LAPORAN PENELITIAN PENGUKURAN KINERJA INSTITUSI PENDIDIKAN MELALUI BALANCED SCORECARD
Oleh: Desak Nyoman Arista Retno Dewi, M.Psi James Waskito Sasongko, MAA
Dibiayai oleh Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2011 1
HALAMAN PENGESAHAN Judul Kegiatan Research Grant : Pengukuran Kinerja Institusi Pendidikan Melalui Balanced Scorecard Pelaksana Research Grant : 1. Ketua Research Grant a. Nama Lengkap & Gelar : Desak Nyoman Arista Retno Dewi, M.Psi b. Alamat : Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jl. Dinoyo 42-44 Surabaya c. Nomer Telpon/HP : 031-5678478 ext. 154 d. Alamat email :
[email protected] 2.
Anggota Tim a. Nama Lengkap & Gelar : James waskito Sasongko, MA e. Alamat : Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jl. Dinoyo 42-44 Surabaya b. Nomer Telpon/HP : 031-5678478 ext. 154 c. Alamat email :
[email protected]
Surabaya, 13 Agustus 2011 Menyetujui,
Ketua Peneliti/Pelaksana
Dekan Fakultas Psikologi
Y.Yettie Wandansari, M.Si NIK. 711.98.0337
Desak Nyoman Arista RD, M.Psi NIK. 711.09.0636 Mengetahui, Ketua LPPM
Prof. Dr. Veronica L. Diptoadi, M.Sc NIK. 121.74.0027
2
KATA PENGANTAR
Pudji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena dengan berkat dan rahmatnya penelitian “Pengukuran kinerja institusi pendidikan melalui balanced scorecard‟ dapat terlaksana dengan lancar. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya mengenai gambaran kinerja fakultas terkait dengan pengukuran pada aspek finansial, pelanggan (customers), proses bisnis internal (internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth). Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pada fakultas sehingga dapat melakukan perencanaan strategis berikutnya dalam rangka perbaikan dan peningkatan kinerja Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya. Pada kesempatan ini pula, kami tim research grant hendak menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini yaitu kepada : 1. Pimpinan Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya, Ibu Yettie Wandansari, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UKWMS dan Ibu Yuni Apsari, M.Si selaku Sekretaris Fakultas Psikologi UKWMS, terimakasih atas kesempatan dan dukungan untuk melakukan research grant. 2. Pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unika Widya Mandala Surabaya, Prof. Veronica L. Diptoadi, M.Sc, yang mendorong terlaksananya research grant. Terimakasih atas dukungannya. 3. Para informan penelitian yaitu karyawan dan stakeholders (mahasiswa, alumni dan perusahaan pemakai) Fakultas Psikologi Unika Widya
3
Mandala Surabaya yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada kami untuk mendapatkan data mengenai kinerja Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya. Terimakasih dan sukses selalu. 4. Para asisten research grant yaitu Andhika (2009), Yangkita (2007), dan Ade (2009) terimakasih atas kerjasama dan kesediaannya dalam membantu pelaksanaan penelitian ini. Semoga pengalaman sebagai asisten penelitian memberikan banyak pembelajaran dan pengalaman baru yang inspiratif. 5. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan memperlancar pelaksanaan penelitian ini. Terimakasih. Kami menyadari pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari kekurangan. Kami masih perlu banyak belajar untuk melaksanakan penelitian dengan benar sesuai dengan metode dan kaidah penelitian ilmiah. Untuk itu tim research grant mohon maaf kepada semua pihak jika sekiranya ada kekurangan atau kesalahan dalam pelaksanaan penelitian ini. Semoga laporan penelitian bisa diterima dan memberikan inspirasi kepada siapa saja yang memiliki ketertarikan dengan pengukuran kinerja intitusi atau organisasi melalui balanced scorecard. Terimakasih.
Tim Research grant Surabaya, Agustus 2011.
4
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Judul ...........................................................................................
i
Lembar Pengesahan ................................................................................
ii
Kata Pengantar ........................................................................................
iii
Daftar Isi ..................................................................................................
v
Daftar Tabel ............................................................................................
vii
Daftar Gambar .........................................................................................
viii
Daftar Lampiran ......................................................................................
ix
Abstraksi .................................................................................................
x
BAB I.
PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1.
Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
1.2.
Fokus Penelitian ..........................................................................
3
1.3.
Tujuan Penelitian .........................................................................
4
1.4.
Manfaat Penelitian .......................................................................
4
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
5
2.1.
Kajian Literatur Seputar Kinerja Organisasi dan Balanced Scorecard ..
5
2.2.
Kajian Literatur Seputar Hasil Penelitian terdahulu ......................
9
BAB III.
METODE PENELITIAN .....………..……………………………
11
3.1.
KonsepPenelitian …………...................………….........................
11
5
3.2.
Teknik Pengambilan Sampel ..……………………........................
11
3.3.
Teknik Pengumpulan Data .............................................................
12
3.4.
Teknik Analisis Data ......................................................................
13
3.5.
Etika Penelitian ……..……............................................................
14
3.6.
Peran Mahasiswa …………............................................................
15
BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ............................
16
4.1.
Persiapan Pengambilan Data ..........................................................
16
4.2.
Proses Pengambilan Data ...............................................................
16
4.3.
Hasil Penelitian ……..……............................................................
18
BAB V.
PENUTUP ......................……........................................................
41
5.1.
Diskusi …........................................................................................
41
5.2.
Saran ...............................................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
48
LAMPIRAN .....................................................................................................
50
6
DAFTAR TABEL
4.1.
Daftar Informan .........................................................................
16
4.2.
Jadwal Pengambilan Data ..........................................................
17
4.3.1.
Aspek Visi da Misi .....................................................................
18
4.3.2.
Aspek Finansial ..........................................................................
26
4.3.3.
Aspek Pelanggan .......................................................................
29
4.3.4.
Aspek Proses Internal ................................................................
32
4.3.5.
Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan .....................................
36
5.1.
Perencanaan Strategis ...............................................................
46
7
DAFTAR GAMBAR
5.1.
Gambar Analisa Pesaing..............................................................
45
5.2.
Gambar Proses Pelaksanaan Strategis Sistem Manajemen ........
47
8
DAFTAR LAMPIRAN
Kata Pengantar Kuesioner ...........................................................................
50
Petunjuk Pengisian ......................................................................................
51
Kuesioner ....................................................................................................
52
9
Desak Nyoman Arista Retno Dewi dan James Waskito Sasongko (2011). Pengukuran Kinerja Institusi Pendidikan Melalui Balanced Scorecard. ABSTRAKSI Penelitian ini merupakan penelitian mengenai kinerja organisasi dengan menggunakan balanced scorecard pada Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya. Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional. Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai kinerja fakultas, sehingga diharapkan mampu melakukan perencanaan strategis berikutnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen yaitu para stakeholders (mahasiswa, alumni dan perusahaan pemakai). Pengambilan data dilakukan menggunakan wawancara dan kuesioner serta data sekunder berupa laporan kinerja tahunan. Subyek penelitiannya adalah dekanat dan karyawan (edukatif dan non edukatif) Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya dan para stakeholders yaitu mahasiswa, alumni, dan perusahaan pemakai. Hasil pengumpulan data akan diolah secara kualitatif menggunakan thematic analysis dan statistic deskriptif. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa kinerja fakultas masih belum optimal. Dilihat dari pengukuran balanced scorecard pada perspektif finansial, pelanggan (customers), proses bisnis internal (internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth) performa fakultas masih perlu dioptimalkan lebih lanjut sebagai upaya pencapaian visi dan misi (strategi) organisasi.
Kata kunci: pengukuran, kinerja, balanced scorecard, institusi pendidikan
10
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era industri modern saat ini, masih banyak perusahaan atau organisasi yang mengukur keberhasilannya tanpa melalui pengukuran kinerja (performance) yang relevan dan spesifik. Baik pada organisasi bisnis maupun nirlaba, seringkali indikator kinerjanya tidak mengukur secara utuh efektifitas organisasinya. Banyak yang mengukur dari semata segi financial, dan ada juga yang mengukur hanya semata dari popularitas, Padahal untuk keberlanjutan organisasi dalam menghadapi persaingan ke depan, peningkatan income atau popularitas semata tidaklah cukup. Keberhasilan perusahaan atau organisasi harus dilihat secara luas melalui identifikasi terhadap proses dan hasil kinerja secara utuh. Perusahaan atau organisasi publik yang berhubungan dengan penyediaan jasa dan produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen juga perlu memperhatikan kepuasan konsumen. Persepsi konsumen mengenai jasa dan produk, baik itu terkait dengan kualitas, pelayanan, dan berbagai aspek yang mengiringinya, mempengaruhi kepuasan konsumen sehingga juga mempengaruhi keberhasilan perusahaan dan organisasi. Dalam upaya mendapatkan dan mempertahankan kepuasan konsumen, maka perusahaan atau organisasi perlu melakukan perbaikan atau peningkatan
yang berkelanjutan terhadap produk-produk/jasa yang
dimilikinya. Selain itu perusahaan harus mampu mengidentifikasi proses internal organisasi dengan berfokus pada langkah strategis, dan perlu
mengarahkan
kemampuan dan komitmen SDM untuk mewujudkan tujuan organisasi.
11
Identifikasi keberhasilan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan Balancedd Scorecard sebagai suatu alternatif dalam mengukur kinerja karena selain mempertimbangkan faktor financial juga faktor non financial. Balancedd scorecard secara singkat adalah suatu sistem manajemen untuk mengelola implementasi strategi, mengukur kinerja secara utuh, mengkomunikasikan visi, strategi dan sasaran kepada stakeholders. Kata balancedd dalam balancedd scorecard merujuk pada konsep keseimbangan antara berbagai perspektif, jangka waktu (pendek dan panjang), lingkup perhatian (intern dan ekstern). Kata scorecard mengacu pada rencana kinerja organisasi dan bagian-bagiannya serta ukurannya secara kuantitatif. Dengan empat perspektif, yaitu customer, internal business process, learning and growth dan financial diharapkan dapat memberikan penilaian yang komprehensif kepada manajemen. Sistem ini dikembangkan Kaplan dan Norton (1990an) untuk menetapkan goals dan sekaligus melakukan pengukuran atas pencapaiannya, sehingga secara tidak langsung dalam aplikasinya, sistem ini dapat dipakai sebagai alat penetapan strategi bagi perusahaan (Darwanto, 2009). Balanced scorecard telah diaplikasikan pada banyak organisasi swasta, pemerintah dan nirlaba, 60% dari 1000 organisasi dalam Fortune menggunakan balancedd scorecard. Balancedd scorecard semakin banyak diadopsi di Eropa, Australia dan Asia oleh organisasi besar, menengah dan kecil. Industri pengguna balancedd scorecard sendiri terdiri dari berbagai macam perusahaan, seperti bank, konstruksi, jasa konsultansi, IT, perminyakan, farmasi, penerbangan, asuransi, manufacturing, perusahaan dagang dan distribusi (Darwanto, 2009). Di Indonesia,
12
balancedd scorecard juga cukup populer, walau lebih banyak di organisasi bisnis/perusahaan. Di kalangan organisasi nirlaba, sepertinya hal ini belum populer. Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai kinerja organisasi dengan menggunakan balanced scorecard pada Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya. Ini didasarkan pada kondisi bahwa di lingkup fakultas, belum ada mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang utuh. Ini berbeda dengan organisasi universitas yang sudah memiliki sistem penjaminan mutu dan akreditasi sebagai sistem pengukuran kinerja organisasinya. Fakultas sebagai organisasi publik juga berhubungan dengan penyediaan produk dan pelayanan terhadap kebutuhan konsumen yaitu mahasiswa melalui kegiatankegiatan kemahasiswaan. Keberhasilan fakultas dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa dan para stakeholders dapat diketahui melalui identifikasi terhadap kinerja organisasi. 1.2. Fokus Penelitian Penelitian ini fokus pada pengukuran kinerja Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya melalui pengukuran balanced scorecard dengan mengacu pada perspektif finansial, pelanggan (customers), proses bisnis internal (internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth) .
13
1.3. Tujuan Penelitian Mengetahui kinerja organisasi (Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya) melalui balanced scorecard. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini akan memberi masukan bagi pengembangan ilmu Psikologi, terutama Psikologi Industri dan Organisasi yang berhubungan dengan pengukuran kinerja organisasi melalui balanced scorecard. 1.4.2. Manfaat Praktis Bagi Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai kinerja organisasi, sehingga diharapkan mampu melakukan perencanaan strategis berikutnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
14
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Seputar Kinerja Organisasi dan Balanced Scorecard Balancedd Scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional (Hansen dan Mowen 2003). Berdasar konsep yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton ini, untuk mengukur kinerja organisasi, maka tujuan dan ukuran operasional dari visi dan strategis organisasi harus dinyatakan dalam empat perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan (customers), proses bisnis internal (internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth) (Kaplan dan Norton ,1996). Masing-masing perspektif visi dan strategi tersebut dinyatakan dalam bentuk tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi, ukuran (measures) dari tujuan, target yang diharapkan dimasa yang akan datang serta inisiatif–inisiatif atau program yang harus dilaksanakan untuk memenuhi tujuan-tujuan strategis (Imelda, 2004). Berikut merupakan gambar empat perspektif dari visi dan strategi.
