Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
MENILAI MIND MAP SISWA DENGAN TEKNOLOGI DIGITAL Using Digital Technology To Asses Student Mind Mapping Lela Nurlaila Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Indonesia. Hp: 085720639424 email:
[email protected] Abstrak Proses pembelajaran biologi tidak terlepas dari penilaian terhadap hasil proses pembelajarannya. Selain itu, siswa banyak dituntut untuk menghafal dan memahami konsep-konsep. Sebagian besar siswa merasa kesulitan dengan cara menghafal yang klasik, sehingga para inovator pendidikan membuat suatu cara untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap hubungan suatu konsep dengan konsep lain. Salah satunya adalah dengan menggunakan mind map. Namun, di era sekarang penggunaan mind map oleh akademisi tidak lagi dengan tulisan tangan tetapi dimudahkan dengan adanya teknologi digital melalui software atau aplikasi dalam sistem komputer. Dalam menilai mind map buatan siswa juga seharusnya dibuat software untuk menilai hasil mind map melalui scanning. Scanning bisa dilakukan terhadap gambar tulis tangan siswa sendiri, atau langsung menscan file yang dibuat secara digital. Melalui scanning, guru tidak perlu lagi secara manual memeriksa hasil mind map siswa, hanya memasukkan saja rubrik penilaian yang diinginkan. Software ini akan diisi dengan penilaian Mind Map dan kreatifitas, dan konsep-konsep. Konsep-konsep tentang materi ini diisi berdasarkan materi yang diajarkan oleh guru dalam seluruh materi. Rubrik penilaian yang biasanya dilakukan untuk menilai mind map adalah rubrik menilai miskonsepsi dan kreatifitas. Melalui software penilaian tersebut akan otomatis akan menilai konsep, cabang, warna, kreatifitas siswa dan kemampuan kognitifnya. Sehingga hasil akhir dari Mind Map tersebut akan mencerminkan kemampuan siswa dalam mengkonstruk pengetahuannya. Kata Kunci : Mind map, penilaian, miskonsepsi, kreatifitas, teknologi digital, scanning Abstract The learning process biology can not be separated from the biological assessment of the results of the learning process. In addition, many students are required to memorize and understand the concepts. Most students find it difficult to memorize the classic manner, so that the educational innovators create a way to determine the extent of students' understanding of the relationship one concept to another. One of them is to use a mind map. However, in an era now use mind mapping by academics no longer with handwriting but facilitated by digital technology via software or application in computer systems. In assessing artificial mind map software students should also be made to assess the results of the mind map through scanning. Scanning can be performed on the student's own handwriting image, or directly scan files created digitally. Through scanning, teachers no longer need to manually check the results of students' mind map, simply enter the desired course assessment rubric. This software will be filled with assessment Mind Map and creativity, and concepts. Concepts of this material filled in based on the material taught by the teacher in the whole matter. Rubric assessment is usually performed to assess the mind map is a rubric assessing misconceptions and creativity. Through the assessment software will automatically assess the concept, branch, color, student creativity and cognitive abilities. So the end result of a Mind Map that will reflect the ability of students to construct knowledge. Keywords : Mind map, assessment, creativity, digital technology, software, scanning 546
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
