Laras Ilmiah Dr. Felicia N. Utorodewo FIB-UI
Karya Tulis Ilmiah Makalah Skripsi Tesis
Disertasi Laporan Tugas Akhir Artikel di Jurnal
Bahasa yang digunakan adalah bahasa untuk laras ilmiah disusun oleh Felicia N. Utorodewo
CIRI LARAS ILMIAH: • Laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam bahasa formal; • Bahasa harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna; • Setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan harus didefinisikan secara tepat agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan; • Kalimat harus singkat, jelas, lengkap, dan efektif; • Paragraf minimal terdiri atas tiga kalimat: pembuka, isi, penutup; • Laras ilmiah memiliki sistematika baku. disusun oleh Felicia N. Utorodewo
Buku-Buku Rujukan • • • • •
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III Glosarium Istilah Asing Indonesia Tesaurus Bahasa Indonesia Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Pedoman Pembentukan Istilah
disusun oleh Felicia N. Utorodewo
1. Selalu menggunakan ragam bahasa formal
RAGAM NONFORMAL
RAGAM FORMAL
Bikin
Membuat
Cuma; cuman
Hanya
Gampang
Mudah
Nggak
Tidak
Dibilang
Dikatakan
Dikasih
Diberi
Sama
Oleh
Bisa
Dapat, mampu, akan
Tapi
Tetapi
Ketimbang
Dibandingkan
disusun oleh Felicia N. Utorodewo
1. Selalu menggunakan ragam bahasa formal
RAGAM NONSTANDAR
RAGAM STANDAR
Bakal; mau
Akan
Bareng
Bersama
Banget
Sangat
Mendingan
Lebih baik
Pingin
Ingin
Ngerti
Mengerti
Doyan
Menyukai
Dijajal
Diuji coba, dicoba
Kecele
Kecewa
kalau
bahwa
disusun oleh Felicia N. Utorodewo
4.Kalimat harus singkat, jelas, lengkap, dan efektif
Untuk memenuhi kekurangan ikan perlu peningkatan produksi dengan jalan meningkatkan usaha penangkapan ikan, sehingga kekurangan ikan tersebut di atas tadi dapat terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan akan ikan, perlu peningkatan produksi melalui usaha penangkapan ikan. disusun oleh Felicia N. Utorodewo
KETERBACAAN KALIMAT PANJANG KALIMAT 8 kata atau kurang
KETERBACAAN Sangat mudah dipahami
11 kata
Mudah dipahami
14 kata
Agak mudah dipahami
17 kata
Standar
21 kata
Agak sulit dipahami
25 kata
Sulit dipahami
29 kata atau lebih
Sangat sulit dipahami.
disusun oleh Felicia N. Utorodewo
3. Setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan harus didefinisikan secara tepat agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan Yang kami maksud dengan demam tifoid berat adalah penderita dengan risiko kematian yang tinggi, termasuk yang koma dan yang mengalami renjatan. demam tifoid = penderita
Demam tifoid berat ( typhoid fever) atau tifus abdominalis adalah penyakit tifus yang … disusun oleh Felicia N. Utorodewo
5. Paragraf minimal terdiri atas tiga kalimat: pembuka, isi, penutup Ketika seseorang mengalami kehilangan orang yang berarti baginya karena mati, ia harus bisa mengatasi kedukaan yang dirasakannya agar dapat melanjutkan hidupnya dengan baik. Bagi orang dewasa hal ini tidak selalu mudah untuk dilakukan, terlebih lagi bagi anak-anak yang belum matang kognisi dan emosinya serta masih bergantung pada caregiver-nya (pada umumnya orang tuanya). Ini hanya 2 kalimat. Anak-anak yang mengalami secara langsung kehilangan anggota keluarganya karena kematian, akan bertanya-tanya pada orangtua atau orang dewasa lainnya untuk mendapat penjelasan mengenai kematian. Kapasitasnya untuk tetap merasa nyaman terhadap hubungannya dengan orang yang meninggal bergantung pada kesediaan anggota keluarga untuk membahas dan membagi kenangan mereka (Saphiro, 1994). Ini hanya 2 kalimat juga. disusun oleh Felicia N. Utorodewo
PERBAIKAN: Seseorang harus bisa mengatasi kedukaan yang dirasakannya, ketika orang yang berarti baginya meninggal, agar dapat melanjutkan hidupnya dengan baik. Bagi orang dewasa, hal ini tidak selalu mudah untuk dilakukan. Bagi anak-anak yang belum matang kognisi dan emosinya serta masih bergantung pada caregiver-nya (pada umumnya orang tuanya), hal ini menjadi lebih sulit lagi. Anak-anak yang secara langsung kehilangan anggota keluarganya karena kematian akan bertanya-tanya pada orangtua atau orang dewasa lainnya untuk mendapat penjelasan mengenai kematian. Kapasitas anak untuk tetap merasa nyaman terhadap hubungannya dengan orang yang meninggal bergantung pada kesediaan anggota keluarga untuk membahas dan membagi kenangan mereka (Saphiro, 1994). disusun oleh Felicia N. Utorodewo
S I S T E M A T I K A K E S A T U A N
BENTUK TULISAN dibangun oleh BAB/SUBBAB
BAGIAN PENDAHULUAN
P I K I R A N
Latar belakang topik Alasan pemilihan topik Pembatasan topik Sistematik penulisan
Penyusunan gagasan bawahan ke dalam beberapa bab Pembahasan secara sistematis
Bagian akhir atau penutup dari tulisan Kesimpulan yang dirumuskan secara tegas Dapat dalam bentuk dalil-dalil (terbuka atau tertutup) Dapat merupakan sari dari tujuan
BAGIANBAGIAN ISI
BAGIAN PENUTUP
BENTUK BAB dibangun oleh PARAGRAF
BENTUK PARAGRAF dibangun oleh KALIMAT
Mengantar gagasan utama Menarik perhatian Menyiapkan pembaca
Paragraf-paragraf penghubung yang dinyatakan secara teratur dan logis. Setiap paragraf harus mempertahankan perhatian pembaca.
Bagian akhir suatu bagian tulisan yang berfungsi menurunkan dan menghentikan perhatian pembaca. Bagian yang mempersiapkan pembaca untuk mengalihkan perhatian mereka ke topik baru.
Kalimat yang mengantarkan pembaca kepada topik pembicaraan. Kalimat topik Gagasan utama paragraf Kalimat-kalimat yang mendukung KALIMAT TOPIK Kalimat-kalimat yang mempertahankan kepaduan paragraf dengan: REPETISI, KATA GANTI, dan KATA-KATA PERALIHAN Kesimpulan Pengulangan atau penekanan kembali (KALIMAT TOPIK) Pengalihan perhatian pembaca pada paragraf berikutnya.
Laras proposal ilmiah memiliki sistematika baku (contoh diambil dari RUUI DRPM 2009).
1. Halaman Judul 2. Lembar Pengesahan 3. Abstrak 4. Pendahuluan
5. Tinjauan Pustaka 6. Metodologi Penelitian 7. Jadwal Penelitian
8. Anggota Peneitian 9. Rancangan Biaya Penelitian 10.Daftar Pustaka
disusun oleh Felicia N. Utorodewo
Format karya ilmiah (ISO 5966: 1982) • • • • • •
judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, PENDAHULUAN, inti tulisan (teori, metode, hasil, dan pembahasan), • SIMPULAN dan USULAN, • ucapan terima kasih, dan • daftar pustaka. disusun oleh Felicia N. Utorodewo
ISI