Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.
EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN TabloidVerbeek
Informasi, Interaksi, Inspirasi
@TabloidVerbeek
Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk
- Tidak Diperjualbelikan -
KREASI > HAL 10
JENDELA > HAL 11
LAPORAN UTAMA > HAL 5
Daur Ulang Sampah Kertas
Pamor Luwu, Ciri dan Kekuatannya
Tengku R. Putrayuda: “PTPM Perlu Aktivitas Berkelanjutan”
PMDM Sektor Kesehatan
Layanan Kesehatan untuk Masyarakat Pesisir
Laporan Utama > Hal 3
Menuju Kemandirian Petani WAWASAN > Hal 9
Pakan Fermentasi untuk Ternak Kambing Dokter Menjawab > Hal 12
DBD Kembali Mengancam Perahu ambulans di Desa Pasi-pasi, Kecamatan Malili, dimanfaatkan tenaga kesehatan untuk menjalankan program Puskesmas Keliling demi menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah pesisir.
2
EDITORIAL Verbeek edisi 18 | 2015
Pembaca yang budiman, Kadang kala kita membutuhkan pandangan orang lain dalam melihat diri kita dan apa yang telah kita lakukan sepanjang hidup. Demikian pula dengan PTPM (Program Terpadu Pengembangan Masyarakat) yang telah berjalan selama 1,5 tahun. Benarkah program ini sudah berjalan pada jalur sebagaimana diharapkan, atau sebaliknya? Pada April lalu, tim Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bertandang ke Sorowako untuk melakukan kajian terhadap PTPM. Tengku Rahmat Putrayuda, Kepala Seksi Pengembangan dan Pemberdayaan Kementerian ESDM, memberikan banyak catatan. Dia mengatakan, PTPM sebagai program pemberdayaan sudah berada di jalur yang tepat. Kendati demikian, aktivitas yang mendorong kemandirian ekonomi jangka panjang belum banyak kelihatan. Padahal, tujuan akhir PTPM adalah memperkecil ketergantungan masyarakat ketika nantinya PT Vale mengakhiri aktivitasnya. Dengan kata lain, aktivitas atau program yang dijalankan masyarakat belum terlalu mengarah kepada kemandirian ekonomi. Ke depan, persentase kegiatan ekonomi kreatif dan ekonomi mandiri hendaknya lebih ditingkatkan. Dalam hal ini patut dicatat bahwa masyarakat masih bingung merancang program jangka panjang. Karena itu, masyarakat hendaknya lebih giat diajak untuk kreatif membuat program yang bertujuan menciptakan ekonomi mandiri. Pembaca, wawancara Verbeek dengan Tengku Rahmat Putrayuda menjadi bagian penting laporan utama edisi kali ini. Dua laporan utama yang lain adalah kegiatan pelatihan SRI Organik dan layanan kesehatan untuk masyarakat pesisir. Edisi kali ini juga menyuguhkan rubrik “Opini” yang membedah soal lada sebagai bagian rencana besar Luwu Timur menuju kabupaten agroindustri. Anda juga dapat menikmati karya fiksi seorang anak muda Sorowako, pengetahuan mengenai “pamor Luwu”, dan pengetahuan-pngetahuan praktis lainnya. Selamat membaca.
SURAT PEMBACA MASYARAKAT PESISIR
Ulasan Verbeek mengenai program pengembangan masyarakat PT Vale, khususnya sektor pertanian dan UMKM, menurut saya sudah cukup maju. Namun ada hal yang kurang disorot, yakni mengenai kehidupan masyarakat pesisir. Seperti kita tahu, wilayah pemberdayaan PT Vale juga terdapat di area pesisir, yakni di Malili dan sekitarnya. Seharusnya berita mengenai pengembangan kapasitas mereka juga dikupas khusus di laporan utama. Pieter, Sorowako Ulasan kegiatan PMDM di wilayah pesisir sudah pernah kami ulas, misalnya kegiatan pertanian di Desa Matano (edisi 16) dan PMDM bidang kesehatan di Desa Pasi-pasi (edisi 18). Bila Pak Pieter punya informasi menarik terkait kegiatan PMDM, silakan menghubungi redaksi Verbeek melalui SMS, email, maupun media sosial.
TAMBAHAN RUBRIK
Usulan dari saya, kalau bisa ke depan Verbeek memuat kolom parenting, sosok pemuda atau pemudi yang menginspirasi, atau karyawan teladan PT Vale. Untuk kolom parenting, bisa mengambil tema anak-anak dengan kebutuhan khusus, misalnya autisme yang kasusnya sekarang semakin banyak ditemukan atau isu-isu pengasuhan anak yang dialami banyak orangtua di wilayah kita. Selain itu, saya punya satu pertanyaan. Saya suka menulis puisi, kalau saya mau mengirimkan karya saya, bisa dialamatkan ke mana? Idawati Syamsir, Towuti
Redaksi Tabloid Verbeek, Kantor Departemen Communications & External Affairs, Jl. Ternate No. 44, Pontada, Sorowako.
KEGIATAN DESA
Kalau membaca Verbeek, jujur saja, pertama kali yang saya cari adalah berita atau foto tentang kegiatan di desa saya atau kegiatan desa-desa lain. Kalau ada, saya semangat sekali membacanya. Bisakah Verbeek memperbanyak berita-berita semacam itu? Banyak sekali kegiatan di desa kami yang bisa diulas, dan saya yakin berita dari desa-desa lain juga tidak kalah menariknya. Jumahir, Desa Matano Melalui rubrik Laporan Utama dan Event, kami menuliskan berbagai peristiwa yang terjadi di desa dan kecamatan, khususnya yang terkait dengan PTPM/PMDM. Mulai edisi ke-15, kami punya rubrik baru, yaitu Galeri Foto. Rubrik ini merekam pelbagai kegiatan di desa. Kami berharap Anda dan pembaca Verbeek lainnya bisa mengirimkan foto kegiatan menarik dari desa masing-masing.
Tabloid Verbeek merupakan media yang menitikberatkan pemberitaan seputar Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Dengan demikian, tulisan-tulisan dalam rubrik kami lebih banyak mengulas kegiatan dan kemajuan PTPM. Untuk karya tulisan, Ibu bisa mengirimkannya melalui email ke tabloid.
[email protected] atau melalui surat ke Staf Pemda Lutim Endah Safitri sedang membaca Verbeek di Gedung Simpurusiang, Malili.
Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mempublikasikan program sosial PT Vale serta mengampanyekan transparansi dari pelaksanaannya. Kirimkan kritik dan saran Anda melalui email, SMS, atau surat ke alamat redaksi.
[email protected]
08114056715
570946F9
Tabloid Verbeek
TabloidVerbeek
@TabloidVerbeek
Tabloid Verbeek
Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Urusan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Pengembangan Sosial) | Penanggungjawab: Teuku Mufizar Mahmud (Senior Manajer Komunikasi), | Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela | Editor: Bayu Aji Suparam (Senior Manajer Perencanaan Strategis), La Ode M. Ichman, Sohra, Aswaddin, Iskandar Ismail, Andi Zulkarnain, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Kontributor: Fitri Damayanti | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: Azwar Marzuki | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 18 | 2015
3
Mengubah Pola Pikir Petani Metode bertanam organik mengajak petani untuk mandiri dan mengubah pola pikir.
S
etelah mengikuti pelatihan akhir Februari 2015, petani dari Desa Mahalona, Kecamatan Towuti, dan Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda, mulai menerapkan prinsip System of Rice Intensification (SRI) Organik. Petani dari Desa Mahalona memasuki tahap pembuatan kompos, sementara petani dari Kecamatan Wasuponda sudah mulai menggarap lahan. SRI Organik merupakan metode intensifikasi pertanian yang mempraktikkan teknologi ramah lingkungan. Penerapan SRI Organik bukan hanya bermanfaat bagi keseimbangan alam, melainkan juga membawa dampak positif bagi kesehatan petani dan masyarakat umum. SRI Organik merupakan bagian dari program pertanian berkelanjutan yang menjadi bagian Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Tujuan jangka panjangnya adalah berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga petani di wilayah terdampak operasi Perusahaan. Paimin, Ketua Kelompok Tani Harapan Petani di Desa Mahalona, Kecamatan Towuti, belajar cara membuat mikro organisme lokal sebelum memulai musim tanam dengan metode SRI Organik. Mulia dari Desa Mahalona, menyatakan meskipun belum memasuki musim tanam, anggota kelompoknya tidak berdiam Mengubah pola pikir Kendala terbesar penerapan metode kesulitan untuk mengubah mindset. Hamdiri. Mereka mengisi waktu dengan meDari 27 anggota Kelompok Tani Ha- SRI Organik, menurut Paimin, bukan pada pir semua orang maunya yang instanngumpulkan bahan pembuatan kompos rapan Mulia, baru 15 orang yang meng- sistem tanamnya. Tantangan justru da- instan. Untuk bisa maju juga maunya indan mikroikuti pelatihan tang dari petani. Sebagian besar mereka stan, serba cepat. Mindset instan itulah organisme SRI Organik. “Se- masih memiliki pekerjaan lain, seperti yang susah hilang,” kata Kariman. lokal (MOL) bagai ketua ke- menjadi buruh, sehingga tidak bisa se“Kendala yang kerap kami temui serta memlompok, saya ng- penuhnya menggarap sawah. “Harapan Optimistis a d a l a h k u r a n g n y a m o t i v a s i d i r i d a n obrol dengan te- saya, bila nantinya program ini berhasil, buat rumah Kemandirian petani merupakan salah k e s u l i t a n u n t u k m e n g u b a h m i n d s e t . man-teman dan semua teman-teman, khususnya anggota satu prinsip SRI Organik. Meskipun petani kompos. Petani juga dingajak mereka Kelompok Tani Harapan Mulia, akhirnya di Desa Mahalona dan Ledu-ledu dipanajak untuk ikut pelatihan ikut SRI Organik,” kata Paimin. du pendamping lapangan mulai dari pramemaksiSRI. Jawabannya Meskipun demikian, Paimin beserta tanam hingga pasca-tanam, pendamping malkan pekarangan rumah dengan me- macam-macam. Ada sebagian yang belum petani lain tidak pantang menyerah un- hanya berperan sebagai fasilitator. Menanam tanaman obat keluarga dan ta- minat, banyak kesibukan, belum bisa fokus tuk berkembang. Mereka tidak pernah reka mengarahkan petani agar mampu naman hortikultura untuk memenuhi ke- di sawah, dan ada juga yang mau ikut nanti absen mengikuti pertemuan rutin di hari mandiri dalam menyelesaikan permasabutuhan sehari-hari. kalau sudah melihat hasilnya,” kata Paimin. Jumat minggu kedua setiap bulan bersa- lahan yang dihadapi. ma pendamping laAnimo anggota kelompok tani yang pangan dari Yaya- mengikuti pelatihan SRI Organik di dua san Aliksa Organik desa di Kabupaten Luwu Timur membuSRI (Aliksa). at Kariman optimistis program tersebut M e n e r a p k a n akan berjalan baik. “Saya sering melihat sesuatu yang baru di tempat lain animonya lebih rendah damerupakan peker- ripada di sini, tapi hasilnya masih bagus. jaan yang tidak mu- Semangat petani Mahalona dan Wasupondah, apalagi harus da besar. Semangat besar itu modal kuat membuat orang untuk berhasil,” kata Kariman. meninggalkan keLahan persawahan yang diproyeksibiasaan lama. Itu- kan sebagai demplot SRI Organik di Kalah tantangan yang bupaten Luwu Timur seluas 27 hektar. Di dihadapi Kariman, Mahalona 16 hektar dan di Wasuponda salah satu pendam- direncanakan 12 hektar. Sesuai musim taping lapangan dari nam, Desa Ledu-ledu diperkirakan akan Aliksa. melakukan panen perdana SRI Organik “Kendala yang akhir Agustus. Sedangkan untuk Desa Makerap kami temui halona, yang baru memasuki musim taadalah kurangnya nam bulan Juni, diperkirakan melakukan motivasi diri dan panen perdana pertengahan Oktober.[] Ketua Yayasan Aliksa Organik SRI, Alik Sutaryat, memberikan pembelajaran seputar prinsip ekologi tanah bagi petani dan penyuluh pertanian di Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda.
4
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 18 | 2015
Layanan Kesehatan untuk Masyarakat Pesisir Masyarakat pesisir Kecamatan Towuti dan Malili masih sulit mengakses fasilitas kesehatan. Perahu ambulans diharapkan bisa menjadi solusi.
Staf Puskesmas, bidan desa, dan beberapa kader kesehatan di Desa Pasi-pasi, Kecamatan Malili, memanfaatkan perahu ambulans untuk menjangkau masyarakat pesisir.
K
esehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Namun keterbatasan akses di wilayah terpencil sering berakibat pada kurangnya pelayanan kesehatan. Kendala itulah yang dialami masyarakat pesisir di Kecamatan Towuti dan Malili. Untuk mengatasi kendala akses, warga di desa-desa pesisir mengajukan pengadaan perahu ambulans untuk didanai Progam Mitra Desa Mandiri (PMDM). Perahu tersebut akan difungsikan sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan lanjutan ke Puskesmas maupun ke rumah sakit terdekat. Di Towuti, desa-desa yang membutuhkan fasilitas tersebut adalah Desa Loeha, Desa Rante Angin, Desa Bantilang, Desa Tokalimbo, dan Desa Masiku. “Masyarakat di daerah pesisir kalau sakit dan dirujuk ke Puskesmas atau ke
rumah sakit harus menyewa katinting, sementara jam operasional katinting tidak 24 jam. Sulit sekali kalau mereka harus mendapatkan penanganan pada malam hari dan sudah tidak ada katinting yang beroperasi,” kata Asaad Fitra, Fasilitator PMDM Kecamatan Towuti. Sementara di Kecamatan Malili, warga Desa Pasi-pasi yang tinggal di daerah yang mereka sebut dengan “empang” juga memerlukan alat transportasi air karena tempat tinggal mereka dan fasilitas kesehatan terpisah oleh teluk. Perlu sekitar 30 menit perjalanan dari dermaga Lampia ke empang menggunakan perahu motor.
Pertolongan darurat
Di Desa Pasi-pasi, perahu ambulans sudah beroperasi sejak November 2014. Perahu tersebut digunakan oleh staf Puskesmas Lampia, bidan Desa Pasi-pasi, dan petugas kesehatan lain untuk menjangkau 40 KK di daerah empang. Di hari Posyandu yang biasanya dilakukan pada tanggal 24 setiap bulan, warga empang berkumpul di salah satu rumah untuk mendapatkan layanan kesehatan. Bayi dan Balita ditimbang, menPerahu ambulans di Kecamatan Towuti yang belum beroperasi hingga saat ini. Jadwal dapatkan imunisasi, operasi masih menunggu pengadaan mesin yang akan dituntaskan pada 2015.
dan ada sesi pemberian makanan tam- sampai ke peralatan kesehatan yang mebahan (PMT). Sementara orang dewasa mang harus ada di dalam. Namun, dengan diperiksa kondisi kesehatannya secara berbagai pertimbangan, akhirnya diputusumum dan bisa juga berkonsultasi dengan kan untuk membeli speed boat agar pemeliharaannya lebih mudah dan bisa dimantenaga medis. Selain dimanfaatkan oleh staf Pus- faatkan dalam jangka waktu lama. Selain itu, ukuran perahu kesmas dan lebih besar dibanPoskesdes, Masyarakat di daerah pesisir dingkan rencana perahu amawal, sehingga biabulans juga kalau sakit dan dirujuk ke ya yang ada baru cubisa digunaPuskesmas atau ke rumah kup untuk membeli kan oleh wars a k i t h a r u s m e n y e w a k a t i n t i n g , body perahu saja,” ga dalam keakata Faisal Halim, daan darurat. sementara jam operasional Fasilitator PMDM “Dulu sebekatinting tidak 24 jam. Kecamatan Towuti. lum ada peraPengadaan mehu ambulans sin perahu ambuPMDM, petugas kesehatan harus menyewa perahu sen- lans akan kembali dimasukkan dalam diri. Tapi itu masih bisa diatasi. Yang paling usulan kegiatan PMDM tahun selanjutsulit itu kalau ada warga yang mengalami nya. Mekanisme pengelolaan perahu amkondisi darurat, misalnya jatuh atau kece- bulans juga akan diputuskan dalam mulakaan, dan dia tidak punya perahu pribadi. syawarah antara pemerintah kecamatan, Dengan adanya bantuan perahu ini, masya- instansi terkait, dan masyarakat. Bisa saja rakat bisa cepat dapat pertolongan,” kata masyarakat membayar ongkos penggunaan perahu ambulans, tapi tidak semahal Sarli Astuti, bidan Desa Pasi-pasi. Sementara di Kecamatan Towuti, pera- ongkos sewa katinting. Opsi lain adalah hu ambulans masih terparkir di lapang- masing-masing desa yang mendapatkan an depan Kantor Camat sejak Februari fasilitas perahu ambulans menyisihkan 2015. Perahu senilai 120 juta itu belum dana PMDM bidang kesehatan untuk bidapat beroperasi lantaran belum dileng- aya operasional perahu. Camat Towuti Aswan Zainal berharap, kapi mesin. “Awalnya anggaran 120 juta memang pasien gawat darurat bisa langsung dibadiperuntukkan untuk pengadaan perahu wa ke rumah sakit oleh perahu ambulans kayu yang komplet, mulai dari body, mesin, yang akan stand by 24 jam.[]
LAPORAN UTAMA Verbeek edisi 18 | 2015
5
Kasi Pengembangan dan Pemberdayaan Kementerian ESDM Tengku Rahmat Putrayuda
“PTPM Perlu Aktivitas Berkelanjutan” Awal April lalu, tim Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkunjung ke Sorowako. Mereka melakukan kajian terhadap PTPM yang sudah berjalan 1,5 tahun terakhir. Redaksi Verbeek berkesempatan bertatap muka dengan Tengku Rahmat Putrayuda, Kepala Seksi Pengembangan dan Pemberdayaan Kementerian ESDM.
T
engku bicara tentang kemandirian ekonomi, pentingnya kerja sama tiga pilar, dan payung hukum pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah tambang. Berikut petikan wawacaranya.
Beberapa hari berkeliling Sorowako, bagaimana Anda melihat PTPM PT Vale?
Secara umum, walaupun PTPM baru berjalan 1,5 tahun, perubahan mindset program yang dulu cuma charity atau bisa dibilang bagi-bagi uang, kini sudah terprogram. Mulai dari proses, keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah, sudah mulai kelihatan ada perubahan. Harus diakui di sana-sini masih banyak kekurangan.
Kekurangannya di mana menurut Anda?
Aktivitas yang mendorong kemandirian ekonomi yang sifatnya jangka panjang dan berkelanjutan belum terlalu kelihatan. Kegiatan yang dihasilkan kebanyakan masih jangka pendek. Kementerian ESDM akan membuat Peraturan Menteri (Permen) soal pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM). Permen itu akan lebih mengarah ke kemandirian ekonomi masyarakat di sekitar tambang. Target kita, semakin dekat ke tahapan mining closure (penutupan tambang—Red), ketergantungan masyarakat terhadap tambang makin kecil. PTPM memang sudah mengarah ke sana, tapi aktivitas atau program di masyarakat belum terlalu mengena ke kemandirian ekonomi.
Aktivitas seperti apa yang mengarah pada kemandirian ekonomi?
Saya lihat program seperti pelatihan untuk petani, pelatihan membuat kompos, dan sebagainya, masih mendapatkan porsi yang kecil. Padahal kegiatan seperti itu sangat penting untuk memandirikan ekonomi masyarakat. Saya sempat berdiskusi dengan pelaku program PTPM di tingkat desa, dan menurut mereka ke depan persentase kegiatan ekonomi kreatif dan ekonomi mandiri akan semakin besar. Mungkin masyarakat masih bingung merancang program jangka panjang.
Menurut Anda, nilai positif PTPM pada poin apa?
Mekanisme menelurkan program, bagaimana caranya supaya tidak terjadi kebocoran, menurut saya sudah bagus. Seperti yang saya katakan, secara umum pro-
gram ini sudah mulai berjalan baik. Sudah kelihatan kerja sama tripartit antara pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat. Mulai menyatu program-program dari tiga pihak itu.
Seberapa penting kerja sama tiga pilar dalam pemberdayaan masyarakat?
Dalam konteks pemberdayaan, kerja sama tripartit tidak bisa dipisahkan. Permintah daerah, perusahaan, dan masyarakat harus bekerja sama menelurkan program sehingga apa pun yang dibangun dari tripartit ini menjadi milik bersama. Akan tumbuh rasa memiliki, dan apa yang sudah dijalankan akan dijaga bersama.
Terkait Permen PPM yang sedang digodok oleh Kementerian ESDM, apa saja yang akan diatur?
Permen ini merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 23 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan batubara. Permen dibuat untuk mengatur detail pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Intinya, Permen ini mengatur masyarakat di sekitar tambang. Kami adakan diskusi dengan perusahaan dan Pemda. Permen ini akan menjadi payung untuk Perda-perda yang terkait PPM di seluruh Indonesia. Kami upayakan tahun ini Permen bisa selesai, karena tuntutan daerah dan perusahaan begitu besar. Malah di sebagian daerah sudah ada yang menetapkan besaran PPM, misalnya tiap 1 ton produksi bauksit, perusahaan harus alokasikan sekian persen untuk PPM. Kalau sudah ada patokan begitu akan lebih sulit mengubah mindset masyarakat dan mengarahkan mereka untuk membuat program-program pemberdayaan. Makanya, kami benar-benar upayakan tahun ini Permen rampung supaya bisa menjadi acuan regulasi. Bukan hanya regulasi perusahaan tapi juga peraturan Pemda.
Jadi Permen tidak akan mematok persentase PPM yang menjadi kewajiban perusahaan?
Di Permen ini kami tidak akan menetapkan angka. Menurut berbagai studi, misalnya di India, begitu pemerintah menetapkan dana PPM, misalnya 2%, perusahaan dengan enaknya berkata bahwa kewajiban yang harus dibayarkan untuk masyarakat cuma 2%, padahal setelah dikaji lagi kebutuhan untuk PPM lebih dari itu.
Sementara bagi perusahaan yang belum mendapatkan keuntungan, mereka keberatan memberi kontribusi 2%. Untuk itu, persentase tidak bisa ditetapkan. Perusahaan beda-beda, ada yang besar, ada juga yang skalanya kecil. Komoditasnya juga berbeda, sehingga menetapkan persentase sangat sulit. Tidak mungkin kita uraikan satu per satu tiap komoditas. Lagipula, PPM akan selalu berkembang. Karena itu kami minta perusahaan untuk membuat studi dan menuangkannya sampai ke bentuk grafik, di mana ketergantungan masyarakat akan makin kurang ketika perjalanan perusahaan semakin mendekat ke mining closure.
Untuk menyusun Permen PPM, Anda bersama tim melakukan banyak kunjungan ke perusahaan tambang...
Tim kami datang untuk melakukan kajian public-private partnership. Bagi perusahaan, mereka berharap banyak dari Permen ini. Setelah saya berkunjung ke perusahaan pemegang Kontrak Karya, saya melihat sendiri betapa carut-marut peraturan PPM di perusahaan tambang. Banyak yang kacau. Perusahaan PMA (penanaman modal asing—Red) umumnya tidak mau pusing. Daripada didemo masyarakat, lebih baik kasih sumbangan. Kekacauan itu terjadi karena acuan hukumnya tidak ada. Mereka berharap banyak bahwa setelah Permen PPM disahkan, mereka punya dasar hukum untuk untuk menjalankan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
Dari sisi pemerintah daerah, rambu-rambu apa saja yang tertuang dalam Permen?
Kami sempat berkunjung ke Bappeda Luwu Timur. Ada tiga hal mendasar yang kami sampaikan. Yang paling utama, dana PPM tidak bisa di-APBD-kan. Permen mengatur itu. Jangan sampai ada danadana PPM masuk ke APBD, sehingga tidak bisa lagi diawasi dan pasti sudah salah sasaran.
Kedua, program-program yang sudah ditetapkan oleh Pemda tidak bisa tumpang tindih dengan program perusahaan. Ketiga, proses yang akan menimbulkan “kerugian negara” harus disinkronisasi sehingga tidak terjadi temuan BPK. Hibah, misalnya, itu, kan, sangat rawan terjadi kerugian negara sehingga perlu diatur lebih lanjut.
Apakah program PTPM sudah memenuhi ketentuan yang akan tertuang dalam Permen PPM?
Secara konsep, PTPM masuk ke pengembangan masyarakat. Yang masih perlu ditingkatkan persentasenya adalah pemberdayaan, yaitu program untuk meningkatkan kemandirian masyarakat. Tujuannya, sekali lagi, memperkecil ketergantungan masyarakat mendekati mining closure. Seperti yang saya lihat dan sudah diterapkan oleh PT Vale, dalam Permen kami akan mewajibkan perusahaan untuk melakukan social mapping dan survey need assessment untuk menyaring programprogram dari masyarakat, dan melakukan studi terkait program yang perlu dilakukan untuk memandirikan ekonomi masyarakat. Di tingkat Pemda, kami juga sampaikan tujuan tersebut. Dalam PPM, masyarakat diajak untuk kreatif membuat program yang memang bertujuan meningkatkan dan menciptakan ekonomi mandiri. PT Vale , kan, perusahaan tambang. Suatu hari, kegiatan pertambangan pasti habis di tempat ini. Saat itulah kita harap masyarakat di sekitar wilayah tambang sudah mandiri.[]
6
SOSOK Verbeek edisi 18 | 2015
Corry Catherina, Bendahara Komite Desa Wawondula, Kecamatan Towuti
Kembangkan Desa Berbekal Kejujuran dan Pengalaman Pengalaman organisasi selama 15 tahun membuat Corry Catherina kerap dipercaya mengelola berbagai program dan kegiatan di desa maupun kecamatan. Kini Corry aktif sebagai kader Posyandu, menjadi sekretaris Tim Penggerak PKK Desa Wawondula dan Kecamatan Towuti, serta melakukan pendataan Keluarga Berencana dengan menjadi anggota Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (Sub PPKBD).
S
ederet posisi itu tidak membuat Corry puas dalam memajukan desanya. Ketika musyawarah Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) memercayakan ibu empat anak itu untuk menjadi Bendahara Komite Desa, Corry menyatakan kesiapannya. Sejak pelaksanaan Crash Program 2012, wanita yang juga aktif di Majelis Taklim Towuti ini mulai berkenalan dengan mekanisme PMDM. Menjadi pelaku program, Corry menyaksikan sendiri perubahan yang terjadi di masyarakat. Ada suka dan duka. Kepada Verbeek dia bercerita.
Bagaimana awalnya Anda terpilih menjadi Bendahara Komite Desa Wawondula?
Sudah dari Crash Program. Mungkin teman-teman melihat saya banyak ikut kegiatan dan organisasi, lalu saya dipilih jadi Komite Desa. Di PMDM 2013, anggota Komite kebanyakan orang-orang baru. Nah di situlah saya terpilih lagi, mungkin maksud teman-teman supaya ada yang sudah punya pengalaman pegang program ini. Saya satu-
satunya orang lama. Di tahun anggaran 2014, saya terpilih lagi. Ini amanah masyarakat desa. Saya harus jalankan sebaik-baiknya.
Jadi ini murni karena mendapat amanah atau Anda sendiri merasa terpanggil?
Dua-duanya. Karena untuk menjadi Komite Desa, kan, harus melalui musyawarah dan dipilih oleh suara terbanyak, otomatis ini amanah. Tapi kalau tidak ada panggilan hati, saya rasa mustahil jadi Komite selama tiga periode. Ini bukan pekerjaan yang mendapat imbalan materi setimpal, jadi tidak semua orang bersedia. Harus orang-orang yang punya keinginan tulus untuk memajukan daerahnya.
Bagaimana Anda melihat perubahan dari Crash Program ke PMDM?
Saya sedih sekali kalau ingat Crash Program. Uang di-
ambil tapi hasilnya tidak kelihatan. PMDM dur, masyarakat sendiri yang akan meniini lebih bagus. Ada kerja sama dengan pe- lai. Yang penting saya jujur, itu saja. merintah, ada audit, dan penerima manfaatnya diutamakan rumah tangga miskin. Kembali ke pelaksanaan PMDM, Lalu ada PTO (Panduan Teknis Operasi- apakah Anda melihat program ini onal— Red) yang sangat membantu kita sudah tepat sasaran? membuat kegiatan. Menurut saya ini baDi Desa Wawondula kami utamakan gus sekali. RTM (rumah tangga miskin—Red). Ada warga desa yang saya tahu betul bagaiBagaimana tanggapan mana kondisinya. Tidak punya pekerjamasyarakat Desa Wawondula an, di rumah dia tidak punya dapur dan terhadap PMDM? jamban. Melalui PMDM, dia dapat bantuSebagian besar menyambut baik. De- an kambing untuk usaha ternak. Untuk ngan adanya aturan-aturan yang jelas, PMDM tahun anggaran kedua ini, kami mereka senang karena punya panduan. masukkan dia sebagai penerima bantuan Ketika semua program berjalan baik dan jamban keluarga. Lalu dari pemerintah didesa kami mendapat penilaian yang bagus, ikutkan program Bedah Rumah. Jadi dia teman-teman ikut bangga. Tapi pasti ada sudah punya pekerjaan dan rumahnya peyang tidak suka. Itu tidak bisa dihindari. lan-pelan diperbaiki supaya lebih sehat. Tapi yang kontra sudah tidak sebanyak Yang seperti itu saya sebut tepat sasaran. waktu Crash Program dulu.
Artinya penerimaan masyarakat sudah banyak berubah?
Iya, sudah banyak sekali perubahannya. Dulu waktu Crash Program kami sempat didemo oleh masyarakat yang proposalnya ditolak. Komite Desa dikira tidak mengakomodasi proposal padahal kami mengutamakan proposal yang sudah lebih dulu masuk dan lolos verifikasi. Untung sekarang sudah tidak pakai proposal lagi. Semua keputusan diambil dari musyawarah.
Anda tidak takut menghadapi tekanan dari masyarakat?
Saya sempat trauma dan mau mengundurkan diri dari Komite Desa. Tapi setelah saya pikir lagi, kami ini sudah bekerja jujur jadi kenapa takut? Kalau saya salah, pantaslah kalau saya takut dan mundur. Justru kalau saya sampai mundur artinya saya membenarkan tuduhan orang-orang kalau Komite Desa kerjanya tidak betul. Dengan bersikap berani dan pantang munNama Tempat, tanggal lahir Pekerjaan Alamat Nama anak Prestasi
: : : : :
Beratkah tugas seorang pengurus Komite Desa?
Kalau dipikir berat, ya, lumayan juga. Kami, terutama saya sebagai bendahara, harus buat laporan-laporan. Untuk membuat laporan itu harus ada foto dokumentasi kegiatan, mulai dari pencairan dana, proses, sampai selesai kegiatan. Saya bersama teman-teman Komite keliling untuk ambil foto. Sering juga saya sendiri yang pergi foto. Seperti kegiatan pengerasan jalan, saya foto dari awal sampai sudah selesai 100%. Kadang memang berat, tapi saya senang.
Apa yang membuat Anda senang mengemban tugas sebagai pengurus Komite Desa?
Saya senang melihat masyarakat sekarang sudah pintar mengelola bantuan. Senang melihat mereka benar-benar memanfaatkan apa yang sudah diberikan dan pola pikir mereka berubah. Ketika diaudit juga tidak ada yang cacat. Rasanya senang bercampur bangga.[]
Corry Catherina Makale, 23 September 1970 Kaur Bendahara Barang Desa Wawondula Jl. Labu No. 25, Wawondula, Kecamatan Towuti Elfandi Ekapurwanto (25), Elwinda Dwipratiwi (23), Sri Widyawanti (20), Wiwik Satriyanti (18) : Penghargaan dari Ketua TP-PKK Kabupaten Luwu Timur, Hj Andi Tenri Balobo Hatta, atas pengabdian 15 tahun sebagai pengurus TP-PKK (April 2013).
WAWASAN Verbeek edisi 18 | 2015
7
Bukan Sekadar Bumbu Dapur
B
anyak buah atau rempah yang selama ini dikenal ibu-ibu hanya dimanfaatkan sebagai bahan memasak atau bumbu dapur. Padahal di balik itu, beberapa di antaranya memi-
Asam jawa (Tamarindus indica L)
Termasuk tanaman yang tumbuh liar. Daun muda pohon asam jawa berkhasiat untuk memperbanyak ASI, kesegaran badan, batuk, dan demam. Caranya dengan meminum air rebusan daun asam jawa. Juga dapat mengurangi radang dan nyeri persendian atau rematik. Caranya, dengan menempelkan daunnya pada bagian yang nyeri. Kulit batang pohonnya juga bisa menyembuhkan luka, borok, bisul, ruam, atau sebagai obat kuat. Sedangkan tepung bijinya untuk mengobati disentri dan diare.
Leunca (Solanum nigrum L)
Leunca termasuk tanaman liar. Bentuk buahnya seperti terung mini. Daunnya memiliki efek menenangkan, memperlancar air seni, dan pengencer dahak. Cara memanfaatkannya cukup merebus beberapa lembar daun leunca dan meminum air rebusannya. Sedangkan buahnya, berkhasiat sebagai obat bila Anda mengalami pembengkakan atau peradangan sendi, rematik atau wasir.
liki khasiat untuk mengobati penyakit atau keluhan kesehatan. Apa saja tanaman itu? Berikut beberapa daftarnya yang bisa digunakan sebagai alternatif obat keluarga.
Jahe (Zingiber officinale)
Selama ini jahe lebih banyak digunakan sebagai bumbu masakan. Padahal jahe memiliki beragam manfaat, yakni obat mual/ muntah, pereda kejang, obat rematik, anti mikroba/parasit merangsang pelemasan pembuluh darah.
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Bentuknya kecil. Rasanya super kecut. Biasanya dimasak sebagai bumbu tambahan sayur asam. Belimbing wuluh berkhasiat sebagai obat batuk, sariawan, perut sakit, gondongan, rematik, batuk rejan, gusi berdarah, sakit gigi berlubang, jerawat, panu, hipertensi, kelumpuhan, dan memperbaiki fungsi pencernaan. Caranya dengan meminum sari belimbing wuluh yang direbus.
Kemangi (Ocinum bassilicum ferina citratum)
Kunyit (Curcuma longa Linn)
Kencur (Kaempferia galangal)
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Kayu manis (Cinnamomum verum)
Lengkuas (Alpinia galangal)
Biasanya dimakan sebagai teman lalapan atau campuran masakan. Kemangi juga berkhasiat sebagai obat sariawan, antinapas dan mulut bau, batu ginjal, mencegah kemandulan, masuk angina, radang lambung, ejakulasi dini, hingga sakit kepada. Sedangkan tanamannya berfungsi sebagai insektisida nabati, yakni pengusir nyamuk.
Berkhasiat untuk menghilangkan sumbatan vital energi, obat batuk, peluruh dahak, memperlancar air seni, melancarkan keringat, dan membantu proses pencernaan. Jeruk nipis juga bisa melegakan tenggorokan yang mengalami peradangan. Caranya dengan meneguk satu sendok makan air perasan jeruk nipis dan diberi sedikit kecap.
Biasanya digunakan sebagai bumbu dapur, pewarna alami masakan atau pengawet makanan. Ternyata kunyit lebih daripada itu. Umbi berwarna kuning ini juga dapat berkhasiat membunuh bakteri, obat batuk dan masuk angin. Caranya, dengan meminum sari kunyit dicampur air hangat dan ditambahkan sedikit gula merah.
Salah satu bumbu dapur ini dapat mengatasi diabetes, mengatasi rematik, obat infeksi, menurunkan kolesterol, mengurangi nyeri saat melahirkan dan menstruasi, obat flu, dan penyegar mulut. Caranya, rebus kayu manis secukupnya dan minum air rebusannya.
Cara memanfaatkan kencur sebagai obat alternatif (meminum sarinya) mirip kunyit. Kencur dapat mengobati radang lambung, flu pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk, menghilangkan darah kotor, diare, memperlancar haid, mata pegal, keseleo, atau sebagai terapi ketika Anda kelelahan.
