LAPORAN TAHUNAN 2015
© Konsil Kedokteran IndonesiaKonsil Kedokteran Indonesia
i
ii
Laporan Tahunan 2015
DAFTAR ISI DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................................................................... iv RINGKASAN ......................................................................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................................................. 5 A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................................... 5 B. DASAR HUKUM ...................................................................................................................................... 7 C. FUNGSI DAN TUGAS KKI, MKDKI, DAN SEKRETARIAT KKI............................................... 7 D. ANALISIS SITUASI ................................................................................................................................ 8
BAB II CAPAIAN PROGRAM KEGIATAN ............................................................................................................................... 11 A. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN SESUAI RENSTRA KKI 2011-2015 ................................................................................................................. 11 B. TARGET DAN RENCANA KERJA 2015 .......................................................................................... 12 C. HASIL CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2015 .................................................................................. 14 D. PENYERAPAN ANGGARAN TAHUN 2015 ................................................................................... 28 E. TANTANGAN / KENDALA .................................................................................................................. 29 F. HARAPAN ................................................................................................................................................. 31
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................................................................. 33
Konsil Kedokteran Indonesia
iii
DAFTAR LAMPIRAN
1. 2. 3. 4.
Susunan Organisasi KKI periode masa tugas tahun 2014 -2019
Susunan Organisasi MKDKI periode masa tugas tahun 2011 -2016 Susunan Organisasi Sekretariat KKI
……..………….. ……..………….. ….……….……..
35 36 37
…..……………..
39
Daftar Fakultas Kedokteran dan Penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) per 31 Desember 2015 .………………..
5. Daftar Fakultas Kedokteran Gigi dan Penyelenggara Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) per 31 Desember 2015
6. Rekapitulasi Dokter/Dokter Gigi/Dokter Gigi Spesialis/Dokter Spesialis yang teregistrasi di KKI Tahun 2005 s/d 31 Desember 2015
7. Grafik Dokter Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2015
8. Grafik Dokter Gigi Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2015
9. Grafik Dokter Spesialis Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2015
10. Grafik Dokter Gigi Spesialis Yang Terregistrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2015
11. Peta Sebaran Dokter, Dokter Gigi , Dokter Gigi Spesialis dan Dokter Spesi-
…..…………….. …..…………….. .…………….….. ………..……….. ………..………..
alis yang Terregistrasi di KKI Berdasarkan Alamat Korespondensi Per 31 Desember 2015 …..……………..
12. Data Sebaran Dokter/Dokter Gigi/Dokter Gigi Spesialis/Dokter Spesialis Yang Teregistrasi di KKI Sampai Dengan 31 Desember 2015
13. Dokumentasi Kegiatan Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2015
iv
Laporan Tahunan 2015
…….…….…….. .………………...
38 40 41 41 42
42 43 44 45
Ringkasan
K
onsil Kedokteran Indonesia (KKI) merupakan Lembaga negara yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. KKI mengemban tugas dan amanah berdasarkan UndangUndang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK), yaitu: (1) mengesahkan standar pendidikan profesi dan standar kompetensi dokter dan dokter gigi, (2) melakukan registrasi dokter dan dokter gigi WNI dan WNA, (3) melakukan pembinaan bersama organisasi profesi dan pemangku kepentingan terkait dengan penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi. KKI memiliki fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan terhadap dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran, untuk meningkatkan mutu pelayanan medis. Adapun tujuan dari pengaturan praktik kedokteran adalah untuk memberikan perlindungan pada masyarakat, peningkatan mutu praktik kedokteran serta memberikan kepastian hukum bagi dokter, dokter gigi dan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas dan amanah tersebut, KKI telah melaksanakan berbagai program kerja sesuai kewenangan KKI yang meliputi 3 (tiga) bidang, yaitu di bidang pendidikan profesi dokter dan dokter gigi, pada bidang registrasi dokter dan dokter gigi sebagai pemberian legalitas praktik kedokteran sesuai kompetensi, serta pada bidang pembinaan dan penegakan sanksi disiplin praktik kedokteran sesuai kebutuhan dan perkembangan global.
Profesi dokter dan dokter gigi merupakan bagian dari 8 (delapan) jenis tenaga ahli yang menjadi prioritas liberalisasi dibidang jasa kesehatan dalam era global dan saat diberlakukan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015. Sesuai isi ASEAN Charter yang telah diratifikasi dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, KKI bersama Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) diakui sebagai Professional Medical and Dental Regulatory Authority (PMRA dan PDRA) di Indonesia. KKI dan Kemenkes berperan dalam memberikan rekognisi kualifikasi serta kompetensi dokter dan dokter gigi yang melakukan kegiatan praktik kedokteran antar negara. Selama tahun 2015, KKI bersama Tim Kemenkes dan lintas kementerian ikut berperan aktif dalam pertemuan perundingan jasa ASEAN Coordinating Committee on Services (CCS) yang diselenggarakan di berbagai negara ASEAN secara periodik setiap tahun, guna memfasilitasi tercapainya tujuan MRA (Mutual Recognition Arrangement) sesuai agenda Blueprint AEC (Asean Economic Community) 2015 dengan tetap mengutamakan kepentingan Nasional. Di tingkat international, KKI sebagai anggota IAMRA (International Association for Medical Regulatory Authorities) sejak tahun 2011, aktif mengikuti pertemuan dan perkembangan Konsil Kedokteran dan Kedokteran Gigi di 40 negara anggota IAMRA. Selain itu, KKI sebagai anggota Negara WHO-SEARO yang dipercaya untuk Konsil Kedokteran Indonesia
1
menjadi koordinator dalam penyusunan Acuan tentang KKI tahun 2015 antara lain telah Medical Core Competency. Selama menerbitkan 9 (sembilan) Peraturan KKI tahun 2015 KKI telah melakukan dan 4 (empat) Keputusan KKI video conference dengan beberapa negara anggota, serta menyampaikan hasilnya dalam pertemuan Medical Council para anggota WHO SEAR (South East Asia Region) di Bhutan-Nepal. Dengan mengacu pada Rencana Strategis KKI Tahun 2011-2015, para anggota komisioner KKI periode masa tugas tahun 2014-2019 yang diangkat oleh Presiden pada tanggal 26 Mei 2014, telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai kelanjutan dari program kerja yang telah dilakukan KKI periode tugas tahun 2009-2014. Renstra KKI tahun 2011-2015 juga dijadikan dasar pelaksanaan program kerja MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia), yaitu badan independen di dalam KKI yang dibentuk untuk melakukan penegakan disiplin bagi dokter dan dokter gigi saat melakukan praktik kedokteran, beserta Sekretariat KKI yang memiliki tugas dan fungsi membantu memfasilitasi teknis administrasi pelaksanaan tugas KKI dan MKDKI. Hasil program kerja dan capaian kinerja KKI tahun 2015 antara lain telah menerbitkan 9 (sembilan) Peraturan KKI dan 4 (empat) Keputusan KKI; melakukan registrasi kepada 11.430 dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis di seluruh Indonesia; terlaksananya bimbingan teknis dan monitoring, evaluasi implementasi Perkonsil di Institusi pendidikan dan pelayanan kedokteran; terlaksananya pelayanan pengaduan masyarakat dan penegakan sanksi disiplin praktik kedokteran; meningkatnya koordinasi KKI dengan para pengandil Organisasi Profesi dan lintas Kementerian/Lembaga di tingkat Nasional, Regional dan Internasional.
2
Capaian kinerja KKI tahun 2015, pada bidang pendidikan profesi dokter dan dokter gigi antara lain yaitu : telah dilakukan monitoring dan evaluasi program adaptasi dokter dan dokter gigi WNI lulusan luar negeri dengan pengandil, dalam bentuk kesepakatan untuk merevisi Perkonsil Nomor 7 Tahun 2012, melakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka penerapan standar pendidikan profesi kedokteran/kedokteran gigi di 8 (delapan) institusi pendidikan; penyiapan awal (rapat-rapat internal) revisi Peraturan KKI Nomor 22 Tahun 2014 tentang persetujuan KKI bagi dokter dan dokter gigi WNA yang akan melakukan kegiatan alih ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kedokteran gigi, menjadi persetujuan alih ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kedokteran gigi berbasis elektronik; Rancangan Peraturan KKI tentang Pengesahan Kompetensi Klinis yang sama pada Pelayanan Kedokteran yang dilakukan oleh dokter spesialis, subspesialis dari jenis spesialisasi yang berbeda, Rancangan Pedoman Penyelesaian Tumpang Tindih Kompetensi dokter spesialis dalam bidang Kemoterapi dalam bentuk White Paper Rancangan Pedoman penyelesaian tumpang tindih kompetensi dokter gigi spesialis; Borang Monitoring Evaluasi Penerapan Standar Pendidikan Prrofesi Dokter dan Dokter Spesialis; melakukan penilaian kelayakan dan rekomendasi permohonan pembukaan program studi dokter spesialis; berkoordinasi dengan pengandil dalam mengesahkan revisi standar kompetensi dan standar pendidikan profesi dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis; menerbitkan surat persetujuan KKI bagi dokter spesialis/dokter gigi spesialis WNA yang melakukan kegiatan alih ilmu pengetahuan dan teknologi; memproses usulan adaptasi dokter dan dokter gigi WNI lulusan luar negeri; serta rapat-rapat koordinasi dengan para pengandil terkait pendidikan profesi dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis. Laporan Tahunan 2015
Pada bidang registrasi dokter dan dokter gigi, capaian yang diperoleh pada tahun 2015 adalah tersusunnya pedoman buku petunjuk registrasi secara online; mengesahkan revisi Perkonsil Registrasi Dokter Peserta Program Internsip; mengesahkan Perkonsil Registrasi bagi dokter peserta PPDS /dokter gigi peserta PPDGS; serta mengesahkan Perkonsil Nomor Identitas Dokter dan Dokter Gigi. Dalam rangka memberikan legalitas praktik kedokteran sesuai kompetensi, sampai dengan 31 Desember 2015, KKI telah melakukan serangkaian kegiatan yaitu: meregistrasi 168.823 dokter dan dokter gigi, menerbitkan 25.981 Surat Tanda Registrasi (STR) dokter kewenangan internsip, menerbitkan 1.179 STR dokter peserta PPDS dan STR dokter gigi peserta PPDGS; melakukan monitoring dan evaluasi implementasi peraturan registrasi di beberapa provinsi sekaligus melakukan uji coba registrasi secara online. Pencapaian penting lainnya terkait registrasi adalah telah dilakukannya sertifikasi ulang (resertifikasi) ISO 9001:2008 layanan registrasi dokter dan dokter gigi.
Pada bidang pembinaan profesi dokter dan dokter gigi, hasil yang telah dicapai pada tahun 2015 adalah diterbitkannya beberapa Peraturan KKI, antara lain yaitu: Perkonsil tentang Penerbitan Surat Kelaikan Praktik Kedokteran (Certificate/Letter of Good Standing) dan Perkonsil tentang Registrasi ulang dokter dan dokter gigi; melaksanakan pertemuan koordinasi secara rutin dengan para pengandil; melaksanakan bimbingan teknis tentang praktik kedokteran yang baik terhadap dokter dan dokter gigi; sosialisasi penegakkan disiplin kedokteran bagi para komite medis rumah sakit. Dalam rangka pembinaan disiplin praktik kedokteran bagi dokter dan dokter gigi, selama tahun 2015 telah dilakukan eksekusi dan pembinaan terhadap 4 (empat) orang dokter dan dokter gigi yang terkena sanksi disiplin, memberikan peringatan tertulis kepada 1 (satu) orang dokter dan pencabutan STR kepada 1 (satu) orang dokter gigi. KKI juga telah melakukan penerbitan Certificate of Good Standing (COG) sebanyak 72 (tujuh puluh dua) di tahun 2015. Dalam hal penegakan disiplin praktik kedokteran dan kedokteran gigi melalui Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) sampai dengan tahun 2015 terdapat sejumlah 342 kasus diadukan, dan sudah 271 kasus yang tertangani. Dari yang telah tertangani tersebut, 71 kasus masih dalam proses (belum dilakukan putusan). MKDKI juga telah mengembangkan sistem manajemen data dan informasi dokter dan dokter gigi yang melanggar norma disiplin praktik kedokteran.
Untuk mewujudkan pelayanan prima dan tata pemerintahan yang baik (good governance), melalui Sekretariat KKI, pada tahun 2015 telah dilakukan pengembangan aplikasi registrasi online; aplikasi pelayanan SMS registrasi; resertifikasi ISO 9001:2008 untuk registrasi dan resertifikasi ISO 9001:2008 untuk pengelolaan keuangan PNBP; penetapan standar kinerja pegawai; serta pelaksanaan pameran dan talkshow sosialisasi penerapan praktik kedokteran yang baik. Dalam rangka pelayanan tata pemerintahan yang baik serta mendukung program pemerintah sesuai dengan Inpres Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan, maka Sekretariat KKI telah dilakukan pembimbingan, review dan penilaian Satuan Kerja dalam Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dengan Inspektorat Jenderal dan telah diterimanya sertifikat Satuan Kerja dengan status WBK.
