TeknologiInformasi – Kesehatan
LAPORAN PENELITIAN INTERNAL
Konseling Online Sebagai Alternative Konseling Konvensional Pada Klinik Berhenti Merokok Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Nurjanah, SKM, M.Kes EnnyRachmani,SKM, M.Kom No. Kontrak 001/A.35.02/UDN.09/IV/2011 Tahun Anggaran : 2010/2011
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG iii
RINGKASAN Rokok diperkirakan menyebabkan kematian 427.948 orang pertahun pada tahun 2001 atau sekitar 1.172 orang perhari. Separuh kematian akibat rokok berada pada usia produktif. Perilaku merokok adalah perilaku yang umum dilakukan pada masyarakat Indonesia, begitu juga di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Mengingat begitu penting bahaya dari merokok, maka perlu di untuk segera membentuk suatu wadah yang dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk memberikan konseling kepada perokok. Perkembangan tehnologi informasi terutama pertumbuhan pengguna internet di Indonesia semakin meningkat, dan merupakan sebuah peluang bagi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan cakupan pelayanan dalam jangkauan luas dengan efisiensi yang tinggi. Untuk alasan tersebut, maka perlu untuk di buat sebuah perangkat lunak bantu yang dapat di gunakan untuk mendukung program ”bebas Merokok ”. Bentuk nyata yang dapat di implementasikan adalah dengan memanfaatkan konseling secara virtual. Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan Klinik Berhenti Merokok Universitas Dian Nuswantoro dalam bentuk virtual sehingga dapat dilakukan konsultasi secara online Penelitian ini adalah jenis penelitian Research and Development dengan pendekatan Web Engineering. Tahapan Penelitian sebagai berikut Formulasi (formulation), Perencanaan (planning, Analisis (analysis) , Rekayasa (engineering), Rekayasa (engineering), Implementasi (page generation) & pengujian (testing), Evaluasi oleh user (user evaluation) Harapan dan kebutuhan akan dibangunnya sistem informasi pelayanan konseling adalah adanya sistem informasi yang tercatat dengan bagus agar laporan jelas,mudah dalam komunikasi dengan klien dengan begitu klien dapat terkontrol, efektif, sistem dapat terintegrasi dengan komputer lain. Kebutuhan Sumber Daya Manusia dalam system ini adalah super admin (petugas Klinik Berhenti Merokok), petugas pendaftaran dan konselor. Untuk estimasi biaya diperlukan Sewa Domain dan Hosting, untuk Klinik Berhenti merokok menggunakan hosting dinus.ac.id dengan alamat http://cc.dinus.ac.id/smokefree/. Dengan dibangunnya sistem informasi konseling online di KBM dapat diperoleh keuntungan bagi pengguna sistem yaitu dapat memudahkan konselor dalam melayani klien konseling secara online, klien juga bisa melakukan proses chatting dengan konselor. Selain itu mempermudah pelayanan melalui efisiensi waktu dan tempat. Alur prosedur Klinik Berhenti Merokok UDINUS adalah klien mendaftar dengan mencantumkan identitas diri yang kemudian nantinya masuk ke proses konseling, pada proses konseling klien menjawab daftar pertanyaan yang diajukan kepada klien. Dari hasil jawaban dari klien akan diterima oleh konselor yang kemudian akan diproses, dimana konselor akan memberikan bantuan, saran, dan arahan kepada klien. Hasil konseling dari klien dan konselor akan disimpan dan nantinya akan direkap oleh konselor dan menghasilkan suatu informasi untuk diambil suatu keputusan. Saran dalam penelitian ini adalah Sistem Konseling Online masih perlu dilakukan pengujian oleh user setelah dipasang di website. Hasil pengujian oleh user secara online selanjutnya digunakan untuk menyempurnakan sistem. (Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Dian Nuswantoro, No. Kontrak 001/A.35.02/UDN.09/IV/2011 Tahun Anggaran : 2010/2011).
iv
BAB. I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rokok diperkirakan menyebabkan kematian 427.948 orang pertahun pada tahun 2001 atau sekitar 1.172 orang perhari. Separuh kematian akibat rokok berada pada usia produktif. Biaya akibat konsumsi tembakau tahun 2001 diperkirakan sebesar Rp 127,7 trilliun meliputi biaya langsung yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk membeli rokok dan biaya pengobatan dan biaya tidak langsung akibat hilangnya produktifitas karena kematian, sakit dan kecacatan. Jumlah ini adalah 7 kali lipat penerimaan cukai tahun yang sama yang besarnya Rp 16,5 triliun. Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005, dalam rumah tangga dengan perokok di dalamnya, mengeluarkan rata-rata 11,5% belanja keluarga untuk rokok, sedikit lebih besar dari total pengeluaran untuk ikan, telur, daging dan susu sebesar 11%, dan jauh lebih besar dibanding 2,3% pengeluaran untuk kesehatan dan 3,2% untuk pendidikan. Tempat proses belajar mengajar dan tempat kerja seharusnya adalah kawasan tanpa rokok. PP No. 19 tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, Pasal 22 menyebutkan bahwa tempat yang dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok adalah tempat proses belajar mengajar dan tempat kerja. Demikian juga UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 115, mengatur bahwa Kawasan tanpa rokok antara lain: fasilitas pelayanan kesehatan; tempat proses belajar mengajar; tempat anak bermain; tempat ibadah; angkutan umum;
tempat kerja; dan tempat umum dan tempat lain yang
ditetapkan. Sedangkan pada pasal 199, ayat 2 dinyatakan bahwa setiap orang yang dengan sengaja melanggar kawasan tanpa rokok
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 115 dipidana denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Resiko berbagai macam penyakit terkait rokok akan meningkatkan biaya kesehatan bagi tenaga kerja maupun orang-orang yang ada di sekitar perokok. Selain resiko pada perokok, orang bukan perokok kemungkinan besar terpapar "environmental tobacco smoke“ (ETS) sehingga juga akan mengalami masalah kesehatan yang terkait dengan rokok. Perilaku merokok adalah perilaku yang umum dilakukan pada masyarakat Indonesia, begitu juga di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Mengingat begitu penting bahaya dari merokok, maka perlu di untuk segera membentuk suatu wadah yang dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk memberikan konseling kepada perokok. 1
Selama ini ada kecenderungan dan memiliki rasa ”sungkan ” untuk berhenti merokok, karena kekurang mengertian mereka tentang bahaya merokok itu sendiri dan kekurang mengertian mereka tentang bagaimana cara yang tepat untuk dapat berhenti merokok. Untuk membebaskan pecandu dari belenggu rokok, kadang membutuhkan waktu cukup lama, terlebih jika kecanduan sangat berat. Tentu dibutuhkan beberapa langkah agar tubuh terbebas dari bermacam – macam racun yang terkandung dalam rokok. Merokok merupakan masalah kesehatan yang harus ditanggulangi dengan program berhenti merokok. Usaha – usaha kampanye berhenti merokok belum bisa menghasilkan penurunan jumlah perokok secara bermakna. Untuk menyusun program berhenti merokok diperlukan informasi mengenai kondisi perokok yang berhubungan dengan kesiapan untuk berhenti merokok. Sebab itu perlu adanya semacam terapi atau konseling untuk mengetahui tingkatan emosi atau penyebab yang memicu seseorang menjadi pecandu rokok. Layanan konseling berhenti merokok adalah sebuah layanan konseling, yaitu suatu komunikasi yang bertujuan membantu orang lain untuk menemukan solusi dan alternatif pemecahan masalah, dalam hal ini adalah membantu orang untuk berhenti merokok. Maka dari itu untuk mengembangkan pelayanan yang mengikuti perkembangan zaman yang terkait dengan masalah merokok, UDINUS mendirikan suatu klinik konseling berhenti merokok yang diperuntukkan bagi masyarakat khususnya mahasiswa dan karyawan UDINUS yang mempunyai keinginan untuk berhenti merokok. Klinik konseling berhenti merokok didirikan untuk memotivasi klien yang mempunyai keinginan untuk mengurangi perilaku tidak efektif yaitu merokok. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia semakin meningkat. Diprediksikan pada tahun 2010 ada 54 juta pengguna internet di Indonesia. Sebuah angka yang fantastis besarnya dan merupakan sebuah peluang bagi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan cakupan pelayanan dalam jangkauan luas dengan efisiensi yang tinggi. Dengan begitu semua profesi segera membuat suatu sistem – sistem informasi baru yang dapat menopang kehidupan dalam menghadapi pengaruh globalisasi.(4) Untuk alasan tersebut, maka perlu untuk di buat sebuah perangkat lunak bantu yang dapat di gunakan untuk mendukung program ”bebas Merokok ” Bentuk nyata yang dapat di implementasikan adalah dengan memanfaatkan konseling secara virtual. Dalam hal ini pasien akan berkonsultasi tentang apa dan bagaimana bahaya merokok tersebut, dengan memanfaatkan representasi pengetahuan yang ada. Sistem konseling online ini diharapkan mampu melayani bagi orang – orang 2
yang tidak mempunyai kesempatan langsung untuk datang ke klinik konseling berhenti merokok, sehingga pelayanan Bimbingan dan Konseling berbasis teknologi informasi sangat diharapkan mampu memfasilitasi para konselor dan diharapkan dapat diakses dimanapun, kapanpun atau setiap saat. Universitas Dian Nuswantoro Semarang adalah universitas yang mempunyai brand image di bidang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sehingga Virtualisasi Klinik Berhenti Merokok Universitas Dian Nuswantoro sangatlah tepat karena dapat dijadikan model tentang Klinik Berhenti Merokok Online yang belum ada di Indonesia dan dapat sebagai pendukung Brand Image Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah terbentuk.
B. PERUMUSAN MASALAH Untuk membebaskan pecandu dari belenggu rokok, kadang membutuhkan waktu cukup lama, terlebih jika kecanduan sangat berat. Tentu dibutuhkan beberapa langkah agar tubuh terbebas dari bermacam – macam racun yang terkandung dalam rokok. Sebab itu perlu adanya semacam terapi atau konseling untuk mengetahui tingkatan emosi atau penyebab yang memicu seseorang menjadi pecandu rokok. Layanan konseling berhenti merokok adalah sebuah layanan konseling, yaitu suatu komunikasi yang bertujuan membantu orang lain untuk menemukan solusi dan alternatif pemecahan masalah, dalam hal ini adalah membantu orang untuk berhenti merokok. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia semakin meningkat dan merupakan sebuah peluang bagi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan cakupan pelayanan dalam jangkauan luas dengan efisiensi yang tinggi. Untuk alasan tersebut, maka perlu untuk di buat sebuah perangkat lunak bantu yang dapat di gunakan untuk mendukung program ”bebas Merokok ” Bentuk nyata yang dapat di implementasikan adalah dengan memanfaatkan konseling secara virtual di Klinik Berhenti Merokok Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah mempunyai brand image di bidang TIK (Tehnologi Informasi dan Komunikasi) sehingga dapat sebagai pendukung Brand Image Universitas Dian Nuswantoro Semarang karena dapat dijadikan model Klinik Berhenti Merokok Online belum pernah ada di Indonesia.
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Rokok Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pirrolidin yang terdapat dalam NikotianaTabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan. Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik. B. PERILAKU MEROKOK 1. Definisi Merokok Merokok adalah menghisap rokok, sedangkan rokok adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas. Sedangkan menurut Amstrong, merokok adalah menghisap asap tembakau ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat berakibat bagi orang-orang lain yang berada di sekitarnya. Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisap serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang di sekitarnya. 2. Tahap Perilaku Seseorang Menjadi Perokok Terdapat empat tahap perilaku seseorang menjadi perokok: a. Tahap Preparatory (Persiapan), sebelum seseorang mencoba rokok, melibatkan perkembangan perilaku dan intensi tentang merokok dan bayangan tentang seperti apa rokok itu. Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok. b. Tahap Initiation (inisiasi), reaksi tubuh saat seseorang mencoba rokok pertama kali berupa batuk, berkeringat. (Sayangnya hal ini sebagian besar diabaikan dan semakin mendorong perilaku adaptasi terhadap rokok). Tahap ini adalah perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok. c. Tahap Becoming a Smoker (menjadi perokok); melibatkan suatu proses "concept formation" , seseorang belajar kapan dan bagaimana merokok dan memasukkan aturan-aturan perokok ke dalam konsep dirinya. Apabila seseorang telah
4
mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempuyai kecenderungan menjadi perokok. d. Tahap Maintenance of Smoking (perokok tetap); terjadi saat faktor psikologi dan mekanisme biologis bergabung yang semakin mendorong perilaku merokok. Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan. 3. Jenis Perokok Menurut Smet ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap, yaitu : a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari. b. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari c. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari. Kebiasaan merokok berdasarkan aktifitasnya, dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Perokok aktif, yaitu orang yang langsung melakukan merokok. Paparan asap tembakau yang ia terima relatif lebih kecil daripada perokok pasif atau orang di sekitarnya. b. Perokok pasif, yaitu orang yang tidak merokok tetapi terpapar langsung oleh asap tembakau dari orang yang sedang merokok disekitarnya. Perokok pasif ini lebih bannyak resikonya karena dia terpapar asap rokok lebih banyak daripada si perokok itu sendiri. Perokok pasif atau yang terkadang dikenal dengan nama Involuntary Smoking adalah satu istilah yang diberikan bagi mereka yang tidak merokok, namun mereka seolah dipaksa untuk menghirup asap rokok dari perokok aktif yang ada disekelilingnya. Ada dua jenis asap rokok yang masing – masing memiliki dampak tersendiri; yakni asap yang dihasilkan dari perokok aktif selama proses merokok atau yang dikenal dengan sebutan Mainstream Smoke, dan asap yang dihasilkan dari rokok yang menyala atau yang dikenal dengan sebutan Sidesteram Smoke. Para peneliti menyimpulkan bahwa asap jenis Sidestream mengandung kadar tembakau dan gas berbahaya yang sangat tinggi lebih dari kadar Mainstream Smoke. Asap Sidestream memiliki kandungan gas karbon monoksida 5 kali lipat dari kandungan yang ada pada asap Mainstream. Sedangkan kandungan nikotin dan tar yang ada padanya melebihi kandungan yang ada pada asap Mainstream atau 3 kali 5
lipat. Kandungan carcinogenics yang ada padanya mencapai 4 kali lipat dari asap Mainstream. Kandungan ammonia yang ada padanya mencapai 46 kali lipat dari asap Mainstream; dan juga kandungan lainnya yang lebih tinggi kadarnya dari asap Mainstream. d. Motif Perilaku Merokok dan Adiksi Nikotin Laventhal & Cleary menyatakan motif seseorang merokok terbagi menjadi dua motif utama, yaitu : 1. Faktor Psikologis Pada umumnya faktor-faktor psikologis dibagi kedalam 5 hal, yaitu : 1). Kebiasaan 2). Reaksi Emosi yang Positif 3). Reaksi untuk Penurunan Emosi 4). Alasan Sosial 5). Kecanduan atau Ketagihan 2. Faktor Biologi (Adiksi Nikotin) Adiksi atau ketergantungan suatu ketika didefinisikan sebagai adaptasi kondisi fisiologis terhadap hadirnya suatu bahan kimia di dalam tubuh sehingga ketiadaan obat tersebut akan memicu disfungsi fisiologis yang akan muncul sebagai kesakitan, tidak nyaman atau gejala penarikan diri. Orang yang mengalami adiksi adalah ketika seseorang tersebut mengkonsumsi zat kimia lagi untuk menjaga fungsi fisiologis agar tetap merasa normal. Rokok adalah salah satu produk yang potensial mengakibatkan perilaku adiktif karena di dalamnya terdapat nikotin. Dalam buku ”Theory of Addiction” nicotine digolongkan ke dalam ”high potential” selain heroin dan methadone. Potensi adiksi nikotin lebih besar dibandingkan amphetamines, ecstasy, cocaine, alcohol, marijuana, benzodiazepines dan perilaku judi. C. BAHAYA DALAM ROKOK Tembakau merupakan kandungan rokok yang terdiri dari campuran ribuan zat kimiawi. Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap asap yang dihasilkannya. Asap ini membawa bahaya dari sejumlah kandungan tembakau dan juga bahaya dari pembakaran yang dihasilkannya. Dengan menganalisa asap yang dihasilkan, ditemukan bahwa sekitar kandungan 60%-nya adalah gas dan uap yang terdiri dari 20 jenis gas; diantaranya: karbon monoksida, hidro sianida, nitric acid, nitrogen dioksida fluorocarbon, aseton dan 6
ammonia. Selain itu asap rokok yang juga mengandung sekitar 4000 bahan kimia seperti nikotin, acroelin, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol, coumarin, etilkatehol-4, ortokresol, perilen, dan lain-lain. Asap rokok pun mengandung ribuan zat kimiawi lain yang sangat beragam, yang dihasilkan dari perubahan kertas sigaret yang awalnya berwarna putih pucat menjadi warna kuning. Selain komponen gas ada komponen padat atau partikel yang terdiri dari nikotin dan tar. Yang paling menonjol dari berbagai jenis gas yang dihasilkan dari asap rokok tersebut adalah : 1. Nikotin 2. Tar 3. Karbon monoksida 4. Zat-zat Pencetus Kanker Zat-zat yang terkandung didalam sebuah rokok sangat berbahaya, yakni pada waktu merokok maka perokok akan menghisap kurang lebih 4000 bahan kimia termasuk racun-racun yang ada didalamnya. Racun yang paling berbahaya adalah nikotin, tar dan karbon monoksida. D. KONSELING BERHENTI MEROKOK Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002) Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien. Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang.(SCA.C STEERING COOMUTE, 1996). Tujuan konseling adalah : 1. Pemecahan masalah, meningkatkan efektifitas individu dalam pengambilan keputusan secara tepat. 2. Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang menekan/ mengganggu. 3. Perubahan sikap dan tingkah laku. 7
Dalam hal berhenti merokok terdapat metode konseling yang telah dikembangkan Quit Tobacco Indonesia. Metode tersebut langkah-langkahnya: a. Ask (menggali tanda-tanda vital selain pengukuran atau pemeriksaan fisik), misalnya status merokok, riwayat merokok, keinginan berhenti merokok. b. Advise (menasehati perokok agar berhenti dengan pendekatan personal). Nasehat ini harus jelas, sungguh-sungguh diucapkan dan diungkapkan secara pribadi. c. Assess (menentukan keinginan untuk berhenti, sehingga berhenti merokok dapat terwujud). d. Assist (membantu pasien pada saat berhenti) dengan cara membantu pasien dengan rencana berhenti, membuat pemecahan masalah, membuat dorongan sosial sebagai bagian dari pengobatan, merekomendasikan penggunaan obat-obat yang dianggap dapat membantu berhenti merokok, dan memberikan materi tambahan yang diperlukan. e. Arrange (merancang tindak lanjut), yaitu mendorong pasien untuk melakukan pertemuan tindak lanjut, menggali gejala pemutusan ketagihan, menggali dukungan dan hambatan dan mempertahankan status berhenti merokok. E. Electronic Health Record (EHR) Rekam kesehatan yang baik tidak hanya mengakumulasikan data kesehatan individu. Entry terbuat sebagai kontribusi formal untuk pertumbuhan dan menyusun riwayat melalui penyusun yang bertanggung jawab untuk tindakan kesehatan. Pada saat ini rekam kesehatan menyediakan informasi bertentangan dengan penemuan baru yang diintepretasi dan mempunyai integritas, komplet dan dapat diakses oleh parameter yang penting. EHR membutuhkan flexible framework untuk merekam proses konsultasi dan mengakomodasi dokter secara pribadi seperti pasien. Ketika migrasi ke EHR sangat penting untuk mengetahui bagaimana kesiapan kekayaan dialog ketika menggunakan kertas. Penggunaan terminology atau teks bebas, praktisi klinis membutuhkan banyak dan variasi kosa kata untuk mengekspresikan variasi dan kompleksitas dari masing-masing pasien. Sistem EHR harus dilandasi terminologi umum untuk mengekpresikan isi data klinis yang dapat mengakomodasi ekspresi selain mendukung kebutuhan untuk interpretasi terstruktur dan semi-struktur masing-masing entry. Struktur organisasi dari EHR dibutuhkan untuk disesuaikan dengan kebutuhan dokter. Fleksibilitas entry data dan mendukung narasi adalah alasan utama untuk retensi record kertas oleh banyak dokter. Pencapaian keseimbangan antara struktur, sistematika record dan narasi holistik sangat sulit dilakukan dan EHR harus memperhatikan hal tersebut. 8
Sekarang telah banyak dibicarakan persyaratan klinis dan legal untuk arsitektur informasi EHR jika disadari adanya interkoneksi antar sistem klinik. Menggabungkan berbagai macam variasi dan kadang-kadang disiplin dan budaya spesifik dari informasi klinis yang menyusun keseluruhan EHR pasien dapat aman, legal dan dapat dipakai sebagai pengganti paper base merupakan tantangan yang sangat komplek. F. Web Engineering Dalam jangka waktu yang relatif singkat, Internet dan World Wide Web (biasa disebut dengan web) telah berkembang dengan sangat pesat sehingga dapat melampaui kecepatan perkembangan teknologi lainnya di dunia. Internet dan web juga berkembang pesat dalam hal jangkauan dan luas bidang kegunaan yang secara nyata mempengaruhi beberapa aspek kehidupan. Industri, seperti manufaktur, biro perjalanan, rumah sakit, perbankan, pendidikan dan pemerintahan menggunakan web untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka. Saat ini banyak diantara kita bergantung pada sistem dan aplikasi yang menggunakan antarmuka web yang harus berjalan dengan baik dan terpercaya. Oleh karena itu para pengembang web membutuhkan suatu metoda, suatu bidang keilmuan dan proses yang dapat diduplikasi, alat-alat pengembang web yang baik dan panduan-panduan dalam proses pengembangan web yang baik. Web engineering (rekayasa web) adalah suatu proses yang digunakan untuk menciptakan suatu sistem aplikasi berbasis web dengan menggunakan ilmu rekayasa, prinsip-prinsip manajemen dan pendekatan sistematis sehingga dapat diperoleh sistem dan aplikasi web dengan kualitas tinggi. Tujuannya untuk mengendalikan pengembangan, minimalisasi resiko dan meningkatkan kualitas sistem berbasis web. [7] a. Kualitas Sistem dan Aplikasi berbasis Web Ada beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mengukur aplikasi berbasis web : a. Usabilitiy : usability meliputi syarat bahwa web mempunyai : 1.
pemahaman secara global,
2.
fitur feedback dan help secara online,
3.
fitur yang interface dan aesthetic
4.
mempunyai fitur-fitur khusus
b. Fungsionality : fungsionality meliputi syarat bahwa web : 1. Mempunyai kemampuan searching dan retrieving 2. Mempunyai fitur navigasi dan browsing 9
3. Mempunyai aplikasi yang berkaitan dengan domain c. Reliability : Reliability meliputi syarat bahwa web : 1. mempunyai proses link yang benar 2. mempunyai error recovery 3. mempunyai validasi dan recovery input d. Eficiency : Eficiency meliputi syarat bahwa web : 1. Performance respon time yang baik 2. Kecepatan halaman dibuka 3. Kecepatan gambar dibuka e. Maintainability : Maintainability mempunyai syarat : 1. Mudah untuk dikoreksi 2. Mempunyai kemapuan adaptasi 3.
Mempunyai kemampuan untuk dikembangkan. (sofware engeneering practitioner approach) (1)
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan Klinik Berhenti Merokok Universitas Dian Nuswantoro dalam bentuk virtual sehingga dapat dilakukan konsultasi secara online 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan alur prosedur Klinik Berhenti Merokok UDINUS b. Mendeskripsikan program konseling berhenti merokok c. Merancang Klinik Berhenti Merokok Online B. KONTRIBUSI PENELITIAN 1.
Bagi Universitas Dian Nuswantoro : Brand image yang telah dipunyai oleh lulusan UDINUS termasuk Fakultas Kesehatan
harus
tetap
dipertahankan
dengan
menjadi
pelopor
dalam
pengembangan aplikasi di bidang kesehatan yaitu Klinik Berhenti Merokok Online Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
10
2.
Bagi Masyarakat Adanya Klinik Berhenti Merokok Online Universitas Dian Nuswantoro Semarang masyarakat dapat memanfaatkan konseling secara virtual, dalam hal ini pasien akan berkonsultasi tentang apa dan bagaimana bahaya merokok tersebut, Klinik Berhenti Merokok Online Universitas Dian Nuswantoro Semarang diharapkan mampu melayani bagi orang – orang yang tidak mempunyai kesempatan langsung untuk datang ke klinik konseling berhenti merokok, sehingga pelayanan Bimbingan dan Konseling berbasis teknologi informasi sangat diharapkan mampu memfasilitasi para konselor dan diharapkan dapat diakses dimanapun, kapanpun atau setiap saat.
3.
Bagi Keilmuan Klinik Berhenti Merokok Online Universitas Dian Nuswantoro dapat membantu pengembangan E-health dikarenakan inovasi TIK di bidang kesehatan belum banyak dikembangkan di Indonesia dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia dan sumber daya keuangan di bidang kesehatan
BAB IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah jenis penelitian Research and Development dengan pendekatan Web Engineering. Tahapan Penelitian sebagai berikut : A.
Formulasi (formulation) Kegiatan yang berfungsi untuk merumuskan tujuan dan ukuran dari aplikasi berbasis web serta menentukan batasannya sistem. Tujuan yang ingin dicapai bisa dibedakan menjadi dua kategori, yaitu : 1. Tujuan yang bersifat informatif Menyediakan suatu informasi tertentu kepada pengguna, berupa teks, grafik, audio, dan video. 2. Tujuan yang bersifat fungsional Kemampuan untuk melakukan suatu fungsi yang dibutuhkan pengguna, misal dengan menggunakan aplikasi tersebut seorang dosen dapat memperoleh nilai akhir dan statistik nilai mahasiswa dari data-data ujian, tugas, kuis yang ia input ke dalam aplikasi.
B. Perencanaan (planning) Kegiatan yang digunakan untuk menghitung estimasi biaya proyek pembuatan aplikasi berbasis web ini, estimasi jumlah pengembang, estimasi waktu 11
pengembangan, evaluasi resiko pengembangan proyek, dan mendefinisikan jadwal pengembangan untuk versi selanjutnya (jika diperlukan). C. Analisis (analysis) Kegiatan
untuk
menentukan
persyaratan
–
persyaratan
teknik
dan
mengidentifikasi informasi yang akan ditampilkan pada aplikasi berbasis web. Analisis yang digunakan pada rekayasa web dilakukan dari empat sisi, yaitu : 1. Analisis isi informasi Mengidentifikasi isi yang akan ditampilkan pada aplikasi berbasis web ini. Isi informasi dapat berupa teks, grafik, audio, maupun video. 2. Analisis interaksi Analisis yang menunjukkan hubungan antara web dengan pengguna. 3. Analisis fungsional Analisis tentang proses bagaimana aplikasi berbasis web ini akan menampilkan informasi kepada pengguna. 4. Analisis konfigurasi Konfigurasi yang digunakan pada aplikasi berbasis web, internet, intranet, atau extranet. Selain itu, analisis ini juga meliputi relasi database dengan web jika diperlukan. D. Rekayasa (engineering) Terdapat dua pekerjaan yang dilakukan secara paralel, yaitu desain isi informasi dan desain arsitektur web. E. Implementasi (page generation) & pengujian (testing) Suatu kegiatan untuk mewujudkan desain menjadi suatu web site. Teknologi yang digunakan tergantung dengan kebutuhan yang telah dirumuskan pada tahap analisis. Pengujian dilakukan setelah implementasi selesai dilaksanakan. Pengujian meliputi beberapa parameter yang akan menentukan standar aplikasi berbasis web yang telah dibuat. Tahap pengujian adalah suatu proses untuk menguji aplikasi berbasis web yang telah selesai dibuat. Hal ini bertujuan untuk menemukan kesalahan dan kemudian memperbaikinya. Pengembang suatu aplikasi berbasis web mendapat tantangan besar untuk melakukan pengujian karena karakter aplikasi ini yang beroperasi pada jaringan dengan berbagai macam pengguna, berbagai macam sistem operasi, perangkat keras, browser, protokol komunikasi, dll. 12
F. Evaluasi oleh konsumen (customer evaluation) Suatu kegiatan akhir dari siklus proses rekayasa web, akan menentukan apakah web yang telah selesai dibuat tersebut sesuai dengan yang mereka inginkan. Apabila aplikasi berbasis web ini belum sesuai dengan kehendak mereka, maka proses rekayasa web akan terus dilakukan dan dimulai lagi dari tahap formulasi untuk versi berikutnya.
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Formulasi (formulation) Tujuan yang ingin dicapai bisa dibedakan menjadi dua kategori, yaitu : 1. Tujuan yang bersifat informatif Menyediakan informasi kepada pengguna, berupa teks, grafik, audio, dan video tentang konseling berhenti merokok cara berhenti merokok. 2. Tujuan yang bersifat fungsional Kemampuan untuk melakukan suatu fungsi yang dibutuhkan pengguna, yaitu melakukan konseling online untuk berhenti merokok.
B. Perencanaan (planning) BULAN KE NO
KEGIATAN
1
Persiapan
2
Pengumpulan data a. alur, formulir
3
Implementasi a. desain b. coding
4
Testing
5
Seminar dan Pelaporan a. Penyusunan b. Seminar
13
5
6
7
8
9
C. Analisis (analysis) 1.Analisis isi informasi alur perjalanan sistem informasi pelayanan Klinik Berhenti Merokok baik adanya pelaku – pelaku yang terlibat, proses informasi yang ada, data – data yang diperlukan, pengguna informasi. a.
Mengetahui Kebijakan pengembangan Sistem Konselor ” Kebijakan klinik terkait dengan sistem informasi pelayanan konseling berhenti merokok tidak ada, hanya saja masih menggunakan peraturan klinik yang sesuai dengan SOP ( standar minimal pelayanan klinik), untuk pelayanan konseling berhenti merokok.Pencatatan dan pembuatan laporan masih menggunakan manual pembuatan ” Berdasarkan dari hasil wawancara dengan konselor dapat diketahui kebijakan klinik mengenai sistem informasi pelayanan konseling berhenti merokok mengacu pada SOP untuk pelayanan Sedangkan untuk sistem yang berjalan saat ini masih manual yaitu pencatatan dan pembuatan laporan masih dengan manual. b.
Mengetahui Pelaku – Pelaku yang Terlibat Dalam Sistem Informasi Klinik Berhenti Merokok. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa belum terdapat struktur organisasi dalam sistem informasi KBM. Untuk mengetahui pelaku – pelaku yang terlibat dalam sistem informasi KBM dapat dilihat dari wawancara dengan petugas konselor di KBM. Adapun pertanyaannya sebagai berikut : Pelaku – pelaku yang terlibat dalam pelayanan di klinik berhenti merokok : Kutipan wawancara dengan salah salah satu konselor klinik berhenti merokok : ” Sementara ini pelakunya yaitu dosen dan mahasiswa yang dilatih oleh DKK (Dinas Kesehatan Kota) pada tahun 2009 - 2010. Yang mengikuti pelatihan yaitu saya sendiri (Nurjanah), Bu Diah, Bu Eti dan Pak Fery sebenarnya. Kemudian mahasiswa ada 8 yang 2 ke UI dan yang 1 masih TA (Tugas Akhir) sehingga mahasiswa yang terlibat hanya 5 orang saja. Fungsinya masing – masing pelaku saya, Bu Eti dan Bu Diah sebagai konselor, sedangkan mahasiswa berada di pendaftaran dan berada di luar klinik yang bertugas sosialisasi dan mengajak orang yang ingin berhenti merokok. ” 14
Berdasarkan wawancara dengan salah satu konselor di klinik berhenti merokok, dapat diketahui bahwa pelaku yang terlibat di KBM ada 3 dosen dan 5 orang mahasiswa yang membantu kegiatan di KBM. Kutipan wawancara dengan petugas pendaftaran : ” Yang terlibat pertama yaitu DKK sebagai penyedia fasilitas untuk KBM. Untuk penyedia tempat yaitu Poliklinik UDINUS, dan disitu beranggotakan konselor dengan 5 mahasiswa, dan sudah dibagi jobnya konselor untuk dosen dan mahasiswa di pendaftaran. Untuk dosen ada 4 (Bu Nurjanah, Bu Eti, Bu Diah, dan Pak Feri), untuk mahasiswa ada 8, tetapi yang aktif hanya 5 karena yang 2 study di UI yang 1 sedang menempuh tugas akhir.” Berdasarkan wawancara dengan dua petugas pendaftaran di klinik berhenti merokok, dapat diketahui bahwa pelaku yang terlibat meliputi DKK, Poliklinik UDINUS, dosen dan mahasiswa. c.
Proses Sistem Informasi Pelayanan Klinik Berhenti Merokok Pada Saat Ini. Untuk mengetahui proses – proses informasi pada sistem informasi pelayanan Klinik Berhenti Merokok saat ini dilakukan dengan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara adalah sebagai berikut : Kutipan wawancara dengan seorang konselor: ” Kalau sekarang masih manual, masih direkam di formulir RM. Untuk pengolahannya paling menggunakan excel.” Kutipan Wawancara dengan petugas pendaftaran : ” Masih manual, karena untuk kliennya sendiri belum banyak yang datang dan sistem secara komputerisasi yang lebih efisien belum ada” Berdasarkan hasil wawancara dengan konselor dan petugas pendaftaran, maka proses informasi pelayanan klinik berhenti merokok UDINUS pada saat ini masih manual berdasarkan formulir RM.
d. Data – Data Pada Saat Ini Dalam Sistem Informasi Klinik Berhenti Merokok. Berdasarkan hasil observasi diketahui pihak – pihak yang menginput data yang ada pada saat ini adalah : 1). Data Pendaftaran Dari tempat pendaftaran data yang diinput diketahui dari formulir pendaftaran yaitu : Data klien yang berupa : 15
Nama No RM NIM/NPP Alamat No telp/HP YM/ FB/ Twitter/ Email Tanggal lahir Pendidikan Pekerjaan Status Data Petugas Nama 2). Data Konseling Data konseling diperlukan untuk diinput, diketahui dari formulir pendaftaran yaitu : Data konseling yang berupa : Tanggal, bulan, tahun kunjungan Nama pemberi rujukan Pengetahuan dampak rokok Informasi edukasi yang diberikan Adiksi nikotin Riwayat merokok Tindak lanjut Intervensi singkat (5A, 5R) Evaluasi manfaat koseling e.
Pengguna Informasi Pelayanan Klinik Berhenti Merokok UDINUS. Pelayanan Klinik Berhenti Merokok untuk mengetahui pengguna informasi dilakukan wawancara kepada konselor dan petugas. Kutipan wawancara dengan konselor : ” Saya juga membutuhkan informasi untuk mengetahui siapa dan berapa yang sudah berhenti dan yang belum, sedangkan hasil informasinya akan sampai ke DKK karena kita dibawah koordinasi DKK”
16
Kutipan wawancara dengan petugas : ”Untuk masalah itu kita belum tau, kemungkinan di Dinkes atau di Poliklinik juga” Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa yang menggunakan informasi kegiatan dalam pelayanan Klinik Berhenti Merokok adalah konselor sendiri dan DKK. 2. Analisis interaksi Dengan mengetahui harapan dan kebutuhan user melalui wawancara. Konselor : “Harapannya ya kita dapat bekerjasama dengan klinik lain bisa rujuk keluar juga, sistem informasi tercatat dengan bagus agar laporan yang dihasilkan jelas, dapat tukar menukar data dengan klinik lain.” Petugas pendaftaran : “Ada sistem yang memudahkan untuk pendaftaran ataupun di rekam medis supaya lebih optimalisasi ke operasional, lebih mudah dijangkau dan diakses oleh konselor ataupun klien, tersambung dengan komputer lain, ada pendaftaran online, efektif ”. Harapan dan kebutuhan akan dibangunnya sistem informasi pelayanan konseling adalah sebagai berikut : a. Adanya sistem informasi yang tercatat dengan bagus agar laporan jelas, b. Mudah dalam komunikasi dengan klien dengan begitu klien dapat terkontrol, c. Efektif, d. Sistem terintegrasi dengan komputer lain, e. Adanya sistem yang dapat tukar menukar data dengan klinik lain, 3. Analisis fungsional a. Flow of Document Sistem Informasi Pelayanan Klinik Berhenti Merokok UDINUS Tahapan atau alur yang akan dirancang, pertama – tama klien mendaftar dengan mencantumkan identitas diri yang kemudian nantinya masuk ke proses konseling, pada proses konseling klien menjawab daftar pertanyaan yang diajukan kepada klien. Dari hasil jawaban dari klien akan diterima oleh konselor yang kemudian akan diproses, dimana konselor akan memberikan bantuan, saran, dan arahan kepada klien. Hasil konseling dari klien dan konselor akan disimpan dan nantinya akan direkap oleh konselor dan menghasilkan suatu informasi untuk diambil suatu keputusan. 17
b. Flow System Pendaftaran Online di KBM
Gambar 1 Flow System Pendaftaran Online di KBM
Narasi dari tabel Flow System Pendaftaran Online di KBM 1) Klien memulai dengan membuka alamat online Klinik Berhenti Merokok UDINUS. 2) Klien melakukan register dengan mengisi identitas diri seperti nama, alamat, KTP dan lain – lain pada layar online. 3) Setelah klien memasukkan identitas diri terjadi proses pendaftaran oleh sistem komputer. Dari hasil register menghasilkan data klien, username, password, no rekam medis yang kemudian tersimpan di database. 4) Data klien akan terlihat oleh konselor yang nantinya akan terjadi proses konseling, yang akan menghasilkan data hasil konseling.
18
c. Flow System Konseling Online di KBM
Gambar 2 Flow System Konseling Online di KBM
Narasi Tabel Flow System Konseling Online di KBM a. Konseling Klien 1) Setelah klien melakukan pendaftaran, untuk melakukan konseling klien harus login terlebih dahulu dengan memasukkan username dan password. Databese akan mencocokkan username dan password apabila cocok maka akan muncul tampilan pertanyaan untuk diisi. 2) Klien menginput pertanyaan - pertanyaan yang ada pada tampilan komputer. Selain itu klien juga dapat mengisi / mengirim pesan kepada konselor. 3) Dari pengisian pertanyaan dan pengiriman pesan oleh klien akan menghasilkan jawaban pertanyaan dan catatan pesan yang nantinya akan tersimpan dalam database dan akan terlihat oleh konselor. 4) Klien juga bisa melakukan proses chatting dengan konselor.
19
b. Konselor 1) Dari database konselor akan menerima atau melihat data klien, hasil jawaban pertanyaan, pesan yang dikirim klien dan menerima catatan chatting saat klien online. 2) Dari data yang dilihat oleh konselor dan saat klien online akan terjadi proses pelayanan konseling. Dimana terjadi komunikasi antara klien dan konselor yang nantinya konselor akan memberikan saran solusi kepada klien dan konselor akan mencatat dan menyimpan hasil konseling pada sistem. 3) Selain itu konselor juga bisa melakukan pengiriman pesan dan pengiriman jadwal konseling kepada klien. 4) Dari proses tersebut maka akan menghasilkan data hasil konseling, solusi yang ditawarkan/tindak lanjut, catatan pesan dan informasi jadwal kunjungan yang kemudian akan tersimpan dalam database. 5) Untuk solusi yang ditawarkan, pesan dari konselor, dan jadwal konseling dari konselor akan kembali/sampai kepada klien yang kemudian juga akan tersimpan dalam database. 6) Konselor juga bisa melakukan chatting dengan klien saat online. 4. Analisis konfigurasi a.
Identifikasi Kebutuhan Hardware (Perangkat Keras) Berdasarkan identifikasi kebutuhan hardware, dapat ditentukan spesifikasi minimal perangkat keras yang dapat dipergunakan dalam menjalankan sistem informasi yang akan diterapkan. Klinik Berhenti Merokok UDINUS saat ini terdapat satu fasilitas komputer
dalam membantu kinerja petugas dan konselor. Adapun
spesifikasi Hardware yang digunakan di Klinik Berhenti Merokok UDINUS : 1)
Processor intel minimal P III
2)
RAM minimal 128 MB
3)
Hardisk minimal 20 GB
4)
Keyboard
5)
Printer
6)
Mouse
20
b.
Identifikasi Kebutuhan Software (Perangkat Lunak) Perangkat lunak atau software merupakan salah satu komponen yang penting dalam pengadaan sistem informasi ini. Perangkat lunak bersama perangkat keras akan saling mendukung dalam pengelolaan dan pengoperasian sistem informasi ini. Dalam konteks ini perangkat lunak dibedakan menjadi : 1) Sistem Operasi Sistem operasi yang dipergunakan dalam pengembangan sistem informasi pelayanan konseling berhenti merokok di klinik berhenti merokok UDINUS ini adalah Microsoft Windows. Sistem operasi tersebut juga didukung dengan program – program aplikasi standar yang sering digunakan. 2) Bahasa Pemrograman Bahasa pemrograman yang akan dipergunakan dalam menjalankan sistem informasi ini adalah bahasa pemrograman PHP, My SQL.
c.
Identifikasi Kebutuhan Sumber Daya Manusia Setelah adanya sistem komputerisasi, maka diperlukan juga adanya orang – orang yang mengerti dunia komputer. Dalam hal ini orang tersebut dibedakan menjadi : 1) Super Admin (petugas Klinik Berhenti Merokok) Orang yang memiliki hak akses memanage database yang ada pada website sistem pelayanan konseling online di Klinik Berhenti Merokok. 2) Petugas Pendaftaran Orang yang memiliki hak akses dalam mendaftarkan klien dan mencetak rekam medis dan laporan kunjungan 3) Konselor Orang yang memiliki hak akses dalam memberikan konseling kepada klien.
d.
Identifikasi Biaya dan Manfaat Mengingat besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk pembuatan sistem informasi konseling online di Klinik Berhenti Merokok UDINUS, maka KBM harus benar – benar memperhatikan hal ini. Selain itu biaya operasional dan pemeliharaan sistem harus benar – benar diterapkan dan diperkirakan oleh pihak pengguna. Dengan dibangunnya sistem informasi konseling online di KBM dapat diperoleh keuntungan bagi pengguna sistem yaitu dapat memudahkan konselor dalam melayani klien konseling secara online, selain itu mempermudah pelayanan melalui efisiensi waktu dan tempat. Untuk estimasi biaya diperlukan Sewa Domain dan Hosting, meskipun ada domain dan hosting gratis, namun demi keamananya di sarankan 21
menggunakan domain dan hosting yang berlangganan (membayar), untuk Klinik Berhenti
merokok
menggunakan
hosting
dinus.ac.id
dengan
alamat
http://lppm.dinus.ac.id/smokefree/ Untuk mendukung pengembangan sistem tersebut diperlukan beberapa aspek penunjang sebagai berikut : 1.
Kelayakan Teknis Sistem yang diusulkan mampu bekerja dengan baik. Jumlah komputer yang diperlukan seharusnya adalah 2 unit dengan spesifikasi hardware pentium 4 (sesuai dengan identifikasi hardware dan software) dan satu printer.
2.
Kelayakan Operasional Dari kebutuhan sumber daya manusia tersebut maka dibutuhkan antara lain, orang yang berkompeten dibidang komputer. Petugas maupun konselor bisa mengoperasikan sistem informasi yang akan dijalankan sesuai fungsinya masing – masing. Sehingga dengan pelatihan diharapkan dengan cepat dan mudah dapat menguasai sistem yang akan dijalankan. Kemampuan sistem dalam menghasilkan informasi secara cepat, tepat dan akurat. Dengan sistem informasi yang berbasis web proses pelayanan konseling bisa lebih efektif dan efisien.
3.
Kelayakan Ekonomi a) Biaya Pengadaan Biaya pengadaan harus dikeluarkan pada tahun – tahun pertama sebelum sistem dioperasikan. Biaya disini termasuk semua biaya yang terjadi dalam pengadaan perangkat keras. b) Biaya Perawatan Biaya perawatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk merawat sistem dalam masa operasi. Periode yang dilakukan untuk merawat sistem operasi setiap 6 bulan sekali untuk membersihkan virus – virus yang ada di sistem operasi tersebut.
22
e. Hak Akses dan Kewenangan User Tabel 2. Hak akses dan kewenangan User No 1
User Super Admin
Hak Akses & Kewenangan a. Menambah klien b. Mengedit data klien & user c. Mencetak rekam medis d. Mencetak catatan konseling e. Melihat list klien f. Menambahkan user g. Master setting (menambah perujuk, diagnosa, mengisi profil) h. Melakukan isi kunjungan i. Melihat daftar kunjungan j. Mengupload Berita k. Mengupload Artikel l. Mengisi kunjungan pertama di klinik m. Mengisi inputan konseling n. Mengirim pesan o. Membuat jadual konseling p. Melihat dan mencetak laporan q. Melihat daftar klien yang online
23
No
User
Hak Akses & Kewenangan
2
Konselor
a. Menambah klien b. Mencetak rekam medis c. Mencetak catatan konseling d. Melihat list klien e. Mengupload berita f. Mengupload artikel g. Mengisi kunjungan pertama h. Mengisi inputan konseling i. Mengirim pesan j. Membuat jadual konseling k. Melihat dan mencetak laporan ( laporan jumlah
klien
berdasarkan
status,
Laporan riwayat merokok berdasarkan klien, laporan jumlah 5A & 5R, Laporan status klien, Laporan rekapan konseling) l. Melihat daftar klien yang online 3
Klien
a. Melihat berita b. Melihat artikel c. Melihat profil d. Mendaftar e. Mengisi riwayat merokok f. Mengisi kunjungan pertama (online) g. Melakukan konseling h. Mengirim pesan i. Chatting j. Melihat jadual bertemu
24
D. Rekayasa (engineering) Konsep Rancangan Desain Input dan Output 1. Tampilan Input 1) Tampilan Layar Utama Tampilan Atas
Kolom Berita & Artikel
Username Password Logi n
Regist er
Gambar 3 Rancangan Desain Layar Utama
2) Tampilan layar inputan pendaftaran Tampilan Atas
Register Pasien Nama Jnis Kel User Name Password Ulang Password NIM/NPP NIK Alamat
Username
Laki – laki
Perempuan
Password Login
Register
Registe r
Gambar 4. Rancangan desain registrasi pasien
25
Rise t
Apakah Hari ini anda Merokok ? Jawab
Ya
Tidak
Jumlah Rokok
Gambar 5. Rancangan desain inputan riwayat merokok klien 3) Tampilan inputan kuesioner Tampilan Atas
Main Menu Berita
Inputan Kuesioner
Artikel Konseling Inbox Log Out Jadwal Bertemu
Gambar 6. Rancangan desain inputan kuesioner
26
4) Inputan berita Tampilan Atas
Master Input Berita Main Menu Klien Master Berita Master Artikel Kunjungan Pertama Konseling Inbox Informasi Login Gambar 7 Rancangan desain Inputan Berita 5) Inputan artikel Tampilan Atas
Master Input Artikel
Main Menu Klien Master Berita Master Artikel Kunjungan Pertama Konseling Inbox Informasi Login
Gambar 8 Rancangan desain Inputan artikel
27
6) Inputan Konseling Tampilan Atas
Main Menu Klien Master Berita Master Artikel Kunjungan Pertama Konseling Inbox Jadual bertemu Laporan Klien online Log Out
No RM : Nama : Jns Kel : Usia : Kunj ke :
Pencatatan Konseling
Informasi Login
Simpan
Gambar 9. Rancangan desain Inputan Konseling 2. Tampilan Output a. Laporan jumlah kunjungan berdasarkan cara datang Laporan Jumlah Kunjungan Berdasarkan Cara Datang Cetak No
Tanggal
Jumlah Kunjungan
Jumlah Kunjungan
Klinik
Online
Subtotal
1
1 Mei 2011
0
1
1
2
2 Mei 2011
1
0
1
1
1
2
Grand Total
Gambar 10. Rancangan desain laporan jumlah kunjungan berdasarkan cara datang
28
b. Laporan riwayat merokok klien Cetak
Laporan Riwayat Merokok No RM : 00-00-01 Nama : Putra No
Tanggal
Merokok
Kunjungan
Jumlah rokok
Alasan
yang dihisap
Merokok
Status
1
2 Mei 2011
Tidak
0
Tetap
2
3 Mei 2011
Ya
3
Stres
Memburuk
3
4 Mei 2011
Ya
2
Ingin
Membaik
Total rokok yang dihisap
Gambar 11. Rancangan desain laporan riwayat merokok klien c. Output Laporan kunjungan keseluruhan
Cetak
Laporan Keseluruhan Kunjungan Periode Mei No 1
Total Kunjungan
Kegiatan
2
Jenis Kelamin
Jumlah
Gambar 12. Rancangan desain output laporan kunjungan keseluruhan
29
d. Laporan rekapan Konseling
Cetak
Laporan Rekapan konseling Periode No
Tgl
Nama
No RM
Cat.Konseling
Tindak Lanjut
5R
5A
Status
Gambar 13. Rancangan desain output laporan rekapan konseling e. Laporan Jumlah klien berdasarkan status
Cetak
Laporan Jumlah Klien Berdasarkan Status Periode No
Tgl
Juml Berhenti
Juml DO/Merokok lagi
Jml Proses Berhenti
Subtotal
Grand total
Gambar 14. Rancangan desain output laporan jumlah klien berdasarkan status
30
f. Laporan Jumlah 5A & 5R Cetak
Laporan Jumlah 5A dan 5R Periode No
Tgl
5A
5R
Gambar 15. Rancangan desain output laporan jumlah 5A & 5R g. Laporan Status Pasien
Cetak
Laporan Status Pasien Periode No
No RM
Nama
Status Terakhir
Tanggal
Jumlah yang sudah berhenti : Jumlah yang kambuh lagi : Jumlah yang masih dlm proses :
Gambar 16. Rancangan desain output laporan Status Pasien
31
E. Implementasi (page generation) & pengujian (testing) 1. Tampilan Desain Input dan Output a. Tampilan Input 1). Tampilan Layar Utama
Gambar 17. Tampilan layar utama Pada halaman di atas menampilkan tampilan layar utama, dimana bisa melihat tampilan berita dan artikel tentang rokok. Melalui halaman ini juga klien melakukan login. 2). Tampilan layar inputan pendaftaran
Gambar 18. Tampilan layar inputan pendaftaran Sebelum klien melakukan kunjungan klien harus melakukan pendaftaran pada halaman ini, dengan menginputkan identitas diri dan setelah itu klien menginput username dan password untuk login.
32
3). Tampilan inputan riwayat merokok klien
Gambar 19. Tampilan inputan riwayat merokok Pada layar ini klien menginputkan riwayat merokok sebelum klien memasuki layar kuesioner. 4)
Tampilan inputan kuesioner
Gambar 20. Tampilan inputan kuesioner Pada halaman ini merupakan inputan klien dalam mengisi beberapa pertanyaan sebelum melakukan proses konseling pertama kali.
33
5) Inputan berita
Gambar 21. Tampilan inputan berita Pada halaman ini digunakan untuk mengiputkan beberapa berita yang berhubungan dengan merokok yang berguna untuk memberikan informasi kepada klien
6) Inputan artikel
Gambar 22. Tampilan inputan artikel Pada halaman ini digunakan untuk mengiputkan beberapa artikel yang berhubungan dengan merokok yang berguna untuk memberikan informasi kepada klien.
34
2. Tampilan Output a. Laporan jumlah kunjungan berdasarkan cara datang
Gambar 23. Tampilan laporan jumlah kunjungan berdasarkan cara datang Pilih laporan jumlah kunjungan cara datang, kemudian isikan tanggal laporan yang diinginkan maka akan muncul informasi yang menunjukkan jumlah kunjungan klien menurut cara datang. b. Laporan riwayat merokok klien
Gambar 24. Tampilan laporan riwayat merokok klien Untuk memunculkan output laporan riwayat merokok, pertama – tama harus memilih laporan riwayat merokok berdasarkan klien kemudian bisa dicari menurut no RM, NIM/NPP, NIK atau username. Laporan ini berfungsi untuk menginformasikan kepada konselor tentang perkembangan riwayat merokok klien.
35
c. Output Laporan kunjungaan keseluruhan
Gambar 25. Tampilan output laporan kunjungan keseluruhan Untuk memunculkan output laporan kunjungan keseluruhan, pertama harus memilih pada pilihan laporan kunjungan keseluruhan dan pilih laporan pada bulan yang diinginkan. d. Laporan rekapan Konseling
Gambar 26. Tampilan output rekapan konseling Untuk memunculkan output laporan rekapan konseling, pertama harus memilih pada pilihan laporan rekapan konseling dan pilih laporan pada tanggal yang diinginkan. e. Tampilan login admin
Gambar 27. Tampilan login admin
36
F. Pengujian Pengujian yang dilakukan dalam aplikasi ini adalah : a. Pengujian fungsional (fungsional testing) Bertujuan untuk menguji masukan dan keluaran dari aplikasi ini. Hasil keluaran aplikasi bergantung dari teknologi yang digunakan, baik itu bahasa pemrograman maupun bahasa skrip yang digunakan. 1)
Untuk menguji code HTML dan CSS yang digunakan menggunakan alat bantu W3C HTML Validation Service di http://validator.w3.org/ dan W3C CSS Validation Service di http://jigsaw.w3.org/css-validator/ Hasil pengujian code HTML dan CSS yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 28. Hasil Pengujian CSS dan html
2). Pengujian navigasi (navigation testing) Hal ini digunakan untuk melihat kesesuaian antara desain navigasi dengan navigasi yang ada di aplikasi. Navigasi berhubungan dengan link-link yang terdapat didalam aplikasi. Untuk menguji link digunakan alat bantu W3C Link Checker Service di http://validator.w3.org/checklink
37
Gambar 29. Hasil Pengujian Link website Dari hasil pengujian terdapat beberapa error yang harus diperbaiki dalam proses ujicoba pemakaian oleh user.
BAB. VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Alur prosedur Klinik Berhenti Merokok UDINUS adalah klien mendaftar dengan mencantumkan identitas diri yang kemudian nantinya masuk ke proses konseling, pada proses konseling klien menjawab daftar pertanyaan yang diajukan kepada klien. Dari hasil jawaban dari klien akan diterima oleh konselor yang kemudian akan diproses, dimana konselor akan memberikan bantuan, saran, dan arahan kepada klien. Hasil konseling dari klien dan konselor akan disimpan dan nantinya akan direkap oleh konselor dan menghasilkan suatu informasi untuk diambil suatu keputusan. 2. Prosedur Klinik Berhenti Merokok Online a. Konseling Klien 1) Setelah klien melakukan pendaftaran, untuk melakukan konseling klien harus login terlebih dahulu dengan memasukkan username dan password. Databese akan mencocokkan username dan password apabila cocok maka akan muncul tampilan pertanyaan untuk diisi.
38
2) Klien menginput pertanyaan - pertanyaan yang ada pada tampilan komputer. Selain itu klien juga dapat mengisi / mengirim pesan kepada konselor. 3) Dari pengisian pertanyaan dan pengiriman pesan oleh klien akan menghasilkan jawaban pertanyaan dan catatan pesan yang nantinya akan tersimpan dalam database dan akan terlihat oleh konselor. 4) Klien juga bisa melakukan proses chatting dengan konselor. b. Konselor 1) Dari database konselor akan menerima atau melihat data klien, hasil jawaban pertanyaan, pesan yang dikirim klien dan menerima catatan chatting saat klien online. 2) Dari data yang dilihat oleh konselor dan saat klien online akan terjadi proses pelayanan konseling. Dimana terjadi komunikasi antara klien dan konselor yang nantinya konselor akan memberikan saran solusi kepada klien dan konselor akan mencatat dan menyimpan hasil konseling pada sistem. 3) Selain itu konselor juga bisa melakukan pengiriman pesan dan pengiriman jadwal konseling kepada klien. 4) Dari proses tersebut maka akan menghasilkan data hasil konseling, solusi yang ditawarkan/tindak lanjut, catatan pesan dan informasi jadwal kunjungan yang kemudian akan tersimpan dalam database. 5) Untuk solusi yang ditawarkan, pesan dari konselor, dan jadwal konseling dari konselor akan kembali/sampai kepada klien yang kemudian juga akan tersimpan dalam database. 6) Konselor juga bisa melakukan chatting dengan klien saat online.
B. Saran 1.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan Sistem Konseling Online untuk melakukan pengujian oleh user setelah dipasang di website
2.
Hasil
pengujian
oleh
user
secara
menyempurnakan sistem.
39
online
selanjutnya
digunakan
untuk