1
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR UPTD TEKNOLOGI TERAPAN PERKEBUNAN (UPTD – T2P) KALIMANTAN TIMUR
Oleh : Nurjanah Mayang Sari 080 500 194
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011
2
3
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas, selama praktek kerja lapangan (PKL) di UPTD Teknologi Terapan Perkebunan (UPTDT2P) dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, hingga tersusunlah laporan ini. Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan penulis mengucapkan terima kasih dan penghormatan sebesarbesarnya kepada : 1. Orang tua serta saudara-saudari penulis yang senantiasa memberikan dukungan dan doa 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 3. Bapak Edy Wibowo Kurniawan, S.TP., M.Sc. Selaku Ketua Program studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan 4. Bapak Ahmad Zamroni, S.Hut, MP selaku dosen pembimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL) 5. Ibu Andi Lisnawati, Sp.,M. Si selaku dosen penguji Praktek Kerja Lapangan (PKL) 6. Bapak Ir. Supriyadi, M.Sc selaku Kepala UPTD Teknologi Terapan Perkebunan (UPTD-T2P) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur 7. Bapak Ahmad Nasarudin, SP selaku kepala seksi Pengolahan Hasil Perkebunan UPTD Teknologi Terapan Perkebunan (UPTD-T2P) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur.
4
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................
i
KATA PENGANTAR ............................................................
ii
DAFTAR ISI .........................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................
iv
I.
II.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................... B. Tujuan .............................................................................. C. Hasil yang diharapkan ....................................................
1 3 3
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ........................................... B. Tujuan dan Fungsi Perusahaan ........................................ C. Lokasi dan Waktu PKL ................................................... D. Manajemen Perusahaan ...................................................
4 6 7 7
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN A. Pengolahan Jahe Menjadi Instan Jahe ............................ 1. Sortasi Jahe ................................................................. 2. Pengupasan Jahe ...................................................... 3. Penimbangan Jahe ...................................................... 4. Pencucian .................................................................... 5. Penghalusan Jahe ....................................................... 6. Pemasakan .................................................................. 7. Pengayakan ................................................................. 8. Pengemasan ............................................................... IV.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................... B. Saran ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
9 9 11 12 14 16 17 19 21
24 24
5
DAFTAR LAMPIRAN
NO
Tubuh Utama
Halaman
1.
Struktur Organisasi UPTD-T2P Dinas Perkebunan Kaltim .............
27
2.
Jahe ...................................................................................................
28
3.
Sortasi Jahe .......................................................................................
28
4.
Proses Pencucian Awal .....................................................................
29
5.
Pengupasan Kulit Jahe ......................................................................
29
6.
Proses Pencucian Kedua ...................................................................
30
7.
Perajangan Jahe yang Sudah Dicuci .................................................
30
8.
Proses Penghalusan atau Blender ......................................................
31
9.
Penyaringan Jahe ...............................................................................
