LAPORAN UJIAN PRAKTEK KEJURUAN
Disusun oleh: Nama : Ahmad Husen No : 02 Kelas : XII TKJ B
TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SMK N 2 KLATEN
Kata Pengantar Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan dengan judul: “Laporan Ujian Praktek Kejuruan”. Di dalam proses penyelesaian laporan ini, saya banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak sehingga tugas ini dapat terselesaikan, Oleh karena itu saya berterima kasih kepada Bp. Andi Andriyatmoko, S.Kom, Bp. Ahmad Suruli Musthofa dan Bp. Eko Priyono, Bsc., selaku guru pembimbing dan penilai di dalam tugas ini. Tak Lupa kepada teman-teman semua yang telah membantu menyusun laporan ini sehingga bisa terselesaikan seperti saat ini. Saya menyadari bahwa di dalam tugas ini masih banyak memiliki kesalahan dalam penulisan, pengejaan dan lainnya. Maka dari itu kritikan dan saran dari Para Guru dan teman-teman sangatlah membantu di dalam menyempurnakan tugas ini.
Klaten, 15 April 2016
Penyusun
PENDAHULUAN
A. Nama Kegiatan : Ujia Praktek Kejuruan program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan B. Waktu : Jum’at, 15 April 2016 C. Tempat Pelaksana Bengkel TKJ 3
:
D. Guru Pembimbing : Bp. Andi Andriyatmoko S.Kom Bp. Ahmad Suruli Musthofa Bp. Eko Priyono, Bsc.
1. Tujuan
Dapat melakukan instalasi Ubuntu Server di VirtualBox Dapat melakukan instalasi Microsoft Windows XP di VirtualBox Dapat melakukan konfigurasi instalasi jaringan sesuai dengan ketentuan yang ada Dapat membangun jaringan sesuai dengan topologi yang disediakan
2. Dasar Teori
3. Alat dan Bahan
1 PC yang terhubung jaringan LAN Oracle VM VirtualBox Ubuntu Server 14.04 LTS (ISO) sebagai Server Microsoft Windows XP (VDI) sebagai Client
4. Langkah Kerja a) Instalasi Ubuntu Server 1) Pertama, pastikan software Oracle VM VirtualBox telah terinstall di PC dengan baik. 2) Kedua, jalankan program tersebut dan lakukan mesin virtual baru dengan sistem operasi Ubuntu Server 14.04 LTS 32 bit.
3) Ketiga, tentukan banyaknya RAM yang akan digunakan oleh mesin virtual.
4) Kemudian, menentukan pembuatan hardisk baru. Pilih opsi “Create a virtual hard disk now”.
5) Selanjutnya, pilih opsi VDI pada tipe hard disk.
6) Setelah itu, pilih opsi “Dinamically allocated”, agar penggunaan hard disk virtual nantinya tidak terlalu menggunakan banyak ruang hard disk asli.
7) Untuk ukuran hard disk, isikan 8.00 GB. Lebih banyak lebih baik.
8) Sebelum melanjutkan, atur agar mesin virtual menggunakan 2 buah ethernet.
9) Pilih juga opsi “Not attached”, agar proses instalasi cepat selesai.
Ethernet 1
Ethernet 2 10) Setelah itu, pilih “Start” untuk menjalan mesin vitual yang baru saja dibuat. 11) Pilih file instalasi yang akan digunakan, lalu klik “Start” untuk memulai instalasi.
12) Setelah muncul tampilan seperti ini, pilih bahasa yang akan digunakan sistem operasi setelah instalasi.
13) Kemudian, pilih “Install Ubuntu Server”.
14) Lalu, pilih lagi bahasa yang akan digunakan saat proses instalasi.
15) Pada pemilihan negara tempat tinggal, pilih opsi “Other”.
16) Kemudian, pilih opsi “Asia”.
17) Setelah itu, pilih lagi opsi “Indonesia”.
18) Pada pemilihan lokasi, pilih opsi “United States”.
19) Jika muncul pertanyaan, untuk mendeteksi keyboard, pilih opsi “No”.
20) Setelah itu, tentukan manual keyboard yang digunakan.
21) Tata letak tombol keyboard yang digunakan.
22) Karena sebelumnya mesin virtual telah diatur untuk menggunakan dua buah ethernet, akan muncul pilihan seperti ini. Maka, pilih saja eth0.
23) Jika muncul pesan gagal seperti ini, pilih lanjutkan saja. Karena, ini terjadi karena mesin virtual tidak terhubung dengan DHCP Server.
24) Pada pemilihan konfigurasi jaringan, pilih opsi “Do not configurethe network at this time”.
25) Untuk hostname, dapat diisi dengan kata apapun. Misalnya, ubuntu.
26) Dalam menentukan nama lengkap untuk pengguna baru, sebaiknya gunakan kata yang mudah diingat. Misalnya, ahsen.
27) Selanjutnya, pada pengisian username, pilih nama yang juga mudah diingat. Karena, nantinya ini akan digunakan untuk login ke sistem operasi.
28) Lalu, isikan juga password yang mudah diingat.
29) Kemudian, isikan password yang sama persis dengan sebelumnya.
30) Jika muncul pertanyaan ini, pilih opsi “Yes”.
31) Untuk pilihan enkripsi direktori home, tidak perlu jika hanya untuk jaringan lokal. Maka, lebih baik memilih opsi “No”.
32) Pada pemilihan zona waktu, pilih Jakarta atau daerah lain yang dekat dengan tempat tinggal.
33) Selanjutnya, pembagian partisi. Pada bagian ini, dapat memilih opsi “Guided – use entire disk” agar pembagian partisi dilakukan otomatis oleh sistem operasi. Tapi, dapat juga memilih opsi “Manual”.
34) Jika memilih opsi manual, maka akan muncul tampilan seperti ini. Pilih hard disk yang akan digunakan.
35) Untuk membuat partisi kosong baru, pilih opsi “Yes”.
36) Lalu, pilih hard disk yang telah dibuat sebelumnya.
37) Untuk mulai membuat partisi, pilih opsi “Create a new partition”.
38) Kemudian, tentukan ukuran ruang partisi yang akan digunakan. Partisi ini nantinya akan digunakan untuk direktori root.
39) Pada tipe partisi, pilih “Primary”.
40) Untuk lokasi partisi, pilih “Beginning”.
41) Lalu, pastikan partisi ini menggunakan file system Ext4 dan memiliki mount point root (/). Setelah itu, pilih opsi “Done setting up the partition”.
42) Untuk membuat partisi swap, pilih sisa ruang dari partisi sebelumnya.
43) Untuk mulai membuat partisi, pilih opsi “Create a new partition”.
44) Karena partisi ini untuk swap, ukuran partisi minimal dua kali kapasitas RAM.
45) Sama seperti sebelumnya, pilih opsi “Primary”.
46) Untuk penggunaan partisi, pilih “swap area”. Setelah itu, pilih opsi “Done setting up the partition”.
47) Setelah partisi untuk root (/) dan swap selesai dibuat, pilih opsi “Finish partitioning and write changes to disk.
48) Jika muncul pertanyaan seperti ini, pilih “Yes”.
49) Pada konfigarasi tasksel, pilih “No automatic updates”.
50) Pada pemilihan aplikasi, pastikan hanya memilih aplikasi yang memang diperlukan, agar proses instalasi tidak terlalu lama.
51) Kemudian, isikan password untuk root MySQL.
52) Ulangi lagi untuk konfirmasi.
53) Untuk menginstal grup pada sistem operasi, pilih opsi “Yes”.
54) Jika muncul tampilan seperti, berarti sistem operasi sudah terinstal. Pilih opsi “Continue”, agar sistem melakukan restart.
b) Konfigurasi Ubuntu Server dan Windows XP I. Konfigurasi IP Address 1) Sebelum melakukan konfigurasi, pastikan Ubuntu Server dan Windows XP telah terinstal dengan baik di VirtualBox.
2) Pada mesin virtual yang terinstal Windows XP, atur interface menjadi Internal Network.
3) Pada mesin virtual Ubuntu Server, atur interface 1 menjadi “Bridged”. 4) Setelah itu, hidupkan mesin virtual Ubuntu Server dan Windows XP untuk memulai konfigurasi. 5) Pada Ubuntu Server, login menggunakan user yang sudah dibuat saat intalasi.
6) Agar dapat menggunakan hak akses root, ketikkan perintah sudo su.
7) Isikan password user seperti sebelumnya.
8) Setelah login menjadi root, ketikkan perintah passwd root, untuk membuat password root yang berbeda dengan user.
