LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI JATI LANDA ART SHOP SIDOARJO JAWA TIMUR
Oleh : PUTRI ANDIKA NIM. 130 500 061
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan PKL
:
Kerajinan Kayu (Handycraft) di Jati Landa Art Shop Sidoarjo Jawa Timur
Nama
:
Putri Andika
NIM
:
130500061
Program Studi
:
Teknologi Hasil Hutan
Jurusan
:
Teknologi Pertanian
Pembimbing,
Penguji I,
Abdul Rasyid Z., S.Hut, MP. NIP. 197508271999031003
Penguji II,
Ir. Syafii, MP. Ir. Sumiati NIP. 196806101995121001 NIP. 195906121989032001
Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan PoliteknikPertanianNegeriSamarinda
Hj. Eva Nurmarini, S.Hut, MP. NIP. 197508081999032002
Lulus UjianPadaTanggal :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur patut penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas nikmat dan ramat serta kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapang pada Jati Landa Art Shop Porong Sidoarjo Jawa Timur serta menyusunnya dalam bentuk buku Laporan Praktik Kerja Lapang. Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1.
Bapak Sugeng Sumedi selaku pimpinan Jati Landa Art Shop Porong Sidoarjo beserta seluruh karyawan yang telah banyak membantu pada saat praktik kerja lapang.
2.
Bapak Abdul Rasyid Zarta, S.Hut, MP. selaku dosen pengantar ke tempat PKL sekaligus sebagai dosen pembimbing.
3.
Dosen Penguji I Bapak
Ir.Syafii, MP. dan Dosen Penguji II Ibu Ir.Sumiyati.
4.
Ibu Hj. Eva Nurmarini, S.Hut, MP. selaku Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan.
5.
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Bapak Hamka, S.TP., MP., M.Sc.
6.
Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, yaitu Bapak Ir. Hasanudin, MP.
7.
Seluruh anggota keluarga atas dukungannya serta semua pihak yang tidak disebutkan satu-persatu.
8.
Para staf pengajar, administrasi dan PLP (Pranata Laboraturium Pendidikan) di Program Studi Teknologi Hasil Hutan.
9.
Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu berbagai saran beserta kritik akan sangat membantu dalam menyempurnakan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan sedikit manfaat, umumnya
bagi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan khususnya Program Studi Teknologi Hasil Hutan. Penulis Kampus Sei Keledang, Mei 2016.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI ......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ............................................................................. I. PENDAHULUAN ............................................................................. A. Latar Belakang .................................................................................... B. Penelitian .............................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... A. Pengertian Asap Cair ........................................................................... B. Proses Pembuatan Asap Cair .............................................................. C. Sifat Fisik Asap Cair............................................................................. D. Komponen-Komponen Asap Cair......................................................... E. Jenis-Jenis Asap Cair .......................................................................... F. Manfaat Asap Cair ................................................................................ G. Tempurng Kelapa ................................................................................. H. Bakso ..................................................................................................
III. METODE PENELITIAN ................................................................... A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... B. Bahan dan Alat Penelitian ........................................................... C. Prosedur Penelitian ..................................................................... D. Pengolahan Data ........................................................................ IV. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... A.Kesimpulan....................................................................................... B.Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ LAMPIRAN ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Tubuh Utama
1. Struktur Organisasi Jati Landa Art……………………………………. 2. Bahan Baku Kayu Kemiri………………………………………………. 3. Produk Kerajinan Kaligrafi……………………………………………... Lampiran 1.
Bahan Baku Kayu Kemiri………………………………………………
2.
Mesin Ketam (Planer)…………………………………………………..
3.
Mesin Circular Saw……………………………………………………..
4.
Mesin Scroll Saw……………………………………………………….
5.
Mesin Bor………………………………………………………………..
6.
Mesin Cut of Saw……………………………………………………….
7.
Mesin Amplas……………………………………………………………
8.
Alat Bakar Semprot……………………………………………………..
9.
Proses Penyemprotan…………………………………………………
10. Proses Penjemuran……………………………………………………. 11. Proses Perakitan……………………………………………………….. 12. Produk Kerajinan Kaligrafi…………………………………………….. 13. Produk Kerajinan Kaligrafi…………………………………………….. 14. Produk Kerajinan Kaligrafi…………………………………………….. 15. Proses Pemasangan Papan Berbentuk kelopak……………………. 16. Proses Penjemuran……………………………………………………. 17. Proses Pembersihan Papan Setelah Di Bakar……………………… 18. Proses Penempelan Huruf…………………………………………….
Halaman
19. Proses Pengeboran……………………………………………………. 20. Proses penyemprotan…………………………………………………. 21. Proses Penyemuran Produk………………………………………….. 22. Proses pengemasan…………………………………………………... 23. Proses Penggergajian Huruf Araf……………………………………. 24. Proses Pelepasan Hurup Arab……………………………………….. 25. Proses Penggergajian…………………………………………………. 26. Hasil Pengergajian…………………………………………………….. 27. Proses Pengeboran Bagian Atas…………………………………….. 28. Pengeleman Tengah Menggunakan Perekat……………………….. 29. Proses Pemasangan Tali……………………………………………… 30. Pemberian Perekat…………………………………………………….. 31. Pemasangan Tali Hiasan……………………………………………… 32. Lekukan Muhammad…………………………………………………… 33. Sebelum Penyemprotan……………………………………………….. 34. Proses Penyemprotan…………………………………………………. 35. Setelah Penyemprotan………………………………………………… 36. Penggergajian Gantungan Dinding…………………………………… 37. Penggergajian Huruf Araf……………………………………………… 38. Sebelum Dihias…………………………………………………………. 39. Sesudah Dihias ………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir seluruh hasil produksi barang ekspor dari industri kayu tersebut dikirim ke para pembeli di luar negeri dari pelabuan-pelabuhan di kota besar pulau Jawa, yaitu dari Jakarta, malang dan Surabaya. Sasaran utama pasar domestik produk kayu olahan tersebut adalah rumah tangga serta perusahaan dan lembaga di pulau Jawa. Sebagian besar dari perusahaan yang bergerak di subsektor kayu olahan adalah perusahaan skala kecil dan menengah. Sekitar 80 % dari perusahaan tersebut berada di pulau Jawa bagian utara, karena tenaga kerja tersedia dengan jumlah besar dan biaya upah memadai. Oleh karena kapasitas produksi terbatas dan peluang pasar lebih besar dari kapasitas produksinya, produsen barang jadi kayu olahan skala UM/UB yang mengekspor produksinya, sudah lama bekerjasama dengan kelompok-kelompok pengarajin kayu. Sejak pemerintah meluncurkan Program Kemitraan antara usaha menengah atau besar dengan usaha kecil, peluang untuk menciptakan proyek kemitraan terpadu antara kedua pihak menjadi fokus instansi pemerintah maupun dunia usaha industri kayu olahan. Yang masih menjadi kendala, industri kayu di Indonesia masih mengandalkan mesin impor dari berbagai negara, terutama Jepang, Taiwan, China, Malaysia, Jerman, dan Italia, karena industri mesin pengolahan kayu di Indonesia masih lemah. Meski demikian, Indonesia memiliki prospek pengembangan industri kayu terutama mebel yang sangat besar, setelah Cina dan Vietnam. Diperkirakan setelah booming permintaan mebel dari Cina dan sekarang beralih ke Vietnam, maka selanjutnya Indonesia yang menjadi negara produsen mebel yang besar. Untuk itu, Indonesia harus mengelola hutannya dengan baik dengan prinsip kelestarian lingkungan dan kesinambungan,
mengingat negara tujuan ekspor seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat, konsumennya sangat memperhatikan pengelolaan hutan lestari. Permintaan di luar negeri atas perabot rumah tangga maupun barang komponen dari kayu, cukup mantap dan meningkat dari tahun ke tahun. Pada periode krisis ekonomi yang melanda Indonesia masa kini, peningkatan ekspor barang-barang dengan nilai tambah tinggi adalah salah satu langkah untuk mengatasi krisis. Industri kayu olahan yang padat tenaga kerja dapat menciptakan peluang kerja dan dapat pula menahan daya beli (konsumsi) di daerah di mana perusahaan ekspor tersebut berada. Subsektor industri kayu olahan yang memproduksi perabot maupun komponen kayu untuk pasar ekspor mempunyai prospek bisnis yang sangat baik, karena bahan baku, tenaga kerja maupun sebagian besar dari faktor produksi lain berasal dari dalam negeri. Industri untuk kayu olahan mulai dikembangkan dan di ekspor oleh pabrik-pabrik di wilayah Indonesia yaitu sekitar tahun 1986 mengikuti kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya “melarang untuk ekspor kayu bulat dan hanya memperrbolehkan mengekspor kayu gergajian maupun kayu olahan sejenisnya, seperti lemari, kursi, laminating board, wood panel dan kebutuhan furniture lainnya. Perkembangan industri khususnya di bidang mebel dapat kita lihat dari jumlah ekspor barang jadi kayu yang pada tahun 1986 berjumlah 99 juta dollar amerika dan pada setiap tahun selanjutnya baik menjadi 527 juta dollar amerika pada tahun 1997. Konsumen industri kayu gergajian di indonesia yang terbesar adalah pada sektor perumahan dan sektor kostruksi. Selanjutnya mulai tahun 1986 industri hilir baru mulai didirikan, misalnya industri perabot rumah dari kayu moulding dan
laminating dsb. Konsumsi kayu olahan di indonesia sendiri lebih besar dibandingkan dengan produk kayu yang diekspor, meskipun ekspor produk kayu olahan sangat potensial B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL) Tujuan dari pelaksanaan ini adalah : 1.
Mengetahui teknik dasar tentang pembuatan produk kerajinan kaligrafi yang berbahan dasar dari kayu
2.
Pengenalan jenis-jenis kayu yang digunakan untuk membuat kerajinan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut
3.
Mengetahui dan memahami proses pembuatan kerajinan kaligrafi yang berbahan dasar dari kayu C. Hasil yang diharapkan Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Praktik
KerjaLapang di Jati Landa Art Shop Porong Sidoarjo adalah : 1.
Dapat memahami teknik dasar dalam pembuatan produk kerajinan kaligrafi dari bahan baku kayu
2.
Dapat mengembangkan ide dan wawasan yang lebih luas dalam pemanfaatan bahan baku kayu untuk pembuatan produk kerajinan khususnya kaligrafi
3.
Mampu membuat kreasi produk-produk kerajinan sendiri yang nantinya bisa membuka peluang usaha baru
4.
Memberikan pengalaman serta keterampilan kepada mahasiswa sebagai tenaga terampil, sehingga membentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri serta tidak terjadi ketergantungan terhadap peluang kerja tapi mampu membuka lapangan kerja yang baru
BAB II A. Tinjauan Umum Perusahaan
1.
Sejarah Berdirinya Perusahaan Jati Landa Art Shop berdiri sejak tahun 1991 hingga sekarang, awal
mulanya pemilik Jati Landa Art Shop ini mencoba keterampilan yang pernah didapat dari salah seorang pamannya yang tinggal di Jakarta. Saat itu waktu setelah lulus dari bangku SMA, beliau baerangkat ke Jakarta ingin mencari pekerjaan untuk persiapan masa depannya kelak, dan saat di Jakarta menumpang dirumah pamannya, waktu itu pamannya sudah mengelola pekerjan handcraft kayu, salah satunya iyalah membuat tulisan kaligrafi dari bahan baku kayu. Kurang lebih satu tahun bekerja di Jakarta kembalilah beliau ke daerah asal yaitu Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Dan mulai saat itulah beliau mencoba membuat kerajian sendiri dengan bermodalkan gergaji triplek, ketam tangan, bor tangan, dan manfaat bahan limbah yang ada disekitar rumahnya seperti kayu limbah peti kemas. Produk kerajinan pertama yang dibuat saat itu adalah gantungan kunci dan dijual kelingkungan sekitar seperti teman dan tetangganya. Setelah mendapat respon yang baik dan menghasilkan uang maka ditekunilah pekerjaan itu sambil terus belajar dan mengembangkan diri hingga akhirnya seperti sekarang ini dapat menciptakan produk kerajinan kaligrafi berkualitas tinggi yang terbuat dari bahan kayu yang pemasarannya sudah sampai ke negara tetangga. Disamping itu beliau ini adalah seorang yang religius, berjiwa sosial, suka menolong dan juga membantu, peduli terhadap keadaan sekitar serta
berbagi terhadap siapa saja. Tujuan didirikannya industri rumahan ini adalah terinspirasi dari keinginan untuk menolong anak-anak jalanan yang notabene pengangguran yang suka mabuk-mabukan disekitar rumah dan lingkungannya, timbullah keinginan membuat bengkel kerja kerajinan dari kayu untuk merangkul, menampung dan mengajari keterampilan sekaligus pelan-pelan memberi pencerahan sepiritual untuk membawa kembali mereka menjadi orang yang bermanfaat dalam hidup dan kehidupan. 2.
Ketenagakerjaan dan Struktur Organisasi a.
Tenaga kerja Dikarenakan usaha pada Jati Landa Art Shop ini berbentuk industri
rumahan, karyawan yang bekerja di dalamnya sebanyak 8 orang sedangkan untuk pemasarannya ditangani langsung oleh pimpinan, hari kerja pada industri tersebut adalah hari senin - sabtu dari pukul 08.00 - 17.00 WIB, istirahat pukul 12.00 -13.00 WIB. b.
Struktur Organisasi Struktur organisasi pada Jati Landa Art Shop sangat sederhana sekali yaitu terdiri dari : 1) Direktur 2)
Quality Control
3)
Pengawas Bengkel Kerja
4)
Pengawas Lapangan
5)
Karyawan
Direktur
Desain
Quality Control
Tata Usaha
Pengawas Bengkel Kerja
Pengawas Lapangan
Pemasaran
Bengkel Kerja
Bahan Baku
Gambar 1. Struktur Organisasi Jati Landa Art Shop
B. Manajemen Perusahaan 1.
Bahan Baku Bahan baku untuk pembuatan kerajinan kaligrafi diperoleh dari pohon
tanaman rakyat di daerah Bangil dan sekitarnya dengan cara membeli langsung kepada masyarakat yang mempunyai pohon, khisisnya pohon kemiri untuk bahan tulisan kaligrafi, karena kayu kemiri ini termasuk kayu ringan, mudah pengerjaannya,
kerapatannya
rendah
dan
warna
kayunya
putih
kekuning-kuningan dan juga memanfaatkan limbah packing papan peti kemas alat-alat industri yang dikirim dari negara Eropa.
Gambar 2. Bahan Baku Kayu Kemiri 2.
Produk yang Dihasilkan Produk yang dihasilkan oleh Jati Landa Art Shop adalah berupa kerajinan
kaligrafi dan produk kerajinan lainnya seperti gantungan kunci, aksesoris gantungan mobil, peralatan lab dan lain-lain.
Gambar 3. Produk Kerajinan Kaligrafi
3.
Pemasaran Produk kerajinan yang dihasilkan di Jati Landa Art Shop ini dipasarkan
didaerah Surabaya, Blora, Malang, Jakarta dan dipasarkan juga di luar negeri seperti negara Malaysia.
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL 1.
Lokasi Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang dilaksanakan di Jati Landa Art Shop
Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. 2. Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan pada tanggal 07 April 2016 sampai dengan tanggal 04 Mei 2016 dengan waktu kerja mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB dengan jumlah hari kerja 6 hari dalam 1 minggu.
BAB III HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
1.
Tujuan Membuat kerajinan kaligrafi berbahan dasar kayu dan menampilkan karya
seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat khususnya pecinta seni. 2.
Dasar teori Untuk membuat atau mengerjakan kerajinan kaligrafi dari kayu diperlukan
pengetahuan dasar moulding terlebih dahulu agar dalam penggunaan kayu yang nantinya digunakan dapat tepat dan benar sesuai peruntukannya yang membawa dampak akan tingkat efisiensi kayu dan efektifitas pengerjaannya. Kaligrafi adalah ilmu yang mempelajari bermacam-macam bentuk huruf tunggal (mufrad) dan tata letaknya serta metode merangkainya menjadi susunan kata atau cara menuliskannya diatas kertas atau media lainnya. 3.
