PENGANTAR Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan kasih saying-Nya kegiatan Seminar Nasional Ekonomi 2013 dan Call Paper dapat terlaksana dengan baik. Selawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW selaku pembawa pembawa ummat manusia dari alam Jahiliyah ke alam
yang
berilmu pengetahuan. Seminar Nasional Ekonomi (SNE) 2013 yang mengambil tema “Membangun Negeri Dari Daerah” merupakan yang pertama dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh, kegiatan ini direncanakan akan menjadi agenda tahunan di Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh yang berskala Nasional. Diharapkan dengan adanya kegiatan SNE ini akan memacu pemikiran-pemikiran kritis, logis dan akademis dalam rangka mendorong pembangunan nasional yang partisipatif. Pemikiran-pemikiran dan hasil kajian dituangkan dalam artikel ilmiah yang dimuat dalam prosiding, yang tentu saja akan sangat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan maupun pemerintah dalam mengambil kebijakan. Mengingat kegiatan ini akan dilakukan secara berkesinambungan setiap tahunnya, kami juga berharap peserta yang ikut pada tahun pertama ini akan terus berpartisipasi di masa-masa yang akan datang. Kegiatan ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kami kepada: DR. Apridar, M.Si selaku Rektor Universitas Malikussaleh, Wahyuddin, SE, M.Si. Ak Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh, DR. Ichsan, MPPM selaku ketua tim pengarah kegiatan, Prof. A. Hadi Arifin, M.Si, DR. Asnawi, M.Si, DR. Tarmizi Abbas, MS, DR. Ichsan, MPPM, DR. Jullimursyida, DR.Murhaban, M.Si. Ak, DR. Usman Yacob, DR. Fachruzzaman, DR. Tu Bagus Ismail, DR. Syukri Abdullah, Prof. DR. Ramli, DR. Amiruddin selaku reviewer internal dari Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh, , seluruh peserta Call Paper dan pemateri keynote speaker dan peserta seminar,
Seluruh Panitia yang telah bekerja maksimal menyukseskan kegiatan
seminar dan Call Paper, donator dan pihak-pihak yang telah membantu menyukseskan kegiatan ini tidak lupa kami sampaikan ucapatan terima kasih.
Mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada maka, kami selaku panitia memohon maaf tidak semua artikel yang masuk dimuat dalam prosiding terutama pertimbangan tidak relevan dengan tema yang diangkat dalam seminar ini. Demikian juga kami menyampaikan maaf kepada bapak/ibu yang artikelnya telah diterima dan dimuat dalam proseding, tidak mendapat kesempatan untuk presentasi, berhubung adanya keterbatasan waktu. Kami juga memohon maaf kepada semua peserta seminar maupun Call Paper jika tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari panitia. Akhirnya, kami berharap kegiatan ini akan memberikan manfaat kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya maupun pihak luar yang membaca artikel-artikel ilmiah yang ada dalam prosiding ini. Lhokseumawe, 26 Nopember 2013 Ketua Panitia
Khairil Anwar, M.Si
Kata Pengantar ~ i Daftar isi ~ ii
DAFTAR ISI
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PANGKAS DI KOTA BANDA ACEH A.Sakir, SE, MM dan Zulkifli, SE, M.Si ~ 1 ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK MOBIL TOYOTA AVANZA TERHADAP LOYALITAS PEMBELIAN PELANGGAN ( Studi Perilaku Konsumen di Kota Lhokseumawe) Adnan ~ 2 DETERMINANT INVESTASI SWASTA DI INDONESIA Adrian Sutawijaya ~ 4 MUNGKINKAH DIRHAM BEREDAR KEMBALI DI ACEH Prof. A. Hadi Arifin ~ 5 PENGARUH INVESTASI DALAM HUMAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Aiyub dan Anwar Puteh ~ 6
CAPITAL
PENGARUH KNOWLEDGE MANAGEMEN KARYAWAN PERBANKAN DI LHOKSEUMAWE Chairil Akhyar ~ 7
TERHADAP
TERHADAP
KINERJA
PERUBAHAN KEORGANISASIAN DAN PEMBELAJARAN PADA SMK NEGERI I BANDUNG MENUJU SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Amiruddin ~ 9 PENGARUH KUALITAS JASA DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KARTU PRABAYAR GSM SIMPATI DI JAKARTA Andy Mulyana, Devi Ayuni ~ 10 POLA SEBARAN KEMISKINAN DI KABUPATEN LEBAK Arief Rahman Susila ~ 11 PENGARUH MODAL USAHA, JAM KERJA, JUMLAH PRODUK DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG TIDAK TERKONSENTRASI DI KOTA LHOKSEUMAWE Azhar ~ 12 IKLIM USAHA INDONESIA: LANGKAH UNTUK PERBAIKAN Cut Afrianandra, Said Muniruddin ~ 13 ANALISA BRAND EQUITY UNIVERSITAS TERBUKA (UT) (Studi Kasus UPBJJ-UT BOGOR)
ANALISIS PENERAPAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH SEBAGAI PERSYARATAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BANDA ACEH Rayyan Firdaus ~ 60 ANALISIS RISIKO PERBANKAN PADA BANK UMUM KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH KRISIS FINANSIAL GLOBAL 2008 Riha Dedi Priantana, Aulia Hidayat ~ 61 PENGARUH PENGALAMAN AUDIT, ORIENTASI ETIKA DAN NILAI ETIKA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS INTERNAL AUDITOR Rini Dwiyani Hadiwidjaja ~ 62 KUALITAS LABA: IMPLIKASI DARI PENGARUH KUALITAS AUDIT Rini Indriani, Apterrizko Dwi KusumaPutra ~ 63
TENURE TERHADAP
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK DEVISA DI INDONESIA Ristati ~ 64 PENGARUH PROFESIONALITAS, KETAATAN PADA KODE ETIK, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENENTUAN TINGKAT MATERIALITAS Robinson ~ 65 PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PERILAKU EKSTRA PERAN KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. CABANG LHOKSEUMAWE) Sapna Biby,Pipit Sartika ~ 66 ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RESTRIBUSI PARKIR (Studi pada Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kota Lhokseumawe) Saharuddin, SE., ME ~ 67 DEPOSITO INVESTASI MUDHARABAH DALAM DUAL BANKING SYSTEM DI INDONESIA Siti Maimunah ~ 68 OPTIMALISASI PERANAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI POTONG MENUJU PEMBANGUNAN SWASEMBADA DAGING SAPI 2014 DI PROPINSI ACEH Sitti Zubaidah, S.Pt, S.Ag ~ 69
Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013 Fakultas Ekononi Unimal PENGARUH PROFESIONALITAS, KETAATAN PADA KODE ETIK, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENENTUAN TINGKAT MATERIALITAS THE INFLUENCE OF AUDITOR PROFESSIONALISM, ADHERENCE TO A CODE OF ETHICS AND EXPERIENCE OF THE AUDITOR'S ON CONSIDERATION OF MATERIALITY LEVELS Robinson Universitas Bengkulu (
[email protected]) ABSTRACT The purpose of this research is the first, provide empirical evidence o f the influence of professionalism auditor against consideration the level of materiality, adherence to a code of ethics to the level of materiality considerations, the level of experience of the auditor's consideration of materiality, and provide empirical evidence of the influence of auditor professionalism, adherence to a code of ethics, and experience of the auditor on consideration of materiality levels. The results showed that: 1) Professionalism Auditor (X1) had no significant effect on the Consideration of Materiality level, which is indicated by a significance value of 0.154; 2) Adherence to the Code of Ethics (X2) has a significant influence on consideration Materiality level, which indicated by a significance value of 0.008; 3) experience Auditor (X3) have no significant influence on consideration Materiality level, indicated by a significance value of 0.819, and 4) Auditor professionalism, adherence to the Code of Ethics and Auditor experience together has influence consideration of Materiality significant level, which is indicated by the significant value of 0.000. Keywords: Professionalism, Code of Ethics, Experience, Materiality Levels
65
Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013 Fakultas Ekononi Unimal DAFTAR PESERTA PANEL PRESENTASI MAKALAH PARALEL SESI I Bidang Chair/ Moderator Ruang No.
Kode
1.
E1
2.
E1
3. 4.
E1 E1
5.
E1
: Ekonomi : Ibrahim Qamarius, S,E., M.S.M : Judul Revitalisasi Program Percepatan Pembangunan Ekonomi Aceh Utara Berbasis Komoditi Unggulan Ekonomi Politik Media Dan Konvergensi Media Di Indonesia (Menuju Publik Yang Kritis) Pola Sebaran Kemiskinan di Kabupaten Lebak Analisis Kemiskinan Aceh Desentralisasi Pengelolaan Sektor Pertanian dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Aceh
PARALEL SESI II Bidang Chair/ Moderator Ruang No.
Kode
6.
E2
7.
E2
8
E2
9.
E2
10.
E2
No.
Kode
11.
E3
12.
E3
13.
E3
14.
E3
15.
E3
Ramli Kamaluddin Hasan Arief Rahman Susila Fakhruddin Asnawi
: EKONOMI : : Judul Mungkinkah Dinar dan Dirham Beredar Kembali di Aceh Analisis Capaian Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Pegawai Pemerintah Kota Lhokseumawe Deposito Investasi Mudharabah dalam Dual Banking System di Indonesia Input-Output Analysis of the Economy in the Province of Nanggroe Aceh Darussalam Waqaf Sebagai Salah Satu Sumber Modal Usaha
PARALEL SESI III Bidang Chair/ Moderator Ruang
Penulis Pertama
Penulis Pertama A. Hadi Arifin Nasir Siti Maimunah Yulbahri Mukhlis M.Nur
: Ekonomi : :
Judul Analisis Pengaruh Pembatasan Pemakaian BBM Solar terhadap Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Ujong Blang Kota Lhokseumawe Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan Kabupaten-Kota Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPMMP) terhadap Peningkatan Pemberdayaan Perempuan Analisis Kontribusi Sektor Agraris terhadap Peningkatan Pendapatan Regional di Kabupaten Aceh Utara Pengaruh Modal dan Jumlah Produk Terhadap Pendapatan pedagnag Tidak Terkonsentras di Kota Lhokseumawe
Penulis Pertama Ikramuddin Yurina Teuku Edyansyah Jariah Abubakar Azhar
80
Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013 Fakultas Ekononi Unimal PARALEL SESI 4 Bidang Chair/ Moderator Ruang No. 16.
Kode E4
17.
E4
18.
E4
Judul Indonesia Business Climate: Gaps To Be Filled Analisis Potensi Penerimaan Restribusi Parkir: Studi Pada Dinas Perhubungan, Pariwisata Dan Kebudayaan Pemerintah Kota Lhokseumawe Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal Kabupaten/Kota Di Provinsi Aceh
PARALEL SESI I Bidang Chair/ Moderator Ruang No.
Kode
19.
A1
20.
A1
21.
A1
22.
A1
23.
A1
PARALEL SESI II Bidang Chair/ Moderator Ruang No.
Kode
24.
A2
25.
A2
26.
A2
27.
A2
28.
A2
: Ekonomi : Ibrahim Qamarius, S,E., M.S.M : Penulis Pertama Cut Afrianandra Saharuddin Murtala
: Akuntansi : Husaini, S.E., MBA : Judul Analisis Ketercapaian Standar Pelayanan Minimal pada Beberapa Daerah Pemekaran di Provinsi Aceh Determinant Investasi Swasta di Indonesia Analisis Faktor Determinan terhadap Belanja Daerah dalam Era Otonomi dan Desentralisasi Fiskal Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Variabel Moderator Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik Kualitas Laba: Implikasi Dari Pengaruh Tenure terhadap Kualitas Audit
Penulis Pertama Nadirsyah Adrian Sutawijaya Fauziah Aida Fitri Faisal Rini Indriani
: Akuntansi : : Judul Pengaruh Pengendalian Intern, Audit Internal Dan Komitmen Organisasi Terhadap Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Serta Implikasinya Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Effect Of Government Accounting Standards, Management Knowledge About UAPPA-WTP and Availability of Quality Facilities and Infrastructure Financial Statements (Study On Local Government Of Bengkulu City) Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Perbankan di Indonesia Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kabupaten Aceh Utara Pengaruh Profesionalitas, Kepatuhan Terhadap Kode Etik Dan Pengalaman Auditor Terhadap Penentuan Tingkat Materialitas
Penulis Pertama Murhaban
Dioghoffar Evani
Iswadi
M. Haykal Robinson
81
Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013 Fakultas Ekononi Unimal PARALEL SESI III Bidang Chair/ Moderator Ruang No.
Kode
29.
A3
30.
A3
31.
A3
32.
A3
33.
A3
Judul Pengaruh Loan Deposit To Ratio dan Non Performing Loan terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri Analisis Kinerja Keuangan Bank Devisa Di Indonesia Pengaruh Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Size Perusahaan LQ 45 Terhadap Laba Perusahaan Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Pengaruh Pengalaman Audit, Orientasi Etika Dan Nilai Etika Organisasi Dengan Komitmen Profesional Sebagai Variabel Intervening Terhadap Pengambilan Keputusan Etis Internal Analisis Pengaruh Indeks Harga Saham Global terhadap Indeks Harga Saham Gabungan DI Bursa Efek Indonesia
PARALEL SESI I Bidang Chair/ Moderator Ruang No.
Kode
34.
M1
35.
M1
36.
M1
37.
M1
38.
M1
Kode
39
M2
40.
M2
41.
M2
42.
M2
43.
M2
Penulis Pertama Husaini Ristati Marzuki
Rini Dwiyani H Maya Febrianty Lautania
: Manajemen : Naufal Bachri, S.E., MBA : Judul Pengaruh Pelatihan terhadap Motivasi Dan Kinerja Staf Akademik Universitas Terbuka Pengaruh Kualitas Jasa dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu Prabayar GSM Simpati di Jakarta Analisis Pengaruh Kepercayaan Merek Mobil Toyota Avanza terhadap Loyalitas Pembelian Pelanggan: Studi Perilaku Konsumen Di Kota Lhokseumawe Analisis Risiko Perbankan Pada Bank Umum Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sebelum Dan Setelah Krisis Finansial Global 2008 Implementasi Kebijakan Pelayanan Parkir di Kota Lhokseumawe
PARALEL SESI II Bidang Chair/ Moderator Ruang No.
: Akuntansi : :
Penulis Pertama Devi Ayuni Andy Mulyana Adnan Riha Dedi Priantana Sutriani
: Manajemen : Likdanawati, SE, M.Si : Judul Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe Measuring the Factors that Improve the Performance of Small Businesses in Kota Lhokseumawe Pengaruh Knowledge Management terhadap Kinerja Karyawan Perbankan di Lhokseumawe Pengaruh Karakteristik Nasabah, Jaminan Nasabah, dan Modal Usaha Nasabah terhadap Efektifitas Penyaluran Kredit pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Lhokseumawe Pengaruh SBI, Inflasi dan PDRB Terhadap Tabungan Di Lhokseumawe
Penulis Pertama Edi Suhaimi Naufal Bachri Khairil Achyar Jummaini
Ghazali Syamni
82
Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013 Fakultas Ekononi Unimal PARALEL SESI III Bidang Chair/ Moderator Ruang No. 44.
Kode M3
45. 46. 47. 48.
M3 M3 M3 M3
: Manajemen : :
Judul Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Pelanggan Warung Kopi Canden di Kota Lhoksukon Analisis Marketing Appeals dan Source Of Message terhadap Penerimaan Publik pada Iklan Pembatasan Transaksi Tunai Pengaruh Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Perusahaan Sektor Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Semangat Kerja Karyawan Outsourcing Pt.Arun NGL Lhokseumawe Pengaruh Investasi dalam Human Capital terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
PARALEL SESI IV Bidang Chair/ Moderator Ruang No.
Kode
49.
M4
50.
M4
51.
M4
52.
M4
PARALEL SESI V Bidang Chair/ Moderator Ruang No.
Kode
53.
M5
54.
M5
55.
M5
56.
