111
LEMBAR WAWANCARA 1. Kasus-kasus apa saja yang meresahkan dan mengganggu ketertiban masyarakat yang sering terjadi dalam 3 (tiga) tahun terakhir di wilayah hukum Polres Sibolga? 2. Jenis perjudian apa saja yang ditangani di wilayah hukum Polres Sibolga saat ini? 3. Berapa jumlah anggota polisi Polres Sibolga saat ini? 4. Apakah perbandingan jumlah personil Kepolisian Resor Sibolga saat ini relevan dengan jumlah masyarakat kota Sibolga? Bagaimana dengan sarana yang digunakan Polres Sibolga dalam melaksanakan tugas? 5. Bagaimana upaya preemtif (penyuluhan) yang telah dilakukan Polres Sibolga dalam menanggulangi terjadinya tindak pidana perjudian? 6. Bagaimana upaya preventif (pencegahan) yang telah dilakukan Polres Sibolga dalam mencegah terjadinya tindak pidana perjudian? 7. Bagaimana upaya represif (penangkapan) yang telah dilakukan Polres Sibolga dalam memberantas terjadinya tindak pidana perjudian? 8. Hambatan apa saja yang ditemui Polres Sibolga dalam upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana perjudian?
Universitas Sumatera Utara
112
LEMBAR HASIL WAWANCARA 1. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan data bahwa kelompok kasus atau kejahatan yang meresahkan dan mengganggu ketertiban masyarakat yang paling sering terjadi dalam 3 (tiga) tahun terakhir di wilayah hukum Polres Sibolga adalah kasus pencurian, kasus perjudian, dan kasus penganiayaan. 2. Jenis permainan judi yang biasanya dilakukan oleh masyarakat di Kota Sibolga adalah judi toto gelap (togel)/KIM, judi dam batu, judi kartu (domino atau leng), dan judi permainan ketangkasan (jackpot). 3. Jumlah personil polisi di Polres Sibolga tahun 2015 adalah 238 orang. 4. Jumlah polisi di Polres Sibolga adalah 238 orang sedangkan jumlah penduduk Kota Sibolga adalah 98.282 orang atau dengan perbandingan 1:413, yang artinya satu orang personil Polisi harus menjaga 413 orang penduduk Kota Sibolga. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa rasio ideal Polisi dengan masyarakat seharusnya yaitu 1:350. Dengan menggunakan perbandingan tersebut, jumlah personil Kepolisian Resor Sibolga masih kurang dari standar rasio ideal, maka seharusnya jumlah personil Kepolisian Resor Sibolga adalah 281 orang. Terkait dengan sarana prasarana yang digunakan Polres Sibolga dalam melaksanakan tugas saat ini masih kurang memadai sebagai sarana pendukung tugas dan perlu adanya penambahan sarana prasarana seperti mobil dinas polisi, sepeda motor dinas polisi, handy talky dan lain
Universitas Sumatera Utara
113
sebagainya. Diharapkan dengan penambahan sarana prasarana tersebut membantu Kepolisian Resor Sibolga lebih baik lagi dalam menanggulangi berbagai tindak pidana di wilayah hukum Polres Sibolga. 5. Upaya preemtif yang dilakukan oleh Polres Sibolga dalam mencegah terjadinya tindak pidana perjudian adalah sebagai bentuk pembinaan terhadap masyarakat seperti kegiatan penyuluhan Babinkamtibmas dalam bentuk melakukan sambang desa yaitu mendatangi tiap-tiap kelurahan, dan mengedepankan strategi Perpolisian Masyarakat (Polmas). 6. Upaya preventif yang telah dan akan terus dilakukan oleh Polres Sibolga dalam mencegah terjadinya tindak pidana perjudian adalah melakukan Patroli cipta kondisi, melakukan Patroli Sabhara, dan melakukan himbauan agar masyarakat tidak melakukan tindak pidana perjudian. 7. Upaya Represif yang tetap dilakukan Polres Sibolga dalam memberantas terjadinya tindak pidana perjudian di wilayah hukum Polres Sibolga adalah dengan menindak tegas segala bentuk praktik tindak pidana perjudian dalam upaya penegakan hukum demi terciptanya ketertiban dan keamanan di masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan data terbaru, sepanjang januari hingga april 2015, Polres Sibolga telah menangkap 16 kasus perjudian dan telah disidangkan di sidang Pengadilan Negeri Sibolga. 8. Adapun yang menjadi hambatan yang ditemui Polres Sibolga dalam upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana perjudian adalah oleh faktor kurangnya kesadaran masyarakat terhadap hukum, seperti tetap melakukan
Universitas Sumatera Utara
114
main judi walaupun telah dihimbau untuk tidak main judi, kemudian tidak maunya masyarakat memberikan informasi atau tidak mau melaporkan praktik perjudian yang diketahui kepada polisi. Hambatan kedua adalah kurang aktifnya perangkat-perangkat kelurahan untuk bekerjasama dengan pihak Kepolisian dalam mencegah terjadinya tindak pidana perjudian. Hambatan ketiga adalah masih kurangnya personil Polres Sibolga dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Sibolga, dan Hambatan keempat yaitu masih kurangnya sarana prasarana yang memadai bagi Polres Sibolga dalam menjalankan tugas.
Universitas Sumatera Utara
115
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara