1
LAPORAN TUGAS AKHIR
PERANAN REPORTER DALAM DEPARTEMEN PEMBERITAAN TERANG ABADI TELEVISI
Oleh DINA ROSELINA D.1406039
TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Televisi merupakan kebutuhan yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia saat ini . Manusia menggunakan media televisi untuk melihat bagaimana kehidupan masyrakat dan memberikan ide dan kreatifitas
bagi
manusia . Televisi merupakan salah satu media yang dapat menyedot perhatian masyarakat dari sisi audio dan visual. Dengan adanya perkembangan teknologi, televisi menyuguhkan berbagai siaran acara yang menjadikan masyarakat akrab dengan kotak ajaib bergambar ini. Suatu fenomena bahwa usaha pertelevisian sangat menjanjikan keuntungan karena banyaknya masyarakat yang setiap harinya menonton televisi. Perkembangan siaran televisi semakin pesat , sebagai industri media penyedia informasi dituntut untuk lebih aktif dan cepat dalam memberikan kebutuhan bagi masyarakat. Oleh sebab itu peranan reporter dalam stasiun televisi sangat penting . Dalam hal ini kredibilitas suatu stasiun televisi sebagian besar di tentukan oleh kualitas berita yang ditampilkan. Suatu berita tak lepas adanya peranan seseorang yang mencari dan meliput suatu kejadian dan peristiwa yang penting dan menarik untuk konsumsi pemirsa . Dengan adanya beberapa program berita setiap harinya , stasiun televisi berlomba – lomba untuk menayangkan berita dan informasi terkini yang sedang terjadi di masyarakat . Para reporterlah yang di tunjuk untuk mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai profesi untuk meliput
dan memproduksi informasi
3
tersebut menjadi sebuah berita siap tayang yang tentunya memilki kualitas berita yang baik dan berbobot, guna mendapat kepercyaan pemirsa televisi .Penayangan berita yang bagus berarti pemasukan uang bagi stasiun televisi dimana dia bekerja. Seorang reporter televisi haruslah memiliki kemampuan – kemampuan khusus yang tidak di miliki setiap orang , untuk membuat berita – berita yang akurat.Dengan adanya perkembangan teknologi pula mengharuskan reporter lebih bekerja cepat dalam meliput , mengumpulkan informasi di lapangan dan melaporkan langsung di depan kamera . Untuk melakukan pekerjaan ini, reporter harus memiliki ingatan yang kuat, dan dapat langsung berbicara di depan kamera tampil secara on air . selain itu reporter dapat berbicara lancar dan teratur di depan kamera saat melaporkan suatu berita meski tanpa persiapan . Efektifitas sebuah liputan berita sebagian besar tergantung kepada repoter dan juru kamera yang berada di lapangan . Ujung tombak program berita pada suatu stasiun televisi adalah tim liputan berita .Kerja sama yang baik akan menentukan kualitas berita yang dusampaikan kepada pemirsa. Seiring dengan berkembangnya zaman, serta banyaknya masalah dan kejadian baru yang muncul akan menuntut seorang reporter untuk melakukan pencarian kebenaran dari suatu masalah dan kejadian baru tersebut demi mendapatkan keaslian informasi suatu berita..
4
B. TUJUAN
1. Guna memenuhi Tugas Akhir Diploma III Jurusan Penyiaran Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Guna memenuhi tugas kuliah secara praktis selain menempuh perkuliahan. 3. Memperoleh pengalaman dalam keterlibatan langsung memproduksi berita bersama redaktur Terang Abadi. 4. Mengetahui dan memahami ruang lingkup dalam bidang dan aktifitas komunikasi pada suatu instansi atau lembaga. 5. Memperluas pandangan dan pengetahuan mengenai lingkungan dunia kerja dengan segala problematikanya, terutama dalam bidang kepenyiaran.
C. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA Berdasarkan petunjuk mengenai pemilihan tempat Kuliah Kerja Media yang tempatnya dapat dipilih sendiri oleh mahasiswa namun tidak terlepas dari ketentuan dan kesesuaian dengan bidang kajian ilmu komunikasi yang dipelajari, maka lokasi yang dipilih oleh penulis untuk pelaksanaan Kuliah Kerja Media adalah Terang Abadi Televisi yang berlokasi di Jalan Brigjend Katamso 173, Mojosongo, Solo. Kegiatan berlangsung selama dua bulan mulai 2 Februari sampai 2 April 2009.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
REPORTER Reporter televisi adalah wartawan televisi yang bertugas mencari data dan fakta dan menyusunnya dalam format tulisan berita televisi untuk media di mana ia bekerja. (Deddy Iskandar Muda, 2005). Reporter tidak seorang diri saat bekerja di lapangan , paling tidak ia disertai oleh seorang juru kamera. Reporter televisi juga berfungsi sebagai produser untuk liputan yang ia lakukan. Ia memimpin liputan tersebut sehingga ia harus dapat mengarahkan juru kamera tentang gambar apa yang ia butuhkan untuk melengkapi laporan beritanya. Efektifitas dan keberhasilan dari suatu liputan berita stasiun televisi sebagian besar tegantung pada mereka yang bekerja di lapangan . ujung tombak dari suatu program berita stasiun televisi adalah tim liputan . kerja sama yang baik menentukan kualitas berita yang di sampaikan . dalam melakukan pekerjaanya di lapangan , tim liputan berita akan mengerjakan berbagai hal yang kesemuanya di sebut dengan kegiatan jurnalistik . Reporter
mendatangi
langsung
tempat
kejadian/peristiwa,
lalu
mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Fakta dan data yang dikumpulkan harus memenuhi unsur-unsur berita 5W+1H yaitu What (peristiwa apa), Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu), Where (dimana kejadiannya), When (kapan kejadiannya), Why (mengapa peristiwa itu terjadi), dan How (bagaimana proses kejadiannya).
6
Seorang reporter televisi dituntut untuk mampu melaporkan peristiwa yang tengah di liputnya di depan kamera . laporan langsung di depan kamera ini di kenal dengan istilah stand up kamera , teknik ini dapat dilakukan dalam suatu laporan langsung ( live ) atau dalam paket berita yang telah di rekam dan diedit sebelumnya. Ada sejumlah alasan mengapa reporter melakukan stand up kamera diantaranya menunjukan lokasi , pendalaman berita, keseimbangan berita, menunjukan cara , dan sebagai penyambung ( Morissan M.A , 2008) Pada saat reporter melaporkan peristiwa, dia di lengkapi dengan catatan
kecil yang menjadi pointer kejadian yang harus dilaporkan,
namun untuk penjelasan informasi dan narasinya harus improvisasi dari sang reporter. ( Askurifai Baksin, 2006) Stand up bagi seorang reporter dimungkinkan karena adanya sistem ROSS yang berlaku dalam dunia jurnalistik televisi. Sistem ROSS (Hartoko , 1999) dalam buku jurnalistik televisi, dibedakan menjadi empat jenis: 1. reporter on the spot and on the screen artinya seorang reporter sedang berada di lokasi kejadian ketika ditayangkan tampak dilayar televisi. 2. reporter on the spot but off the screen artinya berada dilokasi kejadian namun tidak ditampilkan di layer televisi ketika berita disiarkan. Untuk itu juru kamera tidak harus mengambil gambar reporter namun cukup dengan mengambil suara reporter. 3. reporter off the spot and on the screen sistem ini tidak berada di lapangan tapi ketika berita disiarkan maka dia muncul dilayar. Dengan bantuan teknik blue screen maka nampak seolah reporter berada di lokasi kejadian . 4. reporter off the spot but off the the screen reporter tidak berda di lokasi kejadian dan juga reporter tidak mencul di layar. Anchor akan membawa berita dan ketika unsur audio visualnya muncul maka tidak ada reporter. Maka juru kamera tidak perlu mengambil gambar di lokasii peristiwa namun cukup mengambil dari perpustakaan audio visual , internet , CD, atau sumber lainnya. Pada dasarnya reporter melakukan stand up, reporter dapat memberikan laporan secara lagsung ditempat kejadian, reporter dapat mmemberikan bukti otentik kepada pemirsa , sehingga pemirsa dapat mempercayai reporter secara
7
penuh , selain itu aktualitas bernilai sebuah berita sangat dipertaruhkan saat melakukan reportase .
Seorang reporter televisi harus memahami ilmu jurnalistik di samping harus kreatif, dalam arti mengetahui benar peristiwa-peristiwa yang mempunyai nilai jurnalistik. Wartawan televisi yang baik adalah seseorang yang mampu menjadi penyaji berita yang baik, dalam hal ini ia tidak saja dituntut untuk dapat menulis berita dengan baik dan benar namun ia juga dapat menyampaikan berita dengan ucapan kata-kata yang baik di depan kamera, lengkap dengan mimik dan ekspresi yang menunjang (memiliki body languge).Reporter harus menguasai perasaan , suara dan hal psikis lainnya berkaitan dengan peristiwa atau kejadian saat dia melaporkan . selain itu hal yang tak kalah penting adalah kontak mata (eye contact) antara reporter dengan penonton harus tetap dijaga , karena ribuan bahkan jutaan penonton sedang menyaksikannya melalui layar televisi. Maka seorang televisi juga di tuntut untuk dapat menjadi seorang penyiar. Reporter adalah orang-orang yang terlatih di lapangan hal ini dapat terlihat dari cara menyelidiki dan mengumpulkan berita. Mereka mampu memperoleh informasi yang didapat di lapangan dan menggembangkanya kearah fakta yang akhirnya menjadi sebuah laporan yang dapat di terima penontonnya. Hasil akhirnya dalam penyiarannya adalah menjadi jelas, ringkas, dan terpercaya. Reporter harus memiliki kemampuan untuk menentukan sudut pandang atau menekankan pada peristiwa tertentu yang jauh lebih spesifik.jika mendengar
8
narsumber langsung menuturkan kesaksian nya tentang suatu kejadian , khalayak mendapatkan kepusaan tersendiri. Hal tersebut adalah salah satu kelebihan televisi. Dalam menyusun berita elektronik , reporter dituntut untuk memiliki ketrampilan dalam mengkombinasikan fakta, uraian ,pendapat, dan penyajian pendapat yang relevan dari narasumbernya. Penyusunan kembali berita televisi haruslah hati – hati. Kombinasi antara fakta dan uraian serta pendapat dari narasumbetr harus disusun sedemikian rupa sehingga penonton tidak cepat bosan mendengar berita telvisi yang disajikan yang umumnya bersifat instan. Berkaiatan dengan penyampaian berita seorang reporter televisi harus mampu mengambil angle ( sudut pengambilan )materi berita secara variatif bisa jadi dalam penyampaian berita penyusunannya mendahulukan pendapat narasumber yang langsung diuraikan oleh repoternya. Tapi pada kesempatan lain mungkin sebaliknya , uraian reporter didahulukan untuk kemudian disusul pendapat narasumber. Kepandaian menyusun naskah berita inilah yang menjadi tuntutan reporter televisi. (J. B.Wahyudi, 2006)
Hal yang tidak bisa ditinggalkan bagi seorang repoter adalah mengikuti perkembangan berita yang telah dilaporkan sebelumnya guna melaporkan perkembangan peristiwa tersebut serta menambahkan laporan.Sebaiknya reporter dispesialisasikan misalnya menjadi reporter politik, ekonomi, kesehatan, atau militer sehingga berita yang diliput akan jauh lebih vaiatif dan berbobot dibandingkan dengan hasil liputan reporter yang bersifat umum.
wartawan
televisi teerkadang meliput kawasan bergejolak , missal perang , kendala hal ini wartawan dituntut untuk pandai bermanuver untuk melewati berbagai situasi sulit untuk menemukan infomasi berharga. Reporter sebagai pencari
informasi dari suatu kejadian yang akan
ditayangkan di televisi, tidak hanya sekedar mencari berita, mengumpulkan berita, menulis berita serta mempublikasikannya, tetapi reporter juga harus dapat memiliki cara – cara khusus
di dalam upaya untuk memperdalam dan
9
memperluas informasi agar pekerjaan sebagai jurnalis televisi memiliki hasil dan nilai berita yang maksimal. Hal ini bersangkutan dengan kredibilitas seorang reporter maupun stasiun televisi. Cara khusus ini mengacu pada cara-cara atau strategi reporter guna mendapat informasi sebanyak mungkin dari sumber berita di lapangan, dengan cara mendengar, melihat, dan peka terhadap kejadiankejadian yang sedang hangat di perbincangkan. Seorang reporter wajib memiliki koneksi dan jaringan sebanyak mungkin dengan masyarakat luas sebab hal ini adalah salah satu cara untuk mendapat bahan berita dari sumber berita yang tersebar di masyrakat
umum. Reporter hendaknya mencakup semua lapisan
masyrakat tidak hanya kalangan elit politik dan pejabat teras namun juga mencakup rakyat jelata atau masyarakat yang berada di strata bawah. Dengan adanya sumber informasi inilah yang memudahkan reporter untuk mendapatkan narasumber dan bahan berita serta informsi khusus mengenai agenda-agenda acara dan kegiatan yang dapat diangkat menjadi sebuah berita. Ada beberapa persyaratan kemampuan profesional yang perlu dikuasai oleh wartawan), yaitu : 1. Writing Competencies Kapasitas untuk melapokan secara akurat, jelas kredibel dan realibel. Kemampuan menulis naskah berita yang mudah dipahami oleh pembaca atau pemirsa. 2. Oral Performance Competencies Kemampuan menyampaikan pengertian, respon yang baik, secara percaya diri dan bertanggung jawab. Kemampuan wawancara memerlukan berbagai teknik dan metode ketika mewawancarai anak-anak, kelompok etnik. Korban kekerasan dan sebagainya. 3. Research and Investigative Competencies Kemampuan menyiapkan berbagai bahan, pengemabagan, akurasi kisah atau mengidentifikasi topik-topik potensial melalui sumber kepustakaan, referensi virtual on line dan catatan-catatan publik. 4. Broad-Based Knowledge Competencies Kemampuan memiliki pengetahuan dasar seperti ekonomi, statistik, matematika, sejarah, sains, perawatan kesehatan, bisnis, dan struktur pemerintahan. Dunia
10
kewartawanan mensyaratkan proses belajar seumur hidup dan keluasan lintas disiplin. 5. Web Based competencies Kemampuan menguasai internet, e-mail, mailing list, newsgroup, dan pemberitan dalam format on the web. Khususnya pemberitaan yang bersifat breaking news and information, yang memiliki nilai otentisitas, akurasi, dan reliabilitas informasi on the web. 6. Audio Visual Competencies Kemampuan menggunakan peralatan seperti kamera 35 mm, kamera video, menscan foto ke dalam computer, serta audio tape recorder. 7. Skill-Based Computer application Competencies Kemampuan mengaplikasikan komputer dalam kegiatan melaporkan pemberitaan, seperti Word Processing, pengembangan database (terutama bagi investigative reports), dan aplikasi multimedia, termasuk Pagemaker, Quark Xpress, Printshop, dan sebagainya bagi kerja kewartawanan. 8. Ethics Competencies Kemampuan memahami tanggung jawab profesi, seperti ; kode etik, pertimbangan nlai-nilai etika, pelanggaran, dan plagiarisme. 9. Legal Competencies Kemampuan memahami ihwal undang-undang kebebasan berpendapat, seperti yang tercantum dalam The Freedom of Information Act (FOIA), The First Amendment, hak cipta, dan sebagainya. Serta kaitannya dengan tugas-tugas profesi kewartawanan dan dampaknya terhadap masyarakat. 9. Career Competencies Kemampuan memahami dunia karir profesional di dalam jurnalisme. Kemampuan Bekerja di dalam menajemen pers, dan bersikap positif di dalam kerja peliputan . (Septiawan Santana K, 2005) Salah satu prinsip teknik reportase saat bekeja di lapangan adalah dengan langkah wawancara. Prinsip dasar dari wawancara adalah pertemuan tatap muka. Wawancara melibatkan interkasi verbal antara dua orang atau lebih, tetapi biasanya diparkasai untuk maksud dan tujuan tertentu dan difokuskan pada masalah khusus. Dalam wawancara sangat berbeda denagn percakapan dengn teman. Pemwancara harus berusaha agar subyek tidak beralih pada masalah yang di bicarakan. Wawancara tatap muka adalah cara paling langsung untuk mendaptkan informasi dari seseorang. Dengan bertatap muka maka semua indera
11
pewawancara dapat menyerap informasi, kata-kata, sekaligus penggambaran seseorang. Visi adalah pelengkap yang sangat penting dalam diskusi. Ada beberapa prinsip dasar dalam wawancara, yaitu : 1. Wawancara adalah sebuah konversasi atau perbincangan, dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan informasi atas nama audience yang tidak nampak. Konversasi ini biasanaya berupa pertukaran informasi yang bisa menghasilkan suatu tingkat intelegensi yang tidak dapat dicapai apabila dilakukan sendiri. 2. Dalam wawancara, tidaklah berarti pewawancara banyak bicara, namun sebaliknya. Selanjutnya wartawan dianjurkan, dengan mata yang ditujukan pada kebutuhan dan kepentingan audience yang tidak nampak, mengajukan bernmacam pertanyaan yang akan menjawab pertanyaan audience. 3. Melalui sebuah wawancara, dianjurkan agar wartawan menjadi ahli setelah meneliti suatu topik dengan mendalam, sehingga subyek orang akan lebih berterus terang jika wartawan terbuka dan terus terang . Tahap-tahap wawancara, yaitu : 1. Wawancara tanpa tujuan jelas, akan membuat pembicaraan tidak memiliki arah tujuan wawancara harus diketahui oleha kedua pihak. 2. Lakukan riset latar belakang, pelajari kliping orang yang akan di wawancarai atau topik yang akan dibicarakan. Dalam wawancara, wartawan terkadang perlu mewawancarai banyak orang, seperti keluarga, teman, kolega bahkan saingan dari suyek yang diwawancarai. 3. Ajukan janji untuk wawancara. 4. Rencanakan strategi wawancara, susun pertanyaan menurut rencana yang anda ingin tanyakan. Apabila wartawan menemui subyek yang diwawancarai pendiam atau mengelak, carilah sedapatnya hobi, opini, minat, dan lainnya sehingga anda bisa bicarakan bersama dengan topik yang akan di bicarakan. 5. Temui responden, ulangi maksud dan tujuan wancara, gunakan komentarkomentar untuk mencairkan suasana. 6. Ajukan pertanyaan serius yang pertama, mulai denagn topic yang menguatkan ego orang akan di wawancarai . cipatkan suasana yang serasi dalam konversasi. 7. Lanjutkan menuju inti wawncara. 8. Ajukan pertayaan yang mendalam. 9. Ajukan petanyaan keras (sensitive dan menyinggung) bila perlu, siapkan pertanyaan tersebut untuk akhir wawancara. 10. Pulihkan bila perlu dampak dari pertanyaan keras tersebut, akhiri dan simpulkan wawancara. Dalam wawancara membutuhkan keberanian tersendiri karena akan bertemu dengan orang tidak dikenal dan berbicara dengan masalah yang tidak kita kuasai, tetapi dengan tidak mengajukan pertanyaan adalah lebih buruk dengan mengajukan banyak pertanyaan,
12
wartawan akan beajar bukan hanya fakta dan opini yang akan disampaikan, tetapi juga akan menambah pengetahuan . (Luwi Ishwara, 2006) Menjadi wartawan televisi harus memiliki mata elang hidung anjing pelacak dan telinga ayam . karena kerja jurnalistik adalah pemimpin masyarakat , pembimbing masyarakat , mampu mengendalikan publik sekligus menghasutnya. Sebagian tanjakan untuk ke arah itu , guna memperoleh dan menghsilkan tulisan diperlukan pengamatan yang lengkap dan tajam , tanpa indikasi oleh keinginan – keinginan pribadi , tanpa potensi tetentu yang hanya berupaya untuk keuntungan pribadi. (Djujuk Juyoto ,Jurnalistik praktis sarana penggerak lapangan kerja raksasa,1985) wartawan penyiaran adalah : “…a newsperson who works for a radio or television” “…seseorang yang bekerja untuk stasiun radio atau televisi.” (Andrew Boyd, New York Press, 1994), Jadi, maksudnya adalah seseorang yang membuat suatu karya yang akan disiarkan melalui media radio atau televisi. Maka jelas di sini, bahwa yang dimaksud dengan wartawan televisi adalah seseorang yang profesinya di bidang pemberitaan dan bekerja pada stasiun televisi (reporter dan juru kamera) yang hasil liputannnya akan disiarkan melalui media televisi. Stasiun televisi tidak dapat hanya menunggu berita yang datang . stasiun televisi harus mengejar berita dan untuk itu mereka harus memilki reporter televisi. Namun , selain berita stasiun televisi membutuhkan gambar sebagai
13
pemenuhan akan sifat audio visual , maka dari itu dibutuhkan juru kamera selain reporter. Televisi memiliki keunggulan dibandingkan dengan media massa lainnya yakni pemirasa dapat melihat langsung melalui layar televisi suatu peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi di sekitarnya maupun wilayah di belahan dunia lain karena berita yang dibacakan oleh penyiar didampingi dengan gambar. Tidak ada yang lebih buruk bagi seorang reporter televisi apabila saat kembali ke kantor tanpa membawa gambar yanag akan ditulisnya. Kredibilitas stasiun televisi akan hancur dalam sesaat ketika tim liputan tidak mampu memberikan informasi penting kepada pemirsa. Sumber suatu berita bagi stasiun televisi diantaranya adalah reporter dan juru kamera yang bertugas mencari dan mengumpulkan informasi serta menagmbil gambar di lapangan . beberapa stasiun televisi nasional indonesia mengirimkan wartawan ke beberpa pelosok daerah di nusantara untuk meliput kejadian dan peristiwa di daerah masing – masing . bahkan satsiun internasional menngrim reporter ke pelosok penjuru dunia. Reporter dan juru kamera dapat di jadikan sumber berita apabila repoter dan juru kamera melihat langsung suatu kejadian atau menjadi saksi mata bernilai berita. Pengalaman panjang di bidang jurnalistik akan membuat reporter dengan sendirinya lebih cepat memutuskan nilai berita dari suatu peristiwa.semakin berpengalaman , semakin pula sense of news yang dia miliki. Reporter dan juru kamera bertugas meliput peristiwa harus berdasarkan pekerjaan kepada prioritas kerja . prioritas kerja harus ditentukan terlebih dahuluagar waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik. Hasil peliputan
14
reporter dan juru kamera selalu ditunggu oleh produser berita dan setiap reporter dan juru kamera terikat pada tenggat waktu (dead line) dalam menjalankan tugas di lapangan, sehingga para reporter dan juru kamera tidak dapat menggunakan waktu yang di berikan dengan bebas. Hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi seorang reporter dan juru kamera dimana pada waktu yang terbatas harus mampu menghasilkan berita yang berkualitas . Prioritas pengambilan gambar tergantung pada kesiapan materi, yang tersedia misalny kesediaan narasumber untuk diwawancarai, waktu tempuh menuju tempat Tempat Kejadian Perkara ( TKP). Apabila narasumber bersedia untuk diwawancarai , maka proses wawancara adalah sebuah elemen penting dalam liputan sebab pandangan narasumber akan memberikan arah kepada berita yang akan ditulis. Setelah wawancara usai , juru kamera mengambil gambar pendukung yakni gambar – gambar yang akan memperkuat pernyataan narasumber dan akan digunakan pada saat reporter mambacakan narasi. Pada bagian terakhir kegiatan peliputan berita , maka reporter melakukan laporan (stand up) di depan kamera. Reporter menulis naskah berita berdasarkan wawancara yang telah dilakuakn , setelah itu reporter menemui editor gambar untuk mengedit gambar disesuaikan denagan naskah berita yang telah dibuat. Beberapa stasiun televisi memiliki reporter di daerah yang mana mereka menjadi reporter sekaligus merangkap juru kamera, bisa disebut video jurnalis . dalam melakukan tugas liputan suatu kejadian atau peristiwa , maka menjadi suatu prioritas untuk mengambil gambar – gambar yang penting terlebih dahulu , setelah itu menemui narasumber yang bersedia diwawancari untuk mendapatkan keterangan dan
15
informasi lebih lanjut mengenai kejadian tersebut. Hal ini berkaitan dengan sifat televisi sebagai media audio visual, selain itu video jurnalis bekerja merangkap antara wartawan televisi sekaligus juru kamera.
16
BAB III INSTANSI PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Belajar dari sejarah pertelevisian di Indonesia baik televisi swasta maupun pemerintah serta mencermati dari semua perkembangan bisnis pertelevisian telah menjadi bahan pertimbangan bagi pemrakarsa berdirinya PT. Televisi Terang Abadi (TATV). Meskipun bukan merupakan stasiun swasta yang pertama dan satu-satunya yang dapat diterima di Surakarta, namun nilai-nilai karakteristik yang unik dengan kekayaan sumber daya manusia dan budayanya di wilayah Surakarta ini memberikan potensi yang besar untuk dikembangkan dan dikemas dalam suatu produk penyiaran. Sebagai suatu kota dengan letak strategis di wilayah segitiga pertumbuhan JOGLOSEMAR dan merupakan pusat kebudayaan Jawa Tengah dengan tingkat kemajuan usaha yang cukup pesat dalam dunia usaha dan pariwisata yang menjadikan kota Surakarta sangat potensial untuk didirikannya suatu stasiun televisi. Oleh karena itu banyak hal yang akan dimanfaatkan dari potensi daerah yang dimiliki ini sehingga diharapkan keberadaan televisi ini dapat menjadi yang terbaik dalam mengangkat potensi daerah secara profesional, aktif dan kreatif, dan menyajikan tayangan yang menarik pemirsa. TATV didirikan pada tanggal 1 Juli 2003 dan telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 1 September 2004. Dalam pendiriannya TATV berkeinginan untuk berpartisipasi dalam mewujudkan visi dan misi Kota Surakarta dan tetap menjaga khasanah lingkungan dan memperluas wawasan serta ikut meningkatkan moral, pendidikan, budaya dan kesejahteraan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan media masa modern. Keberadaan TATV dimaksudkan sebagai media tayangan yang bisa menjadikan tontonan dan tuntunan bagi pemirsanya. TATV berusaha untuk dapat memberikan pelayanan berupa jenis siaran yang beragam, interaktif, atraktif, dan up-to date, sehingga diharapkan TATV dapat diterima di semua lapisan masyarakat, khususnya kota Solo, Jogjakarta & Jateng. Pada tanggal 29 April 2005, TATV mulai melakukan siaran on air, dan disebut “Jelang Tayang Perdana”. Pada awalnya, TATV hanya melakukan siaran
17
selama 3 (tiga) jam, dengan acara yang belum beragam. Setelah TATV melakukan grand lounching pada tanggal 1 September 2004, TATV mulai melakukan siaran selama 8 (delapan) jam per hari. Misi TATV adalah menjadi televisi yang memberi pencerahan pada paradigma berpikir dan berperilaku masyarakat pemirsa menuju pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Dengan hadirnya TATV, diharapkan dapat membangun pola berpikir masyarakat supaya lebih baik lagi, sehingga dapat membangun manusia Indonesia seutuhnya. Visi TATV adalah memberi sumbangsih yang berarti guna kemajuan daerah dan masyarakat pemirsa dalam segala bidang kehidupan, melalui perubahan paradigma berpikir dan berperilaku. TATV yang bermoto “TATV MANTEB –MASA KINI DAN TETAP BERBUDAYA” ini beralamat di Jl. Brigjend Katamso No 173, Mojosongo – Surakarta 57127. Dengan jam siaran 18 (delapan belas) jam per hari jam 06.00 – 24.00. Susunan program TATV berangkat dari informasi dan edukasi yang disajikan dalam bentuk hiburan (entertainment), yang bertujuan untuk menjangkau pemirsa dari segala usia, khususnya keluarga. Komposisi program acara TATV dikategorikan sebagai berikut: 1. Hiburan, yang terdiri dari acara musik, film dan drama, program acara anak, dan program acara variasi (variety show). 2. Berita, olahraga dan fitur, terdiri dari aneka macam berita (lokal, nasional, dan mancanegara), talkshow, ceremonial, fitur, olahraga, dll. TATV merupakan perusahaan jasa. Jasa yang dijual oleh TATV adalah berupa jasa pembuatan pemasangan iklan, liputan, pendapatan untuk mensponsori suatu program acara tertentu, dan promo album/lagu. Hingga saat ini, tayangantayangan TATV lebih dari 60% telah diproduksi sendiri oleh TATV. Dengan berguru pada pengalaman, dan stasiun-stasiun TV lokal yang lain, maka TATV terus berkembang, memperbaiki kualitas tayangan, dan terus berupaya supaya dapat dinikmati oleh semua pemirsa Surakarta pada khususnya dan seluruh pemirsa se-Jateng dan DIY pada umumnya. TATV dibagi menjadi 3 (tiga) divisi utama, yaitu divisi pemberitaan, divisi marketing, dan divisi operasional.
18
1. Divisi Pemberitaan Divisi pemberitaan adalah divisi yang paling inti, yang mempunyai kewajiban untuk mencari, mengolah, dan menghasilkan berita yang akurat, up-to date dan relevan. 2. Divisi Marketing Merupakan divisi yang menjadi tulang punggung pemasukan TATV. Karyawan yang ditempatkan pada divisi marketing bertugas untuk mencari pihak lain (Klien) yang berminat untuk memasang iklan, mengadakan liputan, memberikan sponsor pada program acara tertentu, dan melakukan promosi-promosi lainnya. 3. Divisi Operasional Merupakan divisi yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan administratif dan operasional perusahaan. Seluruh divisi ini saling mendukung, bersatu, dan saling melengkapi, sehingga diharapkan terjalin suatu hubungan kerja yang teratur, nyaman, dan harmonis.
B. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi TATV terbagi menjadi 3 (tiga) divisi utama, yaitu divisi pemberitaan, divisi marketing, dan divisi operasional. 1. Pimpinan (Direksi) Pimpinan dipegang oleh satu direktur utama yang bertanggung jawab menyangkut kepentingan intern dan ekstern perusahaan. Tujuan pimpinan adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pejabat tertinggi dan memimpin perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan
serta
mengambil
kebijakan-kebijakan
yang
berhubungan dengan pihak luar perusahaan. b. Mengawasi hasil kegiatan perusahaan dan administrasi melalui manajer-manajer perusahaan yang ada. c. Menilai dan mengevaluasi hasil kegiatan perusahaan secara berkala.
19
2. Divisi Pemberitaan Divisi pemberitaan dipimpin oleh direktur pemberitaan, dan dibantu oleh general manager (GM) pemberitaan. GM pemberitaan membawahi Bagian Pemberitaan dan Bagian Spesial Program.
3. Divisi Marketing Merupakan suatu divisi yang bertanggung jawab terhadap hal-hal yang berhubungan dengan promosi dan pemasaran. Divisi marketing dipimpin oleh Direktur Marketing yang dibantu oleh satu orang GM Marketing dan Asisten GM Marketing. GM Marketing membawahi bagian-bagian yang saling terkait dalam kegiatan marketing perusahaan, yaitu Promo, Art & Property, dan Marketing. 4. Divisi Operasional Divisi operasional adalah divisi yang paling kompleks dalam struktur organisasi TATV, karena hampir semua kegiatan penting perusahaan masuk ke dalam divisi ini. Divisi Operasional dipimpin oleh direktur operasional, yang dibantu oleh GM Operasional dan AGM Operasional. GM Operasional membawahi bagian-bagian yaitu: Teknik dan Operasional, Produksi, Program, IT (Information Technology), Keuangan, HRD, dan GA & ME.
Sebagai televisi lokal kota solo, TATV memilki karakteristik yang kuat , yaitu sebagai penyedia hiburan ,sebagai alat informasi local yang tajam dan lugas, sebagai televisi yang memberikan pencerahan pada paradigma berpikir dan berperilaku masyrakat pemirsa menuju pembangunan manusia indonesia seutuhnya tanpa meninggalkan budaya local dan tetap mengikuti perkembangan
20
jaman . Dengan jangkauan yang luas menjasdikan TATV dapat di nikmati banyak pemirsa di jawa tengah dan jogjakarta. Kehadiran TATV menambah semarak pertelevisian khususnya di kota Solo, Jogjakarta dan sekitarnya. Dengan tidak melupakan tanggung jawab sebagai pembawa pesan , mengedepankan dampak yang baik dan berbagai kemajuan yang berarti bagi perkembangan aspek dunia usaha, kebudayaan , pendidikan dan berbagai aspek laimya yang informative , menarik , menghibur, mendidik, bermanfaat bgai masyarakat. Dengan tidak melupakan tanggung jawab sebagai pembawa pesan , TATV melihat pentingnya pengaruh baik bagi kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik sebagai konsumen acara-acara atau program-program televisi. Sebagian agen informasi , TATV memilki idealisme untuk memberikan berbagai dampak bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat Jawa Tengah dan Indonesia secara umum.
C. Visi dan Misi Visi Menjadi televisi yang memberi pencerahan pada paradigma berpikir dan berperilaku bagi pemirsa dan masyarakat , menuju pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
21
Misi Memberi sumbangsih yang berarti guna kemajuan daerah dan masyarakat pemirsa dalam segala bidang kehidupan , melalui perubahan paradigma berpikir dan berperilaku.
D. Komposisi Acara Terang Abadi Televisi (dihitung dengan persentase) 1. Content program Local sebesar 60 % dan secara universal sebesar 40% 2. Komposisi program a. Pemberitaan sebesar 37% b. Talk show sebesar 20% c. Entertainment 16% d. Culture 10% e. Olahraga 8% f. Religion 5% 3. Format siaran Siaran langsung 50% Siaran recorded 50% 4. Sumber program In house 60% dan out sourcing 40% 5. Pengglongan pemirsa berdasarkan usia Dewasa 45%, pemuda 30%, remaja 20%, anak 10%
22
6.Penggolongan pemirsa berdasarkan SES (Sosial Economic Status) SES A 10% SES B 10% SES C 30% SES D25% SES E 25%
E. PROGRAM ACARA NEWS 1. Terang Pagi Program berita pagi
yang dikemas dalam bentuk talk show interaktif secara
akurat dan merakyat dari hasil liputan peritiwa dan kejadian di Surakarta derta DIY. Berdurasi 60 menit, dalam bentuk siaran langsung, target audience pria/wanita 25 tahun ke atas 2. Kabar Awan Program berita siaran langsung yang menampilkan 10 berita pilihan yang bisa di pilih oleh pemirsa secara langsung dan pemirsa bisa memberikan komentar serta opini yang disampaikan dengan menggunakan bahasa jawa sehari-hari. Brdurasi 60 menit.
3. Kabar Wengi Berita – berita yang tejadi disurakarta , DIY dan Magelang dengan menggunakan bahasa jawa ngoko , berdurasi 30 menit , 4. Trang Sandyakala
23
Merupakan berita lokal sore hari dengan muatan berita se karesidenan Surakarta dan DIY delam penyampaian menggnakan bahasa jawa karma inggil , berdurasi 30 menit , dalam bertuk recorded. 5. Surakarta Hari Ini Program berita acara local dan sekitranya yang dikemas secara akurat dan merakyat dari hasil liputan dan peristiwa serta kejadian di surakarta dan sekitarnya. 6. Jogja Hari Ini Program berita yang dikemas secara akurat dan merakyat dari hasil liputan kejadian dan peritiwa di sekitar DIY 7. Kabar Gasik Program berita yang menyampaikan info terkini dan teraktual seputar Surakarta dan Jogja. Tayang setiap jam mulai pukul 13.00-20.00 WIB setiap hari. 8. Jurnal Nyenthang Jurnal mengenai perkembangan berita – berita seputar pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum pilpres 2009 9. Kabar Bocah Program berita seputar dunia anak-anak yang dikemas secara menarik untuk dapat dikonsumsi anak-anak. Berdurasi 30 menit. Selain sajian berita untuk konsumsi anak, ada sajian dongeng sang kakak . 10. Joglo Semar Program berita kriminal yang terjadi selama sepekan dari daerah solo, jogja dan semarang. Bekerjasama dengan TV Borobudur menyuguhkan berita kriminal.
24
11. Surakarta Sepekan Program berita yang memuat rangkuman berita dari kejadian yang terjadi di surakarat dan sekitaranya selama sepekan 12. Jogja sepekan Program berita yang memuat rangkuman berita yang terjadi di wilayah jogja dan sekitarnya selam sepekan. 13. Trang sandyakala sepekan Program berita dalam bahasa jawa krama memuat berita yang terjadi se ekskaresidenan surakarta dan dareah istimewa jogjakarta selam sepekan 14. Kabar wengi sepekan Program berita di sajikan dalam bahasa jawa ngoko mataraman , memuat berita yag terjadi di surakarata dan jogjakarta selama sepekan . 15. Denyut kota Program yang mengupas isu-isu terhangat secara mendalam seputar Jogja dan Solo. Berdurasi 30 menit termasuk program weekly. Program talk show Forum solusi Forum solusi adalah suatu program talk show yang membahas mengenai pemecahan m,asalah dan terobosan baru tentang program – program pemerintah daerah dan pemeintah kota se eks karesidenan surakarta. Denagn mengundang pejabat – pejabat daerah dan dinas – dinas terkait guna megulas suatu program baru dan persoalan tertentu di masyarakat Fokus kita
25
Program talk show berdurasi 30 menit membahas mengenai hal – hala yang terjadi di masyarakat yang sedang hangat di perbincangakan sambil mengulas penyelesaian
untk
pesoalan
tersebut
.
mengundang
narasumber
yang
berkompenten . Sakti Sakti adalah suatau program talk show ringan yang membahas mengenaia orang – orang atau profile orang – oranag yang sukses . tujuan dari program acara ini yakni memberi motivasi kepada pemirsa di rumah untk melihat kesuksesan dari oranag – orang atau tokoh yang sukses di masyaraakt . Jagongan sar gedhe Jagongan sar gedhe adalah satu talk show tematik dimana mengambil setting pasar gedhe sebagai tempat talk show. Program ini membahasa mengenai isu – isu terhangat di kemas dalam suasana santai dan kocak . F. Program Off Air Berbagi acara telah diadakan oleh TA TV guna mendekatkan diri dengan pemirsa secara langsung. Acara-acara tersebut dikemas dalam beragam format dan disiarkan secara live atau non live . 1. Simpati Zone Romatic Moment with Ari Lasso di Stadion Sriwedari. 2. Undian Simpedes BRI di Atrium Solo Square Guest Star Katon Bagaskara Launching Suzuki Karimun Estilo di Atrium Solo Square. 3. Gardoe On d’Square di Atrium Solo Square. 4. Forum solusi bersama para Bupati dan Walikota SUBOSUKOWONOSRATEN.
26
5. Christmas Celebration di Solo Square Guest Pongki Jikustik dan Ello. 6. Launching Telkomsel Flash di Masjid UGM Jogja-pengajian bersama Hadad Alwi, dan masih banyak program off air. G. Penghargaan Seiring dengan banyaknya pelayanan dan kemajuan yang telah di capai oleh tatv , maka banyak pula prestasi dan penghargaan yang telah di peroleh. Berikut adalah beberapa penghargaan : 1. Penghargaan dari Korem Warastratama 2. Penghargaan Bhakti Waratama 3. Penghargaan dari Kodim IV Diponegoro 4. Penghargaan dari Lespi TV Sehat 5. Penghargaan pelestarian keroncong 6. Pengahargaan televisi penyaji berita terbanyak, puluhan penghargaan lainnya yang telah di raih TA TV H. Data media Transmisi Tower height : 110 meters Antenna type: Omni Direction-Sira Italy 28 panels Power: 10 KWH (salatiga) 2 KWH (mojosongo- solo) Frequency : 703 . 25 MHZ Studio Camera : Sony DSR -390, DSR 50 P, DSR 170
27
Master control : character generator (inscriber dan titlebox) Media player (air box), router ( Vikinx) VTR Sony – 1600P, Mixer Audio Midas 16 channel, Mixer Video (Panasonic MX 70 ) dan VDA (Miranda ) Studio : entertainment studio, talk show studio, news studio coverage Kota Surakarta, kab. Sukoharjo, kab. Wonogiri, kab. Karanganyar, kab. Sragen, kab. Klaten, kab. Boyolali, kota Jogjakarta, kab. Sleman, kab. Bantul, kab. Kulon Progo, kab. Gunung Kidul, kab. Magelang, Salatiga
28
BAB IV LAPORAN KEGIATAN
A. Kegiatan Reporter di Terang Abadi Televisi Kegiatan reporter di Terang Abadi televisi berada di bawah departemen pemberitaan. Reporter dibagi sesuai jobdesk atau wilayah masing-masing, baik sosial ekonomi, pemerintahan, kriminal, pendidikan. Reporter di Terang Abadi Televisi mencangkup wilayah eks karesidenan Surakarta dan Wilayah Kota Jogjakarta dan kabupaten-kabupaten di Jogjakarta. Para reporter atau biasa di sebut kontributor melaksanakan tugas melakasanakan tanggung jawab profesi sebagai jurnalis televisi melakukan tugasnya meliput berita juga melaksanakan pengambilan gambar secara mandiri. seorang wartawan merangkap sebagai kameramen yang biasa disebut video jurnalis atau VJ. Berbeda dengan beberapa televisi yang lain, para repoter ini mengemban tugas atau merangkap tugas baik sebagai wartawan serta kameramen yang handal. Seorang reporter dituntut untuk mampu melakukan dua pekerjaan tersebut dengan baik, bagaiamana mencari berita secara mendalam dan berbobot serta mampu mengambil gambar sesuai kaedah ketentuan standar pengambilan gambar untuk pemberitaan . Selain kemampuan meliput berita , penulisan berita dan pengambilan gamabr yang baik , seorang reporter di haruskan memilki kemampuan untuk menyiarakan secara on air di depan kamera. Reporter melakukan tugas pekerjaan setiap hari untuk meliput dan mencari berita untuk di tayangkan di sejumlah program berita di televisi terang abadi yakni
29
di antaranya Terang Pagi, Terang Sandyakala, Surakarta Hari Ini, Jogja Hari Ini, Kabar Awan, Kabar Gasik serta Kabar Wengi serta Jurnal Nyenthang. Penulis di sini mengambil bagian untuk turut mengikuiti kegiatan sebagi reporter di program berita Surakarta Hari Ini di terang abadi televisi. Beberapa
langkah yang dilakukan sebelu reporter melaksanakan tugas di
lapangan. 1. Perencanaan berita Para reporter melaksanakan tugas peliputan berita di wilayah kekuasanan dareah masing - masing sesuai job desk yang sudah di tentukan oleh departemen pemberitaan .proses perencanan peliputan tidak di awali dengan rapat redaksi sebelumnya namun kebih kepada tanggung jawab reporter untuk menggali dan mengangkat suatu berita wilayah kekuasaan masing – masing . pemimpin redaksi melakukan pemantauan setiap hari
kepada
seluruh kontributor baik di eks
karesidenan Surakarta dan Jogjakarta . peminpin redaksi bertanggung jawab penuh atas berita apa saja yang akan on air atau tayang hasil dari peliputan berita oleh para kontributor atau reporter di wilayah masing – masing . 2. Peliputan berita Kegiatan peliputan berita oleh reporter
di awali dengan proses
pengambilan ide , berita apa yang akan diangkat hari ini. Para reporter melakukan penggalian dan pendalaman kejadian-kejadian apa yang terjadi dengan cara mendengar, melihat dan peka akan keadaan dan situasi yang sedang hangat terjadi di masyarakat luas disertai pencarian informasi yang behubungan dengan kejadian dan peristiwa yang sedang terjadi. Sebagai contoh hilangnya ribuan naskah kuno
30
koleksi Museum Radya Pustaka yang terkuak, para reporter melakukan investigasi denagn menggukan rumus dasar 5W 1H dan menemui sumber-sunber berita untuk menaykan kasus tersebut secara mendalam . Setelah kegaiatan peliputan selesai di lakukan proses selanjutnya dlakukan listing oleh pemimpin redaki, listing adalah kegiatan pelaporan reporter kepada pemimpin redaksi berita yang sudah selesai diliput hari ini , bentuk laporan bisa di lakukan melalaui via telepon berupa laporan judul berita. Judul berita di susun oleh pemimpin redaksi dalam sebuah rundown berita. rundown berita adalah kolom berisi susunan berita yang akan on air atau tayang hari ini. penyusunan rundown berita mencangkup program berita trang sandyakala, surakarta hari ini, Jogja Hari Ini, Kabar Wengi dan Kabar Gasik. Tugas pemimpin redaksi membagi berita-berita yang telah dilisting dari para reporter dan di susun ke dalam rundown sesuai cara program berita masingmasing. Untuk program Trang Sandyakala dan Kabar Wengi terdiri dari gabungan berota dari wilayah eks karesidenan Surakarta dan Jogjakarta. Program Surakarta Hari Ini dan Jogja Hari Ini spesifikasi briata sesuai nama progama berita masingmasing. Untuk program berita Kabar Gasik penayangan berita setiap satu jam sekali mulai pukul satu siang hingga pukul delapan malam beerisikan berita – berita terkini yang terjadi di eks karesidenan surakarta maupun jogjakarta. Penulis mendapat tugas untuk ikut meliput berita bersama reporter dan televisi terang abadi selama beberapa kali, antara lain :
31
1. Liputan pembukaan taman sekarjati oleh Walikota Solo, Joko Widodo di Taman Sekarjati Solo. Pembukaan ini sebagai salah satu perluasan pembangunan kawasan hijau di kota Solo ( 20 febuari 2009) 2. Peliputan tentang kegiatan anak-anak dalam rangka HARI JADI KOTA SOLO KE 264.Sebanyak 3000 siswa SD mengikuti kegiatan lomba nyanthing bersama (21 Febuari 2009). 3. Liputan mengenai kekecewaan pedagang pasar gading yang tidak terima karena mersa pembagian los dan kios tidak adil. Pembagian minta diulang oleh pihak pasar (21 febuari 2009 ) 4. Liputan mengenai komite museum radya pustaka yang menyesallkan tidak terealisasikan pembanguanan gedung baru, khusus untuk menyimpan arca hibah mendiang ketua Yayasan Radya Pustaka Panembahan Hardjonagoro atau Go Tik Swan. (21 Febuari 2009) 5. Peliputan kedatangan menteri perhubungan Jusman Syafi’i Djamal dalam melakukan sidak sejauh mana persiapan panitia guna peremian bandara Adi Soemarmo yang baru oleh presiden SBY. ( 03 maret 2009, lampiran no. ) 6. Liputan mengenai industri Kerajinan daur ulang berbahan dasar plastik nan unik dari bahan plastik dapat menjadi kerajinan berupa tas tangan , gelang, keranjang, vas bunga, toples. (05 maret 2009) 7. Liputan mengenai pembukaan sekaten 2009 di Masjid Agung Keraton Kasunanan surakarta, antusias tinggi pembukaan sekaten .(02 maret 2009)
warga solo menyambut
32
8. Peliputan mengenai menteri dalam negeri Mardiyanto, menegaskan bahwa PNS tidak boleh melibatkan diri dalam kampanye pemilu , ditemui setelah menerima pengahrgaan dari UNS di gedung Rektorat UNS surakarta . ( 11 maret 2009) 9. Liputan mengenai kampanye Partai Kasih Demokrasi Indonesia yang di gelar di lapangan Kartopuran Solo. kampanye PKDI menggunakan blangkon dan pertunjukan barongsai guna menarik massa. (20 maret 2009) 10. Liputan mengeani pembukaan kampanye terbuka di jalan utama kota Solo Slamet Riyadi. Sebanyak 33 perserta kampanye melakukan kampanye dengan kirab dan ikrar kampanye damai. (16 maret 2009 )
3. Penulisan naskah berita Dalam penyusunan naskah berita, reporter melakukan berdasarkan datadata yang telah berhasil di kumpulkan pada saat proses peliputan berita. Data-data tersebut sedapat mungkin data yang akurat dan dipercaya. Penyusunan berita menggunakan prinsip
piramida terbalik, dimana kepala berita atau lead
merupakan isi berita yang penting ingin disamapaikan selanjutnya penjelasan selanjutnya di susun selanjutnya. Penulisan berita di susun denagn prinsip dasar 5W +1H. Penulisan berita tidak boleh di tambah maupun dikurangi oleh reporter , penyajian berita harus berdasarkan denagn fakta di lapangan . penulisan berita di awali dengan pembuatan lead berita atau
bisa di sebut intro berita . berita
televisiselalu di mulai dengan intro(lead) yang di bacakan oleh penyiar di studio .
