7/19/2012
KONSEP DESAIN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA RESOR DI DAERAH BERIKLIM TROPIS LEMBAB Oleh: Devina Rachmawati, Sri Nastiti NE, Gusti Ngurah Antaryama
Latar Belakang Penyumbang terbesar Æ industri konstruksi bangunan. Bangunan mengkonsumsi 40% dari total energi di seluruh dunia, 16% air besih, 25% kayu hutan (UNCHS,1993). Bangunan bertanggung jawab atas emisi gas CO2 yang dikeluarkan sebesar 50% (Petrocian, (Petrocian 2001). 2001) Resor menyumbang 78 ton gas emisi CO2 dan menghabiskan 26.000 L generator diesel berbahan bakar solar tiap (www.energymatters.com.au).
Global warming
Diperlukan penerapan prinsip-prinsip dan konsep arsitektur ekologis g Æsudut pandang dan pendapat para ahli tentang arsitektur ekologis
1
7/19/2012
Tujuan y Mengevaluasi dan menjelaskan prinsip-prinsip
arsitektur ekologis diterapkan pada eko-resor y Mengeksplorasi dan menganalisa prioritas desain terkait dengan penerapan prinsip arsitektur ekologis
Manfaat
y Acuan penentuan prinsip-prinsip desain dan aspek
penilaianÆ merencanakan konsep desain pada bangunan eko-resor eko resor di daerah tropis lembab. y Masukan terhadap Konsil Bangunan Hijau Indonesia Æ assessment GREENSHIP untuk eko-Resor yang berada di daerah beriklim tropis lembab di Indonesia. y Acuan kegiatan Æ mengurangi dampak pemanasan globaldari sisi perencanaan arsitektur ekologis
Objek Penelitian
Sarinbuana Eco-LodgeÆ Desa Wanagiri, Selemadeg, Tabanan-Bali aba a a
Bali Eco-Stay Æ Selemadeg Timur, Tabanan-Bali
PPLH Seloliman Æ Kec. Trawas, Kab. Mojokerto Jatim.
2
7/19/2012
Metoda Penilaian Data y Kombinasi antara eksploratif p dan evaluatif. y Teknik pengumpulan data antara lain dengan
teknik pemotretan, interview, pengukuran, pengamatan, dan pembagian kuisioner.
Metoda Penilaian Data Aspek Penilaian Pembangunan Tapak
Efisiensi dan Konservasi energi
Variabel Penilaian
Indikator Penilaian
Desain Tapak Desain Lansekap Jenis Konstruksi Bangunan
Pemanfaatan potensi tapak sebagai sumber energi alternatif Konfigurasi massa bangunan Orientasi bangunan Proporsi denah Rasio antara luasan bukaan dengan permukaan dinding Bentuk dan material atap Pembayangan Pemilihan lampu Kontrol lampu
Konfigurasi massa bangunan menyebar Tingkat kerapatan massa bangunan rendah Luasan tanah non perkerasan semaksimal mungkin (GREENSHIP menetapkan minimal 30% dari luas total lahan) Konstruksi sistem panggung Sumber energi alternatif Konfigurasi massa bangunan menyebar Orientasi bangunan U-S Proporsi denah persegi panjang dengan rasio 2:1 menghadap U-S Nilai WWR 10-20% Material atap yang tidak menyerap panas Pemilihan lampu hemat energi Peletakan Saklar lampu mudah dijangkau Beban konsumsi listrik rata-rata/bulan max.40,80 KWh/GN (lihat pada tabel 3.4. Konsumsi energi dan air bersih)
3
7/19/2012
Aspek Penilaian
Variabel Penilaian
Konservasi Air
Pemanfaatan potensi tapak / kondisi klimatologi daerah sebagai sumber energi alternatif Desain penampungan air hujan Desain toilet dan Kamar mandi Pemilihan kloset dan alat keluaran air Pemanfaatan daur ulang air kotor
Indikator Penilaian
Kesehatan dan Kenyamanan K
Aspek Penilaian Sumber dan Daur Material
Konfigurasi massa bangunan O i t i bukaan Orientasi b k Proporsi denah Rasio antara luasan bukaan dengan permukaan dinding Bentuk dan material atap Pembayangan Pemilihan lampu Kontrol lampu Pemilihan material maupun
Variabel Penilaian Pemilihan material pada elemen bangunan (atap, dinding, lantai, dll.) Lapisan akhir material Proses material Pengolahan sampah
Indikator Penilaian
Konservasi Flora dan Fauna (Manning)
Jalinan kerjasama dengan organisasi konservasi lingkungan
Manajemen Turis (Manning)
Rancangan fasilitas turisme
Implementasi penampungan air hujan (ada tidaknya dan kegunaan) Toilet dan kamar mandi dirancang kering Debit keluaran air 4.5 L untuk kloset 9 L untuk shower 7 L untuk keran Implementasi kolam daur ulang air kotor (ada tidaknya dan kegunaan) Beban kubikasi air PDAM/bulan dalam setahun (lihat tabel1. Energy and water consumption) Hasil survey tamu resor S b Seberapa sering i dan d banyak b k orang menggunakan lampu padasiang hari Seberapa jauh dengan sumber bising Tanpa kandunganformaldyhde, tanpa kandungan asbestos, tanpa kandungan lead contained paint
Material ramah lingkungan (merujuk pada GREENSHIP) Material didapat sedekat mungkin dari lokasi resor Inovasi penggunaan kembali material bekas atau sisa Proses pengolahan material dikerjakan oleh warga setempat Penerapan prinsip 3R Adanya kebijakan ekologis terkait pemilihan bahan
Terdapat data flora dan fauna Program pemantauan komprehensif
yang
Data flora dan fauna Fasilitas turisme yang tidak berdampak negative terhadap lingkungan
4
7/19/2012
Analisis Data y Data hasil observasi lapangan baik berupa
pengukuran, g ,p pencatatan nantinya y akan data p dikaji dengan tolak ukur penilaian sebagai berikut: y Kriteria penilaian sebuah arsitektur ekologis
menggunakan metode penilaian GREENSHIP untuk bangunan yang sudah ada y Kriteria penilaian sebuah eko-resor menggunakan penilaian dari Manning Manning (2001) y Standar Konsumsi Energi dan Air (Warnken, 2001)
Pembahasan Hasil y TEPAT GUNA LAHAN y Sarinbuana Eco-Lodge Æ daerah hutan yang
berbatasan b b t d dengan kkawasan kkonservasii h hutan t h hujan j tropis Batu Karu. Bali Eco-Stay Æ di hamparan sawah subak dan PPLH Seloliman Æ lereng gunung Penanggungan Ketiga objek penelitian Æ lokasi yang mempunyai potensi alam yang masih alami umumnya tidak didukung dengan sarana infrastruktur yang baik baik, sehingga untuk menjangkau lokasi dibutuhkan kendaraan pribadi dan sulit dijangkau oleh transportasi umum. Pemilihan lokasi ini bertentangan dengan rating penilaian GREENSHIP terkait aksesbilitas.
5
7/19/2012
y EFISIENSI DAN KONSERVASI ENERGI y Ketiga objek penelitian Æ desain arsitektur y
y
y
y
dirancang sesuai dengan ekosistem sekitar. Penggunaan sistem Mechanical& Electrical (ME) baik penghawaan maupun pencahayaan yang pasif Æ untuk menekan beban konsumsi listrik. Keberhasilannya Æ beban konsumsi ratarata/bulannya yang memang di bawah standar angka maksimal untuk sebuah eko-resor. Bali Eco-Stay pemanfaatan potensi tapak sebagai pembangkit listrik alternatif berupa mikro hydro yang menghasilkan daya 4400VA. PPLH Seloliman menghasilkan daya 15.000 watt, mampu mengurangi jejak karbon yang dihasilkan oleh PLN maupun genset.
y KONSERVASI AIR y Ketiga objek penelitian Æsumber mata air
pegunungan untuk seluruh kebutuhan air bersihnya. y Bali Eco-Stay Eco Stay dan PPLH Seloliman, Seloliman air hujan Æ irigasi. Air hujan seharusnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin (tingkat curah hujan yang sangat tinggi sepanjang tahun). y Kontrol konsumsi air bersih Æ kurang diperhatikan Æ tidak ada implementasi alat meteran t air. i Masalah M l h konservasi k i air i bersih b ih ini i i kurang diperhatikan dengan baik dengan alasan dapat didapat dengan mudah dan gratis. y Bali Eco-Stay mempunyai kontrol paling baik karena seluruh klosetnya sudah menggunakan dual flush.
