LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE Reka Ulang Sejarah Muhammadiyah Bulubrangsi
Maslahul Falah
PRM B u l u b ra n g s i indiePublishing
REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 1 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE Reka Ulang Sejarah Muhammadiyah Bulubrangsi Penulis: Maslahul Falah Tim Penulisan Sejarah Muhammadiyah Bulubrangsi: Ketua: H. Rufi’an, S.Ag. Sekretaris: Drs. Sholihin Anggota: M. Sabiq Mulya, Drs. Ghufron HS. Moh. Thohir, S,Pd.I. , Drs. Yasak, Maslahul Falah editor: Arief Budiman Ch. & David Efendi rancang grafis:
[email protected] gambar sampul: www.tripmondo.com
Edisi Pertama, Maret 2017 indie publishing Diterbitkan oleh: PRM Bulubrangsi Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan :: 2 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
Daftar Isi: Pengantar Sejenak -5 Gerakan Muhammadiyah -5 Muhammadiyah Jawa Timur - 6 Sketsa Masyarakat Bulubrangsi Periode Mbubak Alas - 14 Periode Perintisan - 15 Periode pemantapan organisasi Penutup - 34
-9
- 23
Siswa Siswi Perguruan Muhammadiyah Bulubrangsi Ukir Prestasi. Willy, siswa MI Muhammadiyah 3 Bulubrangsi (MI MUGA), dinobatkan sebagai Juara 1 pada Olimpiade Mata Pelajaran Ujian Sekolah tingkat SD/MI se-Kabupaten Lamongan-Gresik yang diselenggarakan oleh MTS. Al Muslimun Kawistolegi Karanggeneng pada 17 April 2016. Juara ini melengkapi prestasi yang ditorehkan oleh anak didik Perguruan Muhammadiyah Bulubrangsi. (suaramuhammadiyah.id)
REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 3 ::
adimpaknala ‘2017
:: 4 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
Peta Desa Bulubrangsi REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 5 ::
Pengantar Sejenak Gerakan Muhammadiyah Sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 8 Dzulhijjah 1330/11 November 1912 Masehi di Yogyakarta, gerakan Islam Muhammadiyah terus mengepakkan sayap perjuangannya ke beberapa pelosok tanah air dengan beragam kondisi dan lingkungan. Muhammadiyah bergerak masuk ke dalam masyarakat dari berbagai suku dan status sosial, meskipun di beberapa tempat sempat mendapat tantangan dan tentangan. Namun tentangan ini tidak menyurutkan perjuangan para tokoh Muhammadiyah untuk senantiasa menyebarkan bibit gerakan Islam sehingga diharapkan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Keteguhan tokoh-tokoh Muhammadiyah tersebut berbuah manis di Jawa Timur. Peran KH. Ahmad Dahlan sendiri sangat signifikan bagi tumbuh kembangnya Muhammadiyah di Jawa Timur ini. Karena Ahmad Dahlan sering datang ke Surabaya untuk memberikan dakwahnya di tiga tempat, yakni di :: 6 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
Kampung Peneleh (dekat rumah HOS Cokroaminoto), Plampitan, dan Ampel (di langgar dekat rumah H. Mas Mansur).1 Dakwah Ahmad Dahlan ini disaksikan dan diikuti juga oleh Ir. Soekarno (Presiden RI pertama) dan Roeslan Abdulgani (tokoh Jawa Timur), yang diperkirakan pada tahun 1916, didasarkan pada pengakuan Soekarno bahwa tatkala berumur 15 tahun dia pertama kali berjumpa dan merasa terpukau dengan dakwah Ahmad Dahlan.2 Sementara Soekarno sendiri lahir pada 6 Juni 1901. Bibit Muhammadiyah di tanah Jawa Timur sudah diterbarluaskan oleh KH. Ahmad Dahlan melalui dakwah-dakwahnya yang penuh dengan pencerahan lahir dan batin.
Muhammadiyah Jawa Timur Tokoh sentral lainnya di Jawa Timur adalah KH. Mas Mansur. Dia ini yang secara aktif berkomunikasi dengan KH. Ahmad Dahlan seputar gerakan pembaruan Islam di Indonesia. Meskipun Mas Mansur pernah mengenyam pendidikan di Mesir kurang lebih dua tahun, dia tidak kenyang ilmu dan perjuangan. Kehausan pada perjuangan keislaman ini bertitik temu dengan tokoh pembaruan KH. Ahmad Dahlan. 1
Dikutip dari Tim Penulis, Menembus Benteng Tradisi Sejarah Muhammadiyah Jawa Timur, Surabaya: Hikmah Press, Juni 2005, 46. 2 Ibid., 47. baca juga Maslahul Falah, Islam ala Soekarno, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003. REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 7 ::
Perjumpaan pemikiran mengantarkan pada perjumpaan fisik. Inilah yang terjadi di tahun 1915, ketika Mas Mansur bersilaturrahmi dan bertaaruf kepada Ahmad Dahlan di Yogyakarta dan diulanginya lagi tahun 1916.3 Pertemuan intensif berhasil membangun kesepahaman pemikiran dan aksi bersama untuk memperjuangan gerakan Islam Muhammadiyah. Tepat pada tanggal 1 November 1921 berdiri Muhammadiyah Cabang Surabaya, dengan Surat Ketetapan Hoofd Bestuur Muhammadiyah No. 4/1921 dan menunjuk sebagai Ketua adalah Mas Mansur dengan dibantu oleh H. Ali, H. Azhari Rawi, H. Ali Ismail dan Kiyai Usman. Dari Surabaya ini, gerakan Islam Muhammadiyah bergerak ke Kepanjen pada 21 November 1921 sudah berdiri Muhammadiyah Cabang Kepanjen, Cabang Muhammadiyah Sumberpucung tahun 1922. Kemudian ke Blitar tahun 1921, Ponorogo tahun 1922.4 Perkembangan Muhammadiyah ke Lamongan baru terjadi pada sekitar 1950/1951. Jika dibandingkan dengan Muhammadiyah Tuban yang berdiri tahun 1933, Muhammadiyah Gresik berdiri tahun 3