15
Dalam perkembangan terbarunya, balanced scorecard berkembang menjadi
bentuk
enam
lingkungan/komunitas karyawan
(employee
perspektif,
dengan
(environment/community) satisfaction).
ditambahkannya dan
Pengembangan
perspektif ini
perspektif kepuasan
mengakomodasi
berkembangnya visi social enterprise di kalangan organisasi nirlaba, serta social and environmental responsibility dalam organisasi bisnis (Kaplan & Norton, 2004, dalam Parmenter, 2007). Berikut sekilas penjelasan tentang keempat perspektif tersebut, beserta dua perspektif yang dikembangkan belakangan (Kaplan dan Norton, 1996; Parmenter, 2007): 1. Perspektif Finansial Perspektif finansial organisasi merumuskan tujuan finansial yang ingin dicapai organisasi dimasa yang akan datang. Selanjutnya tujuan financial tersebut dijadikan dasar bagi perspektif lainnya dalam menetapkan tujuan
16
dan ukurannya. Tujuan finansial suatu organisasi bisnis biasanya berhubungan dengan profitabilisas yang bisa diukur berdasarkan laba operasi, return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan lainnya. Ukuran
finansial
menggambarkan
apakah
implementasi
strategi
organisasi memberikan kontribusi atau tidak terhadap keberhasilan finansial organisasi. 2. Perspektif Pelanggan Melalui perspektif ini, organisasi mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing. Tujuan yang bisa ditetapkan dalam perspektif ini adalah pemuasan kebutuhan pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam perspektif ini antara lain retensi pelanggan, kepuasan pelanggan, profitabilitas pelanggan, akuisisi pelanggan baru, market share, dan lainnya. Dalam perspektif ini organisasi menyusun strategi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi organisasi. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan (perspektif pelanggan) dan pemilik organisasi (perspektif finansial). Komponen utama dalam proses bisnis internal adalah: 1) proses inovasi, yang diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan organisasi, waktu penyerahan produk ke pasar, dan lainnya 2) proses operasional, yang diukur dengan
17
peningkatan kualitas produk, waktu proses produksi yang lebih pendek, dan lainnya 3) proses pelayanan, yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan, dan lainnya. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif ini menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Tujuan dalam perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur bagi perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal, agar tujuan dari perspektif-persepektif tersebut tercapai. Perspektif ini bertujuan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, meningkatkan kapabilitas sistem informasi, dan peningkatan keselarasan dan motivasi. Ukuran yang bisa digunakan antara lain peningkatan kemampuan karyawan, pengembangan kepemimpinan internal,
keterbukaan
informasi,
dan
penyediaan
dukungan
pengembangan sumber daya manusia secara multi-dimensi. 5. Perspektif Lingkungan/Komunitas Perspektif ini merumuskan peran strategis perusahaan/organisasi dalam mempengaruhi lingkungan dan masyarakat/komunitas yang menjadi stakeholder-nya. Ini meliputi operasionalisasi kerja yang bersifat ramah lingkungan
dan
kerjasama
dengan
organisasi-organisasi
sosial
kemasyarakatan dalam kerangka social responsibility. Ukuran yang bisa digunakan
adalah
tingkat
kerjasama
18
dengan
organisasi
social
kemasyarakatan atau pendidikan, persepsi publik terhadap reputasi social perusahaan, dan tingkat antisipasi dampak lingkungan. 6. Perspektif Kepuasan Karyawan Perspektif ini menggambarkan aspek kepuasaan karyawan atau anggota organisasi sebagai bagian dari organisasi tempat dia bekerja/menjadi anggota. Ini meliputi sikap dan kepuasan individual, kebanggan dan komitmen terhadap organisasi, serta budaya organisasi/perusahaan. Hal ini juga meliputi keseimbangan pekerjaan dengan non-pekerjaan, serta pengambilan keputusan partisipatif. Ukuran yang bisa digunakan antara lain kepuasan karyawan, retensi karyawan, banyaknya saran yang diberikan oleh karyawan, dan lainnya. 2.2. Hasil Penelitian Seputar Balanced Scorecard Sistem balanced scorecard ini telah banyak digunakan oleh berbagai sektor. Penelitian Kocakulah dan Austill (2007) menyatakan balanced scorecard dapat diaplikasikan pada industri pelayanan kesehatan, meskipun lamban. Farneti (2009) membahas mengenai pengaplikasian balanced scorecard pada pemerintah lokal Italia. Penelitian Imelda (2004) menyebutkan bahwa balanced scorecard bisa diaplikasikan pada organisasi publik dengan berbagai modifikasi. Penerapan balanced scorecard pada hotel juga diteliti oleh Phillips (2007) dan Chiung-Ju Liang & Lung-Chun Hou (2007). Pengaplikasian balanced scorecard pada industri retail yang diteliti oleh Thomas, Gable, dan Dickinson (1999) menunjukkan peningkatan kinerja perusahaan. Selain itu penelitian
19
Karathanos & Karathanos (2005) juga menunjukkan pengaplikasian balanced scorecard pada sektor pendidikan. Parmenter menunjukkan bahwa balanced scorecard berhasil menarik perhatian praktisi manajemen untuk mengukur kinerja organisasi secara holistik (2007). Balanced scorecard juga diakui sebagai salah satu kerangka kerja yang bagus dalam mendorong perubahan organisasi (Antos, 2007). Hasil penelitianpenelitian tersebut menunjukkan bahwa sistem balanced scorecard terbukti dapat diaplikasikan
pada
berbagai
sektor,
dan
secara
keseluruhan
hasil
pengaplikasiannya berpengaruh pada kinerja organisasi meskipun dalam pengaplikasiannya perlu dilakukan berbagai penyesuaian dan modifikasi.
20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Konsep Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan metode wawancara dan membagikan kuesioner untuk mengetahui kinerja Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya melalui pengukuran dengan menggunakan sistem balanced scorecard. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: Tahap 1: melakukan identifikasi dan perumusan masalah kinerja organisasi kemahasiswaan melalui wawancara dan data sekunder berupa laporan kinerja tahunan. Tahap 2: menyusun item pernyataan kuesioner berdasarkan perspektif balanced scorecard dan menyusun panduan wawancara dalam upaya penggalian data hasil kuesioner. Tahap 3: melakukan wawancara dan membagikan kuesioner pada subyek penelitian, yaitu karyawan Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya dan para stakeholders. Tahap 4: mengolah data kuesioner dan wawancara. Tahap 5: menyusun laporan hasil penelitian. 3.2. Teknik Pengambilan Sampel Subyek penelitian adalah dekanat dan karyawan (edukatif dan non edukatif) Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya dan para
21
stakeholders yaitu mahasiswa, alumni, dan perusahaan pemakai. Teknik pengambilan sampel menggunakan total population sampling dengan asumsi random sampling. Pemilihan teknik sampling ini berdasarkan pertimbangan bahwa semua anggota organisasi kemahasiswaan dan para stakehordels memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi subyek penelitian (Hadi, 2004). 3.3. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara. Wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelum proses pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan metode wawancara terbuka dan semi terstruktur. Menurut Poerwandari (1998: 73) metode wawancara dengan pedoman terstandar yang terbuka adalah wawancara dengan pedoman yang ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaan dan penjabarannya dalam kalimat dan tetap mengacu pada indikator-indikator wawancara. Berikut ini adalah pedoman wawancara yang pertanyaan umum penelitiannya : 1. Bagaimana penerapan visi misi dan nilai organisasi dalam perencanaan, aktivitas dan prosedur kerja sehari-hari? 2. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SDM dalam kaitannya dengan visi misi dan nilai organisasi? 3. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan keuangan dalam kaitannya dengan visi misi dan nilai organisasi?
22
4. Bagaimana relasi dengan konsumen dan tingkat kepuasan mereka dalam kaitannya dengan visi misi dan nilai organisasi? 5. Bagaimana pelaksanaan proses kerja internal dalam kaitannya dengan visi misi dan nilai organisasi? Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner berdasarkan
perspektif
penyempurnaan
dari
dalam
balanced
scorecard
(adaptasi
dan
http://www.scribd.com/doc/36656599/Balance-
Scorecard). Item pernyataan dalam kuesioner penelitian ini disusun berdasarkan pada metode sematic differencial. Setiap item pernyataan disertai dengan enam alternatif jawaban yang merupakan rentang dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Setiap alternatif jawaban akan disesuaikan dengan item pernyataan. Kuesioner merupakan adaptasi yang disesuaikan dengan topik penelitian. 3.4. Teknik Analisis Data Hasil wawancara akan diolah menggunakan thematic analysis yaitu proses analisis data yang melibatkan pemilahan informasi menjadi tema-tema yang berupa konsep atau gagasan yang sering muncul dan dikenali sebagai sumber data yang dianalisis. Analisis data ini melalui tahap pengkodingan dari hasil verbatim dan pengkategorian. Proses pelaksanaan model theory-led thematic analysis adalah sebagai berikut; a) Pada tahap koding
23
a. Peneliti melihat kembali pada teori yang dipaparkan dalam Bab II yang menjadi dasar penyusunan poin-poin pedoman wawancara di Bab III b. Peneliti menggunakan poin-poin dalam pedoman wawancara tersebut sebagai dasar untuk menandai data. b) Pada tahap kategorisasi a. Data-data yang telah ditandai dikelompokkan berdasar poin-poin dalam pedoman wawancara b. Hasil pengelompokkan inilah yang akan dilaporkan sebagai temuan penelitian c. Dalam pelaporan temuan penelitian, peneliti dapat menggunakan tabel kategorisasi. Hasil kuesioner akan diolah berdasarkan statistik deskriptif untuk merangkum dan menggambarkan pola data secara keseluruhan. 3.5. Etika penelitian Etika yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Peneliti meminta persetujuan / kesediaan subjek untuk diwawancarai, sekaligus merekam semua hasil wawancara yang dilakukan dengan menggunakan alat perekam. 2. Peneliti memberikan inform concent pada subjek sebagai bukti tertulis mengenai pernyataan kesediaan subjek untuk terlibat pada penelitian ini tanpa ada paksaan dari siapapun. Dengan menggunakan inform concent ini juga peneliti menjamin kerahasiaan hasil wawancara.
24
3. Peneliti membuat hasil penelitian ini hanya untuk ruang lingkup orang-orang yang terkait saja. 3.6. Peran Mahasiswa Dalam Penelitian Mahasiswa yang dilibatkan dalam penelitian ini akan mengikuti dan terlibat dalam hampir semua aktivitas penelitian. Mulai dari pelaksanaan penelitian, pengambilan data dan analisis data berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Alasan melibatkan mahasiswa dalam hampir seluruh tahap adalah agar mereka memiliki pengalaman praktis penelitian dan pengaplikasian ilmu yang didapat. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat menjadi penelitian payung bagi mahasiswa yang terlibat.
25
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Persiapan pengambilan data Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan terlebih dahulu, yaitu: 1.
Membaca referensi terkait topik penelitian dalam rangka menyusun panduan wawancara.
2.
Menyusun daftar pertanyaan yang akan digunakan sebagai pedoman wawancara dan menyusun surat persetujuan informan.
3.
Menyusun item pernyataan yang akan digunakan dalam kuesioner.
4.
Mempersiapkan alat-alat pendukung proses pengambilan data.
5.
Menghubungi subyek penelitian untuk meminta kesediaannya untuk menjadi informan dan mengatur waktu dan tempat untuk bertemu.
4.2. Proses pengambilan data Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap 21 karyawan dan stakeholders Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Suranaya dengan rincian pada tabel 4.1. berikut ini: No
Posisi
Jumlah
1.
Dekanat
2 orang
2.
Karyawan non edukatif (Tata Usaha)
3 orang
3.
Karyawan edukatif (Dosen)
4 orang
4.
Kepala koordinator
3 orang
5.
Mahasiswa ormawa
3 orang
6.
Mahasiswa non ormawa
3 orang
26
7.
Pengguna (User)
1 orang
8.
