KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
SALINAN PERATURAN
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR
KOMPETENSI
DOKTER
INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN
Menimbang
INDONESIA,
a. bahwa pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan dokter yang profesional melalui proses yang terstandardisasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat; b. bahwa standar kompetensi dokter yang diatur dalam Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 21AjKKIjKEP jIXj2006 tentang Pengesahan Standar Kompetensi Dokter perkembangan ilmu kedokteran;
perlu disesuaikan pengetahuan dan
dengan teknologi
c. bahwa untuk menyesuaikan kompetensi dokter dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, perlu disusun kembali standar kompetensi dokter; d. bahwa telah disusun revisi standar kompetensi profesi dokter yang merupakan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan profesi dokter; e. bahwa mempertimbangkan pelaksanaan ketentuan pasal 8 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; f.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu menetapkan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia; Mengingat : ... 1
Mengingat
1. Undang-Undang Pendidikan Indonesia
Nomor 20 Tahun
Nasional Tahun
(Lembaran
Undang-Undang Kedokteran
3.
2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran
Nomor 4301);
Nomor 29 Tahun
(Lembaran
Undang-Undang
Negara Republik Lembaran
Nomor
(Lembaran
36
Indonesia
Sakit (Lembaran
Negara Republik
153,
Tambahan
Nomor
Nomor
Republik Indonesia
Indonesia
Peraturan
Tahun
Negara Republik
tentang
Rumah
Tahun
Negara
2009
Republik
12
Nomor
Nasional Pendidikan Tahun
Tahun
2012
tentang
Negara Republik
Indonesia
Lembaran
Negara
Nomor 5336);
Pemerintah
2005
Organisasi
19 Tahun (Lembaran
2005
Tentang
Negara Republik
Nomor 41, Tambahan
Lembaran
Nomor 4496);
Konsil Kedokteran
2011 tentang Indonesia
Indonesia
Indonesia
158, Tambahan
Negara Republik Indonesia 7.
tentang
2009
Lembaran
Tinggi (Lembaran
2012
Standar
Tahun
Nomor 5072);
Undang-Undang
Peraturan
Indonesia
2009
Lembaran
Nomor 44 Tahun
Pendidikan
6.
Tahun
Undang-Undang
Tahun
Praktik
Nomor 5063);
Indonesia 5.
tentang
Negara Republik
Negara Republik
2009 Nomor 144, Tambahan
Nomor
2004
Nomor 4431);
Kesehatan
4.
Sistem Republik
2004 Nomor 116, Tambahan Indonesia
tentang
Negara
Negara Republik Indonesia 2.
2003
Indonesia
Nomor
1 Tahun
dan Tata Kerja Konsil Kedokteran
(Berita Negara Republik
Indonesia
Tahun
2012
Nomor 351); MEMUTUSKAN : Menetapkan
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA. Pasal 1 ...
2
Pasal 1
(1)
Standar
Kompetensi
Pendidikan
Dokter Indonesia
Profesi
Dokter
merupakan
bagian
Indonesia
yang
Indonesia
sebagaimana
dari Standar
disahkan
oleh
Konsil
Kedokteran Indonesia. (2)
Standar ayat
Kompetensi
(1) tercantum
terpisahkan
Dokter dalam
dari Peraturan
Lampiran
yang
dimaksud
pada
bagian
tidak
merupakan
Konsil Kedokteran Indonesia ini.
Pasal2
Setiap perguruan
tinggi yang menye1enggarakan
dalam mengembangkan
kurikulum
Dokter Indonesia sebagaimana
harus
dimaksud
pendidikan
menerapkan
dalam Pasal1
profesi dokter,
Standar
Kompetensi
ayat (2).
Pasa13
Pada
saat
Indonesia
peraturan Nomor
ini
mulai
berlaku,
21AjKKIjKEPjIXj2006
Kompetensi Dokter, dicabut dan dinyatakan
Keputusan tentang
Konsil Pengesahan
Kedokteran Standar
tidak berlaku.
Pasa14 ...
3
Pasa14 Peraturan Konsil diundangkan.
Kedokteran
Indonesia
ini mulai
berlaku
pada
tanggal
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Korisil Kedokteran Indonesia ini dengan penempatannya dalarn Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Desember 2012 KETUAKONSIL KEDOKTERANINDONESIA, ttd MENALDIRASMIN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 27 Februari 2013 MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIATAHUN2013 NOMOR 342
Salinan sesuai dengan aslinya, KONSIL KEDOKTERANINDONESIA Sekret. e,(~cfn~t~K~dokt Indonesia ~~~ .r~ .•. ;r:f:",
~~/": t-~
..::..J (
!;J/ i~r: •
1:' .'"
~,:7~)_~ "C.
I,
,
~,
;.
\. ;':.\"
.
~Astrid.
NIP. ~195701301985032001 : ~. " ",,, ",."
4
LAMPIRAN Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia BAB I PENDAHULUAN Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter layanan primer. SKDI pertama kali disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK).SKDI juga menjadi acuan dalam pengembangan uji kompetensi dokter yang bersifat nasional. SKDI memerlukan revisi secara berkala, mengingat perkembangan yang ada terkait sinergisme sistem pelayanan kesehatan dengan sistem pendidikan dokter, perkembangan yang terjadi di masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan tekno1ogikedokteran. Berdasarkan pengalaman institusi pendidikan kedokteran dalarn. mengimplementasikan SKDI tersebut, ditemukan beberapa hal yang mendapatkan perhatian, sebagai berikut: 1. SKDI harus mengantisipasi kondisi pembangunan kesehatan di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Sampai dengan tahun 2015, Millenium Development Goals (MDGs)masih menjadi tujuan yang harus dicapai dengan baik, Untuk itu, fokus pencapaian kompetensi terutama dalam hal yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak serta permasalahan gizidan penyakit infeksi, tanpa mengesampingkan permasalahan penyakit tidak menular. 2.
Tantangan profesi kedokteran masih memerlukan penguatan dalam aspek perilaku profesional, mawas diri, dan pengembangan diri serta komunikasi efektif sebagai dasar dari rumah bangun kompetensi dokter Indonesia. Hal tersebut .sesuai dengan hasil pertemuan Konsil Kedokteran se-ASEANyang memformu1asikan bahwa karakteristik dokter yang ideal, yaitu profesional, kompeten, beretika, serta memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan.
3.
Dalam mengimp lementasikan program e1ektif, institusi pendidikan kedokteran perlu mengembangkan muatan lokal yang menjadi unggulan masing-masing institusi sehingga memberikan kesempatan mobilitas mahasiswa secara regional, nasional, maupun global.
4.
Secara teknis, sistematika SKDIyang baru mengalamiperubahan, yaitu: • Penambahan Daftar Masalah Profesi pada Lampiran Daftar Masalah, sebagai tindak lanjut hasil kajian terhadap perilaku personal dokter. • Penambahan Larn.piranPokok Bahasan untuk Pencapaian 7 Area Kompetensi, sebagai tindak lanjut hasil kajian mengenai implementasi SKDI di institusi pendidikan kedokteran. • Konsistensi 1ampiran daftar masalah, penyakit dan keterampilan klinis disusun berdasarkan organ sistem. Hal ini untuk memberikan arahan yang 1ebihje1as bagi institusi pendidikan kedokteran dalam menyusun kuriku1um, serta mencegah terjadinya duplikasi yang tidak perlu. Sistematika berdasarkan organ sistem ini juga mempermudah penyusun kurikulum dalam menentukan urutan tematik tujuan pembelajaran secara sistematis
Agar SKDI dapat diimplementasikan secara konsisten oleh institusi pendidikan kedokteran, maka berbagai sumber daya seperti dosen, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta pendanaan yang menunjang seluruh aktivitas perlu disiapkan secara efektif dan efisien serta disesuaikan dengan SPPD.
1
BAB II SISTEMATIKA STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA Standar Kompetensi Dokter Indonesia terdiri atas 7 (tujuh) area kompetensi yang diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi dokter layanan primer. Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut kompetensi inti. Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih lanjut menjadi kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan. Secara skematis, susunan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dapat digambarkan pada Gambar 1.
Area Kompetensi
0 Kompetensi Inti
0 Komponen Kompetensi Kemampuan yang diharapkan pada akhir pembelajaran
Lampiran • • • •
Daftar Daftar Daftar Daftar
c::::>
Pokok bahasan Masalah Penyakit Keterampilan Klinis
Untuk pencapaian kompetensi
Gambar 1. skematis, susunan Standar Kompetensi Dokter Indonesia.
Standar Kompetensi Dokter Indonesia ini dilengkapi dengan Daftar Pokok Bahasan, Daftar Masalah, Daftar Penyakit, dan Daftar Keterampilan Klinis. Fungsi utama keempat daftar tersebut sebagai acuan bagi institusi pendidikan kedokteran dalam mengembangkan kurikulum institusional. Daftar Pokok Bahasan, memuat pokok bahasan dalam proses pembelajaran untuk mencapai 7 area kompetensi. Materi tersebut dapat diuraikan lebih Ianjut sesuai bidang ilmu yang terkait, dan dipetakan sesuai dengan struktur kurikulum masingmasing institusi. Daftar Masalah, berisikan berbagai masalah yang akan dihadapi dokter layanan primer. Oleh karena itu, irrstitusi pendidikan kedokteran perlu memastikan bahwa selama pendidikan, mahasiswa kedokteran dipaparkan pada masalah-masalah tersebut clan cliberikesempatan berlatih menanganinya.
2
Daftar Penyakit, berisikan nama penyakit yang merupakan diagnosis banding dari masalah yang dijumpai pada Daftar Masalah. Daftar Penyakit ini memberikan arah bagi institusi pendidikan kedokteran untuk mengidentifikasikan isi kurikulum. Pada setiap penyakit telah ditentukan tingkatkemampuan yang diharapkan, sehingga memudahkan bagi institusi pendidikan kedokteran untuk menentukan kedalaman dan keluasan dari isi kurikulum.
Daftar Keterampilan Klinis, berisikan keterampilan klinis yang perlu dikuasai oleh dokter layanan primer di Indonesia. Pada setiap keterampilan telah ditentukan tingkat kemampuan yang diharapkan. Daftar ini memudahkan institusi pendidikan kedokteran untuk menentukan materi dan sarana pembelajaran keterampilan klinis.
3
BABIII STANDA~, KOMPETENSI DOKTER INDONESIA A. AREA KOMPETENSI Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan (Gambar 2). Oleh karena itu area kompetensi disusun dengan urutan sebagai berikut: 1. Profesionalitas yang Luhur 2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 3. Komunikasi Efektif 4.Pengelolaan Informasi 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 6. Keterampilan Klinis 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
c
:2"'"' !II
C) C !II Q.
KOMUNIKASI EFEKTIF MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DlRI PROFESIONALITAS YANG LUHUR GAMBAR2. Pondasi dan Pilar Kompetensi
B. KOMPONEN KOMPETENSI
Area Profesionalitas yang Luhur 1. Berke-Tuhanan Yang Maha EsajYang Maha Kuasa 2. Bermoral, beretika dan disiplin 3. Sadar dan taat hukum 4. Berwawasan sosial budaya 5. Berperilaku profesional.
4
Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri 6. Menerapkan mawas diri 7. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat 8. Mengembangkan pengetahuan Area Komunikasi Efektif 9. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga 10. Berkomunikasi dengan mitra kerja 11. Berkomunikasi dengan masyarakat Area Pengelolaan Informasi 12. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan 13. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 14. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakatj Kedokteran PencegahanjKedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif. Area Keterampilan Klinis 15. Melakukan prosedur diagnosis 16. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif Area Pengelolaan Masalah Kesehatan 17. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, ke1uarga dan masyarakat 18. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 19. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 20. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan 21. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan 22. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia
C. PENJABARAN KOMPETENSI 1. Profesionalitas yang Luhur 1.1. Kompetensi Irtti Mampu melaksariakan praktik kedokteran yang profesional seauai dengan nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum, dan sosial budaya. 1.2. Lulusan Dokter Mampu 1. Berke-Tuhan-an (YangMaha EsajYang Maha Kuasa) • Bersikap dan berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam praktik kedokteran • Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktik kedokteran merupakan upaya maksimal 2. Bermoral, beretika, dan berdisiplin • Bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar nilai moral yang luhur dalarn praktik kedokteran • Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode etik kedokteran Indonesia • Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat • Bersikap disiplin dalam menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat.
5
3.
Sadar dan taat hukum • Mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan kedokteran dan memberikan saran cara pemecahannya • Menyadari tanggung jawab dokter dalam hukum dan ketertiban masyarakat • Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang berlaku • Membantu penegakkan hukum serta keadilan.
4.
Berwawasan sosial budaya • Mengenali sosial-budaya-ekonomi masyarakat yang dilayani • Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama, usia, gender, etnis, difabilitas, dan sosial-budaya-ekonomi dalam menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat • Menghargai dan melindungi kelompok rentan • Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif yang berkembang di masyarakat multikultur.
5.
Berperilaku profesional • Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional • Bersikap dan berbudaya menolong • Mengutamakan keselamatan pasien • Mampu bekerja sama intra- dan interprofesional dalam tim pelayanan kesehatan demi keselamatan pasien • Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam kerangka sistem kesehatan nasional dan global.
2. Mawas Diri dan Pengembangan 2.1.
Diri
Kompetensi Inti Mampu melakukan praktik kedokteran dengan menyadari keterbatasan, mengatasi masalah personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi keselamatan pasien.
2.2. Lulusan Dokter Mampu 1. Menerapkan mawas diri
• Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis.: sosial dan budaya diri sendiri • Tanggap terhadap tantangan profesi • Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada yang lebih mampu • Menerima dan merespons positif umpan balik dari pihak lain untuk pengembangan diri 2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat • Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi belajar untuk mengatasi kelemahan • Berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi
kebutuhan
3. Mengembangkan pengetahuan baru • Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat serta mendiseminasikan hasilnya 3. Komunikasi Efektif 3.1. Kompetensi Inti . Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.
6
3.2. Lulusan Dokter Mampu 1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
• Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal • Berempati secara verbal dan nonverbal • Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti • Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan secara holistik dan komprehensif • Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita buruk, informed consent) dan me1akukan konseling dengan cara yang santun, baik dan benar ' • Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokulturaldan spiritual pasien dan keluarga 2. Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain) • Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar • Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan • Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada penegak hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan pihak lainnya jika diperlukan • Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif 3. Berkomunikasi dengan masyarakat • Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya bersama-sama • Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. 4. Pengelolaan Informasi 4.1. Kompetensi Inti Mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan dalam praktik kedokteran. 4.2. Lulusan Dokter Mampu 1. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan • Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan • Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan untuk dapat belajar sepanjang hayat 2. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesi kesehatan lain, pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan • Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi untuk diseminasi informasi dalam bidang kesehatan. 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 5.1. Kompetensi Inti Mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
7
5.2. Lulusan Dokter Mampu Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan MasyarakatjKedokteran PencegahanjKedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif. • Menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan MasyarakatjKedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan promosi kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat • Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Hurnaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan MasyarakatjKedokteran PencegahanjKedokteran Komunitas yang berhubungan dengan prevensi masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat • Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik,ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran KIinik, dan ilmu Kesehatan MasyarakatjKedokteran PencegahanjKedokteran Komunitas untuk menentukan prioritas masalah kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat • Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik,ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan MasyarakatjKedokteran Pencegaharr/Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat • Menggunakan data klinik dan pemeriksaan penunjang yang rasional untuk menegakkan diagnosis • Menggunakan alas an ilmiah dalam menentukan penatalaksanaan masalah kesehatan berdasarkan etiologi,patogenesis, dan patofisiologi • Menentukan prognosis penyakit melalui pemahaman prirrsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran KIinik, dan ilmu Kesehatan MasyarakatjKedokteran PencegahanjKedokteran Komunitas • Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik,ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran KIinik, dan ilmu Kesehatan MasyarakatjKedokteran PencegahanjKedokteran Komunitas yang berhubungan dengan rehabilitasi medik dan sosial pada individu, keluarga dan masyarakat • Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan MasyarakatjKedokteran PencegahanjKedokteran Komunitas yang berhubungan dengan kepentingan hukum dan peradilan • Mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien, bukti ilmiah kedokteran, dan keterbatasan sumber daya dalam pelayanan kesehatan untuk mengambil keputusan , 6. Keterampilan
Klinis
6.1. Kompetensi Inti Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan keselamatan orang lain. 6.2. Lulusan Dokter Mampu 1. Melakukan prosedur diagnosis • Me1akukan dan menginterpretasi hasil auto-, allo- dan hetero-anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan khusus sesuai dengan masalah pasien • Melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan penunjang dasar dan mengusulkan pemeriksaan penunjang lainnya yang rasional.
8
2. Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif • Melakukan edukasi dan konseling • Melaksanakan promosi kesehatan • Melakukan tindakan medis preventif • Melakukan tindakan medis kuratif • Melakukan tindakan medis rehabilitatif • Melakukan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain • Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien • Melakukan tindakan medis dengan pendekatan medikolegal terhadap masalah kesehatanjkecederaan yang berhubungan dengan hokum. 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan 7.1. Kompetensi Inti Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan primer. 7.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat • Mengidentifikasi kebutuhan perubahan pola pikir, sikap dan perilaku, serta modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, agama, masyarakat, jenis kelamin, etnis, dan budaya • Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat 2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat • Melakukan pencegahan timbulnya masalah kesehatan • Melakukan kegiatan penapisan faktor risiko penyakit laten untuk mencegah dan memperlambat timbulnya penyakit • Melakukan pencegahan untuk memperlambat progresi .dan timbulnya komplikasi penyakit dan atau kecacatan 3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat • Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis • Menginterpretasi data kesehatan keluarga dalam rangka mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga • Menginterpretasi data kesehatan masyarakat dalam rangka mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis komunitas • Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang paling tepat berdasarkan prinsip kendall mutu, biaya, dan berbasis bukti • Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab (lihat Daftar Pokok Bahasan dan Daftar Penyakit) dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien : • Mengkonsultasikan danj atau merujuk sesuai dengan standar pelayanan medis yang berlaku (lihat Daftar Penyakit) • Membuat instruksi medis tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat dibaca • Membuat surat keterangan medis seperti surat keterangan sakit, sehat, kematian, laporan kejadian luar biasa, laporan medikolegal serta keterangan medis lain sesuai kewenangannya termasuk visum et repertum dan identifikasi jenazah.
9
• Menulis resep obat secara bijak dan rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca. • Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan, memonitor perkembangan penatalaksanaan, memperbaiki, dan mengubah terapi dengan tepat • Menentukan prognosis masalah kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat . • Melakukan rehabilitasi medik dasar dan rehabilitasi sosial pada individu, keluarga, dan masyarakat • Menerapkan prinsip-prinsip epidemiologi dan pelayanan kedokteran secara komprehensif, holistik, dan berkesinambungan dalam mengelola masalah kesehatan • Melakukan tatalaksana pada keadaan wabah dan bencana mulai dari identifikasi masalah hingga rehabilitasi komunitas 4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan • Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat agar mampu mengidentiflkasi masalah kesehatan actual yang terjadi serta mengatasinya bersama-sarna • Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan 5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan • Mengelola sumber daya manusia, keuangan, sarana, dan prasarana secara efektif dan efisien • Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga • Menerapkan manajemen kesehatan dan institusi layanan kesehatan 6. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yangmerupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia • Menggambarkan bagaimana pilihan kebijakan dapat memengaruhi program kesehatan masyarakat dari aspek fiskal, administrasi, hukum, etika, sosial, dan politik.
10
I
LAMPIRAN
1 - DAFTAR
POKOK BAHASAN
DAFTAR POKOK BAHASAN Pendahuluan Salah satu tantangan terbesar bagi institusl pendidikan kedokteran dalam melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah menerjemahkan standar kompetensi ke dalam bentuk bahan atau tema pendidikan dan pengajaran. Daftar Pokok Bahasan ini disusun berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan yang kemudian dianalisis dan divalidasi menggunakan metode focus group discussion (FGD)dan nominal group technique (NGT)bersama dengan konsil kedokteran, institusi pendidikan kedokteran, organisasi profesi, dan perhimpunan. Tujuan Daftar Pokok Bahasan ini ditujukan untuk membantu institusi pendidikan kedokteran dalam penyusunan kurikulum, dan bukan untuk membatasi bahan atau tema pendidikan dan pengajaran. Sistematika Daftar Pokok Bahasan ini disusun berdasarkan masing-masing area kompetensi. 1. Area Kompetensi 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8. 1.9. 1.10. 1.11. 1.12. 1.13. 1.14. 1.15. 1.16. 1.17. 1.18. 1.19. 1.20. 1.21.
1: Profesionalitas
yang Luhur
Agama sebagai nilai moral yang menentukan sikap dan perilaku manusia Aspek agama dalam praktik kedokteran Pluralisme keberagamaan sebagai nilai sosial di masyarakat dan toleransi Konsep masyarakat (termasuk pasien) mengenai sehat dan sakit Aspek-aspek sosial dan budaya masyarakat terkait dengan pelayanan kedokteran (logikososio budaya) Hak, kewajiban, dan tanggungjawab manusia terkait bidang kesehatan Pengertian bioetika dan etika kedokteran (misalnya pengenalan teori-teori bioetika, filsafat kedokteran, prinsip-prinsip etika terapan, etika klinik) Kaidah Dasar Moral dalam praktik kedokteran Pemahaman terhadap KODEKI,KODERSI,dan sistem nilai lain yang terkait dengan pe1ayanan kesehatan Teori-teori pemecahan kasus-kasus etika dalam pelayanan kedokteran Penjelasan mengenai hubungan antara hukum dan etika (persarnaan dan perbedaan) Prinsip-prinsip dan logika hukum dalarn pelayanan kesehatan Peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan lain di bawahnya yang terkait dengan praktik kedokteran Altematif penyelesaian masalah sengketa hukum dalam pelayanan kesehatan Permasalahan etikomedikolegal dalarn pelayanan kesehatan dan cara pemecahannya Hak dan kewajiban dokter Profesionalisme dokter (sebagai bentuk kontrak sosial, pengenalan terhadap karakter profesional, kerja sarna tim, hubungan interprofesional dokter dengan tenaga kesehatan yang lain) Penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik di Indonesia (termasuk aspek kedisiplinan profesi) Dokter sebagai bagian dari masyarakat umum dan masyarakat profesi (IDI dan organisasi profesi lain yang berkaitan dengan profesi kedokteran) Dokter sebagai bagian Sistem Kesehatan Nasional Pancasila dan kewarganegaraan dalarn konteks sistem pelayanan kesehatan.
11
I
2. Area Kompetensi 2: Mawas Diri dan Pengembangan Diri 2.1. Prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning) a. Belajar mandiri b. Berpikir kritis c. Umpan balik konstruktif d. Refleksi diri I
2.2. Dasar-dasar kcterarnpilan belajar a. Pengenalan gaya belajar (learning style) b. Pencarian literatur (literature searching) c. Penelusuran sumber belajar secara kritis d. Mendengar aktif (active listening) e. Membaca efektif (effective reading) f. Konsentrasi dan memori (concentration and memory) g. Manajemen waktu (time management) h. Membuat catatan kuliah (note taking) 1. Persiapan ujian (test preparation) 2.3. Problem based learning 2.4. Problem solving 2.5. Metodologipenelitian dan statistika a. Konsep dasar penulisan proposal dan hasil penelitian b. Konsep dasar pengukuran c. Konsep dasar disain penelitian d. Konsep dasar uji hipotesis dan statistik inferensial e. Telaah kritis f. Prinsip-prinsip presentasi ilmiah 3. Area Kompetensi 3: Komunikasi Efektif 3.1. Penggunaan bahasa yang baik, benar, dan mudah dimengerti 3.2. Prinsip komunikasi dalam pe1ayanan kesehatan a. Metode komunikasi oral dan tertulis yang efektif b. Metode untuk memberikan situasi yang nyaman dan kondusif dalam berkomunikasi efektif c. Metode untuk mendorong pasien agar memberikan informasi dengan sukarela d. Metode melakukan anamnesis secara sistematis e. Metode untuk mengidentifikasi tujuan pasien berkonsultasi f. Me1ingkupibiopsikososiokultural spiritual 3.3. Berbagai elemen komunikasi efektif a. Komunikasi intrapersonal, interpersonal dan komunikasi masa b. Gaya dalam berkomunikasi c. Bahasa tubuh, kontak mata, cara berbicara, tempo berbicara, tone suara, kata-kata yang digunakan atau dihindari d. Keterampilan untuk mendengarkan aktif e. Teknik fasilitasi pada situasi yang sulit, misalnya pasien marah, sedih, takut, atau kondisi khusus f. Teknik negosiasi, persuasi, dan motivasi 3.4. Komunikasi lintasbudaya dan keberagaman a. Perilaku yang tidak merendahkan atau menyalahkan pasien, bersikap sabar, dan sensitif terhadap budaya 3.5. Kaidah penulisan dan laporan ilmiah 3.6. Komunikasi dalam public speaking.
12
4. Area Kompetensi 4: Pengelolaan Informasi 4.1. 4.2. 4.3. 4.4.
Teknik keterampilan dasar pengelolaan informasi Metode riset dan aplikasi statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah Keterampilan pemanfaatan evidence-based medicine (EBM) Teknik pengisian rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan 4.5. Teknik diseminasi informasi dalam bidang kesehatan baik lisan maupun tulisan dengan menggunakan media yang sesuai 5. Area Kompetensi 5: Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 5.1. Struktur dan fungsi a. Struktur dan fungsi pada tingkat molekular, se1ular, jaringan, dan organ b. Prinsip homeostasis c. Koordinasi regulasi fungsi antarorgan atau sistem: • Integumen • Skeletal • Kardiovaskular • Respirasi • Gastrointestinal • Reproduksi • Tumbuh-kembang • Endokrin • Nefrogenitalia • Darah dan sistem imun • Saraf pusat-perifer dan indra 5.2. Penyebab penyakit a. Lingkungan: biologis, fisik, dan kimia b. Genetik c. Psikologis dan perilaku d. Nutrisi e. Degeneratif 5.3. Patomekanisme penyakit a. Trauma b. Inflamasi c. Infeksi d. Respons imun e. Gangguan hemodinamik (iskemik, infark, thrombosis, syok) f. Proses penyembuhan (tissue repair and healing) g. Neoplasia h. Pencegahan secara aspek biomedik 1. Kelainan genetik J. Nutrisi, lingkungan, dan gaya hidup 5.4. Etika kedokteran 5.5. Prinsip hukum kedokteran 5.6. Prinsip-prinsip pelayanan kesehatan (primer, sekunder, dan tersier) 5.7. Prinsip-prinsip pencegahan penyakit 5.8. Prinsip-prinsip pendekatan kedokteran keluarga 5.9. Mutu pelayanan kesehatan . 5.10.Prinsip pendekatan sosio-budaya.
13
6. Area Kompetensi 6: Keterampilan Klinis 6.1. 6.2. 6.3. 6.4. 6.5. 6.6. 6.7.
Prinsip dan keterarnpilan anamnesis Prinsip dan keterarnpilan pemeriksaan fisik Prinsip pemeriksaan laboratorium dasar Prinsip pemeriksaan penunjang lain Prinsip keterarnpilan terapeutik (lihat daftar keterampilan klinik) Prinsip kewaspadaan standar (standard precaution) Kedaruratan klinik
7. Area Kompetensi 7: Pengelolaan Masalah Kesehatan 7.1. Prinsip dasar praktik kedokteran dan penatalaksanaan masalah kesehatan akut, kronik, emergensi, dan gangguan perilaku pada berbagai tingkatan usia dan jenis kelamin (Basic Medical Practice) a. Pendokumentasian informasi medik dan nonmedik b. Prinsip dasar berbagai pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium sederhana, USG, EKG, radiodiagnostik, biopsi jaringan) c. Clinical reasoning d. Prinsip keselarnatan pasien e. Dasar-dasar penatalaksanaan penyakit (farmakologisdan nonfarmakologis) f. Prognosis g. Pengertian dan prinsip evidence based medicine h. Critical appraisal dalarn diagnosis dan terapi 1. Rehabilitasi . j. Lima tingkat pencegahan penyakit 7.2. Kebijakan dan manajemen kesehatan 7.3. Standar Pelayanan Minimal (SPM) 7.4. Sistem Kesehatan Nasional (SKN)termasuk sistem rujukan 7.5. Pembiayaan kesehatan 7.6. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan 7.7. Pendidikan kesehatan 7.8. Promosi kesehatan 7.9. Konsultasi dan konseling 7.10.Faktor risiko masalah kesehatan 7.11.Epidemiologi 7. 12.Faktor risiko penyakit 7.13. Surveilans 7.14. Statistik kesehatan 7. 15.Prinsip pelayanan kesehatan primer 7. 16.Prinsip kese1arnatan pasien (patient safety dan medication safety) 7.17.Prinsip interprofesionalisme dalarn pendidikan kesehatan 7. 18.Jaminan atau asuransi kesehatan masyarakat.
14
I LAMPIRAN 2 - DAFTAR MASALAH DAFTAR MASALAH Pendahuluan Dalam me1aksanakan praktik kedokteran, dokter bekerja berdasarkan keluhan atau masalah pasienj'klien, kemudian dilanjutkan dengan penelusuran riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dalam melaksanakan semua kegiatan tersebut, dokter harus memperhatikan kondisi pasien secara holistik dan komprehensif, juga menjunjung tinggi profesionalisme serta etika profesi di atas kepentinganjkeuntungan pribadi. Selama pendidikan, mahasiswa perlu dipaparkan pada berbagai masalah, keluhan/ gejala tersebut, serta dilatih cara menanganinya Setiap institusi harus menyadari bahwa masalah dalam pelayanan kedokteran tidak hanya bersumber dari pasien atau masyarakat, tetapi juga dapat bersumber dari pribadi dokter. Perspektif ini penting sebagai bahan pembelajaran dalam rangka membentuk karakter dokter Indonesia yang baik. Daftar Masalah ini bersumber dari lampiran Daftar Masalah SKDI 2006 yang kemudian direvisi berdasarkan data hasil kajian dan masukan pemangku kepentingan. Draf revisi Daftar Masalah kemudian divalidasi dengan metode focus group discussion (FGD)dan nominal group technique (NOT) bersama para dokter dan pakar yang mewakili pemangku kepentingan.
Tujuan Daftar Masalah ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi pendidikan dokter dalam menyiapkan sumber daya yang berkaitan dengan kasus dan permasalahan kesehatan sebagai sumber pembelajaran mahasiswa. Sistematika Daftar Masalah ini terdiri atas 2 bagian sebagai berikut: •
Bagian I memuat daftar masalah kesehatan individu dan masyarakat. Daftar Masalah individu berisi daftar masalahj gejalajkeluhan yang banyak dijumpai dan merupakan alasan utama yang sering menyebabkan pasienjklien datang menemui dokter di tingkat pelayanan kesehatan primer. Sedangkan Daftar Masalah kesehatan masyarakat berisi masalah kesehatan di masyarakat dan permasalahan pelayanan kesehatan.
•
Bagian II berisikan daftar masalah yang seringkali dihadapi dokter terkait dengan profesinya, misalnya masalah etika, disiplin, hukum, dan aspek medikolegal yang sering dihadapi oleh dokter layanan primer.
Susunan masalah kesehatan pada DaftarMasalah prioritas masalah.
15
ini tidak menunjukkan urutan
BAGIAN I
DAFTAR MASALAH KESEHATAN INDIVIDU DAN MASYARAKAT
Masalah Kesehatan Individu Sistem SaraCdan Petilaku/Psikiatd 1
Sakit kepala
2
Pusing
3 4 5 6 7 8
Kejang Keiang demam Epilepsi Pinzsan / sinkon Hilang kesadaran Terlambat bicara (speech delau;
21 22 23 24 25 26
9
Gerakan tidak teratur
27
10
Gangguan gerak dan koordinasi
28
11 12 13 14 15 16 17 18
Ganzzuan penciuman Gangguan bicara Waiah kaku Wajah perot Kesemutan Mati rasa/baal Gemetar (tremor) Lumpuh
29 30 31 32 33 34 35 36
19
, 20
Perubahan perilaku (termasuk perilaku azresifl Gangguan perkembangan (mental & inte1ektual) Ganzzuan belaiar Gangguan komunikasi Penvalahgunaan obat Pelupa (gangguan memori), binzunz Penurunan funzsi bernikir Perubahan emosi, mood tidak stabil Gangguan perilaku seksual (nonorganik) Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif Kepercayaan yang aneh Ganzzuan perilaku makan Gangguan tidur Stres Depresi Cemas Pemarah Menzamuk
Sistem Indra 1
Mata merah
15
2
Mata gatal
16
3
Mata berair
17
Mata kering Mata nyeri Mata lelah Kotoran mata Penalihatan kabur Penzlihatan zanda Penzlihatan silau Gangguan lapangan nandanz Buta Bintit di kelopak mata Kelilipan (benda asing dimata)
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Masalah akibat penggunaan lensa kontak Mata iulinz Mata terlihat seperti mata kucingj orang-orangan mata terlihat putih Telinza nveri/ sakit Keluar cairan dari Hang telinza Telinga gatal Telinza berdenging Telinga terasa penuh Tuli (gangguan fungsi pendengaran) Beniolan di telinga Daun telinga merah Benda asing di dalam liang telinga Telinza zatal Ganzzuan penciuman
11 12 13 14 15 16 17
Tersedak Benda asing dalam kerongkongan Batuk (kering, berdahak, darah) Sakitj nyeri dada Berde bar-de bar Sesak napas atau napas pendek Napas berbunyi
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Sistem Respirasi dan Kardiovask~lar 1 Bersin -bersin 2 Pilek (ingusan) 3 Mimisan 4 Hidung tersumbat 5 Hidung berbau 6 Benda asing dalam hidung 7 Suara sengau
16
8 Nyeri menelan 9 Suara serak 10 Suara hilang Sistem Gastrointestinal, 1 Mata kuriing 2 Mulut kering 3 Mulut berbau 4 Sakit gigi 5 Gusi bengkak 6 Sariawan 7 Bibir pecah-pecah 8 Bibir sumbing 9 Sulit menelan 10 Cegukan/ hiccup 11 Nveri perut 12 Nyeri ulu hati 13 Perut kram 14 Perut kembung
,
HepatobiIier, dan 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Sistem Ginjal dan Saluran Kemih . 1 Nveri pinggang Peningkatan atau penurunan 2 frekuensi buanz air kecil (BAK) 3 Berkuranznva. • • air kencing Tidak dapat menahan Zurgensi 4 kencinz 5 Nveri saat BAK 6 BAKmenzeian Pancaran kencing menurun 7 (poorstreaml
8 9
Akhir kencing menetes (drib ling) BAKtidak puas
Sistem Reproduksi 1 ASI tidak keluar /Icuranz 2 Benjolan di daerah pavudara 3 Putinz terluka 4
Payudara mengencang
5
Pu ting tertarik ke dalam (retraksi)
6
Payudara seperti kulit jeruk
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Sumbatan jalan napas Kebiruan
18 19
Nveri perut waktu hamil Perdarahan vagina waktu hamil . Anvanz-anvanaan waktu hamil Kaki benzkak waktu hamil Ambeien waktu hamil Kehamilan tidak diinzinkan Persalinan prematur Ketuban pecah dini Perdarahan lewat vagina Duh (discharqe) vagina
Pankreas Perut berbunyi Beniolan di daerah perut Muntah Muntah darah Sembelit atau tidak dapat berak Diare Berak berlendir dan berdarah Berak berwarna hitam Berak seperti dempul Gatal daerah anus Nveri daerah anus Beniolan di anus Keluar cacinz Air kencing seperti teh
12
Kencinz bercabanz Waktu kencing preputium melembung/balloning Air kencing merah (hematuria)
13
Air kencing campur udara (pnemoturia)
14 15
Air kencinz campur tinia Keluar darah dari saluran kencing Darah keluar bersama produk ejakulat (hemospermial Duh (discharge) dari saluran kencing Benjolan saluran reproduksi ekstemal
10 11
16 17 18
17 Masalah nifas dan pascasalin 18 Perdarahan saat berhubungan 19 Kenutihan Gangguan daerah vagina (gatal, nyeri, 20 rasa terbakar, beniolan] Gangguanmenstrnasi (tidakmenstruasi, 21 menstruasi sedikit,menstruasi banyak, menstruasilama,nverisaat menstruasi) Gangguan masa menopause dan 22 perimenopause 23 Sulit punva anak 24 Masalah kontrasepsi 25 Peranakan turun 26 Nyeri buah zakar 27 Buah zakar tidak teraba 28 Buah zakar bengkak 29 Benjolan di lipat paha 30 Gangguan fungsi ereksi (oraanik) 31 Produk ejakulat sedikit atau encer 32 Bau pada kemaluan
•• Nafsu makan hilan Gangguan gizi (giziburuk,
Tremor Gangguan pertumbuhan
17
3 4 5
kuranz, berlebih) Berat bavi lahir rendah Kelelahan Penurunan berat badan drastis I mendadak
Sistem Hematologi dan Imunologi Masalah imunisasi {termasuk 1 Kejadian Ikutan Pascaimunisasi fKIP!]) 2 Perdarahan spontan 3 Pucat Sistem Muskuloskeletal 1 Patah tulanz 2 Terkilir 3 Gangzuan ialan 4 Terlambat danat berialan Gangguan sendi (nyeri, kaku, 5 bengkak, kelainan bentukl Sistem Integumen 1 Kulit gatal 2 Kulit nveri 3 Kulit mati rasa Kulit berubah warna (menjadi 4 putih, hitam, merah, atau kuninz) 5 Kulit kerinz 6 Kulit berminvak 7 Kulit menebal 8 Kulit menipis 9 Kulit bersisik 10 Kulit lecet, luka, tukak 11 Kulit bernanah
8 9
Beniolan di leher Berkerinzat banvak
10
Polifagi, polidipsi, dan poliuria
4
Gatal-gatal (alergi makanan, alergi kontak, dan lain-lain
5
Bercak merah di kulit
6 7 8
Gerakan terbatas Nveri purizzunz Bengkakoadakakidantanean Varises Gangguan otot, nyeri otot, kaku otot, otot menzecil
9
10
12 13 14
Kulit melepuh Beniolan kulit Luka gores, tusuk
15
Luka bakar
savat
16 Kuku nveri 17 Kuku berubah warna atau bentuk 18 Ketombe 19 Rambut rontok 20 Kebotakan 21 Ruam kulit
Multisistem 1 Demam 2 Lemah/letih/lesu 3 Kelainanl cacat bawaan
4 5
Benzkak/ edema Gatal
Kesehatan Masyarakat/Kedokteran KOlnunitas/Kedokteran Pencegahan Kematian neonatus, bayi dan 20 Kesehatan lansia 1 balita Cakupan pe1ayanan kesehatan yang Kematian Ibu akibat kehamilan 21 masih rendah 2 dan persallinan "Tigaterlambat" pada penatalaksanaan risiko tinggi Perilaku pencarian pelayanan kesehatan 22 (care seeking behaviour) 3 kehamilan: (terlambat mengambil keputusan; terlambat dirujuk, terlambat ditanzanil "Empat Terlalu" pada deteksi risiko Kepercayaan dan tradisi yang tinggi kehamilan (terlalu muda, 23 4 memengaruhi kesehatan terlalu tua terlalu sering, terla1u banvakl Akses yang kurang terhadadap fasilitas pelayanan kesehatan (misalnya masalah Tidak terlaksananya audit .24 5 geografi,masalah ketersediaan dan maternal perinatal distribusi tenaza kesehatanl
18
6
Laktasi (tennasuk lingkungan kerja yang tidak mendukung fasilitas laktasi)
7
Imunisasi
8
Pola asuh
9
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)pada masyarakat tennasuk ariak usia sekolah
25
Sistem rujukan yang belum berjalan baik 27 Cakupan program intervensi Kurangnya pengetahuan keluarga dan masyarakat terkait program 28 kesehatan pemerintah (misalnya KIA, kesehatan reproduksi, gizi masyarakat, TB Paru, dI1.) Gaya hidup yang bermasalah (rokok, 29 narkoba, alkohol, sedentary life, pola makan) 26
10 Anak dengan difabilitas 11 12 13
14 15 16
Perilaku berisiko pada masa pubertas Kehamilan pada remaja Kehamilan yang tidak dikehendaki Kekerasan pada wanita dan anak (termasuk child abuse dan neglected, serta kekerasan dalam rumah tanzaa) Keiahatan seksual Penaaniavaarr/ perlukaan
17 Kesehatan kerja 18 Audit Medik 19 Pembiavaan pelavanan kesehatan
Kurangnya mutu fasilitas pelayarian kesehatan
30
Kejadian Luar Biasa
Kesehatan pariwisata (travel medicine) Morbiditas dan mortalitas penyakit32 nenvakit menular dan tidak menular 31
33
Kesehatan lingkungan (tennasuk ~ sanitasi, air bersih, dan dampak .pemanasan global)
34 Keiadian wabah (endemi, pandemi) 35 Rehabilitasi medik dan sosial Pengelolaan pelayanan kesehatan 36 termasuk klinik, puskesmas, dll Rekam Medik dan Pencatatan 37 pelaporan masalah kkejadian penyakit di masyarakat 38 Pembiayaan pelayanan kesehatan
Kedokteran Forensik dan Medikolegal 1
Kematian yang tidak jelas penyebabnya
10 Tenggelam
2
Kekerasan tumpul
11 Pembunuhan anak sendiri
3
Kekerasan tajam
12 Pengguguran kandungan
4
Trauma kimia
13 Kematian mendadak
5
Luka tembak
14 Keracunan
6
Luka listrik dan petir
15 .Jenasah yang tidak teridentifikasi
7
Barotrauma
16 Kebutuhan visum di layanan primer
8
Trauma suhu
17 Bunuh diri
9
Asfiksia
19
BAGIANn DAFTAR MASALAH TERKAIT PROFESI DOKTER
Yang dimaksud dengan permasalahan terkait dengan profesi adalah segala masalah yang muncul dan berhubungan dengan penyelenggaraan praktik kedokteran. Permasalahan tersebut dapat berasal dari pribadi dokter, institusi kesehatan temp at dia bekerja, profesi kesehatan yang lain. atau pihak-pihak lain yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Bagian ini memberikan gambaran umum mengenai berbagai permasalahan tersebut sehingga memungkinkan bagi para penyelenggaran pendidikan kedokteran dapat mendiskusikannya dari berbagai sudut pandang, baik dari segi profesionalisme, etika, disiplin, dan hukum. Masalah Terkait Profesi Dokter
1
Melakukan praktik kedokteran tidak sesuai dengan kompetensinya
2 3
Melakukan praktik tanpa izin (tanpa SIP dan STR)
4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Melakukan praktik kedokteran lebih dari 3 tempat+ Mengiklankanj mempromosikan dirt dan institusi kesehatan yang tidak sesuai dengan ketentuan KODEKI Memberikan Surat Keterangan Sakit atau Sehat yang tidak sesuai kondisi sebenarnya Bertengkar dengan tenaga kesehatan lain atau dengan tenaga non-kesehatan di insitusi pelayan kesehatan Tidak me1akukan informed consent dengan semestinya Tidak mengikuti Prosedur Operasional Standar atau Standar Pelayanan Minimal yang jelas Tidak membuat dan menyimpan rekam medik sesuai dengan ketentuan yang berlaku Membuka rahasia medis pasien kepada pihak yang tidak berkepentingan dan tidak sesuai denga ketentuan yang berlaku Melakukan tindakan yang tidak seharusnya kepada pasien, misalnya pelecehan seksual, berkata kotor, dan lain-lain Meminta imbal jasa yang berlebihan Menahan pasien di rumah sakit bukan karena alasan medis Memberikan keteranganjkesaksian palsu di pengadilan Tidak menangani pasien dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia Melakukan tindakan yang tergolong malpraktik Tidak memperhatikan keselamatan diri sendiri dalam melakukan tugas profesinya, Melanggar ketentuan institusi tempat bekerja (hospital bylaws, peraturan kepegawaian, dan lain-lain] Melakukan praktik kedokteran melebihi batas kewajaran dengan motivasi yang tidak didasarkan pada keluhuran profesi dengan tidak memperhatikan kesehatan pribadi Tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran Melakukan kejahatan asuransi kesehatan secara sendiri atau bersama dengan pasien (misalnya pemalsuan hasil pemeriksaan, dan tindakan lain untuk kepentingan pribadi) Pelanggaran disiplin profesi2 Menggantikan praktik atau memenuhi syarat
menggunakan
20
pengganti
praktik
yang tidak
24 25 26 27 28
Melakukan tindakan yang melanggar hukum (termasuk ketergantungan obat, tindakan kriminaljperdata, penipuan, dan lain-lain) Merujuk pasien dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi, baik kepada dokter spesialis, laboratorium, klinik swasta, dan lain-lain Peresepan obat tidak rasional Melakukan kolusi dengan perusahaan farmasi, meresepkan obat tertentu atas dasar keuntungan pribadi Menolak danj atau tidak membuat Surat Keterangan Medis danj atau Visum et Repertum. sesuai dengan standar keilmuan yang seharuenya wajib dikerjakan
1
Melanggar ketentuan Undang-Undang untuk tidak melakukan praktik dilebih dari 3 tempat praktik (3 SIP) dengan tetap memperhatikan pengecualiannya.