Baca Amir Hamzah (penyunting), Kiyai Haji Mas Mansur Kumpulan Karangan Tersebar, Yogyakarta: Penerbit Persatuan, tt, 186-187. 4 Dikutip dari Tim Penulis, Menembus Benteng Tradisi … 50-52. :: 8 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
1926 dan Muhammadiyah Bojonegoro tahun 1947, maka berdirinya Muhammadiyah di Lamongan jauh terlambat.5 Akan tetapi benih Muhammadiyah di Lamongan sudah tertanam sejak tahun 1936 di Desa Blimbing Kecamatan Paciran, yang dikembangkan oleh H. Sa’dullah dan dibantu oleh seorang perempuan Zainab yang lebih dikenal dengan Siti Lembah.6 Disamping itu, juga ada ulama KH. Muhammad Amin Mustofa (pendiri Pondok Pesantren Al-Amin Tunggul Paciran) dan KH. Amar Faqih (pemangku Pondok Pesantren Maskumambang Gresik, meskipun bukan Muhammadiyah, tetapi materi dan misi perjuangannya pada tahun 1950-an sangat memberikan landasan berdirinya Muhammadiyah di daerah Lamongan, termasuk di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren. Pada saat itu, pengaruh pemikiran Masyumi dan “Gerakan Wahabi”7 di Lamongan dan khususnya di Bulubrangsi cukup signifikan. Beberapa kali KH. Amar
5
Disarikan dari Ibid., 136. Fathurrahim Syuhadi, Mengenang Perjuangan Sejarah Muhammadiyah Lamongan 1936-2005, Lamongan: CV Alam Perkasa, 2006, 14. 7 Penyebutan Gerakan Wahabi dalam tanda kutip hanya sebagai penunjuk suatu gerakan berusaha mengembalikan pemahaman Islam pada Al-Qur‘an dan Sunnah Rasulullah SAW, bukan kelanjutan dari gerakan wahabi yang sering diidentikkan dengan gerakan Islam yang dimotori oleh Muhammad bin Abdullah Wahhab di Saudi Arabiyah. 6
REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 9 ::
Faqih mengisi pengajian yang diadakan di Bulubrangsi atau mengikuti pengajiannya di Pesantren Maskumambang. Selain itu, kehadiran (alm.) KH. Showab Mabrur dari pesantren Al-Amin Tunggul sangat memudahkan paham pemikiran keagamaan Muhammadiyah diserap dan tumbuh di Desa Bulubrangsi dan sekitarnya. Memang pada awalnya berupa bibit pemahaman keagamaan Islam yang didakwahkan kepada masyarakat dengan pemahaman yang “lebih murni” dari ajaran wahyu Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yang belakangan lebih dikenal dengan gerakan Islam Muhammadiyah.
Sketsa Masyarakat Bulubrangsi Keberadaan Desa Bulubrangsi sangat penting dalam perjalanan arus utama pemikiran keagamaan modernis (baca: Muhammadiyah) ke desa atau daerah di sekitarnya. Penduduk Bulubrangsi mayoritas adalah petani pemilik dengan tingkat kehidupan tergolong makmur. Secara geografis, Bulubrangsi terletak tidak jauh dari pusat-pusat keilmuan Islam yang belakangan menjadi gerakan Muhammadiyah. Bisa disebut Desa Blimbing Kecamatan Paciran, yang seperti dikatakan di atas, sebagai pusat pertama kali bibit Muhammadiyah ditanamkan. Di samping itu, Blimbing berkembang sebagai pasar perniagaan, maka menjadikannya dikunjungi banyak orang, termasuk masyarakat Bulubrangsi dan sekitarnya. :: 10 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
Ke arah Timur ada Desa Tunggul yang keberadaannya sangat strategis bagi perkembangan perdagangan dan kehidupan keagamaan. Di Desa Tunggul ini hidup KH. Mohammad Amin Musthofa (Kyai Amin, 1912-1949). Beliau mengasuh Pondok Pesantren yang dikenal Al-Amin, setelah ngelmu di Pondok Pesantren Tebuireng, Termas, Ngeloh Sepanjang Kediri, dan Maskumambang Dukun Gresik. Kyai Amin ini banyak memberikan inspirasi dan andil yang cukup besar bagi penyebaran bibit Gerakan Muhammadiyah. Hasilnya sangat menggembirakan warga Muhammadiyah generasi belakangan, karena murid atau santri Kyai Amin menyebar ke beberapa daerah dan mentahbiskan dirinya sebagai pelopor dan tokoh Muhammadiyah di daerahnya masing-masing pada era 1970-an. Ada KH. Ahmad Khazim (putera dan santri) memimpin PDM Bojonegoro, KH. Mahbub Ihsan (santri) memegang PDM Tuban, KH. Abdurrahman Syamsuri (santri dan menantu) memegang PDM Lamongan, KH. Showab Mabrur (santri) pendiri dan penggerak PCM Laren, KH. Khozin Jalik (santri) pendiri dan penggerak Muhammadiyah Cabang Lamongan, S. Nuryadi, pendiri dan penggerak Muhammadiyah Solokuro, dan KH. Abdul Karim Zen, pendiri dan penggerak Muhammadiyah Cabang Paciran.8 8
Fathurrahim Syuhadi, Mengenang Perjuangan… 16.
REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 11 ::
Dari Tunggul bergerak lebih jauh ke daerah Dukun Kabupaten Gresik. Di daerah ini KH. Amar Fakih yang mengasuh Pondok Pesantren Maskumambang juga banyak memberikan andil penyebaran bibit Muhammadiyah di Desa Bulubrangsi. Sebagaian masyarakat Bulubrangsi mengikuti pengajian KH. Amar Fakih, sehingga pemahaman keagamaannya banyak diserap warga Bulubrangsi sebagai motivator untuk mendirikan gerakan Muhammadiyah. Jika dilihat dari tiga kategori anatomi sikap hidup beragama Islam penduduk Kabupaten Lamongan,9 maka masyarakat Bulubrangsi termasuk masyarakat santri. Atau dengan kata lain memiliki budaya Islami cukup tinggi dengan ikatan keagamaan yang sangat kuat. Masyarakat santri ini sendiri sudah sejak lama hidup di Bulubrangsi. Tetapi ada kesulitan jawaban 9
Tiga kategori itu adalah, pertama, kelompok masyarakat yang berada di bagian utara yang dibatasi oleh Sungai Bengawan Solo di sebelah selatan dan Laut Jawa di sebelah utara, memiliki budaya Islami cukup tinggi dengan ikatan keagamaan yang sangat kuat. Wilayah ini sejak dulu telah menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam yang dipimpin oleh Sunan Drajat. Kedua, kelompok masyarakat di bagian tengah yang mendiami wilayah sepanjang jalan raya Surabaya-Semarang sampai sepanjang aliran sungai Bengawan Solo bagian utara, memiliki budaya Islami dengan ikatan keagamaan yang cukup kuat. Ketiga, kelompok masyarakat yang berada di wilayah bagian selatan, memiliki ikatan keagamaan yang lebih longgar, sehingga kepemimpinan informal berada di tangan pejabat pemerintahan. Selengkapnya lihat Fathurrahim Syuhadi, Mengenang Perjuangan..., 8-9. :: 12 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
pasti bila ditanyakan sejak kapan Islam ada dan mulai berkembang di Desa Bulubrangsi ? Dalam masalah ini tokoh-tokoh sepuh Bulubrangsi tidak bisa memastikannya. Ada yang memperkirakan tahun 1918-an, 1921, 1922, atau bahkan sebelum tahun itu.10 Namun yang pasti, masyarakat Bulubrangsi beragama Islam 10
Sebagai catatan kecil saja, bahwa kalau kita percaya ada cerita dari mulut ke mulut (qila wa qala), di Desa Bulubrangsi ada sebuah sumur yang diperkirakan sebagai sumur wali. Dikarenakan ada keistimewaan sampai sekarang, di antaranya adalah sumber air yang senantiasa melimpah meskipun musim kemarau panjang. Sehingga warga sekitar memanfaatkannya. Sumur ini menjadi bagian dari Masjid Baiturrahim Desa Bulubrangsi dan menjadi salah satu amal usaha Muhammadiyah Bulubrangsi. Demikian pula dengan keberadaan Sunan Drajat yang menjadi bagian dari Wali Songo. Sunan Drajat memperoleh kewenangan untuk mengatur wilayahnya, yakni Desa Drajat sebagai daerah otonom (perdikan) dari Kerajaan Islam Demak pada tahun 1475 Saka atau 1553 M. Demikian pula dengan peristiwa-peristiwa kekalahan tragis pasukan Kerajaan Mataram (sebelum berdiri Kesultanan Ngayogyakarta) yang berkekuatan 200.000 orang bersenjata dan 100.000 rakyat jelata dari pasukan pimpinan Pangeran Trunojoyo (pemimpin muslim dari Madura), yang hanya berkekuatan 200 orang bersenjata dan 1000 orang biasa. Ahli sejarah Indonesia, khususnya sejarah kuno, Dr. H.J. De Graaf dan M.C. Ricklefs, mengungkap bahwa peristiwa itu terjadi pada 13 Oktober 1676 di Gegodog (atau Gogodog). Di manakah Gogodog itu? Ricklefs menyebutkan di daerah pesisir timur laut (Tuban ke timur) yang diperkuat dengan gambar peta Gogodog. Sementara De Graaf menyebutkan di Bengawan Solo (Bawan) sebelah timur Tuban. Apakah Gogodog itu menjadi Desa Godog sekarang ini ? Keterangan di atas hanyalah sebagai petunjuk bahwa agama Islam tumbuh subur di Desa Bulubrangsi sejak lama. REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 13 ::
itu sudah sejak lama. Demikian pula dengan bagaimana sejarah Desa Bulubrangsi itu? Pembacaan terhadap Muhammadiyah atau perjuangan Islam di Bulubrangsi terangkaikan dengan keislaman masyarakat Godog. Sejarah keagamaan ini juga bertitik simpul dengan sejarah Muhammadiyah bagi kedua masyarakat, yakni masyarakat Desa Godog dan Desa Bulubrangsi. Lembaga Pendidikan (Sekolah Islam) terbagi menjadi dua, yakni Madrasah Banin (peserta didiknya dikhususkan laki-laki) di desa Godog dan Madrasah Banat (peserta didiknya dikhususkan perempuan) di Bulubrangsi. Pada awal berdirinya Muhammadiyah, pernah bergabung menjadi sebuah Ranting Godog-Bulubrangsi dengan mengikut Cabang Pangkatrejo.11 Berbicara tentang sejarah Muhammadiyah Bulubrangsi terbingkai dalam tiga tahapan/periode yang berkesinambungan. Pembagian tiga periode ini didasarkan pada temuan awal bahwa gerakan Muhammadiyah tidak langsung berdiri dengan struktur organisasi yang mapan seperti sekarang ini. Demikian pula, tiga tahapan tersebut menggambarkan adanya pola gerak dan semangat perjuangan untuk menegakkan agama Islam di Bulubrangsi, dengan pemahaman keagamaan yang terwarisi dari Masyumi. 11
Wawancara dengan Bp. H. Mahbub pada tanggal 2 Maret 2009 pukul 19.30 di rumahnya. Pewawancara M. Sabiq, Sholihin dan Maslahul Falah. :: 14 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
Ketiga periode tahapan tersebut adalah, pertama, periode mbubak alas; Kedua, periode perintisan; Ketiga, periode pemantapan organisasi.
Periode Mbubak Alas Sejarah panjang keislaman masyarakat Bulubrangsi berbuah sampai kini. Paling tidak kalau mengambil sketsa mulai tahun 1950-an (sebelum 1960), kategori “masyarakat santri” melekat untuk warga Bulubrangsi. Hal ini dibuktikan adanya dua kiyai besar di Bulubrangsi, yakni Kiyai Ismail di selatan yang mewakili kaum tua dan Kiyai Dahlan di utara yang mewakili kaum muda. Demikian pula hidupnya masjid dan madrasah (Madrasah Banat) menjadi identitas tersendiri dari masyarakat santri. Selain itu, juga berkembang pemahaman keagamaan “tradisionalis” dengan hidup suburnya tahlilan 3, 7, 21 hari orang yang meninggal, shalat tarawih masih lebih dari 11 rakaat. Keadaan masyarakat yang “santri-tradisonalis” ini memacu semangat beberapa pejuang untuk merubah ke arah masyarakat Islam yang bersumberkan dari Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW (yang belakangan tersimbolkan dalam gerakan Muhammadiyah). Beberapa pejuang gerakan Muhammadiyah (masyarakat Islam modern) lahir dari dan berada dalam Latar Ombo. Jadi ada hubungan simbiosismutualisme antara keberadaan dan perjalanan REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 15 ::
“Islam Muhammadiyah” dengan “penduduk Latar Ombo”. Hal yang demikian ini bisa dipahami, dikarenakan terdapat faktor sosial, ekonomi dan kekuasaan. Dengan modal latar ombo ini, perkembangan Islam “Muhammadiyah” tersebut menemukan jalan lempang hingga kini. Di antara tokoh-tokoh yang gigih mbubak alas adalah H. Zawawi, H. Fatah, H. Mursyidin, dan H. Abu.
Periode Perintisan Periode ini terjadi setelah Masyumi dibubarkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960. Para aktivis Masyumi, yang sebenarnya juga adalah orang-orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Masyumi, kembali ke habibatnya, yakni Muhammadiyah. Masuknya faham Muhammadiyah ke Bulubrangsi dibawa oleh tokoh Masyumi KH. Showab Mabrur (alm) dari Desa Godog (sebelah barat Desa Bulubrangsi). KH Showah Mabrur ini pernah nyantri kepada KH. Mohammad Amin Musthofa (Kiyai Amin) di Pesantren Al-Amin Tunggul Paciran. Dalam sebuah penelitian, Kyai Amin inilah yang merupakan cikal bakal penabur faham Muhammadiyah tumbuh dan berkembang di Lamongan pada umumnya. Memang waktu itu belum bernama Muhammadiyah. Faham keislaman yang belakangan merupakan bibit Muhammadiyah itu terus ditanam dan dirawat oleh K. Fathurrohman, KH. Muhammad Syamsi dan :: 16 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
K. Abdurrahim di beberapa tempat pengajian, apalagi waktu itu hanya ada satu masjid yang di kemudian hari dinamakan Masjid Baiturrahim.12 Lama-kelamaan faham keagamaan Muhammadiyah tumbuh berkembang dari latar ombo yang sebelumnya juga sudah menjadi pilar pokok bagi tersebarnya Islam “Muhammadiyah” tersebut. Sejak Masyumi dibubarkan itulah, tokoh-tokoh Muhammadiyah giat mendirikan dan menggerakkan Muhammadiyah di beberapa tempat, termasuk di Bulubrangsi. Sebelum berdiri sendiri, Muhammadiyah Bulubrangsi pernah bergabung dengan Godog yang dipimpin oleh (alm) KH. Showab Mabrur. Karena pada waktu itu, di Bulubrangsi belum memenuhi persyaratan berdirinya sebuah ranting Muhammadiyah, yakni harus ada 17 orang aktivisnya. Pada waktu itu yang berasal dari Bulubrangsi adalah H. Mahbub, H. Ersyad, Hasyim, H. Ismail, H. Sokran, H. Abu, H. Hasan Bisri, Fathurrahman, Achwan dan Kandar.13 Periode perintisan Muhammadiyah ini dipandegani oleh H. Sokran, H. Ismail, Achwan. Setelah pisah dengan Godog, kemudian Bulubrangsi berdiri 12
Ada cerita mengapa dinamakan masjid Baiturrahim, karena lebih dilekatkan pada Bapak Abdurrohim yang sehariharinya ngurus masjid, baik dari aspek pengajiannya maupun aspek kebersihannya. 13 Wawancara dengan H. Mahbub pada tanggal 2 Maret 2009 pukul 19.30 di rumahnya. Pewawancara M. Sabiq, Sholihin dan Maslahul Falah. REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 17 ::
sendiri. Yang ditunjuk sebagai ketua adalah H. Sokran (juga ketua Masyumi Bulubrangsi) dan Kandar sebagai sekretarisnya (?) serta bendahara H. Irsyad yang sekaligus bendahara masjid.14 Namun sumber lain mengatakan bahwa yang menjadi sekretaris pertama ini adalah Fathurrahman.15 Setelah periode H. Sokran ini kemudian diteruskan oleh H. Ismail dan Ahwan, meski ada juga yang menyebutkan setelah H. Sokran adalah Achwan. Namun, menurut Abdul Mokan, bahwa berdirinya Muhammadiyah didahului oleh Pemuda Muhammadiyah, sehingga muncul istilah anak (Pemuda Muhammadiyah) melahirkan bapak (Muhammadiyah).16 Pada tahapan ini, Muhammadiyah Bulubrangsi belum ada tata aturan organisasi, seperti periodisasi (masa bakti), buku-buku administrasi. Sehingga wajar manakala sangat jarang ditemukan bukti otentik tentang keberadaan permulaan organisasi Muhammadiyah ini. Namun demikian, kepengurusan Muhammadiyah sudah bergeliat dalam mengelola amal usa14