PENDAHULUAN Biologi merupakan mata pelajaran yang secara rata-rata dinilai sulit untuk dipelajari oleh siswa. Salah satu penyebab hal tersebut terjadi adalah siswa dituntut untuk dapat menguasai konsep-konsep. Berdasarkan penelitian Moore & Cotner (2009) siswa menganggap materi dalam biologi yang sulit dipelajari adalah materi pembelaan sel, genetika, hormon dan evolusi. Kesulitan ini dapat disebabkan oleh adanya miskonsepsi, seperti halnya kesulitan dalam menghubungkan antar konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Selain itu, metode asesmen guru dengan cara menghafal semakin menambah kesulitan siswa dalam mengkonsep materi. Dalam menghadapi kesulitan ini, kreativitas guru dalam mengases dan memberikan metode mengingat konsep kepada siswa dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Dalam penelitian Diki (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara keberhasilan siswa dalam belajar sains dengan kreativitas. Maka, kreativitas guru dan siswa memainkan peran penting dalam proses pembelajaran biologi. Proses pembelajaran biologi sendiri tidak terlepas dari input, proses dan output. Maka, kreativitas dari guru dalam mengembangkan proses pembelajaran biologi dan asesmennya merupakan hal yang dapat menjadi tolak ukur untuk meningkatkan pembelajaran biologi pada siswa. Selain itu, kreatifitas siswa pun perlu diasah. Selain karena tuntutan kognitif, juga karena kemampuan mengkreasi akan memudahkan siswa untuk bersaing dalam perkembangan jaman. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hal penting agar seserang dapat memiliki kreatifitas. Kreatifitas ini dapat dinilai dengan menggunakan mind map. Penggunaan mind map dalam pembelajaran dapat meningkatkan long-term memory dan kreatifitas. Sebuah studi yang dilakukan oleh Farrand et al (2002) pada mahasiswa kedokteran terkait penggunaan mind map, menemukan bahwa dengan menggunakan 16 Mind Mapping dapat meningkatkan memori jangka panjang informasi faktual dalam mahasiswa kedokteran sebesar 10%. Namun seiring perkembangan jaman, Mind Map sekarang ini dipermudah dengan adanya software. Software ini memudahkan penggunanaya untuk membuat Mind Map. Pengguna tidak lagi perlu berbagai macam warna untuk membuat garis dan gambar. Dalam menghadapi ini, say akan memberikan saran inovasi dalam penilaian mind map, yakni dengan menggunakan mind map assesment software. Pada dasarnya, penilaian mind map dengan menggunakan software tidak berbeda dengan penilaian menggunakan rubrik artinya terdapat acuan dalam penilaian, hanya bedanya adalah memasukkan nilai-nilai rubrik ke dalam sebuah software (perangkat lunak komputer) sehingga guru tidak lagi membuat 3 rubrik penilaian masing-masing, dan hanya menggunakan software yang tersedia, sehingga rubrik ini dapat digunakan kapanpun serta mengefesienkan waktu yang digunakan dalam penilaian. Hal ini dapat membantu guru untuk memudahkan dalam proses penilaian serta menggunakan waktu yang efisien dibandingkan dengan penilaian dengan rubrik secara tertulis. Adapun tujuan dari adanya hasil pemikiran mengenai pentingnya penggunaan teknologi digital dalam penilaian mind mapping : 1. Mengemukakan pentingnya pemahaman hubungan antara konsep siswa terhadap konsep-konsep biologi dengan menggunakan mind map 2. Mengemukakan perlunya software atau teknologi digital untuk memudahkan guru dalam menilai mind map buatan siswa 547
