LEVELLING 3 SIPAT DATAR MEMANJANG & MELINTANG (UNTUK MENDAPATKAN BENTUK PROFIL POT.TANAH) Salmani Salmani,, ST, MS, MT 2012
SIPAT DATAR MEMANJANG & MELINTANG (UNTUK MENDAPATKAN BENTUK PROFIL POT.TANAH)
Pengukuran Sipat Datar Memanjang Pergi Pulang �Pengukuran Menyipat Datar Memanjang Pergi Pulang digunakan apabila jarak antara dua stasiun yang akan ditentukan beda tingginya sangat berjauhan (berada di luar jangkauan jarak pandang). �Sedang pengukuran sipat datar memanjang pergi pulang merupakan salah satu jenis dari sekian banyak macam pengukuran sipat datar memanjang. �Pengukuran sipat datar memanjang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, karena dengan mengadakan dua kali pengukuran.
2
SIPAT DATAR MEMANJANG & MELINTANG (UNTUK MENDAPATKAN BENTUK PROFIL POT.TANAH)
Gambar Gambar:: Pengukuran sipat datar memanjang pergi pulang
SIPAT DATAR MEMANJANG & MELINTANG Pengukuran Sipat Datar Profil Melintang � Pengukuran sipat datar profil melintang adalah
pengukuran yang dilakukan untuk menentukan tinggi rendahnya tanah atau untuk mendapatkan bentuk permukaan titik sepanjang garis tertentu tertentu.. �Kegunaan dari pengukuran ini adalah sebagai dasar dalam menentukan volume galian dan timbunan dalam perencanaan pembuatan jalan raya raya,, jalan kereta api api,, saluran irigasi irigasi,, dsb dsb.. �Pengukuran sipat datar profil melintang sendiri digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya tanah sepanjang garis melintang yang tegak lurus dengan garis sumbu proyek proyek..
SIPAT DATAR MEMANJANG & MELINTANG (UNTUK MENDAPATKAN BENTUK PROFIL POT.TANAH)
Gambar : Pengukuran sipat datar profil melintang
LANGKAH KERJA : Sipat Datar Memanjang Pergi Pulang & Melintang a. Pengukuran potongan memanjang pergi-pulang : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket situasi yang akan diukur. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik (jarak antar titik ± 50 m). Dirikan pesawat di antara titik P1 dan P2 kemudian lakukan penyetelan alat sampai di dapat kedataran. Arahkan pesawat ke titik P1 (sbg rambu belakang) dan baca benang tengahnya. Putar teropong searah jarum jam dan arahkan teropong pesawat ke titik P2 (sbg rambu muka), baca dan catat benang tengahnya. Pindahkan teropong pesawat di antara titik P2 dan P3 dan lakukan penyetelan alat sampai datar. Arahkan pesawat ke titik P2(sbg rambu belakang) dan baca benang tengahnya. Putar teropong searah jarum jam dan arahkan teropong pesawat ke titik P3(sbg rambu muka), baca dan catat benang tengahnya. Dengan cara yang sama, lakukan sampai titik yang terakhir. (pengukuran pergi).
10.
11. 12.
Setelah pengukuran sampai pada titik yang terakhir terakhir,, lakukan pengukuran pulang pengukuran kembali ((pengukuran pulang)) dari arah titik terakhir sampai ke titik awal dengan cara yang sama pada pengukuran pergi pergi.. Lakukan perhitungan beda tinggi dan ketinggian masing-masing titik titik.. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan perhitungan..
b. Pengukuran potongan melintang : 1.
2. 3.
