-
LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
Strategi Pembelajaran Nilai-Nilai Kebangsaan Dengan Model Insert Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar Kota Padang - Sumatera Barat
Oleh:
'
-
#m
?((L[((P~PPL~STBKAAYUIIV.HEI;ERI Pkqk'' Pltf RtlAA T6L -I Is bpril WS, NIDN 0020076109 S U M E E R ~ R A R S ~ : . . -~ ~ ~Junaidi Indrawadi, S.Pd, M.p F1 -NIDN 000106751 1 I'!BLRGI .' 6G(ildl&i4 -r., ill [?\2,iIf,\!t#i!$IS -- - -. Proc Dr. m a r *nanda, M
i
k ::w4bQl DIBIAYAI OLEH: DIPA UNIVERSITAS NEGERI PADANG SESUAI DENGAN SURAT PENUGASAN PELAKSANAAN PENELITIAN DESENTRALISASI HIBAH BERSAING T.4 2012 NOMOR: 090/UN35.2/PG12012 TANGGAL 29 FEBRUARI 2012
UNI'v'ERSiTAS NEGERI PADANG DESEMBER 2012
-'
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HIBAH BERSAING 1.
Judul Penelitian
: Strategi Pembelajaran Nilai-Nilai
Kebangsaan Dengan Model Insert Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar Kota Padang-Sumatera Barat Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIP d. Jabatan Fungsional e. Jabatan Struktural f. Bidang Keahlian g. Fakultas/Jurusan h. Perguruan Tinggi i. Tim Peneliti Nama Lengkap Bidang Keahlian Fakultas /Jurusan Perguruan Tinggi
Prof. Dr. Azwar Ananda, MA Laki-Laki 19610720 198602 1001 Guru Besar Strategi Pembelajaran PKn Ilmu Sosial/Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang Junaidi Indrawadi, S.Pd., M.Pd PPKn & IPS Ilmu Sosial/Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang
3. Pendanaan dan Jangka Waktu Penelitian a. b. c. d.
Jangka Waktu penelitian yang diusulkan Biaya Total yang diusulkan Biaya yang disetujui tahun I (2012) Biaya yang disetujui tahun I1 (20 13)
Mengetahui
f7 A
'i > .,:-'
/(;;p!::-.
,
: 2 tahun : Rp. 100.000.000,: Rp. 36.000.000,: -
.'-,
/"<->->..
f . Dr. Azwar Ananda, MA NIP. 19610720 198602 1 001
..
- - -..' 'Menyetujui: Ketu"6 Kenibaga Penelitian Universitas Negeri Padang -
-;,.
.~
-'
! :
;
'e?.
D5,Alwen Bentri, M.Pd. h . 1 ~ ~ 1 - 9 6 1 0 7198602 2 2 1 002 ','.?ca,o,,i
i
RTNGKASAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan ka-jian mendalam untuk menemukan model strategi pembelajaran nilai-nilai kebangsaan guna mendidikan murid Sekolah Dasar memiliki nilai-nilai kebangsaan. Penelitian ini dirancang untuk dua tahun, Pada tahun pertama ini penelitian bertujuan: Pertama, untuk melakukan pemetaan kondisi pendidikan nilai kebangsaan yang ada di sekolah dasar Kota Padang saat ini; K e d t ~ a ,berdasarkan hasil pemetaan dan need assessment maka dirancang suatu model yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran nilai-nilai kebangsaan khususnya melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan
terhadap
pengembangan teori dan praktik pembelajaran, khususnya pembelajaran nilai-nilai kebangsaan. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif penanaman nilai-nilai karakter kebangsaan bagi siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan dengan mempedomani langkah-langkah metode penelitian dan pengembangan (R & D). Penelitian diawali dengan merumuskan masalah
dengan
melihat
kondisi
pendidikan
nilai
kebangsaan
melalui
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berlangsung saat ini di Sekolah Dasar. Dilanjutkan dengan need assessment, mengumpulkan dan menganalisis data empiris, disain model, FGD, revisi model dan validasi model. Kemudian pada tahun ke dua akan dilakukan ujicoba model. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Guru dalam proses pembela-jaran be!urn ada atau b d u m iiielaksanakan pendidikan; pcmbinaan nilai-nilai karkter
kebangsaan secara eksplisit. 2) Pola pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) oleh guru masih menekankan pada aspek kognitif dan belum member perhatian terhadap aspek afektif dan psychomotor secara seimbang. 3) Pola pembelajaran yang masih menakankan pada aspek kognitif tersebut umumnya berorientasi pada aspek kognitif
tingkat rendah yaitu bersifat ingatan atau
recalling.
Model insert adalah salah satu model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang sederhana dan praktis dan bisa dilaksanakan oleh guru karena model ini tidak mengubah pola pembelajaran guru tetap model ini hanya menginsertkan pembinanaan nilai-nilai kebangsaan pada pembelajaran PKn.
15 menit terakhir pada setiap
EXECUTIVE SUMMARY
This research is aimed to find teaching model and teaching strategy on how to teach the Indonesian national values for primary students. The research was developed for two years. In the first year, the research is aimed to find and make the mapping how teaching model and teaching strategy used by teachers in teaching the Indonesian national values in primary schools. In the second years, based on the data in the first year, this research will develop the new model that appropriate a model for teaching the Indonesian national values in primary schools. This research can give significant contribution for developing the theories and practices in teaching-learning
process especially in civic education. The
primary teachers can use this new model of teaching as one alternative in order to cultivate the the Indonesian national values. The research was conducted based on research and development (R&D) techniques. This study was started by finding the problem through observation on how teaching model used by teachers in primary schools. The next step is conducted the needs assessment, collecting data and analyzed them, to design the model, conducted focus group discussion, revise model and validate the model. In the second years of this research, researchers plan to try out this model by doing experiment in several primary schools the city Padang-West Sumatera. The results of this research are: I ) . In teaching-learning process in civic education, the primary teachers were not yet do or develop the Indonesian national values.2). I h e pattern of civic educat~onteaching-learning process still stress on
knowledge domain and no give attention to affective and psychomotor domain. 3). Knowledge domain that still stress on low lower order thinking or on remembering and recalling. The Insert Model of Teaching is a model that can be used to teach the Indonesian national values because this model is simple can be practiced by teachers in primary schools. This model also can not try to change the daily teachers teaching styles but only to insert how develop the Indonesian national values in 15 minutes or 20 minutes before teaching-learning process closed.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan muncul berbagai persoalaan kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini, khususnya terkait penanaman nilai-nilai karakter kebangsaan. Hal ini ditandai dengan makin memudarnya rasa nasionalisme dan muncul beberapa perilaku yang cenderung negatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai dengan tidak ada lagi sopan santun, brutal, anarkhis, memaksakan kehendak, dan menyelesaikan masalah tanpa melalui prosedur hukum. Penelitian ini dirancang untuk dua tahun, Pada tahun pertama ini penelitian bertujuan: Pertama, untuk melakukan pemetaan kondisi pendidikan nilai kebangsaan yang ada di sekolah dasar Kota Padang saat ini; Kedua, berdasarkan hasil pemetaan dan need assessment maka dirancang suatu model yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran nilai-nilai kebangsaan khususnya melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Penelitian ini dilakukan dengan mempedomani langkah-langkah metode penelitian dan pengembangan (R & D). Penelitian diawali dengan merumuskan masalah dengan melihat kondisi pendidikan nilai kebangsaan melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berlangsung saat ini di Sekolah Dasar. Dilanjutkan dengan need assessment, mengumpulkan dan menganalisis data empiris, disain model, FGD, revisi model dan validasi model. Kemudian pada tahun ke dua akan dilakukan ujicoba model. Hasil penelitian tahun pertama ini menunjukan bahwa: 1) Guru dalam proses pembelajaran belum ada atau belum melaksanakan pendidikanl pembinaan nilai-nilai karkter kebangsaan secara eksplisit. 2) Pola pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) oleh guru masill menekankan pada aspek kognitif dan belum member perhatian terhadap aspek afektif dan psychomotor secara seimbang. 3) Pola pembelajaran yang masih menakankan pada aspek kognitif tersebut umumnya berorientasi pada aspek kognitif tingkat rendah yaitu bersifat ingatan atau recalling. Pada tahun pertama ini, juga telah lahir suatu model yang diberi nama model insert sebagai salah satu model pembelajaran nilai-nilai karakter kebangsaan yang sederhana dan praktis dan bisa dilaksanakan oleh guru.
PENGANTAR Kegiatan penelitian dapat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan serta terapannya. Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajarnya, baik yang secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain yang relevan atau bekerja sama dengan instansi terkait. Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang telah memfasilitasi peneliti untuk melaksanakan penelitian dengan judul Strategi Pernbelajaran Nilai-Nilai Kebangsaan Dengan Model Insert Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar Kota Padang-Sumatera Barat sesuai dengan Surat Penugasan Pelaksanaan Penelitian Desentralisasi Hibah Bersaing Tahun Anggaran 20 12 Nomor: 090/UN35.2/PG/2012 Tanggal 29 Februari 201 2. Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang telah dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya penting dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan memberikan masukan bagi instansi terkait dalam rangka penyusunan kebijakan pembangunan. Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pembahas usul dan laporan penelitian, serta telah diseminarkan ditingkat nasional. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pada umumnya, dan peningkatan mutu staf akademik Universitas Negeri Padang. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus, kami menyampaikan terima kasih kepada Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Dikti Kemendiknas yang telah memberikan dana untuk pelaksanaan penelitian tahun 2012. Kami yakin tanpa dedikasi dan kerjasama yang baik dari DP2M, penelitian ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Semoga ha1 yang demikian akan lebih baik lagi di masa yang akan datang. Terima kasih.
/,'
dP-ad&-ng, Desember 2012 ,,-" Ketua Lembaga Penelitian d n i v e r s i t a s Negeri Padang, L \ \ ,,Dr. A l a n Bentri, M.Pd. -:, N ~ P 1961 . 0722 198602 1 002
DAFTAR IS1 halaman
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................
I
..
RINGKASAN PENELITIAN ..........................................................
11
EXECUTIVE SUMMARY ............................................................
iv
ABSTRAK .................................................................................
vi
PENGANTAR .............................................................................
vii
DAFTAR IS1 ..............................................................................
Vlll
...
DAFTAR TABEL ........................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................
X
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................
B. Masalah Penelitian .................................................. C. Luaran Penelitian ....................................................
BAB I1
KAJIAN TEORITIS .......................................................
BAB I11
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ...................................................
B. Manfaat Penelitian .................................................. BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN .........................................
BAB V
HASIL PENEL1TI.m DAN PEMBAHASAN
A. Pola Pembelajaran Nilai-nilai Kebangsaan Pada Mata Pelajaran PKn di Sekolah Dasar Kota Padang .................. B. Rancangan Model Insert dalam Pembelajaran Nilai-nilai Kebangsaan di Sekolah Dasar Kota Padang ...........................
BAB VI
PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................
B. Saran .................................................................. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................
4I
LAMPIRAN ..............................................................................
43
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 . Perbandingan antara Aspek Kognitif dan Afektif .................... 8
2 . Tabel 2 . Jumlah Sekolah Dasar di Kota Padang ............................... 17 3 . Tabel 3 . Lokasi Penelitian yang Dipilih ........................................ 18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Izin Penelitian
Lampiran I1
: Curriculum Vitae Peneliti
BAR I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia pada dekade terakhir adalah masalah bagaimana menanamkan (mengenkulturasikan) nilai-nilai kebangsaan terhadap segenap elemen bangsa pada umumnya dan terhadap peserta didik pada khususunya. Nilai-nilai kebangsaan adalah nilai-nilai yang menjadi perekat kemajemukan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia menjadi bangsa yang tergabung dalam Negara Kssatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini sangat dirasakan setelah berjalanya orde reformasi sejak tahun 1998, maka dirasakan semakin suramnya kesadaran berbangsa yang dimiliki oleh anak bangsa Indonesia yang ditandai dengan tidak ada lagi sopan santun, brutal, anarkhis, memaksakan kehendak, menyelesaikan masalah tanpa melalui prosedur hukum. Salah sat11 obat yang ditawarkan adalah memikirkan kembali bagaimana mendidik anak-anak bangsa dengan nilai-nilai kebangsaan sehingga kita bangsa Indonesia kembali bisa hidup damai, saling menghargai, sopan, tidak main hakim sendiri sehingga kita bisa merasakan kembali bagaimana hidup ditengah masyarakat dengan aman. damai dan sejahtera di tengah-tengah masyarakat yang serba majemuk. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia telah menetapkan empat pilar kehidupan berbangsa Indonesia, yaitu Pancasaila, UUD45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. NKRI yang diproklamirkan oleh fourzding father pada tanggal 17 agustus 1945 adalah merupakan wadahllembaga untuk hidup bagi
bangsa Indonesia. Dasar wadah tersebut adalah Filosofi Negara Pancasila. Kehidupan yang harus terjamin didalam wadah itu adalah Bhineka Tunggal Ika. Agar tidak terjadi kekacauan didalam wadah itu maka disepakatilah aturan yang berlaku yaitu UUD45. Namun demikian yang kita lihat dan kita amati sehari-hari adalah kejadian dan persitiwa yang tidak sesuai dengan pesan dari empat pilar kehidupan tersebut. Eanyak terjadi anarkhisme, brutalisme, korupsi, berbicara tidak lagi menurut tatakrama, dan lain-lain. Kerisauan ini agaknya bisa kita obati melalui pendidikan yang baik, khususnya dengan memperbaiki proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah pendidikan yang bertiijuan mendidik warganegara yang baik. Warga negara yang baik adalah warga yang memiliki nilai-nilai kebangsaan seperti cinta tanah air, toleransi, saling menghoranti perbedaan, patriotism, demokratis, memeyelesaikan masalah dengan damai dan bersedia bekorban untuk bangsa dan negaranya. Nilai-nilai ini sudah hampir tidak lagi mendapat perhatian ditengah-tengah gemerlapnya eforia reformasi. Pada ha1 ini nilai-nilai adalah sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan Indonesia. Praktek PKn selama ini ditandai oleh terlalu menekankan terhadap aspek intelektual (kognitif) ketimbang membina nilai-nilai dalam diri siswa (aspek afektif dan psychomotor).. Pembinaan nilai-nilai dalam diri peserta didik harus ..
dimulai sedini mingkin dan berlangsung terus menerus. Oleh sebab itu penelitian ini sangat urgen untuk dilakukan guna memberi wawasan dan keterampilan pada
.
guru-guru sekolah dasar dalam pembelajaran PKn yang bernuansa pendidikan karakter kebangsaan
B. Masalah Penelitian Secara umum pernlasalahan penelitian adalah mengkaji model dan strategi pembelajaran
PKn disekolah dasar sehingga didapat peta pola strategi
pembelajaran PKn di SD. Kemudian penelitan ini akan mencari model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang tepat dan praktikal serta melakukan uji coba terbatas terhadap model tersebut. Secara spesifik permasalahan penelitian itu dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pola pembelajaran nilai-nilai kebangsaan pada mata pelajaran PKn di SD? 2. Bagaimanakah model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang praktikal dan bisa dilaksakan oleh guru-guru SD?
3. Bagaimanakah hasil uji coba model pemebalajaran nilai-nilai kebangsaanyang praktikal dan bisa dilaksanakan guru SD ?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: 1. Pola pembelajaran nilai-nilai kebangsaan pada mata pelajaran PKn di SD?
2. Mencari model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang praktikal dan bisa dilaksakan oleh guru-guru SD? .
3. Melakukan uji coba model pemebalajaran nilai-nilai kebangsaanyang praktikal dan bisa dilaksanakan guru SD ?
D. Luaran Penelitian Luaran (hasil) dari penelitian diharapkan adalah: 1. Luaran yang bersifat teoritis dari penelitian ini adalah deskripsi kualitatifpola pembelajaran nilai-niloai kebangsaaan dalam mata pelajaran Pkn di sekilah dasar kelas tinggi. Dengan demikian pemerhati pendidikan nilai-nilai kebangsaan bisa memahami bagaimana startegi pembelajaran nnilainilai kebangsaan. 2. Luaran yang bersifat praktis dari penelitian
adalah berupa
Model
Pembelajaran nilai-nilai kebangsaasaan yang dinarnakan model insert dalam pembelajaran nilai-nila kebangsaan.
BAB I1 KAJIAN TEORITIS
A. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran, danlatau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU. No.20/2003). Pendidikan pada hakekatnya adalah memanusiakan manusia (civilized human being). Memanusiakan manusia berarti membudayakan (civilized) manusia sesuai dengan nilai-nilai peradaban baik yang bersifat universal maupun lokal. Oleh sebab itu pendidikan sangat berkait dengan kebudayaan. Bahkan banyak para ahli yang berpendapat bahwa pendidikan adalah proses peyampaian kebudayaan dari satu generasi berikutnya (transmission of culture). Kebudayaan itu termasuk didalamnya keterampilan, pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai serta pola-pola tingkah laku (Manan,1988:7). Oleh sebab itu dapat dikatakan isi dari pendidikan adalah penyampaian kebudayaan. Salah satu unsur dari kebudayaan manusia adalah nilai-nilai, ide-ide dan norma-norma dimana nilai-nilai, ide-ide atau norma-norma itu hidup didalam suatu masyarakat. Berbicara msngenai nilai ada dua jenis nilai yaitu nilai inti
(solid core values) dan nilai-nilai baru (emergent values). Kedua jenis nilai ini selalu ada dalam setiap masyarakat sebab nilai-nilai itu bersifat dinamis dan selalu berkembang. Perkembangan itu terjadi akibat inovasi atau temuan baru atau mungkin juga akibat pertemuan antara satu nilai dengan nilai lain dari masyarakat yang berbeda. Amarika Serikat, sebagai contoh, memiliki nilai-nilai inti antara lain
1). Moralitas
Individualisme;4).
yang
bersifat
Orientasi
Puritan; 2).
keberhasilan
Etika
kerja; 3).
sukes
(achievement
orientation);
5).
Berorientasi ke masa depan. Sedangkan nilai-nilai yang baru muncul adalah : 1).
Mementingkan
kebersamaan;
2).
Moralitas
yang
relatic
3).
Mempertimbangkan orang lain; 4). Mengutamakan kesenangan fisik dan berosientasi
pada
masa
sekarang; 5). Konformitas
terhadap
kelompok
(Manan, 1988:24). Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan, nilai-nilai, ide-ide atau norma norma yang selalu hidup dan dihormati oleh setiap anggota masyarakat. Jadi pendidikan adalah proses penyampaian kebudayaan, maka kebudayaan yang disampaikan adalah kebudayaan yang hidup dimana pendidikan itu dilaksanakan. Hal ini ditujukan agar anak didik tidak tercabut dari akar budayanya sendiri. Dalam ha1 itu tentu saja tidak terlepas dari nilai-nilai yang berlaku secara universal atau nilai-nilai yang telah diakui oleh bangsa-bangsa yang baradab. Penelitian ini
akan mengkaji
nilai-nilai moral dan etika dari perspektif
pendidikan, agar kita bisa mengerti bahwa moral dan etika (aspek afektif) adalah sangat penting diperhatikan dalam memanusiakan manusia dalam pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Salah satu mata pelajaran yang diwajibkan di sekolah-sekolah di Indonesia
adalah Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Mata pelajaran Pkn dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta peningkatan kualitasdirinya sebagai manusid kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak azazi manusia, kemajemukan bangsa, pelestraian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, sikap perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme (Permendiknas No.2212006). Selanjutnya diuraikan bahwa mata pelajarn Pkn adalah mata pelajaran yang menfokuskanpada pembentukan warganegara
yang
memahami
dan
mampu
melaksanakan
hak-hak
dan
kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatka oleh Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas No.2212006). Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa mata pelajaran PKn memuat aspek Kognitif, Affektif dan Psychomotor sekaligus. Selama ini pembelajaran PKn hanya terfokus pada aspek kognitif saja, sedangkan aspek afektif dan psychomotor kurang mendapat perhatian. Oleh sebab itu pembelajaran Pkn masa depan harus memperhatikan ketiga aspek (kognitif, affektif dan psychomotor) secara seimbang dan selaras.
B. Mengenal Aspek Afektif Bloom (1956) dalam bukunya "Taxonomy of educational objectives" dan Actions (keterampilan). Kemudian Bloom (1956 : 7) menegaskan bahwa affektif adalah : Objectives which emphasize a feeling tone, an emotion, or a degree of acceptance or rejection. Affective objectives vary from simple attention to selected phenomena to complex but internally consistent qualities of character and consciences. We found a large number of such objectives in the literature expressed as interests, attitudes, value, emotional sets or biases. Terlihat bagi kita bahwa aspek afektif adalah aspek yang menyangkut emosi, rasa, sikap atau aspek internal terdalam dari diri manusia yang meliputi rasa, cipta dan karsa. Aspek terdalam inilah yang menjadi objek binaan proses pembelajaran Pkn. Kalau kita bandingkan dengan aspek kognitif, Bloom juga menguraikan herarki dari aspek ini. Mari kita lihat perbandingannya pada table No. 1 berikut ini.
Perbandingan antara Aspek Kognitif dan Afektif.
I
No.
I
Cogtinitives Outcomes
I
Affectives Outcomes
I
1
Knowledges
Receiving
2
Comprehension
Responding
3 4
Valuing
Application
1 Analysis 1
/
I
5
Synthesis
6
1 Evaluation
I Organization I
Characterization by a value or value complex
I
Note : Diadaptasi dari Bloom (1956); Buku 11: hal. 35
I
Jadi aspek efektif juga mempunyai herarki dari yang paling sederhana ke yang sangat komplek. Pengajaran aspek kognitif agar menyentuh level analisa atau sistensa tentu berbeda dengan yang hanya menyentuh level pengetahuan. Demikian juga kalau ingin terjadi perobahan yang permanen terhadap aspek afektif maka pengajarannya harus direkonstruksi sedemikian rupa agar menyentuh level pembentukan karakter pada aspek afektif. Aspek
afektif dalam istilah sehari-hari mungkin lebih dikenal dengan
muatan (konten) seperti moral, etika dan nilai-nilai lainnya. Oleh sebab itu kalangan akademisi lebih familiar dengan istilah moral dan etika jika dibandingkan dengan istilah afektif. Tulisan ini akan memakai kedua tersebut dalam makalah ini.
C. Perkembangan Aspek Afektif (Moral dan Etika) Sebagaimana diketahui Kohlberg (Bertens, 1997) menguraikan enam tahap perkembangan aspek atau moral dan etika. Keenam tahap ini didahului oleh fase pramoral dari umur 0-6 tahun. Pada usia ini anak belum bisa inempertimbangkan baik atau buruk, boleh-atau tidak boleh atau patut-tidak patut atas perbuatannya. Walaupun demikian pendidik tetap berkewajiban menanamkan nilai-nilai moral dan etika sejak dini terhadap anak-anak melalui contoh teladan, mempelajari halha1 yang baik melalui cerita dan media lainnya. Hal ini ditujukan agar anak secara dini mengenal norma, nilai moral dan etika yang kelak bergilna dalam hidup dan kehidupannya.
Kemudian keenam fase perkembangan moral dan etika ialah :
I. Tingkat Prakonvesional(7-9 tahun). Tingkat ini dibagi dua yaitu : a. Orientasi hukuman dan kepatuhan. Anak mendasarkan perbuatannya atas otoritas kongkret (orangtua, guru) dan atas hukuman yang akan menyusul bila tidak patuh. b. Orientasi ralativis instrumental. Perbuatan adalah baik, jika instrument dapat mernenuhi kebutuhan sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan orang lain. 11. Tingkat Konvensional (10-13 tahun). Tingkat ini dibagi dua yaitu :
a. Penyesuaian dengan kelompok. Pada periode ini anal< mulai belajar menjadi anak manis dengan mengarahkan diri pada keinginan orang sekelilingnya b. Orientasi hukum dan ketertiban (Law and order) Penyesuaian berkembang pada kelompok abstrak seperti negara, suku bangsa dan agama. 111. Tingkat Pascakonvensional (14 tahun keatas)
a. Orientasi Kontrak sosial Legalitas. Pada tahap ini manusia sudah mencapai consensus, perjanjian dan sudah mampu rnembentuk hukum untuk kehidupan sosialnya. b. Orientasi pada prinsip etika yang universal. Pada tahap ini manusia sudah mengatur tingkah. laku dan penilaian moralnya berdasarkan harinurani pribadi dan orang lain. Pada tahap ini manusia juga sudah mampu menilai diri berdasarkan kaidah-kaidah universal seperti perdamaan hak manusia.
keadilan, persamaan didepan hukum dan kaidah lainnya. Menurut Kohlberg hanya sedikit orang yang mencapai tahap ini.
D. Postulat-Postulat Dalam Pembelajaran Afektif (Moral d a n Etika) Yang dimaksud dengan postulat dalam aspek efektif (Moral dan Etika) adalah kebenaran-kebenaran yang diterima tanpa perlu pembuktian dan dipakai sebagai dasar untuk pengembangan moral dan etika itu sendiri. Makmurtomo & Soekarnc (1989) mengemukakan ada tiga postulat utama yang dipegang oleh etika: 1. Adanya Tuhan (The Exisence of God) Tuhan adalah sumber kebaikan tertinggi. Tuhan bukan saja sebagai pencipta manusia tetapi sekaliglis sebagai tujuan akhir hidup manusia. Tuhan adalah pembuat norma-noma absolute yang nenjadi sumber dari norma-norma yang lain dalam kehidupan manusia. Demikian keyakinan akan adanya Tuhan adalah dasar norma yang hakiki dalam ha1 yang berhubungan dengan moral dan etika.
2. Kemerdekaan Kehendak (the Freedom of will) Kebebasan kehendak manusia memungkinkan manusia untuk memilih, menimbang dan memutuskan apa yang harus dilakukan. Oleh sebab itu kebebasan kehendak manusia adalah mutlak diperlakukan dalam pembinaan dan pengembangan moral etika manusia.
3. Kekekalan Jiwa (the Immortality of Soul) Kekekalan jiwa (roh) akan mendorong manusia melakukan perbuatan baik dalam hidupnya. Keyakinan terhadap ha1 ini akan menimbulkan prilaku yang baik, walaupun perbuatan-perbuaran baiknya belum mendapat balasan dalam
kehidupan dunia, maka ia yakin akan menerimanya setelah meninggalkan dunia fana ini. Ketiga postulat ini adalah dasar pengembangan filsafat moral dan etika dalam kehidupan manusia dan juga menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak dan mempertimbangkan apakah sesuatu itu baik atau tidak untuk dilakukan.
E.Pendidikan Moral dan Etika (Aspek Afektii) Pendidikan yang menyangkut aspek afektif (moral dan etika) adalah pendidikan yang seharusnya menyentuh aspek afektif manusia yang paling dalam. Pengalaman menunjukan, kalau pendidikan afektif (moral dan etika) tidak menyentuh aspek yang paling dalam dari manusia, maka perserta didik hanya mengetahui kaidah moral dan etika dengan baik (moral dan etika kognitif), tetapi tidak melakukannya dalam perbuatan sehari-hari (afektif). Itulah yang kita lihat selama ini. Banyak orang tua dan masyarakat rnempertanyakan mengapa moral, etika, sopan santun generasi muda cenderung menurun. Maka permasalahannya adalah bagaimana pendidikan morzl dan etika itu seharusnya dilakukali. Moral dan etika harus dibina secara terus menerus. Prinsip pengajaran moral dan etika adalah melalui Keterpanggilan, Keterlibatan, Keterundangan
dan Keterikatan anak didik terhadap konsep nilai moral dan etika yang akan ditampilkan. Jadi moral tidak diajarkan secara langsung tetapi kita undang siswa untuk terlibat sehingga mereka menangkap pesan moral yang diinginkan. Mengajar moral dan etika secara langsung hanya memberikan pengetahuan moral dan etika kepada anak didik, tetapi tidak mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab iru pengajaran moral harus menyentuh aspek manusia yang paling dalam dari diri manusia.
Hal ini sesuai dengan unsur dari ranah Afektif yang meliputi : Penerimaan, Partisipasi, penilaianfpenentuan sikap, organisasi dan pembenhikan pola hidup. Jadi kita undang siswa untuk terlibat dalam pengajaran moral. Keterlibatan siswa (engagement) secara aktif dalam pengajaran moral adalah sangat penting, karens keterlibatan itu memungkinkan guru untuk melakukan pembinaan moral dan etika secara baik.
Dengan
demikian
pengajaran
moral
dan etika
hendaklah
diintegrasikan kedalam pokok bahasan (materi ajar) melalui metode-metode pengajaran moral yang relevan. Pendidikan di Indonesia sampai hari ini dan mungkin juga pada masa akan datang adalah bersifat Valtre based education dan bukan Value $-ee education. Oleh sebab itu pendidikan Indonesia mempunyai misi pembinaan moral dan etika yang jelas acuannya yaitu moral dan etika yang berdasarkan atas Pancasila dan Kebudayaan Indonesia serta UUD 1945.
F. Strategi Pembelajaran Afektif Strategi pembelajalan adalah keputusan yang diambil oleh seorang pendidik guna menyediakan situasi, kondisi, sarana dan serangkaian kegiatan yang memungkinkan seseorang peserta didik belajar dengan baik. Keputusan tersebut sangat penting dan salah mengambil keputusan membuat peserta didik tidak bisa belajar. Oleh sebab itu dinamakan keputusan strategis. Belajar adalah kegiatan aktif peserta didik dalam membangun makna atau pemahaman guna memperoleh pengetahuan, sikap atau keterampilan. Oleh sebab itu mengajar adalah membelajarkan peserta didik guna mendapatkan pengalaman belajar seorang peserta ciidik.
Sehubungan dengan itu pengajaran moral dan etika(Afekti0 hendaklah juga didasarkan atas teori-teori belajar yang ada "The evidence suggestes that affective behaviors develop when appropriate learning experiences are provided for student much the same as cognitive behavior develop from appropriate learning experiences (Bloom, 1956 : Book I1 : 20). Hal ini ditujukan agar pengajaran moral dan etika dapat menyentuh aspek yang paling dalam dalam diri anak didik sebagai manusia. Jadi mengajar dalam pendidikan moral dan etika, kiranya sangat sesuai bila PBM-nya direkonstruksi berdasarkan Ieori belajar kognitif psikologi, karena teori ini memungkinkan guru melakukan pembinaan terhadap moral dan etika dalam PBM secara terintegrasi dengan materi yang ada. Kegiatan PBM dapat dibagi atas tiga yaitu pembukaan, kegiatan inti dan penutup. Dalam kegiatan ini PBM yang sedang berlangsung, guru dapat melakukan pembinaan moral dan etika inelalui berbagai metode pengajaran moral yang ada seperti teknik menilai diri sendiri, menilai naskah tulisan, metode pembuatan daftar dan metode pembuatan dafiar dan metode lainnya. Metode ini sangat aplikatif dan tidak menghabiskan banyak waktu dan bahannya sangat banyak pada media cetak, dosen tinggal memilih dan mencocokan dengan materi yang sedang diajarkan. Ingat prinsip umum dalam mengajar dan belajar adalah : I listen, I forget, I see, I remember, and I do, I understand. Maka keterlibatan siswa dalam setiap PBM adalah sangat penting. Pola pendidikan dan pengajaran efektif (moral dan etika) seperti ini juga sesuai dengan empat pilar pendidikan yang direkomendasikan oleh Unesco (1996). Keempat pilar itu ialah : Learning to know, Learning to do, learning io
live together dan learning to be. Hal ini menyiratkan bahwa anak didik hendaklah didik bagaimana mencari dan menemukan nilai moral dan etika agar mereka bisa hidup secara bersama. Empat pilar ini menyiratkan bahwa pendidikan moral dan etika haruslah dilakukan melalui pembinaan secara terus menerus sampai terjadi internalisasi dalam dirinya seperangkat nilai moral dan etika yang sangat perlu dalam membangur, hubungan dan interaksi dengan diri sendiri, orang lain dan dengan Tuhan yang menciptakannya. G. Azaz Pengajaran Moral Etika
Pengajaran moral dan etika adalah pengajaran yang bersifat penanaman nilai-nilai kedalam diri siswa melalui keterlibatan siswa kedalam situasi tertentu. O!eh sebab itu situasi kondusif untuk itu harus diciptakan ole11 guru, sehingga misi penanslman dan pembinaan moral dan etika bisa dilakukan. Berikut ini akan dikemukakan beberapa azaz pengajaran moral yang kiranya dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar moral dan etika. 1. Azaz Humanistik. Guru hendaklah melihat siswa sebagai manusia yang
utuh dan tentunya memiliki sifat karakteristik manusia pada umumnya. Jadi PBM yang dibangun haruslah manusiawi dan tentunya hams kondusif untuk penanaman moral dan etika. Sebagai contoh dalam mengajarkan demokrasi hendaklah jangan dibawah ancaman, sebaliknya harus lah dalam suasana yang menyenangkan dan saling menghargai, sehingga sikap berdemokrasi bisa dibina dengan baik. 2. Azaz siswa sentris. Guru hendaknya selalu melakukan pembinaan secara
terus menerus melalui pendekatan yang manusiawi. J a d ~siswa adalah semntral dari kegiatan PBM yang diciptakan.
3. Azaz menyentuh emosi, hati dan kemauan siswa. Hal ini ditujukan agar siswa tahap internalisasi terhadap target moral dan etika yang sedang diajarkan. Pengajaran moral dan etika hendaklah selalu dilakukan dengan suasana yang memungkinkan nilai-nilai moral etika untuk dibina.
4. Azaz materi harus mudah dicerna Artinya adalah pesan moral dan etika yang disampaikan hendaknya mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks. Mulailah dari lingkungan siswa dan ha1 yang dilakukan seharihari. Contoh : kebersihan, antri, berbicara yang baik, bertegur sapa dengan orang lain dan sebagainya. Dengan demikian pengajaran moral dan etika akan dapat mencapai sasaran yaitu menyentuh aspek terdalam dari jiwa manusia (anak didik). Akhirnya diharapkan terjadilah pembinaan nilai dan moral yang baik sesuai dengan nilai, norma dan kaidah yang berlaku secara lokal, nasional dan global.
BAB I11 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: 1. Pola pembelajaran nilai-nilai kebangsaan pada mata pelajaran PKn di Sekolah
Dasar.
2. Mencari model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang praktikal dan bisa dilaksakan oleh guru-guru Sekolah Dasar. 3. Melakukan uji coba model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang praktikal dan bisa dilaksanakan guru Sekolah Dasar.
B. Manfaat Penelitian Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
pengembangan teori dan praktik pembelajaran nilai-nilai kebangsaan. Dengan memahami teori dan praktik pembelajaran nilai-nilai kebangsaan diharapkan guru mampu secara optimal menginternalisasikan nilai-nilai kebangsaaan kepada semua peserta didiknya. Dengan demikian, program nasional tentang pembagunan karakter kebangsaan terujud dengan baik.
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Pengembangan (Research and DevelopmedRBD) menurut model Richey & Klein (2007). Proses perancangan
dan penyusunan model pengembangan
pendidikan
karakter
kebangsaan dilakukan dengan mempedomani langkah-langkah metode penelitian dan pengembangan (R & D) yang dikemukakan Sugiyono (2010).
B. Jumlah Sekolah Dasar di Kota Padang Berdasarkan data yang diperoieh dari Kantor Dinas Penididikan Kota Padang, bahwa jumlah Sekolah Dasar (SD) baik sekolah negeri dan sekolah swasta dikota padang berjumlah 401 buah dengan jumlah guru 6069 orang. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel di berikut ini: Tabel 2: Jumlah Sekolah Dasar di Kota Padang
Bungus Lubuk Ic Lubuk Begalung
37
Padang :Selatan
3~
5
Padang'Timur
6
Padang Barat
26
1
11
3407
3267
508
Padang Nanggal
97
50
Kuranji
6
6926
6415
-,
49065
44920
709
Pau h Koto Tar- - - '-
5'
Jumlah
342
6069
C. Lokasi Penelitian Pem ilihan
lokasi
penelitian
dilakukan
dengan
mempertimbangkan
berbagai faktor antara lain: homogenitas populasi, kluster populasi (RSBI, SSN, Sekolah biasa inti, Sekolah biasa imbas), Lokasi Sekolah (daerah pantai dan pedalaman, Pusat kota dan pinggir Kota). Maka pemilihan lokasi sekolah berdasarkan tehnik purposive Sampling berdasarkan Kluster pringkat dan
lokasi sekolah yaitu: Tabel 3: Lokasi Penelitian yang dipilih
2.
SDN Perc
RSBI
SDN 11 Lubuk
SSN
Yurnita, S.Pd
SDN 52 Parupuk
Sekolah Biasa ( I ~nbas)
Gusti
SDN 15 Anduring
Sekolah Biasa (SD Inti)
Ruri Rafnobi
a,
Pacjang Bar;at
Pus;at Kota
Koto Tangah
Pinggir Kota
Koto Tangah
Pinggir K0l Pan
T,
4.
.
Kuranji
Pinggir Kota jauh dari pa11tai
D. Informan Penelitian Informan penelitian dalam penelitian ini adalah; Dinas Pendidikan Kota Padang, Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Padang Barat dan Kecarnatan Koto Tangah Kota Padang, Kepala Sekolah, Guru Kelas yang mengajar pada kelas kelas tinggi (kelas IV dan V) , administrator sekolah, Komite Sekolah dan para siswa. Pemilihan informan penelitian ini merujuk pada pendapat Spradley (1980) yang menyatakan bahwa : (1) informan telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktifitas yang menjadi sasaran penelitian, (2) informan masih terlibat aktif dan penuh pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi perhatian peneliti, (3) informan punya cukup banyak waktu atau kesempatan untuk dimintai informasi, (4) peneliti lebih merasa tertantang untuk belajar sebanyak mungkin dari informan yang asing baginya.
E. Teknik dan Alat Pengumpul Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu; 1. Observasi;
mengamati
pelaksanaan
pembelajaran
yang
sedang
berlangsung dikelas guru yang ditunjuk sebagai informan. Kemudian peneliti juga mengamati aktivitas pengembangan karakter kebangsaan yang dilakukan oleh guru dan personil sekolah lainnya. Dalarn ha1 ini peneliti menggunakan lemharanlpedoman observasi, catatan lapangan dan handycam.
2. Wawancara; melakukan wawancara dcilgan para informan terkait dengan permasalahan yang diteliti. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data
yang diperoleh melalui observasi. Alat pengun~puldata yang digunakan adalah pedoman wawancara dan recorder. 3. Dokumentasi; mempelajari dokumen-dokumen yang erat hubungan
dengan permasalahan penelitian, misalnya peraturanlkebijakan terkait pendidikan karakter, silabus, RPP, buku pegangan, soal-soal, dan simbolsimbol yang terkait dengan penelitian. Peneliti merupakan instrumen utama, dengan demikian peneliti harus terlibat dan melakukannya secara langsung.
F. Teknik Menjamin Keabsahan data Untuk menjamin keabsahan data dilakukan beberapa upaya sebagai berikut: 1. Melakukan pengamatan secara berulang-ulang baik terhadap proses
pembelajaran PKn dan aktivitas yang terjadi di sekolah terkait dengan pengembangan karkater kebangsaan. 2. Melakukan diskusi terfokus dengan kepala sekolah, guru, personil sekolah dan komite sekolah yang dinilai mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang data yang diperlukan.
3. Melakukan triangulasi dengan beberapa orang guru, kepala sekolah dan beberapa orang peserta didik.
G . Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Cresswell. Analisis data menurut Cresswell (2009) dapat dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
1 . Mempersiapkan dan mengorganisir data untuk di analisis yang mencakup; mentranskripkan hasil wawancara, mempersiapkan material yang perlu, mempersiapkan bahan-bahan, mendiskripsikan data lapangan, mengatur data ke dalam beberapa tipe sesuai dengan sumber informasinya.
2. Membaca data secara keseluruhan, gunanya untuk mendapatkan gambaran umum tentang informasi yang diperoleh dan merefleksikan maknanya secara keseluruhan, misalnya, apa ide yang secara umum dikemukakan partisipan? Apakah struktur ide tersebut? Apakah kesan terhadap informasi itu dari segi kedalamannya, kridibiltasnya dan penggunaan informasinya. 3. Proses kodefikasi yaitu; mengorganisir informasi yang diperoleh ke dalam
beberapa segmen sebelum memberi makna terhadap informasi tersebut dengan jalan memberi kategori yang didasarkan pada bahasa yang digunakan oleh partisipan. 4. Mengembangkan deskripsi dari setting penelitian atau orang-orang sesuai dengan kategori atau tema yang akan dianalisis. Deskripsi meliputi penjabaran informasi tentang orang, tempat atau peristiwa-peristiwa dalam setting penelitian.
5. Merepresentasikan
hasil
deskripsi
informasi secara naratif dengan
menggunakan pendekatan diskusi. 6. Membuat interpretasi atau makna dari data. Dalam ha1 ini makna
diturunkan dari hasil perbandingan temuan penelitian dengan informasi yang diperoleh dari literatur atau teori.
H. Pengembangan Model Penclidikan Karakter Kebangsaan Model penelitian
pengembangan
pendidikan
karakter
kebangsaan
dalam
ini disusun dalam bentuk deskripsi proses pengembangan
pendidikan karakter yang terkait dengan beberapa aspek yaitu; (1) bentuk pengembangan,
(2)
sasaran
pengembangan,
(3)
materi
(konten)
pengembangan, (4) metodelteknik pengembangan, dan (5) pendekatan yang digunakan.
Penyusunan
model
pengembangan
ini
dilakukan
dengan
mempedomani langkah-langkah metode penelitian dan pengembangan (R &D) yang dikemukakan Sugiyono (201 0) sebagai berikut: 1. Perumusan masalah Langkah
awal,
peneliti
berusaha
mendeskripsikan
potensi
dan
permasalahan penelitian secara jelas. Potensi dan pennasalahan dalam penelitian ini terkait dengan potensi dan permasalahan implementasi pendidikan karakter kebangsaan dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Dasar. 2. Mengumpulkan datalinformasi dan Kajian teori ..
.
Langkah ke dua, dilakukan pengumpulan berbagai data dan informasi yang
dapat
pengembangan
digunakan pendidikan
sebagai
bahan
karakter.
Data
untuk dan
menyusun informasi
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data dan informasi
model yang tentang
implemetasi pendidikan karakter kebangsaan dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Dasar Percobaan Kota Padang dan Sekolah Dasar Negeri No.43 Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Data dan informasi tersebut
dilihat dari perencanaan yang dibuat oleh guru sebelum pembelajaran PKn, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Data dan
informasi yang sudah dikumpulkan
dianalisis dengan
menggunakan teknik Cresswell. Analisis data menurut Cresswell (2009: 185-190) dapat dilakukan melalui tahap; (a) mempersiapkan dan mengorganisir data untuk di analisis yang mencakup; mentranskripkan hasil wawancara, mempersiapkan material yang perlu, (b) membaca data secara keseluruhan gunanya untuk mendapatkan gambaran umum tentang informasi
yang
diperoleh
dan
merefleksikan
maknanya
secara
keseluruhan, (c) proses kodefikasi, (d) mengembangkan deskripsi dari setting penelitian atau orang-orang sesuai dengan kategori atau tema yang akan dianalisis, (e) merepresentasikan hasil deskripsi informasi secara naratif dengan menggunakan pendekatan diskusi, dan ( f ) membuat interpretasi atau makna dari data. Sementara pengumpulan dan pengolahan data dilaksanakan, peneliti juga melakukan pencarian informasil kajian terhadap teori terkait dengan topik yang diteliti.
3. Desain Model Berdasarkan analisis data implementasi pendidikan karakter kebangsaan dalam pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru ada saat ini, dan setelah ditentukan permasalahan yang perlu diperbaiki maka dilanjutkan dengan merancang design model pengembangan pendidikan karakter kebangsaan dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Dasar.
4 . Focus Group Discusion (FGD)
Rancangan model yang sudah disusun diperkaya melalui kelompok diskusi terfokus. Focus Group Disczision (FGD) dilakukan dengan menghadirkan beberapa unsur yang dinilai mempunyai wawasan
dan memiliki
kepedulian terhadap pengembangan pendidikan karakter kebangsaan.
5. Validasi Desain Model oleh PakarJAhli Validasi desain merupakan proses kegiatan menilai rancangan model pengembangan pendidikan karakter kebangsaandalam pembelajaran PKn pada Sekolah Dasar yang sudah disusun. Validasi rancangan model pengembangan ini dilakukan oleh dua orang pakar, yakni pakar dalam bidang strategi pembelajaran nilai dan pakar dalam metodologi penelitian kualitatif. Berdasarkan pendapat dan saran tim pakar ini dilakukan perbaikan. 6. Perbaikan Desain Model oleh Peneliti
Perbaikan
rancangan
model
dilakukan
oleh
peneliti
dengan
mempertimbangkan masukan yang diberikan oleh pakarlahli. 7. Uji Coba Model Rancangan model yang sudah divalidasi dan direvisi oleh peneliti diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi apakah model yang disusun ini lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan model pengembangan yang dilakukan sebelumnya.
8. Revisi Model oleh Peneliti Jika hasil uji coba model sudah menunjukkan lebih efektif dari yang lama, namun belum sesuai harapan maka rancangan model tersebut direvisi kembali.
9. Penggunaan Model Model yang sudah direvisi digunakan untuk pengembangan pendidikan dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Dasar di Kota Padang. Kemudian diminta pendapat para pengguna terhadap efektifitas model yang digunakan. Pendapat tersebut dijadikan bahan masukan untuk lebih menguatkan karakter.
argumentasi
Untuk
lebih
dalam
menghasilkan
jelasnya
model
langkah-langkah
pendidikan
penelitian
ini
divisualisasikan pada bagan berikut:
+ Perumusan Masalah
-
Data
Kaj ian Teori
-
Desain Model
A
f
L+
Uji Coba Penggunaan Model
d
-
Validasi Desain Model oleh Ahli
Revisi Desnin Model oleh PeneIiti
Pelaksanaanl Penggunaan Model
---+
Evaluasi Model
i , Revisi Desain Model oleh Peneliti
Model Pendidikan Karakter Kebangsaan
Bagan : Langkah-langkah Penyusunan Model Pengembangan Pendidikan Karakter dengan metode R & D (Sugiyono, 20 10).
BAB V TEMUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan penelitian yang dikemukakan pada Bab I, maka temuan penelitian ini akan diuraikan sesuai dengan urutan permasalahan tersebut.
A. Pola Pembelajaran Nilai-nilai
Kebangsaan pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraa (PKn) di Sekolah Dasar (SD) di Kota Padang.
Analisis bagian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola pembelajaran yang dilaksanakan .selama ini dan berdasarkan data inilah nanti perlu dikembangkan model pembelajarn yang lebih baik dan praktikal. Jadi analisis data bagian ini adalah sebagai need assessment dari pola pembelajaran Pkn di SD Kota Padang
1. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (l2PP). Berdasarkan analilis RPP, struktur RPP sudah dibuat berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 merupakan acuan dasar dalam penyusunan RPP. Dalam RPP sudah ada memuat nilai-nilai karakter yang akan dibelajarkan, namun secara eksplisit tidak terlihat nilai-nilai karakter kebangsaan dalam indikator, tiijuan dan skenario pembelajaran. Disisi lain, pada RPP belum disesuaikan nilai-nilai karakter yang akan dibelajarkan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Strategi pembelajaran yang dimuat dalam RPP sudah cukup variatif, namun
belum terlaksana dengan baik dalam pembelajaran. Evaluasi pembelajaran masih cenderung hanya penilaian aspek kognitif. Ranah afektif dan psikomotor cederung terabaikan. 2. Pola Pembelajaran Nilai-nilai Kebangsaan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar (SD) di Kota Padang. Berdasarkan data observasi yang dilakukan di Sekolah Dasar Sampel yang melalui observasi secara langsung dan merekam dengan video, maka dapat dikemukan pola pernbelajaran nilai-nilai kebangsaan pada mata pelajaran Pkn di Sekolah Dasar di Kota Padang sebagai berikut: 1. SDN Percobaan (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) : Topik: Pengambilan Keputusan
1 . Pembukaan: penyampaian topik pembelajaran dengan menampilkan gambar ragam makanan dengan bantuan tayangan proyektor. 2. Diskusi kelompok: tentang pengambilan keputusan berdasarkan Materi LKS.
3. Presentasi hasil diskusi kelompok 4. Guru memberi waktu murid untuk mencatat materi pelajaran berdasarkan LKS
5. Pentup: guru menutup pembelajaran dengan mmemberikan tes yang semua soalnya C 1 dan Kognitif tingkat rendah.
2. SDN 15 Kuranji (Sekolah Inti)
Topik: Keutuhan NKRI
1.Pembukaan:
berdoa,
guru
menulis
topik,
memyampaikan
tujuan
pembelajaran, menyanyikan lagu wajib dari Sabang Sampai Merauke 2.Inti: Memakai media Peta Indonesia, letak kota Sabang, letak kota Merauke, konsep negara kepulauan, penempilan photo Prolamator. Murid disuruh ke depan kelas bercerita tentang proklamasi 3.Penutup: Ujian -Apa yang dimaksud dengan NKRI? -Apa kota paling timur dan Barat Indonesia? 4. Guru Menutup Pembelajaran dengan mengumpulkan Ujian
3. SDN 52 Padang (Sekolah biasa) Topik: Kedaulatan Negara
1 . Pembukaan : dengan mengukakan konsep keutuhan. Tidak bercarai berai (salah konsep) 2. Kegiatan inti: Murid dibagi berkelompom mendiskusikan materi kedaulatan. Kemudian murid presentasi ke depan kelas
3. Guru Menerangkan kedaulatan negara Indonesia 5. Penutup: dengan ujian tulis.
3. SDN No.11 Lubuk Buaya Padang (Sekolah Standar Nasional) Topik: Peraturan Perundang-undangan tingkat pusat dan tingkat daerah 1. Pembukaan : dengan mengemukakan konsep keutuhan. Tidak bercarai berai
(salah konsep)
2. Kegiatan inti: Murid dibagi berkelompom mendiskusikan materi kedaulatan. Kemudian murid presentasi ke depan kelas
3. Guru Menerangkan kedaulatan negara Indonesia
5. Penutup: dengan ujian tulis. Berdasarkan observasi baik secara langsung maupun observasi melalui rekamaman Video maka pola pembelajaran nilai-nilai kebangsaan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas V Sekolah Dasar di Kota Padang dapat dsimpulkan sebagai berikut: a) Di dalam proses pembelajaran PKn guru belum melakukan pendidikan nilainilai kebangsaa pembinaan nilai-nilai karkter kebangsaan b) Dalam proses pembelajaran guru masih menekankan pada aspek kognitif dan belum menyadari akan pentingnya muatan aspek afektif da psychomotor dalam PKn.
c) Proses pembelajaran pada umumnya bersifat kognitif tingkat rendah (recalling) belum menyentuh proses berfikir tingkat tinggi. d) Dalam proses pembelajara umumnya bersifat "suface Learning" dilihat dari
penyampaian materi, pertanyaan yang diajukan, dan interaksi di dalam kelas
B. Rancangan Model Insert Dalam Pembelajaran Nilai-nilai Kebangsaan di SD Kota Padang.
Setelah melakukan evaluasi menyeluruh (need of assessment) terhadap pola pembelajaran PKn di SD Kota Padang, maka Peneliti mengembangkan model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan pada mata pelajaran PKn di Kota Padang yang dinamakan Model Insert. Berikut adalah rancangan pra model Pembelajaran Insert dalam pembinaan nilai-nilai kebangsaan yang kiranya dapat dilaksanakan oleh guru secara mudah dan praktis
a. Landasan Teori Model Insert Dalam Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter Kebangsaan. Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola pemebelajaran yang terdiri dari langkah-langkah tertentu dimana peserta didik dapat belajar dengan menggunakan sumber-sumber bealajar secara optimal. Joyce & Weil (1992) dalam bukunya" Model of Teaching" mendefinisikan model pembelajaran adalah : A model of teaching is a plan or pattern that we can use to design face-toface taching in classroom or tutorial settings and to shape instructional materials-including books, films, tapes, computer mediated programs, and curricula (long courses of study). Each model guides us as we design instructional to help students achieve various objectives (p.4). Jadi model pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran dengan langkah-langkah
yang
spesifik
sehingga -memungkinkan
peserta
didik
mendapatkan pengalaman belajar yang meliputi pengetahuan, nilai-nilai dan sikap dan keterampilan.
Model Insert dalam pembelajaran nilai-nilai kebangsaan didasari oleh Teori Belajar Kognitif Psychologi. Kognitif Psychologi melihat belajaradalah suatu proses dimana individu harus aktif mendapatkan pengetahuan baru, sikap dan keterampilan.(Cranton, 1994). Brodzinsky at.al (1 81 :5) dengan mengutip Teori Belajar Piaget menyimpulkan "that knowledge is acquired through constructive process which are defined in terms of an individual's organizing. structuring and restructuring experiences as ongoing, life long process in accordance with existing o f thought". Jadi belajar dari pandangan teori kognitif psychilogi
adalah
proses
aktif,
konstruktif,
cumulative
and
prosesnya
beroroientasi pada tujuan melalui aktifitas belajar itu peserta didik mendapatkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap yang baru (Driscoll, 1994). Selanjutnya teori belajar kognitif psychology mengakui bahwa pembelajar mengkonstruk atau menemukan pengetahuan baru melalui proses mental yang aktif atau melibatkan p diri secara penuh dalam proses pembelajaran baik secara phisik dan mental (rasio dan emosi). Piaget seperti dibahas oleh Driscoll (1994) mengakui ada empat komponen dalam perkembangan dan proses belajar yaitu: schemata, assimilation, accommodation and equilibration. Belajar dilihat senagai proses aktif secara phisik dan mental (brain) dimana peserta didik terlibat dalam suatu proses pembelajaran dan dalam melalui proses pembelajaran tersebut, peserta didik dapat mengubah atau memodifikasi schemata yang dimilikinya sesuai dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baru. .Jadi belajar terjadi hanya dan hanya jika terjadi perobahan schemata yang telah dimiliki oleh peserta didik. Jadi schemata adalah pengetahuan siap yang dimiliki oleh sipembelajar. Assimijation adalah proses menempatkan pengetahuan, sikap atau keterampilan
yang baru ke dalam pengetahuan yang telah tersedia. Accommodation adalah proses pembuatan schemata baru sebagai hasil kegiatan belajar dam equilibration adalah proses perobahan dari schemata yang lama menjadi schemata yang baru seabagai hasil proses belajar secara aktif dengan melibatkan mental (brain) dan phisik. Tokoh lain yang mendukung teori belajar kognitif psychilogi adalah Vygotsky. Vygotsky seperti yang dibahas oleh McInerney & McInerney (1994) memanadang belajar sebagai proses aktof . Vigotsky seperti yang dibahas oleh Ananda (1998) menjelaskan
"
learning as active process where the learner
experiences the discovery process guided by teachers or peer using tools such as languages. Vygotky refers to the Zone proximal development (ZPD) to indicate the potential locus of development through interaction with others" (p.22).Jadi belajar adalah membantu pembelajar agar samapai pada perfoman ke Zone Proximal Developmen. Berkaitan dengan teori belajar Kognitif psychology Malton & Saljo (1976) mengemukan dua level dari proses pembelajaran yaitu proses pembelajarna dangkal (surface learning) dan proses pembelajaran mendalam (deep Learning).
Surface level of learning mengacu kepada menghafal, mengingat atau opeasi tingkat rendah dari otak manusia. Sebaliknya deep level process of learning mengacu kepada analisis, sintesis dan evaluasi atau oprasi mendalamdari otak manusia. Kalau ha1 ini diaplikasikan kepada aspek afektif maka pendekatan pembelajran ini akan malnpu membawa pserta didik untuk sampai kepada oprasional tingkat tinggi pada aspek afektif yaitu berupa penerimaan dan
internalisasi dari nilai-nilai termasuk nilai-nilai kebangsaan Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD45. Berdasarkan tiga tokohpelopor terori belajar kognitif psychology dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran peserta didik harus terlibat secara mental dan fisik dan melalui keterlibatan itu peserta didik dapat menguasai pengetahuan, sikap dan nilai-nilai serta keterampilan yang baru. Demikian juga dalam pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang terasa mulai menurun pada dekade terakhir dapat dibina kembali secara bertahap dan berkelanjutan dalam menciptakan warganegara yang cerdas, terampil dan berkarakter.
b. Langkah-langkah (Syntax) Model Insert dalam Pembelajaran Nilai-nilai Kebangsaan
Model Lnsert dalam pembela-jaran nilai-nilai kebangsaan dimulai dengan menyajikan stimuli berupa problem/kasus melalui penyajian cerita, kliping Koran, photo, atau daftar isian yang akan diisi dalam diskusi kelas.. Tema stimuli hams sesuai dan sejalan dengan pokok bahasan atau topik materi yang sedang dibahas. Kemudian guru memimpin diskusi/dialog tentang masalahlproblem yang ada dalam stimuli tadi. Sepanjang dialog tersebut guru melakukan pembinaan, penanaman nilai-nilai kebangsaan ke dalam diri siswa. Kemudian guru mengambil kesimpulan bersama-sama dengan murid dengan mengacu kepada sumber norma dan nilai-nilai yang ada baik sifatnya tertulis maupun tidak tertulis. Jadi langkah pembelajaran dengan Model Insert adalah: 1. Penyampaian stimuli berupa kasus, masalah atau suatu cerita yang berisi dilemma mcral
2. Guru dan murid berdiskusis secara mendalam dengan melibatkan aspek phisik dan psychis. 3. Melakukan pembinaan nilai-nilai kebangsaaan melalui dialog dan diskusi
dengan mengacu kepada sumber nilai dan norma yang berlaku baik itu tertulis maupun tak tertulis 4. Mengambil kesimpulan bersama-sama dengan peserta didik.
c. Interaksi Pembelajaran
Interaksi pembelajaran yang terjadi adalah interaksi yang demokratis. Guru bereperan sebagai pemimpin diskusi, penunjuk jalan, fasilitator dan pencerah serta konselor bagi peserta didik. Dialog dapat terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan guru dengan siswa. Suasana diskusi yang melibatkan emosi (aspek afektif) siswa member nlang pada guru untuk melakukan pembinaan dan penegembangan nilai-nilai kebangsaan dalam diri peserta didik.
d. Faktor Pendukung Model
Insert
dalam
pembelajaran
nilai-nilai
kebangsaan
sangat
memerlukan guru yang bersedia bekerja keras dan didukung oleh kepala sekolah untuk mempersiapkan stimuli berupa kasus berupa cerita/photo/gambar/daftar isian. Stimuli ini bisa ditulis sendiri oleh guru, dikutip dari media masa atau meminjam dari orang lain untuk keperluan pembelajaran.
e. Pelaksanaan ~ a l a mKelas Model Insert tidak perlu mengubah polalgaya guru mengajar sehari hari karena ha1 ini sangat sukar dan rumit untuk dilakukan. Guru dipersilahkan mengajar seperti biasanya. Akan tetapi sediakan waktu sebelum proses
pembelajaran ditutup untuk meng-insert-kan pembinaan nila-nilai kebangsaan dalam proses pembelajaran dimana nilai-nilai yang akan di-insert-kan harus sejalan dengan materi yang dibahas waktu itu. Jadi kalau kita gambarkan proses pembelajaran
secara
keseluruhan
dengan
menggabung
antara
strategi
pembelajaran yang digunakan guru dengan Model Insert akan didapat langkahlangkah pembelajaran sebagai berikut:
1. Pendahuluan : penyiapan suasana/kondisi untuk belajar. 2. Kegiatan inti a. Eksplorasi b. Elaborasi
c. Konfirmasi 3. Model Insert Pembinaan Nilai-nilai Kebangsaan (15 Menit terakhir) a) Pengantar: Guru member pengantar singkat tetang kegiatan Pembinaan Nilai b) Penyampaian stimuli berupa kasus, masalah atau suatu cerita yang berisi dilemma moral c) Guru dan murid berdiskusis secara mendalam dengan melibatkan aspek phisik dan psychis. d) Melakukan pembinaan nilai-nilai kebangsaaan melalui dialog dan diskusi dengan mengacu kepada sumber nilai dan norma yang berlaku baik itu tertulis maupun tak tertulis e) Mengambil kesimpulan bersama-sama antara guru dan peserta didik.
4. Penutup.
Membuat resume, kesimpulan atau melakukan post tes.
f: Focus Group Discusion (FGD) Rancangan model insert yang sudah disusun seperti di atas telah disajikan dalam kelompok diskusi terfokus (FGD) pada tanggal 13 November 2012 dan telah mendapat berbagai tanggapan dari peserta diskusi. Foczls Grotlp Discusion (FGD) dihadiri oleh kepala sekolah, guru kelas V yang menjadi sumber data penelitian dan para pakar yang dinilai mempunyai wawasan dan memiliki kepedulian terhadap pengembangan pendidikan karakter. Setelah Pra Model Insert di prsentasikan dihadapan peserta FGD, model ini mendapat berbagai tanggapan dari peserta diskusis. Ibu Gusti (Guru Kelas V) SD Negeri No.52 Padang mengatakan " Model ini sangat praktis dan sangat bisa untuk dilaksanakan". Ibu Gusti menilai model ini sangat praktis dan praktikal untuk dilaksanakan. Selanjutnya ibu Zulfi Guru SDN Percobaan Padang (RSBI) mengatakan"
model
ini sangat bisa dilaksanakan".
mengemukakan pendapat
"
Bahkan
ibu Novia
untuk membangun stimuli awal peserta didik bisa
diminta menulis cerita tentang hal-ha1 yang mengandung nilai-nilai kebangsaan". Tapi ha1 ini dikritik oleh Bapak Dr.H.Helmi Hasan (Pakar pendidikan Kewarganegaraan) yang mengatakan "anak didik kelas V SD mungkin tidak bisa menulis cerita yang mengandung nilai dilemma morallnilai, sedangkan untuk bisa berdiskusi stimuli cerita harus mengandung dilemma moral". Hal ini jadi perhatian peneliti, karena stumuli yang berupa cerita yang mengandung dilemma moral dan sesuai dengan perkembangan psychologis peserta didik dan mengacu pada nilai-nilai Pancasila dan UUD45. Tanggapan berikutnya diberikan ibu Nini (seorang kepala sekolah) yang mengatakan bahwa Model Insert bisa dilaksanakan tapi harus dengan persiapan
antara lain ksesiapan guru, stimuli dan bagaimana mengevaluasinya. Selanjutnya tanggapan datang dari pakar pendidikan Drs.Muhardi Hasan, M.Pd dan Dra.Maria Montessori, M.Ed.,M.Si yang mengatakan " bahwa pendidikan karakter memang harus dimulai dari sekolah dasar, semakin dini dimulai semakin baik". Maria mengatakan bahwa nilai-nilai yang di-insert-kan ke dalam proses pembelajaran harus jelas batas-batasnya secara materi, perkembangan anak, kepatutan dan kearifan lokal. Oleh sebab ,itu Ibu Maria Montesori menagatakan hendaknya sebelum melakukan model ini harus dibuat persiapan terlebih dahulu secara matang. g. Validasi Desain Model oleh Pakar/Ahli
Validasi desain merupakan proses kegiatan menilai rancangan model pengembangan pendidikan karakter dalam pembelajaran PKn pada Sekolah Dasar yang sudah disusun. Validasi rancangan model pengembangan ini dilakukan oleh dua orang pakar, yakni pakar dalam bidang strategi pembelajaran nilai dan pakar dalam metodologi penelitian kualitatif. Untuk validasi Model Insert dipilihlah dua orang yaitu Bapak Dr.H.Helmi Hasan, M.Pd sebagai pakar Penelitian Kualitatif dan Strategi pembelajaran dan Ibu Dra.Maria Montesori, M.Ed.,M.Si sebagai pakar pembelajaran nilai. Kedua pakar ini mengemukan pendapat bahwa Model ini sudah baik dan saran beliau berdua adalah memperjelas langkah-langkah model ini agar guru lebih mudah mengerti dan bisa melaksanakan.
h. Perbaikan Desain Model oleh Peneliti Setelah mendengar pendapat-pendapat (usul, kritik dan saran) dalam FGD dan validasi oleh dua orang pakar maka Model Insert dilakukan perbaikan
terutama memperjelas langkah-langkah dari Model Insert itu sendiri. Untuk lebihjelasnya langkah-langkah Model Insert dalam pembelajaran nilai-nilai kebangsaan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah sebagai berikut: I ) Pengantar: guru memberi petunjuk, arah dan sejenisnya
2) Penyampaian stimuli melalui cerita, photo, kliping, rank order, analisa hilai baik-buruk,
Yang memuat dilemma nilaifmoralfetika
(untuk
memancingfmerangsang diskusildialog). 3) Guru dan murid berdiskusi secara mendalam yang melibatkan phisik dan mental (mengaktifkan peserta didik secara rasio dan emosi). 4) Melakukan pembinaan nilai karakter kebangsaan melalui diskusildialog yang mendalam 5) Mengambil kesimpulan secara bersama-sama berdasarkan diskusifdialog yang terbuka dan masuk akal. Demikianlah langkah-langkah Model Insert dalam pembelajaran nilai-nilai kebangsaan dalam mata pelajaran Pkn di Sekolah Dasar di Kota Padang. Model ini akan diuji coba secara terbatas melalui Penelitian Experimen dengan pola yang memakai kelas eksperimen dan kelas control pada enam sekolah secara klaster di Kota Padang pada tahun 2013. Dengan eksperimen ini akan dapat diketahui berbagai ha1 tentang model ini antara Ian efektifitas model, kelemahan model dan bagaimana keterlibatan siswa dalam model ini.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesirnpulan
Berdasarkan data yang ada dan dianalisis dalam penelitian ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Guru dalam proses pembelajaran belum ada atau belum melaksanakan
pendidikad pembinaan nilai-nilai karkter kebangsaan secara eksplisit.
2. Pola pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) oleh guru masill menekankan pada aspek kognitif dan belum member perhatian terhadap aspek afektif dan psychomotor secara seimbang.
3. Pola pembelajaran yang masih rnenakankan pada aspek kognitif tersebut umumnya berorientasi pada aspek kognitif tingkat rendah yaitu bersifat ingatan atau recalling. 4. Model insert adalah salah satu model pembelajaran nilai-nilai kebangsaan yang
sederhana dan praktis dan bisa dilaksanakan oleh guru karena model ini tidak mengubah pola pembelajaran guru tatapi model ini hanya menginsertkan pembinanaan nilai-nilai kebangsaan pada 15 menit terakhir pada setiap pembelajaran PKn.
B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis data penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran:
1. Proses pembelajaran Pkn hendaknya tidak menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi juga menakankan pada aspek afektif dan psychomotor secara
seimbang. Hal ini penting karena Pkn bemljuan mendidik warga Negara yang baik. 2. Dalam pembelajaran Pkn nilai-nilai kebangsaan hendaknya menjadi perhatian
utama bagi guru, karena dikahawatirkan nilai-nilai kebangsaan akan memudar pada generasi muda penerus bangsa. 3. Pola pembelajaran hendaknya lebih mendalam dari aspek pengetahuan,sikap dan ketrampilan.
4. Model Insert adalah model pembelajaran nilai-nilai kenbangsaan yang mudah dan praktis serta bisa dilakasanakn oleh guru.
PEME-RPNTAHKOTA PADANG
DHNAS PENDIDIKAN Jalan Tan Malaka
--
Tplp. (075 1) 21 554-2 1825 Fax.(075 1) 21554
Website: http://www diknas-padang.org
IZiN PENELITIATJ
~0:~~~#1043/DP/I(F1.4P.2/2012 Kepada Dinas Paldidikail Kota Padang berdasarkan'surat Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang Nonior: 038/UN35.2/FG/2011 2 tanggai 10 Februari 20 12 perihal mohon izin melaksanakan penelitian. Pada prinsipnya dapat mernberikan izin untuk melaksanakan penelitian tersebut kepada: Narna NIP Pangkatl Go! Jabatan Instansi Judul Pene!itian J,okasi Penelitian
*
Waktu Penelitian Anggota
: Prof.Dr..lz,wsr Ananda, MA
:I9610723 1986021 001 : Pemkina Utamat 1V.e : Guru Besa: : FIS UNP Padang : Strategi Pembelajaran Nilai-nilai Kebangsaan dengan Model Insert Pada Mata Pelajaran PKn di sekolah Dasar Kota Padang : - Kantor Dinas Pendidiltan Kota Padang -'Kepala UPTD selingkungan Dinas Pendiaikan Kota Padang - Cekolah Dasar se-Kota Psdang : Bulm Februa1.i sld Novcm'ber 2012 : Junaidi Indrawadi, Nike Afriati, Sisri Reslti, Nora Elfira
. Dcngan ketentua~: 1. Selama kegiatan berlangsung tidak mengganggu Proses Belajar Mengajar. 2. Setclali selesai rr.elaksanakan pengurnpulan data penelitian agar memberiltan laporan satu rangkap ke Dinas Pendidiltan Kota Padang UP. Bidang Program dan Kajian Peningkatan Mutu Pendidikan. 3. Kegiatan tersebur dilal~sallaliar~ dilucr jani belajar oiswa
Demikianlah untuk dapat dipergunskan sebagai~nanamestinya. Padang, 18 Februari 20 12
Tem b ~ s a n : \ 1. Eapak Kepala Dinas Pendidiltari Jan Kebudayaan Sumatera Barat 2. Bapak Waki Kota Padang (Sebagai Laporan) 3. Ketua Lembaga Pcnelitian UNP Padang 4. Kepala UPTD Diknas selingkungan Kota Padang 5. Kepala sekoiah tempat objclc penelitian 6. Yang bersangkntan
Daftar Pustaka
Ananda, Azwar ( 1998) Teacher Questioning and Learning Outcomes in Several Indonesian Social Studies Classrooms, Dissertation: University of Tasnmania (Australia): Unpublished Brodzynsky, D.M.,Sigel,.I.E., Golinkoff, R.M.(et.a1)(1981) "brew Direction in Piagetian Theory a n d Research: an integration Perspectives" in Dalam Irving, E. Siegel, at.al (eds), New Direction ii? Piagetioan Theory and Practice, Hillsdale(NJ): Lawrence Elboum. Cranton, P.( 1994) Understanding and Promoting Transfornzative Learning:A Guide for Educators ofAdult, San Fransisco: jossey-Bass Inc Driscoll, M., P.(1994) Psychology of Learningfor Intruction, Boston: Allyn and Bacon (Marton,F'.&Saljo, R.(1976) On Galitative Diflerences in Learning:I-Outcomes and Process, British Journal Education Psychology, 46(l),pp.4-11 ~ c I n e r n e y & ~ c ~ n e r (1 n e994) y Educcitional Psychology: Constructing Learning, Sydney:Prentice Hall Bertens K (1997) Etika, Jakarta : Gramedia. Dimyati & Mudjiono (1994) Belajar dan Penzbelajaran, Diknas P2LPTK Dirjen Dikti (1982), Program Akta Mengnjar Akta V-B, Komponen Proses Be lajar Mengajar, Jakarta : Dikti Hadiwardoyo, P (1 990) Moral dan Masalahnya, Yogyakarta : Kanisius Makrnurtomo, A & Soekarno (1 989) Etika (Filsafat Moral), Jakarta : Wira Sari Manan, Imran ( I 989) Dasar-dasar Sosial Budaya Pendidikan, Dinas : P2LPTK Noor Syam, M (1988) Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, Surabaya : Usaha Nasional Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Permendiknas No.2212006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Unesco (1996) Learning : The Treasure V,ithin,Unesco : France
Curriculum Vitae : Prof.
01. Nama 02. NIP 03. Pekerjaan
DR.H. Azwar Ananda, MA
19610720 1986021001 : Dosen Tetap Jurusan Ilmu Sosial Politik- FISUniversitas Negeri Padang : Pendid ikan Kewarganegaraan (PKn) : Taratak Baru-Sijunjung, 20 Juli 196 1 : Laki-LakiIIslam : 1 Februari 1986 : Guru Besar1IV.e / 1 April 2010 : Komplek Jondul IV Blok NN No.6 Tabing Padang, Telp. (075 1) 7056722. Cell. 08 12 66 0293 1 :
04.Program Studl 05. TempatJTanggal Lahir O6.Jenis KelaminIAgama 07.SK Pertama 08.Pangkat GolonganITMT 09.Alamat
Riwayat PendidikadKunjungan ke Luar Negeri No I.
Jenjang Pendidikan SD
2. 3. 4.
SMPN SPGN Sl(1KIP Padang)
Tempat Taratak BaruI Sijunjung (Sumbar) Sijunjung Solok Padang
S2 (Universitas
7.
8
Seminar Intemasional
9
School of Education, Indiana University
I Center For Civic 10 11
. 12
,
I
13
Education. Perintisan Kerjasama UNP-University of Sydney-Australia University Utara Malaysia Universiti Pendidikan Sultan Idris/Uni.of Malaya
Gelar Ijazah SD
1975-1977 1978-1981 1981-1985
Ijazah SMP Ijazah SPG Sarjana (Drs) Magister Artium (MA) dalam Kajian Wilayah Amerika Educational Doctorate (Ed.D).
Jakarta
1990-1993
Launcestod
1995- 1998
Tasmania Australia ArnherstMassachussettsUSA
Summer Institute for Training and Development
Tahun 1969-1974
JuniAgustusl999
19-27 Desember 2000 1 Februari sld 1 Mei 1 2001 Calabasas, I 1 sld 16 Mei California, USA 2002 IndianaUniversity-USA Bloomington Indiana-USA
I
I
University of Sydney Tindak Lanjut MOU UNPUUM Tanjung MalimIKula Lu~npur Malaysia
Summer Courses Sertfikat International Seminar Visiting Scholar
I Training of Trainer
Maret 2003
Negosiasi Kerjasama
1 s/d 7 Juli 2004 19 sld 23 Okt.2006
Tindak lanjut ~erjasamaTindak lanjut kerjasama (MOU)
P
O No 1.
Nama Mata Kuliah IImu Politik
2.
Penelitian Pendidikan
3.
Hubungan Internasional
4.
Hukum Internasional
5
Pendd. Pancasila
6 7
Illnu Sosial Dasar Landasan Ilmiah Ilmu Pendidikan Sejarah Ideologi/Filsafat Pancasiala Kurikulum IPS Strategi Belajar Mengajar PKn
8 9. 10.
I
1
Tempat Mengajar Jurusan Studi Pembangunan Universitas Andalas tahun 1993-1994 Jurusan PPKN-FPIPS IKIP Padang Mulai Februari 1986-sekarang jurusan PPKN-FPIPS IKIP Padang Muini Februari 1986-sekarang Jurusan PPKN-FPIPS IKIP Padang Mulai Februari 1986-sekarang I . Universitas Negeri Padang Feb. 1986-sekarang 2. Fakultas Sastra Universitas Bung Hatta Padang 1 991-Sekarang Fakultas Sastra Universitas Bung Hatta Padang Program Pasca Sarjana UNP Padang Program Pasca Sarjana UNP Padang
I Promam Pascasariana UNP Y
Prog Studi PKn FIS-UNP
Daftar Karya Ilmiah: 1.lembaga Hubungan Internasional Bag.], 1989 (Buku) 2.PBB dan Kemelut Timur Tengah, 1989 (Buku) 3.Lembaga Hubungan Internasional Bag. I1 1990 (buku) 4.Krisis Teluk dan Pola Berfikir Konflik Amerika, 1991(Makalah) 5.Beberapa faktor yang Mempengaruhi Proses Awal Terbentuknya Masyarakat Amerika, 199 1 (Makalah) 6. Amerika dan Misi yang dibawanya 1993 (buhu) 7.Kerjasama Asean dan Kepentingan Nasional Indonesia 1993 (Buku) 8.Ideologi dalam Mempersatukan Manusia Hidup secara berkelompok 1993(makalah). 9 Teori Kenegaraan Indonesia dan Amerika Serikat : Studi Komparatif, 1993 (makalah). l0.Teacher Questioning and Leaming Outcomes : From Cognitive Psychology Theory of Learning 1997 (Makalah). 1 1. Pengantar Hukum Udara Internasional dan Indonesia 1997 (buhu). 12. Educational Leadership And Local Management: Recent Practice in England, British Columbia, Tasmania and New Zealand and Their Possible Application to the Indonesian Setting, Forum Pendidikan IKIP Padang, Nomor 01, Tahun XXII- 1997 (Jurnal). 13.Teacher Questioning and Learning Outcomes in Several Indonesian Social Studies Classrooms, Disertasi di University of Tasmania - Australia, Juli 1997. 14. Reorientasi Concept Dasar Materi Ajar PPKN : Perspektif Hubungan Internasional (Makalah) 15.Doktrin Howard dan Prospek Hubungan Bilateral Indonesia- Australia, 2000 (Makalah) 16. Sistem Keperintahan di Indonesia, 2000 (Makalah) 17. Rekonstruksi Pendidikan Anak Negeri Dalam Membangun Manusia Paripuma, 2000 (Makalah)
18. The Education of Social Studies Teachers at the School of Education, Indiana University, With Possible Application to The State University of Padang, 200 1 (Makalah dalam Seminar Internasional Civic E#ducation, Yoyakarta, 16- 17 Juli 200 1). 19. Reorientasi Materi Ajar PPKN: Perspektif Hubungan Internasional (Artikel NonPenelitian) 2 0 . Pendidikan yang Demokratik dan Manajemen Lokal: Ditinjau dari Pembuatan kebijaksanaan Pendidikan (Artikel Non-Penelitian) 21. Carnpak Status Sosial Ekocz:ni Terhadap Yasi! Ee!ajar Dengan Pendekatan Pertanyazn Tingkat Tinggi (Artikel Hasil Penelitian) 22. Dari Kurikulum Berbasis Isi Menjadi Kurikulum Berbasis K0mpetensi:Tantangan Otonomi Daerah Di Bidang Pendidikan (Artikel Non Penelitian) 23. Pendidikan Guru Mata Pelajaran Studi Sosial di Fakultas Ilmu Pendidikan-Universitas Indiana (USA) dan Kemungkinan Penerapanya di Universitas Negeri Padang (Artikel Hasil Penelitian). 24. Nilai Ramadan, Pendidikan dan Otonomi Daera (Harian Padang Express) 25. Sistem Kepemerintahan di Indonesia(Maka1ah) 26. Civic Education Reform in Indoinesia(Maka1ah pada Seminar di Indiana University) 2 7 . Rekonstruksi Pendidikan Anak Negeri Dalam Membangun Manusia Paripurna di Sumatra Barat: Suatu Rekomendasi Praktikal (Makalah) 28. Doktrin Howard dan Prospek Hubungan Bilateral Indonesia-Australia (makalah) 29. The Eduacation of Social Studies Teachers, at The School of Eduaction, Indiana University with Possible Application to the State University of Padang (makalah) 30. Etika dan Moral Dalam Perspektif Pendidika(maka1ah) 3 I . Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) Perspektif Internasional(makalah) 32. Dari Kurikulum Berbasis Isi Menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi Serta Manajemen Berbasis Sekolah: Tantangan Otonomi di Bidang Pendidikan (makalah) 33. Pemberdayaan Sistem Demokrasi Melalui Pemerintahan Nagari (makalah) 34. Arah dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi (makalah) 35. Strategi Pembelajaran Afektif (makalah) 36. The Education of Social Studies Teachers at The School of Education, Indiana University (makalah) 37. Praktek Belajar Kewarganegaraan: Kami Bangsa Indonesia (Buku Panduan Guru) (Terjemahan Buku We People.. .) 38. Praktek Belajar Kewarganegaraan: Kami Bangsa Indonesia (Buku Siswa)(terjemahan Buku We are peole.. .) 39. Kaidah-kaidha pembuatan Hand-0ut:Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (makalah 2004) 40. Esensi Pendidikan Kewarganegaraan (Jurnal Demokrasi-FIS UNP). 41. Kisi-kisi Pengembangan Kompetensi Lulusan Pendidikan Profesi Guru PKn (makalah 2009) 42. Hubungan Intemasional: Teori dan Konsep (Buku Teks ISBN UNP Press 2008)
Daftar Judul Penelitian No 1. 2. 3. 4.
5.
I
1
Judul Penelitian Hubungan Persepsi Mahasiswa Terhadap Dosen dan Hasil Belajarnya Pemanfaatan Perpustakaan Oleh Mahasiawa IKIP Padang Persepsi siswa Terhadap Prilaku Instruksional Guru PMP dan ~ u b u n g a n n ~dengan a ~ a s i Belajar l Mereka di SMAN Kodya Padang Hubungan antara IQ dan Hasil Belajarnya pada Jurusan PMP IKIP Padang Kesiapan Belajar Mahasiswa Untuk menghadapi Perkuliahan:
Tahun 1985 1987 1990 1990 1993
6.
I
1
7.
8.
Kasus Mata Kuliah Hubungan Intemasional di Jurusan PMP/KN FPIPS-IKIP Padang Suatu Studi tentang Iklim Organisasi Sekolah Pada SMA Negeri di Kotamadya Padang A Study of the Education of Social Studies Teachers at the School of ducati ion, Indiana University, with Possible Application to The State University of Padang Tersepsi Kepedulian Guru PPK?! :zrjhadap Kehidupan Kenegaraan
Riwayatan Jabata nfpekerjaan No. Jabatan 1. Sekretaris Labor Jurusan 2.
1
Ketua Labor Jurusan
4. 5
Kepala HUMAS Ketua Jurusan
6.
Pembantu Dekan Bidang Akademis Anggota Team SP4 UNP Anggota Team Kredit Poin (Naik Pangkat Dosen) Anggota Senat Guru Besadsenat Akademik Univ.Negeri Padang Dekan Dekan Ketua Senat Akademik Ketua Senat Akademik Konsultan Pendidikan Peningkatan Mutu SLTP Kab. Lima Puluh Kota Staf Ahli Pengembangan Kurikulum Bidang IPS Pusat Kurikulum Depdiknas Jakarta Ketua STKIP Lubuk Alung Padang Pariaman Instructure on The Improving of Educational Quality Program In West Sumatera -USAID
7. 8. 9. 10 11 1 1. 13 1 1. 12. 13. 14.
I
Instansi Jur. PPKN-FPIPS-IKIP Padang Jur. PPKN-FPIPS-IKIP Padane IKIP Padang/UNP Padang Jur.PPKN- FPIPS IKIP Padang Fakultas 1lmu.Sosial-UNP u
UNP UNP Univ.Negeri Padang Fakultas Ilmu Sosial-UNP Fakultas Ilmu Sosial-UNP Fakultas Ilmu Sosial-UNP Fakultas Ilmu Sosial-UNP Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat Balitbang Depdiknas Jakarta STKIP LubuK Alung, Padang Pariaman USAID-Jakarta
15. Pengalaman Organisasi a. b. c. d. e. f.
Sekretaris Umum OSIS SPGN Solok 1980- 1981 Sekretaris Umu~nHIMA PMPIIKN FPIPS IKIP Padang 1982-1983 Anggota Badan Penvakilan Mahasiswa FPIPS-IKIP Padang 1983- 1984 Ketua Umum Senat Mahasiswa FPIPS-IKIP Padang 1984-1985 Ketua Biro Koperasi BKK IKIP Padang 1984-1985 Wasekjen DPP Alumni UNP 1999-2003 g. Anggota Dewan Pakar HISPISI -Indonesia 1999- sekarang h. Anggota ISPI Indonesia 1986-sekarang i. Anggota Asosiasi Studi Amertika-Indonesia 1993- sekaramg j. Ketua Alumni Australia Cabang Sumbar 2000-sekarang
1994
I 200 1 2002
Tahaun 1988-1989
1
1993-1995 1997-1999 1998- 1999
1999-2003 2003 2003-2008 1999-Sekarang 2003-2007 2007-20 1 1 2003-2007 2007-20 1 1 2004 1999-sekarang 1993-1995 2006-2007
1
k. Ketua Himpunan Sarjana Pendidikan Ilrnu-ilrnu Sosial-Sumatera Barat 2006-2010 Demikianlah curriculum vitae ini dibuat dengan sesungguhnya dan agar dapat digunakan sperlunya.
Azwar Ananda, MA NIP. 19610720 198602 1 001
CURRICULUM VITAE
: Junaidi Indrawadi, S.Pd, M.Pd. : Koto Sani, 1Juni 1975 : Perumdam 11114 Blok F 1 Tunggul Hitam Padang
1. 2. 3. 4.
Nama Lengkap dan Gelar Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Pendidikan Universitas/lnstitut dan Lokasi 1.Universitas Negeri Padang
Gelar Sarjana Pendidikan
I
I
Tahun Selesai 2000
Bidang Studi
I
Pendidikan Kewarganegaraan
2. Universitas Negeri Padang
Magister Pendidikan
2003
Pend.llmu Sosial
3. University of Illinois at Urbana-Champaign USA
Non Gelar
2010
Social Studies
4. Pengalaman Mengajar
I
Mata Kuliah IImu Kewarganegaraanlpendidikan Kewarganegaraan Kurikulum dan Bahan Ajar Birokrasi di Indonesia Azaz-azaz Manajemen Pengembangan Organisasi Hukum lnternasional Hubungan lnternasional
1
Pada Lembaga FIS UNP Padang Sda. Sda. Sda. Sda. Sda. Sda.
5. Riwayat Pekerjaan; a. Dosen FIS-UNP terhitung sejak April 2006 b. Dosen LB STKIP PGRl Sumatera Barat, Universitas Bung Hatta dan STIKES ALIFAH. c. Konsultan Program Pembudayaan Nilai-nilai Pancasila untuk Daerah Propinsi Sumatera Barat Tahun 2007 d. Pembina Organisasi Kemahasiswaan (Himpunan Mahasiswa Jurusan llmu Sosial Politik FIS UNP) Periode 2006/2007 dan 200712008
6.1 Penelitian; a. Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Pendidikan di Nagari-nagari Sumatera Barat, tahun 2007 (Anggota). b. Pelayanan Publik oleh Aparat Birokrasi di Kota Padang, tahun 2008 (Ketua) c. Tindak Kekerasan dan Pelecehan Seksual terhadap Perempuan dan Anak di Sumatera Barat, tahun 2008 (Anggota) d. Pemberdayaan Masyarakat Adat sebagai Basis Penataan Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari di Sumatera Barat, tahun 2008 (Anggota)
e. Otoritas Guru dalam Konteks Pendidikan Kritis (Analisis Wacana Kritis lnteraksi Belajar Mengajar di SMUN Kota Padang), tahun 2008 (Anggota) f. Pemberdayaan Masyarakat Adat sebagai Basis Penataan Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari di Sumatera Barat (Tahap II), tahun 2009 (Anggota) g. Netralitas Birokrasi dalam Pemilu Legislatif Tahun 2009 di Kota Padang, tahun 2010 (Ketua) h. Pembangunan Karakter Peserta Didik Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Melalui Pengembangan Model Pembelajaran Kewarganegaraan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Koto Tangah Padang, Tahun 20 10 (anggota) 6.2 Pengabdian Kepada Masyarakat a. Penyuluhan bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non Formal (PTK-PNF) di Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok dan Kabupaten Agam (2006, anggota) b. Peningkatan Profesionalisme Guru Pendidikan Kewarganegaraan SLTA Melalui Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Kota Padang Panjang (2007, anggota) b. Peningkatan Pengetahuan, Kepedulian serta Keterampilan Perempuan Etnis Cina (TIONGHOA) di Kota Padang dalam Me!akukan Aktifitas Politik (2008, anggota) c. Peningkatan Pengetahuan dan Profesionalisme Aparat Birokrasi Pemerintahan Nagari dan Masyarakat Adat di Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok (2009, anggota) . d. Peningkatan pemahaman dan keterampilan Guru sekolah dasar dalam melaksanakan Pembudayaan nilai-nilai pancasila Di kecamatan batang kapas kabupaten pesisir selatan, (201 0)
6.3 Karya Tulis Lainnya; a. Praktik Belajar Kewarganegaraan (PBK) di Sekolah, dalam Pembudayaan Nilainilai Pancasila (Makalah disampaikan dalam workshop Kepala Sekolah dan Guru SD sebagai model Program PNP), kegiatan berkala selarna tahun 2007. b. Penataan Suasana Sekolah (PSS) untuk Pembudayaan Nilai-nilai Pancasila (Makalah disampaikan dalam workshop Kepala Sekolah dan Guru SD sebagai model Program PNP) kegiatan berkala selama tahun 2007. c. Pengembangan Organisasi Kernahasiswaan (Makalah disampaikan dalam Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa ISP FIS UNP Tahun 2007) d. Kebebasan Warga Negara {makalah disampaikan dalam seminar lndeks Demokrasi lndonesia (ID!), kerjasama BAPPENAS, UNDP, JPPR Jakarta dan DlKTl LPPM UMSB, tanggal 17 Maret 2008 di Hotel Pangeran Beach Padang). e. Peran lnstitusi Publik dan Pemerintah {makalah disampaikan dalam seminar lndeks Demokrasi Indonesia (IDI), kerjasama BAPPENAS, UNDP, JPPR Jakarta dan DlKTl LPPM UMSB , tanggal 19 Maret 2008 di Hotel Pangeran Beach Padang). f. Organisasi dan Kegiatan Kemahasiswaan (Makalah disampaikan dalam Kegiatan PKMB Mahasiswa Baru Tahun 2008) g. Sistem Peradilan lnternasional (makalah disampaikan pada kegiatan MGMP Pendidikan Kewarganegaraan Guru SMA/SMK/MA se Kota Padang Panjang tanggal 7 Desember 2008).
h. Nasionalisme Warganegara Indonesia (Tinjuaun Kritis terhadap Pasal 2, 3 dan 37 UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS), Jurnal llmiah Politik Kenegaraan (Demokrasi) Vol. VII, No. 2, Oktober 2008 i. lmplementasi Hukum lnternasional dalam Percaturan Politik Dunia (makalah disampaikan dalam kegiatan Seminar dan Bedah Materi Pendidikan Kewarganegaraan SLTPISLTA se Sumatera Barat tanggal 16 Mei 2009). j. Partisipasi Masysrakat dalam Pengawasan Pemilu (makalah disampaikan dalam Workshop JPPR Sumatera Barat, tanggal 9 September 2C99 di Rocky Hotel Padang) k. Building School Culture by Developing Collaboration Among Teachers (Case Study in a Padang Elementary Public School) (Paper in Illinois State University). 2009 I. Character Building based on local culture through the development o f a model for the study o f citizenship and Minangkabau culture at the elementary school level (International Conference on Governance and Development, 2010)
Padang, September 2012 Yang bersangkutan,
Junaidi Indrawadi, S.Pd, M.Pd NIP. 19750601 200604 1001