Mitra
2 orang
Secara umum pengambilan data dilakukan mulai dari tanggal 14 April – 2 Juli 2011. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh asisten penelitian. Pengambilan data diawali dengan menghubungi masing-masing subyek penelitian untuk meminta kesediaan menjadi informan yang dilanjutkan dengan membuat janji bertemu. Dalam pelaksanaannya pengambilan data membutuhkan waktu yang panjang dikarenakan proses penyesuaian jadwal antara peneliti dengan informan yang sulit. Berikut merupakan tabel 4.2. berupa jadwal wawancara dan penyebaran kuesioner yang telah dilakukan: Informan
Hari
Tempat
YT
Kamis, 14 April 2011
Fakultas
YN
Senin, 18 April 2011
Fakultas
MD
Rabu, 20 April 2011
Fakultas
JK
Selasa, 26 April 2011
Fakultas
JS
Jumat, 29 April 2011
Fakultas
ED
Selasa, 3 Mei 2011
Fakultas
RY
Senin, 9 Mei 2011
Fakultas
HN
Senin, 9 Mei 2011
Fakultas
SL
Selasa, 24 Mei 2011
Fakultas
LS
Rabu, 25 Mei 2011
Fakultas
PD
Sabtu, 28 Mei 2011
Fakultas
ES
Sabtu, 28 Mei 2011
Fakultas
ST
Jumat, 10 Juni 2011
Fakultas
CH
Jumat, 10 Juni 2011
Fakultas
EA
Sabtu, 11 Juni 2011
Fakultas
27
HU
Sabtu, 18 Juni 2011
Fakultas
WI
Jumat 24 Juni 2011
Fakultas
KN
Jumat, 24 Juni 2011
Fakultas
EL
Rabu, 29 Juni 2011
Fakultas
SS
Rabu, 29 Juni 2011
Fakultas
FL
Sabtu, 2 Juli 2011
Fakultas
4.3. Hasil penelitian Berdasarkan hasil pengolahan data wawancara pada informan, berikut merupakan pengkodingan dan pengkategorian berdasarkan empat aspek balanced scorecard dan visi misi (strategi organisasi) yaitu finansial, pelanggan (customers), proses bisnis internal (internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth). 4.3.1. Aspek Visi Misi (strategis organisasi) Subyek
LS
EA
HN
Descriptive Label Tahu visi misi dari baca di buku fakultas. Aplikasi dalam perkuliahan, melalui belajar mengajar. Kaitan visi dan misi dg tugas TU yg dilakukan lebih mendukung proses belajar mengajar. Sudah pernah diinfokan visi misi (baru) fakultas hanya tidak memahami maksudnya. Visi misi lebih terkait dengan arah fakultas dan berhubungan dengan pendidikan dan proses belajar mengajar yang mengarah pada bidang minat. Kurang berhubungan dengan tugas admin. Ada hubungan dg tugas TU hanya tidak terlalu terlihat. Lupa. Tapi secara umum menjadi agen perubahan. Dari contoh kecil yaitu,
28
Analytical Label Tahu visi misi dan aplikasinya pada proses belajar mengajar. Tugas TU mendukung visi misi melalui proses belajar mengajar. Belum paham akan visi dan misi fakultas yang baru. Ada hubungan dengan tugas TU hanya tidak terlalu terlihat.
Hanya tahu sebagai agent of change.
JK
JS
membuang sampah pada tempatnya dimana mahasiswa melakukan perubahan lewat membiasakan membuang sampah pada tempatnya sehingga orang lain melihatnya dan diperhatikan. Visi: menciptakan sarjana-sarjana yang kompeten untuk bidang-bidang sosio klinis dan sosio industri dan kemudian siap melakukan perubahan (agent of change). Misi: menerapkan metode pembelajaran Experiential Learning dan menciptakan sarjana sesuai nilai organisasi. Pemahaman terhadap visi misi dan fokus organisasinya juga belum disepakati sampai ke tingkat definisi operasional. Penerapan dalam keseharian tidak terlalu jelas, dan tidak ada keterkaitan antara visi misi dan aktualisasi proses kerja. Aplikasinya umum dan tidak memiliki ciri khas dengan fakultas psikologi yang lain. Intepretasi terhadap visi misi bergantiganti tiap kali adanya pergantian kepemimpinan. Agen perubahan didukung oleh nilai rasional, empatik, solutif dan bertanggung jawab. Konteks dalam pekerjaan bergerak di bidang sosio industri dan sosio klinis. Sosio industri berkaitan dengan bagaimana ketika membangun industri disertai pula dengan pemberdayaan masyarakat, sedangkan sosio klinis dimana ketika membiarkan kesejahteraan individual dilakukan pengembangan terhadap seluruh masyarakat tersebut. Penerapan visi dan misi pada masa tertentu hanya tempelan dan berkaitan dengan ketidakkonsistensian dalam intepretasi definisi operasional konkrit, tidak sepaham, masih abstrak, dan belum disepakati secara bersama. Pada beberapa hal tertentu ada yang berlawanan dengan visi misi dan nilai itu.
29
Tahu visi dan misi yang ada.
Pemahaman operasional.
hanya
sebatas
definisi
Aplikasi tidak terlalu jelas karena interpretasi berganti seiring dengan pergantian kepemimpinan.
Paham mengenai konsep visi misi.
Penerapkannya tidak konsisten dan pada beberapa hal berlawanan. Visi misi ditindaklanjuti secara serius jika ada proses evaluasi.
RY
SL
YT
Diseriuskan ketika ada yang akan mengevaluasi seperti tim audit, akreditasi, atau grants tertentu. Belum ada tolak ukur dan indikator konkrit dari visi dan misi serta nilai organisasi. Agent of change yang merupakan pihak yang mendorong adanya perubahan ketika segala sesuatu tidak ada pergerakan dan merugikan pihak lain. Di dalam penerapannya belum tampak bahwa visi misi dan nilai tentang agent of change diarahkan ke perwujudnyataannya didalam dunia fakultas termasuk dunia pendidikannya. Pendidik juga belum terlihat mengarahkan anak didiknya ke kesesuaian dengan agent of change. Visi misi socio industri dan socio klinis, implementasinya belum jelas dan tidak ada. Dekade pertama belum jelas sama sekali termasuk di dalamnya proses kerja, dan tanpa arah yang jelas. Selain itu pula, dari segi pengalaman di suatu institusi, hanya Pak Maramis yang memiliki pengalaman di bidang mengajar dan berproses dalam suatu institusi serta terkait juga dalam pengimplementasian visi misi. Dekade kedua sudah mulai tertata dan mulai terarah. Dikatakan sebagai masa keemasan psikologi UKWMS karena adanya pengembangan dan pembebasan sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki oleh yang ada di dalamnya khususnya dosen. Contohnya adanya menang-menang lomba ataupun beasiswa. Dekade sekarang malah mundur dibandingkan dekade kemarin. Seharusnya, sekarang adalah “masa memetik hasil” tapi dari segi visi dan misi saja masih selalu dalam tahap revisi. Implementasinya pun belum jelas. Saat ini masih fokus mempertajam
30
Visi misi belum ada indikator atau ukuran yang jelas. Visi misi sebagai agent of change , tapi penerapannya belum terlihat.
Visi misi belum jelas implementasinya. Dibandingkan dekade sebelumnya, visi misi yang sekarang belum jelas implementasinya.
Visi misi masih dipertajam hubungannya
PD
ES
alignment antara visi misi dengan proses pembelajaran di fakultas. Karena seharusnya proses pembelajaran di fakultas, di kuliah, proses pengembangan dan penelitian itu semua harus sejalan dengan visi misi. Alignment itu masih dirasa kabur dan perlu diperbaiki. Terdapat interpretasi yang berbeda-beda terhadap visi misi, bisa mungkin karena adanya dosen yang masih baru, atau bisa juga dosen lama yang baru pulang dari studi. Walaupun sudah ada SADARI, PPK, LKMM, namun masih terjadi perbedaan interpretasi terhadap visi misi yang ada di fakultas. Kata-kata yang ada di dalam visi misi cenderung sangat luas dan memungkinkan untuk terjadinya interpretasi yang berbeda-beda. Visi misi experiential learning yang ada itu rasanya belum mencerminkan experiential learning. Karena kita dapat tugas, itu sekedar tugas paper tentang pemaparan solusi tapi tidak ada followupnya. Visi misi yang ada rasanya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di ormawa. Karena contohnya BPM yang fungsinya ada mewakili mahasiswa, nyatanya cenderung mewakili mahasiswa yang sebenarnya tidak perlu diwakili, Contohnya saja saat sarasehan yang diadakan untuk mengeluarkan uneg-uneg yang ada pada mahasiswa. Tapi kenyataannya hanya sebagian kecil saja yang mau mengeluarkan uneg-uneg, sedangkan yang lain merasa acuh tak acuh. Fakta visi misi fakultas, banyak dosendosen yang mengarahkan mahasiswa untuk menerapkan visi misi itu. Yakni mencoba mencari sendiri hal-hal yang telah diajarkan, agar secara mandiri
31
dengan proses pembelajaran, pengambangan, penelitian di fakultas.
Kata-kata dalam visi misi memiliki makna yang sangat luas sehingga interpretasi visi misi jadi berbeda-beda.
Tugas yang diberikan belum mencerminkan visi misi experiential learning. Sifatnya masih sekedar tugas paper tentang pemaparan solusi dan tidak ada follow-up. Visi misi tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di ormawa. Kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan aplikasinya.
Penerapan visi misi tentang experiential learning sudah dilakukan namun terkait dengan penerapan visi misi agent of change belum ada.
ED
HU
YN
mahasiswa mampu mengaplikasikan halhal yang ada di kelas (experiential learning). Tapi untuk agent of change , dirasa belum ada tindakan nyata. Scientific practioiner dengan pendekatan socio klinis socio industri. Cuma menjadi jargon serta belum menjadi milik bersama. Sulit untuk diimplementasikan dalam kerja sehari-hari. Basic needs relatif belum terpenuhi. Sistem bukan sebagai fakultas mandiri, ada ketergantungan dari fakultas ke rektorat, rektorat ke yayasan. Basic needs tingkat kesejahteraan seperti kesehatan, perumahan, pendidikan. Tidak tahu visi dan misi fakultas. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan hanya tidak terlalu kentara. Tujuan fakultas diarahkan untuk mensekolahkan warga fakultas yang belum sekolah dan meningkatkan jumlah mahasiswa. Dari awal visi misi harusnya memayungi seluruh aktivitas kinerja dan beberapa kali telah diingatkan oleh pimpinan-pimpinan yang ada.
Visi misi masih seperti jargon dan belum menjadi milik bersama.
Fakultas belum mandiri, masih ada ketergantungan dengan universitas dan yayasan.
Tidak tahu visi dan misi fakultas.
Tujuan lebih kearah mencapai target yaitu peningkatan jumlah mahasiswa dan kompetensi. Idealnya visi misi terintegrasi dalam aktivitas kinerja. Ada motivasi dari para pemimpin untuk mengaplikasikan dalam seluruh aktivitas fakultas. Realisasinya pengaplikasian sifatnya masih pribadi dan parsial. Belum pernah ada forum diskusi yang mempertemukan semua pihak dan menyamakan persepsi tentang visi misi dan pengaplikasiannya.
Masih sebatas pada wacana. Aplikasinya dalam tri dharma perguruan tinggi masih jalan secara sendiri dan parsial. Kalau experiential learning dijalankan, hanya terkait dengan sosio industri karena belum ada pengarahan secara bersama, maka dijalankan versi individual sehingga tidak tahu sinergi apa tidak. Ada usaha secara pribadi untuk menerapkan visi misi. Namun pertemuan secara bersama untuk membicarakan inti atau rohnya tidak pernah ada. Selama ini belum pernah ada sebuah forum untuk mempertemukan semuanya untuk mengintegrasikan semua pihak. Untuk saat ini sudah dimulai untuk Sudah ada usaha untuk membicarakan
32
EL
SS
MD
ST CH
membicarakan secara bersama agar bisa berjalan segerak mesti belum semua dan masih berjalan sendiri-sendiri. Dekanat sudah memikirkan dan membicarakan dengan benar-benar mengenai aplikasi visi misi dilakukan, dari yang lain belum ada. Kedepan harapannya semua paham, dan dalam aplikasinya bisa sendiri-sendiri hanya tetap dalam kerangka visi misi. Tahu ada visi misi dan berhubungan dengan kegiatan perkuliahan yang dilakukan. Visi : Corenya di agent of change. Lulusan bisa menjadi agent of change, analisa situasi, melihat masalah dan mencari solusi dengan mempertimbangkan nilai moral dan empatik. Misi : keywordnya EL (experiential learning) bahwa kuliah tidak saja teori, diskusi dalam kelas, studi kasus tidak riil tapi mahasiswa turun langsung ke lapangan lihat masalah yang sebenarnya dan dibuat solusinya dan dipresentasikan untuk mendapat feedback. Pada aplikasi diperkuliahnya sudah disesuaikan, hanya untuk saat ini tidak tahu. Tim bidang I/O dianggap kompak dan solid, tetapi dalam sehari-hari tema sosioindustri/klinis jarang diangkat (lihat ke pengelolaan SDM). Penelitian yang dilakukan kebanyakan di luar sosio-klinis/sosio-industri. Orang-orang yang jadi pencetus visi misi sudah tidak bekerja lagi di fakultas, sehingga inti atau „roh‟ dari visi misi yang ingin dicapai „masih meraba-meraba‟. Membuat program-program dengan mahasiswa non-LPM sebagai peserta, mengangkat tema tertentu dalam majalah. Agent of change jadi berinisiatif saat kerja
33
secara bersama namun belum efektif. Selama ini hanya manajemen yang paham penterjemahan visi misi kedalam aktivitas kinerja fakultas.