M5
Penulis Pertama Likdanawati
Ibrahim Q Nazir Khairawati Aiyub
: Manajemen : Naufal Bachri, S.E., MBA :
Judul Analisa Brand Equity Universitas Terbuka: Studi Kasus UPBJJUT BOGOR Bisnis Online untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha Mikro Kecil Menengah Analisis Kinerja Rantai Pasok Komoditi Kopi Gayo Pemanfaatan Sosial Media Facebook untuk Bisnis Online
Penulis Pertama Deni Surapto Sokiyono Rahmat Pramulya Wiwin Siswantini
: Manajemen : Husaini, S.E., MBA : Judul Corporate Governance, Enterprise Risk Management Dan Nilai Perusahaan: Bukti Empiris Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia Pegaruh Sarana Pendidikan Terhadap Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Daya Terpadu Almadinatuddiniah Syamsuddhuha Cot Murong Kabupaten Aceh Utara Persepsi Konsumen Dalam Menilai Pengaruh Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Teh Botol (Sosro) di Kota Lhokseumawe: Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unimal Pengaruh Karakteristik Individu dan Kepuasan Kerja Terhadap Perilaku Ekstra Peran Karyawan dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Lhokseumawe)
Penulis Pertama Husaini
Nurmala
Khairina
Sapna Biby
83
Proseding Seminar Nasional Ekonomi 2013 “Membangun Negeri dari Daerah” Lhokseumawe, 26-27 Nopember 2013 Fakultas Ekononi Unimal PARALEL SESI I Bidang Chair/ Moderator Ruang No.
Kode
57.
U1
58.
U1
58.
U1
59.
U1
60.
U1
PARALEL SESI II Bidang Chair/ Moderator Ruang No.
Kode
61.
U2
62.
U2
63.
U2
64.
U2
65.
U2
: UMKM dan Kajian Wanita : Nazir, S.E., M.Si : Judul Partisipasi Perempuan Dalam Merumuskan Kebijakan Publik Pasca Mou Helsinki Di Provinsi Aceh Efektifitas Program Simpan Pinjam Perempuan Dalam pengentasan kemiskinan (Suatu Penelitian Di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara) Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Penggilingan Kopi di Kabupaten Aceh Tengah Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas pada Kegiatan Sektor Usaha Mikro di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Analisis Perbedaan Antara Permintaan Beras Kualitas Medium Dan Super Oleh Rumah Tangga Di Kabupaten Bireuen
Penulis Pertama Rasyidin Sri Wahyuni, Diana Sapha A.H Fitri Amalia Mukhlis
: UMKM dan Kajian Wanita : : Judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Produksi Industry Kreatif Di Propinsi Aceh Model dan Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Aceh Pasca Konflik dan Tsunami Analisis Kelayakan Usaha Pangkas di Kota Banda Aceh Willingness To Pay Premi Perlindungan Kesehatan di Kota Banda Aceh Pemanfaat Secara Ekonomi Limbah Kayu Seumantok Sebagai Agregat Kasar Pada Campuran Beton
Penulis Pertama Suriani Wahyuddin A.Sakir & Zulkifli Ikhsan Sri Indah Setiyaningsih
84
PENGARUH PROFESIONALITAS, KETAATAN PADA KODE ETIK, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PENENTUAN TINGKAT MATERIALITAS THE INFLUENCE OF AUDITOR PROFESSIONALISM, ADHERENCE TO A CODE OF ETHICS AND EXPERIENCE OF THE AUDITOR'S ON CONSIDERATION OF MATERIALITY LEVELS Hendra Taroman Robinson Universitas Bengkulu (
[email protected])
ABSTRACT The purpose of this research is the first, provide empirical evidence o f the influence of professionalism auditor against consideration the level of materiality, adherence to a code of ethics to the level of materiality considerations, the level of experience of the auditor's consideration of materiality, and provide empirical evidence of the influence of auditor professionalism, adherence to a code of ethics, and experience of the auditor on consideration of materiality levels.
The results showed that: 1) Professionalism Auditor (X1) had no significant effect on the Consideration of Materiality level, which is indicated by a significance value of 0.154; 2) Adherence to the Code of Ethics (X2) has a significant influence on consideration Materiality level, which indicated by a significance value of 0.008; 3) experience Auditor (X3) have no significant influence on consideration Materiality level, indicated by a significance value of 0.819, and 4) Auditor professionalism, adherence to the Code of Ethics and Auditor experience together has influence consideration of Materiality significant level, which is indicated by the significant value of 0.000.
Keywords: Professionalism, Code of Ethics, Experience, Materiality Levels
1
PENDAHULUAN
Pemerintah Daerah (LKPD) hanya pada
Audit yang dilakukan pada sektor publik
tahap pemberian opini akuntan, artinya
berbeda dengan yang dilakukan pada
bahwa apakah laporan keuangan disusun
sektor swasta. Latar belakang institusional
sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan
dan
yang
(SAP) (PP No.71 Tahun 2010), bukan pada
membedakan audit sektor publik dengan
kinerja keuangan. Oleh sebab itu harus
sektor swasta, dimana audit sektor publik
hati-hati di dalam memaknai sebuah opini
mempunyai prosedur dan tanggung jawab
akuntan bukan opini kinerja keuangan,
yang berbeda serta peran yang lebih
kadang hal ini menjadi sebuah informasi
luas dibandingkan audit sektor swasta
yang ‘terdistorsi’ antara opini akuntan
(Jones. R,1996:205: Rubin, 1998: 129)
terbaik dengan opini kinerja keuangan
dalam Wilopo (2001:27). Hal ini dapat
terbaik.
hukum
yang
berbeda
diketahui bahwa auditor pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya
hanya
Masyarakat pada umumnya berpandangan
memeriksa dan menilai kewajaran laporan
opini wajar tanpa pengecualian (WTP)
keuangan sektor publik, tetapi juga menilai
menggambarkan
ketaatan
keuangan
aparatur
undang-undang
tidak
pemerintah terhadap
dan
peraturan
yang
kondisi
entitas
yang
tata
kelola
mendapatkan
bersifat ‘bebas korupsi’. Ketika suatu
berlaku. Disamping itu juga memeriksa
entitas
dan menilai sifat ekonomis, efisiensi dan
kemudian terjadi kasus korupsi di entitas
efektifitas
tersebut,
masyarakat
pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah.
pemberian
opini
WTP
Dengan demikian, bila kualitas audit sektor
Dikalangan
pejabat
pemerintah
publik rendah, maka akan mengakibatkan
berbeda-beda di dalam memandang opini
risiko
WTP yang diberikan BPK kepada entitas
dari
semua
tuntutan
pemerintah muncul
pekerjaan
terhadap
(Elder,
1997)
kecurangan,
dan
pejabat dan
terhadap
laporan
opini
WTP,
dan
meragukan
keuangan.
tersebut. pun
Banyak
kolusi
mempertanyakan kenapa suatu entitas
seperti yang terjadi di Indonesia sampai
tertentu mendapat opini WTP, pada hal
saat ini (Wilopo 2001:28). Pemeriksaan
kinerjanya buruk. Entitas di pemerintahan
Badan
Republik
yang menyatakan bahwa jika instansinya
terhadap
semua
mendapat opini WTP, maka bebas dari
Pemerintah
Pusat
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme
Keuangan
(KKN). Walau ada perbedaan persepsi
Pemeriksa
Indonesia
Keuangan
(BPK-RI)
Laporan
Keuangan
(LKPP)
maupun
korupsi,
akan
mendapat
Laporan
2
mengenai opini WTP, tetapi wajar saja
kepercayaan terhadap peraturan profesi
jika entitas yang diperiksa memasang
dan hubungan dengan rekan seprofesi.
target untuk meraih opini WTP dalam laporan keuangan. Opini WTP memang
Ketika manajemen atau subyek audit
bukanlah
menawarkan
segala-galanya
dalam
sebuah
menciptakan aparatur yang bersih. Namun
tekanan
opini
menghasilkan
WTP
merupakan
salah
satu
imbalan
kepada
atau
auditor
laporan
untuk
audit
yang
indikatornya. Laporan keuangan entitas
diinginkan oleh manajemen maka menjadi
bisa
dilema etika. Dilema etis dalam setting
dipertanggungjawabkan
sesuai
dengan SAP yang berpegangan pada
auditing
prinsip akuntabilitas dan transparansi
auditee tidak sepakat terhadap beberapa
(Warta BPK).
aspek fungsi dan tujuan pemeriksaan.
terjadi
ketika
auditor
Auditee dapat mempengaruhi Dalam Standar Pemeriksaan Keuangan
audit
Negara memuat persyaratan profesional
dengan
menekan
pemeriksa,
tindakan
yang
mutu
pelaksanaan
yang
dilakukan
dan
proses
auditor,
yaitu
auditor melakukan melanggar
standar
pemeriksaan, dan persyaratan laporan
pemeriksaan. Dalam hal ini auditor
pemeriksaan
dihadapkan
Pelaksanaan
yang
profesional.
pemeriksaan
yang
keputusan
pada yang
pilihan-pilihan
saling
bertentangan
didasarkan pada standar pemeriksaan
terkait dengan aktivitas pemeriksaannya.
akan
Merebaknya
meningkatkan
informasi
yang
kredibilitas
dilaporkan
atau
kurangnya independensi
diperoleh dari entitas
yang diperiksa
kepercayaan
melalui pengumpulan
dan
auditan
pungujian
“malpraktik
para
terhadap
dan
menyebabkan
pengguna
laporan
akuntan
menjadi
bukti secara obyektif. Profesionalisme
menurun.
juga menjadi
objektivitas terabaikan perdagangansyarat opini utama bagi pa
memiliki wawasan yang luas tentang
auditor menjadi hal yang “wajar” (Anni,
kompleksitas
2004).