Alat dan Bahan a. Alat Alat dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan produk kaligrafi antara lain : 1)
Ketam Meja (Planner) Alat ketam meja yang terdapat di Jati Landa Art Shop adalah buatan
lokal (hasil rakitan Sendiri), alat ini terdiri dari kerangka besi yangkurannya 5 x 7 cm, dengan ukuran lebar meja 40 cm, dengan roler blade tiga mata pisaudan digerakkan oleh mesin Yanmar berkekuatan 2 PK dengan putaran 2800 rpm. Alat ini berfingsi untuk menyerut atau menghaluskan permukaan papan, lihat gambar 5.
2)
Circular Saw Mesin gergaji belah/potong yang terdapat di Jati Landa Art Shop
adalah buatan lokal ( hasil rakitan sendiri ), alat ini terdiri dari kerangka meja yang terbuat dari besi bula padat diameter 1.5 inch, ukuran meja 120x200 cm dan diameter gergaji 500 mm, digerakkan dengan mesin Yanmar berkekuatan 2 PK mempunyai putaran 2800 rpm. Alat ini berfungsi untuk memotong dan membelah kayu, lihat gambar 6. 3)
Scroll Saw Alat ini berfungsi untuk memotong papan yang sudah diberi pola
tulisan kaligrafi, dengan ukuran panjang gergaji 15 cm dengan ketebalan 1 mm dan lebar 2 mm, mempunyai kecepatan putaran yang bisa diatur dari 8000 - 2000 rpm dan mampu memotong kayu dengan ketebalan 2,5 - 3,5 cm. Lihat Gambar 7. 4)
Mesin Amplas Mesin amplas yang terdapat di Jati Landa Art Shop adalah buatan
lokal / hasil rakitan sendiri /, alat ini adalah hasil modifikasi gurinda merk Makita yang bagian plat gurindanya diambil kemudian diganti dengan plat besi bulat dengan diameter 10 cm yang permukaan platnya dilapisi kertas amplas. Alat ini berfungsi untuk menghaluskan permukaan kayu. Lihat Gambar 10. 5)
Mesin Bor Alat ini berfungsi untuk melobangi bagian-bagian kayu dengan mata
bor berdiameter dari 2 - 10 mm dengan kecepatan putaran 1200 rpm. Lihat gambar 8.
6)
Alat Bakar Semprot Alat ini berfungsi untuk membakar lapisan atas dari kayu untuk
mendapatkan kesan serat kayu menjadi timbul serta dekorasi menjadi unik. Alat ini modifikasi dari alat las karbit yang dimodifikasi swdimikian rupa dengan tabung gas 3 kg dan selang yang terhubung ke ujung alat tersebut, lihat gambar 11. 7)
Spray Gun Alat ini berfungsi untuk menyemprot produk kaligrafi yang dihasilkan
dengan dibantu oleh kompresor ½ PK, lihat gambar 12. 8)
Mal/pola Mal adalah untuk membentuk pola/gambaran di atas dasaran kayu.
9)
Pulpen Alat ini untuk menulis diatas papan yang telah diletaki mal.
B. Bahan Adapun bahan yang digunakan untuk tulisan dalam pembuatan produk kaligrafi adalah kayu kemiri, sedang untuk alas tulisan berupa papan buatan berasal dari kayu pinus. 1)
Kayu Kemiri Kayu kemiri (Aleurites moluccana willd) memiliki karakteristik antara
lain warna kayu putih kekuni-kuningan tidak dapat dibedakan antar kayu gubal dan teras, tekstur agak kasar, arah serat lurus, kesa raba agak kesat, permukaan agak mengkilap, pori berbentuk lonjong dan tersebar tata baur, bidang perforasi sederhana, parenkim dua tipe yaitu paratrakeal selulubung tidak lengkap dan apotrakeal berbentuk garis-garis tangensial pendek, serta jari-jari hiteroselular berseri satu sampai dua.
Tumbuhan ini menyebar luas mulai dari India dan Cina melewati Asia Tenggara. Di Indonesia, kemiri dikenal dengan banyak nama diantaranya, kembiri, gambiri, hambiri (Bat); kemili (Gayo); kemiling (Lamp.); buah kereh (buah keras, Mink.; Nias); keminting (Day.). Juga muncang (Sd); pidekan, miri (Jw.); dan lain-lain. Kemiri sekarang tersebar luas di daerah-daerah tropis. Tanaman ini adalah tumbuhan resmi negara bagian Hawaii.pohonnya besar dengan tinggi mencapai 40 m dan gemang hingga 1,5 m. Pepegan abu-abu, sedikit kasar berlentisel. Daun muda, ranting, dan karangan bunga dihiasi dengan rambut bintang yang rapat, pendek dan berwarna perak mentega, selah bertabur tepung, dari kejauhan tajuk pohon ini nampak keputihan atau keperakan. (Asdar dan Lempang, 2006) 2)
Kayu pinus Pinus (merkusi) adalah sebuah tanaman yang bisa tumbuh
disembarang tempat dengan suhu yang agak dingin hingga ekstrim dingin. Tanaman ini akan tumbuh dengan baik pada tempat-tempat yang subur dengan drainase yang baik dan curah hujan tahunan sebesar 1000-3000 mm. Pinus juga bisa tumbuh ditempat yang mempunyai suhu berubah setiap bulan sekali. Di alam pohon pinus bisa mencapai ketinggian 25 - 35 m bahkan ada beberapa literatur yang mengatakan dan mengakui bahwa tinggi pohon ini bisa mencapai 60 m. (Anonim, 2006) 3)
Kertas pola, lem fox, lem korea, lem kanji, plywood, dempul kayu, bingkai yang terbuat dari fiber cetakan, impra sanding saler, melamin lack, clear gloss dan thiner.
4.
Prosedur Kerja a) Pengambilan bahan baku Langkah pertama yaitu,kayu kemiri dan kayu pinus sudah di potong-potong berbentuk papan 0,8 x 17 x 100 cm kemudian di ikat memakai tali rapia dalam satu ikatan ada 10 papan dilanjutkan dengan pengangkutan kedalam mobil dan pemuatan di dalam mobil sekitar 30 ikat, setelah pengangkutan selesai dilanjutkan dengan pembawaan bahan baku ditempat kerja bahan baku yang sudah siap dilakukan lagi pemotongan menggunakan mesin circular saw sehingga bahan baku menjadi ukuran yang di inginkan dan bisa digunakan untuk membentuk tulisan kaligrafi. b) Pembuatan kerajinan kaligrafi 1)
Alas bunga matahari Langkah pertama yaitu, kayu kemiri berbentuk papan ukuran 0,8 x
17 x 100 cm dikeringkan secara alami dengan cara dijemur dipanas matahari diruang terbuka selama 10 hari, kemudian diketam (dihaluskan) di kedua sisinya hingga mencapai ketebalan 0,5 cm. Selanjutnya dibelah-belah lagi menjadi ukuran 0,5 x 5 x 100 cm, setelah itu kayu yang berukuran 0,5 x 5 x 100 cm ditempeli kertas pola bertuliskan huruf Allah dan Muhammad, kemudian dipotong-potong ukuran panjangnya sesuai dengan panjang tulisan, lalu digergaji dengan menggunakan alat scroll saw, setelah berbentuk tulisan kayu tersebut di amplas permukaanya, selain untuk menghilangkan kertas pola, pengamplasan juga bertujuan untuk lebih menghaluskan permukaan kayu yang sudah berbentuk tulisan Allah dan Muhammad.
Kedua yaitu kayu kemiri ukuran 0,8 x 17 x 100 cm yang sudah dikeringkan secara alami dengan cara dijemur dipanas matahari diruang terbuka selama 10 hari, digambar disalah satu sisinya menggunakan mal yang berbentuk seperti kelopak dari bunga matahari sebanyak 16 buah. Selanjutnya
potong
kayu
kemiri
yang
telah
digambar
tersebut
menggunakan mesin scroll saw. Langkah berikutnya membuat alas tulisan, dan bahan yang digunakan sebagai alas tulisan berupa plywood (papan peti kemas dari jenis kayu pinus) atau wood wool. Gambar terlebih dahulu plywood atau wood wool menggunakan contoh/mal berbentuk lingkaran dengan diameter cm sebanyak dua buah. Kemudian salah satu sisi dari plywood atau wood wool tersebut. Dengan mesin Agar terlihat lebih rapi dan bagus. Tempel kedelapan potongan kayu kemiri yang berbentuk seperti kelopak bunga matahari dibagian plywood atau wood wool berbentuk lingkaran yang sisinya tidak di? Menggunakan lem fox. Tempel kedelapan potongan kayu kemiri tersebut sampai membentuk lingkaran. Selanjutnya dilakukan penjemuran pada papan tersebut dibawah sinar matahari selama 1 jam agar lem nya kering dan supaya lem benar-benar merekat maka saat penjemuran, papan tersebut harus ditindih dengan pemberat. Selanjutnya setelah penjemuran selesai papan untuk alas tulisan kaligrafi Allah dan Muhammad tersebut dibakar permukaanya dengan alat semprot bakar yang bertujuan untuk mendapatkan permukaan papan yang berdekorasi unik dan pemberian warna coklat tua pada permukaan dan belakang papan untuk alas tersebut. Kemudian disalah satu potongan kayu berbentuk kelopak dibagian atas dibor sebagai tempat paku untuk
memasang didinding. Setelah itu yaitu menempel dan menyusun tulisan ke atas playwood atau wood wool dengan menggunakan lem fox, tidak perlu menunggu sampai kering, papan yang sudah di tempel tulisan langsung disemprot atau dicat dengan menggunakan impra melamin sanding saler dengan perbandingan 1:1 ( 1 ltr impra : 1 ltr thiner). Kemudian produk di jemur selama 1 jam dan dilanjutkan penyemprotan kedua dan ketiga dengan impra melamin lack clear gloss perbandingan 1:1 (1 ltr impra : 1 ltr thiner). Penyemprotan/pengecatan tidak boleh terlalu tebal, agar tidak terjadi penumpukan cat. Langkah terakhir yaitu pengemasan produk ke dalam kardus dan kemudian dikirim kepada pemesan atau agen penjualan. 2)
Gantungan kunci kaligrafi Langkah pertama yaitu, kayu kemiri berbentuk papan ukuran 0,8 x
17 x 100 cm dikeringkan secara alami dengan cara dijemur dipanas matahari diruang terbuka selama 10 hari, kemudian diketam (dihaluskan) di kedua sisinya hingga mencapai ketebalan 0,5 cm. Selanjutnya dibelah-belah lagi menjadi ukuran 0,5 x 5 x 100 cm, setelah itu kayu yang berukuran 0,5 x 5 x 100 cm ditempeli kertas pola bertuliskan huruf Allah dan Muhammad, kemudian dipotong-potong ukuran panjangnya sesuai dengan panjang tulisan, lalu digergaji dengan menggunakan alat scroll saw, setelah berbentuk tulisan kayu tersebut di amplas permukaanya, selain untuk menghilangkan kertas pola, pengamplasan juga bertujuan untuk lebih menghaluskan permukaan kayu yang sudah berbentuk tulisan Allah dan Muhammad.
kedua yaitu kayu pinus ukuran 0,8 x 17 x 100 cm yang sudah dikeringkan secara alami dengan cara dijemur dipanas matahari diruang terbuka selama 10 hari, digambar disalah satu sisinya menggunakan mal yang berbentuk seperti lekukan bunga sebanyak 1 buah. Selanjutnya potong kayu pinus yang telah digambar tersebut menggunakan mesin scroll saw, tidak hanya permukaan lekukan bunga yang digergaji melainkan dibagian tengah lekukan bunga juga berupa bundaran/bulat yang sudah di mal itu digergaji menggunakan scroll saw amplas di bagian permukaan kayu
kemudian
yang berbentuk lekukan bunga
sehingga permukaannya lebih halus. Ketiga masukan hurup araf yang sudah digergaji yang berbentuk bundaran lalu ambil permukaan yang sudah digergaji lalu letakan huruf araf
dibagian
bundaran
tengah kemudian
lem
bagian lingkaran
menggunakan lem korea sehinggan permukaan tengah menjadi kuat dan tidak mudah lepas. Kaligrafi Allah dan Muhammad tersebut dibagian tengah tidak dibakar sehingga karakteristiknya kaligrafi ini menjadi ada dan beda dari kaligrafi
yang
lain,
untuk
dibagian
permukaanya
yang
dipola
menggunakan kayu pinus itu dibakar permukaanya dengan alat semprot bakar yang bertujuan untuk mendapatkan permukaan papan yang berdekorasi unik dan pemberian warna coklat tua pada permukaan dan belakang papan untuk alas tersebut. Kemudian disalah satu potongan kayu berbentuk lekungan bunga dibagian atas dibor sebagai tempat tali untuk menggantung gantungan mobil dan bagian bawah dibor untuk memasang rambu-rambu dari tali yang dihiasi dengan manic.
Setelah itu disemprot atau dicat dengan menggunakan impra melamin sanding saler dengan perbandingan 1:1 ( 1 ltr impra : 1 ltr thiner). Kemudian produk di jemur selama 1 jam dan dilanjutkan penyemprotan kedua dan ketiga dengan impra melamin lack clear gloss perbandingan 1:1 (1 ltr impra : 1 ltr thiner). Penyemprotan/pengecatan tidak boleh terlalu tebal, agar tidak terjadi penumpukan cat. Langkah selanjutnya setelah produk dikeringkan dilanjutkan dengan melakukan penghiasan menggunakan tali dan manic,masukan lem fox kedalam yang sudah dibor masukan tali yang sudah diberi lem fox menggunakan kawat. Langkah terakhir yaitu pengemasan produk ke dalam kardus dan kemudian dikirim kepada pemesan atau agen penjualan. 3)
Gantungan kunci nama-nama Langkah pertama yaitu, kayu kemiri berbentuk papan ukuran 0,8 x
17 x 100 cm dikeringkan secara alami dengan cara dijemur dipanas matahari diruang terbuka selama 10 hari, kemudian diketam (dihaluskan) di kedua sisinya hingga mencapai ketebalan 0,5 cm. Selanjutnya dibelah-belah lagi menjadi ukuran 0,5 x 5 x 100 cm, setelah itu kayu yang berukuran 0,5 x 5 x 100 cm ditempeli kertas pola bertuliskan sesuai
kemauan
konsumen,
kemudian
nama-nama
dipotong-potong
ukuran
panjangnya sesuai dengan panjang tulisan, lalu digergaji dengan menggunakan alat scroll saw, setelah berbentuk tulisan kayu tersebut di amplas
permukaanya,
selain
untuk
menghilangkan
kertas
pola,
pengamplasan juga bertujuan untuk lebih menghaluskan permukaan kayu yang sudah berbentuk tulisan nama-nama.
Kedua yaitu kayu pinus ukuran 0,8 x 17 x 100 cm yang sudah dikeringkan secara alami dengan cara dijemur dipanas matahari diruang terbuka selama 10 hari, digambar disalah satu sisinya menggunakan mal yang berbentuk seperti ikan pesut sebanyak 1 buah. Selanjutnya potong kayu pinus yang telah digambar tersebut menggunakan mesin scroll saw, tidak hanya permukaan ikan pesut yang digergaji melainkan dibagian tengah ikan pesut dibolongi dengan mengikuti pola/mal yang sudah ditentukan
menggunakan
scroll
saw
kemudian
amplas
bagian
permukaan kayu yang berbentuk ikan pesut sehingga permukaannya lebih halus. Ketiga bakar permukaan yang sudah dihalus kan menggunakan alat bakar yang sudah dirakit sedemikian rupa secara merata pembakaran tidak boleh terlalu terbakar setelah dibakar dilanjut kan dengan menyikat secara merata sehingga warna kecoklatannya merata. Keempat dilanjutkan dengan penempelan huruf nama-nama yang diinginkan lalu lakukan penempelan menggunakan lem fox secara merata dibagian huruf tersebut lalu tempelkan dibagian tengah. Selanjutnya dilanjut kan dengan bengeboran dibagian atas yaitu dibagian mulut. Setelah itu disemprot atau dicat dengan menggunakan impra melamin sanding saler dengan perbandingan 1:1 ( 1 ltr impra : 1 ltr thiner). Kemudian produk di jemur selama 1 jam dan dilanjutkan penyemprotan kedua dan ketiga dengan impra melamin lack clear gloss perbandingan 1:1 (1 ltr impra : 1 ltr thiner). Penyemprotan/pengecatan tidak boleh terlalu tebal, agar tidak terjadi penumpukan cat.