Selama Tahun 2015, KKI selaku Professional Medical and Dental Regulatory Authority (PMRAKonsil Kedokteran Indonesia
3
Dalam hal penegakan disiplin praktik kedokteran dan kedokteran gigi melalui Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) sampai dengan tahun 2015 terdapat sejumlah 342 kasus diadukan, dan sudah 271 kasus yang tertangani. PDRA) di Indonesia terus memperkuat kerjasama dengan para pengandil di tingkat Nasional, Regional ASEAN dan Negara WHO-SEAR, serta di tingkat Global dan Internasional. Penguatan kerjasama KKI di tingkat Nasional antara lain melakukan kerjasama dengan Consortium Health Specialised (CHS), PERSI, Media dan lintas Kementerian/Lembaga.
Kerjasama KKI dengan Lemhannas RI untuk pemantapan nilai-nilai kebangsaan bagi dokter dan dokter gigi sebagai “tenaga strategis bangsa”dilaksanakan terhadap para pengandil praktik kedokteran (dekan, direktur RS, ketua organisasi profesi dokter/dokter gigi, dan para direksi BPJS) dalam bentuk kegiatan Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan (TAPLAI), serta penugasan komisioner KKI untuk mengikuti Program PPSA Lemhannas RI guna memperluas jejaring dan kerjasama lintas Kementerian/Lembaga.
Dalam rangka harmonisasi regulasi, KKI berperan aktif menjadi anggota dalam tim Pokja Ditjen Dikti Kementerian Ristek Pendidikan Tinggi RI. KKI juga aktif sebagai Anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa Kesehatan (TKBJK), Anggota Tim Koordinasi Perijinan TK-WNA dan Anggota Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) di Kementerian Kesehatan RI. Untuk penguatan peran dan jejaring KKI di tingkat Regional, KKI berperan aktif dalam pertemuan ASEAN Coordinating Committee Services (CCS) for Medical and Dental Practitioners dimana masingmasing negara harus mempersiapkan roadmap country implementation plan untuk implementasi Asean MRA pada ASEAN Economic Community (AEC) 2015 serta rencana capaian AEC di tahun 2025; menghadiri pertemuan Medical Council negara-negara anggota WHO SEAR (South East Asia Region) melalui video conference, dan menghadiri Biannual meeting International Association for Medical Regulatory Authorities (IAMRA) di London.
Selain berbagai capaian KKI tersebut diatas, masih ada kendala/tantangan yang perlu menjadi target penyelesaian di masa depan, antara lain harmonisasi berbagai peraturan KKI dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI terkait diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran; belum adanya persamaan persepsi pengandil KKI terkait dengan pengembangan sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi yang lebih baik; masih banyaknya para pengandil serta dokter dan dokter gigi yang kurang paham aturan penerbitan STR Dokter dengan kewenangan internsip, aturan tentang Registrasi sementara bagi dokter dan dokter gigi warga negara asing yang melakukan kegiatan bakti sosial, serta aturan tentang penyelenggaraan alih ilmu pengetahuan dan teknologi oleh dokter dan dokter gigi warga negara asing. Juga belum terpadunya informasi data STR dengan data SIP (Surat Ijin Praktik) di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota; belum terkoordinasinya pelaksanaan pembinaan dokter dan dokter gigi antara KKI dengan pengandil; kurangnya pemahaman Pemerintah Daerah dan penegak hukum tentang kedudukan MKDKI, dan penegakan putusan disiplin praktik kedokteran yang masih menjadi kendala dan harus diselesaikan di tahun mendatang.
4
Laporan Tahunan 2015
BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
A
sas praktik kedokteran adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, SAWARSA keseimbangan serta perlindungan dan SARASEHAN DAAN INDONESIA ER keselamatan pasien. Nilai ilmiah yang dimaksud KONSIL KEDOKT n esi Kedoktera ngaturan Prof Pe n ria bahwa praktik kedokteran harus didasarkan di an i) “Kem kter Gig (Dokter dan Do a Kini dan Mendatang” Mas n ga pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta etika an nt Ta i adap dalam Mengh ei 2015 profesi yang diperoleh baik pendidikan formal Jakarta, 20 M maupun non formal secara berkeseimbangan serta pengalaman praktik di lapangan. Penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Praktik kedokteran harus mampu memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya yang terjangkau dan pelayanan yang bermutu. Salah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah tersedianya pelayanan profesional oleh dokter dan dokter gigi yang kompeten yang bekerja untuk melindungi masyarakat dengan memberikan pelayanan medik yang aman. Atas dasar hal tersebut maka diterbitkan Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang mengatur praktik dokter dan dokter gigi agar berkualitas baik dan terpelihara mulai dari pendidikan, registrasi dan pembinaannya.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, maka Undang Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedoktaren, mengamanahkan membentuk sebuah Lembaga Negara yaitu Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). KKI merupakan suatu badan otonom dan mandiri yang bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia yang mempunyai fungsi inti menjaga dan menjamin kompetensi dokter dan dokter gigi melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, registrasi, serta pembinaan, dan penegakan disiplin. Konsil Kedokteran Indonesia
5
Kewenangan KKI dalam peningkatan mutu pelayanan medis antara lain dengan menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi; menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi; mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi; melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter gigi; mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi; melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi; dan melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi. Dalam menjalankan seluruh kewenangannya tersebut dijabarkan dalam peran KKI sebagai regulator, asesor, dan inisiator sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran sesuai Undang Undang Nomor 29 tahun 2004, dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia yang betugas : (a) menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diajukan; (b) dan menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi.
Dalam menghadapi globalisasi dan liberalisasi dibidang jasa kesehatan sesuai ASEAN Charter yang telah diratifikasi dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, KKI bersama-sama Kementerian Kesehatan RI diakui sebagai Professional Medical and Dental Regulatory Authority (PMRA dan PDRA) di Indonesia yang berperan dalam merekognisi kualifikasi dan kompetensi dokter dan dokter gigi ASEAN. Selaku PMRA dan PDRA, KKI bersama Kementerian kesehatan RI dituntut berperan aktif dalam pertemuan perundingan jasa yang diselenggarakan secara periodik setiap tahun, untuk memfasilitasi tercapainya 4 (empat) tujuan MRA (Mutual Recognition Agreement) sesuai agenda Blueprint AEC (Asean Economy Community) 2015, yaitu: facility mobility (sebagai ultimate goals) of skill labours yang didukung oleh 3 tujuan lainnya yaitu; (i) exchange information and enhance cooperation, (ii) promote adoption of best practices on standards and qualifications, (iii) provide opportunities for capacity building and training. Di tingkat International, KKI sejak tahun 2011 telah menjadi anggota IAMRA (International Association for Medical Regulatory Authorities), serta mendapat kepercayaan untuk menyusun acuan tentang Medical Core Competency dalam pertemuan Medical Council Negara anggota WHO SEAR (South East Asia Region). Dengan mengacu pada Rencana Strategis KKI Tahun 2011-2015, anggota KKI periode masa tugas tahun 2014-2019 yang diangkat oleh Presiden pada tanggal 26 Mei 2014, telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai kelanjutan dari program kerja yang telah dilakukan oleh KKI periode tugas tahun 2009-2014. Renstra KKI tahun 2011-2015 tersebut juga dijadikan dasar untuk pelaksanaan program kerja MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia), sebagai badan independen di dalam KKI yang dibentuk untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi agar sesuai kompetensi saat penyelenggaraan praktik kedokteran, serta sekretariat KKI yang berfungsi membantu dan memfasilitasi teknis administrasi pelaksanaan tugas KKI dan MKDKI. Untuk melihat dan mengukur hasil kinerja KKI selama tahun 2015, perlu dibuat laporan kinerja KKI. Selain itu laporan diperlukan untuk pertanggungjawaban KKI sebagai lembaga negara dan untuk evaluasi diri pencapaian kinerja KKI, khususnya di tahun 2015. 6
Laporan Tahunan 2015
B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Keanggotaan Konsil Kedokteran Indonesia. 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 721/MENKES/SK/IV/2011tentang Pengangkatan Anggota Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia Masa Bakti Tahun 2011 – 2016. 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1442/MENKES/PER/X/2005 tanggal 11 Oktober 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia. 5. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 49/KKI/PER/XII/2010 tentang Rencana Strategis Konsil Kedokteran Indonesia Tahun 2011-2015. 6. Peraturan KKI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Konsil Kedokteran Indonesia sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Konsil Kedokteran Indonesia. 7. Peraturan KKI Nomor 3 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia di Tingkat Provinsi.
C. FUNGSI DAN TUGAS KKI, MKDKI DAN SEKRETARIAT KKI
Dalam pasal 6 dan pasal 7 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK), disebutkan bahwa Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) sebagai badan regulator profesi dokter dan dokter gigi, mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis. Tugas KKI adalah melakukan registrasi dokter dan dokter gigi; mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi; dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai peran dan fungsi masing-masing. Sesuai pasal 8 UUPK, dalam menjalankan tugasnya KKI memiliki wewenang: a) menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi; b) menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi; c) mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi; d) melakukan pengujian persyaratan registrasi dokter dan dokter gigi; e) mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi; f ) melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi; dan g) melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi. Konsil Kedokteran Indonesia terdiri dari unsur pimpinan (merangkap anggota) dan bertugas secara kolegial serta bersifat independen. Anggota KKI berjumlah 17 orang terdiri dari 7 orang dokter, Konsil Kedokteran Indonesia
7
7 orang dokter gigi serta 3 orang wakil masyarakat. Para anggota tersebut merupakan utusan dari unsur-unsur yang mendapat amanah sesuai ketentuan dalam UUPK yaitu Organisasi Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi, Kolegium, Institusi Pendidikan Kedokteran dan Kedokteran Gigi, Rumah Sakit Pendidikan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Wakil Masyarakat. Para anggota KKI tersebut dikelompokkan dalam Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi, yang terdiri dari 3 (tiga) divisi yaitu Divisi Registrasi, Divisi Standar Pendidikan Profesi dan Divisi Pembinaan. Adapun Struktur Organisasi dan Susunan Keanggotaan KKI periode tugas tahun 2014 -2019 dapat dilihat dalam lampiran. Untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran, berdasarkan pasal 55 ayat (1) UUPK, dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) yang merupakan Badan otonom didalam KKI. Tugas MKDKI adalah: (1) menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus dugaan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diadukan; dan (2) menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi. Anggota MKDKI berjumlah 11 (sebelas) orang yang berasal dari Organisasi Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi, Asosiasi Rumah Sakit, dan Sarjana Hukum. Selanjutnya dalam pasal 20 ayat (1), (2), (4) dan (5) UUPK disebutkan, dalam menyelenggarakan tugas dan wewenangnya, KKI didukung oleh Sekretariat KKI yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Kesehatan, dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada pimpinan KKI. Sekretariat KKI terdiri atas pegawai KKI yang secara struktur organisasi berada di bawah Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1442/MENKES/ PER/X/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat KKI, tugas Sekretariat KKI adalah memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada semua unsur di KKI termasuk MKDKI serta menyelenggarakan fungsi: (1) pelaksanaan fasilitasi standardisasi pendidikan profesi; (2) pelaksanaan fasilitasi registrasi; (3) pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan pelayanan hukum; dan (4) pelaksanaan administrasi umum dan hubungan masyarakat. Biaya untuk pelaksanaan tugas dan fungsi KKI sejak tahun 2006 sampai dengan saat ini didukung dari Kementerian Kesehatan melalui DIPA Sekretariat KKI serta PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Registrasi dokter dan dokter gigi.
D. ANALISIS SITUASI
8
Sejak KKI berdiri tahun 2005 sampai dengan tahun 2015, telah banyak capaian dan tugas yang dilakukan oleh KKI, baik secara sendiri maupun bekerjasama dengan para pengandil terkait. 1. Bidang Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi KKI bersama pengandil di bidang pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi (AIPKI, AFDOKGI, ARSPI, ARSGMP, dan Kolegium) telah mengesahkan standar pendidikan profesi dokter gigi dan standar kompetensi dokter gigi. Standar tersebut kemudian menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan kedokteran gigi di Indonesia serta dalam melakukan bimbingan teknis penerapan standar pendidikan profesi di Institusi Pendidikan Kedokteran Gigi. Dalam rangka penyelesaian masalah tumpang tindih kompetensi dokter spesialis dan dokter gigi spesialis, KKI telah memfasilitasi kolegium dan profesi untuk membuat Buku Putih Kompetensi Klinis yang sama pada Pelayanan kedokteran yang dilakukan oleh dokter spesialis, Laporan Tahunan 2015
sub spesialis dari jenis spesialisasi yang berbeda, dan modul-modul kompetensi dokter gigi spesialis, yang kemudian akan disahkan dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia. Berdasarkan permintaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti RI, KKI juga telah menerbitkan rekomendasi pembukaan program studi (prodi) dokter spesialis sebanyak 20 (dua puluh). Khusus untuk penjaminan mutu pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di tahun 2009 sampai saat ini, KKI memberlakukan moratorium pembukaan prodi kedokteran dan kedokteran gigi.