Gambaran auditor
organisasi profesionalisme
menurut
Hall
(1968)
modern.
Ketika
bisnis”
independensi
dan
seorang dalam
Herawati dan Susanto, (2009) tercermin dalam lima hal yaitu : pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, 3
Untuk dapat mencapai mutu dan kualitas
hilangnya informasi penting (Haryono,
yang
2001 dalam Martiyani, 2010:20).
baik
tentunya
dipertimbangkan
salah
hal
yang
satunya
adalah
tingkat materialitas. Tingkat materialitas
Penelitian
yang ditetapkan oleh auditor mempunyai
masih banyaknya pemegang kepentingan
peranan
yang mempertanyakan hasil audit yang
terhadap
hasil
pemeriksaan.
ini dimotivasi
Penetapan materialitas membantu auditor
membuat
merencanakan pengumpulan bahan bukti
Pemeriksaan BPK. Dimana selama ini
yang cukup. Jika auditor menetapkan
banyak entitas Pemerintah mendapatkan
jumlah yang rendah, maka akan lebih
Opini Wajar Tanpa Pengecualian namun
banyak
masih banyak ditemukannya pelanggaran
bahan
bukti
yang
harus
Opini
pada
karena
Laporan
Hasil
terhadap peraturan perundang-undangan.
dikumpulkan. Pertimbangan auditor tentang materialitas
Banyak kasus korupsi terhadap entitas
adalah
yang mendapatkan Opini wajar tanpa
suatu
masalah
kebijakan
profesional dan dipengaruhi oleh persepsi
pengecualian tersebut.
auditor tentang kebutuhan yang beralasan
Berdasarkan pokok permasalahan
dari
telah
laporan
keuangan.
Tingkat
dirumuskan
dalam
materialitas suatu laporan keuangan tidak
masalah,
akan sama, tergantung pada ukuran
adalah memberikan bukti empiris:
yang
rumusan
maka tujuan dari penelitian
laporan keuangan tersebut. Selain itu tingkat materialitas tergantung pada dua
1) Pengaruh profesionalisme auditor
aspek yaitu aspek kondisional dan aspek
terhadap pertimbangan tingkat
situasional.
materialitas.
laporan
Materialitas keuangan
pada
tingkat
adalah besarnya
2) Pengaruh ketaatan terhadap kode etik
keseluruhan salah saji minimum dalam
terhadap pertimbangan tingkat
suatu laporan keuangan yang cukup
materialitas.
penting
sehingga
membuat
laporan
keuangan menjadi tidak disajikan secara
3) Pengaruh pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
prinsip-prinsip
4) Pengaruh profesionalisme auditor,
akuntansi yang berlaku umum. Dalam
ketaatan terhadap kode etik, dan
konteks ini, salah saji bisa diakibatkan
pengalaman auditor secara simultan
oleh penerapan akuntansi secara keliru,
terhadap pertimbangan tingkat
tidak sesuai dengan fakta atau karena
materialitas.
wajar
sesuai
dengan
4
RERANGKA TEORITIS DAN
material bagi laporan keuangan suatu
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
entitas mungkin tidak material bagi
Materialitas
laporan keuangan entitas lain dengan ukuran dan sifat yang berbeda. Begitu
Materialitas adalah besarnya nilai
juga, jumlah yang material bagi laporan
saji
keuangan entitas tertentu kemungkinan
informasi akuntansi, dilihat dari keadaan
berubah dari satu periode ke periode yang
yang melingkupinya, yang mungkin dapat
lain.
yang
dihilangkan
mengakibatkan terhadap
atau
salah
perubahan
pertimbangan
pengaruh
orang
Pertimbangan pemeriksa tentang
yang
meletakkan kepercayaan atas informasi
materialitas
tersebut karena adanya penghilangan atau
yang
salah saji tersebut (Sukrisno 1996 dalam
dipengaruhi oleh persepsi yang wajar
Yanuar 2008:18). Materialitas
tentang keandalan dan kepercayaan atas
adalah
merupakan
bersifat
pertimbangan
professional
besarnya informasi akuntansi yang apa
laporan
bila terjadi penghilangan atau salah saji,
Materialitas
dilihat dari keadaan yang melingkupinya,
subjektivitas
mungkin
pandang, waktu, dan kondisi pihak yang
dapat
mengubah
atau
keuangan
yang
dan
diperiksa.
mengandung tergantung
unsur
pada
mempengaruhi pertimbangan orang yang
berkepentingan.
meletakkan kepercayaan atas informasi
subjektivitas yang sama dari banyak pihak
tersebut. Definisi materialitas tersebut
dapat mengarah pada suatu objektivitas.
mengakui
pertimbangan
dilakukan
dengan
Namun,
sudut
penilaian
materialitas
memperhitungkan
Konsep
materialitas
dapat
keadaan yang melingkupi dan perlu
dikelompokkan menjadi
melibatkan baik pertimbangan kuantitatif
BPK No.05/k/I- XIII.2/5/2008):
maupun
kualitatif.
Keadaan
(keputusan
yang
melingkupi yang harus dipertimbangkan
a)
Materialitas kuantitatif; materialitas
pemeriksa dalam menetapkan materialitas
yang
di antaranya adalah sifat dan jumlah pos
kuantitatif tertentu seperti nilai
dalam laporan keuangan yang diperiksa.
uang,
Sebagai
maupun jumlah unit.
contoh, suatu
jumlah
yang
menggunakan
jumlah
waktu,
ukuran
frekuensi
5
b)
Materialitas kualitatif; materialitas yang
menggunakan
Profesionalisme Auditor
ukuran
Dalam
penelitian
ini
konsep
kualitatif yang lebih ditentukan
profesionalisme yang digunakan adalah
pada pertimbangan
professional.
konsep untuk mengukur bagaimana para
Pertimbangan professional tersebut
profesional memandang profesi mereka
didasarkan
yang tercermin dalam sikap dan perilaku
pada cara pandang,
pengetahuan,
dan
pengalaman
pada situasi dan kondisi tertentu.
mereka. Dengan anggapan bahwa sikap dan perilaku mempunyai hubungan timbal balik.
Dalam
menentukan
materialitas,
Perilaku
merupakan
profesionalisme
cermin
dari
sikap
demikian
pula
tidak terdapat kriteria yang baku, tetapi
profesionalisme,
ada faktor yang harus dipertimbangkan
sebaliknya sikap profesional tercermin
pemeriksa
dalam
dari perilaku yang profesional.
materialitas,
yaitu
menentukan (keputusan
BPK
No.05/k/I-XIII.2/5/2008):
Hall
(Syahrir
2002
:
7)
mengembangkan konsep profesionalisme a)
Tingkat kepentingan para pihak terkait
terhadap
diperiksa, laporan
misalnya keuangan
pengguna
objek
yang
pada
objek
dari level individual yang digunakan untuk profesionalisme eksternal auditor, meliputi lima dimensi:
pemerintah,
laporan
keuangan
a) Pengabdian
pada
profesi
memiliki kepentingan yang tinggi
(dedication), yang tercermin dalam
terhadap
masalah
dedikasi
ketaatan
pada
legalitas ketentuan
dan yang
profesional
penggunaan
melalui
pengetahuan
dan
kecakapan yang dimiliki. Sikap ini
berlaku. b) Batasan materialitas untuk penugasan pemeriksaan,
misalnya
adalah ekspresi dari penyerahandiri
batasan
secara
total
Pekerjaan
terhadap
pekerjaan.
didefinisikan
sebagai
materialitas
pemeriksaan
laporan
keuangan
pemerintah
pusat
tujuan hidup dan bukan sekadar
cenderung konservatif karena sektor
sebagai alat untuk mencapai tujuan.
