LAPORAN MEDIA WORKSHOP BANDA ACEH, HERMERS, 8 - 9 OKTOBER 2009
I.
PENDAHULUAN
Tragedi Kejadian tsunami Aceh 26 Desember 2004 lalu, menjadi perhatian dan catatan sejarah dunia. Berbagai organisasi dunia memberikan perhatian, Sekretariat Jendral PBB (United Nation Secretary General) Kofi Annan dan Head of International menghadiri Komferensi Jakarta Tsunami Aid Summit, yang isinya membahas tentang penanggulangan bencana dari dampak tsunami. Satu diantara hasil konferensi tersebut adalah mengembangkan peringatan dini tsunami di Samudera Hindia. Indian Ocean Wave Exercise 2009 (IOWAVE 2009) merupakan kegiatan untuk menguji sistem peringatan dini regional yang sudah dirintis sejak tahun 2006 pasca tsunami Aceh 26 Desember 2004 dan disepakati untuk dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2009. Beberapa negara yang terkena dampak tsunami pada 26 Desember 2004 khususnya di kawasan Indian Ocean berkomitmen untuk berpartisipasi dan ikut serta dalam IOWAVE 2009 termasuk Indonesia. IOWAVE 2009 diikuti oleh 28 negara masing-masing negara diberikan kebebasan untuk menentukan batasan sampai dimana pengujian sistem peringatan dini tsunami tersebut. Indonesia berkomitmen akan menguji sistem tersebut sampai dengan melibatkan masyarakat. Sebagai lokus dari pelaksanaan IOWAVE 2009, Indonesia menetapkan Propinsi Aceh sebagai pusat lokasi kegiatan meliputi 3 Kabupaten/Kota yakni Kota Banda Aceh, Kota Sabang, dan Kabupaten Aceh Besar. Disepakati bahwa kegiatan IOWAVE 2009 akan terfokus pada kualitas bukan kuantitas peserta. Berbagai rangkaian kegiatan menuju Indian Ocean Wave 09 yang akan dilaksanakan di tanggal 14 Oktober 2009 3 Kabupaten/Kota yakni Kota Banda Aceh, Kota Sabang, dan Kabupaten Aceh Besar, yaitu kegiatan Penguatan kapasitas Aparat, Masyarakat dan Sekolah telah dilakukan. Sebagai pusat perhatian dalam event internasional ini, sudah selayaknya desain kampanye media turut mendukung membangun pemahaman serta pengetahuan positif berbagai kalangan. Peran yang juga penting adalah keterlibatan media dalam proses berfungsi diseminasi warning sebagai mata rantai peringatan dini yang akan mendesiminasikan peringatan ke masyarakat yang lebih luas. Peran media yang diharapkan tidak hanya di pemberitaan tapi juga keterlibatan dengan masyarakat di kesiapsiagaan bencana, sehingga pengurangan risiko bencana dapat diminimalisir. Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informtika Republik Indonesia No. 20/P/M.KOMINFO/8/2006 tentang Peringatan dini tsunami atau bencana lainnya melalui lembaga penyiaran di seluruh Indonesia, media berkewajiban
Page | 1
menyiarkan informasi potensi terjadinya bencana sebagai STOP PRESS dalam waktu sesingkat-singkatnya tanpa ditunda sejak informasi diterima dari BMKG. Pada tanggal 12 – 14 Agustus 2009 yang lalu, diadakan Media Workshop di Jakarta, menindak lanjuti workshop media yang di adakan di Jakarta. Pemerintah Aceh akan mengadakan “Pelatihan Media dalam Rantai Peringatan Dini Tsunami“ didukung oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan InWEnt-CBU dan difasilitasi oleh UNDP-DRR A. Workshop ini dilaksanakan bersamaan dalam rangkaian kegiatan Standard Operating Procedure for Indian Ocean Wave 09 sebagai persiapan penyelenggaraan Indian Ocean Wave 09 pada tanggal 14 Oktober 2009. II. TUJUAN a. Memerankan peran media sebagai bagian dari mata rantai peringatan dini bencana ke masyarakat yang lebih luas b. Mengurangi pemberitaan-pemberitaan yang sifatnya negatif, dan lebih mengedepankan pemberitaan media yang sifatnya positif dalam pengurangan risiko bencana c. Memberikan pemahaman secara substansi penyiaran dan pemberitaan di media
dan
moment
dalam
d. Mensosialisasikan kegiatan Indian Ocean Wave 2009 III. OUTPUT a. Menghasilkan hasil draft diskusi SOP Media dalam mata rantai peringatan dini bencana ke masyarakat ke yang lebih luas b. Menghasilkan Guideline dan pemetaan liputan media massa di IO Wave Exercise 2009 c. Menghasilkan bentuk kontribusi peran media dalam sosialisasi IO Wave di tingkat media massa lokal. IV. PESERTA Media elektronik (TV dan Radio) dan cetak di Aceh . Diharapkan wakil dari Media yang memiliki kewenangan/mengetahui penyusunan SOP (Standard Operating Procedure) dalam menindak lanjuti peringatan dini serta respons terhadap kondisi darurat. Jumlah Peserta sebanyak 56 orang dari kalangan media cetak, radio, televisi dan online. V. RUNDOWN ACARA Waktu
Kegiatan
Pembicara
Fasilitator
Hari 1 : Kamis, 8 Oktober 2009
Page | 2
08.30 – 09.00
REGISTRASI
UNDP DRR A
09.05 – 09.20
Pembukaan Kegiatan oleh Pemerintah Aceh
Pemerintah Aceh
09.20 - 10.00
Perkenalan & Brainstorming Susi tentang Peranan Media dalam Pengurangan Risiko COMPRESS- LIPI Bencana
Saena, Azizah
10.00 – 11.00
Pemaparan tentang Potensi Dr. Eko Yulianto Bencana di Aceh LIPI - studi kasus
Del Afriadi Bustami
Wahyu,
LIPI
11.00- 11.15
COFFEE BREAK
11.15 – 11.30
Sharing perkembangan Ibu media Nasional dalam KOMPAS pengurangan risiko bencana Khoiri RCTI
11.30 - 12.40
Materi Sistem Pengamatan, Drs M. RIYADI , Pengolahan Data dan MSi. Diseminasi Informasi Gempabumi dan Peringatan BMKG Dini Tsunami
12.40-12.45
Pemetaan Pertanyaan Susi tentang : (1) SOP ; (2) Publik Edukasi
12.45 – 14.00
ISOMA
14.00 – 14.10
Art Performance
14.30 – 16.00
Materi Pembahasan Tentang Pak Koence Del Afriadi Bustami Peraturan dan Perundang- DEPKOMINFO LIPI undangan terkait dengan peran media dalam bencana.
16.00 – 17.30
Diskusi tentang SOP Media :
Yuni Pak Fidel dan
Saena, Azizah
Wahyu,
Alus
Pak Fidel
a. TV Lokal
Shusi, Saena, Wahyu, Azizah
b. Radio Lokal c. Media Cetak Lokal 17.30
Review agenda untuk hari Shusi
Page | 3
kedua Penutup HARI KEDUA 08.30 – 09.00
REGISTRASI
09.00 – 09.20
Art performance
09.20 – 09.30
Pemutaran kehidupan
09.30 – 11.00
Potensi Media massa Dalam Del Menyingkapi Bencana Bustami
11.00 – 12.00
Diskusi tentang SOP Media :
film
Alus 10
menit Shusi Afriadi
Shusi
a. TV Lokal b. Radio Lokal c. Media Cetak Lokal 12.30 14.30
ISOMA (Sholat Jum’at)
14.43– 15.00
Materi Penulisan Bencana
15.00-15.30
Resume Hasil Pengamatan
15.30 - 16.30
Penjelasan Grand Skenario Juriono 14 Oktober 09 COMPRESS-LIPI - Banda Aceh -
Aceh Besar
-
Sabang
Tentang Yuni, KOMPAS
Pak Fidel
Eko Yulinato Del Afriadi Bustami
16.30 - 17.00
Penjelasan umum tentang IO Del Wave 09 dan rangkaian Bustami kegiatan menuju 14 Oktober 09
Afriadi
17.00 - 17.30
Diskusi Pemetaan skenario Del media, Guideline Peliputan Bustami dan Rangkaian Sosialisasi Media menuju 14 Oktober 09
Afriadi Shusi, Saena, wahyu, dan Azizah
17.30
PENUTUP
Shusi
Page | 4
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Workshop Media Hari Pertama, Acara workshop media ”Peran media dalam rantai peringatan dini bencana tsunami” pemberian sambutan dan pembukaan acara oleh Bapak Usman Budiman selaku Staf ahli SDM Provinsi. Jumlah peserta media lokal diantaranya media elektronik dan media cetak, selain media lokal dihadiri juga oleh Ibu Yuni Ikawati selaku senior penulisan berita tentang kebencanaan di KOMPAS dan Khoiri Akhmari, selaku Produser RCTI. Kedua perwakilan dari media nasional ini akan sharing perkembangan peran media dalam pengurangan risiko bencana dimasing-masing instansi media. Sebelum mengawali sesi pemaparan materi, diawali dengan sesi perkenalan dan brainstorming tentang peran media dalam pengurangan risiko bencana, berikut hasil pendapat media, tentang peran media dalam pengurangan risiko bencana :
NO
PERAN MEDIA DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA
1
Memeberikan informasi bencana
2
Menyampaikan informasi secara langsung kepada masyarakat tentang bencana
3
Menyajikan publikasi tanggap bencana bagi masyakat melalui rubrik-rubrik bencana baik itu bersifat pariwara, talkshow, dan lainnya
4
Memberikan informasi awal tentang kemungkinan adanya bencana
5
Mempublikasikan kejadian bencana kepada masyarakat dan mengangkat hal-hal yang harus di ketahui oleh masyarakat
6
Sebagai media penyampai ke warga
7
Sebagai media pendidikan warga tentang bencana
8
Menjadi mediator antar narasumber (ahli, pemerintah, LSM dan lain-lain)
9
Membangun kesadaran masyarakat dan kesiapsiagaan masyarakat dalam memahami bencana
10
Memberitakan tentang usaha penyelamatan diri
11
Memberitakan tentang sebab dan sinyal tentang kondisi akan terjadi bencana
Page | 5
12
Memberitakan tentang kondisi-kondisi setelah terjadi bencana
13
Mencerdaskan masyarakat
14
Menyampaikan informasi yang benar dan transparan
15
Penyampai informasi dan pengawasan
16
Informasi kepada masyarakat menyangkut kebenaran
17
Menyampaikan informasi dan keluhan masyarakat
18
Informasi kepada masyarakat tujuan tentang yang akan di tindak lanjuti
19
Harus bisa menyuguhkan berita dan fakta yang akurat dan benar
20
Mensosialisasikan bencana
21
Menanamkan aksi tindakan peringatan dini tsunami
22
Agar masyarakat mengetahui berbagai peristiwa
informasi
yang
berkaitan
dengan
kewaspaspadaan
Pemaparan Materi yang diberikan di Hari Pertama, Diantaranya :
1. Pemaparan Tentang Potensi Bencana Di Aceh, Oleh Dr. Eko Yulianto, GEOTEK-LIPI Dalam pemaparan tentang potensi bencana di Aceh, peserta di berikan studi kasus tentang informasi penyiaran yang kurang subtansi diberikan contoh Perbedaan pandangan tentang persepsi waktu antara peneliti dengan orang awam, itu sangat berbeda. Contoh : kita sebagai orang awam berbicara dalam prosesi hidup misalnya : gempa bumi di mentawai 200 tahun yang akan datang, pertanyaan saya seperti bahwa siklus tsunami akan terjadi sekitar 600 tahun lagi, bagi orang geologi itu waktu yang sebentar. Tapi bagi kita yang awam 50 tahun lagi pun pasti akan sangat lama. Saya akan menunjukkan bagaiman orang geologi itu berpikir tentang waktu. -