Wawancara dengan Kandar pada tanggal 1 Maret 2009 pukul 18.30 di rumahnya. Pewawancara M. Sabiq, Sholihin dan Maslahul Falah. 15 Wawancara dengan H. Mahbub pada tanggal 2 Maret 2009 pukul 19.30 di rumahnya. Pewawancara M. Sabiq, Sholihin dan Maslahul Falah. 16 Wawancara dengan Abdul Mokan pada tanggal 3 Maret 2009 pukul 19.30 di rumahnya. Pewawancara M. Sabiq, Sholihin dan Maslahul Falah. :: 18 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
hanya, seperti pengajian-pengajian rutin dan masjid dan di langgar H. Sokran serta di rumah jamaah. Ada juga kegiatan mendirikan Taman Kanakkanak, mencari guru ke Lamongan, Dukun dan Yogyakarta. Sebagai pengisi pengajian kadangkala didatangkan Alm. KH. Showab Mabrur, tetapi untuk pengajian yang rutin diisi oleh Abdurrahim (di masjid) dan KH. M. Syamsi (di madrasah) serta Fathurrahman (di latar ombo). Dalam bidang ekonomi sudah memberikan bantuan penyantunan dan pelayanan masyarakat miskin (yang sekarang dikenal PKU) yang dikenal dengan nama Dansi (Dana Sosial Islam). Dansi ini dikoordinasikan dan dipusatkan di rumah H. Ismail. Tetapi menurut Abdul Mokan bahwa Dansi bukan didirikan oleh Muhammadiyah.17 Pendapat ini diperkuat oleh kesaksian KH. Muhammad Syamsi. Menurutnya, setelah lulus dari Pondok Pesantren Gontor Ponorogo tahun 1960 (tanggal dan bulan lupa) dan kembali ke kampung halaman (Bulubrangsi), dia bersama kawan-kawan mendirikan Dansi tersebut. Adapun susunan pengurusnya sebagai berikut: Ketua : KH. Mohammad Syamsi Wakil Ketua : Fathurrohman Anggota : Syueb, H. Ismail, Abdurrohim, dan Yahya.18 Adapun kegiatan Dansi sendiri meliputi antara lain: REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 19 ::
1. Membantu kain kafan bagi warga yang meninggal dunia berikut peralatan penguburan dari bambu. 2. Menyantuni warga yang melahirkan dengan memberi beras dan uang sekadarnya. 3. Menyekolahkan anak yang tidak mampu ke Maskumambang Dukun Gresik, yaitu Rumilah, Zuriyah, Yasri. Untuk menunjang kegiatannya itu diusahakan sumber dana dari masyarakat berupa tarikan dari rumah ke rumah dengan petugasnya Muhammad Syamsi dan Abdurrahim. Adapun yang berkaitan dengan bambu bagi orang yang meninggal disediakan oleh Mohammad Syamsi sendiri. Setiap perjuangan pasti ada tantangan dan tentangan. Maka dari itu, upaya mendirikan Muhammadiyah di Bulubrangsi menghadapi tantangan, antara lain dari sebagian masyarakat yang tidak me17
Wawancara dengan Abdul Mokan pada tanggal 3 Maret 2009 pukul 19.30 di rumahnya. Pewawancara M. Sabiq, Sholihin dan Maslahul Falah. Menurut kesaksian Mohammad Syamsi, pada saat Dansi dibentuk, belum berani menamakan Muhammadiyah. Meskipun demikian, ada niatan untuk memberikan label Muhammadiyah pada lembaga Dansi ini dengan cara membuatkan stempel berlambangkan Muhammadiyah tanpa menyantumkan Muhammadiyah di Gresik. Tetapi oleh pembuat stempel, hal ini dilarang, karena kalau ada logo Muhammadiyah, harus bertuliskan Muhammadiyah di tengahnya. 18 Kesaksian KH. Mohammad Syamsi yang ditulis dalam selembar kertas. :: 20 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
nerima kalau orang yang meninggal dunia tidak diadakan upacara 3 dan 7 harinya.19 Namun kapan sejatinya Muhammadiyah resmi berdiri di Bulubrangsi? Memang tidak ada sumber keterangan yang valid mengenai hal ini. Hanya memberikan ancer-ancer, yakni setelah Masyumi bubar. Sebuah sumber menyebutkan bahwa Muhammadiyah Bulubrangsi mulai aktif kepengurusannya pada tahun 1961 dengan susunan pengurus: Ketua : H. Ismail Sekretaris : Fathurrahman Bendahara : H. Irsyad.20 Namun, ada juga yang mengatakan bahwa ketua pertama Muhammadiyah Bulubrangsi adalah Achwan, dan Muhammadiyah Bulubrangsi berdiri tahun 1961.21 Ada juga beberapa sumber yang memberikan tahun 1966, karena keterangan beberapa pelaku sejarah setelah Masyumi bubar belum ada secara resmi nama Muhammadiyah, tetapi baru sesudah peristiwa G30SPKI itulah geliat Muhamma19
Wawancara dengan Kandar pada tanggal 1 Maret 2009 pukul 18.30 di rumahnya. Pewawancara M. Sabiq, Sholihin dan Maslahul Falah. 20 Menurut penuturan Fathurrahman berdasarkan wawancara dengan M. Thohir, Roefi’an, S.Ag., Ghufron, dan Yasak, pada 4 Maret 2009 jam. 19.50. Mat Ilyas juga mengatakan bahwa H. Ismail (alm) menjadi ketua Muhammadiyah. 21 Menurut Abdul Jalil (wawancara pada 3 Maret 2009), (alm) H. Ridlwan (wawancara pada 2 Maret 2009 jam 20.08), KH. M. Syamsi (lihat selembar kertas kesaksiannya). REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 21 ::
diyah di Bulubrangsi ada.22 Dari beberapa keterangan tersebut, diperlukan kepastian dengan berdasarkan data-data dan informasi yang lebih mendekati valid. Tahun 1966 menjadi tahun yang mendekati valid dan tepat untuk menyatakan berdirinya Muhammadiyah Bulubrangsi. Di tahun 1966 ini pernah diadakan rapat di Pondok Pesantren Kidul dengan agenda mendirikan Muhammadiyah, yang bibitnya sudah tersibghah sebelum Gestapu.23 Rapat itu menghasilkan keputusan susunan kepengurusan Pimpinan Muhammadiyah Bulubrangsi sebagai berikut: Ketua : Ahwan (pada waktu itu masih menjabat Carik desa Bulubrangsi) Sekretaris : M. Kandar Bendahara : H. Irsyad/H. Ihsan Anggota : 1. H. Hasan Bisri 2. H. Syukran 3. H. Abdul Halim 4. H. Abu Syuja’ 5. Fathurrohman 6. H. Fattah 7. H. Molan 8. H. Ismail 9. H. Zawawi 22
