapan selamat malam kepada seseorang namun masih ada kegiatan yang akan dilakukan, maka aisatsu oyasuminasai merupakan ucapan selamat malam kepada anggota keluarga namun tidak ada lagi kegitan yang akan dilakukan selain pergi tidur. Aisatsu oyasuminasai ini dapat diartikan ”Selamat beristirahat”. 14. Meminta waktu seseorang. •
Ojama shimasu
•
Ojama shimashita
Universitas Sumatera Utara
Aisatsu ini digunakan ketika meminta waktu seseorang untuk diajak bicara. Ojama shimasu diucapkan ketika memasuki ruangan dan memulai pembicaraan
sedangkan
ojama-shimashite digunakan
setelah
selesai
pembicaraan dan bermaksud akan meninggalkan ruangan. Artinya adalah ”Maaf, saya mengganggu”. 15. Menyatakan terima kasih •
Arigatoo gozaimasu
•
Arigatoo
•
Arigatoo gozaimashita
•
Osewasama de gozaimashita
•
Gokuroosama
•
Doomo Aisatsu diatas adalah aisatsu yang dipakai untuk menyatakan terima
kasih pada seseorang atas kebaikan yang telah diterima. Untuk aisatsu arigatoo gozaimasu dan arigatoo gozaimashita walaupun memiliki arti yang sama namun ada sedikit perbedaan dalam pemakaiannya. Arigatoo gozaimashita biasanya dipakai untuk mengucapkan terima kasih pada seseorang yang selesai hanya pada saat itu saja, misalnya pada saat kita bertanya pada orang yang kita temui dijalan maka ucapkan terima kasih yang kita pakai adalah arigatoo gozaimashita, sedangkan pada orang yang kita temui setiap hari, kita mengucapkan kata terima kasih secara berulang-ulang maka aisatsu yang dipakai untuk mengucapkan kata terima kasih tersebut adalah arigatoo gozaimasu.
Universitas Sumatera Utara
16. Ketika seseorang sedang berbahagia. •
Omedetoo gozaimasu (Selamat)
•
Yokatta desu ne
•
Sore wa naniyori desu ne (Hal itu lebih baik dari yang lain, ya!)
•
Oyorokobi mooshiagemasu (Saya turut gembira) Aisatsu ini diucapkan kepada orang yang sedang mengalami hal yang
menggembirakan, misalnya pada acara perkawinan, ulang tahun, kelahiran dan lainnya. Aisatsu ini berfungsi sebagai aisatsu ucapan selamat. 17. Pada orang yang sedang sakit. •
Doozo odaiji ni / odaiji ni Aisatsu ini diucapkan pada saat mengunjungi orang yang sedang sakit
dan juga diucapkan oleh seorang dokter kepada pasiennya setelah selesai memeriksa. Artinya ”Semoga cepat sembuh!”. Aisatsu ini berfungsi sebagai aisatsu penghibur . 18. Menanyakan kesehatan •
Ogenki desu ka
•
Okawari arimasen ka
•
Ikaga desu ka Ketiga aisatsu diatas (ogenki desu ka, okawari arimasen ka, dan ikaga
desu ka) adalah aisatsu yang digunakan untuk menanyakan kabar seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga aisatsu diatas dapat diartikan ”Apa kabar” atau dalam bahasa inggris ”How are you!”. 19. Menjawab pertanyaan tentang kesehatan. •
Okagesama de (genki desu) (Berkat doa anda, saya sehat-sehat saja)
•
Okagesama de daibu yoku narimashita (Berkat anda, saya jadi lebih baik) Okagesama de merupakan aisatsu untuk menjawab ketika seseorang
bertanya tentang keadaan/kesehatan. Aisatsu ini digunakan untuk menjalin keakraban. 20. Meminta pertolongan seseorang. •
Otesuu o kakemashita
•
Gomendoo okakemashita
•
Onegai shimasu Aisatsu diatas digunakan untuk meminta bantuan pada seseorang.