Visi misi berhubungan dengan kegiatan perkuliahan. Visi misi terkait dengan agent of change dan experiential learning sudah diaplikasikan dalam perkuliahan.
Apakah pengaplikasiannya masih dilakukan sampai saat ini tidak tahu. Pengaplikasian visi misi masih kurang.
Tidak semua warga fakultas tahu inti atau roh dari visi misi fakultas.
Pembuatan program dengan mengangkat tema tertentu dalam majalah. Menjadi agent of change.
WI KN
kelompok. Experiential learning melalui tugas-tugas di lapangan dan praktek langsung. Visi misi tidak jelas. Tidak tahu apa yang menjadi visi dan misi fakultas Psikologi. Tidak ada informasi atau sosialisasi mengenai visi misi.
Experiential learning melalui tugas lapangan dan praktek. Visi misi tidak jelas. Visi misi tidak diinformasikan atau sosialisasikan pada pihak diluar fakultas.
Hasil pengukuran terhadap visi dan misi sebagai strategi organisasi dalam mencapai tujuan, didapatkan hasil bahwa sosialisasi terhadap isi atau “roh” dari visi misi masih kurang. Sebagaian besar informan menyatakan tahu apa yang menjadi visi dan misi fakultas karena secara fisik terlihat dan terpasang, namun maksud yang terkandung dalam visi dan misi itu belum dipahami. Hal ini terutama dialami oleh informan yang memiliki posisi sebagai supporting system sehingga mereka cenderung bekerja apa adanya sesuai dengan tugasnya. Berikut merupakan beberapa pernyataan yang mendukung: EA : “Sudah pernah diinfokan visi misi (baru) fakultas hanya tidak memahami maksudnya.” WI : “Visi misi tidak jelas.” HU: “Tidak tahu visi dan misi fakultas. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan hanya tidak terlalu kentara.” Visi dan misi masih dianggap sebagai slogan yang dalam aplikasinya belum terlihat kesesuaiannya dengan proses kerja yang ada di fakultas, baik dalam perkuliahan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada informan yang memiliki posisi sebagai core system pemahaman akan visi dan misi ini juga masih belum terlalu jelas. Interpretasi yang dilakukan terhadap isi visi dan misi masih
34
dilakukan secara individual sehingga aplikasinya juga didasarkan pada pemahaman pribadi. Hal ini didukung dengan pernyataan berikut: YT : “Kata-kata dalam visi misi memiliki makna yang sangat luas sehingga interpretasi visi misi jadi berbeda-beda.” YN : “Masih sebatas pada wacana. Aplikasinya dalam tri dharma perguruan tinggi masih jalan secara sendiri dan parsial.” SL : “Visi misi socio industri dan socio klinis, implementasinya belum jelas dan tidak ada.” RY : “Di dalam penerapannya belum tampak bahwa visi misi dan nilai tentang agent of change diarahkan ke perwujudnyataannya didalam dunia fakultas termasuk dunia pendidikannya. Pendidik juga belum terlihat mengarahkan anak didiknya ke kesesuaian dengan agent of change.” Secara internal dapat dikatakan belum ada keseragaman pemahamanan mengenai isi dan aplikasi visi dan misi terhadap proses kerja keseharian, selain itu juga belum ada indikator atau ukuran yang jelas untuk mengevaluasi efektifitas proses kerja dalam dalam upaya pencapaian visi dan misi fakultas. Hal ini didukung dengan pernyataan YN dan JS: YN : “Selama ini belum pernah ada sebuah forum untuk mempertemukan semuanya untuk mengintegrasikan semua pihak.” JS : “Belum ada tolak ukur dan indikator konkrit dari visi dan misi serta nilai organisasi.” Pemahaman dan penterjemahan visi dan misi kedalam aktivitas kinerja fakultas masih pada tataran manajemen. Secara eksternal sosialisasi visi dan misi juga belum dilakukan secara optimal. Pemahaman para stakeholder terhadap visi dan misi fakultas hanya sebatas pengetahuan berdasarkan artefak yang terpasang dan pengalaman sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut: LS : ”Tahu visi misi dari baca di buku fakultas.”
35
SS : “Pada aplikasi diperkuliahnya sudah disesuaikan, hanya untuk saat ini tidak tahu.” 4.3.2. Aspek Finansial Subyek
LS
EA
HN
JK
JS
Descriptive Label Pengajuan anggaran keuangan sudah disesuaikan dg rencana visi misi namun yg didapat tdk sesuai dengan yg diharapkan. Pengelolaannya sejauh ini cukup baik, mis. untuk pelatihan dan pengabdian masyarakat. Hanya pada bbrp hal mis. kesempatan pendidikan atau kursus keluar harus nunggu dulu (mis pengajuan pada dikti) atau diambil dari dana yg ada (diotak-atik dari post anggaran yg ada) atau melakukan kegiatan untuk mendapatkan dana (mis mengadakan workshop). Dana untuk pengelolaan dan pengembangan SDM cukup ada hanya memang harus pandai-pandai mengaturnya krn dana yang minim. Pengelolaan keuangan sudah direncanakan jauh hari meski pelaksanaannya kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Hanya mengetahui cara pembayaran uang di kampus yang meliputi pembayaran per semester, dan uang kuliah dasar. Ada anggaran 25% - 35% dari uang kuliah untuk pengembangan SDM. Tapi, tidak mengerti apa tujuan nyata dari penganggaran itu. Hal ini diketahui saat pekan pengenalan kampus. Tidak ada kaitan antara visi misi dengan keuangan, tapi coba ditarik benang merahnya ketika akan mengadakan suatu program dimana program tersebut dikaitkan dengan visi misi dan setelahnya visi misi tersebut tercermin pada pengelolaan keuangan. Pengelolaan keuangan terbagi menjadi 2,
36
Analytical Label Pengajuan anggaran keuangan disesuaikan dengan rencana pada visi misi fakultas, namun yang diterima tidak sesuai. Pengalokasian dan pemenuhan dana per bagian masih “gali lubang tutup lubang”
Sudah ada perencanaan tapi aplikasinya berubah.
Pembayaran uang untuk per semester dan uang kuliah dasar. Tahu dari ppk kalau 25% - 35% dari uang kuliah untuk pengembangan SDM.
Keuangan cukup memiliki kaitan dengan visi misi.
Keuangan fakultas costing tidak sesuai
yaitu, sentral ke yayasan dan memiliki batasan-batasan yang sangat terbatas, dan fakultas yang kini lebih pada costing. Costing disini lebih pada melakukan pengeluaran tanpa adanya investasi. Sebagai contoh adalah, pembelian alat lab apakah disesuaikan dengan visi misi nilai organisasi tidak ada. Diperlukan adanya politic financial serta pencerminan dari visi dan misi itu sendiri. Dan juga, evaluasi belum ada. Proses pengelolaan keuangan didasari pada konsep socio dimana mempertimbangkan pula kebutuhan bersama. Adanya multi interpretasi dan otonomi pihak universitas yang kurang.
YT
PD
ES
HU EL
SS
MD
Maka didalam proses pengambilan keputusan seperti program kerja dan keuangan, cenderung melakukan prioritas program yang memang harus dilakukan (standar operasional minimum) dan belum bisa melakukan bidang pengembangan. Dana yang diajukan dalam tiap program kebanyakan dipotong tanpa ada alasan/klarifikasi dari pihak-pihak yang terkait. Orang tua merasa cukup puas dengan fakultas ini karena cara pembayaran yang tidak ribet dan mudah. Pengelolaan keuangan terlihat kacau hanya tidak tahu dengan jelas. Kurang terstruktur. Kegiatan dilakukan sesuai dengan alokasi dana yang diberikan. Pengelolaan dikelola dengan fleksibel sesuai dengan justifikasinya. Fleksibel bukan berarti tidak tertib tapi disesuaikan dengan tujuan. Tidak maksimal, misalnya anggaran penelitian, lebih baik diarahkan dan
37
dengan visi misi tanpa disertai investasi.
Perlu ada politic financial dan evaluasi.
Pengelolaan keuangan lebih didasari pertimbangan kebutuhan bersama.
Pihak universitas kurang memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan. Ada pihak yang lebih memiliki otonomi terkait dengan keuangan. Pengambilan keputusan terhadap program kerja dan keuangan didasarkan pada prioritas program, dan belum menyentuh pada bidang pengembangan.
Tidak ada komunikasi yang jelas tentang potongan yang ada pada setiap program yang diajukan. Kepuasan orang tua mahasiswa cukup baik terkait dengan pembayaran. Pengelolaan keuangan kurang terstruktur dan terkesan kacau. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan dana yang diberikan. Pengelolaan keuangan selama ini fleksibel dan sesuai dengan tujuan.
Belum maksimal dalam mendukung visi misi.
ST
WI
KN
diutamakan ke sosio klinis/sosio industri. Dananya dari fakultas terbatas, untuk tambahan harus cari sponsor. Pengelolaan dan pengaturan keuangan tidak jelas. Selama ini yang membuat anggaran dekanat, dan kepala TU hanya diajak diskusi setelahnya. Pengelolaan keuangan diserahkan pada fakultas. Disesuaikan dengan kebutuhan fakultas. Kontrol terhadap sisi finansial dilakukan berdasarkan pelaporan dari pihak fakultas mengenai pengaplikasiannya.
Perlu mencari dana tambahan. Pengelolaan keuangan tidak jelas. Pembuatan anggaran dilakukan dekan.
Pengaturan finansial fakultas diserahkan dan sesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing fakultas. Kontrol didasarkan pada laporan keuangan.
Pada aspek finansial didapatkan hasil pengukuran yang menyatakan pengelolaan finansial fakultas masih kurang maksimal mendukung visi dan misi fakultas. Pada dasarnya pengaturan keuangan fakultas telah disusun berdasarkan perencanaan, namun dalam aplikasinya kadang tidak sesuai. Hal ini didukung dengan pernyataan EA berikut ini: “Pengelolaan keuangan sudah direncanakan jauh hari meski pelaksanaannya kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.” Selain itu dalam perencanaan keuangan lebih dilakukan oleh manajemen, belum melibatkan pihak lain yang berhubungan dalam pencapaian visi dan misi fakultas. Hal ini didukung oleh penyataan WI: “Pengelolaan dan pengaturan keuangan tidak jelas. Selama ini yang membuat anggaran dekanat, dan kepala TU hanya diajak diskusi setelahnya.” Pada pengelolaan keuangan, fakultas juga masih banyak melakukan pengeluaran tanpa melakukan investasi dan memiliki ketergantungan terhadap pihak lain dalam hal income. Hal ini juga didukung dengan hasil survei bahwa 2
38
oleh
dari 3 orang menyatakan variasi pendapatan fakultas masih minim. Belum ada indikator atau ukuran yang jelas dalam perencanaan keuangan fakultas dan evaluasi terhadap efektifitas pencapaiannya berpengaruh terhadap pencapaian visi dan misi fakultas. Hal ini didukung dengan pernyataan JS: “Pengelolaan keuangan terbagi menjadi 2, yaitu, sentral ke yayasan dan memiliki batasan-batasan yang sangat terbatas, dan fakultas yang kini lebih pada costing. Costing disini lebih pada melakukan pengeluaran tanpa adanya investasi. Sebagai contoh adalah, pembelian alat lab apakah disesuaikan dengan visi misi nilai organisasi tidak ada.” 4.3.3. Aspek Pelanggan Subyek
EA
JS
YT
Descriptive Label Pelayanan sudah cukup baik. Sesuai standar masing-masing dan kadang tergantung mood. Pernah ada standar penerimaan telpon dan tamu tapi lalu terabaikan. Belum pernah ada pengukuran tentang kepuasan pelayanan administrasi. Konsumen disini adalah masyarakat pengguna lulusan, dimana lulusan itu adalah mahasiswa dan mahasiswa itu sendiri merupakan konsumen intermediet. Mahasiswa adalah yang kemudian akan membawa kompetensi dari hasil kerja fakultas setelah lulus. Terkait kepuasan, tidak ada data karena, sejauh ini tidak mengetahui apakah ada survey sejauh mana konsumen puas terhadap lulusan dan membawa perubahan kepada konsumen itu sendiri. Mahasiswa sering benar-benar terbuka memberikan saran pada saat sarasehan dan ketika mengisi form menjelang kelulusan. Masukan yang sering muncul adalah mengenai kesempatan praktek magang
39
Analytical Label Belum ada standarisasi pelayanan konsumen.
