LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
IbM KERAJINAN WAYANG KACA DAN “SAAB MOTE” Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat No. 039/SP2H/KMP/DIT.LITABMAS/III/2012 tanggal 6 Maret 2012
Oleh: Drs. Rai Sujanem, M.Si NIDN: 0031104031 Drs. Agus Sudarmawan, M.Si NIDN : 0018085907 Gede Adi Yuniarta, SE, Ak., M.Si NIDN: 0016067903
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012
1
HALAMAN PENGESAHAN Judul IbM:
IbM Kerajinan Wayang Kaca dan “Saab Mote”
1. Mitra Program IbM
: (1) I Ketut Santosa (2) I Nyoman Netep (3) I Wayan Arnawa (4) I Made Wijana (5) Ni Made Rejeki (6) Ni Nyoman Ari Suteni (7) Ni Ketut Masih (8) Ni Ketut Suci
2. Ketua Tim Pengusul a. Nama Lengkap b. Jenis kelamin c. NIDN d. Jabatan/Golongan e. Jurusan/Fakultas f. Perguruan Tinggi g. Bidang Keahlian h. Alamat Kantor/Telp/Faks/E-mail i. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail 3. Anggota Tim Pengusul a. Jumlah Anggota b. Nama Anggota I/bidang keahlian c. Nama Anggota II/bidang keahlian d. Mahasiswa yang terlibat 4. Lokasi Kegiatan/Mitra a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) b. Kabupaten/Kota c. Propinsi d. Jarak PT ke lokasi mitra (km) 5. Luaran yang dihasilkan 6. Jangka waktu Pelaksanaan 7. Biaya Total 8. - Dikti - Sumber lain (sebutkan ….)
: Drs. Rai Sujanem, M.Si. : Laki : 0031104031 : Lektor Kepala / IVc : Pendidikan Fisika / MIPA : Undiksha : Fisika/Material : Jalan Udayana Singaraja, Bali (0362) 25072 : Perumahan Puri Sukasada A33 Singaraja, Bali (0362) 27838/
[email protected] : Dosen 2 orang, : Drs. Agus Sudarmawan, M.Si. : Gede Adi Yuniarta, SE, Ak : 2 orang : Desa Nagasepaha/Kecamatan Buleleng : Buleleng : Bali : 9 km. : Modifikasi alat, Variasi produk, dan E-Commerce 8 bulan : Rp.45.000.000 (Empat Puluh Lima Juta Rupiah) : Rp. --: Rp. --Singaraja, 10 Desember 2012 Ketua Pelaksana
Mengetahui,
Dekan Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha Drs. Rai Sujanem, M.Si NIDN. 0031104031
Prof. Dr. IB Putu Arnyana, M.Si NIDN. 0031125821 Mengetahui Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. I Ketut Suma, M.S NIDN. 0001015913
2
Kerajinan Wayang Kaca dan “Saab Mote” Abstrak Desa Nagasepaha merupakan pusat berbagai kerajinan seperti kerajinan perak, kayu, seruling, tenun, “saab mote”, dan lukisan kaca. Dari sejumlah kerajinan tersebut, kerajinan “saab mote” dan lukisan kaca merupakan “ciri khas yang unik” dan sekaligus kerajinan andalan Desa Nagasepaha. Produk kerajinan lukisan wayang kaca banyak diminati para seniman karena keunikan lukisan wayang Nagasepaha ini. Keunikannya yang terletak pada unsur kepribadian Buleleng gaya dekoratif dan naturalistiknya. Lukisan wayang kaca tidak saja diminati oleh para seniman, tetapi juga diminati oleh para kolektor seni baik dari dalam Negeri maupun dari manca negara. Untuk kerajinan “saab mote” banyak dipesan untuk hiasan dinding dan cindra mata. Masalah utama dalam bidang produksi dan managemen. Untuk bidang produksi wayang kaca dan “saab mote” adalah berkaitan dengan fasilitas penunjang produksi yang mencakup meja standar, aneka warna, alat pemotong kaca, dan aneka kuas, dan variasi desain. Untuk kerajian saab mote, permasalahan yang dihadapi yaitu masalah kain bludru, daun lontar, aneka warna, aneka baut, dan variasi bentuk. Dalam bidang managemen masalah yang dihadapi adalah belum tersusunnya pembukuan dengan baik, serta masalah dalam pemasaran produksinya. Untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada pengerajin ini, maka dilaksanakan kegiatan IbM Kerajinan Wayang Kaca dan “Saab Mote”. Melalui kegiatan IbM ini, beberapa alat dan bahan penunjang produksi seperti meja standar, aneka warna, alat pemotong kaca, dan aneka kuas, dan variasi desain. Untuk kerajinan “saab mote“ , telah diadakan kain bludru, daun lontar, aneka warna, aneka baut, dan variasi bentuk. Setelah pengadaan bahan dat alat penunjang bidang produksi, selanjutnya dilakukan pembinaan dan pelatihan pembuatan berbagai disain kerajinan. Dalam bidang managemen telah diberi pembinaan pembuatan pembukuan dengan baik. Di samping telah dibuatkan sebuah website dengan alamat http://lukisan.kacanagasepaha.com. Pada website tersebut ditampilkan produk kerajinan wayang kaca dan “saab mote”. Website ini sekaligus digunakan sebagai sarana promosi dan sekaligus pemasaran produk kerajinan wayang kaca dan “saab mote”. Kata kunci: lukisan wayang kaca, saab mote.
3
Kata Pengantar Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat Rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan P2M IbM Kerajinan Wayang Kaca dan “Saab Mote”. Dalam perjalanan selama pelaksanaan program P2M dalam bentuk IbM Kerajinan Wayang Kaca dan “Saab Mote”., atas bantuan berbagai pihak, kegiatan ini banyak mengalami penyempurnaan. Proses pelaksanaan program IbM ini telah dilakukan secara maksimal, namun, kami masih merasakan bahwa kegiatan program IbM ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang argumentatif dan konstruktif dari berbagai fihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pengalaman kami dalam rangka pelaksanaan penelitian berikutnya. Selama mengerjakan kegiatan program IbM ini, kami banyak mendapat bantuan dan dorongan baik moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam kesempatan ini, kami menyampaikan rasa terimakasih, rasa hormat, dan penghargaan yang tulus kepada yang terhormat :
1. Direktur Dikti, atas bantuan dana yang disediakan untuk pelaksanaan program IbM Kerajinan Wayang Kaca dan “Saab Mote” ini. 2. Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM) Undiksha atas izin dukungan moral dan finansial selama perjalanan program IbM ini. 3. Kepala Desa Nagasepaha yang telah bekerjasama atas pelaksanaan IbM inbi 4. Bapak/Ibu peserta kegiatan program IbM Kerajinan Wayang Kaca dan “Saab Mote” yang telah tekun dan anotosias dalam persiapan, pelaksanaan, dan monitoring kegiatan IbM ini. 5. Pihak-pihak lain yang telah membantu dan memberikan dorongan moral dan financial dalam penelitian ini. Semoga semua perhatian, dorongan, bimbingan, amal, sapaan, dan pengorbanan semua fihak yang telah diberikan kepada kami dalam kegiatan IbM Kerajinan Wayang Kaca dan “Saab Mote” ini, memperoleh karunia dari Ida Hyang Widhi Wasa. Semoga IbM ini bermanfaat.
Singaraja, 10 Desember 2012 Tim Peneliti
4
Daftar Isi HALAMAN PENGESAHAN …………………………..…………………………
ii
ABSTRAK...... ...........................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR …………………………..………………………………….
iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………
v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
viii
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN ............................................ ……………….…....
1
1.1 Analisis Situasi. ………………..............…................... ...........
1
1.2 Permasalahan Mitra .....……………….….. ……………….…...
5
1.3 Tujuan Kegiatan ............................................................................
6
1.4 Manfaat Kegiatan .........................................................................
7
KAJIAN TEORI ……………….…..……………….…..................
9
2.1 Lukisan Wayang Kaca..................................................................
9
2.2Kerajinan Saab mote ……………………..…..............
14
METODE PELAKSANAAN …................................. ……………..
16
3.1 Rencana dan Pelaksanaan Program IbM...……………….….…...
16
3.2 Target Luaran ....... ………….……………......…………….…..
17
3.3 Kelayakan PT ...............................................................................
18
HASIL DAN PEMBAHASAN….....….. …...…………….….. .........
21
4.1 Hasil Kegiatan P2M ...............................……..…….…...............
21
4.2 Penjajagan Lokasi dan Penggalian Masalah Kerajinan..................
21
4.3 Pengadaan Bahan dan alat kerajinan .............................................
22
4.4 Pembekalan pembuatan kerajinan wayang kaca dan “saab mote”..
24
4.5 Pelatihan pembuatan kerajinan wayang kaca dan “saab mote”....
25
4.6 Hasil Penganekaragaman Desain Produk .......................................
27
4.7 Managemen ...................................................................................
30
4.8 Pelatihan penggunaan web ...........................................................
32
KESIMPULAN DAN SARAN ........................ ……..….…..................