Menurut keterangan Abdurrahim, KH. Mohammad Syamsi, Turhan, Abdul Mokan. 23 Kesaksian KH. Mohammad Syamsi yang ditulis dalam selembar kertas. :: 22 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
Pemberian kepastian pada Ahwan sebagai Ketua pertama Muhammadiyah Bulubrangsi juga didasarkan pada sumber dari alm. Roichan Achwan (putera Achwan) yang pernah mengatakan bahwa ayahandanya pernah mandegani berdirinya Muhammadiyah di Bulubrangsi.24 Selain menghasilkan susunan kepengurusan, rapat tersebut juga menyusun langkah untuk menjalankan program kerja yang terdiri dari: 1. Mengelola Pendidikan/Madrasah di tanah H. Syokran. 2. Membangun masjid. 3. Mengurus zakat. 4. Membelikan kambing bagi keluarga yang tidak mampu dengan dana sisa dari penarikan zakat fitri. 5. Mengusahakan anak Muhammadiyah yang tak mampu untuk disekolahkan melalui panti asuhan di Surabaya. Anak yang disekolahkan antara lain, putera: Tajeri, Urhan, Badru, Mudli, Sutiaji, Afif dan Ahsan. Sedangkan yang puteri adalah Mahsuni, Munadliyah, Siti, Ida binti Kemin, Ma’rufah dan Tatik.25 24
Menurut kesaksian Abdul Mokan dalam rapat Tim pada 13 November 2009 di Masjid Baiturrahim pukul 12.30 (ba’da jumatan). 25 Kesaksian KH. Mohammad Syamsi yang ditulis dalam selembar kertas. REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 23 ::
Namun demikian, pada tahap perintisan ini, H. Ismail berperan penting dalam perkembangan Muhammadiyah Bulubrangsi, walaupun tidak dalam posisi ketua Muhammadiyah. Sebagaimana telah disebutkan, bahwa rumah H. Ismail laksana “gudang” atau lumbung padi dan hasil pertanian lainnya. Karena hasil pengumpulan zakat, infak dan sodaqah ini dikoordinir dan dikumpulkan di rumah H. Ismail. Peran inilah justru yang lebih dikenang umat Muhammadiyah Bulubrangsi. Di luar itu, memang H. Ismail adalah kaya harta, ditambah dengan jiwa perjuangan yang kuat sehingga Muhammadiyah Bulubrangsi bisa berkembang dengan baik, dengan salah satu programnya adalah mendatangkan guru dari luar Bulubrangsi dengan biaya Muhammadiyah.
Periode pemantapan organisasi Periode ini dimulai tahun 1970-an dan lebih bernuansa “alih generasi”. Setelah periode perintisan, kemudian kepengurusan Muhammadiyah Bulubrangsi sudah mulai tertata secara baik. Periode “alih generasi” (1970-1983/1985) ini tersusun kepengurusan Muhammadiyah Bulubrangsi berikut: Ketua : Fathurrohman Sekretaris : Kandar Bendahara : H. Irsyad26 26
Belum ada data pasti sampai tahun berapa kepengurusan ini berakhir. :: 24 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
Sedangkan yang mengurusi Perguruan Muhammadiyah adalah H. Sokran dan H. Abdul Halim. Pada tahap awal periode pemantapan organisasi ini, alm. KH. Abdul Fatah sangat berperan dan memberikan warna tersendiri bagi perjalanan dan perkembangan Muhammadiyah Bulubrangsi. Sejak menginjakkan kaki di Bulubrangsi pada tahun 1972/1973, alm. KH. Abdul Fatah sudah dipasrahi untuk membantu kepanitiaan pembangunan Masjid Baiturrahim. Demikian juga dengan urusan pendidikan dan pelayanan umat, alm. KH. Abdul Fatah juga turut mengurusnya, setelah dipasrahi oleh H. Ismail. Dari Bulubrangsi ini, keikhlasan dan kesungguhan dalam perjuangan di Muhammadiyah alm. KH. Abdul Fatah diakui oleh masyarakat Muhammadiyah Cabang Laren dengan mempercayainya sebagai Ketua PCM Laren (kira-kira periode 1986-1990) yang menggantikan KH. Showab Mabrur (alm) yang meninggal dunia tahun 1986. Pada saat Musyawarah Daerah VI Muhammadiyah Lamongan di Babat pada 28-29 September 1991, alm. KH. Abdul Fatah terpilih sebagai Ketua PDM Lamongan untuk periode 1991-1996). Terpilihnya menjadi Ketua PDM ini, KH. Abdul Fatah memutuskan untuk berhijrah ke Kota Lamongan (dalam makna perpindahan dari medan perjuangan yang sempit ke medan perjuangan yang lebih luas dan variatif). Demikian pula Musyda VII Muhammadiyah REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 25 ::
Lamongan di Kota Lamongan pada tanggal 18-19 Mei 1996, peserta Musyda masih mempercayakan kepada beliau sebagai Ketua PDM Lamongan untuk periode 1996-2001. Hasil Musyda VIII Muhammadiyah Lamongan pada 10-11 Maret 2001 di Pondok Pesantren Muhammadiyah Modern Paciran, KH. Afnan Anshori terpilih sebagai Ketua PDM Lamongan dalam masa bakti 2001-2006 dengan Wakil Ketua KH. Abdul Fatah dan Drs. Ahsan Qomar. Pada Musyda IX Muhammadiyah Kabupaten Lamongan di Sugio, KH. Abdul Fatah kembali diminta menjadi Ketua PDM Lamongan pada periode pengembangan amal usaha Muhammadiyah berjalan cepat tahun 2006-2011. Takdir Allah berkata lain. Pada tanggal 24 Juli 2009 pukul 08.45 WIB, KH. Abdul Fatah wafat di RSU Muhammadiyah Lamongan dan dikebumikan setelah shalat Jumat di Lamongan.27 Kepemimpinan Muhammadiyah Bulubrangsi kemudian dilanjutkan periode 1980-an (1985-1990) untuk periode III, susunan pengurus sebagai berikut: Ketua : Mudhofir (alm) Sekretaris : Abdul Jalil Bendahara : H. Mahbub.28