6
7/19/2012
y SUMBER DAN DAUR MINERAL y Sarinbuana Eco-Lodge dan Bali Eco-Stay Æ
material bangunan maupun perabot sudah diterapkan dengan sangat baik (dari pemilihan sumber materialnya, y , proses p pengolahan p g material sampai dengan desainnya). y PPLH Seloliman Æ material masih belum bisa dikatakan baik Æ beberapa material didatangkan dari luar jawa (kayu Ulin dari Kalimantan). y Ketiga objek penelitian, prinsip 3R untuk pengolahan l h sampahnya h sudah d h diterapkan dit k dengan sangat baik. Cara pengolahannya dilakukan secara mandiri maupun melibatkan kerjasama dengan lembaga atau badan pengolahan sampah setempat.
y KESEHATAN DAN KENYAMANAN DALAM
BANGUNAN y Ketiga objek penelitian Æ tidak mendapati masalah kenyamanan dalam bangunan baik terkait kenyamanan y thermal,, visual,, dan akustik. y Desain arsitektural sangat memperhatikan kondisi ekosistem sekitarnya membuat kenyamanan para tamu dapat tercapai. y Masalah kesehatan terkait kualitas udara dalam bangunan belum pernah diadakan pengujian secara kuantitas. k tit H il survey lapangan Hasil l melalui l l i pembagian kuesioner menyatakan tidak terdapat keluhan kesehatan dari tamu terkait kualitas udara.
7
7/19/2012
y KONSERVASI FLORA DAN FAUNA (MANNING) y Sarinbuana Eco-Lodge dan Bali Eco-Stay Æ
y
y
y
y
rancangan lansekap berupa pembagian komposisi lahan elemen lunak lebih besar ± 75% dan ± 85% dari elemen keras memperlihatkan bahwa eko-resor ini masih memperhatikan ekosistem aslinya. Pemilihan vegetasi untuk lansekap Æ memadukan vegetasi asli yang spesifik dan produktif dengan vegetasi hias yang didapat dari lokal. Rancangan ini mengakibatkan kekayaan jenis flora semakin bertambah. Sarinbuana Eco-Lodge bertambahnya jenis keanekaragaman flora ini menyebabkan peningkatan spesies p fauna terutamanya y burung g dan serangga gg Æ ditunjang dengan adanya pendataan flora dan fauna yang dilakukan secara berkala 6 bulan sekali. Bali Eco-Stay Æ tidak ditunjang dengan pendataan flora dan fauna Æ penilaian untuk rating ini menjadi kurang. PPLH Seloliman Æ ditunjang dengan adanya pendataan konservasi flora, namun pendataan t b t tid k k f d di
Rangkuman Hasil Penilaian EkoResor Nilai Max.
Sarinbuana Eco-Lodge
Bali Eco Stay
PPLH
Pembangunan Tapak yang Sesuai
16
13
13
14
Efi i i ddan Konservasi Efisiensi K iE Energii
36
34
36
36
Konservasi Air
20
5
6
4
Sumber dan Daur Material
12
11
10
9
Kesehatan Udara Dalam Bangunan & Kenyamanan
15
13
13
14
Total Nilai Keseluruhan
99
76
78
77
Rating
Bali Eco-Stay mendapatkan rating tertinggi sebagai eko-resor. Hasil penilaian dari ketiga resor tersebut hasilnya adalah relatif sama atau tidak terlalu signifikan perbedaan diantara ketiganya. Jika dilihat masing-masing nilai per ratingnya dari ketiga eko-resor maka nilai ketiganya relatif mendekati nilai maksimum yang ditetapkan oleh GREENSHIP.
8
7/19/2012
KESIMPULAN y Desain arsitektur eko-resor di daerah beriklim tropis
lembab khususnya di Indonesia sudah menerapkan prinsip-prinsip arsitektur ekologis dengan cukup baik walaupun ada salah satu prinsip yang kurang diperhatikan. y Prinsip-prinsip yang telah diterapkan dengan cukup baik: y prinsip arsitektur ekologis tidak hanya memikirkan
lingkungannya secara lokal/regional melainkan juga global, l b l y prinsip arsitektur ekologis tumbuh dari tempatnya, y prinsip penghematan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui yang memperhatikan aspek efisiensi dan konservasi terkait energi, y prinsip kesehatan dan kenyamanan manusia, prinsip perhitungan ekologis dan
9