LICENSE MANAGEMENT PADA APLIKASI BERBASIS UNIX UNTUK MENINGKATKAN LICENSE UPTIME DI PT CALTEX PACIFIC INDONESIA Haris Saptowidyono dan Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi Informasi – Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus MMTI-ITS, JL. Raya ITS, Sukolilo, Surabaya 60111 E-mail
[email protected] Abstrak PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) menargetkan operational excellent dalam setiap kegiatan operasinya. Salah satu dari operational excellent adalah zero downtime, yaitu tidak adanya downtime yang tidak direncanakan terjadi. Aplikasi-aplikasi berbasis UNIX merupakan aplikasi utama yang digunakan untuk mencari, menemukan dan mengembangkan lapangan minyak di CPI. Ketersedian license terus menerus untuk selalu hidup dan siap digunakan oleh aplikasi merupakan sebuah faktor yang sangat penting dalam mendukung proses mencari, menemukan dan mengembangkan lapangan minyak. Keberadaan license server yang banyak di setiap area, ketidakteraturan license file dan license startup, merupakan masalah utama yang berpengaruh terhadap license performance. Dalam makalah ini dilakukan usaha untuk meningkatkan license uptime dengan dilakukan usaha penangkalan penyebab license mati, analisa keberadaan license server, pelaksanaan standar license UNIX file, pemusatan license server dan pengaturan license startup serta pengecekan license hidup secara reguler, yang memudahkan dalam pengontrolan hidup dan matinya license, mengetahui keberadaan license dan meminimalkan downtime yang terjadi. Ketersediaan license secara terus menerus siap digunakan merupakan hal yang sangat kritis, hal ini berkaitan dengan proses-proses di aplikasi yang sedang dijalankan untuk mencari, menemukan dan mengembangkan lapangan minyak. Semakin sedikit license mati, maka proses yang sedang dilakukan pada aplikasi yang berbasis UNIX akan berjalan dengan lancar, selesai sesuai jadwal yang ditentukan dan memaksimalkan sumberdaya manusia. Di sisi tim pendukung (Informasi Teknologi tim) terdapat dua hasil yang utama yaitu memberikan service excellent ke pengguna aplikasi dan menunjukkan sanggup melakukan operational excellent dalam operasinya. Kata Kunci: License management, UNIX struktur , operational excellent, uptime. PENDAHULUAN PT Caltex Pacifik Indonesia (CPI) merupakan kontraktor bagi hasil (KPS) dengan PERTAMINA yang bergerak di bidang Minyak dan Gas Bumi. Area operasi CPI terdapat di propinsi RIAU. Gambar 1.1. Area CPI di RIAU. ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
CPI menerapkan operational excellent dalam upaya meningkatkan performance perusahaan, salah satunya adalah zero downtime, yaitu meminimalkan atau mengurangi downtime yang tidak direncanakan terjadi. Untuk mendukung operational excellent dalam mengurangi downtime inilah dilakukan peningkatan license uptime, yang akan berpengaruh terhadap berjalannya aplikasi yang digunakan oleh ahli kebumian dan perminyakan untuk mencari, menemukan dan mengembangkan lapangan-lapangan minyak di CPI.