Berkhasiat mengobati radang persendian, membantu meringankan ketidaknyamanan yang disebabkan peradangan pada perut atau bisul, mencegah mabuk laut, dan mual. Caranya dengan merebus lengkuas dan meminum air rebusannya.[]
8
WAWASAN Verbeek edisi 18 | 2015
Pakan Fermentasi untuk Ternak Kambing Teknologi peternakan yang memanfaatkan limbah organik.
Kelebihan:
• Memperbaiki sistem pencernaan kambing. • Meningkatkan produksi susu kambing (terutama untuk kambing jenis etawa). • Bobot kambing bertambah secara alami. • Meningkatkan nafsu makan kambing. • Daging kambing lebih berisi serta rendah kolestrol. • Kambing ternak lebih kebal dan tahan terhadap penyakit. • Kotoran kambing tidak berbau sehingga tidak mencemari udara. • Kotoran dan urin kambing lebih sedikit dan bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk kandang atau biogas alami.
D
alam teknik budidaya kambing dibutuhkan beberapa teknik dan kejelian peternak untuk mendapatkan produksi yang berkualitas. Selain pemilihan bibit kambing, cara membuat kandang, manajemen ternak, yang harus diperhatikan pula adalah pengadaan pakan ternak berkualitas. Inovasi terbaru pengadaan pakan ternak kambing dengan pemanfaatan limbah pelepah (gedebog) pisang kini ditemukan. Selain bahan baku mudah diperoleh, cara pembuatannya sangat mudah. Inilah yang menjadi daya tarik pakan ternak ini, selain manfaatnya bagi ternak.
Alat dan bahan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pelepah pisang Ampas tahu Dedak Gula pasir Garam Suplemen organik cair (SOC) Terpal (untuk alas) Ember Tong plastik/kantong plastik Air
100 kg 15 kg 3 kg 100 gr 250 gr 30 cc (3 tutup botol SOC) 1 lembar 2 buah
Cara membuat: • • • •
•
Hamparkan terpal di tempat yang teduh agar mengurangi risiko matinya kultur mikroba (inokulum). Potong pelepah pisang di atas terpal dengan ukuran kurang lebih 3x4 cm. Campurkan pelepah pisang yang sudah dipotong-potong dengan ampas tahu dan dedak sampai rata. Buat larutan bibit fermentasi di dalam ember yang berisi 1 liter air yang dicampurkan dengan 30 cc SOC dan 100 gr gula pasir. Aduk sampai semua bahan larut dalam air. Diamkan larutan ini selama kurang lebih 15 menit. • Setelah 15 menit, masukkan larutan bibit fermentasi ke dalam ember yang berisi 10 liter air, aduk sampai larut. • Masukkan ke dalam semprotan lalu semprotkan ke bahan pakan (campuran pelepah, dedak, dan ampas tahu) secara merata sambil sesekali diaduk. • Setelah cairan habis, taburkan 250 gr garam ke dalam bahan pakan sambil diaduk rata. Terakhir, masukkan bahan pakan tersebut ke dalam tong plastik atau kantong plastik lalu ditutup rapat dan diamkan selama 1-3 jam.
Pemberian pakan: • • • • •
Sebelum diberi pakan fermentasi, sebaiknya kambing dan kandangnya dibersihkan dulu. Bila perlu, ternak diberi vitamin B terlebih dahulu atau 1 tutup botol SOC. Hal ini untuk meningkatkan nafsu makan ternak. Untuk proses adaptasi, pertama-tama berikan pakan fermentasi yang dicampur dengan pakan biasa yang telah disemprotkan SOC. Selama 1-7 hari, setiap pagi ternak diberi pakan seperti biasa yang telah disemprotkan SOC, lalu pada sore harinya diberikan pakan fermentasi agar terbiasa. Kecepatan adaptasi tiap kambing berbeda-beda. Atur kadar air dalam pembuatan pakan fermentasi, bila kadar air terlalu tinggi atau basah, hasil fermentasi tidak dapat disimpan terlalu lama.[]
(Disarikan dari usahaternak.com)
KREASI Verbeek edisi 18 | 2015
9
Daur Ulang Sampah Kertas Ubah majalah bekas, karton tisu, hingga kotak susu menjadi kreasi cantik serbaguna.
Buku saku
Wadah serbaguna
Dengan bahan dan teknik serupa, Anda juga bisa membuat alas piring yang akan mempercantik meja makan.
Alat dan bahan:
• Kertas bekas (koran, majalah, kertas kopi, atau kertas apapun) • Cutter • Gunting • Penggaris • Selotip • Karton tebal atau lembaran kardus
Cara membuat:
1. Potong kertas hingga berbentuk seperti pita panjang dengan ukuran 4x30cm. 2. Lipat tiap pita menjadi dua bagian memanjang. Buat sebanyak mungkin pita pajang. 3. Ambil 16 lembar pita, letakan 8 lempar dalam posisi horisontal dan sisanya vertikal.
4. Mulailah menganyam. Pastikan potongan kertas saling mengunci rapat. 5. Jika Anda merasa anyaman alas sudah cukup besar sesuai keinginan, lipat pita ke atas dan mulailah menganyam kertas dalam posisi berdiri.
6. Sisakan pita sekitar 2cm agar bisa dilipat ke lubang anyaman terdekat. Anda bisa menggunakan selotip untuk mengencangkan lipatan. 7. Letakkan karton atau lembaran kardus sebagai alas wadah supaya lebih kuat.
Bunga kertas
Setelah gulungan tisu habis digunakan, besar kemungkinan tabung kartonnya akan Anda buang ke tempat sampah. Dengan sedikit kreativitas, karton tisu bisa menjadi elemen dekorasi rumah.
Alat dan bahan: • • • • •
Karton tisu gulung berbentuk tabung Gunting Lem tembak Tusuk sate Selotip bunga atau bisa diganti selotip biasa
Cara membuat:
1. Pipihkan karton tisu dan potong menjadi dua bagian memanjang. 2. Potong bentuk rumbai seperti foto berikut ini untuk membuat putik bunga.
3. Gulung putik bunga, beri lem pada bagian ujung agar tidak terlepas. 4. Ambil dua tabung karton tisu lagi, potong masingmasing menjadi 8 bentuk menyerupai cincin, tekan ujungnya sedikit hingga pipih.
5. Rekatkan 8 cincin ke putik bunga. Kini bunga kreasi Anda sudah punya mahkota. Di sela-sela 8 mahkota, rekatkan lagi 8 mahkota yang masih tersisa. 6. Masukkan tusuk sate di pangkal bunga, kencangkan dengan selotip. 7. Jika Anda punya selotip bunga, silakan bungkus tusuk sate dengan selotip tersebut agar lebih cantik.
Anda terbiasa sarapan sereal atau susu? Jangan buang kemasannya. Mari membuat buku saku yang berguna untuk menulis daftar belanja atau untuk dibawa si kecil ke sekolah.
Alat dan bahan:
• Kotak bekas sereal atau susu • Kertas HVS (bisa menggunakan kertas bekas yang sudah dipakai satu sisi) • Kertas kado • Benang sulam • Jarum sulam • Gunting • Penggaris • Pulpen • Lem atau selotip bolak-balik • Kancing ukuran sedang atau besar
Cara membuat:
1. 1. Gunting karton susu untuk membuat sampul buku catatan. Jika Anda ingin membuat buku berukuran 12x20 cm, maka Anda bisa memotong kotak susu dengan ukuran 24x20cm. Sesuaikan ukuran dengan selera Anda. 2. Lipat karton menjadi dua bagian memanjang. Bagian dalam karton yang polos menghadap keluar. 3. Jahit kancing di bagian luar dan biarkan benang sulam menjuntai sekitar 40cm. 4. Anda bisa menempelkan kertas kado di bagian dalam untuk menutup gambar asli kemasan susu atau sereal. 5. Potong kertas HVS hingga ukurannya sedikit lebih kecil dibandingkan ukuran sampul. 6. Menggunakan jarum dan benang sulam, jahit kertas HVS ke bagian tengah sampul atau bagian tulang buku. 7. Tempelkan kertas kado untuk menutupi tulang buku.[]
10
JENDELA Verbeek edisi 18 | 2015
Pamor Luwu, Ciri dan Kekuatannya Motif kerisnya menyimpan makna. Bahan bakunya dari besi dengan komposisi terbaik.
T
eknik menempa besi merupakan salah satu warisan Nusantara. Hampir di seluruh penjuru Indonesia, dari Aceh, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi sampai Maluku—yang dulu merupakan pusat kerajaan-kerajaan ternama di Nusantara—memiliki tradisi membuat pusaka dan senjata berbahan baku besi. Di Sulawesi Selatan, tepatnya di Luwu Timur, Kerajaan Luwu memiliki pusaka dengan pamor khas yang dikenal dengan sebutan keris pamor Luwu. Apa yang membedakan keris pamor Luwu dengan keris dari daerah lain? Catatan Pompessi Luwu (Kelompok Pencinta Pusaka dan Besi), sedikitnya ada dua hal yang menjadi karakter pamor Luwu. Yang pertama adalah keberadaan motif “pelangi” pada tiap sisinya dari pangkal hingga ujung keris. Sekilas bentuknya mirip sidik jempol tangan setengah lingkaran. Motif khas ini berjuluk rakkapeng pelangi. Konon, seorang panre (pembuat keris) membuat motif ini dengan cara menekan besi tempaan yang masih panas dengan jarinya.