31
10. Bahan Tambahan Gula Pasir .............................................................
32
11. Bahan Tambahan Kayu Manis ..........................................................
32
12. Bahan Tambahan Vanelli ..................................................................
33
13. Bahan Tambahan Cengkeh ...............................................................
33
14. Proses Pemasakan ..............................................................................
34
15. Proses Pengadukan ............................................................................
34
16. Pendidihan Sari Jahe ..........................................................................
35
17. Instan yang Sudah Mengental ............................................................
35
18. Instan yang Masih Menggumpal .......................................................
36
19. Proses Pengayakan ............................................................................
37
20. Proses Penumbukan dan blender Instan yang Berbentuk Partikel Besar
38
21. Proses Penimbangan Menggunakan Timbangan Analitik .................
39
22. Dalam Kemasan Plastik .....................................................................
40
23. Instan Jahe Merah ..............................................................................
40
24. Instan Jahe Putih .................................................................................
41
6
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman jahe nama botani Zingiber berasal dari bahasa Sansekerta: Simgaberi, dari bahasa Arab: Zanzabil, dan dari bahasa Yunani: Zingiberi. (Paimin, 2006) Jahe telah digunakan sebagai tanaman rempah dan obat sejak dulu. India dan cina termasuk negara pemanfaatan jahe sejak bertahun-tahun silam. Oleh karenanya, india diduga sebagai negara tempat jahe berasal. Demikian memasyarakatnya jahe india sehingga tanaman ini memiliki banyak sebutan nama jahe. Demikian lamanya jahe telah digunakan orang hingga disebut-sebut sebagai tanaman bermanfaat oleh filsuf Cina, Conficius, yang hidup pada tahun 551-479 sebelum masehi. Di Eropa, jahe merupakan salah satu rempah-rempah pertama yang beredar disana. Demikian pula di Romawi dan Yunani, jahe diperdagangkan melalui pedagang-pedagang Arab yang merahasiakan asal tanaman ini. Manfaat lain dari tanaman beraroma khas ini adalah sebagai persediaan makanan segar dan obat pencegah penyakit kulit para pelayar pada pelayaran antara Cina Asia Tenggara. Saat itu abad kelima masehi, jahe banyak tumbuh di pot-pot sehingga dapat mudah dibawa dalam pelayaran. Awal abad pertengahan,sweet meat banyak di impor oleh negara-negara Eropa dari Cina. Roti jahe yang sedap telah dikenal dan menjadi makanan favorit bagi ratu Elizabeth I dan pengikut-pengikutnya.
7
Di indonesia, jahe telah dikenal oleh masyarakat besar. Tak heran bila masing-masing daerah memiliki nama yang berbeda untuk menyebut tanaman berkhasiat ini. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah terbuka sampai agak ternaungi. Tanah yang disukai berbahan organik tinggi, berjenis laktosol atau andosol, dan berdrainase baik. Tanaman terna ini dapat tumbuh sampai ketinggian 900 meter dari permukaan laut, tetapi akan lebih baik tumbuhnya pada ketinggian 200-600 meter. Adapun curah hujan yang dibutuhkan antara 2.500-4.000 mm pertahun. Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk pengembangan instan jahe. Agar masyarakat tertarik untuk mengembangkan tanaman jahe maka salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Teknologi Terapan Perkebunan yang merupakan suatu unsur yang dapat membantu dan memberikan bimbingan serta arahan, kepada para pekebun sehingga nantinya dapat memperbaiki taraf hidup para pekebun jahe. Praktek Kerja Lapang (PKL), merupakan suatu sarana yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah. Melalui PKL ini, dapat menambah wawasan termasuk keterampilan dan pengalaman tentang dunia kerja serta memperluas pengetahuan berfikir mahasiswa. PKL merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum pendidikan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan sebagai syarat kelulusan D3.
8
B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL) Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut: 1.
Memahami diagram alir dan urutan kerja yang tepat serta efisien dalam pengolahan jahe
2.
Sebagai sarana aplikasi dan perbandingan teori-teori yang didapatkan di UPTD
Teknologi
Terapan
Perkebunan
(UPTD-T2P)
dengan
di
perkuliahan di bidang pertanian pada umumnya dan perkebunan khususnya. C. Hasil yang diharapkan Dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini di harapkan mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan yang tidak didapatkan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda terutama Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan, serta mampu mengaitkan atau mensinergikan antara teori-teori dengan praktek langsung di lapangan. Agar mahasiswa dapat menerapkan hasil PKL pada saat terjun langsung dilapangan kerja dan dapat di manfaatkan dalam mengembangkan Teknologi Pengelohan Hasil perkebunan di Indonesia.