4. 5. 6. 7.
sepanjang garis teropong Dirikan bak ukur di beberapa titik ((sepanjang teropong)) yang tegak lurus diperlukan sebagai titik detail di sebelah kiri ((tegak lurus)) dengan titik P1. Kemudian baca dan catat benang tengahnya . Putar pesawat searah jarum jam dengan besar sudut horizontal 1800. sepanjang garis teropong Dirikan bak ukur di beberapa titik ((sepanjang teropong)) yang diperlukan sebagai titik detail di sebelah kanan titik P1. Kemudian baca dan catat benang tengahnya tengahnya.. kiri dan kanan Ukurlah tinggi pesawat dan jarak antar titik detail ((kiri kanan)) . Dengan cara yang sama lakukan pengukuran profil melintang di atas tiap titik pokok sampai titik yang terakhir terakhir.. Hitung beda tinggi dan ketinggian masing-masing titik titik.. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan perhitungan..
LANGKAH PERHITUNGAN Pengukuran Sipat Datar Memanjang Pergi Pulang �1. Beda Tinggi (∆h)
∆h P1-P2 = BTP1-BTP2 (∆h1) pengukuran pergi ∆h P1-P2 = BTP1-BTP2 (∆h1’) pengukuran pulang ∆h P1-P2 rata-rata = (∆h1+ ∆h1’) / 2 ∆h P2-P3 = BTP2-BTP3 (∆h2) pengukuran pergi ∆h P2-P3 = BTP2-BTP3 (∆h2’) pengukuran pulang ∆h P2-P3 rata-rata = (∆h2+ ∆h2’) / 2 …dst �2. Ketinggian Titik Bila tinggi titik P1 diketahui TP1 maka TP2 = TP1 + ∆h P1-P2 rata-rata maka TP3 = TP2 + ∆h P2-P3 rata-rata …dst
LANGKAH PERHITUNGAN Pengukuran Sipat Datar Melintang � 1. Beda Tinggi (∆h)
Pesawat berdiri di atas titik P1 ∆h P1-a = ta – Bta ta = tinggi alat di titik P1 ∆h P1-b = ta – BTb …dst Pesawat berdiri di atas titik P2 ∆h P2-a = ta – Bta ta = tinggi alat di titik P2 ∆h P2-b = ta – BTb …dst � 2. Ketinggian Titik Bila tinggi titik P1 diketahui TP1 maka Ta = TP1 + ∆h P1-a Tb = TP1 + ∆h P2-b …dst Bila tinggi titik P2 diketahui TP2 maka Ta = TP2 + ∆h P2-a Tb = TP2 +∆h P2-b ...dst
Pengukuran horisontal harus dilakukan antara semua titik yang telah diukur ketinggiannya ketinggiannya.. Hasil pengukuran dikumpulkan secara berurutan berurutan.. Contoh Gambar dibawah ini ini,, alat diletakan di atas titik O sbg as sumbu grs jalur poligoon atau dimulainya pengukuran profil melintang dgn jarak O m sampai 70 m ke samping samping..
Prosedur Pengukuran � Umumnya diperlukan seorang pengukur dan tiga orang anggota
kelompok pengukur untuk memdapatkan penampang memanjang. � Pengukur bertugas melakukan pembacaan dan membuat pembukuan data ukur, satu anggota sebagai pemegang rambu dan dua anggota lainnya sebagai pengukur jarak. � Pengukuran memanjang dilakukan dari patok awal dan ini menunjukan pengukuran dari jarak nol (0) dan sbg rambu belakang. � Dua anggota mengukur jarak dari patok 0 ke muka sbg rambu muka, dst. � Prosedur ini diulang sampai seluruh penampang selesai diukur. � Buku lapangan khas utk penampang pendek memanjang (tabel berikut)
Tabel pengukuran sipat datar Memanjang BB
BA
BM
4.365
kenaik an
Penuru nan
Keting gian
Jarak
Pilar 1
210.210
2.150
1.045
Keter.