Ciri khas kedua adalah tekstur badan keris seperti dibuat dari penggabungan dua jenis besi berbeda, sehingga badan keris tampak ada yang gelap dan agak terang. “Istilahnya baja gantung. Ini hanya ada di keris pamor Luwu,” ungkap Faisal Toware, anggota Pompessi Luwu. Keris Luwu miliki empat macam pamor, kurissi, gantara emas, gareno, dan lappak paria. Masing-masing memiliki karakter khas dan makna masing-masing. Dua pamor pertama hanya dibuat khusus untuk keluarga raja atau untuk perlengkapan perhelatan acara besar kedatuan. Bukan hanya soal pamor. Bahan keris Luwu juga memiliki cerita tersendiri. Beberapa keris Luwu yang berusia ratusan tahun diyakini terbuat dari batu meteorit. Hal ini membuat tingkat kekerasan keris Luwu melebihi keris pada umumnya. Kalaupun tidak terbuat dari batu meteorit, bahan baku keris pamor Luwu umumnya dari besi Matano yang memiliki komposisi khas. “Dari hasil penelitian, kandungan besi di Luwu, khususnya Matano, memiliki komposisi besi, nikel, aluminium
dan cobalt sehingga membuat besinya rigid,” ujar Dr Asri Jaya, pakar geologi dari Universitas Hasanuddin. Kandungan besi dari daerah Matano memiliki derajat komposisi 50%, 20-40% nikel, dan selebihnya aluminium dan cobalt. Hal ini tidak ditemukan di wilayah lain di Indonesia. Hal tersebut diamini arkeolog Iwan Sumantri. “Besi Matano kuat karena mengandung ferronikel sehingga membuat kerisnya lebih kuat dan ringan daripada besi biasa. Titik leburnya juga lebih rendah sehingga lebih mudah dibentuk,” ujar dia. Layaknya sebuah pusaka, keris Luwu memerlukan perawatan khusus. Bagi pemiliknya, memandikan keris pada hari tertentu atau disebut maktompang adalah ritual yang harus dilakoni. Keris Luwu, seperti keris-keris atau pusaka lainnya, juga diyakini memiliki kegunaan bagi si pemiliknya. “Untuk keselamatan, kesejahteraan, atau kewibawaan,” tambah Faisal.
Misi Niaga
Menurut Iwan Sumantri, berdasarkan hasil penelitian, budaya besi Matano diperkirakan telah dimulai tahun 1000. Hal ini dibuktikan dari temuan-temuan berupa teknologi pengolahan besi di sekitar Matano dan Ussu. “Pusat peleburan besi dan kerajaan Luwu pertama saya yakini berada di Matano. Pada abad ke-13 baru bergeser ke daerah Ussu, Cerekang sekitar Malangke. Pergeseran itu terjadi karena adanya ekspansi orang-orang Luwu ke wilayah Teluk Bone untuk berniaga,” papar Iwan. Denyut perniagaan masa itu, ujar Edward L. Poelinggomang, sejarawan dari Universitas Hasanuddin, karena ada interaksi kerajaan Luwu dengan kerajaan Majapahit. Kerajaan dari Jawa itu melakukan perjalanan menuju kerajaan-kerajaan di pesisir Sulawesi, dari Luwu, Bantaeng, Selayar hingga Makassar, untuk berniaga sekaligus menguasai jalur perdagangan maritim Laut Jawa. “Kunjungan perdagangan itu membuahkan hubungan baik antara Kedatuan Luwu dan Majapahit. Selain perdagangan bahan baku besi. Luwu (Matano) juga mengekspor hasil industri besi, khususnya untuk perlengkapan perang seperti parang, pisau, mata tombak, pedang, kapak dan peralatan dapur,” ungkap Edward.[]
EVENT Verbeek edisi 18 | 2015
11
Pusaka, Jejak Kejayaan Bahari Keris Luwu dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta. Foto: Humas Bentara Budaya Jakarta
S
elama ini, keris masih identik dengan budaya Jawa atau budaya agraris. Padahal di pesisir Jawa dan juga di luar Jawa, seperti di Sumatera dan Sulawesi, keris dan senjata pusaka amat lekat dengan budaya bahari yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat di daerah tersebut. Masyarakat Bugis dan Luwu, masyarakat pesisir utara Jawa Barat, serta pesisir Banten di ujung barat Jawa, kental sekali dengan simbolisasi bahari atau kehidupan maritim dalam detail senjata pusaka yang disebut keris, badik, kelewang dan pedang. Kejayaan pusaka bahari dirangkum dalam pameran bertajuk “Keris dan Senjata Pusaka Bahari” di Bentara Budaya Jakarta, 12-16 Agustus 2015. Selain memamerkan artefak senjata pusaka, dalam ajang tersebut juga digelardiskusi dan sarasehan bersama para budayawan dan ilmuwan yaitu Dr. Ahmad Ubbe, Dr. Budiarto Danujaya, dan Dr. Basuki Teguh Yuwono. Kegiatan pameran tersebut mengusung kebaharian keris dari tiga wilayah, meliputi Sulawesi Selatan, Sumatera, dan Cirebon.
Mengembalikan kejayaan bahari
dari sarung keris) adalah model perahu layar. Selain itu, salah satu pamor keris dan pusaka yang paling digemari orang Bugis adalah timpa laja, atau disebut gunungan di Tanah Jawa. Timpa laja adalah bagian dari atap rumah yang paling dirindukan dan hal pertama yang paling ingin dilihat oleh seorang pelaut Bugis ketika pulang dari berlayar.
Pompessi Wakili Tana Luwu
Menteri Susi berbincang santai dengan budayawan, ilmuwan, dan Datu Luwu.
komoditas yang populer saat itu,” kata Hariadi. Dia menambahkan, “Saat menginjakkan kaki di Sorowako dan berdiskusi dengan beberapa pemuda yang memiliki kepedulian terhadap pusaka dan budaya Luwu, kami langsung mengambil kesimpulan bahwa daerah ini awalnya adalah negara besar.” Datu Luwu Ke-40 Sri Paduka Andi Maradang Machulau yang hadir dalam pameran mengutarakan, kerajaannya bertahan sejak abad ke-7 hingga sekarang. Namun semua pusaka yang pernah dimiliki sudah hilang dan berada di Belanda. Datu Luwu menjelaskan, pusaka tidak hanya untuk perang, tetapi juga simbol berketuhanan. “Pusaka menjadi simbol manusia yang berbudaya,” kata Datu Luwu. (Laporan: Andi Zulkarnain) Foto: Humas Bentara Budaya Jakarta
Sebagai lembaga yang bergerak dalam pelestarian budaya besi dan pusaka, Pompessi Luwu diundang oleh Bentara Budaya Jakarta untuk berpartisipasi dalam pameran keris dan senjata pusaka bahari. “Kami menyertakan sekitar 30 benda pusaka yang terdiri dari jenis keris, badik, ponai, mata tombak, pisau, dan kampak kuno,” kata Indra Wijaya, Ketua Pompessi
Luwu. Selain itu, Pompessi Luwu juga mengikut sertakan beberapa lemme atau benda pusaka yang didapat dari dasar Danau Matano dan gua-gua yang berada di seputaran Luwu Timur. Sementara itu, Ketua Panitia yang sekaligus Direktur Eksekutif Bentara Budaya Jakarta, Hariadi Saptono menjelaskan perjalanan tim Bentara Budaya bersama tim Harian Kompas saat mendatangi beberapa daerah di Nusantara yang punya nama besar di masa lampau berkat aktivitas kemaritiman dan pelayaran. Salah satunya adalah Tana Luwu yang terkenal sejak zaman Majapahit sebagai salah satu pemasok bahan pembuatan pusaka di zaman itu.“Sudah sejak dulu Teluk Bone dan perairan Luwu menjadi jalur pelayaran lintas negara dan eksploitasi bahan logam. Besi sudah menjadi Foto: Humas Bentara Budaya Jakarta
Pameran dibuka oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Dalam sambutannya, Menteri yang dikenal dengan ketegasannya itu berharap kebaharian menjadi idiom baru karena pembangunan selama ini terdoktrin budaya agraris. “Indonesia sebagai negara bahari, yang sebagian besar wilayahnya adalah laut, pernah menjadi primadona dunia. Masyarakat dengan budaya bahari yang kuat menjadikan Nusantara sebagai pemasok bahan baku, hasil bumi, mineral, dan lain sebagainya. Berbekal pengalaman panjang kebesaran Nusantara dengan budaya bahari yang kuat inilah, semestinya kejayaan negara kita dikembalikan,” kata Susi dengan suara lantang. Kegiatan pameran, diskusi, serta bursa “Keris dan Senjata Pusaka Bahari”, lanjut Susi, termasuk upaya menghargai asalusul bangsa. Susi juga menyatakan kebijakannya untuk menghentikan kegiatan komersialisasi harta karun. “Kepada Kementerian Luar Negeri, saya meminta agar menyurati setiap negara untuk mengembalikan pusaka-pusaka ke negara asalnya,” kata Susi Pudjiastuti. Kurator pameran Jimmi Harianto atau yang iasa dikenal dengan nama Ganja Wulung Pakbo menjelaskan hubungan antara keris dan budaya bahari. Menurutnya, sebagian besar penempa keris di Nusantara tak lepas dari keris Bugis yang hulunya terbuat dari gigi dan tulang ikan. Sebagian model handle adalah kepala burung laut, sedangkan jonga-jonga (bagian
ati bendaMenteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengam Pusaka benda pusaka usai membuka pameran “Keris dan Senjata Bahari”, di Bentara Budaya Jakarta, 12 Agustus 2015.