27
Dirangkum dari berbagai sumber. Belum ditemukan data yang valid untuk Laporan kepengurusan periode 1966-1990. 28
:: 26 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
Periode ini berakhir dengan dilaksanakannya Musyawarah Ranting Muhammadiyah (Musyran) Bulubrangsi pada 8 Januari 1990 di Gedung Perguruan Muhammadiyah Bulubrangsi. Musyran ini bersamaan dengan Musyawarah Ranting Ortom Muhammadiyah (Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah). Hasil Musyran ini ditindaklanjuti dengan Rapat Pleno PRM Bulubrangsi pada 30 April 1990 yang bertempat di gedung Perguruan Muhammadiyah Bulubrangsi dan menetapkan susunan personalia PRM periode 1990-1995 (periode IV) sebagai berikut: Ketua : Mudlofir HM. Sekretaris : Mohammad Thohir Bendahara : H. Dlohan Anggota : 1. M. Syamsi 2. KH. Abdul Fatah (alm) 3. H. Ghozi Muhammadun 4. Fathurrohman 5. M. Nasihin 6. Sumarji 7. Abdul Jalil29 Beberapa kebijakan dan kegiatan yang ditanfizkan dari hasil Musyran ini adalah: 1. Susunan dan personalia pimpinan persyarikatan (seperti tersebut di atas). 29
Laporan Kebijaksanaan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bulubrangsi tahun 1996. REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 27 ::
2. Pendataan anggota Muhammadiyah, dilakukan sidang pendataan anggota pada 10 Mei 1990 dengan jumlah anggota sebanyak 235 orang. 3. Pengajuan untuk NBM (dh. NRB) bagi anggota Muhammadiyah. 4. Kegiatan sosial (perbaikan rumah). Program ini dilaksanakan pada rumah Saudari Ummu Kholiso dan rumah Saudara Dipin. 5. Kegiatan temporer, meliputi: harian, mingguan (pengajian rutin), bulanan (mengikuti Rakerpim) dan tahunan (kegiatan bulan Ramadhan, sholat Id, Musyda, pelaksanaan perintah atasan). 6. Perumusan tugas dan fungsi tata kerja pimpinan (belum bisa dilaksanakan secara menyeluruh). 7. Pelaksanaan program kegiatan persyarikatan. 8. Laporan keuangan. Dalam periode ini, bagian kesekretariatan mencatat bahwa selama satu periode (1991-1996) telah diadakan pertemuan anggota Pimpinan ranting sebanyak 20 kali, menerima surat dari Pimpinan Muhammadiyah Cabang sebanyak 20 kali, dan mengeluarkan surat sebanyak 20 kali.30 Kegiatan yang sangat menonjol dan bersifat rutin adalah di bidang sosial (Urusan PKU). Setelah habis masa bakti 1990-1995 (1991-1996), maka diadakan Musyawarah Ranting Muhamma30
Laporan Kebijaksanaan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bulubrangsi tahun 1996. :: 28 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
diyah Bulubrangsi pada 8 Januari 199731 di Perguruan Muhammadiyah Bulubrangsi. Musyran sendiri memilih dan mengesahkan lima (5) orang anggota Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bulubrangsi periode 1995-2000 (periode V) dari 18 calon yang diajukan Panitia Pemilihan, yaitu: 1. Mudlofir HM NBM. 503 332 28 suara 2. Moh. Syamsi NBM 351 940 22 suara 3. Moh. Sabiq Mulia NBM. 630 109 19 suara 4. Moh. Yaqin NBM. 503 307 17 suara 5. H. Ghozi M, LC. NBM. 756 756 15 suara32 Dari lima orang tersebutkan PDM Kabupaten Lamongan dengan Surat Keputusan Nomor: 039/SK. PDM/1.A/1.b/1997 menetapkan dan mengesahkan Mudlofir HM (alm) sebagai Ketua PRM Bulubrangsi untuk periode 1995-2000. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 003/SK.PR/I.A/1.b/1997 susunan lengkap personalia PRM Bulubrangsi periode 1995-2000 sebagai berikut: Ketua : Mudlofir HM Ketua I : Moh. Syamsi Ketua II : Abdul Jalil 31
Dalam dokumen Laporan Kebijaksanaan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bulubrangsi tahun 1996 ditulis bahwa Musyran dilaksanakan pada hari Selasa 7 Januari 1997. 32 Laporan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bulubrangsi periode 1995-2000 disampaikan pada Musyawarah Ranting Tahun 2001 di Perguruan Muhammadiyah Bulubrangsi pada 4 Oktober 2001. REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 29 ::
Sekretaris I : Moh. Yaqin Sekretaris II : Nasihin Bendahara I : H. Dhohan Bendahara II : Sumarji Kepala bidang : 1. Keagamaan : M. Yasir, M. Sabar 2. P.K.S : Moh. Sabiq Mulia dan Fauzul Khotim 3. Takmir : H. Ghozi M.,Lc dan Fathurrohman S 4. Pendidikan : H. Abdul Fattah dan Moh. Thohir Pada periode ini Mudhofir (Ketua) meninggal dunia pada tahun 1998 (?), dan kemudian digantikan oleh KH. Muhammad Syamsi sebagai Ketua PRM. Periode V diakhiri dengan diadakannya Musyawarah Ranting pada 4 Oktober 2001 (atau 19 Oktober 2001)33 di Perguruan Muhammadiyah Bulubrangsi. Dalam Musyran ini ditetapkan dan disahkan dan diusulkan kepada PDM Lamongan yang kemudian dikeluarkan Surat Keputusan (SK): No. 039/SK/PDM/ I.A/1.b/2000 Pimpinan Ranting Muhammadiyah masa
33
Musyran periode VII ini terdapat perbedaan tanggalnya. Dalam buku notulensi milik Bp. Abdul Jalil bahwa Musyran tersebut diadakan pada hari Jum’at, 19 Oktober 2001. Sementara dalam dokumen Laporan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bulubrangsi periode 2000-2005 pada Musyawarah Ranting Tahun 2006 di Perguruan Muhammadiyah Bulubrangsi pada 15 September 2006/22 Sya’ban 1427, Musyran diadakan hari Kamis, 4 Oktober 2001, yang terakhir ini juga cocok dengan catatan Moh. Thohir, yang menjadi Sekretaris Pengurus Perguruan Muhammadiyah Bulubrangsi periode 1996-2001. :: 30 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