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Manfaat Adapun manfaat dari adanya hasil pemikiran mengenai pentingnya penggunaan teknologi digital dalam penilaian mind mapping : 1. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pemahaman hubungan antara konsep siswa terhadap konsep-konsep biologi dengan menggunakan mind map 2. Memberikan pemahaman mengenai perlu adanya software atau teknologi digital untuk memudahkan guru dalam menilai mind map buatan siswa. KAJIAN PUSTAKA A. Penggunaan Mind Map dalam Pembelajaran Biologi 1. Pengertian Mind Map Menurut Buzan (2006), Mind Map merupakan suatu teknik mencatat yang didasari oleh teori-teori kerja otak sebelah kanan dan sebelah kiri dalam memahami, mengatur, mengorganisasi dan menyimpan informasi. Mind Map dapat digunakan untuk menganalisis miskonsepsi pada terjadi pada siswa. Sehingga siswa yang kurang memahami suatu konsep dapat diajarkan konsep yang tepat. Namun sayangnya, guru tidak terlalu menyadari bahwa Mind Map tidak hanya dapat digunakan sebagai alat analisis miskonsepsi, tapi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kreatifitas siswa. Menurut Jonassen et al (1993) dalam jurnal penelitian Adodo (2013), Mind Map adalah representasi spasial dari konsep dan hubungannya dengan struktur pengetahuan manusia yang disimpan di dalam otak. Konsep dari Mind Map juga merupakan metode yang digunakan untuk memvisualisasikan struktur pengetahuan dan mengekspresikan peta semantik. Sebuah Mind Map dalam pembelajaran dapat membantu dalam mengeksplorasi hubungan antara konsep, ide-ide dan unsur-unsur argumen serta menghasilkan solusi untuk sebuah masalah. Ini menempatkan perspektif baru tentang hal-hal dengan memungkinkan untuk melihat semua masalah yang relevan dan menganalisis pilihan dalam gambaran yang jelas. Penggunaan mind map juga memudahkan untuk mengintegrasikan pengetahuan baru dan mengatur informasi secara logis. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengases pengetahuan dan kreatifitas siswa, salah satunya adalah dengan menggunakan Mind Map (peta pikiran). 2. Cara Membuat Mind Map Ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh seseorng dalam membuat mind mapping. Langkah ini diadaptasi dari Silberman (2004:216) : a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, hal yang demikian dilakukan karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita.
548
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
c. Gunakanlah warna, karena bagi otak warna sangat menariknya dengan gambar dan warna membuat mind mapping lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif dan menyenangkan. d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua ke tingkat pusat dan cabang tingkat tiga ke tingkat dua. Hal ini dimaksudkan karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua atau tiga bahkan empat hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang yang dirinci menjadi ranting-ranting, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat. e. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus karena garis lurus akan membosankan otak dan bisa menarik bagi mata. f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind mapping. g. Gunakan gambar seperti gambar sentral karena setiap gambar bermakna seribu kata dan akan lebih menarik. 3. Rubrik Penilaian Mind Map Mind map yang diperkenalkan oleh Buzan adalah jenis Mind Map hands-on yang meminta siswa membuat Mind Map itu secara 2-D di selembar kertas. Namun seiring perkembangan jaman, Mind Map sekarang ini dipermudah dengan adanya software. Software ini memudahkan penggunanaya untuk membuat Mind Map. Pengguna tidak lagi perlu berbagai macam warna untuk membuat garis dan gambar. Dalam pembelajaran, adanya software dalam membuat mind map sendiri dapat membantu guru untuk memudahkan memberi penjelasan mengenai konsep dan hubungannya dengan konsep lain. Selain itu, juga mengajarkan kepada siswa bagaimana cara membuat mind map, sehingga dapat melatih siswa untuk mengembangkan imajinasi mereka. Namun, selama ini dalam pembelajaran pembuatan mind map sendiri, penilaian yang dilakukan adalah menggunakan rubrik tersendiri yang dibuat oleh guru dan masih bersifat tertulis. Berikut ini adalah beberapa rubrik penilaian kreatifitas untuk mind map yang bersumber dari http://educatoral.com/rubriccreativity.html:
