LAPORAN KERJA PRAKTEK WATER TREATMENT SYSTEM RUMAH TINGGAL Ditulis untuk memenuhi sebagai tugas mata kuliah Kerja Praktek
Oleh :
Sigit Maryono 41308110039
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting, selain sandang pangan dan papan. Mengingat fungsi air pada dasarnya untuk kelangsungan hidup semua mahluk hidup yang ada di bumi ini, tanpa terkecuali manusia pasti membutuhkan air bersih ini, karena tanpa air maka tidak ada kehidupan. Jadi sangat jelas bahwa air adalah hidup. Banyak sekali fungsi air dalam kehidupan kita, mulai dari untuk minum, mandi, cuci-cuci, dan masih banyak lainya. Semakin sulitnya mendapatkan air bersih di kota disebabkan karena berbagai hal, salah satunya akibat dari pencemaran lingkungan yang dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung
jawab, mulai dari kebiasaan membuang sampah disembarang
tempat, termasuk di sungai-sungai, pencemaran karena limbah industri, banyak sekali perusahaan industri yang proses pengolahan limbahnya tidak memiliki standart yang belaku. Pelanggaran-pelanggaran seperti ini sangat banyak terjadi di Indonesia. Mahalnya harga air bersih yang disediakan oleh perusahaan swasta membuat orang harus berhemat dalam menggunakan air bersih, jika mereka tidak mampu membeli air bersih, terpaksa mereka harus menggunakan air sumur. Padahal jika menggunakan air sumur yang langsung tanpa proses penyaringan yang baik, bisa mengganggu kesehatan manusia. Di dalam kandungan air yang langsung dari tanah/sumur, masih banyak mengandung zat-zat yang berbahaya, juga dapat merusak peralatan-peralatan yang terbuat dari porselen, dan merusak pipa untuk distribusi air ke tang penampungan. Universitas Mercu Buana
1
Seperti ( Fe ) Fe berada dalam tanah dan batuan sebagai ferioksida (Fe2O3) dan ferihidroksida (Fe(OH)3). Dalam air besi berbentuk Ferobikarbonat (Fe(HCO3)2), ferohidroksida(Fe(OH)2), ferosulfat (FeSO4) dan besi organik komplek. Air tanah megandung besi terlarut berbentuk ferro (fe2+). Jika air tanah dipompakan keluar dan kontak dengan udara (oksigen) maka besi (fe2+) akan teroksidasi menjadi ferihidroksida (fe(OH)3). Ferihidroksida dapat mengendap dan berwarna kuning kecoklatan. Hal ini dapat menodai peralatan porselen dan cucian. Bakteri Besi (Crenothrix dan Gallionella) memanfaatkan besi fero (Fe2+) sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya dan mengendapkan ferrihidroksida. Pertumbuhan bakteri besi yang cepat ( karena adanya besi ferro ) menyebabkan pipa akan tersumbat. Air tanah yang mengandung CO2 tinggi dan O2 yang terlarut sedikit, dapat mempercepat proses pelarutan besi ( dari bentuk tdk terlarut mjd terlarut ). Sedangkan air tanah yang alkalinitasnya tinggi, biasanya memiliki konsentrasi besi rendah, karena besi teroksidasi dan mengendap pada PH tinggi. Air tanah yang mengandung besi dan organik yang tinggi akan membentuk ikatan kompleks yang sulit mengendap dengan aerasi. Kandungan besi yang tinggi pada air sangat merugikan, karena dapat menyebabkan berbagai hal seperti: air teh menjadi hitam, sayuran yang direbus berwarna gelap, menimbulkan rasa besi/logam, astringent atau obat. Tubuh memerlukan sebesar 14mg/hr, jika kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, namun pemenuhan zat besi dalam air minum sedikit sekali karena kandungan zat besi dalam air tanah yang melebihi 0,3mg/l dapat menyebabkan hal-hal seperti diatas.
Universitas Mercu Buana
2
1.2 Tujuan Kerja Praktek Adapun tujuan penulis melaksanakan kerja praktek adalah : 1) Untuk mengetahui proses dan cara kerja alat untuk mentreatment air dari tanah atau limbah yang masih mengandung zat-zat yang tidak baik untuk kesehatan menjadi air yang layak untuk digunakan sesuai dengan fungsinya.
1.3 Ruang Lingkup dan Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pembahasan laporan kerja praktek ini, penulis akan membatasi untuk membahas masalah perancangan “Water Treatment System ” yang diterapkan pada rumah tinggal. Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung dari tanggal 08 Mei -09 Juni 2011, beralamat di Taman Alfa Indah Blok B 5 no. 1 Joglo Jakarta Barat.
Universitas Mercu Buana
3
Untuk lebih mempermudah pemahaman dari alur kegiatan kerja praktek ini, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
use
drain
of soil
Universitas Mercu Buana
4
1.4 Metode Penulisan Metode penulisan yang dipakai pada pembahasan laporan Kerja Praktek ini adalah : Metode Kepustakaan, yaitu metode yang diperoleh dengan cara mengambil bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan UMB, internet dan lingkungan kerja . Metode pengamatan praktek kerja, yakni pengamatan dan praktek kerja yang dilakukan secara langsung terhadap kegiatan – kegiatan yang berlangsung pada rumah tinggal yang dipasang instalasi water treatment tersebut.
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan pada Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas mengenai Latar Belakang, Ruang Lingkup Pembahasan, Tujuan Penulisan, Waktu dan Tempat pelaksanaan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. BAB II TEORI DASAR Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian water treatment , macam-macam cara melakukan treatment, BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK Pada bab ini akan membahas mengenai cara kerja Water Treatment System BAB IV PENUTUP Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Mercu Buana
5
BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian water treatment Pengertian water treatment ( pengolahan air ) secara umum yaitu proses menjadikan air yang tadinya kotor dan bau ( air terkontaminasi ) akan menjadi bersih. Pengolahan air menggambarkan proses-proses yang digunakan untuk membuat air lebih diterima untuk penggunaan akhir yang diinginkan. Ini dapat termasuk digunakan sebagai air minum, proses industri, medis dan banyak kegunaan lain. Tujuan dari semua proses pengolahan air adalah untuk menghilangkan kontaminan yang ada di dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut sehingga air menjadi cocok untuk penggunaan akhir yang diinginkan-nya. Salah satu penggunaanya adalah saat air yang telah selesaidigunakan, air kembali ke dalam lingkungan alam, maka air tersebut tidak menyebabkan
dampak
ekologi
yang
buruk.
Proses yang terlibat dalam pengolahan air minum untuk tujuan pemisahan padatan dapat menggunakan proses fisik seperti menetap dan penyaringan, dan proses kimia seperti desinfeksi dan koagulasi. Proses biologis juga digunakan dalam pengobatan air limbah dan proses-proses mungkin termasuk, misalnya, laguna aerasi, lumpur aktif atau filter pasir lambat.
2.2. Cara – cara melakukan treatment
Banyak sekali cara yang dilakukan untuk mentreatment air, yang umum
dilakukan yaitu dengan filterisasi. Salah satu cara yang dilakukan
adalah dengan
menurunkan kandungan besi dan mangan yang ada di dalam air dengan empat cara antara lain :
Universitas Mercu Buana
6
2.2.1. Oksidasi Oksidasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu menggunakan : klorin, oksigen (aerasi),, pottasium permanganat, Mangan Zeolite Filtration, Ion Exchange.
2.2.1.a. Klorinasi Klorinasi adalah salah satu bentuk pengolahan air yang bertujuan untuk membunuh kuman dan mengoksidasi bahan-bahan kimia dalam air. Kadar sisa klor sebagai produk klorinasi dipengaruhi oleh beberapa bahan kimia yang bersifat reduktor terhadap klor yang mengakibatkan kadar sisa klor dalam air tidak cukup untuk membunuh bakteri. Klorin digunakan karena memiliki kecepatan oksidasi lebih besar daripada aerasi, dan mampu mengoksidasi besi yang berikatan dengan zat organik, tapi kecepatan oksidasi berkurang pada air yang mengandung pH 8 - 8,3 , oksidasi besi membutuhkan waktu 15-30 menit. Jika dalam air baku mengandung amonia, maka menyebabkan terbentuknya kloramin sehingga laju oksidasi menjadi berkurang. Keefektifan oksidasi dipengaruhi kehadiran bahan organik ( seperti asam humic & asam fulvic ). Pada oksidasi besi, bahan organik menggunakan kebutuhannya sebagian klorin dan dapat juga membentuk besi organik.kompleks, sehingga memberi efek yang kurang baik pada proses oksidasi. Klorin mengoksidasi bahan organik( humic & fulvic acid ) dan membentuk trihalomethan yang bersifat koarsinogenik. Selama proses oksidasi klorin, sisa klorin seharusnya dijaga terus sampai pada proses berikutnya untuk mencegah penurunan kondisi yang dapat menyebabkan terlarutnya kembali endapan. Pada umumnya proses standar penurunan Fe & Mn menggunakan klorinasi. dengan alur, pengendapan, & filtrasi dengan didahului proses preklorinasi. Dosis sisa klor yg dianjurkan yaitu minimum 0,5mg/l.
Universitas Mercu Buana
7
Gambar 2.2.1 Klorinator Sumber
:
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.asps.dk/images/Klorinator%2520in%2520line%252 0stor-p.jpg&imgrefurl=http://www.asps.dk/shop/klorinator-in-line572p.html&usg=__8i7viUWLdvbGm4_yjT6Nfe8ro=&h=694&w=377&sz=28&hl=id&start=0&zoom=1 &tbnid=tDAE1g_ItNAK_M:&tbnh=139&tbnw=76&ei=vUshTu2DGMjrrQeA5j1AQ&prev=/search%3F q%3Dklorinator%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D536%26gbv%3D2%26tbm%3Disch&itbs=1 &iact=hc&vpx=635&vpy=124&dur=366&hovh=305&hovw=165&tx=91&ty=211&page=1&ndsp=25&v ed=1t:429,r:11,s:0&biw=1366&bih=536
2.2.1.b. Aerasi Bertujuan Menghilangkan rasa dan bau ( yg disebabkan hidrogen sulfida & komponen organik) dengan oksidasi/valatilisasi, mengoksidasi Fe & Mn, transfer O2 ke dalam air dan membebaskan volatil gas dari dalam air. Tipe aerator ada 4 macam, yaitu:
gravity aerator ( ada cascade aerator, packing tower, tray aerator),
spray aerator,
diffuser,
mechanical aerator
Oksidasi Fe dapat berjalan dengan baik saat air pada kandungan pH 7,5 - 8 dalam waktu 15menit. Endapan besi yang terbentuk dapat dihilangkan dengan koagulasi dan filterisasi. Aerasi mampu mengendapkan besi jika tidak ada zat organik jenis humic &
Universitas Mercu Buana
8
fulvic acid (jika ada zat tersebut akan membentuk senyawa kompleks dengan besi yang tidak dapat menyebabkan endapan secara sempurna setelah aerasi, dan biasanya ikatan kompleks in berwarna,selain itu memperlambat proses oksidasi).
Gambar 2.2.1.b Proses Aerasi Sumber
:
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrs/limrs06.gif &imgrefurl=http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrs/limbahrs.html&usg=__hjG52FVASKv3 8DqY23VLgHmheC8=&h=299&w=870&sz=9&hl=id&start=0&zoom=1&tbnid=YvPhJiGAumUZMM: &tbnh=55&tbnw=159&ei=46cYTuW9C4bOrQeCyvTIAQ&prev=/search%3Fq%3Daerasi%26hl%3Did %26biw%3D1366%26bih%3D508%26gbv%3D2%26tbm%3Disch&itbs=1&iact=hc&vpx=108&vpy=23 4&dur=55061&hovh=131&hovw=383&tx=323&ty=105&page=1&ndsp=21&ved=1t:429,r:7,s:0&biw=1 366&bih=508
2.2.1.c.
Pottasium Permanganat
Merupakan oksidan kuat, waktu oksidasi 5 - 10 menit pada kandungan pH 7,0. Secara teoritis 1mg/l KMnO4 mengoksidasi 1,06 mg/l besi dan 0,52 mg/l mangan. Proses oksidasi akan lebih efektif jika ada penambahan klorin sebelumnya. Penggunaan oksidan ini lebih mahal, namun tidak menghasilkan trihalomethan jika digunakan untuk mengoksidasi bahan organik.
Universitas Mercu Buana
9
Gambar 2.2.1.c Potasium Permanganat Sumber
:
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://pyromaster.org/pictures/knokmno.jpg&imgrefurl=http://w ww.kumpulaninformasi.com/info/kalium-permanganat.html&usg=__HrRAfkBnO-0UuS2lz1fi6YOs98=&h=480&w=640&sz=61&hl=id&start=0&zoom=1&tbnid=A36zz7VEzFTIoM:&tbnh=1 34&tbnw=178&ei=1ywZTrKnIY2HrAepd3IAQ&prev=/search%3Fq%3Dpotasium%2Bpermanganat%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D 536%26gbv%3D2%26tbm%3Disch&itbs=1&iact=hc&vpx=180&vpy=218&dur=7174&hovh=194&hov w=259&tx=225&ty=98&page=1&ndsp=22&ved=1t:429,r:7,s:0&biw=1366&bih=536
2.2.2. Ion Exchange Air baku yang mengandung besi dan mangan kurang dari 0,5 mg/l dapat diturunkan menggunakan ion exchange, selain itu unit ini juga mampu menghilangkan kesadahan. Proses ini sebaiknya pada kondisi anaerobik, karena untuk menjaga elemen-elemen agar tidak teroksidasi. Proses ini biasanya digunakan dalam industri. Kekurangannya : bahan kimia untuk regenerasi mahal, korosif, bahaya dan buangan regeran sulit diolah, unit yg otomatis memerlukan perawatan ali dan unit yang tidak otomatis memerlukan operator yg terlatih dan perhatian yang serius.
Universitas Mercu Buana
10
Gambar 2.2.2 Ion Exchanger Resin Sumber : http://www.mlball.com/Ion_Exchange_Resin.htm
2.2.3 Mangan Zeolite Filtration Zeolit adalah pasir hijau yang dilapisi mangan. Setiap butir pasir dilapisi dengan asam-asam besi dan mangan. Tipe media filter ini adalah bentuk dari ion exchange yang biasa digunakan di industri. Proses ini membutuhkan penambahan potasium permanganat pada influent filter secara kontinue, yang berfungsi untuk mengoksidasi besi dan mangan serta berfungsi untuk regenerasi media filter. Dosis pottasium permanganat harus benar-benar tepat karena sisa pottasium permanganat menyebabkan air berwarna merah muda. Disisi lain, dosis yang tidak tepat akan memungkinkan lolosnya mangan di influent filter. Pada kasus pengolahan air tanah, zeolit lebih baik ditempatkan
pada filter bertekanan daripada filter gravitasi karena untuk menjaga
tekanan discharge dari pompa sumur. Perencananan sepert ini menghemat biaya pemompaan dan backwash menggunakan air dari influent filter lain.
Universitas Mercu Buana
11
Gambar 2.2.3 Zeolit Sumber : http://indonetwork.co.id/royan_mining/prod/change?perPageItem=48
Gamar 2.2.4 Mangan Sumber : http://indonetwork.co.id/royan_mining/prod/change?perPageItem=48
2.2.4. Lime Softening Besi dan mangan lebih efektif dihilangkan dengan proses pelunakan, karena dapat membuat kandungan pH bertambah menjadi 9,5 yang merupakan kondisi yang baik untuk oksidasi Fe dan Mn. Berdasarkan hubungan antara kandungan pH dengan kelarutan 83%, besi mengendap pada kandunga pH 8,4 dan pada kandungan pH 8,8 9,6 besi akan mengendap 92% - 100%. Mn akan mengendap maksimal pada kandungan Universitas Mercu Buana
12
pH9,4 - 9,8 sebanyak 98-100%. Lime softening akan lebih efisien jika didahului dengan proses aerasi. Resin Kation biasa digunakan untuk menurunkan kandungan kapur dalam air dapat menggunakan Resin Kation S 80 yang bisa disebut dengan Resin Softener. Butiran resin ini sangat halus sehingga dibutuhkan tabung filter yang memiliki strainer/saringan berukuran kecil/halus pula. Sebab kalau tidak maka resin akan terbawa air dan terbuang percuma dari dalam tabung. Resin ini harus selalu diregenerasi menggunakan HCL dan harus menurut dosis dan Instalasi tertentu
Gambar 2.2.5 Lime Softening Proses Sumber : http://www.thewatertreatments.com/tag/soft-water
Universitas Mercu Buana
13
BAB III PERANCANGAN DAN PEMASANGAN WATER TREATMENT SYSTEM 3.1 Uraian Kerja Air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Tidak semua daerah mempunyai sumberdaya air yang baik. Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil di muara sungai atau di tengah lautan lepas merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air bersih, sehingga timbul masalah pemenuhan kebutuhan air bersih terutama pada musim kemarau panjang. Kualitas air tanahnya sangat bergantung dari curah hujan. Pada musim kemarau, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut. Pencemaran kualitas air tanah akibat dari kontaminasi air laut disebut intrusi. Ciri adanya intrusi air laut adalah air tanah yang terasa payau atau mengandung kadar garam khlorida dan TDS (Total Dissolved Solid) yang tinggi. Sumber air yang terdapat di daerah-daerah seperti itu umumnya berkualitas buruk (payau atau asin, yaitu TDS lebih dari 3000 ppm), baik air tanahnya maupun air permukaannya. PDAM yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat masih sangat terbatas kapasitasnya. Sampai saat ini baru sekitar 40% masyarakat perkotaan yang dapat menikmati air PDAM. Untuk pedesaan, pemenuhan kebutuhan air bersih baru mencapai maksimal 10%. Apabila air baku berupa air payau atau asin (karena adanya pengaruh/pencemaran air laut), maka PDAM sampai saat ini belum mampu menerapkan teknologi pengolahan air payau/asin untuk air minum. Untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut diperlukan penerapan teknologi pengolahan air yang sesuai dengan kondisi sumber air baku, kondisi sosial, budaya, ekonomi dan SDM masyarakat setempat. Dengan Water Universitas Mercu Buana
14
Treatment System maka akan membantu penyediaan air bersih tanpa harus bergantung pada PDAM. Instalasi Water Treatment System (WTS) merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
3.2 Sistem Kerja Sebelum melakukan pemasangan hal-hal yang harus dipersiapkan adalah perancangan tata letak dan komponen water treatment system . untuk perancangan tata letak sudah dimuat dibab 1. Pada tabel berikut diuraikan beberapa spesifikasi teknis dari komponen WTS (kapasitas kecil 5 m3 per hari). Tabel 1 : Komponen Unit Pretreatment (Pengolahan Pendahuluan) No 1
2
Nama Barang Pompa Air
Klorinator
Spesifikasi Kapasitas
min.
liter/menit,
220V,
Keterangan 15
Pompa Nochi atau
2
yang setara (bahan
phasa, 50 Hz, Tekanan
casing dari stainless
6 Bar (maksimum)
steel)
H: 40 cm volume 4,4 l
pvc
fittings
30-
615050 3
Tangki Reaktor
Universitas Mercu Buana
Kapasitas 0,5 – 1,8 m3/
Mild
Jam
coating)
Steel
(fiber
15
No
4
5
Nama Barang
Penyaring
Besi-
Keterangan
Spesifikasi
Kapasitas 0,5 – 1,8
Mangan
m3/Jam
Penyaring
Kapasitas 1,2 – 1,8
Penghilang
m3/Jam
Warna
Fiber glass (FRP)
Fiber glass (FRP)
(Filter
Karbon) 6
Penyaring Mikro
Pori-pori
(Cartridge Filter)
0,5 m m Kapasitas
=
0,1
–
Media Selulosa,
0,5
-1,8
penyaring Cover
Plastik Hypallon
m3/Jam 7
Tangki rinse
Volume 50 liter
Fiber glass (FRP)
8
Pompa Dosing
Tek. 7 Bar, Kap. 4,7
Sebanyak 1 buah
liter/Jam 9
Perlengkapan
Jumper, Pemipaan
Universitas Mercu Buana
Listrik,
Plastik,
PVC,
Logam
16
Tabel 2 : Penampungan air olahan No
Nama
Spesifikasi
Keterangan
Barang 1
Tanki
Bahan stainless stell
Penampung Air
Volume 1000 liter
Sebanyak 2 buah
Olahan 2
Perlengkapan
Perpipaan,
Valve
PVC, logam
(Kran)
Tabel 4 : Pembangkit Listrik No
Nama
Spesifikasi
Keterangan
Barang 1
Listrik PLN
Kapasitas Max 7,5
Bahan bakar Solar
KVA, 15-19 PK, 3 Phasa, 380 V/220 V, 2
Panel
3 Phasa, 380 V dan
Kelistrikan
220 V
Universitas Mercu Buana
Manual
17
3.3 Petunjuk Operasi WTS Sebelum operasi pengolahan dimulai, harus dilakukan persiapan pembuatan larutan kimia yang akan diinjeksikan ke dalam proses pengolahan. Bahan-bahan kimia yang dibutuhkan adalah : a.
Kaporit
Fungsi pembubuhan kaporit adalah untuk mengoksidasi zat besi atau mangan yang ada di dalam air, serta untuk membunuh kuman atau bakteri coli. Reaksi oksidasi besi atau mangan oleh khlorine atau kaporit adalah sebagai berikut : 2 Fe2+ + Cl2 + 6 H2O ==> 2 Fe(OH)3 + 2 Cl- + 6 H+ Mn2+ + Cl2 + 2 H2O ==> MnO2 + 2 Cl- + 4 H+
Khlorine, Cl2 dan ion hipokhlorit, (OCl)- adalah merupakan bahan oksidator yang kuat sehingga meskipun pada kondisi Ph rendah dan oksigen terlarut sedikit, dapat mengoksidasi dengan cepat. Berdasarkan reaksi tersebut di atas, maka untuk mengoksidasi setiap 1 mg/l zat besi dibutuhkan 0,64 mg/l khlorine dan setiap 1 mg/l mangan dibutuhkan 1,29 mg/l khlorine. Tetapi pada prakteknya, pemakaian khlorine ini lebih besar dari kebutuhan teoritis karena adanya reaksi-reaksi samping yang mengikutinya. Cara melakukanya yaitu dengan memasukan kaporit ke dalam klorinator, yaitu sebanyak 250g, untuk jangka waktu 5 hari.
Universitas Mercu Buana
18
Gambar 3.3.a Kapori Sumber: http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_IGy4DkDMVEs/TFbf4NzQF1I/AAA AAAAAAyw/E4fzikUilPk/s1600/kaporit_tablet.jpg&imgrefurl=http://bebasazasich.blogspot.com/2010/0 8/tawas-dankaporitbanyakdiserbu.html&usg=6LlANARLJ4vXJfKti8p8eRcek=&h=375&w=500&sz=17&hl=id&start =0&zoom=1&tbnid=fbsjcFoW6ETtmM:&tbnh=131&tbnw=178&ei=RLMhTv2NKIbIrQebsoiGAg&prev =/search%3Fq%3DKAPORIT%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D536%26gbv%3D2%26tbm%3 Disch&itbs=1&iact=hc&vpx=506&vpy=79&dur=6226&hovh=194&hovw=259&tx=127&ty=115&page =1&ndsp=21&ved=1t:429,r:2,s:0&biw=1366&bih=536
b.
Ferrolite
Ferrolite ini berfungsi untuk menangkap besi (Fe) dan mangan (Mn) yang sebelumnya sudah dioksidasi oleh kaporit melalui klorinator. Ferrolite ini dimasukan didalam tanki filter yang pertama. Hasil oksidasi dilarutkan di tanki reaktor agar besi dan mangan dapat berikatan menjadi gumpalan-gumpalan, tetapi tidak bisa dilihat dengan kasat mata, yang kemudian ditangkap oleh ferrolite. untuk proses pengurasan dilakukan sesuai dengan banyaknya besi dan mangan yang tersaring, semakin banyak
Universitas Mercu Buana
19
besi dan mangan yang tersaring maka pengurasan harus dilakukan sesering mungkin agar besi dan mangan tidak mengendap di tanki filter.
Gambar 3.3.b Ferrolite Sumber: http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://w27.indonetwork.co.id/pdimage/17/2536317_karbonaktif.j pg&imgrefurl=http://www.indonetwork.co.id/tradeoffers/Kebutuhan_Industri/0/zeolit.html&usg=___m1 TXREcPTMpo9mpQDahDhcpeKg=&h=127&w=127&sz=5&hl=id&start=45&zoom=1&tbnid=axOtMG JoFUywBM:&tbnh=101&tbnw=101&ei=w7EhTozAD9DJrAeVrL2IAg&prev=/search%3Fq%3Dferrolit e%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D536%26gbv%3D2%26tbm%3Disch&itbs=1&iact=hc&vpx =349&vpy=254&dur=1729&hovh=101&hovw=101&tx=64&ty=21&page=3&ndsp=25&ved=1t:429,r:1, s:45&biw=1366&bih=536
c.
Karbon Aktif Karbon aktif atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis karbon
yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen). Biasanya pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif itu sendiri.
Universitas Mercu Buana
20
Fungsi dari karbon aktif itu sendiri yaitu untuk menghilangkan bau yang tidak sedap atau untuk sterilisasi terhadap kuman pada air minum atau air tanah atau air PDAM atau air gunung. Karena air yang sudah melalui proses oksidasi, yang sudah bercampur dengan kaporit dan melewati filter ferrolite tadi, air pasti menjadi bau, dengan karbon aktif ini maka bau yang disebabkan oleh kaporit tadi akan hilang.
Gambar 3.3.c Karbon Aktif Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://filterpenyaringair.com/wpcontent/uploads/2011/02/pabrikpembuatan-jual-harga-karbonaktiffilter3.jpg&imgrefurl=http://filterpenyaringair.com/karbonaktif/pabrikpembuatan-jual-harga-karbon-aktif
d. Resin
Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada industri-industri adalah melalui penyaringan dengan menggunakan zat-zat sebagai berikut :
Resin pengikat kation dan anion. Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan
Universitas Mercu Buana
21
anion, sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan.
Zeolit
memiliki
rumus
kimia
Na2(Al2SiO3O10).2H2O
atau
K2(Al2SiO3O10).2H2O. Zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki poripori yang dapat dikewati air. Ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan. Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air sadah atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah air sadah tetap.
Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air yang anda gunakan di rumah dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Anda cukup menyediakan tong yang dapat menampung zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda gunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk keperluan rumah tangga, spserti mencuci, mandi dan keperluan masak. Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat menggunakan zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu tertentu anda harus menggantinya.
Universitas Mercu Buana
22
Gambar 3.3.d Resin Sumber: http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://w11.itrademarket.com/pdimage/53/s_838853_ion_exchan ge_resin_beads.jpg&imgrefurl=http://indonetwork.co.id/alloffers/45/resinanion.html&usg=__OhpTrtC3y d1wK4aVASbqETH9ros=&h=150&w=260&sz=12&hl=id&start=3&zoom=1&tbnid=JCxf7VbKtLeYvM :&tbnh=65&tbnw=112&ei=xMIhTpC8LYfsrQfgwviOAg&prev=/search%3Fq%3Dresin%2Bpenukar%2 Bion%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D536%26gbv%3D2%26tbm%3Disch&itbs=1&biw=1366 &bih=536
e. Garam Sodium Chlorida atau Natrium Chlorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih recalsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih recalsitran dapat terhambat. Dengan kemampuan tingkat osmotik yang tinggi ini maka apabila NaCl terlarut di dalam air maka air tersebut akan mempunyai nilai atau tingkat konsentrasi yang tinggi yang dapat mengimbibisi kandungan air (konsentrasi rendah)/low concentrate yang terdapat di dalam tubuh benih sehingga akan diperoleh keseimbangan kadar air pada benih tersebut. Hal ini dapat terjadi karena H2O akan
Universitas Mercu Buana
23
berpindah dari konsentrasi yang rendah ke tempat yang memiliki konsentrasi yang tinggi. Hal ini merupakan hal yang sangat menguntungkan bagi benih recalsitran, karena sebagaimana kita ketahui benih recalsitran yaitu benih yang memiliki tingkat kadar air yang tinggi dan sangat peka terhadap penurunan kadar air yang rendah. Kadar air yang tinggi menyebabkan benih recalsitran selalu mengalami perkecambahan dan berjamur selama masa penyimpanan atau pengiriman ketempat tujuan. Namun dengan perlakuan konsentrasi sodium chlorida (NaCl) maka hal ini dapat teratasi. Manfaat dari garam ini yaitu agar hardness yang ada pada resin dapat digantikan oleh ion natrium yang ada pada larutan garam sehingga resin dapat digunakan lagi. Penggaraman dilakukan dengan cara melewatkan larutan garam pada filter yang bermedia resin dengan konsentrasi antara 6-12%.
Gambar 3.3.e Garam Sumber: http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://id.istanto.net/wpcontent/uploads/2010/12/garam.jpg&imgr efurl=http://id.istanto.net/2010/12/10/7caraalamimemutihkangigi/&usg=__geIVUHJfcHP1xeZ_NoFggM yjlfk=&h=480&w=640&sz=21&hl=id&start=0&zoom=1&tbnid=FBc6GH9DW5IL3M:&tbnh=121&tbn w=170&ei=mF0iTrrgO8GyrAfJyPGAAg&prev=/search%3Fq%3Dgaram%26hl%3Did%26biw%3D1366 %26bih%3D536%26gbv%3D2%26tbm%3Disch&itbs=1&iact=hc&vpx=435&vpy=74&dur=3488&hovh =194&hovw=259&tx=153&ty=99&page=1&ndsp=23&ved=1t:429,r:2,s:0&biw=1366&bih=536
Universitas Mercu Buana
24
Tabel 5 : Standar Kualitas air baku Standar Kualitas Air di Perairan Umum ( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )
No.
PARAMETER
SATUAN
AIR BAKU (MAX)
1
Warna
Pt. Co Scale
100
2
Bau
-
Relatif
3
Kekeruhan
NTU
20
4
Besi
mg/liter
2,0
5
Mangan
mg/liter
1,3
6
Khlorida
mg/liter
4000
7
Bahan Organik
mg/liter
40
8
TDS
mg/liter
12000
Sumber: http://www.lablink.or.id/Hidro/air-qua.htm
3.4 Langkah Pengoperasian Water Ttreatment System Langkah Awal Operasi Water Ttreatment System: 1.
Klorinator, filter besi-mangan, karbon aktif dan resin softener harus pada posisi service.
2.
Semua valve pada suction (masukan) dan discharge (keluaran) pompa harus terbuka,
Universitas Mercu Buana
25
3.
Hidupkan pompa air baku.
4.
Pompa dosing Kalium Permanganat atau Khlorin/Kaporit (bila ada) akan bekerja secara otomatis begitu pompa air baku bekerja.
5.
Untuk
proses
backwash
dengan
cara
mengatur multifunction
valve pada
posisi backwash (Bkw). Jangan lupa untuk membuka valve/kran pembuangan pada setiap operasi pencucian balik pada setiap tabung penyaringan . 6.
Pada setiap Backwash udara akan keluar dari tabung filter, tunggu hingga air yang keluar dari valve ini benar-benar air dan tidak tercampur udara, air yang keluar akan keruh oleh besi dan mangan yag tersaring.
7.
Tunggu pada posisi ini hingga air yang keluar jernih, lalu bilas hingga bersih dan kembalikan multifunction valve pada posisi service.
8.
Lakukan backwash terhadap saringan besi – mangan dan karbon aktif dengan rutin.
Tabel 6 : Desain operasi unit water treatment system No
Jenis Operasi
Nilai Besaran
1
Temperatur Air Baku
Max. 45oC
2
Debit Air Baku
0,6 m3/Jam ( 10 liter/menit)
3
Debit Air Hasil Olahan
0,21 m3/Jam(3,5 liter/menit)
4
Debit Air Buangan
0,39 m3/Jam(6,5 liter/menit)
5
Presentasi jumlah air olahan
35 % (maksimum )
per elemen membran
Universitas Mercu Buana
26
No
Jenis Operasi
Nilai Besaran
6
Kebutuhan Listrik
380 V ; 50 Hz ; 3 phasa
7
pH Air Baku
4–9
8
Konsentrasi Mn dalam Air
0,1 ppm (maksimum)
Baku 9
Konsentrasi Fe dalam Air Baku
0,1 ppm (maksimum)
10
Kekeruhan (maksimum) Air
1,0 NTU
Baku 11
SDI (maksimum) Air Baku
4,0
12
Konsentrasi Khlorin dalam Air
< 0,1 ppm
Baku 13
Tekanan Maksimum Operasi
Universitas Mercu Buana
300 Psig ( 2,07 Mpa )
27
BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan Dengan melaksanakan dan hasil pembuatan laporan kerja praktek, maka penulis
dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu : dalam merancang dan menentukan suatu sistem treatment di rumah tinggal maka hal-hal yang harus dilakukan adalah : 1. Merancang tata letak penempatan alat-alat treatment pada sebuah rumah. 2. Harus mengetahui kondisi air dengan melihat zat-zat yang terkandung dalam air dengan melakukan pengecekan di laboratorium, sehingga bisa menentukan media apa yang harus digunakan dalam proses filterisasi. 3. System pendukung yang perlu digunakan agar proses filterisasi berjalan dengan baik, semua peralatan filter lebih awet. 4. Setelah diketahui kandungan zat yang terkandung dalam air, maka dapat dipilih media dan sistem kerja alat treatment dengan benar. Karena apabila penggunaan media yag tidak sesuai akan berakibat fatal bagi manusia dan juga lingkungan.
4.2 Saran Dari hasil pembuatan ini juga, penulis mencoba mengemukakan beberapa saran, yang mungkin dapat bermanfaat bagi pengguna water treatment system pada rumah tinggal adalah sebagai berikut : 1. Jangan menggunakan media yang tidak sesuai dengan fungsi dan reaksi treatment . 2. Saat proses treatment berjalan, semua media
akan bereaksi dengan fungsinya
masing-masing, jangan pernah menghentikan proses treatment. Hal ini sangat berbahaya, karena endapan kotoran yang tersaring akan tercampur . Universitas Mercu Buana
28
3. Melakukan backwash secara teratur agar kerja treatment dapat maksimal dan awet, yaitu 3 hari sekali, atau disesuaikan dengan kondisi air, jika kandungan besi dan mangan banyak sekali bisa dilakukan 2 hari sekali . Biasanya dalam satu rangkaian filterisasi menggunakan 2 filter manual dan 1 otomatis. 4.
Penggantian media secara teratur akan menjaga kualitas air tetap bagus.
5. Untuk pemasangan pipa pada kepala tabung filter sebaiknya jangan dipasang permanen, gunakan watermur, agar saat penggantian media tidak perlu memotong pipa.
Universitas Mercu Buana
29
DAFTAR PUSTAKA Syukri S, 1996, Kimia Dasar, Bandung ITB E. Jasjfi Jerome L. Rosenberg. 1922, Kimia Dasar, Jakarta Erlangga http://google.com
http://wikipedia.com
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakutas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana, Nama
: Sigit Maryono
NIM
: 41308110039
Jurusan
: Teknik Mesin
Dengan ini menyatakan bahwa laporan kerja praktek yang saya buat dengan judul :
‟WATER TREATMENT SYSTEM RUMAH TINGGAL” Adalah : 1) Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan hasil kuliah, tinjauan lapangan dan buku–buku serta jurnal acuan yang tertera didalam referensi pada laporan kerja praktek saya. 2) Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan, kecuali pada bagian-bagian sumber informasi dicantumkan dengan cara referensi yang semestinya. 3) Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal acuan yang tertera didalam referensi pada laporan kerja praktek saya.
Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan diatas, maka laporan kerja praktek ini dinyatakan gagal. Jakarta, Juni 2011
( Sigit Maryono )
i
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING PRAKTEK WATER TREATMENT SYSTEM RUMAH TINGGAL Oleh : Nama
: Sigit Maryono
NIM
: 41308110039
Jurusan : Teknik Mesin Telah diperiksa dan disetujui untuk digunakan dan dipertahankan dalam Sidang Kerja Praktek pada Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Mercu Buana, Jakarta
Jakarta, Juni 2011 Menyetujui ; Pembimbing
Pemilik
Rumah
( Nanang Ruqiat )
( Lim
Kwang Tak ) Mengetahui Ketua Jurusan
ii
( Abdul Hamid )
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PERSETUJUAN TIM PENGUJI KERJA PRAKTEK
Pada hari Senin, 20 Juni 2011 telah diselenggarakan Sidang Kerja Praktek untuk memenuhi sebagai mata kuliah Kerja Praktek Water Treatment Rumah Tinggal, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Mercu Buana, atas nama : Nama
: Sigit Maryono
NIM
: 41308110039
Jurusan
: Teknik Mesin
Dengan judul ‟ WATER TREATMENT SYSTEM RUMAH TINGGAL” yang terdiri dari:
Nama
Status
Tanda
Tangan
1.Nanang Ruqiat
Pembimbing
2.Abdul Hamid
Ketua Jurusan iii
ABSTRAK Sigit Maryono. ( 41308110039 )
‟ WATER TREATMENT SYSTEM RUMAH TINGGAL” Kata Kunci : Treatment Kebutuhan akan air bersih di kota-kota besar sangat tinggi, khususnya di kota Jakarta. Fungsi akan air bersih ini sangat signifikan untuk kegiatan rumah tangga, industri, restoran, dan usaha-usaha lainya seperti kolam renang, cuci mobil dan lain-lain. Untuk itu diperlukan bermacam-macam langkah/cara untuk mendapatkan air bersih. Ada beberapa badan usaha yang menyediakan air bersih yang didistribusikan kepada masyarakat, tapi umumnya digunakan atau didistribusikan hanya untuk kalangan menengah keatas, karena harganya yang relatif mahal. Karena harga air bersih yang relatif mahal, rumah tinggal ini mencoba untuk melakukan beberapa cara untuk mendapatkan air bersih tanpa harus membeli, yaitu dengan cara sistem treatment air yang berasal dari tanah atau istilahnya air sumur. Disini ada beberapa langkah-langkah yaitu: menyedot air dari tanah dengan pompa sedot, mencampur dengan bahan kimia, menyaring dan yang terakhir disoftener. Sampai didalam air tersebut tidak ada kandungan zat yang berbahaya bagi manusia. Dengan adanya sistem treatment air tersebut diharapkan air bersih tidak hanya digunakan oleh masyarakat menengah atas tetapi juga semua kalangan masyarakat.
iv
ABSTRACT Sigit Maryono. (41308110039) "WATER TREATMENT SYSTEM HOUSE ' Keywords: Treatment The need for clean water in big cities is very high, especially in the city. The function will clean the water is very significant for household activities, industries, restaurants and other businesses such as swimming pools, washing cars and others. It required various steps / way to get clean water. There are several entities that provide clean water that is distributed to the public, but is generally used or distributed only to the middle class and above, because the price is relatively expensive. Because the price of clean water is relatively expensive, houses are trying to do a few ways to get clean water without having to purchase, by way of water treatment systems derived from the soil or well water term. Here are some steps which are: to suck water from the soil with suction pump, mixed with chemicals, filtering and the latter disoftener. In water until it no substances harmful to humans. With the water treatment system is expected to clean water is not only used by high society but also all of society.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat, rahmat dan ridho –Nya, penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan kerja praktek di komplek rumah tinggal di Joglo, Jakarta Barat, serta menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Laporan Kerja Praktek dengan judul ‟ WATER TREATMENT SYSTEM RUMAH TINGGAL ” ini disusun guna memenuhi sebagai tugas mata kuliah kerja praktek Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari tanpa bimbingan, dukungan dan bantuan baik secara moril maupun secara materiil, dan doa dari berbagai pihak, Laporan Kerja Praktek ini tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis mau mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam proses pengerjaan Laporan Kerja Praktek ini, yaitu kepada: 1) Pertama kepada Tuhan YME 2) Bapak , selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana. 3) Bapak Dr. Abdul Hamid M. Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin, Universitas Mercu Buana. 4) Bapak Nanang R. MT, Selaku dosen pembimbing kerja praktek penulis atas semua bantuan bimbingan, pemberian informasi dan saran serta kritik yang diberikan. 5) Bapak Lim Kwang Tak dan Ibu Marlin Pakpahan selaku pemilik rumah, terima kasih telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kerja praktek di rumah tinggalnya
vi
6) Segenap dosen Jurusan Teknik Mesin beserta staf administrasi Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana, atas semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis. 7) Keluarga dan wali mahasiswa yang selalu mendukung baik secara moril maupun materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan baik. 8) Semua sahabat yang senantiasa memberikan saran dan dukungan kepada penulis selama pembuatan laporan kerja praktek. 9) Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu namanya yang turut mendukung penulis. Akhir kata, Penulis menyadari penulisan laporan kerja praktek ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran, kritik ataupun masukan yang dapat membangun untuk penyempurnaan tulisan ini. Semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Jakarta, Juni 2011
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN…............................................…....................…….................ii KATA PENGANTAR…..……………………………......................................…………iii DAFTAR ISI………………………...………………………….........................................v DAFTAR GAMBAR…………..………………………………......................................viii BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang……....…………….....................................………....................…1
1.2
Ruang lingkup pembahasan……….................................………….......................3
1.3
Tujuan penulisan……….................………………................................................3
1.4
Waktu dan Tempat pelaksanaan……......…………………...................................3
1.5
Metode penulisan...……………….….…………...................................................5
1.6
Sistematika penulisan…….......………………….………….................................5
BAB II
TEORI DASAR
2.1
Pengertian Water Ttreatment System .………………....…..................................5
2.2
Cara-cara melakukan treatment....……………………….....................................5 2.2.1 Oksidasi...............................…………………...……..................................5 2.2.1.a. Klorinas………………………..............................………......…...7 2.2.1.b Aerasi..................................................................................................8 2.2.1.c Pottasium Permanganat....................................................................9 2.2.2 Ion Exchanger.............................................................................................10 viii
2.2.3 Mangan Zeolit Filtration.........................................................................11 2.2.4 Lime Softening........................................................................................12 BAB III PERANCANGAN DAN PEMASANGAN Water Ttreatment System 3.1
Uraian kerja................................................…………………………................14
3.2
Sistem Kerja........................................................................................................15
3.3
Petunjuk Operasi.................................................................................................18
3.4
3.3.a
Kaporit....................................................................................................18
3.3.b
Ferrolite...................................................................................................19
3.3.c
Karbon Aktif...........................................................................................20
3.3.d
Resin........................................................................................................21
3.3.e
Garam......................................................................................................23
Langkah Pengoperasian Water Ttreatment System...........................................25
BAB IV PENUTUP 5.1
Kesimpulan........................................................................................................28
5.2
Saran..................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2.1.a
Klorinator................................................................................................8
Gambar 2.2.1.b
Proses Aerasi...........................................................................................9
Gambar 2.2.1.c
Potasium Permanganat..........................................................................10
Gambar 2.2.2
Ion Exchanger.......................................................................................11
Gambar 2.2.3
Zeolit.....................................................................................................12
Gambar 2.2.4
Mangan..................................................................................................12
Gambar 2.2.5
Lime Softener Proses............................................................................13
Gambar 3.3.a
Kaporit..................................................................................................19
Gambar 3.3.b
Ferrolite.................................................................................................20
Gambar 3.3.c
Karbon Aktif.........................................................................................21
Gambar 3.3.d
Resin......................................................................................................23
Gambar 3.3.e
Garam....................................................................................................24
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komponen Unit Pretreatment (Pengolahan Pendahuluan)..................................15 Tabel 2. Penampungan air olahan.......................................................................................17 Tabel 4. Pembangkit Listrik................................................................................................17 Tabel 5. Standar Kualitas air baku......................................................................................25 Tabel 6. Desain operasi unit reverse osmosis....................................................................26
xi
xii