jabatan 2000-2005 (Periode VI) sebagai berikut: 1. Moh. Yaqin, S.Ag. 32 suara 2. Moh. Sabiq Mulia 27 suara 3. Moh. Thohir 20 suara 4. H. Fauzul Khotim, BA. 18 suara 5. Abdul Mokhan 4 suara Kemudian disusun personalia lengkap dalam rapat formatur pada 29 Desember 200134 sebagai berikut: Ketua : Moh. Yaqin, S.Ag. Wakil Ketua : Moh. Sabiq Mulya Sekretaris : M. Thohir Wakil Sekretaris : Moh. Nasihin Bendahara : Abdul Jalil Wakil Bendahara : Kastalil35 Dilengkapi dengan kepala bidang: 1. Tabligh dan Dakwah: Moh. Yasir, Mustaqim dan Moh. Sabar. 2. Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat: H. Fauzul Khotim, BA., Zainul. Mahtum dan H. Dlohan. 3. Takmir Masjid: Abdul Mokhan, Muchlisin, H. Maruwan. 4. Pendidikan: Drs. Mahfud, Drs. Ghufron HS, dan Izidin, S.Ag. 34
Tanggal ini berdasarkan catatan Abdul Jalil. Dalam catatan Abdul Jalil tertulis Ketua I, Ketua II, dan seterusnya. 35
REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 31 ::
5. PGMM (Pembina Generasi Muda Muhammadiyah): Khusnul Huda, Drs. Abdullah Basri dan Ikhwan Fanani.36 Untuk melanjutkan kepemimpinan, maka diadakan Musyran periode 2005-2010 (periode VII) pada Jum’at, 15 September 2006 M/22 Sya’ban 1427 H di Perguruan Muhammadiyah Bulubrangsi dengan diikuti oleh 60 orang anggota PRM Bulubrangsi. Musyran menetapkan dan mengesahkan 21 orang calon pimpinan dengan mengambil 7 orang yang mendapatkan suara terbanyak: 1. H. Fauzul Khotim, BA 45 suara 2. H. Rufi’an, S.Ag. 39 suara 3. Moh. Thohir, Ama. Pd. 36 suara 4. Moh. Sabiq Mulya 34 suara 5. Drs. Ghufron HS. 24 suara 6. Drs. Abdullah Basri 20 suara 7. Abdul Jalil 18 suara Ketujuh orang tersebut mengadakan sidang formatur pada 20 September 2006 untuk menyusun kepengurusan selengkapnya :37
36
Laporan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bulubrangsi periode 2000-2005 pada Musyawarah Ranting Tahun 2006 di Perguruan Muhammadiyah Bulubrangsi pada 15 September 2006/22 Sya’ban 1427. tema Musyran: “Membangun Kebersamaan Demi Keutuhan Persyarikatan”. 37 Berdasarkan catatan Moh. Thohir, Sekretaris PRM periode 2000-2005 (2001-2006). :: 32 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
Ketua I : H. Fauzul Khotim, BA. Ketua II : H. Rufi’an Ketua III : M. Sabiq Mulya Sekretaris I : Drs. Ghufron HS Sekretaris II : M. Thohir, Ama.Pd. Bendahara I : Abdul Jalil Bendahara II : Drs. Abdullah Basri Majelis-Majelis 1. Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus (MTDK) Ketua : Muchlisin Sekretaris : Moh. Yasir Anggota : Fathurrohman Abdul Mokan H. Naruwan H. Ruskan Fauzi 2. Majelis Dikdasmen Ketua : Drs. M. Rofiq Sekretaris : H. Ghozi M, Lc. Anggota : Ikhwan Fanani Drs. Mahfud M. Sabar Zainuri 3. Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat (MKKM) Ketua : Imron, SH. Sekretaris : Drs. Ah. Yani Anggota : M. Nasihin, S.Ag. REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 33 ::
H. Dhohan Munir Mulya Sun’an Yani Mu’adlim 4. Majelis Wakaf Zakat Infaq dan Sodaqoh (MAZIZ) Ketua : Nastain Sekretaris : Mustaqim Anggota : Muzayin Harto Ali H. Zainul Makhtum Suwito Matayazid 5. Majelis Pemberdayaan Kader (MPK) Ketua : Drs. Sholihin Sekretaris : Drs. Yasak Anggota : Izzidin, S.Ag. Ahsanul Fuad Naim Abd. Ghofur Sejak H. Fauzul Khotim, BA. terpilih kembali sebagai Kepala Desa Bulubrangsi tahun 2007, maka kepemimpinan PRM dirubah berdasarkan musyawarah PRM Bulubrangsi pada 14 Juni 2008 sebagai berikut: Penasehat : 1. KH. Moh. Syamsi 2. H. Yaqin, S.Ag. Ketua I : H. Rufi’an, S.Ag. Ketua II : H. Fauzul Khotim, BA. Ketua III : M. Sabiq Mulya :: 34 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE
Untuk komposisi sekretaris dan bendahara serta majelis-majelis tetap. Geliat kepemimpinan Muhammadiyah 20062011 ini salah satunya tercermin dalam usahanya untuk menulis sejarah Muhammadiyah Bulubrangsi yang sebenarnya sudah lama tersimpan dalam setiap periode. Sejarah ini sangat perlu untuk dijadikan bahan refleksi dan aksi bagi generasi selanjutnya. Semoga.
Penutup Rangkaian aksara dalam Sejarah Muhammadiyah ini bersumberkan dari: hasil wawancara dengan beberapa tokoh yang telah ditunjuk dan Laporan Pertanggungjawaban serta notulensi rapat-rapat. Tim Penulisan Sejarah Muhammadiyah Bulubrangsi Ketua : H. Rufi’an, S.Ag. Sekretaris : Drs. Sholihin Anggota : M. Sabiq Mulya Drs. Ghufron HS. Moh. Thohir, S,Pd.I. Drs. Yasak Maslahul Falah Catatan: kepada semua warga Muhammadiyah Bulubrangsi yang mempunyai informasi valid dan akurat mengenai sejarah Muhammadiyah Bulubrangsi mohon diinformasikan. REKA ULANG SEJARAH MUHAMMADIYAH BULUBRANGSI
:: 35 ::
Catatan ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... ..................................................................................... :: 36 ::
LATAR OMBO JEMBAR KALANGANE