Rubrik tersebut akan menilai tentang struktur dan bentuk mind map, serta mengukur sejauhmana kreativitas yang dilakukan oleh siswa. Rubrik penilaian tertulis memiliki banyak kelemahan diantaranya adalah pelaksanaan penilaiannya yang menggunakan waktu yang lama. Selain itu, dalam penelitian-penelitian mind map di atas belum terdapat penelitian yang meneliti atau mengembangkan software untuk menilai mind map . 549
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
4. Contoh penggunaan mind map dan penerapannya dalam konsep biologi a. Konsep sistem peredaran darah
b. Sistem organ
PEMBAHASAN A. Inovasi Penilaian Mind Map dengan Teknologi Digital Berupa Software Inovasi penilaian mind map tidak terlepas dari adanya inovasi rubrik yang harus dikembangkan, namun inovasi ini tidak terbatas melainkan masih bhibsa dikembangkan
550
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
kembali oleh guru masing-masing. Berikut ini adalah beberapa rubrik penilaian yang ditawarkan untuk menilai mind map: 1. Rubrik Mind Map dan Rubrik Kreatifitas pada Umumnya Dalam membuat Mind Map, siswa terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang cara pembuatan Mind Map sehingga siswa dapat membuat Mind Map dengan maksimal. Berikut ini adalah tujuh langkah dalam membuat Mind Map dalam Buzan (2011: 15-16): a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar (landscape). b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. c. Gunakan warna. d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. e. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. g. Gunakan gambar. Selanjutnya menurut Alvino (1990) dalam Cotton (1991:3), kreatif adalah melakukan suatu kegiatan yang ditandai oleh empat komponen, yaitu: fluency (menurunkan banyak ide), flexibility (mengubah perspektif dengan mudah), originality (menyusun sesuatu yang baru), dan elaboration (mengembangkan ide lain dari suatu ide). Berikut ini adalah tabel rubrik penilaian untuk Mind Map yang digunakan untuk penilaian pada Mind Map yang biasa digunakan. Tabel 1. Rubrik Penilaian Mind Map dan Kreatifitas Indikator Bagus (5 poin) Sedang (3 poin) Keaslian Menggunakan Menggunakan (originality) gambar dan kata gambar dan kata kunci yang sangat kunci yang agak berbeda dari orang berbeda dari orang lain lain Kelancaran (fluency) Terdapat konsep Terdapat konsep dan keluwesan yang sudah yang sudah (flexibility) dipelajari dipelajari sebelumnya minimal sebelumnya minimal 20 konsep dalam 15 konsep dalam waktu lebih waktu lebih cepat cepat Penguraian Menguraikan Menguraikan (elaboration) permasalahan sangat permasalahan mendalam dengan dengan sangat banyaknya cabang mendalam dengan minimal berjumlah banyaknya cabang 35 cabang minimal berjumlah 25 cabang Hubungan (link) Hubungan antar Hubungan antar gagasan dapat gagasan cukup dapat dimengerti dengan dimengerti 551
Kurang (1 poin) Menggunakan gambar dan kata kunci yang tidak berbeda dari orang lain (umum) Terdapat konse yang sudah dipelajari sebelumnya minimal 10 konsep dan membutuhkan waktu lebih lama Menguraikan permasalahan secara dangkal (tidak terperinci) dengan jumlah banyaknya cabang minimal berjumlah 15 cabang Hubungan antar gagasan tidak dapat dimengerti
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
