LAPORAN KERJA PRAKTEK CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR DI PT. HYDRAXLE PERKASA Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh : Nama NIM Jurusan Pembimbing
: : : :
Ngarifin 41308110022 Teknik Mesin Nanang Ruhyat, ST, MT.
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011
LAPORAN KERJA PRAKTEK CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR DI PT. HYDRAXLE PERKASA Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh : Nama NIM Pembimbing
: Ngarifin : 41308110022 : Nanang Ruhyat,ST,MT.
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011
LAPORAN KERJA PRAKTEK CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR DI PT. HYDRAXLE PERKASA Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh : Nama NIM Jurusan Pembimbing
: : : :
Ngarifin 41308110022 Teknik Mesin Nanang Ruhyat,ST,MT.
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 i
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktek dari mahasiswa berikut ini :
Nama NIM Program Studi Judul
: Ngarifin : 41308110022 : Teknik Mesin : CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR DI PT. HYDRAXLE PERKASA
Telah diperiksa dan disetujui sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Koordinator Kerja Praktek
Nanang Ruhyat ,ST,MT.
Nanang Ruhyat ,ST,MT.
Ketua Program Studi Teknik Mesin
Abdul Hamid ,ST,MT.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt. atas segala kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Laporan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar sarjana S-1. Dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini, penyusun banyak mendapat bantuan, arahan dan dorongan dari banyak pihak, terutama dosen pembimbing, pembimbing lapangan, rekan sejawat dan keluarga. Pada kesempatan ini saya sampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Abdul Hamid ,ST,MT. selaku ketua Program Studi Teknik Mesin 2. Bapak Nanang Ruhyat ,ST,MT. selaku dosen pembimbing kerja praktek 3. Bapak Robinson P selaku kepala departemen PT Hydraxle Perkasa. 4. Bapak Sukasno sebagai pembimbing selama penyusun kerja praktek di PT Hydraxle Perkasa. 5. Kedua orang tua, yang selalu memberikan doa dan dukungan baik moril maupun materi. 6. Teman-teman PT Hydraxle Perkasa, yang memberikan data-data yang dibutuhkan penyusun.
Laporan kerja praktek ini mungkin jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan. Akhirnya semoga laporan kerja praktek ini bermanfaat kepada pengembangan Iptek di Indonesia terutama pada bidang teknik manufaktur dan machinery.
Jakarta, 13 Juni 2011
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................................i Lembar Pengesahan .................................................................................................... ii Kata Pengantar .......................................................................................................... iii Daftar Isi ....................................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2. Tujuan dan manfaat ............................................................................................. 1 1.3. Tempat dan Pelaksanaan ...................................................................................... 1 1.4. Metode Penulisan ................................................................................................. 2 1.5. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II. PT. HYDRAXLE PERKASA 2.1. Sejarah berdirinya Perusahaan ............................................................................ 3 2.2. Visi dan Misi PT.Hydraxle Perkasa .................................................................... 3 2.3. Struktur Organisasi PT.Hydraxle Perkasa .......................................................... 4 2.4. Latar Belakang Berdirinya MC PT.Hydraxle Perkasa ........................................ 4 2.5. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ............................................................................... 5 2.6. Operasional PT.Hydraxle Perkasa ...................................................................... 5 2.7. Aktivitas Harian PT.Hydraxle Perkasa ............................................................... 6
BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1. Mesin Perakit Radiator ..................................................................................... 7 3.1 Unit Power Pack ........................................................................... 8 3.2 Pompa Unit .................................................................................... 9 3.3 Relief Valve .................................................................................... 9 3.4 Manifold Block ............................................................................ 10 3.5
Pressure Gauge .......................................................................... 10
3.6
Selang Hidraulik ......................................................................... 10
3.7
Directional Valve ....................................................................... 10
3.10 Check Valve ................................................................................ 11 3.11 Service Unit ................................................................................ 12 iv
3.12 Manifold Block .............................................................................. 12 3.13 Pressure Gauge .......................................................................... 12 3.14 Tubing Pun ................................................................................. 13 3.15 Flow Control ................................................................................ 13 3.16 Fitting Tube ................................................................................ 13 3.17 Directional Valve ....................................................................... 13 3.18 Kompresor ..................................................................................... 14 3.2. Cara Kerja Mesin Perakit Radiator .................................................................. 15 3.2.1 Operasi Manual ........................................................................................ 15 3.2.2 Operasi Otomatis ..................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan .................................................................................................... 17
4.2
Saran .............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 18
DAFTAR ACUAN ................................................................................................. 19
v
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Dewasa ini perkembangan tentang dunia otomotif sangat maju pesat. Terutama di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Seiring dengan perkembangan dunia otomotif tersebut maka dibangunlah sebuah perusahaan yang berstandart internasional. Untuk menjadikan perusahaan tersebut dapat berkembang pesat serta memenuhi kebutuhan dunia otomotif maka, para pengusaha serta pengelola perusahaan tersebut mengeluarkan atau menciptakan sebuah inovasi mesin produksi. Mesin-mesin ini sebelum dibuat, terlebih dahulu di design sedemikian rupa agar tercipta sebuah mesin yang dapat dipergunakan secara signifikan. Kebanyakan mesin disini mengadopsi atau menjiplak mesin dari cabang-cabang perusahaan yang ada di luar negeri. Contohnya Singapura, Jepang, Korea dan Malaysia. Mengapa mereka menjiplak dari negara-negara tersebut, sebab negara-negara tersebut memiliki teknologi serta cara pembuatan mesin yang cukup bagus dan sempurna. Pada dasarnya negara kita mempunyai banyak ide serta gagasan untuk memenuhi kebutuhan dunia otomotif tersebut. Oleh karena itu
didirikanlah perusahaan yang
memproduksi suku cadang otomotif.Tidak sedikit yang di produksi perusahaan ini, dari suku cadang motor, mobil, hingga suku cadang mesin alat berat (escavator, bulldozer, forklift dan lain sebagainya).
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah penyusun memahami prinsip – prinsip hidrolik dan pneumatik serta pengoperasian Mesin Perakit Radiator yang ada di PT. Hydraxle Perkasa.
1.3 Tempat dan Pelaksanaan
Kerja Praktek ini di laksanakan di PT. Hydraxle Perkasa yang letaknya berada di Jl. Raya LPPU No.88 Curug Tangerang Banten. 1
1.4 Metode Penulisan
Untuk menyusun laporan kerja praktek ini penyusun menggunakan metode dalam pengumpulan data adalah metode observasi yaitu penyusun terjun langsung ke lapangan untuk mengamati dan mencatat apa saja yang dianggap penting guna melengkapi datadata.
1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan yang penyusun lakukan adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, manfaat, tujuan, tempat dan pelaksanaan serta
metode penulisan. BAB II
PT. HYDRAXLE PERKASA Bab ini berisi tentang sejarah umum, visi, misi serta sertifikasi, proyek,
struktur organisasi perusahaan. BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR Bab ini menjelaskan tentang apa saja komponen serta bagaimana mesin dibuat ataupun dirangkai. Menyesuaikan gerakan serta cara kerja mesin tersebut. BAB IV PENUTUP Penutup berisikan tentang bagaimana kerja praktek tersebut dijalani, serta tidak lupa penulis melampirkan saran atau kritik kepada perusahaan serta ke akademik. Bab ini juga merupakan halaman terakhir dari pelaporan ini.
2
BAB II PT. HYDRAXLE PERKASA
2.1 Sejarah berdirinya Perusahaan
Berdiri pada tahun 1982. Technical Assistant perusahaan ini adalah Shin Maywa Industrial Co.Ltd Jepang pada tahun 1989. Produk yang dihasilkan antara lain adalah hidraulic, Dump Truck, Body Dump, dan Trailer Axle. Produknya banyak digunakan pada truk angkutan batu pasir di pertambangan juga produknya yang lain adalah tangki air untuk di perkebunan dan pertambangan. Telah memperoleh sistem sertifikasi manajemen mutu dalam standarisasi ISO 9001 pada tahun 2002. Sedangkan tempat saya melakukan kerja praktek ada di Departemen HPME Factory 2, dari PT. Hydraxle Perkasa. Adapun kegiatan atau aktivitasnya adalah membuat mesin- mesin produksi. Selain itu untuk supporting atau pendukung kebutuhan tooling, alat- bantu kerja serta mesin-mesin spesifikasi yang dibutuhkan di pabrik tersebut.
2.2 Visi dan Misi PT. Hydraxle Perkasa
Visi merupakan representasi dari keyakinan mengenai bagaimanakah seharusnya bentuk organisasi di masa depan di pandang dari berbagai aspek, yang merupakan arah dari organisasi yaitu : “ Menjadikan perusahaan kelas dunia dalam industri komponen otomotif ”. Misi adalah suatu pernyataan yang menunjukkan maksud didirikannya atau di bentuknya suatu organisasi dan lingkup kegiatan yang harus di jalankan. Misi PT. Hydraxle Perkasa. yaitu :“ Perbaikan berkesinambungan untuk memenuhi semua persyaratan dengan proses transformasi terbaik “.
3
2.3 Struktur Organisasi PT. Hydraxle Perkasa
Adapun struktur organisasi dari perusahaan tersebut akan kita bahas disini. Di dalam struktur organisasi terdapat berbagai elemen yang dapat kita lihat atau kita amati. Direktur Utama Rudi HL
Machine Centre DFM Robinson P
Mechanic Head
DIES Centre DFM Jaka S
Electric Head Giana
Sukasno
PIC Project Ngarifin
PIC Project Ahmad Suyudi
PIC Project Sugiantoro
PIC Project Aris E
Dies Head M Iskandar
Mould Head Irfan
Gambar 2.1 Daftar Struktur Organisasi Perusahaan PT. Hydraxle Perkasa ini dipimpin oleh Bapak Rudi yang juga membawahi beberapa bagian lain diantaranya ; Engineering, Sekretaris, Finance, Personalia. Untuk bidang sekretaris ataupun personalia tidak mempunyai bawahan, mereka berdiri sendiri. Dari sini kitadapat menganalisis bagaimana kegiatan mereka seharisehari, mulai mereka masuk sampai mereka pulang. 2.4 Latar Belakang Berdirinya Departemen MC PT. Hydraxle Perkasa Saat ini perkembangan PT. Hydraxle Perkasa semakin meningkat sehingga sangat membutuhkan mesin dan alat bantu yang spesifik dan yang berkaitan dengan produk PT. Hydraxle Perkasa itu sendiri. Padahal konsentrasi dibagian-bagian yang ada di PT. 4
Hydraxle Perkasa diutamakan pada proses produksi. Disamping itu juga sasaran dan konsistensi pencapaian target yang berkualitas juga harus stabil. Oleh sebab itu berdirinya Machinery dibutuhkan sebagai pendukung bagian-bagian yang ada di PT. Hydraxle Perkasa dapat meningkatkan produksinya. Apabila mesin dan alat bantu tersebut bila di beli di luar lingkungan PT. Hydraxle Perkasa membutuhkan harga yang sangat tinggi karena mesin tersebut mempunyai karakteristik yang khusus. Jadi pada intinya PT. Hydraxle Perkasa memanfaatkan SDM dan teknologi yang dimilikinya untuk membuat mesin dan alat bantu sesuai dengan karakter produk PT.Hydraxle Perkasa. 2.5 Tenaga Kerja dan Jam Kerja Penulis mengikuti Kuliah Kerja Praktek ini karena bekerja di PT. Hydraxle Perkasa yang bergerak dalam bidang pembuatan raw component dan special purpose machine untuk kepentingan produksi dalam lingkungan perusahaan. Pada saat ini laporan tertulis Departemen Machinery PT. Hydraxle Perkasa memiliki 2 supervisori yang sudah berpengalaman dalam pembuatan produk-produk yang ada di PT. Hydraxle Perkasa dan berbagai operator yang melakukan machining dan assembling. Jam kerja yang berlaku di PT. Hydraxle Perkasa adalah sebagai berikut : Hari Senin- Kamis
: 07.00- 16.00, istirahat jam 12.00- 13.00
Hari Jum’at
: 07.00- 16.30, istirahat jam 11.30- 13.00
Hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur, namun jika karyawan di butuhkan perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaannya maka di perhitungkan lembur. 2.6 Operasional PT. Hydraxle Perkasa Operasional di Departemen ini menyangkut sistem Input – Output, dimana inputnya berupa atau perintah kerja dari bagian-bagian yang ada di PT. Hydraxle Perkasa berupa order pembuatan special purpose machine dan raw component. Sedangkan prosesnya adalah pembuatan design melalui drawing dengan memakai program Autocad yang menghasilkan gambar, part list dan bill of material, kemudian pengadaan material baik standart maupun material yang perlu di machining in house, di lanjutkan proses pengerjaan fitting, sub assy, general assy, pneumatic, hidraulik,
5
dan electrical. Yang terakhir yaitu output yang berupa barang jadi baik spesial purpose machine maupun raw component. 2.7 Aktivitas Harian PT. Hydraxle Perkasa Setiap pagi sebelum bekerja seluruh karyawan wajib mengikuti Briefing harian yang di laksanakan 10- 15 menit sebelum jam kerja di mulai. Briefing harian bertujuan untuk : 1. Memberikan pengarahan kepada karyawan secara intensif. 2. Menginformasikan pekerjaan yang kemarin dan hari ini. 3. Menginformasikan masalah- masalah yang timbul dan yang akan timbul.
Dalam briefing tersebut juga membahas system kerja yang menjadi pedoman PT. Hydraxle Perkasa yaitu system kerja 5S (bahasa Jepang) dan 5R (bahasa Indonesia). System 5S / 5R mencakup seluruh aspek yang berkaitan erat dengan tujuan perusahaan untuk meniingkatkan produktivitas secara terus menerus serta menumbuhkan kebiasaan- kebiasaan atau etiket kerja yang baik. 5 S dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia diantaranya :
Seiri (Ringkas)
Seiton (Rapih)
Shitsuke (Rajin)
Seiketshu (Rawat)
Seiso (Resik)
Berikut ini adalah urutan pelaksanaan briefing harian PT. Hydraxle Perkasa: a.
Pembukaan oleh staff, kemudian briefing di mulai dengan pembacaan Briefing Harian.
b.
Informasi, membahas pekerjaan (spesifikasi dan rutin) secara singkat dan padat.
c.
Feedback, karyawan menyampaikan saran dan kritik atau hambatan yang di hadapi di area kerja.
d.
Syukuran, karyawan di persilakan untuk berdo’a dalam hati menurut agama serta kepercayaan masing-masing.
e.
Penutup, simbolis kerjasama atau ungkapan semangat bersama. 6
BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR
3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate. Pada bagian ini bergerak dengan hidrolik dan tersusun oleh 4 bagian yaitu Base Plate Part, Bottom Gripper unit, Side Gripper Unit, dan Top Gripper, setiap bagian tersusun dari beberapa bagian.
Disini kita bahas tentang penjelasan kontrol mesin itu sendiri dari kontrol hidraulik, pneumatic serta elektric. Sistem Hidraulik sendiri terdiri berbagai bagian di antaranya : Unit Power Pack Pompa Unit Relief Valve Manifold Block Pressure gauge Selang Hidraulik Directional Valve Check Valve Sistem Pneumatik terdiri bergai bagian di antaranya : Service Unit Manifold block Pressure gauge Tubing Pun Flow control Fitting Tube Directional Valve 7
Kompressor Dari bagian tersebut kita akan mengaplikasikan sebagai aktuator ataupun penggerak sebuah mesin. Apabila kita menggunakan sistem hidraulik maka fluida yang di gunakan untuk kontrol adalah oli yang di sirkulasikan dengan pompa. Tetapi apabila dalam penggerak mesin kita menggunakan sistem pneumatik maka kita gunakan udara yang di pompa oleh kompresor sehingga udara tersebut menghasilkan tekanan. Dalam pneumatic ini udara bertekanan yang dapt menggerakkan actuator atau silinder berkisar antara 0-7 bar. Apabila tekanan udara tersebut kurang dari 7 bar maka system ini tidak akan berjalan sempurna, tetapi jika tekanan udara tersebut lebih dari 7 bar atau pun melebihi 12 bar maksimal maka yang terjadi adalah kerusakan pada komponen tersebut. Adapun pembahasan tentang komponen sistem hidraulik adalah sebagai berikut. 3.1.1 Unit Power Pack Terdiri dari motor 3 fasa, motor ini berfungsi sebagai pengubah energi listrik menjadi energi gerak mekanik (putaran), untuk penggerak pompa untuk menghasilkan aliran oli ke sistem hidraulik dari oli tanki (penyimpan oli). Adapun putaran pada motor yang di butuhkan
untuk
menggerakkan sebuah pompa sekitar 1890 rpm. Oli yang di alirkan sekitar 200 liter. Oli tersebut sebenarnya bukan sekedar dialirkan melainkan di sirkulasikan ke tanki, melalui selang hidraulik. Disini juga terdapat input serta outputnya oli apabila sudah di sirkulasi. Untuk tekanan oli yang di alirkan berkisar antara 10 ~ 300 bar. Tetapi disini kita menggunakan atau memakai tekanan oli sekitar 60 bar. Apabila tekanan oli terlalu besar maka yang kalah adalah seal atau Oring pada silinder hidraulik, kemungkinan besar dapat jebol dan terjadi bocor.
8
Gambar 3.1 Simbol Motor 3 phase untuk hidrolik (Books Hydraulic System, 2008 ,Nachi Hydraulic Company)
3.1.2 Pump Unit Menghasilkan tekanan oli yang di gerakkan oleh pompa unit. Pompa ini dapat mengalirkan oli dari tanki hidraulik power pack ke seluruh actuator melalui selang hidraulik atau sering di sebut hose hidraulik. Media untuk mengalirkan oli biasanya di gunakan selang hidraulik ataupun pipa hidraulik.
Gambar 3.2 Pump unit hidraulic (Books Hydraulic System, 2008 ,Nachi Hydraulic Company)
3.1.3 Relief Valve Komponen ini sebagai pengatur tekanan pada sistem dengan mengalirkan sebagai oli, kembali ke tangki. Relief valve ini berfungsi sebagai balance untuk tekanan yang di hasilkan ke rangkaian hidraulik pada sistem power pack.
Gambar 3.3 Simbol Relief Valve (Books Hydraulic System, 2008 ,Nachi Hydraulic Company)
9
3.1.4 Manifold Block Di gunakan untuk membagi aliran oli hidraulik dari sebuah pompa. Untuk menghubungkan antara pompa hidraulik dengan komponen actuator (silinder) melalui sebuah perantara yaitu selang hidraulik ataupun pipa hidraulik. Biasanya manifold block ini dibuat dari material aluminium pejal, yang di lubangi sedemikian rupa. Di manifold block ini terdapat lubang input maupun output. Disini kita tidak dapat menggambarkan bentuk fisik dari komponen tersebut. 3.1.5 Pressure Gauge Komponen ini merupakan salah satu bagian dari komponen system hidraulik yang cukup bermanfaat sekali sebagai penggunanya. Adapun fungsi dari pressure gauge ini adalah untuk mengidentifikasi tekanan oli atau udara yang mengalir dari sebuah sistem hidraulik. Biasanya pemasangan untuk komponen ini diantara pompa hidraulik, sebelum masuk ke manifold block. Kita dapat mengetahui seberapa besarnya tekanan yang di hasilkan dari pompa. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pressure gauge, maka kita cantumkan gambarnya seabagai berikut :
Gambar 3.4 Pressure Gauge (Books Hydraulic System, 2008 ,Nachi Hydraulic Company)
3.1.6 Selang Hidrolik Untuk mengalirkan oli dari satu komponen ke komponen yang lain. Selang hidraulik ini sering disebut dengan hose hidraulik. Ukuran sebuah bermacam-macam, sesuai dengan kebutuhan kita
panjang
pendeknya juga. 3.1.7 Directional Valve Penggunaan katub kontrol arah disini banyak menggunakan katub 4/3 dengan aktuasi yang berbeda : o Solenoid valve dengan aktuasi elektrik dengan menggunakan coil. 10
Pada solenoid ini banyak di gunakan di hidrolik.
Gambar 3.5 Solenoid Valve (Books Hydraulic System, 2008 ,Nachi Hydraulic Company)
o Hand Valve katub dengan aktuasi manual, ini berfungsi sebagai penggerak sebuah aktuator yang di dorong oleh tekanan oli yang mengalir, dari pompa ke komponen aktuasi.
Gambar 3.6 Hand Valve (Books Hydraulic System, 2008 ,Nachi Hydraulic Company)
3.1.8 Check Valve Digunakan untuk menyearahkan aliran fluida. Jadi fluida oli yang dari pompa hidraulik yang akan masuk ke silinder actuator di kontrokl dahulu tekanannya. Tekanan yang masuk tersebut di control menggunakan check valve ini.
Gambar 3.7 Check Valve (Books Hydraulic System, 2008 ,Nachi Hydraulic Company)
Dari berbagai komponen tersebut kita telah sedikit banyak membahas tentang komponen hidrolik, setelah kita selesai membahas komponen hidrolik system selanjutnya kita masuk bahas tentang komponen pneumatik. Komponen pneumatik disini ada yang hampir sama dengan komponen hidrolik. Hanya saja jika hidrolik system lebih mendalam ke aktuasi berat.
11
3.1.9 Service Unit Service unit disini berfungsi sebagai pintu masuknya udara setelah melewati kompressor. Service unit ini fungsinya cukup vital sekali, sebab apabila tidak ada service unit ini sistem pneumatik tidak dapat berjalan. Didalam service unit juga di lengkapi pressure gauge sebagai pengukur tekanan yang di terima dari sebuah kompressor. Service unit itu sendiri juga dapat disebut pintu masuknya udara yang akan mengaktifkan sistem. Gambar dari sebuah service unit lengkap dengan alat pengukur tekanan sebagai berikut :
Gambar 3.12 Service Unit (Books Pneumatic System, 2008 ,Festo Didactic Company)
3.1.10 Manifold Block Bagian yang terpenting lagi dari sistem pneumatic yaitu manifold block. Fungsi dari manifold block itu sendiri adalah untuk membagi celah antara lubang udara masuk dan keluar. Manifold block di pneumatic berbeda dengan manifold block yang ada di system hidraulik. Bahan yang di buat untuk membuat sebuah manifold block pneumatic, bahan dasarnya adalah aluminium pejal. Mengapa dipilih aluminium untuk materialnya. Sebab sifat aluminium yang ringan serta tidak mudah berkarat.Selain itu aluminium juga tidak menimbulkan kotoran, yang dapat menyumbat aliran udara ke sistem pneumatic. 3.1.11 Pressure Gauge Pressure gauge di sini fungsinya hampir sama dengan pressure gauge yang ada di sistem hidraulik. Untuk mengukur tekanan fuida yang masuk ke sistem sebelum ke kontrol. Jika di system hidraulik yang di ukur tekanannya adalah oli tetapi di sistem pneumatik yang di ukur tekanannya adalah udara. 12
Adapun gambar dari pressure gauge pneumatik sebagai berikut :
Gambar 3.14 Pressure Gauge (Manometer) (Books Pneumatic System, 2008 ,Festo Didactic Company)
3.1.12 Tubing Pun Tubing pun adalah salah satu dari bagian komponen sistem pneumatik, tubing pun adalah selang yang dapat menghubungkan antara input sebuah sistem ke dalam sistem. Jadi disini tubing pun sebagai perantara penghubung sistem dengan kontrol. Tubing pun terdiri dari bermacam-macam bentuk serta ukuran diameter yang membedakannya. 3.1.13 Flow Control Kontrol arah aliran di sistem pneumatik sama kegunaanya dengan yang ada sistem hidraulik. Untuk fungsinya sebagai pengatur tekanan fluida yang masuk ke aktuator. Flow kontrol diantaranya GRLA,QS,QSL di sistem pneumatik lebih kecil dan ringan di bandingkan dengan yang ada di sistem hidrolik. 3.1.14 Fitting Tube Fitting tube adalah suatu komponen yang akan di gunakan sebagai penyambung antara selang pneumatik dengan kompnen yang lain. Fitting tube ini di pasang jadi satu dengan komponen dasar. Macam dan bentuk fitting tube sesuai dengan kebutuhan 3.1.15 Directional Valve Katub kontrol arah untuk sistem pneumatik, pada mesin ini cukup terbatas. Kebanyakan di mesin ini menggunakan semi elektrik untuk katub kontrol arahnya. Dari sekian banyak katub kontrol arah hanya sebagian yang di pakai. Di sini akan kita lampirkan beberapa katub kontrol arah yang sering di pakai pada pembuatan mesin ini. Diantaranya:
13
Katub kontrol arah 5/2 Jadi disini untuk lubang masukan 1, untuk keluaran 2, lubang yang 2 lagi berfungsi sebagai pembuangan ke udara bebas. Maksud dari 5/2, yaitu di komponen ini terdapat 5 lubang dalam 2 bilik / ruang.
Gambar 3.18 Katub kontrol arah 5/2 (Books Pneumatic System, 2008 ,Festo Didactic Company)
Katub kontrol arah 5/3 Untuk katub kontrol arah yang ke-2 sering di gunakan untuk pembuatn mesin perakit radiator adalah katub kontrol arah 5/3 dengan aktuasi spring serta semi elektrik. Adapun gambarnya sebagai berikut :
Gambar 3.19 Katub kontrol arah 5/3 (Books Pneumatic System, 2008 ,Festo Didactic Company)
3.1.16 Kompresor Kompresor terdiri dari beberapa bagian, kompressor berfungsi sebagai alat untuk menghasilkan aliran udara. Udara bebas di hisap kemudian di sirkulasikan ke sistem pneumatik. Adapun crompressor ini sendiri dapat memisahakan antara udara yang mangandung air atau tidak. Disini kita akan melampirkan gambar sebuah kompressor. Didalam sebuah kompressor terdapat motor 1 fasa yang berfungsi sebagai penggerak pompa untuk menghisap udara dari luar / udara bebas. 14
Gambar 3.11 Kompressor (Books Pneumatic System, 2008 ,Festo Didactic Company)
3.2 Cara Kerja Mesin Perakit Radiator
3.2.1 Operasi manual Silinder pada posisi maksimal, pada saat itu silinder bagian indexing unit belum dapat bergerak. Kemudian apabila posisi selector switch di hidupkan kearah manual maka posisi mesin menggunakan sistem gerak secara manual. Tombol tekan manual dari panel kita tekan maka dari sini indexing unit mulai bergerak. Pergerakan ini ditimbulkan karena adanya aliran udara yang masuk mensuplai udara ke semua silinder. Udara-udara tersebut bersumber pada satu unit yaitu service unit. Dari bagian itu udara bertekanan dapat di bangkitkan. Selanjutnya udara-udara tersebut masuk ke silinder-silinder. Di mesin ini mungkin dominan ke penggerak udara atau pneumatik. Setelah tombol manual unit tersebut di tekan maka silinder akan bergerak maju. Dari sini material radiator yang lebih kita kenal dengan fin masuk. Kemudian diantaran masuknya fin tersebut ke area produksi bersama-sama tube masuk juga. Dari sini dari perpaduan fin dan tube tersebut dua material radiator di satukan menjadi 1 dengan format selang-seling.Tetapi pada pergerakan fin masuk serta tube masuk tersebut mesin dengan jalan sistem manual. Setiap menggerakkan silinder indexing unit tersebut kita tetap menekan tombol tekan manual tersebut berulang-ulang, sehingga mencapai batas yang kita kehendaki. Setelah fin serta tube tersebut mencapai batas yang telah tertera di fin counter, maka dari sini unit mesin yang selanjutnya adalah fin transfer, bagian ini mengahantarkan fin serta tube tadi kearah area section Core Builder. Dari section ini maka silinder pada posisi maksimal, kemudian Bottom Gripper dan Top Gripper disetting dengan tinggi core yang diinginkan. Begitu juga dengan side Gripper di kunci, lebar alur pada side gripper disesuaikan dengan lebar tube. Kemudian top gripper diposisikan 15
minimal. Fin dan tube di susun dengan jumlah tertentu. Top gripper digerakkan maju dengan tombol tekan. Side gripper kiri digerakkan mundur dengan menggunakan hand valve. Posisi alur diganti dengan gripper dan side gripper di gerakkan maju kembali, begitu juga dengan side gripper kiri. 3.2.2 Operasi Otomatis Sekarang kita bahas cara kerja mesin yang secara otomatis (auto). Dari panel kontrol tertera pilihan selector switch yang menggunakan manual serta auto. Apabila selector switch tersebut kita arahkan ke posisi auto, kemudian kita tekan tombol tekan untuk tombol tekan start auto maka silinder-silinder pneumatik tersebut bergerak berdasarkan sensor fin (sensor auto). Maka bagian mesin yang disebut indexing unit tersebut akan bergerak sesuai dengan perintah sensor fin. Sensor ini dapat mengidentifikasi atau membaca logam. Sensor dapat respon dari logam kemudian mengalirkan aliran listrik ke input PLC. Fin serta tube masuk area mesin yang akan menggabungkan keduanya menjadi satu kesatuan. Sebuah radiator setengah jadi. Setelah fin serta tube masuk ke indexing unit maka counter fin akan mulai menghitung. Pencapaian counter tersebut sesuai dengan keinginan kita. Terkadang ada yang jumlah fin tersebut 72 pcs atau 36 pcs setiap satu buah sarang radiator. Setelah counter fin tersebut tercapai maka silinder fin transfer bergerak menghantarkan fin serta tube tersebut ke area bagian Core Builder. Dari area posisi ini silinder akan bergerak pada posisi maksimal. Pada bottom fin tersebut tercapai maka silinder fin transfer bergerak menghantarkan fin serta tube tersebut ke area Core Builder. Dari bagian ini silinder akan bergerak pada posisi maksimal. Bottom gripper dan top gripper disetting dengan tinggi core yang diinginkan. Begitu juga dengan side gripper kanan serta kiri di setting sesuai dengan lebar core, posisi top, bottom dan side gripper di kunci. Lebar alur pada side gripper di sesuaikan dengan lebar tube. Top gripper kiri di gerakkan maju dengan tombol tekan. Side gripper kiri digerakkan mundur hand valve. Posisi alur di ganti dengan gripper dan side gripper digerakkan maju kembali, begitu juga dengan side gripper kiri. Begitu seterusnya dengan berulang-ulang, pada proses produksi.
16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Setelah melaksanakan kerja praktek di PT. Hydraxle Perkasa, kesimpulan yang dapat diambil antara lain : a. Dalam kegiatan kerja ini penyusun memahami tentang cara dan prinsip kerja mesin perakit radiator. b. Penyusun lebih mengerti tentang sistem hidrolik yang terdapat dalam mesin tersebut. c. Penyusun memberikan usulan jika sistem pneumatik pada indexing unit dimodifikasi ke sistem servo motor hasil kerja mesin akan lebih meningkat.
4.2 Saran Setelah mengikuti kegiatan praktek kerja di perusahaan, penyusun ingin menyampaikan saran yang mungkin dapat bermanfaat : a. Pihak kampus seharusnya dapat menyesuaikan kurikulum yang diterapkan sekarang ini dengan dunia industri. b. Peningkatan kerjasama antara pihak kampus dengan perusahaan untuk penyaluran kerja praktek bagi mahasiswa. c. Peningkatan kerjasama antara pihak kampus dengan para alumni yang sudah sukses di dunia peridustrian, sehingga para alumni mudah memberikan informasi pekerjaan kepada adik kelasnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Charles G. Siskind, Electrical Machines, 1998, Mc. Graw-Hill Kogukusha Ltd. 2. Sularso, 1978 “ Dasar – Dasar Hidrolik “ .Jakarta :Pradnya Paramita
18
DAFTAR ACUAN
1. Books Hydraulic System, 2008 ,Nachi Hydraulic Company. 2. Books Pneumatic System, 2008 ,Festo Didactic Company. 3. Books PLC, KGL Win, 2009 ,Company
19