9) Untuk menentukan IP Address yang akan digunakan, ketikkan perintah nano /etc/network/interfaces dan isikan konfiguras yang kurang lebih sama seperti ini.
10) Karena service networking tidak dapat restart, lakukan reboot Ubuntu Server.
11) Beralih ke Windows XP, klik kanan icon komputer pada taskbar kanan bawah dan pilih “Open Network Connections” untuk memulai konfigurasi IP Address.
12) Kemudian, pilih “Internet Protocol (TCP/IP).
13) Lalu, isikan IP Address yang satu segmen jaringan dengan IP Address pada Ubuntu Server.
14) Untuk mengetes koneksi, coba ping IP Address Ubuntu Server (192.168.100.1).
15) Beralih ke Ubuntu Server, ketikkan perintah ifconfig eth0 untuk melihat IP Address yang didapat dari DHCP Server jaringan LAN.
16) Ketikkan juga perintah ifconfig eth1, untuk melihat IP Address yang telah diatur static.
17) Lalu, lakukan ping ke IP Address milik Windows XP.
18) Lakukan ping juga ke IP Address 8.8.8.8, untuk mengetes koneksi ke internet.
19) Jika semua telah berhasil, berarti konfigurasi IP Address telah selesai dan koneksi antara Ubuntu Server dan Windows XP juga berhasil. II. Konfigurasi WEB Server 1) Karena paket aplikasi telah diintal saat instalasi, berarti tidak perlu menginstall paket aplikasi WEB Server lagi di Ubuntu Server. 2) Beralih ke Windows XP, coba ketikkan IP Address milik Ubuntu Server pada Address Bar di browser.
3) Beralih lagi ke Ubuntu Server, ketikkan perintah mkdir /var/wwwdata untuk memulai pemindahan Document Root.
4) Lalu, ketikkan perintah cd /etc/apache2/sites-available/.
5) Masih di direktori yang sama, ketikkan perintah ls untuk melihat isi direktori.
6) Ketikkan juga perintah cp 000-default.conf ahsenweb.conf, untuk menyalin isi file 000-default.conf ke file ahsenweb.conf.
7) Ketikkan lagi perintah ls, untuk mengecek apa file ahsenweb.conf telah berhasil dibuat atau belum.
8) Selanjutnya, ketikkan perintah nano ahsenweb.conf dan ganti Document Root menjadi /var/www-data/.
9) Edit juga file apache2.conf dengan mengetikkan perintah nano /etc/apache2/apache2.conf. Ubah kata /var/www/ menjadi /var/www-data/.
10) Setelah itu, pindah kembali ke direktori awal dengan mengetikkan perintah cd.
11) Ketikkan perintah a2dissite 000-default.conf, untuk menghentikan penggunaan konfigurasi Document Root yang lama.
12) Ketikkan lagi perintah a2ensite ahsenwe.conf, untuk menerapkan konfigurasi Document Root yang telah dibuat.
13) Kemudian, ketikkan perintah service apache2 reload, agar WEB Server dapat menggunakan konfigurasi baru.
14) Beralih ke Windows XP, ketikkan IP Address Ubuntu Server pada Address Bar di browser. Jika muncul tampilan seperti dibawah, berarti Document Root telah berhasil dipindahkan.
III. Konfigurasi DNS Server 1) Karena DNS Server telah terinstal saat instalasi sistem operasi, maka tidak perlu melakukannya lagi. 2) Untuk memulai konfigurasi DNS Server di Ubuntu Server, ketikkan perintah cd /etc/bind
3) Lalu, ketikkan perintah ls untuk melihat isi direktori tersebut.
4) Masih di direktori yang sama, ketikkan perintah nano named.conf.local dan edit isinya. Kurang lebih sama seperti dibawah ini.
5) Kemudian, ketikkan perintah cp db.local db.ahsenweb.
6) Ketikkan juga perintah cp db.255 db.192.
7) Lalu, edit file db.ahsenweb dengan mengetikkan perintah nano db.ahsenweb.
8) Edit juga file db.192 dengan mengetikkan perintah nano db.192.
9) Kemudian, ketikkan perintah nano /etc/resolv.conf dan isikan IP Address Server setelah kata nameserver.
10) Setelah itu, restart service DNS dengan mengetikkan perintah service bind9 restart.
11) Masih di Ubuntu Server, ketikkan perintah nslookup husen.smkn2klaten.web.id untuk mengecek konfigurasi DNS Server.