baik Struktur (structure) Menggunakan Menggunakan Menggunakan komponen Mind komponen Mind komponen Mind Map (kata kunci Map yang digunakan Map yang tidak ditulis dalam huruf sudah cukup relevan relevan kapital, kata kunci tetapi terbatas ditulis di atas garis melengkung, menggunakan simbol, dan warna minimal 3 warna) dengan bervariasi Dari rubrik di atas, setiap kriteria tidak dirinci secara jelas. Sehingga penilaian Mind Map akan menjadi subjektif. Oleh karena itu, untuk meminimalisir penilaian secara subjektif, kami memperbaiki rubrik Mind Map yang sudah ada dengan kriteria penilaian yang lebih rinci. Penilaian yang rinci tersebut agar kemampuan siswa membuat Mind Map dan kreatifitasnya dapat diukur secara valid dan reliabel. 2. Inovasi Rubrik Penilaian Mind Map Pada bentuk rubrik tabel 1 penilaian di atas, tidak dijelaskan secara rinci penilaian untuk Mind Map-nya. Padahal ada 7 langkah dalam pembuatan Mind Map yang ketujuh langkah tersebut merupakan komponen dari Mind Map. Maka, kami merinci penilaian untuk Mind Mapnya sebagai berikut. Tabel 2 Rubrik Penilaian Mind Map Penilaian Skor 3 2 Penempatan ide Ide sentral Ide sentral sentral diletakkan di tengah diletakkan di atas/ kertas. bawah kertas. Penggunaan gambar/ Menggunakan Menggunakan foto foto untuk ide gambar mandiri sebagai ide sentral. sentral sebagai ide sentral. Penggunaan warna Menggunakan 1 Menggunakan lebih warna untuk 1 dari 1 warna untuk 1 cabang. cabang. Kaitan silang Ada lebih dari 1 Ada 1 kaitan silang kaitan silang Penggunaan garis Semua garis Tidak semua garis melengkung melengkung melengkung Kata kunci Ada 1 kata kunci di setiap garis lengkung Penulisan kata kunci Semua kata kunci ditulis dalam huruf kapital Penggunaan gambar Ada gambar yang selain pada ide digunakan pada 552
1 Ide sentral diletakkan di kanan/ kiri kertas. Tidak menggunakan gambar/ foto untuk ide sentral. Menggunakan 1 warna untuk seluruh cabang. Tidak ada kaitan silang Tidak ada garis melengkung Tidak ada kata kunci
Kata kunci tidak ditulis dalam huruf kapital Tidak ada gambar yang digunakan
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
sentral
selain ide sentral.
Penggunaan kata
Menggunakan 1 kata dalam 1 garis lengkung
pada selain ide sentral. Menggunakan 3 kata (maksimal) dalam 1 garis lengkung
Penempatan ide sentral merupkaan ciri utama dari sebuah Mind Map. Ide sentral dalam Mind Map berbeda dengan ide sentral pada Peta konsep. Jika pada Peta Konsep ide sentral ditempatkan di atas, pada Mind Map, ide sentral ditempatkan di tengah kertas/ di tengah bagian pengerjaan Mind Map. Penyimpanan ide sentral ini disesuaikan dengan cara kerja otak yang merupkaan prinsip dasar dari pembuatan Mind Map. Ciri khas lain dari Mind Map adalah penggunaan warna, Mind Map mengharuskan pembuatnya menggunakan lebih dari 1 warna untuk 1 cabang. Tujuannya adalah agar pembuat Mind Map merasakan perbedaan dari setiap konsep dalam cabang. Berbeda dengan peta konsep yang harus menggunakan warna yang sama pada 1 hirarki. Dalam Mind Map juga diharuskan menggunakan garis lengkung, bukan garis lurus. Selain itu, jika dalam peta konsep harus menggunakan kata sambung untuk menghubungkan 2 konsep, pada mind map menggunakan hanya 1 kata kunci atau maksimal 3 kata dalam satu lengkung. 3. Rubrik Penilaian Berpikir Kreatif Pada bentuk rubrik tabel 1 penilaian di atas, tidak dijelaskan secara rinci penilaian untuk berpikir kreatif/ kreatifitasnya. Padahal Mind Map memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kreatifitas. Seperti halnya dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif memiliki nilai keaslian dan kepantasan, sehingga hal tersebut pun harus dinilai. Maka, oleh karenanya kami merinci penilaian untuk berpikir kreatif/ kreatifitasnya sebagai berikut. Tabel 3 Rubrik Penilaian Kreatifitas Penilaian 3 Menyusun sesuatu Menyimpan semua yang baru kata kunci pada (originality) cabang yang berbeda dari kelompok/ orang lain. Siswa memasukkan lebih dari 20 konsep ke dalam mind mapnya dalam waktu yang ditentukan. Mengembangkan ide Siswa membuat lain dari suatu ide minimal 35 cabang (elaboration) dalam 1 mind map