9
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan Berdasarkan keputusan Gubernur Kalimantan Timur maka dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada dinas-dinas Provinsi Kalimantan Timur, salah satunya adalah UPTD Teknologi Terapan Perkebunan (UPTD-T2P). Pada tahun 2001 berdasarkan SK. Gubernur Kalimantan Timur No. 16 tahun 2001 yang terletak di Jln. Slamet Riadi Gg.6 Samarinda (Anonim, 2002). UPTD Teknologi Terapan Perkebunan adalah unsur pelaksana operasional yang berada dibawah Dinas Perkebunan Kalimantan Timur. UPTD Teknologi Terapan Perkebunan (UPTD-T2P) Kalimantan Timur dipimpin oleh seorang kepala unit yang bertanggung jawab kepada kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur. UPTD teknologi Terapan Perkebunan bertugas membantu kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur khusunya dalam bidang pengkajian teknologi terapan perkebunan, selain itu UPTD Teknologi Terapan Perkebunan juga melaksanakan tugas-tugas pembantuan yang sifatnya menunjang
kegiatan
(Anonim,2002).
pengkajian
Teknologi
Terapan
Perkebunan
10
UPTD Teknologi Teapan Perkebunan (UPTD-T2P) mempunyai Visi, Misi dan Strategi yang telah ditetapkan dalam rangka pelayanan prima, yaitu: 1. Visi Terwujudkan perkebunan yang efisien, produktif dan bedanya saing tinggi untuk kemakmuran masyarakat Kalimantan Timur secara berkeadilan dan berkelanjutan melalui pengelolaan sumberdaya secara optimal dan berkelanjutan. 2. Misi Sesuai dengan visi maka misi dalam pembangunan UPTD Teknologi Terapan Perkebunan (UPTD-T2P) Kalimantan Timur adalah : a.
Mendorong berkembangnya usaha yang efisien, produktif dan mampu memberikan jaminan kehidupan masyarakat yang lebih baik.
b.
Menumbuhkan
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan
perkebunan. c.
Mengoptimalkan pengolahan sumberdaya lahan dan kebun secara propesional dan lestari.
d.
Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
3. Strategi Meningkatkan sumberdaya adaptasi dan inovasi seluruh pelaku usaha agribisnis perkebunan sehingga mampu memanfaatkan peluang usaha secara efisien dan berdaya saing dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
11
B. Tujuan dan Fungsi UPTD Teknologi Terapan Perkebunan Adapun tujuan UPTD Teknologi Terapan Perkebuanan (UPTD-T2P) adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup pekebun b. Meningkatkan kontribusi perkebunan kepada perkebunan daerah c. Tumbuhnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang berkeadilan. Adapun fungsi UPTD Teknologi Terapan Perkebunan (UPTD-T2P) adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan identifikasi dan inventarisasi tanaman dalam rangka mendapatkan klon harapan tanaman perkebunan. b. Menyelanggarakan uji lapangan atau uji terapan terhadap berbagai paket teknologi budidaya dari hasil kajian balai penelitian. c. Menyelenggarakan uji jalur kesesuaian berbagai komoditi induksi terhadap kondisi lokal. d. Menyelenggarakan uji coba teknologi pengolahan hasil dalam rangka meningkatkan mutu hasil. e. Membangun kebun koleksi klon-klon unggulan perkebunan. f. Melaksanakan rekayasa dan rancangan bangun alat dan mesin perkebunan yang sederhana. g. Memfasilitasi hasil pengkajian dan penyebarluasan penerapan teknologi tepat guna untuk direkomendasi.
12
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Praktek kerja lapangan dilaksanakan di UPTD Teknologi Terapan Perkebunan di Jln. Slamet Riadi Gg. 6 Samarinda. Waktu kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan terhitung dari tanggal 1 Maret-30 April 2011. D. Manajemen Perusahaan Susunan Organisasi UPTD Teknologi Terapan Perkebunan (UPTD-T2P) Kalimantan Timur adalah: a. Kepala UPTD b. Sub Bagian Tata Usaha c. Seksi Teknologi Terapan Budidaya Perkebunan d. Seksi Teknologi Terapan Pengolahan Hasil Perkebunan
13
PROSES PEMBUATAN JAHE INSTAN
Jahe
Sortasi bahan
Pengupasan
Penimbangan
Pencucian
Blender dan disaring
Pemasakan dan pengadukan
Tambahan gula pasir, kayu manis, vanelli dan cengkeh
Pengayakan
Pengemasan Sumber : UPTD-T2P Kalimantan Timur. 2011 Gambar 1. Diagram Alur Pengolahan Instan Jahe
14
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) A. Pengolahan Jahe Menjadi Instan Jahe 1. Sortasi Jahe a. Tujuan 1. Untuk mendapatkan jahe dengan kualitas buah yang baik 2. Menyeragamkan tingkat kematangan buah jahe 3. Memisahkan buah jahe yang rusak agar tidak mempengaruhi kualitas jahe yang lain. b. Dasar Teori Setelah tanaman jahe dipanen, segera rimpangnya dibersihkan dari tanah maupun kotoran lainnya yang melekat, lalu rimpang-rimpang yang sudah bersih itu ditebar dan dikering-keringkan pada lantai dan jemur selama 4-6 hari, minimal 4 jam perharinya dan setelah itu baru lakukan sortasi. Dasar sortasi adalah penampilan atau bentuk, serta ukuran dan warna bibit ketika tahap ini dilakukan tidak satu pun rimpang yang tunasnya telah tumbuh yaitu: besar, sedang, agak kecil. Juga kondisi rimpang tidak lecet atau memar, bersih dan bebas dari hama dan penyakit. Tujuan sortasi, disamping mendapatkan jaminan kepastian mutu, juga keaslian maupun keseragaman. (Murhananto, 2006)
15
c. Alat dan Bahan 1) Alat yang digunakan adalah: a. Pisau b. Wadah/Baskom 2) Bahan yang digunakan adalah: a. Jahe putih b. Jahe merah d. Prosedur Kerja Jahe yang bagus dan yang buruk dipisahkan dari tempat wadah yang berbeda. e. Hasil yang Diperoleh Dengan adanya sortasi, maka akan kelihatan jahe yang baik dan jahe yang buruk atau cacat. Jahe yang buruk dipisahkan, sedangkan yang baik dikumpulkan tersendiri untuk digunakan sebagai bahan pembuatan instan jahe. f. Pembahasan Memilih jahe dengan kualitas bagus dan membuang jahe yang tidak termasuk dalam kriteria, memisahkan jahe yang rusak agar tidak mempengaruhi kualitas jahe yang lainnya. Pada saat sortasi jahe ditempatkan diwadah permukaan lebar dan luas jadi bisa melakukan pemilihan jahe yang buruk dan yang bagus. Caranya dengan memilih yang busuk, keriput, dan gepeng kering ditempatkan dibaskom lainnya.
16
2. Pengupasan Jahe a. Tujuan Untuk memisahkan daging buah dari kulit jahe yang sudah dipilih b. Dasar Teori Jahe dibedakan berdasarkan cara pengupasannya, yaitu pengupasan dengan cara menguliti seluruhnya, pengupasan setengah dikuliti, dan pengupasan tanpa dikuliti. Cara yang paling sederhana adalah pengupasan tanpa dikuliti. Prosesnya setelah dipanen, jahe dicuci bersih, ditiriskan, dipotong-potong lalu diblender. Pengupasan Kulit Jahe yang telah dicuci dapat langsung diiris,atau dikupas terlebih dahulu. Pengupasan hanya sekedar membuang kulit tipis pada bagian luar umbi. Untuk pengolahan dalam jumlah besar, pengupasan dilakukan dengan alat mekanis. Untuk pengolahan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, rimpang dapat dikupas dengan pisau. (Anonim,2011) c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Pisau b. Baskom/wadah c. Plastik 2) Bahan a. Jahe Putih b. Jahe Merah
17
d. Prosedur Kerja 1) Jahe dikupas kulitnya dan bila ada bagian daging buah yang jelek dipotong dan disingkirkan. 2) Masukkan kedalam wadah/baskom 3) Dibersihkan dengan memakai pisau, lalu dicuci ulang untuk menghilangkan dari kotoran yang melekat pada tangan. e. Hasil yang Diperoleh Pemisahan kulit jahe dan daging jahe yang diperoleh kulit terpisah dari daging jahe agar dapat di peroleh hasil yang baik, dalam pengupasan kulit memerlukan pisau yang tajam agar daging buah saat mengupas kulit tidak banyak yang teriris. f. Pembahasan Pada proses pengupasan dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan daging jahe dari kulit jahe, pengupasan dilakukan agar kotoran yang melekat pada sela-sela jahe dapat bersih. 3. Penimbangan Jahe a. Tujuan 1. Penimbangan berfungsi untuk menimbang jahe yang akan dibuat instan, penimbangan berfungsi pula untuk menimbang gula dan untuk menimbang hasilnya yang sudah menjadi jahe instan.
18
b. Dasar Teori Penimbangan jahe sangat diperlukan karena kita lihat dari takaran bahan dan campurannya, ukuran dan beratnya, agar rasa dan cara pembuatannya mudah dan rasanya enak. c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Timbangan Digital b. Baskom/wadah 2) Bahan Jahe yang sudah dikupas d. Prosedur Kerja 1) Rajangan jahe yang akan diproses lanjut perlu penimbangan ulang. 2) Kemudian, bagian jahe yang sudah dipisah dari kulit buah,maka jumlah harus ditambah agar memenuhi jumlah yang diperlukan, yakni 2 kg. 3) Penimbangan harus selalu dilakukan agar semua perbandingan bahan setiap proses selalu tetap sehingga diperoleh instan jahe yang berkualitas baik. e. Hasil yang Diperoleh Hasil yang diperoleh dengan penimbangan didapatkan takaran yang tepat sesuai dengan yang diperlukan, yaitu sebanyak 2 kg.
19
f. Pembahasan Untuk mengetahui berat awal bahan,setelah proses berat hasil. Pada proses penimbangn jahe yang pertama dan yang kedua pada saat melakukan perajangan, penimbangan berfungsi pula untuk menimbang gula atau takaran bahan dan juga untuk menimbang hasilnya yang sudah menjadi bubuk instan jahe. 4. Pencucian a. Tujuan Membersihkan kotoran yang melekat pada buah jahe b. Dasar Teori Jahe yang sudah dipanen dari lahan atau kebun kemudian dibersihkan dengan cara memasukkan jahe tersebut kedalam bak air sambil digosok-gosok, bagian jahe yang kotor, dibersihkan dengan memakai pisau, sedangkan lainnya disikat terus sampai bersih. Sebelum jahe diproses lebih lanjut, dilakukan penimbangan terlebih dahulu. Apabila hanya berupa uji coba jahe yang diperlukan sebanyak 1 kg.klan produksi sudah ketingkat yang lebih besar, diperlukan kurang lebih 10 kg jahe. (Rufaedah,2007) c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Wadah/bak air b. Timbangan c. Ember
20
d. Pisau 2) Bahan a. Jahe yang sudah dikupas b. Air bersih d. Prosedur kerja 1) Siapkan ember yang berisi air bersih 2) Masukkan jahe kedalam ember 3) Cuci bersih dari sisa-sisa kotoran dari tanah yang melekat pada jahe 4) Angkat jahe yang telah dicuci, kemudian tempatkan kedalam baskom 5) Ganti air bersih dan di cuci kembali 6) Dirajang atau dipotong-potong, kemudian ditimbang. e. Hasil yang Diperoleh Dengan dilakukannya proses pencucian pada jahe diperoleh jahe yang bersih. Dengan Pencucian yang benar
dapat menghilangkan
kotoran yang ada, selain itu jahe juga terlihat lebih segar. f. Pembahasan Pencucian dilakukan dengan perendaman agar tanah kering yang melekat pada jahe bisa luntur, digosok-gosok atau disikat dalam ember yang berisi air. Pencucian dilakukan sebanyak 2 kali agar jahe tersebut benar-benar bersih dari kotoran.