34
5.1 Kesimpulan ………..…….….. .....................................................
34
5.2 Saran-saran................................................................ ……………
34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................
36
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................................
37
BAB V
5
Daftar Gambar Keterangan Gambar
Gambar No
Halaman Mahabarata
9
wayang
11
3
Tahap melukis wayang kaca............................................. ……..
14
4
Penentuan tempat dan jenis kerajinan .........................................
22
5
Meja lukis standar ......................................................................
22
6
Alat pemotong kaca, kuas, dan cat
23
7
Aneka mote dan benang .............................................................
23
8
Daun Lontar dan kain bludru ......................................................
24
9
Pembekalan dan pembinaan kerajinan lukisan wayang kaca dan
25
1
Lukisan
Kaca
Adegan
.............................................. 2
Alat-alat
untuk
melukis
kaca……………………………
..........................................
“saab
mote”
.................................................................................... 10
Pembuatan berbagai desaian wayang kaca ..................................
26
11
Pembuatan
Mote”...
27
mote”
30
Tampilan web lukisan wayang kaca dan “saab mote”
31
berbagai
desaian
“Saab
.................................. 12
Aneka
hasil
lukisan
wayang
kaca
dan
“saab
...................... 13
................. 14
Profil pengerajian dalam web ......................................................
32
15
Proses pelatihan pemanfaatan internet untuk pemasaran
33
kerajinan
6
7
Daftar Lampiran-lampiran NOMOR LAMPIRAN
NAMA LAMPIRAN
01
Para pengerajin Lukisan wayang kaca yang sedang mengerjakan lukisannya
02
Para pengerajin “Saab Mote yang sedang mengerjakan lukisannya
03
Website kerajinan wayang kaca dan “saab mote”
04
Deskripsi tampilan Website kerajinan wayang kaca dan “saab mote”
05
Kuesioner dan daftar hadir
8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi Desa Nagasepaha adalah sebuah desa di Kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng, Propinsi Bali, yang terletak di tapal batas kota Singaraja. Desa Nagasepaha berjarak 7 km dari kota Singaraja (ibu kota) kabupaten Buleleng. Desa Nagasepaha ini berada pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut, berbatasan dengan desa Padang Bulia di sebelah utara, desa Pegadungan di sebelah Timur, desa Petandakan di sebelah Selatan, dan desa Sari Mekar di sebelah barat (Profil desa Nagasepaha, 2009). Dari pengamatan sepintas Desa Nagasepaha, seperti desa-desa yang lain sekitarnya sepertinya pusat perkebunan. Dikatakan demikian karena yang teramati sebagian besar pohon-pohon tanaman keras seperti cengkeh, kopi, mangga dan lain-lain. Namun, di samping perkebunan, ternyata Desa Nagasepaha merupakan pusat berbagai kerajinan seperti kerajinan perak, kayu, seruling, tenun, “saab mote”, dan lukisan kaca. Dari sejumlah kerajinan tersebut, kerajinan “saab mote” dan lukisan kaca merupakan “ciri khas yang unik” dan sekaligus kerajinan andalan Desa Nagasepaha. Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris/Pejabat Kepala Desa Nagasepaha, keunikan yang terdapat pada kerajinan “saab mote”, yaitu hampir 100% ibu-ibu rumah tangga bahkan gadis-gadis remaja bisa membuat “saab mote”. Sedangkan keunikan pada lukisan kaca Nagasepaha yaitu pada corak dekoratif khas Bali, tema pewayangan dengan ciri ungkap khas Buleleng yang merupakan kepribadian seni lukis kaca Nagasepaha (Sudarmawan, dkk, 1994, Supir, dkk, 1995, dan Hardiman, dkk, 2002). Informasi yang diperoleh dari Kepada Desa Nagasepaha, bahwa jumlah penduduknya 1577 jiwa atau 463 KK. Hampir 100% masyarakatnya sebagai pengerajin “Saab Mote” dan lukisan kaca. Kebanyakan dari mereka mengerjakan secara sendirisendiri di rumah masing-masing sesuai dengan order yang diterima dari pengepul. Barang yang dihasilkan diserahkan kepada pengepul dengan harga yang bervariasi sesuai dengan ukuran dan kualitas produk yang dihasilkan. Sejak tahun 1999, di desa Nagasepaha Kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng telah berdiri Kelompok Pengerajin wayang dan Lukisan kaca dengan nama kelompok “Pandawa” dan “Arjuna“. Pada tahun 2002 juga terbentuk kelompok pengerajin “Saab Mote” dengan nama-nama kelompok : “Sekar Sari”, “Puspita Sari”, “Aneka Sari”, “Sri Rejeki”, dan lain-lain. Di samping itu juga telah terbentuk kelompok bina usaha (KBU) pengerajin kecil, untuk “Saab Mote” masing-masing dengan nama “Matahari”, “Bintang”, 9
“Bulan”, “Durian”, “Rambutan”, “Cempaka”, “Anggrek”, “Melati”, dan lain-lain yang jumlahnya hampir dua puluh kelompok. Tiap kelompok jumlah anggotanya berkisar 10 hingga 30 orang. Kelompok pengerajin lukisan wayang kulit dan wayang kaca pada tanggal 19 Mei 2003 membentuk kelompok gabungan pengerajin industri kecil dengan nama Kelompok Pengerajin “Desain Baru” dengan ketua I Ketut Santosa. Kelompok pengerajin ini dipimpin oleh seorang pengepul dan pengekspor produk kerajinan „’lukisan kaca‟‟ dan “Saab Mote“ beberapa tahun lalu. Pendirian kelompok ini dimaksudkan agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat di antara para pengerajin terutama dalam hal penetapan harga produk. Dengan adanya kelompok ini, harga dapat ditetapkan oleh kelompok dan proses pengadaan bahan maupun proses penjualan produk dapat dilakukan secara kelompok. Jenis produk kerajinan lukisan kaca yang dihasilkan oleh kelompok maupun masyarakat di Desa Nagasepaha antara lain: wayang kulit, lukisan wayang pada kaca, dengan gaya pokok dekoratif dan gaya latar belakang adalah gaya naturalis (Sudarmawan dkk, 1994, Supir dkk, 1995, dan Hardiman dkk, 2002). Produk kerajinan lukisan wayang kaca banyak diminati para seniman karena keunikan lukisan wayang Nagasepaha ini. Keunikannya yang terletak pada unsur kepribadian Buleleng gaya dekoratif dan naturalistiknya (Hardiman, 2006). Lukisan wayang kaca tidak saja diminati oleh para seniman, tetapi juga diminati oleh para kolektor seni baik dari dalam Negeri maupun dari manca negara. Banyak para pengerajin lukisan kaca menerima pesanan khusus untuk cindra mata. Bahkan lukisan kaca yang sangat unik pembuatannya membutuhkan waktu sampai beberapa minggu dengan nilai jual sampai mencapai Rp 4.000.000 (empat juta rupiah). Untuk kerajinan “Saab Mote“ memiliki keunikan motif khas Nagasepaha. Produk ini banyak digunakan sebagai dekorasi, hiasan dinding, hiasan pintu masuk rumah, hiasan gapura, untuk alat-alat upacara, untuk hiasan meja tamu, untuk hiasan tempat-tempat sidang, pertemuan, seminar, untuk cindra mata, dan sebagainya. Produk “lukisan kaca” dan “Saab Mote“ ini telah dipamerkan di hotelhotel, Galeri-galeri, museum-museum baik di dalam maupun di luar negeri. Ada delapan pengerajin lukisan wayang kaca dan “saab mote” yang dijadikan mitra dalam kegiatan pengembangan iptek bagai masyarakat ini. Kedelapan orang pengerajin ini masih
dalam satu keluarga besar yang meneruskan pekerjaan dan bakat dari nenek moyang mereka. Walaupun mereka masih dalam satu keluarga, antara pengerajin satu dengan pengerajin lainnya memiliki ciri-ciri produk dan ketokohan yang berbeda. Sebagai contoh, pengerajin wayang kaca I Nyoman Nepet dan I Nyoman Subrata (72 tahun), hampir sebagian besar produk yang dihasilkan bermotif mahabrata dan Ramayana dan 10
pewayangan lainnya. Sedangkan I Ketut Santosa (41 tahun) dan I Wayan Arnawa (41 tahun) merupakan pengerajin klasik dan kontenporer. Dari segi pengerajin ”Saab Mote”, ada sejumlah pengerajin yang bekerja asal ada pesanan dan kerjanya tak tentu. Di lain fihak ada kelompok pengerajin yang relatif permanen dan menekuni kegiatan ini. Ada dua kelompok pengerajin Sri Rejeki yang membuat ”anyaman saab mote” yang merupakan kontenporer antara dan klais seperti membuat untuk indera mata yang unik seperi dalam bentuk tampilan ”Lamak” berbagai bentuk. Kedelapan pengerajin yang mencakup kerajinan wayang kaca dan ”saab mote” menghadapi masalah yang hampir sama, baik dalam bidang produksi, manajemen, maupun pemasaran. Dalam bidang produksi, untuk kerajinan wayang kaca permasalahannya adalah belum tersedianya sarana melukis yang memadai seperti meja lukis wayang kaca dan alat pemotong kaca, aneka cat pewarna, dan aneka produk desain sesuai pesanan pasar. Untuk kerajinan ”saab mote”, permasalahan dalam bidang produksi yang dialami adalah kombinasi antara saab mote dengan lukisan kaca yang kombinasional, masih terbatasnya bentuk mote-mote yang ada. Dalam bidang manajemen, kedelapan pengerajin tidak memiliki pembukuan, sehingga produk-produk yang dihasilkan tidak memiliki spesifikasi. Demikian juga, manajemen keuangannya tidak jelas. Dalam bidang pemasaran, kedelapan pengerajin jarang diikutsertakan dalam pameran. Lebih-lebih kerajinan ”saab mote” belum sama sekali pernah pameran. Penjualan produknya sangat tergantung dari pesanan, baik lokal maupun asing. Pesanan asing biasanya melalui perantara atau pengepul, sehingga harga sangat ditentukan oleh pengepul. Dalam keadaan normal, pengerajin wayang kaca rata-rata penghasilannya 1,7 juta hingga 2,5 juta rupiah setiap bulan. Untuk pengerajin ”saab mote” rata-rata penghasilannya 600 ribu hingga 1,5 juta rupiah. Para pengerajin ini tidak pernah melakukan promosi tentang hasil karya mereka. Hal ini dipandang perlu mendapat perhatian untuk kelangsungan usaha mereka. Masalah utama dalam bidang produksi wayang kaca adalah berkaitan dengan fasilitas penunjang melukis wayang kaca. Para pengerajin menggunakan meja lukis seadanya, kadang menggunakan meja belajar anak-anak, duduk di lantai atau bahkan duduk di lapangan dengan beralaskan papan triplek. Kondisi melukis seperti ini sering menimbulkan hasil yang kurang optimal seperti melukis perlu ekstra hati-hati, posisi duduk yang kurang nyaman. Posisi duduk yang bagus ini dapat mengganggu kesehatan. Dengan meja lukis wayang kaca yang didesain khusus untuk melukis wayang ini, pelukis dapat berkonsentarsi melukis dengan baik, yang akhirnya dapat bermuara pada meningkatnya kualitas lukisan wayang kaca ini. Di samping itu, alat ini memberikan kenyaman dari segi kesehatan.
11
Untuk memperluas kalangan konsumen, variasi desain produk dipandang perlu mendapat perhatian. Pengerajin perlu mengembangkan wawasan terhadap aspek pasar. Desain produk hendaknya berorientasi aspek pasar dengan tanpa meninggalkan keunikan dari hasil karya masing-masing pengerajin. Produk yang dihasilkan oleh kedelapan pengerajin ini dapat dikatakan tergolong unik, karena tampilan produk-produknya tampak seperti barang antik. Di lingkungan pengerajin ini terdapat rumah peninggalan tua dengan ornamen yang masih asli, dimana setiap pengunjung yang melihat merasa kagum terhadap warisan budaya itu. Oleh karena itu, keberadaan kerajinan wayang kaca di Desa Nagasepaha dipandang perlu dilestarikan. Upaya ke arah itu hendaknya berorientasi pada jaminan terhadap kesejahteraan pengerajin. Manajemen usaha yang mengarah profesional sangat perlu diketahui oleh pengerajin di jaman kompetisi secara global saat ini. Manajemen yang dimaksud meliputi bidang produksi maupun bidang pemasaran. Dalam bidang pemasaran dipandang perlu diupayakan ke arah pemasaran secara global melalui Internet. Dengan demikian, konsumen dapat secara langsung berhubungan dengan pengerajin darimana dan kapan saja. Hal ini akan menjamin harga yang lebih pasti diperoleh konsumen, dan sebaliknya pihak pengerajin tidak akan dipermainkan oleh pengepul. Oleh sebab itu, ecomerse menjadi salah satu alternatif media promosi sekaligus sebagai toko online. Jika upaya ini dapat berjalan dengan baik, maka diharapkan permintaan akan produk menjadi bertambah. Hal ini sudah tentu proses produksi akan meningkat. Dengan meningkatnya proses produksi kebutuhan akan tenaga kerja akan dapat mengurangi pengangguran di sekitarnya. Dampak eksistensi pengerajin ini terhadap lingkungannya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya karena ikut terlibat sebagai tenaga kerja, dan suatu saat bisa menjadi pengerajin dengan desain yang lebih kreatif. Dampak secara nasional diharapkan mampu menambah devisa bagi negara.
1.2 Permasalahan Mitra Berdasarkan analisis situasi yang telah diungkapkan di atas, dan hasil diskusi dengan para pengerajin sebagai mitra kegiatan, maka permasalahan mitra yang perlu memperoleh perhatian dan penanganan adalah sebagai berikut. (1) Dalam bidang produksi, permasalahan mitra paling mendesak, antara lain: 1) Meja Lukis wayang kaca Sarana penunjang utama dalam melukis adalah tersedianya meja lukis wayang kaca yang memadai. Selama ini, para pengerajin wayang kaca menggunakan meja lukis 12
seadanya, kadang menggunakan meja belajar anak-anak, duduk di lantai atau bahkan duduk di lapangan dengan beralaskan papan triplek. Kondisi melukis seperti ini sering menimbulkan hasil yang kurang optimal seperti melukis perlu ekstra hati-hati, posisi duduk yang kurang nyaman. Posisi duduk yang bagus ini dapat mengganggu kesehatan. Dengan meja lukis wayang kaca yang didesain khusus untuk melukis wayang ini, pelukis dapat berkonsentarsi melukis dengan baik, yang akhirnya dapat bermuara pada meningkatnya kualitas lukisan wayang kaca ini. Di samping itu, alat ini memberikan kenyaman dari segi kesehatan. 2) Alat pemotong kaca, selama ini pengerajian bolak-balik ke took kaca untuk memotong kaca sesuai ukuran lukisan. Toko ini jaraknya relative jauh sekitar 11 km. Hal ini membuat para pengerajin tidak bias cepat membuat lukisan sesuai pesanan yang berbeda-beda, lebih-lebih digunakan untuk koleksi, pengerajin membuat sesuai ukuran yang ada saja. 3) Pewarna yang khas dan mengkilap yang dimiliki oleh pengerajin masih sangat terbatas. Hal ini sangat menghambat proses produksi. Di samping itu, variasi masih terbatas. 4) Bahan-bahan saab mote, di mana “mote” dengan berbagai variasinya sangat terbatas baik warna maupun coraknya. 5) Variasi desain masih sangat minim, sehingga lingkup pasar masih terbatas. Hal ini menyebabkan order masih sangat terbatas. (2) Dalam bidang manajemen, permasalahan mitra adalah sebagai berikut: 1) Pengerajin/mitra tidak memiliki manajemen usaha yang jelas. Pengerajin/mitra tidak memiliki pembukuan, sehingga mereka tidak mengetahui apakah usahanya dalam keadaan untung atau rugi. Pengerajin lebih-lebih pengerajin “saab mote” lebih banyak unsure sosialnya. Menurut penuturan pengerajin saab mote, dia dapat mengerjakan sebuah “saab mote” yang paling kecil dan sederhana dalam waktu satu hari dengan harga berkisar Rp 20.000 – 40,000. Sungguh memprihatinkan seorang yang memiliki ketrampilan pengerajin hanya dijual sekecil itu belum dikurangi harga bahan, jadi dapat dihitung belum ada keuntungan yang berarti. Kalau dibandingkan dengan seorang tenaga kasar haria yang bekerja pada bangunan mendapat ongkos Rp 45.000-70.000, sungguh ironis sekali. Untuk pengerajin wayang kaca, seorang pengerajin dapat membuat satu buah wayang kaca yang sederhana,dalam sehari. Kisaran gharganya sekitar Rp 50.000 - Rp 150.000. Namun, kadang kala saja, ada pemesanan wayang kaca yang relative besar sampai mencapai 4 juta rupiah. Dalam keadaan normal, pengerajin wayang 13
kaca rata-rata penghasilannya 1,7 juta hingga 2,5 juta rupiah setiap bulan. Untuk pengerajin ”saab mote” rata-rata penghasilannya 600 ribu hingga 1,5 juta rupiah. Para pengerajin ini tidak pernah melakukan promosi tentang hasil karya mereka. Hal ini dipandang perlu mendapat perhatian untuk kelangsungan usaha mereka. 2) Pengerajin/mitra tidak pernah melakukan promosi terhadap produk yang mereka hasilkan, baik di media cetak maupun media elektronik. Mereka juga tidak pernah mengikuti atau diikutsertakan dalam pameran baik di dalam maupun di luar negeri. Padahal mereka untuk kerajinan wayang kaca pernah diajak oleh fiha Undiksha, pameran di beberapa tempat, namun belum dimanfaatkan secara optimal, karena mereka belum bias mandiri. Di samping itu Mitra juga belum memiliki website/ecommerce sebagai media promosi/took online.