0
grs sb A
1.580
20
grs sb
1.880
40
grs sb
60
grs sb
1.390
80
grs sb
1.500
100
grs sb
120
grs sb B
1.950
2.030
1.600
1.700
1.576
3.850 3.006
Pilar 1
Tabel Hit. Pengk Pengk.. sipat datar Memanjang BB
BA
BM
kenaik an
Penuru nan
4.365
Keting gian
1.045 1.580
3.320
213.530
0
grs sb A
0.570
214.100
20
grs sb
0.300
213.800
40
grs sb
0.150
213.650
60
grs sb
214.210
80
grs sb
0.110
214.100
100
grs sb
120
grs sb B
1.880 1.950
2.030 1.390
0.560
1.500 1.600
1.700
0.200
213.900
1.576
3.850
2.250
211.650
3.006
1.430
210.220
4.440
210.220
11.631
Keter. Pilar 1
210.210
2.150
11.641
Jarak
4.450
-11.631
-4.440
-210.210
0.010
0.010
0.010
Pilar 1
�Hasil pengukuran dan hitungan yang
menunjukan ketinggian masing-masing titik dengan jarak yang telah ditentukan ditentukan,, dengan perbedaannya adalah 0,010m �Kesalahan penutup ini dapat diterima dan hitungan ketinggian dianggap memuaskan memuaskan.. �Kemudian dari tabel tsb di gambarkan profil potongan penampang dengan skala horisontal dan skala vertikal dengan rasio 10 berbanding 1, artinya misalnya untuk skala horisontal 1 : 500 maka skala vertikalnya 1 : 50.
Pada gambar tersebut ketinggian titik-titik diletakan 210.000m di atas datum. Artinya ketinggian titik A = 213.350m, B=213.900m dgn jarak 120 m dari titik A. � Perhitungan galian dan timbunan dilakukan jika ada rencana
garis kerja. Misalnya pada gambar ada rencana jalan baru dengan ketinggian 211.000m pada titik A, dan rencana jalan tsb menanjak 1 meter dalam 100 m menuju titik B. � Tinggi rencana AB=1 dalam 100 kenaikan � Jadi kenaikan 20m= 20/100 x 1.000 = 0.200 m Ketinggian tereduksi titik awal A = 211.000 m Ketinggian tereduksi pd jarak 20 m = 211.200 m Ketinggian tereduksi pd jarak 40 m = 211.400 m Ketinggian tereduksi pd jarak 60 m = 211.600 m Ketinggian tereduksi pd jarak 80 m = 211.800 m Ketinggian tereduksi pd jarak 100 m = 212.000 m Ketinggian tereduksi pd jarak 120 m = 212.200 m
Beberapa soal yang perlu penyelesaian : 1. Diketahui sebuah soal sipat datar dari BM 25 sampai BM 26. elevasi BM 25=160.151 m, waterpass dipasang di tengah-tengah antara dua buah stasiun pada semua stasiun. Jarak serta bidik muka (BM)dan bidik belakang (BB)adalah sebagai berikut : Pertama A: BM25 dan TP2 = 120m Kedua B: TP2 dan TP3 = 140m Ketiga C: TP3 dan TP4 = 130m Kelima D: TP4 dan BM26 = 150m BM_A atas BM25 = 4.321 BM_C atas TP3 = 1.750 BB _A atas TP2 = 3.672 BB_C atas TP4 = 0.341 BM_B atas TP2 = 1.100 BM_D atas TP4 = 4.413 BB_B atas TP3 = 3.102 BB_D atas BM26 = 1.102 BM 26 mempunyai elevasi 163.428 m Selesaikan soal sipat datar dan masukan data dalam buku ukur?
Gambar soal nomor 1
18
Beberapa soal yang perlu penyelesaian : 2. Diketahui sebuah soal sipat datar dari BM 10 pada elevasi 145.250 sampai BM 26. elevasi BM11 pada elevasi =148.325 m, Jarak bidik muka (BM)dan bidik belakang (BB)adalah sebagai berikut : BM10 sampai alat (A): = 50 m, alat (A)sampai TP2 : = 50m. TP2 sampai alat (B): = 45 m; alat (B) sampai TP3 = 45 m. TP3 sampai alat (C): = 51 m; alat (C) sampai TP4 = 53 m. TP4 sampai alat (D): = 73 m; dan alat (D) BM11 = 75 m. BB_A atas BM10 = 4.250 BB_C atas TP3 = 1.275 BM_A atas TP2 = 3.250 BM_C atas TP4 = 0.525 BB_B atas TP2 = 1.250 BB_D atas TP4 = 4.100 BM_B atas TP3 = 2.750 BM_D atas BM11 = 1.750 Selesaikan soal sipat datar dan masukan data dalam buku ukur?