2
Pelanggaran kedisiplinan profesi dijelaskan dalam buku pedoman profesi kedokteran yang dikeluarkan oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).
21
I LAMPIRAN
3 - DAFTAR PENYAKIT
I
DAFTAR PENYAKIT Pendahuluan Daftar Penyakit ini disusun bersumber dari lampiran Daftar Penyakit SKDI 2006, yang kemudian direvisi berdasarkan hasil survei dan masukan dari para pemangku kepentingan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan divalidasi dengan metode focus group discussion (FGD) dan nominal group technique (NGT) bersama para dokter dan pakar yang mewakili pemangku kepentingan. Daftar Penyakit ini penting sebagai acuan bagi institusi pendidikan dokter dalam menyelenggarakan aktivitas pendidikan termasuk dalam menentukan wahana pendidikan. Tujuan
;.
Daftar penyakit ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi pendidikan dokter agar dokter yang dihasilkan memiliki kompetensi yang memadai untuk membuat diagnosis yang tepat,· memberi penanganan awal atau tuntas, dan melakukan rujukan secara tepat dalam rangka penatalaksanaan pasien. Tingkat kompetensi setiap penyakit merupakan kemampuan yang harus dicapai pada akhir pendidikan dokter. Sistematika Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan. Tingkat kemampuan yang harus dicapai: Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan Lulusan dokter mampu mengenali dan menje1askan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemarnpuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan merujuk
3: men diagnosis, melakukan .
penatalaksanaan
awal, dan
3A. Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien se1anjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. 3B. Gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan darr/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
22
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A.
Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
4B.
Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan z'atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
Dengan demikian di dalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A.
23
BAGIAN 1 SISTEM SARAF
No
'Daftar
Penyakit
.
Tingkat Kemam uan
5
2
6 7 8 9
3B 3B 3B
10
3B
11
2
4A
12
2
13 14 15
4A 3A 2
16 17 18
3B 3B 3A
19 20
..
21 22 23 4A 4A 1 3A 3A
25 Mi ren 26 Arteritis kranial 27 Neural ia tri eminal 28 Cluster headache Penyakit Neurovaskular
29
TIA
30 31 32 33
Infark serebral Hematom intraserebral Perdarahan subarakhnoid Ensefalo ati hi ertensi
.
34 35
24
40
47
1 3B 2 3A 2
48 49 50 51
52
2 2
53
54
3B 3A 3A
55
56
60 61 «r:
65
Sindrom Horner Car al tunnel s ndrome Tarsal tunnel s ndrome Neuro ati
66 67
Peroneal als Guillairi Barre s ndrome
68 69 70
Miastenia ravis Polimiositis Neurofibromatosis (Von Recklaing Hausen
62 63 64
disease
, "
,
71 72 73
25
2 3A 3A 3A 3A 3B 3B 1 2
BAGIAN 2 PSIKIATRI
. . Daftar Penyaklt;
No
,
K
Tingkat
emam uan
1
3
4
3A
•
Psikosis (Skizofrenia, Gangguan Waham menetap, Psikosis Akut dan Skizoafekti.fl Skizofrenia 3A 5 6 Gangguan waham 3A 7 3A Gangguan psikotik 3A 8 Ganzzuan skizoafektif 3A 9 Gangguan bipolar, episode manik 10 3A Gangguan bipolar, episode depresif 11 Gangzuan siklotimia 2 12 Depresi endogen, episode tunzzal dan rekuran 2 13 Gangguan distimia (depresi neurosis) 2 14 2 Ganzzuan depresif yang tidak terklasifikasikan
•
•
•
Gangguan Neurotik,1 Gangguan berhubungan dengan Stres, dan Gangguan Somatoform Gangguan Cemas Fobia 16 A orafobia den 17 Fobia sosial 18 Fobia s esifik , " ,
!!limn
19 20
21 22 23 24 25 26
27 Gangguan Kepribadian 28 29 30
..
--
dan Perilaku Masa Dewasa 2 2 2
•
Gangguan Emosional dan Perilaku dengan Onset Khusus pada Masa Ariak dan Remaja 2 31 Ganzzuan nerkembanzan nervasif 3A Retardasi mental 32 Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif 2 33 (termasuk autisme) Ganzzuan tinakah laku (conduct disorder) 34 2
26
Gangguan Makam
35 36 37 Tics 38 39 40
Anoreksia nervosa Bulimia Pica
2 2 2
Gilles de la tourette s ndrome Chronic motor 0 vocal tics disorder Transient tics disorder
2 2 3A
Insomnia
4A
44 45 46
48
3A 2
49
50 51 52
de disturbance
2 2
27
BAGIAN 3
SISTEM INDRA No
Daftar Pen akit
Tingkat Kemampuan
1 2
3 4
5 ~ 'I' 6 7 8 9
13lefaIitis Hordeolum Chalazion Laserasi kelo ak mata
10
Entro ion
4A 4A 3A
313 2 4A 2
11 12 13 14 15
Trikiasis La oftalmus E ikantus Ptosis Retraksi kelo ak mata 16 Xanthelasma Aparatus LakrimaZis 17 Dakrioadenitis 18 Dakriosistitis 19 Dakriostenosis 20 Laserasi duktus lakrimal
2 3A 3A 2 2
Erosi Benda asin di kornea Luka bakar kornea Keratitis Kerato-koniun tivitis sicca Edema kornea Keratokonus Xero hialmia
23
24 25 26 27 28 29 30 :.
2 2 2
,
31 32
33 34
lridosisklitis, iritis Tumor iris
28
Lensa
38 39 40
Katarak Afakia konzenital Dislokasi lensa
Akomodasi
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
2 2 2
dan Refraksi
4A 4A 4A 4A 3A 2 2 2 4A 2 2 2
ada dewasa . adaanak
2 2 2 2 1
53 54 55 56 57
Diskus Optik dan Sara! Mata
TELINGA
Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
1'uli (kongenital, perseptif, konduktif Inflamasi pada aurikular . Herpes zoster pada teliriga Fistula pre-aurikular Labirintitis Otitis eksterna Otitis media akut Otitis media serosa Otitis media kronik Mastoiditis Miringitis bullosa Benda asinz Perforasi membran timpani Otosklerosis Timpanosklerosis Kolesteatoma Presbiakusis Serumen prop Mabuk perjalanan Trauma akustik akut Trauma aurikular ;
29
2 3A 3A 3A 2 4A 4A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 2 1 3A 4A 4A 3A 3B
HIDUNG Hidung dan Sinus Hidung
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
2 4A 4A 4A 4A 3A 3A 3A 2 2 3A 4A 4A 1 2
Deviasi septum hidunz Furunkel pada hidunz Rhinitis akut Rhinitis vasomotor Rhinitis alerzika Rhinitis kronik Rhinitis medikamentosa Sinusitis Sinusitis frontal akut Sinusitis maksilaris akut Sinusitis kronik Benda asinz Epistaksis Etmoiditis akut Poli •
Kepala dan Leher
101 102 103 104
Fistula dan kista brankiallateral Higroma kistik Tortikolis Abses Bezold
dan medial
30
2 2 3A 3A
BAGIAN 4
SISTEM RESPIRASI .
No
Daftar Penyakit' .
.
Tingkat Kemampuan
Influenza Pertusis Acute Res SARS
Flu burun
18 19 20
4A
asma akut berat
3B 4A
21 22 23
3B 3A 1 2 4A
24 25 26 27 28 29 30
3B 4A
3A 2 3A 3A
31 32
2
33
3B
34
35
3A 2
36
3B
37
3B
38 39 40 41
1
3A 1 1
42
3B
43
2
44 45 46
2 1 1
31
BAGIAN 5 SISTEM KARDIOVASKULAR
Daftar Penyakit
No .'
'H".'.','.,
2 3 4
5 6
7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 _r. "ir,
,
'.'flue,••• " ••• , ,,,,,_,,
Kelainan janturig congenital (Ventricular Septal Defect, Atrial Septal Defect, Patent Ductus Arteriosus, Tetralogy of Fallots Radang pada dinding jantung (Endokarditis, Miokarditis, Perikarditis) Syok (septik, hipovolemik, kardiogenik, neurogenik) Angina pektoris Infark miokard Gagal jantung akut Gagal jantung kronik Cardiorespiratoru arrest Kelainan katup jantung: Mitral stenosis, Mitral regurgitation, Aortic stenosis, Aortic regurgitation,dan Penvakit katup iantung lainnva Takikardi: supraventrikular, ventrikular Fibrilasi atrial Fibrilasi ventrikular Atrial flutter Ekstrasistol supraventrikular, ventrikular Bundle Branch Block Aritmia lainnva Kardiomiopati Kor pulmonale akut Kor ulmonale kronik
1
I'
,
!"(, •••.•. ,. ••
t:III
.
Tingkat Kemam uan
.
Hipertensi esensial Hipertensi sekunder Hipertensi pulmoner Penyakit Raynaud Trombosis arteri 24 Koarktasio aorta 25 Penyakit Buerger's (Thromboangiitis Obliterans) 26 Emboli arteri 27 Aterosklerosis 28 Subclavian steal syndrome 29 Aneurisma Aorta 30 Aneurisma diseksi 31 Klaudikasio 32 Pen y akit jantung reumatik 33 Vena da, Pembuluh Limfe Tromboflebitis • 34 Limfangitis 35 Varises (primer, sekunder) 36 Obstructed venous return 37 Trombosis vena dalam 38
20 21 22 23
32
2 2 3B 3B 3B 3B 3A 3b 2 3B 3A 3B 3B 3A 2
2 2 3B 3A 4A 3A
1 2 2 1
2 1 1 1 1 1
2 2
3A 3A 2 2 2
39
40 41
Emboli vena Limfedema (primer, sekunder) Insufisiensi vena kronik
2 3A 3A
33
BAGIAN 6 SISTEM GASTROINTESTINAL HEPATOBILIER, DAN PANKEAR
No
Daftar Penyakit
Tingkat Kemampuan
1
2 3 4 5
6 7 8 9
2 2 3A 3B
2 1 16 17
Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis) reponibilis, irre onibilis Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis) strangulata, inkarserata Hernia diaframatika, hiatus Hernia umbilikalis Peritonitis Perforasi usus Malrotasi traktus astro-intestinal Infeksi ada umbilikus
••
"Sjindrom Re e
25 26 27
Gastritis Gastroenteritis termasuk kolera, Refluks astroesofa s Ulkus aster, duodenum Stenosis ilorik Atresia intestinal Divertikulum Meckel Fistula umbilikal, om A endisitis akut Abses a endiks Demam tifoid Perdarahan astrointestinal Ileus Malabsorbsi Intoleransi makanan Aler . makanan Keracunan makanan
28 29 30 31
32
33 34 35 36
37 38 39
40 41
2 3B 2 3A 3B
2 2
4A 1
4A 4A 4A 3A 2 2 2 2
3B 3B
4A 3B
2 3A
4A 4A 4A
34
Hepar
. 4A
3A 2
3A 3A 2 2 2
57 58 59 60
61 62 , ,
Kolesistitis Kole doko litiasis Em iema dan hidro Atresia biliaris Pankreatitis Karsinoma ankreas
67
Divertikulosis / divertikulitis Kolitis Disentri basiler, disentri amuba Pen akit Crohri Kolitis ulseratif
4A 1 1
68
Irritable Bowel S ndrome
3A
69 70 71
Poli adenoma Karsinoma kolon Pen akit Hirschs run Enterokolitis nekrotik Intususe si atau inva Atresia anus Proktitis Abses eri anal Hemoroid rade 1-2 Hemoroid rade 3-4 Fistula Fisura anus Prola s rektum, anus
63 64
65 66
72
73 74
75 76 77 78
79 80 81
3A 3A
2
2 2 1 3B 2
asi
3A 3A 4A 3A
2 2 3A
- ,~ ,
82
83
Limfoma Gastrointestinal Stromal Tumor
35
BAGIAN 7 SISTEM GINJAL DAN SALURAN KEMIH No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Daftar Penyakit
Infeksi saluran kemih Glomerulonefritis akut Glomerulonefritis kronik Gonore Karsinoma se1renal Tumor Wilms Acute kidneu iniuru Penvakit ginial kronik Sindrom nefrotik Kolik renal Batu saluran kemih (vesika urinaria, ureter, uretra ) tanpa kolik Ginial polikistik simtomatik Ginial tapal kuda Pielonefritis tanpa komplikasi Nekrosis tubular akut
Tingkat . Kemampuan
4A 3A 3A
4A 2
2 2 2 2 3A 3A 2 1 4A 2
Alat Kelamin Pria
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
37 38
Hipospadia Epispadia Testis tidak turun/ kriptorkidismus Rectratile testis Varikokel Hidrokel Fimosis Parafimosis Spermatokel Epididimitis Prostatitis Torsio testis Ruptur uretra Ruptur kandunz kencing Ruptur ginjal Karsinoma uroterial Seminoma testis Teratoma testis Hiperplasia prostat iinak Karsinoma nrostat Striktura uretra
2 2 2 2 2 2 4A 4A 2 2 3A 3B 3B 3B 3B 2 1 1 2 2 2
Priapisrrrus
3B
Chancroid
3A
36
BAGIAN 8 SISTEM REPRODUKSI
No
Daftar Penyakit
Infeksi 1
Tingkat Kemampuan 3A
2
2
3
4A
4
2
5
4A 4A 3A 4A 4A 3A 4A 3B 3A
6 7
8 9
10 11 12
13
15 16
atitis B, malaria
3A 3B
17
38
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
3B 4A 3B 2
2 2 38
3B 2 2
2 2
28
29 30
2 2
31
2
32 33 35
2 2 2
36
3A
34 37
2
38
2
39
4A 2
3A 2 3A
3A 3B
KPD
2
3B
37
48 Prolaps tali pusat 49 Hipoksia janin Ruptur serviks 50 Ruptur perineum tingkat 1-2 51 52 Ruptur perineum tingkat 3-4 53 Retensi plasenta 54 Inversio uterus 55 Perdarahan post partum 56 Tromboemboli Endometritis 57 58 Inkontinensia urine Inkontinensia feses 59 Trombosis vena dalam 60 61 Trom boflebitis 62 Subinvo1usio uterus Kelainan Organ Genital Kista dan abses kelenjar bartolini 63 64 Abses folike1rambut atau ke1enjar sebasea Malformasi kongenital 65 Kistoke1 66 67 Rektokel Corpus alienum vaginae 68 Kista Gartner 69 Fistula (vesiko-vaginal, uretero-vagina, rektovaginal 70 Kista Nabotian 71 Polip serviks 72 Malformasi kongenital uterus 73 Prolaps uterus, sistoke1, rektokel 74 Hematokolpos 75 Endometriosis 76 Hiperplasia endometrium 77 Menopause, perimenopausal sundome 78 Polikistik ovarium 79 Kehamilan ektopik 80 . , r7iTiT. BUll. '.'{I.,,..'1<1' • •
•
81 82 83 84 85 86 87 88
I
,
,
..
,
3B 3B 3B 4A 3B 3B 3B 3B 2 3B 2 2 2 2 3B 3A 4A 1 1 1 3A 3A 2 3A 3A 1 3A 2 2 1 2 1 2
'
Karsinoma serviks Karsinoma endometrium Karsinoma ovarlum Teratoma ovarium (kista dermoid) Kista ovarium Torsi dan ruptur kista Koriokarsinoma Adenomiosis, mioma Malpresentasi
2 1 1 2 2 3B 1 2
Payudara
89 90 91 92 93 94 95
96 97
2 4A 4A 4A
Inflamasi, abses Mastitis Cracked nipple Inverted nipple
2
Fibrokista Fibroadenoma
2 1 2 1
mammae (FAM)
Tumor Filoides Karsinoma payudara Penyakit Paget
38
98 ,
89 90 91
"
-"1
II
Infertilitas Gangguan ereksi Gangguan ejakulasi
3A 2 2
39
BAGIAN 9 SISTEM ENDOKRIN METABOLIK, DAN NUTRISI
No KeZenjar Endokrin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24 25 Gizi 26 27 28 29 30 31 32 33
Daftar Peny~kit .
Tingkat Kemam uan
I
Diabetes melitus tine 1 Diabetes melitus tipe 2 Diabetes melitus tipe lain (intoleransi glukosa akibat penyakit lain atau obat-obatan) Ketoasidosis diabetikum nonketotik Hiperglikemi hiperosmolar Hipoglikemia ringan Hinozlikemia berat Diabetes insipidus Akromegali, ziaantisme Defisiensi hormon pertumbuhan Hiperparatiroid Hipoparatiroid Hipertiroid Tirotoksikosis Hipotiroid Goiter Tiroiditis Cushina's disease Krisis adrenal Addison's disease Pubertas prekoks Hioozoriadisme Prolaktinemia Adenoma tiroid Karsinoma tiroid
4A 4A 3A 3B 3B 4A 3B 1 1 1 1 3A 3A 3B 2 3A 2 3B 3B 1 2 2 1 2
2
dan MetaboZZisme
Malnutrisi energi-protein Defisiensi vitamin Defisiensi mineral Dislipidemia Porfiria Hiperurisemia Obesitas Sindrom metabolik
'.
40
4A 4A 4A 4A 1 4A 4A 3B
BAGIAN 10 SISTEM HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI
No 1 2 3 4 5 6 7
Daftar Penyakit Anemia a lastik Anemia defisiensi besi Anemia hemolitik Anemia makrositik Anemia me aloblastik Hemo lobino ati Polisitemia Gangguan pembekuan darah (trombositopenia, hem ofilia, Von Willebrand's disease
K Tingkat emampuan 2 4A 3A 3A 2
2 2 2
DIe A ranulositosis Inkom atibilitas
-
13 14 15 16 17 lnfeksi 18
1 2 1 3A 4A
19
20 21 22
23 24
.25 ,
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Lu us eritematosus sistemik Poliarteritis nodosa Polimial ia reumatik Reaksi anafilaktik Demam reumatik Artritis reumatoid Juvenile chronic arthritis Henoch-schoenleiri ur. ura Eritema multiformis Imunodefisiensi
1 3A 4A 3A 3A 2
2 2 2
41
BAGIAN 11 SISTEM MUSKULOSKELETAL
No
I
.
_li1.'.'U 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
•.'Iq'J 33 34 35 36 37 38
Daftar Penyakit
u,
Artritis, osteoarthritis Fraktur terbuka, tertutup Fraktur klavikula Fraktur patologis;' Fraktur dan dislokasi tulang belakang Dislokasi pada sendi ekstremitas Osteogenesis imperfekta Ricketsia, osteomalasia Osteoporosis Akondroplasia Displasia fibrosa Tenosinovitis supuratif Tumor tulanz primer, sekunder Osteosarkoma Sarcoma Ewing Kista ganglion Trauma sendi Kelainan bentuk tulang belakang (skoliosis, kifosis, lordosis) Spondilitis, spondilodisitis Teratoma sakrokoksigeal Spondilolistesis Spondilolisis Lesi pada lizamentosa panzzul Displasia panzzul Nekrosis kaput femoris Tendinitis Achilles Ruptur tendon Achilles Lesi meniskus, medial, dan lateral Instabilitas sendi tumit Malformasi kongenital (genovarum, genovalgum, club foot, pes planus) Claw foot, drop foot ~hand ,
,
I
,
Tingkat Kemampuan
,
3A 3B 3A 2 2 2 1 1 3A 1 1 3A 2 1 1 2 3A 2 2 2 1 1 1 2 1 1 3A 3A 2 2 2 2
~"H"'.