Adanya dinamisasi kebijakan pemerintah RI dan perubahan kondisi dalam bidang pendidikan kedokteran, antara lain adanya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, maka diperlukan sinkronisasi regulasi KKI dengan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Kolegium dan Kementerian Kesehatan, dalam hal pemantauan dan evaluasi pelaksanaan standar pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi, penjaminan mutu serta sistem akreditasi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi. Koordinasi yang lebih intens dengan pengandil di bidang pendidikan kedokteran juga diperlukan untuk proses pengakuan kualifikasi dokter/dokter gigi lulusan Luar Negeri, proses adaptasi serta proses persetujuan KKI untuk dokter/dokter gigi WNA yang akan melakukan kegiatan alih iptekdok di Indonesia. 2. Bidang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Sesuai dengan Pasal 29 ayat (4) UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh KKI. STR dokter dan dokter gigi berlaku selama 5 tahun dan harus dilakukan registrasi ulang setiap 5 tahun dengan tetap memenuhi persyaratan yang berlaku. Berdasarkan data KKI, terdapat 16.436 dokter dan dokter gigi di 34 provinsi yang harus melakukan registrasi ulang, karena Surat Tanda Registrasi (STR) nya telah habis masa berlaku pada tahun 2015. Registrasi ulang tersebut wajib dilakukan 6 bulan sebelum habis masa berlaku STR, agar penyelesaian STR ulang tepat pada waktunya dan tidak terjadi kekosongan hukum/legalitas praktik kedokteran. Sampai dengan 31 Desember 2015, dokter dan dokter gigi yang telah teregistrasi dan memiliki STR dari KKI berjumlah 168.823 orang, terdiri : dokter dokter spesialis dokter gigi dokter gigi spesialis
: 109.597 : 29.561 : 26.910 : 2.755
Dalam melaksanakan fungsi dan tugas KKI di bidang Registrasi dokter dan dokter gigi, KKI perlu terus melakukan sosialisasi, bimbingan teknis dan harmonisasi peraturan registrasi dokter dan dokter gigi WNI/WNA dengan para pengandil terkait di Pusat dan Daerah, terlaksananya proses registrasi baru dan registrasi ulang secara online melalui website KKI agar dapat mempermudah dan mempercepat proses penerbitan STR, terlaksananya koordinasi penyiapan inter-operabilitas system registrasi online KKI dengan Organisasi Profesi (PB IDI dan PB PDGI), terlaksananya proses registrasi secara efisien dan tepat waktu bagi dokter peserta internsip, Konsil Kedokteran Indonesia
9
registrasi dokter PPDS dan dokter gigi PPDGS, penyempurnaan proses registrasi bersyarat dan registrasi sementara bagi dokter dan dokter gigi WNA, serta penyempurnaan peraturan tata cara registrasi bersama pengandil untuk dapat menjamin keabsahan dan legalitas kompetensi dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran.
Dengan akan diberlakukannya Asean Economy Community (AEC) termasuk di bidang jasa profesi dokter dan dokter gigi dalam pada akhir tahun 2015, KKI bersama Kementerian Kesehatan RI telah berperan aktif sebagai anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa Kesehatan (TKBJK) Kementerian kesehatan dan sebagai Delegasi Indonesia dalam pertemuan perundingan Asean MRA untuk jasa dokter dan dokter gigi (AJCCM dan AJCCD) yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun, melakukan verifikasi permohonan ijin pendayagunaan TK-WNA sebagai anggota Tim Koordinasi Perijinan TK-WNA di Pusrengun Kemenkes RI, dan ikutserta sebagai bagian dari Tim Kemenkes dalam kegiatan TIMPORA (Tim Pengawasan Orang Asing). 3. Bidang Pembinaan dan Penegakan Disiplin Praktik Kedokteran. Dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas KKI di bidang pembinaan praktik dokter dan dokter gigi, KKI telah menerbitkan beberapa regulasi dalam bentuk pedoman terkait penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik, dan telah mempunyai sistem penegakkan disiplin kedokteran dan kedokteran gigi. Namun demikian sistem pembinaan dokter dan dokter gigi antara KKI dan pengandil terkait belum terkoordinasi dengan baik, terutama pembinaan bagi dokter dan dokter gigi yang terkena sanksi disiplin. Hal-hal lain yang masih perlu mendapatkan perhatian adalah belum tersosialisasi secara luas fungsi MKDKI sebagai penegak disiplin kedokteran/kedokteran gigi dan pengawasan pelaksanaan Keputusan KKI terkait pengaduan pelanggaran disiplin kedokteran oleh pengandil. 4. Bidang Kesekretariatan KKI (Administrasi Umum dan Kehumasan) Dalam rangka pelaksanaan tata pemerintahan yang baik, Sekretariat KKI sejak tahun 20052015 selain memfasilitasi teknis administrasi program KKI, secara bertahap juga telah melakukan pembenahan dengan menyusun dan menyempurnakan SPO (Standar Prosedur Operasional) administratif, peta jabatan, peta SDM, analisis beban kerja, serta pembuatan laporan kinerja yang akuntabel. Walaupun demikian, penyempurnaan masih harus terus diupayakan, mengingat sebagai Lembaga Negara tuntutan adanya good governance semakin dikedepankan guna memberikan fasilitasi kerja kepada KKI dan pengguna KKI (dokter, dokter gigi, pengandil) yang lebih optimal.
10
Laporan Tahunan 2015
BAB II
CAPAIAN PROGRAM KEGIATAN A. SASARAN PROGRAM/KEGIATAN SESUAI RENSTRA KKI 2011 -2015
P
ada tahun 2015 diharapkan terjadi perubahan yang berarti dalam sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi, sistem registrasi dokter dan dokter gigi, sistem pembinaan praktik dokter dan dokter gigi di Indonesia serta sistem penanganan kasus pelanggaran disiplin praktik kedokteran secara efektif dan efisien. Dengan demikian untuk tahun 2011–2015 ditentukan 8 (delapan) sasaran KKI dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang, yaitu : 1. Terciptanya kepastian hukum tentang pembukaan program studi (prodi) pendidikan kedokteran/ kedokteran gigi dan terselenggaranya penilaian kebutuhan dokter/dokter gigi serta penilaian prodi pendidikan kedokteran/kedokteran gigi yang mengacu pada pedoman yang rinci dan berjenjang; 2. Seluruh program pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia menerapkan standar pendidikan profesi dan standar kompetensi pada setiap disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi; 3. Terselenggaranya peningkatan dan penjagaan mutu pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi secara berkala dan berkesinambungan; 4. Tersedianya regulasi bagi dokter dan dokter gigi dalam memperoleh kewenangan tambahan atau kewenangan lain; 5. Tersedianya sistem registrasi dokter dan dokter gigi yang terpadu dan sinkron baik secara manual maupun online (E-Registration); 6. Tersedianya sistem pembinaan penyelenggaraan praktik kedokteran dan terselenggaranya penanganan pengaduan dugaan pelanggaran disiplin kedokteran dan kedokteran gigi yang efisien dan efektif oleh MKDKI dan MKDKP dengan kualitas keputusan yang tepat; 7. Terselenggaranya praktik kedokteran yang baik; 8. Meningkatnya penerapan good governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Konsil Kedokteran Indonesia
11
Diagram Balanced Scorecard Konsil Kedokteran Indonesia 2009-2014
B. TARGET DAN RENCANA KERJA 2015
12
Berdasarkan ke-8 (delapan) butir sasaran dalam Renstra KKI tersebut di atas, pada tahun 2015 KKI merencanakan program kerja/kegiatan sebagai berikut : 1. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi: a. Penyelesaian tumpang tindih kompetensi dokter spesialis dan dokter gigi spesialis; b. Lokakarya pemantapan penerapan standar pendidikan profesi dokter, dan dokter gigi; c. Lokakarya pemantapan penerapan standar pendidikan profesi dokter spesialis dan dokter gigi spesialis; d. Monitoring dan Evaluasi penerapan standar pendidikan dan standar kompetensi dokter dan dokter gigi; e. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program adaptasi dokter dan dokter gigi WNI lulusan luar negeri dengan pengandil; f. Melakukan penilaian kelayakan dan memberikan rekomendasi pembukaan program studi dokter spesialis; g. Berkoordinasi dengan stakeholders dalam penyusunan standar kompetensi dan standar Pendidikan dokter spesialis; h. Menerbitkan surat persetujuan bagi dokter spesialis/dokter gigi spesialis WNA yang akan melakukan kegiatan alih ilmu pengetahuan dan teknologi; i. Melakukan proses usulan adaptasi dokter/dokter gigi, drSp/drgSp; j. Merancang proses alih ilmu pengetahuan dan teknologi secara online. Laporan Tahunan 2015
2. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi : a. Revisi Perkonsil Registrasi Ulang Dokter dan Dokter Gigi; b. Draft Pedoman Penyusunan Tata Cara Dokter peserta PPDS dan Dokter Gigi PPDGS; c. Evaluasi dan Monitoring Implementasi Peraturan Registrasi Dokter dan Dokter Gigi di 6 (enam) Provinsi; d. Penyusunan Informasi tentang pemberitahuan berkas STR melalui SMS; e. Revisi Penyusunan SOP Registrasi; f. Layanan Registrasi : penerbitan STR dokter dan dokter gigi (lulusan baru, registrasi ulang, peningkatan kompetensi), STR Dokter Peserta Internsip, STR Dokter peserta PPDS dan Dokter Gigi peserta PPDGS; g. Revisi Perkonsil Registrasi Dokter Peserta Program Internsip, serta Penyusunan Perkonsil Registrasi Dokter peserta PPDS dan Dokter Gigi PPDGS; h. Resertifikasi ISO 9001:2008 Tahun 2015.
3. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Pembinaan Praktik Kedokteran di Indonesia : a. Penyusunan Peraturan/Keputusan KKI, MKDKI, dan Sekretariat KKI; b. Bimbingan Teknis Pemantapan Profesionalisme Praktik Kedokteran; c. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Keputusan MKDKI; d. Sosialisasi Tentang Penegakkan Disiplin untuk Komite Medis RS.
4. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Penanganan Kasus Pengaduan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi : a. Penanganan Kasus/Pengaduan oleh MKDKI/MKDKI-P 1) Layanan Penerimaan Pengaduan dan Investigasi. 2) Persidangan. b. Perbaikan Tata Cara penegakkan Disiplin Kedokteran dan Kedokteran Gigi.
5. Program Kerja/Kegiatan di Bidang Kesekretariatan KKI : a. Penyempurnaan pembangunan sistem Teknologi Informasi (TI) KKI, termasuk sistem registrasi online; b. Layanan Perkantoran; c. Penyusunan Perencanaan, Penganggaran, Pembinaan Program dan Evaluasi Kinerja; d. Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk Pengelolaan Keuangan PNBP; e. Penetapan Standar Kinerja Pegawai Sekretariat KKI; f. Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi; g. Pengadaan Fasilitas Perkantoran. 6. Lain-lain : Program lain yang direncanakan di tahun 2015, khususnya dalam hal meningkatkan kerjasama di tingkat Regional, Global dan Nasional, antara lain : a. Mengikuti pertemuan ASEAN Coordinating Committee Services (CCS) for MRA Medical dan Dental Practitioners sebagai tim DELRI; b. Mengadakan pertemuan ASEAN Medical Disciplinary Board sebagai upaya untuk berbagi Konsil Kedokteran Indonesia
13
c. d. e.
f. g.
h. i.
informasi dan pengalaman tentang penegakkan disiplin dan langkah awal harmonisasi sistem praktik kedokteran dan penegakkan disiplinnya di negara-negara ASEAN; Mengikuti pertemuan Medical Council Network WHO SEAR melalui Video Conference dan menyempurnakan Core Competences for Medical Graduates in South East Asia Region yang menjadi tugas Indonesia; Mengikuti Biannual Meeting International Association for Medical Regulatory Authorities (IAMRA) di London; Penugasan utusan KKI sebagai anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa Kesehatan (TKBJK) Setjen Kemenkes RI, serta anggota Tim Koordinasi Perijinan TK-WNA dan TIMPORA di BPPSDM Kemenkes RI; Penugasan utusan KKI sebagai anggota Tim Pokja Ditjen Dikti Kemendikti RI; KKI bekerjasama dengan Lemhannas RI melaksanakan kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi dokter dan dokter gigi pengandil praktik kedokteran se-Indonesia (Dekan, Direktur Rumah Sakit, Ketua Organisasi Profesi IDi dan PDGI ) serta penugasan Komisioner KKI mengikuti PPSA Lemhannas RI guna memperluas jejaring dan kerjasama lintas K/L; KKI bekerjasama dengan media massa dan media elektronik untuk meningkatkan akses informasi tentang regulasi praktik kedokteran kepada masyarakat; KKI menyelenggarakan survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kedokteran yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi di fasilitas kesehatan di tingkat primer, sekunder dan tertier (Puskemas dan Rumah Sakit).
C. HASIL CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2015
Berdasarkan program kerja tahun 2015 yang direncanakan, telah dilakukan kegiatan-kegiatan oleh divisi dan bagian terkait, dengan hasil sebagai berikut :
1. Capaian Program/Kegiatan di Bidang Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi
14
Capaian yang dihasilkan di program pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi, dimana KKI diamanahkan untuk melakukan pengesahan standar dan juga memastikan penerapan standar pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi, yaitu antara lain telah disahkan dan disusun berbagai standar dan pedoman yang terkait yaitu : a. Rancangan White Paper Kemoterapi; b. Rancangan White Paper Tumpang Tindih Kompetensi Antar Dokter Gigi Spesialis; c. Rancangan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia tentang White Paper Kompetensi Klinis yang sama Pada Pelayanan kedokteran yang Dilakukan oleh Dokter spesialis, Sub spesialis dari Jenis Spesialisasi Yang Berbeda Tumpang Tindih Kompetensi Dokter spesialis d. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia tentang pengesahan Standar Kompetensi Dokter Gigi; e. Borang Monitoring dan Evaluasi Dokter dan Dokter Spesialis; f. Melakukan penilaian kelayakan dan rekomendasi permohonan pembukaan program studi kedokteran dan kedokteran gigi;
Laporan Tahunan 2015
g. Berkoordinasi dengan pengandil dalam penyusunan standar kompetensi dan standar h. i.
j. k.
pendidikan dokter spesialis; Menerbitkan surat persetujuan bagi dokter spesialis/dokter gigi spesialis WNA yang akan melakukan kegiatan alih ilmu pengetahuan dan teknologi; Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program adaptasi dokter dan dokter gigi WNI dengan pengandil (kesepakatan merevisi Perkonsil No 7 Tahun 2012); Melakukan proses usulan adaptasi dokter dan dokter gigi WNI lulusan luar negeri; Membuat rancangan proses alih ilmu pengetahuan dan teknologi secara online.
Untuk rekomendasi Pembukaan Program Studi Dokter Spesialis di tahun 2015 dari 22 (dua puluh dua) pengusul, yang direkomendasi oleh KKI ada sebanyak 20 (dua puluh) prodi. Satu (1) prodi tidak direkomendasi dan satu (1) prodi masih dalam tahap perbaikan proposal setelah dilakukan desk evaluation. Sesuai Pasal 30 ayat (1) UUPK tentang kewajiban dilakukan evaluasi bagi Dokter/Dokter Gigi WNI Lulusan Luar Negeri melalui proses adaptasi untuk memenuhi persyaratan registrasi, pelaksanaan proses adaptasi diatur lebih lanjut dalam Perkonsil Nomor 7 Tahun 2012. KKI telah melakukan evaluasi dalam implementasi Perkonsil tersebut dan telah dihasilkan kesepakatan untuk merevisi Perkonsil Nomor 7 Tahun 2012.
Selama tahun 2015, terdapat 110 (seratus sepuluh) permohonan baru adaptasi dokter dan dokter gigi, dan dari permohonan tersebut kemudian dilakukan penilaian persyaratan untuk placement test, untuk selanjutnya dilakukan adaptasi. Rincian tentang permohonan adaptasi dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis, placement test dan pelaksanaan adaptasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Konsil Kedokteran Indonesia
15
REKAPITULASI PERMOHONAN ADAPTASI DOKTER, DOKTER SPESIALIS, DOKTER GIGI DAN DOKTER GIGI SPESIALIS TAHUN 2015
NO 1
KELULUSAN
PERMOHONAN BARU
PLACEMENT TEST
ADAPTASI DOKTER UMUM
ADAPTASI DOKTER SPESIALIS
55
52
37
0
Dr WNI LLN
2
Dr WNI LDN, Dr Sp LLN
47
49
22
47
4
Drg WNI LLN
4
4
2
0
3
5
Dr WNI LLN, Dr Sp LLN
Drg WNI LDN, Drg Sp LLN
2
1
110
2
9
0
2
0
108
1
70
50
Grafik Rekapitulasi Permohonan Adaptasi Dokter, Dokter Spesialis Dokter Gigi, dan Dokter Gigi Spesialis Tahun 201
40
Dr WNI LLN Dr WNI LDN, Dr Sp LLN
35
Dr WNI LLN, Dr Sp LLN
30
Drg WNI LLN Drg WNI LDN, Drg Sp LLN
25 20 15 10 5 0
16
PERMOHONAN BARU
Laporan Tahunan 2015
PLACEMENT TEST
ADAPTASI DOKTER UMUM
ADAPTASI DOKTER SPESIALIS
PENDIDIKAN SPESIALIS KEMBALI
REKAPITULASI TEMPAT PROGRAM ADAPTASI TAHUN 2015 NO
1
2 3
FAKULTAS KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI
FK UI
FK UNPAD
FK UNAIR
7
FK UNHAS
6
8
9
10
ADAPTASI DOKTER GIGI UMUM
ADAPTASI DOKTER SPESIALIS
JUMLAH
9
16
25
1
1
4
FK UDAYANA
4 5
ADAPTASI DOKTER UMUM
1
17
FK USU
1
FK UNSRAT
5
FKG UI
FK UNSRI JUMLAH
17 2
1
13
FKG UNPAD
5
2
2
50
2 5
13 2
2
3
4
3
22
76
Berdasarkan hasil evaluasi dan uji penempatan dari kolegium untuk tempat adaptasi dokter umum yang paling banyak di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, sedangkan untuk adaptasi dokter spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. NO
KOMPETENSI
PHILIPINA
CINA
JERMAN
TAIWAN
RUSIA
PAKISTAN
39
1
1
3
1
MALAYSIA
USA
JUMLAH 54
1
Dokter Umum
9
2
Dokter Gigi
5
3
Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak
15
1
16
4
Dokter Spesialis Ilmu Kulit dan Kelamin
3
1
4
5
Dokter Spesialis Obstetri dan Gyneokologi
10
1
6
Dokter Spesialis Anestesi
4
7
Dokter Spesialis Orthopedi
8
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
9
Dokter Spesialis Kardiologi
10
Dokter Spesialis Bedah Plastik
-
11
Dokter Spesialis Opthalmologi
-
12
Dokter Spesialis Radiologi
1
1
13
Dokter Spesialis Bedah
1
1
14
Dokter Spesialis Bedah Toraks
15
Dokter Spesialis Periodontologi
Jantung
12
1
4
10
2
dan
16
Dokter Gigi Spesialis Ortodonti
17
Dokter Gigi Spesialis Oral medicine JUMLAH
5
12 -
1
1
1
1
1
1 56
42
4
1
3
2
Konsil Kedokteran Indonesia
108
17
Berdasarkan jenis lulusan terbanyak yang melakukan permohonan adaptasi selain dokter umum adalah Spesialis Ilmu Kesehatan Anak.
Hal lain yang menjadi tugas KKI dalam bidang pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi adalah menerbitkan surat persetujuan bagi dokter spesialis dan dokter gigi spesialis WNA yang akan melakukan kegiatan Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Alih Iptek) di bidang Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Selama tahun 2015, telah masuk berkas permohonan untuk surat persetujuan Alih Iptekdok sebanyak 68 (enam puluh delapan) berkas, baik dokter spesialis maupun dokter gigi spesialis. Berkas permohonan untuk dokter spesialis sebanyak 64 (enam puluh empat) berkas dan dokter gigi spesialis sebanyak 4 (empat) berkas. Dari berkas yang dikirimkan tidak semuanya memenuhi persyaratan. Ada beberapa permohonan yang waktu penyelenggaraannya sudah mendesak atau kurang dari 1 (satu) bulan, sehingga berkas permohonan tersebut tidak dapat diproses. Jumlah berkas dokter spesialis yang diproses sebanyak 40 (empat puluh) berkas dan dokter gigi spesialis sebanyak 1 (satu) berkas. Berkas yang diproses telah mendapatkan surat rekomendasi dan persetujuan Alih Iptek dari Konsil Kedokteran Indonesia, seperti yang terlihat pada tabel dan grafik di bawah ini
REKAPITULASI SURAT PERSETUJUAN ALIH IPTEK TAHUN 2015
Kompetensi
Dr. Sp
Jumlah Berkas Permohonan
Jumlah Surat Persetujuan
Jumlah Surat Yang Tidak Disetujui
4
1
3
64
Drg. Sp
40
28
Grafik Rekapitulasi Surat Persetujuan Alih Iptek Tahun 2015
Jumlah yang memberikan Laporan 40 1
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Jumlah dokter spesialis dan dokter gigi spesialis Warga Negara Asing (WNA) yang mengajukan permohonan Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Alih Iptekdok) berjumlah 68 orang, yang terdiri dari 64 orang dokter spesialis dan 4 orang dokter gigi spesialis. Pada tahun 2015 dari jumlah keseluruhan negara-negara yang pernah diajukan dokter spesialis maupun dokter gigi spesialisnya untuk memberikan alih iptekdok di Negara Indonesia sejak tahun 2011. 18
Laporan Tahunan 2015
Grafik Rekapitulasi Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis yang Mengajukan Persetujuan Alih Iptek Tahun 2015
REKAPITULASI DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS YANG MENGAJUKAN PERSETUJUAN ALIH IPTEK DI INDONESIA TAHUN 2015 NO. 1
WARGANEGARA KANADA
KOMPETENSI Dokter Spesialis
0
2
2
0
1
1
2
AMERIKA
0
5
SPANYOL
0
3 4 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
BANGLADESH BRAZIL
MOSKOW SWEDIA SWIS
JERMAN
INGGRIS
BELANDA ITALIA NEPAL INDIA CINA
VIETNAM
THAILAND MALAYSIA
KOREA SELATAN FILIPINA TAIWAN
SINGAPURA JEPANG
AUSTRALIA SLOVENIA
HONGKONG MYANMAR
FINLANDIA
TOTAL
JUMLAH
Dokter Gigi Spesialis
0 0 0 0 0 2 2 0 0
4 1 2 1 1 1 3 3 6 2 2
4 1 2 1 1 1 3 5 8 2 2
0
10
10
0
5
5
0 0 0 0 5 0 0
4 4 3 4 1 2 8
4 4 3 4 6 2 8
6
44
50
1
1
2
0 0 1 0
17
3 2 0 1
121
3 2 1 1
138
Konsil Kedokteran Indonesia
19
Berdasarkan pemohon, untuk jumlah surat persetujuan alih iptekdok yang sudah dikeluarkan dapat digambarkan seperti tabel di bawah ini: REKAPITULASI SURAT PERSETUJUAN ALIH IPTEK PER PEMOHON TAHUN 2015
Kompetensi Dr.Sp
Drg. Sp TOTAL
Organisasi Profesi
Institusi Pendidikan
Rumah Sakit Pendidikan
Rumah Sakit Swasta
Jumlah
Pemohon
Disetujui
Pemohon
Disetujui
Pemohon
Disetujui
Pemohon
Disetujui
Pemohon
Disetujui
6
1
10
4
42
33
10
3
68
41
6
0
1
0
7
3
4
0
41 1
32 1
10 0
3
0
64 4
Tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa Pemohon terdiri dari Organisasi Profesi, Institusi Pendidikan, Rumah Sakit Pendidikan, dan Rumah Sakit Swasta yang telah bekerjasama dengan penyelenggara sesuai dengan Perkonsil No. 22 Tahun 2014.
2. Capaian Program /Kegiatan di Bidang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi
20
Hasil capaian di bidang registrasi pada tahun 2015 mencakup diterbitkannya beberapa peraturan, revisi peraturan dan rancangan peraturan, serta buku petunjuk terkait dengan registrasi dokter dan dokter gigi di Indonesia. Secara rinci dijelaskan di bawah ini : a. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia sebagai Revisi Perkonsil Registrasi Ulang Dokter dan Dokter Gigi; b. Pedoman Penyusunan Tata Cara Dokter peserta PPDS dan Dokter Gigi PPDGS; c. Evaluasi dan Monitoring Implementasi Peraturan Registrasi Dokter dan Dokter Gigi di 6 (enam) Provinsi; d. Penyusunan Informasi tentang pemberitahuan berkas STR melalui SMS; e. Revisi Penyusunan SOP Registrasi; f. Layanan Registrasi : penerbitan STR dokter dan dokter gigi (lulusan baru, registrasi ulang, peningkatan kompetensi), STR Dokter Peserta Internsip, STR Dokter peserta PPDS dan Dokter Gigi peserta PPDGS;
Laporan Tahunan 2015
40 1
g. Revisi Perkonsil Registrasi Dokter Peserta Program Internsip, serta Penyusunan Perkonsil Registrasi Dokter peserta PPDS dan Dokter Gigi PPDGS; h. Resertifikasi ISO 9001:2008 Tahun 2015.
Selain capaian produk regulasi dan pelaksanaan kegiatan di atas, sampai dengan akhir tahun 2015, dokter dan dokter gigi yang telah teregistrasi dan memiliki STR sejumlah 168.823 orang, terdiri dari : dokter dokter spesialis dokter gigi dokter gigi spesialis
: 109.597 : 29.561 : 26.910 : 2.755
Hasil Rekapitulasi Data Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, dan Dokter Gigi Spesialis yang terregistrasi s/d 31 Desember 2015, terdiri dari : Rekapitulasi Data Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, dan Dokter Gigi Spesialis yang Melakukan Registrasi Januari 2014 - Desember 2014
Dokter Dokter Gigi Dokter Gigi Spesialis Dokter Spesialis
Berikut adalah grafik kumulatif penerbitan STR per tahun sejak tahun 2005 s/d Desember 2015 :
180.000
Grafik Kumulatif Penerbitan STR Sejak Tahun 2005 - Desember 2014 157.393
160.000 140.000
125.264
120.000
135.739
168.823
145.861
115.115 92.199
100.000
101.539
83.728
80.000
61.764
60.000 40.000 20.000 0
80 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Konsil Kedokteran Indonesia
21
Dalam Peraturan KKI (Perkonsil) Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Perkonsil Nomor : 1/KKI/PER/I/2010 Tentang Registrasi Dokter Program Internsip dan Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes) Nomor : 299/MENKES/PER/II/2010 tentang Penyelenggaraan Program Internsip dan Penempatan Dokter Pasca Internsip, disebutkan bahwa terhadap dokter lulusan program pendidikan kedokteran dengan kurikulum berbasis kompetensi diperlukan proses pemahiran dan/atau untuk memantapkan mutu profesi dokter yang baru lulus program studi pendidikan kedokteran berbasis kompetensi diselenggarakan melalui program internsip setelah memperoleh sertifikat kompetensi dari Kolegium Dokter Primer Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2015, total STR Dokter Peserta Internsip yang telah diterbitkan KKI ada sejumlah 25.981 STR, dan untuk selama tahun 2015 telah diterbitkan 9.215 STR dokter peserta Internsip. Sesuai Peraturan KKI (Perkonsil) Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis, disebutkan bahwa perlu dibuatkan Penyusunan Pedoman Tata Cara Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis. STR PPDS/PPDGS adalah bukti tertulis yang diberikan oleh KKI kepada dokter dan dokter gigi peserta PPDS/PPDGS yang telah diregistrasi. Sampai dengan akhir tahun 2015, jumlah STR Dokter peserta PPDS/Dokter Gigi peserta PPDGS yang telah diterbitkan sebanyak 1.179.
Selanjutnya, Registrasi Ulang adalah pencatatan ulang terhadap dokter dan dokter gigi yang telah diregistrasi, telah memenuhi persyaratan yang berlaku maka dilakukan revisi Peraturan KKI (Perkonsil) Nomor 39 Tahun 2015 tentang Registrasi Ulang Dokter dan Dokter Gigi, untuk memperoleh dan memenuhi persyaratan serta melampirkan dokumen-dokumen yang sudah ditentukan dalam peraturan tersebut, guna memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi setiap dokter/dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) dan melaksanakan Registrasi Ulang setiap 5 (lima) tahun sekali. Capaian tahun 2015 lainnya adalah Draft Pedoman Penyusunan Tata Cara Dokter peserta PPDS dan Dokter Gigi PPDGS, melakukan monitoring dan Evaluasi implementasi dokter dan dokter gigi pada 6 (enam) provinsi untuk mengetahui permasalahan dokter dan dokter gigi, adanya layanan informasi berkas dan pengiriman Surat Tanda Registrasi (STR) melalui SMS, resertifikasi ISO 9001:2008 tahun 2015 untuk layanan registrasi dokter dan dokter gigi.
3. Capaian Program/Kegiatan di Bidang Pembinaan Praktik Kedokteran/ Kedokteran Gigi
Sesuai tugas Divisi Pembinaan yaitu melakukan pembinaan terhadap dokter dan dokter gigi. Di tahun 2015 telah dilakukan bimbingan teknis di berbagai provinsi kepada dokter dan dokter gigi, serta mensosialisasikan buku Praktik Kedokteran yang Baik ke para pengandil antara lain Rumah Sakit, Organisasi Profesi, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota; melaksanakan pertemuan dengan para pengandil tentang pembinaan praktik kedokteran yang baik; talkshow peran KKI terkait hubungan pasien dan dokter diberbagai media elektronik dan televisi di pusat dan daerah.
22
Laporan Tahunan 2015
Tugas lain yang dilakukan Divisi Pembinaan adalah melaksanakan sanksi disiplin keputusan MKDKI dan pembinaan kepada dokter dan dokter gigi yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin. Di tahun 2015 telah dilakukan eksekusi dan pembinaan terhadap 4 (empat) orang dokter serta memberikan peringatan tertulis kepada 1 (satu) orang dokter.
Sebagai fasilitator penyusunan peraturan di KKI, Bagian Pelayanan Hukum di tahun 2015 telah menyelesaikan 9 (sembilan) Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia (Perkonsil) antara lain: a. Perkonsil Nomor 32 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter; b. Perkonsil Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Sertifikat Kelaikan Praktik Kedokteran (Certificate of Good Standing); c. Perkonsil Nomor 34 Tahun 2015 Tentang Standar Pendidikan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia; d. Perkonsil Nomor 35 Tahun 2015 Tentang Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia; e. Perkonsil Nomor 36 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan KKI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi Tata Kerja KKI; f. Perkonsil Nomor 37 Tahun 2015 Tentang Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif; g. Perkonsil Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif; h. Perkonsil Nomor 39 Tahun 2015 Tentang Registrasi Ulang Dokter dan Dokter Gigi; i. Perkonsil Nomor 40 Tahun 2015 Tentang Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia. Di tahun 2015 ini Perkonsil telah terselesaikan melebihi target. Selain kesembilan Perkonsil sebagaimana dituliskan di atas, terdapat 2 (dua) Rancangan Perkonsil dalam ruang lingkup Divisi Standarisasi Pendidikan. Kedua rancangan tersebut adalah sebagai berikut: a. Rancangan Perkonsil Tentang Kompetensi Klinis Pada Layanan Kedokteran dan Kedokteran Gigi yang dilakukan oleh Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis-Sub Spesialis dari Jenis Spesialis yang berbeda; b. Rancangan Perkonsil Tentang Perubahan Atas Peraturan KKI Nomor 22 Tahun 2014 tentang Persetujuan Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran/Kedokteran Gigi.
Divisi Pembinaan dan Bagian Pelayanan Hukum juga menerbitkan Certificate of Good Standing (COG) bagi dokter dan dokter gigi yang akan melanjutkan pendidikan maupun yang akan bekerja di luar negeri. COG menerangkan bahwa dokter dan dokter gigi tersebut telah teregistrasi, tidak sedang melaksanakan hukuman atau pemeriksaan karena pelanggaran kode etik kedokteran, disiplin dan hukum oleh instansi yang berwenang di Indonesia. Sampai dengan akhir 2015, jumlah COG yang telah diterbitkan oleh KKI sejumlah 550 (lima ratus lima puluh), terdiri dari 72 (tujuh puluh dua) COG di tahun 2015. Negara tujuan terbanyak dari pemohon COG untuk bekerja adalah Malaysia.
Konsil Kedokteran Indonesia
23
Grafik Rekapitulasi Dokter dan Dokter Gigi yang mengajukan Certificate of Good Standing (COG) tujuan Negara s/d Tahun 2015 Grafik Certicate Of Goodstanding Berdasarkan Negara Tujuan Th. 2007-2015 231
250
Jumlah
200 150
126
100 50 0
5 SIN
UK
77
52
14
25
AFR BRU
3 USA
2 AUS
MAS QTR
1
4
NZE FIL
2 GER
DEN
1
1
1
1
NOR SWISS CAN NED
Negara
4. Program Kerja/Kegiatan Penegakan Disiplin Dokter dan Dokter Gigi
Berdasarkan ketentuan Pasal 66 UUPK bahwa setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI). Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2015, jumlah pengaduan pelanggaran disiplin kedokteran/kedokteran gigi yang diterima MKDKI setiap tahunnya dapat terlihat dari gambar grafik berikut :
70
PENGADUAN
60 50 40
38
30
36
20 10 0
9
11
49
35
23
64
57
20
Selain penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi, pada tahun 2015 MKDKI juga telah mengembangkan Sistem Manajemen Data dan Informasi Dokter dan Dokter Gigi yang Melanggar Norma, sistem ini nantinya akan online dengan sistem IT KKI. Pada tahun 2015 Perbaikan Tata Cara Penegakkan Disiplin Kedokteran dan Kedokteran Gigi telah ditetapkan dengan Perkonsil 32 tahun 2015. Namun demikian dikarenakan belum adanya persepsi yang sama dalam mengimplementasikan Perkonsil tersebut, maka penyelesaian penanganan pengaduan berjalan kurang optimal. 24
Laporan Tahunan 2015
Pada tahun 2015, kasus pelanggaran disiplin dokter/ dokter gigi indonesia yang telah selesai ditangani oleh MKDKI sebanyak 31 (tiga puluh satu) pengaduan. No
No. REGISTER PENGADUAN
TGL SELESAI
1
53/P/MKDKI/X/2013
12-Feb-15
2
01/P/MKDKI/I/2015
25-Mar-15
Dicabut oleh Pengadu
3
42/P/MKDKI/IX/2013
11-Mar-15
Pembacaan Keputusan
4
08/P/MKDKI/III/2015
15-Apr-15
Tolak Kasus
5
10/P/MKDKI/IV/2015
15-Apr-15
Tolak Kasus
6
47/P/MKDKI/X/2014
14-Apr-15
Tolak Kasus
7
22/P/MKDKI/V/2013
19-Mei-15
Pembacaan Keputusan
8
35/P/MKDKI/VII/2013
22-Mei-15
Diberhentikan
9
16/P/MKDKI/IV/2013
26-Mei-15
Pembacaan Keputusan
10
45/P/MKDKI/IX/2013
27-Mei-15
Pembacaan Keputusan
11
46/P/MKDKI/IX/2013
09-Jun-15
Pembacaan Keputusan
12
58/P/MKDKI/XII/2013
11-Jun-15
Pembacaan Keputusan
KONDISI
Pembacaan Keputusan
13
35/P/MKDKI/VII/2014
25-Jun-15
Tolak Kasus
14
26/P/MKDKI/V/2013
18-Jul-15
Pembacaan Keputusan
15
14/P/MKDKI/III/2013
30-Jul-15
Pembacaan Keputusan
16
23/P/MKDKI/V/2013
26-Agust-14
Pembacaan Keputusan
17
27/P/MKDKI/V/2013
24-Agust-15
Pembacaan Keputusan
18
15/P/MKDKI/V/2015
04-Agust-15
Diberhentikan
19
12/P/MKDKI/III/2013
05-Agust-15
Pembacaan Keputusan
20
13/P/MKDKI/III/2013
15-Mei-15
Pembacaan Keputusan
21
21/P/MKDKI/V/2013
14-Agust-15
Pembacaan Keputusan
22
06/P/MKDKI/II/2014
21-Agust-15
Pembacaan Keputusan
23
05/P/MKDKI/III/2015
10-Nov-15
Tolak Kasus
24
36/P/MKDKI/VII/2013
29-Apr-14
Pembacaan Keputusan
25
57/P/MKDKI/XI/2013
22-Sep-15
Pembacaan Keputusan
26
32/P/MKDKI/VI/2013
27-Okt-15
Pembacaan Keputusan
27
17/P/MKDKI/IV/2013
29-Okt-15
Diberhentikan
28
23/P/MKDKI/VII/2014
24-Nov-15
Dicabut
29
54/P/MKDKI/XII/2014
29-Okt-15
Ditutup teradu meninggal
30
37/P/MKDKI/VIII/2013
21-Des-15
Pembacaan Keputusan
31
59/P/MKDKI/XI/2013
02-Des-15
Tidak diterima
5. Capaian Program/Kegiatan di Bidang Kesekretariatan KKI
Dalam bidang pengembangan organisasi manajemen Kesekretariatan KKI, upaya menuju pelayanan prima dan tata pemerintahan yang baik terus dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2015 capaian yang diperoleh KKI dalam bidang ini antara lain adalah telah diperkuatnya aplikasi registrasi online dimana 80% dokter dan dokter gigi lulusan baru telah menggunakan aplikasi registrasi online di tahun 2015. Sekretariat KKI juga sedang menyiapkan sistem interoperabilitas registrasi online untuk proses registrasi ulang dokter dan dokter gigi bekerjasama dengan PB IDI dan PB PDGI. Sertifikasi ulang (resertifikasi) ISO 9001:2008 untuk layanan Registrasi juga telah dilaksanakan. Konsil Kedokteran Indonesia
25
Di bidang kepegawaian sebagaimana acuan dari Kementerian Aparatur Negara, Sekretariat KKI telah meyusun kontrak kinerja pegawai setiap tahunnya (SKP). Dengan kontrak kinerja ini nantinya diharapkan para pegawai di lingkungan KKI akan bekerja lebih maksimal.
Dalam rangka memperbaiki pola pelayanan dan kerja pada Sekretariat KKI sehingga lebih terukur, maka di tahun 2015 telah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan Standar Prosedur Operasional (SPO), antara lain SPO pengelolaan dan pencatatan PNBP, Registrasi, SPO Pengumpulan Data Evaluasi Kinerja, dan SPO Penerimaan Pengaduan dan Penanganan Kasus Penegakkan Disiplin. Agar proses pengelolaan keuangan berjalan lancar dan dapat dipertanggungjawabkan, Sekretariat KKI telah mengembangkan sistem pengelolaan keuangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk proses pembayaran registrasi dan telah mendapat sertifikasi ISO 9001:2008 dan pada tahun 2015 mendapat resertifikasi ISO 9001:2008.
Disamping hal-hal tersebut di atas, dalam hal publikasi program-program KKI, Sekretariat KKI pada tahun 2015 telah membuat Profil KKI secara elektronik, menyelenggarakan talkshow di televisi dan radio, penerbitan Newsletter KKI setiap 2 (dua) bulan, dan mengikuti pameranpameran tingkat nasional.