publik
Penyerahan
lebih
mementingkan
diri
secara
total
pengujian terhadap legalitas, ketaatan
merupakan komitmen pribadi, dan
terhadap ketentuan yang berlaku.
sebagai kompensasi
utama
yang 6
diharapkan rohaniah
adalah dan
kepuasan
Dalam Standar Pemeriksaan Keuangan
kemudian kepuasan
Negara sesuai Peraturan BPK-RI No.1
material. b)
Tahun 2007 pada
Kewajiban
sosial
obligation),
yaitu
d)
e)
standar
(Social
umum pertama menyatakan Pemeriksa
pandangan
secara kolektif harus memiliki kecakapan
tentang pentingnya peran profesi
profesional
serta
manfaat
diperoleh
melaksanakan tugas pemeriksaan. Dengan
baik
oleh
ataupun
pernyataan Standar ini semua organisasi
oleh
profesional
yang
masyarakat karena
adanya
pekerjaan tersebut. c)
pernyataan
pemeriksa
yang
memadai
bertanggung
untuk
jawab
untuk
memastikan bahwa setiap pemeriksaan
Kemandirian
(autonomy
dilaksanakan oleh pemeriksa yang secara
demands), yaitu suatu pandangan
kolektif memiliki pengetahuan, keahlian,
bahwa
dan pengalaman yang dibutuhkan untuk
seorang profesional harus
mampu membuat keputusan sendiri
melaksanakan
tanpa tekanan dari pihak yang lain.
umum kedua menyatakan dalam semua hal
Keyakinan
terhadap
peraturan
yang
tugas
berkaitan
tersebut.
Standar
dengan
pekerjaan
profesi (belief in self-regulation),
pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan
yaitu suatu keyakinan bahwa yang
pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental
berwenang untuk menilai pekerjaan
dan penampilan dari gangguan pribadi,
profesional
ekstern,
adalah rekan sesama
dan
organisasi
yang
dapat
profesi, dan bukan pihak luar yang
mempengaruhi independensinya. Standar
tidak mempunyai kompetensi dalam
umum
bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
pelaksanaan
Hubungan dengan sesama profesi
penyusunan
laporan hasil pemeriksaan,
(professional
pemeriksa
wajib
affiliation), ikatan
community berarti menggunakan
profesi
termasuk
sebagai
organisasi
acuan,
formal
dan
ketiga
menyatakan pemeriksaan
kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Standar umum keempat menyatakan
bahwa
setiap
pemeriksa
yang
sebagai sumber ide utama pekerjaan.
pemeriksaan
berdasarkan
Melalui
Pemeriksaan
ini
para
serta
menggunakan
kelompok-kelompok kolega informal
ikatan profesi
dalam
harus
organisasi
melaksanakan
memiliki
Standar sistem
profesional membangun kesadaran
pengendalian mutu yang memadai, dan
profesinya.
sistem pengendalian mutu tersebut harus 7
direviu oleh pihak lain yang kompeten
martabat,
kehormatan,
(pengendalian mutu ekstern)
kredibilitas BPK.
citra
dan
b) Pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa Kode Etik
untuk
Etika secara umum didefinisikan sebagai
menjalankan tugas dan wewenangnya,
nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan
pemeriksa wajib: bersikap netral dan tidak
tingkah laku yang diterima dan digunakan
memihak. Menghindari terjadinya benturan
oleh suatu golongan tertentu atau individu
kepentingan
(Sukamto 1991 dalam Suraida 2005: 118).
kewajiban
Definisi etika secara umum adalah “a set
Menghindari hal-hal
of moral principles or value. Prinsip-
mempengaruhi
prinsip etika tersebut (yang dikutip dari
Mempertimbangkan informasi, pandangan
The
dan tanggapan dari pihak yang diperiksa
Yosephine
Institute
for
teh
menjamin
independensi
dalam
dalam
melaksanakan
profesionalnya. yang
dapat
independensi.
Advancement of Ethics) adalah honesty,
dalam
integrity,
pemeriksaan. Bersikap tenang dan mampu
promise
keeping,
loyalty,
menyusun
fairness, caring for others, responsible
mengendalikan
citizenship,
menyatakan
pursuit
of
excellent
and
accountability (Arrens & Loebecke 2003).
opini
atau
diri.
bahwa
untuk
laporan
Ayat
(2)
menjamin
independensi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, pemeriksa dilarang:
Etika pemeriksa pada BPK RI
merangkap
jabatan
dalam
lingkungan
mengacu pada Peraturan BPK RI No.2
lembaga negara yang lain, badan-badan
Tahun 2007 tentang Kode Etik Badan
lain yang mengelola keuangan negara, dan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
perusahaan swasta nasional atau asing. Menunjukkan sikap dan perilaku yang
a) Dimana pasal 2 menyatakan bahwa
dapat menyebabkan orang lain meragukan
setiap Anggota BPK dan Pemeriksa
independensinya. Tunduk pada intimidasi
wajib: mematuhi peraturan perundang-
atau tekanan orang lain. Membocorkan
undangan dan peraturan kedinasan
informasi yang diperolehnya dari auditee.
yang
Mengutamakan
Dipengaruhi oleh prasangka, interpretasi
kepentingan negara atas kepentingan
atau kepentingan tertentu, baik kepentingan
pribadi atau golongan. Menjunjung
pribadi pemeriksa sendiri maupun pihak-
tinggi independensi, integritas dan
pihak lainnya yang berkepentingandengan
berlaku.
profesionalitas.
Menjunjung
tinggi 8
hasil pemeriksaan.
mengemukakannya
c) Pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa untuk
menjamin
integritas
dalam
yang
kepada
berwenang.
pemanfaatan
Menghindari
rahasia
negara
yang
kedudukan
atau
menjalankan tugas dan wewenangnya,
diketahui
pemeriksa wajib: bersikap tegas dalam
jabatannya untuk kepentingan pribadi,
menerapkan
golongan, atau pihak lain. Menghidari
keputusan.
prinsip,
nilai,
Bersikap
dan
tegas
untuk
karena
pejabat
perbuatan
di
luar
tugas
dan
mengemukakan dan/ atau melakukan
wewenangnya.
hal-hal yang menurut pertimbangan
komitmen tinggi
dan keyakinannya perlu dilakukan.
sesuai
dengan
standar
Bersikap
pemeriksa
keuangan
negara.
jujur
dan
terus
tanpa harus mengorbankan pihak
yang diperiksa.
terang rahasia
untuk
bekerja
Memutakhirkan, mengembangkan, dan
(2)
meningkatkan
menjamin
profesionalnya
integritas dalam menjalankan tugas
melaksanakan
dan
pemeriksa
Menghormati dan mempercayai serta
dilarang: menerima pemberian dalam
saling membantu diantara pemeriksa
bentuk apapun baik langsung maupun
sehingga dapat bekerjasama dengan
tidak langsung yang diduga atau patut
baik dalam pelaksanaan tugas. Saling
diduga
berkomunikasi
menyatakan
Ayat
Mempunyai
untuk
wewenangnya,
dapat
mempengaruhi
kemampuan dalam tugas
permasalahan
yang
Menyalahgunakan
menjalankan
tugas
wewenangnya
pemeriksaan.
dan
pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
rangka
mendiskusikan timbul
dalam
pemeriksaan.
sebagai pemeriksa guna memperkaya
Menggunakan sumber daya publik
atau menguntungkan diri sendiri atau
secara
pihak lain.
ekonomis.
d) Pasal 8 ayat (1) menyatakan bahwa untuk
menjunjung
profesionalisme
dalam menjalankan wewenangnya, menerapkan
tugas
pemeriksa
dan wajib:
prinsip kehati-hatian,
efisien, Ayat
untuk menjunjung
efektif (2)
menyatakan
profesionalisme
dalam menjalankan tugas wewenangnya, menerima
pemeriksa
tugas
merupakan
dan
yang
dan dilarang: bukan
kompetensinya.
ketelitian dan kecermatan. Menyimpan
Mengungkapkan
rahasia negara atau rahasia jabatan
terdapat dalam proses pemeriksaan
pihak
kepad pihak- pihak lain, baik lisan
yang diperiksa
dan
hanya
informasi
yang
9
maupun
tertulis,
kepentingan
kecuali
peraturan
undangan
untuk
formal atau bisa diartikan sebagai suatu
perundang-
proses yang membawa seseorang kepada
berlaku.
suatu pola tingkah laku yang lebih
yang
Mengungkapkan
laporan
hasil
tinggi.
pemeriksaan
substansi
hasil
mencakup perubahan yang relatif dari
pemeriksaan kepada media massa
perilaku yang diakibatkan pengalaman,
kecuali atas ijin atau perintah ketua
pemahaman dan praktik (Knoers dan
atau wakil ketua atau Anggota BPK.