Pengunjung pameran “Keris dan Senjata Pusaka Bahari” di pelataran Bentara Budaya.
12
DOKTER MENJAWAB Verbeek edisi 18 | 2015
DBD Kembali Mengancam! dr. Kristiawan Basuki, Mkes, Occupational Health Specialist RS PT Inco
D
i beberapa daerah, DBD sudah dinyatakan sebagai KLB. Kita perlu waspada. Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mewabah di sejumlah daerah di Indonesia hingga dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Status KLB diberlakukan bila kasus DBD di suatu wilayah dua kali lipat lebih banyak dibandingkan kasus DBD yang terjadi di bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Ada empat gejala awal DBD yang perlu diketahui, yaitu panas tinggi mendadak selama 2-7 hari, penderita merasa lemah dan lesu, muncul bintik-bintik merah pada kulit, dan penderita sering merasakan nyeri di ulu hati. Sementara gejala lanjutan DBD adalah pendarahan di hidung (mimisan) dan di jaringan bawah kulit, terkadang penderita muntah dan BAB berdarah, merasa gelisah, dan tangan dan kaki terasa dingin tapi selalu berkeringat. Gejala lanjutan itu bisa berakibat fatal jika tidak segera mendapat tindakan medis.
Pertolongan pertama
Jika Anda melihat orang terdekat merasakan gejala-gejala tersebut, segera lakukan pertolongan pertama. Beri minum sesering mungkin, kompres untuk meringankan demam, dan beri obat pereda panas. Setelah itu, segera bawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga ahli kesehatan. Mungkin Anda sudah kerap mendengar istilah 3M. M yang pertama adalah menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, seminggu sekali. M selanjutnya adalah menutup rapat semua tempat penampungan air. Dan M yang terakhir adalah mengubur barang-barang bekas di sekitar atau di luar rumah yang berpotensi menjadi tempat genangan air hujan, seperti kaleng bekas, ban bekas, botol, dan plastik. Lebih baik lagi jika barang bekas dimanfaatkan atau didaur ulang. Tiga langkah tersebut efektif untuk memberantas sarang nyamuk Aedes aegypti yang menjadi media penyebaran virus DBD. Kini metode 3M telah berkembang menjadi 3M+ atau 3M Plus. Plus yang dimaksud adalah beberapa tindakan untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk, antara lain memelihara ikan pada tempat-tempat penampungan air atau kolam untuk memakan jentik nyamuk, menebarkan bubuk abate pada penampungan air, memasang kasa nyamuk pada jendela atau ventilasi, menggunakan
Jumlah Penderita DBD yang Ditangani RS Inco 2014
2015 (Januari-Februari)
Nuha
Wasuponda
Towuti
Malili
Nuha
Wasuponda
Towuti
Malili
56
35
32
1
18
18
17
1
kelambu saat tidur, dan tidak menggantung pakaian habis pakai di dalam kamar. Selain itu, upaya lain yang juga membantu mencegah DBD adalah menggunakan obat nyamuk oles, bakar, atau semprot, melakukan pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala, dan melakukan pengasapan (fogging)
jika dalam radius 100 meter terjadi 3 kasus DBD dan ditemukan banyak jentik nyamuk Aedes aegypti. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, utamakan pencegahan dengan cara 3M Plus ini untuk memberantas jentik nyamuk sehingga keluarga kita terhindar dari wabah DBD.[]
EVENT Verbeek edisi 18 | 2015
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair
S
ebagai kelanjutan dari pengenalan jenis, manfaat, dan cara mengolah tanaman obat keluarga (Toga), Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) kembali bermitra dengan Sorowako Community Volunteer (SCV) untuk mengoptimalkan manfaat dan pertumbuhan Toga. “Toga harus menggunakan pupuk organik. Kalau pakai pupuk kimia, Toga bukan menyehatkan tapi justru bisa membahayakan,” kata Kariman, fasilitator pelatihan pembubuatan pupuk organik cair (POC) yang diadakan di aula Kantor Camat Nuha. Pelatihan yang diadakan awal Maret itu diikuti 20 warga dari Desa Nikkel dan Desa Matano. Pupuk organik merupakan pupuk dari bahan-bahan alami yang diproses mikro-organisme melalui fermentasi dalam kurun waktu tertentu. Pupuk organik dibagi menjadi dua jenis, yaitu POC atau mikro-organisme lokal (MOL) dan pupuk organik padat atau kompos. MOL berperan sebagai
aktivator, dekomposer, penambah nutrisi bagi tanaman, serta berfungsi sebagai biopestisida. POC/MOL bisa dibuat dari rebung bambu, daun gamal, buah bila, bekicot, maupun buah-buahan. Bahan tersebut lalu campur dengan air cucian beras, air kelapa, dan gula merah. Proses fermentasi terjadi selama 15 hari melalui metode aerob (menggunakan udara) dan anaerob (tanpa udara). Setelah itu MOL bisa digunakan dengan cara disemprotkan langsung pada tanaman. “Kami di Matano sebenarnya sudah pakai pupuk organik. Tapi masih banyak yang belum kami tahu ternyata. Misalnya MOL itu bisa dibuat tanpa udara dan bisa disimpan untuk 2 tahun. Dan kalau selama ini kami hanya pakai buah-buahan untuk bikin MOL, ternyata pakai rebung juga bisa. Pelatihan ini sangat bermanfaat,” kata Husmiati, warga Desa Matano yang rela menginap di Sorowako demi mengikuti pelatihan tersebut.[]
Fasilitator dari Yayasan Aliksa Organik SRI, Kariman memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik bagi masyarakat. Pelatihan tersebut merupakan kerja sama PTPM dan Sorowako Community Volunteer.
Pelatihan bagi 50 PPL
S
umber daya alam yang besar di Kabupaten Luwu Timur bukan satu-satunya penentu kesuksesan pembangunan pertanian. Para petani dan keluarganya, yang tergabung dalam 2.178 kelompok tani, merupakan pelaku utama yang memegang peran penting untuk memajukan sektor pertanian. Penyuluh pertanian sebagai pendamping sekaligus sebagai fasilitator bagi petani memiliki peran yang sangat strategis. Untuk itu, kemampuan penyuluh pertanian Lapangan (PPL) perlu senantiasa diasah dan ditingkatkan. Pelatihan kepemanduan dan dinamika kelompok bagi PPL dilaksanakan selama dua hari pertengahan Maret 2015 lalu. Acara dibuka Wakil Pupati Luwu Timur Ir. Thoriq Husler di aula pertemuan Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Malili. Peserta pelatihan adalah 50 penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan dari seluruh kecamatan se-Kabupaten Luwu Timur. Kegiatan pelatihan sepenuhnya dibiayai PTPM PT Vale. Wakil Bupati menyampaikan apresiasi kepada Tim Koordinasi PTPM dan PT Vale atas terlaksananya kegiatan itu. Dia berharap adanya transformasi pengetahuan dan keterampilan dari fasilitator pelatihan kepada para penyuluh pertanian. Manager Social Development Program PT Vale Busman Dahlan Shirat menyampaikan, PT Vale ikut mendukung pencapaian pembangunan pertanian di Kabupaten Luwu Timur melalui skema program pertanian berkelanjutan. Kepala BP4K Kabupaten Luwu Timur Ir. Nursih Hariani mengatakan, “Secara umum pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan dalam teknik kepemanduan, teknik fasilitasi efektif, dan dinamika kelompok.” Pelatihan bagi PPL tersebut mendatangkan tiga orang fasilitator, yaitu TO Suprapto, pendiri Joglo Tani Yogyakarta, Noviansyah Manap, Direktur Utama A+ CSR Indonesia, dan Sigit Prihandono dari Lembaga Tani Mandiri Jawa Tengah.[]
Pelatihan kepemanduan bagi 50 tenaga penyuluh se-Kabupaten Luwu Timur.
13
14
EVENT Verbeek edisi 18 | 2015
SOROWAKO RUN 2015
Sorowako “Banjir” Pelari Diikuti oleh lebih dari 900 pelari, penyelenggaraan Sorowako Run 2015 sukses besar.