Dalam rangka peningkatan dan menunjang program pemerintah sesuai dengan Inpres Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 tahun 2014 tetang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan serta mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih di lingkungan Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, maka dipertengahan tahun 2015, Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia telah dilakukan pembimbingan, review dan penilaian dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan untuk dijadikan Satuan Kerja dalam kategori Wilayah Bebas Korupsi (WBK) sejak pertengahan tahun 2015 dan telah mendapat predikat Satuan Kerja dalam Wilayah Bebas Korupsi dengan didapatnya piagam penghargaan dari Menteri Kesehatan RI.
6. Capaian KKI lainnya
26
Sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya, untuk memperkuat kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh KKI dan dalam rangka terus memperkuat penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik (adoption best practise), di tahun 2015 KKI telah melakukan upaya penguatan kerjasama dan mengikuti perundingan jasa dokter dan dokter gigi baik di tingkat Nasional, Regional maupun International. Capaian KKI tentang hal ini, antara lain :
Laporan Tahunan 2015
a. Penguatan kerjasama KKI pada tingkat Nasional
Selain penguatan kerjasama di tingkat regional dan global/internasional, KKI juga memperkuat kerjasama di Nasional dengan berbagai institusi terkait fungsi dan tugas KKI sebagaimana yang diamanahkan oleh UU Nomor 29 Tahun 2004. Adapun capaian KKI pada tahun 2015 terkait penguatan kerjasama antar Institusi dan Lembaga yaitu : 1) KKI telah menandatangi Nota Kesepahaman dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) dan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB-PDGI) tentang Integrasi Sistem Data Dokter dan Dokter Gigi Indonesia menuju Implementasi E-Registrasi dalam rangka mewujudkan integrasi sistem informasi yang dimiliki oleh para pihak menjadi satu jaringan sistem informasi e-registrasi dokter/dokter gigi Indonesia. 2) Dalam rangka meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan dan pembinaan profesi kedokteran, KKI telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) tentang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pelayanan Kedokteran. 3) Dalam rangka mensosialisasikan dan menyampaikan upaya solusi kepada pengandil dan masyarakat peran KKI sebagai regulator dan penjaga mutu terkait kebijakan dalam penyelenggaraan praktik kedokteran antara lain melalui penerbitan newsletter, press release, artikel dan press conference serta talkshow 30 Menit Bersama KKI di sejumlah 13 episode saluran (channel) Forum Dokter Indonesia, maupun media lain yang merupakan afiliasi dari pihak PT Gramedia Media Nusantara, KKI telah menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan PT Gramedia Media Nusantara, dan kunjungan kerja ke berbagai media elektronik antara lain Elshinta, RRI, dan lain-lain. 4) KKI juga berperan aktif sebagai anggota yang ditugaskan mewakili KKI dalam tim Pokja Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan Tinggi, maupun mewakili KKI sebagai anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa Kesehatan (TKBJK), Tim koordinasi perijinan TKWNA dan TIMPORA di Kementerian Kesehatan RI. 5) Dalam rangka meningkatkan mutu dan profesionalisme dokter dan dokter gigi sebagai tenaga strategis bangsa, KKI bekerjasama dengan Lemhannas RI menyelenggarakan TAPLAI untuk para pengandil dokter dan dokter gigi serta menugaskan Komisioner KKI ikut dalam Program Pendidikan Singkat Angkatan ke- XX untuk Para Pemimpin Nasional di Lemhanas RI.
b. Penguatan kerjasama KKI pada tingkat regional ASEAN
Dalam rangka menghadapi implementasi AEC 2015, KKI selaku Professional Regulatory Authority (PRA) di Indonesia bersama Kementerian Kesehatan berperan aktif menghadiri pertemuan perundingan jasa dokter dan dokter gigi di tingkat Asean, yaitu ASEAN Joint Coordinating Committee for Medical Practitioners dan ASEAN Joint Coordinating Committee for Dental Practitioners pada bulan Januari dan Agustus 2015 sebagai bagian dari Pertemuan ASEAN CCS (Coordinating Committee Services). Hasil dari pertemuan negosiasi tersebut disepakati adanya pertukaran informasi terkait Domestic Regulations antara lain regulasi tentang Esthetic Medicine dan Stemcell Therapy; menyepakati mekanisme dan persyaratan untuk perpindahan jasa dokter dan dokter gigi di Asean serta peluang capacity Konsil Kedokteran Indonesia
27
building bagi dokter dan dokter gigi antar negara sesuai tujuan ASEAN; serta menyepakati roadmap country implementation plan untuk pelaksanaan ASEAN MRA pada tahun 2015. Sebagai tindak lanjut KKI telah melakukan koordinasi untuk penguatan regulasi domestik bersama para pengandil, serta penyiapan pengaturan pertukaran data dan informasi terkait regulasi dan kondisi praktik kedokteran di Indonesia melalui website KKI www.kki. go.id.
c. Penguatan kerjasama KKI pada tingkat Regional SEAR
KKI mengikuti Video Conference untuk Medical Council anggota Negara South East Asia Region (SEAR), yang didukung oleh WHO SEARO. Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan penugasan KKI sebagai koordinator kelompok kerja penyusunan core competencies for medical graduates. Pembahasan lebih lanjut telah diadakan pada technical meeting MCN SEAR bulan Agustus 2015 di Bhutan.
d. Penguatan kerjasama KKI pada tingkat Global/Internasional
Pada bulan September 2014, KKI selaku anggota telah menghadiri Biannual meeting International Association for Medical Regulatory Authorities (IAMRA) di London, sekaligus kunjungan kerja ke General Medical Council. Pada pertemuan ini diperoleh informasi tentang kepemimpinan IAMRA yang baru, penetapan agenda kerja IAMRA periode selanjutnya, penguatan networking antar anggota IAMRA, serta berbagai referensi untuk meningkatan kapasitas KKI dalam membuat regulasi bersifat universal.
e. Penghargaan
Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia meraih penghargaan dari Menteri Kesehatan RI sebagai Unit Kerja yang menerapkan Indikator Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) tahun 2015.
D. PENYERAPAN ANGGARAN TAHUN 2015 Pelaksanaan berbagai program dan kegiatan KKI di tahun 2015, didukung dengan ketersediaan dana APBN dan PNBP tahun 2014. Berikut data penyerapan anggaran KKI tahun 2015.
28
Laporan Tahunan 2015
NO
KEGIATAN
Anggaran 2015 Pagu
Realisasi
%
1
Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi
1,250,000,000
1,037,621,498
83.01%
2
Laporan Layanan Surat Tanda Registrasi Dokter dan Dokter gigi
4,941,300,000
4,094,234,044
82.86%
3
Pengembangan Media Informasi
1,020,420,000
904,766,670
88.67%
4
Kebijakan dan Ketentuan KKI
5,470,117,000
5
Dokumen Perencanaan Penganggaran, Program Pembinaan dan Evaluasi
4,229,863,000
3,144,028,271
74.33%
6
Layanan Perkantoran
14,149,182,000
8,417,178,834
59.49%
7
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
710,000,000
695,046,000
97.89%
8
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
92,000,000
89,809,000
97.62%
9
Perbaikan Sarana Fasilitas Gedung
1,136,000,000
950,739,500
83.69%
TOTAL
32,998,882,000
3,662,760,738
22,996,184,555
66.96%
69.69%
E. TANTANGAN/KENDALA Meskipun banyak kegiatan yang dilakukan KKI pada tahun 2015 telah memperoleh hasil, namun ada beberapa hal yang mengandung potensi dan tantangan, antara lain : 1. Tantangan pelaksanaan program/kegiatan di bidang pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi a. Implementasi standar pendidikan profesi dan standar kompetensi dokter oleh institusi pendidikan kedokteran masih mengalami banyak kendala, yaitu belum siapnya rumah sakit pendidikan utama, kurangnya sumber daya manusia (dosen/staf pengajar), kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya pemahaman dan koordinasi pimpinan Universitas sebagai pihak pengambil kebijakan tentang penerapan standar pendidikan profesi dan standar kompetensi dokter/dokter gigi. Kendala-kendala tersebut sangat bervariasi di masing-masing institusi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi; b. Masih adanya ketidaksamaan persepsi pengandil KKI terkait dengan pengembangan sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi yang lebih baik; c. Adanya permasalahan tumpang tindih kompetensi antara dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang masih dalam proses pengaturan kompetensi; d. Masih kurangnya pemahaman para pengandil tentang aturan penyelenggaraan alih ilmu pengetahuan dan teknologi oleh dokter dan dokter gigi WNA; e. Kurangnya pemahaman para pengandil tentang aturan penyelenggaraan adaptasi dokter dan dokter gigi WNI lulusan luar negeri; Konsil Kedokteran Indonesia
29
Masih adanya ketidaksamaan persepsi pengandil KKI terkait dengan pengembangan sistem pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi yang lebih baik f. Untuk penempatan peserta adaptasi disesuaikan dengan jadwal dan kuota penerimaan di
institusi pendidikan dokter dan dokter gigi; g. Dari segi anggaran untuk penyerapan, kendala berasal dari peserta daerah yang tidak menginap dan pulang tidak sesuai jadwal acara sehingga penyerapan untuk penginapan dan akomodasi tidak sesuai yang direncanakan.
2. Tantangan pelaksanaan program/kegiatan di bidang registrasi a. Masih terdapat ketidaksamaan persepsi tentang pemberlakuan STR dokter/dokter gigi
Peserta PPDS/PPDGS di Institusi Pendidikan; b. Masih banyaknya dokter dan dokter gigi yang belum melakukan registrasi ulang, dikarenakan kurang pahamnya dokter dan dokter gigi tentang tata cara registrasi ulang, sehingga banyak terjadi keterlambatan baik di kolegium maupun di organisasi profesi. Selain itu banyak dokter dan dokter gigi yang tidak lagi melakukan praktik kedokteran (dokter di birokrasi dan manajemen) juga menjadikan sebab banyaknya dokter dan dokter gigi yang tidak melakukan registrasi ulang; c. Perlunya pembinaan/pengawasan dari pihak Organisasi Profesi, Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kesehatan mengenai kebijakan/peraturan di daerah tentang perizinan praktik kedokteran WNA dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia dalam hal penjagaan dan sanksi yang diberikan terhadap dr/drg WNA; d. Kurang terpadunya Surat Tanda Registrasi (STR) dengan informasi data SIP dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Hal ini dikarenakan kurangnya koordinasi Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota dengan KKI, sehingga data SIP tidak dikirimkan secara rutin kepada KKI; e. Kurang memahami tentang UU PK, serta Surat Tanda Registrasi (STR) bahwa dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki STR, karena STR adalah pengakuan Negara terhadap kewenangan dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik; f. Kebijakan tentang AFTA akan memberi peluang dokter dan dokter gigi WN ASEAN dapat melakukan praktik kedokteran di Indonesia dan sebaliknya. KKI telah menyelesaikan regulasi yang menjamin kompetensi dokter dan dokter gigi WNA yang akan berpraktik di Indonesia, namun demikian perlu aturan tentang penyelenggaraan bakti sosial oleh dokter dan dokter gigi WNA secara tersendiri, disamping aturan tentang penyelenggaraan alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi oleh dokter dan dokter gigi WNA yang sudah terlebih dahulu diatur oleh KKI. 3. Tantangan pelaksanaan program/kegiatan di bidang pembinaan penyelenggaraan praktik kedokteran a. Perlu ditingkatkannya koordinasi sistem pembinaan dokter dan dokter gigi antara KKI dengan pengandil; 30
Laporan Tahunan 2015
b. Sinkronisasi dan harmonisasi regulasi terkait praktik kedokteran dengan pemangku
kepentingan; c. Bimbingan teknis dalam rangka pengawalan implementasi regulasi yang telah diproduksi KKI; d. Sistem pembinaan dalam konteks pencegahan, perlu dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir.
4. Tantangan pelaksanaan program/kegiatan penegakkan disiplin profesi kedokteran
dan kedokteran gigi a. Adanya revisi Perkonsil 20 Tahun 2014 menjadi Perkonsil 32 Tahun 2015 sehingga membutuhkan sinkronisasi tata cara di antara majelis; b. Kurangnya melibatkan unsur Pemda dalam sistem penegak hukum lain tentang proses penyelesaian pengaduan di MKDKI; c. Kompleksitas suatu pengaduan mempengaruhi proses penyelesaian suatu pengaduan yang masuk ke MKDKI; d. Persepsi mengenai “confidential” dari MKDKI; e. Perlu penetapan perjanjian kerja terkait laporan akuntabilitas kinerja MKDKI; f. Perlu komitmen dari Anggota MKDKI dalam melaksanakan tugasnya.
5. Tantangan pelaksanaan program/kegiatan kesekretariatan KKI a. Sistem Akuntabilitas KKI (SAKIP) yang belum berjalan, saat ini yang ada SAKIP Sekretariat
KKI yang setiap tahun direview. KKI belum mempunyai penetapan kinerja tahunan; b. Struktur organisasi Sekretariat KKI yang belum sesuai dengan beban pekerjaan, dan juga masih ada benturan dengan bidang kewenangan KKI dan MKDKI; c. Prasarana perkantoran yang perlu terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan tugas; d. Sistem Informasi dan Teknologi (IT) yang mendukung semua program KKI yang masih perlu penyempurnaan.
F. HARAPAN
Berdasarkan hasil capaian KKI di tahun 2015, dan proses pelaksanaan program dan kegiatan, harapan KKI ke depan dan yang menjadi target program KKI di 2016 adalah : 1. Praktik kedokteran dapat dipahami oleh para pengandil dan seluruh masyarakat sebagai bagian dari ketahanan kesehatan masyarakat dan bangsa. Ketahanan kesehatan masyarakat itu sendiri merupakan bagian dari ketahanan nasional, oleh karena itu praktik kedokteran merupakan salah satu isu strategis. Untuk itu perlu dikembangan beberapa pemikiran yang dapat diregulasikan secara harmonis oleh KKI bersama Kementerian terkait seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dan lain-lain terkait hal-hal sebagai berikut: a. Strategi penjagaan mutu lulusan serta kebutuhan produksi dokter dan dokter gigi sesuai dengan jumlah penduduk, wilayah, jenis pelayanan yang ideal. b. Strategi dalam hal pemantauan dan evaluasi pelaksanaan standar pendidikan, standar kompetensi, penjaminan mutu dan akreditasi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi. Konsil Kedokteran Indonesia
31
Meningkatkan jejaring kerjasama dan dukungan berbagai pihak untuk penguatan peran Konsil Kedokteran Indonesia secara nasional dan internasional. c. Strategi peningkatan profesionalisme dokter dan dokter gigi sebagai “Tenaga Strategis
Bangsa” agar dapat mendukung program distribusi dan retensi dokter dan dokter gigi di daerah melaksanakan pelayanan JKN. 2. Mengingat banyaknya pengandil lintas kementerian yang juga berwenang mengatur perijinan dan melakukan pembinaan/pengawasan bagi dokter dan dokter gigi WNA di Indonesia, KKI perlu melakukan sosialisasi dan harmonisasi peraturan registrasi sementara, registrasi bersyarat dan alih iptek kedokteran bagi dokter dan dokter gigi WNA, beserta mekanisme pembinaan dan pengawasannya bersama Kemenkes RI, Kemendag RI, Kemenristekdikti RI, Organisasi Profesi dan para pengandil di Pusat dan Daerah. 3. Tercapainya kesepakatan dari para kolegium untuk penyetaraan kompetensi dokter dan dokter gigi se-ASEAN sehingga dokter dan dokter gigi Indonesia memiliki daya saing serta masyarakat mendapatkan kepastian pelayanan kedokteran yang aman dan bermutu. 4. Pembangunan sistem online KKI untuk permohonan adaptasi dokter/dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis WNI lulusan luar negeri. 5. Pembangunan sistem online KKI untuk permohonan alih ilmu pengetahuan kedokteran/ kedokteran gigi. 6. Pengesahan KKI terhadap revisi standar pendidikan dan standar kompetensi yang diajukan oleh Kolegium dokter spesialis dan dokter gigi spesialis. 7. Upaya meningkatkan jejaring kerjasama dan dukungan berbagai pihak untuk penguatan peran Konsil Kedokteran Indonesia secara nasional dan internasional. 8. KKI perlu memiliki wadah secara terstruktur untuk pengelolaan sistem informasi KKI yang meliputi bidang pendidikan profesi, registrasi, pembinaan, dan MKDKI yang dapat diakses oleh dokter dan dokter gigi serta masyarakat diseluruh Indonesia. 9. Konsistensi penyampaian informasi baik kepada para pengandil maupun dokter dan dokter gigi dalam perpanjangan STR secara tepat waktu agar tidak terjadi kekosongan hukum/ legalitas praktik kedokteran yang berpotensi mendapatkan gugatan dari konsumen/ masyarakat. 10. Koordinasi pembinaan dokter dan dokter gigi antara KKI dan pengandil terkait, terutama pembinaan bagi dokter dan dokter gigi yang terkena sanksi disiplin. 11. Monitoring dan evaluasi secara luas terhadap fungsi MKDKI sebagai penegak disiplin kedokteran/kedokteran gigi dan pelaksanaan keputusan di tingkat daerah. 12. Terwujudnya efektifitas dan efisiensi organisasi dan tata laksana Sekretariat KKI sesuai beban kerja dan kewenangan dalam rangka memfasilitasi kinerja KKI dan MKDKI. 13. Terimplementasikannya sistem akuntabilitas kinerja bagi KKI dan MKDKI sebagai Lembaga Negara yang independen dalam menjalankan tugasnya.
32
Laporan Tahunan 2015
BAB III
PENUTUP
V
isi KKI di tahun 2015 sesuai Renstra adalah menjadi regulator praktik kedokteran untuk mewujudkan profesionalisme dokter dan dokter gigi di Indonesia yang melindungi masyarakat. Misi KKI adalah meningkatkan mutu, mempertahankan, dan memastikan penerapan standar tertinggi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi, memelihara dan meningkatkan profesionalisme dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran melalui upaya pemeliharaan registrasi, pembinaan, dan penegakkan disiplin profesi dalam rangka melindungi masyarakat, dan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas manajemen dalam mendukung penyelenggaraan program KKI yang harus dibuktikan dengan tepatnya pelaksanaan program KKI per tahun yang dimulai di tahun 2011. Laporan Tahunan KKI tahun 2015 merupakan bagian dari pertanggunggjawaban KKI sebagai Lembaga Negara yang dibentuk oleh Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Laporan ini juga merupakan alat ukur pencapaian Visi Misi KKI tahun 2011-2015, sebagai media informasi dan komunikasi antara KKI dengan para pengandil serta masyarakat kedokteran dan kedokteran gigi. Laporan ini kiranya dapat menjadi acuan bagi penyelenggaraan program berikutnya, dan menjadi salah satu referensi KKI bersama para pengandil dalam membuat kebijakan dan regulasi di bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Semoga laporan ini bermanfaat bagi seluruh unsur-unsur yang ada di dalam KKI.
Jakarta, Januari 2016 Konsil Kedokteran Indonesia, Ketua
Prof.dr. Bambang Supriyatno, Sp.A (K) Konsil Kedokteran Indonesia
33
Lampiran
34
Laporan Tahunan 2015
Konsil Kedokteran Indonesia
35
Dr. dr. Sukman Tulus Putra, Sp.A (K), FACC, FESC
Ketua Divisi Pendidikan KK
Dr. dr. Meliana Zailani, MARS
Ketua Divisi Pembinaan KK
Ketua Divisi Registrasi KK
Prof. dr. Wiwien Heru Wiyono,Ph.D,Sp.P(K)
Prof. Dr. dr. Herkutanto, Sp.F (K), SH, LLM, FACLM
Ketua Konsil Kedokteran
MKDKI
Wakil Ketua I
Anggota
Prof.Dr.drg. Eky Soeria Soemantri, Sp.Ort(K)
Anggota
Prof. Dr. dr. Nancy Margarita Rehatta, Sp.An, KIC, KNA
Dr. Leila Mona Ganiem, S.Pd, M.Si
Dra. Sri Haruti Indah Suksmaningsih, MPM
Anggota
Anggota drg. Astuty, MARS
Anggota
Anggota
Wakil Ketua II
drg. Grace Virginia Gumuruh, MM, Sp.KG
Ketua Divisi Pendidikan KKG
Dr. drg. Zaura Anggraeni, MDS
Ketua Divisi Pembinaan KKG
Ketua Divisi Registrasi KKG
Prof. drg. Heriandi Sutadi, Sp.KGA (K), Ph.D
Prof. drg. Armasastra Bahar, Ph.D
Sekretariat KKI
Konsil Kedokteran Gigi
Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro
Prof. Dr. I. Oetama Marsis, Sp.OG
Dr. drg. Laksmi Dwiati, MHA
Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, Sp.A (K)
Ketua
STRUKTUR ORGANISASI KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
STRUKTUR ORGANISASI MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA (MKDKI)
KETUA Prof. Dr. Med. Ali Baziad, SpOG
Wakil Ketua Dr. Sabir Alwy, SH, MH
36
Laporan Tahunan 2015
Sekretaris H. Bambang Kusnandir, drg, SpPros
1.
Anggota Prof. Umar Fahmi Achmad, MD, MPH, PHD
2.
drg. H. Edi Sumarwanto, MM, MH.Kes
3.
Dr. Rullyanto Wirahardja, MPH, DFM, SH, MH.Kes
4.
Dr. Grita Sudjana, drg, MHA
5.
Dr. Hargianti Dini Iswandari, drg, MM
6.
Akhiar Salmi, SH, MH
Kepala Bagian Pelayanan Hukum
Kasubbag Penyusunan Peraturan
Kepala Bagian Registrasi
Kasubbag Registrasi Sementara
Kasubbag Pendidikan Dokter
SEKRETARIS
STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Kepala Bagian Standardisasi Pendidikan
Kasubbag Persidangan
Kasubbag Bantuan Hukum
Kasubbag Registrasi Bersyarat
Kasubbag Registrasi Herregistrasi
Kasubbag Pendidikan Dokter Spesialis
Kasubbag Pendidikan Berkelanjutan
Konsil Kedokteran Indonesia
37
Kasubbag Humas
Kasubbag Keuangan
Kasubbag TU dan Kepegawaian
Kepala Bagian Aministrasi Umum dan Humas
38
Laporan Tahunan 2015
Tabel No. 1 Daftar Fakultas Kedokteran Penyelengara PPDS Tahun 2015
Konsil Kedokteran Indonesia
39
8
7
6
5
4
3
JUMLAH
BEDAH MULUT
RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI
PERIODONSIA
ORTHODONSIA
PENYAKIT MULUT
KEDOKTERAN GIGI ANAK
KONSERVASI GIGI
PROSTHODONSIA
2
1
PROGRAM STUDI
NO.
7
X
X
X
X
X
X
X
UI
4
X
X
X
X
USU
3
X
X
X
UNHAS
7
X
X
X
X
X
X
X
UGM
7
X
X
X
X
X
X
X
UNAIR
Tabel No. 2 Daftar Fakultas Kedokteran Gigi Penyelenggara PPDGS 2015
8
X
X
X
X
X
X
X
X
UNPAD
6
1
37
4
1
5
4
4
7
6
JUMLAH
X
TRISAKTI
Tabel No.3 REKAPITULASI DOKTER/DOKTER GIGI SPESIALIS/DOKTER SPESIALIS YANG TERREGISTRASI DI KKI SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015
40
Laporan Tahunan 2015
0
RIAU
263 83
213
LAMPUNG
RIAU
104
KALTENG
KAL TIM
105
SULTENG
Konsil Kedokteran Indonesia
40
MAL UT
PAPUA
96
35
59
PAPUA BARAT
66
SULBAR
42
MALUKU
165
SULTRA
406
968
1340
449
525
205
603
745
227
193
296
123
2.363
1.185
603
962
948
699
282
0
GORONTALO
SULSEL
155
SUL UT
KALTARA
57
181
KAL BAR
231
175
NTT
KALSEL
184
NTB
BALI
1619
4024
4000
BANTEN
1003
3.874
3.364
5.294
3.394
6.000
DIY
10.481 13.431
14.000
JA TIM
1719
4099
788
2.010
2.681
2.881
8.410
12.000
JA TENG
JA BAR
5311
386
595
1.179
2.763
2.860
17.002
16.747
18.000
DKI
BA BEL
398
115
SUMSEL
671
BENGKULU
203
2.000
JAMBI
1000
707
2000
1744
10.000
SUMBAR
392
4.000
SUM UT
ACEH
Grafik Dokter Terregristrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2015
16.000
8.000
Grafik Dokter Gigi Terregristrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2015
6000
5000
3000
41
ACEH
42
Laporan Tahunan 2015
3
11
5
9
LAMPUNG
BA BEL
RIAU
DIY
9
NTB
1
2
PAPUA
PAPUA BARAT
MAL UT
MALUKU
SULBAR
GORONTALO
SULTRA
SULSEL
8
SUL UT
6
61
4
KALTARA
SULTENG
32
KAL TIM
16
6
KALTENG
KALSEL
9
KAL BAR
NTT
37
BALI
BANTEN
124
214
500 471
611
600
JA TIM
200
137
204
291 419 47
KALSEL
34 61 34 44
SULBAR MAL UT PAPUA
PAPUA BARAT
132
83 GORONTALO MALUKU
112 SULTRA
SULSEL
SULTENG
SUL UT
KALTARA
KAL TIM
KALTENG
443 151
115 220 128 NTT KAL BAR
171
NTB
BALI
BANTEN
JA TIM
DIY
JA TENG
JA BAR
DKI
RIAU
318 86
1308
1125 1061
1136
1828
2935
3000
JA BAR
809
673 523 198 769 94
BA BEL
LAMPUNG
BENGKULU
SUMSEL
JAMBI
RIAU
SUMBAR
470
4217
4142
5000
JA TENG
2
15
SUMSEL
BENGKULU
800
DKI
4
JAMBI
RIAU
0
18 22
100 SUM UT
ACEH
0
79
2000
SUMBAR
18
1000
SUM UT
5990
Grafik Dokter Spesialis Terregristrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2015
7000
6000
4000
Grafik Dokter Gigi Spesialis Terregristrasi di KKI Per Provinsi Berdasarkan Alamat Korespondensi Data Per 31 Desember 2014
700
400
300
Konsil Kedokteran Indonesia
43
4.161
12.061
807
1.584
4.097
3.863
8.162
2.602 25.714
28.857
1.214
5.746
22.283
560
22.283
841
1.358
5.430
1.723
313
1.326
2.509
Total Dokter, Dokter Gigi, Dokter Gigi Spesialis & Dokter Spesialis Per 31 Desember 2015: 168 823
3.677
6.583
226
783
991
410
727
2.969 273
419
PETA SEBARAN DOKTER, DOKTER GIGI, DOKTER GIGI SPESIALIS & DOKTER SPESIALIS BERDASARKAN ALAMAT KORESPONDENSI PER 31 DESEMBER 2014
306
976
44
Laporan Tahunan 2015
Dokter Spesialis Jiwa
Dokter Spesialis Kelautan
Dokter Spesialis Nuklir
Dokter Spesialis Okupasi
Dokter Spesialis OR
Dokter Spesialis kedokteran Penerbangan
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
Dokter Spesialis Mata
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik
Dokter Spesialis Obsteri dan Ginekologi
Dokter Spesialis Onkologi Radias
Dokter Spesialis Orthopaedi Traumatologi
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Dokter Spesialis Radiologi
Dokter Spesialis Saraf
Dokter Spesialis THT-EKL
Dokter Spesialis Urologi
32
33
34
35
Dokter Gigi Spesialis KGA
Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi
Dokter Gigi Spesialis Ortodensia
Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut
Dokter Gigi Spesialis Periodonsia
Dokter Gigi Spesialis Prostodensia
Dokter Gigi Spesialis RKG
2
3
4
5
6
7
8
GRAND TOTAL DPKTER & DOKTER GIGI
Dokter Gigi Spesialis KGA Bedah Mullut MF
1
DOKTER GIGI SPESIALIS
Dokter Gigi
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan PD
30
31
3.677
4
3
1
2
3
2
3
18
329
6
24
32
12
8
5
17
9
1
55
1
33
18
11
6
67
Dokter Spesialis FRM
13
15
Dokter Spesialis Gizi Klinik
12
2
Dokter Spesialis Patologi Klinik
Dokter Spesialis Forensik
11
Dokter Spesialis Patologi Anatomi
Dokter Spesialis Farmakologi Klinik
10
2
3
29
Dokter Spesialis TKV
9
28
Dokter Spesialis Saraf
8
2
Dokter Spesialis Parasitologi Klinik
Dokter Spesialis Plastik
7
2
43
Dokter Spesialis Paru
Dokter Spesialis Anak
6
26
Dokter Spesialis Bedah
5
28
67
470
2800
ACEH
27
Dokter Spesialis Andrologi
Dokter Spesialis Anestesiologi
Dokter Spesialis Anak
2
3
Dokter Spesialis Akupuntur
1
4
DOKTER SPESIALIS (35 JENIS SP)
Dokter
I
II
KOMPETENSI
NO
SUMUT
12.061
2
3
4
1
38
11
6
14
79
1.744
14
106
74
39
32
239
88
43
82
31
5
286
8
80
106
1
54
4.161
1
2
1
5
3
2
4
18
707
6
34
36
13
4.097
2
1
10
4
1
4
22
671
5
23
22
15
8
57
103
17
14
11
23
8
1
96
1
30
28
2
1
7
4
2
3
1
5
4
1
47
30
1
74
523
2881
RIAU
24
15
41
1
13
2
82
2
54
24
1
1
19
5
7
3
4
2
2
3
1
67
24
1
68
673
2763
SUMBAR
7
11
3
3
14
7
3
161
94
252
1828
8410
JAMBI
1.584
1
2
1
4
203
2
10
6
5
5
29
6
7
6
4
38
11
7
4
1
1
1
19
13
23
193
1179
SUMSEL 3.863
2
1
4
3
2
3
15
398
4
46
25
13
9
137
11
24
5
1
9
155
62
33
1
2
7
6
2
3
3
4
3
1
74
30
1
97
1
769
2681
BENGKULU 807
1
1
1
3
115
1
4
4
3
11
4
2
2
2
19
4
2
2
14
7
13
94
595
LAMPUNG 2.602
2
3
1
2
3
11
263
2
12
15
17
3
42
14
6
10
7
50
16
9
4
3
1
2
2
1
43
19
40
1
318
2010
560
3
1
1
5
83
5
3
5
2
12
4
2
2
1
15
4
3
2
11
4
11
86
385
KEPRI 1.214
2
1
1
2
3
9
213
2
9
5
9
4
18
6
6
7
1
38
13
10
1
3
3
1
1
2
1
16
14
34
204
788
28.857
2
111
72
32
199
206
89
96
809
5.311
99
233
251
236
217
585
168
77
183
6
171
26
770
28
327
310
12
24
51
13
7
227
159
89
33
16
42
56
60
15
347
383
9
696
60
5990
16747
JABAR 25.714
8
58
28
11
122
85
73
86
471
4.099
56
178
193
185
95
431
160
59
81
106
7
519
8
252
179
6
12
15
11
1
135
103
33
17
2
9
56
10
17
306
284
4
595
15
4142
17002
JATENG 15.272
16
10
39
38
13
21
137
1.719
25
167
166
136
39
402
97
42
66
2
69
7
338
13
161
146
1
1
2
2
115
78
15
27
1
3
17
10
8
280
197
6
308
2935
10481
DIY 5.746
1
23
12
1
60
56
34
28
214
1.003
13
49
88
53
21
167
49
22
8
25
3
125
4
64
66
1
1
1
44
11
1
8
1
3
5
2
3
99
64
1
143
1135
3394
JATIM 22.283
4
84
50
19
124
195
90
45
611
4.024
57
183
215
217
138
418
196
85
166
6
168
7
490
22
281
181
1
123
102
4
19
3
14
53
41
9
297
258
28
434
2
4217
13431
BANTEN 8162
17
9
4
18
33
26
17
124
1.619
11
34
66
41
38
114
32
10
27
30
1
151
5
64
50
2
10
16
3
27
24
14
3
2
9
20
8
2
77
81
3
166
6
1125
5294
BALI 5.430
1
6
3
1
7
8
7
4
37
968
8
57
56
34
18
119
17
23
9
35
2
174
7
49
54
37
7
8
5
1
2
7
6
2
91
102
4
127
1061
3364
NTB 1.326
1
1
1
2
1
2
1
9
184
2
11
6
7
2
22
8
2
4
4
1
27
1
15
10
4
2
2
1
13
9
18
171
962
991
1
1
2
175
5
3
10
2
24
6
4
18
6
3
2
2
13
4
13
115
699
1.358
1
2
1
2
3
9
181
2
7
9
16
2
28
9
3
5
4
34
11
6
8
3
1
1
5
24
14
1
27
220
948
841
2
1
2
1
6
104
1
7
5
9
3
22
10
2
1
2
18
6
4
3
2
1
1
13
7
11
128
603
KALSEL 1.723
1
2
1
2
7
1
2
16
231
4
8
17
9
5
38
20
7
5
9
1
36
1
16
9
1
10
7
3
3
1
4
1
24
18
34
291
1185
KALTIM 2.509
2
10
6
4
10
32
406
5
21
18
16
7
44
19
6
13
15
64
24
21
1
8
11
3
3
4
2
4
39
27
44
419
1662
KALTARA 313
1
2
1
4
57
3
2
2
1
8
4
2
1
8
1
1
1
3
4
1
8
47
205
SULUT 2.969
2
3
1
2
8
155
3
10
20
8
10
80
6
7
3
2
3
68
2
45
19
1
6
11
2
3
2
2
37
18
5
66
443
2363
SULTENG 783
1
1
2
105
1
6
13
11
2
20
5
2
2
21
10
9
5
2
2
1
18
6
15
151
525
SULSEL 6.583
1
15
3
8
15
8
11
61
1.340
10
86
81
83
13
152
63
25
8
39
1
152
3
65
71
1
48
6
30
4
1
1
9
4
5
128
93
126
1308
3874
727
1
1
165
6
7
6
2
14
9
2
1
3
19
3
4
4
2
12
6
12
112
449
SULTRA
KALTENG
KALBAR
NTT
DKI
BABEL
Data Sebaran Dokter, Dokter Gigi, Dokter Gigi Spesialis & Dokter Spesialis yang Terregristrasi di KKI Th 2005 S/D 31 Desember 2015 GORONALO 410
1
1
1
3
42
5
4
4
3
12
4
1
4
10
4
5
1
8
6
12
83
282
226
1
1
1
3
66
2
2
1
4
3
6
2
1
1
4
1
7
34
123
419
2
1
3
59
3
4
2
1
7
2
2
3
9
5
4
1
1
1
2
1
8
1
4
61
296
MALUT 273
1
3
1
1
6
40
1
2
1
7
2
1
6
2
2
5
5
34
193
PAPUA BARAT 306
0
35
1
1
4
6
2
10
3
8
2
7
44
227
PAPUA 976
1
1
1
3
96
1
4
3
3
2
10
7
1
4
3
15
10
7
3
2
1
1
22
6
27
123
745
JUMLAH
MALUKU
SULBAR
168.823
20
354
204
76
663
692
376
370
2.755
26.910
339
1.357
1.442
1.228
712
3.449
1.084
503
784
18
778
65
3.903
106
1.700
1.404
22
53
91
32
8
924
571
224
158
37
89
274
166
80
2.374
1.851
64
3.586
85
29.561
109.597
Dokumentasi Kegiatan Tahun 2015 Konsil Kedokteran Indonesia & Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia
Kerjasama KKI Tingkat ASEAN : AJCCD, AJCCM dan HSSWG DELRI 13TH AJCCD ASEAN CCS 82 di Malaysia 2015
Kerjasama KKI di Tingkat Nasional : KKI Dengan Lemhannas RI TAPLAI LEMHANNAS RI Bagi Dokter & Dokter Gigi Pengandil KKI dan BPJS Tahun 2015
Kunjungan Kerja KKI ke Lemhannas RI, (Februari 2015)
Kunjungan Kerja KKI di Kantor Wakil Presiden RI, (September 2015)
Konsil Kedokteran Indonesia
45
Kunjungan Kerja KKI ke Menteri Komunikasi dan Informatika RI (November 2015)
Visitasi KKI ke Universitas Udayana - Bali (Maret 2015)
Kegiatan monitoring dan Evaluasi Implementasi Standar Pendidikan Dokter Gigi di FKG Universitas Samratulangi – Manado (September 2015)
46
Laporan Tahunan 2015
Kunjungan Kerja KKI ke Komisi Penyiaran RI
Visitasi Program Studi PPDS Bedah Umum ke Universitas Mulawarman – Samarinda (September 2015)
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Keputusan MKDKI di RSU Aziz dan Dinas Kesehatan Kota Medan (Oktober 2015)
Bimbingan Teknis Pemantapan Profesionalisme Dokter dan Dokter Gigi di Balikpapan (September 2015)
Bimbingan Teknis Pemantapan Profesionalisme Dokter dan Dokter Gigi di Mamuju – Sulawesi Barat (Oktober 2015)
Sarasehan “Dasawarsa KKI” (Mei 2015)
Bimbingan Teknis Pemantapan Profesionalisme Dokter dan Dokter Gigi di Kantor Gubernur Maluku Ambon (Juni 2016)
Bimbingan Teknis Pemantapan Profesionalisme Dokter dan Dokter Gigi di Samarinda (September 2015)
Kegiatan “Harmonisasi dan Sinergitas Unsur-unsur KKI” (Oktober 2015)
Konsil Kedokteran Indonesia
47
Rapat Koordinasi Nasional (Agustus 2015)
Sosialisasi dari BPJS Kesehatan di KKI (September 2015)
Sosialisasi dari Timpora dari Kemenkumham di KKI (September 2015)
48
Laporan Tahunan 2015
Kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan KKI dan BPJS di Lemhannas RI (Desember 2015)
Konferensi Pers KKI terkait gratifikasi dokter dan dokter gigi (November 2015)
Wawancara pers bersama ketua MKDKI (November 2015)
Kunjungan KKI ke Media Berita Satu (April 2015)
Talk Show KKI “Perlindungan Masyarakat Melalui Pengawalan Tenaga Medis “ di TV One (September 2015)
Penandatanganan Komitmen & Penandatanganan Kinerja 2015 (Januari 2015)
Talk Show KKI di Radio Elshinta (November 2015)
Kunjungan KKI ke LPP RRI (April 2015)
Kunjungan Menteri Kesehatan RI di Stan KKI pada kegiatan Pameran Hari Kesehatan Nasional 2015 (November 2015)
Konsil Kedokteran Indonesia
49
Stand KKI pada saat kegiatan Pameran Hospital Expo (Oktober 2015)
Sosialisasi Whistle Blowing System (WBS) di KKI (Oktober 2015)
Kegiatan Mindsetting Sekretariat KKI, Puskom Publik dan Pusat Intelegensia Kesehatan (Mei 2015)
50
Laporan Tahunan 2015
Pemberian Piagam WBK kepada Sekretariat KKI oleh Ibu Menteri Kesehatan RI (November 2015)
Sosialisasi Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di KKI (Oktober 2015)
Rakerkesnas Regional Tengah Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – Bali (Februari 2015)