Haditono 1999 dalam Asih 2006: 12).
atau
Suatu
pembelajaran
juga
Mendiskusikan pekerjaannya dengan auditee diluar kantor BPK atau kantor auditee.
Pengalaman
merupakan
atribut
yang penting bagi auditor, terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat auditor
Pengalaman Auditor Pengalaman pengalaman
auditor
dalam
adalah
melakukan
yang sudah
biasanya
lebih
auditor,
berpengalaman
dapat
mengingat
audit
kesalahan atau kekeliruan yang tidak
laporan keuangan baik dari segi lamanya
lazim/wajar dan lebih selektif terhadap
waktu, banyaknya penugasan maupun
informasi- inforamsi yang
jenis-jenis pemeriksaan
yang pernah
dibandingkandengan auditor yang kurang
ditangani. Alasan yang paling umum
berpengalaman (Meidawati 2001 dalam
dalam
Asih 2006: 13).
mendiagnosis
suatu
masalah
relevan
adalah ketidak mampuan menghasilkan dugaan
yang
tepat.
Libby
dalam
dan
Purnamasari (2005: 15), memberikan
(Suraida
kesimpulan bahwa seorang pegawai yang
Frederick
(1990)
2005:119)
menemukan
bahwa makin
memiliki pengalaman kerja yang tinggi
banyak
pengalaman
auditor makin
akan
dapat menghasilkan berbagai
macam
dugaan dalam menjelaskan temuan audit.
memiliki
beberapa hal kesalahan
keunggulan
dalam
diantaranya mendeteksi
dari
penyebab
munculnya
kesalahan. Berbagai macam pengalaman Definisi lain menyebutkan bahwa pengalaman pembelajaran
merupakan dan
yang
dimiliki
individu
akan
proses
menpengaruhi pelaksanaan suatu tugas.
pertambahan
Seseorang yang berpengalaman memiliki
suatu
perkembangan potensi bertingkah laku
cara
berpikir
yang
lebih
terperinci,
baik dari pendidikan formal maupun non
lengkap dan sophisicated dibandingkan 10
seseorang yang belum berpengalaman
materialitas dalam pemeriksaan laporan
(Taylor dan Tood 1995 dalam Asih,
keuangan
2006:13)
Herawaty dan Susanto (2008) meneliti tentang
Sebagai
seorang
akuntan
yang
pemerintah.
profesionalisme,
akuntan
publik
profesional, harus menjalani pelatihan
kekeliruan,
yang cukup. Pelatihan disini dapat berupa
pertimbangan
kegiatan
Penelitian
–kegiatan
simposium,
seperti
lokakarya,
seminar,
dan
kegiatan
penunjang keterampilan yang lain. Selain kegiatan-kegiatan
tersebut,
pengarahanyang diberikan oleh auditor senior kepada auditor yunior juga bisa
dalam
etika
Penelitian
pengetahuan mendeteksi
profesi
tingkat
terhadap materialitas.
Perumusan Hipotesis a. Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas. H1 : Profesionalisme Auditor memiliki
dianggap
sebagai
salah satu bentuk
pengaruh terhadap pertimbangan
pelatihan
karena
kegiatan
tingkat materialitas.
meningkatkan
kerja
ini
auditor.
dapat melalui
program pelatihan dan praktik-praktik audit yang dilakukan para auditor juga mengalami proses sosialisasi agar dapat
menyesuaikan
diri
dengan
b. Pengaruh ketaatan terhadap Kode Etik
terhadap
Pertimbangan
Tingkat Materialitas H2 : ketaatan terhadap kode etik memiliki pengaruh terhadap
perubahan situasi yang akan ia temui,
Pertimbangan Tingkat
struktur
Materialitas.
pengetahuan
berhubungan
dengan
auditor
yang
pendeteksian
c. Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap
kekeliruan mungkin akan berkembang
Pertimbangan Tingkat Materialitas
dengan adanya program pelatihan auditor
H3: Pengalaman Auditor memiliki
ataupun
dengan
bertambahnya
pengalaman auditor.
pengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. d. Pengaruh Profesionalisme Auditor,
Penelitian Terdahulu
Ketaatan terhadap Kode etik,
Penelitian oleh Syafina (2009) meneliti
Pengalaman Auditor terhadap
tentang Pengaruh Profesionalisme dan
Pertimbangan Tingkat Materialitas.
Pengalaman Auditor BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara terhadap tingkat
H4 :Profesionalisme Auditor, Ketaatan 11
Kode
Etik,
dan
Pengalaman
Auditor secara simultan
memiliki
dalam
penelitian ini
adalah seluruh
auditor pemerintah yang bekerja pada
pengaruh
terhadap
BPK-RI Perwakilan Provinsi Bengkulu
Pertimbangan
Tingkat Materialitas.
yang bertugas antara Januari sampai dengan Maret 2013.
Metode Riset
Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal
primer yang menggambarkan keadaan
komparatif,
sebenarnya
yaitu
penelitian
yang
dari
obyek
penelitian.
bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
Kegiatan
adanya hubungan sebab akibat dengan
mempelajari secara langsung tentang
cara tertentu berdasar atas pengamatan
BPK RI. Data primer berupa kuesioner,
terhadap akibat yang ada, kemudian
yang
mencari
responden.
kembali
menjadi
faktor yang diduga
penyebabnya,
diantara
diberikan
dilakukan
dengan
langsung
kepada
melalui
pengumpulan data dengan melakukan perbandingan
ini
data
yang
Definisi dan Pengukuran Variabel Materialitas
terkumpul/diteliti (Sumarni dan Wahyuni
Variabel dependen dalam penelitian ini
2006:53)
Pertimbangan
Populasi dan Sampel
yaitu pertimbangan auditor atas besarnya
Menurut Sugiyono (2002:72) populasi
penghilangan atau salah saji informasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri
akuntansi
atas obyek atau subyek yang mempunyai
pertimbangan pihak yang meletakkan
kualitas dan karakteristik tertentu yang
kepercayaan terhadap informasi tersebut
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
yang dilihat berdasarkan pengetahuan
kemudian
kesimpulannya.
tentang tingkat materialitas, seberapa
Populasi dalam penelitian ini adalah
penting tingkat materialitas, resiko audit,
auditor
Badan
tingkat materialitas antar pemerintah dan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
urutan tingkat materialitas dalam rencana
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
audit.
ditarik
yang
bekerja
pada
yang
Tingkat Materialitas,
dapat
mempengaruhi
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2002:73) . Sampel 12
penelitian
Profesionalisme Auditor Profesionalisme auditor merupakan sikap
dan
perilaku
menjalankan
auditor
profesinya
dalam dengan
Putri
(2011)
dan
pengalaman auditor dengan indikator yang mengacu pada instrumen penelitian Khairiah (2009).
kesungguhan dan tanggung jawab agar mencapai kinerja tugas sebagaimana yang
Variabel
diatur oleh organisasi profesi, meliputi
materialitas, profesionalisme auditor,
pengabdian
kewajiban
dan ketaatan terhadap kode etik diukur
sosial, kemandirian, keyakinan profesi
dengan skala ordinal menggunakan
dan hubungan dengan rekan seprofesi.
modifikasi skala likert, yaitu Sangat
pada
profesi,
pertimbangan
tingkat
Setuju (SS) di beri skor 5, Setuju (S) di beri skor 4, Netral (N) di beri skor 3,
Ketaatan terhdap Kode Etik Kode Etik adalah nilai-nilai tingkah
Tidak Setuju (TS) di beri skor 2 dan
laku atau aturan-aturan tingkah laku yang
Sangat Tidak Setuju (STS) di beri skor
diterima dan digunakan oleh organisasi
1. Variabel pengalaman auditor diukur
BPK
dengan skala interval.
