LAPORAN PENELITIAN INTERNAL
PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERBANTUKAN PROGRAM MICROSOFT EXCEL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 1 Tasikmalaya 2013/2014)
TIM PENELITI Drs. Dedi Nurjamil, M.Pd. Vepi Apiati, M.Pd.
NIDN: 0407076101 NIDN: 0427047502
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2015
LEMBARAN PENGESAHAN PENELITIAN INTERNAL Judul Penelitian
: Penerapan Pendekatan Open-Ended Berbantukan Program Microsoft Excel dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 1 Tasikmalaya 2013/2014). Kode/Nama Rumpun Ilmu : 151/Matematika Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Dedi Nurjamil, Drs. M.Pd. b. NIDN : 0407076101 c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Program Stusi : Pendidikan Matematika e. Nomor HP : 081323244333 f. Alamat e-mail :
[email protected] Anggota a. Nama : Vepi Apiati, M.Pd. b. NIDN : 0427047502 c. Perguruan Tinggi : Universitas Siliwangi Lama Penelitian Keseluruhan : Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 1.500.000,00 Biaya Tahun Berjalan : Dana Internal PT Rp. 1.500.000,00 Tasikmalaya, 24 Februari 2015 Mengetahui, Dekan,
Ketua Peneliti,
Edi Hernawan, Drs. M.Pd
Dedi Nurjamil, Drs. M.Pd
Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat
Prof. H. Arifin, Ph.D NIP: 19670816 199603 1 001
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas hidayah dan rahmat-Nya penulis dapat melaksanakan penelitian yang berjudul: “Penerapan Pendekatan Open-Ended Berbantukan Program Microsoft Excel dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 1 Tasikmalaya 2013/2014)”. Laporan penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu kewajiban dosen pada pelaksanaan Tri Dharma Universitas Siliwangi. Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu demi tersusunnya laporan penelitian ini. Dengan segala kerendahan hati, disadari sepenuhnya bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kemajuan yang positif untuk menghasilkan suatu karya ilmiah yang baik. Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tasikmalaya, Februari 2015
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Hal. KATA PENGANTAR ……………………………………………………...
i
DAFTAR ISI ……………………………………………….………………..
ii
DAFTAR TABEL …………...……………………………...……………....
v
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………..…..…..
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ……………………...…………......
1
B. Perumusan Masalah …………………………………….....….
4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………..…
5
D. Kegunaan Penelitian ……………………………………….....
5
E. Definisi Operasional ……………………………………….....
6
F. Hipotesis ……………………………….……………………..
7
KAJIAN TEORETIS A. Pendekatan Open-Ended 1. Pengertian Pendekatan Open-Ended ……….………...……
8
2. Pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran Matematika
10
3. Prinsif Pendekatan Open-Ended ………………...………...
12
4. Pedoman dalam Mengkontruksi atau Membuat Masalah Open-Ended ………………………………….………..…..
13
5. Pengembangan Rencana Pembelajaran Open-Ended .…….
14
6. Kriteria Penilaian dalam Memecahkan Masalah OpenEnded …………………………………………….………..
17
7. Keunggulan dan Kelemahan Open-Ended ………….……..
18
B. Program Microsoft Excel 1. Pengertian Program Microsoft Excel ……………………..
19
2. Lingkup Kerja Program Microsoft Excel …………………
20
3. Keuntungan
Penerapan
Program
Komputer
dalam
Pembelajaran Matematika ………………………………..
24
C. Kemampuan Berpikir Kreatif ………………………………...
26
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian …………………………………….……….
27
B. Populai dan Sampel Penelitian ……………………………….
27
C. Instrumen dan Pengembangannya 1.
Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik a. Analisi Validitas ……………………...………………
28
b. Analisis Reliabilitas ………………………….……….
29
c. Analisis Tingkat Kesukaran Soal dan Daya Pembeda ..
30
Angket …………………………………………………...
32
D. Prosedur Pengumpulan Data …………………………………
34
2.
E. Analisis Data
BAB IV
1. Data Hasil Tes ……………………………………………
34
2. Data Hasil Non Tes ……………………………………….
39
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1.
Analisis kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik a. Analisis data pretest kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik ……………………………… b. Analisis data postest
2.
40
kemampuan berpikir kreatif
matematik peserta didik ………………………………
42
c. Analisis data gain ternormalisasi ………….………….
45
Analisis Sikap Peserta Didik ………………………….…
47
B. PEMBAHASAN 1.
Profil Aktivitas dan Kinerja Peserta Didik ........................
49
2.
Metode Pembelajaran ........................................................
50
3.
Kemampuan Awal Peserta Didik …………….………….
50
4.
Kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik ......
51
5.
Sikap peserta didik terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Berbantukan Program Microsoft Excel ….………………………………………………….
BAB V
51
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................
54
B. Saran .........................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA ...…………………..…………………………………
56
LAMPIRAN 1 ……………………………………………………………….
57
LAMPIRAN 2 ……………………………………………………………….
58
LAMPIRAN 3 ……………………………………………………………….
59
LAMPIRAN 4 ……………………………………………………………….
62
LAMPIRAN 5 ……………………………………………………………….
64
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Menghadapi era globalisasi dan kompetisi menuntut peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia. Persaingan era globalisasi telah dipenuhi oleh berbagai macam teknologi canggih. Kita tahu bahwa kemajuan di bidang pendidikan step by step, sedangkan kemajuan di bidang teknologi jump to jump. Hampir semua bidang pendidikan harus mampu memberdayakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Fenomena globalisasi yang ditandai oleh kekuatan konvergensi teknologi informasi dan komunikasi semestinya dijadikan faktor mendasar untuk mentransformasikan lembaga pendidikan. Pentingnya lembaga pendidikan membangun sistem yang mendukung terwujudnya lingkungan pembelajaran generasi baru alias next generation learning environment, yaitu dengan cara pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi terkini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, administrasi, serta interaksi dan kolaborasi antara guru, peserta didik dan orang tua. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang sering menjadi kajian di sekolah dari tahun ke tahun semakin meningkat sesuai tuntutan jaman yang mendorong manusia untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan atau menerapkan matematika sebagai ilmu dasar dan layanannya terhadap ilmu lain. Pengembangan pembelajaran matematika selalu terkait dengan penanaman konsef dan pola pikir peserta didik yang nantinya akan ikut andil dalam pengembangan matematika lebih lanjut dalam mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, pengembangan matematika tersebut memiliki hambatan dalam proses pembelajaran. Lemahnya kompetensi guru matematika berkontribusi negatif terhadap pencapaian visi pendidikan
matematika. Aspek lain adalah daya dukung scafolding yang tidak memadai dalam proses pembelajaran. Peserta didik jarang diberi kesempatan untuk menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, kondisi seperti ini berakibat pada sulitnya menampilkan daya kreatif peserta didik dalam berpikir, khususnya ketika belajar matematika. Beberapa harapan dari pembelajaran matematika (Wahyudin, 2008: 67) diantaranya: a. Memiliki kemampuan membangun masalah, bukan hanya menanggapi masalah yang sudah teridentifikasi. b. Memiliki pengetahuan beraneka ragam dan teknik untuk mengatasi masalah. c. Memiliki pemahaman tentang ciri-ciri matematika yang mendasari suatu masalah. d. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan orang lain untuk mencapai suatu pemecahan masalah. e. Memiliki kemampuan untuk mengenali bagaimana matematika bekerja pada masalah yang biasa maupun yang kompleks. f. Siap untuk situsi-situasi masalah yang terbuka, tidak hanya untuk masalah yang dihadirkan dalam bentuk yang tersusun baik. g. Mempercayai nilai dan kegunaan dari matematika. Harapan itu sulit dicapai dengan menerapkan pembelajaran dengan cara ceramah atau tidak melibatkan aktifitas berpikir peserta didik baik lingkup kognitif, apektif, maupun metakognitif. Dibutuhkan suasana pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bereksplorasi pada daya pikirnya. Keterampilan berpikir kreatif merupakan hal yang penting dalam pendidikan khususnya pendidikan matematika. Berpikir kreatif memberikan kontribusi yang besar dalam menyelesaikan permasalahan dan dapat memberikan beragam solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Dengan diketahuinya beberapa penyelesaian terhadap berbagai permasalahan, maka peserta didik dapat terhindar dari prustasi dan merasa percaya diri.
Setiap individu memiliki kemampuan berpikir kreatif akan tetapi kadar kreatiftasnya berbeda-beda. Secara fitrah manusia memiliki daya kreatif yang tinggi akan tetapi adanya keterbatasan manusia yang menjadikan daya kratif itu tidak tumbuh optimal bahkan tidak nampak sama sekali. Dalam pembelajaran matematika daya kreatif peserta didik dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran di kelas. Kreatifitas peserta didik akan tumbuh apabila dilatih melakukan eksplorasi, inkuiri, penemuan dan pemecahan masalah. Di samping itu kreatifitas peserta didik akan muncul apabila ada stimulus dari lingkungan. Perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar guru. Guru memiliki peran penting dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan menciptakan suasana yang mendukung agar peserta didik dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir kreatifnya. Sullivan (dalam Hamzah, 2003: 7) menyatakan bahwa kepasifan peserta didik dalam belajar matematika disebabkan oleh pembelajaran matematika yang masih menggunakan pendekatan yang kurang tepat. Khusus untuk mata pelajaran matematika, guru sebaiknya tidak mendominasi lagi kelas. Proses pembelajaran diupayakan berpusat ada peserta didik, sehingga peserta didik menjadi aktif, gembira dan menyenangkan. Guru matematika sebaiknya memperhatikan apakah metode yang digunakan sudah sesuai atau tidak dengan materi yang diberikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode mengajar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar dan sikap peserta didik dalam matematika. Menyikapi
permasalah-permasalahan
yang
timbul
dalam
pendidikan matematika di sekolah terutama yang berkaitan dengan prestasi belajar peserta didik adalah pentingnya meningkatkan kemampuan berpikir matematis dan fokus pada kurikulum KTSP dan upaya inovatif untuk menanggulanginya perlu dilakukan. Salah satu alternatif atau solusi yang dapat mengatasi masalah ini adalah dengan meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui proses pembelajaran Open-Ended yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMU. Open-Ended merupakan suau pendekatan pembelajaran yang diawali dengan memberikan masalah yang bukan rutin yang bersifat terbuka
dimana
peserta
didik
dituntut
untuk
berimprofisasi
mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh
jawaban
yang
benar
dan
juga
dapat
membantu
mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematika serta dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan elaborasinya. Microsoft Excel memberikan wadah bagi peserta didik untuk melihat berbagai refresentasi dari suatu konsep, misalnya dalam topik Statistika dasar yang ada di SMU. Dengan Microsoft Excel ini, peserta didik terbantu untuk menghitung rata-rata, median, modus, nilai minimum dan nilai maksimum dari suatu data penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka muncul suatu permasalahan yang ingin dikaji lebih jauh untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik? Untuk menjawab permasalahan tersebut maka diambilah sebuah judul penelitian: “Penerapan Microsoft
Pendekatan Excel
dalam
Open-Ended
Berbantukan
Pembelajaran
Matematika
Program untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: a. Apakah penerapan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik?
b. Bagaimana sikap peserta didik terhadap penerapan pendekatan OpenEnded berbantuan program Microsoft Excel dalam pembelajaran matematika?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: a. Mengkaji penerapan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel dalam pembelajaran matematika terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. b. Mendeskrifsikan sikap peserta didik terhadap penerapan pendekatan Open-Ended
berbantukan
program
Microsoft
Excel
dalam
pembelajaran matematika.
D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, diantaranya adalah: a. Bagi peserta didik, memberikan pengalaman yang baru dan berbeda mengenai penerapan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel. b. Bagi guru, memberikan informasi dan masukkan tentang penerapan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel dalam pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dan memberikan variasi pembelajaran. c. Bagi sekolah, jika ternyata terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik, maka pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang bermanfaat dalam pembelajaran matematika di sekolah. d. Bagi peneliti, sebagai bahan pertimbangan untuk dijadikan bahan penelitian untuk peneliti lain dan memberikan gambaran mengenai
penerapan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel.
E. Definisi Operasional Berikut ini akan diuraikan pengertian beberapa istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini yang sesuai dengan kajian teoretis pada uraian sebelumnya, agar tidak menimbulkan berbagai tafsiran yang saling berbeda. Adapun pengertian beberapa istilah penting tersebut adalah sebagai berikut: a. Open-Ended yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah: 1. Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata dimana konsep-konsep matematika dapat diamati dan dikaji peserta didik. 2. Menyajikan soal-soal pembuktian yang dapat diubah sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menemukan hubungan dan sifatsifat dari variabel dalam persoalan itu 3. Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga peserta
dapat
menemukan aturan matematika b. Program
Microsoft
Excel
merupakan
sistem
kerja
berbentuk
Spreadsheet. Program ini terintegrasi dalam lingkup microsoft Office. Program ini akan bekerja jika program Microsoft Office telah terinstal dalam operating sistem komputer. Microsoft Excel dapat digunakan sebagai alat bantu berpikir (mindtools) dalam berbagai aspek pembelajaran matematika diantaranya pada materi Statistika. c. Berpikir kreatif memuat beberapa aspek, diantaranya adalah: 1. Merumuskan hipotesis matematika berdasarkan hubungan sebab akibat terhadap situasi matematis 2. Menemukan pola matematis 3. Mengajukan solusi baru ketika mengalami kebuntuan berpikir 4. Merinci masalah umum ke dalam masalah yang lebih rinci
d. Sikap peserta didik adalah respon peserta didik sebagai tolok ukur senang atau tidak senang terhadap pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel.
F. Hipotesis Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini mengajukan beberapa hipotesis, dintaranya adalah: a. Penerapan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Ecel dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. b. Sikap peserta didik sangat positif terhadap penerapan pendekatan Open-Ended
berbantukan
program
Microsoft
Excel
dalam
pembelajaran matematika.
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Pendekatan Open-Ended
1. Pengertian Pendekatan Open-Ended Menurut Suherman dkk (2003: 123) problem yang diformulasikan memiliki multi jawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga Open-Ended Problem atau soal terbuka. Pesera didik yang dihadapkan dengan Open-Ended Problem tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Sifat keterbukaan dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut. Contoh penerapan masalah Open-Ended dalam kegiatan pembelajaran
adalah ketika peserta didik diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan bukan berorientasi pada jawaban (hasil) akhir. Pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan membawa peserta didik dalam menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman peserta didik dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan Open-Ended menjanjikan kepada suatu kesempatan kepada peserta didik untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang
diyakininya
sesuai
dengan
kemampuan
mengelaborasi
perasalahan. Tujuannya tidak lain adalah agar kemampuan berpikir matematik peserta didik dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap peserta didik terkomunikasi melalui proses pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok pikiran pembelajaran dengan Open-Ended, yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan peserta didik
sehingga
mengundang
peserta
didik
untuk
menjawab
permasalahan melalui berbagai strategi. Menurut Shimada (1997) munculnya pendekatan Open-Ended semula berkaitan dengan keterampilan
kognitif
metode evaluasi untuk mengukur
tingkat
tinggi,
karena
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa permasalahan Open-Ended mengandung potensi cukup besar untuk meningkatkan kualitas proses hasil pembelajaran matematika, selanjutnya dilakukan sintesis dan diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika tradisional, guru sering kali terbiasa mengujikan persoalan matematika dengan cara dan jawaban tunggal (konvergen, problem tertutup), sedangkan Open-Ended
persoalan matematika diformulasikan dengan cara dan jawaban benar bisa bervariasi (divergen, problem terbuka). Pada
dasarnya,
meningkatkan
pendekatan
kegiatan
kreatif
Open-Ended peserta
didik
bertujuan dalam
untuk berpikir
matematika secara simultan. Oleh karena itu, hal yang perlu diperhatikan adalah kebebasan peserta didik untuk berpikir dalam membuat suatu proses pemecahan sesuai dengan kemampuan, sikap, dan minatnya sehingga pada akhirnya akan membentuk intelegensi matematika peserta didik. Dengan demikian untuk menghadapi persoalan Open-Ended peserta didik dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban yang benar. Jadi matematika tidak dipandang sebagai suatu produk semata tetap juga sebagai suatu proses.
2. Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika Pendekatan Open-Ended merupakan suatu upaya pembaharuan pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli pendidikan matematika di Jepang. Pendekatan ini lahir sekitar 20 tahun yang lalu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Shigeru Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto dan Kenichi Shibuya (Nohda, 2000). Munculnya pendekatan ini sebagai reaksi atas pendidikan matematika sekolah saat itu yang aktivitas kelasnya disebut dengan “issey jugyow” (frontal teaching), guru menjelaskan konsep baru di depan kelas kepada peserta didik, kemudian memberikan contoh untuk menyelesaikan beberapa soal. Dalam diharapkan
pembelajaran bukan
hanya
dengan
Open-Ended,
mendapatkan
jawaban,
peserta
didik
tetapi
lebih
menekankan pada proses pencarian suatu jawaban. Menurut Suherman dkk (2003: 124) mengemukakan bahwa dalam kegiatan matematis dan
kegiatan peserta didik disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut: a. Kegiatan peserta didik harus terbuka, yaitu kegiatan pembelajaran harus mengakomodasi kesempatan peserta didik untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka. b. Kegiatan pembelajaran matematika merupakan ragam berpikir, yaitu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses pengabtraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya. Pada dasarnya kegiatan matematis akan mengundang proses manipulasi dan manifestasi dalam dunia matematika. c. Kegiatan peserta didik dalam kegiatan matematika merupakan satu kesatuan, yaitu dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat mengangkat pemahaman dalam berpikir matematis sesuai dengan kemampuan individu meskipun pada umumnya guru akan mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengalaman
dan
membelajarkan
pertimbangan peserta
masing-masing.
didik
melalui
Guru
bisa
kegiatan-kegiatan
matematika tingkat tinggi yang sistematis atau melalui kegiatankegiatan matematik yang mendasar untuk melayani peserta didik yang kemampuannya rendah. Pendekatan semacam ini dapat dikatakan terbuka terhadap kebutuhan peserta didik atau pun terbuka terhadap ide-ide matematika. Shimada (dalam Suherman, 2003: 124) menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika, rangkaian dari pengetahuan, keterampilan, konsef, prinsif, atau aturan diberikan kepada peserta didik biasanya melalui langkah demi langkah. Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended adalah: a. Pendekatan Open-Ended dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada peserta didik, problem tersebut diperkirakan mampu diselesaikan peserta didik dengan banyak cara dan
mungkin juga banyak jawaban sehingga memacu potensi intelektual
dan
pengalaman
peserta
didik
dalam
proses
menemukan pengetahuan yang baru. b. Peserta didik melakukan beragam aktivitas untuk menjawab problem yang diberikan. c. Berikan waktu
yang cukup kepada peserta didik untuk
mengeksplorasi masalah. d. Peserta didik membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka lakukan. e. Diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan masalah serta menyimpulkan dengan bimbingan guru. Nohda (2000) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran OpenEnded adalah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis melalui problem solving secara simultan. Pembelajaran Open-Ended bisa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan elaborasinya. Studi yang dilakukan oleh Bekker dan Shimada (1997) tentang penggunaan Open-Ended Problem yang dapat mengarahkan peserta didik untuk berpikir bebas bagaimana cara mereka menemukan sendiri cara penyelesaian dari suatu masalah. Efektivitas penggunaan Open-Ended Problem juga menurut Bekker dan Shimada dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran
matematika
sebagai
sarana
untuk
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
3. Prinsif Pendekatan Open-Ended Menurut Nohda (2000: 1-39) pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open-Ended mengasumsikan tiga prinsif yaitu sebagai berikut: a. Berhubungan dengan aktivitas peserta didik, hal ini dimaksudkan untuk menghargai aktivitas peserta didik.
b. Berhubungan dengan isi (materi) matematika yang teoretis dan sistematis, pengetahuan yang diperoleh harus mendasar dan menyeluruh (komprehsif) yang diturunkan secara logis. c. Berhubungan dengan pengambilan keputusan yang berguna bagi guru kelas, guru mempunyai peranan yang penting untuk memberikan ide-ide, sehingga peserta didik dapat memunculkan ide-ide yang diharapkan. Menurut Nohda (2000: 1-39) jenis masalah yang digunakan dalam pembelajaran melalui Open-Ended ini adalah masalah yang bukan rutin yang bersifat terbuka, sedangkan dasar keterbukaannya (openness) dapat diklasipikasikan ke dalam tiga tipe diantaranya: a. Proses in open Proses terbuka maksudnya adalah tipe soal yang diberikan mempunyai banyak cara penyelesaian yang benar. b. End product are open Hasil akhir yang terbuka yaitu ketika peserta didik telah selesai menyelesaikan
masalahnya,
mereka dapat
mengembangkan
masalah baru dengan mengubah kondisi dari masalah yang asli. c. Ways to develop are open Mengembangkan masalah baru dengan mengubah kondisi dari masalah yang pertama.
4. Pedoman dalam Mengkontruksi atau Membuat Masalah OpenEnded Menyajikan masalah Open-Ended bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dilakukan. Sawada menemukan beberapa hal penting yang bisa dijadikan sebagai pedoman dalam mengkontruksi atau membuat masalah Open-Ended, yaitu: a. Siapkan suatu situasi fisik yang nyata dalam menyajikan permasalahan yang meyertakan sejumlah faktor yang tidak
menetap (variabel) dimana konsep-konsep matematika teramati oleh peserta didik. b. Sajikan masalah Open-Ended, kemudian peserta didik diminta untuk menemukan sebuah konsep matematika dengan membuat sebuah konjektur berdasarkan masalah tersebut. c. Sajikan masalah kepada peserta didik berupa sederetan angka atau berupa tabel, kemudian peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan atau menemukan aturan-aturan matematika melalui sederetan angka atau tabel tersebut. d. Sajikan beberapa kejadian nyata dalam beberapa kategori. Pilihlah satu kejadian untuk dijadikan contoh lalu peserta didik diminta untuk menyebutkan satu persatu kejadian lainnya yang memiliki karakteristik sama dengan sebuah kejadian yang dicontohkan tersebut, sehingga peserta didik dapat membuat generalisasi dari kejadian-kejadian yang ada. e. Sajikan beberapa latihan atau permasalahan yang memiliki kemiripan satu dengan yang lainnya. Peserta didik dituntut untuk menyelesaikan latihan atau permasalahan tersebut serta meminta peserta
didik
untuk
menemukan
sebanyak-banyaknya
kemungkinan sifat-sifat yang memiliki kemiripan satu dengan yang lainnya. Menurut Suherman dkk (2003: 129-130) mengkonstruksi dan mengembangkan masalah Open-Ended yang tepat dan baik untuk peserta didik dengan tingkat kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang dalam jangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa hal yag dapat dijadikan acuan dalam mengkonstruksi masalah, antara lain sebagai berikut: a. Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata dimana konsep-konsep matematika dapat diamati dan dikaji peserta didik.
b. Menyajikan soal-soal pembuktian yang dapat diubah sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menemukan hubungan dan sifatsifat dari variabel dalam persoalan itu. c. Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga peserta didik dapat menemukan aturan matematika. d. Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga peserta didik dapat mengelaborasi sifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat yang umum. e. Memberikan beberapa latihan serupa sehingga peserta didik dapat menggeneralisasi pekerjaanya.
5. Pengembangan Rencana Pembelajaran Open-Ended Setelah guru mengkonstruksi problem dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran sebelum problem itu ditampilkan di kelas adalah: a. Problem harus mendorong peserta didik untuk berpikir dari berbagai sudut pandang. Di samping itu juga harus kaya dengan konsep-konsep matematik yang sesuai untuk peserta didik yang berkemampuan tinggi maupun rendah dengan mengunakan berbagai strategi sesuai dengan kemampuannya. b. Pada saat peserta didik
menyelesaikan proses Open-Ended,
mereka harus menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka miliki. Jika guru memprediksi bahwa persoalan itu di luar
jangkauan
peserta
didik,
maka
problem
itu
harus
diubah/diganti dengan problem yang berada dalam wilayah pemikiran peserta didik. c. Problem harus memiliki keterkaitan atau hubungan dengan konsepkonsep matematik yang lebih tinggi sehingga dapat memacu peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi.
Sawada (Becker dan Shimada, 1997: 32) menyarankan beberapa hal
penting
dalam
mengembangkan
dan
menyusun
rencana
pembelajaran Open-ended dengan baik, yaitu: a. List the student expected responses to the problem Mencatat respon peserta didik yang diharapkan muncul selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yakni respon peserta didik terhadap masalah yang disajikan. Melalui pembelajaran OpenEnded setiap peserta didik diharapkan merespon masalah dengan cara yang berbeda-beda. Oleh karena itu sudah semestinya guru membuat daftar tentang antisifasi atau beberapa kemungkinan respon-respon peserta didik terhadap masalah. Setelah respon peserta didik didaftar selanjutnya menyusun kembali dan mengelompokkan respon-respon tersebut menurut kriteria tertentu, lalu meringkasnya ke dalam sebuah dalil yang umum berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut. b. Make the purpose of using the problem clear Menetapkan tujuan yang hendak dicapai dari permasalahan yang diberikan kepada peserta didik dengan jelas. Dalam hal ini guru perlu
memahami
kedudukan
masalah
dalam
rencana
pembelajaran. Artinya masalah dapat diperlakukan sebagai suatu topik yang mandiri sebagai suatu pengenalan konsep baru atau sebagai ringkasan dari kegiatan belajar peserta didik. c. Devise a method of posing the problem so that students can easly understand the meaning in the problem or that is expected of them Memikirkan metode penyajian masalah yang baik sedemikian sehingga peserta didik dengan mudah dapat memahami maksud dari masalah yang diajukan atau mengetahui apa yang diharapkan dari masalah tersebut. Masalah disajikan sedemikian rupa sehingga peserta didik dengan mudah dapat memahaminya dan menemukan sebuah pendekatan untuk memecahkan masalah tersebut.
d. Make the problem as attactive as possible Membuat atau menyajikan masalah semenarik mungkin. Masalah yang dibuat harus dikenal baik oleh peserta didik dan menyertakan beberapa aspek yang dapat merangsang dan membangun rasa keingintahuan mereka. Bagi peserta didik, dalam masalah OpenEnded
memerlukan
waktu
untuk
mempertimbangkan
dan
memikirkan masalah yang akan dipecahkan terlebih dahulu sehingga masalah yang akan disajikan akan sangat menarik. e. Allow enough time to explorer the problem fully Sediakan waktu yang cukup untuk menyelidiki masalah secara penuh. Kegiatan pembelajaran Open-Ended mulai dari kegiatan peserta didik untuk memahami dan memecahkan masalah, mendiskusikan solusi dan pendekatan peserta didik dalam memecahkan masalah hingga peserta didik membuat ringkasan pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, guru harus mengalokasikan waktu yang cukup kepada peserta didik dalam mengeksplorasi masalah terutama dalam kegiatan diskusi.
6. Kriteria Penilaian dalam Memecahkan Masalah Open-Ended Pembelajaran
Open-Ended
menyajikan
permasalahan
yang
memungkinkan munculnya keanekaragaman cara, pendekatan, atau metode untuk memecahkan masalah Open-Ended atau bahkan keanekaragaman jawaban yang benar. Oleh karena iu tidaklah mudah bagi seorang guru untuk menentukan atau memnberikan penilaian kepada peserta didik berdasarkan keanekaragaman solusi atau jawaban yang ditemukan oleh peserta didik. Berdasarkan hal tersebut Sawada (Becker dan Shimada, 1997: 34) mengemukakan kriteria penilaian yang bertujuan menilai prestasi hasil peserta didik dalam memecahkan masalah Open-Ended, yaitu:
a. Kelancaran (fluency), seberapa banyak solusi berbeda yang dapat dihasilkan oleh setiap peserta didik? Jika tanggapan peserta didik atau kelompok tepat berdasarkan pandangan tertentu, peserta didik atau kelompok tersebut diberi nilai satu yang diartikan sebagai jumlah tanggapan. Jadi total dari jumlah tanggapan peserta didik yang ada dapat dianggap sebagai suatu indikasi kelancaran berpikir matematika peserta didik. b. Fleksibilitas (flexibility), seberapa banyak ide matematika yang dikemukakan oleh peserta didik? Kefleksibelan ini dapat dilihat berdasarkan banyaknya tanggapan positif atau solusi benar peserta didik atau kelompok atas permasalahan yang diberikan yang dikelompokkan dalam kategori tertentu. Jika terdapat dua solusi yang memuat ide matematika yang sama maka kedua solusi tersebut dikategorikan sama (dalam satu kategori). Untuk permasalahan yang memiliki beberapa solusi benar, skor tertinggi peserta didik dari beberapa solusi benar tersebut yang digunakan sebagai suatu indikasi dari fleksibilitas berpikir matematis peserta didik. c. Keaslian, seberapa besar derajat keaslian temuan gagasan matematika yang diperoleh peserta didik? Keaslian gagasan matematis peserta didik dapat dilihat dari keunikan gagasan tersebut, ditinjau dari kuantitas (how many), kualitas (how innovative) serta keluwesan peserta didik dalam mengekspresikan gagasan-gagasan matematik dalam memecahkan suatu permasalahan matematik.
7. Keunggulan dan Kelemahan Open-Ended a. Keunggulan Open-Ended Pendekatan Open-Ended ini menurut Suherman dkk (2003: 132) memilik keunggulan antara lain:
1) Peserta didik berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya. 2) Peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematis secara komprehensif. 3) Peserta didik dengan kemampuan matematis rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri. 4) Peserta didik secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan. 5) Peserta didik memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
b. Kelemahan Open-Ended Menurut Suherman dkk (2003: 133) terdapat beberapa kelemahan dari pendekatan Open-Ended, diantaranya: 1) Membuat dan menyiapkan masalah matematis yang bermakna bagi peserta didik bukanlah pekerjaan mudah. 2) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami peserta didik sangat sulit sehingga banyak peserta didik yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan. 3) Peserta didik dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka. 4) Ada sebagian peserta didik yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
B. Program Microsoft Excel 1. Pengertian Program Microsoft Excel Program Microsoft Excel merupakan sistem kerja berbentuk spreadsheet. Program ini terintegrasi dalam lingkup microsoft office.
Program ini akan bekerja jika program microsoft office telah terinstal dalam operating sistem komputer. Spreadsheet pada dasarnya adalah suatu tabel yang terdiri dari sel-sel kosong dinama kolom dinamai dengan hurup dan baris dinamai dengan bilangan. Spreadsheet memberikan wadah bagi peserta didik untuk dapat melihat berbagai refresentasi dari suatu konsep. Microsoft Excel sebagai salah satu alat bantu berpikir (mindtools). Ini berdasarkan atas fasilitas-fasilitas dan kemampuan yang tersedia dalam program aplikasi Microsoft Excel.
Microsoft Excel dapat
digunakan sebagai alat bantu berpikir dalam berbagai aspek pembelajaran matematika seperti: ljabar, Geometri, Statistik dan Probabilitas, Matriks dan juga Trigonometri. Microsoft Excel memberikan wadah bagi peserta didik untuk dapat melihat berbagai refresentasi dari suatu konsep, misalnya pada topik siatistik, antara perhitungan secara manual dan dengan mengunakan Microsoft Excel. Dari sini peserta didik terbantu untuk menghitung rata-rata, nilai maksimum dan minimum, modus dan median dari suatu data dengan menggunakan Microsoft Excel. Beberapa poin penting mengenai kegunaan Microsoft Excel dalam pembelajaran matematika adalah: a. Microsoft Excel membantu peserta didik membangun pemahaman konseptual antara variabel yang menyelesaikan penyelesaian ketika menyelesaikan masalah. b. Microsoft Excel merupakan alat manipulasi yang berguna untuk menampilkan data dan menurunkan rumus yang menghubungkan keduanya sehingga membantu pemahaman peserta didik terhadap algoritma yang digunakan untuk membandingkan dan juga model matematika yang menjelaskannya. c. Microsoft Excel dapat memodelkan logika matematika dibalik penghitungan sehingga peserta didik memahami logika yang mendasari penghitungan tadi dan hal ini membantu pemahaman
peserta didik melihat keterkaitan antar hubungan dan prosedur penghitungan.
2. Lingkup Kerja Program Microsoft Excel Secara umum program ini berfungsi sebagai pengolah data. Program ini memiliki lingkup kemampuan kerja yang luas. Beberapa lingkup kerja program Microsoft Excel adalah: a. Perangkat pendukung Program ini dapat bekerja sebagai pendukung kerja di berbagai bidang. Bidang yang didukung oleh program ini meliputi: matematika, keuangan, desain, teknik, penelitian dan lain sebagainya. b. Algoritma sistem kerja Program ini mempunyai algoritma kerja dalam menjalankan fungsinya. Luaran yang dihasilkan akan tergantung dari keabsahan algoritma yang diterapkan. Sistem tidak akan berjalan jika tidak menggunakan algoritma yang benar. c. Perangkat desain (design tool) Program ini memungkinkan semua orang untuk merancang program sesuai dengan kebutuhannya. Program ini memungkinkan untuk mengerjakan semua desain berbentuk algoritma yang jelas. d. Grafis Program Microsoft Excel mampu menampilkan grafik dengan dengan detail, selain itu dapat didesain secara interaktif sehingga memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk bereksplorasi lebih dalam. Beberapa kemampuan microsoft Excel dalam pembelajaran matematika adalah: 1) Statistika 2) Fungsi 3) Peluang
4) Perhitungan keuangan 5) Aljabar 6) Sistem persamaan linier 7) Persamaan kuadrat 8) Program linier 9) Logaritma dan eksponen Berikut beberapa sintak dalam microsoft Excel yang perlu diketahui dalam pembelajaran matematika: Tabel 2.1 Sintak dalam Microsoft Excel Materi Statistika Fungsi Sum Avedev
Average
averagea
Correl
Count
Counta
Keterangan Jumlah total Berfungsi menghitung nilai rata-rata deviasi mutlak dari satu arithmetic mean atau mean (nilai rata-rata) dari sekumpulan dat (dapat berupa range atau sel) Digunakan untuk mencari nilai rata-rata (mean) dari sekumpulan data. Menghitung nilai ratarata dari sekumpulan data (dapat berupa range atau sel). Data dapat berupa angka, teks, da nilai logika. Menghasilkan koefisien korelasi (ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat kerataan hubungan linier antara dua variabel) dari range array1 dan array2. Berfungsi untuk menghitung banyak data numerik dari suatu range data. Berfungsi untuk
Sintak =sum (number;number;...) =avedev (number1;number2;...)
=average (number1;number2;...)
=averagea (number1;number2;....)
=correl (array1;array2;....)
=count (value1;value2;....)
=counta
countblank
countif
Covar
Devsq
menghitung banyak seluruh data (kecuali sel kosong) dalam suatu range data. Menghitung jumlah atau banyaknya sel kosong yang terdapat dalam suatu range data. Fungsi untuk menghitung jumlah sel yang terdapat dalam suatu range sesuai denga kriteria yang telah ditetapkan. Menghasilkan koefisien variasi atau ukuran variasi relatif Menghasilkan jumlah kuadrat deviasi dari nilai rata-rata yang terdapat pada sekelompok data
Fdist
Menghitung nilai probabilitas distribusi f
Frequency
Menyajikan distribusi frekuensi dari sekumpulan data Menghitung f hitungdari sekelompok data Menampilkan data dengan urutan nilai terbesar ke-n (ke-sekian) pada sekelompok data Berfungsi untuk menampilkan nilai terbesar (maksimum) yang terdapat dalam suatu atau beberapa range data Menghitung nilai median dari sekelompok data Berfungs untuk menampilkan nilai terkecil (minimum) yang terdapat dalam suatu atau
Ftest Large
Max
Median Min
(value1;value2;....)
=countblank (range)
=countif (range;criteria)
=covar (array1;array2;...)
=devsq (number1;number2;....)
=fdist (x;deg_freedom1;deg_free dom2) =frequency (data_array;bins_array) =ftest (array1;array2) =large (array;k)
=max (number1;number2;....)
=median (number1;number2;....) =min (number1;number2;....)
Mode
Pearson Percentile
Percentrank
Quartile Rang Rsq Slope Stdev
Stdeva
Ttest Var
Vara
Ztest
beberapa range data Menampilkan nilai yang paling sering muncul dalam suatu array atau range data Menghitung koefisien korelasi Pearson Fungsi: menghitung nilai persentil ke-n dari sekelompok data Fungsi: menghitung ranking dalam satuan persentase dari sekelompok data Menghitung nilai kuartil dari sekelompok data Menentukan ranking dari sekelompok data Menghitung kuadrat dari koefisien Pearson Menghitung slope dari persamaan regresi Berfungsi untuk memperkirakan standar deviasi berdasarkan pada suatu sampel tertentu Berfungsi untuk memperkirakan standar deviasi berdasarkan pada suatu sampel tertentu dengan mempertimbangkan jumlah data, teks dan logika Menghitung nilai t hitung pada uji hipotesis Berfungsi untuk memperkirakan besar varians suatu sampel Berfungsi untuk menghitung varians dengan mempertimbangkan Menghitung nilai z hitung untuk uji dua sisi
=mode (number1’number2;....)
=pearson (array1;array2;.....) =percentile (array;k)
=persentrank (array;x;significanc)
=quartile (array;quart) =rank (number;ref;order) =rsq (know_y’s;known_x’s) =slope (known_y’s;known_x’s) =stdev (nimber1;number2;....)
=stdeva (value1;value2;...)
=ttest (array1;array2;tails;type) =var (number1;number2;....) =vara (value1;value2;.....)
=ztes (array1;x;sigma)
3. Keuntungan Penerapan Program Komputer dalam Pembelajaran Matematika Keuntungan penerapan program komputer dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan konsep melalui pemahaman peserta didik tentang simbol, grafis dan numeris b. Menguatkan konsep c. Memperbaiki kesalahan yang sering terjadi d. Memeriksa penyelesaian secara grafis dan analitis e. Menyelesaikan persamaan secara grafis f. Mencari jawaban atas dugaan pada suatu masalah g. Memperoleh keterampilan teknologi informasi h. Meningkatkan motivasi belajar
C. Kemampuan Berpikir Kreatif Penggunaan istilah berpikir kreatif dan kreativitas seringkali tertukar. Puccio dan Murdock (Costa, 2001) mengatakan kreativitas merupakan konstruk/payung sebagai produk kreatif dari individu yang kreatif dengan memuat tahapan berpikir kreatif dari lingkungan yang kondusif untuk berlangsungnya berpikir kreatif. Berpikir kreatif memuat aspek keterampilan kognitif, afektif dan metakognitif. Alvino (Cotton, 1991) menyatakan bahwa berpikir kreatif memuat empat komponen yaitu: kelancaran, pleksibel, keaslian dan elaborasi. Papu (2001) menyatakan bahwa kreativitas memuat empat proses utama yaitu: eksplorasi, menemukan, memilih, dan menerapkan. Yudha (2004) mengemukakan empat langkah dalam berpikir kreatif, yaitu: orientasi masalah, merumuskan masalah, mengidentifikasi komponen masalah, menyiapkan pengumpulan informasi sesuai masalah, beristirahat sejenak ketika penyelesaian masalah buntu, mencari idea dan pandangan untuk menyelesaikan masalah, menguji dan menilai solusi.
Bergstrom (Helsinki, 63) menyatakan bahwa creativity as performance where the individual is producing something new and unpredictable. Bahwa kreativitas merupakan performa, dimana individu menciptakan hal baru yang tak terduga sebelumnya. Kemudian Balka (Mann, 2005) mengemukakan bahwa berpikir kreatif memuat kemampuan berpikir konvergen dan divergen yang meliputi kemampuan: 1) Merumuskan hipotesis matematika berdasarkan hubungan sebab akibat terhadap situasi matematis. 2) Menemukan pola matematis 3) Mengajukan solusi baru ketika menghadapi kebuntuan berpikir 4) Mengajukan idea yang tidak biasa dan menilai konsekuensinya 5) Mengidentifikasi informasi yang hilang 6) Merinci masalah umum ke dalam masalah yang lebih rinci. Implikasi dari pengembangan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut: a. Peserta didik perlu diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi berdasarkan kemampuan berpikirnya b. Pembelajaran perlu dihadapkan pada pemecahan masalah yang tidak abstrak bagi peserta didik. c. Penyelesaian dan solusi permasalahan harus terbuka d. Perlu adanya scaffolding dalam penyelesaian masalah e. Perlu adanya penghargaan setiap usaha positif peserta didik dalam menyelesaikan masalah.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah jenis eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretest-postest. Menurut Ruseffendi (1998:46) desain kelompok kontrol pretest-postest adalah:
A
O
A
O
X
O O
Setiap kelompok dipilih secara acak (A), dan diberi pretest (O). Selanjutnya, masing-masing kelompok tersebut diberi perlakuan, yaitu: perlakuan X (Pembelajaran matrematika dengan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel),dan kelompok lainnya sebagai kelompok kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan program Microsoft Excel. Setelah selesai proses pembelajaran, masing-masing kelompok diberi postest (O), sehingga diperoleh gain (selisih antara postest dengan pretest) untuk melihat pengaruh penerapan kedua metode pembelajaran tersebut di atas.
B. Populai dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI SMUN 1 Tasikmalaya di kota Tasikmalaya, sedangkan sampel diambil secara acak menurut kelas dari seluruh kelas XI SMUN 1 Tasikmalaya dengan mengambil satu kelas untuk dijadikan kelas eksperimen. Sampel dipilih peserta didik kelas XI berdasar pertimbangan, bahwa mereka dianggap sudah bisa beradaptasi dengan pembelajaran baru yang berbeda dengan pembelajaran konvensional dan tidak mengganggu program sekolah dalam mempersiapkan ujian akhir.
C. Instrumen dan Pengembangannya 1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik Tes kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik terdiri dari 4 (empat) butir soal berbentuk uraian, setelah diujicobakan kepada peserta didik di luar sampel, kemudian dilakukan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya. a.
Analisis validitas Peneliti menganalisis validitas soal dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (Suharsimi, 2002), dengan cara
mengkorelasikan antara skor yang didapat peserta didik pada suatu butir soal dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah: N . ∑ xy − (∑ x )( . ∑ y) rxy = 2 2 2 N . ∑ x − (∑ x ) . N . ∑ y 2 − (∑ y )
(
)(
)
dengan : rxy = koefisien korelasi ∑ x = jumlah nilai variabel x ∑ y = jumlah nilai variabel y ∑ x2 = jumlah kuadrat nilai variabel x ∑ y2 = jumlah kuadrat nilai variabel y N = jumlah subjek Tabel 3.1 Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi 1,00 ≥ r > 0,80 0,80 ≥ r > 0,60 0,60 ≥ r > 0,40 0,40 ≥ r > 0,20 0,20 ≥ r
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Arikunto, 2002) Dengan taraf signifikansi 5%, rhitung dibandingkan dengan rtabel, dengan interpretasi sebagai berikut: rhitung
No
r
Interpretasi r
1 2 3
0,768 0,802 0,680
Tinggi Sangat Tinggi Tinggi
Interpretasi Signifikansi untuk r tabel (0,01) Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan
4
0,826
Sangat Tinggi
Sangat signifikan
b. Analisis Reliabilitas Untuk menghitung Reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan rumus Alpha-Cronbach, sebagai berikut: 2 n ∑ σ i r = 1− σ t2 n − 1
(Sugiono, 2002)
Dengan: n = banyak soal σ i2 = variansi item
σ t2 = variansi total Dari hasil uji coba diperoleh koefisien reliabilitas dengan klasifikasi Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990) dikategorikan sebagai berikut: Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas rp ≤ 0,20 0,20 <rp ≤ 0,40 0,40 <rp ≤ 0,60 0,60 <rp ≤ 0,80 0,80 <rp ≤ 1,00
Klasifikasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Hasil perhitungan reliabilitas instrumen untuk tes kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik didapat 0,80 dengan interpretasi tinggi. c.
Analisis Tingkat Kesukaran Soal dan Daya Pembeda Untuk mengidentifikasi soal-soal mana yang baik dan mana yang kurang baik atau jelek, dilakukan analisis butir soal, sehingga dapat diketahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari masingmasing soal. Penentuan indeks kesukaran ditentukan dengan rumus: B TK = N dengan:
B = jumlah skor yang didapat peserta didik pada butir soal itu N = jumlah skor ideal pada butir soal itu Kriteria interpretasi tingkat kesukaran (Suherman, 1990) sebagai berikut: Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran IK = 0,00 0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK < 1,00 IK = 1,00
Kriteria Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Terlalu Mudah
Hasil perhitungan dan interpretasi yang berkenaan dengan tingkat kesukaran butir soal untuk kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik dalam penelitian ini dinyatakan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Perhitungan dan Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik No. Soal 1 2 3 4
Tingkat Kesukaran (%) 70,00 80,33 14,67 65,00
Interpretasi Sedang Mudah Sukar Sedang
Untuk menghitung daya pembeda menggunakan rumus sebagai berikut:
DP =
S A − SB IA
dengan: DP = daya pembeda soal SA = jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah SB = jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA = jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang diolah
Menurut
Suherman
(1990:
213),
daya
pembeda
(DP)
dikategorikan sebagai berikut: Tabel 3.6 Daya Pembeda Daya Pembeda DP = 0,00 0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00
Kategori Sangat Jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik
Hasil perhitungan dan interpretasi yang berkenaan dengan daya pembeda butir soal untuk kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik dalam penelitian ini dinyatakan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Hasil Perhitungan dan Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik No. Soal 1 2 3 4
Daya Pembeda (%) 46,67 39,33 6,67 70,00
Interpretasi Baik Baik Jelek Baik
Secara lengkap, hasil uji coba perangkat tes tersebut ditampilkan pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil uji Coba Tes Hasil Belajar Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik No
Validitas
1 0,768 2 0,802 3 0,680 4 0,826
Reabilitas
Daya Pembeda (%)
Tinggi 46,67 Sangat 39,33 Tinggi 0,80 Tinggi Tinggi 6,67 Sangat Tinggi
70,00
Tingkat KepuKesukaran tusan (%) Baik 70,00 Sedang Dipakai Baik 80,33 Mudah Dipakai
Jelek 14,67 Baik 65,00
Sangat Dipakai Sukar Sedang Dipakai
2. Angket Penggunaan skala sikap bertujuan untuk mengetahui pendapat peserta didik pada kelas eksperimen setelah memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsof Excel pada pembelajaran matematika. Model skala sikap yang digunakan adalah model skala sikap Likert. Sikap peserta didik yang dilihat adalah sikap peserta didik terhadap pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsof Excel pada pembelajaran matematika, Skala sikap diberikan kepada peserta didik kelompok eksperimen setelah mereka melaksanakan tes akhir (postest). Komponen-komponen pada angket sikap memuat lima pilihan jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral atau tidak bisa menentukan pilihannya (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Setiap pilihan jawaban yang mendukung pernyataan sikap positif diberi skor yaitu: SS=5, S=4, N=3, TS=2 dan STS=1, sedangkan pilihan jawaban yang mendukung pernyataan sikap negatif diberi skor yaitu: SS=1, S=2, N=3, TS=4 dan STS=5. Selanjutnya, angket sikap sebelum digunakan sebagai salah satu instrumen dalam penelitian ini, dilakukan uji coba untuk mengetahui tingkat validitasnya. Validasi juga dilakukan dengan pengujian signifikansi perbedaan mean antara kelompok atas ( x atas ) dan bawah ( x bawah ). Rumus pengujian yang digunakan adalah uji-t: t hitung =
(
xa − xb
)
2
(Subino,1997) Keterangan : = rata-rata kelompok atas = rata-rata kelompok bawah = kelompok atas
(
∑ x a − x a + ∑ xb − x b n × (n − 1)
)
2
= kelompok bawah = banyaknya peserta didik Dengan kriteria pengujian: Jika t hitung ≥ t tabel maka butir pernyataan dapat digunakan atau valid, dan Jika t hitung < t tabel maka butir pernyataan tidak dapat digunakan atau tidak valid. D. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dan teknik pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut: 1. Melaksanakan tes awal. Tes ini meliputi tes kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik. 2. Melaksanakan proses pembelajaran matematika, dimana pendekatan Open-Ended berbatukan Program Microsoft Excel dilaksanakan di kelas eksperimen. 3. Melaksanakan tes akhir. Soal-soal pada tes ini sama dengan soal-soal pada tes awal. Selanjutnya, dihitung gain (selisih antara postest dengan pretest) untuk melihat ada atau tidak adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik. 4. Memberi angket sikap. Angket ini diisi oleh peserta didik kelas eksperimen untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended berbatukan Program Microsoft Excel . 5. Melakukan analisis data dan uji hipotesis. 6. Melakukan pembahasan yang berkaitan dengan analisis data, uji hipotesis dan kajian studi literatur. 7. Menyimpulkan hasil penelitian.
E. Analisis Data 1. Data Hasil Tes
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open-Ended berbatukan Program Microsoft Excel pada kelas eksperimen, maka dilakukan perhitungan gain ternormalisasi. Meltzer (2002) mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut normalized gain (gain ternormalisasi). Gain ternormalisasi (g) diformulasikan dalam rumus sebagai berikut: Gain Ternormalisasi = Kriteria Indeks Gains (g) adalah: Tabel 3.9 Kriteria Indeks Gain Ternormalisasi Indeks Gain g > 0,7 0,3 < g ≤ 0,7 g ≤ 0,3
Kriteria Tinggi Sedang Redah (Hake dalam Guntur, 2004)
Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : ( ) = ( ) H1 : ( > ) ( ) H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang menggunakan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel dengan yang menggunakan pendekatan OpenEnded tanpa bantuan Program Microsoft Excel. H1 : Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang menggunakan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel lebih baik daripada yang menggunakan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan Program Microsoft Excel. Untuk menguji hipotesis digunakan uji perbedaan rata-rata dengan taraf signifikan = 0,05. Langkah-langkah uji perbedaan rata-rata sebagai berikut: a. Menghitung rata-rata
Menghitung rerata skor pretest dan postest (Ruseffendi, 1993) dengan menggunakan rumus: b.
̅=
∑% $&' #$
Menghitung standar deviasi Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi hasil pretest dan postest (Ruseffendi, 1993) adalah sebagai berikut: ( = )∑ +
(#$ #̅ )*
c.
Menguji normalitas data
d.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan untuk mengetahui normalitas suatu data adalah sebagai berikut: H0 : Sebaran data berdistribusi normal H1 : Sebaran data tidak berdistribusi normal Untuk menghitung normalitas suatu data akan dilakukan dengan program SPSS 20 dengan uji Shaphiro-Wilk. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Terima H0 jika P-value ≥ 0,05 dan Tolak H0 jika P-value < 0,05 dengan p-value adalah nilai signifikansi hasil perhitungan (Uyanto,2009). Menguji homogenitas data Pengujian homogenitas varians antara kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok sama ataukah berbeda. Hipotesis yang digunakan untuk menghitung homogenitas suatu data adalah sebagai berikut: H0 : varians kedua kelompok sampel homogen H1 : varians kedua kelompok sampel tidak homogen Untuk mengetahui homogenitas suatu data akan dilakukan dengan program SPSS 20 dengan uji Lavene. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Terima H0 jika P-value ≥ 0,05 dan Tolak H0 jika P-value < 0,05 dengan p-value adalah nilai signifikansi hasil perhitungan (Uyanto,2009).
Apabila sebaran data berdistribusi normal dan varians kedua kelompok sampel homogen, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan uji t. Rumusnya adalah sebagai berikut:
t=
- . ,
Dengan: varians :
(Ruseffendi, 1998)
' ' /0*123 45 65 7 1 3
dk = nx + ny – 2, dan s
2 x− y
=
s x2 ( n x − 1) + s y2 (n y − 1) nx + n y − 2
Keterangan :
̅ = Skor rata-rata peserta didik yang belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel
8- = Skor rata-rata peserta didik yang belajar degan pendekatan OpenEnded tanpa bantuan Program Microsoft Excel
#
= Jumlah peserta didik yang belajar dengan pendekatan Open-Ended
9
= Jumlah peserta didik yang belajar dengan pendekatan Open-Ended
berbantukan Program Microsoft Excel
tanpa bantuan Program Microsoft Excel
(# = Varians dari kelompok eksperimen yang belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel
(9 = Varians dari kelompok kontrol yang belajar dengan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan Program Microsoft Excel Apabila sebaran data berdistribusi tidak normal, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan statistik nonparametrik dengan uji Man-Whitney atau WilCoxon. Apabila sebaran data berdistribusi normal dan varians kedua kelompok sampel tidak homogen, maka menggunakan uji t’ (t aksen). Rumusnya adalah sebagai berikut: t’ =
:'
:*
<* <* /; ' =6; * = %' %*
Kriteria pengujian adalah Terima hipotesis H? jika : −
dengan : G*
A' B' 6 A* B* A' 6 A* G*
w = H' dan w = H* '
*
< DE <
A' B' 6 A* B* A' 6 A*
Sudjana (1996) Keterangan :
I = Skor rata-rata peserta didik yang belajar dengan pendekatan OpenEnded berbantukan Program Microsoft Excel
I = Skor rata-rata peserta didik yang belajar degan pendekatan OpenEnded tanpa bantuan Program Microsoft Excel
= Jumlah peserta didik yang belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel = Jumlah peserta didik yang belajar dengan pendekatan Open(
Ended tanpa bantuan Program Microsoft Excel =
Varians dari kelompok eksperimen yang belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel
( = Varians dari kelompok kontrol yang belajar dengan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan Program Microsoft Excel
Hipotesis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata suatu data adalah sebagai berikut: H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. H1 : Kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Untuk menghitung perbedaan rata-rata suatu data akan dilakukan dengan program SPSS 20 dengan menggunakan uji t, uji Man-Whitney, dan uji t’ (t aksen) tergantung distribusi data dan varians kedua kelompok sampel. Kriterian pengujiannya adalah sebagai berikut: Terima H0 jika P-value ≥ 0,05 dan Tolak H0 jika P-value < 0,05 dengan p-value adalah nilai signifikansi hasil perhitungan (Uyanto, 2009).
2. Data Hasil Non Tes Data hasil skala sikap peserta didik terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Open-Ended berbatukan Program Microsoft Excel dianalisis dengan menggunakan alat ukur yang dinamakan alat ukur sikap dengan Skala Likert.
Untuk mengetahui apakah peserta didik berpendapat positif atau negatif dilakukan perhitungan skor peserta didik dan perhitungan skor netral, yaitu rerata skor dari setiap pertanyaan. Apabila skor peserta didik lebih besar dari skor netral, maka dapat dikatakan peserta didik berpendapat positif terhadap pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbatukan Program Microsoft Excel. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Untuk menjawab permasalahan penelitian yang dikemukakan pada bagian pendahuluan, diperlukan adanya analisis dan interpretasi data hasil penelitian. Data yang dianalisis meliputi data peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik. Berikut ini adalah uraian hasil penelitian dan pembahasannya. 1. Analisis kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik a. Analisis data pretest kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik Data hasil pretest diperoleh melalui tes tertulis berbentuk uraian sebanyak 4 butir soal kemampuan pemecahan masalah matematis dengan skor maksimum 100 dideskripsikan pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Deskripsi Skor Data Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik
Pre. tanpa Prog. ME Pre. dengan Prog. ME Valid N (listwise)
N 40 40
Min. Max. Mean 30,00 65,00 45,6250 30,00 75,00 51,4000
Std. Dev. 7,94109 10,92116
Nilai rata-rata dan standar deviasi untuk data kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik antara yang menggunakan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel dan yang tanpa bantuan Program Microsoft Excel memiliki perbedaan signifikan.
yang
Untuk menguji apakah ada perbedaan dari dua rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, terlebih dahulu data diuji normalitas dan kehomogenannya. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik Asal Kelas Tanpa Prog. ME Pretest.berpikir kreatif Dengan Prog. ME
Statistic ,957 ,971
Shapiro-Wilk df 40 40
Sig. ,129 ,389
Taraf signifikansi α = 0 ,05 semua nilai (JK (L − MNOPQ) > , maka H0 diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa sebaran data
pretest kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik berdistribusi normal. Setelah data pretest diketahui berdistribusi normal selanjutnya diuji kehomogenannya. Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik
Pretest berpikir kreatif
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Levene Statistic 3,928 3,696
df1
df2
Sig.
1 1
78 78
,051 ,058
3,696
1
70,938
,059
3,889
1
78
,052
Taraf signifikansi α = 0 ,05 semua (JK (L − MNOPQ) > , maka H0
diterima. Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa varians kedua kelompok sampel data pretest kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik homogen. Setelah diketahui data pretest berdistribusi normal dan varians kedua kelompok sampel homogen maka untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata selanjutnya dilakukan uji t.
Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Data Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik Levene's Test for Equality of Variances F Sig.
Equal variances Pretes assumed berpikir Equal kreatif variances not assumed
3,928
,051
t-test for Equality of Means
t
-2,705
df
Sig. (2tailed)
Mean Std. Error Difference Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
78
,008
-5,77500
2,13502
-10,02550
-1,52450
-2,705 71,230
,009
-5,77500
2,13502
-10,03187
-1,51813
Dari hasil uji t diperoleh nilai uji statistik t yang didapat
t=
−2,705 dengan derajat kebebasan = n1 + n2 – 2 = 80 – 2 = 78. Nilai p-
values (untuk 2-tailed) = 0,008. Nilai p-value = 0,008 lebih kecil dari = 0,05, sehingga dalam hal ini menunjukkan penolakan H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara peserta didik yang menggunakan pendekatan Open-Ended berbantukan
Program
Microsoft
Excel
dengan
yang
tanpa
menggunakan Program Microsoft Excel pada data pretest kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik. b. Analisis data postest kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik Data hasil postest diperoleh melalui tes tertulis berbentuk uraian sebanyak 4 butir soal kemampuan pemecahan masalah matematis dengan skor maksimum 100 dideskripsikan pada Tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Deskripsi Skor Data Postest Kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik
Pos.Tanpa Prog ME Pos. Dengan Prog ME Valid N (listwise)
N 40 40 40
Min. 55,00 65,00
Max. 100,00 100,00
Mean 75,3750 86,2500
Std. Deviation 8,42672 7,31612
Nilai rata-rata untuk kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik peserta didik yang menggunakan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel dan yang tanpa bantuan Program Microsoft Excel sangat berbeda secara signifikan, begitu juga dengan nilai standar deviasinya. Untuk menguji apakah ada perbedaan dari dua rata-rata antara peserta didik peserta didik yang menggunakan pendekatan OpenEnded berbantukan Program Microsoft Excel dan yang tanpa bantuan Program Microsoft Excel, terlebih dahulu data diuji normalitas dan kehomogenannya. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Postest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik Asal Kelas
Postes.berpikir kreatif
Tanpa prog ME Dengan Prog ME
Shapiro-Wilk Statistic df Sig. ,946 40 ,054 ,945 40 ,052
Taraf signifikansi α = 0 ,05 semua nilai (JK (L − MNOPQ) > , maka H0 diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa sebaran data
postest kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik berdistribusi normal. Setelah data pretest diketahui berdistribusi normal selanjutnya diuji kehomogenannya. Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Postest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik
Postes berpikir kreatif
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Levene Statistic ,018 ,011
df1 1 1
,011 ,012
df2 78 78
Sig. ,893 ,917
1
73,233
,917
1
78
,914
Taraf signifikansi α = 0 ,05 semua (JK (L − MNOPQ) > , maka H0
diterima. Jadi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa varians kedua
kelompok sampel data postes kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik homogen. Setelah diketahui data postest berdistribusi normal dan varians kedua kelompok sampel homogen maka dilanjutkan dengan uji t. Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik Levene's Test for Equality of Variances F Sig.
Postest berpikir kreatif
Equal variances assumed Equal variances not assumed
,018
,893
t-test for Equality of Means
t
-6,163
df
Sig. (2tailed)
Mean Std. Error Difference Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
78
,000 -10,87500
1,76448 -14,38781
-7,36219
-6,163 76,492
,000 -10,87500
1,76448 -14,38890
-7,36110
Dari hasil uji t diperoleh nilai uji statistik t yang didapat
t=
−6,163 dengan derajat kebebasan = n1 + n2 – 2 = 80 – 2 = 78. Nilai p-
values (untuk 2-tailed) = 0,000. Karena yang dilakukan uji hipotesis satu sisi (one tailed test), maka nilai
p-value harus dibagi dua
= 0,000. Nilai p-value = 0,000 untuk uji satu sisi lebih kecil dari
?,???
=
0,05, sehingga dalam hal ini menunjukkan penolakan H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa postest kemampuan berpikir kreatif matematik peserta
didik
yang
menggunakan
pendekatan
Open-Ended
berbantukan Program Microsoft Excel lebih baik daripada yang tanpa bantuan Program Microsoft Excel. c. Analisis data gain ternormalisasi Untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan OpenEnded berbantukan Program Microsoft Excel dan yang tanpa bantuan Program Microsoft Excel adalah dengan menghitung gain kedua kelas
dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi. Hasil perhitungan gain ternormalisasi disajikan pada Tabel 4.9 berikut. Tabel 4.9 Deskrifsi Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik N Gain tanpa Prog. ME Gain dengan Prog. ME Valid N (listwise)
Min 40 40 40
,20 ,20
Max
Mean
1,00 1,00
,5372 ,6970
Std. Deviation ,16327 ,19117
Nilai rata-rata dan standar deviasi untuk kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik antara yang menggunakan pendekatan OpenEnded berbantukan Program Microsoft Excel dan tanpa bantuan Program Microsoft Excel berbeda secara signifikan Untuk menguji apakah ada perbedaan dari dua rata-rata antara yang menggunakan
pendekatan
Open-Ended
berbantukan
Program
Microsoft Excel dan tanpa bantuan Program Microsoft Excel, terlebih dahulu data diuji normalitas dan kehomogenannya. Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Gain Ternormalisasi Kemampuan Berpikir kreatif Matematik Peserta Didik Asal Kelas Gain berpikir kraetif
Tanpa prog. ME Dengan prog. ME
Statistic ,975 ,898
Shapiro-Wilk df 40 40
Sig. ,515 ,002
Taraf signifikansi α = 0 ,05 nilai (JK (L − MNOPQ) < , maka H0
ditolak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa sebaran data gain ternormalisasi untuk kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik tidak berdistribusi normal. Setelah diketahui data gain ternormalisasi tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji nonparametrik dalam hal ini menggunakan uji Mann-Whitney (Mann–Whitney Test). Tabel 4.11 Uji Perbedaan Rata-rata Data Gain Ternormalisasi
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik Gain.Pemec Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
360,000 1180,000 -4,238 ,000
Dari hasil uji satu sampel dengan menggunakan uji Mann-Whitney (Mann–Whitney Test) untuk data gain ternormalisasi kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik diperoleh
nilai
p-values
(untuk 2-tailed) = 0,000. Karena yang dilakukan uji hipotesis satu sisi (one tailed test), maka nilai p-value harus dibagi dua Nilai p-value 0,00 lebih kecil dari
?,???
= 0,000.
= 0,05 sehingga dalam hal ini
menunjukkan penolakan H0. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang menggunakan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel lebih baik daripada peserta didik yang menggunakan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan Program Microsoft Excel.
2. Analisis Sikap Peserta Didik Skala sikap diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap model pembelajaran yang dieksperimenkan. Untuk melihat sikap siswa tersebut dilakukan dengan memberikan skala sikap yang harus dijawab oleh peserta didik. Skala sikap tersebut yang terdiri dari 10 pertanyaan hanya diberikan kepada peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel yang terdiri dari 40 peserta didik. Sikap peserta didik yang dianalisis yaitu sikap peserta didik terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended berbantukan Program Microsoft Excel. Sikap peserta didik terhadap pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel yang dianalisis
adalah rasa senang atau kesukaan siswa belajar matematika. Nomor pernyataan yang menunjukkan rasa senang atau kesukaan didik
belajar
matematika
dengan
pendekatan
peserta
Open-Ended
berbantukan Program Microsoft Excel terdiri dari 10 pernyataan. Secara keseluruhan sikap peserta didik terhadap pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel menunjukkan sikap yang positif, hal ini ditunjukkan oleh hasil penyebaran skala sikap yang dapat dilihat dalam lampiran. Berdasarkan data hasil skor sikap peserta didik skor rata-rata sikap
peserta didik lebih besar dari skor netral, yaitu 3,9 > 3,0. Hal ini
menunjukkan bahwa sikap peserta didik terhadap pembelajaran
dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel adalah positif. Pada Tabel 4.12 berikut akan terlihat sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel. Tabel 4.12 Rekapitulasi Sikap Peserta Didik terhadap Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended Berbantukan Program Microsoft Excel
Nomor 1
Sifat +
2
+
3
+
4
+
5
+
Pernyataan Uraian Merasa senang belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel Langkah-langkah pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel membantu dalam belajar matematika Pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel mempercepat pemahaman terhadap matematika Cara belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel lebih rileks dibanding cara belajar sebelumnya Belajar diawali dengan memahami konsep sangat menyenangkan
RataRata 4,025
3,675
4,000
3,900
3,975
6
-
7
-
8
-
9
-
10
-
Langkah-langkah pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel sangat membingungkan Belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel tidak membantu Belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel membosankan Tidak senang terhadap pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel Lebih senang belajar matematika tanpa memahami konsep terlebih dahulu
3,800
3,775
4,000
3,925 3,700
Dari jawaban peserta didik diperoleh bahwa sebanyak 32 peserta didik (80%) dari 40 peserta didik mengungkapkan bahwa senang belajar dengan dan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel hanya 1 orang peserta didik (2,5%) dari 40 peserta didik yang menyatakan belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel membosankan. Dari tingkat penyebaran skor rerata sikap peserta didik, diperoleh kesimpulan bahwa sikap peserta didik yang belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel berada di atas 3.00.
Hal ini berarti bahwa peserta didik yang belajar dengan
pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel dapat dikatakan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
B. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian berikut adalah berdasarkan analisis data dan temuan-temuan di lapangan.
Selanjutnya untuk memberikan
kontribusi ke arah perbaikan jika menerapkan model pembelajaran ini di sekolah, maka perlu dikemukakan hal-hal positif yang menunjang keberhasilan dan hambatan-hambatan yang ditemukan pada eksperimen tentang pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan
Program Microsoft Excel, selengkapnya diuraikan dalam pembahasan berikut ini.
1. Profil Aktivitas dan Kinerja Peserta Didik Berdasarkan
pengamatan
selama
peroses
pembelajaran
berlangsung pada kelas eksperimen, umumnya mencerminkan aktivitas sesuai dengan yang diharapkan. Peserta didik yang belajar dengan pendekatan
Open-Ended
berbantukan
Program
Microsoft
Excel,
aktivitasnya lebih baik dibanding dengan aktivitas peserta didik dengan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan Program Microsoft Excel. Selain itu peserta didik yang belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel juga tampak keaktifannya lebih baik dibanding dengan siswa yang belajar dengan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan Program Microsoft Excel.
2. Metode Pembelajaran Sebagaimana pada uraian sebelumnya bahwa dalam penelitian ini digunakan dua metode pembelajaran yaitu pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel di kelas eksperimen dan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan Program Microsoft Excel di kelas kontrol untuk melihat pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan berpikir kretif matematik peserta didik. Berdasarkan hasil analisis secara statistik terhadap kedua rerata di atas sebagaiman pada uraian sebelumnya, melalui uji statistik yaitu uji t’ (uji t aksen) dan uji Mann-Whitney, diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel dengan peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan Program Microsoft Excel, tetapi peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang memperoleh
pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel lebih baik daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan Program Microsoft Excel.
3. Kemampuan Awal Peserta Didik Adanya perbedaan kemampuan awal peserta didik, bukan berarti adanya perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran. Atau dengan kata lain, semua peserta didik tanpa membedakan kemampuan awalnya (pandai, sedang dan rendah) memperoleh perlakuan pembelajaran yang sama, karena bahan ajar yang dirancang adalah sama untuk semua peserta didik. Berdasarkan hasil analisis secara statistik pada uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal peserta didik pada kemampuan berpikir kreatif matematik yang belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel secara signifikan lebih baik dibanding dengan kemampuan awal peserta didik yang belajar dengan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan Program Microsoft Excel.
4. Kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik Tujuan dari penelitian ini sebagaimana pada uraian sebelumnya adalah melihat pengaruh penerapan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik. Walaupun ditemukan tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik, tetapi jika kita perhatikan rerata kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik terdapat pencapaian nilai yang lebih baik dari nilai sebelumnya. Untuk kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik dengan pendekatan Open-Ended
berbantukan Program Microsoft Excel juga memperoleh pencapaian nilai yang lebih baik dari nilai asal.
5. Sikap peserta didik terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Berbantukan Program Microsoft Excel Berdasarkan hasil analisis secara kuantitatif di atas, diperoleh suatu kesimpulan bahwa pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik. Namun, untuk mengetahui apa-apa yang tidak terungkap melalui data secara kuantitatif, perlu dilakukan telaah pada data secara kualitatif. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Ruseffendi (1998: 58) bahwa penelitian kualitatif itu perlu dilakukan untuk mengungkapkan yang oleh peneliti secara kuantitatif belum terungkapkan. Untuk itu, hal yang perlu dikaji dan ditelaah lebih lanjut adalah mengenai sikap peserta didik terhadap matematika melalui angket sikap. Dalam penelitian ini angket sikap yang digunakan adalah angket sikap skala Likert. Dari tingkat penyebaran skor rerata sikap peserta didik, diperoleh kesimpulan bahwa sikap peserta didik yang belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel semua aspek sikap berada di atas 3.00. Hal ini berarti bahwa peserta didik yang belajar dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel dapat dikatakan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. Hasil di atas cukup jelas memberikan informasi bagi kita bahwa belajar matematika dengan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel ternyata memberi pengaruh yang cukup positif dalam diri peserta didik. Hal ini menurut peneliti akan berdampak pada peningkatan motivasi dan minat dalam belajar matematika yang pada akhirnya akan mempengaruhi dan sekaligus meningkatkan hasil belajar peserta didikk dalam matematika.
Berdasarkan hasil analisis data secara statistik dapat disimpulkan bahwa pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel secara efektif meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik, serta menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap matematika. Jika dalam proses pembelajaran matematika diterapkan pendekatan Open-Ended berbantukan Program Microsoft Excel secara konsisten dan kesungguhan dari guru sebagai aktor atau agen pembelajaran di dalam kelas, maka akan diperoleh suatu keyakinan bahwa hal ini dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika yang berdampak pada peningkatan hasil belajar matematika peserta didik. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV dan temuan selama pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulankesimpulan tersebut adalah: 1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel dan peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan OpenEnded tanpa bantuan program Microsoft Excel. Hal ini terlihat dari skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik di kedua kelas yang keduanya berada dalam kualifikasi sedang. 2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel lebih baik daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended tanpa bantuan
Program Microsoft Excel. Hal ini terlihat dari skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik di kedua kelas, walaupun keduanya dalam kualifikasi sedang. 3. Sikap peserta didik terhadap
pembelajaran yang meliputi sikap peserta
didik terhadap pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel adalah positif. B. Saran Beberapa saran atau rekomendasi yang dapat dikemukakan: 1. Pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel hendaknya menjadi salah satu alternatif pembelajaran di kelas dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik. 2. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik ini menurut tingkat kecerdasan peserta didik (tinggi, sedang, dan rendah). 3. Selain kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang penulis teliti, disarankan untuk penelitian selanjutnya meneliti kemampuan lain seperti
kemampuan
pemahaman,
kemampuan
pemecahan
masalah,
kemampuan penalaran, kemampuan komunikasi dan kemampuan koneksi dengan menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended berbantukan program Microsoft Excel.