Birthday; Pukul (00.00) = ada sekitar 1,6 milyar tahun yang lalu Dinosaurus; pukul (10:21) = ada sekitar 90 juta tahun Pithecanthropus erectus; pukul (11:58) = ada sekitar 2 juta tahun Homo sapiens; pukul (11:59:06) = ada sekitar 10 ribu tahun Samudra Pasai; pukul (11:59:52) = ada sekitar 600 tahun
Pemaparan yang disampaikan oleh Pak Eko menjadikan suasana workshop hangat dengan diskusi, sehingga peserta merasa pertanyaannya tidak ada habis-hasis, pemaparan tentang potensi bencana di Aceh menjadi topik pembahasan yang menarik bagi kalangan media massa. Page | 6
2. Sistem Pengamatan, Pengolahan Data dan Diseminasi Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami di BMKG, disampaikan oleh Drs M. Riyadi , MSi. Sistem pengamatan, pengolahan data dan di seminasi informasi gempa bumi ini yang menjadi pangkal dan kerangka yaitu konsep dasar, kemudian pengaturan antar institusi, sistem monitoring, sistem prosessing, dss dan sistem disiminasi. Organisasi yang terlibat dalam pembangunan INA Tews ada dari : BMKG, LIPI, Ristek, TNI, Polrio, ITB yang telah di validasikan dalam satu keputusan Kepmenko Kesra No 21 Kep/Menko/Kesra/Ix/2006 Tgl 26 Sep 06. Komponen dari system peringatan dini adalah : sistem pengamatan, sistem pengolahan dan analisis, sistem penyebaran informasi, telekomunikasi. Yang menjadi pangkal bencana, titik-titiknya dalah sumber malapetaka. Faktanya sudah 30x selam 1 tahun terjadi gempa besar dan 14x selama 2 tahun sekali terjadi tsunami. Bahwa dalam 1 tahun hamper 2x. Pemaparan yang diberikan oleh BMKG mengundang antusias dengan pertanyaan dari para peserta tentang bagaimana BMKG mendeteksi bencana gempa dan tsunami. 3. Materi Selanjutnya Pemaparan Tentang UU Penyiaran Yang Disampaikan Oleh Koence, DEPKOMINFO. Dalam pemaparan KOMINFO menjelaskan tentang ancaman bahaya dan bencana yang ada di Indonesia, Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informtika Republik Indonesia No. 20/P/M.KOMINFO/8/2006, tentang Peringatan dini tsunami atau bencana lainnya melalui lembaga penyiaran di seluruh Indonesia, media berkewajiban menyiarkan informasi potensi terjadinya bencana sebagai STOP PRESS dalam waktu sesingkat-singkatnya tanpa ditunda sejak informasi diterima dari BMKG. STOP PRESS adalah Penghentian sementara acara siaran yang sedang berlangsung dengan menyiarkan informasi peringatan dini terjadinya bencana dan kemudian melanjutkan acara siaran kembali setelah peringatan dini disiarkan Depkominfo juga menjelaskan tentang Peran media Massa adalah merefosisi peran sebagai : (1) Media tidak cukup sekedar peliput dan penyampai informasi bencana melainkan harus proaktif mengedukasi publik seraya membangun massa kritis (critical mass) menuju paradigma masyarakat yang berorientasi lingkungan, (2) Media menjadi ujung tombak sekaligus “Martir” penjaga lingkungan dari kerakusan para pelaku ekonomi, (3) media harus berani menjadikan lingkungan sebagai isu central dalam agenda pemberitaan, dan media harus mampu membangun sistem peringatan dini, dalam upaya kesiagaan masyarakat saat menghadapi bencana. Artinya, “Early Warning System”, yang Page | 7
disosialisasikan oleh Pemerintah perlu dilipat gandakan informasinya dan ditularkan ke seluruh lapisan masyarakat. Setelah pemaparan, peserta dibagi kelompok untuk mendiskusikan SOP media sebagai mata rantai desiminasi peringatan dini. Peserta media, dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok media TV & Online, Media Radio, dan Media Cetak. Masingmasing kelompok dipandu oleh fasilitator LIPI, dan TDMC. Sebelum para peserta media berdiskusi, para peserta diminta menuliskan pendapat mereka tentang: (1) SOP, pentingnya SOP, Ya Atau tidak dan tentang Publik Edukasi/Kampanye Media. Berikut Hasil dari Pendapat Peserta Media Tentag SOP dan Public Edukasi :
SOP
PUBLIK EDUKASI
Aturan/standar/ konfirmasi informasi yang akurat dan benar -
menentukan
Ya, perlu adanya SOP
kerjasama yang baik dgn pemerintah, institusi pendidikan Menyediakan dana yang cukup untuk public campaign
Standar Operasional Prosedur memberikan suatu tolak penyampaian informasi yang kelanjutannya.
bagi media ukur bagi tepat akan
SOP media sgt diperlukan untuk menselaraskan info dari BMKG – PUSDALOPS ke masyarakat untuk mengurangi resiko suatu bencana dan bisa mengurangi korban jiwa
Menyebarluaskan informasi akan peringatan resiko bencana
sosialisasi dampak bencana perbanyak bencana tegaskan bencana
Sumber informasi yang jelas, tepat dan akurat akan suatu bencana yang telah terjadi -
Ya, SOP sgt perlu dan sgt dibutuhkan
SOP agar para wartawan/reporter/jurnalis yidak menyimpang dari kode etik/aturan -ya, SOP sangat perlu
slogan-slogan hukuman
bagi
peringatan
dini
pelanggar/oknum
Editor meeting with related institution ex : BMKG, Dephub Info Journalist capacity building Strategi agar media mau berperan dalam edukasi bencana , adanya kebersamaan dan kesepahaman antar media utk mengalokasikanw aktu /slot yang dikomitmenkan terhadap topic edukasi tersebut
Prosedur dasar tentang operasional/peranan media dalam penanganan bencana
Kerja sama yg baik dengan pemerintah maupun swasta
Perbanyak kerja sama dengan lembaga yang fokus dan peduli bencana
menerangkan secara jelas kepada media agar bisa disampaikan secara benar kepada masyarakat
Peningkatan pemahaman tentang bencana
pekerja
media
lembaga
tidak membatasi dan selalu bersikap transparan kepada media sering
membuat/mengadakan
pertemuan
Page | 8
secara terbuka dengan media Harus ada kerja sama yg baik dengan instansi maupun wartawan saling membangun kedua belah pihak
komunikasi
terbuka
di
Ya, SOP perlu
SOP sgt diperlukan utk standar penulisan berita Berita yg ditulis harus akurat dengan data yang ada
Strategi utk lebih meningkatkan edukasi public tentang penanggulangan bencana adalah dgn melibatkan media dalam setiap penyusunan dan pembahasan standar operasional bencana, dan juga menjadikan media sebagai posisi yang strategis, dengan cepat menginformasikan hal-hal menyangkut bencana kepada awak media Pendidikan kebencanaan perlu dan peran media sgtlah strategis. Namun, media elektronik memiliki peran yg sgt signifikan karena hampir seluruh masyarakat televise dan radio. Budaya membaca yg masih kurang membuat peran dua media sgt signifikan tidak hanya soal terjadinya bencana, tapi setiap saat pemahaman ttg hal ini sangat diperlukan.
SOP menjadikan kerja lebih mudah, dan informasi yg akan disampaikan adalah benar dan sesuai dgn kenyataannya, serta member pengetahuan/informasi yg bisa dgn mudah diterima, pembaca/pendengar/penontonnya
Menempatkan media dlm struktur penanganan bencana sbg instrument edukasi
-
membekali pekerja media dengan pemahaman penanggulangan bencana
-
sesegera bencana
Strategi yg bisa digunakan agar media bisa berperan dgn baik dlm public edukasi kepada masyarakat adalah dgn melakukan pendekatan yg lebih intens dgn media tersebut
-
SOP diperlukan utk menyamakan langkah antara BMKG-Pemerintahmedia supaya dapat menyajikan berita layak bagi masyarakat
mungkin
mengabarkan
Memberi motivasi kpd petinggi media agar bisa berperan karena media juga bertanggung jawab thd pengurangan resiko bencana Membuka ruang khusus untuk edukasi public
SOP adalah aturan/prosedur yg dilakukan dlm menangani satu kasus/bencana
Melakukan pendekatan keputusan di media
Ya,sgt perlu SOP,krn dengan SOP akan memudahkan penyampaian pesan ke masyarakat saat siapapun bertugas
Melakukan pendekatan thd jurnalis memberikan pengetahuan ttg bencana
SOP adalah standar peliputan dan penulisan soal bencana agar memiliki format
Setiap ada bencana media harus lebih proaktif dlm menyiarkan berita bencana secepatnya dan seakurat mungkin
Ya, butuh SOP
thd
pengambil dgn
Setiap media harus membuat program2 khusus penanganan bencana Setiap pekerja media harus mendapat pemahaman ttg penanggulangan bencana Harus ada bencana
sindikasi
program
penanganan
Page | 9
SOP : prosedur penyampaian informasi yg seragam dari berbagai media Ya, penting sekali adanya SOP
Optimalisasi kerjasama pemerintah media dalam hal publikasi kewaspadaan bencana (anggaran)
dengan materi
SOP diperlukan utk membuat peliputan jadi lebih terarah dan teratur, termasuk soal bagaimana mengatur stop press utk memberikan informasi kepada masyarakat.
Pemerintah terutama KOMINFO harus lebih berperan dalam penyampaian informasi ke masyarakat.
Prosedur standar yg dipakai dalam mengumpulkan dan atau menyampaikan informasi
Ada sanksi/ketentuan/peraturan pemerintah
Ya, SOP perlu agar berita tidak simpang siur dan tidak menimbulkan keresahan /kepanikan masyarakat
Adanya kesadaran ttg pentingnya informasi pengurangan resiko bencana
SOP media merupakan hal yang perlu dimana para awak media mempunyai tata cara mendapatkan informasi ttg bencana yg akurat, tercepat dan dengan informasi yang sama
Saling adanya komunikasi yang kompak agar terjalinnya publikasi ini, dan dapat menumbuhkan rasa kerjasama yang baik dalam pemberitahuan yg benar pada edukasi ini
SOP harus sesuai dengan kode etik jurnalistik
Kita harus memberi masukan kepada media apabila ada yang tidak dipublikasikan
Ya, media harus memiliki SOP SOP mengatur langkah aksi media dalam menyebarluaskan informasi
Kebijakan di media tersebut
perlu adanya rublrik2 utk mempublikasikan ttg bencana
Ya, SOP sgt diperlukan mengadakan workshop utk wartawan melibatkan media utk sosialisasi ke masyarakat Melibatkan petinggi media dalam sosialisasi ttg edukasi bencana karena petinggi media lah yang memiliki kapasitas utk membuka rubrik2 edukasi public terutama ttg bencana
Page | 10
Workshop Media Hari Kedua. Hari kedua merupakan hari terakhir workshop media dilakukan, hasil output dari workshop ini adalah sebagai tindak lanjut atau rekomendasi media dan juga menjadi luaran untuk media dalam berpartisipasi kampenye IO Wave 09 pada tanggal 14 Oktober 2009. Pemaparan Materi yang diberikan di Hari Kedua, diantaranya : 1. Materi Pemaparan tentang Potensi Media massa Dalam Menyingkapi Bencana, Oleh : Del Afriadi Bustami. Pemaparan Materi tentang Perkembangan SOP yang dimiliki Aceh, Ketepatan waktu merupakan hal yang sangat penting untuk masyarakat. BPBD di pusdalops belum mempunyai SK. Bahkan tidak ada sosialisasi kepada media dari PUSDALOPS.Pastinya media punya SOP masing-masing. Tapi apakah benar SOP tersebut akan di pakai atau hanya selembaran kertas saja.TNI/Polri apakah tidak perlu dilihat bagaimana sistemnya. Apakah aparat sudah paham dengan sistemnya? Nah itu yang teman-teman dari media cari dengan bertanya kepada Pak Usman atau Pak Said. Besok tanggal 14 oktober 2009 akan ada IOWave 2009. Bapak/ibu bisa melihat dan berikan kritikan positif kepada provinsi dan daerah. Dari penjelasan pak Fidel muncul pertanyaan-pertanyaan bahwa penting media punya SOP dan batasan subtansi dalam penyiaran sehingga berita-berita bencana yang akhirnya timbul bencana itu sendiri dari pemberitaan media yang menyimpang. 2. Presentasi Hasil Diskusi Kelompok tentang SOP media, kelompok media diantaranya (1) Media TV dan Online, (2) Media Radio, (3) Media Cetak. Kelompok Media TV dan Media Online : Mengawali diskusi kelompok media TV, membuat skenario yaitu : •
Terjadi gempa 8,0 SR
•
Gempa terjadi pada pukul 08.00 WIB
•
Berpotensi tsunami
•
Sebagian perlengkapan siar masih dapat berfungsi
MEDIA TV TIMELINE
SUMBER
5 menit
BMKG – PUSDALOPS
KOORDIASI
BENTUK SIAR
PESAN
1.Live report BMKG
Siaga, awas.
2.Menghubungi liputan
&
-
waspada,
Apa
Page | 11
yang
Line interaktif pendengar sms/Hp
Konfirmasi ke Penyiar BMKG, Produser PUSDALOPS
2 menit
30 – menit
60 - Pusdalpos Pejabat/ kodal
Live report
BLOCKING TIME
terjadi? -
Lokasi gempa
-
Pesan Menenangkan masyarakat
Kekuatan gempa
Jalur evakusi, kemampuan masyarakat harus evakusi - Kejadian informasi pencarian orang hilang - up date data & korban kerusakan menjadi center
TIMELINE
SUMBER
KOORDINASI
call
BENTUK SIAR
PESAN
Media Online Menit ke-
Aktifitas
Keterangan
1
Menyelamatkan keluarga
2
Menghubungi BMKG
diri
sendiri
&
Kordinasi (internal & eksternal) Check jaringan 3-4
11 - 20
Penulisan berita Penyiaran
Informasi telah terjadi gempa, lokasi (episentrum), kekuatan, dampak yang dihasilkan.
Update informasi (substansi)
Jumlah korban jiwa & material
Page | 12
•
Rekomendasi o
Dalam mensosialisasikan kesiapsiagaan bencana dalam penyiaran, media membutuhkan Jalur Peta evakuasi untuk disosialisasikan ke masyarakat.
o
Materi penanggulangan bencana (sebelum, sesaat, sesudah) untuk disosialisasikan ke masyarakat
Kelompok Media Radio TIMELINE
SUMBER
5 menit
BMKG – PUSDALOPS
KOORDIASI
BENTUK SIAR 1.Live BMKG
PESAN
report Siaga, waspada, awas. -
Apa yang terjadi?
-
Lokasi gempa
Line interaktif pendengar sms/Hp
-
Pesan Menenangkan masyarakat
Live report
Kekuatan gempa
2.Menghubungi & liputan
2 menit
30 – menit
Penyiar Konfirmasi ke BMKG, Produser PUSDALOPS 60 - Pusdalpos Pejabat/ kodal
BLOCKING TIME
- Jalur evakusi, kemampuan masyarakat harus evakusi - Kejadian informasi pencarian orang hilang - up date data & korban kerusakan - menjadi center
•
call
Kondisi Media Radio saat ini :
Page | 13
o
Sumber Informasi media terima dari : Jejaring sosial Internet/ Browsing Media lain BMKG melalui tlp/sma
•
lambat
o
Radio tidak punya link langsung dengan BMKG dan PUSDALPOS
o
Sumber penting dari Infokom sms center
informasi yang dibutuhkan media dan link
Rekomendasi o
Bagaimana dapat link langsung dengan BMKG
o
Butuh jalur evakuasi peta untuk sosialisasi ke masyarakat
o
Pelatihan/ Training penyiaran
o
Sosialisasi SOP melibatkan media
o
Integrasi SOP wilayah dengan media
o
Peran INFOKOM ; memberikan informasi kebijakan-kebijakan dalam rencana pengurangan risiko bencana.
o
Proses SOP yang melibatkan media
o
Integrasi SOP wilayah dengan media
Kelompok Media Cetak Pra
Pasca •
menyiapkan pengetahuan tentang bencana
•
menghimpun terkait
•
menyiapkan person
daftar
lembaga
daftar
menyiapkan proses dari darurat hingga mitigasi
•
membuat bencana
topik
menghubungi lembaga terkait
•
menghubungi narasumber
•
menurunkan berita aktual penanganan kebencanaan dari waktu ke waktu
•
menurunkan tulisan sesuai topik berupa analisis pakar dengan gaya penulisan populer
kontak
•
topik
•
terkait
Page | 14
menyiapkan data kliping
•
•
•
Kesimpulan Kelompok Media Cetak : -
Time line tidak terlalu ketat dalam pendiskusian
-
Memberitakan kejadian lebih mendalam dalam gaya penulisan
-
Lebih berperan mengedukasi publik (pra dan pasca)
-
Pemberitaan dibuat dengan topik-topik terkait (berseri)
Kebutuhan : -
Pengetahuan tentang fenomena alam
-
Pengetahuan tentang kebencanaan (tanggap darurat hingga mitigasi)
-
Penulisan tentang kebencanaan
-
SOP kebencanaan
3. Pemaparan Materi Penulisan Bencana Oleh Ibu Yuni Dari KOMPAS, Pemaparan tentang penulisan ditinjau dari 4 aspek dalam bencana, diantanya : (1) Aspek sosial data-data kornban yang bersumber dari PMI dan BNPB, (2) Aspek kesehatan ; kecacatan, penyakit, sanitasi, dan trauma kejiwaan, (3) Aspek ekonomi ; mata pencaharian, liputan kekayaan yang terkena dampak kerusakan lahan pertanian dan sarana hidup, (4) Aspek IPTEK. Beberapa hal dalam penulisan tentang kebencanaan diantaranya juga menjadi perhatian, seperti : Koordinasi dengan pimpinan dan pembentukan tim, wartawan di kantor pusat cakupan dan penegetahuan kebencanaan di tuntut lebih luas dalam hal mendukung liputan daerah, perencanaan peliputan dengan menetapkan topik-topik untuk berita dan feature, data yang di kutip dari sumber tepat anatara lain BMKG tentang hasil poemantauan dan BNPB tentang kebencanaan, searching internet untuk menghimpun data dan informasi terkait dari sumber asing dan nasional, menghimpun istilah atau definisi yang di gunakan, mengacu pada database kliping baika dari teks atau foto dan menghubungi narasumber terkait baik dari LIPI, BPPT, Bakosurtanal, BNPB, PMI dan lain-lain. Pemaparan diakhiri dengan trik penulisan, berikut hasilnya; Dalam penulisan berita hal yang pertama di angkat yaitu menyangkut dengan lokasi, dampak bencana, dan upaya penanggulangan, Kelengkapan akurasi data serta informasi penting, dalam penulisan feature ada hal yang terkait dengan kemanusiaan yang bersifat konstruktif, misalnya upaya pencarian dan penyembuhan korban, rehabilitasi lingkungan dan ekonomi.
Page | 15
4. Kesimpulan yang disampaikan oleh Eko Yulianto, selaku pengamat diskusi yang dihasilkan oleh kelompok media massa. Peran media bukan hanya dalam mendesiminasikan peringatan dini yang di keluarkan oleh BMKG, tapi peran yang paling penting adalah media mempersiapkan kondisi terburuk pada saat bencana dalam penyiaran berita dan informasi kepada masyarakat. Padahal kalau kita lihat dari rantai peringatan dini, maka pihak media sudah sudah berperan. Ide dari mbak Juni bagaimana memasang tanda, dikatakan tahun 2004 terjadi bencana. Kita sudah tahu air sampai dimana. Itu bisa dilakukan oleh orang, radio, dan bisa disaksikan, ketika peringatan dini ini di berikan dan dilakukan masyarakat sudah paham. Kemudian dalam membagi peran tadi kalau kita bicara pada media cetak, radio dan TV, pada saat bencana radio lebih berperan sedangkan TV mungkin tergantung kondisi dan banyak yang yang perlu disiapkan, Kalau media radio stasiunnya roboh dan tidak bisa di gunakan, maka pemetaan peran media dalam menyiapkan emergency broadcast pada saat sebelum bencana ini yang perlu di lakukan dalam SOP. Ada yang penting kemarin sudah di bahas, dimana persiapan harus menunggu dari BMKG. Maka ada 10 menit yang hilang, jadi sangat fatal. Bagus bila ada radio yang respon langsung on-air dari pantai. Kemarin pemetaan kita dengan perancis, aceh padang dan di bengkulu ceritanya akan lain karena 1-2 meter terus ketemu bukit. SOP yang dibuat kemarin SOP yang dalam menerima informasi masih menunggu BMKG. Bukan dalam rantai peringatan dini. Apa yang akan di lakukan oleh media tidak dipahami. Mungkin dalam drill nanti bisa untuk lebih di fokuskan.
5. Penjelasan Rundown IO Wave, di 3 Kabupaten Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang pada tanggal 14 Oktober 09, oleh Juriono, COMPRESS-LIPI. Acara IOWave 2009 ini akan di laksanakan di 3 (tiga) kabupaten/kota dan 1 tingkat provinsi. Untuk skenario umum ada beberapa Jam-Jam yang mungkin menjadi titik penting untuk kita pahami bersama. Dan bisa mengetahui kelemahan-kelemahan. Sekian J atau Jam J, artinya kita tidak akan mengumpulkan mereka di satu titik sehingga perlu kita berikan kepada masyarakat tentang prosedur peringatan dini. Baik yang ada di dalam bangunan atau sedang berada di luar bangunan. Jam J inilah yang akan terjadi gempa. Apakah ini akan kita sampaikan langsung kepada masyarakat atau akan kita rahasiakan agar dapat menguji masyarakat lebih waspada ketika akan di mulai. Kota banda aceh dan kota sabang akan melakukan juga secara bersamaan nantinya. Intinya ini merupakan suatu klarifikasi komunikasi. Juga pusdalops apakah bangunannya kuat untuk di jadikan tempat pusat informasi. Setelah BMKG memberi informasi kepada pusdalops, kemudian pusdalops akan memberi komando di tingkat kabupaten/kota. Menyatakan bahwa, telah terjadi gempa yang sangat kuat, sedang atau tidak di rasakan sama sekali.
Page | 16
Rekan-rekan media dapat mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat di Blang Padang dan Lhoknga karena akan ada bunyi sirine pada tanggal 12 Oktober 20009 berupa voice (ini hanya tes) , tapi pada tanggal 14 oktober 2009 akan terdengan bunyi sirine yang sebenarnya. Jadi mohon bantuan rekan media dalam sosialisasikan ini kepada masyarakat. Moderator merangkumkan dari penjelasan Pak Juriono, bahwa dari BMKG masuk ke pusdalops. Kita sudah punya terbaik di indonesia. Kalau tidak di pakai-pakai 5 tahun rusak. Saya tadi solat di Ule lheu, orang-orang yang kaffah adalah hamba Allah, kaffah adalah wajib bagi manusia. Tapi kalau tidak memikirkan orang lain”hablumminannas” maka kita masuk ke orang yang kufur. Secara psikologis kita memang belum sembuh. Tapai jangan pernah bapak anggap ini tidak perlu. Betul tidak perlu, tidak perlu untuk kita. Bagaimana anak kita nanti, cucu kita. 6. Presentasi tentang IO Wave 09 oleh Pak Fidel, Indian Ocean Wave 09 merupakan uji sistem yang akan dilaksankana bersama dengan negara-negara di samudera hindia. Kegiatan akan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 14 Oktober 2009, dengan mengambil lokus di Aceh bertepatan dengan International Disaster Reduction Day, dan akan mensimulasikan kembali kejadian gempa 26 Desember 2004 beserta parameternya. Pengiriman warning akan diberikan oleh BMKG, yang diikuti oleh Interim Advisory Service oleh PTWC dan JMA. Skenario dibuat: Simple and wellknown scenario dan Disediakan panduan pelatihan, form evaluasi, peralatan komunikasi dan partisipasi media. Rangkaian kegiatan sudah dilakukan dalam pengkuatan kapasitas ditingkat aparat, sekolah da masyarakat. Kemudian kita juga sudah melakukan tsunami drill di padang pada 26 Desember 2005 kemudian di Bali, 26 Desember 2006 dan di Banten, 26 December 2007. Ada sebuah puisi untuk kita semua : Putra-putri ku Gempa adalah ayunan Mu Tsunami Air Mandi Mu Terima Takdir Mu Sebagai Khalifah Serambi Mekah Tantang Dunia bagikan berkah 7. Pemetaan kontribusi peran media dalam kegiatan IO Wave 09, Peserta media kembali dikelompokan menjdi 3 kelompok ; Kelompok Media TV-Online, Radio, dan Cetak, dengan membahas dua pointer luaran yaitu, (1) Keterlibatan media dalam mensosialisasikan kegiatan IOWave09 kepada masyarakat, (2) Pemetaan media dalam peliputan IO Wave09. Berikut hasil diskusi yang dikeluarkan a. Hasil diskusi media radio Pemetaan media di tanggal 14 Oktober 09, akan LIVE REPORT Radio Djati Fm(studio on locations), Nikoya Fm, Kiss Fm, dan Flamboyan Fm dari kantor PUSDALOPS sampai ke evakuasi masyarakat.
Page | 17
No. Tanggal, dan waktu
Media
Bentuk Siar
Narasumber
1
Djati Fm
Talkshow
Eko yulianto, Pusdalops, Pa fidel
Djati Fm
Talkshow
Eko Yulianto, Ibu Sri Woro BMKG 3 naraasumber
Sabtu, 10 Okotober 09 20.00-21.00
2
Senin, 12 OKtober 09, 09.00 – 10.00
3
Selasa, 13 OKtober 09, Kiss Fm 19.00 – 22.00
Interaktif dengan pendengar
4
10 – 12 OKtober 09
Kiss Fm
Insert adlibs
5
09- 14 Oktober 09
Djati Fm, Flamboyan Fm, Kiss Fm, Komunitas Suara Perempuan Fm, Nikoya Fm, Prima Fm
a. H a s i 6 l 13 Oktober 09
7 8
d i s 14 Oktober 09 k 11 Oktober 09 14.00 – 15.
info,
Komunitas Suara Perempuan
Talkshow
Nikoya Fm,
Live report
OZ Fm
Talkshow
Irina RAfliana, Pusdalops
Pak Fidel Pak Usman
b. Diskusi Media Cetak
Page | 18
Jam
Kegiatan Sosialisasi
Liputan kegiatan Edukasi public tentang bencana
JAM
J
J + 1’
J + 9’
Pembelajaran Partisipasi Menginfokan Iklan layanan, berita kegiatan IO Wave ke masyarakat Pemberitaan berita tentang kegiatan Pengetahuan tentang kebencanaan kepada public
KEGIATAN
Penyelamatan diri
PEMBELAJARAN
berita
Serabi Indonesia, Tabloid Lalulintas Polri Diusulkan oleh forum tapi tidak ada yg mengajukan untuk menjadi PIC
PARTISIPASI
MEDIA
MEDIA
SIAR
Acehkita.com
Artikel dan dokumentasi foto sdh bs dapat dipublikasikan hari itu juga
The globe journal
Sekolah melakukan prosedur penyelamatan diri
c. k e l o m p o k m e d i a
Fokus peliputan di Ulele & Lampu’u
Pusdalops membunyikan sirine tanda masy. Harus segera evakuasi TVRI Satgas membantu proses evakuasi ke beberapa titik
J + 12’
PIC Serambi Indonesia
Liputan LIVE menyebar di beberapa titik dengan mengerahkan 4 kamera sekaligus (masih bth kordinasi terlebih dahulu dgn produser)
T e l e v i s i .
Breaking news Running text
Kutaraja TV Koresponden:
Fokus peliputan di daerah Banda Aceh – LIVE
RCTI
Liputan mulai dari J hingga J + 12’
Indosiar
Page Report ke pusat
TV One
| 19
VII. REKOMENDASI : a. Link media antara BMKG dan PUSDALOPS b. Media membutuhkan Pelatihan / Training untuk penyiar media TV dan Radio khususnya. c. Sosialisasi SOP melibatkan media d. Integrasi SOP wilayah dengan media e. Peran INFOKOM ; memberikan informasi kebijakan-kebijakan dalam rencana pengurangan risiko bencana.
VIII.
EVALUASI
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan sebagai pertimbangan kegiatan yang lainnya kedepan: -
Perlu adanya assessment awal untuk pemilihan media yang diundang, dan mengidentifikasi kondisi media Aceh sebelumnya.
Page | 20
-
Konsep dan pemaparan media workshop yang lengkap dan terarah, tapi penempatan jadwal kegiatan workshop media kurang tepat, kedepannya untuk kegiatan sosialisasi media seperti workshop media dilaksanakan di awal kegiatan.
-
Selama proses media waorkshop perlu pendampingan dari segi aparat pemerintah setempat, sehingga dalam pembahasan dan rekomendasi menjadi terarah dan bersinergi.
-
Keberlanjutan kesinergian peran media dengan pemerintah dalam hal penanggulangan dan kesiapsiagaan bencana di Aceh.
IX. PENUTUP DAN KESIMPULAN Peran media dalam pengurangan risiko bencana di Kota Aceh masih menjadi pe’er bersama yang harus ditindak lanjuti, peran media khususnya media radio menjadi media yang paling efektif dalam mendesiminasikan peringatan dini paling cepat. Kesinergian dari PEMDA dan instansi yang berwenang dalam menyampaian informasi tentang kebencanaan dan kesiapsiagaan menjadi hal yang perlu diperbaiki kedepan. Dengan adanya workshop media ini, peningkatan kapasitas para pelaku di media massa meningkat dari segi pengetahuan tentang potensi bencana di Aceh, sistem peringatan dini dan bencana management bencana, penguasaan materi dalam penulisan berita dalam penyiaran tentang bencana dan peran media tidak berhenti di diskusi SOP saja, SOP media juga dibutuhkan sebagai bagian dari peran media dalam desiminasi peringatan dini bencana. media dibekali materi-materi presentasi selama 2 hari, materi sosialisasi berupa PSA Radio, PSA TV, PSA IO Wave 09 dan Lagu-Lagu Album Kompilasi siaga bencana. Demikian laporan ini ditulis, kurang lebihnya mohon maaf, semoga bermanfaat untuk kegiatan selanjutnya.
LAMPIRAN – LAMPIRAN : a. Dokumentasi foto
Page | 21