S
orowako tampak semarak pada Sabtu pagi, 22 Agustus 2015. Lebih dari 900 orang dengan kaos berwarna hijau dan sepatu lari berkumpul sambil melakukan pemanasan. Ada yang tampak fokus mempersiapkan diri sambil menyetel stopwatch dan mendengarkan musik, ada yang menyantap pisang dan minum air mineral yang disediakan panitia, dan ada yang sibuk dengan anggota keluarganya merapikan kostum “heboh” yang sudah mereka siapkan dari jauh hari. Papan-papan penunjuk arah dan penanda lintasan tersebar di seluruh kota, serta water station telah disiapkan di berbagai titik. Begitulah suasana menjelang start Sorowako Run 2015. Lalu tepat pukul 06.30 WITA, bendera start dikibarkan dan secara resmi dimulailah Sorowako Run 2015. Para peserta dari kategori 21K dilepas oleh Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma. Pelari 10K dan 5K menyusul aba-aba start dilakukan oleh Kapolsek Nuha AKP Sunardjo dan Camat Nuha Meirani Tenriawaru. Anak-anak dan keluarga tidak ketinggalan memeriahkan Sorowako Run 2015. Mereka berlari dengan gembira dan bersemangat setelah dilepas oleh Anggota DPRD Luwu Timur Iwan Usman dan Manajer Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk Teuku Mufizar Mahmud.
Atlet nasional dan pelari internasional
Enam belas menit kemudian, dua pelari dari kategori 5K Male/Pria sudah memasuki garis finish. Keduanya hanya terpaut jarak 4 detik. Tak sampai 20 menit berselang, hampir 150 pelari kategori 5K, termasuk 5K Kids/Anak-anak, sudah berhasil memasuki garis finish. Setiap pelari yang berhasil menyelesaikan lintasan berhak atas medali finisher. Meskipun lelah, wajah-wajah bangga tak bisa disembunyikan oleh pelari setelah medali finisher melingkar di leher. Kategori 10K didominasi oleh atlet nasional. Herlanto Raego dan Sardianto mencapai finish pertama dan kedua untuk kategori 5K Male. Keduanya adalah atlet Kejurnas yang tergabung dalam Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) dan kerap menjuarai berbagai kompetisi olahraga. Hal serupa juga tampak di kategori 10K Female/Wanita dengan Lismawati Illang mencatatkan waktu tercepat 42 menit 38 detik. Lismawati yang tergabung dalam Pelatnas SEA Games Singapura 2015 telah mengharumkan nama Sulawesi Selatan dengan merebut dua medali emas pada Kejurnas Atletik Senior 2013.
Pelari mengambil start di area Camp Site, Sorowako. Diawali dari peserta kategori 21K dan ditutup dengan kelompok-kelompok pelari yang mengikuti kategori Fun Run.
Sementara kategori bergengsi 21K menjadi ranah pelari-pelari asal Kenya. Enam pelari dari negara Afrika Timur itu berhasil naik podium untuk kategori Male maupun Female. “Event ini sangat bagus. Saya dan teman-teman dari Kenya akan kembali ke Sorowako tahun depan untuk ikut Sorowako Run lagi,” kata Valentine Jepkemoi Serem, peraih Juara III kategori 21K Female. Kegembiraan juga disampaikan oleh Collins Kipkorir Kimosop, Juara I kategori 21K Male. “Saya melihat danau saat berlari dan danau itu indah sekali. Saya pasti kembali ke sini tahun depan.” Selain “banjir” gelar, para pelari Kenya juga “kebanjiran” permintaan foto bersama dari sesama peserta Sorowako Run maupun dari masyarakat Sorowako. Tanpa terlihat lelah dan selalu tersenyum, mereka meladeni seluruh permintaan selfie.
Penuh hiburan
Usai berlari, peserta maupun penonton Sorowako Run 2015 dihibur oleh dentuman musik yang berasal dari panggung utama di area Camp Site. DJ Chantal Dewi dari Jakarta dengan lihai memainkan turntable dan membuat penonton bergoyang mengikuti irama house music sambil menunggu pemenang dari tiap kategori menaiki podium dan menerima hadiah secara simbolis. Malam hari, acara hiburan kembali berlanjut. Setelah band-band Sorowako tampil, penonton menikmati suguhan musik pop-jazzy yang dibawakan oleh
Wijazz Band asal Makassar. Terakhir, DJ Chantal Dewi kembali memanaskan suasana dan penonton lagi-lagi hanyut dalam kegembiraan. Kegembiraan memang ditawarkan oleh Sorowako Run. Karena selain mengikuti lomba lari dengan total hadiah sebesar Rp240 juta, ajang itu juga melombakan kostum heboh, lomba foto, dan lomba selfie sambil berlari. Ajang lari yang mengusung tagline “Running by the Lake” itu memberi kesegaran bagi pelari profesional maupun rekreasional, serta menarik wisatawan berkat panorama Danau Matano yang menghiasi lintasan lari. “Penyelenggaraan Sorowako Run 2015 kali ini terbilang sukses dilihat dari tingginya antusiasme peserta. Antusiasme
sudah tampak sejak pendaftaran dibuka awal Juli lalu sampai H-1 saat pengambilan race pack masih ada yang mendaftar. Ke depan, kami ingin menjadikan Sorowako Run sebagai ajang tahunan,” kata Ketua Panitia Sorowako Run 2015 Anton Said. Sorowako Run menghidupkan kembali gelaran maraton di Sorowako yang rutin diadakan setiap tahun selama 20 tahun sejak 1980. Dulu dikenal dengan nama Soroathon dan diadakan dalam rangkaian acara Hari Kemerdekaan RI, ajang tersebut vakum selama lebih dari 10 tahun. Pada 2015, untuk kali pertama half marathon digelar di Sorowako dengan menggandeng sponsor seperti PT Vale, Bank Mandiri,BRI, dan lain-lain. Iwatompelulu (mari lari) dan sampai jumpa di Sorowako Run 2016!
GALERI Verbeek edisi 18 | 2015
aenlyaengrteirtanFgkoap tkaomera sepanjang G Mom
an Terpadu Pengembang pelaksanaan Program oto a Anda memiliki foto-f Jik ). M TP (P t ka ra ya Mas n kirim laksanaan PTPM, silaka pe an ng de t ai rk te ng ya bloid. rbeek melalui email ta ke Redaksi Tabloid Ve B). ran foto minimal 500K ku (u om l.c ai gm k@ verbee enarik. endapatkan suvenir m m an ak t ua m di ng ya Foto
15
16
EVENT Verbeek edisi 18 | 2015
Petani Luwu Timur Belajar dari Pakar SRI
U
ntuk menghadapi musim tanam 2015, Tim Koordinasi PTPM menghadirkan pakar ahli kimia dan tanah dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Dr. Ir. Mubiar Purwasasmita yang merupakan salah seorang pengembang konsep pertanian System of Rice Intensification (SRI) Organik. Selain Prof. Mubiar, petani Luwu Timur juga mendapat kesempatan menimba ilmu dari pakar SRI Organik Alik Sutariat dari Yayasan Aliksa Organik. Acara duduk bersama sambil berdiskusi atau biasa dikenal dengan tudang sipulung tersebut berlangsung di Desa Bangun Karya, Kecamatan Tomoni, awal Mei 2015. Tudang sipulung juga dihadiri Wakil Bupati Luwu Timur HM Thoriq Husler, Kepala Sekretariat Bakorluh Provinsi Sulsel Firnandus Hasan, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdakab Luwu Timur HM Abrinsyah, Kepala BP4K Nursih Hariani, dan para Camat serta Kades se- Luwu Timur. Alik Sutariat mengajak petani untuk menanam padi tanpa pestisida kimiawi, melainkan memanfaatkan musuh alami yang dikembangkan melalui pola SRI organik yang ramah lingkungan. “Budidaya tanaman sehat harus dimulai dari teknik
Tudang sipulung di Desa Bangun Karya, Kecamatan Tomoni, yang dihadiri oleh puluhan petani.
pengelolaan tanaman yang benar,” jelasnya. Dia menambahkan, sistem SRI Organik membuat daur ekologis berlangsung dengan baik karena memanfaatkan mikroorganisme tanah secara natural sehingga keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan akan selalu terjaga. Di sisi lain, produk yang dihasilkan dari metode ini lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Thorig Husler berharap acara diskusi hari itu dapat membuka wawasan petani untuk mulai menggeluti pola SRI Organik. “Petani tidak usah ragu dengan pola SRI Organik. Petani juga akan didampingi teknik penerapan hingga panen,” tandasnya. Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian Lutim, Riden, mengatakan, tudang sipulung menyepakati varietas anjuran umur sedang yakni
cisantana, ciherang, cigeulis, mekongga, inpari 4, inpari 8, inpari 9, mira. Sementara varietas umur genjah yang disepakati adalah impari 1, inpari 3, inpari 7, inpari 10, inpari 13. Varietas yang tidak boleh ditanam adalah cisadane, walanae, pelita 1.1, dan cisanggarung. Hama yang patut diwaspadai tikus, wereng coklat, penggerek batang, kepinding tanah, walang sangit, dan ulat grayak.
Temukan 10 kata yang berhubungan dengan pertanian di bawah ini. Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan hadiah dari PT Vale 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pupuk Petani Kompos Panen Biopestisida Nabati Nutrisi Organik Hama Limbah
Kirimkan jawaban melalui email
[email protected] atau melalui surat ke alamat redaksi tabloid Verbeek, Kantor Communications & External Affairs PT Vale, Jl. Ternate 44, Pontada, Kec. Nuha, Kab. Luwu Timur, 92984. Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan suvenir dari redaksi.