Gambar 1. Lokasi Kerja CPI di RIAU Untuk mendukung ketepatan dan keakuratan dalam pencarian dan pengembangan lapangan minyak digunakan aplikasi-aplikasi berbasis UNIX, antara lain adalah aplikasi untuk interpretasi dan simulasi bawah permukaan, pemodelan dan pemboran. Aplikasi berbasis UNIX yang digunakan berjumlah lebih dari 20 aplikasi dan license dari 13 perusahaan penyedia aplikasi (vendor). License management merupakan hal yang dilakukan untuk meningkatkan license up-time, yaitu waktu sebuah license siap dan dapat digunakan oleh aplikasi, dengan mengurangi penyebab license mati/down. UNIX UNIX merupakan sistem operasi yang pertama kali ditemukan oleh Kenneth Thompson dan Dennis Ritchie dari Bell Laboratorium pada tahun 1969. UNIX direktori dibuat secara khusus yang sering disebut UNIX file sistem. UNIX FILE SISTEM UNIX mempunyai file sistem yang menyerupai pepohonan, yang terdiri dari direktori utama dan subdirektori-subdirektori. Direktori utama di UNIX adalah : /etc, /bin, /home, /usr, /var, /dev, /sbin, /lost+found, /mnt, /proc, /tcb, /stand dan /tmp. Gambar 2.1. UNIX direktori-direktori yang menyerupai pepohonan ( Frisch, 1995 ) ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Gambar 2. UNIX direktori (Frisch, 1995) Direktori /etc/rc2.d menyimpan file-file yang akan dijalankan secara otomatis saat mesin UNIX hidup, hal ini memungkinkan program-program yang seharusnya berjalan saat mesin hidup dapat diletakkan di bawah direktori ini. License start-up dapat secara otomatis dihidupkan dari server down dengan menyimpannya dibawah direktori ini. UNIX STANDAR DIREKTORI PT Caltex Pacific Indonesia, untuk mengatur penggunaan file-file di UNIX, membuat aturan standar direktori yang memudahkan untuk menyimpan data-data interpretasi, program, file-file administrasi dan informasi lainnya. Standar direktori yang digunakan selain UNIX file sistem diatas, terdiri dari delapan (8) standar direktori yang secara rinci dijelaskan dalam Tabel 2.1. mengenai nama dan penggunaannya. Dengan mengatur file-file UNIX akan memudahkan bagi pengguna dan administrator untuk menggunakan dan memelihara semua aplikasi yang berbasis UNIX. Dengan memanfaatkan standar UNIX direktori ini akan memudahkan dalam pengaturan komponen license server sehingga mudah dalam pengawasan dan pengaturannya. Tabel 2.1. UNIX Standar Direktori No 1 2 3 4 5 6 7 8
Direktori /chap /data /misc /pub /scratch /users /util /vend
Kegunaan Untuk menyimpan aplikasi untuk keperluan internal Untuk data project Untuk aneka macam project Untuk keperluan users (script yang dibuat oleh user) Untuk penyimpanan file sementara Untuk direktori pengguna Untuk file dibawah control system administrator Untuk aplikasi dari luar perusahaan
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
UNIX LICENSE Tipe-tipe license di Unix terdiri dari tiga tipe utama ( IDL, 2005 ), yaitu: Demo License Evaluasi License Permanen License Permanen license terdiri dari Node Locked license, HASP dan Floating License ( Tabel 3.1). Tabel 3.1. License UNIX dan Windows Tipe License Demonstration Evaluation Permanent Node-Locked Floating HASP
UNIX WINDOWS X X X X X X
X X X
CPI menggunakan permanen license tipe floating untuk digunakan dalam aplikasi berbasis UNIX. Floating License merupakan license yang dapat digunakan oleh banyak pengguna dalam waktu yang bersamaan. License tipe ini dipasang di sebuah mesin license server yang dapat menangani permintaan license dari client di mesin lainnya. Floating license, menggunakan sebuah license file yang mengandung informasi mengenai host ID yang unik dari mesin yang menjadi license server. CPI menggunakan aplikasi FlexLM untuk mengatur hidup, mati dan penggunaan license. FlexLM (lmgrd file) merupakan alat yang digunakan untuk menghidupkan license, yang digerakkan oleh license daemon (vendor daemon). Gambar 3.1. Proses berjalannya komponen license yang siap digunakan di CPI.