Skor 2 Menyimpan kata kunci yang sama pada cabang yang berbeda dari kelompok/ orang lain. Siswa memasukkan 10 sampai 20 konsep ke dalam mind mapnya dalam waktu yang ditentukan. Siswa membuat 2535 cabang dalam 1 mind map
Hubungan (link)
Siswa
Menurunkan banyak ide (fluency) dan mengubah perspektif dengan mudah (flexibility)
Siswa
553
1 Menyimpan kata kunci pada cabang yang sama dengan kelompok/ orang lain. Siswa memasukkan kurang dari 10 konsep ke dalam mind mapnya dalam waktu yang ditentukan. Siswa membuat kurang dari 25 cabang dalam 1 mind map Siswa tidak
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
menghubungkan menghubungkan menghubungkan satu konsep dengan satu konsep dengan satu konsep dengan konsep yang lain konsep yang lain konsep yang lain. dengan benar. namun tidak tepat. Mind Map menekankan pada 4 indikator kemampuan berpikir kreatif/ kreatifitas. Siswa tidak hanya harus menghasilkan sebuah Mind Map yang berbeda dari temannya, namun juga harus membuat sesuatu yang baru. Kemampuan berpikir kreatif/ kreatifitas tidak terjadi hanya karena satu kali percobaan, berpikir kreatif/ kreatifitas harus dilatih dalam beberapa kali. Saya merinci kemampuan berpikir kreatif seperti pada tabel di atas. Kemampuan berpikir kreatif/ kreatifitas siswa dilihat dari kemampuan siswa memasukkan konsep, membuat cabang dan membentuk hubungan antara satu konsep ke konsep lain dan satu cabang ke cabang yang lain. 4. Software Penilaian Mind Map Software Mind Map sudah dikenal oleh guru dan siswa. Zhao et al (2014) menyatakan bahwa penggunaan software Mind Map saat ini bukan lagi sesuatu yang baru, justru dengan menggunakan software, siswa menjadi lebih kreatif dalam membuat Mind Map, seperti contohnya Mindmanager dan Mindomo. Namun sayangnya, software untuk menilai Mind Map belum ada. Oleh karena itu, kami mengajukan sebuah software assessment Mind Map. Sebelumnya, software ini akan diisi dengan penilaian Mind Map dan kreatifitas, dan konsep-konsep. Konsep-konsep tentang materi ini diisi berdasarkan materi yang diajarkan oleh guru dalam seluruh materi. Siswa akan diminta untuk membuat sebuah Mind Map dengan konsep yang tersedia. Jika siswa sudah mampu membuat 25 cabang dan 25 konsep, maka 10 konsep baru akan muncul dan siswa diminta untuk merangkai konsep tersebut. Setiap siswa mampu membuat seluruh konsep, maka konsep baru akan muncul. Begitu seterusnya. Setelah siswa selesai membuat Mind Map, Mind Map akan dinilai dengan software penilai dengan proses scanning. Dalam proses tersebut, software akan secara otomatis menilai konsep, cabang, warna, kreatifitas siswa dan kemampuan kognitifnya. Sehingga hasil akhir dari Mind Map tersebut akan mencerminkan kemampuan siswa dalam mengkonstruk pengetahuannya. B. Kelebihan dan Kelemahan penilaian Mind Map dengan software Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan penilaian mind map dengan software. 1. Kelebihan Kelebihan dari rubrik penilaian Mind Map dan software yang terintegrasi dengan rubrik penilaian ini adalah memudahkan guru untuk menilai kemampuan siswa selain dari kemampuan kognitif seperti tes dengan butir soal. Selain itu, siswa juga dilatih untuk membuat Mind Map yang mana Mind Map ini membantu siswa untuk mengingat materi dengan lebih mudah karena cara kerjanya yang menyerupai cara kerja dari otak. Selain itu, dengan hadirnya software ini, guru tidak lagi bisa beralasan bahwa menilai selain dengan butir soal itu sulit dan memakan waktu yang lama. 2. Kelemahan Seperti kebanyakan software pada umumnya, software untuk rubrik penilaian Mind Map ini memerlukan proses pengenalan terlebih dahulu, meski pun desain dan interfacenya akan dibuat sesimpel mungkin, tetap saja jika ingin menggunakan software ini maka 554