21
5. Penghalusan jahe a. Tujuan Untuk melembutkan atau menghaluskan jahe. b. Dasar Teori Penumbuk adalah alat untuk menghaluskan jahe agar mendapatkan sari jahe. Penumbuk sederhana atau blender dapat digunakan untuk menumbuk bahan tersebut (Rufaedah,2007). c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Blender b. Baskom c. Sendok d. Penyaringan e. Wajan f. Alat pengaduk 2) Bahan a. Jahe yang sudah dirajang b. Air d. Prosedur Kerja 1) Jahe yang sudah dicuci dan sudah dirajang masukkan ke dalam blender 2) Tambahkan air 3) Kemudian tunggu hingga hancur seperti bubur
22
4) Angkat dan saring kedalam wajan, dan diperas ampasnya dibuang. e. Hasil yang Diperoleh Mendapatkan bubuk jahe yang halus dan memperoleh bubuk instan jahe yang bagus. f. Pembahasan Penghalusan dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil partikel jahe sehingga mempermudah mendapatkan sari jahe. Pada proses ini jahe yang sudah bersih diblender dengan tujuan supaya sel-sel (serat) yang ada dalam jahe hancur sehingga pati jahe yang terlarut semakin banyak. Jika jahe saat diblender agak sulit harus ditambah air, tetapi jangan terlalu banyak. Usahakan sedikit mungkin karena kandungan air akan mempengaruhi proses penguapan bubuk jahe nantinya. 6. Pemasakan a. Tujuan 1. Memasak sari jahe yang akan dijadikan instan jahe. 2. Untuk menjadikan kristal instan jahe dan bubuk halus b. Dasar Teori Pemasakan
diperlukan
untuk
membantu
terjadinya
proses
pembentukan sari jahe menjadi bubuk jahe, pemasakan harus memakai wadah yang permukaannya luas. Untuk itu, digunakan wajan atau kuali yang memiliki permukaan yang lebar (Rufaedah,2007).
23
c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Kompor gas b. Wajan c. Alat pengaduk 2) Bahan a. Sari jahe yang sudah disaring b. Air c. Gula d. Cengkeh e. Kayu manis f. Vanelli d. Prosedur Kerja 1) Sari jahe hasil perasan dimasukkan kedalam wajan dan dipanaskan dengan kompor gas. 2) Memakai wajan adalah untuk mempercepat penguapan karena wajan mempunyai permukaan lebar. 3) Kemudian
diaduk-aduk
cairan
tersebut
dengan
menggunakan
pengaduk kayu atau terbuat dari aluminium stainless steel. 4) Masukkan gula pasir, vanelli, kayu manis dan cengkeh kedalam cairan tersebut.
24
5) Pengadukan dilakukan terus menerus sampai cairan tersebut kental dan mengering. 6) Cairan mulai mengental tambahkan gula pasir sedikit demi sedikit sambil diaduk. 7) Aduk terus sampai benar-benar kering dan bentuknya tidak bergumpal-gumpal. e. Hasil yang Diperoleh Pada proses pemasakan didapatkan hasil berupa bubur jahe f. Pembahasan Hasil dari proses pemasakan ini adalah berbentuk berupa bubuk instan jahe, terbentuknya bubuk ini disebabkan karena dari pengolahan jahe yang awal berupa sari jahe, dilakukan proses pemasakan kemudian diaduk-aduk terus menerus sampai berupa menjadi bubur, pada awal proses ini bubur akan mengeluarkan uap air dan terus dilakukan pengadukan hingga bubur mengental kemudian angkat bubur yg ada pada wajan dari kompor, dan dilakukan pengadukan terus menerus hingga terjadi perubahan menjadi bentuk bubuk jahe. 7. Pengayakan a. Tujuan Untuk memperoleh ukuran partikel yang berbentuk bubuk jahe yang seragam.
25
b. Dasar Teori Pengayakan diperlukan untuk memperoleh bubuk jahe dengan tingkat kehalusan tertentu dan seragam. Bubuk jahe yang belum lolos ayakan sebaiknya ditumbuk atau diblender kembali, sedangkan hasil pengayakan di olah lebih lanjut sesuai dengan hasil akhir yang dikehendaki (Wahyudi,2008). c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Ayakan b. Wadah/baskom c. Blender d. Sendok 2) Bahan Bubuk jahe d. Prosedur Kerja 1) Siapkan ayakan, masukkan bubuk jahe yang telah dihaluskan 2) Goyang-goyangkan agar bubuk yang kecil dapat lolos dari bubuk yang besar dapat dihaluskan kembali 3) Masukkan kedalam wadah/baskom untuk bubuk jahe yang sudah halus untuk memasuki proses selanjutnya 4) Selanjutnya,bubuk yang tergumpal besar masukkan kedalam blender dan haluskan kembali agar bubuk-bubuk tidak terbuang percuma.