Mahasiswa merupakan cerminan dari hasil kerja fakultas.
Tidak pernah ada survey tentang kepuasan konsumen.
Ada forum untuk memberikan saran dan masukan pada fakultas.
Masukan lebih banyak mengenai kesempatan praktek magang yang kurang
ED
HU
EL
SS
MD
ST
WI
yang dirasa perlu diperbanyak. Untuk masalah intern, mahasiswa lebih sering memberi masukan terkait kinerja dosen-dosen tertentu. Konsumen disini dalam arti mahasiswa. Belum terpenuhi. Tidak terlalu puas, dibuktikan dengan sedikitnya jumlah pendaftar baru dibandingkan dengan fakultas baru. Berhubungan dengan marketing, seharusnya melibatkan semua masyarakat psikologi. Proses keluarnya dosen juga menjadi pertanyaan bagi mahasiswa. Masyarakat kurang tahu karena tidak pernah berhubungan dengan mereka. Kepuasan mahasiswa secara umum cukup baik. Dari alumni yang sharing (bidang pendidikan) terkait dengan masa kerja cukup lama dan dapat bertahan. Data dari alumni, beberapa memiliki performa kinerja yang bagus, dipromosikan jabatannya. Diasumsikan mereka (user) memiliki kepuasan yang baik terhadap kinerja para alumni. Karena tidak kenal banyak dengan konsumen, merasa tidak tahu banyak. Tapi dari salah satu konsumen (RCTI Jatim), mengatakan kalau dia puas dengan kerja salah satu lulusan fak psikologi. Tidak ada proses feedback dari konsumen secara resmi, hanya inisiatif anggota. Interviewee mengatakan bahwa konsumen (pembaca) cukup puas dengan hasil kerja ormawa. Pelayanan terhadap konsumen kurang baik, misalnya terkait dengan janjian bimbingan, pengambilan tugas. Ketidakpuasan lebih pada proses belajar mengajar. Mahasiswa banyak merasa tidak puas. Namun ada juga mahasiswa yang merasa
40
dan kinerja dosen.
Kepuasan konsumen masih kurang, terlihat dari pendaftar baru yang sedikit.
Proses marketing program bersama.
harusnya
Belum ada pengukuran konsumen. Namun dirasa mahasiswa cukup baik.
menjadi
kepuasan kepuasan
Selama ini para alumni dapat bekerja dengan baik dan jangka waktu yang lama. Kepuasan konsumen (user) baik terkait dengan kinerja alumni. Beberapa memiliki performa kerja yang bagus dan mendapat promosi jabatan.
Belum pernah ada pengukuran mengenai kepuasan konsumen. Salah satu user menyatakan puas dengan kinerja alumni. Konsumen cukup puas dengan hasil kerja.
Pelayanan terhadap konsumen masih kurang dan banyak terkait dengan proses belajar mengajar.
Ada yang merasa puas, namun ada yang tidak puas.
FL
KN
puas. Lulusan dirasa memiliki kompetensi yang baik untuk melakukan apa yang menjadi tugasnya. Inisiatif yang dimilki cukup baik. Target kerja yang diberikan dijalankan dengan baik, bahkan melebihi permintaan. Keingin tahuan yang tinggi membuatnya melakukan banyak kerja sekaligus sehingga membuat target kerjanya kurang terpenuhi. Secara khusus bagaimana kepuasan konsumen terhadap fakultas Psikologi tidak tahu. Belum pernah ada pengukuran secara khusus.
Kompetensi dan inisiatif kerja yang dimiliki lulusan mendukung proses kerjanya. Lulusan mampu mencapai target kerja bahkan melebihinya. Kurang fokus pada satu tugas berakibat pada target kerja yang kurang terpenuhi.
Belum pernah ada pengukuran kepuasan konsumen.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada aspek pelanggan diketahui bahwa selama ini belum pernah ada pengukuran secara formal dan terstandarisasi mengenai kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh fakultas. Selama ini pengukuran kepuasan konsumen masih dilakukan secara parsial dan didasarkan pada persepsi masing-masing. Hal ini didukung dengan pernyataan EA: EA : “Pelayanan sudah cukup baik. Sesuai standar masingmasing dan kadang tergantung mood.” JS : “Terkait kepuasan, tidak ada data karena sejauh ini tidak mengetahui apakah ada survey sejauh mana konsumen puas terhadap lulusan dan membawa perubahan kepada konsumen itu sendiri.” KN : “Secara khusus bagaimana kepuasan konsumen terhadap fakultas Psikologi tidak tahu.” Secara internal, pelanggan fakultas memberikan kritik dan saran terhadap kinerja fakultas melalui forum tertentu. Secara eksternal juga ada yang menyatakan puas dengan pelayanan dan produk yang dihasilkan oleh fakultas
41
(lulusan). Hal ini sesuai dengan hasil survei terhadap 2 orang pengguna lulusan yang menyatakan bahwa lulusan yang mereka pekerjakan memiliki inisiatif dan partisipatif kerja yang tinggi. Meskipun demikian masih belum jelas ukuran dan aspek kepuasannya, dan tidak ada umpan balik yang jelas dan formal terhadap kinerja fakultas. YT : “Mahasiswa sering benar-benar terbuka memberikan saran pada saat sarasehan dan ketika mengisi form menjelang kelulusan.” SS : “Data dari alumni, beberapa memiliki performa kinerja yang bagus, dipromosikan jabatannya.” FL : “Lulusan dirasa memiliki kompetensi yang baik untuk melakukan apa yang menjadi tugasnya.” 4.3.4. Aspek Proses Internal Subyek LS
EA
HN
JS
Descriptive Label Program english day untuk peningkatan kompetensi dalam rangka mendukung proses belajar mengajar dalam bhs inggris. Pelayanan sudah cukup baik dan lebih disesuai standar masing-masing (kadang tergantung mood). Kinerja di fakultas sudah baik. Tapi, secara teknis dalam pelayanan terutama di TU kurang ramah. (“misalnya pada waktu itu aku telat ujian. Wah, mukanya itu langsung gimana gitu. Waktu aku juga mau revisi KRS, ya juga kadang itu gimana ya, aku juga yang mau tanya itu gak ngerti soalnya mereka itu jawabnya seperlu aja gitu. Trus ada salah satu yang mau aku tanyain eee dititipin lembar KHS gak? ehhh KRS gak? “Waduhhh aku gak ngerti”...bayangin aja tuh...”coba kamu cari sendiri disitu”)
Analytical Label Adanya produk baru berupa program english day.
Belum ada konsumen.
standarisasi
pelayanan
Kinerja Fakultas sudah baik, hanya pelayanan di TU kurang ramah.
Sebagian sudah cocok tapi Secara rencana dan kerangka sudah jelas pengimplementasian dan monitoringnya hanya pelaksanaan dan monitoring yang kurang jelas. Berbagai usaha dilakukan kurang jelas.
42
RY
SL
YT
ES
ED
HU
seperti Treasure Study, pembuatan SAP tapi, untuk pelaksanaanya kurang jelas. Secara rencana dan kerangka sudah ada tapi tidak terawasi sehingga kemungkinan terjadi berbagai implikasi yang tidak terencana. Dari sisi organisasi kemahasiswaan BEM bergerak di bidang pembuatan program, pengembangan hardskill serta softskill mahasiswa. Sebagai contoh adalah kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan Bahasa Inggris. BEM dibagi menjadi beberapa divisi seperti divisi usaha bersama. Menyangkut well-being, organisasi menjadi tidak sehat, karena passion menurun, dan juga apa yang dilakukan sekarang hanyalah bersifat normatif saja. Hal di atas mengakibatkan proses kerja internalnya tidak berjalan. Hal ini diakibatkan karena kehilangan passion dari orang-orang yang berada di dalam organisasi. Selain itu, karena wadah untuk pengembangan diri juga tidak ada membuat proses kerja internalnya tidak berjalan. Tidak semua karyawan (akademik & nonakademik) yang masuk ke fakultas ini memiliki hati yang sama yakni untuk memajukan fakultas. Teman-teman di fakultas lain dan universitas lain merasa di fakultas psikologi WM memiliki cara/sistem kuliah yang rapi. Seperti jadwal UTS dan UAS yang sudah dijadwalkan dan ujianujian lain yang sudah ditetapkan. SDM sangat kurang implementasinya. Selain itu, tidak terlalu tranparansi. Sama seperti pada bagian relasi dan interaksi. Belum terlalu berani untuk mengungkapkan pendapat seperti fakultas lain. Proses kerja secara umum cukup.
43
Proses internal di ormawa terkait dengan pembuatan program hardskill dan softskill.
Well-being hanya bersifat normatif. Proses kerja internal belum berjalan.
Tidak semua karyawan punya hati untuk memajukan fakultas.
Menurut eksternal proses perkuliahan di F.Psikologi WM terbilang rapi dan sistematis.
SDM dirasa kurang berani dalam mengungkapkan pendapat, kurang transparan terutama pada bagian interaksi dan relasi.
Proses kerja dirasa cukup berjalan sesuai
YN
EL
SS
MD
ST
WI
aturan yang ada. Ada kerinduan untuk bertemu dalam Proses kerja secara internal dalam fakultas forum untuk membicarakan mengenai visi belum mencerminkan visi misi. misi dengan para stakeholder (dosen, karyawan, mahasiswa). Proses internal terkait dengan kejelasan visi misi masih abstrak sehingga dalam aplikasi teknisnya pada pengelolaan SDM, finansial, pelayanan konsumen masih kabur. Prosesnya masih mengkira-kira apakah aktivitas yang dilakukan akan mendukung visi misi atau tidak masih belum jelas karena indikatornya masih kabur, ukurannya tidak jelas. Ada kegiatan yang tidak berhubungan Kegiatan penunjang ada yang tidak sesuai atau mendukung visi misi seperti kegiatan atau mendukung visi dan misi. entertaiment atau kegiatan penunjang lainnya. Skill dasar atau standar untuk Perlu ada pengembangan kompetensi pengembangan kompetensi dosen terkait terkait dengan kemampuan dasar dosen. dengan proses belajar, misalnya cara kuliah tamu, cara cuti. Berdasar pengalaman dulu pengaplikasian Pada aplikasi visi misi juga melibatkan visi misi dilakukan dalam bentuk mahasiswa dalam bentuk pelatihan yang melibatkan mahasiswa dalam pelatihan- dilakukan. pelatihan yang diberikan oleh fakultas. Lab masih hanya sebatas psikodiagnostik. Lab masih sebatas pada psikodiagnostik Tugas kalab lebih pada urusan dan tugasnya masih sebatas urusan administrasi, bukan mengembangkan lab administrasi. sesuai visi misi (dikembangkan dengan tema sosio-klinis/sosio-industri). Jadinya waktu terbuang untuk mengurusi Proses kerja menjadi terhambat karena administrasi lab (yang dianggap bisa mengurusi masalah administrasi. diurus oleh staf non-psikologi), padahal waktunya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan lab. Sering ada yang melewati deadline, Proses kerja sering terhambat dengan sehingga jalur birokrasi terhambat dan birokasi. diundur lama. Untuk TU pembagian sudah jelas sesuai Pembagian kerja pada tata usaha sudah prosedur dan jalan. sesuai dengan tugasnya. Pembagian kerja dekanat masih belum Pembagian kerja dekanat masih belum
44
jelas, dan masih mengurusi hal-hal yang jelas. kecil. Kinerja dosen ada yang rapi, ada yang Kinerja dosen masih tidak rapi dan tidak tidak. teratur dan mempengaruhi kerja TU. Kinerja dosen yang tidak rapi berpengaruh pada kerja TU.
Pada aspek proses internal diketahui bahwa masih banyak proses bisnis internal fakulas yang kurang berjalan dengan efektif dan efisien dalam upaya mendukung pencapaian visi dan misi. Dilihat dari proses kerja, masih ditemui pembagian kerja yang belum jelas dan kinerja yang belum sesuai. Hal ini didukung dengan hasil survei pada 9 dari 18 orang menyatakan kinerja dosen sudah cukup baik hanya masih sering melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugasnya. Hal ini juga didukung pernyataan dari: WI : “Pembagian kerja dekanat masih belum jelas, dan masih mengurusi hal-hal yang kecil.” “Kinerja dosen ada yang rapi, ada yang tida, ada juga yang tidak rapi dan berpengaruh pada kerja TU ” MD : “Tugas kalab lebih pada urusan administrasi, bukan mengembangkan lab sesuai visi misi (dikembangkan dengan tema sosio-klinis/sosioindustri). Jadinya waktu terbuang untuk mengurusi administrasi lab (yang dianggap bisa diurus oleh staf non-psikologi), padahal waktunya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan lab.” EL : “Ada kegiatan yang tidak berhubungan atau mendukung visi misi seperti kegiatan entertaiment atau kegiatan penunjang lainnya.” Namun demikian ada usaha dan rencana yang dilakukan untuk membuat proses internal menjadi lebih baik, hanya kurangnya monitoring membuat aplikasinya menjadi tidak jelas. Hal ini didukung dengan pernyataan berikut: LS : “Program english day untuk peningkatan kompetensi dalam rangka mendukung proses belajar mengajar dalam bhs inggris.”
45
YN : “Proses internal terkait dengan kejelasan visi misi masih abstrak sehingga dalam aplikasi teknisnya pada pengelolaan SDM, finansial, pelayanan konsumen masih kabur.” JS : “Sebagian sudah cocok tapi pengimplementasian dan monitoringnya kurang jelas. Berbagai usaha dilakukan seperti Treasure Study, pembuatan SAP tapi, untuk pelaksanaanya kurang jelas. Secara rencana dan kerangka sudah ada” tapi tidak terawasi sehingga kemungkinan terjadi berbagai implikasi yang tidak terencana. 4.3.5. Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan Subyek
LS
EA
JK
Descriptive Label Pernah mengikuti pelatihan BAN PT. Perlunya peningkatan kompetensi. Yang terbaru program english day sebagai upaya peningkatan kompetensi dalam rangka mendukung proses belajar mengajar dalam bhs inggris. Pengelolaan dan pembagian tugas di administrasi sudah sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Tugas dosen bukan hanya mengajar tapi penelitian dan pengabdian. Pengembangannya kadang terhambat krn tugas admin, menjabat. Pembagian job desc sudah sesuai tapi pelaksanaan fleksibel, saling menggantikan jika ada yang tidak masuk. Pengembangan diri (SDM) di TU melalui rolling tugas (job rotation), pemberlakukan english day. Experiential learning. Disini proses pengembangan SDM terbatas pada pelatihan yang memang masih jarang, presentasi penelitian, mengundang dosen tamu untuk kuliah tamu bagi mahasiswa, serta kurangnya mengundang pembicara di ruang lingkup fakultas. Untuk non akademis tidak ada.
Analytical Label Ada pelatihan dan masih perlu ada peningkatan kompetensi. Yang telah ada program english day.
Pembagian tugas TU sudah sesuai dengan kompetensi masing-masing. Tugas dosen meliputi tri dharma PT, namun masih suka terhambat oleh tugas dan jabatan. Job desc fleksibel menggantikan.
dan bisa
saling
Ada job rotation dan english day sebagai upaya pengembangn diri. Pelatihan masih jarang diadakan, dan kurang mengundang pembicara dari lingkup fakultas.
Tidak ada pembelajaran bagi karyawan non akademis. Sumber masalah di SDM itu sendiri SDM sedikit tapi tugas banyak.
46
JS
SL
YT
ES
adalah tugas banyak sedangkan ketersediaan SDM sedikit. Institusi pendidikan = core bisnis. Perlu adanya pengembangan di bidang itu seperti pengadaan pelatihan, pola pendidikan, ketersediaan buku, penyediaan instrumen belajar atau penelitian tetapi harus merupakan pencerminan dari visi misi nilai organisasi. Senyatanya, yang terjadi adalah tidak adanya kesesuaian visi misi nilai dan proses pengembangan SDM itu sendiri. Untuk wadah pengembangan secara konsep ada, tapi secara pelaksanaan dan dihubungkan dengan visi misi nilai belum jelas. Permasalahan yang sama dari tahun pertama hingga sekarang adalah boomingnya mahasiswa namun dari segi pengajaran sedikit. Pengembangan SDM yang sangat terasa adalah di dekade kedua dimana adanya lomba-lomba, tersedianya fasilitas untuk kembangkan diri seperti seminar taraf internasional tapi sekarang menurun. Ruang untuk mengembangkan minat dan potensi juga terbatas. Sebenarnya bersama dengan pihak sekfak sudah membuat sebuah lembaran tentang hal-hal yang perlu dilakukan di fakultas. Kemudian lembaran itu diberikan kepada dosen baru. Berkaitan dengan hal tersebut, dosen yang bersangkutan diminta ikut obsevasi proses perkuliahan dan ikut penelitian dan ikut dekanat agar supaya tahu fakultas seperti apa dan menjadi jelas. Kalo training soft skill dan hard skill, lebih bermakna yang punya ormawa ketimbang punya dosen. Karena milik dosen lebih fokus untuk perkuliahan2, sedangkan ormawa lebih pada
47
Pengambangan SDM tidak mencerminkan atau tidak sesuai dengan visi misi.
Konsep pengembangan SDM tidak sesuai dengan pelaksanaan dan visi misi.
Pengembangan SMD sangat terasa saat dekade kedua. Kondisi sekarang penurunan mhs. Ruang pengembangan minat dan potensi terbatas.
Ada usaha untuk kompetensi dosen.
meningkatkan
Ada proses observasi pada aktivitas di fakultas (pengajaran dan penelitian) sebagai bentuk pengenalan dan peningkatan kompetensi dosen baru terhadap proses perkuliahan dan fakultas. Pelatihan yang diberikan ormawa bagi mahasiswa lebih mengenai dibandingkan pelatihan yang diberikan dosen.
ED
HU
EL
SS
MD
ST
CH
pengembangan soft skill dan hard skill. Belum dalam arti semakin kedepan, harapannya adalah pohon penelitian sehingga jelas kompetensi individu (salah satu contoh). Terlalu terkotak-kotak pada sesuai tidak dengan visi misi. Apabila tidak sesuai ya tidak bisa dilakukan pengembangan kompetensi SDM. Pengembangan karyawan masih sangat kecil. Kurang diamati kurangnya apa, hanya kerja saja. Terkait dengan pengembangan diri pribadi didasari pada sikap proaktif dari masing-masing dosen. Terkait dengan pengetahuan yang sifatnya umum dan pokok harusnya ada persamaan persepsi, misalnya skripsi dan penulisan skripsi. Pengetahuan yang pokok-pokok tersebut belum tersentuh. Ada kesempatan yang luas bagi para dosen untuk meningkatkan kemampuan. Ada beberapa dosen yang kurang memiliki kemampuan yang baik, misalnya dalam pembimbingan dimana proses pembimbingan yang diberikan kurang tajam, perlu ada pendampingan dari dosen senior. Pengelolaan SDM masih belum optimal. Staff dosen hanya beberapa yang berasal dari bidang sosio klinis industri. Dosen yang melanjutkan studi tidak diarahkan untuk mengambil bidang sosioklinis/industri. Hanya kalau dibutuhkan – sebatas prajab dan pelatihan internal. Sisanya belajar sendiri atau belajar dari masalah yang muncul. Proses pembelajaran tidak keliatan secara langsung. Kecuali jadi anggota panitia kegiatan, experiential learning tidak
48
Belum ada pengembangan.
Terlalu terkotak-kotak dan tidak sesuai dengan visi misi.
Kurang ada pengembangan karyawan.
Dosen harus proaktif jika mengembangkan kemampuannya.
ingin
Perlu ada persamaan persepsi tentang kemampuan dasar dosen.
Dosen memiliki kesempatan yang luas untuk meingkatkan kemampuannya. Ada beberapa dosen yang masih harus meningkatkan kemampuannya, misalnya terkait dengan proses bimbingan.
Pengelolaan SDM masih belum optimal dan belum disesuaikan dengan visi misi.
Pada ormawa pengembangan kompetensi hanya jika dibutuhkan.
Tidak terlihat dengan jelas bagaimana proses pembelajaran.
WI
terasa. Pengembangan SDM pada dosen jelas. Terkait dengan sekolah lanjut. Untuk tata usaha tidak ada pengembanan kompetensi. Dulu pernah ada yang disekolahkan, hanya 3 orang, sekarang tidak pernah lagi. Dalam administrasi tidak ada pengembangan kompetensi lagi.
Pengembangan kompetensi dosen jelas (sekolah lanjut) tapi pada tata usaha tidak ada. Pengembangan kompetensi SDM tidak dikelola dengan baik dan merata.
Pengolahan data pada aspek pertumbuhan dan pembelajaran didapatkan hasil bahwa pengembangan sumberdaya manusia sebagai bentuk pertumbuhan dan pembelajaran dalam upaya mendukung visi dan misi masih kurang optimal dilakukan.
Secara
konsep
tampak
sudah
dipersiapkan
hanya
dalam
implementasinya kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan JS : “Untuk wadah pengembangan secara konsep ada, tapi secara pelaksanaan dan dihubungkan dengan visi misi nilai belum jelas. Institusi pendidikan = core bisnis. Perlu adanya pengembangan di bidang itu seperti pengadaan pelatihan, pola pendidikan, ketersediaan buku, penyediaan instrumen belajar atau penelitian tetapi harus merupakan pencerminan dari visi misi nilai organisasi. Senyatanya, yang terjadi adalah tidak adanya kesesuaian visi misi nilai dan proses pengembangan SDM itu sendiri.”
Dalam pelaksanaannya pengembangan sumberdaya manusia masih didasarkan pada kebutuhan pribadi dan inisiatif masing-masing staf. Sedangkan pengembangan kemampuan terkait dengan hal yang pokok dan dasar masih belum dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat EL: “Terkait dengan pengembangan diri pribadi didasari pada sikap proaktif dari masing-masing dosen. Terkait dengan pengetahuan yang sifatnya umum dan harusnya ada
49
persamaan persepsi, misalnya skripsi dan penulisan skripsi. Pengetahuan yang pokok tersebut belum tersentuh.” Selain itu pengembangan kemampuan juga masih terbatas pada staf edukatif melalui studi lanjut dengankan staf non edukatif pengembangan kemampuan dilakukan melalui perputaran kerja. WI : “Pengembangan SDM pada dosen jelas. Terkait dengan sekolah lanjut. Untuk tata usaha tidak ada pengembanan kompetensi.” EA : “Pengembangan diri (SDM) di TU melalui rolling tugas (job rotation), pemberlakukan english day.”
50
BAB V PENUTUP 5.1. Diskusi Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kinerja Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya melalui balanced scorecard berdasarkan empat perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan (customers), proses bisnis internal (internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth) diketahui bahwa secara keseluruhan dalam pelaksanaannya masih kurang dapat dilakukan secara optimal. Untuk dapat melihat kesesuaian antara kinerja organisasi dengan pencapaian tujuan organisasi, maka perlu adanya kesetaraan persepsi akan visi dan misi (strategi) organisasi yang tercermin dalam empat persepsi balanced scorecard. Pada aspek visi dan misi (strategi) fakultas diketahui bahwa belum ada kesamaan persepsi pada karyawan mengenai isi atau maksud yang terkandung dalam visi dan misi fakultas. Hal ini menunjukkan adanya proses klarifikasi dan penterjemaah visi dan misi yang kurang ke dalam istilah yang dapat dipahami dan ditindaklanjuti oleh semua karyawan. Konsekuensi dari kurangnya kejelasan akan visi dan misi fakultas berakibat pada masing-masing karyawan mengejar dan berusaha mencapai tujuan yang berbeda berdasarkan interpretasi masing-masing. Idealnya setiap orang dalam organisasi memahami visi dan misi (strategi) organisasi. Untuk dapat memiliki pemahaman yang sama serta komitmen untuk mencapai tujuan, dalam penyusunannya visi dan misi (strategi) juga perlu melibatkan semua pihak dalam organisasi dengan menyelaraskan antara tujuan
51
pribadi dan tujuan organisasi. Selain itu untuk menjamin pemahaman bersama mengenai visi dan misi organisasi dapat dilakukan melalui komunikasi dari seluruh karyawan, mulai dari posisi manajemen sampai operasional termasuk para stakeholders. Pada Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala tampaknya proses komunikasi dan penyesuaian antara tujuan pribadi dan tujuan bersama belum berjalan secara optimal sehingga proses kerja yang dilakukan dalam upaya mencapai tujuan organisasi masih dilakukan secara parsial berdasar pemahaman pribadi. Dalam pelaksanaannya pemahaman melalui komunikasi dan penyesuaian antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi perlu didukung dengan perencanaan dan target pencapaian tujuan. Perencanaan strategis dan ukuran serta indikator yang jelas pada pencapaian visi dan misi organisasi melalui scorecards dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kesesuaian antara aplikasi dengan pencapaian tujuan organisasi yang telah diraih. Belum adanya ukuran atau indikator yang jelas untuk mengevaluasi pencapaian tujuan organisasi melalui scorecards membuat ukuran kinerja fakultas menjadi tidak jelas. Hal ini membuat perencanaan kerja yang telah dibuat menjadi tidak terukur dan anggota organisasi pun bertindak sendiri-sendiri, terkesan tanpa arah, akibatnya tidak diketahui positioning yang dimiliki oleh fakultas. Adanya proses evaluasi terhadap pencapaian tujuan dapat memberikan data bagi organisasi sebagai bentuk umpan balik terhadap proses kerja yang telah dilakukan. Data yang didapat kemudian akan membantu penyusunan strategi berikutnya sebagai sebuah proses yang berkesinambungan. Selanjutnya strategi
52
pencapaian tujuan yang baru akan kembali melalui proses klarifikasi dan penterjemahan, mengkomunikasikan dan mengaitkan antara tujuan pribadi dengan organisasi. Selanjutnya kembali melalui proses perencanaan dan penentuan target serta umpan balik. Tampaknya proses ini belum optimal dilakukan oleh fakultas dalam upaya pencapaian tujuan. Hal ini dikarenakan belum adanya ukuran atau indikatir pencapaian tujuan yang jelas dan terukur. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tata kelola organisasi yang baik (Good Corporate Governance) pada di Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya masih lemah. Tata kelola organisasi yang kurang baik dapat berdampak pada kegagalan pencapaian tujuan organisasi dikarenakan tidak adanya pengaturan dan pengukuran organisasi yang jelas. Dalam pelaksanaannya penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan, diantaranya: 1. Tidak semua informan yang direncanakan akan diminta datanya dapat dilakukan. Hal ini disebabkan oleh kesibukan peneliti sehingga sampai batas pelaporan penelitian tidak dapat dihubungi. Akibatnya tidak semua perwakilan para stakeholders dapat terwakili sehingga pendapat yang disampaikan tidak dapat dijadikan perwakilan pendapat yang lainnya. 2. Kendala yang lain adalah tim mengalami kesulitan menemukan waktu yang sesuai untuk melakukan pengambilan data dengan informan, akibatnya pengambilan data menjadi molor dari waktu yang telah direncanakan.
53
5.2. Saran Bagi Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya diharapkan melalui penelitian ini memperoleh gambaran mengenai kinerja fakultas dan mulai merencanakan strategi atau sistem manajemen terpadu berdasar balanced scorecard dengan penerapan keselarasan strategi dari atas ke bawah, disertai dengan perencanaan dan penentuan target pencapaian yang terukur dan obyektif serta monitoring dan evaluasi yang terjadwal yang dapat digunakan sebagai umpan balik perencanaan strategi berikutnya sehingga menjadi sebuah proses pertumbuhan dan pengembangan fakultas yang berkesinambungan. Melalui balanced scorecard organisasi tidak saja dapat melakukan pengukuran kinerjanya melalui ukuran finansial, namun juga ukuran pendorong kinerja masa depan melalui menciptakan nilai bagi para pelanggan saat ini dan yang akan datang, dan seberapa banyak peningkatan kapabilitas internal dan investasi di dalam sumberdaya manusia, beserta sistem dan prosedur yang dibutuhkan. Balanced scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang dihasilkan para partisipan organisasi yang memiliki kemampuan dan motivasi dengan mengungkapkan berbagai faktor yang menjadi pendorong tercapainya tidak saja kinerja financial, namun juga kompetitif jangka panjang. Perencanaan dapat diawali dengan melakukan analisa dan identifikasi kekuatan, kelamahan, kesempatan dan tantangan yang dihadapi (SWOT) oleh fakultas. Selanjutnya dapat dilakukan analisa pesaing dengan memposisikan diri kedalam situasi kompetitif dalam industri, disertai juga analisa terhadap kondisi lingkungan. Situasi kompetitif ini meliputi masuknya persaing baru, ancaman dari
54
produk pengganti, kekuatan tawar pembeli, kekuatan tawar pemasok, dan persaingan diantara pesaing yang ada. Kondisi lingkungan dapat meliputi kondisi lingkungan sosial, ekonomi makro, teknologi, politik dan hukum, serta demografi. Hasil analisa ini dapat membantu penyusunan visi dan misi organisasi. Selain itu dapat juga dijadikan data dalam menyusun tujuan strategis tiap perspektif. Berikut merupakan gambar 5.1. mengenai analisa pesaing (adaptasi dari Yuwono, S., Sukarno, E., & Ichsan, M. 2003): Teknologi
Pendatang Baru Universitas dan fakultas Psikologi baru
Demografi
Ancaman pendatang baru
Pemasok Sekolah-Sekolah SMA
Kekuatan tawar pemasok
Pembeli Persaingan Industri
Kekuatan tawar pembeli
Siswa SMA dan orang tua
Ancaman produk/jasa pengganti
Produk Pengganti Ekonomi Makro
Program Diploma, Program Studi/Fakultas Lain
Politik dan Hukum
Selanjutnya melakukan klarifikasi dengan menyamakan persepsi dan pemahaman mengenai maksud yang terkandung dalam visi dan misi melalui komunikasi yang terbuka dengan semua pihak yang terkait dengan pencapaian visi dan misi. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan membentuk suatu forum diskusi antara pihak fakultas dengan para stakeholder (mahasiswa, orangtua
55
Sosial
mahasiswa, pengguna lulusan, alumni, dan mitra). Dapat juga dilakukan melalui pertemuan formal yang juga melibatkan semua pihak. Tujuan pertemuan ini selain mengkomunikasikan visi dan misi yang telah disusun, dapat juga sebagai forum pemberian masukan dan kritik atas visi dan misi yang telah disusun, rencana strategi yang akan disusun, serta kinerja fakultas secara keseluruhan. Diharapkan masukan dan kritikan dapat digunakan sebagai data untuk menyempurnakan visi dan misi (jika diperlukan), dan menyusun perencanaan berikutnya dalam upaya mencapai tujuan fakultas. Untuk dapat mencapai visi dan misi fakultas perlu ada perencanaan strategis yang disertai dengan target dan indikator yang jelas. Visi dan misi fakultas harus dapat diturunkan dalam bentuk aplikasi yang dapat diukur. Perencanaan strategis dimulai dengan merumuskan dan merinci masing-masing perspektif dan tolak ukur pencapaiannya. Tujuan strategis yang akan dicapai harus selaras dengan ukuran strategis. Ukuran strategis terkait dengan hasil yang akan dicapai (lagging indicator) tidak dapat terlaksana jika tidak didukung dengan faktor pendorong pencapaian (leading indicator). Berikut merupakan tabel 5.1. tentang perencanaan strategis yang dapat dilakukan. Visi : menjadi agent of change dan center of excellence yang membantu individu dan masyarakat untuk menyikapi perubahan. Misi : menetapkan the scientist – practitioner model, melalui metode pembelajaran experiential learning. Pembelajaran Proses dan Perspektif Finansial Pelanggan Internal Pertumbuhan Tujuan Strategis Indikator Keberhasilan Ukuran Strategis Faktor Pendorong
56
Untuk dapat mengetahui sejauh mana pencapaian dari perencanaan strategis yang telah disusun, maka perlu dibuat sistem monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaannya. Melalui monitoring dan evaluasi ini akan dapat memberikan umpan balik kepada fakultas sehingga dapat disusun pengembangan strategi lebih lanjut sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Untuk itu dapat dibuat timeline berupa rancangan dan langkah-langkah pelaksanaan mengacu pada rencana strategis yang telah dibuat. Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dalam bentuk bulanan atau kuartalan. Hal yang penting untuk dapat melakukan pengukuran kinerja melalui balanced scorecard perlu dibentuk tim yang memiliki tanggung jawab dan komitmen untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja fakultas. Berikut merupakan gambar 5.2. mengenai proses pelaksanaan strategi sistem manajemen melalui balanced scorecard (adaptasi dari Kalpan dan Norton, 1996):
Klarifikasi dan penterjemahan visi dan misi (strategi organisasi)
Komunikasi dan keterhubungan
Balanced Scorecard
Perencanaan bisnis dan penentuan target
57
Umpan balik strategik dan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA Antos, J. (2007). Balancedd Scorecard. Dalam Holman, P., Devane, T., & Cady, S. (2007) The change handbook: The definitive resource on today‟s best methods for engaging whole systems. San Fransisco: Berret Kohler. Chiung-Ju Liang & Lung-Chun Hou. (2007). A Dynamic Connection of Balancedd Scorecard Applied For The Hotel. Journal of Services Research, Volume 6, Number 2. Darwanto, H. (2009, 15 October ). Balanced Scorecard Untuk Organisasi Pemerintah. Bappenas. Diambil tanggal 29 Nopember 2010, dari http://www.bappenas.go.id/node/48/2294/balancedd-scorecard-untuk-organisasipemerintah. Diambil tanggal 24 Februari http://www.scribd.com/doc/36656599/Balance-Scorecard.
2011,
dari
Farneti, F. (2009). Balanced Scorecard Implementation in An Italian Local Government Organization. Journal Compilation Public Money & Management. Hadi, S. (2004). Statistik 2. Yogyakarta: Andi. Hansen, DR and Mowen, MM. (2003). Management Accounting, sixth edition, South-Western, America. Imelda R. H. N. (2004). Implementasi Balancedd Scorecard pada Organisasi Publik. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 6, No. 2: 106-122. Kaplan, R. S. & Norton, D. P. (1996), Balancedd Scorecard, Jakarta: Erlangga. Kaplan, R. S. & Norton, D. P. (1996), Balancedd Scorecard: Translating Strategy into Action, Massachusetts: Harvard Business Review. Kocakulah, M.A. & Austill, A.D. (2007). Balancedd Scorecard Application in the Health Care Industry: A Case Study. Journal Of Health Care Finance; 34(1):72– 99. Karathanos, D. & Karathanos, P. (2005). Applying The Balancedd Scorecard To Education. Journal Of Education For Business. Parmenter, D. (2007). Key Performance Indicators: Developing, implementing, and using winning KPI‟s. New Jersey, John Wiley & Sons.
58
Phillips, P.A. (2007). The Balancedd Scorecard and Strategic Control: A Hotel Case Study Analysis. The Service Industries Journal, Vol.27, no.6, pp.731–746. Thomas, R. Gable, M. & Dickinson, R. (1999). An Application of The Balancedd Scorecard in Retailing. The International Review of Retail, Distribution and Consumer Research, 9 (1): 41–67. Yuwono, S., Sukarno, E., & Ichsan, M. (2003). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard, Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi, Jakarta: PT.Gramedia
59
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penelitian yang sedang kami lakukan di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya mengenai “PENGUKURAN KINERJA INSTANSI PENDIDIKAN MELALUI BALANCE SCORECARD” untuk itu kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/I sekalian untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian.
Kuesioner penelitian ini merupakan pengukuran perspektif terkait dengan pengukuran kinerja organisasi sebagai sistem manajemen strategis dalam menterjemahkan visi dan strateginya kedalam tujuan dan ukuran operasional dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen yaitu para stakeholders (mahasiswa, alumni dan perusahaan pemakai). Pengukuran kinerja organisasi ini meliputi pengukuran pada aspek financial, customer, internal business process, dan learning and growth. Harapannya penelitian ini nantinya bisa berguna untuk pengembangan organisasi dalam melakukan perencanaan strategis berikutnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Bila Bapak/Ibu dan Saudara/I sekalian memiliki pertanyaan, saran maupun kritik bisa dikirimkan langsung ke alamat email kami di
[email protected] atau
[email protected]
Hormat kami, Peneliti
60
Petunjuk Pengisian 1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan penelitian dan tidak ada jawaban benar atau salah, untuk itu mohon dijawab dengan jujur. 2. Bacalah dan jawablah semua pertanyaan atau pernyataan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan. 3. Berilah tanda (X) pada kolom yang menurut anda sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan anda. 4. Jawaban atau data yang Bapak/Ibu dan Saudara/I berikan akan kami jamin kerahasiaannya. 5. Bapak/Ibu dan Saudara/I hanya akan menerima kuesioner sesuai judul kuesioner.
61
Kuesioner Perspektif Finansial Fakultas Perspektif finansial organisasi merupakan rumusan tujuan finansial yang ingin dicapai organisasi dimasa yang akan datang. Biasanya berhubungan dengan profitabilisas yang bisa diukur berdasarkan laba operasi, return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan lainnya. Ukuran finansial menggambarkan apakah implementasi strategi organisasi memberikan kontribusi atau tidak terhadap keberhasilan finansial organisasi.