Ulkus pada tungkai Osteomielitis Rhabdomiosarkoma Leiomioma, leiomiosarkoma, liposarkoma Lipoma Fibromatosis, fibroma, fibrosarkoma
42
4A 3B 1 1
4A .1
BAGIAN 12 SISTEM INTEGUMEN
1
2 3 4
5 6 7
8 9 10
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A
11
12 . 13 14 15 16 17 Infeksi Jamur 18 Tinea ka itis 19 Tinea barbe 20 Tinea fasialis 21 Tinea ko oris 22 Tinea manus 23 Tinea un ium 24 Tinea kruris 25 Tinea edis 26 Pitiriasis vesikolor ,
,
I"
3A
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A
"
Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak aler ika Dermatitis ato ik kecuali recalcitrant Dermatitis numularis Liken sim leks kronik neurodermatitis Na kin eczema
, ,
40 41 42
Psoriasis vul aris Dermatitis seboroik Pitiriasis rosea
43
4A 3A
4A 4A 3A
4A
Kelainan Kelenjar Sebasea dan Ekrin 43 44
45
4A 3A 4A
46
4A
47
4A
74 75 76
77 78 79
44
BAGIAN 13
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL i
No
Daftar Penyakit
Tingkat
Kemampuan 4A 4A 3A 3A
1 2
Kekerasan tumpul Kekerasan tajam
3 4
Trauma kimia Luka tembak
5
9
Luka listrik dan petir Barotrauma Trauma suhu Asfiksia Tengge1am
10 11
Pembunuhan anak sendiri Pengguguran kandungan
2 2 2 3A 3A 3A 3A
12 13
Kematian mendadak Toksikologi forensik
3B 3A
6
7 8
45
I
LAMPIRAN 4 - DAFTAR KETERAMPILAN
DAFTAR KETERAMPILAN
KLINIS
I
KLINIS
Pendahuluan Keterampilan klinis perlu dilatihkan sejak awal hingga akhir pendidikan dokter secara berkesinambungan. Dalam melaksanakan praktik, lulu san dokter harus menguasai keterampilan klinis untuk mendiagnosis maupun melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan. Daftar Keterampilan Klinis ini disusun dari lampiran Daftar Keterampilan Klinis SKDI 2006 yang kemudian direvisi berdasarkan hasil survei dan masukan dari pemangku kepentingan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan divalidasi dengan metode focus group discussion (FGD) dan nominal group technique (NGT) bersama para dokter dan pakar yang mewakili pemangku kepentingan. Kemampuan klinis di dalam standar kompetensi ini dapat ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan dalam rangka menyerap perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang diselenggarakan oleh organisasi profesi atau lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi, demikian pula untuk kemampuan klinis lain di Iuar standar kompetensi dokter yang telah ditetapkan. Pengaturan pendidikan dan pe1atihan kedua hal tersebut dibuat oleh organisasi profesi, dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkeadilan (pasal 28 UU Praktik Kedokteran no.29/2004).
Tujuan Daftar Keterampilan Klinis ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi pendidikan dokter dalam menyiapkan sumber daya yang berkaitan dengan keterampilan minimal yang harus dikuasai oleh lulusan dokter layanan primer. Sistematika Daftar Keterampilan Klinis dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia untuk menghindari pengulangan. Pada setiap keterampilan klinis ditetapkan tingkat kemampuan yang harus dicapai di akhir pendidikan dokter dengan menggunakan Piramid Miller (knows, knows how, shows, does). Gambar 3 menunjukkan pembagian tingkat kemampuan menurut Piramida Millerdan alternatif cara mengujinya pada mahasiswa. Tingkat kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan menjelaskan Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien/klien dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis.
46
Work-based assessment. Eg. Portfolio, /ogbook,Multlsource' feedback, Minl-CEX
Clinical and practitaJ ilssessmel1tt eg. oseE) long case
Written assessment; , ego MCQ, EMI .\
\ ,'\\ Written . , \\fIssessment
Knows
,
,-,
~.
.
. ".~ '-,',
.....
.-."
:.,;
.,:
"\
,-",,\.\
Gambar 3. tingkat kemampuan menurut Piramida Miller dan alternatif cara mengujinya pad a mahasiswa. Dikutip dari Miller (1990), Shumway dan Harden (2003).
didemonstrasikan Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan irn dengan penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasienfmasyarakat. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test). Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan terse but dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasienfmasyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga danf atau standardized patient. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 dengan menggunakan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) atau Objective Structured Assessment of Technical Skills (OSATS). Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara mandiri ~ Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan, komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 dengan menggunakan Workbased Assessment misalnya mini-CEX,portfolio, logbook, dsb. ' 4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/ atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian di dalam Daftar Keterampilan Klinis ini tingkat kompetensi tertinggi adalah 4A. .
47
Tabel Matriks Tingkat Keterampilan Klinis, Metode Pembelajaran Metode Penilaian untuk setiap tingkat kemampuan
dan
Kriteria
Tingkat Keterampilan KUnia
Metode Pembelajaran
Metode Penilaian
Ujian tulis
Penyelesaian kasus secara tertulis dan! atau lisan (oral test)
48
Objective Structured Clinical Examination (OSeE)
Workbased Assessment seiPeJti mini·CEX. portfOlio, logbo,ok, dsb
BAGIAN 1 SISTEM SARAF
.
"Tingkat
No
Keterampllan
K t
e eram
, , 1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 13 14 15
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A
16
4A
17 18
4A 4A 3 4A 4A
6
.19
20 21
eZlUS
Koordinasi
26 27 28 29 30 31 32
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A
Inspeksi cara berialan (gait) Shallow knee bend Tes Romberg Tes Romberg dipertajam Tes teluniuk hidunz Tes tumit lutut Tes untuk disdiadokinesis
Sistem Sensorik
38 39 40 41
Penilaian Glas ow Penilaian Penilaian termasuk Penilaian
tingkat kesadaran dengan skala koma GCS orientasi kemampuan berbicara dan berbahasa, enilaian afasia a raksia
49
4A 4A 4A 2
"I
1 an
42 43 44 45
Penilaian Penilaian Penilaian Penilaian
aznoeia kemamouan belaiar baru dava inzat/ memori konsentrasi
2 2 4A 4A
Reflelcs Fisiologis, Patologis, dan Primitif
46
4A
47 48
4A 4A 4A 4A 4A 4A
49 50 51
52 53 54 55 56
Pemeriksaan
Fisik Lainnya
:
Deteksi kaku kuduk Penilaian fontanel Tanda Patrick dan kontra-Patrick Tanda Chvostek Tanda Lase
68 69
4A 4A
70
2
71 72
2 2 1
73
74 75 77
1 1 1 1
78
2
76
50
BAGIAN 2 PSIKIATRI No
2 3 4
5
,
Keterampilan
.
Autoanamnesis den an asien Alloanamnesis dengan anggota keluargaj orang lain an bermakna Memperoleh data mengenai keluhanjmasalah utama Menelusuri riwayat perjalanan penyakit sekaran dahulu Memperoleh data bermakna mengenai riwayat perkembangan, pendidikan, pekerjaan, perkawinan, kehidu an keluar a '
Tingkat Keteram ilan
4A 4A 4A 4A 4A
16
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A
17
4A
19
4A
20 21
4A 4A
22
4A
6
7 8
ensi secara klinis
9
10 11 12
13 14 15
4A 4A 25
26 27
Melakukan Mini Mental State Examination Melakukan kun iun an rumah a abila di erlukan Melakukan kerja sama konsultatif dengan ternan se .awat lainn a
4A 4A 4A
28
3
29 30 31
2 3 2
32
2
33
1
34
2
35 36
1 2
51
BAGIAN 3 SISTEM INDRA No
•
0
KeterampIlan
Tingkat e erampr01an
K t
an eversi kelo ak atas
eksi media refraksi den eksi kornea Ins eksi kornea den an fluoresensi Tes sensivitas kornea Ins eksi bilik mata de an Ins eksi iris Ins eksi lensa Pemeriksaan den
Tekanan intraokular, estimasi den an al asi Tekanan intraokular, pengukuran dengan indentasi 30 tonometer Schiotz Tekanan intraokular, pengukuran dengan aplanasi tonometer 31 atau non-contact-tonometer Pemeriksaan Oftamologi Lainnya Penentuan refraksi setelah sikloplegia (skiascopy) 32 Pemeriksaan lensa kontak fundus, misalnva goniOSCOPY 33 Pengukuran produksi air mata 34
52
4A 1
1 1
2
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
2, 2 2 2 3
4A 1 1 1
1 1
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 3
4A 2 2
2 2
.. 4A
70
4A
71 72 73
4A 4A 3
74
3
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
4A 3 4A 4A 4A 3
dan debris di koni
clan debris di komea tan
1
2 1 1
53
90 91
2
93 94
4A 4A 4A 4A
95
2
96
1
an
92
97
2
98
4A 4A
99
2 1
100 101 102 103
2
2
54
BAGIAN 4 SISTEM RESPlRASI
No
PEMERIKSAAN 1 2 3 4 5
6 7 8
9 10 11
12 13 14
Tingkat Keterampilan
Kcterampilan FISIK
Inspeksi leher Palnasi keleniar ludah (submandibular Palnasi nodus limfatikus brakialis Palpasi keleniar tiroid Rhinoskopi posterior Laringoskopi, indirek Laringoskooi,drrek Usap tenzzorokan (throat swab)
parotid)
Oesophaaoscopu
Penilaian respirasi Inspeksi dada Palpasi dada Perkusi dada Auskultasi dada PEMERIKSAAN
4A 4A 4A 4A 3 2 2
4A 2 4A 4A 4A 4A 4A
DIAGNOSTIK
15
4A
16 17 18 19
3 4A 2 4A 1
20 21
2
22 23
2 2
55
RAGlAN 5 SISTEM KARDIOVASKULAR
No
Keterampilan PEMERIKSAAN FISIK
1 2 3
4 5 6
7 8
9 10 11
Inspeksi dada Paluasi denvut aneks jantung Palpasi arteri karotis Perkusi ukuran jarrturig Auskultasi iantunz Penzukuran tekanan darah Penzukuran tekanan vena jugularis (JVP) Palpasi denvut arteri ekstremitas Penilaian denyut kapiler Penilaian nenaisian ulang kapiler (caoillarv refill) Deteksi bruits PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
56
Tingkat Keterampilan I
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A
BAGIAN 6 SISTEM GASTROINTESTINAL,
Hl~PATOBILIER DAN PANKREAS
Tingkat Keteram ilan
mpilan
4 5 6 7 8 9
10 11 12 13
14
poglosus Inspeksi abdomen Inspeksi lipat pahe./ inguinal pada saat abdomen meninzkat Palpasi (dinding perut, kolon, hepar, lien, aorta, rigiditas dindinz perut) Palpasi hernia Pemeriksaan nyeri tekan dan nyeri lepas (Blumberg test) Pemeriksaan psoas sign Pemeriksaan obturator sign Perkusi (nekak hati dan area traubes Pemeriksaan pekak beralih (shifting dullness) Pemeriksaan undulasi (fluid thrill) I .•._.•....... _...... ~.•.. v ••.•. ~ .•.,:v .•. v~ \'-'L.&.O .•.•..