Gambar soal nomor 2
3. Diketahui sipat datar dengan empat stasiun transit. Elevasi BM.33 = 75.000 bidik belakang (BB) dan bidik muka (BM) adalah sebagai berikut : Stasiun
Bidik Belakang
Bidik Muka
A
5.103
3.500
B
1.501
3.020
C
0.610
0.700
D
4.000
0.321
Hitung elevasi BM 34
4. Diketahui sebuah garis bidik diarahkan dari BM 10 sampai BM 11. Elevasi BM.10 = 101.325 PPD dipasang pada A, B, C dan D. Bidik belakang (BB) dan bidik muka (BM) adalah sebagai berikut : Stasiun
Bidik Belakang
Bidik Muka
A
1.350
1.200
B
0.503
2.100
C
0.150
0.250
D
3.800
0.450
Jarak bidik belakang dan bidik muka pada semua stasiun PPD adalah sama sama,, dengan maksud mengurangi kesalahan sampai seminimum mungkin mungkin.. Selesaikan sipat datar tersebut untuk menghitung elevasi BM 11.
5. Diketahui elevasi BM 20 = 51.275, PPD dipasang pada A, B, C dan D. Bidik belakang (BB) dan bidik muka (BM) adalah sebagai berikut : Stasiun
Bidik Belakang
Bidik Muka
A
1.400
1.310
B
0.500
2.000
C
0.175
0.300
D
3.600
0.450
Jarak bidik belakang dan bidik muka pada semua stasiun PPD adalah sama sama,, dengan maksud mengurangi kesalahan sampai seminimum mungkin mungkin.. Selesaikan sipat datar tersebut untuk menghitung elevasi BM 21.
23
6. Diketahui sebuah garis bidik diarahkan dari BM 36 sampai BM 37. Elevasi BM.36 = 81.751 PPD dipasang pada A, B, C dan D. Bidik belakang (BB) dan bidik muka (BM) adalah sebagai berikut :
Stasiun A B C D
Bidik Belakang 1.503 0.498 0.165 3.654
Bidik Muka 1.275 2.700 0.267 0.503
Selesaikan sipat datar tersebut untuk menghitung elevasi BM 37. 24
7. Diketahui sipat datar dilakukan dari BM 2 sampai BM 3. Ada empat stasiun PPD, Elevasi BM.2 = 89.123. Bidik belakang (BB) dan bidik muka (BM) adalah sebagai berikut :
Stasiun A B C D
Bidik Belakang 1.720 0.530 0.231 3.752
Bidik Muka 1.451 2.852 0.285 0.613
Selesaikan sipat datar tersebut untuk menghitung elevasi BM 3. 25
8. Sebuah sipat datar harus dilakukan dari BM 31 sampai BM 32. untuk mengontrol Elevasi BM.32. Elevasi BM31= 705.013. Bidik belakang (BB) dan bidik muka (BM) adalah sebagai berikut :
Stasiun A B C D
Bidik Belakang 2.001 0.798 0.210 3.854
Bidik Muka 1.666 3.001 0.479 0.806
Selesaikan sipat datar tersebut untuk menghitung elevasi BM 32. 26
9. Diketahui potongan profil dari satu seri sipat datar
Hitung elevasi titik duga akhir dan gambarkan potongan profil nya ! 27
10. Diketahui potongan profil dari satu seri sipat datar seperti gambar :
Hitung elevasi titik akhir dan gambarkan potongan profil nya !