1.3.
Tujuan Kegiatan :
(1) Dalam bidang produksi, tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk melengkapi sarana dan prasarana melukis wayang kaca dan kelengkapan saab mote:
1) Melengkapi prasarana melukis yaitu meja lukis wayang kaca. 2) Alat pemotong kaca, untuk memotong kaca sesuai ukuran lukisan. 3) Pewarna yang khas dan mengkilap untuk pengerajin 4) Bahan-bahan saab mote, di mana “mote” dengan berbagai variasinya sangat terbatas baik warna maupun coraknya.
5) Mengembangkan Variasi desain lukisan wayang kaca dan saab mote. (2) Dalam bidang manajemen, permasalahan mitra adalah sebagai berikut: 1) Memberikan pembinaan dalam bidang manajemen usaha yang jelas, seperti pembuatan pembukuan, modal masuk, keluar, keuntungan bersih, dan lainnya terkait dengan managemen usaha. 2) Merdesain dan mengembangkan promosi terhadap produk yang mereka hasilkan, pada media elektronik serta pembuatan website/ecommerce sebagai media promosi/took online.
1.4. Manfaat Kegiatan Melalui program IbM kerajinan wayang kaca dan “saab mote” di Desa Nagasepaha dikelompok ini manfaat yang dapat dipetik pelh pengerajin mitra adalah: (1) dalam bidang produksi, 14
1) Pemamfaatan alat perangkat meja lukis wayang kaca secara optimal sehingga pengerajian dapat bekerja secara optimal. Di samping itu dapat meringankan tenaga dan memberikan kenyaman dalam bekerja yang selama ini bekekerja dengan atau tanpa meja lukis oleh pengerajin selama proses melukis. 2) Minimal setiap pengerajin/mitra baik lukisan wayang kaca maupun “saab Mote” mampu mengembangkan variasi desain masing 3 jenis selama program IbM, sehingga target pasar menjadi lebih luas. 3) Adanya peningkatan target produksi pengerajin/mitra meningkat. (2) Dalam bidang manajemen, target luaran program IbM adalah sebagai berikut: 1) Setiap pengerajin/mitra memiliki manajemen usaha yang jelas. Pengerajin/mitra memiliki pembukuan, sehingga mereka dapat mengetahui apakah usahanya dalam keadaan untung atau rugi. Sistem manajemen usaha mitra ditarget berbasis komputer. 2) Pengerajin/mitra mampu melakukan promosi terhadap produk yang mereka hasilkan, baik di media cetak maupun media elektronik. Setiap tahun minimal mereka pernah mengikuti atau diikutsertakan dalam pameran baik di dalam maupun di luar negeri. 3) Pada akhir program IbM ini mitra memiliki website/ecommerce sebagai media promosi/took online.
15
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Lukisan Wayang Kaca Salah satu ketrampilan yang mendapatkan antusias yang sangat baik adalah ketrampilan Glass Painting (lukis kaca). Ketrampilan yang menggunakan bahan dasar dari kaca sebagai media lukis atau mewarnai ini mempunyai nilai artistik atau nilai seni yang dapat di jadikan hiasan maupun penghias rumah. Lukisan di atas kaca ini muncul sekitar tahun 1927. Dulu, kolektor lukisan kaca adalah kalangan petani kopi dan jeruk yang kaya. Namun sekarang, lukisan kaca dikoleksi oleh para kolektor dari berbagai daerah. Budaya China ditambah budaya Arab melahirkan seni lukis kaca di Indonesia. Lukisan kaca di Nagasepaha Buleleng pada mulanya hanya bertema wayang. Ada adegan Ramayana, Mahabarata, Sutasoma, Arjunawiwaha, dll. Kalau wayang kulit dan golek menceritakan kisah-kisah tradisional, wayang kaca ini cukup modern. Sekarang, lukisan kaca Negasepaha memiliki tema kehidupan sehari-hari.
Gambar 1. Lukisan Kaca adegan Mahabarata
Berikut adalah beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam membuat glass painting/lukis kaca yaitu:
1) Bahan untuk Glass Painting Bahan dasar yang di gunakan adalah kaca, dalam hal ini dapat menggunakan bahanbahan dasar kaca di sekitar kita seperti gelas, botol, piring, tempat selai, stoples, dll. Yang perlu di perhatikan adalah benda yang akan di gunakan sebagai media melukis atau mewarnai janganlah yang sudah banyak goresannya dan buram, pilihlah benda kaca yang mempunyai bentuk yang unik dan artistik.
16
2) Penyiapan bahan dasar Bahan dasar kaca yang di gunakan sebagai media melukis maupun mewarnai sebaiknya di bersihkan terlebih dahulu dari kotoran , minyak dan lemak. Setelah bersih dan kering sebaiknya di seka dengan kain bersih dengan menggunakan methanol.
3) Desain dan pola lukisan Pada dasarnya untuk membuat pola lukisan pada media berbahan dasar kaca tergantung pada selera masing-masing individu karena motif yang di gunakan bisa berbagai macam. Namun motif atau pola yang biasa digunakan adalah motif bunga, kartun, binatang, atau lukisan tradisi daerah setempat. Untuk melukis maupun menggambar kerangka motif yang akan di buat sebagainya menggunakan outliner terlebih dahulu atau bisa menjiplak pola pada kertas dengan meletakkan kertas yang sudah bermotif pada sisi dalam media bahan kaca, selanjutnya kerangka maupun motif bisa dibuat dengan mencontoh gambar tersebut.
4) Bahan pewarna Ada 2 macam pewarna yang bisa digunakan dalam ketrampilan Glass painting ini: a. Cat Opaque Coates Ini adalah jenis cat yang tidak transparent dan biasanya di gunakan bagi yang baru berlatih glass painting. Cara menggunakannya yaitu dengan mengencerkannya terlebih dahulu dengan thinner dan ditambah Glass Fixed Catalist (-+ 5%). b. Cat Transparent Vetro Cat
ini
menghasilkan
warna-warna
yang
cerah
dan
transparent.
Cara
menggunakannya bisa langsung di kuaskan di media berbahan dasar kaca yang sudah bersih.Untuk kadar kekentalannya sesuai dengan kebutuhan bisa ditambahkan dengan thinner. Biasanya cat ini di gunakan oleh pengrajin glass painting yang sudah terlatih
5. Proses Pewarnaan pada pembuatan lukis kaca/ Glass Painting Beberapa a.
proses
pewarnaan
pada
pembuatan
karya
Lukis
Kaca
yaitu:
Dalam proses pengecatan di buat pada kaca yang sudah di sketsa menggunakan
pena yang berisi tinta Bak dengan mengikuti pola sket yang sudah dibuat di kertas. b.
Proses pemindahan sket pada kaca, sket yang telah dibuat diletakan pada bagian
bawah kaca dan ditiru dengan menggunakan alat pena dan bahan tinta cina (batangan) yang telah dicairkan terlebih dahulu. 17
c.
Setelah sket di buat di kaca lalu torehkan warna/cat yaitu cat Transparant Vetro
atau Picolux dengan menggunakan kuas yang sudah di tentukan jenis dan ukuran yang di perlukan yaitu dari kuas yang terkecil sampai yang terbesar tergantung pada keperluan saja. Torehkan warna pada objek gambar yang di buat.
d.
Proses finising, pemberian warna atau beckground/ latar belakang objek gambar
pada lukis kaca.
1.5 Alat untuk melukis, seperti pada Gambar 2
Gambar 2a. Kuas
Gambar 2b. Pensil
Gambar 2c Spidol
Gambar 2d Jembung
Gambar 2 Alat-alat untuk melukis wayang kaca
a) Kuas Kuas merupakan alat yang digunakan pada proses pewarnaan. Spesifikasi dari kuas yang digunakan adalah kuas merk pagoda mulai dari ukuran 3 sampai dengan 12.
b) Pensil Pensil merupakan alat yang digunakan untuk membuat sketsa awal pada kertas yang nantinya akan digunakan sebagai pola dalam pembuatan lukisan di atas permukaan kaca.
18
c) Spidol Spidol digunakan dalam tahap pembuatan pola yang nantinya akan ditiru di atas kaca. Spidol berfungsi untuk menegaskan garis kontur pada sketsa yang sebelumnya dibuat dengan pensil. Jenis spidol yang digunakan adalah spidol dengan merk Snowman ukuran kecil. Adapun warna spidol yang digunakan adalah warna hitam atau biru.
d) Jembung Jembung adalah alat yang digunakan sebagai tempat pencampuran tinta cina batangan yang sudah di gosok dengan air putih dan sebagai tempat pencampuran tinta cina batangan dengan tinta cina cair.
1.6 Dasar-dasar Teknik Melukis Kaca Nagasepaha Lukisan Kaca desa Nagasepaha atau yang dikenal Lukisan Kaca Nagasepaha merupakan salah satu cabang seni lukis dengan menggunakan media kaca, dimana teknik melukisnya adalah terbalik atau melukis dibagian belakang dan menikmati hasilnya dari bagian depan. Hal ini menjadikan Lukisan Kaca Nagasepaha sangat spesifik dalam penggarapannya, karena dengan melukis dibagian belakang sangat membutuhkan ketelitian, keterampilan dan kesabaran. Berikut adalah tahapan pembuatan lukisan kaca Nagasepaha, seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3a.Tahap Sket
Pembuatan sketsa merupakan tahap awal pada pembuatan lukisan kaca, dimana gambar dibuat di atas kertas berwarna putih dan bersih yang nantinya akan dijadikan pola atau acuan untuk disalin di atas permukaan kaca. Gambar sketsa pada kertas, ukurannya dibuat sama dengan ukuran lukisan yang nantinya akan dibuat di atas kaca. Gambar mula-mula dibuat rancangannya dengan menggunakan
pensil,
setelah
itu
gambar
tersebut
diperjelas dengan menggunakan spidol warna yang berukuran kecil. Gambar 3bTahap Nyigar
Nyigar adalah tahap pembuatan kontur pokok atau bentuk dasar dari lukisan di atas permukaan kaca berdasarkan pola atau gambar pada sketsa. Pada tahap nyigar, gambar sketsa diletakkan di bagian bawah kaca kemudian ditiru menggunakan alat pen kalam dengan bahan tinta cina batangan yang sudah digosok19
gosokkan dan dicampur dengan air. Kontur (garis gambar) yang dibuat haruslah lentur tanpa terputus-putus, agar nanti ketika diiisi cat maka kontur itu sebagai pembatas yang mampu menahan lelehan cat.
Gambar 3c Tahap Nyawi
Nyawi adalah tahap pemberian ornamen, aksesoris pada busana, motif hias, dan elemen dekoratif lainnya pada lukisan kaca. Pada tahap nyawi, pemberian bentuk ornamen atau hiasan dilakukan sesuai dengan karakter dari masing-masing objek. Nyawi dibuat secara langsung di atas permukaan kaca tanpa menggunakan bantuan pola atau gambar sketsa.
Gambar 3d Tahap Pewarnaan
Tahap awal dalam pewarnaan yaitu memberikan warna prada (emas) dengan bahan cat prada pada lukisan kaca. Objek yang diberi warna emas yaitu motif hias ukiran pada buasana yang dikenakan objek wayang dengan menggunakan alat kuas. Selanjutnya pada objek yang lainnya akan diberikan warna sesuai dengan konsep pencampuran atau pengolahan cat pewarna. Tahap pewarnaan dilakukan dari belakang pada sebuah lukisan kaca yang mempertimbangkan pemberian warna pada tingkat kecerahan warna, dimana warna yang lebih muda didahului setelah itu berlanjut kewarna yang lebih gelap dengan tujuan agar warna dapat saling menutupi.
Gambar 3e Pemberian Background
Pemberian background (latar belakang) merupakan tahap yang dilakukan pada media kaca yang sama, dan dibuat sesuai dengan tema dari lukisan. Pemberian background dilakukan setelah warna objek utama sudah kering. Latar belakang (background) yang dibuat pada lukisan kaca bertujuan untuk mengisi kekosongan bagian belakang lukisan agar mendapatkan gambar yang terkesan penuh.
20
Pemberian bingkai pada lukisan kaca merupakan
Gambar 3f Pemberian Bingkai
tahap akhir pada proses pembuatan lukisan kaca. Pemberian
bingkai pada umumnya sama dengan
pemberian bingkai pada lukisan lainnya. Bingkai akan dipasang ketika lukisan kaca yang dibuat sudah kering. Pada pemberian bingkai, pemberian penutup tripleks harus diberikan jarak beberapa milimeter dari lukisan kaca yang sudah kering, dan bingkai bagian belakang yang telah tertutup harus diberi lakban, agar terlihat rapi
Gambar 3. Tahap Melukis Wayang Kaca 2.2. Kerajinan “Saab Mote” Untuk kerajinan “Saab Mote“ memiliki keunikan motif khas Nagasepaha. Produk ini banyak digunakan sebagai dekorasi, hiasan dinding, hiasan pintu masuk rumah, hiasan gapura, untuk alat-alat upacara, untuk hiasan meja tamu, untuk hiasan tempat-tempat sidang, pertemuan, seminar, untuk cindra mata, dan sebagainya. Produk “lukisan kaca” dan “Saab Mote“ ini telah dipamerkan di hotel-hotel, Galeri-galeri, museum-museum baik di dalam maupun di luar negeri. Keunikan yang terdapat pada kerajinan “saab mote”, yaitu hampir 100% ibu-ibu rumah tangga bahkan gadis-gadis remaja bisa membuat “saab mote”. (Sudarmawan, dkk, 1994, Supir, dkk, 1995, dan Hardiman, dkk, 2002). Banyak para pengerajin lukisan kaca menerima pesanan khusus untuk cindra mata. Bahkan lukisan kaca yang sangat unik pembuatannya membutuhkan waktu sampai beberapa minggu. Banyak para pengerajin lukisan kaca dan saab mote menerima pesanan khusus untuk cindra mata. Untuk kerajinan “Saab Mote“ ini memiliki keunikan motif khas Nagasepaha. Produk ini banyak digunakan sebagai dekorasi, hiasan dinding, hiasan pintu masuk rumah, hiasan gapura, untuk alat-alat upacara, untuk hiasan meja tamu, untuk hiasan tempat-tempat sidang, pertemuan, seminar, untuk cindra mata, dan sebagainya. Produk “lukisan kaca” dan “Saab Mote“ ini telah dipamerkan di hotel-hotel, Galeri-galeri, museum-museum baik di dalam maupun di luar negeri.
21
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1
Rencana dan Pelaksanaan Program IbM a. Persiapan 1. Sosialisasi program IbM kepada mitra. 2. Penyusunan indikator dan instrumen program IbM. 3. Penetapan tim pelaksana program IbM sesuai dengan kepakarannya. 4. Diskusi/pembekalan tim dalam hal pelaksanaan teknis. 5. Mengadakan kordinasi dengan fihak terkait. 6. Mengadakan kordinasi dengan instansi terkait
b. Pelaksanaan Pembuatan Lukisan Wayang Kaca 1. Perancangan dan modifikasi seperangkat meja lukis kaca wayang agar dapat bekerja dengan optimal. Sehingga tenaga pengerajin menjadi lebih nyaman, sehat dalam proses melukis wayang kaca. 2. Pengadaan alat-alat pendukung proses produksi, untuk pengerajin wayang kaca antara lain: alat pemotong kaca, cat pewarna dengan berbagai warna, kuas dengan berbagai ukuran, yang oleh mitra sangat mendesak. 3. Pelatihan variasi atau penganekaragaman desain produk kerajinan sesuai perkembangan pasar, termasuk kombinasi antara wayang kaca dengan “saab mote” sehingga target pasar menjadi lebih luas. 4. Pelatihan majemen usaha berbasis komputer terhadap mitra untuk meningkatkan profesionalisme dalam hal manajemen usahanya. 5. Perancangan dan pembuatan website atau ecommerce sebagai media promosi dan took online, agar lingkup pasar menjadi global. c. Pemantauan 1. Pemantauan pelaksanaan perancangan dan modifikasi perangkat meja lukis wayang kaca agar dapat bekerja dengan optimal. 2. Pemantauan pelaksanaan pengadaan alat-alat pendukung proses produksi, antara lain: alat pemotong kaca, cat pewarna dengan berbagai warna, kuas dengan berbagai ukuran, yang oleh mitra sangat mendesak.