~~n~.~.
'-'L\,4f,J~'"
c;..LA.
.&.v"""'
••..Lt..A.
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A I
4A
ada kolostomi
25
4A
26
2
'4.7 28
2 1
29
3
57
BAGIAN 7 SISTEM GINJAL DAN SALURAN KEMIH
•
No
.
I
0
KeterampIlan I
PROSEDUR
Tingkat e eram 101an
K t
DIAGNOSTIK
4A 4A
7
1
1 1 3
4A 3
.. . 15 16 17 18
Pemasan an kateter uretra Clean intermitten chateterization (Neurogenic bladder Sirkumsisi Pun si su ra u bik Dialisis .rrial
58
4A 3
4A 3 2
BAGIAN 8 SISTEM
REPRODUKSI
. Keterampllan'
No
Pal asi enis testis duktus s Transluminasi skrotum SISTEM REPRODUKSI Pemeriksaan
Fisik
.:
.
Tingkat Ke t eram 1 °1an
'WANITA
GIN~KO~OGI
-- -- -
5
4A
6
4A
7
4A
8
4A
9
3
..10 11 12
4A
erabdominal
22
3
23
1 1
24 25
1
Terapi dan Prevensi dara sendiri
4A
37
59
.-
OBSTETRI Kehamilan
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
51 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
Identifikasi kehamilan risiko tinggi Konseling prakonsepsi Pelayanan perawatan antenatal Inspeksi abdomen wanita hamil Palpasi: tinggi fundus, manuver Leopold, penilaian nosisi dari luar Mengukur denyut jantung janin Pemeriksaan dalam pada kehamilan muda Pemeriksaan pelvimetri klinis Tes kehamilan CTG: melakukan dan menzinterpretasikan Permintaan pemeriksaan USG obszin Pemeriksaan USG obsgin (skrining obstetri) Amniosentesis
Pemeriksaan obstetri (penilaian serviks, dilatasi, membran, presentasi ianin dan penurunan) Menolong persalinar fi~)OlOgIS sesuai Asuhan Persalinan Normal APN Pemecahan membran ketuban sesaat sebelum melahirkan Insersi kateter untuk tekanan intrauterus Anestesi lokal di perineum Anestesi pudendal Anestesi epidural Enisiotomi Resusitasi bavi baru lahir Menilai skor Apgar Pemeriksaan fisik bayi baru lahir Postpartum: pemeriksaan tinggi fundus, plasenta: Iepas / tersisa Memaerkirakan/,mengukur kehilangan darah sesu ah melahirkan Menjahit luka episiotomi serta laserasi derajat 1 dan2 Meniahit luka episiotomi serta laserasi deraiat 3 Meniahit luka episiotomi deraiat 4 Insiasi menvusui dini (IMD) Induksi kimiawi persalinan Menolong persalinan dengan presentasi bokong (breech presentation) Pengambilan darah fetus Operasi Caesar (Caesarean section) Pengambilan plasenta secara manual Ekstraksi vakum rendah Pertolongan distosia bahu
.-77·m· Menilai lochia ,
78 79
80 81 82 83
"
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 3 4A 4A 2
4A 4A 4A 2 4A 2 2
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 3 2 4A 3 3 2 2 3 3 3
I
,,
Palpasi posisi fundus Pavudara: inspeksi, manaiemen laktasi, masase Menzaiarkan hygiene Konselinz kontrasepsi/ KB pascasalin Perawatan luka episiotomi Perawatan luka operasi caesar
60
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A
BAGIAN 9 SISTEM ENDOKRlN,
No
METABOLISME, DAN NUTRISI
Keterampilan
Tingkat Keterampilan
1
Penilaian status gizi (termasuk pemeriksaan antropometri)
4A
2 3
Penilaian kelenjar tiroid: hipertiroid dan hipotiroid Pengaturan diet
4A 4A
4
Penatalaksanaan diabetes melitus tanpa komplikasi Pemberian insulin pada diabetes melitus tanpa komplikasi
4A
Pemeriksaan gula darah (dengan Point of Care Test [POCT]) Pemeriksaan glukosa urine (Benedict)
4A
5 6
7 8
Anamnesis dan konseling kasus gangguan metabolisme dan endokrin
61
4A
4A 4A
BAGIAN 10 SISTEM HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI
No
Tingkat Keterampilan 4A
Keterampilan
1
Palpasi kelenjar limfe
2
Persiapan dan pemeriksaan hitung jenis leukosit
4A
3
Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit)
4A
4
Pemeriksaan prom pembekuan (bleeding time, clotting time)
4A
5
Pemeriksaan Laju endap darahjkecepatan darah (LEDj KED)
4A
6
Permintaan pemeriksaan hematologi berdasarkan indikasi
4A
7
Permintaan pemeriksaan imunologi berdasarkan indikasi
4A
8
Skin test sebelum pemberiaan obat injeksi
4A
9
Pemeriksaan golongan darah dan inkompatibilitas
4A
10
Anamnesis dan konseling anemia defisiensi besi, thalasemia, dan HIV
4A
11
Penentuan indikasi dan jenis transfusi
4A
62
endap
BAGIAN 11 SISTEM MUSKULOSKELETAL
N o
.
,KcterampIlan
Tingkat
0'
01 e ezarnpa an
K t
1
9
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A
10
4A
11
14
4A 4A 4A 4A
15
4A
16
4A
17
4A
18
4A
19
4A
2 3
4 5
6 7 8
12 13
20 21 22 23
sendi
24
4A 4A 4A 4A 4A
3
4A 3
4A 2 2
4A 3
63
BAGIAN 12 SISTEM INTEGUMEN
o
No 1
2 3 4
5 6
7
8
Keterampllan eksi kulit
Tingkat K t 01
e eram 4A
eksi membran mukosa
4A
eksi daerah erianal eksi kuku eksi rambut dan skal Pal asi kulit Deskripsi lesi kulit dengan perubahan primer dan sekunder, misal ukuran, distribusi, penyebaran, konfi rasi . Deskripsi lesi kulit dengan perubahan primer dan sekunder, seperti uku distribusi, penyebaran dan konfi rasi
64
4A 4A 4A 4A 4A
4A
1
an
BAGIAN 13 LAIN-LAIN
4A
.. 5
4A 4A 4A 4A 4A
6 7 8 9 10 11
4A
16
4A 4A 3 3 4A 3
17
4A
12 13 14 15
ometri
25 26 27
4A 3
4A
28 29 30 31
4A 4A
4A 1 3 2 1 3 2
32 33 34 35 36 ..
.
Resusitasi
3 3
37 38 39 ar
40
65
3 3
.
I 41 42 43
Tatalaksana oemberian infus oada anak svok Tatalaksana pemberiari cairan zlukosa IV Tatalaksana dehidrasiberat pada kegawatdamratan setelah ~rnk
3 3
4A
DEWASA
Pemeriksaan Fisik 44 Penilaian keadaan umum 45 Penilaian antropolozi (habitus dan postur) Penilaian kesadaran 46 Penunjang
4A 4A
4A
47
4A
48 49
3
50
108
51 52 53 54 .55
kontras
si
4A 4A 3 1 1
1 1
56
3
57
2
61
4A
62
4A
63 64 65 66 67 68
4A 4A 4A 4A tetes, sem rot
69
.
4A 4A 3
KEGAWATDARURATAN
sejawat atau petugas
66
4A
85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
95 96 97 98 99 100
Menzenali oerilaku dan zavahidun yang membahavakan Memperlihatkan kemampuan pemeriksaan medis di komunitas Penilaian terhadap risiko masalah kesehatan Memperlihatkan kemampuan penelitian yang berkaitan dengan Iingkungan Memperlihatkan kemampuan perencanaaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi suatu intervensi pencegahan kesehatan primer, sekunder, dan tersier Melaksanakan kegiatan pencegahan spesifik seperti vaksinasi, oemeriksa.an medis berka.1a.clan dukunzan sosial Melakukan pencegahan dan penatalaksanaan kecelakaan kerja serta merancang program untuk individu, lingkungan, dan institusi keria Menerankan 71ane:kah keselamatan pasien Melakukan langkah-langkah diagnosis penyakit akibat kerja dan penanganan pertama di tempat kerja, serta melakukan pelaporan PAK Merencanakan program untuk meningkatkan kesehatan masvarakat termasuk kesehatan lingkungan Me1aksanakan 6 program dasar Puskesmas: 1) promosi kesehatan, 2) Kesehatan Lingkungan, 3) KIAtermasuk KB, 4) Perbaikan gizi masyarakat, 5) Penanggulangan penyakit: imunisasi, ISPA,Diare, TB, Malaria 6) Penzobatan dan penanganan kegawatdaruratan Pembinaan kesehatan usia lanjut Menegakkan diagnosis holistik pasien individu dan keluarga, dan melakukan terapi dasar secara holistik Melakukan rehabilitasi medik dasar Melakukan rehabilitasi sosial pada individu, keluarga, dan
masvarakat Melakukan penatalaksanaan komprehensif pasien, keluarga, dan ak t
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A
4A 4A 4A 4A 4A 4A
SUPERVISI 101
102
103 104
Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan pengendaliannya Mengetahui jenis vaksin beserta • cara penyimpanan • cara distribusi • cara skrining dan konseling pada sasaran • cara pemberian • kontraindikasi efek samping yang mungkin terjadi dan upaya penanzzulanzannva Menielaskan mekanisme pencatatan dan pelaporan Merencanakan, mengelola, monitoring, dan evaluasi asuransi pelayanan kesehatan misalnya BPJS, jamkesmas, jampersal, askes, dll KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A
MedikoZegal
105 Prosedur medikolegal 106 Pembuatan Visum et Repertum 107 Pembuatan surat keterangan medis 108 Penerbitan Sertifikat Kematian Forensik Klinik 109 Pemeriksaan selaput dara 110 Pemeriksaan anus 111 Deskripsi luka 112 Pemeriksaan derajat luka
67
4A 4A 4A 4A 3 4A 4A 4A
KorbanMati
4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A
113 114 115 116 117 118 119
120 121 122
si luka
4A 4A 4A 4A 4A
130 131 132 133 134 135 136 137 138
2
.-
139 140 141 142 143
,
2 2 2
.
3 3 3 1 3
Pemeriksaan bercak darah Pemeriksaan cairan mani Pemeriksaan s erma Histo atolo i forensik Foto rafo forensik
KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, ttd MENALDI RASMIN
68