12) Beralih ke Windows XP, ketikkan alamat domain (husen.smkn2klaten.web.id) yang telah dibuat di server. Jika muncul tampilan seperti ini, berarti konfigurasi DNS Server telah berhasil.
IV. Konfigurasi SSH Server 1) Sama seperti paket aplikasi yang lain, SSH juga telah terinstal di server saat instalasi. Jadi, tidak perlu menginstall SSH. 2) Untuk mengubah port SSH, ketikkan perintah nano /etc/ssh/sshd_config dan edit port-nya.
3) Untuk mengeceknya, beralih ke Windows XP dan jalankan program yang dapat melakukan remote dengan SSH. Misal Bitvise SSH Client, Putty atau WinSCP. 4) Pada kolom pengisian, Host diisi IP Address milik Server, port diisi 1734, Username diisi nama user bukan root, dan password diisi password milik user.
5) Jika muncul tampilan seperti ini, berarti konfigurasi SSH Server telah berhasil.
V. Konfigurasi NAT 1) Pada Ubuntu Server, ketikkan perintah nano /etc/sysctl.conf. Hapus tanda “#” sebelum kata net.ipv4.ip_forward=1.
2) Kemudian, ketikkan perintah nano /etc/network/if-up.d/iptables dan isikan perintah seperti dibawah.
3) Lalu, ketikkan perintah chmod +x /etc/network/if-up/iptables untuk menerapkan konfigurasi NAT.
4) Beralih ke Windows XP, tambahkan Alternate DNS server dengan IP Address 8.8.8.8.
5) Untuk mengecek koneksi internet, lakukan ping ke IP Address 8.8.8.8.
6) Cek juga koneksi lain, dengan mengakses situs yang ada di internet.
7) Jika tidak ada masalah ketika melakukan pengecekan koneksi internet, berarti konfigurasi NAT telah berhasil.
VI. Konfigurasi WEB berbasis CMS Wordpress 1) Sebelum melakukan konfigurasi, pastikan Ubuntu Server telah terhubung ke internet. 2) Untuk mempermudah dalam pembuatan Database MySQL, diperlukan adanya aplikasi phpMyAdmin. Sebelum menginstall, sistem harus di update. Ketikkan perintah apt-get update.
3) Kemudian, ketikkan perintah apt-get install phpmyadmin untuk menginstal aplikasi phpMyAdmin.
4) Jika muncul tampilan seperti ini, pilih “apache2”, karena server hanya menggunakan apache.
5) Setelah itu, akan muncul tampilan seperti dibawah ini dan pilih opsi “Yes”.
6) Lalu, isikan password untuk administrator database.
7) Isikan juga password untuk MySQL pada phpMyAdmin.
8) Ulangi pengisian password untuk konformasi.
9) Jika muncul peringatan Error seperti dibawah ini, pilih opsi “Ignore”.
10) Untuk akses SSH ke server nantinya, ketikkan perintah chmod 777 /var/www-data/ agar user dapat upload di direktori web menggunakan SSH.
11) Beralih ke Windows XP, ketikkan alamat domain/phpmyadmin pada browser. Misalnya, husen.smkn2klaten.web.id/phpmyadmin. Isikan user dengan root dan isikan password sesuai dengan yang telah dibuat sebelumnya.
12) Kemudian, buat sebuah database. Database ini, nantinya akan digunakan untuk CMS Wordpress.
13) Setelah membuat database, pastikan file wordpress sudah ada. Edit file wp-config-sample.php menggunakan Notepad sesuai dengan database MySQL yang telah dibuat.
14) Lalu, simpan dan ubahnya namanya menjadi wp-config.php.
15) Kemudian, upload seluruh file instalasi wordpress ke direktori /var/www-data/ pada server menggunaan program SSH seperti WinSCP atau Bitvise SSH Client.
16) Selanjutnya, ketikkan alamat domain server pada browser. Isikan kolom yang kosong dan klik tombol “Install Wordpress” dibawah halaman.
17) Lalu, klik tombol “Login”.
18) Isikan Username dan Password sesuai dengan yang sudah dibuat sebelumnya.
19) Setelah itu, makan akan muncul Dashboard Wordpress.
20) Jika mengetikkan alamat domain server, seharusnya sudah berubah kurang lebih menjadi seperti ini.
21) Selesai
5. Kesimpulan