Gambar 3. Komponen License Server Tiga syarat utama agar sebuah license berjalan dengan baik adalah FlexLM license manager yang digunakan untuk menghidupkan, mengawasi dan mengatur license berjalan dengan baik, yang kedua adalah Vendor Daemon yang digunakan untuk mengecek ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ketersedian license dan siapa yang menggunakannya berjalan dengan baik, dan yang terakhir adalah ketersediaan license file (license.dat). Adanya gangguan, perubahan dan matinya FlexLM dan Vendor Daemon akan menyebabkan license tidak bisa dikenali dari aplikasi (down). CPI meletakkan komponen license server (license file, daemon dan FlexLM ) di tempat yang berbeda-beda dan tidak teratur keberadaannya. Hal ini menyebabkan resiko gangguan terhadap license yang tinggi karena license file, daemon dan flexlm terdapat di server yang terpisah, selain itu hal ini menimbulkan kesulitan bagi administrator untuk mengawasi apakah sebuah license hidup atau mati. Penyebab license mati di CPI : Salah satu komponen license server tidak berfungsi (mati/down) Komponen license tetap down saat mesin server hidup dari down Mesin license server down Perubahan letak vendor daemon dan Flexlm Nomer license port yang sama Daemon yang sama berjalan bersamaan dalam satu server Perubahan license file Selain penyebab license mati diatas, penempatan license server ditempat yang berbedabeda (Gambar 3.2) menyulitkan bagi administrator untuk mengawasi hidup atau matinya license aplikasi, yang mengakibatkan lamanya response terhadap license yang mati, dikarenakan administrator harus melihat komponen license tersebut dalam beberapa server. Aplikasi
License File
License File
Vendor Daemon
Vendor Daemon
Vendor Daemon
FlexLM
FlexLM
FlexL M
Server C
License File
Server B
Aplikasi
Server A
Aplikasi
Gambar 4. License Server di CPI LICENSE MANAGEMENT UNTUK MULTIPLE VENDOR Menggunakan FlexLM untuk mengatur license file dari banyak vendor, harus dilakukan pencegahan agar tidak terjadi konflik saat license berjalan atau saat penginstallan. Salah satu model license management adalah meletakkan semua komponen license (FlexLM, Vendor Daemon dan License file) di satu mesin, seperti ditunjukkan di Gambar 4.1. Satu mesin dengan multiple license. Memelihara license dalam satu mesin untuk ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
banyak aplikasi yang berasal dari multiple vendor harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Nomer license port harus spesifik untuk setiap vendor license, yang tertulis di bagian baris SERVER di license file (license.dat). Menggunakan FlexLM (lmgrd) yang versinya dapat dikenali oleh semua license. Mengatur letak komponen-komponen license (FlexLM, Vendor Daemon dan license file), dengan aturan yang terstuktur dan mudah dipahami Mengatur letak license startup untuk setiap aplikasi Memusatkan license-license aplikasi di satu mesin license server, memberikan keuntungan antara lain: License file untuk setiap aplikasi/vendor terpisah satu dengan lainnya. Setiap komponen license diurus secara terpisah Jika satu license aplikasi down, secara cepat dapat segera diketahui dan ditangani. Setiap license aplikasi mempunyai log tersendiri untuk mengawasi penggunaannya. Selain keuntungan, model ini juga mempunyai kekurangan yaitu : License load terpusatkan disatu mesin. Jika mesin server mati/down, semua license aplikasi ikut mati. Aplikasi
Aplikasi
License File
License File
License File
Vendor Daemon
Vendor Daemon
Vendor Daemon
FlexLM
FlexLM
FlexL M
Server B
Aplikasi
Gambar 5. Satu server dengan multiple license aplikasi HASIL LICENSE MANAGEMENT License management yang dilakukan untuk meningkatkan license uptime dengan meminimalkan downtime, adalah dengan memusatkan semua license dari multiple server kedalam satu license server di masing-masing area (Rumbai, Minas dan Duri) dan membuat aturan untuk menyimpan komponen license aplikasi. Tabel 5.1. adalah pengaturan komponen-komponen license dalam satu server untuk multiple license. Semua komponen license diletakkan dalam sebuah license server disetiap area, dengan melakukan pengaturan-pengaturan khusus terhadap komponen license (FlexLM file, Vendor Daemon, License File, License Log, License Start-up dan lainnya) agar tidak terjadi konflik antar ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
license dengan menggunakan UNIX standar direktori sesuai dengan keperluannya (/chap adalah untuk internal/modifikasi aplikasi, /util adalah untuk file administrasi, /vend untuk vendor aplikasi dan /etc/rc2.d untuk start-up license file), sehingga memudahkan dalam pengawasan license, dan matinya license aplikasi yang tidak direncanakan dapat dihindari. Tabel 5.1. Pengaturan Komponen License Pengaturan License Server untuk License FlexLM License File Vendor Daemon License Log Option File (.rl ) License start-up No License Port Aplikasi Set-up