Langkah selanjutnya setelah produk dikeringkan dilanjutkan dengan melakukan pemasangan skrup dengan cara masukan skrup ditempat pengeboran dilanjutkan dengan pemutaran skrup dengan alat berupa kawat agar skrup lebih kuat. Langkah terakhir yaitu pengemasan produk ke dalam kardus dan kemudian dikirim kepada pemesan atau agen penjualan. 4)
Gantungan dinding. Langkah pertama yaitu, kayu kemiri berbentuk papan ukuran 0,8 x
17 x 100 cm dikeringkan secara alami dengan cara dijemur dipanas matahari diruang terbuka selama 10 hari, kemudian diketam (dihaluskan) di kedua sisinya hingga mencapai ketebalan 0,5 cm. Selanjutnya dibelah-belah lagi menjadi ukuran 0,5 x 5 x 100 cm, setelah itu kayu yang berukuran 0,5 x 5 x 100 cm ditempeli kertas pola bertuliskan bismillahirohmanirohim, kemudian dipotong-potong ukuran panjangnya sesuai dengan panjang tulisan, lalu digergaji dengan menggunakan alat scroll
saw,
setelah
berbentuk
tulisan
kayu
tersebut
di
amplas
permukaanya, selain untuk menghilangkan kertas pola, pengamplasan juga bertujuan untuk lebih menghaluskan permukaan kayu yang sudah berbentuk tulisan kaligrafi. Kedua yaitu kayu pinus ukuran 0,8 x 17 x 100 cm yang sudah dikeringkan secara alami dengan cara dijemur dipanas matahari diruang terbuka selama 10 hari, digambar disalah satu sisinya menggunakan mal yang berbentuk seperti sayap kupu-kupu sebanyak 1 buah. Selanjutnya potong kayu pinus yang telah digambar tersebut menggunakan mesin scroll saw, kemudian amplas bagian permukaan kayu
yang berbentuk
sayap kupu-kupu sehingga permukaannya lebih halus. Ketiga bakar permukaan yang sudah dihalus kan menggunakan alat bakar semprot secara merata pembakaran tidak boleh terlalu terbakar setelah dibakar dilanjut kan dengan menyikat secara merata sehingga warna kecoklatannya merata. Keempat dilanjutkan dengan penempelan huruf kaligfari lalu lakukan penempelan menggunakan lem fox secara merata dibagian huruf tersebut lalu tempelkan dibagian tengah. Selanjutnya dilanjut kan dengan bengeboran dibagian atas yaitu dibagian pinggir atas kiri kanan dan bagian bawah kiri kanan. Setelah itu disemprot atau dicat dengan menggunakan impra melamin sanding saler dengan perbandingan 1:1 ( 1 ltr impra : 1 ltr thiner). Kemudian produk di jemur selama 1 jam dan dilanjutkan penyemprotan kedua dan ketiga dengan impra melamin lack clear gloss perbandingan 1:1 (1 ltr impra : 1 ltr thiner). Penyemprotan/pengecatan tidak boleh terlalu tebal, agar tidak terjadi penumpukan cat. Langkah selanjutnya setelah produk dikeringkan dilanjutkan dengan melakukan pemasangan tali dibagian kiri kanan menggunakan lem fox masukan tali kedalam yang sudah diberi lem dan bagian bawah pasang tali yang sudah dihias dengan manic dibagian yang sudah beri lem fox. Langkah terakhir yaitu pengemasan produk ke dalam kardus dan kemudian dikirim kepada pemesan atau agen penjualan. 5.
Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai dari praktek kerja lapang pembuatan kerajinan kaligrafi
berbahan dasar kayu ini berupa kaligrafi sebagai hiasan dinding yang bertuliskan
lafaz Allah dan Muhammad dengan alas papan yang berbentuk seperti bunga Matahari. Untuk sepasang hiasan dinding kaligrafi bertuliskan lafaz Allah dan Muhammad ini setiap bulannya rata - rata memproduksi 5 buah dengan harga penjualan Rp.100.000,ribu/buah. Jumlah penggunaan kayu kemiri setiap bulan volumenya mencapai 2,5 m3, dengan harga Rp.1.800.000,/-m3 dalam kondisi basah yang langsung dikirim dari tempat penggergajian. Sebagai perbandingan produk kaligrafi yang dijual di online shop melalui internet yang berbahan baku kayu mahoni dan jati dengan ukuran 45 x 45 cm dijual dengan harga Rp. 450.000,/buah, ukuran 70 x 100 cm dijual dengan harga Rp.750.000,-/buah dan ukuran 60 x 110 cm dijual Rp.1.200.000,/buah. 6.
Pembahasan Dari hasil praktik kerja lapang pada Jati Landa Art Shop Sidoarjo, Jawa
Timur adalah membuat produk kerajinan kaligrafi tulisan Allah dan Muhammad mengunakan kayu kemiri dan sebagai alasnya menggunakan kayu pinus. Adapun alat yang digunakan dalam proses pembuatan produk kerajinan ini seperti mesin ketam meja, circular saw, mesin bor, mesin amplas meja dan alat semprot pembakar permukan kayu adalah merupakan hasil rakitan sendri, untuk memotong huruf menggunakan mesin scroll saw, sebagai proses akhir disemprot menggunakan sanding saler, melamin lack dan clear gloss. Sedangkan untuk pemasaran dari hasil produk kerajinan ini dipasarkan di daerah Surabaya dan sekitarnya, Malang, Blora, Jakarta bahkan sudah mencapai ke negara tetangga seperti Malaysia.