Artinya adalah ”Mohon bantuannya”. Diantara ketiga aisatsu diatas, yang biasa digunakan adalah kata onegai shimasu. Kata onegai shimasu ini dipakai diakhir kalimat. 21. Menyatakan bela sungkawa atas seseorang yang ditimpa musibah. •
Kono tabi wa tonda koto de (Sungguh hal yang menakutkan)
•
Okuyami mooshiagemasu (Saya turut berbela sungkawa)
Universitas Sumatera Utara
•
Osasshi itashimasu (Saya dapat merasakan bagaimana perasaan anda) Aisatsu ini diucapkan kepada orang yang sedang ditimpa musibah,
misalnya perampokan. Aisatsu ini berfungsi sebagai aisatsu penghibur. 22. Ketika selesai melakukan pekerjaan yang sulit. •
Otsukaresama deshita
•
Gokurosama Aisatsu ini diucapkan pada orang lain setelah ia menyelesaikan suatu
pekerjaan atau melalui sebuah kesulitan. Pegawai kantor memakai aisatsu ini ketika akan pulang kantor sebagai salam perpisahan yang mempunyai maksud yang sama dengan aisatsu ja, mata. Aisatsu ini dapat diartikan ”Anda pasti lelah ya!”. Fungsi aisatsu ini adalah sebagai aisatsu perpisahan dan menjalin keakraban. 23. Menawarkan makanan. •
Doozo (meshiagatte kudasai) Aisatsu ini digunakan ketika menawari makanan/minuman kepada tamu.
Artinya ”Silahkan ambil!”. Dapat dikatakan fungsi aisatsu ini adalah sebagai aisatsu penawaran. •
Moo sukoshi ikaga desu ka Aisatsu ini juga digunakan untuk menawarkan makanan/minuman, hanya
saja tawarannya untuk menambah makanan/minuman. Arti aisatsu ini adalah ”Silahkan tambah lagi!”. aisatsu ini berfungsi sebagai aisatsu penawaran. 24. Menerima makanan/minuman.
Universitas Sumatera Utara
•
Itadakimasu Aisatsu ini digunakan ketika memulai makan/minum. Aisatsu ini
berfungsi sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada semua hal yang telah turut serta dalam mempersiapkan makanan dan minuman yang telah dihidangkan. Aisatsu ini dapat diartikan ”Saya menerima” atau ”Terima kasih”. •
Gochisoosama deshita Aisatsu ini digunakan setelah selesai makan/minum. Aisatsu ini juga
berfungsi sebagai ungkapan terima kasih atas makanan dan minuman yang telah dihidangkan. Aisatsu ini dapat diartikan ”Terima kasih”. 25. Ketika memberikan hadiah. •
Tsumaranai mono desu ga (Ini benda yang tak seberapa)
•
Honno sukoshi desu ga (Ini hanya benda kecil)
•
Kokoro bakari no mono desu ga (Saya berikan ini dengan tulus) Aisatsu ini diucapkan ketika memberikan hadiah/sesuatu pada orang lain.
Fungsi aisatsu ini adalah untuk menjalin keakraban. 26. Menyampaikan salam pada seseorang. •
.........san ni yoroshiku
Universitas Sumatera Utara
Aisatsu ini dipakai untuk menyampaikan salam pada seseorang. Artinya ”Tolong sampaikan salam saya pada tuan......”. aisatsu ini untuk menjalin keakraban. 27. Menunjukan cuaca. •
Ii tenki desu ne Aisatsu ini dipakai untuk memulai percakapan dengan seseorang. Fungsi
aisatsu ini adalah untuk menjalin keakraban. Artinya adalah ”Cuacanya bagus ya!”. •
Atsui desu ne Aisatsu ini untuk membuka percakapan. Artinya ”Panas ya!”. aisatsu ini
berfungsi untuk menjalin keakraban. •
Samui desu ne Aisatsu samui desu ne ini juga digunakan membuka percakapan. Artinya
”Dingin ya”. Aisatsu ini berfungsi untuk menjalin keakraban. •
Ii yooki desu ne Aisatsu ini digunakan sebagai pembuka percakapan. Artinya adalah
”Musim yang bagus, ya!”. •
Yoku furimasu ne Aisatsu ini juga digunakan sebagai pembuka pembicaraan. Artinya adalah
”Hujannya lebat, ya!”.
Universitas Sumatera Utara