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
harus mempelajari tentang software ini. Selain itu, karena software ini belum pernah ada sebelumnya, maka perlu pembuatan desain dan perlu pengetesan kesesuaian. Jika software ini tidak dapat dibuat oleh guru, maka guru dapat menggunakan rubrik penilaian Mind Map pada tabel 3 dan 4 yang sudah tersedia. PENUTUP Kesimpulan Software Mind Map ini merupakan sebuah inovasi yang baik bagi penilaian lain selain penilaian dengan cara tes. Selain itu juga, pembiasaan siswa untuk membuat Mind Map dapat berdampak baik bagi kreatifitasnya, terutama pada aspek keluwesan dan kelancaran. Dalam menilai mind map buatan siswa juga seharusnya menilai hasil mind map melalui scanning. Scanning bisa dilakukan terhadap gambar tulis tangan siswa sendiri, atau langsung menscan file yang dibuat secara digital. Melalui scanning, guru tidak perlu lagi secara manual memeriksa hasil mind map siswa, hanya memasukkan saja rubrik penilaian yang diinginkan. Software ini akan diisi dengan penilaian Mind Map dan kreatifitas, dan konsep-konsep. Konsep-konsep tentang materi ini diisi berdasarkan materi yang diajarkan oleh guru dalam seluruh materi. Rubrik penilaian yang biasanya dilakukan untuk menilai mind map adalah rubrik menilai miskonsepsi dan kreatifitas. Melalui software penilaian tersebut akan otomatis akan menilai konsep, cabang, warna, kreatifitas siswa dan kemampuan kognitifnya. Sehingga hasil akhir dari Mind Map tersebut akan mencerminkan kemampuan siswa dalam mengkonstruk pengetahuannya. Saran Adapun saran yang saya berikan berdasarkan hasil pemikiran yang telah dibuat adalah sebagai berikut: 1. Hasil pemikiran ini dapat dijadikan sebagai proposal atau rencana penelitian untuk menghasilkan produk berupa software penilaian mind map 2. Hasil pemikiran ini dapat dijadikan sebagai dasar penelitian dan hasil pemikiran selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Adodo, S. O. (2013). Effect of Mind-Mapping as a Self-Regulated Learning Strategy on Students‘ Achievement in Basic Science and Technology. Mediterranean Journal of Social Sciences, 6: 163-173. Al-Jarf, R. (2009). Enhancing Freshman students‘ Writing Skills with a Mind Mapping software. Paper presented at the 5th International Scientific Conference, eLearning and Software for Education, Bucharest, April 2009. Buzan, T. 2011. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Cotton, K. (1991). Close-Up #11: Teaching Thinking Skills. Retrieved date, from Northwest Regional Educational Laboratory's School Improvement Research Series Web site: http://www.nwrel.orghttp://educationnorthwest.org/6/cu11.html Davies, M (2010). Concept mapping, mind mapping and argument mapping: what are the differences and do they matter?. Australia. Springer DOI 10.1007/s10734-0109387-6 555
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Diki, D. (2013). Creativity for Learning Biology in Higher Education. LUX: A Journal of Transdisciplinary Writing and Research from Claremont Graduate University: Vol. 3: Iss. 1, Article 3. Farrand, P., Hussain, F. and Hennessy E. (2002). The Efficacy of the ‗Mind Map‘ Study Technique. Medical Education, Vol. 36 (5), pp 426-431. Moore, R. & Cotner, S. (2009). Rejecting Darwin: The Occurrence & Impact of Creationism in High School Biology Classrooms. The American Biology Teacher, Online Publication vol. 71 No. 2. Zhao, G., Liu, Y., Ma, G., & Bo, Y. (2014). The Effect of Mind Mapping on Teaching and Learning A Meta Analysis. Standard Journal of Education and Essay, Vol 2(1): 1731.
556