22
3. Pemantauan pelaksanaan pelatihan variasi/penganekaragaman desain produk kerajinan,dan kombinasi kerajinan sesuai perkembangan pasar. 4. Pemantauan pelaksanaan pelatihan majemen usaha berbasis komputer terhadap mitra untuk meningkatkan profesionalisme dalam hal manajemen usahanya. 5. Pemantauan pelaksanaan perancangan dan pembuatan website atau ecommerce sebagai media promosi dan took online, agar lingkup pasar menjadi global. d. Evaluasi 1. Evaluasi pelaksanaan perancangan dan modifikasi perangkat meja lukis wayang kaca agar dapat bekerja dengan optimal 2. Evaluasi pelaksanaan pengadaan alat-alat pendukung proses produksi, antara lain: alat pemotong kaca, cat pewarna dengan berbagai warna, kuas dengan berbagai ukuran, yang oleh mitra sangat mendesak. 3. Evaluasi pelaksanaan pelatihan variasi/penganekaragaman desain produk kerajinan dan kombinasinya sesuai perkembangan pasar. 4. Evaluasi pelaksanaan pelatihan majemen usaha berbasis komputer untuk meningkatkan profesionalisme pengerajin. 5. Evaluasi pelaksanaan perancangan dan pembuatan website atau ecommerce sebagai media promosi dan took online, agar lingkup pasar menjadi global. 6. Pembuatan Laporan Akhir Program IbM.
3.2 Target Luaran Target luaran dari program IbM kerajinan wayang kaca dan “saab mote” di Desa Nagasepaha dikelompok dalam dua bidang, yaitu: (1) luaran bidang produksi, dan (2) luaran bidang manajemen. Kedua bidang target luaran itu difokuskan pada permasalahan serta solusi yang ditawarkan. (1) Dalam bidang produksi, target luaran yang diharapkan terwujud antara lain: 1) Pemamfaatan alat perangkat meja lukis wayang kaca secara optimal sehingga pengerajian dapat bekerja secara optimal. Di samping itu dapat meringankan tenaga dan memberikan kenyaman dalam bekerja yang selama ini bekekerja dengan atau tanpa meja lukis oleh pengerajin selama proses melukis. 2) Minimal setiap pengerajin/mitra baik lukisan wayang kaca maupun “saab Mote” mampu mengembangkan variasi desain masing 3 jenis selama program IbM, sehingga target pasar menjadi lebih luas. 3) Target produksi pengerajin/mitra meningkat minimal 100%.
23
(2) Dalam bidang manajemen, target luaran program IbM adalah sebagai berikut: 1) Setiap pengerajin/mitra memiliki manajemen usaha yang jelas. Pengerajin/mitra memiliki pembukuan, sehingga mereka dapat mengetahui apakah usahanya dalam keadaan untung atau rugi. Sistem manajemen usaha mitra ditarget berbasis komputer. 2) Pengerajin/mitra mampu melakukan promosi terhadap produk yang mereka hasilkan, baik di media cetak maupun media elektronik. Setiap tahun minimal mereka pernah mengikuti atau diikutsertakan dalam pameran baik di dalam maupun di luar negeri. 3) Pada akhir program IbM ini mitra memiliki website/ecommerce sebagai media promosi/took online. 4) Target penjualan produk pengerajin/mitra meningkat minimal 100%.
3.3. Kelayakan PT Serangkaian dengan kegiatan IbM kerajinan Lukisan Wayang Kaca dan “Saab Mote” ini, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja memiliki ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadai, terutama tenaga edukatif, baik dilihat dari jumlah, jenis keahlian, kepangkatan dan atau jabatan akademik, maupun kualifikasinya. Adapun ketersediaan yang menunjang, yakni: Sarana penunjang pendidikan dan pelatihan banyak diperoleh dari berbagai proyek, seperti Proyek PGSM, DUE-Like, A2, INHERENT, SP4, dan I-MHERE. Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian Masyarakat yang ada di Undiksha telah banyak memberikan fasilitas kepada staf dosen yang ada di Undiksha Singaraja untuk melaksanakan kegiatan penelitian maupun pengabdian masyarakat dari berbagai sumber dana DP2M Dikti, DIPA, A2, DUE-Like, Ristek, INHERENT, dan I-MHERE. Tenaga SDM sebagai pelaksana koordinator bidang produksi dari Jurusan Seni Rupa/ Kriya, sebagai pelaksana koordinator bidang Manajemen dari Jurusan Fisika dan Management dan Informatika. Berdasarkan struktur organisasi pelaksana di atas, tugas pokok dan fungsi organisasi adalah sebagai berikut. 1. Koordinator Pelaksana Program IbM a. Memiliki pengalaman dalam kegiatan P2M, baik yang didanai dari DIPA, Diknas maupun dari DP2M DIKTI, seperti: Life Skill, Ipteks, maupun Vucer. b. Memimpin dan menjalankan Program IbM
24
c. Melaksanakan fungsi sebagai pengelola yang meliputi: perencanaan, pengambilan keputusan, pengarahan, koordinasi, pengawasan monitoring dan evaluasi, dan penyempurnaan bagi tercapainya pelaksanaan program IbM. d. Melaksanakan hubungan keluar dengan Dinas Instansi terkait. e. Bertanggung jawab kepada Ketua LPM Undiksha Singaraja. 2. Ketua-Ketua Pelaksana Program a. Ketua Pelaksana Bidang Produksi 1) Drs. Agus Sudarmawan, M.Si memiliki pengalaman dalam bidang kerajinan membimbing, dan memberi pelatihan tentang kerajina melukis wayang kaca dan cindera mata. 2) Dosen tersebut juga memiliki keterampilan dalam hal perencanaan, perancangan terkait dengan perangkat kerja melukis, seperti desain meja lukis, dan membuat asesori cindaramata. Kualifikasi dosen tersebut sangat dihandalkan dalam hal produksi kerajinan. 3) Memiliki pengalaman dalam beberapa jenis kegiatan P2M dana DIPA. 4) Tugasnya antara lain: merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan, mengkoordinasi, mengawasi dan menyempurnakan kegiatan pelaksanaan program. 5) Mengatasi dan membuat keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh pelaksana program. 6) Bertanggung jawab atas terlaksanannya program bidang produksi dengan sebaik-baiknya kepada Koordinator Pelaksana program IbM.
b. Ketua Pelaksana Bidang Manajemen 1) Drs. Rai Sujanem, M.Si, memiliki pengalaman dalam beberapa kegiatan P2M, baik dari dana DP2M DIKTI, Diknas, maupun DIPA, seperti: Ipteks, Vucer, Life Skill dan pembimbing KAM, PKMK, PKMM, dan PKMT, PKMP. 2) Memiliki pengalaman dalam bidang kegiatan bisnis, karena sejak tahun 2000 ikut mengembangkan usaha bisnis jaringan seperi CNI, Quesnet,dan Kartuplus. 3) Dalam kegiatan IbM ini bertindak sebagai ketua pelaksana bidang manajemen produksi maupun manajemen pemasaran. 4) Tugasnya, antara lain: merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan, mengkoordinasi, mengawasi dan menyempurnakan kegiatan pelaksanaan program bidang manajemen usaha dan pemasaran produk.
25
5) Bertanggung jawab atas terlaksananya program bidang manajemen dengan sebaik-baiknya kepada Koordinator Pelaksana. c. Dosen Pelaksana 1) I Gede Juniarta, memiliki pengalaman beberapa kegiatan P2M yang berhubungan dengan manajemen. Memiliki keahlian dalam bidang manajemen, marketing, ecommerce. Dosen ini dari Jurusan Ekonomi Manajemen. 2) Nyoman Yoga Setyawan memiliki keahlian dalam bidang desain grafis, web desain dalam perancangan dan pembuatan ecommerce. 3) Dosen pelaksana membantu pelaksanaan program sesuai bidang keahliannya. 4) Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah Koordinator Pelaksana. d. Mahasiswa 1) Mengumpulkan dan merekapitulasi semua data hasil kegiatan program IbM. 2) Ikut aktif membantu melaksanakan kegiatan program IbM. 3) Dapat menyusun kegiatan program melalui PKM seperti PKMK, PKMT, dan PKMM pada tahun berikutnya. 4) Bertanggung jawab kepada Dosen Pelaksana Program.
26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kegiatan P2M Dalam bab ini akan diuraikan menjadi beberapa tahap, yaitu : (1) peran peserta dari pengerajin wayang kaca dan “Saab Mote” di desa Nagasepaha kecamatan Buleleng, kabupaten Buleleng, (2) respon kegiatan P2M, (3) harapan ke depan kegiatan P2M untuk meningkatkan ekonomi pengerajin desa Nagasepaha. Kegiatan P2M IbM kerajinan wayang kaca ini diikuti oelh 4 kelompok, dan “saab mote juga diukuti 4 kelompok. Nama-nama ketua kelompok pengerajin seperti pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Pengerajian Wayang Kaca dan “Saab Mote”
No
Nama Ketua Kelompok Pengerajin
1. 2. 3. 4. 5.
I Ketut Santosa I Nyoman Netep I Wayan Arnawa I Nyoman Subrata Ni Nyoman Ari Suteni
6.
Ni Made Rejeki
7.
Ni Ketut Suci
8.
Ni Ketut Masih
Jenis Kerajinan Wayang Kaca Kelompok Desain Baru Wayang Kaca Kelompok Pendawa Saab Mote Kelompok Matahari Saab Mote Kelompok Bintang Saab Mote Kelompok Bulan Saab Mote Kelompok Durian
Kegiatan P2M IbM ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: (1) Kegiatan diawali dengan penjajagan lokasi pengerajin yang dilakukan pada saat pembuatan propsal, (2) persiapan awal penyiapan kelompok pengerajin, (2) identifikasi peralatan yang akan digunakan,(3) mendesain lukisan wayang kaca,dan saab mote, (4) pengadaan bahan dan alat kerajinan.
4.2 Penjajagan Lokasi dan penggalian masalah kerajinan Lokasi pengerajin lukisan wayang kaca dan saab mote berada disekitar kantor kepala desa Nagasephasa dan di sekitar Ssekolah Dasar No 1 Nagasepaha. Ada dua kelompok pengerajin lukisan wayang kaca dan saab mote berada sekitar 500 meter dari Kepala Desa Nagasepaha.
27
Gambar 4. Penentuan Tempat dan Jenis Kerajinan
4.3 Pengadaan Bahan dan alat Kerajinan Seperti diungkapkan pada analsis situasi bahwa masalah utama dalam bidang produksi wayang kaca adalah berkaitan dengan fasilitas penunjang melukis wayang kaca. Adapun pengadaan bahan dan alat kerajinan, sepetti berikut. 1) Untuk kerajinan lukisana wayang kaca, pengadaan mencakup: a) Meja lukis standar seperti foto berikut:
Gambar 5. Meja Lukis Standar
Meja lukis standar ini, posisi tempat menggambar bisa diatur kemiringannya tergantung desain yang mau dilukis, jadi bisa data dan bisa miring, dan memberi rasa kenyamanan kepada pelukisnya. Posisi duduk yang bagus ini dapat mengganggu kesehatan. Dengan meja lukis wayang kaca yang didesain khusus untuk melukis wayang ini, pelukis dapat berkonsentarsi melukis dengan baik, yang akhirnya dapat bermuara pada meningkatnya kualitas lukisan wayang kaca ini. Di samping itu, alat ini memberikan kenyaman dari segi kesehatan. 28
b) Alat pemotong kaca, kuas, dan cat
Gambar 6. Alat pemotong kaca, kuas dan cat 2) Pengadaan untuk kerajinan “Saab Mote”. Bahan-bahan dan alat penunjang kerajinan “saab mote” terdiri dari “Mote” aneka jenis dan warna, cat pewarna, daun lontar, benang, dan kain bludru a) “Mote” aneka warna dan ukuran, “uang bolong”, dan benang
Gambar 7. Aneka Mote dan benang
b) Pengadaan daun lontar dan kain bludru
29
Gambar 8. Daun Lontar dan Kain Bludru 4.4 Pembekalan Pembuatan Kerajinan Wayang Kaca dan “ Saab Mote” Kegiatan pelatihan diawali dengan pembekalan kepada para pengerajin, pemberian model-model desain inovatif dan kontenporer. Pembekalan dilakukan secara kekeluargaan, penuh humor. Instruktur memberikan gambaran secara umum, termasuk prosedur pemasaran lewat internet.
Gambar 9. Pembekalan dan pembinaan Kerajinan “Lukisan wayang Kaca dan “Saab Mote” 4.5 Pelatihan Pembuatan Kerajinan Wayang Kaca dan “ Saab Mote”
30
Setelah diberikan pembekalan secara umum oleh instrukyur, para peserta pengerajin selanjutnya membuat berbagai desain kerajinan yang didampingi oleh instruktur. Proses pelatihan dilakukan pada dua tempat (1) di SD No 1 Nagesepaha dan (2) di rumah pak Ketut Santosa. Para pengerajin juga dipilah menjadi pengerajin lukisan wayang kaca dan pengerajian “saab Mote”
Gambar 10. Pembuatan berbagai desain Wayang kaca
31
Gambar 11. Pembuatan berbagai desain “Saab Mote”
4.6.
Hasil Penganekaragaman Desain Produk Pengrajin wayang kaca dan ”saab mote” yang berdomisili di desa Nagasepaha,
kecamatan Buleleng, kabupaten Buleleng mememiliki ketrampilan melukis dan membuat ”saab mote” yang telah dimilikinya
sudah cukup bagus, ini dapat dilihat dari hasil
kerajinan yang dibuat sangat bervariasi. Produk yang sudah dibuat, antara lain lukisan wayang mahabratha dan Ramayana, Pepatran dengan berbagai bentuk. 32
Hal yang menarik dari pengrajin yang dijadikan mitra adalah mereka memiliki komitmen untuk menggali kembali bentuk-bentuk kerajinan khas Buleleng pada masa lalu, serta meneruskan budaya adi luhung Jro Dalang Diah. Sikap dan keuletan mereka menggali dan meneruskan keunikan-keunikan seni Buleleng yang saat ini sudah hilang, berbeda dengan pengrajin logam di lingkungan sekitarnya yang cendrung sibuk mengerjakan produk kerajinan pasaran. Kualitas selalu mereka jaga dalam setiap produk yang dihasilkan. Sampai saat ini, mereka membuat produk yang desainnya sudah ada sebelumnya. Sementara keinginan pasar selalu berubah, sehingga tidak jarang produk yang dibuat berbeda dengan keinginan pasar. Penganekaragaman produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar sangat perlu dimiliki oleh pengrajin, salah satunya adalah kemampuan membuat desain desain baru yang bisa memenuhi keinginan konsumen yang tidak lebih luas. Salah satu penganekaragaman desain yang mungkin dikembangkan adalah membuat lukisan wayang kaca dan desain perhiasan (asesoris) yang relatif kontemporer, mengkombinasikan anara desain wayang kaca dengan ”estetika saab mote, antara lain lukisan penyapa tamu, ;lukisan wayang kaca yang dibingkai dengan ”saab mote”, Lukisan fenomena sosial seperi narkoba, judi, dan sebagainya. Beberapa contoh rancangan desain patung dan perhiasan yang telah diwujudkan.
Gambar: 12a. Dewi Sita, Trijata, dan Sang Hanoman Membawa cincin Sang Rama
Gambar: 12b. Sang Rama, Laksmana, dan Dewi Sita
33
Gambar: 12c. Saab mote besar
Gambar 12e: Saab mote bentuk “Lamak”
Gambar 12g: Saab mote dengan wadahnya
Gambar: 12d. Aneka corak Saab mote
Gambar 12f.Saab mote untuk “Tata Rias”
Gambar 12h: Saab mote Dekoratif
34
Gambar 12i. Lukisan kaca: fenomena sosial Narkoba Gambar 12. Aneka hasil “ Lukisan kaca dan saab mote” 4.7 Manajemen Untuk manajemen usaha, Ipteks telah diberikan pembinaan meliputi: pembukuan, penguasaan teknologi komputer dan sistem informasi Internet. Di samping itu juga diberikan peningkatan manajemen pemasaran baik lokal maupun global. Untuk pemasaran global, Ipteks yang diberikan kepada mitra adalah pembuatan website atau ecommerce (toko online). Alamat website adalah : http://lukisankacanagasepaha.com. Bentuk Website yang telah dihasilkan sebagai berikut:
35
Gambar 13. Tampilan web Lukisan Kaca dan “Saab Mote
36
Gambar 14. Profil Pengerajin dalam web
4.8. Pelatihan Penggunaan penggunaan web
Setelah desain web tentang lukisan kaca dan saab mote telah terwujud dengan alamat http://Lukisankaca-nagasepaha.com, para pengerajin selanjutnya diberi pembinaan tentang, pemanfaatan web yang telah tersedia tersebut. Beberapa hal yang disampaikan seperti, peranan dan manfaat internet. Berbagai model desain, dan produk kerajinan wayang kaca dan “saab mote” telah ditampilkan pada internet. Selanjutnya para pengerajin diberi pembekalan bagaimana menggunakan internet sebagai sarana pemasaran produk kerajinan lukisan wayang kaca dan “saab mote”. Proses pelatiahan pemanfaatan internet sebagai media pemasaran kerajinan lukisan wayang kaca dan “saab mote” dapat dilihat pada Gambar 22.