RI
yang
meliputi
Integritas,
independensi, dan profesional. Analisis dan Pembahasan Statistik Deskriptif
Pengalaman Auditor Pengalaman pengalaman
dalam
Auditor
adalah
melakukan
audit
Gambaran
seperti
waktu, banyaknya penugasan maupun
Ketaatan
jenis-jenis pemeriksaan
pengalaman
ditangani.
tabel
profesionalisme terhadap
kode
auditor, etika,
dan
auditor maka digunakan
statistik
menunjukkan Pengukuran Variabel Penelitian
variabel-
variabel penelitian dalam penelitian ini
laporan keuangan baik dari segi lamanya
yang pernah
mengenai
angka
deskriptif
yang
kisaran
teoritis,
kisaran sesungguhnya, median, rata-rata
Pertimbangan tingkat materialitas
(mean) dan
standar
deviasi
jawaban
dan profesionalisme auditor dengan
responden pada masing-masing variabel
indikator
terlihat
yang
mengacu
pada
memberikan
informasi
yang
instrumen penelitian Novanda (2012).
menunjukkan bahwa seluruh variabel
Sedangkan kode etik dengan indikator
penelitian
yang
profesionalisme, ketaatan terhadap kode
mengacu
pada
instrumen
ini,
yaitu
materialitas, 13
etik dan pengalaman cenderung masuk
Uji Validitas
kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai
rata-rata aktual seluruh
Uji
validitas
yang
digunakan
variabel yang lebih tinggi daripada nilai
adalah dengan menghitung korelasi antara
rata-rata teoritis tiap variabel. Berarti
skor masing- masing butir pertanyaan
sebagian besar responden memberikan
dengan total skor setiap konstruknya
jawaban pada setiap item pertanyaan
(Ghozali,
dengan skala besar. (Tabel 4.1, Lampiran
menggunakan
I)
correlation. Apabila korelasi antara skor
2005).
Pengujian metode
ini
pearson
masing-masing butir pertanyaan dengan skor tiap konstruknya signifikansi pada
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini menggunakan konsistensi
interkorelasi
teknik
dikatakan valid (Ghozali 2005). Dari hasil
Pengukuran
uji validitas data pada tabel 4.6 terlihat
koefisiensi alpha (α) ini dapat digunakan
bahwa untuk nilai signifikansi semua
untuk
multipoint-scaled
variabel berada < 0.01, oleh karena itu
items. Apabila nilai cronbach alpha dari
semua item pertanyaan yang terdapat
hasil pengujian > 0.60 maka dapat
dalam penelitian ini bersifat valid.
Cronbach’s
Alpha
menganalisis
yaitu
level 0.01 maka pertanyaan tersebut
(α).
dikatakan bahwa konstruk atau variabel adalah reliabel (Nunnaly, 1969 dalam
Uji Normalitas
Ghozali, 2005).
Uji normalitas akan terpenuhi bahwa
untuk
variabel
apabila
sampel
yang
digunakan
Profesionalisme memiliki nilai cronbach
berjumlah lebih dari atau sama dengan
alpha sebesar 0,877, hal ini berarti untuk
30.
variabel profesionalisme datanya reliabel
distribusi data dapat dilakukan dengan
karena 0,877 > 0,60. Untuk variabel
menggunakan analisis statistik, yakni
lainnya seperti materialitas, Ketaatan
dengan kolmogorov-smirnov test. Jika
terhadap kode etik dan pengalaman
nilai signifikansi dari pengujian one
juga datanya bersifat reliabel karena nilai
sample kolmogorov-smirnov test > 0.05
dari cronbach alpha lebih besar dari 0,60.
maka data mempunyai distribusi normal
Untuk
mengetahui
normalitas
(Ghozali 2005). Dari hasil uji normalitas terlihat bahwa nilai dari asymp sig lebih besar dari 0.05, sehingga data dalam 14
penelitian ini berdistribusi secara normal.
mengetahui apakah dalam model regresi mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan antara variabel
Uji Multikolinieritas Indikasi
ada
tidaknya
bebas dengan variabel terikatnya. Antara profesionalisme
auditor
dengan
melihat nilai tolerance dan variance
pertimbangan
tingkat
materialitas
inflantion factor (VIF). Apabila nilai
mempunyai nilai signifikan sebesar 0,000
tolerance < 0.10 dan nilai VIF > 10, maka
lebih kecil dari tingkat kepercayaan
terjadi multikorinearitas antara variabel
sebesar 5%, sehingga dapat disimpulkan
independennya.
terdapat hubungan yang linier, antara
multikorinearitas
multikorinearitas
dilakukan
dengan
Sebaliknya, tidak
akan
terjadi
ketaatan
terhadap
kode etik dengan
apabila nilai tolerance > 0.10 dan niali
pertimbangan
VIF < 10 (Ghozali 2005). bahwa untuk
mempunyai
variabel profesionalisme memiliki nilai
0,000 lebih kecil dari tingkat kepercayaan
tolerance sebesar 0,569 dimana nilai
sebesar 5%, sehingga dapat disimpulkan
tolerance ini lebih dari 0.10 dan nilai VIF
terdapat hubungan yang linier, hubungan
nya sebesar 1,756 < 10, sehingga untuk
antara
variabel profesionalisme terbebas dari
pertimbangan
masalah multikolinearitas. Untuk variabel
mempunyai nilai signifikan sebesar 0,129
ketaatan terhadap kode etik memiliki nilai
lebih besar dari tingkat kepercayaan
tolerance sebesar 0,573 > 0.10 dan
sebesar 5%, sehingga dapat disimpulkan
nilai VIF sebesar 1,573 < 10, sehingga
tidak terdapat hubungan yang linier.
untuk
tingkat nilai
materialitas
signifikan
pengalaman
sebesar
auditor
tingkat
dengan
materialitas
Pengujian Hipotesis Berdasarkan
variabel ketaatan terhadap kode etik juga
hasil
uji
hipotesis
terbebas dari masalah multikolinearitas.
sederhana hanya satu
Variabel pengalaman yang memiliki nilai
mempengaruhi
tolerance sebesar 0,864 > 0.10 dan nilai
materialitas dari tiga variabel yang diteliti,
VIF sebesar 1,157 <
namun secara simultan ketiga variabel
10, sehingga untuk variabel
tersebut
kode etik juga terbebas dari
tingkat materialitas. (Tabel 4.2, Lampiran
masalah multikolinearitas
I)
pertimbangan
mempengaruhi
yang tingkat
pertimbangan
Pembahasan
Uji Linieritas Uji
variabel
linieritas
bertujuan
untuk
Hasil penelitian ini menunjukkan 15
tidak
ada
antara
pengaruh
yang signifikan
setuju.
profesionalisme auditor dengan
pertimbangan dengan tingkat materialitas.
Berdasarkan jawaban responden
Hal ini disebabkan karena entitas LKPD
terhadap
merupakan
dengan
terhadap kode etik menunjukkan sebagian
ketentuan pengelolaan yang sama untuk
besar responden menjawab setuju (58%)
semua entitas maka BPK RI menetapkan
dan sangat setuju (25,4%),
nilai risiko pemeriksaan yang dapat
menunjukkan
diterima (Accepteble Audit Risk) yang
responden setuju untuk menerapkan
sama untuk semua entitas LKPD yaitu
ketaatan
sebesar 5%. Namum demikian, pemeriksa
melakukan audit. Hal ini juga ditunjukan
dapat
memberikan pertimbangan lain
oleh jawaban responden untuk pernyataan
untuk menurunkan besaran AAR dengan
independensi item ke 2 dimana sebanyak
pertimbangan faktor-faktor antara lain :
32 dari 43 responden menjawab setuju,
kondisi
dan
dan pada pernyataan integritas item ke 6
anggaran yang tidak di kelola, jumlah
dimana sebanyak 33 dari 43 responden
satuan kerja (Satker), hasil pemeriksaan
menjawab setuju.
sektor
publik
geografis,
nilai
aset
pernyataan
tentang ketaatan
bahwa
terhadap
hal
sebagian
kode
etik
ini besar
dalam
sebelumnya, integritas manajemen dan sistem
informasi
yang
Berdasarkan
jawaban
responden
digunakan.(panduan pemeriksaan LKPD
terhadap pernyataan tentang pengalaman
edisi tahun 2013).