26
e. Hasil yang Diperoleh Menghasilkan ukuran partikel bubuk jahe yang seragam dan halus. f. Pembahasan Untuk memperoleh bubuk instan jahe dengan ukuran yang seragam, pengayakan yang dimaksud untuk mengayak bubuk jahe yang terbilang masih menggumpal gumpal dilakukan proses pengayakan agar dapat mendapatkan bubuk jahe yang halus, dan bahan yang menggumpal atau butiran besar ditumbuk hingga sampai menjadi bubuk halus dan siap pada proses pengemasan. 8. Pengemasan a. Tujuan Agar instan jahe yang dihasilkan memiliki daya simpan yang lama. b. Dasar Teori Pengemasan produk jahe instan. Sebelum dipasarkan biasanya produk dikemas dalam kemasan yang menarik dengan perizinan yang lengkap untuk menarik minat beli dan kepercayaan konsumen, dan di stempel waktu kadaluarsa. Kemudian produk jahe instan siap di pasarkan. Kemasan Gusset adalah kemasan yang terbuat dari bahan alumunim Foil atau bahan metalized dan ada juga yang terbuat dari kertas laminasi alumunium foil. Kemasan gusset ini sangat cocok untuk produk Jahe instant,ada pun ukuran kemasan yang kami sarankan. (Hasyim,2009).
27
c. Alat dan Bahan 1) Alat a. Timbangan Analitik b. Sendok c. Baskom/wadah d. Kantong plastik e. Alat pengepresan atau lilin 2) Bahan Jahe instan d. Prosedur Kerja 1) Hasil tersebut masukkan kedalam kantong plastik 2) Timbang berat 100 gram 3) Press plastik dengan menggunakan alat pengepresan 4) Jahe instan siap untuk diangkut atau dimanfaatkan langsung. e. Hasil yang Diperoleh Hasil yang diperoleh menggunakan pengemasan, merupakan wadah atau tempat untuk penyimpanan yang awet pada bahan dan terlihat baik jika dikemas. Dan mendapatkan hasil instan jahe yang berkualitas baik. f. Pembahasan Dari pengemasan yang telah dilakukan diketahui bahwakemasan yang baik yaitu menggunakan aluminium foil karena daya tahannya lebih lama dibanding dengan menggunakan kemasan plastik. Hal ini disebabkan oleh cahaya yang dapt merusak bahan. Namun yang kita
28
gunakan hanya menggunakan plastik untuk pengemasan instan jahe, karena instan jahe menggunakan campuran gula,dan yang kita ketahui gula bisa membantu lebih awet dalam kemasan. Kita menggunakan plastik karena mudah didapatkan dan harganya relatif murah.
29
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari kegiatan PKL yang dilaksanakan di UPTD – T2P Kalimantan Timur maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada proses pengolahan jahe instan sampai menjadi bubuk instan melalui beberapa tahapan dimulai dari sortasi jahe, pengupasan, penimbangan, pencucian, blender, penyaringan, pemasakan, tambahan bahan-bahan seperti gula pasir, kayu manis, cengkeh, vanelli, untuk memperoleh bubuk jahe, pengadukan sampai pengemasan bubuk instan jahe siap saji. 2. Pada proses pengolahan yang dilakukan di UPTD – T2P Kalimantan Timur alat yang di gunakan cukup sederhana dan tradisional menggunakan wajan dan pemanasannya menggunakan kompor, dan mudah didapatkan, hanya saja yang paling mahal alat pengepresannya saja, sama dengan praktek yang dilakukan diperkuliahan. B. Saran Diadakan pelatihan yang bertahap, misalnya 1 bulan sekali untuk meningkatkan SDM dimiliki oleh masyarakat kalimantan khususnya samarinda, dan alangkah baiknya setelah dilakukan pelatihan diberikan modal untuk memulai usaha yang dibimbing oleh UPTD langsung.
30
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah Sirimpang Ajaib. http://books.google.co.id/books?id=SnS1mSv3Z8C&pg=PA20&lpg=PA20&dq=cara+pengupasan+jahe&source=bl&o ts=hy4deIryAY&sig=bNUH0vHTUy59r8taLFJg03xAqAk&hl=id&ei=ga nQTd2eEM2GrAfS9c3CCg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum =1&ved=0CBcQ6AEwAA#v=onepage&q=cara%20pengupasan%20jahe &f=false. Di akses tanggal 16 mei 2011. Haysim. 2009. Pelatihan Pembuatan Jahe Instan http://arensa.blogspot.com/2009/12/pelatihan-pembuatan-jaheinstan.html. Di akses tanggal 16 mei 2011. Paimin, Murhananto. 2006. Budidaya Pengolahan Perdagangan. Penebar Swadaya. Jakarta. Rufaedah. 2007. Membuat Jahe Instan Siap Saji. Panca Anugerah Sakti. Jakarta. Wahyudi. 2008. Panduan Lengkap Jahe. Penebar Swadaya.
31
LAMPIRAN
32
STRUKTUR ORGANISASI UPTD-T2P DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Jln. Slamet Riadi Gg.06 Samarinda DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KEPALA UPTD Teknologi Terapan Perkebunan (UPTD-T2P) Ir.SUPRIYADI. M.sc NIP.19611081987031008
KEPALA SEKSI
KEPALA SEKSI
KEPALA
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
TEK. TERAPAN
SUB BAGIAN TATA USAHA
PENGOLAHAN HASIL AGUS RIDWAN. BSC ACHMAD NASARUDDIN,SP
RAHMILAWATI, SE
NIP. 1958 12201988031005
NIP. 19580807198321003
STAF SEKSI
SEKSI
STAF
BUDIDAYA TANAMAN
TEK. TERAPAN
SUB BAGIAN TATA USAHA
PERKEBUNAN
PENGOLAHAN HASIL
NIP. 19581220198031005
1. HESTI SRI D, SP NIP. 197601102009012002
1. KASMIR NIP. 196505041988081003 2. TRI SUSILOWATI, SP
2. YUSUF ANSHARI
NIP. 197511302008012018
NIP. 196509211987031008
Gambar 2. Struktur organisasi
1. GHANDI WIJAYA, SH NIP. 197462021994031004 2. UMANI NIP. 196504171986032023 3. NOOR ASIAH NIP. 195803111998032001 4. SUNARDI. M NIP. 196506302006041004 5. SUNARYO NIP. 197202112007011014
33
Gambar 3. Jahe
Gambar 4. Proses pencucian Awal
34
Gambar 5. Sortasi Jahe
Gambar 6. Pengupasan Kulit Jahe
35
Gambar 7. Proses pencucian kedua
Gambar 8. Perajangan Jahe Yang sudah Dicuci
36
Gambar 9. Proses penghalusan atau Blender
Gambar 10. Penyaringan Jahe
37
Gambar11. Bahan Tambahan Gula Pasir
Gambar 12. Bahan Tambahan Kayu Manis
38
Gambar 13. Bahan Tambahan Vanelli
Gambar 14. Bahan Tambahan Cengkeh
39
Gambar 15. Proses Pemasakan
Gambar 16. Proses Pengadukan
40
Gambar 17. Pendidihan Sari Jahe
Gambar 18. Instan yang Sudah Mengental
41
Gambar 19. Instan yang masih menggumpal
42
Gambar 20. Proses Pengayakan
43
Gambar 21. Proses Penumbukan dan Blender Instan yang Berbentuk Partikel besar
44
Gambar 22. Proses Penimbangan Menggunakan Timbangan Analitik
45
Gambar 23. Dalam Kemasan Plastik
Gambar 24. Instan Jahe Merah
46
Gambar 25. Instan Jahe Putih