33
itro merupakan rangkuman dari eluruh unsur terpenting dari suatu berita dengan latar belakang dan konteks yang di perlukan . Dalam penulisan naskah berita, ada lima unsur yang harus diperhatikan, yaitu: a. Accurancy
- penulisan harus tepat
b. Brevity - penulisan harus ringkas/singkat c. Clarity - penulisan harus jelas d. Simplicity
- penulisan harus simple/sederhana/praktis
e. Sincerity
- isi harus dapat dipercaya, tidak mengada-ada
Bahasa yang baku sesuai denagn kaedah bahasa Indonesia baku, jelas, tidak berbelit dan menarik. Reporter harus mengerti dan mampu menggunakan bahasa sastra, dalam menggunakan bahasa sastra tersebut tidak mutlak namun dapat dijadikan bumbu – bumbu agar masakan yang disajikan terasa nikmat dan menarik .
4. Produksi berita Produksi berita hingga berita siap tayang atau on air menempuh beberapa langkah, setelah berita selesai di tulis dan disusun oleh reporter selanjutnya reporter melakukan pengeditan naskah oleh editor naskah sebelum naskah berita siap untuk di baca oleh presenter. Reporter juga harus menyerahkan hasil gambar yang telah di ambil di lapangan kepada editor gambar dan selanjutnya editor gambar melakukan pengeditan sesuai naskah berita yang telah di susun
34
sebelumnya oleh reporter. Urutan berita pada program berita di sesuaikan dengan run down berita. Setelah gambar dan naskah berita telah siap maka produksi selanjutnya presenter melakukan voice over yakni pembacaan isian beriata yang selanjutnya aakan dipadukan pada gambar berita. Sedangkan untuk pembacaan lead berita presenter melakukan di studio berita di bantu dengan alat telepromter. Program berita surakrta hari ini disiarakan secara taping atau recorded sebelum jam tayang yakni pukul 19.00 WIB
B. Focus Interest Peranan reporter dalam proses pemberitaan di Terang Abadi Televisi sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dengan departemen pemberitaan. Reportase merupakan salah satu kebutuhan yang mutlak dalam peliputan berita. Proses peliputan di lapangan pun menjadi salah satu nilai yang mempengaruhi nilai berita itu sendiri maupun penilaian di mata masyarakat. Penulis melaksanakan kuliah kerja media ( KKM) selama dua bulan diawali pada bulan Februari hingga April 2009 di PT Terang Abadi Televisi . Penulis ditempatkan pada departemen
pemberitaan Terang Abadi Televisi.
Penulis bekerja bersama dengan kru redaksi pemberitaan yang terdiri dari koordinator pemberitaan , wakil koordinator pemberitaan , sekretaris pemberitaan , eksekutif produser , serta tim redaksi yang memiliki job desk masing – masing yang terdiri dari produser, penterjemah bahasa jawa , serta kru reporter . Penulis
35
mendapatkan kesempatan untuk turut ambil bagian dalam proses peliputan berita hingga berita siap tayang . . Pada pelaksanaan Kuliah Kerja Media
di Terang Abadi Televisi ,
Penulis berkonsentrasi pada profesi reporter berita pada program berita Surakarta Hari Ini. Penulis melakukan berbagai kegiatan yang bersinggungan langsung dengan konsentrasi profesi yakni sebagi reporter . pada pelaksanaanya penulis mendapat kesempatan untuk turut dalam kegiatan peliputan berita untuk program berita ”Surakarta Hari Ini ” Meski penulis tidak hanya bertugas penuh pada kegiatan reportase namun ketarikan pada pada profesi reporter menjadikan penulis untuk turut aktif dalam proses peliputan berita dengan para kontributor atau reporter di lapangan . Penulis melakukan kegiatan peliputan hampir setiap hari dengan para reporter di wilayah kota Solo. Para reporter di televisi terang abadi khusus wilayah kota solo dibagi dalam beberapa jobdesk, diantaranya wilayah pemerintahan, sosial ekonomi, kriminal. Penulis banyak di beri kesempatan untuk turut melakukan kegiatan reportase pada jobdesk sosial, ekonomi dan pemerintahan. Pada minggu pertama hingga minggu kedua yakni pada tanggal 02 – 14 Febuari 2009 , penulis melakukan pengenalan terhadap
kinerja redaksi di
departeman pemberitaan TATV . penulis banyak membantu dalam kegiatan redaksi untuk proses persiapan penayangan berita siap on air pada program Trang Sandyakala , Kabar awan , Surakarta hari ini , Jogja hari ini , Kabar wengi . proses persiapan tayangan berita di awali dengan proses listing berita oleh koordinator
36
pemberitaan kepada para reporter semua wilayah Surakarta dan Jogjakarta . Setelah usai listing , koordinator pemberitaan menyusun rundown atau susunan berita untuk semua program berita secara bertahap . Susunan rundown pertama untuk program berita Trang sandyakala yang akan tayang pukul 16.30 wib. Progam berita ini membutuhkan terjemahan bahasa menjadi bahasa krama inggil . penulis membantu untuk mengumpulkan naskah berita yang telah di tulis dan telah masuk ke meja redaksi untuk diterjemahkan menjadi bahasa jawa krama inggil oleh para peterjemah . penulis mengumpulkan naskah berita sesuai dengan rundown berita yang telah selesai di susun . Susunan rundown berita untuk program berita Trang sandykala selesai , koordinator pemberitaan selanjutnya menyusun berita unruk rundown program berita selanjutnya yakni Surakarta hari ini , Jogja hari ini , Kabar wengi , dan penulis membantu mengumpulkan naskah beriota untuk masing – masing program. Penulis turut membantu redaksi dalam mempersipakan naskah telepromter . Pada minggu ketiga bulan Febuari hingga bulan April , penulis mulai terlibat dalam kegiatan peliputan berita dengan para kontributor atau reporter TATV di wilayah kota Solo . proses kegiatan peliputan berita di TATV oleh para reporter diawali dengan penggembangan ide reporter mengangkat berita untuk hari ini ,dengan sistem video jurnalis , para reporter TATV dapat langsung terjun ke lapangan tanpa harus didampingi oleh juru kamera . para reporter telah mengumpulkan informasi – informasi banyak pada hari sebelumnya , dengan ide dasar , maka para reporter dapat langsung mencari narasumber untuk di mintai
37
keterangan mengenai informasi yang ingin diketahui. Keterangan dari narasumber ini dapat dijadikan sumber berita . para reporter mengambil gambar – gambar pendukung untuk memberikan informasi visual kepada pemirsa . Penulis banyak terlibat langsung denagan kegiatan reportase dengan para reporter di wilayah kota Solo khususnya bidang sosial , ekonomi dan pemerintahan . penulis turut meliput bersama dengan beberapa reporter di bidang masing – masing. pada saat penulis terlibat kegiatan liputan , ada beberapa peristiwa dan kejadian penting yang dapat diangkat menjadi berita. Peristiwa kunjungan Menteri Perhubungan Jusman Syafi’i Djamal diBandara Internasional Adi Soemarmo Solo yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang yudhoyono. Selain itu peliputan kegiatan persiapan kedatangan Presiden Susilo bambang Yudhoyono disekitar Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo. ( naskah berita terlampir) Penulis juga turut ambil bagian dalam peliputan berita mengenai persiapan kampanye tertutup dan kampanye terbuka hingga pelanggaran – pelanggaran yang dilakukan oleh para peserta kampanye (naskah terlampir ). Pada peristiwa pemilihan legislatif , penulis turut terlibat membantu redaksi mengikuti perkembangan peristiwa legislatif diwilayah Surakarata dan Jogjakarta dengan menyusun running text . Selain bidang politik , penulis juga mengikuti kegiatan reportase dalam bidang sosial ekonomi, diantaranya reportase mengenai konflik pedagang pasar gading dengan pihak pengelola pasar gading yang diakhiri dengan pencopotan lurah pasar Gading . Reportase mengenai penempatan arca mendiang Go Tik Swan yang di
38
hibahkan ke museum radya pustaka Solo yang belum terjadi adanya kesepakatan bersama penempatan ke 45 arca tersebut . Penulis turut terjun langsung ke lapangan lokasi pasca banjir didaerah kecamatan Banjarsari kelurahan Banyuanyar. Penulis juga mengikuti reportase di bidang budaya , diantaranya tabuhan gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari di halaman Masjid agung keraton Surakarta dan puncak acara Sekaten 2009.
Meski pada awal bertugas melakukan kegiatan reportase penulis mengalami beberapa kesulitan untuk memahami beberapa proses liputan namun penulis mendapat pelajaran secara praktis yang belum penulis dapatkan saat kuliah. Beberapa kali penulis mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan reportase secara mandiri tanpa di dampingi oleh reporter dan berita yang telah diliput oleh penulis ditayangkan
pada program berita Surakarta Hari ini ,
diantaranya liputan kedatangan Menteri Perhubungan Jusman Syafi’i Djamal di bandara Internasional Adi Soemarmo Solo, kegiatan peliputan pembukaan kampanye damai sebagai tanda dibukanya kampanye terbuka bagi partai peserta legislatif dijalan utama Slamet Riyadi Solo. Kegiatan liputan kampanye terbuka oleh partai PKDI dilapangan Kartopuran Solo.
39
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Waktu singkat yang telah dilewati oleh penulis selama Kuliah Kerja Media (magang) di Terang aabdi Televisi belum bisa dijadikan bekal untuk bekerja sebagai orang media khususnya jurnalisme dalam stasiun televisi. Namun, pengalaman yang didapat, menjadikan penulis merasakan dan sedikit banyak memahami pekerjaan yang dijalani oleh seorang insan media khususnya televisi. Ada beberapa hal yang bisa penulis simpulkan dari kegiatan Kuliah Kerja Media (magang) ini, antara lain : 1. Ketika peliputan, reporter dihadapkan oleh banyak permasalahan dan banyak bertemu orang-orang dari rakyat jelata sampai elit politik. Di sini, etika pers harus selalu diemban sebagai reporter. Kesulitan yang penulis hadapi dalam praktek lapangan peliputan adalah memahami suatu masalah yang sedang diliput untuk diangkat sebagai berita (dalam sekali peristiwa yang diliput, dapat menghasilkan berita lebih dari satu item) dan pendekatan secara personal kepada nara sumber yang ada. Hal inilah yang menjadi pelatihan dan pengembangan diri bagi penulis dalam hal beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan yang baru. 2. Selama di Terang abadi Televisi , penulis banyak sekali mendapatkan ilmu yang tidak penulis dapatkan dalam studi di kampus. Dengan
40
banyaknya insan-insan media berpengalaman yang berada di Terang Abadi Televisi penulis telah mendapatkan materi, pemahaman, dan pengalaman mendalam mengenai ilmu jurnalistik secara praktis di lapangan . 3. Menjadi seorang reporter berita di televisi bukan hal yang mudah. Untuk menjadi jurnalis televisi, seseorang harus mempunyai mental yang kuat dan pengetahuan yang luas tentang ilmu apapun. Seorang jurnalis atau reporter televisi harus siap menerima tugas peliputan kapanpun dan di manapun dibutuhkan, yang artinya harus memiliki waktu kerja selama 24 jam sebagai pengabdian seorang jurnalis. 4. Penulis belajar bahwa sebagai wartawan tidak dapat mengandalkan peristiwa ceremonial atau perayaan yang di adakan oleh suatu organisasi atau kalangan tertentu . penulis belajar mengasah kepekaan untuk mendapat berita dari menggali dan mencari informasi dari sumber berita . Pada intinya penulis belajar bahwa seseorang wartawan televisi harus mandiri dalam menciptakan ide hingga penulisan naskah berita.
B. SARAN 1. Sebagai sebuah lembaga penyiaran, hendaknya pimpinan redaktur mengawasi secara langsung setiap berita sebelum on air atau tayang sehingga dapat meminimalisir kesalahan pada tayangan gambar maupun isi berita. 2. Sebaiknya departemen pemberitaan menggunakan sistem rapat redaksi. Hal ini sangat bermanfaat dan efektif pada kerja redaktur pemberitaan maupun kerja
41
wartawan di lapangan. Dengan adanya rapat redaksi, terdapat koordinasi yang baik antara redaktur dan wartawan sehingga mendapat berita yang aktual dan berkualitas. 3. Sebaiknya pimpinan redaksi rutin mengadakan evaluasi berkala bagi seluruh kinerja karyawan departemen pemberitaan sehingga ada peningkatan kualiatas pada program berita yang berdampak positif baik bagi perusaahan secara umum dan pada departemen pemberitaan secara khusus. 4. Terus kembangkan ide-ide kreatif dan menarik dalam penayangan program berita karena pada dasarnya media televisi merupakan media audio visual, misalnya dengan lebih banyak menonjolkan liputan gambar daripada narasi yang berkepanjangan sehingga dapat menambah semarak dan kualitas program tayangan berita Terang Abadi Televisi 5. Tingkatkan jalinan kerja sama dengan menciptakan komunikasi yang sehat antar crew pemberitaan maupun dengan crew lainnya. Dengan adanya kerja sama team, pekerjaan akan terasa lebih ringan dan seringkali hasil kerja lebih memuaskan. Selain itu, suasana kerjapun akan terasa lebih hangat dan lebih bersahabat.
42
DAFTAR PUSTAKA
Askurifai Baksin.2006. Jurnalistik Televisi : Teori dan Praktik Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Boyd, Andrew. 1994. Broadcast Jouralism. New York Press Deddy Iskandar Muda .2003. Jurnalistik Televisi : Menjadi Reporter Profesional. Bandung. Rosdakarya . Djujuk Juyoto. 1985. Jurnalistik Praktis Sarana Penggerak Lapangan Kerja Raksasa. Yogyakarta : Nurcahaya Luwi Ishwara. 2006.Catatan – Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas. Morissan ,MA. 2008. Jurnalistik Televisi Muthakhir.Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Septiawan Santana K. 2005. Jurnalisme Komtemporer. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.