Kode / Rumpun Ilmu : 772 / Pendidikan Matematika
LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA ANGKATAN 2015-2016
TIM PENGUSUL
Yeni Heryani, M.Pd. Depi Setialesmana, M.Pd .
NIDN: 0409118003 NIDN: 0419117705
Dibiayai oleh: Direktorat Riset da Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Program Penelitian Nomor : 070/SP2H/LT/DRPM/II/2016, tanggal 17 Februari 2016
UNIVERSITAS SILIWANGI AGUSTUS 2016
HALAMAN PENGESAHAN Judul
Pcneliti/Pelaksana Nama Lengkap Perguruan Tinggi NIDN Jabatan Fungsional Program Studi NomorHP Alamat surel (e-mail) Anggota (1) N ama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Institusi Mitra (jika ada) Nama Institusi Mitra Alamat Penanggung Jawab Tahun Pelaksanaan Biaya Tahun Berjalan Biaya Keseluruhan
: Kontribusi Penggunaan Model Discovery Learning terhadap Peningkatkan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2015-2016 : : : : : : :
YENI HERYANI S.Pd. Universitas Siliwangi 0409118003 Asisten Ahli Pendidikan Matematika 085224101516
[email protected]
: DEPI SETIALESMANA M.Pd : 0419117705 : Universitas Siliwangi
: Tahun ke 1 daii rencana 1 tahun : Rp 11.600.000,00 : Rp 11.600.000,00 Tasikmalaya, 28 - 11 - 2016 Ketua,
(YENI RY I S.Pd.) NIP/NIK 0409118003
(Prof. H. Aripin, Ph.D.) NIP/NIK 19670816 199603 l 001
Copyriglu(c): Ditliiabmas 21/) 2, updated 11!16
DAFTAR ISI Halaman i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv v RINGKASAN ........................................................................................................ BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1.3 Definisi Operasional ............................................................................. 1.4 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 1.5 Batasan Penelitian ................................................................................ 1.6 Tujuan Penelitian ................................................................................. 1.7 Target Penelitian .................................................................................
1 3 3 5 5 6 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika melalui Model Discovery Learning ........... 2.2 Model Pembelajaran Langsung ............................................................ 2.3 Kemampuan Koneksi Matematik ........................................................ 2.4 Kemampuan Komunikasi Matematik .................................................. 2.5 Penelitian yang Relevan ......................................................................
7 8 10 11 12
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3.2 Manfaat Penelitian ...............................................................................
13 13
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tahapan-tahapan Penelitian ................................................................. 4.2 Tempat Penelitian ................................................................................. 4.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 4.4 Desain Penelitian .................................................................................. 4.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 4.6 Teknik Analisis Data .............................................................................
14 14 15 15 16 18
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Analisis Data ............................................................................... 5.2 Tahapan-tahapan Penelitian .................................................................
19 26
ii
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan .............................................................................................. 6.2 Saran .....................................................................................................
29 29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
31
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Koneksi Matematik .................
16
Tabel 3.2 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Komunikasi Matematik ...........
17
iv
v
vi
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa yang lebih baik antara yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learningdengan yang mengikuti pembelajaran langsung, serta untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa kelompok tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2015-2016. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa kelas D sebagai kelas eksperimen dan E sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal tes kemampuan koneksi dan komunikasi matematik. Analisis data menggunakan uji perbedaan dua rata-rata untuk mengetahui peningkatan yang lebih baik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol serta ANOVA satu arah dengan uji Scheffe untuk mengetahui peningkatan yang lebih baik antara kelompok tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learninglebih baik dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran langsung. Peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa kelompok sedang lebih baik dari kelompok tinggi dan rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning.
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika berperan dalam keikutsertaannya mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada jenjang perguruan tinggi terutama pada program studi pendidikan matematika, mahasiswa dituntut untuk lebih berkompeten pada bidang matematika. Dilihat dari tujuan program studi pendidikan matematika yaitu menciptakan calon guru matematika yang memiliki kompetensi pada bidang matematika, maka sebagai dosen program studi pendidikan matematika terutama pada mata kuliah Geometri Analitik mempunyai kewajiban untuk mendidik mahasiswa agar menguasai konsep-konsep serta kemampuan dasar matematika. Sumarmo, Utari (2006:3) mengemukakan Kemampuan dasar matematika dapat diklasifikasikan ke dalam lima standar yaitu kemampuan : mengenal, memahami dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip, dan idea matematika; menyelesaikan masalah matematik (mathematical connection); bernalar matematik (mathematical reasoning); melakukan koneksi matematik (mathematical connection); dan komunikasi matematik (mathematical communication). Kemampuan-kemampuan tersebut termasuk pada berpikir matematika tingkat tinggi yang harus dikembangkan dalam proses perkuliahan Geometri Analitik. Namun pada kenyataannya penguasaan kemampuan tersebut belum optimal
dalam
kegiatan
perkuliahan.
Marpaung
(Tahmir,
2008:4)
mengemukakan Paradigma pembelajaran saat ini mempunyai ciri-ciri antara lain:guru aktif, mahasiswa pasif; pembelajaran berpusat kepada guru; guru mentransfer pengetahuan kepada mahasiswa; pemahaman mahasiswa cenderung bersifat instrumental; pembelajaran bersifat mekanistik; dan mahasiswa diam (secara fisik) dan penuh konsentrasi (mental) memperhatikan apa yang diajarkan guru. Berdasarkan pendapat tersebut, maka akibatnya berdampak terhadap perkuliahan pada jenjang pendidikan tinggi antara lain: pemahaman mahasiswa terhadap matematika rendah; serta
kemampuan menyelesaikan masalah
(problem solving), bernalar(reasoning), berkomunikasi secara matematis 1
2
(communication), dan melihat keterkaitan antara konsep-konsep dan aturanaturan (connection) rendah. Dengan melihat kenyataan tersebut, dapat dikemukakan bahwa untuk meningkatkan hasil dan kualitas pembelajaran matematika banyak hal yang harus diperbaiki. Rendahnya kemampuan koneksi dan komunikasi matematik dapat disebabkan oleh kurangnya kesempatan mahasiswa dalam berlatih soal yang berkaitan dengan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik. Pada kenyataannya soal-soal yang diberikan kepada mahasiswa juga hanya soal-soal untuk mengukur hasil belajar saja tanpa melihat kemampuan apa yang ingin diukur. Koneksi matematik terjadi antara matematika dengan matematika itu sendiri atau antara matematika dengan di luar matematika serta antara matematika dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menguasai kemampuan koneksi matematik, selain memahami manfaat matematika, mahasiswa mampu memandang bahwa topik-topik matematika saling berkaitan. Kemampuan komunikasi matematik dapat diartikan sebagai suatu kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari mahasiswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Kita harus mampu menyesuaikan dengan sistem representasi yang mampu mereka gunakan. Keadaan yang terjadi di lapangan dalam hal kemampuan koneksi dan komunikasi matematik disebabkan oleh rendahnya kualitas proses perkuliahan di tingkat pendidikan tinggi yang berpengaruh terhadap hasil. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam perkuliahan agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan adalah model discovery learning. Alasan dipilihnya model
Discovery
Learning
karena
model
pembelajaran
ini
dalam
mengaplikasikannya dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar secara aktif serta mampu menemukan rumus-rumus ataupun konsep dari materi yang dipelajari, yang sebelumnya telah direkayasa oleh dosen dalam proses penemuannya. Dosen hanya mengarahkan kepada langkah-langkah
3
proses penemuan, tanpa memberikan langsung rumus ataupun konsepnya. Proses penemuan inilah yang dijadikan sebagai salah satu kelebihan model Discovery Learning. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Kontribusi Penggunaan Model Discovery Learning terhadap Peningkatkan
Kemampuan
Koneksi
dan
Komunikasi
Matematik
pada
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2015-2016.” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran melalui model discovery learning lebih baik dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran langsung? 2. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran melalui model discovery learning lebih baik dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran langsung? 3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah antara yang mengikuti pembelajaran melalui model discovery learning dengan model pembelajaran langsung? 4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah antara yang mengikuti pembelajaran melalui model discovery learning dengan model pembelajaran langsung? 1.3 Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman, berikut dijelaskan pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. 1.
Model Discovery Learning adalah model yang mengarahkan mahasiswa untuk dapat menemukan konsep yang sebelumnya tidak diketahui melalui
4
proses pembelajaran. Tahapan pembelajaran melalui model discovery learning secara operasional yang akan dilaksanakan dalam kegiatan perkuliahan pada mata kuliah geometri analitik meliputi; stimulation (pemberian rangsangan), problem statement (identifikasi masalah), data collection (pengumpulan data), data processing (pengolahan data), verification (pembuktian) dan generalization (menarik kesimpulan). 2.
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran dimana dosen terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada mahasiswa dan mengajarkannya langsung kepada seluruh kelas. Langkah-langkah model pembelajaran langsung meliputi: menyampaikan tujuan dan mempersiapkan mahasiswa,
mendemonstrasikan
pengetahuan
atau
keterampilan,
membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, memberikan kesempatan untuk pelatihan kelanjutan dan penerapan. 3.
Kemampuan koneksi matematik koneksi diartikan sebagai koneksi antartopik matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain, serta digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Indikator yang akan digunakan dalam penyusunan soal tes kemampuan koneksi matematik yaitu menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari,mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi ekuivalen, serta menggunakan koneksi antar topik matematika, dan antar topik matematika dengan topik lain.
4.
Komunikasi
matematik
adalah
kemampuan
mahasiswa
dalam
hal
menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah, serta mengkonstruksi dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafik, kata-kata/kalimat, persamaan, tabel dan sajian secara fisik atau memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri. Indikator yang akan digunakan dalam penyusunan soal tes kemampuan komunikasi matematik yaitu kemampuan komunikasi secara tertulis yaitu menyatakan gambar ke dalam ide matematika, menjelaskan situasi matematika secara tulisan dalam gambar atau bentuk aljabar, menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika, menyusun argumen dan generalisasi.
5
5.
Mahasiswa dari setiap kelas eksperimen dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Dalam penelitian ini pengelompokkan mahasiswa dilakukan dengan aturan kelompok tinggi sebanyak 27%,
mahasiswa
kelompok sedang sebanyak 46% dan
kelompok rendah sebanyak 27% dalam satu sampel. 6.
Peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik dilihat dari 𝑆
−𝑆
nilai Gain Ternormalisasi 𝑔 = 𝑆 𝑃𝑜𝑠𝑡 −𝑆𝑃𝑟𝑒 𝑀𝑎𝑘𝑠
𝑃𝑟𝑒
1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran melalui model discovery learning lebih baik dari yang mengikuti pembelajaran langsung; 2. Peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yangg mengikuti pembelajaran melalui model discovery learning lebih baik dari yang mengikuti pembelajaran langsung; 3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa pada
kelompok tinggi, sedang dan rendah antara yang mengikuti
pembelajaran melalui model discovery learning dengan pembelajaran langsung ; 4. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa pada
kelompok tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti
pembelajaran melalui model discovery learning dengan pembelajaran langsung. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi hanya membahas materi tentang garis pada mata kuliah geometri analitik, serta kemampuan yang diukur adalah kemampuan koneksi dan komunikasi matematik.
6
1.6 Target Penelitian Target penelitian yang ingin dicapai adalah publikasi ilmiah dalam jurnal yang memiliki ISSN atau jurnal nasional terakreditasi, prosiding pada seminar ilmiah yang berskala lokal, regional maupun nasional serta pengayaan bahan ajar yang dapat digunakan dalam perkuliahan geometri analitik.
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika Melalui Model Discovery Learning Model Discovery Learning disebut pula model pembelajaran penemuan, yakni belajar untuk menemukan konsep. Hal ini dilandasi oleh pendapat Kosasih, E (2014:83) “Model Discovery Learning adalah model yang mengarahkan
siswa
untuk
dapat
menemukan
sesuatu
melalui
proses
pembelajaran yang dilakoninya”. Model Discovery Learning memiliki kesamaan prinsip dengan model pembelajaran inkuiri (inquiry) dan problem solving, namun perbedaan ketiga model tersebut seperti dijelaskan KEMDIKBUD (2013:212) Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan problem solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada mahasiswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga mahasiswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan problem solving lebih memberikan tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Aplikasi penggunaan model Discovery Learning dalam perkuliahan menekankan peran dosen sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar secara aktif. Pada kegiatan Discovery Learning, bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi mahasiswa dituntut untuk melakukan berbagai
kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan, sehingga mahasiswa
bekerja keras
dalam menemukan rumus-rumus ataupun konsep. Menurut
Kurniasih,
Imas
&
Berlin
Sani
(2014:69)
dalam
mengaplikasikan strategi Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut. 7
8
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah) Data collection (pengumpulan data) Data processing (pengolahan data) Verification (pembuktian) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahapan pembelajaran melalui model discovery learning secara operasional yang akan dilaksanakan dalam kegiatan perkuliahan pada mata kuliah
geometri
Learningmahasiswa
analitik
meliputi;
dihadapkan
pertama
pada
pada
interaksi
model
belajar
Discovery
yang
dapat
mengembangkan dan membantu mahasiswa dalam mengeksplorasi bahan ajar. Dosen dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran untuk membaca buku dan kegiatan lainya yang dapat mengarah pada persiapan menyelesaikan masalah. Tahap kedua yaitu identifikasi masalah, dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi. Tahap ketiga yaitu pengumpulan data, dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswauntuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dan menghubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Tahap keempat yaitu pengolahan data, kegiatan mengolah data yang telah diperoleh. Sedangkan untuk tahap kelima yaitu pembuktian,
mahasiswa
melakukan
pemeriksaan
secara
cermat
untuk
membuktikan benar tidaknya dari penyelesaian masalah. Kemudian tahap keenam yaitu menarik kesimpulan, proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk masalah yang sama. sehingga mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat memahami sendiri konsep dari setiap materi. Tahap-tahap model Discovery Learning mampu membuat mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat menemukan sendiri konsep dari setiap materi. 2.2 Model Pembelajaran Langsung Pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang bersifat teacher center. Arends (Trianto, 2009: 41) menyatakan ”Model pembelajaran
9
langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar mahasiswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.” Kardi dan Nur (Trianto, 2009: 47) mengemukakan Langkah-langkah model pembelajaran langsung sebagai berikut. a. Menyampaikan tujuan dan menyiapkan mahasiswa Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian mahasiswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran itu. b. Presentasi dan Demonstrasi Pada fase ini gurumelakukan presentasi atau demonstrasi pengetahuan dan keterampilan. Kunci untuk berhasil ialah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif. c. Mencapai Kejelasan Kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada mahasiswa, mempunyai dampak yang positif terhadap proses belajar mahasiswa. d. Melakukan Demonstrasi Agar dapat mendemonstrasikan suatu konsep atau keterampilan dengan berhasil, guru perlu dengan sepenuhnya menguasai konsep dan keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya. e. Mencapai Pemahaman dan Penguasaan Guru perlu berupaya agar para mahasiswa dapat melakukan sesuatu yang benar.Guru juga perlu berupaya agar segalasesuatu yang didemonstrasikan juga benar. f. Berlatih Agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan yang intensif, dan memperhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau konsep yang didemonstrasikan. g. Memberikan Latihan Terbimbing Guru harus mempersiapkan dan melaksanakan pelatihan terbimbing. Keterlibatan mahasiswa dapat membuat belajar berlangsung dengan lancar dan memungkinkan mahasiswa menerapkan konsep pada situasi baru. h. Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik Guru dapat melakukan berbagai cara untuk memberikan umpan balik baik secara lisan ataupun tulisan. Tanpa umpan balik spesifik, mahasiswa tidak mungkin memperbaiki kekurangannya, dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan keterampilan yang mantap. i. Memberi Kesempatan Belajar Mandiri
10
Pada tahap ini guru memberikan tugas kepada mahasiswa untuk menerapkan keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri. Pada model ini guru tidak mungkin memperhatikan kebutuhan mahasiswa secara keseluruhan. 2.3 Kemampuan Koneksi Matematik Koneksi matematik didasarkan pada pendapat bahwa matematika merupakan ilmu yang terstruktur dan utuh, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Koneksi matematika diartikan sebagai koneksi antar-topik matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain, serta digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ratnaningsih,Nani (2003: 26) menegaskan Dalam pembelajaran matematika pemahaman mahasiswa tentang koneksi ide-ide matematik akan memfasilitasi kemampuan mereka untuk memformulasi dan memverifikasi konjektur secara deduktif antar topik.Konsep dan prosedur matematika yang baru dikembangkan dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah lain dalam matematika dan disiplin ilmu lainnya. Dahlan, J.A (2011: 4.19) berpendapat Koneksi sebagai standar proses dalam pembelajaran matematika bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan mahasiswa dalam memandang matematika sebagai satu kesatuan, dan bukan materi yang berdiri sendiri, serta mengenali relevansi dan manfaat matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sumarmo, Utari (2006: 4) menyatakan Indikator untuk mengukur koneksi matematik, yaitu: a. Mencari dan memahami hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur. b. Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari. c. Memahami representasi ekuivalen konsep dan prosedur yang sama. d. Mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen. e. Menggunakan koneksi antar topik matematika, dan antara topik matematika dengan topik lain. Indikator yang akan digunakan dalam penyusunan soal tes kemampuan koneksi matematik yaitu menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari,mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam
11
representasi ekuivalen, serta menggunakan koneksi antar topik matematika, dan antar topik matematika dengan topik lain. 2.4 Kemampuan Komunikasi Matematik Komunikasi sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan kepada penerima pesan untuk memberitahu, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Dalam berkomunikasi, orang dapat menyampaikan pesan dengan berbagai bahasa termasuk bahasa matematik. Schoen, Bean dan Ziebarth (Hidayat, Edi, 2009: 24) mengemukakan Komunikasi matematik adalah kemampuan mahasiswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah, serta kemampuan mahasiswa mengkonstruksi dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafik, kata-kata/kalimat, persamaan, tabel dan sajian secara fisik atau kemampuan mahasiswa memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri. Mahasiswa memiliki kemampuan logika yang terstruktur, sehingga mereka mempunyai kemampuan yang berbeda dalam komunikasi baik lisan ataupun tulisan. Apa-apa yang mereka tulis, seperti lambang-lambang matematika, diagram, dan grafik, harus menggunakan bahasa matematika yang benar. Mereka sudah mampu menjelaskan, membuat pertanyaan, serta menulis argumentasi sesuai dengan kaidah-kaidah matematika. Sumarmo, Utari (2006: 3) menyatakan Beberapa indikator yang dapat mengukur kemampuan komunikasi matematik mahasiswa, antara lain: 1) menyatakan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika; 2) menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik atau bentuk aljabar; 3) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; 4) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; 5) membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pertanyaan yang relevan; 6) membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi.
12
Indikator kemampuan komunikasi yang digunakan dalam soal tes yaitu menyatakan gambar ke dalam ide matematika, menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan, menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika, menyusun argumen dan generalisasi. 2.5 Penelitian yang Relevan Penelitian yang telah dilakukan oleh Isnarto (2014) tentang Implementasi Discovery Learning
dalam perkuliahan Struktur Aljabar yang menyatakan
bahwa model Discovery Learning efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis. Serta penelitian tentang penggunaan metode penemuan terhadap kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa keguruan oleh Sutji Rochminah yang menyatakan bahwa pembelajaran penemuan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematis ditinjau berdasarkan kemampuan akademik calon guru. Meskipun hasil penelitian tidak berdasarkan kemampuan yang diteliti yaitu kemampuan koneksi dan komunikasi matematis, tetapi dari hasil penelitian sebelumnya bahwa model ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Maka dilandasi dengan asumsi bahwa kemampuan koneksi dan komunikasi matematik sama halnya dengan kemampuan berpikir kritis yang ketiganya temasuk ke dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi.
13
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELTIAN
3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa yang lebih baik antara yang mengikuti pembelajaran melalui model discovery learning dengan yang mengikuti pembelajaran langsung; 2. Peningkatan kemampuan komunikasi matematikmahasiswa yang lebih baik antara yang mengikuti pembelajaran melalui model discovery learning dengan yang mengikuti pembelajaran langsung; 3. Perbedaan
peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa pada
kelompok tinggi, sedang dan rendah antara yang mengikuti pembelajaran melalui model discovery learning dengan pembelajaran langsung ; 4. Perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti pembelajaran melalui model discovery learning dengan pembelajaran langsung. 3.2 Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran matematika terutama dalam penggunaan model Discovery Learning .
13
14
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan-tahapan penelitian Tahapan
yang dilakukan dalam penelitian yaitu tahap persiapan yang
meliputi : membuat instrumen tes kemampuan koneksi dan komunikasi matematik; menguji instrumen tes pada mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Geometri Analitik; melakukan uji validitas dan reliabilitas soal yang telah diujicobakan; membuat Satuan Acara Perkuliahan (SAP), bahan ajar, lembar kerja mahasiswa, tes individu, tugas individu. Selanjutnya tahap pelaksanaan meliputi: memberikan Pretest kemampuan koneksi dan komunikasi matematik kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol; melaksanakan perkuliahan dengan menggunakan model discovery learning kelas eksperimen dan
pembelajaran langsung pada kelas kontrol; memberikan Posttest
kemampuan koneksi dan komunikasi matematik baik pada kelas eksperimen maupun
pada
kelas
kontrol.
Kemudian
tahap
penyelesaian
meliputi:
mengumpulkan data hasil tes dari masing-masing kelas, mengolah dan menganalisis hasil data yang diperoleh berupa data kuantitatif dari masingmasing kelas; penarikan kesimpulan yang merupakan tahapan terakhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan. Data hasil analisis diinterpretasikan lalu disimpulkan berdasarkan hipotesis dan rumusan masalah penelitian yang dibuat. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas menyatakan bahwa soal kemampuan koneksi dan komunikasi matematik merupakan soal yang valid dan layak digunakan sebagai instrumen
untuk mengetahui
kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa. 3.2 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Siliwangi pada mahasiswa program studi pendidikan matematika angkatan 2015-2016.
15
3.3 Variabel Penelitian Variabel bebasnya adalah model discovery learning dan variabel terikatnya adalah kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa. 3.4 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, yakni dengan melakukan eksperimen terhadap dua kelas dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning sebagai kelas eksperimen dan model pembelajaran langsung
sebagai kelas kontrol untuk melihat hasil tes
kemampuan koneksi dan komunikasi matematik. Maka desain penelitian ini sebagai berikut. O
X
O
O O
Gambar 3.1 Desain penelitian Keterangan : O = Pretest dan Posttest kemampuan koneksi dan komunikasi matematik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol X = Model discovery learning. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan matematika Universitas Siliwangi angkatan 2015-2016. Sampel penelitian adalah mahasiswa yang sudah terdaftar dengan kelasnya masingmasing sebanyak dua kelas, sehingga tidak dimungkinkan untuk membuat kelompok baru secara acak. Satu kelompok dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok dijadikan kelompok kontrol. Pengelompokkan sampel pada kelas eksperimen dan kontrol ke dalam kelompok tinggi, sedang dan rendah dilakukan berdasarkan kemampuan akademik, yaitu hasil tes hasil belajar semester ganjil. Seluruh mahasiswa dalam satu kelas diurutkan mulai mahasiswa yang mendapatkan nilai tertinggi sampai yang nilainya terendah. Kemudian dibagi dalam tiga kelompok menjadi kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah. Suherman (2003: 45) mengatakan bahwa sampel diambil sebanyak 27% untuk kelompok mahasiswa
16
pandai dan 27% kelompok mahasiswa rendah, sehingga seluruh sampel yang terambil sebanyak 54%. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal tes kemampuan koneksi dan komunikasi matematik. Jenis tes pada penelitian ini adalah Pretest dan Posttest. Pretest dilaksanakan sebelum pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kemampuan koneksi dan komunikasi matematik pada materi yang akan dipelajari pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sedangkan postes diberikan setelah selesai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa, bentuk soal yang digunakan adalah uraian. Penskoran dengan menggunakan holistic scale dari North Department of Public Instruction (Ratnaningsih, 2003: 52) dimodifikasi seperti yang tercantum pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2. Tabel 3.1Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Koneksi Matematik Indikator Koneksi Matematik Menggunakan koneksi antar topik matematika
Respon Mahasiswa terhadap Soal
Tidak menjawab sama sekali Menggunakan koneksi antartopik matematika tetapi salah Menggunakan koneksi antartopik matematika namun hanya sebagian benar dan lengkap Menggunakan koneksi antartopik matematika namun ada sedikit kesalahan Menggunakan koneksi antartopik matematika dengan benar dan lengkap Mencari koneksi Tidak menjawab sama sekali satu prosedur ke Mengunakan koneksi satu prosedur ke prosedur prosedur lain lain dalam representasi ekuivalen tetapi salah dalam representasi Menggunakan koneksi satu prosedur ke prosedur ekuivalen lain dalam representasi ekuivalen namun hanya sebagian benar dan lengkap Menggunakan koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi ekuivalen namun ada sedikit kesalahan Menggunakan koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi ekuivalen dengan benar dan lengkap
Skor 0 1 2 3 4 0 1 2
3 4
17
Menggunakan koneksi antara topik matematika dengan bidang lain
Tidak menjawab sama sekali
0
Menggunakan koneksi antara topik matematika dengan bidang lain tetapi salah Menggunakan koneksi antara topik matematika dengan bidang lain namun hanya sebagian benar dan lengkap Menggunakan koneksi antara topik matematika dengan bidang lain namun ada sedikit kesalahan Menggunakan koneksi antara topik matematika dengan bidang lain dengan benar dan lengkap Menggunakan Tidak menjawab sama sekali matematika dalam Menggunakan matematika dalam kehidupan kehidupan sehari- sehari-hari tetapi salah hari Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari namun hanya sebagian benar dan lengkap Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari namun ada sedikit kesalahan Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari dengan benar dan lengkap
1 2 3 4 0 1 2 3 4
Tabel 3.2Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Komunikasi Matematik Indikator Komunikasi Respon Mahasiswa terhadap Soal Matematik Menyatakan Tidak menjawab sama sekali gambar ke dalam Menyatakan gambar ke dalam ide matematika ide matematika tetapi salah Menyatakan gambar ke dalam ide matematika namun hanya sebagian benar dan lengkap Menyatakan gambar ke dalam ide matematika namun ada sedikit kesalahan
Menjelaskan situasi matematika secara tulisan dengan gambar
Menyatakan peristiwa seharihari dalam
Menyatakan gambar ke dalam ide matematika dengan benar dan lengkap Tidak menjawab sama sekali Menjelaskan situasi secara tulisan dengan gambar tetapi salah Menjelaskan situasi secara tulisan dengan gambar namun hanya sebagian benar dan lengkap Menjelaskan situasi secara tulisan dengan gambar namun ada sedikit kesalahan Menjelaskan situasi secara tulisan dengan gambar dengan benar dan lengkap Tidak menjawab sama sekali Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika tetapi salah
Skor 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1
18
bahasa atau simbol matematika.
Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika namun hanya sebagian benar dan lengkap Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika namun ada sedikit kesalahan Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika dengan benar dan lengkap Menyusun Tidak menjawab sama sekali Argumen dan Menyusun argumen dan generalisasi tetapi Generalisasi salah Menyusun argumen dan generalisasi namun hanya sebagian benar dan lengkap Menyusun argumen dan generalisasi namun ada sedikit kesalahan Menyusun argumen dan generalisasi dengan benar dan lengkap
2 3 4 0 1 2 3 4
3.6 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini diolah untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Data yang telah diperoleh kemudian diolah sebagai berikut dengan cara menghitung Gain Score,indeks gain ini dihitung dengan rumus indeks gain dari Meltzer (Hidayat, 2009:61), yaitu sebagai berikut. 𝑔=
𝑆𝑃𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑃𝑟𝑒 𝑆𝑀𝑎𝑘𝑠 − 𝑆𝑃𝑟𝑒
Keterangan: 𝑆𝑃𝑜𝑠𝑡 = Skor Postes 𝑆𝑝𝑟𝑒 = Skor pretes 𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 = Skor maksimum Kemudian melakukan perhitungan uji dua rata-rata pada hasil pretest, posttest dan gain dengan menggunakan SPSS 20. Serta melakukan uji hopotesis dengan ANOVA dua jalur untuk melihat
perbedaan kemampuan koneksi dan
komunikasi matematik mahasiswa antara kelompok tinggi, sedang dan rendah antara yang mengikuti perkuliahan dengan model discovery Learning dengan pembelajaran langsung. Untuk melihat kelompok mana yang lebih baik, dilakukan uji Scheffe.
19
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning dibandingkan dengan
yang mengikuti pembelajaran
langsung, peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning dibandingkan dengan yang mengikuti pembelajaran langsung, mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah yang mengikuti model Discovery Learning,
peningkatan kemampuan
komunikasi matematik mahasiswa kelompok tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti model Discovery Learning. Berikut hasil analisis data yang berkaitan dengan tujuan penelitian tersebut. A. Hasil Analisis Data 1. Peningkatan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik Mahasiswa Untuk melihat peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning dan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran langsung adalah dengan menghitung skor peningkatan (gain score) kedua kelas dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi. Hasil perhitungan gain ternormalisasi untuk kemampuan koneksi matematik menunjukkan bahwa skor rata-rata gain ternormalisasi kelas eksperimen sebesar 0,66 dan skor rata-rata gain ternormalisasi kelas kontrol sebesar 0,57. Data tersebut
menunjukkan
bahwa skor rata-rata gain
ternormalisasi kemampuan koneksi matematik mahasiswa kelas eksperimen lebih besar daripada skor rata-rata gain ternormalisasi kelas kontrol. Hasil pengolahan data menunjukkan skor rata-rata gain kemampuan koneksi matematik pada kedua kelas berbeda. Namun untuk mengetahui
19
20
signifikansi perbedaan skor rata-rata gain kemampuan koneksi matematik dilakukan analisis statistik pengujian perbedaan dua rata-rata. Uji
perbedaan dua rata-rata data gain ternormalisasi terhadap
kemampuan koneksi matematik mahasiswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji t) pada taraf signifikansi 0,05.
Pasangan hipotesis tentang kemampuan koneksi matematik
yang diuji adalah sebagai berikut. H0 : Peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning tidak lebih baik dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran langsung. H1: Peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning lebih baik dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran langsung. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi 0,018 , nilai ini lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning lebih baik dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran langsung. b. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Mahasiswa Untuk
melihat
peningkatan
kemampuan
komunikasi
matematik
mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning dan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran langsung adalah dengan menghitung skor peningkatan (gain score) kedua kelas dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi. Hasil perhitungan gain ternormalisasi kemampuan komunikasi matematik, kelas eksperimen sebesar 0,63 dan kelas kontrol sebesar 0,54. Data tersebut menunjukkan bahwa gain ternormalisasi kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran.
21
Hasil pengolahan data menunjukkan skor rata-rata gain kemampuan komunikasi matematik pada kedua kelas berbeda. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan rata-rata gain kemampuan komunikasi matematik dilakukan analisis statistik pengujian perbedaan dua rata-rata dua sampel. Selanjutnya dilakukan uji rata-rata data gain ternormalisasi terhadap kemampuan komunikasi matematik mahasiswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 0,05 . Pasangan hipotesis tentang kemampuan komunikasi matematik yang diuji adalah sebagai berikut. H0 : Peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak lebih baik dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran langsung. H1 : Peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran langsung. Hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi 0,011 , nilai ini lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning lebih baik dari mahasiswa yang mengikuti pembelajaran langsung.
1. Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik dan Kemampuan Komunikasi Katematik Mahasiswa Kelompok Tinggi, Sedang dan Rendah
22
a.
Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik Mahasiswa pada Kelompok Tinggi, Sedang dan Rendah. Pasangan hipotesis Pasangan hipotesis tentang kemampuan koneksi
matematik yang diuji adalah sebagai berikut. H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning. H1: Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik pada kelompok tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning. Dari hasil One Way ANOVA dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh nilai signifikansi 0,000. Nilai ini kurang dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan signifikan peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa pada kelompok
tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti pembelajaran dengan
model Discovery Learning. Setelah diketahui ada perbedaan antarkelompok, maka pengujian dilanjutkan dengan uji Sheffe untuk melihat kelompok mana yang lebih baik. Pasangan pengujian kelompok adalah kelompok tinggi dengan sedang, tinggi dengan rendah dan sedang dengan rendah. 1)
Kelompok Tinggi dengan Kelompok Sedang Pasangan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H0 : Peningkatan kemampuan koneksi matematik pada kelompok tinggi tidak lebih baik dari kelompok sedang. H1 : Peningkatan kemampuan koneksi matematik pada kelompok tinggi lebih baik dari kelompok sedang.
23
Berdasarkan perhitungan dengan SPSS 21 pada uji Scheffe diperoleh nilai signifikansi 0,009, yang berarti terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelompok tinggi dan sedang, sedangkan dari Mean Diffrence -0,15298, bertanda negatif menyatakan bahwa
kelompok tinggi tidak lebih baik dari
kelompok sedang. Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematik pada kelompok tinggi tidak lebih baik dari kelompok sedang. 2) Kelompok Tinggi dengan Kelompok Rendah Pasangan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H0 : Peningkatan kemampuan koneksi matematik pada kelompok tinggi tidak lebih baik dari kelompok rendah. H1 : Peningkatan kemampuan koneksi matematik pada kelompok tinggi lebih baik dari kelompok rendah. Berdasarkan perhitungan dengan SPSS 21 pada uji Scheffe diperoleh nilai signifikan 0,059, yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan skor rata-rata kelompok tinggi dan rendah, sedangkan dari Mean Diffrence 0,12909, bertanda positif menyatakan bahwa kelompok tinggi lebih baik dari kelompok rendah. Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematik pada kelompok tinggi tidak lebih baik dari kelompok rendah. 3) Kelompok Sedang dengan Kelompok Rendah Pasangan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H0 : Peningkatan kemampuan koneksi matematik pada kelompok sedang tidak lebih baik dari kelompok rendah. H1 : Peningkatan kemampuan koneksi matematik pada kelompok sedang lebih baik dari kelompok rendah.
24
Berdasarkan perhitungan dengan SPSS 21 pada uji Scheffe diperoleh nilai signifikansi 0,000 yang berarti terdapat perbedaan signifikan skor rata-rata kelompok sedang dan rendah, sedangkan Mean Diffrence 0,28207, bertanda positif menunjukkan bahwa skor rata-rata kelompok sedang lebih baik dari kelompok rendah. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematik pada kelompok sedang lebih baik dari kelompok rendah. b. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Kelompok Tinggi, Sedang dan Rendah
Matematik
Mahasiswa
Pasangan hipotesis tentang kemampuan matematik yang diuji adalah sebagai berikut. H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning. H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning. Dari hasil One Way ANOVA dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh nilai signifikansi 0,000. Nilai ini kurang dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan signifikan
peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa pada
kelompok
tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti pembelajaran dengan
model Discovery Learning. Setelah diketahui ada perbedaan antarkelompok, maka pengujian dilanjutkan dengan uji Sheffe untuk melihat kelompok mana yang lebih baik. Pasangan pengujian kelompok adalah kelompok tinggi dengan sedang, tinggi dengan rendah dan sedang dengan rendah. 1) Kelompok Tinggi dengan Kelompok Sedang
25
Pasangan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H0 : Peningkatan kemampuan komunikasi matematik pada kelompok tinggi tidak lebih baik dari kelompok sedang. H1 : Peningkatan kemampuan komunikasi matematik pada kelompok tinggi lebih baik dari kelompok sedang. Berdasarkan perhitungan dengan SPSS 21 pada uji Scheffe diperoleh nilai signifikansi 0,003, yang
artinya terdapat perbedaan signifikan rata-rata
kelompok tinggi dan sedang, sedangkan dari Mean Diffrence – 0,18106, bertanda negatif menyatakan bahwa kelompok sedang.
kelompok tinggi tidak lebih baik dari
Hal ini berarti, H0
diterima dan H1 ditolak. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematik pada kelompok tinggi tidak lebih baik dari kelompok sedang. 2) Kelompok Tinggi dengan Kelompok Rendah Pasangan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H0 : Peningkatan kemampuan komunikasi matematik pada
kelompok
tinggi tidak lebih baik dari kelompok rendah. H1 : Peningkatan kemampuan komunikasi matematik pada kelompok tinggi lebih baik dari kelompok rendah. Berdasarkan perhitungan dengan SPSS 21 pada uji Scheffe diperoleh nilai signifikan 0,438, yang artinya
tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata
kelompok tinggi dan rendah, sedangkan dari Mean Diffrence 0,06727, bertanda positif menyatakan bahwa kelompok tinggi lebih baik dari kelompok rendah. Hal ini berarti,H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematik pada kelompok tinggi tidak lebih baik dari kelompok rendah. 3) Kelompok Sedang dengan Kelompok Rendah Pasangan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
26
H0 : Peningkatan kemampuan komunikasi matematik pada kelompok sedang tidak lebih baik dari kelompok rendah. H1 : Peningkatan kemampuan komunikasi matematik pada kelompok sedang lebih baik dari kelompok rendah. Berdasarkan perhitungan dengan SPSS 21 pada uji Scheffe diperoleh nilai signifikansi 0,000, yang artinya terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok sedang dan rendah, sedangkan dari Mean Diffrence 0,24833, bertanda positif menunjukkan bahwa kelompok sedang lebih baik dari kelompok rendah. Hal ini berarti, H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematik pada kelompok sedang lebih baik dari kelompok rendah. B. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian berikut adalah berdasarkan analisis data dan temuan-temuan di lapangan. Dari hasil analisis terhadap perbedaan rata-rata skor gain tes koneksi matematik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor gain tes koneksi matematik kelas eksperimen lebih baik dari pada rata-rata skor gain kelas kontrol pada taraf signifikansi 5%. Begitu pula hasil analisis terhadap perbedaan rata-rata peningkatan skor tes kemampuan komunikasi matematik menunjukkan bahwa rata-rata skor gain tes kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata skor kelas kontrol. Kedua kelas ternyata mengalami peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan, baik pada kemampuan koneksi
komunikasi matematik. Namun
peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik yang diberikan. Berdasarkan data yang telah uraikan, hal ini menunjukkan model Discovery Learning membawa perubahan yang positif terhadap hasil
27
pembelajaran. Aplikasi penggunaan model
Discovery Learning
dalam
perkuliahan menekankan peran dosen sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar secara aktif. Pada kegiatan Discovery Learning, bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi mahasiswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan,
menganalisis,
mengintegrasikan,
mengorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan, sehingga mahasiswa bekerja keras dalam menemukan rumus-rumus ataupun konsep. Hal ini sejalan dengan KEMDIKBUD (2013:212) bahwa pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Pada Discovery Learning masalah yang diperhadapkan kepada mahasiswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Model pembelajaran langsung sangat berbeda dengan model Discovery Learning, model pembelajaran langsung berpusat pada guru (teacher centered), sehingga mahasiswa pasif dan hanya mendapatkan pengetahuan dari pendidik tanpa berusaha menemukan sendiri, akibatnya mahasiswa jenuh dalam belajar, dan belajar menjadi tidak bermakna. Sedangkan model Discovery Learning menekankan pada keaktifan mahasiswa, sehingga belajar menjadi bermakna. Melihat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik pada kelompok tinggi, sedang dan rendah, diketahui bahwa ternyata kelompok sedang lebih baik dari kelompok tinggi dan rendah baik dari segi peningkatan kemampuan koneksi ataupun kemampuan komunikasi matematik. Hal ini didasarkan pada dugaan sementara bahwa kelompok sedang memiliki peningkatan yang lebih baik dari kelompok tinggi dan rendah. Peneliti beranggapan bahwa kelompok tinggi memperoleh nilai pretest yang besar sehingga ketika posttest peningkatannya kecil. Begitu pula pada kelompok rendah yang memperoleh nilai pretest yang kecil dan memperoleh nilai posttest yang tidak begitu besar sehingga peningkatannya pun kecil. Sementara itu kelompok sedang diperkirakan memperoleh nilai pretest yang kecil atau sedang dan memperoleh nilai posttest yang besar sehingga peningkatan lebih baik dari kelompok tinggi dan rendah.
28
Kontribusi terbesar peningkatan diberikan pada mahasiswa kelompok sedang, kemudian kelompok tinggi dan selanjutnya kelompok rendah. Hal ini merupakan temuan yang sangat menarik dari hasil penelitian ini yang dapat disebabkan jumlah mahasiswa kelompok sedang lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa pada kelompok tinggi dan kelompok rendah. Mahasiswa pada kelompok sedang merupakan potensi yang besar yang perlu mendapat perhatian. Apabila pembelajaran dengan model Discovery Learning ini terus berlanjut dan ditingkatkan, maka pada jenjang sekolah yang lebih tinggi nanti, tingkat kemampuan mahasiswa dapat meningkat dari sedang menjadi tinggi. Peningkatan seperti inilah yang diharapkan. Besar kecilnya kontribusi peningkatan selain ditentukan oleh kemampuan awal yang telah dimiliki mahasiswa, juga yang lebih penting adalah motivasi dan usaha yang dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri, serta suasana yang diciptakan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Di samping itu, ketekunan serta rasa percaya diri mahasiswa juga turut berperan dalam pembentukan pengetahuan.
29
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN Simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa yang mengikuti pembelajaran melalui model Discovery Learning lebih baik dari yang mengikuti pembelajaran langsung; 2. Peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa yangg mengikuti pembelajaran melalui model Discovery Learning lebih baik dari yang mengikuti pembelajaran langsung; 3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematik mahasiswa pada
kelompok tinggi, sedang dan rendah antara yang mengikuti
pembelajaran melalui model Discovery Learning dengan pembelajaran langsung, serta kelompok sedang lebih baik dari kelompok tinggi dan rendah. 4. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa pada
kelompok tinggi, sedang dan rendah yang mengikuti
pembelajaran melalui model Discovery Learning dengan pembelajaran langsung, serta kelompok sedang lebih baik dari kelompok tinggi dan rendah.
B. Saran Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1.
Model Discovery Learning dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran
yang
dapat
diterapkan
dalam
perkuliahan
untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan memberikan suasana baru dalam perkuliahan seperti dosen tidak mendominasi proses perkuliahan sehingga mahasiswa terlibat aktif dan mereka mengkonstruksi sendiri pengetahuan.
29
30
2.
Dosen hendaknya dapat mengubah paradigma perkuliahan di kelas dari yang menekankan pada hasil berpikir ke yang menekankan pada proses berpikir.
3.
Pembelajaran dengan model Discovery Learning memakan waktu yang relatif lama, maka mahasiswa harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan cara mendesain acara perkuliahan dari awal hingga akhir sehingga waktu yang telah ditetapkan dapat digunakan seefisien mungkin.
4.
Untuk peneliti lebih lanjut, disarankan untuk memperluas populasi dan mengkaji aspek lain yang belum terjangkau dalam penelitian ini, seperti aktivitas mahasiswa dan kemandirian mahasiswa pada setiap langkah model Discovery Learning
31
DAFTAR PUSTAKA Dahlan, J. A. (2011). Analisis Kurikulum Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka Hidayat, E. (2009). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik dan Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik. Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. KEMDIKBUD. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : KEMDIKBUD Kosasih, E. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. (2014). Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Kata Pena. Ratnaningsih, N. (2003). Mengembangkan Kemampuan Berfikir Matematik Siswa SMU Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICAUniversitas Pendidikan Indonesia (UPI) Sumarmo, U. (2006). Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika pada Siswa Sekolah Menengah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Tahmir. (2008) Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Koneksi dan Komunikasi Matematik serta Kemandirian Belajar Siswa melalui [Online]. Tersedia: Reciprocal Teaching http://repository.upi.edu/.../d_mtk_0706868_chafter1.pdf. 20 Oktober 2012. Trianto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif Kontruktivistik. Surabaya : Prestasi Pustaka Publisher.
Berorientasi
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
32
SATUAN ACARA PERKULIAHAN GEOMETRI ANALITIK BIDANG
1. Mata Kuliah
: Geometri Analitik Bidang
2. Kode Mata Kuliah/sks
:
3. Mata kuliah prasyarat
: Geometri Bidang
4. Kompetensi Mata Kuliah
:
/3
Mahasiswa dapat merumuskan persamaan garis, lingkaran, elips, parabola, hiperbola beserta gambarnya, dan mampu menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengannya. 5. Deskripsi Mata Kuliah
:
Mempelajari tentang sistem koordinat, garis lurus, lingkaran, tempat kedudukan, elips, hiperbola, dan parabola. 6. Referensi
:
SB 1: Kristina Warniasih. 2006. Bahan Ajar: Geometri Analitik Bidang. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta
SB 2: Muharti Hadiwidjojo. 1973. Ilmu Ukur Analitik Bidang Bagian 1. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
SB 3: Muharti Hadiwidjojo. 1974. Ilmu Ukur Analitik Bidang Bagian 2. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
7. Jabaran Kegiatan Pembelajaran : Minggu Ke1, 2, 3
Pokok Bahasan Susunan Koordinat
Materi Perkuliahan Sistem koordinat Jarak 2 buah titik pada bidang datar Koordinat khutub atau polar
4, 5
Garis lurus
Garis- garis istimewa Persamaan umum garis lurus Persamaan garis lurus melalui satu titik dengan gradien m Persamaan garis lurus melalui dua
buah titik 6, 7
Lingkaran
Definisi ligkaran Persamaan lingkaran Garis singgung pada lingkaran Garis kutub dari suatu titik terhadap suatu lingkaran Kuasa suatu titik terhadap lingkaran
8 9, 10
Ujian Tengah Semester Parabola
Definisi parabola Persamaan parabola Persamaan garis singgung pada parabola
11, 12
Ellips
Definisi Ellips Persamaan Ellips Persamaan garis singgung pada Ellips
13, 14, 15
Hiperbola
Definisi Hiperbola Persamaan hiperbola
16
Ujian Akhir Semester
8. Penilaian Pelaksanaan kegiatan perkuliahan terdiri dari tatap muka, pemberian tugas, pemecahan masalah melalui diskusi, dan Ujian. Penilaian akhir didasarkan pada empat komponen, yaitu: - Keaktifan dalam perkuliah (10%), - Tugas (20%), - Ujian tengah semseter (30%), - Ujian akhir (40%).
DI SUSUN OLEH ; YENI HERYANI, M.Pd DEPI SETIALESMANA, M.Pd
UNIVERSITAS SILIWANGI 2016
BAHAN AJAR LINGKARAN PERTEMUAN 1 DAN 2 Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai jarak sama terhadap sebuah titik tertentu. Jarak yang sama disebut radius (jari-jari), sedangkan titik tertentu disebut pusat. Untuk menemukan rumus umum persamaan lingkaran, perhatikan gambar berikut .
Berdasarkan unsur-unsur yang diketahui dari gambar di atas maka carilah rumus umum persamaan lingkaran dengan menggunakan aturan-aturan yang berlaku ! Garis Singgung Lingkaran Pandang garis g y = m x + c Lingkaran L x2 + y2 = R2
dan L (x -)2 + (y -)2 = R2
Jika g dipotong masing-masing lingkaran L, maka temukanlah persamaan garis singgung kedua lingkaran tersebut ! INGAT !!!!!! Persamaan kuadrat dalam X : 1. Jika D > 0 maka ada 2 harga x yang berbeda, berarti garis memotong lingkaran pada dua titik.
2. Jika D = 0 maka ada 2 harga x yang kembar (x1 = x2) berarti garis g menyinggung lingkaran. 3. Jika D < 0 maka harga x imajiner, berarti garis g di luar lingkaran. Jadi, syarat garis menyinggung lingkaran adalah D = 0 Perhatikan gambar berikut :
Temukanlah persamaan garis singgung lingkaran berdasarkan gambar di atas ! Jika P (x1, y1) di luar lingkaran x2 + y2 = R2 dengan Titik singgung Q (x2, y2) pada lingkaran
x2+ y2 = R2 , maka carilah kutub polar lingkaran tersebut !
Jika L1 x2 + y2 + ax + by + c = 0 L2 x2 + y2 + px + qy + r = 0 Maka tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai kuasa sama terhadap dua lingkaran k = 0 dan L2 = 0 berbentuk garis , temukanlah bentuk garis tersebut yang biasa disebut sebagai garis kuasa serta carilah langkah-langkah melukis garis kuasa ! Ketika terdapat dua buah lingkaran, maka kedudukan dari dua buah lingkaran itu akan berbeda-beda. Tulislah kemungkinan-kemungkinan dari kedudukan dua lingkaran tersebut, aturan apa yang berlaku untuk masing-masing kedudukan ?
BAHAN AJAR PARABOLA PERTEMUAN 2
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik dan sebuah garis tertentu. Titik yang tertentu disebut focus. Garis yang tertentu disebut direktrik. Perhatikan gambar di bawah ini!
Berdasarkan unsur-unsur yang diketahui pada gambar di atas, maka temukanlah rumus umum persamaan parabola! Rumus persamaan parabola yang telah kalian temukan adalah untuk parabola yang berpuncak di O (0,0), selanjutnya Buktikan parabola dengan puncak M (,) dan sumbu simetri sejajar dengan sumbu x adalah (y-)2 = 2P (x-) !
Garis Singgung Pandang parabola y2 = 2Px dan garis g y = mx + c, jika garis g dipotongkan pada parabola maka carilah garis singgung parabola dengan gradient m ! Perhatikan gambar berikut!
Pada gambar di atas memiliki titik singgung p(x1,y1) pada parabola y2= 2px , carilah persamaan garis singgung parabola tersebut! Seperti halnya pada lingkaran jika P(x1, y1) tidak pada parabola maka tidak P(x1, y1) disebut titik polar / titik kutub. 1. Jika P(x1, y1) titik kutub maka persamaan garis kutub parabola y2 = 2px adalah ……….. 2. Jika P(x1, y1) titik kutub maka persamaan garis kutub parabola (y -)2 = 2p(x -) adalah …….. 3. Jika P(x1, y1) titik kutub (di luar parabola) maka persamaan garis singgung parabola yang melalui P(x1, y1) dapat diperoleh dengan cara ………….. kutub dengan ………… sehingga diperoleh dua titik potong yang berfungsi sebagai …………...
BAHAN AJAR ELLIPS PERTEMUAN 4
Berdasarkan pengetahuan yang kalian miliki, gambarlah sebuah ellips disertai dengan menuliskan langkah-langkahnya ! Buatlah kesimpulan tentang pengertian ellips serta tunjukkan unsur-unsurnya! Perhatikan gambar berikut !
Berdasarkan unsur-unsur yang diketahui pada gambar di atas, temukanlah rumus umum persamaan ellips ! Bentuk persamaan ellips dan unsur-unsurnya dapat ditentukan dari bentuk ellips nya, carilah bentuk-bentuk ellips yang lainnya serta tentukan persamaan dan unsur-unsurnya ! Jika garis y = mx+ c dipotongkan pada ellips
𝑥2
𝑦2
𝑎
𝑏2
+ 2
= 1 , carilah garis singgungnya!
Dan jika Titik singgung P(x1, y1) temukanlah garis singgungnya! 1. Jika P(x1, y1) diluar ellips
𝑥2
𝑦2
𝑎
𝑏2
+ 2
= 1, maka garis kutubnya adalah……
Sedangkan garis singgung yang melalui titik kutub P(x1, y1) diperoleh dengan cara …………………… garis kutub dengan ……………. sehingga diperoleh dua titik potong yang berfungsi sebagai……………...
2.
Jika titik P(x1, y1) di dalam ellips maka garis kutub diluar garis ellips sehingga ……………………………..
BAHAN AJAR HIPERBOLA PERTEMUAN 5 DAN 6 Perhatikan gambar di bawah ini !
Bersadasarkan gambar di atas, buatlah identifikasi jika di tinjau dari segi unsur dan ciricirinya ! Jika identifikasi berdasarkan unsur-unsur pada gambar di atas telah terbentuk, maka gambar di atas berbentuk……………………..dan dapat disimpulkan bahwa definisi dari hiperbola adalah……………………………………………………………………………. Gambar di atas menunjukkan merupakan hiperbola yang berpusat di O (0,0), dengan didasari identifikasi gambar temukanlah persamaan umum hiperbola yang berpusat di O (0,0) ! Ketika persamaan telah terbentuk, maka kalian dapat menentukan rumus persamaan hiperbola yang lain yaitu hiperbola yang tidak berpusat di O(0,0). Buatlah ilustrasi gambar hiperbola yang berpusat di (p,q) ! Bersadarkan gambar yang telah dibuat, maka temukanlah persamaan hiperbola yang
berpusat di (p,q) ! Persamaan Garis Singgung Hiperbola Sebuah garis digambarkan pada sebuah hiperbola. Salah satu kedudukan yang mungkin antara garis itu dan hiperbola adalah garis menyinggung hiperbola. Coba perhatikan gambar berikut.
Pada gambar tersebut garis g menyinggung hiperbola pada titik R(x1, y1). Carilah persamaan garis singgung yang melalui suatu titik pada hiperbola tersebut !
Persamaan garis singgung dapat ditemukan tidak hanya berdasarkan titik singgungnya, tetapi dapat diketahui berdasarkan unsur yang lainnya yaitu gradient, temukanlah persamaan garis singgungnya !
Soal Kemampuan Koneksi Matematik
1. Suatu kapal pesiar yang ditempatkan pada koordinat (5, 12) memiliki radar dengan jangkauan 45 km ke segala arah. Tulislah persamaan yang memodelkan jangkauan maksimum dari radar kapal tersebut, dan gunakan rumus jarak untuk menentukan apakah radar tersebut dapat mendeteksi kapal lain pada koordinat (50,25) ! 2. Penampang dari reflektor lampu mobil tertentu dapat dimodelkan oleh suatu persamaan 25x = 16y², dengan x dan y dalam cm dan x bilangan real dari 0 sampai 4. Gunakan informasi yang diberikan untuk menggambarkan grafiknya dengan domain yang diberikan. 3. Suatu episentrum (titik pusat) dari suatu gempa terletak pada koordinat peta (3, 7), dan gempa tersebut memiliki radius 36 km. Tulislah persamaan yang memodelkan jangkauan maksimum dari gempa tersebut. Gunakan rumus jarak untuk menentukan apakah seseorang yang memiliki lokasi di (33, 25) merasakan gempa tersebut 4. Sebuah ellips memiliki persamaan 3𝑥 2 + 5𝑦 2 − 6𝑥 + 20𝑦 + 8 = 0 , tentukan unsurunsur yang ada pada ellips tersebut, kemudian buatlah sketsa grafiknya !
Soal Kemampuan Komunikasi Matematik
1. Dua stasiun radio tidak akan menggunakan frekuensi yang sama apabila daerah siarannya bertumpang tindih. Misalkan stasiun radio KXRQ memiliki daerah siaran yang dibatasi oleh x2 + y2 + 8x – 6y = 0 dan WLRT memiliki daerah siaran yang dibatasi oleh x2 + y2 – 10x + 4y = 0 (dalam kilometer). Lukislah daerah siaran dari kedua radio tersebut dalam satu bidang koordinat untuk menentukan apakah kedua stasiun tersebut harus memiliki frekuensi yang berbeda atau tidak ! (menyatakan dlm gmbr) 2. Dua orang ahli meteorologi melihat badai dari tempat mereka tinggal. Tempat tinggal dua orang ahli meteorologi tersebut berjarak 4 km (4.000 m). Ahli meteorologi pertama, yang jaraknya lebih jauh dari badai, mendengar suara petir 9 detik setelah ahli meteorologi kedua. Jika kecepatan suara 340 m/s, tentukan persamaan yang dapat memodelkan lokasi dari badai tersebut. (menyatakan dalam model mat) 3. Tentukan persamaan dari lingkaran yang berwarna merah dan biru, kemudian tentukan luas daerah yang berwarna biru.
(menyatakan gambr dlm ide)
4. Suatu jembatan yang berbentuk elips dibangun di atas jalan raya. Panjang dan ketinggian busur elips jembatan tersebut secara berturut-turut adalah 10 meter dan 6 meter. Apakah truk barang yang lebar dan tingginya secara berturut-turut 5 meter 5,5 meter dapat melewati jembatan tersebut tanpa menyebabkan kerusakan, kemukakan alasannya kemudian buatlah kesimpulan dari situasi tersebut !
GAIN TERNORMALISASI KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK Kelas Eksperimen Gain Gain Subjek Subjek Koneksi Koneksi S1 0.83 S38 0.64 S2 0.45 S39 0.64 S3 0.79 S40 0.42 S4 0.50 S5 0.73 S6 0.56 S7 0.25 S8 0.64 S9 0.75 S10 0.92 S11 0.67 S12 0.83 S13 0.79 S14 0.67 S15 0.91 S16 0.38 S17 0.78 S18 0.57 S19 0.46 S20 0.92 S21 0.58 S22 0.54 S23 0.85 S24 0.67 S25 0.50 S26 0.67 S27 0.71 S28 0.42 S29 0.62 S30 0.50 S31 0.75 S32 0.50 S33 0.50 S34 0.38 S35 0.70 S36 0.55 S37 0.31
Subjek S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34 S35 S36 S37
Kelas Kontrol Gain Subjek Koneksi 0.54 S38 0.40 S39 0.64 S40 0.33 0.58 0.62 0.77 0.57 0.79 0.46 0.11 0.82 0.62 0.55 0.78 0.57 0.25 0.77 0.67 0.67 0.73 0.73 0.22 0.38 0.38 0.44 0.5 0.85 0.58 0.77 0.45 0.71 0.57 0.57 0.44 0.56 0.46
Gain Koneksi 0.50 0.87 0.55
GAIN TERNORMALISASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK
Subjek S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34 S35 S36 S37
Kelas Eksperimen Gain Subjek Komunikasi 0.92 S38 0.67 S39 0.58 S40 0.33 0.50 0.64 0.67 0.69 0.69 0.92 0.50 0.64 0.64 0.73 0.50 0.43 0.50 0.50 0.54 0.83 0.50 0.33 0.85 0.55 0.45 0.83 0.46 0.46 0.54 0.75 0.75 0.42 0.45 0.55 0.50 0.62 0.31
Gain Komunikasi 0.75 0.67 0.70
Kelas Kontrol Gain Subjek Subjek Komunikasi S38 S39 S40 S41 S42 S43 S44 S45 S46 S47 S48 S49 S50 S51 S52 S53 S54 S55 S56 S57 S58 S59 S60 S61 S62 S63 S64 S65 S66 S67 S68 S69 S70 S71 S35 0.44 S72 S36 0.56 S73 S37 0.46 S74
Gain Komunikasi 0.5 0.87 0.55 0.6 0.83 0.69 0.67 0.45 0.44 0.4 0.4 0.43 0.67 0.46 0.54 0.43 0.58 0.64 0.5 0.4 0.45 0.33 0.31 0.5 0.71 0.53 0.54 0.62 0.67 0.42 0.73 0.6 0.56 0.7 0.6 0.42 0.45
GAIN TERNORMALISASI KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA KELOMPOK TINGGI Subjek S2 S5 S8 S9 S15 S21 S24 S25 S27 S30 S32
Gain Koneksi 0.45 0.73 0.64 0.75 0.91 0.58 0.67 0.5 0.71 0.5 0.5
Gain Komunikasi 0.67 0.50 0.69 0.69 0.50 0.50 0.50 0.45 0.46 0.75 0.42
GAIN TERNORMALISASI KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA KELOMPOK SEDANG Kelompok Sedang Subjek Gain Koneksi Gain Komunikasi S1 0.83 0.92 S3 0.56 0.64 S4 0.92 0.92 S6 0.83 0.64 S7 0.79 0.64 S10 0.78 0.50 S12 0.92 0.83 S13 0.85 0.85 S17 0.67 0.83 S20 0.75 0.75 S26 0.64 0.67 S31 0.82 0.85 S36 0.85 0.54 S39 0.73 0.67 S41 0.67 0.54 S44 0.8 0.90 S47 0.7 0.69 S49 1 0.91
GAIN TERNORMALISASI KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA KELOMPOK RENDAH Subjek Gain Koneksi S14 0.67 S16 0.38 S18 0.57 S19 0.46 S22 0.54 S24 0.67 S28 0.42 S29 0.62 S33 0.5 S34 0.38 S37 0.31
Gain Komunikasi 0.73 0.43 0.50 0.54 0.33 0.55 0.46 0.54 0.45 0.55 0.31
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS SOAL TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK
Correlations soal1
.600**
.303
.115
.233
.000
37
37
37
37
37
Pearson Correlation
.174
1
.147
.130
.565**
Sig. (2-tailed)
.303
.386
.441
.000
Sig. (2-tailed)
37
37
37
37
37
Pearson Correlation
.263
.147
1
.194
.640**
Sig. (2-tailed)
.115
.386
.250
.000
37
37
37
37
37
Pearson Correlation
.201
.130
.194
1
.677**
Sig. (2-tailed)
.233
.441
.250
37
37
37
37
37
.600**
.565**
.640**
.677**
1
.000
.000
.000
.000
37
37
37
37
N
soal4
N Pearson Correlation total
total
.201
N
soal3
soal4
.263
1
N
soal2
soal3
.174
Pearson Correlation soal1
soal2
Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .734
5
.000
37
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS SOAL TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK
Correlations SOAL1 SOAL1
Pearson Correlation
SOAL2 1
Sig. (2-tailed) N SOAL2
38
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
,073
,669**
,006
,661
,000
,000
38
38
38
38
,249
,335*
,713**
,131
,039
,000
1
38
38
38
38
Pearson Correlation
,073
,249
1
,137
,656**
Sig. (2-tailed)
,661
,131
,411
,000
38
38
38
38
38
,586**
,335*
,137
1
,689**
,000
,039
,411
38
38
38
38
38
,669**
,713**
,656**
,689**
1
,000
,000
,000
,000
38
38
38
38
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TOTAL
TOTAL
38
N SOAL4
,435**
SOAL4 ,586**
,006
N SOAL3
SOAL3
,435**
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,760
5
,000
38
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA
Group Statistics kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
eksperimen
40
.6643
.16904
.02673
kontrol
40
.5708
.17712
.02801
eksperimen
40
.6260
.16027
.02534
kontrol
40
.5413
.12982
.02053
koneksi
komunikasi
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
t-test for Equality of Means t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
Equal variances assumed
.001
.972
2.415
78
.018
.09350
.0387
2.415
77.831
.018
.09350
.0387
2.599
78
.011
.08475
.0326
2.599
74.775
.011
.08475
.0326
koneksi Equal variances not assumed Equal variances assumed
3.080
.083
komunikasi Equal variances not assumed
HASIL UJI ANOVA
Descriptives N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for
Minimum
Maximum
Mean Lower Bound
koneksi
komunikasi
tinggi
11
.6309
.14018
.04226
.5367
.7251
.45
.91
sedang
18
.7839
.11014
.02596
.7291
.8387
.56
1.00
rendah
11
.5018
.12311
.03712
.4191
.5845
.31
.67
Total
40
.6643
.16904
.02673
.6102
.7183
.31
1.00
tinggi
11
.5573
.11748
.03542
.4783
.6362
.42
.75
sedang
18
.7383
.14135
.03332
.6680
.8086
.50
.92
rendah
11
.4900
.11576
.03490
.4122
.5678
.31
.73
Total
40
.6203
.16740
.02647
.5667
.6738
.31
.92
Test of Homogeneity of Variances Levene
df1
df2
Sig.
Statistic koneksi komunikasi
Upper Bound
.621
2
37
.543
1.399
2
37
.260
ANOVA Sum of
df
Mean Square
F
Sig.
Squares
koneksi
Between Groups
.560
2
.280
Within Groups
.554
37
.015
1.114
39
Between Groups
.481
2
.241
Within Groups
.612
37
.017
1.093
39
Total komunikasi
Total
koneksi kelompok
N
Subset for alpha = 0.05 1
Scheffea,b
rendah
11
tinggi
11
sedang
18
Sig.
2
3
.5018 .6309 .7839 1.000
1.000
komunikasi kelompok
N
Subset for alpha = 0.05 1
Scheffea,b
2
rendah
11
.4900
tinggi
11
.5573
sedang
18
Sig.
.7383 .429
1.000
1.000
18.694
.000
14.555
.000
Multiple Comparisons Dependent Variable
(I) kelompok
(J) kelompok
Mean
Std. Error
Sig.
Difference (I-J) tinggi
Scheffe
sedang
rendah koneksi tinggi
Games-Howell
sedang
rendah tinggi
Scheffe
sedang
rendah
komunikasi
tinggi Games-Howell
sedang rendah
95% Confidence Interval Lower Bound
Upper Bound
sedang
-.15298*
.04684
.009
-.2724
-.0335
rendah
.12909
.05219
.059
-.0040
.2622
tinggi
.15298*
.04684
.009
.0335
.2724
rendah
.28207*
.04684
.000
.1626
.4015
tinggi
-.12909
.05219
.059
-.2622
.0040
sedang
-.28207*
.04684
.000
-.4015
-.1626
sedang
-.15298*
.04960
.017
-.2799
-.0261
rendah
.12909
.05625
.080
-.0134
.2716
tinggi
.15298*
.04960
.017
.0261
.2799
rendah
.28207*
.04530
.000
.1672
.3969
tinggi
-.12909
.05625
.080
-.2716
.0134
sedang
-.28207*
.04530
.000
-.3969
-.1672
sedang
-.18106*
.04921
.003
-.3066
-.0556
rendah
.06727
.05482
.478
-.0725
.2071
tinggi
.18106*
.04921
.003
.0556
.3066
rendah
.24833*
.04921
.000
.1228
.3738
tinggi
-.06727
.05482
.478
-.2071
.0725
sedang
-.24833*
.04921
.000
-.3738
-.1228
sedang
-.18106*
.04863
.003
-.3024
-.0597
rendah
.06727
.04973
.384
-.0585
.1931
tinggi
.18106*
.04863
.003
.0597
.3024
rendah
.24833*
.04825
.000
.1280
.3687
tinggi
-.06727
.04973
.384
-.1931
.0585
sedang *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
-.24833*
.04825
.000
-.3687
-.1280
Lampiran 3. Biodata ketua dan anggota L. Biodata Ketua Peneliti
A.
Identitas Diri
a. Namalengkap
:
Yeni Heryani, M.Pd.
b. NIDN
04091 18003
c. Tempat, Tanggal Lahir
Kuninpn,
d. Jenis Kelamin
Perempuan
e. Jabatan Akademik
Asisten Ahli
f.
Pendidikan Matematika
Bidang Keatrlian
9 November 1980
g. Fakultas
FKIP
h. Alamat Rumah
Rt 01 Rw 01, Kampung Tanjung Sari, Kelurahan Sukanagar4Kec Purbarafu . Kota Tasiknalaya
i.
No FIP
a85224101516
B. Riwayat Pendidikan
1. 2. 3.
Tatrun 1987 - 1993 SDNegeri l Citangtu. Tatrun 1993- 1996 SMP Negeri 2 Kuningan.
Tahtm 1996- 1999 SMUNegeri
Program Nama PT Bidane Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing
l
Krmingan.
S1
Universitas Siliwangi Tasikmalaya Pendidikan Matematika t9l99-2403 Peagaruh Penggunarm Metode Penemuan terhadap Hasil
Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Pokok Bahasan Linekaxan Hj.Dedeh q,ridanin gsrbDra.
M.Si DediNuriamil- Drs.. M.Pd.
52 Universitas Terbuka UPBJJ Banduns Pendidikan Matematika
20ll-2014 Peq in gkatan Ke,mampuan
Koneksi danKomunikasi Matematik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Peserta Didik SMK Neeeri di Kabuoaten Kuninean Dr. Hj. Nani Ratnaninsih, M.Pd Dr. Siti Julaeha M.A
C. Riwayat Pekerjaan Tahun 2008
-
sekarang Dosen Pendidikan Matematika FKIP Universitas Siliwangi.
Semester Ganiil
a
Tahun Ajaran b. Talun Ajaran c. Tahnn Ajaran d. Talrun Ajaran e. Tahun Ajaran Tahun Ajaran g. Tahun Ajaran
f.
2008 / 2009 2009 / 2010 2010 l 20ll 2011 12012 2012 / 2013 2013 I 2014 2014 I 2Ol5
Matematika Diskrit Kalkulusl Kalkulus I Kalkulus I Kalkulus I Kalkulus I Analisis Vektor
Semester Genap
a. Taltun Ajaran 2009 I 2010 b. Talrun Ajaran 20rc l20ll c. TahunAjaran 20ll I 2012 d. Tahun Ajaran 2012 / 2013 e. Tahun Ajaran zOn I 2014 f. Tahun Ajaran 2014 / 2015
Belajar dan Pembelajaran Matematika Belajar dan Pernbelaj aran Matematika Belaj ar dan Pembelaj aran Matematika Belaj ar dan Pembelaj aran Matematika Belaj ar dan Pembelaj aran Matematika Geometri Analitik
D.Pengalaman Penelitian l)alam 5 Tahun Terakhir 1\O
2
'I'ahun
Judul Penelitian
zot4
Peningkatan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stroy (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Mahasiswa Pendidikan Matematika Angkatan 20 13 -201 4).
'tut4
Kontribusi Penggunaan Pembelaj aran Kontekstual dengan Teknik SQ4R terhadap Peningkatan Kemampuan
Pendanaan srrmber Jumlah(Juta) lnternal Kp J.UUU.UUU
Internal
.lap ru.uuu.uuu
Berfikir (Strdi Matematis Kuasi
Pemahaman dan
Eksperimen terhadap Mahasi swa Pendidikan Matematika Angkatan 2013-2AU).
E.
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
tanun
{qdul Pengabdran l(epada
I
ZIJ13
)
20t4
3
'2Ut4
relatrhan renulNan oan Pembimbinean PTK dalam Ranska Peninskatan Karir gasfCuru SNiF $osralsasr l(unKulum ZU I J Basi Guru-suru SMP/MTs S e-T(ecamaian Tamansari Kota Tasikmataya soslallsasl oan worKsnop Lesson Studv Prosram Studi Pendidikan fi{atefratika FKIP Universitas Siliwanei worKsnoD rensemDansan Kurikuluin Ber6asis KKNI ai linskunsan Fakultas Ke-suru;n dan Ilmu Peri'aiaimn Universitas Siliwansi lbM yeranskat rembelar aran Berbasis Bidava Sunda"untuk Guru-suru MIPA SMP di Kecarfiatan Karangnung gal Tasikmalava
No
.2UT4
4
..ZULJ
Pendanaan
Masyarakat
Sumber
Jumlah (Juta)
L'1Ktl
rq) )u.uuu.uuu
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jumal alam 5 Tahun Terakhir No
X'.
JUdUI ATAKEI
Ilmiah
Nama
Jumal
vorume/Nomor
Pemskalah/ Pemateri No
NAnA KegrararvDemlnar
Judul
waKtu oan Tempat
G.Pelatihan dan Worrhop dalom 5 Tahun Terakhir 'l'empat dan Waktu No Jurlul vY
orKsnoD
Berbasis '2 .J
4
f ensemDansan ltunKulum lins[unsan
krNldi
Fakultas Kesuruan df,n tld'u Pendidikan flniversitas Siliwansi w orKsnoD renqemDansan rrosram Latihan FrofesifPtP) w orksnoD PenYusunan redoman Pemrlisad Skri6si worKsnoD Lesson Jtucw rrosram Studi Peddidikan Mate-matikl FKIP
I asfffiralaya,'24 DesemDet zv
I
asfimalay4
U September
Ic
ZUl4
I asilcrnatay4 3-4 A.pnl 2U 14
rasil(malaya,
l)
Jeptembet zul+
Unlersitas liiliwangi 5
workshop Evaluasl Kunlrutum dan
rasrKmalaya, )-o ApnI
tul4
Pensemb?rnsan Silabus Semua data yangsaya isikan dan tercantum dalam biodata
ini adalah benarden
dapat diprtarygu*gial*abkan secara hrrhm. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataano saya sanggup meuerima sanksi.
Demikianbiodata ini sayabuat dengan sebenarnyarmtuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Dosen Pemula
BIODATA
A. Identitas Diri \Iama Lengkap (dengan gelar)
Depi Setialesman4 M.Pd.
2
Ienis Kelamin
Perempuan
3
labalan Fungsional
Asisten Ahli
4
\llP/I{IK/Identitas lainnya
5
\IIDN
0419117705
6
lempat dan Tanggal Lahir
Ciamis, 19 November 1977
7
l-mail
Depi
[email protected]
8
A,lamat nrmatr
Jl. Cibaregbeg No.23 Rt.04 Rw.04 Kel. Tugujaya (ec. Cihideung Kota Tasikmalaya
9
$omor TeleporilHP
081 121 16080
{.lamat Kantor
Program Studi Pendidikan Matematika FKII Universitas Siliwangi Jln. Siliwangi no.2t
t
t0
Tasilomalaya 46115.
tlp. (026s)3 23s32. Fax. (0265) 323 532
I
{omor Telepon/Faks
2
.ulusan yang Telah Dihasilkan a. Metodologi Penelitian Pend. Matematika
b. Kajian Masalah Pend. Matematika
13. Mata Kuliah yg Diampu
c. MatematikaEkonomi
B. Riwayat Pendidiknn
Program Nama PT
Bidans llmu Tahun Masuk-
Lulus Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing
sl
s2
Universitas Siliwangi Tasikmalava Pendidikan Matematika 1997-2002
Universitas Terbuka LIPBJJ Bandung
Analisis Pencapaian Tujuan Pembelajaran Khusus pada Pembelaj aran Statistik dan Statistika dengan mens sunakan eksoositori Dr.Hj.Dr. Hj. Nani Rafiraningsih, M.Pd. dan Dedi NuriamiL Drs.. M.Pd.
Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis Peserta
Pendidikan Matematika
20tL-2014
Didik SMP Negeri 12 Tasiknalaya melalui Metode Inkuiri Model Alberta Dr. Hj. Sri Wardani, M.Pd. dan h. Kristanti Ambar Puspitasari, Ph.D.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
* Tulislran sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI rnoupun dori sumber
man Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
{o. I
Pendanaan
tahun
ludul Pengabdian Kepada Masyarakat
2013
lelatihan Penulisan dan Pembimbingan PTK lalam Rangka peningkatan Karir Bagi Guru-
Iml (JutaRo) lumber* LPPM Unsil /.000.000
ilru ,,
Lot4
3
Lot4
losialisasi Kurikulum 2013 Bagi Guru-guru IMPAvITs Se- Kecamatan Tamansad Kota
LPPM Unsil t.000.000
[asikmalaya .bM Perangkat Pembelajaran Berbasis Budaya Sunda untuk Guru-guru
)IKTI
t0.000.000
MIPA SMP di
(ecamatan Karanguunggal Tasikmalaya
* Tuliskan sumber pendonaan
baik dari skemo pengabdian kepada masyarakat DII{N
msupun dari sumber lainnya.
E. Pubtikasi Artikel trmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir tlo.
I
2 3
Dst.
udul Artikel Ilmiah
!{ama Jurnal
[olume/ rlomorlTahun
F. Pemakalah Seuinar trmiah Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir udul Artikel Ilmiah
G. KaryaBuku dalam 5 Tahun Terakhir Judul Buku
\IO
Iahun
lumlah Flalaman
lenerbit
I 2 3
)st.
H. Perolehan IIKI dalam $-10 Tahun Terakhir {o.
luduUTema HKI
fahun
Ienis
!{omor P/ID
I 2 3
)st.
L Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir Respon Tempat Iudul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya tahun !,1o. yrang
Telah Diterapkan
Penerapan
Masyarakat
1
2 J
)st.
J. Penghargaan dalam l0 tahuu Terakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi
lainnya) !{o.
I 2 3
Ienis Penghilrgaan
Institusi Pemberi Penghargaan
fahun
)st. Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungiawabkan secara hukum. Apabila di kemudi&n hari temyata diiumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan" saya sanggup menerima sanksi.
Tasikmalay4 24 April 2015
dW ( Depi Setialesmana M.Pd.)
(t9
(o
HR E stP Eo + s=o E E: E g
o
I
(E
a-
o
Y $ l<
o
o
'r)it \r N
rt\
$
(L c!
o
o
E
.s
]f,
N
-o E
o o
E** Xe EE P,=* H= t I .-.'iE5'HEEs
o) o)
ltro
$
zo $
z
o
.C (o o (o
Lo
q qEs EeEE
= .g
(E
c o,
{s
ld
ri
(s
-
I
z
$g$E E 5ggfi
'rlil
s SEEEEEEES Sg irE E##fr
LO o o (f)
a).
o,
=o o) o € ) C\
*gg, E*=il E
Es* .E; $ EE
s
a
E
E O6-@ gE"6 .EF= S LI.9b,
J
IE
_oE o-=
o co
r,(o o)
il
z
rL
g g {r}
E
v, IE
-g
o o a o
Et @
o
E
{s
c
*I
r$
ffi
o
g';$mi o
Rekapitulasi Penggunaan Dana Penelitian Judul
: Kontribusi Penggunaan Model Discovery Leaming terhadap Peningkatkan Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematik pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan
SkemaHibah Peneliti I Pelaksana Nama Ketua Perguruan Tinggi NIDN Nama Anggota (1) Talmn Pelaksanaan Dana Tahun BerjaJan Dana Mulai Diterima Tanggal
Matematika Angkatan 2015-2016 : Penelitian Dosen PemuJa : YENI HERYANI S.Pd. Universitas Siliwangi : 0409118003 : DEPI SETIALESMANA M .Pd : Talmn ke l dari rencana l tahun : Rp 11.600.000,00 : 2016-04-25
Rincian Penggunaan 1. HONOR OUTPUT KEGIATAN Item Honor
Honor/Jam
Volume
Satuan
l . Honor Ketua
50.00
Jam
15.680
784.000
2. Honor Anggota
50.00
jam
15.680
784.000
3. Ketua
3.00
bulan
112.000
336.000
4. Anggota
3.00
bulan
112.000
336.000
{Rp)
Sub Total (Rp)
Total (Rp)
2.240.000,00
'
2. BELANJA BAHAN ItemBahan
Harga Satuan
Volume
Satuan
1.00
buah
130.000
130.000
l.00
buah
150.000
150.000
3. Buku Metodologi Penelitian
LOO
bu ah
120.000
120.000
4. PuJsa komunikasi
2.00
buah
52.000
104.000
5.Modem
2:00
buah
249.000
498.000
6. Pulsa modem
2.00
buah
102.000
204.000
7. Flashdisk
2.00
buah
150.000
300.000
8. CD
10.00
bu ah
6.000
60.000
9. Tinta Printer
2.00
buah
160.000
320.000
1. Buku statistika penelitian 2. Buku Penilaian Pembelajaran Matematika
Copyright(c): Diilitabmar 21112, updated Z/116
(Rp)
Total (Rp)
r I 0. Kertas HVS
5.00
buah
34.400
172.000
200.00
lembar
200
40.000
12.Pulpen
90.00
buah
2.000
180.000
13. Pensil
90.00
buah
2.000
180.000
14. Penghapus
90.00
buah
2.000
180.000
15. Tipe X
LOO
buah
10.000
10.000
16. Buku Tulis
1.00
paket
25.000
25.000
17. Materai 6000
10.00
buah
7.000
70.000
18. Materai 3000
10.00
buah
4.000
40.000
19. Streples
l.00
bu ah
7.000
7.000
20. Atom
1.00
dus kecil
3.000
3.000
21. Klip
1.00
dus kecil
5.000
5.000
840.00
Jembar
200
23 . Kwitansi
1.00
buah
6.000
6.000
24. Buku Pajak
1.00
buah
10.000
10.000
25. Lem
1.00
bu ah
5.000
5.000
26. Hardisk
1.00
buah
875.000
875.000
27. Pulsa modem
2.00
paket
102.000
204.000
28. Pulsa komunikasi
2.00
paket
52.000
104.000
29. Bahan Ajar
1280.00
lembar
200
256.000
30. Lembar Kerja Mahasiswa
1280.00
lembar
200
256.000
31. Materi
500.00
lembar
200
100.000
32. Pulsa modem
2.00
paket
102.000
204.000
33. Pulsa komunikasi
2.00
paket
52.000
104.000
34. Pulsa modem
2.00
paket
102.000
204.000
35. Pulsa komunikasi
2.00
paket
52.000
104.000
36. Pulsa komunikasi
2.00
paket
52.000
104.000
37. Fotocopy laporan 70%
5.00
paket
50.000
250.000
38. Publikasi
2.00
buah
400.000
800.000
39. Penggandaan dan Penjilidan
4.00
buah
82.000
328.000
11. Fotocopy Soal Tes
22. Kertas Polio
Sub Total (Rp)
168.000
6.880.000,00
3. BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA Item Barang
Volume
Satuan
Harga Satuan
Total (Rp)
(Rp)
Sub Total (Rp)
0
4. BELANJA PERJALANAN LAINNYA Item Perjalanan
Biaya Satuan
Volwne
Satuan
Total (Rp)
1. Transport·ketua
4.00
bulan
100.000
400.000
2. Transport anggota
4.00
bulan
100.000
400.000
3. Transport publikasi ketua
2.00
hari
420.000
840.000
4. Transport publikasi anggota
2.00
hari
420.000
840.000
(Rp)
Sub Total (Rp) Total Pengeluaran Dalam Satu Tahun (Rp)
2.480.000,00 11.600.000,00
Tasikmalaya, 29 - 11 - 2016 Ketu.a,
Prof. . Aripin, Ph.D) NIP/NIK 19670816 199603 1 001
(m!iP~) NIP/NIK 0409118003