Produk yang dihasilkan adalah hasil pesanan dari konsumen atau agen penjualan, adapun omset penjualan dalam satu bulan mencapai Rp.30 juta dengan memperkerjakan 8 karyawan. Kendala datang jika musim penghujan, karena akan mengganggu proses pengeringan kayu yang akhirnya terganggu juga proses produksi, dan kendala yang
lain
diantaranya
adalah
minimnya
tenaga
terampil
yang
dapat
mengoperasikan mesin scroll saw, dalam menanggulangi kendala yang ada pihak industri melatih tenaga kerjanya secara terus menerus khususnya operator mesin scroll saw.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1.
Hasil kegiatan praktik kerja lapang pada Jati Landa Art Shop Sidoarjo, Jawa Timur adalah kerajinan kaligrafi tulisan huruf Arab berupa lafaz Allah dan Muhammad sebagai hiasan dinding maupun hiasan mobil seperti gantungan mobil dari kayu kemiri dan pinus.
2.
Hiasan dinding ukiran kaligrafi lafaz Allah dan Muhammad dijual dengan harga Rp.1,2.000.000 juta,-/buah,dan gantungan mobil dijuan dengan harga Rp.35.000 ribu,-/buah
3.
Gantungan kunci berbentuk ikan pesut dijual dengan harga Rp.25.000 ribu,-/buah
4.
Bahan baku yang digunakan adalah kayu kemiri untuk membuat tulisan kaligrafi, dan kayu pinus sebagai alas dari tulisan kaligrafi tersebut.
5.
Pemasaran kerajinan kaligrafi selain di Surabaya, Malang, Blora dan Jakarta juga sudah diekspor ke Malaysia, untuk pengiriman keluar negeri menggunakan tranportasi kapal atau diambil langsung oleh pembeli.
6.
Selain kerajinan kaligrafi, Jati Landa Art Shop juga memproduksi kerajinan tangan lain seperti tempat tabung lab, papan informasi, dan lain-lain. B. Saran Program kegiatan kerja lapang (PKL) bermanfaat sangat besar bagi
mahasiswa
yang telah melaksanakan dalam menghadapi dunia kerja nantinya.
Sedangkan untuk home industy, penulis menyarankan. 1.
Untuk menghindari serangan jamur pada kayu kemiri dan pinus sp, kayu yang baru datang dari tempat penggergajian harus segera dikeringkan
2.
Dianjurkan untuk menggunakan kiln dry dalam proses pengeringan, agar
proses pengeringannya lebih cepat dari pengeringan alami
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1983. Daftar Nama Pohon Kalimantan Timur. Departemen Kehutanan Jakarta. Asdar, M. dan Lempang, M. 2006. Karakteristik Anatomi, Fisik Mekanik Pengeringan dan Keawetan Kayu Kemiri. Budiyanto, D. 2002. Sistem Pengeringan Kayu. Penerbit Kasinius. Yogyakarta. Dumanauw, J.F. 1982. Mengenal Kayu. PT Gramedia. Jakarta. Haygreen, J.G. Dan J.L. Bowyer, 1993.Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Suatu Pengantar (Terjemahan). Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Martawijaya, A., I. Karatsujana, K. Kadir. dan S.a. Prawira. 2005. Atlas Kayu Indonesia jilid II. Edisi Revisi. Badan Litbang Kehutanan. Dep. Kehutanan Bogor. Mandang, Y.I. dan IKN. Pandit. 1997. Pedoman Identifikasi Jenis Kayu Dilapangan. Seri Manual. Yayasan Prosea dan Pusdiklat Pegawai dan SDM Kehutanan, Bogor. PIKA, 2006. Mengenal Sifat-Sifat Kayu Indonesia dan Penggunaannya. Semarang.
Gambar 4. Bahan baku kayu kemiri
Gambar 5. Mesin ketam (planner)
Gambar 6. Mesin circular saw
Gambar 7. Mesin scroll saw
Gambar 8. Mesin Bor
Gambar 9. Mesin cut of saw
Gambar 10. Mesin gurinda / amplas
Gambar 11. Alat bakar semprot
Gambar 12. Pemilihan bahan baku
Gambar 13. Pembelian papan dari tempat penggergajian
Gambar 14. Proses pengemalan/penggambaran
Gambar 15. Potongan papan yang akan dijadikan sebagai kelopak bunga
Gambar 16. Plywood alas tulisan kaligrafi
Gambar 17. Proses pemberian lem fox pada papan alas tulisan
Gambar 18. Proses pemasangan papan berbentuk kelopak
Gambar 19. Proses penjemuran
Gambar 20. Proses pembersihan papan setelah di bakar
Gambar 21. Proses penempelan hurup
Gambar 22. Proses pengeboran
Gambar 23. Proses penyemprotan (spraying)
Gambar 24. Proses penjemuran produk
Gambar 25. Proses pengemasan
Gambar 26.Penggergajian Huruf Araf
Gambar 27. Pelepasan Huruf Araf
Gambar 28. Proses Penggergajian
Gambar 29. Hasil Penggergajian
Gambar 30. Proses Pengeboran Bagian Atas
Gambar 31. Pengeleman Tengah Menggunakan perekat
Gambar 32. Proses Pemasangan Tali
Gambar 33. Pemberian Perekat
Gambar 34. Pemasangan Tali/hiasan
Gambar 35. Lekukan Muhammad
Gambar 36. Sebelum Penyemprotan
Gambar 37. Proses Penyemprotan
Gambar 38. Setelah Proses Penyemprotan
Gambar 39. Penggergajian Gantungan Dinding
Gambar 40. Penggergajian Huruf Araf
Gambar 41. Sebelum Di Hias
Gambar 42. Sesudah Di Hias