37
Gambar 15. Proses pelatihan pemanfaatan internet untuk pemasaran kerajinan
38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan beberapa halseba gai berikut: 1) Kegiatan P2M dalam bentuk IbM pada kelompok pengerajin lukisan kaca dan “Saab Mote” di desa Nagasepaha, kecamatan Buleleng, kabupaten Buleleng, telah berlangsung dengan baik dan dapat mengembangkan kerajinannya, baik fasilitas pendukung maupun pengembangan desainnya, serta pemasaran lewat internet.. 2) Fasilitas pendukung kerajinan wayang kaca seperti meja lukis, alat pemotong kaca, cat pewarna, dan aneka kuas, telah diadakan sesuai kebutuhan. Untuk kerajinan “saab mote” telah dilengkapi dengan bahan dan peralatan seperti daun lontar, kain bludru, aneka mote, dan aneka warna. 3) Aneka pengembangan desain wayang kaca mencakup lukisan wayang Nagasepaha ini. gaya dekoratif dan naturalistik. Disamping juga didisain lukisan wayang kaca yang kontenporer. Banyak para pengerajin lukisan kaca menerima pesanan khusus untuk cindra mata. 4) Untuk pengerajin “saab mote”, anyaman saab mote” ada yang didesain kontenporer seperti membuat untuk cindera mata yang unik seperi dalam bentuk tampilan ”Lamak” berbagai bentuk. 5) Produk kerajinan lukisan wayang kaca dan “saab mote” telah dipbulikasikan melalui web dengan alamat http://www.lukisankaca-nagasepaha.com 6) Pemasaran lukisan wayang kaca dan “saab mote” juga telah dilakukan melalui webdengan alamat http://www.lukisankaca-nagasepaha.com
5.2.
Saran-saran 1) Dalam mengembangkan kerajinan wayang kaca dan “saab mote” di desa Nagasepaha, yang lebih intensif dan berkelanjutan, diharapkan fihak terkait seperti Pemerintah Kabupaten memberi perhatian khusus untuk pengembangan dan pelestarian kerajinan wayang kaca dan “saab mote”. Demikian pula intansi pembina seperi dari Jurusan Seni Rupa Undiksha hendaknya mengadakan pembinaan secara berkelanjutan. 2) Sebagai tindak lanjut pengembangan kerajinan wayang kaca dan “saab mote” agar menjadi mata pencaharian yang memberikan penghasilan yang memadai,
39
hendaknya instansi Koperasi baik Pemerintah maupun swastaz, UKM, memfasalitasi pemasaran produk kerajinan wayang kaca dan “saab mote”
40
Daftaka Pustaka
Anonim, Kisah sedih pelukis wayang kaca di Nagasepaha. http://jadul1972.multiply.com/photos/album/80?&show_interstitial=1&u=%2Fphot os%2Falbum. diakses 5 Februari 2011 Sudarmawan, A. 2000. Pameran Bersama Pelukis Kaca Nagasepaha di Museum Puri Lukisan. Yayasan Ratna Warta Ubud. Jornal Katalog Seni Lukis
Sudarmawan, A. 2007. Penerapan Seting Dekoratif Lukis Kaca Nagasepaha. Laporan Pelatihan untuk pelukis pemula. LPM Undiksha.
Sujanem, R. 2007.
Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran Berbasis ICT. Disajikan dalam Seminar Pembelajaran
Berbasis ICT, Dinas Propinsi Bali Tanggal 29 Nopember 2007. Sutika, K. 2012. Ketut Sekar Pelukis Wayang Bermedia Kaca. Http://oase.kompas.com/read/ 2012/07/17/21323663/ Ketut.Sekar.Pelukis.Wayang.Bermedia.Kaca
41
Lampiran 1: Para Pengerajin Lukisan Wayang Kaca yang sedang mengerjakan lukisan dan beberapa hasilnya.
Ketut Santosa
I Ketut Netep
Wayan Arnawa
Made Wijana
42
Lampiran 2: Para Pengerajin “Saab Mote” yang sedang mengerjakan “Saab Mote”dan beberapa hasilnya.
Ni Made Rejeki
Ni Ketut Masih
Ni Nyoman Ari Suteni
Ni Ketut Suci
43
Lampiran 3 : Website Kerajinan Wayang Kaca dan “Saab Mote”
44
Lampiran 4: Deskripsi Tampilan Gambar Website Wayang kaca dan “Saab mote” Website Lukisan Kaca dan Saab Mote terdiri dari Menu Atas dan Menu Kiri, berikut adalah deskripsi dari masing-masing menu yang terdapat pada Website.
Menu Atas Web
Beranda
Alat & Bahan Website Lukisan Kaca & Saab Mote Profil Pengrajin
Kontak Kami
Galeri Foto
Berita
Buku Tamu
Peta Lokasi
Deskripsi Menu Beranda merupakan menu tampilan utama website Lukisan Kaca & Saab Mote Nagasepaha. Halaman pada menu ini mendeskripsikan desa Nagasepaha dan bebrapa jenis kerajinan yang terdapat di Desa Nagasepaha Buleleng. Kerajinan yang terpopuler yaitu Kerajinan Lukisan kaca dan Saab mote yang dimana pada halaman ini terdapat gambar dari Lukisan kaca dan Saab mote Nagasepaha. Pada halaman ini juga terdapat link artikel-artikel terkait dengan kerajinan Lukisan Kaca dan Saab mote Nagasepaha. Menu Alat & Bahan terdiri dari sub-Menu Alat, Bahan, dan Proses. Pada menu Alat merupakan menu yang menampilkan halaman alat-alat yang digunakan untuk membuat Lukisan Kaca dan Saab Mote Nagasepaha. Pada menu bahan merupakan menu yang menampilkan halaman Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Lukisan Kaca dan Saab Mote Nagasepaha. Pada menu Proses merupakan menu yang menampilkan halaman proses pembuatan Lukisan Kaca dan Saab Mote Nagasepaha berserta video pembuatannya. Menu Profil Pengrajin merupakan menu yang menampilkan halaman profil dari pengrajin Lukisan Kaca dan Saab Mote Desa Nagasepaha. Menu Kontak Kami merupakan menu yang akan menampilkan halaman data diri dari pemilik atau koordiantor pengrajin lukisan kaca dan saab mote nagasepaha. Menu Galeri Foto merupakan menu yang akan menampilkan foto kegiatan-kegiatan atau event yang berhubungan dengan Lukisan Kaca dan Saab Mote Desa Nagasepaha. Menu Berita merupakan menu yang menampilkan berita-berita yang berhubungan dengan Lukisan Kaca dan Saab Mote Desa Nagasepaha. Menu Buku Tamu merupakan menu yang akan menampilkan form buku tamu yang ditujukan untuk pengunjung yang akan memberikan pesan atau saran tantang website Lukisan Kaca dan Saab Mote Nagasepaha. Menu Peta Lokasi merupakan menu yang akan 45
menampilkan lokasi pengrajin Lukisan Kaca dan Saab Mote Desa Nagasepaha.
Menu Kiri Web
Pencarian Informasi
Website Lukisan Kaca & Saab Mote
Kategori Produk
Member Login
Produk Terbaru Pengunjung Kalender
Deskripsi Menu Pada menu pencarian pengunjung website dapat mencari informasi yang berhubungan dengan Lukisan Kaca dan Saab Mote dengan mengetikkan kata kunci pada text field yang telah di sediakan pada menu pencarian. Pada menu Kategori Produk merupakan menu yang terdiri dari 3 sub menu yaitu, menu Produk Saab Mote, menu Produk Lukisan Kaca Kontemporer, dan Menu Produk Lukisan Kaca Klasik. Sub menu ini dapat menampilkan katalog produk yang berisi gambar produk, ukuran produk, stok produk, dan harga produk dari masing-masing produk. Pengunjung yang telah terdaptar sebagai member dapat melakukan pemesanan produk melaluli website. Pada Member login pengunjung bisa melakukan login pada menu ini, apabila telah melakukan daftar member. Jika belum terdaftar sebagai member pengunjung dapat mengklik link daftar member yang telah tersedia pada menu ini. Menu ini akan menampilkan slide-show produkproduk terbaru Lukisan kaca dan saab mote Desa Nagasepaha. Pengunjung merupakan menu yang menampilkan total pengunjung yang telah mengakses website. Kalender merupakan menu yang akan menampilkan tanggal, bulan, dan tahun otomatis.
46
Lampiran 5 KUESIONER, PESERTA IBM KERAJINAN WAYANG KACA DAN “SAAB MOTE”
1. Bagaimana pendapat Anda tentang kegiatan IbM berupa pengadaan bahan peralatan penunjang kerajinan wayang kaca dan “saab mote” ini ? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 2. Selama pengembangan kerajinan wayang kaca dan “ saab mote”, bentuk kerajinan mana yang Anda paling kembangkan (Apakah lukisan gaya dekoratif, gaya naturalistik, atau lukisan kontenporer?) Berikan alasan. .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 3. Bagaimanakah pendapat anda, hasil-hasil kerajinan wayang kaca dan “ saab mote” dipromosikan dalam internet? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 4. Bagaimanakah pendapat anda, hasil-hasil kerajinan wayang kaca dan “ saab mote” dipasarkan lewat internet? .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
5. Apa yang Anda lakukan setelah kegiatan pengadaan bahan penunjang kerajinan dan pengembangan desain ini? ......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
47