LAPORAN KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
IbMKELOMPOK TANI JAMUR TIRAM KOTA SEMARANG MENJADIKAN JAMUR TIRAM SEBAGAI PRODUK UNGGULAN LOKAL
Oleh : Rindra Yusianto, S.Kom, MT Ir. Wisnu Adi Prasetyanto, M.Eng Valentina Widya S,SS., M.Hum
NIDN : 0616017701 (Ketua) NIDN : 0629107202 (Anggota) NIDN : 0616098304 (Anggota)
No. Kontrak : 020/A.35-02/UDN.09/IV/2015 Didanai melalui DIPA DIKTI No. 024/K6/KM/SP/SP2H/PENELITIAN_BATCH-1/2015
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG NOPEMBER, 2015
i
ii
RINGKASAN Jamur tiram (Pleurotusostreatus) merupakan salah satu komoditas yang banyak dijumpai di sejumlah kelurahan di Kota Semarang. Pemerintah daerah telah mengalokasikan sejumlah dana untuk pengembangan komoditas ini mulai tahun 2013 ini. Meskipun demikian ada sejumlah kendala dalam pengembangan jamur tiram di Kota Semarang, yaitu pengetahuan, teknologi dan keterampilan masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) jamur tiram yang masih terbatas dalam hal budidaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebagian besar poktan belum mempunyai pengetahuan bagaimana memproduksi jamur tiram menjadi produk unggulan lokal yang mempunyai nilai jual tinggi, produksi yang kontinyu serta penanganan pascapanen yang baik. Oleh sebab itu dalam kegiatan IbM ini akan diimplementasikan sejumlah kegiatan pengembangan produksi jamur tiram melalui pemanfaatan teknologi yang berbasis pada pemberdayaan sumber daya lokal sehingga diharapkan jamur tiram akan menjadi produk unggulan lokal Kota Semarang. Strategi pelaksanaan program pengembangan produksi dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu 1) Pengenalan budidaya terpadu dimulai dari pembuatan media tanam(baglog) yang terdiri dari serbuk gergajian kayu,bekatul, kapur, dan pupuk P dan ai.Kemudian proses produksiyang meliputi pengadukan media, pengepakan, pemadatan media ke dalam kantong plastik, pengukusan, sterilisasi dan inkubasi sampai dengan tumbuhnya jamur; 2) Peningkatan swadaya poktan dengan program pengembangan teknologi tepat guna yaitu dengan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menangani produksi dan pascapanen yang baik dengan menggunakan alat hasil inovasi atau hasil penelitian berupa mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik, meliputi pelatihan penggunaan mesin, bongkar pasang mesin dan produksi mesin mandiri; 3) Pengembangan pengolahan hasil pascapanen meliputi pengolahan jamur tiram, pelatihan pelabelan, pengemasan produk dan sistem pemasaran termasuk pemasaran online; 4) Kegiatan peningkatan sistem kelembagaan komoditas jamur tiram meliputi penyuluhan tata cara pembentukan dan optimalisasi peran poktan dalam rangka mendiseminasikan program produktivitas komoditas jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal serta pendampingan pembentukan poktan yang baru.
iii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya, laporan kegiatan pengabdian Ipteks bagi Masyarakat (IbM) yang berjudul IBM Kelompok Tani Jamur Tiram Kota Semarang Menjadikan Jamur Tiram Sebagai Produk Unggulan Lokal dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang telah memberikan dana untuk kegiatan IbM ini. 2. Ketua kelompok Gapoktan Jamur Tiram Kota Semarang Bapak Hernanto pemilik Agro Graha Mandiri - Graha Mukti Utama Tlogomulyo Kecamatan Pedurungan Semarang dan ketua poktan Bhumi Rejo Makmur Bapak Heru Djoenaedy Karangbendo Kecamatan Gajahmungkur Semarang yang memberikan kesempatan dan dukungan dalam kegiatan ini dan Sdr. Aji Jaka Prasetya, ST yang banyak membantu sehingga terlaksananya kegiatan ini. 3. Prof. Suprapto, DEA (ITS), Prof. Dr. Ir.R. Chairul Saleh, M.Sc. (UII), Prof. Hari Purnomo, MT. (UII) dan Prof. Mauridi Heri (ITS), profesor dan pembimbing yang senantiasa memberikan motivasi untuk selalu meneliti. 4. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) yang senantiasa memberikan dukungan demi kemajuan penelitian dan pengabdian di lingkungan UDINUS. 5. Dr. Eng. Yuliman Purwanto, M.Eng (UDINUS), Ir. Elisa Kusrini, MT (UII), Dr. Wahyu Supraptono (UGM) dan Dr. Ing. Vincent Suhartono (UDINUS) yang telah memberikan
iv
tambahan ilmu dan memberikan banyak masukan serta saran dalam setiap penelitian dan pengabdian. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kemajuan kegiatan Ipteks bagi Masyarakat di Indonesia. Semarang, 09 Nopember 2015
Rindra Yusianto
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. ii RINGKASAN ..................................................................................................................... iii PRAKATA ......................................................................................................................... iv DAFTAR ISI ...................................................................................................................... vi BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 1.1 Analisis Situasi .............................................................................................................. 1 1.2 Permasalahan Mitra ....................................................................................................... 3 BAB 2. TARGET DAN LUARAN ................................................................................... 6 Target dan Luaran................................................................................................................ 6 BAB 3. METODE PELAKSANAAN .............................................................................. 7 3.1 Priorotas Masalah .......................................................................................................... 7 3.2 Solusi yang ditawarkan.................................................................................................. 7 3.3 Metode Pendekatan yang ditawarkan ............................................................................ 8 3.4 Uraian Metode Pendekatan yang ditawarkan ................................................................ 10 BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ........................................................... 12 4.1 Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Satu Tahun Terakhir .......... 12 4.2 Pelaksana Kegiatan dan Jenis Kepakaran...................................................................... 15 BAB 5. HASIL YANG DICAPAI..................................................................................... 17 5.1 Rancangan Mesin .......................................................................................................... 17 5.2 Hasil Rancang Bangun Mesin ....................................................................................... 19 5.3 Metode Pendekatan yang sudah dilakukan .................................................................... 20 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 25 6.1 Rancangan Mesin .......................................................................................................... 25 6.2 Hasil Rancang Bangun Mesin ....................................................................................... 25 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 26 LAMPIRAN ........................................................................................................................ 27
vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Jamur tiram (Pleurotusostreatus) merupakan salah satu komoditas yang banyak dijumpai di sejumlah kelurahan di Kota Semarang. Menurut Shantika dan Saefudin dalam Yusianto (2012), jamur tiram adalah sejenis jamur kayu yang biasanya tumbuh di daerah dengan kelembaban tinggi dan sering digunakan sebagai bahan makanan nonkolesterol yang bergizi tinggi, juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan yang berkhasiat tinggi. Dari hasil penelitian Meitasari dan Mursidah (2011), jamur mengandung rata-rata 14-35% protein, 100kj/100g kalori dan 72% lemak tidak jenuh. Budidaya jamur tiram dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis sekala kecil, menengah dan besar (industri). Budidaya jamur tiram dilakukan dengan menggunakan media tanam (baglog) yang terdiri dari serbuk gergajian kayu, bekatul, kapur, dan pupuk P dan ai. Proses produksinya meliputi pengadukan hingga media tercampur merata, pengepakan dan pemadatan media ke dalam kantong plastik, pengukusan, sterilisasi dan inkubasi sampai dengan tumbuhnya jamur dan pemasaran. Diversifikasi produk jamur tiram cukup banyak, dapat dijual dalam bentuk segar, kering, kaleng serta diolah menjadi keripik, krispi, pepes, tumis, nugget dan lain-lain. Di Kota Semarang terdapat 18 kelompok tani (poktan) yang fokus pada budi daya jamur tiram yang tersebar di 16 kecamatan. 4 kecamatan yang paling baik dalam budidaya jamur tiram di Kota Semarang adalah Kecamatan Gajahmungkur, Semarang Selatan, Pedurungan dan Mijen. Ke-18 poktan tersebut tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Jamur Tiram Kota Semarang. Ketua kelompok Gapoktan Jamur Tiram Kota Semarang saat ini adalah Bapak Hernanto pemilik Agro Graha Mandiri yang beralamatdi perum Graha Mukti Utama Tlogomulyo Kecamatan Pedurungan Semarang yang menjadi mitra dalam kegiatan IbM ini. Selain poktan Agro Graha Mandiri, dalam kegiatan IbMini juga melibatkan poktan Bhumi Rejo Makmur anggota Gapoktan Jamur Tiram Kota Semarang dengan ketua Bapak Heru Djoenaedy yang beralamat di dusun Karangbendo No. 13 RT 14 RW 01 Kecamatan Gajahmungkur Semarang. Di poktan Bhumi Rejo Makmur terdapat 13 anggota poktan, 12 anggota lama dan 1 anggota baru. Dengan rincian 11 petani laki-laki dan 2 petani wanita. 2
Pemerintah Kota Semarang telah mengalokasikan sejumlah dana untuk pengembangan komoditas jamur tiram ini mulai tahun 2013 melalui Gapoktan Jamur Tiram Kota Semarang. Meskipun demikian ada sejumlah kendala dalam pengembangan jamur tiram di Kota Semarang, yaitu pengetahuan, teknologi dan keterampilan masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) jamur tiram yang masih terbatas dalam hal budidaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam proses proses produksi jamur tiram permasalahan yang sering dihadapi anggota poktan saat ini adalah proses pengepressan/pemadatan serbuk kayu yang masih konvensional yaitu dengan ditekan secara manual oleh tenaga manusia yang bejumlah kurang lebih 2 orang dan membutuhkan waktu yang lama. Sebagian besar anggota poktan dalam pembuatan baglog menggunakan sistem yang manual, yaitu memadatkan serbuk kayu dengan menumbuknya atau mengepresnya dengan menggunakan botol sirup, kayu ataupun alat yang lain. Padahal dalam pembuatan baglog, proses yang paling lama adalah pemadatan serbuk kayu, karena apabila serbuk kayu kurang padat akan berdampak buruk terhadap kualitas jamur. Dibeberapa kecamatan seperti Gajahmungkur dan Pedurungan, beberapa anggota poktan sudah membuat baglog sudah ada yang menggunakan pemadat serbuk kayu yang lebih baik dari pengepres atau pemadat serbuk kayu manual namun didalam perkembangannya banyak yang mengeluh apabila permintaan pesanan baglog banyak maka para pembuat baglog harus istirahat cukup lama dikarenakan persendian pundak tangan yang sakit karena menggunakan peralatan pres sekarang masih konvensional. Hal itu dikarenakan para anggota poktan harus memadatkan mempergunakan tekanan yang cukup besar,padahal pesanan bag log harus segera diselesaikan untuk memenuhi kebutuhan pemesan. Selain itu, sebagian besar poktan belum mempunyai pengetahuan bagaimana memproduksi jamur tiram menjadi produk unggulan lokal yang mempunyai nilai jual tinggi, produksi yang kontinyu serta penanganan pascapanen yang baik. Oleh sebab itu dalam kegiatan IbM ini akan diimplementasikan sejumlah kegiatan pengembangan produksi jamur tiram melalui pemanfaatan teknologi yang berbasis pada pemberdayaan sumber daya lokal sehingga diharapkan jamur tiram akan menjadi produk unggulan lokal Kota Semarang.
3
1.2 Permasalahan Mitra Berdasarkan hasil diskusi dengan poktan Agro Graha Mandiri dan Bhumi Rejo Makmur terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan jamur tiram saat ini belum dapat menjadi produk unggulan lokal, antara lain : 1. Orientasi Anggota Poktan Keterbatasan akan pengetahuan, teknologi dan keterampilan masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) jamur tiram yang masih terbatas dalam hal budidaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Orientasi mereka belum kepada pemasaran masal dengan merk dan label serta kemasan yang baik. 2. Sistem Budidaya Terpadu Sebagian besar poktan belum mengetahui sistem budidaya terpadu dimulai dari pembuatan baglogyang terdiri dari serbuk gergajian kayu, bekatul, kapur, dan pupuk P dan ai.Kemudian proses produksi yang meliputi pengadukan media, pengepakan, pemadatan media ke dalam kantong plastik, pengukusan, sterilisasi dan inkubasi serta distribusi dan pemasaran yang baik. 3. Penggunaan Teknologi Tepat Guna Dalam proses proses produksi jamur tiram permasalahan yang sering dihadapi anggota poktan saat ini adalah proses pengepressan/pemadatan serbuk kayu yang masih konvensional yaitu dengan ditekan secara manual oleh tenaga manusia yang bejumlah kurang lebih 2 orang dan membutuhkan waktu yang lama. Sebagian besar anggota poktan dalam pembuatan baglog menggunakan sistem yang manual, yaitu memadatkan serbuk kayu dengan menumbuknya atau mengepresnya dengan menggunakan botol sirup, kayu ataupun alat yang lain. 4. Pengembangan Pengolahan Hasil Pascapanen Sebagian besar anggota poktan hanya memproduksi dan menjual jamur tiram dalam bentuk mentah dan dikemas seadanya. Pengolahan pascapanen sebenarnya dapat lebih dioptimalkan dengan pengolahan jamur tiram menjadi berbagai diversifikasi produk seperti jamur segar, kering, kaleng serta diolah menjadi keripik, krispi, pepes, tumis dan nugget. Kemudian pelabelan produk, pengemasan produk serta sistem pemasaran termasuk pemasaran online yang saat ini berkembang pesat.
4
5. Kegiatan Peningkatan Sistem Kelembagaan Komoditas Jamur Tiram Pemerintah
Kota
Semarang
telah
mengalokasikan
sejumlah
dana
untuk
pengembangan komoditas jamur tiram ini mulai tahun 2013, salah satunya melalui kegiatan penyuluhan. Namun kegiatan ini belum sampai kepada upaya optimalisasi peran poktan dalam rangka mendiseminasikan program produktivitas komoditas jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal serta pendampingan pembentukan poktan yang baru. Berdasarkan diskusi dan kesepakatan bersama dan dapat menyelesaikan permasalahan dengan poktan Agro Graha Mandiri dan Bhumi Rejo Makmur akan dipriorotaskan untuk beberapa kegiatan yang sangat penting yaitu : 1) Pengenalan budidaya terpadu dimulai dari pembuatan media tanam(baglog) yang terdiri dari serbuk gergajian kayu,bekatul, kapur, dan pupuk P dan ai.Kemudian proses produksiyang meliputi pengadukan media, pengepakan, pemadatan media ke dalam kantong plastik, pengukusan, sterilisasi dan inkubasi sampai dengan tumbuhnya jamur. 2) Peningkatan swadaya poktan dengan program pengembangan teknologi tepat guna yaitu dengan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menangani produksi dan pascapanen yang baik dengan menggunakan alat hasil inovasi atau hasil penelitian berupa mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik, meliputi pelatihan penggunaan mesin, bongkar pasang mesin dan produksi mesin mandiri. 3) Pengembangan pengolahan hasil pascapanen meliputi pengolahan jamur tiram, pelatihan pelabelan, pengemasan produk dan sistem pemasaran termasuk pemasaran online. 4) Kegiatan peningkatan sistem kelembagaan komoditas jamur tiram meliputi penyuluhan tata cara pembentukan dan optimalisasi peran poktan dalam rangka mendiseminasikan program produktivitas komoditas jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal serta pendampingan pembentukan poktan yang baru.
Melalui kegiatan program Ipteks ini akan diatasi permasalahan pada poktan Jamur Tiram Kota Semarang.Selanjutnya permasalahan dalam kegiatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa jauh pemahaman dan pengetahuan petani dalam mengetahui budidaya terpadu agar komoditas jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal?
5
2. Seberapa besar kemauan dan kesanggupan petani menerapkan teknologi tepat guna yaitu dengan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menangani produksi dan pascapanen yang baik dengan menggunakan alat hasil inovasi atau hasil penelitian berupa mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik? 3. Bagaimana minat petani dalam memproduksi jamur tiram menjadi produk unggulan lokal yang mempunyai nilai jual tinggi, produksi yang kontinyu serta penanganan pascapanen yang baik? 4. Seberapa besar peningkatan sistem kelembagaan komoditas jamur tiram dan optimalisasi peran poktan dalam rangka mendiseminasikan program produktivitas komoditas jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal serta pendampingan pembentukan poktan yang baru?
Gambar 1. Plang Nama dan Aktivitas di Kelompok Tani Jamur Tiram Agra Graha Mandiri
Gambar 2. Produk Kelompok Tani Jamur Tiram Agra Graha Mandiri
6
BAB 2 TARGET DAN LUARAN
Hasil yang utama pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan metode budidaya terpadu dengan memanfaatkan teknologi tepat guna berupa mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik, sehingga harapannya petani dapat menghasilkan komoditas jamur tiram yang menjadi komoditas unggulan lokal. Disamping itu terdapat beberapa hasil luaran yang akan ada pada pengabdian ini antara lain: 1) Pengenalan budidaya terpadu dimulai dari pembuatan media tanam(baglog) yang terdiri dari serbuk gergajian kayu,bekatul, kapur, dan pupuk P dan ai.Kemudian proses produksiyang meliputi pengadukan media, pengepakan, pemadatan media ke dalam kantong plastik, pengukusan, sterilisasi dan inkubasi sampai dengan tumbuhnya jamur. 2) Peningkatan swadaya poktan dengan program pengembangan teknologi tepat guna yaitu dengan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menangani produksi dan pascapanen yang baik dengan menggunakan alat hasil inovasi atau hasil penelitian berupa mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik, meliputi pelatihan penggunaan mesin, bongkar pasang mesin dan produksi mesin mandiri. 3) Pengembangan pengolahan hasil pascapanen meliputi pengolahan jamur tiram, pelatihan pelabelan, pengemasan produk dan sistem pemasaran termasuk pemasaran online. 4) Kegiatan peningkatan sistem kelembagaan komoditas jamur tiram meliputi penyuluhan tata cara pembentukan dan optimalisasi peran poktan dalam rangka mendiseminasikan program produktivitas komoditas jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal serta pendampingan pembentukan poktan yang baru.
7
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1 Prioritas Masalah Berdasarkan diskusi dan kesepakatan bersama dan dapat menyelesaikan permasalahan dengan poktan Agro Graha Mandiri dan Bhumi Rejo Makmur akan dipriorotaskan untuk beberapa kegiatan yang sangat penting yaitu : 1. Pengenalan tentang pengetahuan budidaya terpadu dimulai dari pembuatan media tanam(baglog) yang terdiri dari serbuk gergajian kayu, bekatul, kapur, dan pupuk P dan ai. Kemudian proses produksi yang meliputi pengadukan media, pengepakan, pemadatan media ke dalam kantong plastik, pengukusan, sterilisasi dan inkubasi sampai dengan tumbuhnya jamur. 2. Pengembangan teknologi tepat guna yaitu dengan menggunakan alat hasil inovasi atau hasil penelitian berupa mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik, meliputi pelatihan penggunaan mesin, bongkar pasang mesin dan produksi mesin mandiri. 3. Pengembangan pengolahan hasil pascapanen meliputi pengolahan jamur tiram, pelatihan pelabelan, pengemasan produk dan sistem pemasaran termasuk pemasaran online. 4. Kegiatan peningkatan sistem kelembagaan komoditas jamur tiram meliputi penyuluhan tata cara pembentukan dan optimalisasi peran poktan dalam rangka mendiseminasikan program produktivitas komoditas jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal serta pendampingan pembentukan poktan yang baru. 3.2 Solusi yang Ditawarkan Di bidang pertanian tidak hanya cara membudidayakan hasil tanam supaya banyak dan berlimpah, namun yang penting juga adalah panen yang diperoleh dapat terjual di pasaran dengan harga yang bagus dan habis terjual semua. Selain itu orientasi petani yang menggunakan pengetahuan, teknologi dan keterampilan yang masih terbatas dalam hal budidaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga harus diubah menjadi bagaimana produktivitas komoditas jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal, yang mempunyai nilai jual tinggi, produksi yang kontinyu serta penanganan pascapanen yang baik. Oleh sebab itu dalam kegiatan IbM ini akan diimplementasikan sejumlah kegiatan pengembangan produksi jamur tiram melalui pemanfaatan 8
teknologi yang berbasis pada pemberdayaan sumber daya lokal sehingga diharapkan jamur tiram akan menjadi produk unggulan lokal Kota Semarang. Strategi pelaksanaan program pengembangan produksi dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu : 1) Pengenalan budidaya terpadu dimulai dari pembuatan media tanam(baglog) yang terdiri dari serbuk gergajian kayu, bekatul, kapur, dan pupuk P dan ai.Kemudian proses produksi yang meliputi pengadukan media, pengepakan, pemadatan media ke dalam kantong plastik, pengukusan, sterilisasi dan inkubasi sampai dengan tumbuhnya jamur. 2) Peningkatan swadaya poktan dengan program pengembangan teknologi tepat guna yaitu dengan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menangani produksi dan pascapanen yang baik dengan menggunakan alat hasil inovasi atau hasil penelitian berupa mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik, meliputi pelatihan penggunaan mesin, bongkar pasang mesin dan produksi mesin mandiri. 3) Pengembangan pengolahan hasil pascapanen meliputi pengolahan jamur tiram, pelatihan pelabelan, pengemasan produk dan sistem pemasaran termasuk pemasaran online. 4) Kegiatan peningkatan sistem kelembagaan komoditas jamur tiram meliputi penyuluhan tata cara pembentukan dan optimalisasi peran poktan dalam rangka mendiseminasikan program produktivitas komoditas jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal serta pendampingan pembentukan poktan yang baru. 3.3 Metode Pendekatan yang ditawarkan Adapun metode pendekatan dan pola kegiatan penerapan Ipteks yang ditawarkan dalam usulan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
9
Identifikasi pemahaman dan pengetahuan petani dan Kelompok Tani (poktan) tentang budidaya terpadu
Identifikasi pemahaman dan pengetahuan petani dan Kelompok Tani (poktan) tentang komoditas unggulan lokal
FGD dengan kelompok tani tentang kemauan dan kesanggupan petani dalam budidaya terpadu dan upaya menjadikan jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal
Sosialisasi TTG mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik
Ujicoba penggunaan mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik
Pelatihan Perkitan dan Bongkar Pasang mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik
Pelatihan pengolahan produksi dengan budidaya terpadu dan kontinyu dengan sumber daya lokal
Pelatihan Pascapanen : diversivikasi produk, pelabelan, pengemasan dan pemasaran
: Diversivikasi Pelabelan, Penerapan produk, hasil pelatihan di Pengemasan dan Pemasaran Kelompok tani masing-masing
Evaluasi dan monitoring untuk mencari kendala yang mungkin timbul
Memperbaiki kendala yang ada serta menilai keberhasilan kegiatan ipteks
Bagan 1. Metode Pendekatan yang ditawarkan 10
3.4 Uraian Metode Pendekatan yang ditawarkan Metode pendekatan yang ditawarkan dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Identifikasi pemahaman dan pengetahuan petani dan Kelompok Tani (poktan) tentang budidaya terpadu Pada tahap ini adalah melakukan identifikasi pemahaman dan pengetahuan petani dan Kelompok Tani (poktan) tentang budidaya terpadu dimulai dari pembuatan media tanam(baglog) yang terdiri dari serbuk gergajian kayu, bekatul, kapur, dan pupuk P dan ai.Kemudian proses produksi yang meliputi pengadukan media, pengepakan, pemadatan media ke dalam kantong plastik, pengukusan, sterilisasi dan inkubasi sampai dengan tumbuhnya jamur serta pemasaran. 2. Identifikasi pemahaman dan pengetahuan petani dan Kelompok Tani (poktan) tentang komoditi unggulan lokal. Pada tahap ini dilakukan identifikasi seberapa jauh para petani dan poktan mengetahui tentang bagaimana komoditas menjadi komoditas unggulan lokal. 3. Melakukan FGD pada masing-masing kelompok tani baik itu kelompok tani “Agro Graha Mandiri” dan “Bhumi Rejo Makmur” untuk menumbuhkan dan menyadarkan petani dalam budidaya terpadu dan penerapan teknologi tepat guna yang akan mampu menjadikan jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal. FGD dilakukan di kelompok tani masing-masing. 4. Sosialisasi dan Pelatihan Pada tahap ini anggota kelompok tani diberikan sosialisasi berkenaan dengan peningkatan swadaya poktan dengan program pengembangan teknologi tepat guna yaitu dengan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menangani produksi dan pascapanen yang baik dengan menggunakan alat hasil inovasi atau hasil penelitian berupa mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik, meliputi pelatihan penggunaan mesin, bongkar pasang mesin dan produksi mesin mandiri serta pelatihan tentang produktivitas komoditas jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal, yang mempunyai nilai jual tinggi, produksi yang kontinyu dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Sosialilasi dilakukan di balai kelurahan Pedurungan dan Gajahmungkur dengan melibatkan masyarakat lain yang berminat dalam budidaya jamur tiram ini.
11
5. Pelatihan Pascapanen Dalam tahap ini dilakukan pelatihan pengolahan hasil pascapanen meliputi pengolahan jamur tiram, pelatihan pelabelan, pengemasan produk dan sistem pemasaran termasuk pemasaran online. Kegiatan pelatihan direncanakan dilakukan di Universitas Dian Nuswantara di Aula Gedung E. 6. Penerapan hasil pelatihan. Pada tahap ini diharapkan masing-masing kelompok tani bersedia membentuk timuntuk melakukan proses edukasi dan diseminasi. Masing-masing kelompok tani mendapatkan seperangkat mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik. Dilakukan pula ujicoba bongkar pasang, perakitan dan pembuatan mesin secara mandiri. 7. Evaluasi dan Monitoring Pada tahap akhir ini Tim pelaksana mengukur keberhasilan peran tim kelompok tani serta dianalisis hambatan untuk keberlanjutan kegiatan tersebut.
12
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Kegiatan penelitian sebagai bagian dari Tri Dharma Pendidikan Tinggi, dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Selain penelitian, LPPM Udinus juga mengelola kegiatan pengabdian pada masyarakat dan perencanaan sistem informasi. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, LPPM Udinus juga memiliki visi, misi, tujuan dan sasaran yang diselaraskan dengan visi, misi, tujuan dan sasaran Universitas Dian Nuswantoro. 4.1 Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Kegiatan PPM Satu Tahun Terakhir Dengan kekuatan 250 peneliti yang berasal dari dosen tetap dengan kualifikasi pendidikan rata-rata lulusan S2 sebanyak 224 orang, lulusan pendidikan S-3 (Doktor) sejumlah 26 orang akan mampu bersaing dalam bidang penelitian dan juga pengabdian kepada masyarakat baik internal maupun ekternal. Sampai saat ini LPPM Udinus sudah banyak mendapatkan dana penelitian dari DIKTI, MENRISTEK, dan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Tabel 1. dan Tabel 2. adalah daftar Nama-nama dan judul pengabdian kepada masyarakat yang telah diterimakan oleh dosen-dosen Udinus pada tahun 2013-2014. Penerima dana hibah pengabdian kepada masyarakat dari DIKTI seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Penerima dana hibah pengabdian kepada masyarakat dari INTERNAL UDINUS seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Melihat begitu banyak dosen-dosen telah menerima dana hibah dari DIKTI maupun dari INTERNAL UDINUS, maka dapat saya simpulkan bahwa Perguruan Tinggi Udinus Layak mendapatkan dana hibah Pengabdian kepada masyarakat pada skema Ipteks bagi Masyarakat. Tabel 1. Daftar Penerima Pengabdian IbM tahun 2013-2014 (DIKTI) No. Nama NIDN Judul 1 MG. Catur 0611077705 Ipteks Kelompok Tani Melon di Desa Curut Yuantari,SKM,M.Kes Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah 2 Candra Irawan 0628057201 Ibm Pembelajaran Multimedia Digital Animator 3d Pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
13
Tabel 2. Daftar Penerima Pengabdian IbM tahun 2013-2014 (Internal) No Nama Peneliti Anggota Judul Penelitian 1 Dewi Agustini S, Desi Purwanti K, M.Kom IbM Siswa SMK Kota Semarang Dalam M.Kom (0686.11.2009.360) Pembuatan Blog Untuk Mendukung (0686.11.1998.160) Budi Wijajanto, M.Kom Pembelajaran (0686.11.1997.108) 2 Muhammad Rifqi, Dra. Sri Mulatsih, M.Pd IbM Pelatihan Pembelajaran Bahasa SS,M.Pd Inggris Berbasis Teknologi Informasi (0686.11.2000.244) dan Komunikasi (TIK) Bagi Guru-guru Taman Kanak-Kanak Tunas Mekar Kelurahan Sambiroto Semarang 3 De Rosal Ign. Moses Tyas Catur Pramudi, IbM Pelatihan Multimedia Bagi Setyadi, M.Kom S.Si, M.Kom MUDIKA Gereja Mater Dei Semarang (0686.11.2011.404) (0686.11.1994.046) Karis W,S.Si,MKom (0686,11,1998,159) 4 Juli Ratnawati, SE, Retno Indah H,SE, M.Si IbM Pelatihan Penyusunan Laporan Msi (0686.11.1995.075) Keuangan Bagi UKM Center di Kab. (0686.11.2000.193) Ira Septriana, SE, M.Si Semarang (0686.11.2003.307) 5 Eti Rimawati, Kismi Mubarokah, IbM Kelompok Dasa wisma SKM,M.Kes SKM,M.Kes (NIDN: (0686.11.2000.200) 0614048401) 6 Budi Khafiizh Hastuti,M.Kom IbM Warga Kelurahan Kembangarum Handoko,M.Kom (0686.11.2000.252) Semarang (0686.11.1999.186) Nova Rijati, SSi, M.Kom (0686.11.1996.093) 7 Dian Prawita Ririh Dian Pratiwi, IbM Pelatihan Analisis Fundamental Sari,SE,MM SE,M.Si Dan Teknikal Dengan Penggunaan (0686.11.2011.401) (0686.11.2008.353) Software Trading Saham 8
Ratih Setyaningrum, MT (0686.11.2007.335 )
Dr.Ir. Dwi Eko Waluyo (0686.11.1992.11 )
IbM Depot Air Minum Isi Ulang "Biru"
9
Dra. Yuniarsi Rahayu, M.Kom (0686.11.1992.027)
IbM Pelatihan Komputasi Dengan Alat Bantu Matlab bagi UKM BAI Universitas Dian Nuswantoro
10
Agus Triyono, M.Si (0686.11.2011.400) Retno Astuti S, SS,MM (0686.11.1998.149)
Wellia Shinta, M.Kom (0686.11.1998.169) Dwi Nurul I, M.MT (0686.11.2004.322) Suhariyanto, M.Kom (0686.11.2000.209) Jaka Prasetya, S.Kep, Ns (0686.11.2005.328)
11
14
IbM Pelatihan Jurnalistik bagi pelajar SMA 1 Pabelan, Kab. Semarang IbM Puskesmas Binaan Mijen Kota Semarang Dalam Pelayanan Rekam Medis
12
Guruh Taufan H,SE,M.Kom (0686.11.2000.230)
13
Imam Nuryanto,SE,MM Ida Farida, SE,MM
14
Wellia Shinta Sari,M.Kom Lisa Mardiana,M.I.Kom Suharyanto,M.Kom Erlin Dolphina, SH,MM Florentina Esti Nilawati, SH,MM Amiq Fahmi, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom
0622077101 0625048201 0601016901
Arif Kurniadi,M.Kom Retno Astuti Setijaningsih, MM Ika Novita Dewi,MCS Wellia Shinta Sari, M.Kom Dra.Yuniarsi Rahayu,M.Kom
0622087601 0626107802
Muh Ariffudin Islam, M.Sn Daniar Wikan S,M.Sn Juli Ratnawati, SE,M.Si Edi Faisal,M.Kom Zaenal Arifin,M.Si Nila Tristiarini,SE,M.Si Ririh Dian P.,SE,M.Si Enny Susilowati,Se,M.Si Eko Hartini,ST,M.Kes Kismi Mubarokah,Mkes
0686.11.2007.350
Fotografi Bagi MCCClub Semarang
0686.11.2000.193 0686.11.1994.057 0686.11.1993.041
IbM Anak-anak Asuh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Baitul Muttaqien Udinus
0686.11.2007.333 0686.11.2008.353 0686.11.2011.401
IbM Pelatihan Analisis Investasi Dalam Pasar Modal Dengan Penggunaan Software Bagi UB Pra-Koperasi Galang Arta Sejahtera (GASA) Semarang
0686.11.2000.218 0686.11.2011.402
Ibm Model Belajar "REHAT" (Reproductive Health Flipchart For Teenager) Dalam Peran Peer Educator Rumah sahabat Untuk Meningkatkan pengetahuan Kesehatan reproduksi remaja
15
16
17
18
19
20
21
22
Agung Sedayu, MM (0686.11.2009.370) Enny Susilowati M, SE, M.Si (0686.11.2011.401) 0686.11.2013.513 0686.11.1997.137
0620116602 0616106701 0628026601 0623038501
0686.11.1998.169 0686.11.1992.027 0686.11.2012.438
15
IbM Pelatihan Mind Mapping Untuk Penggalian Ide Usaha Pada Calon Wirausahawan di Semarang Optimalisasi Penugasan karyawan Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dengan Menggunakan Program Perangkat Lunak Manajemen Kuantitatif "POM" Inovasi Radio Kampus (Rancang Bangun Radio Udinus Dengan Inovasi Teknologi @Radio Streaming) Kajian Potensi dan optimalisasi Pengelolaan Kebun Binatang Mangkang Sebagai Aset Daerah Kota Semarang Pemodelan Aplikasi Manajemen Aset Wakaf (E-Wakaf) Berbantuan Sistem Informasi Geografis Rancang Bangun Standar Model Sistem Rekam Medis Elektronik Terintegrasi Berbasis Opensource Pelatihan Pemanfaatan Media Online Sebagai Sarana Pemasaran Online untuk Membangun dan Memupuk Jiwa Kewirausahaan bagi UKM BAI Universitas Dian Nuswantoro
23
24
Retno Astuti S,SS,MM Arif Kurniadi,M.Kom Dwi Nurul Izzhati,ST,M.MT Dra. Yuniarsi Rahayu,M.Kom Retno Indah Hernawati,SE,M.Si
0686.11.1999.173 0686.11.1998.149 0686.11.2004.322 0686.11.1992.027 0686.11.1995.075
IbM Puskesmas Binaan Karang Malang Dalam rancangan Formulir Kartu Rawat Jalan IbM Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Plastik Bernilai Ekonomis
4.2 Pelaksana Kegiatan dan Jenis Kepakaran Kegiatan pengabdian ini melibatkan tiga orang staf pengajar dan bermitra dengan dua kelompok tani “Agro Graha Mandiri” dan “Bhumi Rejo Makmur”dibantu oleh penyuluh dari Dinas Pertanian Pemerintah Kota Semarang. Keanggotaan staf pengajar dipilih berdasarkan bidang keahlian dan jenis kepakaran yang dimiliki sehingga dapat menunjang kegiatan Pengabdian Masyarakat. Para pelaksana kegiatan ini adalah: 1. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap
:
Rindra Yusianto, S.Kom, MT
b. Pangkat/Golongan/NPP
:
Penata Tk I /IIId/0686.11.1999.183
c. Jabatan
:
Lektor
d. Fakultas/Jurusan
:
Teknik/Teknik Industri
e. Keahlian
:
Teknologi Industri Pertanian Terapan
a. Nama Lengkap
:
Ir. Wisnu Adi Prasetyanto, M.Eng
b. Pangkat/Golongan/NPP
:
Penata /IIIb/0686.11.
c. Jabatan
:
Asisten Ahli
d. Fakultas/Jurusan
:
Teknik/Teknik Elektro
e. Keahlian
:
Elektro Instrumentasi
a. Nama Lengkap
:
Valentina Widya S,SS., M.Hum
b. Pangkat/Golongan/NPP
:
Penata Muda Tk I/IIIb/0686.11.2010.368
c. Jabatan
:
Asisten Ahli
d. Fakultas/Jurusan
:
Ilmu Budaya/Sastra
e. Keahlian
:
Komunikasi
2. Anggota Pelaksana I
3. Anggota Pelaksana II
16
Dari tim yang berbeda keahlian yaitu Teknik Industri Pertanian Terapan, Teknik Elektro serta Komunikasi dapat bekerjasama dengan baik dan saling melengkapi dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Kecamatan Pedurungan dan Gajahmungkur Kota Semarang.
17
BAB 5 HASIL YANG DICAPAI
Hasil yang dicapai sampai dengan laporan kemajuan kegiatan IbM ini dapat diuraikan sebagai berikut : 5.1 Rancangan Mesin Mesin
pemadat
media tanam
jamur tiram
mekanik
berlengan
yang akan
diimplementasikan dalam kegiatan IbM ini dirancang dan dibangun terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan ke tempat pengabdian. Alat dibuat berdasarkan gambar sebagai berikut : B D
E F G
A C
H
Gambar 5.1 Rancangan Mesin Sebagaimana telah dikemukan bahwa budidaya jamur tiram dilakukan dengan menggunakan media tumbuh (baglog) dari jamur tiram terdiri dari serbuk gergajian kayu,bekatul, kapur, dan pupuk P dan ai. Dalam proses produksinya, jamur tiram mengalami beberapa proses yaitu pengadukan media hingga media tercampur merata, pengepakan dan pemadatan media ke dalam kantong plastik, pengukusan serta proses sterilisasi dan inkubasi sampai dengan tumbuhnya jamur.
18
Adapun gambaran ipteks yang nantinya akan ditransfer kepada kedua mitra yaitu mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik berlengan menggunakan 2 buah van belt untuk penerus putaran transmisi daya antara dua poros yang berputar yang digerakkan dengan dinamo listrik. Untuk mendapatkan penekanan yang cukup dan transmisi yang baik, maka digunakan pully yang berbeda ukuran denganperhitungan yang pas sehingga didapat jarak waktu penekanan yang baik. Agar penekanan lebih kuat maka untuk pully yang berhubungandengan penekanan diberikan pully yang lebih besar. Pully tersebut akan merubah putaran menjadi tekanan dan menggerakkan lengan engkol yang pada pangkalnya dipasang bearing. Pemasangan bearing ini dimaksudkan untuk menambah kekuatan gaya tekan pada saat proses pemadatan serbuk kayu. Bidang tumbuk (filler) berada diujung lengan engkol yang bergerak secara mekanik. Bidang tumbuk sejajar dengan rumah baglogdari plastik polipropilen (PP) dengan ukuran sesuai dengankebutuhan. Agar konstruksi kokoh dan gampang dipindahkan maka digunakanbesi siku sebagai bahan material penopang mesin dengan rangka besi dengan ketinggian 101,89 cm. Pada Gambar 5.1 memperlihatkan suatu pully berbeda ukuran pada mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik tampak samping sesuai dengan penemuan ini. Sumbu putar dinamo
listrik (C) berfungsi menggerakkan van belt (A) yang akan meneruskan putaran melalui pully (D) seperti penemuan yang diusulkan. Agar penekanan lebih kuat dan optimal maka pully yang tersambung ke sumbu putar dinamo listrik (C) diberikan pully yang ukurannya lebih besar (D). Perputaran pully (D) akan diteruskan oleh van belt (B) yang akan menggerakan pully yang lebih kecil (E). Pully (E) tersebut akan merubah putaran menjadi tekanan dan menggerakkan lengan bearing (F). Pemasangan bearing (G)ini dimaksudkan untuk menambah kekuatan gaya tekan pada saat proses pemadatan serbuk kayu. Bidang tumbuk atau filler (H)dipasang dibagian ujung lengan bearing yang bergerak secara mekanik sesuai dengan gerakan lengan bearing (F). Mesin ini tidak menggunakan penekanan manual oleh tenaga manusia namun dilakukan oleh bidang tumbuk (H) yang digerakkan secara mekanik oleh lengan bearing (F) yang dihubungkan dinamo listrik oleh 2 buah van belt (A) dengan memnngunakan pully yang ukurannya lebih besar (D) dan diteruskan oleh van belt (B) dengan pully yang ukuran lebih kecil (E).Keduanya dipasang di bagian atas konstruksi besi siku sebagai bahan material penopang.
19
5.2 Hasil Rancang Bangun Mesin Kegiatan industri yang dilibatkan dalam rancang bangun mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik berlengan ini adalah bengkel las besi siku, bengkel bubut, bengkel dinamo,industri yang memproduksi pully dan van belt, bengkel cat dan industri perakitan yang semuanya melibatkan masyarakat. Bengkel-bengkel yang dikelola masyarakat tersebut, nantinya akan di integrasikan menjadi sebuah industri yang terpadu, dimana suku cadang mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik berlengan ini dibuat oleh bengkel terintegrasi yang dikelola masyarakat. Mesin ini akan dipasarkan dengan nama lokal Indonesia yang di dalamnya mencakup spesifikasi teknis dan standard operasional prosedur (SOP) penggunaan. Setelah diuji kelayakannya, dengan uji mutu melalui standard SNI maka produk ini memungkinkan dikomersialisasikan secara luas, dengan pangsa pasar yang jelas yaitu petani dan industri jamur tiram. Hasil rancang bangun mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik berlengan dapat dilihat pada Gambar 5.2 berikut ini :
Gambar 5.2 Hasil Rancang Bangun Mesin 20
5.3 Metode Pendekatan yang sudah dilakukan Metode pendekatan yang ditawarkan dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Identifikasi pemahaman dan pengetahuan petani dan Kelompok Tani (poktan) tentang budidaya terpadu. 2. Identifikasi pemahaman dan pengetahuan petani dan Kelompok Tani (poktan) tentang komoditi unggulan lokal. 3. Melakukan FGD pada masing-masing kelompok tani. 4. Sosialisasi dan Pelatihan. 5. Pelatihan Pascapanen 6. Penerapan hasil pelatihan. 7. Evaluasi dan Monitoring
Sedangkan sampai dengan laporan kemajuan ini kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah : 1. Identifikasi pemahaman dan pengetahuan petani dan Kelompok Tani (poktan) tentang budidaya terpadu Pada tahap ini adalah melakukan identifikasi pemahaman dan pengetahuan petani dan Kelompok Tani (poktan) tentang budidaya terpadu dimulai dari pembuatan media tanam(baglog) yang terdiri dari serbuk gergajian kayu, bekatul, kapur, dan pupuk P dan ai.Kemudian proses produksi yang meliputi pengadukan media, pengepakan, pemadatan media ke dalam kantong plastik, pengukusan, sterilisasi dan inkubasi sampai dengan tumbuhnya jamur serta pemasaran. 2. Identifikasi pemahaman dan pengetahuan petani dan Kelompok Tani (poktan) tentang komoditi unggulan lokal. Pada tahap ini dilakukan identifikasi seberapa jauh para petani dan poktan mengetahui tentang bagaimana komoditas menjadi komoditas unggulan lokal. 3. Melakukan FGD pada masing-masing kelompok tani baik itu kelompok tani “Agro Graha Mandiri” dan “Bhumi Rejo Makmur” untuk menumbuhkan dan menyadarkan petani dalam budidaya terpadu dan penerapan teknologi tepat guna yang akan mampu menjadikan jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal. FGD dilakukan di kelompok tani masing-masing. 21
5.4 Dokumentasi Kegiatan
22
23
24
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Pengenalan tentang pengetahuan budidaya terpadu dimulai dari pembuatan media tanam(baglog) yang terdiri dari serbuk gergajian kayu, bekatul, kapur, dan pupuk P dan ai. Kemudian proses produksi yang meliputi pengadukan media, pengepakan, pemadatan media ke dalam kantong plastik, pengukusan, sterilisasi dan inkubasi sampai dengan tumbuhnya jamur sangat diperlukan bagi anggota kelompok tani. Selain itu pengembangan teknologi tepat guna yaitu dengan menggunakan alat hasil inovasi atau hasil penelitian berupa mesin pemadat media tanam jamur tiram mekanik, meliputi pelatihan penggunaan mesin dan bongkar pasang mesin juga diperlukan oleh anggota kelompok tani sebagi upaya untuk emprio produksi mesin mandiri.
6.2 Saran Peran pemerintah sudah sangat baik, untuk tahap selanjutnya sangat dibutuhkan peran serta pemerintah dalam pengembangan pengolahan hasil pascapanen meliputi pengolahan jamur tiram, pelatihan pelabelan, pengemasan produk dan sistem pemasaran termasuk pemasaran online. Selain itu masih perlu kegiatan peningkatan sistem kelembagaan komoditas jamur tiram meliputi penyuluhan tata cara pembentukan dan optimalisasi peran poktan dalam rangka mendiseminasikan program produktivitas komoditas jamur tiram menjadi komoditas unggulan lokal serta pendampingan pembentukan poktan yang baru.
25
DAFTAR PUSTAKA Meitasari dan Mursidah. 2011. Penanganan Pascapanen Produksi Pertanian. Yusianto, R. dan Pindandita, S. 2012. Alat Pengendali Hama Wereng Coklat dengan BalingBaling Mekanik dan Corong Penyedot. No. Permohonan Paten : P00201201022 tanggal 26 November 2012. Yusianto, R. dan Yulianto, C. 2013.Rancang Bangun Alat Perontok Jagung dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Optimalisasi Hasil Perontokan. Yusianto, R. Mesin Pemadat Media Tanam Jamur Tiram Mekanik Berlengan. No. Permohonan Paten : S00201300282 tanggal 19 November 2013.
26
LAMPIRAN 1 : BUKTI PENDAFTARAN PATEN
27
28
LAMPIRAN 2 : PRODUK PENGABDIAN
29