No Deskripsi 1 Realisasi biaya operasional yang dianggarkan 2 Mana yang lebih besar di fakultas? 3 Penggunaan dana operasional di Fakultas? 4 Variasi sumber pendapatan fakultas 5 Dana untuk pengelolaan Fakultas 6 Dana dari mahasiswa yang masuk cukup untuk pengelolaan fakultas 7 Besarnya SPP mahasiswa baru di Fakultas ini 8 Besarnya dana operasional fakultas setiap tahun 9 Kelancaran sirkulasi dana operasional fakultas 10 Tingkat return on asset (ROA) di Fakultas ini lebih dari 10% per tahun
Dilaksanakan
Diabaikan
Dana investasi Efektif
Dana operasional Mubazir
Banyak
Sedikit
Besar
Kecil
Ya
Tidak
Naik setiap tahun Naik
Turun setiap tahun Turun
Cepat
Lambat
Ya
Tidak
62
Kuesioner Perspektif Proses Internal Fakultas Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan (perspektif pelanggan) dan pemilik organisasi (perspektif finansial). Komponen utama dalam proses bisnis internal adalah: 1) proses inovasi, yang diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan organisasi, waktu penyerahan produk ke pasar, dan lainnya 2) proses operasional, yang diukur dengan peningkatan kualitas produk, waktu proses produksi yang lebih pendek, dan lainnya 3) proses pelayanan, yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan, dan lainnya.
No Deskripsi 1 Administrasi pelayanan akademik (KRS, penjadwalan, nilai, dll) di Fakultas ini telah didukung oleh sistem informasi akademik berkomputer 2 Fakultas ini telah menyediakan layanan informasi akademik melalui media on line (internet) 3 Proses rekrutmen pegawai di Fakultas ini sangat selektif 4 Pegawai yang diterima di Fakultas ini berkemampuan sesuai dengan kebutuhan 5 Semua pegawai di Fakultas ini mempunyai ketrampilan yang kompeten pada bidang pekerjaannya 6 Tingkat kesalahan yang dilakukan pegawai dalam pekerjaannya relatif rendah 7 Semua Dosen di Fakultas ini aktif melakukan penelitian
Tidak jelas/hampir tidak ada
Lengkap, jelas dan efektif
Hampir tidak ada
Tersedia lengkap
Tidak jelas
Selektif
Rekrutmen tak sesuai kebutuhan
Kualifikasi relevan
Tidak kapabel
Kompeten
Sering ditemui keselahan
Kesalahn relatif rendah
Tidak jelas
Aktif, jelas dan merata
63
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Semua Dosen di Fakultas ini aktif menulis karya ilmiah dan populer Semua dosen di Fakultas ini aktif mengikuti forum-forum ilmiah Semua dosen di Fakultas ini aktif mengisi forumforum ilmiah Semua dosen melalukan tatap muka (mengajar) di kelas sesuai dengan jumlah waktu yang ditentukan (Untuk 3 SKS = 150 menit dan 2 SKS =100 menit) Kurikulum dan silabus pada Fakultas ini selalu di-up date sesuai dengan tuntutan pasar Setiap mata kuliah dalam kurikulum telah dilengkapi dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang jelas dan akuntable Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Fakultas ini telah menerapkan quality assurance Fakultas ini selalu menggali informasi kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pasar Fakultas ini mempunyai fasilitas pendukung penyelenggaraan pendidikan (perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
Jarang menulis
Publikasi rutin
Jarang berpartisipasi
Rutin berpartisipasi
Jarang presentasi
Rutin presentasi
Tidak disiplin waktu
ada
Alokasi waktu efektif dan sesuai standar
Update tidak dilakukan/tid ak sesuai
Relevan dan mutakhir
Tidak jelas
Lengkap, relevan dan akuntabel
Tidak jelas
Rutin efektif
Jarang mengupdate
Rutin mengupdate
Tidak lengkap dan tidak efektif
Lengkap dan efektif
64
dan
17
18
19
ruang kuliah, sarana kegiatan kemahasiswaan) Perpustakaan Fakultas ini telah menyediakan buku teks dan referensi lain yang up to date Perpustakaan Fakultas ini menyediakan akses jurnal ilmiah dan publikasian ilmiah lainnya Jumlah komputer yang disediakan untuk mahasiswa di lab mencukupi dan menyediakan software yang up to date
Jarang dan out-of-date
Lengkap dan up-to-date
Tidak jelas
Aksesibel
Kurang, tidak aksesibel, dan out-ofdate
Lengkap, aksesibel, dan up-to-date
65
Kuesioner Perspektif Inovasi dan Pembelajaran Fakultas Perspektif inovasi dan pembelajaran menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang, dengan tujuan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, meningkatkan kapabilitas sistem informasi, dan peningkatan keselarasan dan motivasi. Ukuran yang bisa digunakan antara lain peningkatan kemampuan karyawan, pengembangan kepemimpinan internal, keterbukaan informasi, dan penyediaan dukungan pengembangan sumber daya manusia secara multi-dimensi.
No Deskripsi 1 Sistem kompensasi yang berlaku sebagai hasil kinerja 2 Kepuasan kerja sebagai karyawan di Fakultas 3 Kebanggaan sebagai karyawan di Fakultas 4 Turn over (keluar masuknya) karyawan 5 Penolakan karyawan terhadap tugas 6 Pelatihan/pengembanga n karyawan 7 Melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan 8 Pengiriman dosen ke studi lanjut 9 Penghargaan bagi karyawan yang berprestasi 10 Pemanfaatan IT (Information and Technology)
Sesuai kompetensi
Tidak jelas
Puas
Kecewa
Bangga
Malu
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Selalu
Tidak pernah
Selalu
Tidak pernah
Wajib
Tidak pernah
Selalu
Tidak pernah
Tinggi
Rendah
66
Kuesioner Perspektif Pelanggan Internal (Mahasiswa) Fakultas Perspektif pelanggan merupakan rumusan strategi organisasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi organisasi. Melalui perspektif ini, organisasi mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing dengan tujuan pemuasan kebutuhan pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan antara lain retensi pelanggan, kepuasan pelanggan, profitabilitas pelanggan, akuisisi pelanggan baru, market share, dan lainnya.
No Deskripsi 1 Sistem perkuliahan yang Tidak jelas terdapat di Fakultas ini dan membingung kan 2 Metode perkuliahan Tidak jelas yang terdapat di Fakultas dan ini membingung kan 3 Penggunaan buku Out-of-date referensi oleh rata-rata Dosen di Fakultas ini 4 Manfaat yang saya Tidak ada rasakan dengan kuliah di Fakultas ini 5 Ketepatan waktu Dosen Tidak disiplin di Fakultas ini dalam waktu memulai dan mengakhiri kuliah 6 Kesesuaian Dosen di Tidak sesuai Fakultas ini dalam melaksanakan kuliah dengan rencana kuliah/silabus/RPKP 7 Kesesuaian materi kuliah Tidak dengan tujuan sesuai/tidak pencapaian matakuliah tercapai yang tertera pada rencana kuliah/silabus/RPKP 8 Motivasi belajar yang Tidak pernah diberikan Dosen di Fakultas ini kepada saya
Jelas terarah
dan
Jelas terarah
dan
Up-to-date
Ada banyak
dan
Sesuai alokasi waktu
Sesuai
Sesuai dan tepat sasaran
Selalu dan setiap saat
67
9
Proses perkuliahan di Tergantung Fakultas ini memaksa pada dosen saya atau teman
10
Sistem perkuliahan di Tidak terarah Fakultas ini membiasakan saya
11
Proses diskusi pada Berbicara perkuliahan di Fakultas yang tidak ini melatih saya jelas dan tidak terarah
12
Sistem layanan administrasi akademik di Fakultas ini Sistem layanan administrasi umum dan keuangan di Fakultas ini Sistem layanan administrasi perpustakaan di Fakultas ini
13
14
15
16
17
18
19
Sistem layanan administrasi pendukung (lab.komputer,lab.eksper imen lab.psikodiagnostik, dll) di Fakultas ini Proses bimbingan dan konsultasi yang diberikan Dosen Penyelenggaraan seminar, studium general, dan simposium oleh Fakultas untuk mahasiswa Penyelenggaraan kursus dan pelatihan ketrampilan oleh Fakultas untuk mahasiswa Kegiatan intra maupun
Eksploratif, mandiri mencari materi kuliah Berpikir sistematis, ilmiah dan rasional Mengemukak an pendapat secara sistematis dan terarah Jelas dan terjadwal
Tidak jelas
Tidak jelas
Jelas lengkap
dan
Tidak jelas, tidak sistematis dan out-ofdate Tidak lengkap, tidak jelas dan rusak
Tertata rapi, lengkap dan up-to-date
Tidak pernah
Rutin efektif
Tidak pernah
Rutin dan sesuai kebutuhan
Tidak pernah
Rutin dan sesuai kebutuhan
Tidak
Jelas, terarah,
Jelas, lengkap, terjaga dan efektif
jelas
68
dan
20
21
22
ekstra kampus yang ada di Fakultas ini Keterbukaan Dosen di Fakultas ini dalam menerima kritikan Keikutsertaan Dosen di Fakultas ini dalam mendukung kegiatan kemahasiswaan Dukungan Dosen di Fakultas ini terhadap kegiatan kemahasiswaan
dan tidak bermanfaat Kaku, sulit
dan bermanfaat Fleksibel, terbuka
Pasif
Aktif dan rutin berpartisipasi
Tidak jelas, hampir tidak ada
Jelas, aktif terlibat
69
Kuesioner Perspektif Pelanggan Eksternal (Alumni) Fakultas Perspektif pelanggan merupakan rumusan strategi organisasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi organisasi. Melalui perspektif ini, organisasi mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing dengan tujuan pemuasan kebutuhan pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan antara lain retensi pelanggan, kepuasan pelanggan, profitabilitas pelanggan, akuisisi pelanggan baru, market share, dan lainnya.
No Deskripsi 1 Perusahaan yang meminta saya untuk bekerja disana sebelum saya lulus 2 Waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh pekerjaan 3 Kesesuaian pekerjaan saya dengan bidang ilmu yang saya pelajari di Fakultas 4 Kebermanfaatan Ilmu yang saya peroleh dalam membantu pekerjaan saya saat ini 5 Gaji pertama yang saya terima 6
7
8
Tidak ada sama sekali
Lebih dari 3 perusahaan
Lebih dari 6 bulan
Kurang dari 3 bulan
Berbeda sama sekali
Sesuai sekali
Tidak ada
Tepat guna
Lebih kecil dari permintaan Besaran gaji pertama Dibawah saya dibandingkan dengan gaji lulusan Universitas lain Kemungkinan untuk Tertutup berkarier pada level yang optimal berdasarkan kemampuan yang saya dapat dari pendidikan di Fakultas ini Kemungkinan saya untuk Tidak akan menyarankan pada orang lain / anggota keluarga agar
Lebih besar dari permintaan Diatas
Terbuka lebar
Selalu
70
9
10
menempuh pendidikan di Fakultas ini Pengaruh proses Tidak ada pembelajaran dalam mendukung ketahanan (endurance) saya menghadapi permasalahan pekerjaan Keunggulan bersaing Tidak ada (competitive advantage) yang saya miliki dibandingkan lulusan Universitas lain
Tahan banting
Unik, khas
71
Kuesioner Perspektif Pelanggan Eksternal (organisasi/masyarakat pengguna lulusan) Fakultas Perspektif pelanggan merupakan rumusan strategi organisasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi organisasi. Melalui perspektif ini, organisasi mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing dengan tujuan pemuasan kebutuhan pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan antara lain retensi pelanggan, kepuasan pelanggan, profitabilitas pelanggan, akuisisi pelanggan baru, market share, dan lainnya.
No Deskripsi 1 Kemampuan lulusan Fakultas ini dalam beradaptasi dengan situasi dan tantangan pekerjaan 2 Kemampuan lulusan Fakultas ini dalam team work di pekerjaan 3 Kemampuan lulusan Fakultas ini dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan 4 Kemampuan lulusan Fakultas ini dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi 5 Kemampuan lulusan Fakultas ini untuk mengaplikasikan ilmunya dalam setting kerja nyata 6 Kontribusi signifikan lulusan Fakultas ini terhadap pengembangan perusahaan 7 Kemampuan lulusan Fakultas ini dalam menyelesaikan permasalahan bisnis yang terjadi di perusahaan
Kaku
Luwes
Sulit
Teamwork efektif
Tidak jelas
Komunikatif
Awam IT
Terampil
Tidak jelas
Hasil nyata
Pasif
Aktif partisipatif
Problematik
Solutif
72
73