auditor sebanyak 21 dari 43 responden
Berdasarkan terhadap auditor
jawaban
pernyataan secara
responden
mengarah pada jawaban 3 yaitu masa
profesionalisme
kerja 3 s,d 5 tahun, menjadi ketua tim
umum
responden
jawaban responden sebanyak 29 dari 43
menjawab setuju (61,4%) dan sangat
responden
setuju (23,1%), namum masih terdapat
yaitu belum pernah menjadi ketua tim,
banyak jawaban responden yang netral
menjadi
(N) pada keyakinan terhadap profesi pada
responden sebanyak 34 dari 43 responden
item 11 dimana jawaban responden
mengarah pada jawaban 1 yaitu belum
menunjukkan 24 responden menjawab
pernah menjadi ketua sub tim, jumlah unit
netral dari 43 responden. Namun pada
kerja yang diaudit dalam LKPD jawaban
pernyataan kewajiban sosial item ke 6
responden sebanyak 40 dari 43 responden
sebanyak 32 dari 43 responden menjawab
mengarah pada jawaban 5 yaitu lebih dari
mengarah pada jawaban 1
ketua
sub
tim
jawaban
16
4 SKPD. Dengan demikian pengalaman
maka
akan
auditor BPK RI Perwakilan Bengkulu
menyamakan
masih sangat sedikit dalam hal melakukan
auditor, ketaatan terhadap kode etik dan
audit.
pengalaman auditor secara bersama- sama mempunyai Berdasarkan
simultan,
uji
regresi
pertimbangan
materialitas
suatu
secara
terhadap
kebijakan
persepsi.
pengaruh
untuk
Profesionalisme
yang
signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
tingkat
laporan
keuangan
Implikasi Hasil Penelitian Penenlitian ini bermanfaat bagi
dipengaruhi oleh profesionalisme auditor, ketaatan
dibuat
kode
etik
dan
pengambil
kebijakan bahan
pada
BPK
pertimbangan
RI
pengalaman auditor. namun, pengaruh
sebagai
untuk
tersebut hanya sebesar 39,4% sedangkan
menentukan pola mutasi yang tepat agar
sisanya sebesar 60,6% dipengaruhi oleh
pemerataan auditor yang berpengalaman
faktor lain di luar penelitian ini. (Tabel
pada setiap kantor perwakilan sehingga
4.3, Lampiran I)
dapat menghasilkan kualitas laporan hasil pemeriksaan yang sama pada setiap kantor perwakilan.
PENUTUP Saran Bagi auditor, perlu meningkatkan
Kesimpulan Profesionalisme Auditor di BPK tidak
pengetahuan
mempunyai
signifikan
membentuk sikap profesionalisme yang
terhadap pertimbangan tingkat materialitas,
dapat mendukung pertimbangan auditor
pengambilan keputusan dalam menentukan
dalam
menentukan tingkat materialitas
tingkat materialitas dan dipengaruhi oleh
suatu
laporan
faktor lainnya di luar penelitian ini.
daerah.
Pengalaman
auditor
tidak
pemeriksaan, seorang auditor harus tetap
mempunyai
pengaruh
signifikan
taat terhadap kode etik yang sudah
terhadap pertimbangan tingkat materialitas,
ditetapkan oleh BPK RI, termasuk tidak
hal ini disebabkan karena auditor BPK
bertindak menurut keinginan pribadi.
pengaruh
yang
di
BPK
yang
biasanya menggunakan judgement auditor
tambahan
Dalam
keuangan
pengalaman
permasalahan tentang tingkat materialitas
sedikit,
pemerintah
hasil
auditor
sehingga
dapat
melaksanakan
Berdasarkan
dimana hal ini terjadi jika ditemukan
yang
penelitian
rata-rata
perlu
tugas
ada
masih berbagi 17
pengalaman dengan tim sebelumnya,
Auditing. Skripsi. Tidak Dipublikasikan.
sehingga pelaksanaan pemeriksaan dapat
Hastuti, dkk. (2003). Hubungan antara Profesionalisme dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi. OKtober. Hal 12061220
terencana
dengan
memberikan
baik
dan
perbaikan
dapat kepada
pemerintah daerah itu sendiri. Sehingga dapat
menambah
akan
pengalaman
mendampak
pada
yang sikap
profesional untuk mengambil keputusan dalam menentukan tingkat materialitas dalam laporan. Auditor Provinsi
BPK
RI
Bengkulu,
Perwakilan
memperbanyak
pengalaman pemeriksaan dengan tidak hanya pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah tapi juga pemeriksaan laporan keuangan Badan Usaha Milik Negara/Daerah,
Bank
Pembangunan
Daerah dan Lainnya. Dengan demikian, auditor semakin berpengalaman dalam melakukan audit dan menentukan tingkat risiko audit pada setiap akun, sehingga dapat menentukan tingkat materialitas yang tepat. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa menambahkan variabel lain seperti opini tahun sebelumnya, informasi dari media masa, dan risiko terjadinya tindakan kecurangan (Fraud) yang
diduga
mempengaruhi
tingkat
pertimbangan materialitas.
Daftar Pustaka
Asih.
(2006). Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor dalam Bidang
Herawati dan Susanto (2009). Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 11 No.1 Ifada dan M. Ja’far. (2005). Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peranan Internal Auditor dalam Pengungkapan Temuan Audit. Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi. Vol.7 No.3. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No.05/K/IXIII.2/5/2008 Tentang petunjuk teknis penetapan batas materialitas pemeriksaan keuangan. Lestari dan Dwi. (2003). Hubungan antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi. Vol.2 No.1 Martiyani. (2010). Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Kualitas Audit terhadap tingkat Materialitas dalam dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Universitas Pembangunan Nasional’Veteran” Surabaya Jawa Timur. Mardiasmo. (2001). pengendalian, dan
Pengawasan, pemeriksaan 18
kinerja pemerintah dalam pelaksanaan otonomi daerah. Jurnal bisnis dan akuntansi. Sekolah tinggi ilmu ekonomi Trisakti. Jakarta. Edisi Agusutus. Noveria. (2006). Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal terhadap Work Outcome Auditor Internal. Skripsi. Tidak dipublikasikan. UNPAD Bandung. Novanda (2012). Pengaruh profesionalisme auditor, etika profesi dan pengalaman audit terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Skripsi. UNY Yogyakarta. Rifqi Muhammad (2008). Analisis hubungan antara profesionalisme auditor dengan pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Jurnal penelitian dan pengabdian. DPPM UII. YOGYAKARTA. Santoso. (2000). Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Bisnis. Bandung. CV. Alfabeta Sugiyono. (2002). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Sumarni dan Wahyuni. (2006). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. Suraida. (2005). Uji Model Etika,
dengan kinerja, kepuasan kerja, komitmen, dan keinginan berpindah. Tesis. FE UGM. Yogyakarta. Syafina. (2009). Profesionalisme dan Pengalaman auditor BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan pemerintah. Tesis. Tidak dipublikasikan.USU Medan. Peraturan BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Peraturan BPKRI Nomor 02 Tahun 2007 tentang Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Purnamasari. (2005). Pengaruh pengalaman kerja terhadap hubungan pertisipasi dengan efektivitas sistem informasi. Jurnal riset akuntansi keuangan. Vol.1 No.3. Wilopo (2001). Faktor-faktor yang menentukan kualitas audit pada sektor publik atau pemerintah. Ventura. Volume 4. No.1, Juni. Hal. 27-32. Yanuar (2008). Pengaruh profesionalisme auditor dan pengalaman auditor terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan (studi kasus pada auditor BPK Yogyakarta) skripsi. Tidak dipublikasikan
Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor. Jurnal Akuntansi. Th IX/02/Mei. Syahrir. (2002). Analisis hubungan antara profesionalisme akuntan publik 19
LAMPIRAN I Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Materialitas Profesionalisme Ketaatan terhadap Kode_Etik Pengalaman
Rentang Teoritis 12-60 15-75 13-65
Rata-rata Teoritis 36 45 39
Standar devasi 3.81290 5.95042
9-45
27
5.26233
5.73714
Rentang Aktual 43-59 49-73 37-64
Rata-rata Aktual 47.4419 59.2093 51.8837
23-44
31.3023
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3 Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
23.263
5.139
Total_Profesionalisme
.154
.106
Ketaatan terhadap Kode_Etik
.303 -.022
(Constant)
Std. Error
Total_Pengalaman
t
Beta
Sig.
4.527
.000
.241
1.459
.153
.109
.456
2.773
.008
.097
-.031
-.230
.819
a. Dependent Variable: Materialitas
Tabel 4.3 Hasil pengujian hipotesis 4 ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
240.762
3
80.254
Residual
369.842
39
9.483
Total
610.605
42
F 8.463
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), Total_Pengalaman, ketaatan terhadap Kode_Etik, Total_Profesionalisme b. Dependent Variable: Materialitas
20