Rumbai Minas Duri RBI-1 MNS-1 DR-1 /chap/flexlm /util/licenses/VendorName/LicenseFile /vend/daemon/VendorName/DaemonFile /util/licenses/VendorName/license.log /chap/flexlm/logs/LicenseServer.vendorDaemon.rl /etc/rc2.d/StartLicenseFile Unik per Area Unik per Area Unik per Area NoLicensePort@LicenseServer
License aplikasi yang ada di CPI merupakan license floating, yang memungkinkan untuk memaksimalkan penggunaan license disetiap area, yaitu dari aplikasi di lokasi Rumbai bisa mengambil license yang terletak di Duri atau Minas dan sebaliknya, sehingga jika salah satu license server down maka akan dilakukan pengambilan dari license dari server lainnya jika masih tersedia. License floating diagram ditunjukkan di Gambar 5.1. Setiap aplikasi akan mengambil license aplikasi berdasarkan area dimana aplikasi tersebut dijalankan, jika license diarea tersebut telah terpakai semuanya, maka secara otomatis akan diteruskan untuk mendapatkan license aplikasi di area lainnya, dan jika di area lainnya license telah habis maka akan diberitahukan oleh aplikasi bahwa license sudah digunakan semuanya. Aplikasi
Aplikasi
Aplikasi
Pengaturan Komponen license Di Setiap Mesin Server Mesin License Server
Rumbai
Mesin License Server
Mesin License Server
Minas
Duri
FlexLM : /chap/flexlm License File : /util/licenses/vendor Daemon : /vend/vendor/daemon Start-up : /etc/rc2.d Log : /util/licenses/vendor/license.log Aplikasi setup: NoLicensePort@server
CPI Floating License Sistem
Gambar 6. Floating License LICENSE UP-TIME License up-time saat jam kerja dapat ditingkatkan dari sebelumnya yang mencapai 110 kejadian mati untuk aplikasi utama, menjadi berkurang hanya sekitar 31% saja dari kejadian sebelumnya, dan waktu response berkurang dari 1,1 jam per-license menjadi ____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
sekitar 0,7 jam per-license yang down. Perbandingan license down sebelum dan sesudah pengaturan license ditunjukkan di Gambar 5.2 dan 5.3. Gambar 5.2. License Down sebelum pengaturan, sedangkan license down setelah dilakukan pengaturan komponen license ditunjukkan dalam Gambar 5.3. License Down
Waktu (Jam)
Response Time
Simulasi
3D Modelling
Log Analisis
60 50 40 30 20 10 0
Total (No)
Gambar 7. License Down Sebelum License Management License Down 20 15 10 5
Waktu (Jam)
Response Time
Simulasi
3D Modelling
Log Analisis
0
Total ( No )
Gambar 8. License Down Setelah License Management Tanggapan terhadap license yang down masih memerlukan waktu yang lama, yaitu rata-rata adalah 0.7 jam, hal ini dikarenakan pengecekan license uptime dilakukan secara manual dengan mengeceknya pada jam-jam tertentu dan informasi license down lebih banyak diterima dari pengguna aplikasi yang memberikan informasi adanya license down, kedepan untuk meningkatkan respon terhadap license yang down agar segera dihidupkan memerlukan pengecekan yang reguler setiap beberapa menit sekali dengan memaksimalkan license check status dari FlexLM dan meletakkannya di bawah UNIX sistem, yang akan memberikan informasi ke administrator jika sebuah license tidak dapat digunakan atau down. Dengan pemberitahuan ini diharapkan administrator dapat cepat tanggap untuk segera menghidupkan license yang tidak dapat digunakan tersebut.
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
KESIMPULAN Dari hasil pelaksanaan license management dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemusatan license server menghindari resiko gangguan terhadap komponen license dengan mengurangi menjadi hanya 32% dari gengguan sebelumnya. 2. Pengaturan penempatan setiap komponen license memudahkan dalam pengawasan dan tanggapan terhadap gangguan license uptime, dari 1.1. jam ke 0.7 jam. 3. License Management berhasil meningkatkan license up-time di jam kerja, dengan meminimalkan waktu dan jumlah dari license down. Daftar Pustaka ChevronTexaco, UNIX Basis Direcories, www-eptc.chevrontexaco.com/team-set/ut13c/WAD/wad_appE.asp. Djamal, Y (2000), CPI IT ARCHITECTURE DEVELOPMENT, Proceding Applying Quality And Technology To Increase Production And Cost Eficiency (Duri), October 11. Frisch, A (1995), Essential System Administration, Second Edition, Ed. Loukides, M, O’Reilly & Associated, Inc USA. IDL (2000), License Management Guide, www.etl.noaaa.gov/idl/license.pdf, Version 5.4, Research Systems. INIXINDO (2003), UNIX Administration, course material PT CPI (Rumbai), Maret. Kwok, S.H and Lui, S.M, A License Management Model to Support B2C and C2C Music Sharing, ww10.org/cdrom/posters/1008.pdf, Entry from {jkwok, imcarrie}@ust.hk Macrovision (2003), FlexLM End Users Guide, www.hou281.chevron.com/chap/flexlm/v9.2/docs/flexuser/TOC.htm
____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember